BAB II
-
Upload
fahmiiskandar -
Category
Documents
-
view
4 -
download
2
description
Transcript of BAB II
BAB II
STATUS PASIEN
2.1 Identitas Pasien
Nama : An. A
Umur : 8 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Bendogerit, Blitar
Tanggal MRS : 20 Februari 2016
2.2 Anamnesa (Alloanamnesa)
Pasien An. A datang ke RSUD Mardi Waluyo Blitar diantar oleh orang
tuanya dengan keluhan utama demam. Ibu pasien mengatakan keluhan demam
sejak Selasa pagi ( hari ke 5 ). Panas muncul perlahan dan terus-menerus selama 4
hari Pasien juga mengeluh nyeri telan dan suara parau. Pasien juga tidur ngorok
sejak hari rabu ( 4 hari ) dan mengeluhkan batuk. Nafsu makan pasien menurun,
tetapi pasien masih mau memakan makanan lunak, mual (-), muntah (-), BAB dan
BAK normal berwarna kuning jernih. Pasien tidak mengeluhkan sesak, pilek,
lidah kotor, mimisan, dan bercak kemerahan pada tubuh.
Riwayat penyakit dahulu, sebelumnya An. A tidak pernah sakit seperti ini
sebelumnya tapi An. A pernah masuk rumah sakit karena sakit tifoid namun
setelah dirawat beberapa hari di RS akhirnya An. A sembuh dan diizinkan untuk
pulang. Keluarga menyangkal jika anak mempunyai riwayat alergi obat ataupun
makanan.
Riwayat penyakit keluarga, ibu pasien mengatakan tidak ada anggota
keluarga yang pernah mengalami alergi. Keluarga atau orang di sekitar anak tidak
ada yang menderita sakit serupa dengan pasien.
Pasien merupakan anak pertama dan tidak ada riwayat keguguran
sebelumnya. Saat hamil tidak ada keluhan. Ketika mengandung, ibu berusia 20
tahun. Pasien rutin memeriksakan kehamilannya sebulan sekali ke bidan sejak
3
4
usia kehamilan 10 minggu. Selama hamil tidak pernah demam, tidak pernah
minum obat–obatan, tidak pernah jatuh, tidak pernah mengalami tekanan darah
tinggi, muntah tidak terlalu hebat, tidak mengalami keputihan yang berbau, tidak
mengalami pendarahan melalui jalan lahir saat hamil, tidak minum jamu, ibu
mendapat suplemen besi dan kalsium, nafsu makan bagus sama seperti saat tidak
hamil, tidak merokok dan tidak pernah minum-minuman yang mengandung
alkohol.
Pasien lahir dari ibu G1P0A0, lahir spontan dibantu oleh bidan pada usia
kehamilan 40 minggu, lahir langsung menangis, warna ketuban jernih. Berat
badan lahir 2900 gram, panjang badan 42 cm, bayi tunggal, presentasi kepala,
tidak ada kelainan.
Tali pusat dirawat dengan baik, ASI keluar dan langsung bisa menyusui
setelah melahirkan, tidak terjadi pendarahan pasca melahirkan, bayi tidak kuning,
tidak infeksi intra partum. Anak tidak pernah sakit setelah lahir seperti asfiksia,
trauma lahir dan lain-lain.
Riwayat imunisasi ibu sudah pernah diimunisasi TT (+) setelah menikah.
Sedangkan anak kata ibu sudah diimunisasi lengkap sesuai dengan PPI namun ibu
pasien lupa waktu imunisasinya kapan dan ketika ditanyakan buku imunisasi ibu
pasien mengatakan buku imunisasi diserahkan pada bidan dan keberadaannya
tidak tau dimana sekarang.
Menurut ibu pasien riwayat perkembangan anak yaitu pertama kali anak
mengalami tumbuh gigi mulai usia 6 bulan. Pertama kali anak bisa membalikkan
badan saat usia 4 bulan. Pertama kali anak bisa tengkurap saat anak berusia 4
bulan. Pertama kali anak bisa duduk saat anak berusia 5 bulan. Pertama kali anak
bisa merangkak saat anak berusia 6 bulan. Pertama kali anak bisa berdiri saat anak
berusia 10 bulan. Pertama kali anak bisa berjalan saat anak berusia 12 bulan.
Pertama kali anak bisa tertawa saat anak berusia 4 bulan. Pertama kali anak bisa
berceloteh saat anak berusia 5 bulan. Pertama kali anak bisa memanggil
mama/papa saat anak berusia 8 bulan.
5
2.3 Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit
sedang. Kesadaran Composmentis. Tanda Vital didapatkan antara lain : tekanan
darah; 100/60 mmHg, frekuensi nadi radialis; 76 x/menit, teratur, kuat angkat.
Frekuensi pernapasan; 24x/menit, Suhu axilla : 38 0C. Waktu Pengisian Kapiler :
< 2 detik.
Pemeriksaan antopometri An. A pada tanggal 20 februari 2016 antara lain
Berat Badan anak : 22 kg. Tinggi Badan 125 cm. Berat Badan ideal menurut tabel
CDC : 24 kg. BB/BBI x 100% : 91,6 % dengan interpretasi gizi pasien gizi baik.
Diagram pertumbuhan anak berdasarkan CDC terlampir dibagian akhir makalah
ini.
Pemeriksaan Fisik Head to Toe dimulai dari kulit didapatkan warna kulit
sawo matang, efloresensi lain seperti pigmentasi, jaringan parut, sianosis dan
edema tidak ada, lapisan lemak cukup, turgor kembali cepat, tonus otot normal.
Kepala berbentuk mesosefal, ubun-ubun besar sudah menutup, rambut hitam tidak
mudah dicabut. Pemeriksaan fisik bagian mata didapatkan mata tidak
exophthalmus atau enophthalmus, tekanan bola mata normal pada perabaan,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks kornea +/+ normal, pupil
bulat isokor ø 3 mm-3 mm, refleks cahaya +/+ normal, lensa jernih, fundus dan
visus tidak dievaluasi, gerakan normal, mata tidak cowong, air mata (+). Telinga
didapatkan adanya sekret yang minimal, perdarahan tidak didapatkan. Tidak ada
nyeri tekan. Pada bagian hidung didapatkan septum tidak deviasi, epistaksis tidak
ada, sekret tidak ada, pernapasan cuping hidung tidak ada. Mulut didapatkan bibir
tidak sianosis, lidah kotor tidak ada, gigi tidak karies perdarahan gusi tidak ada,
nafas bau. Lidah didapatkan bentuk simetris, warna merah muda, tidak pucat,
tidak tremor, tidak kotor. Uvula ditengah Faring didapatkan hiperemi.
Pemeriksaan tonsil menunjukkan T3/T3 hiperemis (+), membran keabuan
atau Beslag pada tonsil D/S (+). Bagian leher didapatkan trakea letak di tengah,
Bullneck (-), tidak ada kaku kuduk, pembesaran kelenjar getah bening
submandibula (+/+), ukuran 2 cm, mobile, tidak nyeri tekan, tidak melekat
didasar, tidak berdungkul.
6
Pemeriksaan fisik daerah dada menunjukkan bentuk simetris, Tidak ada
retraksi di intercostal, subcostal dan xyphoid. Pemeriksaan organ paru secara
inspeksi menunjukkan gerakan dinding dada simetris kiri = kanan. Secara palpasi
menunjukkan stem fremitus kiri = kanan. Pemeriksaan auskultasi paru-paru
menunjukkan suara pernafasan bronkovesikuler +/+, tidak didapatkan adanya
ronkhi -/- dan wheezing -/-. Pemeriksaan jantung secara inspeksi menunjukkan
iktus tidak tampak. Secara palpasi menunjukkan ictus cordis kuat angkat. Secara
perkusi tidak dilakukan. Sedangkan dengan auskultasi menunjukkan frekuensi
denyut jantung 110 x/menit, tidak ada bising
Pemeriksaan fisik daerah abdomen secara inspeksi terlihat datar. Secara
auskultasi terdengat bising usus (+) terdengar 5 kali per menit. Pemeriksaan
secara palpasi menujukkan hepar, ginjal dan lien tidak teraba, tidak ditemukan
massa di bagian abdomen. Secara perkusi terdengar timpani di seluruh permukaan
abdomen kecuali di daerah hati dan limpa. Di daerah hati terdengar suara pekak
hati dan menunjukkan tidak ada perbesaran pada hati. Tidak ditemukan asites
pada abdomen.
Pemeriksaan anggota gerak CRT < 2 detik, akral hangat dan tidak edema
di kedua ekstremitas.
2.4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjuang berupa darah lengkap yang dilakukan pada
tanggal 21 Februari 2015 menunjukkan hasil sebagai berikut (Lihat Tabel 3):
Tabel 2.1 Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan Hasil Ket. Unit Nilai NormalHematologiHbHCTLeukositTrombositEritrositLED/BBS
14,337,614,100269.0005,5 Juta49-100
NN↑NN↑
g/dl%Ribu/ulRibu/ulJuta/u/JAM
13-1740 - 544.000 – 11.000150 - 4504,5 – 6,50 – 15
WidalMCVMCHMCHC
82,227,832,5
NNN
FlPg%
80 - 9727 - 3132 – 36
7
Hitung Jenis -/-/-/65/20/7 -/-/-/↑/N/N % 1-2/0-1/3-5/54-62/25-33/3-7
WidalTiphy OTiphy HParatiphy AParatiphy B
+ 1/80Negatif+ 1/ 80Negatif
NegatifNegatifNegatifNegatif
Berdasarkan hasil laboratorium tersebut didapatkan hasil leukositosis
(leukosit =14.100) dan pemanjangan Laju Endap Darah yang mengindikasikan
adanya stress dan proses peradangan pada tubuh pasien. Peradangan dapat terjadi
akibat infeksi pada pasien yang diperkuat dengan adanya abnormalitas hasil
pemeriksaan differential count yang menunjukkan peningkatan ke arah kiri (shift
to the left). Hal ini mengarahkan diagnosis pada infeksi akibat bakteri.
2.5 Resume
Pasien An.A 8 th datang ke RSUD Mardi Waluyo Blitar diantar oleh orang
tuanya dengan keluhan utama demam. Demam sejak Selasa pagi ( hari ke 5 ).
Awalnya bdan terasa hangat kemudian panas tinggi, demam naik turun. Pasien
juga mengeluh nyeri telan (+), suara parau (+), ngorok (+), batuk (-), nafsu makan
menurun, mual (-) dan muntah (-) 1 kali, BAB/BAK (+/+) normal berwarna
kuning jernih). Pasien tidak mengeluhkan sesak (-), pilek (-), lidah kotor (-),
mimisan (-), dan bercak kemerahan pada tubuh (-).
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tonsil membesar T3/T3 Hiperemi ,
membran keabuan/Beslag pada tonsil D/S(+), pharing hiperemis (+), bullneck (-),
pembesaran kelenjar getah bening submandibula (+/+), ukuran 2 cm, mobile,
tidak nyeri tekan, tidak melekat didasar, tidak berdungkul.
Selain itu juga dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil leukositosis
yang mengarah ke infeksi bakteri
2.6 Identifikasi Masalah
1. Demam 5 hari panjang, awalnya hangat kemudian panas naik turun
terutama malam hari
2. Suara parau ( 5 hari )
8
3. Tidur ngorok (3 hari)
4. Nyeri menelan
5. Nafsu makan turun
6. Tonsil membesar T3/T3 Hiperemi, Membran keabuan (+)
7. Faring hiperemis (+)
8. Hipertermi (Tax = 38 0C)
9. leukositosis (leukosit = 14.100)
10. Diffcount shift to the left
2.7 Diagnosis
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
didapatkan
1. Diagnosis Primer berupa Tonsilitis Difteri.
2. Diagnosis Sekunder Tonsilo faringitis akut
3. Diagnosis Banding : Difteri Laring, Tonsilitis Kronis
2.8 Planning Diagnosa
Adapun beberapa planning diagnosa yang harus dilakukan pada pasein
untuk lebih memperkuat alasan mengapa didiagnosa difteri, rencana terapi dan
bagiamana perkembangan penyakit pada pasien. Planning diagnosa yang
dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap, swab tenggorokan pasien dan
keluarga, kultur bakteri, dan pemeriksaan EKG.
2.9 Penatalaksanaan
Dari diagnosa kerja dapat dilakukan penatalaksanaan berupa penatalaksanaan
non farmakoterapi dan farmakoterapi.
Non farmakoterapi
1. KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) kepada kedua orang tua tentang
difteri secara menyeluruh dalam hal perjalanan difteri, gejala-gejala difteri,
pengobatan dan penularannya serta bahaya dari difteri
2. Dirawat diruangan isolasi dengan memakai masker untuk mencegah
penularan
9
3. Istirahat ditempat tidur
4. Makan makanan yang bergizi
Farmakologi
1. Inf. D5 ½ NS 1550 cc/24 jam
2. Inj. ADS 40.000 IU
3. Inj. PPC 1.000.000 IU selama 10 hari
4. Inj. Cefotaxim 3 x 500 mg
5. Inj. Dexamethasone 3 x 5 mg
2.10 Prognosis
Prognosis pada An. A dubia ad bonam.
10
2.11. FOLLOW UP
Nama : An. A/ Laki-laki/ 8 th/ 22 kg
Tabel 1. Follow UpNo
Tanggal
S O A P
1. 20/2/2016
Demam (+), Batuk (-) pilek (-), nyeri telan (+), tidur ngorok (+), Makan/minum (+/+), mual/muntah (-/-) BAB/BAK (-/+)
KU: Tampak sakit sedang,Kesadaran: compos mentisN: 100 x/menitRR : 28 x/menitSuhu badan 38 0C Kepala : A-/I-/C-/D- Mulut : Sianosis (-), Tonsil (T3/T3),
Beslag (+), faring hiperemi (+) Leher : Bullneck (-) Thoraks : Simetris, retraksi (-) pulmo : Suara pernafasan
bronkovesikuler kasar, ronkhi (-) , wheezing (-)
cor : Dalam batas normal Abdomen : Datar, lemas, BU (+)
normal, hati dan limpa tidak teraba Extremitas : Akral hangat, sianosis
-/- , CRT < 2”
Wdx :Tonsilitis DifteriPDx: Darah lengkap, Swab Tenggorokan
Planning Terapi:IVFD D5 1/2 NS 1550
cc/24 jamSkin test: ADS & PPCInj. ADS 40.000 IUInj. PPC 1.000.000 IU
IMInj. Cefotaxime 3x500
mgInj. Novaldo 3x200 mgInj. Dexamethasone
3x5mg
2. 21/2/2016
Demam (-), Batuk (-) pilek (-), nyeri telan (+), tidur ngorok (+), Makan/minum (+/+), mual/muntah (-/-) BAB/BAK (-/+)
KU: tampak sakit sedang,Kesadaran: compos mentisN: 100 x/menitRR : 28 x/menitSuhu badan 37,2 0C Kepala : A-/I-/C-/D- Mulut : Sianosis (-), Tonsil (T3/T3),
Beslag (+), faring hiperemi (+) Leher : Bullneck (-) Thoraks : Simetris, retraksi (-) pulmo : Suara pernafasan
bronkovesikuler kasar, ronkhi (-) , wheezing (-)
cor : Dalam batas normal Abdomen : Datar, lemas, BU (+)
normal, hati dan limpa tidak teraba Extremitas : Akral hangat, sianosis
-/- , CRT < 2”
Wdx :Tonsilitis Difteri
Planning Terapi:IVFD D5 1/2 NS 1550
cc/24 jamInj. Penisilin Prokain G
1.000.000 unit IMInj. Cefotaxiem 3 x 1 grInj. Novaldo 3 x 200
mgInj. Dexamethasone
3x5 mg
3. 22/2/2015
Demam (-),Batuk berdahak (-) pilek (-), nyeri telan (+↓), tidur ngorok (+↓), Makan/minum (+/+), BAB/BAK (+/+)
KU: cukup,Kesadaran: compos mentisN: 90 x/menitRR : 22 x/menitSuhu badan 34,80C Kepala : A-/I-/C-/D- Mulut : Sianosis (-), Tonsil (T1/T2),
Beslag (+), faring hiperemi (-) Leher : Bullneck (-) Thoraks : Simetris, retraksi (-) pulmo : Suara pernafasan
bronkovesikuler kasar, ronkhi (-) , wheezing (-)
cor : Dalam batas normal Abdomen : Datar, lemas, BU (+)
normal, hati dan limpa tidak teraba Extremitas : Akral hangat, sianosis
-/- , CRT < 2”
Wdx :Tonsilitis Difteri
Planning Terapi:IVFD D5 1/2 NS 1550
cc/24 jamInj. Penisilin Prokain G
1.000.000 unit IMInj. Cefotaxiem 3 x 1 grInj. Novaldo 3 x 200
mgInj. Dexamethasone
3x5 mg
4. 23/2/2016
Demam (-),Batuk (-) pilek (-), nyeri
KU: Tampak sakit berat,Kesadaran: compos mentis
Wdx :Tonsilitis
Planning Terapi:IVFD D5 1/2 NS 1550
11
telan (-), tidur ngorok (-), Makan/minum (+/+), BAB/BAK (+/+)
N: 98 x/menitRR : 24 x/menitSuhu badan 36,50C Kepala : A-/I-/C-/D- Mulut : Sianosis (-), Tonsil (T1/T1),
Beslag (+), faring hiperemi (-) Leher : Bullneck (-) Thoraks : Simetris, retraksi (-) pulmo : Suara pernafasan
bronkovesikuler kasar, ronkhi (-) , wheezing (-)
cor : Dalam batas normal Abdomen : Datar, lemas, BU (+)
normal, hati dan limpa tidak teraba Extremitas : Akral hangat, sianosis
-/- , CRT < 2”
Difteri cc/24 jamInj. Penisilin Prokain G
1.000.000 unit IMInj. Cefotaxiem 3 x 1 grInj. Novaldo 3 x 200
mgInj. Dexamethasone
3x5 mg
5. 24/2/2016
Demam (-),Batuk (-) pilek (-), nyeri telan (-), tidur ngorok (-), Makan/minum (+/+), BAB/BAK (+/+)
KU: cukup,Kesadaran: compos mentisN: 89 x/menitRR : 20 x/menitSuhu badan 36 0C Kepala : A-/I-/C-/D- Mulut : Sianosis (-), Tonsil (T1/T1),
Beslag (-), faring hiperemi (-) Leher : Bullneck (-) Thoraks : Simetris, retraksi (-) pulmo : Suara pernafasan
bronkovesikuler kasar, ronkhi (-) , wheezing (-)
cor : Dalam batas normal Abdomen : Datar, lemas, BU (+)
normal, hati dan limpa tidak teraba Extremitas : Akral hangat, sianosis
-/- , CRT < 2”
Wdx :Tonsilitis DifteriPDx: EKG
Planning Terapi:Sisa VenflonInj. Penisilin Prokain G
1.000.000 unit IMInj. Cefotaxiem 3 x 1 grInj. Novaldo 3 x 200
mgInj. Dexamethasone
3x5 mg
6. 25/2//2016
Demam (-),Batuk (-) pilek (-), nyeri telan (-), tidur ngorok (-), Makan/minum (+/+),BAB/BAK (+/+)
KU: cukup,Kesadaran: compos mentisN: 80 x/menitRR : 20 x/menitSuhu badan 36,30C Kepala : A-/I-/C-/D- Mulut : Sianosis (-), Tonsil (T1/T1),
Beslag (-), faring hiperemi (-) Leher : Bullneck (-) Thoraks : Simetris, retraksi (-) pulmo : Suara pernafasan
bronkovesikuler kasar, ronkhi (-) , wheezing (-)
cor : Dalam batas normal Abdomen : Datar, lemas, BU (+)
normal, hati dan limpa tidak teraba Extremitas : Akral hangat, sianosis
-/- , CRT < 2”
Wdx :Tonsilitis Difteri
Planning Terapi:Sisa VenflonInj. Penisilin Prokain G
1.000.000 unit IMInj. Cefotaxiem 3 x 1 grInj. Novaldo 3 x 200
mgInj. Dexamethasone
3x5 mg
7. 26/2//2016
Demam (-),Batuk (-) pilek (-), nyeri telan (-), tidur ngorok (-), Makan/minum (+/+),BAB/BAK (+/+)
KU: cukup,Kesadaran: compos mentisN: 80 x/menitRR : 20 x/menitSuhu badan 36,50C Kepala : A-/I-/C-/D- Mulut : Sianosis (-), Tonsil (T1/T1),
Beslag (-), faring hiperemi (-) Leher : Bullneck (-) Thoraks : Simetris, retraksi (-) pulmo : Suara pernafasan
bronkovesikuler kasar, ronkhi (-) ,
Wdx :Tonsilitis Difteri
Planning Terapi:Sisa VenflonInj. Penisilin Prokain G
1.000.000 unit IMInj. Cefotaxiem 3 x 1 grInj. Novaldo 3 x 200
mg
12
wheezing (-) cor : Dalam batas normal Abdomen : Datar, lemas, BU (+)
normal, hati dan limpa tidak terabaExtremitas : Akral hangat, sianosis -/- , CRT < 2”
8 27/2//2016
Demam (-),Batuk (-) pilek (-), nyeri telan (-), tidur ngorok (-), Makan/minum (+/+),BAB/BAK (+/+)
KU: cukup,Kesadaran: compos mentisN: 80 x/menitRR : 20 x/menitSuhu badan 36,50C Kepala : A-/I-/C-/D- Mulut : Sianosis (-), Tonsil (T1/T1),
Beslag (-), faring hiperemi (-) Leher : Bullneck (-) Thoraks : Simetris, retraksi (-) pulmo : Suara pernafasan
bronkovesikuler kasar, ronkhi (-) , wheezing (-)
cor : Dalam batas normal Abdomen : Datar, lemas, BU (+)
normal, hati dan limpa tidak terabaExtremitas : Akral hangat, sianosis -/- , CRT < 2”
Wdx :Tonsilitis Difteri
Planning Terapi:Sisa VenflonInj. Penisilin Prokain G
1.000.000 unit IM
9 28/2//2016
Demam (-),Batuk (-) pilek (-), nyeri telan (-), tidur ngorok (-), Makan/minum (+/+),BAB/BAK (+/+)
KU: cukup,Kesadaran: compos mentisN: 80 x/menitRR : 20 x/menitSuhu badan 36,20C Kepala : A-/I-/C-/D- Mulut : Sianosis (-), Tonsil (T1/T1),
Beslag (-), faring hiperemi (-) Leher : Bullneck (-) Thoraks : Simetris, retraksi (-) pulmo : Suara pernafasan
bronkovesikuler kasar, ronkhi (-) , wheezing (-)
cor : Dalam batas normal Abdomen : Datar, lemas, BU (+)
normal, hati dan limpa tidak terabaExtremitas : Akral hangat, sianosis -/- , CRT < 2”
Wdx :Tonsilitis Difteri
Planning Terapi:Sisa VenflonInj. Penisilin Prokain G
1.000.000 unit IM
10 29/2//2016
Demam (-),Batuk (-) pilek (-), nyeri telan (-), tidur ngorok (-), Makan/minum (+/+),BAB/BAK (+/+)
KU: cukup,Kesadaran: compos mentisN: 80 x/menitRR : 20 x/menitSuhu badan 36,20C Kepala : A-/I-/C-/D- Mulut : Sianosis (-), Tonsil (T1/T1),
Beslag (-), faring hiperemi (-) Leher : Bullneck (-) Thoraks : Simetris, retraksi (-) pulmo : Suara pernafasan
bronkovesikuler kasar, ronkhi (-) , wheezing (-)
cor : Dalam batas normal Abdomen : Datar, lemas, BU (+)
normal, hati dan limpa tidak terabaExtremitas : Akral hangat, sianosis -/- , CRT < 2”
Wdx :Tonsilitis Difteri
Planning Terapi:Sisa VenflonInj. Penisilin Prokain G
1.000.000 unit IM
11 1/3/2016
Demam (-),Batuk (-) pilek (-), nyeri telan (-), tidur
KU: cukup,Kesadaran: compos mentisN: 80 x/menit
Wdx :Tonsilitis Difteri
Planning Terapi:Sisa VenflonACC KRS
13
ngorok (-), Makan/minum (+/+),BAB/BAK (+/+)
RR : 20 x/menitSuhu badan 36,20C Kepala : A-/I-/C-/D- Mulut : Sianosis (-), Tonsil (T1/T1),
Beslag (-), faring hiperemi (-) Leher : Bullneck (-) Thoraks : Simetris, retraksi (-) pulmo : Suara pernafasan
bronkovesikuler kasar, ronkhi (-) , wheezing (-)
cor : Dalam batas normal Abdomen : Datar, lemas, BU (+)
normal, hati dan limpa tidak terabaExtremitas : Akral hangat, sianosis -/- , CRT < 2”
Lampiran 1
14
Gambar 2.1 Grafik Berat dan Tinggi Badan Anak Laki-laki 2-20 tahun
Lampiran 2
15
Gambar 2.2 Gambaran Pseudomembran/beslag Pada Tonsil Pasien