BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

47
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016 BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI § Pada bab ini akan menjelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Blitar saat ini, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang akan memberikan arahan tentang pembangunan sanitasi Kabupaten Blitar lima tahun kedepan, Kebijakan umum sanitasi kabupaten saat ini dan arah ke depan serta tujuan dan sasaran pembangunan sektor sanitasi. 2.1 Gambaran Umum Sanitasi Kabupaten 2.1.1 Kondisi Geografis dan Aspek Tata Ruang A. Kondisi Geografis Secara geografis, Kabupaten Blitar terletak diantara 111 o 40’ – 112 o 10’ Bujur Timur dan 7 o 58’ - 8 o 9’ 51” Lintang Selatan. Kabupaten Blitar tercatat sebagai salah satu kawasan yang strategis dan mempunyai perkembangan yang cukup dinamis. Kabupaten Blitar berbatasan dengan tiga kabupaten lain. Berikut ini adalah batas-batas wilayah Kabupaten Blitar : Sebelah timur : Kabupaten Malang Sebelah barat : Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri Sebelah utara : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang Sebelah selatan : Samudera Indonesia Kabupaten Blitar memiliki luas wilayah sebesar 1.588, 79 km 2 dan terdapat Sungai Brantas yang membelah wilayah Kabupaten Blitar menjadi dua, yaitu Kawasan Blitar Selatan

description

teknik

Transcript of BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

Page 1: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

BAB IIARAH PENGEMBANGAN SEKTOR

§

Pada bab ini akan menjelaskan secara singkat tentang gambaran umum

situasi sanitasi Kabupaten Blitar saat ini, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang

akan memberikan arahan tentang pembangunan sanitasi Kabupaten Blitar lima

tahun kedepan, Kebijakan umum sanitasi kabupaten saat ini dan arah ke depan

serta tujuan dan sasaran pembangunan sektor sanitasi.

2.1 Gambaran Umum Sanitasi Kabupaten

2.1.1 Kondisi Geografis dan Aspek Tata Ruang

A. Kondisi Geografis

Secara geografis, Kabupaten Blitar terletak diantara 111o 40’ – 112o 10’

Bujur Timur dan 7o 58’ - 8o 9’ 51” Lintang Selatan. Kabupaten Blitar tercatat sebagai

salah satu kawasan yang strategis dan mempunyai perkembangan yang cukup

dinamis. Kabupaten Blitar berbatasan dengan tiga kabupaten lain. Berikut ini adalah

batas-batas wilayah Kabupaten Blitar :

Sebelah timur : Kabupaten Malang

Sebelah barat : Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri

Sebelah utara : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang

Sebelah selatan : Samudera Indonesia

Kabupaten Blitar memiliki luas wilayah sebesar 1.588, 79 km2 dan terdapat

Sungai Brantas yang membelah wilayah Kabupaten Blitar menjadi dua, yaitu

Kawasan Blitar Selatan yang mempunyai luas 689,85 km² dan Kawasan Blitar Utara

yang mempunyai luas wilayah 898,94 km2.

Secara administratif Kabupaten Blitar terdiri dari 22 kecamatan yang dibagi

lagi menjadi 220 desa, 28 kelurahan, 759 dusun/Rukun Warga (RW), dan 6.978

Rukun Tetangga (RT). Berikut ini merupakan nama-nama kecamatan di Kabupaten

Blitar, antara lain:

Page 2: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

1. Bakung

2. Wonotirto

3. Panggungrejo

4. Wates

5. Binangun

6. Sutojayan

7. Kademangan

8. Kanigoro

9. Talus

10. Selopuro

11. Kesamben

12. Selorejo

13. Doko

14. Wlingi

15. Gandusari

16. Garum

17. Nglegok

18. Sanankulon

19. Ponggok

20. Srengat

21. Wonodadi

22. Udanawu

B. Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Blitar Tahun 2011 - 2031

Struktur ruang wilayah diwujudkan berdasarkan arahan pengembangan

sistem perdesaan, sistem perkotaan, serta arahan sistem jaringan prasarana

wilayah.

B.1 Penetapan Kawasan Perkotaan Dan Kawasan Perdesaan

Pembagian kecamatan-kecamatan di seluruh Kabupaten Blitar sesuai

dengan kondisi dan karakteristik kegiatan dibedakan menjadi kawasan perkotaan

dan kawasan perdesaan. Identifikasi kawasan perkotaan dan perdesaan tersebut

dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan jenis kegiatan yang akan

ditentukan sehingga sesuai dengan peruntukkan tanah dan ruangnya. Kriteria

penetapan batas kota di wilayah Kabupaten Blitar ditetapkan atas dasar status

kawasan sebagai kawasan perkotaan ibu kota kecamatan. Pada wilayah Kabupaten

Blitar terdapat 1 kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai ibukota Kabupaten

Blitar dan 21 kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai ibukota kecamatan.

Kawasan perkotaan dan perdesaan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :

Tabel 2. 1 Penetapan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan Di Wilayah Kabupaten Blitar

No KecamatanPerkotaan/Perdesaan

Desa/Kelurahan

1 Bakung Perkotaan Desa BakungDesa Ngrejo

Perdesaan Desa PlandirejoDesa TumpakoyotDesa BululawangDesa SidomulyoDesa TumpakkepuhDesa LorejoDesa KedungbantengDesa SumberdadiDesa Pulere

II-2 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 3: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

No KecamatanPerkotaan/Perdesaan

Desa/Kelurahan

2 Wonotirto Perkotaan Desa SumberotoDesa Wonotirto

Perdesaan Desa TambakrejoDesa KaligenjrengDesa PasiramanDesa Gunung GedeDesa NgadipuroDesa Ngeni

3 Panggungrejo Perkotaan Desa PanggungrejoPerdesaan Desa Serang

Desa SumbersihDesa Kali GambirDesa Bale RejoDesa Sumber AgungDesa KalitengahDesa MargomulyoDesa BumiayuDesa Panggung Asri

4 Wates Perkotaan Desa WatesPerdesaan Desa Ringinrejo

Desa SukorejoDesa TugurejoDesa TulungrejoDesa PurworejoDesa SumberarumDesa Mojorejo

5 Binangun Perkotaan Desa SumberkembarDesa Binangun

Perdesaan Desa SalamrejoDesa BirowoDesa SukorameDesa NgadriDesa SambigedeDesa RejosoDesa UmbuldamarDesa TawangrejoDesa NgembulDesa Kedungwungu

6 Sutojayan Perkotaan Kelurahan SutojayanKelurahan KedungbunderKelurahan SukorejoKelurahan KalipangKelurahan KembangarumKelurahan JingglongKelurahan Jegu

Perdesaan Desa PandanarumDesa BacemDesa SumberejoDesa Kaulon

7 Kademangan Perkotaan Kelurahan KademanganDesa Sumberjati

Perdesaan Desa PanggungduwetDesa PakisajiDesa MaronDesa KebonsariDesa BendisariDesa SuruhwadangDesa SumberejoDesa Dawuhan

II-3 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 4: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

No KecamatanPerkotaan/Perdesaan

Desa/Kelurahan

Desa PlumpungrejoDesa JimbeDesa RejowinangunDesa PlosorejoDesa Darungan

8 Kanigoro Perkotaan Kelurahan KanigoroKelurahan Kembangarum

Perdesaan Desa MinggirsariDesa GododesoDesa KarangsonoDesa TlogoDesa GaprangDesa JatinomDesa KuninganDesa PapunganDesa BangleDesa Sawentar

9 Talun Perkotaan Kelurahan TalunKelurahan KamulanKelurahan BajangKelurahan Kaweron

Perdesaan Desa TumpangDesa JabungDesa JeblogDesa BendosewuDesa DurenDesa SragiDesa WonorejoDesa PasirharjoDesa KendalrejoDesa Jajar

10 Selopuro Perkotaan Desa SelopuroPerdesaan Desa Mrojo

Desa MandesanDesa PlosoDesa JatitengahDesa JambewangiDesa TegalrejoDesa Popoh

11 Kesamben Perkotaan Desa KesambenDesa Pagerwojo

Perdesaan Desa SiramanDesa JagoDesa PagergunungDesa SukoanyarDesa TapakrejoDesa TepasDesa KemirigedeDesa Bumirejo

12 Selorejo Perkotaan Desa SelorejoPerdesaan Desa Poh Gajih

Desa NgrecoDesa BoroDesa OlakalenDesa SumberagungDesa BanjarsariDesa NgrendengDesa SidomulyoDesa Ampelgading

II-4 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 5: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

No KecamatanPerkotaan/Perdesaan

Desa/Kelurahan

13 Doko Perkotaan Desa DokoDesa Genengan

Perdesaan Desa SlorokDesa JambepawonDesa SidorejoDesa SuruDesa PlumbanganDesa SumberuripDesa ResapomboDesa Kalimanis

14 Wlingi Perkotaan Kelurahan KlemunanKelurahan WlingiKelurahan TangkilKelurahan BeruKelurahan Babadan

Perdesaan Desa TembalangDesa NgadirenggoDesa TegalsariDesa Balerejo

15 Gandusari Perkotaan Desa GandusariDesa SukosewuDesa Tambakan

Perdesaan Desa SumberagungDesa GondangDesa KotesDesa ButunDesa GadunganDesa NgaringanDesa SosoDesa SlumbungDesa SemenDesa TulungrejoDesa Krisik

16 Garum Perkotaan Desa PojokKelurahan SumberdirenKelurahan GarumKelurahan BenceKelurahan Tawangsari

Perdesaan Desa TinggalDesa SlorokDesa SidodadiDesa Karangrejo

17 Nglegok Perkotaan Kelurahan NglegokPerdesaan Desa Bangsri

Desa JiwutDesa KrencengDesa KemlokoDesa DayuDesa NgoranDesa ModanganDesa PenataranDesa KedawungDesa Sumbersari

18 Sanankulon Perkotaan Desa SanankulonDesa Kalipucung

Perdesaan Desa PlosoarangDesa TuliskriyoDesa Bendowulung

II-5 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 6: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

No KecamatanPerkotaan/Perdesaan

Desa/Kelurahan

Desa PurworejoDesa BendosariDesa SumberDesa SumberejoDesa JedingDesa GledugDesa Sumberingin

19 Ponggok Perkotaan Desa PonggokDesa Pojok

Perdesaan Desa LangonDesa DadaplanguDesa KebondurenDesa BendoDesa MaliratiDesa RinginanyarDesa BacemDesa CandirejoDesa SidorejoDesa Karangbendo

20 Srengat Perkotaan Kelurahan KaumanKelurahan SrengatKelurahan DandongKelurahan TogoganDesa BagelenanKelurahan Kendalrejo

Perdesaan Desa PurwokertoDesa SelokajangDesa NgaglikDesa MaronDesa PakisrejoDesa KaranggayamDesa KerjenDesa WonorejoDesa KandanganDesa Dermojayan

21 Wonodadi Perkotaan Desa WonodadiDesa TawangrejoDesa Pikatan

Perdesaan Desa GandekanDesa KunirDesa KolomayanDesa KalibotoDesa RejosariDesa KebonagungDesa SalamDesa Jaten

22 Udanawu Perkotaan Desa BakungDesa MangunanDesa SukorejoDesa Slemanan

Perdesaan Desa RinginanomDesa SumbersariDesa KaranggondangDesa TunjungDesa JatiDesa TemenggunganDesa BesukiDesa Bendorejo

Sumber : RTRW Kabupaten Blitar Tahun 20111-2031

II-6 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 7: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

2 4 Desa Kaw. Perkotaan/Ibukota Kecamatan

1 3 5 Dusun Pusat SSWPIbukota Kabupaten Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

B.2 Sistem Perdesaan

Sistem perdesaan dilakukan dengan membentuk pusat pelayanan desa

secara berhierarki. Pengembangan kawasan perdesaan yang disusun berdasarkan

pelayanan perdesaan secara berhierarki tersebut, meliputi :

a. Pusat pelayanan antar desa/kelurahan

b. Pusat pelayanan setiap desa/kelurahan

c. Pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman

Pusat-pusat pelayanan tersebut secara berhierarki memiliki hubungan

dengan :

a. Pusat pelayanan wilayah kecamatan sebagai kawasan perkotaan terdekat.

b. Perkotaan sebagai pusat pelayanan SSWP

c. Ibukota Kabupaten Blitar

Secara diagramatis, sistem perdesaan tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 2. 1 Diagram Sistem Perdesaan

Didalam pengembangan kawasan perdesaan juga turut dikembangkan pula

kawasan permukiman perdesaan yang berfungsi untuk mendorong pertumbuhan

perekonomian perdesaan sebagai bagian dari sistem perekonomian wilayah,

dengan diikuti pula pengembangan dan peningkatan penyediaan sarana dan

prasarana penunjang kawasan permukiman, seperti jaringan jalan, transportasi,

listrik, air bersih, telekomunikasi dan sarana pendukung lainnya.

II-7 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 8: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

Sedangkan untuk pengembangan sektor perekonomian, pada umumnya

kawasan perdesaan bertumpu pada sektor pertanian dengan memperhatikan

karakteristik sosial budaya masyarakatnya.

B.3 Sistem Perkotaan

Pengembangan sistem perkotaan terdiri dari: orde perkotaan, rencana

hierarki perkotaan, rencana sistem dan fungsi perwilayahan serta pengembangan

fasilitas kawasan perkotaan. Sistem perkotaan di Kabupaten Blitar meliputi:

a. Penetapan pusat - pusat perkotaan dan wilayah pelayanan;

b. Rencana fungsi pusat pelayanan; dan

c. Pengembangan fasilitas kawasan perkotaan.

Penetapan pusat - pusat perkotaan dan wilayah pelayanan meliputi:

a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

b. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp);

c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK); dan

d. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).

PKL adalah Perkotaan Kanigoro yang terdiri dari Kecamatan Kanigoro

dengan wilayah pelayanan seluruh kecamatan di Kabupaten Blitar, berfungsi

sebagai Pusat perkantoran (Ibukota Kabupaten Blitar), Pusat perdagangan dan

jasa, Pusat pelayanan Pendidikan, Pusat pelayanan Kesehatan, Sentra produksi

Holtikultura, Peternakan, dan Sport Center.

PKLp adalah Pusat Kegiatan Lokal Promosi terdiri dari:

a. Perkotaan Wlingi yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dengan pelayanan

skala lokal, pusat perdagangan dan jasa, pusat pelayanan kesehatan, pusat

pelayanan pendidikan, pusat pengembangan transportasi.

b. Perkotaan Srengat yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala

lokal, pendidikan, kesehatan, dan wisata

PPK adalah Pusat Pelayanan Kawasan yang terletak di Perkotaan Nglegok;

Perkotaan Kademangan, Perkotaan Talun; Perkotaan Selopuro; Perkotaan

Kesamben; Perkotaan Sutojayan; Perkotaan Selorejo; Perkotaan Doko; Perkotaan

Gandusari; Perkotaan Garum; dan Perkotaan Sanankulon yang berfungsi sebagai

pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan,

pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat pendidikan, dan pusat

peribadatan;

PPL adalah Pusat Pelayanan Lingkungan terdiri dari Perdesaan Plandirejo,

Kecamatan Bakung, Perdesaan Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Perdesaan

II-8 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 9: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

Serang, Kecamatan Panggungrejo, Perdesaan Rringinrejo, Kecamatan Wates,

Perdesaan Salamrejo, Kecamatan Binangun, Perdesaan Langon, Kecamatan

Ponggok, Perdesaan Gandekan, Kecamatan Wonodadi, Perdesaan Ringinanom,

Kecamatan Udanawu yang berfungsi sebagai pusat pendidikan, pusat kesehatan,

pusat peribadatan, pasar lokal, industri kecil dan kerajinan tangan skala beberapa

desa.

B.4 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah

Ketersediaan sarana dan prasarana wilayah merupakan faktor yang dapat

menunjang pembangunan dan salah satu elemen penarik investasi di suatu wilayah.

Semakin lengkap sarana dan prasarana yang ada di suatu wilayah serta ditunjang

oleh adanya potensi sumberdaya alam memungkinkan kesempatan untuk

berinvestasi lebih luas. Kondisi tersebut berlaku bagi wilayah yang kurang

berkembang maupun yang terbelakang. Berdasarkan aspek ini, maka rencana

pengembangan sarana dan prasarana wilayah di Kabupaten Blitar meliputi :

a. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi meliputi:

transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara.

b. Rencana prasarana telematika.

c. Rencana sistem prasarana pengairan, yang meliputi sistem jaringan pengairan,

fungsi dan pelayanan prasarana pengairan dan pengembangan waduk, dam

dan embung serta pompanisasi terkait dengan pengelolaan sumberdaya air.

d. Rencana sistem jaringan prasarana energi.

e. Rencana sistem jaringan prasarana lingkungan.

C. Kebijakan Pola Ruang Kabupaten Blitar

C.1 Rencana Pelestarian Kawasan Lindung

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan

sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna pembangunan

berkelanjutan. Fungsi kawasan lindung adalah untuk melindungi kelestarian

lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan nilai

sejarah serta budaya bangsa untuk kepentingan pembangunan yang berkelanjutan.

Kawasan lindung di Kabupaten Blitar pada dasarnya merupakan kawasan yang

ditetapkan sebagai kawasan dengan fungsi agar wilayah yang seharusnya

dilindungi dan memiliki fungsi perlindungan dapat dipertahankan.

Adapun jenis kawasan lindung yang ada di wilayah Kabupaten Blitar adalah:

II-9 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 10: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

a. Kawasan hutan lindung;

b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;

c. Kawasan perlindungan setempat;

d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;

e. Kawasan rawan bencana alam; dan

f. Kawasan lindung lainnya.

C.2 Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya

Pola ruang untuk kawasan budidaya terdiri dari:

a. Kawasan peruntukan hutan produksi;

b. Kawasan peruntukan pertanian;

c. Kawasan peruntukan perikanan;

d. Kawasan peruntukan pertambangan;

e. Kawasan peruntukan industri;

f. Kawasan peruntukan pariwisata;

g. Kawasan peruntukan permukiman;dan

h. Kawasan peruntukan lainnya.

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya

manusia dan sumberdaya buatan.

Penetapan kriteria kawasan budidaya didasarkan pada :

a. Topografi : Untuk melihat sisi kelerengan/ketinggian lahan

b. Jenis tanah : Menyangkut masalah kepekaan tanah terhadap

erosi atau bahaya tanah longsor

c. Iklim/curah hujan : Identifikasi curah hujan, sehingga diketahui

kapasitas hujan

Pola ruang untuk kawasan budidaya meliputi :

a. Kawasan hutan produksi (KB – 1) ;

b. Kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultura (KB – 2) ;

c. Kawasan perikanan (KB – 3) ;

d. Kawasan perkebunan (KB – 4) ;

e. Kawasan peternakan (KB – 5) ;

f. Kawasan pariwisata (KB – 6) ;

g. Kawasan permukiman (KB – 7) ;

h. Kawasan industri (KB – 8) ;

i. Kawasan pertambangan (KB – 9) ;

II-10 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 11: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

j. Kawasan ruang terbuka hijau (RTH); serta

k. Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.

2.1.2 Demografi

A. Persebaran dan Kepadatan Penduduk

Hasil registrasi penduduk menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Blitar

mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk Kabupaten Blitar pada

tahun 2000 adalah sebesar 1.064.643 jiwa. Jumlah penduduk tahun 2000 ini

mencakup penduduk tidak bertempat tinggal tetap. Jumlah penduduk di Kabupaten

Blitar sampai dengan tahun 2010 adalah sebesar 1.116.010 jiwa. Dengan luas

wilayah 158.879 Ha, maka Kabupaten Blitar memiliki kepadatan penduduk sebesar

7,02 jiwa/ha. Laju pertumbuhan penduduk mengalami penurunan sejak tahun 1980,

yaitu dari 1,24% per tahun selama tahun 1961-1971 menjadi 0,98% per tahun

selama tahun 1971-1980, kemudian menurun lagi menjadi 0,12 per tahun selama

periode 1980-1990 dan setelah itu mengalami kenaikan menjadi 0,14% per tahun

selama periode 1990-2000, dan 0,47% per tahun selama periode 2000-2010. Untuk

lebih jelasnya mengenai jumlah dan perkembangan penduduk Kabupaten Blitar

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. 2 Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Blitar Tahun 2005 – 2010

No KecamatanJumlah Penduduk (Jiwa)

2005 2006 2007 2008 2009 20101 Bakung 29.068 29.130 30.015 29.952 25.0192 Wonotirto 42.315 42.395 41.011 41.043 35.2633 Panggungrejo 45.497 45.960 45.517 45.973 40.6614 Wates 34.483 34.540 33.658 33.892 27.6675 Binangun 48.234 48.280 48.724 48.903 42.6986 Sutojayan 54.061 54.169 52.051 51.843 46.8817 Kademangan 77.063 77.021 71.966 71.990 63.3788 Kanigoro 73.942 74.054 77.353 77.585 72.9919 Talun 65.437 65.514 65.915 66.020 59.127

10 Selopuro 46.975 47.045 45.661 45.586 39.21511 Kesamben 59.356 59.489 58.496 58.360 48.48112 Selorejo 42.948 43.042 42.830 42.803 34.67913 Doko 47.751 47.690 45.121 44.952 37.59114 Wlingi 59.796 59.902 58.645 59.268 49.83115 Gandusari 79.099 79.189 75.557 75.617 66.34516 Garum 82.444 82.571 67.833 67.972 62.04217 Nglegok 77.916 77.934 76.252 76.296 67.45418 Sanankulon 59.145 59.231 57.067 57.178 52.70019 Ponggok 103.422 103.600 103.616 103.725 96.75320 Srengat 69.410 69.490 66.314 66.360 61.93521 Wonodadi 52.838 52.749 50.997 50.865 45.87722 Udanawu 44.401 44.340 43.501 43.601 39.422

Jumlah1.295.601

1.297.335

1.258.100 1.259.784

1.116.010

Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2005- 2010

II-11 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 12: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

Berdasarkan tabel jumlah penduduk, kecamatan di Kabupaten Blitar yang

memiliki jumlah penduduk paling banyak pada tahun 2010 adalah Kecamatan

Ponggok, yaitu sebesar 96.753 jiwa. Sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah

penduduk paling sedikit yaitu Kecamatan Bakung sebesar 25.019 jiwa. Jika dilihat

dari kepadatan penduduknya, Kecamatan Ponggok yang memiliki jumlah penduduk

paling banyak, dengan luas wilayah kecamatan sebesar 10.383 Ha, memiliki

kepadatan sebesar 932 jiwa/Km2. Untuk Kecamatan Bakung dengan luas wilayah

10.415 Ha, memiliki kepadatan penduduk sebesar 225 jiwa/Km2. Hal ini dapat dilihat

pada tabel 2.3 di bawah ini.

Tabel 2. 3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Blitar Tahun 2010

No KecamatanLuas (Km2)

Jumlah Penduduk

Kepadatan(Jiwa/Km2)

1 Bakung 111,24 25.019 2252 Wonotirto 164,54 35.263 214

3Panggungrejo

119,04 40.661 342

4 Wates 68,76 27.667 4025 Binangun 76,79 42.698 5566 Sutojayan 44,2 46.881 10617 Kademangan 105,28 63.378 6028 Kanigoro 55,55 72.991 13149 Talun 49,78 59.127 1188

10 Selopuro 39,29 39.215 99811 Kesamben 56,96 48.481 85112 Selorejo 52,23 34.679 66413 Doko 70,95 37.591 53014 Wlingi 66,36 49.831 75115 Gandusari 88,23 66.345 75216 Garum 54,56 62.042 113717 Nglegok 92,56 67.454 72918 Sanankulon 33,33 52.700 158119 Ponggok 103,83 96.753 93220 Srengat 53,98 61.935 114721 Wonodadi 40,35 45.877 113722 Udanawu 40,98 39.422 962

Jumlah 158.879 1.258.100 8Sumber : Kabupaten Blitar Dalam Angka 2010

Jika dilihat jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, maka terlihat jumlah

penduduk laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda. Tabel berikut ini lebih

lengkap mengenai data jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan sex ratio.

Tabel 2. 4 Jumlah Penduduk Akhir Tahun Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Sex Ratio Kabupaten Blitar Tahun 2009

Kecamatan Laki-laki Perempuan Total Sex Ratio1. Bakung 12.240 12.779 25.019 962. Wonotirto 17.798 17.465 35.263 102

II-12 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 13: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

Kecamatan Laki-laki Perempuan Total Sex Ratio3. Panggungrejo 20.330 20.331 40.661 1004. Wates 13.834 13.833 27.667 1005. Binangun 21.383 21.315 42.698 1006. Sutojayan 23.172 23.709 46.881 987. Kademangan 31.712 31.666 63.378 1008. Kanigoro 36.877 36.114 72.991 1029. Talun 29.411 29.716 59.127 9910. Selopuro 19.933 19.282 39.215 10311. Kesamben 23.959 24.522 48.481 9812. Selorejo 17.122 17.557 34.679 9813. Doko 18.802 18.789 37.591 10014. Wlingi 24.970 24.861 49.831 10015. Gandusari 33.464 32.881 66.345 10216. Garum 31.297 30.745 62.042 10217. Nglegok 33.937 33.517 67.454 10118. Sanankulon 26.358 26.342 52.700 10019. Ponggok 48.962 47.791 96.753 10220. Srengat 30.849 31.086 61.935 9921. Wonodadi 22.858 23.019 45.877 9922. Udanawu 19.951 19.471 39.422 102

Kabupaten Blitar 2010

559.219 556.791 1.116.010 100

Sumber : Kabupaten Blitar Dalam Angka 2010

B. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Blitar

Setelah mengetahui perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Blitar dari

tahun 2005-2010 maka dapat diketahui atau diperkirakan pertumbuhan penduduk

Kabupaten Blitar pada tahun 2011-2015. Sehingga dengan kondisi yang relatif

sama, pertambahan penduduk lima tahun kedepan dapat diprakirakan sebagai

berikut:

Tabel 2. 5 Prakiraan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Blitar Tahun 2011-2015

Tahun Sumber Data Jumlah

2011Dispendukcapil 1.272.290BPS 1.121.281

2012Dispendukcapil 1.283.248BPS 1.126.577

2013Dispendukcapil 1.294.299BPS 1.131.898

2014Dispendukcapil 1.305.445BPS 1.137.243

2015Dispendukcapil 1.316.688BPS 1.142.615

Sumber : BPS dan Dispenduk Capil Kabupaten Blitar Tahun 2011

2.1.3 Gambaran Umum Situasi Sanitasi Kabupaten Blitar

Gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Blitar merupakan ringkasan dari

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar yang menggambarkan tentang kondisi sanitasi

kabupaten saat ini. Terdiri dari gambaran umum sektor air limbah domestik, sektor

persampahan, sektor drainase lingkungan dan sektor air bersih.

II-13 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 14: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

1. Limbah Cair

Gambaran Umum :

Instansi Pemerintah Kabupaten Blitar yang menangani dan terkait dalam

pengelolaan limbah cair antara lain: Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang

Bidang Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Bidang Pengendalian

Penyakit dan Masalah Kesehatan, serta Kantor Lingkungan Hidup. Pada Dinas

PU Cipta Karya dan Tata Ruang lebih spesifik lagi dibawah pengawasan seksi

perumahan dan seksi penyehatan lingkungan. Untuk Kantor Lingkungan Hidup

yang menangani adalah Seksi Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran.

Sedangkan di Dinas Kesehatan dikelola oleh seksi penyehatan lingkungan.

Cakupan pengelolaan limbah cair di Kabupaten Blitar berdasarkan data dari

Dinas Kesehatan yang bersumber dari data Rencana Induk SPAM Kabupaten

Blitar Tahun 2008 dan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Blitar Tahun

2008 terlihat bahwa sampai akhir tahun 2010 jumlah KK yang memiliki jamban

keluarga dengan kondisi sehat sebanyak 216.124 KK atau 63% dengan rincian

jumlah KK yang menggunakan WC leher angsa sebanyak 110.085 KK dan yang

menggunakan WC cemplung sebanyak 106.039 KK.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2010, diketahui

jumlah KK yang memiliki saluran pengelolaan air limbah yaitu 161.089 KK

dengan kondisi sehat sebanyak 161.089 KK atau 100%.

Pengelolaan sanitasi di Kabupaten Blitar secara keseluruhan dilakukan dengan

sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) skala rumah tangga.

Saat ini Kabupaten Blitar telah memiliki sistem setempat (on site system) yang

berupa 19 unit sanimas (MCK Plus) yang dibangun oleh Dinas PU Cipta Karya

dan Tata Ruang. Selain itu, terdapat pula 2 unit MCK di Kelurahan Sukorejo

Kecamatan Sutojayan Tahun 2011 yang dibangun oleh Dinas PU Cipta Karya

dan Tata Ruang Propinsi Jawa Timur.

Penanganan limbah cair di Kabupaten Blitar lebih pada pemanfaatan sistem

setempat (on site system) yaitu black water dan grey water yang dihasilkan

langsung dibuang ke sungai, lahan terbuka serta ada yang dibuang ke septik

tank kemudian ke drainase lingkungan.

Hingga saat ini Kabupaten Blitar belum memiliki IPLT dan IPAL.

Sudah ada jasa penyedot tinja milik swasta sebanyak 2 perusahaan yang

melayani Kota dan Kabupaten Blitar. Namun jasa penyedot tinja milik pemerintah

masih belum tersedia.

II-14 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 15: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

Gambaran Fungsi Pengelolan Air Limbah Domestik :

Penanganan fungsi pengelolaan air limbah domestik baik untuk jenis grey

water maupun black water yang belum ditangani oleh seluruh pihak adalah:

1. Penyediaan sarana daur ulang air limbah domestik

2. Pengelolaan daur ulang air limbah domestik.

3. Monitoring dan evaluasi kapasitas infrastruktur pengelolaan air limbah

domestik.

Gambaran Kebijakan Pengelolaan Air Limbah Domestik:

Hingga saat ini masih belum ada peraturan daerah Kabupaten Blitar yang

mengatur pengelolaan air limbah domestik.

Gambaran Kapasitas Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik

Layanan Pengelolaan Air Limbah domestik di Kabupaten Blitar saat ini baru

dilayani oleh pihak penyedia jasa sedot tinja milik swasta yang berlokasi di

Kabupaten Blitar. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, jumlah penyedot

tinja yang diketahui tersebut adalah sebanyak 2 perusahaan namun belum ada data

yang jelas mengenai penyedia layanan ini. Lingkup pelayanan jasa penyedot tinja

ini meliputi area Kota maupun Kabupaten Blitar. Permasalahannya pihak penyedia

jasa ini belum memiliki prasarana IPLT yang mendukung pengelolaan Limbah

sehingga membuang limbahnya di lahan-lahan kosong. Sementara dari pihak

Pemerintah Daerah juga belum memiliki prasarana IPLT maupun layanan sedot

tinja.

Gambaran Koordinasi dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik

Koordinasi pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Blitar ditangani

oleh Dinas PU Cipta Karya, Kantor Lingkungan Hidup, serta Dinas Kesehatan.

Namun, antar dinas terkait tersebut masih kurang adanya koordinasi dan kerjasama

yang baik dalam pengelolaan air limbah domestik. Karena masih kurang adanya

pembagian yang jelas mengenai tugas dan fungsi dari masing-masing dinas/SKPD

tersebut. Selain itu, data dan dokumen mengenai limbah cair ini masih kurang

karena Kabupaten Blitar masih belum memiliki masterplan air limbah.

Permasalahan air limbah domestik di Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut:

Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan

hidup sehat. Pemahaman masyarakat mengenai keterkaitan antar

kependudukan dan lingkungan hidup belum memadai, sementara berbagai

kearifan tradisional yang berorientasi untuk menjaga keseimbangan ekosistem

sudah lama ditinggalkan karena faktor ekonomi, teknologi dan lain-lain.

II-15 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 16: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

Masyarakat dari kalangan kurang mampu sering beralasan tidak memiliki biaya

untuk membuat jamban.

Meskipun masyarakat mampu dari segi financial namun masih banyaknya

pendapat atau budaya mengenai hubungan sosial dapat terjalin jika melakukan

kegiatan mandi, cuci, kakus di sungai.

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya pengosongan tangki

septik jika lebih dari dari 5 tahun.

Terbatasnya sarana infrastruktur pengelolaan air limbah rumah tangga, di

beberapa wilayah banyak dijumpai sarana pembuangan air limbah tidak tertata

atau dikelola dengan benar.

Belum adanya sarana IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja)

Septictank tidak memenuhi syarat

Ketidakteraturan penyedotan tinja

Saluran limbah terbatas

Keterbatasan inovasi teknologi tepat untuk penanganan limbah (bau)

Kurangnya pelatihan dari pihak yang terkait bagi masyarakat dalam pengeloaan

limbah.

2. Persampahan

Gambaran Umum:

Instansi Pemerintah Kabupaten Blitar yang menangani dan terkait dalam

pengelolaan sampah (limbah padat) antara lain: Dinas PU Cipta Karya dan Tata

Ruang Kabupaten Blitar Bidang Kebersihan dan Pertamanan terdiri dari Seksi

Pengelolaan Kebersihan, Seksi Pertamanan, dan Seksi Pengembangan dan

Pemeliharaan sarana prasarana. Selain itu, Kantor Lingkungan Hidup Seksi

Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran juga menangani pengelolaan sampah

(limbah padat).

Pengelolaan persampahan belum dilakukan secara terencana dengan baik dan

belum diatur secara khusus di dalam peraturan perundangan yang ada sehingga

Pemda belum menetapkan harga tarif layanan.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan jumlah KK yang sudah memiliki tempat

sampah di Kabupaten Blitar sebanyak 74,46%.

Gambaran Fungsi Pengelolan Sektor Persampahan :

Fungsi pengelolaan persampahan yang belum ditangani oleh seluruh pihak adalah:

1. Kurang terpenuhi dan lengkapnya sarana untuk daur ulang sampah

II-16 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 17: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

2. Kurang adanya upaya untuk mengolah sampah

3. Kurangnya pengawasan terhadap pengelolaan sampah di Kabupaten Blitar

Gambaran Kebijakan Pengelolaan Sampah:

Saat ini sedang dilakukan pembuatan peraturan mengenai pengelolaan dan

retribusi sampah (masih berupa Ranperda)

Gambaran Kapasitas Layanan Pengelolaan Persampahan

Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang masih menangani sampah sekitar 30, 61

% atau 156,259 m3/hari, sedangkan sisanya yaitu sebesar 69,39 % atau 354,279

m3/hari tidak tertangani.

Jumlah TPS yang ada di Kabupaten Blitar sebanyak 10 lokasi. Sedangkan untuk

jumlah lokasi TPA di Kabupaten Blitar sebanyak 6 lokasi dengan 2 lokasi TPA

masih dalam tahap pembangunan.

Gambaran Koordinasi dalam Pengelolaan Sampah

Koordinasi pengelolaan sampah antar SKPD serta antara SKPD dengan

masyarakat maupun pihak swasta di Kabupaten Blitar masih kurang optimal. Hal itu

terbukti dengan adanya masyarakat yang Blitar yang memiliki ide untuk mendaur

ulang dan mengolah sampah menjadi bahan berguna yaitu minyak kurang

mendapat perhatian dikarenakan kurangnya dana.

Permasalahan persampahan di tingkat masyarakat

1. Tingkat kesadaran masyarakat yang kurang tentang kebersihan lingkungan

2. Tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah tentang usaha pengelolaan

sampah baik dari pengumpulan hingga pengolahan.

3. Masih ada masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat seperti di

sungai, lahan kosong/kebun, saluran drainase, maupun di jalan

4. Adanya masyarakat yang belum melakukan pemilahan sampah berdasarkan

jenisnya

5. Masih ada masyarakat yang belum terlayani oleh layanan persampahan, baik

dari pemerintah maupun tingkat RT/RW setempat

Permasalahan persampahan di tingkat pemerintah

Pemerintah Kabupaten Blitar belum memiliki masterplan persampahan skala

kabupaten. Data yang ada hanya berupa kumpulan maupun laporan mengenai

kondisi eksisting.

Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas PU Cipta Karya kesulitan dalam

memperoleh dana untuk pengolahan persampahan

II-17 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 18: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

Masih adanya peran ganda antar SKPD sehingga mengakibatkan kurang efektif

peran masing-masing SKPD tersebut.

Kondisi sarana dan prasarana pengangkutan sampah yang rusak berat dan tidak

memadai, sehingga tidak dapat beroperasi secara optimal.

Frekuensi pengangkutan sampah belum efektif, dikarenakan sampah diangkut

dari TPS menuju TPA hanya dilakukan 3 atau 2 hari sekali, sehingga terkadang

tejadi penumpukan sampah di TPS

Fasilitas yang terdapat di TPA kurang memadai khususnya pada TPA Pagerwojo

Kecamatan Kesamben, Jingglong Kecamatan Sutojayan, dan Kendalrejo

Kecamatan Srengat seperti lapisan Tanah Penutup, Ketersediaan Tanah

Penutup, Pembuat Kompos, Daur Ulang Plastik, Pengolahan lindi (IPAL),

Jembatan Timbang, dan lain-lain.

TPA di Kabupaten Blitar mayoritas masih menggunakan sistem open dumping

yang cenderung tidak dapat mengurangi beban timbulan sampah

SDM Pengelola persampahan masih kurang

Kurang adanya program terkait dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan

kebersihan dan pengolahan sampah (Reduce, Reuse, Recycle)

Belum adanya sanksi hukum yang jelas, sehingga dapat mengatur dan menekan

masyarakat agar tidak melakukan pelanggaran dalam pengelolaan persampahan

Belum adanya insentif dan disinsentif terkait dengan pengelolaan sampah di

Kabupaten Blitar.

Permasalahan persampahan ditingkat swasta

Pihak swasta yang terlibat dalam pengelolaan sampah masih terbatas

jumlahnya.

Pihak swasta masih berperan sebagai pengumpul bukan sebagai pihak yang ikut

melakukan daur ulang sampah.

C. Drainase

Gambaran Umum:

Instansi Pemerintah Kabupaten Blitar yang menangani dan terkait dalam

pengelolaan drainase antara lain: Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Dan Tata

Ruang Bidang Penyehatan Lingkungan.

Pengelolaan drainase lingkungan belum dilakukan secara terencana dengan baik

dan belum diatur secara khusus di dalam peraturan perundangan yang ada

sehingga Pemda belum menetapkan harga tarif layanan.

II-18 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 19: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

Sampai saat ini Kabupaten Blitar belum memiliki master plan drainase

lingkungan.

Di Kabupaten Blitar terdapat beberapa wilayah yang merupakan potensi

genangan. Lokasi Potensi Genangan di Kabupaten Blitar tersebut antara lain:

Kelurahan Sutojayan (Dusun Gondanglegi) Kecamatan Sutojayan

Kelurahan Kedungbunder Kecamatan Sutojayan

Kelurahan Kalipang Kecamatan Sutojayan

Sekitar perempatan Tawangsari Kecamatan Garum

Sekitar pasar Kecamatan Srengat

Selain itu, terdapat pula lokasi-lokasi genangan yang sering terjadi di Kabupaten

Blitar. Lokasi tersebut antara lain sebagai berikut.

Tabel 2. 6 Data Genangan Wilayah Kabupaten BlitarNo

Kecamatan

Desa Tinggi (cm) Luas Lama

1Wonodadi

Desa Jaten (Jaten-Salam/Jaten batas Tulungagung)

50 10 m x 2.250 m 8 jam

Desa Salam (Salam-Rejosari) 20 9 m x 600 m 4 jamDesa Rejosari (Rejosari-Tawangsari) 20-30 10 m x 700 m 3 jamDesa Pikatan (Pikatan-Gandekan) 10 8 m x 3 m 5 jam

2 Kanigoro Desa Kanigoro, Dsn. Jajar (Kanigoro-Tumpang)

15-20 8 m x 1300 m 30 menit

Desa Gogodeso (Karangsono-Jatinom) 15-20 8 m x 500 m 20 menit3 Talun Desa Tumpang (Talun-Tumpang) 30-60 10 m x 500 m 60 menit4 Nglegok Desa Jiwut (Jatimalang-Ngrobyong) 50 6 m x 75 m 4 jam5 Garum Desa Bence (Bence-Sidodadi) 60 8 m x 300 m 5 jam

Desa Tawangsari (Garum-Tawangsari) 40 10 m x 200 m 4 jam6 Selopuro Desa Siraman (Selopuro-Siraman) 10-20 8 m x 600 m 20 menit7 Wates Desa Sumberarum (Sumberarum-

Mojorejo)25 10 m x 800 m 8 jam

Desa Mojorejo (Mojorejo-Wates) 40 10 m x 150 m 6 jamDesa Wates (Lingkar Polsek Wates) 25 8 m x 600 m 6 jamDesa Tulungrejo (Lingkar Pasar Bantengan)

30 6 m x 700 m 8 jam

8 Binangun Desa Ngembul (Ngembul-Binangun)(Ngembul-Rejoso)

20 6 m x 1.500 m 8 jam

Desa Rejoso (Rejoso-Binangun) 25 6 m x 700 m 6 jamDesa Ngadri (Ngadri-Birowo) 25 4 m x 1.200 m 6 jamDesa Birowo (Binangun-Birowo) 25 4 m x 1.200 m 6 jam

9 Udanawu Desa Jati (Jati-Slemanan) 20 12 m x 1.500 m 2 jam

Desa Jati (Jati-Rejosari) 20 12 m x 1.000 m 4 jam10 Kesamben Ploso-Desa Siraman 30 12 m x 50 m 4 jam

Sukorejo-Desa Bumirejo 20 10 m x 200 m 3 jam11 Selorejo Desa Ampelgading-Bumirejo 30 10 m x 75 m 3 jam

Desa Banjarsari-Bumirejo 20 8 m x 50 m 3 jam12 Wonotirto Desa Wonotirto, Dsn. Banjarsari 20 8 m x 50 m 12 jam

Desa Wonotirto, Dsn. Krajan 20 8 m x 100 m 10 jamDesa Ngeni I 20 7 m x 100 m 10 jamDesa Ngeni II 15 8 m x 25 m 10 jam

13 Bakung Desa Tumpak Oyot 15 8 m x 25 m 6 jamSumber: Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar

II-19 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 20: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

Gambaran Fungsi Pengelolan Sektor Drainase Lingkungan :

Fungsi pengelolaan drainase lingkungan yang belum ditangani oleh seluruh pihak

adalah:

1. Monitoring dan evaluasi integrasi sistem drainase lingkungan

2. Monitoring dan evaluasi terhadap dampak dari praktik pengelolaan drainase

lingkungan yang berjalan di Kabupaten Blitar

Gambaran Kebijakan Pengelolaan Drainase Lingkungan:

Hingga saat ini, Kabupaten Blitar belum memiliki peraturan daerah yang mengatur

masalah drainase lingkungan

Permasalahan drainase lingkungan Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut :

1. Tingkat pelayanan sistem yang ada masih rendah dalam konteks perbandingan

antara luas yang harus dilayani dengan panjang sistem yang sudah

terbangun/terpasang.

2. Kapasitas saluran belum di desain menurut sistem blok kawasan yang harus

dilayani, sehingga ada beberapa saluran yang melayani suatu kawasan terlalu

luas.

3. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk memelihara jaringan drainase yang

berada disekitarnya serta kebiasaan masyarakat membuang sampah ke saluran

drainase menyebabkan tersumbatnya saluran drainase.

4. Genangan yang terjadi dari hasil pengamatan disebabkan oleh luapan, baik dari

jaringan tersier, sekunder maupun primer.

5. Sistem jaringan belum tertata menurut hirarki saluran, dimana hirarki ini akan

menentukan besarnya kapasitas pengaliran yang direncanakan. Dari hasil

pengamatan ada sistem sekunder yang dimensinya lebih kecil dari sistem

tersiernya.

6. Ukuran gorong – gorong yang terlalu kecil, kerusakan gorong – gorong maupun

kerusakan pada saluran merupakan salah satu penyebab terjadinya luapan dan

genangan.

7. Belum terintegrasinya sistem drainase antar satu wilayah dengan wilayah di

sekitarnya.

8. Adanya percampuran fungsi drainase yang terjadi akibat penyimpangan perilaku

pengelolaan sampah dan limbah serta penggunaan lahan yang keliru di

perkotaan/areal permukiman yang padat penduduk danpusat kegiatan

II-20 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 21: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

perdagangan/pasar tradisionil, sehingga membebani kapasitas normal saluran

drainase sehingga harus berfungsi sebagai wadah buangan limpasan air hujan

maupun limbah domestik dan sampah padat.

D. Air Bersih

Gambaran Umum:

Instansi Pemerintah Kabupaten Blitar yang menangani dan terkait dalam

penyediaan air bersih antara lain adalah PDAM Kabupaten Blitar dan Dinas PU

Cipta Karya dan Tata Ruang Bidang Perumahan dan Penyehatan Lingkungan

Seksi Air Bersih Kabupaten Blitar.

Tarif layanan air bersih di Kabupaten Blitar dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu

sosial, rumah tangga, dan niaga.

Cakupan pelayanan secara adminstratif tahun 2011 baru mencapai 25% yaitu

sebanyak 83.695 jiwa dari 18 kecamatan yang telayani antara lain: Wlingi,

Kesamben, Talun, Gandusari, Garum, Kanigoro, Sanankulon, Panggungrejo,

Nglegok, Suruhwadang, Binangun, Doko, Semen, Srengat, Sutojayan, Selopuro,

Jambangan, dan Pohgajih.

Apabila dilihat berdasarkan jumlah penduduk se Kabupaten Blitar, PDAM baru

melayani sekitar 7,53%.

Pada saat ini, PDAM Kabupaten Blitar telah melayani kebutuhan air minum

masyarakat Kabupaten Blitar melalui sistem penyediaan air minum yang terdiri

dari 17 lokasi yang dibangun secara bertahap mulai tahun 1992 sampai 2010.

Selain dari PDAM, kebutuhan air bersih dan sanitasi Kabupaten Blitar juga

dikelola oleh Dinas Kesehatan, Bappeda serta upaya masyarakat sendiri yaitu

berupa Pembangunan Air Minum Berbasis Masyarakat di Kabupaten Blitar tahun

2001-2007.

Permasalahan Air Bersih di Kabupaten Blitar di tingkat masyarakat antara

lain:

Masih terdapat kecamatan yang tidak terlayani jaringan PDAM. Hanya 18

Kecamatan yang terlayani yaitu Kecamatan Wlingi, Kesamben, Talun,

Gandusari, Garum, Kanigoro, Sanankulon, Panggungrejo, Nglegok,

Suruhwadang, Binangun, Doko, Semen, Srengat, Sutojayan, Selopuro,

Jambangan, dan Pohgajih.

Mayoritas masyarakat di Kabupaten Blitar yaitu sebesar 60,52 %, masih

menggunakan air minum berasal dari sumur gali tidak terlindungi, mata air tidak

II-21 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 22: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

terlindungi, sungai, danau, waduk, dan air hujan yang dapat dikategorikan tidak

aman untuk dikonsumsi.

Tingkat ekonomi masyarakat yang rendah, sehingga menyebabkan masyarakat

tidak mampu untuk menggunakan layanan PDAM

Permasalahan air bersih Kabupaten Blitar khusus PDAM yaitu :

PDAM belum bisa melayani permintaan yang besar dari masyarakat

Tingkat kehilangan air mencapai 27%

Rendahnya penguasaan teknologi pengolahan air minum

Belum semua unit pelayanan mempunyai back up daya listrik PLN (Genset).

Lokasi sumber air yang memiliki terletak pada unit Garum.

Sistem pengaliran air bersih dengan mempergunakan pompa menyebabkan

besarnya biaya yang dikeluarkan untuk operasional PDAM

Usulan dan prioritas program adalah sebagai berikut:

a. Program Pembangunan Penyediaan Air Minum/Air Bersih

Program Penyediaan Air Minum Pedesaan

Program Pembinaan Teknis Air Minum PDAM dan Non PDAM / HIPPAM

Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pedesaan bagi

masyarakat berpenghasilan rendah

Program Penyediaan air bersih berbasis masyarakat

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

b. Rencana Pembangunan Penyediaan Air Minum

Penyediaan air minum pedesaan

Penyediaan PSAM bagi Kawasan RSH / Rusuna

Penyediaan PSAM bagi Kawasan Kumuh / Nelayan

Pengembangan SPAM IKK

Penyediaan Air minum di Kabupaten / Kota Pemekaran

Penyediaan Air Minum di Kawasan Perbatasan / Pulau Terluar

Pengembangan SPAM di Desa Rawan Air, Pesisir dan Terpencil

Penyediaan Air Minum di Kawasan Terpencil

Penyediaan Air Minum Kawasan KAPET

Penyediaan Air Minum di Pelabuhan Perikanan

Pembinaan Teknis Air Minum PDAM

Pembinaan Teknis Air Minum Non PDAM / HIPPAM

Pengembangan SPAM IKK Belum memiliki SPAM

Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Terfasilitasi

II-22 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 23: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

Pembangunan Sarana Air Bersih PDAM

Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pedesaan

Pembangunan sumur-sumur air tanah

Penyehatan PDAM

Pembangunan air minum masyarakat berpenghasilan rendah

Penyediaan air bersih berbasis masyarakat

SPAM Pedesaan

Air bersih di Kecamatan Kanigoro

2.1.4 Gambaran Kondisi Area Beresiko Pelayanan Sanitasi Per Desa

A. Akses tiap Sektor Sanitasi per Desa

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dari data sekunder, persepsi

SKPD, dan data primer yang berupa studi EHRA maka dapat diketahui bahwa tidak

ada desa yang luput dari resiko. Berikut kesimpulan area beresiko tiap desa.

Tabel 2. 7 Kesimpulan Area BeresikoResiko Nama Desa

Resiko Sangat Tinggi Desa KademanganDesa TumpangDesa PojokDesa Wates

Resiko Tinggi SutojayanJingglongKalipangRejowinangunDawuhanJajarTalunPurworejoKlemumanBabadanSlorokSumberuripPlumbanganTawangrejoSalamrejoOlak Alen

Resiko Rendah KedungbunderJimbeKendalrejoTawang SariSumberdirenGarumRinginrejoWlingiSidorejoRejosoUmbuldamarSawentarGogodesoPapunganSatreyan

II-23 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 24: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

Resiko Nama DesaNgrendengSidomulyoSumberagung

Resiko Sangat Rendah TugurejoTegalasri

Permasalahan utama pada area beresiko yaitu dikarenakan jumlah KK

miskin yang cukup banyak, kurang meratanya pelayanan air bersih, masih

banyaknya sampah yang tidak diangkut atau belum tertangani (masih banyaknya

masyarakat yang membuang sampahnya dengan dibakar, dikubur, maupun dibuang

di sungai).

B. Penerapan PBHS pada Area Beresiko Tinggi

Kegiatan kampanye PHBS di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Blitar pada tahun 2010 dilaksanakan di 22 kecamatan dan 24

puskesmas. Pelaksanaan Kampanye PHBS dilakukan dengan memantau 6.480 KK

dan menghasilkan jumlah keluarga yang berperilaku hidup bersih sehat sebanyak

2.255 KK atau 34,80%. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.8 di bawah

ini.

Tabel 2. 8 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Sehat

Kabupaten Blitar Tahun 2010No Kecamatan Puskesmas

Rumah TanggaJumlah Dipantau Ber-PHBS %

1 Bakung Bakung 265 97 36,602 Wonotirto Wonotirto 260 88 33,853 Panggungrej

oMargomulyo 275 91 33,09

4 Wates Wates 260 90 34,625 Binangun Binangun 265 84 31,706 Sutojayan Sutojayan 270 105 38,897 Kademangan Kademangan 270 92 34,078 Kanigoro Kanigoro 265 98 36,989 Talun Talun 260 88 33,85

10 Selopuro Selopuro 280 100 35,7111 Kesamben Kesamben 270 94 34,8112 Selorejo Boro 265 90 33,9613 Doko Doko 295 103 34,9214 Wlingi Wlingi 290 101 34,8315 Gandusari Gandusari 265 90 33,96

- Slumbung 260 88 33,8516 Garum Garum 265 90 33,9617 Nglegok Nglegok 280 102 36,4318 Sanankulon Sanankulon 275 96 34,9119 Ponggok Ponggok 270 92 34,07

- Bacem 265 90 33,9620 Srengat Srengat 285 99 34,7421 Wonodadi Wonodadi 260 94 36,1522 Udanawu Udanawu 265 93 35,09Kabupaten Blitar 6.480 2.255 34,80

Sumber: Data Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2010 (Seksi Promkes)

II-24 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 25: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

2.2 Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Blitar

Visi Kabupaten Blitar

Visi Kabupaten Blitar berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJMD) Kabupaten Blitar periode 2006-2026 adalah:

“TERWUJUDNYA KABUPATEN BLITAR YANG SEJAHTERA, RELIGIUS DAN

BERKEADILAN”

Untuk mewujudkan masyarakat yang Sejahtera perlu penerapan nilai-nilai

keagamaan atau ketaqwaan terhadap TYME (masyarakat relegius) dan

pemerintahan yang berkeadilan sehingga tercipta ketentraman, keamanan dan

ketertiban. Dengan ketentraman, keamanan, ketertiban, maka akan mendorong

masyarakat maju yang ditandai dengan jiwa enterpreneurship dan produktif.

Makna:

1. Sejahtera

Sejahtera dimaknai sebagai suatu kondisi daerah yang masyarakatnya memiliki

keberdayaan secara sosial dan ekonomi, sehingga mampu melangsungkan

kehidupan individu maupun kemasyarakatan secara layak.

2. Relegius (Agamis)

Religius (Agamis) dimaknai suatu kondisi dimana semua aktifitas

kemasyarakatan dilandaskan pada nilai-nilai religi sehingga terwujud suatu

kehidupan bermasyarakat yang berbudaya dan bermartabat.

3. Adil

Adil dimaknai terwujudnya pembangunan merata, yang dilakukan oleh seluruh

masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat

untuk terciptanya masyarakat yang religius, demokratis, berbudayadan

bermartabat di Kabupaten Blitar.

Misi Kabupaten Blitar

1. Mewujudkan kesejahteraan, keberdayaan, kesempatan kerja dan partisipasi

masyarakat;

2. Mewujudkan peningkatan kualitas infrastruktur dan pelayanan publik serta

akses masyarakat terhadap sumber daya ekonomi, pelayanan kesehatan

dan pendidikan;

II-25 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 26: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

3. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan

dengan didukung penguatan Sistem Inovasi Daerah;

4. Mewujudkan penerapan nilai-nilai kehidupan beragama dalam perilaku

kehidupan bermasyarakat yang memiliki kepekaan dan kepedulian sosial

berdasarkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Yang Maha Kuasa;

5. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban di lingkungan masyarakat serta

penegakan hukum dan HAM;

6. Mewujudkan optimalisasi pengendalian sumberdaya alam, pelestarian

lingkungan hidup dan penataan ruang yang berkelanjutan;

7. Mewujudkan revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah melalui

reformasi birokrasi yang profesional dan bersih dari KKN.

Terkait dengan sanitasi, maka dengan berdasarkan visi dan misi Kabupaten

Blitar maka perlu adanya visi dan misi sanitasi. Visi dan Misi sanitasi Kabupaten

Blitar saat ini masih berupa perwujudan visi dan misi yang ada pada Dinas PU Cipta

Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar.

A. Visi Sanitasi

“Terwujudnya permukiman yang layak huni, produktif dan berkelanjutan

melalui peyediaan infrastruktur yang handal”

B. Misi Sanitasi

1. Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana permukiman

diperkotaan dan perdesaan dalam rangka mengembangkan permukiman

yang layak huni, berkeadilan sosial, sejahtera, berbudaya, produksi dan

berkelanjutan.

2. Mewujudkan kemandirian daerah melalui kapasitas pemerintah daerah,

masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan infrastruktur.

3. Melaksanakan pembinaan penataan kawasan perkotaan dan

perdesaanserta pengelolaan bangunan gedung.

4. Menyediakan inftrastruktur permukiman bagi kawasan kumuh serta air

minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air.

5. Memperbaiki kerusakan infrastruktur permukiman akibat bencana alam.

II-26 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 27: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

2.3 Kebijakan Umum dan Strategi Sektor Sanitasi Kabupaten Blitar

Strategi penanganan sanitasi Kabupaten Blitar tercantum dalam RPJMD

Kabupaten Blitar tahun 2011-2016. Aspek-aspek pendukung terkait dengan

penanganan sanitasi (limbah cair, sampah, drainase, dan air bersih) antara lain

bidang kesehatan, perumahan, pekerjaan umum dan lingkungan hidup. Berikut

merupakan strategi yang akan dilaksanakan, antara lain:

1. Strategi yang dilaksanakan dalam rangka membentuk sumber daya manusia

yang berkualitas dalam kesehatan, pendidikan dan kompetensi kerja sehingga

mampu berpartisipasi dalam pembangunan adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan

b. Peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak

2. Strategi dalam rangka penyediaan infrastruktur wilayah yang mampu mendukung

aktivitas ekonomi, sosial dan budaya ditempuh melalui:

a. Peningkatan perbaikan dan pembangunan sarana dan prasarana Puskesmas

dan Puskesmas Pembantu

b. Peningkatan penyediaan infrastruktur sumberdaya air

c. Peningkatan pembangunan perumahan, penyediaan sarana air bersih,

persampahan dan pengolahan limbah.

Dalam rangka melaksanakan strategi pembangunan sebagaimana tersebut

diatas, maka dirumuskan arah kebijakan pembangunan daerah yang bertumpu

pada analisis masalah-masalah yang sedang terjadi maupun yang diprediksi muncul

dalam pelaksanaan pembangunan lima tahun kedepan. Arah kebijakan yang

berkaitan dengan sanitasi berdasarkan RPJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016

adalah sebagai berikut:

1. Untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dalam kesehatan,

pendidikan dan kompetensi kerja sehingga mampu berpartisipasi dalam

pembangunan diarahkan melalui serangkaian kebijakan sebagai berikut :

a. Sebagai upaya untuk meningkatkan usia harapan hidup dan menurunkan

prevalensi balita kurang gizi maka kebijakan diarahkan melalui;

1) Peningkatan kualitas pelayanan pada setiap strata pelayanan;

2) Pengembangan jaminan kesehatan bagi penduduk terutama keluarga

miskin;

3) Peningkatan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan tenaga kesehatan;

4) Peningkatan kualitas lingkungan sehat dan peningkatan perilaku hidup

bersih dan sehat serta mendorong pemberdayaan masyarakat;

II-27 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 28: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

5) Peningkatan pembinaan dan pengawasan obat dan perbekalan

kesehatan;

6) Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas atau sarana dan prasarana

kesehatan;

7) Pengembangan manajemen dan regulasi bidang kesehatan;

2. Dalam upaya untuk menyediakan infrastruktur wilayah yang mampu mendukung

aktivitas ekonomi, sosial dan budaya maka kebijakan-kebijakan pembangunan

yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut;

a. Untuk menyediakan infrastruktur kesehatan yang makin luas jangkauannya,

maka kebijakan diarahkan pada peningkatan jumlah dan kualitas sarana

prasarana Rumah Sakit, Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.

b. Untuk menyediakan infrastruktur sumber daya air untuk mendukung upaya

konservasi dan pendayagunaan sumber daya air maka kebijakan yang

dilaksanakan adalah sebagai berikut ;

1) Pengelolaan sumber daya air dilaksanakan dengan memperhatikan

keserasian antara konservasi dan pendayagunaan, antara hulu dan hilir,

antara pemanfaatan air permukaan dan air tanah, antara pengelolaan

demand dan pengelolaan supply, serta antara pemenuhan kepentingan

jangka pendek dan kepentingan jangka panjang;

2) Pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi

pada lima tahun ke depan difokuskan pada upaya peningkatan fungsi

jaringan irigasi yang sudah dibangun tapi belum berfungsi, rehabilitasi pada

areal irigasi berfungsi yang mengalami kerusakan, dan peningkatan kinerja

operasi dan pemeliharaan;

3) Pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air baku

diprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga terutama

di wilayah rawan defisit air, wilayah tertinggal, dan wilayah strategis;

4) Pengembangan dan pengelolaan sumber daya air memerlukan penataan

kelembagaan melalui pengaturan kembali kewenangan dan tanggung

jawab masing-masing pemangku kepentingan;

5) Penataan dan penguatan sistem pengolahan data dan informasi sumber

daya air dilakukan secara terencana dan dikelola secara

berkesinambungan sehingga tercipta basis data yang dapat dijadikan dasar

acuan perencanaan pengembangan dan pengelolaan sumber daya air;

II-28 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 29: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

c. Dalam upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana prasarana dasar

pemukinan, kebijakan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut;

1) Mengembangkan teknologi pembangunan bidang perumahan;

2) Meningkatkan peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai

sasaran target cakupan pelayanan air minum di perkotaan dan pedesaan;

3) Menunjang pelaksanaan pengendalian kebocoran air minum;

4) Meningkatkan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah di perkotaan dan

pedesaan;

5) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat dalam pelestarian

sumber air serta dalam pemeliharaan dan pengelolaan sarana air minum dan

air limbah;

6) Mendorong upaya realisasi pembangunan dan pengelolaan sarana air minum

dan air limbah dengan mitra usaha swasta;

7) Meningkatkan cakupan pelayanan prasarana sanitasi di pedesaan;

8) Meningkatkan upaya realisasi pembangunan dan pengelolaan sampah

dengan mitra usaha swasta;

9) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan

dan pemeliharaan sarana persampahan dan drainase serta peningkatan

kesadaran berperilaku hidup dan sehat (PHBS).

2.3.1 Kebijakan Umum Terkait Pembangunan Sektor Sanitasi (Aspek Teknis)

A. Arah Pembangunan Sektor Air Limbah Sampai Tahun 2015

1. Pengolahan lumpur tinja diprioritaskan pada kawasan yang sangat padat

diperkotaan.

2. Bantuan Pemerintah Pusat diberikan untuk pemantapan kelembagaan

melalui pembinaan teknis di bidang manajemen pengolahan lumpur tinja dan

bantuan peralatan berikut fasilitas pendukungnya kepada daerah yang betul-

betul membutuhkan dan belum memiliki kemampuan sumber daya maupun

manajemennya.

3. Untuk kota-kota metropolitan dan kota besar, pembangunan prasarana dan

sarana lumpur tinja diusahakan dengan sistem terpusat dan semaksimal

mungkin menggunakan prinsip pemulihan biaya, dengan prioritas pelayanan

pada kawasan hunian dengan kepadatan bangunan yang tinggi dan dengan

permukaan air tanah yang tinggi.

II-29 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 30: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

4. Penanganan lumpur tinja di kawasan permukimam pada dasarnya adalah

tanggung jawab masyarakat sendiri, sedangkan fasilitas penunjangnya dapat

dibantu atau disediakan oleh Pemerintah Daerah tanpa atau dengan

bantuan Pemerintah Pusat, ataupun kerja sama dengan pihak swasta.

5. Konsep dasar yang dapat digunakan dalam menangani lumpur tinja di

kawasan perumahan dan permukiman adalah bagaimana mengelola lumpur

tinja secara terintegrasi, sehingga tepat guna (efektif), berdaya guna (efisien)

dan terjangkau serta dapat dioperasikan secara berkelanjutan, dengan

bertumpu kepada kemitraan antara masyarakat, pemerintah dan dunia

usaha.

6. Sedangkan kebijaksanaan lumpur tinja di perdesaan adalah:

7. Bantuan pemerintah untuk pengelolaan lumpur tinja perdesaan dilaksanakan

melalui Inpres (saat ini DAU) dan program sektoral.

8. Pengelolaan lumpur tinja pedesaan melalui program sektoral terutama

diprioritaskan untuk penyediaan sarana pembuangan lumpur tinja setempat,

di desa permukiman transmigrasi, permukiman nelayan, desa-desa pusat

pertumbuhan, desa rawan penyakit dan rawan bencana atau desa kritis

lainnya, baik secara individual maupun komunal.

B. Arah Pembangunan sektor Persampahan Sampai tahun 2015

1. Peningkatan/pembangunan TPA Krenceng

2. Pengadaan prasarana pengumpul sampah berupa kontainer

3. Pembangunan prasarana persampahan terpadu 3 R berupa penangan

sampah komunal Desa Kesamben

4. Infrastruktur tempat permrosesan akhir sampah berupa:

a. Pengadaan sarana dan prasarana persampahan TPA

b. Kegiatan operasional TPA

c. Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

5. Infrastruktur tempat pengolah sampah terpadu/3R berupa Pelatihan

pengkomposan, Program 3R dan Pelatihan 3R.

6. Fisik berupa Pengadaan sarana dan prasarana pengumpulan persampahan,

Pengangkutan, dan TPA.

7. Operasional sarana dan prasarana

a. Pengumpulan berupa OP Gerobak Sampah, OP Bak TPS, OP container

dan OP transfer depo

b. Pengangkutan berupa OP pick up, OP dump truck, dan OP armroll

II-30 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 31: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

c. TPA berupa OP kapasitas TPA

d. Daur Ulang

e. Peralatan 3R

f. Peralatan Pengkomposan

g. Non Fisik

h. Pelatihan 3R

i. Pelatihan Pengkomposan berupa Bantek UKL-UPL TPA Kesamben dan

Bantek UKL-UPL TPA Srengat

8. Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan berupa:

a. Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana

persampahan

b. Pengadaan Suku Cadang

c. Pengadaan sarana dan Prasarana Kebersihan

d. Penanggulangan Pencemaran Sampah di Lingkungan TPA

e. Pemeliharaan kontainer dan Gerobak Sampah

f. Pemeliharaan TPA dan Transfer Depo Sampah

9. Laporan pembinaan pelaksanaan PLP berupa:

a. Draft NSPK daerah bidang pengembangan PLP

b. Fasilitasi penguatan kapasitas pemerintah daerah dalam bidang

pengembangan PLP

c. Fasilitasi penguatan kapasitas masyarakat dan dunia usaha dalam bidang

pengembangan PLP

C. Arah Pembangunan Sektor Drainase Sampai Tahun 2015

Proyek untuk mengatasi masalah drainase tersebut berdasarkan Rencana

Induk Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Blitar antara

lain :

1. Pembangunan Drainase Kota Besar/Metro

2. Masterplan drainase Kota Sutojayan, Wlingi, Kanigoro

Penyusunan masterplan merupakan salah satu membuat rencana drainase

perkotaan yang terintegritas dan berkelanjutan dengan perkebangan kota.

Adapun penyusunan dokumen masterplan berupa Penyusunan Master Plan

Drainase Kawasan Sutojayan, Penyusunan Master Plan Drainase Kawasan

Kanigoro, Penyusunan Master Plan Drainase Kawasan Wlingi dan Penyusunan

Master Plan Drainase.

II-31 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 32: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

3. Pembangunan Drainase

Pembangunan drainase merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

dan mengurangi permasalahan drainase yang ada di Kabupaten Blitar. Adapun

jenis pembangunannya terbagi atas Pembangunan/Rehabilitasi Saluran

Drainase Kecamatan Sutojayan, Pembangunan Drainase Kota Wlingi dan

Pembangunan Drainase Kota Kanigoro.

4. Infrastruktur drainase perkotaan

Pembangunan infrastruktur drainase perkotaan yang dilakukan berupa

pembangunan saluran drainase/gorong-gorong. Adapun jenis pembangunannya

terbagi atas pembangunan saluran parit, pembangunan drainase, pembangunan

talud, pembangunan talud irigasi, pembangunan drainase dan pembangunan

irigasi.

Selain itu, terdapat pula rencana maupun usulan proyek peningkatan

drainase untuk mendukung fungsi Kecamatan Kanigoro sebagai pusat

pemerintahan di Kabupaten Blitar. Peningkatan drainase yang akan dilakukan

berupa pembangunan plengsengan dan drainase. Adapun desa-desa yang akan

direncanakan dalam pembangunan drainase tersebut antara lain:

Pembangunan plengsengan Desa Slorok (sekitar Puskesmas) dan Desa

Sukorejo

Pembangunan drainase kota Desa Plumpungrejo, Kelurahan Kademangan,

Kelurahan Pandanarum, Kelurahan Kalipang, Kelurahan Sutojayan

Tempat Pengungsian Bencana Banjir.

D. Arah Pembangunan Sektor Air Bersih Sampai Tahun 2015

1. Program Pembangunan Penyediaan Air Minum/Air Bersih

Program-program pembangunan Penyediaan Air Minum/Air Bersih di

Kabupaten Blitar diantaranya yaitu:

Program Penyediaan Air Minum Pedesaan

Program Pembinaan Teknis Air Minum PDAM dan Non PDAM / HIPPAM

Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pedesaan bagi

masyarakat berpenghasilan rendah

Program Penyediaan air bersih berbasis masyarakat

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

2. Rencana Pembangunan Penyediaan Air Minum

Berdasarkan RPIJM Kabupaten Blitar Tahun 2009-2013 bahwa akan adanya

peningkatan akses air minum perpipaan berdasarkan daerah pelayanan:

II-32 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 33: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

Wilayah pelayanan kota, dari 36.5% menjadi 50%, atau tambah

pelayanan 45.862 jiwa

Wilayah pelayanan IKK, dari 26% menjadi 35%, atau tambah pelayanan

57.688 jiwa

Wilayah pelayanan desa, dari 39% menjadi 50%, atau tambah pelayanan

77.223 jiwa.

2.3.2 Arah Strategi terkait Pembangunan Sektor Sanitasi (Aspek Non Teknis)

A. Penyusunan Biaya Operasional dan Pemeliharaan Infrastruktur Terkait

Sanitasi

Perlu adanya kebijakan belanja daerah untuk penyelengaraan urusan wajib

dalam rangka melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat

diarahkan untuk penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan

infrastruktur terkait sanitasi agar sarana dan prasarana yang telah dibangun

dapat memberikan manfaat yang maksimal.

B. Peningkatan Pemahaman Masyarakat terhadap PHBS

Pembinaan pola hidup sehat kepada masyarakat oleh dinas-dinas terkait.

Kebijakan dalam urusan pendidikan diarahkan pada meningkatkan

pengetahuan PHBS sejak pendidikan Usia Dini sampai pendidikan

menengah serta penyediaan sarana dan prasarana pendidikan sanitasi

Peningkatan fungsi atau peran media massa dalam mengkomunikasikan

informasi sanitasi khususnya PHBS terhadap masyarakat.

C. Penyusunan Kebijakan Daerah/Peraturan Daerah terhadap sistem

operasional dan prosedur infrastruktur terkait sanitasi

Perlu adanya penyusunan kebijakan daerah atau peraturan daerah terkait

sanitasi. Peraturan daerah tersebut meliputi Perda mengenai pengelolaan

limbah cair, Perda mengenai pengelolaan persampahan maupun retribusi

sampah, Perda mengenai drainase lingkungan, dan Perda mengenai

pengelolaan dan tarif pelayanan air bersih.

D. Penyusunan Masterplan atau Dokumen Perencanaan terkait Sanitasi

Perlu adanya penyusunan dokumen rencana sanitasi yang berupa

masterplan baik untuk air limbah, persampahan, drainase, maupn air bersih.

Sehingga perencanaan sanitasi bisa lebih terfokus dan tepat sasaran.

II-33 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 34: BAB II. Arah Pengembangan Sektor Sanitasi_SSK Kab Blitar

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TAHUN 2012-2016

2.4 Sasaran Umum dan Arahan Tahapan Pencapaian

2.4.1 Tujuan Sanitasi

Tujuan sanitasi Kabupaten Blitar terkait dengan visi dan misi Kabupaten

Blitar serta visi dan misi sanitasi yaitu terwujudnya keseimbangan pengelolaan dan

pemanfaatan sumber daya alam dengan pemeliharaan kualitas dan fungsi

lingkungan hidup.

2.4.2 Sasaran Sanitasi

Tersedianya infrastruktur sumber daya air untuk mendukung upaya konservasi

dan pendayagunaan sumber daya air.

Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar

pemukiman.

Berkurangnya pencemaran air udara dan tanah

Pengelolaan Sumber daya alam yang ramah lingkungan

Meningkatnya kesadaran masyarakat agar peduli pada kelestarian lingkungan

hidup

Tersedianya fasilitas pengolahan limbah pada lingkungan usaha/industri

II-34 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |