BAB II Agama euthanasia
-
Upload
naning-nurmala-sari -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of BAB II Agama euthanasia
-
7/26/2019 BAB II Agama euthanasia
1/13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan berkembangnya teknologi di bidang kedokteran ini, bukan tidak mustahil
muncul masalah yang pekik dan rumit. Melalui pengetahuan dan teknologi kedokteran
yang sangat maju, diagnose mengenai suatu penyakit dan pengobatannya dapat dilakukan
secara sempurna dan lebih efektif. Hidup seseorang pun dapat diperpanjang untuk jangka
waktu tertentu. Bahkan perhitungan saat kematian seseorang dapat dilakukan secara lebih
tepat. Di samping itu, beberapa negara maju bahakn sudah mampu melakukan birth
technologi dan biological engineering. Dengan demikian masalah cepat atau lambatnya
proses kematian seseorang penderita sesuatu penyakit, seolaholah dapat diatur oleh
teknologi yang modern tersebut.
Menyinggung masalah kematian, menurut terjadinya, maka ilmu pengetahuan
membedakannnya ke dalam tiga jenis kematian, yaitu!
1. "rthothanasia, yaitu kematian yang terjadi karena suatu proses alamiah.
#. Dysthanasia, yaitu suatu kematian yang terjadi secara tidak wajar.
$. %uthanasia, yaitu suatu kematian yang terjadi dengan pertolongan atau tidak dengan
pertolongan dokter.
%utanasia merupakan upaya untuk mengakhiri hidup orang lain dengan tujuan untuk
menghentikan penderitaan yang dialaminya karena suatu penyakit atau keadaan tertentu.
Di jaman modern seperti saat ini, tercatat telah banyak sekali kasuskasus eutanasia, baik
yang terekspose maupun yang tersembunyikan. &erdapat dua unsur utama yang
menjadikan eutanasia menjadi bahan perdebatan yang sengit di kalangan dokter dan
bahkan masyarakat umum. 'ang pertama, eutanasia jelasjelas suatu tindakan yang dengan
sengaja menghilangkan nyawa orang lain, namun selain itu justru alasan dilakukannya
eutanasia adalah untuk menghindarkan pasien dari rasa sakit atau penderitaan yang
dianggap terlalu menyiksa.
Di beberapa (egara di dunia, eutanasia merupakan suatu tindakan yang dilegalkan,
sehingga seorang dokter memiliki kewenangan untuk menjalankan prosedur eutanasia,
namun tentu saja dengan seijin pihak keluarga dan melalui prosedur perijinan yang sangat
ketat. )edangkan di beberapa (egara yang lain, pelaku eutanasia ditangkap karena
dianggap melakukan tindakan yang melanggar
1
-
7/26/2019 BAB II Agama euthanasia
2/13
hukum.
1.# *umusan Masalah
1+ pa itu %uthanasia -
#+ Bagaimana sejarah euthanasia -
$+ pa saja macam macam euthanasia -
/+ pa saja alasan alasan dilakukan euthanasia -
0+ Bagaimana praktik euthanasia berdasarkan hukum di ndonesia -
2+ Bagaimana euthanasia menurut prespektif gama slam -
3+ Bagaimana argumentasi pendapat tentang euthanasia -
1.$ &ujuan
1+ 4ntuk menjelaskan euthanasia agar dapat dipahami.
#+ 4ntuk mengetahui sejarah euthanasia.
$+ 4ntuk mengetahui macam macam euthanasia.
/+ 4ntuk mengetahui alasan alasan dilakukan euthanasia.
0+ 4ntuk mengetahui bagaimana euthanasia menurut hukum di ndonesia.
2+ 4ntuk mengetahui pandangan islam terhadap euthanasia.
3+ 4ntuk mengetahui argumentasi pendapat tentang euthanasia.
1./ Manfaat 5enulisan
1+ Menambah pengetahuan atau wawasan semua mahasiswa terutama mahasiswa
keperawatan
#+ Menerapkan prinsip legal, etis dalam penganbilan keputusan
$+ Mengerti atau mengaplikasikannya dengan baik
2
-
7/26/2019 BAB II Agama euthanasia
3/13
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian euthanasia
%uthanasia secara bahasa berasal dari bahasa yunani 6eu7 yang berarti baik, dan thanatos
yang berarti 6kematian7 84tomo, #99$!133+.. Dalam bahasa arab dikenal dengan istilah qatlu
ar-rahmaatau tasyir al-maut.
Menurut istilah kedokteran, euthanasia berarti tindakan untuk meringankan kesakitan atau
penderitaan yang dialami seseorang yang akan meninggal juga berarti mempercepat kematian
seseorang yang ada dalam kesakitan dan penderitaan hebat menjelang kematiannya. 8Hasan,
1::0! 1/0+.
Dilihat dari segi orang yang berkehendak, euthanasia bisa muncul dari keinginan
pasien sendiri, permintaan dari keluarga dengan persetujuan pasien 8bila pasien masih sadar+,
atau tanpa persetujuan pasien 8bila pasien sudah tidak sadar+. &etapi tidak pernah ditemukan
tindakan euthanasia yang dikehendaki oleh dokter tanpa persetujuan pasien maupun pihak
keluarga, karena hal ini berkait dengan kode etik kedokteran.
Menurut kamus besar bahasa ndonesia, eutanasia berarti tindakan mengakhiri dengan
sengaja kehidupan makhluk 8orang ataupun hewan piaraan+ yg sakit berat atau luka parah
dengan kematian yg tenang dan mudah atas dasar perikemanusiaan. )edangkan ;ikipedia
menyebutkan bahwa eutanasia berarti praktek pencabutan kehidupan manusia atau hewan
melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang
minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang mematikan.
B. Sejarah Euthanasia
-
7/26/2019 BAB II Agama euthanasia
4/13
meskipun telah dimintakan untuk itu6. (amun demikian, kenyataannya praktek euthanasia
telah dimulai pada tahun yang sama 8kirakira abad / )M+.
C. Macam macam euthanasia
Ditinjau dari cara pelaksanaannya euthanasia dapat dibagi menjadi tiga, yaitu!
1. %uthanasia agresif 8euthanasia aktif+
%uthanasia agresif adalah tindakan dokter mempercepat kematian pasien dengan
memberikan suntikan ke dalam tubuh pasien tersebut. )untikan diberikan pada saat
keadaan penyakit pasien sudah sangat parah atau sudah sampai pada stadium akhir, yang
menurut perhitungan medis sudah tidak mungkin lagi bisa sembuh atau bertahan lama.
lasan yang biasanya dikemukakan dokter adalah bahwa pengobatan yang diberikan
hanya akan memperpanjang penderitaan pasien serta tidak akan mengurangi sakit yang
memang sudah parah 84tomo, #99$!132+. %utanasia agresif dapat dilakukan dengan
pemberian suatu senyawa yang mematikan, baik secara oral maupun melalui suntikan.
)alah satu contoh senyawa mematikan tersebut adalah tablet sianida.
=ontoh euthanasia aktif, misalnya ada seseorang menderita kanker ganas dengan rasa
sakit yang luar biasa sehingga pasien sering kali pingsan. Dalam hal ini, dokter yakin yang
bersangkutan akan meninggal dunia. erdosis+ yang sekiranya dapat menghilangkan rasa sakitnya, tetapi menghentikan
pernapasannya sekaligus 84tomo, #99$!13?+.
#. %uthanasia non agresif 8eutanasia otomatis 8autoeuthanasia++
%uthanasia non agresif, kadang juga disebut eutanasia otomatis 8autoeuthanasia+
digolongkan sebagai eutanasia negatif, yaitu kondisi dimana seorang pasien menolak
secara tegas dan dengan sadar untuk menerima perawatan medis meskipun mengetahui
bahwa penolakannya akan memperpendek atau mengakhiri hidupnya. 5enolakan tersebut
diajukan secara resmi dengan membuat sebuah codicil 8pernyataan tertulis tangan+.
%utanasia non agresif pada dasarnya adalah suatu praktik eutanasia pasif atas permintaanpasien yang bersangkutan.
$. %uthanasia pasif
%uthanasia pasif dapat juga dikategorikan sebagai tindakan eutanasia negatif yang
tidak menggunakan alatalat atau langkahlangkah aktif untuk mengakhiri kehidupan
seorang pasien. %utanasia pasif dilakukan dengan memberhentikan pemberian bantuan
medis yang dapat memperpanjang hidup pasien secara sengaja.
Beberapa contohnya adalah dengan tidak memberikan bantuan oksigen bagi pasien
yang mengalami kesulitan dalam pernapasan, tidak memberikan antibiotika kepada
penderita pneumonia berat, meniadakan tindakan operasi yang seharusnya dilakukan guna
4
-
7/26/2019 BAB II Agama euthanasia
5/13
memperpanjang hidup pasien, ataupun pemberian obat penghilang rasa sakit seperti
morfin yang disadari justru akan mengakibatkan kematian. &indakan eutanasia pasif
seringkali dilakukan secara terselubung oleh kebanyakan rumah sakit 8;ikipedia,#919+.
Ditinjau dari pemberian i@in euthanasia dibagi menjadi tiga, yaitu!
1+ %thanasia di luar kemauan pasien! yaitu suatu tindakan ethanasia yang bertentangan
dengan keinginan si pasien untuk tetap hidup. &indakan ethanasia semacam ini dapat
disamakan dengan pembunuhan.
#+ %thanasia secara tidak sukarela! %thanasia semacam ini adalah yang seringkali menjadi
bahan perdebatan dan dianggap sebagai suatu tindakan yang keliru oleh siapapun
juga.Hal ini terjadi apabila seseorang yang tidak berkompeten atau tidak berhak untuk
mengambil suatu keputusan misalnya statusnya hanyalah seorang wali dari si pasien
8seperti pada kasus &erry schia>o+. ersial sebab
beberapa orang wali mengaku memiliki hak untuk mengambil keputusan bagi si pasien.
$+ %thanasia secara sukarela ! dilakukan atas persetujuan si pasien sendiri, namun hal ini
juga masih merupakan hal kontro>ersial. Beberapa (egara memberikan ijin untuk
eutanasia tipe yang ketiga ini, misalnya Belanda, namun beberapa yang lain
menganggapnya sebagai tindakan bunuh diri yang dibantu, sehingga tetap melanggar
hukum.
Ditinjau dari permintaan euthanasia dibagi menjadi dua, yaitu!
1+ %uthanasia Aolunter ! %uthanasia atas permintaan pasien sendiri.
#+ %uthanasia n>olunter ! %uthanasia atas permintaan keluarga pasien.
Ditinjau dari segi tujuannya, eutanasia juga dibedakan menjadi $ 8;ikipedia, #919+, yaitu!
a. %uthanasia berdasarkan belas kasihan 8mercy killing+
%utanasia jenis ini, dilakukan atas dasar rasa kasihan kepada sang pasien,
umumnya eutanasia jenis ini dilakukan kepada pasien yang menderita rasa sakit yang
amat sangat dalam penyakitnya, sehingga membuat orangorang disekitarnya menjadi
tidak tega dan memutuskan untuk melakukan eutanasia.
b. %uthanasia hewan
5
-
7/26/2019 BAB II Agama euthanasia
6/13
%utanasia jenis ini, khusus dilakukan kepada hewan, biasanya beberapa hewan
peliharaan yang sudah tua dan menderita sakit berkepanjangan, membuat si pemilik tidak
tega dan memutuskan untuk melakukan eutanasia. 5ada kasus yang 11 lain, beberapa
kepercayaan percaya bahwa, saat seseorang meninggal, maka barangbarang
kesayangannya harus diikutkan ke dalam kubur, termasuk hewanhewan kesayangannya,
sehingga sebelum hewan tersebut dikuburkan umumya mereka di suntik mati terlebih
dahulu.
c. %uthanasia berdasarkan bantuan dokter
%utanasia berdasarkan bantuan dokter, ini adalah bentuk lain daripada eutanasia agresif
secara sukarela. Dilakukan atas persetujuan sang pasien sendiri.
D. Alasan-Alasan Dilauan Euthanasia1+ )akit berkepanjangan
lasan yang paling mendasar dalam melakukan euthanasia adalah sakit yang
berkepanjangan. Berbagai alasan seperti itu banyak ditolak oleh pengadilan, karena saat
ini telah banyak ditemukan obatobatan yang dapat mengurangi rasa sakit sehingga rasa
sakit itu bisa dikontrol.
#+
-
7/26/2019 BAB II Agama euthanasia
7/13
Berdasarkan hukum di ndonesia maka eutanasia adalah sesuatu perbuatan yang melawan
hukum, hal ini dapat dilihat pada peraturan perundangundangan yang ada yaitu pada 5asal
$//
-
7/26/2019 BAB II Agama euthanasia
8/13
#. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
#. Euthanasia menurut Agama Islam
)eperti dalam agamaagama brahim lainnya 8'ahudi dan
-
7/26/2019 BAB II Agama euthanasia
9/13
penderitaan hidup termasuk penyakit yang tidak kunjung sembuh adalah dilarang oleh llah.
(abi ); bersabda !
Janganlah seorang kamu mengharapkan kematian karena sesuatu musibah yang
menimpanya, tetapi jika terpaksa ia harus berbuat begitu maka katakanlah$ a Allah
biarkanlah aku hidup jika hidup ini lebih baik bagiku dan matikanlah aku jika mati itu lebih
baik bagiku.#8H*. Bukhari dari nas+
Hadits di atas jelas menerangkan bahwa mengharapkan kematian adalah dilarang baik
karena musibah yang didapatnya maupun karena harta yang tidak dimilikinya. Dikecualikan
mengharapkan mati karena rindu kepada llah karena ingin syahid atau karena takut fitnah
dengan satu keyakinan, bahwa kematian itu lebih baik.
&indakan %uthanasia berbeda dengan berdoa memohon tunjukan kepada llah agar
dipilihkan yang terbaik antara hidup dengan mati karena tindakan ini merupakan cerminan
sikap hidup yang optimis dan bukan keputusasaan. )edangkan mengharapkan kematian yang
diwujudkan melalui %uthanasia merupakan sikap keputusan yang dibenci oleh &uhan, sesuai
F.). 'usuf 81#+ ayat ?3 !
rtinya ! Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. %esungguhnya tiada berputus
asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir#.8F.). 'usuf ! ?3+
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa sikap putus asa dikategorikan sebagai sikap
kekufuran apalagi keputusasaan yang menjurus kepada kematian melalui %uthanasia. Bahkan
tindakan %uthanasia dalam hal ini mengakibatkan dosa yang berlipat ganda yaitu dosa karena
putus asa dari rahmat llah dan dosa karena membunuh diri sendiri baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Euthanasia Ati$
)yariah slam mengharamkan euthanasia aktif, karena termasuk dalam kategori
pembunuhan sengaja 8alGatlu alIamad+, walaupun niatnya baik yaitu untuk meringankan
9
-
7/26/2019 BAB II Agama euthanasia
10/13
penderitaan pasien. Hukumnya tetap haram, walaupun atas permintaan pasien sendiri atau
keluarganya.
Dalildalil dalam masalah ini sangatlah jelas, yaitu dalildalil yang mengharamkan
pembunuhan. Baik pembunuhan jiwa orang lain, maupun membunuh diri sendiri. Misalnya
firman llah );& !
6Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan llah 8untuk membunuhnya+
melainkan dengan sesuatu 8sebab+ yang benar.7 8F) lnaam ! 101+.
6Dan tidak layak bagi seorang muJmin membunuh seorang muJmin 8yang lain+, kecuali
karena tersalah 8tidak sengaja+K7 8F) n(isaaJ ! :#+
6Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya llah adalah Maha 5enyayang
kepadamu.7 8F) n(isaaJ ! #:+.
Dari dalildalil di atas, jelaslah bahwa haram hukumnya bagi dokter melakukan euthanasia
aktif. )ebab tindakan itu termasuk ke dalam kategori pembunuhan sengaja 8alGatlu alamad+
yang merupakan tindak pidana 8jarimah+ dan dosa besar.
Dokter yang melakukan euthanasia aktif, misalnya dengan memberikan suntikan
mematikan, menurut hukum pidana slam akan dijatuhi Gishash 8hukuman mati karena
membunuh+, oleh pemerintahan slam 8
-
7/26/2019 BAB II Agama euthanasia
11/13
berobat, sedangkan di sisi lain, ada Garinah 8indikasi+ bahwa tuntutan itu bukanlah tuntutan
yang tegas 8wajib+, tapi tuntutan yag tidak tegas 8sunnah+.
Dengan demikian, jelaslah pengobatan atau berobat hukumnya sunnah, termasuk dalam
hal ini memasang alatalat bantu bagi pasien. ika memasang alatalat ini hukumnya sunnah,
apakah dokter berhak mencabutnya dari pasien yag telah kritis keadaannya-
bdul Fadim allum 81::?!2:+ mengatakan bahwa jika para dokter telah menetapkan
bahwa si pasien telah mati organ otaknya, maka para dokter berhak menghentikan
pengobatan, seperti menghentikan alat bantu pernapasan dan sebagainya. )ebab pada
dasarnya penggunaan alatalat bantu tersebut adalah termasuk akti>itas pengobatan yang
hukumnya sunnah, bukan wajib. ital
lainnya masih bisa berfungsi, tetap tidak akan dapat mengembalikan kehidupan kepada
pasien, karena organorgan ini pun akan segera tidak berfungsi.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka hukum pemasangan alatalat bantu kepada pasien
adalah sunnah, karena termasuk akti>itas berobat yang hukumnya sunnah.
-
7/26/2019 BAB II Agama euthanasia
12/13
dokter menghilangkan nyawa orang lain yangg berarti melanggar kode etik kedokteran itu
sendiri.
-
7/26/2019 BAB II Agama euthanasia
13/13
%uthanasia berarti tindakan untuk meringankan kesakitan atau penderitaan yang
dialami oleh seseorang yang akan meninggal, juga berarti mempercepat kematian seseoran
yang berada dalam kesakitan dan penderitaan yang hebat menjelang kematiannya.
Ditinjau dari cara perawatannya, euthanasia dibagi menjadi!
1. %uthanasia agresif atau aktif
#. %uthanasia non agresif
$. %uthanasi pasif
Ditinjau dari permintaan i@innya, euthanasia dibagi menjadi!
1. %uthanasia dilur kemampuan pasien
#. %uthanasia tidak sukarela
$. %uthanasia sukarela
Di ndonesia sendiri %uthanasia masih menimbulkan pro dan kontra.
Dalam pandangan berbagai agama pun, menghilangkan nyawa seseorang secara
sengaja adalah perbuatan dosa, perbuatan yang melanggar.
Menurut pandangan agama islam perbuatan %uthanasia haram dilakukan.