.Bab II Acc Perbaikan
-
Upload
novitawahyunidly -
Category
Documents
-
view
220 -
download
1
description
Transcript of .Bab II Acc Perbaikan
Pratikum Ilmu Teknik Kimia ILaboratorium Kimia Fisika
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinetika Kimia
Kinetika kimia yang disebut juga kinetika reaksi merupakan studi tentang laju
berlangsungnya suatu reaksi, yang tercermin dalam suatu persamaan hukum laju.
Kinetika kimia juga mempelajari pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi.
Pengetahuan tentang kinetika kimia ini penting untuk mempelajari suatu mekanisme
yang terjadi dalam suatu proses kimia. Meskipun mekanisme reaksi dapat juga di
pelajari dengan penelitian non-kinetika, misalnya dengan deteksi intermediate reaksi
dan pertukaran isotop, namun penjelasan dan bukti-bukti yang memuaskan tentang
pengetahuan mekanisme reaksi diperoleh dari penelitian kinetika secara mendalam.
Kinetika kimia telah dipelajari dan diteliti oleh beberapa ilmuwan seperti C.
F. Wenzel (1777), Louis Jacques Thénard (1818), namun hasil penemuan mereka
tidak ada yang menjelaskan laju secara kuantitatif. Baru pada tahun 1850, Ludwig
Ferdinand Wihelmy (1812-1864) seorang ahli kimia dari Jerman mempelajari laju
inversi sukrosa dan menemukan pertama kalinya laju reaksi dengan pendekatan
kuantitatif. Wilhelmy menginterpretasikan laju reaksi dengan menggunakan
persamaan diferensial dan menyusun persamaan empiris untuk mengungkapkan
kebergantungan laju reaksi pada suhu. Oleh karena itu, tahun 1850 ini dianggap
sebagai kelahiran kinetika kimia. Meskipun demikian, penemuan Wilhelmy ini
hampir luput dari perhatian, sampai suatu saat di mana Friedrich Wilhelm Ostwald
(1853-1932) memberikan perhatian penuh dan meneruskan penelitiannya.
Reaksi kimia dapat terjadi pada fase gas,cairan dan padatan, serta antarmuka.
Namun, terdapat perbedaan pengertian yang mendasar antara kinetika fase gas dan
fase cair. Dalam fase gas molekul-molekul saling berjauhan. Gerakan-gerakan dan
antaraksinya dipelajari melalui teori kinetik gas. Berdasarkan teori ini, laju proses
fase gas dihitung dengan membuat model sederhana gas-gas melalui pendekatan
molekular. Dengan menggunakan tumbukan molekul model bola kaku, frekwensi
tumbukan dan sifat perpindahan (transport properties) dalam gas tak bereaksi seperti
viskositas, difusi, an hantaran kalor telah dapat dihitung.Berdasarkan model
3Berat Molekul Volatil Novita Wahyuni/140405098
Kelompok XL
Pratikum Ilmu Teknik Kimia ILaboratorium Kimia Fisika
tumbukan reaktif dalam teori kinetik gas, laju reaksi melalui pendekatan molekular
pada fase gas dapat ditentukan.
Teori kinetik gas dimulai dari penurunan Daniel Bernoulli (1738) terhadap
hukum Boyle dengan menerapkan hukum gerakan Newton pada molekul. Hasil
Bernoulli diabaikan lebih dari 100 tahun kemudian. Pada tahun 1845, John
Waterston mempresentasikan karyanya di Royal Society,Inggris, yang berisi
pengembangan teori kinetik. Namun sayangnya, karya Waterston ini ditolak karena
dianggap tidak masuk akal. Eksperimen Joule yang medemonstrasikan panas sebagai
suatu energi menjadi dasar untuk mengembangkan gagasan teori kinetik sungguh
masuk akal. Sebagai akibatnya, pada periode tahun 1848 –1898, Joule, Clausius,
Maxwell, dan Boltzmann mengembangkan teori kinetik gas. Teori kinetik gas
menjelaskan tentang energi total gas berasal hanya dari sumbangan energi kinetik
molekul-molekul penyusun gas tersebut.
Ada tiga asumsi mendasari penjelasan ini, yaitu:
1. Gas tersusun dari molekul-molekul bermasa m dan berdiameter d yang bergerak
terus-menerus secara acak.
2. Ukuran molekul gas dapat diabaikan karena diameternya dapat diasumsikan
sangat kecil jika dibandingkan dengan jarak rata-rata yang ditempuh di antara
tumbukan.
3. Molekul-molekul gas tidak saling berantaraksi, dan bertumbukan dengan lenting
sempurna.
Berdasarkan asumsi yang mendasari teori kinetik gas tersebut, molekul-
molekul gas bergerak secara terus menerus, dan tidak saling tarik menarik maupun
tolak menolak. Molekul-molekul tersebut bergerak melalui lintasan-lintasan lurus di
antara tumbukan-tumbukan. Jarak lintasan yang telah ditempuh oleh gas di antara
tumbukan ini sangat besar, sehingga diameter molekul gas dapat diabaikan
dibandingkan dengan panjang lintasan tersebut. Tumbukan-tumbukan molekul
diasumsikan elastis sempurna. Selama tumbukan, energi kinetik total, berbentuk
energi translasi, tidak berubah atau tidak ada energi translasi yang hilang, diserap
atau dilepaskan untuk diubah menjadi energi dalam berupa energi elektronik, vibrasi,
4Berat Molekul Volatil Novita Wahyuni/140405098
Kelompok XL
Pratikum Ilmu Teknik Kimia ILaboratorium Kimia Fisika
dan rotasi didalam masing-masing molekul. Besarnya energi kinetik tersebut
berbanding lurus dengan suhu dalam K, Ek=3
2 RT (Ikhsan, 2013).
Dua buah sistem yang memiliki perbedaan suhu dan dibatasi oleh dinding
penghantar panas, maka secara spontan kedua sistem tersebut akan mengalami proses
menuju ke keadaan kesetimbangan thermal. Jika kesetimbangan thermal telah
tercapai, maka tidak terjadi lagi aliran kalor antara dua sistem tersebut. Dalam
kesetimbangan thermal, semua bagian sistem bertemperatur sama (Zemansky dan
Richard,1997:29).
2.2 Sifat Gas
Bila gas dimasukkan suatu wadah, molekul-molekul gas bergerak bebas di
dalamnya dan menempati seluruh volume wadah yang diisinya. Karena gas
bercampur bebas satu sama lain, maka bila ada beberapa macam gas dalam
campuran, volume setiap komponen akan sama dengan volume yang ditempati oleh
seluruh campuran.
Tekanan (pressure) didefenisikan sebagai gaya per satuan luas; jadi, tekanan
merupakan kuantitas intensif yang dibentuk dari nisbah (ratio) antara dua kuantitas
ekstensif, yaitu gaya dan luas. Dimana :
1 atm = 760 mm Hg
Dalam satuan Inggris, besaran tersebut sama dengan tekanan 14,7 pound/inci2.
Satuan SI untuk tekanan ialah pascal (Pa), didefenisikan sebagai 1 newton (satuan SI
untuk gaya) per meter persegi.
1 Pa = 1 N/m2
Dengan adanya satuan SI maka atmosfer standar didefenisikan lagi dalam satuan
pascal, menjadi
1 atm = 101.325 Pa = 101,325 kPa
Satuan tekanan yang lebih kecil yang acap kali kita jumpai dalam percobaan
ialah torr (berasal dari nama Evangelista Torricelli, penemu barometer). Menurut
defenisi, 760 torr sama dengan 1 atm.
1 atm = 760 torr
4Berat Molekul Volatil Novita Wahyuni/140405098
Kelompok XL
Pratikum Ilmu Teknik Kimia ILaboratorium Kimia Fisika
Untuk semua pengukuran gas yang paling cermat, 1 torr dapat dikatakan sama
dengan tekanan yang diberikan oleh kolom merkuri setinggi 1 mm.
1 torr = 1 mm Hg
(James E. Brady).
2.3 Hukum Gas Ideal
2.3.1 Hukum Gay – Lussac
Hukum ini menyatakan bahwa jika kita mempertahankan volume, maka
tekanan berbanding lurus dengan suhu mutlaknya. Dengan kata lain, bila suhu naik,
tekanan pun demikian. Menurut teori kinetik menaikkan suhu berarti juga menaikkan
energi kinetik rata-rata molekul, sehingga gerakan molekul lebih cepat. Ini berarti
mereka akan menghantam dinding gaya rata-ratanya pun menjhadi lebih besar.
Semua faktor tersebut menyebabkan tekanan meningkat (James E. Brady).
2.3.2 Hukum Charles
Volume meningkat apabila kita menaikkan suhu, asalkan tekanan tetap.
Meningkatkan suhu berarti menyebabkan lebih banyak molekul menghantam dinding
setiap detik dan juga menyebabkan gaya molekul terhadap dinding meningkat. Untuk
menjaga tekanan tekanan gas tetap pada saat suhu dinaikkan, kita harus membiarkan
gas memuai dan menempati volume yang lebih besar (James E. Brady).
2.3.3 Prinsip Avogadro
Gas dengan volume yang sama pada suhu dan tekanan yang sama memiliki
jumlah molekul yang sama. Sejumlah molekul gas yang sama menempati volume
yang sama pada suhu yang sama akan menimbulkan tekanan yang sama pula. Jika
suhu pada gas itu sama, maka energi kinetik rata-ratanya sama, dan jika jumlah
molekul per unit volume sama, maka tekanannya pun harus sama pula (James E.
Brady).
2.3.4 Hukum Dalton Mengenai Tekanan Parsial
Molekul gas ideal tidak menyadari keberadaan molekul lain kecuali jika
bertabrakan, karena mereka tidak saling tarik. Dalam campuran gas yang tidak
bereaksi, masing-masing bertindak bebas dan menimbulkan tekanan seolah-olah ia
4Berat Molekul Volatil Novita Wahyuni/140405098
Kelompok XL
Pratikum Ilmu Teknik Kimia ILaboratorium Kimia Fisika
sendirian. Efek kumulatif dari tekanan parsial masing-masing gas adalah tekanan
total (James E. Brady).
2.4 Persamaan Gas Ideal
Menurut hukum Newton kedua tentang gerakan, dapat dikatakan bahwa laju
perubahan momentum sama dengan gaya yang ditimbulkan oleh tumbukan molekul
gas ke dinding.
Gaya tumbukan = N
VAmv
x2
(3)
Menurut Hukum Pascal, gaya (F) yang ditimbulkan akibat tumbukan molekul gas ke
dinding sama dengan tekanan (p) dikalikan dengan luas permukaan dinding (A),
sehingga besarnya tekanan,
p= FA
= NV
mvx2
(4)
Molekul gas ideal akan memenuhi persamaan keadaan gas pV = nRT (Ikhsan, 2013).
2.5 Senyawa Volatil
Senyawa organik volatil (VOC) berarti setiap senyawa karbon, termasuk mono
karbon xide, karbon dioksida, asam karbonat, karbida logam atau karbonat, dan
amonium karbonat, yang berpartisipasi dalam fotokimia atmosfer
reaksi. Senyawa organik rendah reaktif berikut yang telah dibebaskan oleh EPA AS:
Aseton
Etana
Metil asetat
Perkloro etilen
Para kloro benzo trifluorida
(Schwehr, 2004).
4Berat Molekul Volatil Novita Wahyuni/140405098
Kelompok XL
Pratikum Ilmu Teknik Kimia ILaboratorium Kimia Fisika
4Berat Molekul Volatil Novita Wahyuni/140405098
Kelompok XL