BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu...

69
24 BAB II ANALISIS DATA Deskripsi hasil penelitian dalam bab II ini merupakan analisis data dan pembahasan tentang tindak tutur direktif, kajian prinsip kerja sama, dan implikatur yang terdapat dalam percakapan berbahasa Jawa di asrama mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta. A. Analisis Data 1. Jenis Subtindak Tutur Direktif dalam Percakapan Berbahasa Jawa di Asrama Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang dilakukan penuturnya dengan maksud si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu atau mendorong mitra tutur melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan penutur. Tindak tutur direktif menyatakan apa yang menjadi keinginan penutur. Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai percakapan berbahasa Jawa di asrama mahasiswa UNS Surakarta, penjelasan untuk subtindak tutur direktif adalah sebagai berikut. a. Tindak Tutur Direktif Menghendaki Tindak tutur direktif menghendaki adalah tindak tutur yang disampaikan penutur kepada mitra tutur dengan menghendaki mitra tutur agar melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak penutur. TTD menghendaki yang terdapat di Asrama Mahasiswa UNS Surakarta adalah sebagai berikut.

Transcript of BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu...

Page 1: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

24

BAB II

ANALISIS DATA

Deskripsi hasil penelitian dalam bab II ini merupakan analisis data dan

pembahasan tentang tindak tutur direktif, kajian prinsip kerja sama, dan

implikatur yang terdapat dalam percakapan berbahasa Jawa di asrama mahasiswa

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

A. Analisis Data

1. Jenis Subtindak Tutur Direktif dalam Percakapan Berbahasa Jawa di

Asrama Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang dilakukan penuturnya

dengan maksud si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan di dalam

tuturan itu atau mendorong mitra tutur melakukan sesuatu yang sesuai dengan

keinginan penutur. Tindak tutur direktif menyatakan apa yang menjadi keinginan

penutur.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai percakapan berbahasa

Jawa di asrama mahasiswa UNS Surakarta, penjelasan untuk subtindak tutur

direktif adalah sebagai berikut.

a. Tindak Tutur Direktif Menghendaki

Tindak tutur direktif menghendaki adalah tindak tutur yang

disampaikan penutur kepada mitra tutur dengan menghendaki mitra tutur agar

melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak penutur. TTD menghendaki yang

terdapat di Asrama Mahasiswa UNS Surakarta adalah sebagai berikut.

Page 2: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

25

Data 4

Konteks tuturan :

Pengelola asrama mahasiswa mengumumkan kepada penghuni tentang renovasi

gedung A. Maka dari itu Ia menghendaki semua penghuni gedung A untuk pindah

ke gedung D apabila telah siap dihuni nanti.

Bentuk tuturan :

P : Dadi iki mengko nek gedhung D wis dadi kabeh penghuni gedhung A

kudu pindhah rana, gedhung A arep direnovasi.

‘Jadi nanti setelah gedung D sudah jadi, penghuni gedung A harus pindah

ke sana, gedung A akan direnovasi!’

MT :Lanang wedok Pak ?

‘Laki-laki dan perempuan Pak ?’

P : Iya, sementara lanange ndhuwur, wedok ngisor.

‘Iya, sementara laki-laki di atas, perempuan di bawah.’

Tuturan tersebut dilakukan oleh pengelola asrama atauP dan penghuni

asrama atau MT. Asrama mahasiswa sedang dalam proses pembangunan. Saat ini

pembangunan gedung baru hampir selesai. Gedung A yang telah lama berdiri kini

dinilai sudah tidak layak dihuni, hal tersebut terlihat dari kerusakan pada saluran

pembuangan air. Banyak sekali saluran yang rusak sehingga terjadi kebocoran di

beberapa kamar pada gedung A. Walaupun begitu masih ada beberapa kamar

yang dihuni oleh mahasiswa. Dengan dibangunnya gedung baru, pihak pengelola

menghendaki penghuni yang masih berada di gedung A pindah ke gedung baru

untuk kemudian gedung A akan direnovasi.

Dari pembicaraan di atas, P menghendaki MT yang tinggal di gedung A

untuk pindah ke gedung D nanti setelah gedung D siap dihuni. Tindak tutur

direktif menghendaki pada tuturan di atas ditandai dengan satuan

Page 3: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

26

linguanberbentuk frasa kudu pindah ‘harus pundah’ yang berarti mengharuskan

para penghuni gedung A pindah ke gedung D setelah gedung D siap dihuni karena

gedung A akan direnovasi. Intonasi naik berupa volume yang naik pada saat P

menuturkan tuturan di atas menegaskan bahwa P menghendaki seluruh penghuni

harus pindah ke gedung baru.

Data 5

Konteks tuturan :

Karena telah terjadi pencurian sebuah motor di asrama, pengelola membuat

peraturan mengenai gerbang asrama. Ia menghendaki gerbang asrama ditutup

pukul satu dini hari kemudian dibuka lagi pukul lima pagi.

Bentuk tuturan :

P : Ben ora ana kedadean kaya ngono meneh, gerbang ditutup jam sij bengi,

dibukak meneh jam lima esuk.

‘Agar tidak ada kejadian seperti itu lagi, gerbang akan ditutup pukul satu

malam, dibuka lagi pukul lima pagi.’

MT : Mulai kapan Pak ?

‘Mulai kapan Pak ?’

P : Suk Senin.

‘Besok Senin.’

Tuturan tersebut terjadi pada malam hari dilakukan oleh pengelola

asrama (P) dan penghuni asrama (MT). Asrama UNS Surakarta berada ditengah

lingkungan warga. Hal tersebut dianggap memicu terjadinya pencurian sebuah

motor milik penghuni asrama. Walapun ada satpam yang berjaga di asrama,

namun luasnya lingkungan asrama terkadang dimanfaatkan pihak yang tidak

bertanggung jawab melakukan tindakan yang merugikan orang lain yaitu

pencurian. Mekipun belum ditemukan bukti yang jelas siapa pencuri tersebut,

pihak asrama melakukan pencegahan terjadinya pencurian kembali dengan cara

Page 4: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

27

mengeluarkan peraturan baru. Peraturan baru tersebut yaitu penutupan gerbang

asrama pada pukul satu dini hari sampai pukul lima pagi. Sebelumnya memang

belum ada peraturan mengenai penutupan gerbang asrama karena

mempertimbangkan kegiatan mahasiswa sangat padat dan tidak dapat

diperkirakan waktu kapan mahasiswa kembali ke asrama. Namun, dengan

pertimbangan pengelola asrama, maka dikeluarkanlah peraturan baru tersebut.

P menghendaki penutupan gerbang asrama pada pukul satu dini hari.

TTD menghendaki pada tuturan di atas ditandai dengan satuan lingual ditutup

‘ditutup’. Satuan lingual ditutup ‘ditutup’ tersebut bermaksud penutupan gerbang

asrama pada pukul satu dini hari sampai lima pagi agar dapat mencegah terjadi

pencurian di asrama UNS Surakarta.TTD menghendaki di atas ditegaskan dengan

intonasi naik yang berupa nada yang datar kemudian naik pada tuturan tersebut.

Data 6

Konteks tuturan :

Pengelola asrama mahasiswa UNS mengumumkan bahwa seluruh penghuni

asrama harus memiliki kartu anggota penghuni asrama untuk arsip data penghuni

di asrama.

Bentuk tuturan :

P : Penghuni kudu nduwe kartu anggota penghuni asrama mahasiswa. Ben

datane isa dicathet kanthi jelas. Supaya nek ana apa-apa gampang le

ngurus.

‘Penghuni harus memiliki kartu anggota asrama mahasiswa. Agar datanya

bisa dicatat dengan jelas. Supaya bila terjadi sesuatu mudah

mengurusnya.’

MT : La carane pripun Pak ?

‘Caranya bagaimana Pak ?’

P : Mengko enek website-e mas, tinggal ngisi biodata wae kok.

‘Nanti ada website-nya Mas, tinggal mengisi biodata saja kok.’

Page 5: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

28

Tuturan tersebut dilakukan oleh pengelola asrama mahasiswaatau P dan

penghuni asrama atau MT di pagi hari.Pokok pembicaraan pada data di atas

adalah pengelola asrama menghendaki seluruh penghuni harus memiliki kartu

identitas penghuni asrama mahasiswa UNS Surakarta. Sebelumnya pencatatan

biodata penghuni asrama dilakukan dengan cara manual oleh pengelola karena

fasilitas belum memadai. Data tersebut akan digunakan oleh pengelola apabila

terjadi sesuatu pada penghuni. Misalnya apabila penghuni sakit maka pengelola

dapat menghubungi orang tua atau wali mahasiswa tersebut. Karena arsip yang

masih berbentuk tulisan manual tersebut dinilai kurang efektif maka diadakan data

on-line yang mengharuskan para penghuni mengisikan biodatanya di sebuah

website yang kemudian dapat tersimpan dalam bentuk softfile sehingga lebih

efektif. Kemudian setelah data terisi dengan lengkap penghuni akan memperoleh

kartu tanda penghuni asrama sebagai identitas resmi.

P menghendaki seluruh penghuni memiliki kartu anggota penghuni

asrama untuk arsip pihak asrama. TTD direktif menghendaki pada data di atas

ditandai dengan satuan lingual berupa frasakudu nduwe‘harus memiliki’. Satuan

lingual kudu ‘harus’ bermaksud agar seluruh penghuni harus memiliki kartu

anggota penghuni asrama yang bisa di dapat melalui mengisi biodata online di

website asrama mahasiswa UNS Surakarta yang telah disediakan. Tuturan

tersebut dituturkan P dengan intonasi naik berupa nada tuturan yang naik

menegaskan P benar-benar menghendaki para penghuni harus memiliki kartu

identitas penghuni asrama mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 6: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

29

b. Tindak Tutur Direktif Mengharap

Mengharap adalah menginginkan sesuatu dengan harapan bahwa yang

diinginkan dapat terlaksana. Jadi, TTD mengharap adalah tindak pertuturan yang

disampaikan penutur kepada mitra tutur atau yang lain di luar mitra tutur, dengan

harapan mengabulkan apa yang diharapkan penutur. TTD mengharap yang

terdapat asrama mahasiswa UNS Surakarta adlah sebagai berikut.

Data 7

Konteks tuturan :

Seorang penghuni asrama merasa tidak nyaman dengan pegawai-pegawai kantor

asrama yang baru dan merasa lebih nyaman dengan pengelola yang lama. Ia

berharap asrama kembali dikelola oleh pengelola lama.

Bentuk tuturan :

P :Muga – muga tenan Desember wong – wong kantor kae ditarik ning

PUSDIKLAT.

‘semoga benar Desember nanti orang-orang kantor itu ditarik ke

PUSDIKLAT’

MT :Iya, penak pas dicekel Pak Wit kae pengelolane.

‘Iya, nyaman ketika dikelola Pak Wit sebagai pengelola dulu.’

Tuturan di atas dilakukan oleh dua orang penghuni asrama P dan MT.

Pokok pembicaraan pada data di atas adalahP mengharapakan agar

kepengelolaan asrama kembali dikelola oleh pengelola yang lama, karena ia

merasa tidak nyaman dengan kepengelolaan yang baru. P merasa pengelola yang

baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap

peraturan. P merasa pengelola di asrama seharusnya lebih luwes agar penghuni

asrama merasa lebih nyaman. P juga mengamati pengelola yang baru kurang

dapat bergaul dengan penghuni sehingga hubungan antara pengelola dengan

Page 7: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

30

penghuni kurang dekat. Hal tersebut membuat penghuni merasa kurang nyaman

dengan pengelola asrama yang baru. Sedangkan pengelola sebelumnya yang

disebutkan pada data di atas yaitu Pak Wit, adalah pengelola yang luwes dan

dapat bergaul dengan baik dengan para penghuni, sehingga para penghuni

merasa lebih nyaman.

TTD mengharap pada tuturan di atas ditandai dengan satuan lingual

berbentuk perulangan kata muga-muga ‘semoga’. Satuan lingual tersebut

bermaksud bahwa P mengharapkan kepengelolaan asrama mahasiswa kembali

dikelola oleh pengelola yang lama. Tuturan di atas dilakukan P dengan intonasi

datar kemudian sedikit naik yang menunjukkan P mengharap kepengelolaan

asrama mahasiswa UNS Surakarta bisa kembali dikelola oleh pengelola asrama

yang sebelumnya.

Data 8

Konteks tuturan :

Jalan menuju gedung D amblas karena sering dilewati mobil, pihak asrama

memasang tiyang ditengah jalan menuju gedung D. Hal tersebut dilakukan agar

mobil tidak dapat melewati jalan tersebut dengan harapan apabila mobil tidak

lewat maka jalan tidak akan amblas.

Bentuk tuturan :

P :Dalan arep neng gedhung D tak cagaki tengahe Mas, ben mobil ra mlebu

rana. pafinge ambles kabeh.

‘Jalan ke arah gedung D saya beri tiyang di tengahnya Mas, agar mobil

tidak dapat masuk ke sana. Pafingnya amblas semua.’

Tuturan tersebut dilakukan oleh pengelola asrama mahasiswa atau

P.Pokok pembicaraan pada data di atas adalah P memberi tiyang di tengah jalan

menuju gedung D agar mobil tidak dapat melewati jalan tersebut. P sebagai

Page 8: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

31

pengelola yang bertanggung jawab di bidang prasarana asrama harus

memaksimalkan segala prasarana di asrama mahasiswa. Baik dari kualitas kamar,

sarana olah raga di asrama, aliran air dan listrik maupun akses jalan di dalam

lingkungan asrama mahasiswa UNS Surakarta.

P melihat jalan menuju gedung D rusak atau amblas. Rusaknya jalan

tersebut dinilai P disebabkan oleh mobil. Jalan menuju gedung D terbuat dari

pafing. kemudian P memasang tiyang di tengah jalan tersebut agar mobil tidak

dapat melewatinya. Tuturan P pada data di atas dilakukan P setelah memasang

tiyang di tengah jalan yang menuju gedung D.TTD mengharap pada data di atas

ditandai dengan satuan lingual berbentuk kataben ‘agar’. Satuan lingual ben ‘agar’

pada data di atas bermaksud P mengharap dengan dipasangnya tiyang di tengah

jalan menuju gedung D mobil tidak dapat lewat sehingga jalan tidak akan rusak

atau amblas. Intonasi pada tuturan P di atas datar karena P cukup lelah setelah

memasang tiyang tersebut. Tuturan di atas dituturkan dengan intonasi yang datar

kemudian sedikit naik di akhir kalimat. Tindakan P yang ditunjukkan pada data di

atas menunjukkan kesungguhan P yang berharap mobil tidak dapat lewat di jalan

menuju gedung D agar jalan tersebut tidak rusak atau amblas lagi.

c. Tindak Tutur Direktif Bertanya

Bertanya adalah tuturan yang dituturkan penutur dengan tujuan

memperoleh suatu jawaban yang diinginkan penutur dari lawan tutur. Tindak tutur

direktif bertanya adalah tindak pertuturan yang dilakukan oleh penutur dengan

harapan mitra tutur memberikan jawaban berupa informasi yang sesuai dengan

pertanyaan yang dituturkan penutur. Tindak tutur direktif bertanya yang terdapat

di asrama mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah sebagai berikut.

Page 9: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

32

Data 9

Konteks tuturan :

Asrama yang sedang dalam masa pembangunan, merencanakan pembangunan

masjid di dalam lingkungan asrama, sementara saat ini terdapat sebuah masjid di

depan asrama yg jamaahnya adalah para penghuni asrama. Apabila di dalam

asrama dibangun masjid, maka jamaah di masjid depan asrama akan sangat

berkurang.

Bentuk tuturan :

P :Lajeng mesjid kampus ngajeng niku pripun Pak ?

‘Lalu mesjid kampus depan bagaimana Pak ?’

MT :La ya ta, mesjid kui kan ya mesjide UNS ta jane, nek asrama ana mesjid,

mesjid ngarepan mesti mati ta.

‘Iya kan, masjid itu kan sebebnarnya masjidnya UNS juga, kalau di dalam

asrama ada masjid, masjid depan pasti sepi kan.’

Tuturan diatas dilakukan oleh seorang penghuni asrama atau P dan

pengelola asrama atau MT. Sebagian besar penghuni asrama beragama Islam.

Seperti umat Islam pada umunya, ketika waktu beribadah tiba mereka melakukan

ibadah berjamaah di masjid. Saat ini untuk melakukan ibadah berjamaah tersebut,

para penghuni memanfaatkan masjid yang berada di depan asrama mahasiswa

UNS Surakarta. Kemudian muncul informasi perencanaan pembangunan masjid

di dalam linngkungan asrama mahasiswa UNS Surakarta. Mengetahui hal tersebut

P menanyakan kepada pengelola mengenai masjid yang akan dibangun dan masjid

lama yang saatini masih dimanfaatkan para penghuni asrama.

TTD bertanya pada tuturan di atas ditandai dengan satuan lingual

pripun ‘bagaimana’. Satuan lingual tersebut bermaksud bahwa P menanyakan

kondisi yang terjadi pada masjid lama atau yang saat ini masih dimanfaatkan

apabila dibangun masjid di dalam lingkungan asrama. Karena apabila dibangun

Page 10: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

33

masjid di dalam asrama mahasiswa UNS Surakarta maka masjid lama yang berada

di depan asrama kan sepi. Hal tersebut dinilai kurang baik oleh P. Tuturan tersebut

dilakukan P dengan intonasi datar.

Data 10

Konteks tuturan :

Angkringan di asrama biasanya hanya tutup pada hari senin. Saat itu sudah tiga

hari angkringan tersebut tutup. Kemudian seorang penghuni menanyakan hal

tersebut kepada satpam asrama.

Bentuk tuturan :

P :Angkringanne Mas Khata kok tasih tutup napa Pak ?

‘Angkringan Mas Khata kok masih tutup Pak ?’

MT :Iya, lara wonge, masuk angin jare ket wingi.

‘Iya, orangnya sakit, masuk angin katanya sejak kemarin.’

Tuturan di atas dilakukan oleh penghuni asrama atau P dan satpam

asrama atau MT. Pokok pembicaraan di atas adalah seorang penghuni

menanyakan kepada satpam asrama mengapa angkringan di asrama yang biasanya

hanya tutup pada hari senin, saat itu tutup hingga tiga hari. Hari itu adalah hari

rabu malam.

Angkringanne Mas Khata kok tasih tutup napa Pak ?‘Angkringan Mas

Khata kok masih tutup Pak ?’ napa ‘kenapa’ merupakan penanda lingual

berbentuk kalimat tindak tutur direktif bertanya. MT yang telah mengetahui

bahwa penjaga angkringan tersebut sedang sakit sejak kemarin menjawab dengan

kalimat Iya, lara wonge, masuk angin jare ket wingi ‘Iya, orangnya sakit, masuk

angin katanya sejak kemarin’. Tuturan di atas dituturkan P dengan intonasi datar.

Page 11: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

34

d. Tindak Tutur Direktif Introgasi

Mengintrogasi adalah menanyakan lebih dari satu pertanyaan dengan

maksud memperoleh jawaban selengkap-lengkapnya dari lawan tuturnya. Tindak

tutur direktif introgasi adalah tindak pertuturan yang dilakukan oleh seorang

penutur dengan bentuk tuturan berupa beberapa pertanyaan dalam satu tuturan

dengan tujuan memperoleh jawaban selengkap-lengkapnya dan sebanyak-banyak

dari mitra tutur. Tindak tutur direktif introgasi berbahasa Jawa yang terdapat di

asrama mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah sebagai berikut.

Data 11

Konteks tuturan :

Telah terjadi pertengkaran yang melibatkan penghuni di asrama mahasiswa

gedung D. Seorang penghuni lainmenanyakan hal tersebut kepada satpam asrama

yang berada di tempat kejadian saat pertengkaran itu terjadi.

Bentuk tuturan :

P :La kuwi sapa Pak ? Kok isa ketemu Ratih neng lobi ?Trus sidane pripun

Pak ?

‘lha itu siapa Pak ? ko bisa ketemu Ratih di lobi ? lalu bagaimana Pak ?

MT :Kuwi jare pacare kakak tingkate Ratih, cemburu karo Ratih. Jare Ratih

ditelpon trus kon midhun neng lobi gedhung D, trus gelut. Ya rame kae

mas, trus tak pisah, wong loro mau tak kon metu.

‘Itu katanya pacar dari kakak tingkat Ratih, cemburu pada Ratih. Katanya

Ratih ditelpon diminta turun ke lobi gedung D, dan bertengkar. Ya ramai

Mas, lalu saya pisah, dua orang tadi saya suruh keluar.’

Tuturan di atas dilakukan oleh penghuni asramaatau P dan satpam

asrama atau MT pada pagi hari setelah pertengkaran terjadi. Pertengkaran yang

terjadi di gedung D, melibatkan tiga orang yaitu salah satu penghuni gedung D

yang disebutkan bernama Ratih dan dua orang yang salah satunya adalah kakak

tingkat ratih dan bukan penghuni asrama. Pertengkaran tersebut disebabkan

Page 12: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

35

karena kakak tingkat ratih cemburu kepada Ratih karena merasa pacarnya terlalu

dekat dengan Ratih.

P yang baru saja mendengar telah terjadi pertengkaran di gedung D

berusaha mendapatkan informasi yang jelas mengenai kejadian tersebut. P

menanyakan pertengkaran yang terjadi gedung D asrama mahasiswa kepada MT

yang pada saat pertengkaran terjadi berada di tempat kejadian. TTD

mengintrogasi pada tuturan di atas ditandai dengan sapa ‘siapa’ kemudian

dilanjutkan dengan kok isa ‘bagaimana bisa’ dan pripun ‘bagaimana’. Penanda

lingual tersebut bermaksud P berusaha mendapatkan informasi yang jelas dari MT

sehingga P tahu bagaimana pertengkaran itu bisa terjadi. Pada tuturan di atas P

menuturkannya dengan intonasi datar dan mimik muka yang menunjukkan rasa

penasaran yaitu dengan maksud P sangat menginginkan jawaban berupa

penjelasan dari MT mengenai pertengakaran yang terjadi di gedung D asrama

mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

e. Tindak Tutur Direktif Memarahi

marah adalah emosi dasar yang menggambarkan perasaan tidak senang

yang terjadi karena merasa tersakiti, tidak dihargai berbeda pandangan atau

menghadapi halangan untuk mencapai tujuan.Memarahi dapat didefinisikan

tinperasaan tidak senang terhadap tindakan atau ucapan orang lain yang tidak

sesuai dengan kehendak penutur. Tindak tutur direktif memarahi adalah suatu

tindak pertuturan yang menggambarkan perasaan tidak suka terhadap tindakan

atau ucapan orang lain. Tindak tutur direktif memarahi yang terdapat di asrama

mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah sebagai berikut.

Page 13: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

36

Data 12

Konteks tuturan :

P dan MT adalah tukang kebun asrama. Mereka sedang memilah sampah organik

dan anorganik untuk dibuang. Karena kesal P bertanya terus, MT menjawab

dengan nada tinggi.

Bentuk tuturan :

P : La trus sing iki diguwak ngendi Pak ?

‘Lalu yang ini dibuang dimana Pak ?’

MT : Nek godhong sing biru, plastik sing abang le. Kesel ngandhani terus !

‘kalau daun di biru, plastik di merah nak. Lelah memberitahu terus.’

Tuturan di atas dilakukan oleh tukang kebun asrama. Mereka telah

selesai mengumpulkan sampah yang ada di taman asrama. Sampah tersebut

berupa sampah daun dan sampah plastik. Kedua jenis sampah tersebut dibedakan

tempat penampungannya. Untuk sampah plastik ditampung di kotak merah

sedangkan sampah daun di kotak berwarna biru. Karena sudah lelah bekerja

hingga sore hari, P kemudian kurang fokus hingga berulang kali bertanya kepada

MT.

P menanyakan kepada MT sampah daun dimasukan ke tempat sampah

yang berwarna apa. MT yang merasa telah berulang kali memberitahu P merasa

kesal dan marah. TTD memarahi pada tuturan di atas ditandai dengan satuan

lingual kesel ‘lelah’. MT merasa lelah atau kesal berulang kali memberitahu P.

Hal tersebut diperkuat dengan intonasi naik yaitu mengeraskan suara pada saat

MT menuturkan satuan lingual kesel ngandhani terus ‘lelah memberitahu terus’

yang menunjukkan kemarahan MT.

Page 14: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

37

Data 13

Konteks tuturan :

Malam itu, seorang satpam asrama mengajak seorang penghuni untuk makan

gudheg. Karena terlalu banyak bertanya, kemudian satpam asrama memarahi

penghuni tersebut.

Bentuk tuturan :

P : Dul, gudheg yoh !

‘Dul, gudheg yok !’

MT : Neng ngendi Pak ?

‘Dimana Pak ?’

P : Wis ta ayo melua wae !

‘Sudahlah ayo ikut saja !’

MT : La karo sapa wae Pak ?

‘Dengan siapa saja Pak ?’

P : Cerewet ! Ndang ayo !

‘Cerewet ! cepat ayo !’

Tuturan di atas dilakukan oleh satpam asrama atau P dan penghuni

asrama atau MT. Pokok pembicaraan di atas adalah seusai bermain ping pong

pada malam hari P mengajak MT untuk makan gudheg. P sudah biasanya

mengajak MT makan di warung gudheg langganan P. Karena MT terlalu banyak

bertanya, P memarahi MT.

Tuturan P di atas terdapat tindak tutur direktif memarahi. Tindak tutur

direktif memarahi pada tuturan P ditandai dengan satuan lingual cerewet

‘cerewet’. Satuan lingual cerewet ‘cerewet’ tersebut diucapkan P karena merasa

kesal dengan MT yang terlalu banyak bertanya. P sudah biasa mengajak MT

makan gudheg di warung gudheg langganan P. Tuturan cerewet ‘cerewet’

dituturkan P dengan intonasi naik yaitu mengeraskan volume tututan tersebut

yang menegaskan kemarahan P.

Page 15: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

38

f. Tindak Tutur Direktif Menegur

Menegur adalah suatu tindak tutur memperingatkan. Berbeda dengan

memarahi, menegur biasanya diucapkan dengan nada datar disesuaikan dengan

konteks pada saat tuturan itu terjadi. Hal tersebut dilakukan agar lawan tutur

melakukan apa yang dituturkan penutur. Tindak tutur direktif menegur adalah

suatu tindak pertuturan yang dilakukan penutur dengan tujuan mitra tutur

melakuakan apa yang diucapkan penutur. Tindak tutur direktif menegur yang

terdapat di asrama mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah sebagai

berikut.

Data 13

Konteks tuturan :

Seorang penghuni yang baru sampai di asrama memarkir motornya

tidak di parkiran yang semestinya. Satpam asrama menegur penghuni tersebut

untuk memarkir motornya di tempat parkir yang sudah disediakan.

Bentuk tuturan :

P : Mas, pitmu parkiren kana lo ! wis dicepakake parkiran amba kok parkir

sak-sake, mengko nek ilang nyalahke satpame.

‘Mas, motormu parkir di sana lo ! sudah disiapkan parkiran luas kok masih

parkir sembarangan, nanti kalau hilang menyalahkan satpamnya.’

MT : Nggih Pak, ngapunten.

‘Iya Pak, maaf’

Tuturan di atas dilakukan oleh seorang satpam asrama. Pokok

pembicaraan di atas adalah P menegur MT yang memarkir motornya tidak di

tempat parkir padahal sudah disediakan tempat parkir yang luas di asrama.

Sebagai penanggungjawab keamanan di asrama, ia menegur penghuni tersebut.

TTD menegur pada tuturan di atas ditandai dengan satuan lingual sak-sake

Page 16: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

39

‘sembarangan’. Maksud dari penanda lingual tersebut adalah tuguran kepada

penghuni yang memarkir motornya sembarangan dan bila sampai hilang maka

satpam atau penanggungjawab keamanan asramalah yang akan disalahkan.

Selain itu telah disediakan tempat parkir khusus untuk motor, sehingga

satpam sebagai penanggung jawab keamanan sudah sewajarnya menegur

penghuni dan menyuruhnya memarkir motornya di tempat yang telah disediakan.

Tuturan di atas dituturkan dengan intonasinaik yaitu pada nada ketika P

menuturkan tuturan di atas P menuturkan dengan nada datar kemudian naik pada

tuturan wis dicepakake parkiran amba kok parkir sak-sake, mengko nek ilang

nyalahke satpame ‘sudah disiapkan parkiran luas kok masih parkir sembarangan,

nanti kalau hilang menyalahkan satpamnya.’.

Data 14

Konteks tuturan :

Seorang satpam asrama atau P melihat petugas kebersihan atau MT yang sudah

istirahat di kantin asrama sebelum waktunya.

Bentuk tuturan :

P : Jam semene wis leren ki apa wis rampung gaweyane ?

‘Jam segini sudah istirahat apa sudah selesai pekerjaannya ?’

MT : Halah, sawangen panase kaya ngana kae lo, ngiyup sek lah.

‘Halah, lihatlah panasnya seperti itu, berteduh dulu.’

P : Nyambut gawe, nyambut gawe !

‘Kerja, kerja !’

Tuturan di atas dilakukan oleh satpamatau P dan petugas kebersihan

atau MT asrama mahasiswa UNS Surakarta. Pokok pembicaraan di atas adalah P

melihat MT sedang istirahat di kantin asrama sebelum waktu istirahat. Waktu

istirahat untuk para petugas kebersihan di asrama adalah pukul dua belas siang

Page 17: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

40

namun saat itu masih pukul sepuluh. Sebagai penanggungjawab ketertiban di

asrama, P menegur MT dan menyuruhnya untuk kembali bekerja.

TTD menegur pada data di atas ditandai dengan satuan lingual jam

semene wes leren ‘jam segini sudah istirahat’. Satuan lingual jam semene wes

leren ‘jam segini sudah istirahat’ tersebut dimaksudkan P menegur MT yang

sedang istirahat padahal waktu istirahat belum tiba. P sebagai pengawas asrama

menegur MT kemudian menyuruhnya untuk kembali bekerja.

g. Tindak Tutur Direktif Meminta restu

Meminta restu adalah suatu tindakan yang dilakukan penutur dengan

tujuan mitra tutur merestui apa yang akan dilakukan atau diucapakan penutur.

Restu tersebut biasanya berupa doa. Tindak tutur meminta restu adalah suatu

tindak pertuturan yang dilakukan penutur dengan harapan mitra tutur mendoakan

sesuatu yag akan dilakukan penutur. Tindak tutur direktif meminta restu yang

terdapat di asrama mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah sebagai

berikut.

Data 16

Konteks tuturan :

P adalah seorang penghuni asrama yang mempunyai grup keroncong di

kampusnya, dan pada saat itu ia hendak tampil di bale Soetjatmoko. Ia meminta

restu kepada penghuni yang lain yang ditemuinya ketika ia hendak berangkat.

Bentuk tuturan :

P : Niki Pak, badhe tampil keroncong wonten Bale Soetjatmoko, pangestune

nggih Pak.

‘Ini Pak, mau tampil keroncong di bale Soetjatmoko, minta restunya ya

Pak.

Page 18: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

41

MT : Wah, ya Mas, muga-muga lancar.

‘Wah, iya Mas, semoga lancar.’

Tuturan di atas dilakukan oleh penghuni asrama yang mempunyai grup

keroncong di kampusnya yaitu P dan penghuni lain atau MT.pokok pembicaraan

di atas adalah pada saat itu P hendak berangkat menuju tempat pementasan

keroncong bertemu MT di kantin asrama. Kemudian ia meminta restu kepada MT

agar penampilannya dapat berjalan lancar. TTD meminta restu pada tuturan di

atas ditandai dengan satuan lingual pangestune ‘minta restunya’. Tuturan tersebut

dilakukan P dengan maksud agar MT memberi restu dan mendoakan supaya

penampilan keroncongnya diberi kelancaran.

Tindak tutur direktif meminta restu pada data di atas dibuktikan dengan

jawab MT yaitu ya Mas, muga-muga lancar ‘Ya Mas, semoga lancar’ yaitu MT

memberikan restunya berupa doa yang mendoakan agar penampilan keroncong P

pada saat itu lancar. P meminta restu kepada MT karena MT adalah penghuni

yang lebih tua dari P, sehingga P sudah sewajarnya menghormati MT dengan

meminta restu dari MT sebelum P berangkat menuju tempat pentasnya.Tutur P di

atas dilakukan dengan intonasi menurun yaitu menurunkan nada tuturannya di

akhir kalimat yang melengkapi TTD meminta restu karena seseorang yang

meminta doa biasanya merendahkan nada bicaranya.

h. Tindak Tutur Direktif Menyarankan

menyarankanadalah memberikan suatu saran kepada orang lain dengan

tujuan lawan tutur melakukan apa yang disarankan penutur. Tindak tutur direktif

menyarankan adalah suatu tindak pertuturan yang dilakukan penutur agar mitra

tutur melakukan apa yang disarankan penutur. Tindak tutur direktif menyarankan

Page 19: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

42

yang terdapat di asrama mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah

sebagai berikut.

Data 17

Konteks tuturan :

Pengelola asrama menanyakan kepada seorang penghuni atau MT apakah Ikin,

seorang penghuni yang lain jadi pindah ke kamar MT atau tidak, dan

menyarankan MT untuk menanyakan hal tersebut kepada Ikin.

Bentuk tuturan :

P :La Ikin sida pindhah neng kamarmu ora mas ?

‘Ikin jadi pindah ke kamarmu tidak mas ?’

MT : Kirangan Pak, bocahe nggih dereng ngabari kula.

‘Kurang tahu Pak, dia belum memberi tahu saya.’

P :Mbok coba takonana Mas, menawa bocahe wedi meh ngomong karo

sampeyan.

‘Coba anda tanyakan Mas, mungkin dia takut mau bicara kepada anda.’

Tuturan di atas dilakukan oleh pengelola asrama atau Ppada malam

hari. Pokok pembicaraan pada data di atas adalah P menanyakan kepada seorang

penghuni yang akan mendapat teman baru sekamarnya.P menganggap Ikin

sungkan untuk bertanya kepada MT sehingga menyarankan MT untuk

menanyakan kepastian dari Ikin apakah jadi pindah atau tidak karena di asrama

mahasiswa UNS Surakarta terdapat peraturan bahwa satu kamar harus dihuni dua

mahasiswa.

TTD menyarankan pada tuturan di atas ditandai dengan satuan lingual

berupa kata coba ‘coba’. Penanda lingual tersebut bermaksud P menyarankan MT

untuk mencoba menanyakan kepada calon teman sekamarnya apakah jadi pindah

atau tidak karena pengelola tersebut harus memasukkan data para penghuni yang

baru. Tuturan di atas dituturkan P dengan intonasi datar yang mempunyai maksud

Page 20: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

43

MT mau melakukan apa yang disarankan P kepadanya. Tuturan P dilakukan

dengan intonasi datar.

Data 18

Konteks tuturan :

P dan MT adalah penghuni asrama. P telat membayar tagihan asrama selama

beberapa bulan dan harus melunasinya esok hari yaitu tanggal dua puluh lima. MT

menyarankan P untuk bicara jujur kepada pihak asrama mengenai keadaannya.

Bentuk tuturan :

P :Piye ya iki Mas ? aku wedi, sesuk wis tanggal selawe.

‘Bagaimana ini Mas ? saya takut, besok sudah tanggal dua puluh lima.’

MT :Coba ngomomg apik-apik wae karo kantor, ngomong sing jujur

kahananmu piye, ning kowe ya kudu isa ngusahakake tanggal pira isa

mulai nyicil.

‘Coba bicara baik-baik dengan kantor, bicara yang jujur keadaanmu

bagaimana, tapi kamu juga harus bisa mengusahakan tanggal berapa bisa

mulai mencicil.

Tuturan di atas dilakukan oleh dua penghuni asrama yaitu P dan MT.

Karena telat membayar uang kos, oleh pihak kantor P diminta melunasinya pada

tanggal dua puluh lima. Namun P masih juga belum mempunyai uang. Karena

merasa bingung, P bercerita kepada MT, kemudian ia diberi saran oleh MT. TTD

menyarankan pada tuturan di atas ditandai dengan satuan lingual berupa katacoba

‘coba’. Satuan lingual coba ‘coba’ pada tuturan tersebut bermaksud agar P

mencoba bicara jujur dengan pihak kantor bagaimana keadaannya dan bagaimana

caraP mencicil angsuran kos yang harus MT bayar.

Intonasi MT pada tuturan di atas datar kemudian mennurun, yaitu nada

datar pada awal pengucapan kemudian sedikit menurun di akhir kalimat karena

MT mengetahui keadaan P yang sedang bingung. Maka MT memberikan

Page 21: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

44

sarandengan nada datar dan sedikit menurun kepada P agar saran tersebut dapat

diterima tanpa membuat P bertambah bingung.

Data 18

Kontek tuturan :

Asrama mahasiswa memiliki peraturan bahwa sebuah kamar harus

dihuni dua orang mahasiswa. Seorang mahasiswa atau MT yang baru saja

ditinggal teman sekamarnya mendapat saran dari pengelola atau P untuk menemui

seorang penghuni yang bernama haris yang juga masih sendirian di kamar yang

dihuninya.

Bentuk tuturan :

P : Kae lo Mas, haris ijek dhewe coba wae takoni gelem apa ora sak kamar

karo sampeyan.

‘ Itu lo Mas, Haris masih sendiri coba saja ditanya mau atau tidak satu

kamar dengan anda.’

MT : Kamar nomer pinten Pak ?

‘Kamar nomer berapa Pak ?’

P : Lantai lima nomer lima las.

‘Lantai lima nomer lima belas.’

Tuturan tersebut dilakukan oleh pengelola asrama mahasiswa UNS

Surakarta. Pengelola atau P mengetahui seluruh penghuni asrama, baik kamar

yang telah dihuni dua orang maupun kamar yang masih dihuni satu orang.

Mengetahui ada seorang penghuni atau MT yang baru saja ditinggalkan teman

sekamarnya, P menyarankan MT untuk menanyakan kepada penghuni lain yang

diketahui P juga masih sendirian.

TTD menyarankan pada data di atas ditandai dengan satuan lingual

coba ‘coba’. Satuan lingual coba ‘coba’ tersebut bermaksud P menyarankan MT

untuk menanyakan kepada seorang penghuni lain yang diketahui P juga masih

Page 22: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

45

sendirian agar dapat menjadi satu kamar dengan MT. Tuturan P pada data di atas

menggunakan intonasi datar kemudian menurun yaitu nada tuturan yang datar

kemudian turun pada saat P menuturkan tuturan tersebut.

i. Tindak tutur direktif menganjurkan

Menganjurkan adalah meminta orang lain untuk melakukan sesuatu

yang sesuai dengan niat baik penutur. Tindak tutur direktif menganjurkan adalah

tindak pertuturan yang disampaikan penutur kepada mitra tutur agar mitra tutur

melakukan sesuatu yang sesuai dengan maksud baik penutur. Tindak tutur direktif

menganjurkan yang terdapat di asrama mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Surakarta adalah sebagai berikut.

Data 20

Konteks tuturan :

Seorang penghuni sedang bermain ping pong di asrama. Karena bola ping pong

pecah ia berniat untuk membeli bola baru. Kemudian ia bertanya kepada penghuni

lain tempat penjual bola ping pong.

Bentuk tuturan :

P :Jam yahmene warung sing jik buka ngendi Mas ? Sing dodol bal ping

pong.

‘Jam sekian warung yang masih buka dimana Mas ? Yang jualan bola

ping pong.’

MT :Tukua neng Pak Amir kae lo enek. Nek ora neng ngarepe, toko Ira, kana

ya enek. Jik buka nek yahmene.tuku sing telu setengahan wae apik.

‘Belilah di Pak Amir di sana ada. Kalau tidak di depannya, toko Ira, di

sana juga ada. Masih buka kalau jam sekian. Beli yang tiga setengah saja

bagus.’

Tuturan di atas dilakukan oleh dua orang penghuni yaitu P dan MT

yang sedang bermain ping pada malam hari di asrama. Pada saat sedang bermain

tiba-tiba bola ping pong pecah. P hendak membeli bola baru karena masih ingin

Page 23: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

46

melanjutkan permainan. Kemudain P bertanya kepada MT tempat penjual bola

ping pong. MT menanggapi pertanyyan P dengan menganjurkan P membeli bola

ping pong ditempat Pak Amir atau toko Ira.

Tindak tutur direktif menganjurkan pada data di atas ditandai dengan

penanda lingual Tukua neng Pak Amir kae lo enek. Nek ora neng ngarepe, toko

Ira, kanaya enek. Jik buka nek yahmene.‘Belilah di Pak Amir di sana ada. Kalau

tidak di depannya, toko Ira, di sana juga ada. Masih buka kalau jam sekian. ’

Maksud dari tuturan tersebut adalah MT menganjurkan P untuk membeli bola

ping pong di toko Pak Amir atau toko Ira, anjuran MT juga dilengkapi dengan

tuku sing telu setengahan wae apik ‘Beli yang tiga setengahan saja bagus.’

Maksudnya adalah menganjurkan P untuk membeli bola ping pong yang harganya

tiga ribu lima ratus. Anjuran tersebut dituturkan MT karena MT sering membeli

bola ping pong di toko Pak Amir ataupun toko Ira dengan harga tiga ribu lima

ratus. Bola tersebut dinilai MT sudah cukup bagus. Tuturan menganjurkan MT di

atas dituturkan dengan intonasi naik yaitu pada saat MT menuturkan tuturan di

atas dengan nada datar kemudian naik maksudnya menganjurkan P untuk

membeli bola di toko Pak Amir atau toko Ira yang harganya tiga ribu lima ratus.

j. Tindak Tutur Direktif Mempersilahkan

Mempersilkan adalah menyuruh orang lain untuk suatu hal yang

menjadi kehendaknya. Jadi, tindak tutur direktif mempersilakan adalah tindak

pertuturan yang dilakukan penutur, untuk menyuruh suatu hal yang menjadi

keinginan mitra tutur. TTD mempersilakan yang terdapat di Asarama Mahasiswa

UNS Surakarta adalah sebagai berikut.

Page 24: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

47

Data 21

Konteks tuturan :

Seorang penghuni akan membayar uang kos asrama. Maka ia pergi ke kantor

administrasi asrama.

Bentuk tuturan :

P : Mangga-mangga Mas, badhe napa Mas ?

‘Silahkan Mas, ada perlu apa Mas ?’

MT : Niki badhe bayar kos Buk

‘Ini mau bayar kos Buk’

Tuturan di atas dilakukan pegawai asrama mahasiswa UNS atau P dan

penghuni asrama atau MT. Pokok pembicaraan pada data di atas adalah P

mempersilahkan MT untuk memasuki ruangan kantor. Untuk membayar uang kos

asrama, seorang penghuni harus pergi ke kantor administrasi asrama. Di dalam

kantor tersebut terdapat pegawai asrama yang menangani berbagai hal yang

bersangkutan dengan administrasi asrama, salah satunya adalah pembayaran uang

kos di asrama.

Seorang penghuni asrama akan membayar uang kos asrama di kantor

asrama mahasiswa UNS. Tuturan yang dilakukan P pada data di atas terdapat

Tindak tutur direktif mempersilahkan. Tindak tutut direktif mempersilakan pada

tuturan di atas ditandai dengan satuan lingual yang berbentuk perulangan

katamangga-mangga ‘silahkan’. Maksud daru satuan lingual mangga-mangga

‘silahkan’ pada tuturan di atas bermaksud P mempersilakan MT memasuki

ruangan kantor untuk membayar uang kos. Intonasi yang digunakan P pada

tuturan di atas adalah naik yaitu volume yang tinggi, dengan maksud P

Page 25: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

48

mempersilahkan MT masuk ke ruangan kantor dan dapat mengutarakan

tujuannya.

Data 22

Konteks tuturan :

Pada sore hari, seorang penghuni hendak pergi ke kampus untuk mengumpulkan

tugas kuliahnya. Karena jarak dari asrama ke kampus cukup jauh dan penghuni

tersebut tidak mempunyai motor ia meminjam motor milik seorang satpam

asrama.

Bentuk tuturan :

P : Pak, jenengan ajeng tindak boten ?

‘Pak, anda hendak pergi atau tidak ?’

MT : Ora, la piye ?

‘Tidak, bagaimana ?’

P : Badhe ngampil motor meh ngampus dilit, angsal ?

‘Mau pinjam motor mau ke kampus sebentar, boleh ?’

MT : Ya kuwi, dienggo wae.

‘Ya itu dipakai saja.’

Tuturan di atas dilakukan oleh penghuni asrama atau P dan satpam

asrama atau MT. Pokok pembicaraan di atas adalah P akan pergi ke kampus.

Karena tidak mempunyai motor dan jarak ke kampus cukup jauh, P meminjam

motor MT.

Tuturan MT pada data di atas mengandung tindak tutur direktif

mempersilahkan. Tindak tutur direktif mempersilahkan pada data di atas ditandai

dengan satuan lingual yang berbentuk kalimat ya kuwi, dienggo wae ‘ya itu

dipakai saja’. Maksud dari tuturan tersebut adalah MT mempersilahkan P untuk

memakai motornya karena MT tahu bahwa P tidak memiliki motor. Hal tersebut

didukung dengan hubungan P dengan MT di asrama sudah dekat sehingga MT

Page 26: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

49

tidak ragu-ragu untuk meminjamkan motornya kepada P. Tuturan

mempersilahkan pada tuturan MT di atas dituturkan dengan intonasi datar yaitu

nada yang tidak naik ataupun turun pada saat MT menuturkan tuturan di atas.

k. Tindak Tutur Direktif Memaksa

Memaksa adalah menginginkan sesuatu kepada orang lain, dengan

maksud orang lain harus melakukan sesuai dengan kehendak yang menginginkan

baik suka ataupun tidak. TTD memaksa merupakan tindakan penutur dengan

mengujarkan suatu tuturan yang menginginkan sesuatu kepada mitra tutur dengan

maksud mitra tutur harus melakukan sesuai dengan kehendak penutur. TTD

memaksa yang terdapat di asrama mahasiswa UNS Surakarta adlah sebagai

berikut.

Data 23

Konteks tuturan :

P dan MT adalah tukang kebun asrama. Saat itu siang hari dan cuaca panas.

Karena merasa kepanasan, P memaksa MT yang sudah lelah untuk mengambil

sisa alat perkebunan yang baru saja mereka gunakan untuk bekerja.

Bentuk tuturan :

P : Kuwi ndang jupuken kok, selak panas ki lo !

‘Itu cepat ambil, sudah panas ini !’

MT : Iya iya Kang, aku ya kesel kok.

‘Iya Mas, aku juga lelah ini.’

Tuturan di atas dilakukan oleh tukang kebun asrama mahasiswa UNS

Surakarta. Mereka berkerja mulai dari jam delapan pagi hingga jam empat sore.

Page 27: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

50

Pada hari itu di siang hari matahari sangat panas kedua tukang kebun telah selesai

membersihkan kebun asrama. Karena merasa kepanasan, P memaksa MT untuk

segera mengambil alat-alat perkebunan agar bisa cepat istirahat di tempat yang

teduh. Pada saat itu MT juga sudah lelah.

Tuturan P mengandung TTD memaksa. TTD memaksa pada data di

atas ditandai dengan satuan lingual berupa katandang ‘cepat’. Satuan lingual

berupa kata ndang ‘cepat’ pada di atas bermaksud P memaksa MT untuk segera

mengambil alat-alat perkebunan yang telah dipakai agar mereka bisa beristirahat

dan berteduh dari cuaca panas pada saat itu. Tuturan di atas dilakukan P dengan

intonasi naik yaitu mengeraskan volume tuturan dengan maksud agar MT segera

mengambil alat-alat perkebunan yang telah selesai mereka gunakan,walaupun P

tahu MT juga lelah.

Data 24

Konteks tuturan :

Saat itu Yuda seorang penghuni atau MT sedang singgah di kamar Diyon

penghuni yang lain atau P. Karena sudah malam P memaksa MT untuk tidur di

kamarnya. Pada awalnya MT ragu karena teman sekamarnya akan tidur sendirian,

tetapi P memaksa MT.

Bentuk tuturan :

P :Wis ta, kowe manuta aku, turua kene wae. Napa bali kamar neh, adoh

men, gari turu wae lo.

‘Sudahlah, ikuti kata saya, tidur di sini saja. Kenapa pulang kamar lagi,

jauh, tinggal tidur saja.

MT :La Mas Ridlo turu dhewe Mas.

‘Mas Ridlo tidur sendiri Mas.’

P :Halah, wes gedhe wae kok turu dhewe po ra wani ?

‘Halah, sudah besar tidur sendiri apa tidak berani ?’

Page 28: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

51

Tuturan tersebut dilakukan oleh Diyon seorang penghuni asrama atau P.

Pokok pembicaraan pada data di atas adalah P memaksa MT untuk tidur di kamar

P karena kamar MT jauh dari kamar P dan kasur di kamar P cukup untuk MT

tidur. MT sedang singgah di kamar P, mereka sedang bermain kartu. Karena

sudah larut malam MT hendak pulang ke kamarnya. Namun P memaksa MT

untuk tidur di kamarya karena kamar MT berbeda gedung sehingga dirasa jauh.

Tuturan P pada data di atas mengandung tindak tutur direktif memaksa.

TTD memaksa pada data di atas ditandai dengan satuan lingual yang

berbentuk klausamanuta aku ‘menurutlah kepada saya’ dan diperkuat dengan

satuan lingual manuta aku ‘menurutlah kepada saya’. Satuan lingual tersebut

bermaksud agar MT mau tidur di kamar P karena P berpikir kamar MT jauh.

Intonasi pada tuturan P di atas naik berupa nada tuturan yang datar kemudian

naik, dengan maksud agar MT mau tidur di kamar P walaupun MT berniat

kembali ke kamarnya.

l. Tindak Tutur Direktif Menyuruh

Menyuruh adalah memerintah kepada orang lain untuk melakukan

sesuatu dengan keinginan penutur. Jadi, TTD menyuruh merupakan tindakan

penutur dalam mengujarkan suatu tuturan, agar mitra tutur melakukan perintah

yang diucapkan penutur. TTD menyuruh yang terdapat di asrama mahasiswa UNS

Surakarta adalah sebagai berikut.

Page 29: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

52

Data 25

Konteks tuturan :

Pengelola asrama atau melihat sampah di gedung C yang seharusnya sudah

dibuang tiga hari yang lalu. Kemudian menyuruh seorang petugas kebersihan di

gedung C untung membuang sampah tersebut.

Bentuk tuturan :

P :Mas, kae sampahe sing neng gedhung C kok durung dibuang ki piye ? kan

wis tak kon guwak telung dina kepungkur ta, ndang diguwak kana !

‘Mas, itu sampah yang di gedung C kok belum dibuang bagaimana ? kan

sudah saya suruh buang tiga hari yang lalu, sana segera dibuang !’

MT :Oh, nggih Buk.

‘Oh, iya Buk.’

Tuturan di atas dilakukan oleh pengelola asrama Mahasiswa UNS

Surakarta atau P dan petugas kebersihan atau MT. P biasa melakukan kontrol di

gedung-gedung asrama, ia mengecek fasilitas, kebersihan dan kualitas kerja para

pegawainya. Pada siang hari ketika sedang melakukan kontrol,P melihat

tumpukan sampah yang seharusnya dibuang tiga hari yang lalu, kemudian ia

menyuruh MT untuk segera membuangnya.

TTD menyuruh pada tuturan P ditandai dengan penanda lingual kana

‘sana’ yang mempunyai maksud menyuh MT segera membuang sampah tersebut.

Tindak tutur direktif menyuruh pada data di atas diperkuat dengan intonasi

naikyang digunakan P saat menuturkan tuturan tersebut.

m. Tindak Tutur Direktif Merayu

Merayu adalah tuturan yang dilakukan penutur dengan tujuan menarik

hati lawan tutur sehingga lawan tutur mau melakukan apa yang diinginkan

penutur. Tindak tutur direktif merayu adalah suatu tindak pertuturan yang

Page 30: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

53

dilakukan penutur untuk menarik hati mitra tutur untuk kemudian lawan tutur mau

melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan penutur. Tindak tutur direktif

merayu yang terdapat di asrama mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta

adalah sebagai berikut.

Data 26

Konteks tuturan :

Seorang penghuni yang sudah lama tinggal di asrama mahasiswa, mengetahui

bahwa ada rencana pergantian kepengelolaan asrama. Kemudian ia merayu calon

pengelola yang baru apabila membutuhkan staff ia ingin menjadi staff pengelola

asrama yang baru.

Bentuk tuturan :

P :Pak, menawi Desember mangkih Jenengan dados pengelola, mesti

mbetahaken staff kan nggih ?

‘Pak, apabila Desember nanti anda menjadi pengelola, pasti membutuhkan

staff kan ?’

MT :Ya mungkin Mas, la piye ta ?

‘Ya mungkin Mas, ada apa ?’

P :Nah, staff niku kan kedah tiyang ingkang mpun mudheng asrama. Mbok

menawi kula saged dados calon, bantu-bantu Jenengan, kula tak nglebetke

lamaran mangkih, kula dikabari nggih.

‘Nah, staff itu seharusnya seseorang yang sudah paham asrama.Apabila

saya bisa jadi calon, membantu anda, saya akan memasukkan lamaran

nanti, saya dikabari ya.’

Tuturan di atas dilakukan oleh seorang penghuni asrama atau P. Pokok

pembicaraan di atas adalah MT merayu P agar MT dapat menjadi staff pengelola

asrama yang baru karena menganggap dirinya telah lama tinggal di asrama dan

mengetahui atau paham keadaan di asrama. Karena mengetahui ada rencana

pergantian kepengelolaan, P berkata kepada calon pengelola yang baru atau MT

bahwa P ingin menjadi staff pengelola. P merasa dirinya pantas dan sanggup

menjadi staff pengelola dengan pendapat bahwa seorang pengelola sebaiknya

Page 31: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

54

adalah seorang yang sudah paham mengenai keadaan asrama. Dan ia pun merasa

sudah dekat dengan calon pengelola yang baru tersebut.

Tuturan P pada data di atas terdapat TTD merayu. TTD direktif merayu

pada data di atas ditandai dengan satuan lingual berupa kalimatkedah tiyang

ingkang mpun mudheng asrama‘seharusnya seseorang yang sudah paham

asrama’. Satuan lingual tersebut bermaksud P merayu MT agar P dapat menjadi

staff pengelola di asrama mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tuturan P di atas dilakukan dengan intonasi menurun yaitu nada tuturan yang

datar kemudian menurun di akhir kalimat yang menunjukkan bahawa P sedang

merayu MT agar dapat menarik hati MT dan mempertimbangkan P untuk menjadi

staff pengelola.

n. Tindak Tutur Direktif Mengajak

Mengajak adalah suatu tindakan yang bertujuan agar lawan tutur

mengikuti apa yang akan dilakukan penutur. Tindak tutur direktif mengajak

adalah suatu tidak pertuturan yang dilakukan penutur agar lawan tutur dapat

mengikuti apa yang akan dilakukan atau diucapkan penutur. Tindak tutur direktif

mengajak yang terdapat di asrama mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Surakarta adalah sebagai berikut.

Data 27

Konteks tuturan :

Pengelola asrama atau P mendapat laporan oleh seorang penghuni bahwa ada

sebuah paralon bocor di kamar penghuni tersebut. P mengajak seorang satpam

atau MT yang biasa membenahi sarana prasarana asrama yang rusak.

Page 32: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

55

Bentuk tuturan :

P :Ayo Pak !, garap saiki wae, selak cerewet landane kae.

‘Ayo Pak, dikerjakan sekarang saja, sudah cerewet bule itu.’

MT :La pralone apa wes tuku ?

‘La paralonnya apa sudah beli ?’

P :Wes, aku mau metu tuku kui.

‘Sudah, saya tadi keluar membeli itu.’

Tuturan di atas dilakukan oleh pengelola asrama mahasiswa UNS

Surakarta. Pengelola atau P yang bertanggung jawab atas prasarana asrama

mendapat laporan bahwa di kamar salah satu penghuni terdapat paralon yang

bocor. Penghuni tersebut berasal dari luar negeri yang disebutkan pada data di atas

landa ‘bule’. Biasanya untuk memperbaiki saluran air dan listrik, pengelola

mengajak satpam asrama atau MT yang memang menguasai pengetahuan tentang

hal tersebut.

P mengajak MT untuk memperbaiki paralon yang bocor. TTD

mengajak pada data di atas ditandai dengan satuan lingual berupa kataayo ‘ayo’.

Maksud dari penanda lingual ayo ‘ayo’ tersebut bermaksud P mengajak MT untuk

mengerjakan perbaikan tersebut pada saat itu juga. Intonasi yang digunakan P

pada di atas naik yaitu nada tuturan yang naik pada saat menuturkan kata ayo

‘ayo’, dengan maksud agar MT mau mengikuti P memperbaiki kerusakan saluran

air yang rusak tersebut.

Data 28

Konteks tuturan :

Malam itu, setelah selesai bermain ping pong di asrama seorang satpam asrama

mengajak seorang penghuni untuk makan gudheg. Karena sudah tengah malam

satpam tersebut merasa lapar lagi.

Page 33: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

56

Bentuk tuturan :

P :Dul, gudheg yoh !

‘Dul, gudheg yok !’

MT :Neng ngendi Pak ?

‘Dimana Pak ?’

P :Wis ta ayo melua wae !

‘Sudahlah ayo ikut saja !’

MT :La karo sapa wae Pak ?

‘Dengan siapa saja Pak ?’

Tuturan di atas dilakukan oleh satpam asrama atau P dan penghuni

asrama atau MT. Pokok pembicaraan di atas adalah P mengajak MT makan

gudheg setelah mereka selesai bermain ping pong di asrama pada malam hari.

Mereka memang sudah biasa keluar asrama pada malam hari untuk makan gudheg

karena pada tengah malam biasanya perut mulai merasa lapar lagi.

Tindak tutur direktif mengajak pada data di atas ditandai dengan satuan

lingual satuan lingual yang berupa kataayo ‘ayo’. Maksud tuturan P di atas adalah

mengajak MT makan gudheg karena sudah tengah malam sehingga P merasa lapar

lagi. Tuturan P di atas di tuturkan dengan intonasi naik yaitu nada tuturan yang

naik pada saat menuturkan kata ayo ‘ayo’ menandakan P bersungguh-sungguh

mengajak MT makan gudheg.

Data 29

Konteks tuturan :

Seorang penghuni mengajak penghuni lain untuk bermain ping pong setelah

makan di kantin. Penghuni tersebut mengajak ping pong karena merasa keduanya

sedang senggang.

Page 34: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

57

Bentuk tuturan :

P :Ayo ping pong wae ! bariki arep ngapa ?

‘Ayo ping pong saja! setelah ini mau apa ?’

MT :Ya ra ngapa-ngapa sih jane.

‘Ya tidak ada kegiatan sebenarnya.’

P :Golek kringet wae ayo ! ben seger turu angkler.

‘Cari keringat saja ayo ! biar segar tidur nyenyak.

Tuturan di atas dilakukan oleh dua penghuni asrama yaitu P dan MT.

Pokok pembicaraan di atas adalah P mengajak MT bermain ping-pong karena

keduanya merasa senggang sehingga dengan bermain ping pong mereka akan

mendapat keringat dan dapat tidur nyenyak. P dan MT pada saat itu telah selesai

makan malam, karena merasa senggang dan tidak ada kegiatan P mengajak MT

bermain ping pong karena merasa apabila bermain ping pong meraka akan

mendapat keringat dan dapat tidur dengan nyenyak.

Tuturan P pada data di atas adalah tindak tutur direktif mengajak.

Tindak tutur direktif mengajak pada data di atas ditandai dengan satuan lingual

ayo ‘ayo’. Satuan lingual ayo ‘ayo’ pada data di atas adalah P mengajak MT

bermain ping pong untuk mendapatkan keringat, karena sepengetahuan P ketika

mendapat keringat tubuh akan merasa lelah, sehingga dapat tidur dengan nyenyak.

Intonasi pada tuturan di atas dituturkan dengan intonasi naik yaitu nada tuturan

naik paada saat menuturkan kata ayo ‘ayo’.

o. Tindak Tutur Direktif Melarang

Melarang adalah suatu tuturan yang bermaksud memberi larangan agar

lawan tutur tidak melakukan sesuatu yang dilarang penutur. Tindak tutur direktif

melarang adalah suatu tindak pertuturan yang maksudnya melarang mitra tutur

Page 35: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

58

melakukan sesuatu. Tindak tutur direktif melarang yang terdapat di asrama

mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai berikut.

Data 30

Konteks tuturan :

Malam itu Matin sedang ingin jalan-jalan. Kemudian Ia mengajak Yere. Namun

Yere hendak makan malam terlebih dahulu.

Bentuk tuturan :

P : Yer, nendi ? ayo metu !

‘Yer, dimana ? ayo keluar !’

MT : Ya sek dilit meh madang.

‘Ya sebentar mau makan.’

P : Aja suwe-suwe !

‘Jangan lama-lama.’

Pembicaraan di atas dilakukan Matin atau P dan Yere atau MT. Pokok

pembicaraan di atas adalah P mengajak MT jalan-jalan keluar asrama, namun P

hendak makam malam terdahulu. Namun karena ingin segera pergi keluar P

melarang MT untuk tidak terlalu lama makan malam.

Tindak tutur direktif melarang pada data di atas ditandai dengan satuan

lingual berupa kata aja ‘jangan’ maksudnya adalah melarang MT untuk tidak

terlalu lama makan malam karena P ingin segera jalan-jalan keluar. P tahu

biasanya MT menghabiskan banyak waktu untuk makan malam, maka P melarang

MT untuk tidak lama-lama atau makan dengan cepat. Tuturan melarang pada

tuturan P di atas dituturkan dengan intonasi naik yaitu mengeraskan volume pada

saat menuturkan kata aja ‘jangan’ maksudnya P sungguh-sungguh melarang MT

terlalu lama makan malam.

Page 36: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

59

2. Penerapan Prinsip Kerja Sama di Asrama Mahasiswa UNS

Surakarta

Dalam berkomunikasi dan berinteraksi, penutur (P) dan mitra tutur

(MT) saling menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya,

bahasa dan interpretasi-interpretasi terhadap tindakan, dan ucapan mitra tuturnya.

Setiap peserta tutur bertanggung jawab atas tindakan dan penyimpangan kaidah

kebahasaan dalam interaksi lingual tersebut. Di dalam sebuah percakapan,

hendaknya penutur dan mitra tutur mematuhi aturan kerja sama agar komunikasi

dapat berlansung dengan baik. Namun dalam percakapan sehari-hari banyak

ditemukan pelanggaran prinsip kerja sama yang disengaja karena kedekatan sosial

antar penghuni asrama mahasiswa UNS Surakarta.

Di dalam prinsip kerja sama, setiap penutur harus mematuhi 4 maksim

percakapan (convertation maxim), yaknimaksim kuantitas (maxim of

quantity),maksim kualitas (maxim of quality),maksim relevansi (maxim of

relevance), maksim pelaksanaan (maxim of manner).

a. Maksim Kuantitas

Kuantitas di dalam pembicaraan ini menyangkut jumlah kontribusi

terhadap koherensi percakapan. Maksim ini mengarahkan kontribusi yang cukup

memadai dari seorang penutur dan mitra tutur di dalam suatu percakapan.

1) Penerapan Maksim Kuantitas

Penerapan maksim kuantitas di asrama mahasiswa Universitas Sebelas

Maret Surakarta adalah tuturan berbahasa Jawa di asrama yang sudah sesuai

dengan maksim kuantitas yaitu dengan kontribusi yang sesuai dan tidak

berlebihan dari yang dibutuhkan.

Page 37: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

60

Data 31

Konteks tuturan :

Beberapa waktu yang lalu motor Mbak Wahyu baru saja mengalami keretakan di

bagian velgnya. Kemudian Cikal menanyakan apakah velg tersebut sudah

diperbaiki atau belum.

bentuk tuturan :

P :Velge wis mbok laske ?

‘velgnya sudah kamu laskan ?’

MT :wis

‘Sudah.’

P :Neng ndi ?

‘Dimana ?’

MT :Palur.

‘Palur.’

Tuturan di atas dilakukan oleh Cikal atau P dan Mbak Wahyu atau MT.

Pokok pembicaraan di atas adalah P menanyakan velg motor MT apakah sudah

diperbaiki. P mengetahui beberapa saat yang lalu MT mengalami kendala di jalan

yang menyebabkan velg motornya retak.

Apabila dilihat dari prinsip kerja sama, tuturan MT pada data di atas

sudah sesuai dengan maksim kuntitas karena kontribusi yang diberikan MT

kepada P sudah sesuai dengan kebutuhan P dan tidak berlebihan. MT hanya

memberikan jawaban memenuhi apa yang ditanyakan P, sehingga tuturan MT

pada data di atas sudah sesuai dengan maksim kuantitas.

Page 38: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

61

Data 32

Konteks tuturan :

Seorang penghuni asrama sedang menanyakan kapasitas perkamar gedung baru di

asrama mahasiswa UNS Surakarta.

Bentuk tuturan :

P :Lha mangkih gedhung D niku sak kamar diisi tiyang pinten Pak ?

‘Nanti gedung D itu sekamar diisi berapa orang Pak ?

MT :Sing etan loro, sing lor siji Mas.

‘Yang timur dua, yang utara satu Mas.’

Tuturan di atas dilakukan oleh penghuni asrama atau P dan pengelola

asrama atau MT. Pokok pembicaraan data di atas adalah P menanyakan kapasitas

gedung asrama yang baru kepada pengelola.

Tuturan di atas sudah sesuai dengan maksim kuantitas karena kontribusi

MT telah sesuai dengan yang dibutuhkan P. Gedung asrama yang baru walaupun

merupakan satu bangunan tetapi mempunyai dua bagian, yaitu sisi timur dan sisi

utara.

Penanda lingual berbentuk kalimat sing etan loro, sig lor siji Mas ‘yang

timur dua, yang utara satu Mas’ merupakan kontribusi yang cukup dan sesuai

dengan kebutuhan MT. Sehingga tuturan MT sudah sesuai dengan prinsip kerja

sama.

Data 33

Konteks tuturan :

Seorang penghuni berdiskusi dengan penjual angkringan tentang buku

meninggalkan muhdarat daripada menggapai manfaat.

Page 39: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

62

Bentuk tuturan :

P : Mendahulukan meninggalkan muhdarat daripada menggapai manfaat ki

maksude piye Li ?

‘Mendahulukan meninggalkan muhdarat daripada menggapai manfaat ini

maksudnya bagaimana Li ?’

MT :Maksude prioritas Mas, luwih memprioritaskan meninggalkan muhdarat

daripada menggapai manfaat.

‘Maksudnya prioritas Mas, lebih memprioritaskan meninggalkan

muhdarat daripada menggapai manfaat’

Pembicaraan di atas dilakukan oleh penjual angkringan asrama atau P

dan penghuni asrama atau MT di warung angkringan asrama di malam hari.

Pokok pembicaraan di atas adalah P dan MT mendiskusikan mengenai buku

mendahulukan meninggalkan muhdarat dapripada menggapai manfaat. Buku

tersebut milik MT sehingga P menanyakan maksud dari judul buku tersebut

kepada MT karena merasa MT sudah membaca buku tersebut sehingga sudah

mengerti isi buku tersebut.

Apabila dilihat dari prinsip kerja sama tuturan MT telah sesuai dengan

maksim kuantitas karena tuturan MT sudah mencukupi apa yang dibutuhkan P.

Kontribusi yang diberikan MT tidak berlebihan. Tuturan P pada data di atas

adalah menanyakan maksud dari judul sebuah buku yang dimiliki MT. MT yang

tanggap dengan pertanyaan P langsung menjawab dengan kontribusi yang cukup.

Penanda lingual ‘maksude prioritas’ adalah kontribusi yang cukup dan telah

memenuhi kebutuhan P.

2) Penyimpangan Maksim Kuantitas

Penyimpangan maksim kuatitas adalah sebuah tuturan yang dituturkan

mitra tutur yang tidak sesuai dengan maksim kuantitas, yaitu tuturan tersebut tidak

Page 40: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

63

sesuai dengan dengan kebutuhan P karena kontribusi MT berlebihan dari yang

dibutuhkan P.

Data 34

Konteks tuturan :

Seorang penghuni asrama melihat cleaning service baru di gedung tempat ia

tinggal. Kemudian ia menanyakan hal tersebut kepada pengelola asrama.

Bentuk tuturan :

P :Cleaninge napa anyar Pak ?

‘Cleaningnya apa baru Pak ?’

MT :Iya Mas, sing wingi keset trus ditokke

‘Iya Mas, yang kemarin malas lalu dikeluarkan’

Percakapan di atas dilakukan oleh penghuni asrama atau Pdan

pengelola asrama atau MT. Pokok pembicaraan di atas adalah P yang biasa

menyapa cleaninng service di gedung tempat ia tinggal, hari itu tidak melihat

cleaning service tersebut. Kemudian ia menanyakan hal tersebut kepada pengelola

asrama.

Apabila diamati dari prinsip kerja sama maka kontribusi yang diberikan

MT menyimpang dari maksim kuatitas karena secara kuantitas tidak sesuai

dengan yang dibutuhkan P. Kontribusi yang diberikan MT terlalu banyak.

Pada data di atas penyimpangan maksim kuantitas ditandai dengan

satuan lingual yang berbentuk kalimat sing wingi keset trus ditokake. ‘yang

kemarin malas lalu dikeluarkan’ kontribusi tersebut merupakan kontribusi yang

berlebihan dari MT. Satuan lingual iya Mas ‘iya Mas’ seharusnya sudah cukup

untuk memenuhi tuturan P.

Page 41: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

64

Data 35

Konteks tuturan :

Seorang penghuni menanyakan tentang skripsi milik penghuni lain. Karena ia

mengetahui sudah lama penghuni tersebut sudah semester akhir namun jarang

terlihat di kamarnya.

Bentuk tuturan :

P :Skripsimu wis dadi rung Mas ?

‘Skripsimu sudah jadi belum Mas ?’

MT :Durung, wingi tak tinggal preinan kesuwen saiki gek mumet.

‘Belum, kemarin saya tinggal liburan terlalu lama, sekarang jadi pusing.’

Percakapan di atas dilakukan oleh seorang penghuni asrama atau P dan

penghuni asrama yang lain atau MT. P mengetahui bahwa MT adalah mahasiswa

tingkat akhir. Karena sudah lama MT tidak terlihat di kamarnya, P mengira MT

sudah lulus atau sudah menyelesaikan skripsinya sehingga P menanyakan skripsi

MT apakah sudah selesai atau belum.

Tuturan P berbentuk pertanyaan yang mengandung maksud apakah MT

sudah lulus atau belum. karena menurut P, MT terlalu lama tidak terlihat di

kamarnya yang berada di sebelah kamar P.

Apabila diamati dari prinsip kerja sama tuturan MT pada data di atas

menyimpang dari maksim kuantitas karena tidak sesuai dengan yang dibutuhkan

P. Kontribusi yang diberikan MT terlalu berlebihan.Penanda lingual yang

berbentuk kalimatwingi tak tinggal preinan kesuwen saiki gek mumet‘kemarin

saya tinggal liburan terlalu lama, sekarang jadi pusing.’ Merupakan kontribusi

yang berlebihan dari yang sebenarnya dibutuhkan P. Satuan lingual durung

‘belum’ seharusnya sudah cukup.

Page 42: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

65

b. Maksim Kualitas

Maksim kualitas berkaitan dengan kontribusi yang oleh peserta tutur

dalam peristiwa berbahasa. Maksim ini mewajibkan peserta tutur menyampaikan

sesuatu yang nyata dan sesuai fakta. Fakta yang disampaikan harus didasarkan

pada bukti-bukti yang jelas. Penerapan maksim kualitas di asrama mahasiswa

UNS Surakarta adalah sebagai berikut.

1) Penerapan Maksim Kualitas

Penerapan maksim kualitas dapat dilihat dari tuturan yang telah sesuai

dengan fakta dan dapat dibuktikan kebenarannya.

Data 36

Konteks tuturan :

Pada sore hari Robi seorang penghuni asrama menanyakan kepada Ikin apakah

masih sendiri atau sudah ada teman sekamarnya karena Robi tidak pernah melihat

teman sekamar Ikin.

Bentuk tuturan :

P :Lha kowe sak kamar wong pira Mas ?

‘Anda sekamar berapa orang Mas ?’

MT :Loro ta Mas, karo Mas Rido

‘Dua Mas, sama Mas Rido.’

Tuturan di atas dilakukan oleh Robi atau P dan ikin atau MT, keduanya

adalah penghuni asrama yang tinggal bersebelahan di gedung asrama. Asrama

mahasiswa mempunyai peraturan bahwa satu kamar harus dihuni dua orang.

Diyon (P) merasa tidak pernah melihat teman sekamar Ikin (MT) kemudian ia

menanyakan kepada Ikin apakah Ikin sendirian di kamar tersebut atau tidak.

Page 43: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

66

Apabila diamati, tuturan MT sudah sesuai dengan maksim kualitas.

Karena MT menyampaikan sesuatu yang merupakan fakta dan terdapat bukti yang

jelas. Penanda lingual yang berbentuk kalimat loro ta Mas, karo Mas Rido ‘dua

Mas, sama Mas Rido’ adalah fakta, Ikin memiliki teman sekamar yang bernama

Rido sehingga tuturan MT sudah memenuhi dan sesuai dengan maksim kualitas.

Data 37

Konteks tuturan :

Pada saat itu pengelola asrama sedang pulang ke rumahnya di jogja. Karena

pengelola tersebut adalah satu-satunya pengelola yang sering bergaul dengan para

penghuni, terdapat penghuni yang merasa sepi dengan pulanngnya pengelola

asrama tersebut.

Bentuk tuturan :

P :Kok sepi ta iki ?

‘Kok sepi ya ini ?’

MT :Iya, juraganne mulih.

‘Iya, juragannya pulang.’

P :Lo, Pak Wiwit kondur ta Pak ? Kapan ?

‘Lo Pak Wiwit pulang Pak ? kapan ?’

MT :Iya, wingi sore.

‘Iya, kemarin sore.’

Tuturan di atas dilakukan oleh penghuni asrama atau P dan satpam

asrama atau MT. Pokok pembicaraan di atas adalah P bertanya kepada satpam

kapan Pak Wiwit pulang. Pak Wiwit adalah pengelola asrama yang sering bergaul

dengan para penghuni dan satpam asrama. Ketika beliau pulang, satpam dan

penghuni yang biasa bergaul dengan beliau akan merasakan sepi.

Apabila dilihat dari prinsip kerja sama, tuturan MT pada data di atas

sudah sesuai dengan maksim kualitas karena tuturan MT sesuai dengan fakta dan

Page 44: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

67

terbukti kebenarannya. P menanyakan kapan Pak Wiwit pulang pada tuturan Lo,

Pak Wiwit kondur ta Pak ? Kapan ?‘Lo Pak Wiwit pulang Pak ? kapan ?’ MT

tanggap dengan pertanyaan P dan menjawab Iya, wingi sore ‘Iya, kemarin sore.’

Tuturan sesuai dengan kenyataan dan fakta bahwa Pak Wiwit benar-benar pulang

ke rumahnya di jogja dan berangkat kemarin sore. Intonasi pada tuturan MT di

atas datar.

2) Penyimpangan Maksim Kualitas

Penyimpangan maksim kualitas terjadi ketika sebuah tuturan tidak

sesuai dengan fakta yang ada dan tuturan tersebut tidak dapat dibuktikan

kebenarannya.

Data 38

Konteks tuturan :

Ali adalah seorang penghuni gedung D. Awalnya dia ingin tinggal di gedung C

karena biaya kos di gedung D mahal. Kemudian Ali mengungkapkan hal tersebut

kepada seorang penghuni asrama yang tinggal di gedung C.

Bentuk tuturan :

P :Penak ya Mas neng gedhung C, murah kamar mandine piye Mas ?

‘Enak ya Mas di gedung C, murah.’

MT :Iya, murah, kamar mandine akeh lan resik

‘Iya, murah, kamar mandinya banyak dan bersih.’

Percakapan di atas dilakukan oleh Ali atau P dan Bayu atau MT. P

sedikit merasa iri kepada MT yang tinggal di gedung C karena biaya sewa kamar

di gedung C lebih murah daripada gedung D dan luas kamarnyapun hampir sama.

Namun bagi MT yang tinggal di gedung C, kendala yang dialaminya adalah

kamar mandi di gedung C kotor dan banyak yang rusak. Walaupun terdapat

Page 45: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

68

beberapa kamar mandi di setiap sudut lantai, hanya beberapa kamar mandi saja

yang dapat digunakan.

Apabila diamati dari prinsip kerja sama, tuturan MT menyimpang dari

maksim kualitas karena tuturan MT tidak sesuai dengan fakta yang ada. MT

mengatakan bahwa kamar mandi di gedung C bersih. Penyimpangan maksim

kualitas tersebut ditandai dengan penanda lingualakeh lan resik ‘banyak dan

bersih’. MT tidak mengatakan kenyataan yang sesungguhnya bahwa kamar mandi

di gedung C kotor. Hal tersebut menunjukkan bahwa tuturan MT menyimpang

dari maksim kualitas. Intonasi tuturan MT pada data di atas datar.

Data 39

Konteks tuturan :

Tomo dan Reza sedang membicarakan Uke, seorang penghuni yang sedang

berada di kampung halamannya yaitu Padang. Mereka membicarakan kenapa Uke

di rumah sangat lama.

Bentuk tuturan :

P :Uke rung rene ta ?

‘Uke belum ke sini ?’

MT :Durung Mas.

‘Belum Mas.’

P :Kok suwe men jarene kae mung penelitian ? nanging ya biasa ding, nek

wes mulih betah suwe, mesti dolan-dolan.

‘Kok lama katanya dulu hanya penelitian ?’ tapi sudah biasa, kalau pulang

betah lama, pasti main-main.’

Percakapan di atas dilakukan oleh Tomo (P) dan Reza (MT). Pokok

pembicaraan di atas adalah P dan MT membicarakan Uke yang sudah lama

berada di kampung halamannya. Uke adalah seorang penghuni asrama yang

mengambil S2 di UNS. Uke sedang kembali ke Padang dengan alasan penelitian

Page 46: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

69

untuk tesisnya. Karena sudah terlalu lama P dan MT menerka-nerka apa yang

dilakukan Uke di rumah.

Apabila dilihat dari prinsip kerja sama, tuturan P menyimpang dari

maksim kualitas. Tuturan P tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Hal tersebut

ditandai dengan penanda lingual yang berbentuk kalimat Kok suwe men jarene

kae mung penelitian ? nanging ya biasa ding, nek wes mulih betah suwe, mesti

dolan-dolan.‘kok lama katanya dulu hanya penelitian ?’ tapi sudah biasa, kalau

pulang betah lama, pasti main-main.’. tuturan tersebut hanyalah sebuah dugaan

yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. P tidak benar-benar tahu apa yang

dilakukan Uke di rumah.

c. Maksim Relevansi

Penutur dan mitra tutur dituntut untuk selalu relevan dalam

berkomunikasi untuk mengemukakan madsud dan tujuannya. Kontribusi dalam

tuturan harus berkaitan dan sesuai dengan topik yang sedang diperbincangkan.

Agar pembicaraan selalu relevan, maka penutur harus membangun konteks yang

sama dengan konteks yang dibangun lawan tuturnya. Penerapan maksim relevansi

di asrama mahasiswa UNS Surakarta adalah sebagai berikut.

1) Penerapan Maksim Relevansi

Penerapan maksim relevansi dapat dilihat dari sebuah percakapan baik

penutur maupun mitra tutur mengucapkan tuturan sesuai dengan topik yang

dikeluarkan penutur sejak awal.

Page 47: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

70

Data 40

Konteks tuturan :

Seorang penghuni asrama menanyakan proses pembangunan gedung baru yang

sedang berjalan. Gedung tersebut pada awalnya telat memulai proses

pembangunannya sehingga penyelesaiannyapun tidak akan tepat waktu.

Bentuk tuturan :

P :Gedhung anyar niku ditarget dadose kapan Pak ?

‘Gedung baru itu ditarget jadinya kapan Pak ?’

MT :Jare Desember Mas.

‘Katanya Desember Mas.’

P :Lha niku tasih kirang kathah lho Pak.

‘Lha itu masih kurang banyak lho Pak.’

MT :Lha ya kuwi Mas, padhahal nek molor dhendhane sedina wae larang.

‘Lha ya itu Mas, padahal kalau molor dendanya sehari saja mahal.’

Percakapan di atas dilakukan oleh penghuni asrama atau P dan

pengelola asrama atau MT. Mereka membahas pembangunan gedung baru di

asrama yang dirasa tidak akan selesai tepat waktu. Padahal dalam peraturannya

apabila suatu gedung telat menyelesaikan pembangunannya akan terkena sanksi

berupa denda yang cukup mahal.

Percakapan yang dilakukan di atas telah sesuai dengan maksim

relevansi, karena baik P maupun MT menuturkan tuturan yang relevan dengan

konteks yang sedang dibicarakan. Tuturan P dan MT pada data di atas dilakukan

dengan intonasi datar.

Data 41

Konteks tuturan :

Irvan sedang mengerjakan skripsi di kamarnya. Kemudian Ia menanyakan revisi

wicak yang telah sidang pendadaran apakah sudah selesai atau belum.

Page 48: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

71

Bentuk tuturan :

P :La revisianmu wes bar Cak ?

‘La revisimu sudah selesai Cak ?’

MT :Uwes, wingi kae aku garap tekan jam loro, tak barke sisan.

‘Sudah, kemarin saya kerjakan sampai jam dua, saya selesaikan sekalian.’

Pembicaraan di atas dilakukan oleh Irvan (P) dan Wicak (MT). Pokok

pembicaraan di atas adalah P menanyakan revisi kepada MT apakah sudah selesai

atau belum. Keduanya merupakan mahasiswa semester akhir namun MT sudah

sidang pendadaran sedangkan P belum.

Apabila dilihat dari prinsip kerja sama, baik tuturan P maupun tuturan

MT sudah sesuai dengan maksim relevansi. Topik dari pembicaraan di atas adalah

skripsi. P menanyakan apakah revisi MT sudah selesai atau belum. MT menjawab

dengan jawaban yang relevan yang sesuai dengan topik yang dibahas P.

2) Penyimpangan Maksim Relevansi

Penyimpangan maksim relevansi terjadi apabila mitra tutur menuturkan

tuturan yang tidak sesuai dengan topik yang dikeluarkan penutur. Sehingga

tuturan mitra tutur meyimpang dari topik tersebut.

Data 42

Konteks tuturan :

Tomo melihat ular di selokan asrama, kemudian ia menceritakan hal tersebut

kepada Noval yang biasanya senang mencari ular. Namun, dalan percakapan

tersebut nampaknya Noval tidak mendengar dengan jelas apa yang diucapkan

Tomo.

Page 49: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

72

Bentuk tuturan :

P :Mau bengi aku weruh ana ula renang neng kalen kulon gedhung B Mas.

‘Tadi malam saya melihat ada ular berenang di selokan barat gedung B

Mas.’

MT :La nek renang arep murah ya neng bengawan Solo kae lo ! malah gratis.

‘Kalau berenang ingin murah ya di bengawan Solo sana, malah gratis.’

Percakapan di atas dilakukan oleh Tomo atau P dan Noval atau MT. P

mengetahui bahwa MT senang mencari dan menangkap ular. Karena semalam P

melihat ada ular di selokan asrama P menceritakan hal tersebut kepada MT

dengan tujuan MT dapat mencari ular tersebut dan menangkapnya agar tidak

membahayakan penghuni asrama. Namun MT tidak mendengar dengan jelas apa

yang diucapkan P sehingga terjadi penyimpangan.

Apabila diamati dari prinsip kerja sama, tuturan MT menyimpang dari

maksim relevansi. P menceritakan ada ular yang berenang di selokan asrama,

namun MT menjawab apabila ingin berenang gratis lebih baik di Bengawan Solo.

Penyimpangan tersebut ditandai dengan penanda lingual lha nek renang pengen

murah ya neng bengawan Solo kae lho, malah gratis ‘kalau berenang ingin murah

ya di bengawan Solo sana, malah gratis’. Tuturan MT di atas tidak relevan dengan

apa yang dituturkan P sehingga tuturan MT menyimpang dari maksim relevansi.

Data 43

Konteks tuturan :

Yati dan Cucu sedang berdiskusi mengenai skripsi yang sedang mereka kerjakan

di kamar Yati. Ketika itu Cucu bermain game dan tidak fokus dengan topik yang

sedang yati bicarakan.

Page 50: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

73

Bentuk tuturan :

P :La iki data Cikal karo Yere ki meh metu neng ndi ?

‘La ini data Cikal sama Yere ini mau keluar kemana ?’

MT :Cikal mau karo pacare ta ?

‘Cikal tadi sama pacarnya kan ?’

Pembicaraan di atas dilakukan oleh Yati atau P dan Cucu atau MT.

Pokok pembicaraan di atas adalah P dan MT sedang berdiskusi mengenai data

skripsi. Karena MT bermain game sehingga tidak fokus dengan topik yang sedang

dibicarakan. Tuturan MT pada data di atas menyimpang dari maksim relevansi.

Penyimpangan maksim relevansi pada data di atas ditandai dengan

penanda lingual Cikal mau karo pacare ta ?‘Cikal tadi sama pacarnya kan ?’.

satuan lingual tersebut tidak sesuai dengan topik yang seang dibicarakan Yati.

Topik yang sedang diperbincangkan adalah data skripsi yaitu La iki data Cikal

karo Yere ki meh metu neng ndi ?‘La ini data Cikal sama Yere ini mau keluar

kemana ?’ namun Cucu menanggapi dengan kondisi yang pada saat itu terjadi

yaitu Cikal mau karo pacare ta ?‘Cikal tadi sama pacarnya kan ?’. jadi, tuturan

Cucu pada data di atas menyimpang dari maksim relevansi.

Data 44

Konteks tuturan :

Matin dan Hendra sedang berbincang-bincang di angkringan asrama. Matin

sedang mengerjakan tugas sedangkan Hendra sedang merokok. Mereka

memperbincangkan nama seseorang yang pada saat itu juga sedang makan di

angkringan asrama.

Bentuk tuturan :

P :Kae lo sing jenenge Nawa ?

‘Itu lo yang namanya Nawa ?’

Page 51: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

74

MT :He, pira ?

‘He, berapa ?’

P :Apane ?

‘Apanya ?’

MT :La jarene nawa ?

‘La katanya menawar ?’

Pembicaraan di atas dilakukan oleh Hendra atau P dan Matin atau MT.

Pokok pembicaraan di atas adalah P dan MT sedang minum di angkringan asrama

dan membicarakan nama seseorang yang pada saat itu sedang makan di

angkringan tersebut. Karena MT sedang mengerjakan tugas, MT tidak fokus

dengan topik yang dibicarakan P.

Apabila dilihat dari prinsip kerja sama tuturan MT pada data di atas

menyimpang dari maksim relevansi. Penyimpangan tersebut ditandai dengan

penanda lingual He, pira ? ‘He, berapa ?’ tuturan tersebut bermaksud

menanyakan harga. Padahal P membicarakan nama seseorang yaitu Nawa yang

pada saat itu berada di angkringan asrama. Namun, karena sedang mengerjakan

tugas sehingga MT tidak fokus dengan tuturan P. Penyimpangan tersebut

ditegaskan dengan tuturan La jarene nawa ?‘La katanya menawar ?’. yang

membuktikan bahwa MT menyimpang dari topik pembicaraan yang sedang

dibicarakan P. Tuturan di atas dituturkan dengan intonasi datar.

d. Maksim Pelaksanaan

Maksim pelaksanaan mengharuskan peserta tutur menyampaikan

tuturannya dengan jelas. Untuk mencapai kejelasan tersebut hendaknya peserta

tutur berbicara dengan jelas, tidak berlebihan, dan tidak mengandung ketaksaan.

Penerapan maksim pelaksanaan di asrama mahasiswa UNS Surakarta adalah

sebagai berikut.

Page 52: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

75

1) Penerapan Maksim Pelaksanaan

Penerapan maksim pelaksanaan terjadi apabila tuturan P dituturkan

dengan jelas dan tidak mengandung unsur taksa sehingga MT dapat menangkap

dengan jelas maksud dan tujuan dari tuturan P.

Data 45

Konteks tuturan :

Ali dan Wicak hendak bermain ping pong. Ali menanyakan kepada Pak Wiwit

dimana bed ping pong disimpan.

Bentuk tuturan :

P :Bed ping pong-e neng ngendi Pak ?

‘Bed ping pongnya dimana Pak ?’

MT :Kae lo, neng sebelah tangga tengah gedhung C, ana kamar, tulisane Pos

C, ora dikunci. Bale ya neng kana.

‘Itu lo, di sebelah tangga tengah gedung C, ada kamar, ada tulisannya Pos

C, tidak dikunci.Bolanya juga di sana.’

P :Oh, ya Pak.

‘Oh, Iya Pak.’

Tuturan di atas dilakukan oleh Ali (P) dan Pak Wiwit (MT). Pokok

pembicaraan di atas adalah P menanyakan kepada MT dimana letak peyimpanan

bed ping pong. Pak Wiwit adalah pengelola asrama sehingga ia tahu dimana letak

barang-barang milik asrama disimpan.

Apabila dilihat dari prinsip kerja sama tuturan MT sudah sesuai dengan

maksim pelaksanaan. MT menuturkan tuturan yang jelas dan tidak taksa sehingga

maksud dari tuturan MT dapat diterima dengan jelas oleh P. Tuturan tersebut

berupa kalimat Kae lo, neng sebelah tangga tengah gedhung C, ana kamar,

tulisane Pos C, ora dikunci. Bale ya neng kana. ‘Itu lo, di sebelah tangga tengah

gedung C, ada kamar, ada tulisannya Pos C, tidak dikunci.Bolanya juga di sana.’.

Page 53: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

76

tuturan tersebut telah sesuai dengan maksim pelaksanaan karena jelas dan tidang

mengandung unsur taksa.

Data 46

Konteks tuturan :

Di asrama sedang membutuhkan tenaga kerja pada bagian tukang kebun. Pak

Wiwit menawarkan lowongan tersebut kepada seorang mahasiswa yang sedang

mengerjakan skripsi apabila bersedia.

Bentuk tuturan :

P :Mas, kae ana lowongan gardener nek gelem, sampeyan skripsi ta ?

‘Mas, itu ada lowongan gardener kalau mau, anda skripsi kan ?

MT :Syarate apa wae Pak ?

‘Syaratnya apa saja Pak ?’

P :Nek Matin wingi ya mung biodata, riwayat sekolah, fotokopi KTP karo

pas foto tiga kali empat.

‘Kalau Matin kemarin hanya biodata, riwayat sekolah, fotokopi KTP dan

pas foto tiga kali empat.’

MT :Mengko tak jajale Pak.

‘Nanti saya coba Pak.’

Pembicaraan di atas dilakukan oleh pengelola asrama (P) dan seorang

penghuni asrama (MT). Pokok pembicaraan di atas adalah P menawarkan sebuah

pekerjaan kepada MT. Pekerjaan tersebut adalah gardener atau tukang kebun.

Asrama yang memiliki lahan cukup luas membutuhkan banyak tenaga kerja pada

bagian tukang kebun untuk merawat taman, kebun-kebun dan kebersihan di dalam

lingkungan asrama tersebut. P menawarkan lowongan tersebut kepada MT karena

MT adalah mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dengan anggapan

mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi memiliki banyak waktu luang.

Tuturan P pada data di atas telah sesuai dengan maksim pelaksanaan.

Tuturan tersebut berupa Nek Matin wingi ya mung biodata, riwayat sekolah,

Page 54: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

77

fotokopi KTP karo pas foto tiga kali empat. ‘Kalau Matin kemarin hanya biodata,

riwayat sekolah, fotokopi KTP dan pas foto tiga kali empat.’ Yaitu penjelasan

mengenai syarat yang harus disiapkan untuk melamar sebagai tukang kebun

asrama. Maksud dan tujuan tuturan P dapat ditangakap dengan jelas oleh MT

sehingga tuturan P sudah sesuai dengan maksim pelaksanaan.

2) Penyimpangan Maksim Pelaksanaan

Penyimpangan maksim pelaksanaan adalah tuturan yang dituturkan

penutur tidak jelas dan mengandung unsur taksa sehingga mitra tutur tidak dapat

menangkap sesuatu yang menjadi maksud penutur.

Data 47

Konteks tuturan :

Seorang satpam asrama memberitahukan kepada seorang penghuni bahwa di

gedung asrama sebelah selatan sekarang terdapat perempuan cantik. Namun yang

dimaksudnya adalah gedung di selatan pagar pembatas asrama yaitu gedung

rumah sakit, di sana terdapat perawat-perawat yang cantik.

Bentuk tuturan :

P :Gedhung asrama sisih kidul kae saiki ana wedoke ayu-ayu Tin. Sawangen

kana !

‘Gedung asrama sebelah selatan itu sekarang ada perempuannya cantik-

cantik Tin. Lihatlah sana !’

MT :Mosok Pak, gayeng no saiki, sing madhep lor iku ta Pak ?

‘Masak Pak, seru sekarang, yang menghadap utara itu kan Pak ?’

P :Madhep ngetan og

‘Menghadap timur kok.’

MT :Lha kok ngetan Pak ?

‘Lha kok timur Pak ?’

P :Gedhung kidul pager kae lo sing madhep ngetan.

‘Gedung selatan pagar itu lo yang menghadap timur.’

Page 55: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

78

Percakapan di atas dilakukan oleh satpam asrama (P) dan penghuni asrama

(MT). Pokok pembicaraan pada di atas adalah P mengatakan bahwa gedung

asrama yang sebelah selatan sekarang terdapat perempuan cantik. sepengetahuan

MT gedung asrama sebelah selatan adalah gedung C yang dihuni laki-laki. Namun

pada tuturan P terdapat ketaksaan yang menimbulkan penyimpangan maksim

pelaksanaan.

Apabila dilihat dari prinsip kerja sama, tuturan yang diberikan P

menyimpang dari maksim pelaksanaan. Tuturan P mengandung unsur taksa.

Ketaksaan tersebut terlihat dari satuan lingual Gedhung asrama sisih kidul kae

saiki ana wedoke ayu-ayu Tin‘ gedung asrama sebelah selatan itu sekarang ada

perempuannya cantik-cantik Tin’. Ketaksaan tersebut terbukti pada kesalahan MT

menangkap maksud P. MT mengira bahwa gedung C sekarang dihuni perempuan,

padahal yang dimaksud P adalah gedung di selatan asrama yaitu gedung di rumah

sakit yang terdapat banyak perawat-perawat cantik. kesalahan MT menangkap

maksud P di atas dikarenakan tuturan P mengandung unsur taksa, sehingga

tuturan P menyimpang dari maksim pelaksanaan.

Data 48

Konteks tuturan :

Asrama yang sedang dalam proses pembangunan memindahkan beberapa item

dengan tujuan menatanya agar lebih rapi. Seorang satpam asrama mengatakan

kepada seorang penghuni bahwa lapangan volly akan dipindahkan juga.

Bentuk tuturan :

P :Jare lapangan volly-ne arep dipindah sisih gedhung B Mas, ning jane

miturutku ya wes penak ning kono wae.

Page 56: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

79

‘Katanya lapangan volly-nya mau dipindah sebelah gedung B Mas, tapi

menurutku ya sudah enak di situ saja.’

MT :Ya ra papa ta Pak, sisih gedhung gedhung B kae ya jembar kok.

‘Ya tidak apa-apa ka Pak, sebelah gedung B itu juga luas kok.’

P :Ya pindhahen coba nek isa !

‘Ya pindahkan coba kalau bisa.’

Percakapan di atas dilakukan oleh seorang satpam asrama (P) dan

penghuni asrama (MT). Beberapa item ruangan di asrama dipindahkan bersamaan

dengan proses pembangunan di asrama untuk menata kembali bentuk lingkungan

asrama agar lebih tertata dan rapi. P memanfaatkan situasi tersebut untuk

membohongi MT dengan maksud bercanda. P mengtakan bahwa lapangan volly

akan dipindahkan.

Apabila dilihat dari prinsip kerja sama, tuturan P menyimpang dari

maksim pelaksanaan. Maksud tuturan P menguji kecerdasan MT dengan

membohonginya bahwa lapangan volly akan dipindahkan. Padahal lapangan volly

sebenarnya tidak akan dipindahkan. P menggunakan kalimat yang mengandung

unsur taksa agar MT percaya pada tuturannya. Ketaksaan tersebut terbukti dari

kesalahan MT menanggapi tuturan P. Hal tersebut ditandai dengan penanda

lingual Jare lapangan volly-ne arep dipindah sisih gedhung B Mas, ning jane

miturutku ya wes penak ning kono wae.‘Katanya lapangan volly-nya mau dipindah

sebelah gedung B Mas, tapi menurutku ya sudah enak di situ saja.’, maksud dari P

pada tuturan tersebut adalah menguji MT. MT pun terjebak dengan tuturan

tersebut dengan menanggapinya secara serius. P yang merasa berhasil berbohong

kemudian mengkaitkan dengan tuturan Ya pindhahen coba nek isa ‘ya pindahkan

coba kalau bisa.’ Yaitu maksudnya MT disuruh mencoba memindahkan lapangan

volly utuh dengan net dan tanah lapangannya.

Page 57: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

80

3. Impliktur Berbahasa Jawa di Asrama Mahasiswa Universitas

Sebelas Maret Surakarta

Di dalam peristiwa tutur, sering kali terjadi peristiwa yang unik untuk

dikaji. Peristiwa tersebut adalah ketika terdapat maksud yang tersirat di dalam

suatu tuturan yang disampaikan oleh seorang penutur. Maksud yang tersirat dalam

tuturan tersebut dalam pragmatik disebut implikatur. Di asrama mahasiswa

Universitas Sebelas Maret Surakarta ditemukan beberapa implikatur.

a. Impikatur penolakan

Implikatur penolakan adalah implikatur pada sebuah tuturan yang

memberikan maksud terkait dengan menolak suatu pernyataan atau menolak suatu

tindakan yang terkait dengan sesuatu. Implikatur penolakan yang terdapat di

asrama mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah sebagai berikut.

Data 49

Konteks tuturan :

Miftah sedang makan bersama temannya di kantin asrama. Kemudian Pak Anjar

seorang satpam asrama datang dan menegur keduanya.

Bentuk tuturan :

P :Jomblo-jomblo mesakke men mangan ra ditunggoni pacare.

‘Jomblo-jomblo kasihan makan tidak ditemani pacarnya.’

MT :Kono ya dhudha wae kok gaya.

‘Situ juga duda saja kok bergaya.’

P :Lo, dhudha nanging lak ijek payu.

‘Lo, duda tapi kan masih laku.’

Tuturan di atas dilakukan oleh Miftah (P) dan Pak Anjar seorang

satpam asrama (MT). Pokok pembicaraan di atas adalah P mengejek MT yang

Page 58: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

81

tidak punya pacar makan sendiri tidak ditemani pacarnya namun MT membalas

dengan tuturan P adalah seorang duda. Kemudian P menyanggah tuturan tersebut

dengan menyatakan bahwa dirinya adalah duda namun masih laku. Laku tersebut

maksudnya adalah laku dikalangan para wanita.

Tuturan P merukan bagian dari tuturan MT. Tuturan P muncul akibat

interfensi yang didasari latar belakang pengetahuan tentang satuan lingual dhudha

‘duda’. Penanda lingual Lo, dhudha nanging lak ijek payu.‘Lo, duda tapi kan

masih laku.’ Maksudnya walaupun seorang duda P masih laku di kalangan wanita

tidak seperti MT yang tidak mempunyai pacar atau teman dekat sama sekali.

Seorang duda adalah laki-laki yang sudah tidak beristri dikarenakan

istrinya sudah meninggal atau karena cerai. Namun maksud tuturan P adalah

walaupun P seorang duda namun masih laku di kalangan wanita sehingga P tidak

merasa kesepian.

Data 50

Konteks tuturan :

Seorang tukang kebun asrama tidak mendapat persetujuan untuk dibelikan

perlengkapan perkebunan yaitu obat pembunuh rumput liar dengan alasan sudah

dibelikan beberapa waktu yang lalu.

Bentuk tuturan

P :Ora ngerti ukurane sepira, lahane sepira, ngertine mung terima resik,

terus piye arep nyambut gawe ngene ki ?

‘Tidak tahu ukurannya seberapa, lahannya seberapa, tahunya hanya terima

bersih saja, lalu bagaimana mau bekerja kalau seperti ini ?’

Tuturan di atas dilakukan oleh tukang kebun asrama atau P. Karena

lahan di asrama masih banyak yang ditumbuhi rumput liar P menggunakan obat

Page 59: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

82

pembunuh rumput dengan anggapan agar segera. Namun pembelian obat tersebut

dilakukan oleh pihak kantor sehingga P harus mendapatkan persetujuan kantor

untuk mendapatkan obat tersebut. Dari tuturan P di atas terdapat implikatur

penolakan, yaitu penolakan atau tidak setuju dengan tindakan pihak kantor yang

tidak mengetahui keadaan di lapangan namun meminta hasil yang maksimal tanpa

memberikan fasilitas yang memadai. Tuturan P di atas menandai implikatur

penolakan tersebut.

Obat yang biasa digunakan dikemas dengan botol, takaran untuk satu

botol bisa digunaka untuk beberapa meter persegi. Jadi, lahan asrama yang sangat

luas memerlukan beberapa botol obat tersebut agar dapat membersihkan rumput

liar di seluruh ligkungan asrama. Jumlah kebutuhan obat pembunuh rumput yang

tidak sedikit itulah yang tidak diketahui pihak kantor.

Selain implikatur penolakan data di atas juga mengandung implikatur

menyindir. Yaitu P menyindir pihak kantor yang dianggap pelit dalam

memfasilitasi para pekerja tukang kebunnya.

b. Implikatur Kritik Sosial

Implikatur kritik sosial adalah implikatur dari suatu tuturan yang

memberikan maksud mengkritik keadaan yang terjadi di masyarakat terkait

dengan kinerja pemerintah pada suatu hal. Implikatur kritik sosial yang terdapat di

asrama mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah sebagai berikut.

Data 51

Konteks tuturan :

Seorang penghuni sedang berbincang dengan penglola asrama. Mereka

membicarakan tentang kondisi gedung A asrama yang sudah meprihatikan.

Page 60: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

83

Bentuk tuturan :

P :Gedhung A niku nembe pinten tahun Pak ? kok bentuke mpun kaya

ngono, ketoke lak dereng dangu ta Pak ?

‘Gedung A itu baru berapa tahun Pak ? kok kondisinya sudah seperti itu,

sepertinya kan belum lama ya Pak ?

MT :Kuwi ya wes saka dhuwuran kana Mas. Ya ngerti dhewe ta Mas, proyek-

proyek biasa dienggo dolanan tok, saka ndhuwur danane pira sing kanggo

bangun pira.

‘Itu sudah dari atasan sana Mas. Sudah tahu sendiri kan Mas, proyek-

proyek biasa dipakai mainan saja, dari atas dananya berpa namun yang

terpakai untuk membangun berapa.’

Tuturan di atas dilakukan oleh penghuni asrama (P) dan pengelola

asrama (MT). Pokok pembicaraan di atas adalah membicarakan kondisi gedung A

yang sudah memprihatinkan walaupun belum lama berdiri.gedung A adalah salah

satu gedung di asrama mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tuturan MT merupakan bagian dari tuturan P. Tuturan MT muncul

akibat interfensi yang didasari latar belakang pengetahuan tentang satuan lingul

gedhung A ‘gedung A’. Gedhung A adalah gedung di asrama yang kondisinya

sudah banyak yang rusak. Kerusakan tersebut sebagian besar terletak pada saluran

pembuangan air dan lantai kamar mandi yang bocor sehingga banyak kamar yang

bocor. Kebocoran tersebut cukup parah mengakibatkan banyak kamar tidak dapat

dihuni.

Tuturan MT mengimplikasikan kritik sosial mengenai atasan atau

pemerintah yang saat ini kurang baik dalam menangani proyek pembangunan.

Sering kali dana yang digunakan untuk pembangunan disalahgunakan sehingga

mengakibatkan hasil bangunan yang kurang maksimal dan cepat rusak. Penanda

lingual kuwi ya wes saka dhuwuran kana Mas. Ya ngerti dhewe ta Mas, proyek-

proyek biasa dienggo dolanan tok, saka ndhuwur danane pira sing kanggo

bangun pira‘Itu sudah dari atasan sana Mas. Sudah tahu sendiri kan Mas, proyek-

Page 61: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

84

proyek biasa dipakai mainan saja, dari atas dananya berpa namun yang terpakai

untuk membangun berapa.’ Merupakan penanda lingual dari tuturan MT yang

mengimplikasikan kritik sosial terhadap penangan pemerintah yang kurang

maksimal pada proyek pembangunan.

Data 52

Konteks tuturan :

Jalan di depan asrama sudah lama rusak dan tidak kunjung diperbaiki. Hal

tersebut membuat para penghuni asrama merasa tidak nyaman kartena akses jalan

keluar masuk asrama hanya satu jalan tersebut.

Bentuk tuturan :

P :Niku dalan ngajengan napa sampun dangu Pak kondisine kaya ngana ?

‘itu jalan di depan apa sudah lama Pak kondisinya jelek seperti itu.’

MT :Ya wes suwe Mas, kuwi jane ya arep diaspal, nanging kan ana omah-

omah warga kuwi sing dibangun liar neng kiwa tengene dalan, kuwi

kendalane Mas. Dadi asline ya isa wae diaspal gari ngejokake proposal,

nanging sing meh tanggup jawab karo omah-omah kuwi sapa coba ?

‘Ya sudah lama Mas, itu sebenarnya akan diaspal, namun ada rumah-

rumah warga yang dibangun liar di kanan kiri jalan, itu kendalanya Mas.

Jadi sebenarnya bisa saja diaspal tinggal megajukan proposal, tapi yang

mau tanggung jawab dengan rumah-rumah itu siapa coba ?’

Pembicaraan di atas dilakukan oleh Hariyadi dan Pak Wiwit. Pokok

pembicaraan di atas adalah mengenai jalan di depan asrama yang rusak, namun

tidak dapat diperbaiki karena terdapat rumah-rumah liar di sekitar jalanan

tersebut. Pak wiwit sebagai pengelola menyayangkan hal tersebut karena

mengganggu kenyamanan penghuni asrama. Tuturan di atas mengandung

implikatur kritik sosial, implikatur tersebut ditandai dengan penanda lingual yang

berbentuk kalimat Ya wes suwe Mas, kuwi jane ya arep diaspal, nanging kan ana

omah-omah warga kuwi sing dibangun liar neng kiwa tengene dalan, kuwi

Page 62: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

85

kendalane Mas. Dadi asline ya isa wae diaspal gari ngejokake proposal, nanging

sing meh tanggup jawab karo omah-omah kuwi sapa coba‘Ya sudah lama Mas,

itu sebenarnya akan diaspal, namun ada rumah-rumah warga yang dibangun liar di

kanan kiri jalan, itu kendalanya Mas. Jadi sebenarnya bisa saja diaspal tinggal

megajukan proposal, tapi yang mau tanggung jawab dengan rumah-rumah itu

siapa coba ?’ hal itu menunjukkan kritikan terhadap rumah-rumah yang dibangun

di sekitar jalan di depan asrama yang dianggap liar karena posisinya yang berada

diantara jalan dan sungai besar sehingga tidak layak untuk didirikan bangunan.

Selain implikatur kritik sosial, tuturan MT di atas juga mengandung

implikatur menyindir. Yaitu menyindir rumah-rumah warga yang dibangung di

tempat yang tidak semestinya.

c. Implikatur Menyindir

Implikatur menyindir merupakan implikatur dari tuturan P yang

memiliki maksud menyindir MT. Implikatur menyindir yang terdapat di asrama

mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah sebagai berikut.

Data 53

Konteks tuturan :

Siang itu, seorang satpam asrama meihat segerombolan petugas kebersihan

asrama yang sedang berkumpul beristirahat sebelum waktu istirahat tiba.

Kemudian Ia mendekati gerombolan tersebut.

Bentuk tuturan :

P : Padha ngapa iki ?

Page 63: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

86

‘Kalian sedang apa ?’

MT : Leren Pak.

‘Istirahat Pak ?’

P : Ya, nek gaweane wis rampung ya ora papa leren, wis resik kabeh, ya ta

Fen ?

‘Ya kalau pekerjaannya sudah selesai tidak apa-apa istirahat, sudah bersih

semua, iya kan Fen ?’

MT : Nggih Pak.

‘Iya Pak’

Tuturan di atas dilakukan oleh satpam asrama (P) dan Fenfra (MT).

Pokok pembicaraan di atas adalah P menegur sekumpulan petugas kebersihan

asrama yang sedang berkumpul untuk beristirahat di siang hari, namun waktu

belum menunjukkan jam istirahat. Petugas kebersihan asrama biasa beristirahat di

pos satpam gedung A bersama-sama, sehingga satpam dapat dengan mudah

menemukan mereka.

Tuturan P di atas mengimplikasikan sindiran kepada MT. Tuturan

tersebut adalah Ya, nek gaweane wis rampung ya ora papa leren, wis resik kabeh,

ya ta Fen ? ‘Ya kalau pekerjaannya sudah selesai tidak apa-apa istirahat, sudah

bersih semua, iya kan Fen ?’ tuturan tersebut ditujukan kepada seluruh petugas

kebersihan yang berada di sana. Namun di akhir kalimat tuturan tersebut

ditegaskan P kepada Fendra. P tahu MT sering meninggalkan pekerjaannya,

sehingga P menyebutkan nama MT dalam tuturannya di akhir tuturan dengan

maksud menyindir MT yang sering meninggalkan pekerjaannya dengan maksud

agar MT istirahat bila pekerjaannya memang sudah selesai.

Setelah menangkap maksud dari tuturan P, MT langsung saja pergi

meninggalkan pos satpam gedung A atau tempat istirahat tersebut untuk

melanjutkan pekerjaannya di gedung C yang memang belum selesai.

Page 64: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

87

Data 54

Konteks tuturan :

Miftah dan Wahyu sedang mengerjakan sesuatu di kamar mereka. Ketika sedang

mengerjakan, tiba-tiba cikal datang dan menyapa keduanya.

Bentuk tuturan :

P :Lo, urung padha rampung ta ?

‘Lo, belum pada selesai ?’

MT :Durung, kowe seka ngendi ? wisudanan tapi kok sepi ya, kaya ana sing

kurang ki apa ya Kal ?

‘Belum, wisudanan tapi kok sepi ya, seperti ada yang kurang apa ya Kal ?’

P :La kowe pengen apa, ra nduwe dhuit ki jane aku ?

‘La kamu minta apa, sebenarnya aku tidak punya uang ini.’

Percakapan di atas dilakukan oleh Cikal (P) dan Wahyu (MT). Pokok

pembicaraan di atas adalah MT merasa wisuda kali ini terasa sepi. MT tahu

bahwa biasanya ada suatu perayaan setelah seseorang telah wisuda.

Tuturan MT pada data di atas mengimplikasikan sindiran kepada P

yang telah wisuda. Tuturan tersebut berbentuk kalimat tanya wisudanan tapi kok

sepi ya, kaya ana sing kurang ki apa ya Kal ? ‘tapi kok sepi ya, seperti ada yang

kurang apa ya Kal ?’. maksud dari tuturan tersebut sebenarnya adalah MT

meminta P untuk membuat suatu pesta perayaan atau syukuran untuk wisudanya.

Seperti wajarnya anak kos, traktiran dari teman adalah suatu yang sangat

ditunggu. MT yang mengetahui P telah wisuda memanfaatkan kesempatan

tersebut.

P yang tanggap dengan sindiran MT, menanggapi dengan tuturan La

kowe pengen apa, ra nduwe dhuit ki jane aku ? ‘La kamu minta apa, sebenarnya

aku tidak punya uang ini’ dengan maksud menawarkan MT apa yang diinginkan

untuk perayaan atas wisuda P.

Page 65: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

88

d. Implikatur Menghibur atau Melucu

Implikatur menghibur adalah implikatur pada suatu tuturan yang

memberikan maksud menghibur lawan tutur agar lawan tutur merasa senang atau

tertawa. Implikatur menghibur atau melucu yang terdapat di asrama mahasiswa

Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah sebagai berikut.

Data 55

Konteks tuturan :

Suatu sore ketika Paijo seorang penghuni asrama sedang bermain ping pong.

Kemudian Abdul datang dan menceritakan dirinya baru saja mengejar kambing

yang masuk ke asrama.

Bentuk tuturan :

P :Jo, aku bar ngoyak wedhus mau.

‘Jo, aku baru saja mengejar kambing tadi.’

MT :La terus ?

‘Lalu ?’

P :Aku malah tiba i, padahal mlayuku banter mau, gek neng lapangan volly

akeh wong eg, wong proyek ya nonton sing volly, ya weruh kabeh ta.

‘Aku malah jatuh, padahal aku berlari kencang, dan di lapangan volly

banyak orang, orang-orang juga melihat, jadi melihat semua.’

MT :Padha guyu kabeh no ?

‘Pada ketawa ?’

P :Iya lah

‘Iya lah’

Tuturan di atas dilakukan oleh Abdul (P) dan Paijo (MT). Pokok

pembicaraan di atas adalah P bercerita dirinya baru saja mengejar seekor kambing

yang masuk asrama lalu P jatuh. Asrama mahasiswa terletak di tengah-tengah

Page 66: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

89

penduduk desa Ngoresan. Di sana terdapat beberapa penduduk yang beternak

kambing sehingga sering kali ada kambing yang masuk ke dalam asrama.

P yang pada sore itu melihat kambing masuk ke dalam asrama hendak

mengusir kambing tersebut. Namun ketika sedang berlari mengusir kambing, P

malah terjatuh di dekat lapangan volly dan ada banyak orang yang melihat

kejadian tersebut yaitu penghuni yang sedang bermain volly dan para pekerja

proyek yang sedang menyaksikan penghuni bermain volly.

Tuturan P merupakan bagian dari tuturan MT. Tuturan tersebut muncul

akibat inferensi yang didasari latar belakang pengetahuan satuan lingual ngoyak

wedhus‘mengejar kambing’ menunjukkan P yang baru saja mengejar kambing

namun malah jatuh di dekat lapangan volly yang sedang ramai sehingga banyak

yang melihat P jatuh.

Tututan P pada data di atas mengimplikasikan sesuatu yang lucu.

Penanda lingual yang berbentuk kalimat Aku malah tiba i, padahal mlayuku

banter mau, gek neng lapangan volly akeh wong eg, wong proyek ya nonton sing

volly, ya weruh kabeh ta.‘Aku malah jatuh, padahal aku berlari kencang, dan di

lapangan volly banyak orang, orang-orang juga melihat, jadi melihat semua.’

Menunjukkan P malu karena saat sedang mengejar kambing P malah jatuh dan

dilihat banyak orang dan hal tersebut merupakan suatu lelucon. MT yang

mendengar cerita tersebut dengan spontan langsung tertawa.

Data 47

Konteks tuturan :

Seorang satpam asrama memberitahukan kepada seorang penghuni bahwa di

gedung asrama sebelah selatan sekarang terdapat perempuan cantik. Namun yang

Page 67: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

90

dimaksudnya adalah gedung di selatan pagar pembatas asrama yaitu gedung

rumah sakit, di sana terdapat perawat-perawat yang cantik.

Bentuk tuturan :

P :Gedhung asrama sisih kidul kae saiki ana wedoke ayu-ayu Tin. Sawangen

kana !

‘Gedung asrama sebelah selatan itu sekarang ada perempuannya cantik-

cantik Tin. Lihatlah sana !’

MT :Mosok Pak, gayeng no saiki, sing madhep lor iku ta Pak ?

‘Masak Pak, seru sekarang, yang menghadap utara itu kan Pak ?’

P :Madhep ngetan og

‘Menghadap timur kok.’

MT :Lha kok ngetan Pak ?

‘Lha kok timur Pak ?’

P :Gedhung kidul pager kae lo sing madhep ngetan.

‘Gedung selatan pagar itu lo yang menghadap timur.

Pembicaraan di atas dilakukan oleh satpam asram (P) dan tukang kebun

asrama (MT). Pokok pembicaraan di atas adalah P memberitahukan kepada MT

bahwa gedung asrama yang bagian selatan sekarang terdapat banyak perempuan

cantik. sepengetahuan MT gedung asrama bagian selatan adalah gedung C yaitu

gedung yang dikhusukan untuk laki-laki.

Tuturan MT bukan merupakan bagian dari tuturan P. Tuturan tersebut

muncul akibat inferensi yang didasari latar belakang pengetahuan mengenai

satuan lingual gedung asrama bagian selatan.

Tuturan P mengimplikasikan sebuah hiburan. Hal tersebut ditandai dengan

tuturan P yang memiliki unsur taksa. P memberitahukan MT bahwa gedung

asrama bagian selatan kini banyak perempuan cantik. MT merasa heran karena

sepengetahuan MT gedung asrama bagian selatan adalah gedung yang dihuni laki-

laki. Kemudian P menjelaskan yang dimaksud adalah gedung yang berada di

Page 68: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

91

sebelah selatan pagar asrama yaitu gedung di rumah sakit jiwa yang dihuni

perawat-perawat wanita yang bekerja di rumah sakit jiwa.

Data 55

Konteks tuturan :

Kemarin malam Galih futsal dengan teman-teman seasrama, kemudian ia

menceritakan tentang alasan Nanto yang sebelumnya tidak ingin ikut namun

akhirnya ikut futsal.

Bentuk tuturan :

P :Mas Nanto mau bengi aneh-aneh wae Mas,kowe ngerti ora ? sakdurunge

jare meh ra melu, padahal awanne ngejak dewe lo, tak golekke lapangan

malah bengi jare arep ra sido melu, yo tak panas-panasi ta, tak omongi

yawes brati semene wae kekancane dewe Mas, cukup tau wae aku.

‘Mas Nanto tadi malam aneh-aneh saja Mas, anda tahu tidak ? sebelumnya

katanya tidak ikut, padahal siangnya dia mengajak, saya carikan lapangan

malah malamnya katanya tidak jadi ikut, ya saya panas-panasi, saya bilang

sudah cukup pertemanan kita sekian saja Mas, cukup tau saja saya.

MT :la terus ?

‘lalu ?’

P :la, bar main, deweke nyedaki aku karo menehke banyu, terus ngomong

brati seprene dewe ijik kekancan ya Mas, bocah polose kaya ngono ya

enek ya Mas.

‘nah, setelah main, dia mendekati saya sambil memberikan air, lalu

berkata berarti sampai sekarang kita masih berteman ya Mas, anak sepolos

itu ada ya Mas.’

percakapan di atas dilakukan oleh Galih (P) dan Yanto (MT). Pokok

pembicaraan di atas adalah P menceritakan tentang Nanto yang sangat polos.

Kepolosan Nanto dianggap P karena Nanto takut apabila Nanto tidak ikut futsal

akan dijauhi teman-temannya, padahal tuturan tersebut hanyalah bercanda namun

Nanto menganggapnya serius. Keseriusan Nanto dalam menanggapi tuturan Galih

tersebut ditandai dengan tuturan galih yang berupa kalimat brati seprene dewe ijik

kekancan ya Mas ‘berarti sampai sekarang masih berteman ya Mas.’ Hal tersebut

Page 69: BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · ‘Caranya bagaimana Pak ?’ P ... baru terlalu kaku baik dalam pergaulan di lingkungan asrama maupun terhadap peraturan. P merasa

92

mengimplikasikan suatu hiburan atau lelucon karena di zaman sekarang masih ada

seseorang yang sangat polos.

Nanto memang berasal dari desa di daerah Blora, namun kepolosan

Nanto tersebut dinilai Galih sudah tidak lazim dengan keadaan zaman saat ini

sehingga peristiwa futsal tersebut diceritakan Galih dengan maksud menghibur

MT. Maka dari data di atas terdapat implikatur menghibur.

Selain itu dati tuturan Galih di atas juga terdapat implikatur

mengekspresikan perasaan heran. Maksudnya P heran dengan Nanto yang sangat

polos sehingga tidak dapat membedakan tuturan yang bermaksud bercanda dan

tuturan yang serius.