BAB II
-
Upload
tiffany-nurzaman -
Category
Documents
-
view
218 -
download
2
description
Transcript of BAB II
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 1/21
BAB II
HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN
HIPERAKTIF (GPPH) DENGAN GANGGUAN TIDUR PADA ANAK
DITINJAU DARI KEDOKTERAN
2.1 Gangguan Pemusaan Pe!"a#an $an H#%e!a&#'
2.1.1 De'#n#s# GPPHGangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH) atau
dalam istilah kedokteran disebut Attention Deficit and Hiperactivity
Disorder (ADHD) adalah suatu masalah psikiatri pada anak yang
meliputi kurangnya perhatian, hiperaktif dan impulsif, dan emosi.
(Hvolby dkk, 2!).
"enurut #andau dkk, GPPH ditandai dengan gangguan fungsi
kognitif, hiperaktif, dan impulsif, yang terkait dengan masalah
perilaku dan regulasi emosional sesuai dengan Diagnostic and Statical
Manual of Mental Disorder (D$") edisi %. "enurut teori, kerentanan
genetik perkembangan saraf mendasari gangguan ini, terutama ketika
berlan&ut men&adi rema&a dan de'asa (#andau dkk, 2).
2.1.2 E%#$em#g# GPPH
GPPH diperkirakan menakup *+ sampai + dari anak usia
sekolah di seluruh dunia, meskipun prevalensinya mungkin beragam
(-eiss dkk, 22).
6
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 2/21
Prevalensi GPPH di dunia memiliki peningkatan yang ukup
tinggi yaitu diperkirakan sebesar ,2!+. $elama ini dokter spesialis
saraf dan dokter spesialis ke&i'aan menangani anak dengan GPPH,
tetapi belakangan ini GPPH &uga ikut ditangani oleh dokter spesialis
anak (/ohen dkk, 20).Pada beberapa penelitian, GPPH didiagnosis tiga kali lebih
banyak pada laki1laki dibanding perempuan (Golmiraei dkk, 20).
3anyak anak1anak yang menderita GPPH mengalami prestasi
akademik yang rendah. Prestasi akademik yang di ba'ah rata1rata atau
buruk sering menimbulkan konflik dengan orang tua atau guru di
sekolah. Anak dengan gangguan ini tidak dapat menyelesaikan tugas
dengan baik sehingga sering dianggap sebagai anak yang
membangkang, anak malas atau anak yang tidak bertanggung &a'ab.
4ondisi ini menyebabkan respon keluarga atau lingkungan terhadap
anak ini enderung bersikap memusuhi atau tidak menyukai (Hidayani
dkk, 20).
2.1.* E#g# $an Fa&! !es#& GPPH
Dalam sebuah penelitian, dikatakan bah'a faktor resiko
ter&adinya GPPH ter&adi selama periode kehamilan, persalinan dan
periode kanak1kanak. 5aktor resiko yang timbul pada masa kehamilan
yaitu trauma abdomen, merokok, konsumsi alkohol, preeklamsi,
penyakit ke&i'aan dan somatik. 5aktor resiko yang ter&adi pada masa
persalinan seperti melahirkan seara cesarean section dan ri'ayat
7
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 3/21
aborsi. 5aktor resiko yang ter&adi pada masa kanak1kanak seperti
penyakit epilepsi dan trauma kepala ketika keil (Golmiraei dkk,
20).
$ebuah penelitian melaporkan bah'a pada orangtua biologis
anak GPPH lebih banyak mengalami hiperaktivitas dibandingkan
dengan orangtua adopsi anak GPPH. Hal ini menun&ukkan bah'a
peran herediter sangat besar sebagai salah satu faktor penyebab
gangguan ini (6usma'ati dan De'i, 2)Gambaran neuroanatomi otak seperti pengeilan lobus
prefrontal kanan pada bagian korteks, nukleus kaudatus kanan, globus
palidus kanan serta vermis &uga merupakan etiologi GPPH. #obus
prefrontal dikenal sebagai bagian otak yang terlibat dalam proses
editing perilaku dan emosi, mengurangi distraktibilitas, membantu
kesadaran diri dan 'aktu seseorang. $elain itu, terdapat gangguan
neurotransmitter seperti gangguan dopamin dan noradrenalin
merupakan etiologi tersering yang dialami anak1anak dengan GPPH,
pompa yang mengatur keseimbangan pengeluaran dan penarikan
kembali dopamin beker&a terlalu epat sehingga ambilan kembali
dopamin ke dalam sel neuron di daerah limbik dan lobus prefrontal
meningkat. Perubahan seara genetik &alur katekolamin dapat
memblok reseptor alfa 2 noradrenalin dengan memproduksi yohimbin
&uga menimbulkan ge&ala1ge&ala GPPH, seperti hiperaktivitas,
8
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 4/21
impulsivitas dan kemampuan memori yang lemah hal tersebut dapat
mempengaruhi perilaku anak dalam bidang tertentu seperti
hiperaktivitas, impulsivitas dan kemampuan memori yang lemah
(Hidayani dkk, 20).
7anpa dopamin dan neurotransmitter yang ukup, otak kurang
terstimulasi dan tidak dapat melaksanakan fungsi1fungsinya yang
kompleks seara efektif. 4emudahan mengalami gangguan dan
ketiadaan perhatian dari sudut pandang fungsi otak adalah kegagalan
untuk menghentikan atau menghilangkan pikiran1pikiran internal yang
tidak diinginkan atau stimulus1stimulus kuat. Perubahan suasana hati
yang epat dan kepekaan berlebihan merupakan akibat dari otak yang
bermasalah dalam meredam bagian1bagian otak yang mengatur
gerakan1gerakan motorik dan respon1respon emosional. Hal itulah
yang membuat anak tidak dapat menunggu, menunda pemuasan dan
menghambat tindakan (6usma'ati dan De'i, 2)
2.1.+ Kas#'#&as# GPPH
GPPH dapat diklasifikasikan men&adi8 ) predominan inatensi 8
&ika kriteria inattention munul 2) GPPH predomina hiperaktivitas1
impulsivitas 8 &ika kriteria hiperactivity-impulsivity munul dan 0)
GPPH tipe kombinasi 8 &ika kriteria inattention dan hiperactivity-
impulsivity munul (4upfer dkk, 20).
"enurut keparahannya, GPPH dapat diklasifikasikan men&adi
) mild ADHD 8 memiliki impulsif ringan, sifat menahan diri, dan sulit
9
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 5/21
berkonsentrasi 2) surgent ADHD 8 memiliki impulsif yang lebih parah
dari tipe mild , sedikit rasa malu, lebih dominan pada rasa sombong,
lebih aktif dan senang menari sesuatu 0) ADHD Irritable 8 lebih
impulsif dan lebih sulit berkonsentrasi dibandingkan tipe
mild,memiliki sensifitas emosi yang tinggi menakup sifat marah dan
sedih (4aralunas dkk, 2*).
Gambar . 4lasifikasi GPPH menurut tingkat keparahannya
10
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 6/21
$umber 8 4aralunas dkk (2*)
2.1., Pa'#s#g# GPPH
11
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 7/21
Pada GPPH terdapat gangguan neurobiologi yaitu gangguan
fungsi dopamin dan noradrenalin. Pompa yang mengatur
keseimbangan pengeluaran dan penarikan kembali dopamin
mengalami gangguan. Pompa tersebut beker&a terlalu epat sehingga
ambilan kembali dopamin ke dalam sel neuron di daerah limbik dan
lobus prefrontal meningkat. Perubahan seara genetik &alur
katekolamin dapat memblok reseptor alfa 2 noradrenalin dengan
memproduksi yohimbin &uga menimbulkan ge&ala1ge&ala GPPH,
seperti hiperaktivitas, impulsivitas dan kemampuan memori yang
lemah. $elain gangguan neurobiologi, pada anak dengan GPPH
terdapat pengeilan lobus prefrontal kanan pada bagian korteks,
nukleus kaudatus kanan, globus palidus kanan serta vermis. #obus
prefrontal dikenal sebagai bagian otak yang terlibat dalam proses
editing perilaku dan emosi, mengurangi distraktibilitas, membantu
kesadaran diri dan 'aktu seseorang. Hasil imaging pada pasien dengan
GPPH didapat bah'a bagian korteks lobus prefrontal kanan kurang
aktif dan memiliki koneksi yang lemah dengan bagian otak yang lain.
9ukleus kaudatus dan globus palidus berperan dalam menghambat
respons otomatis yang datang pada bagian otak, sehingga koordinasi
rangsangan tersebut tetap optimal. 5ungsi serebelum adalah mengatur
keseimbangan (Hidayani dkk, 20).
2.1.- Man#'esas# K#n#s GPPH
12
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 8/21
"anifestasi klinis GPPH yang tidak disadari orang tua antara
lain inatensi atau sulit dalam berkonsentrasi, hiperaktivitasitas dan
impulsivitas. Hal tersebut dapat timbul pada usia dini namun ge&alanya
akan tampak nyata pada saat mulai sekolah. "aka dari itu, sangat
penting untuk melakukan deteksi dini gangguan GPPH dalam upaya
meminimalkan ge&ala dan akibat yang dapat timbul di kemudian hari
(:tami dan 9eviati, 22).
2.1. D#agns#s GPPHDiagnosis anak1anak dengan GPPH menurut D$" % yaitu8 )
pola yang menetap dari inatensi dan; atau hiperaktivitas1impulsivitas
yang mempengaruhi fungsi dan perkembangan, sebagaimana
dikarakteristikan dengan kriteria8 inattention dan
hyperactive,impulsivity. 2) beberapa ge&ala hyperactive-impulsivity
atau inatensi yang menyebabkan gangguan, munul sebelum usia 2
tahun. 0) 3eberapa ge&ala diatas ditampilkan pada dua atau lebih
tempat (sekolah, rumah). *) 7erdapat bukti &elas atau signifikan seara
klinis adanya gangguan sosial, akademis, atau peker&aan. ) Ge&ala1
ge&ala tidak ter&adi seara khusus selama mengalami pervasive
development disorder , schizophrenia, atau psychotic disorder lainnya
dan sebaiknya tidak termasuk pada gangguan mental lainnya (seperti
mood disorder , aniety disorder, dissociative disorder, atau personality
disorder ). Adapun Inattention meliputi8 sedikitnya enam ge&ala1ge&ala
13
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 9/21
inatensi yang telah berlangsung paling sedikit < bulan dengan dera&at
yang tidak se&alan dengan level perkembangan dan seara langsung
memberikan pengaruh negatif pada aktivitas sosial dan akademik;
peker&aan8 sering gagal untuk memberikan perhatian pada detail atau
membuat kesalahan yang berkaitan dengan keorobohan dalam tugas
sekolah, peker&aan, atau kegiatan lain, sering mengalami kesulitan
dalam mempertahankan perhatian pada tugas atau kegiatan bermain,
seringkali terlihat seperti tidak mendengarkan ketika sedang dia&ak
berbiara langsung oleh orang lain, seringkali tidak mengikuti
instruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolah, peker&aan rumah,
atau peker&aan di tempat ker&a, seringkali kesulitan dalam mengatur
tugas dan kegiatan, seringkali menghindari, tidak menyukai, atau
enggan untuk terlibat dalam tugas yang menuntut kemampuan
mempertahankan usaha mental, seringkali kehilangan benda1benda
penting untuk menger&akan tugas atau beraktivitas, seringkali
perhatiannya mudah teralihkan oleh stimulus eksternal, seringkali lupa
dalam kegiatan sehari1hari. Hyperactivity dan impulsivity meliputi
enam ge&ala1ge&ala hyperactivity-impulsivity yang berlangsung paling
sedikit enam bulan dengan dera&at yang tidak se&alan dengan level
perkembangan seara langsung memberikan pengaruh negatif pada
aktivitas sosial dan akademik; peker&aan 8 seringkali menggerak1
14
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 10/21
gerakkan tangan atau kaki dan menggeliat saat duduk, seperti orang
gelisah, seringkali meninggalkan tempat duduk saat berada di kelas
atau dalam situasi lain yang menuntut untuk duduk dalam 'aktu lama,
seringkali berlari atau meman&at seara berlebihan pada situasi yang
tidak tepat, seringkali tidak bisa diam, selalu bergerak, seakan1akan
seperti ada motor yang menimbulkan gerak, seringkali berbiara
seara berlebihan, seringkali men&a'ab sebelum pertanyaan selesai
diberikan, seringkali kesulitan menunggu giliran saat bermain atau
beraktivitas, seringkali memotong atau mengganggu orang lain
(4upfer dkk, 20).
2.1./ Taaa&sana GPPH
2.1./.1 Taaa&san GPPH $engan 'a!ma&e!a%#
Anak1anak dengan GPPH sulit dalam pela&aran yang
membutuhkan konsentrasi, memori dan akurasi yang akan
mempengaruhi prestasi akademik mereka. $ebuah
penelitian mengatakan bah'a anak=anak dengan GPPH
yang diberikan pengobatan memiliki skor matematika 2,!
kali lebih tinggi dari pada anak1anak yang tidak diobati.
Anak1anak yang diberi pengobatan memiliki skor membaa
,* kali lebih tinggi dari pada kelompok anak1anak yang
tidak diobati (Hidayani dkk, 20).
Pemberian obat pada anak dengan GPPH sudah
dimulai se&ak kurang lebih tahun lalu. >bat pilihan
15
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 11/21
pertama yakni psikostimulan yaitu golongan metilfenidat,
golongan deksamfetamin, dan golongan pemolin.
Golongan metilfenidat adalah satu1satunya yang dapat
ditemukan di ?ndonesia. "etilfenidat dapat mengurangi
ge&ala hiperaktivitas1impulsivitas dan inatensi sebesar <1
@+ (Depkumham, 2).
fek samping yang sering ditemukan pada
metilfenidat serupa dengan amfetamin, yaitu insomnia,
gelisah, dan anoreksia ($tein dkk, 22)
7abel . "aam1maam sediaan metilfenidat
Jen#s s#muan0nama
$agang
Nama gene!#& Se$#aan ang
a$a $# In$nes#a
ama &e!3a
$engan $s#s
%#ma
6italin Immidiate
!elease "I!#
"etilfenidat 7ablet mg 01* &am
6italin Slo$ !elease
"S!#
"etilfenidat 7ablet 2 mg *1< &am,
bervariasi
6italin %ong Acting "etilfenidat 4apsul 2 mg <1 &am
/onerta (>6>$;
&smotic-!elease
&ral System )
"etilfenidat 7ablet mg dan
0< mg
12 &am
$umber 8 Depkumham (2)
2.1./.2 Taaa&sana GPPH $engan %s#&e!a%#
7erapi non1farmakologis mendapat perhatian lebih
oleh para dokter belakangan ini karena banyak faktor
16
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 12/21
seperti banyak ge&ala1ge&ala yang tidak membaik dengan
obat, pasien yang tidak memberikan perbaikan dengan
obat, dan banyak orang tua yang menolak untuk
mengkonsumsi obat. Adapun terapi yang sering dilakukan
yaitu terapi perilaku dengan menggunakan re$ard , parent
training, cognitive therapy dan social s'ills training
(7ronoso dkk, 20).
Peran orang di sekitar anak dengan GPPH sangatlah
penting khususnya orang tua dan guru. >rang tua harus
berusaha mengenali dan memberi respon emosi yang tepat
(berkomunikasi aktif, tidak menghakimi, dan meniptakan
suasana rumah yang kondusif), tun&ukkan empati,
melakukan modifikasi perilaku sederhana, menga&arkan
anak menyelesaikan masalah, dan membantu anak untuk
dapat mengorganisasikan kegiatannya. Peran guru bagi
anak GPPH yaitu dengan membantu anak dalam
mengembangkan pemahamn diri, berpartisipasi dalam
penyusunan Program Pembela&aran ?ndividual, menyusun
ranangan program identifikasi, penilaian dan
pembela&aran (Depkumham, 2).
2.2 Gangguan T#$u! Pa$a Ana&
2.2.1 Insmn#a Pa$a Ana&
17
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 13/21
?nsomnia menurut D$"1?% adalah sebagai suatu kesulitan
dalam memulai tidur, mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak
menyegarkan (/andra, 20).
?nsomnia dibagi men&adi 0 maam, yaitu insomnia inisial
adalah kesulian untuk memulai tidur, insomnia intermiten merupakan
ketidakmampuan untuk mempertahankan tidur sebab sering terbangun,
dan insmonia terminal bangun lebih a'al tetapi sulit untuk tidur
kembali (Hidayat, 22)Dua puluh lima persen anak1anak mengalami kesulitan untuk
tidur dan terbangun pada malam hari. Diagnosis yang paling sering
ditetapkan pada anak1anak ini adalah insomnia (7aylor dan 6oane,
2).
Pada klasifikasi gangguan tidur, insomnia termasuk golongan
dissomnia. :ntuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian
terhadap pola tidur penderita, pemakaian obat1obatan, alkohol atau
obat terlarang, tingkatan stres psikis, ri'ayat medis dan aktivitas fisik
($ofyani, 2).
Delapan puluh persen anak mengalami perbaikan tidur dengan
terapi farmakologis yang dikombinasi dengan terapi non1farmakologis
(Hill, 2).
$eara farmakologi obat1obat yang dapat digunakan untuk
menangani insomnia yaitu benodiaepin reseptor agonis,
antihistamin, dan antidepresan. 7erapi non1farmakologi seperti
behavioural intevention memberikan hasil yang signifikan dalam
18
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 14/21
mengurangi latensi tidur, menurunkan 'aktu terbangun di malam hari,
dan perbaikan 'aktu total untuk tidur. 3eberapa tehnik pada terapi ini
adalah seperti8 stimulus control therapy yaitu pasien diminta
menggunakan tempat tidur dan kamar tidurnya hanya untuk tidur dan
pergi ke kamar tidur hanya ketika merasa ngantuk, sleep restriction
yaitu pembatasan 'aktu ditempat tidur dengan mengatur &am tidur
yang ketat dan membentuk &ad'al tidur yang sesuai, sleep hygine
yaitu instruksi yang bertu&uan untuk menguatkan pola perilaku yang
memau tidur dan mengurangi frekuensi yang mengganggu tidur,
teknik relaksasi adalah tehnik yang bertu&uan untuk menurunkan
tegangan otot dan kognitif arousal yang tidak sesuai untuk tidur,
intervensi kognitif meliputi identifikasi, perubahan, penggantian dari
keyakinan a'al yang tidak rasional tentang tidur (/andra, 20).2.2.2 Restless Leg Syndromeee
!estless leg syndrome " 6#$) didefinisikan sebagai suatu
gangguan sensorimotor dimana penderita merasakan sensasi tidak
enak dan memiliki dorongan kuat untuk mendorong kaki. mpat
kriteria penting 6#$ yaitu8 ) keinginan untuk memindahkan kaki dan
disertai dengan sensasi tidak menyenangkan 2) keinginan untuk
memindahkan kaki yang memburuk selama istirahat dan tidak sedang
beraktivitas 0) keinginan untuk memindahkan kaki ditingkatkan
19
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 15/21
dengan gerakan kaki *) keinginan untuk memindahkan kaki yang
memburuk di malam hari ($ilvia dkk, 2*).6#$ atau yang &uga dikenal sebagai -illis1kbom disease
adalah kondisi neurologis umum yang terdapat pada 21*+ anak usia
sekolah dan rema&a. Ge&ala yang timbul mulai dari irngan sampai
berat. 6#$ dapat mempengaruhi kualitas tidur, suasana hati, kognisi,
dan kualitas hidup. 3eberapa faktor yang mempengaruhi 6#$ telah
ditetapkan yaitu genetika, sistem dopamin otak, dan ¨ah besi dalam
tubuh (Pihietti dkk, 20).3eberapa faktor lain seperti kadar feritin rendah, ri'ayat
keluarga positif, dan;atau ADHD atau gangguan suasana hati lainnya
telah disebutkan ada hubungan erat denga 6#$ ($ullivan, 22).
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan adanya respon
paraesthesias, dyseshesias anggota badan, kegelisahan motorik dan
memburuknya ge&ala1ge&ala pada siang atau malam hari. 4adar feritin
yang rendah dapat menggambarkan kadar at besi yang rendah (-eiss
dan $alpaker, 2)
$eperti gangguan tidur anak lain yang termasuk parasomnia,
sleep hygine dan 'aktu tidur yang ukup adalah landasan terapi untuk
anak1anak dengan 6#$, karena gangguan tidur dapat memperburuk
ge&ala 6#$ ($ullivan, 22).
:ntuk pemberian terapi farmakologi, sebuah penelitian
memaparkan bah'a dibanding dengan plasebo, agonis dopamin alpha1
20
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 16/21
21delta ligan lebih dapat mengurangi ge&ala 6#$ dan meningkatkan
kualitas tidur pasien (-ilt dkk, 22)
2.* Hu4ungan Ana!a Gangguan Pemusaan Pe!"a#an $an H#%e!a&#'
(GPPH) $engan Gangguan T#$u! Pa$a Ana&
4ualitas tidur yang baik sangat penting dan berpengaruh pada fungsi
otak, perilaku dan metabolisme pada bayi dan anak1anak. Pada dasarnya,
kurang tidur sering dikaitkan dengan masalah perilaku dan perhatian, proses
pembela&aran, gangguan memori, gangguan &i'a dan obesitas ("ai dan Bu,
2).$eiring ge&ala utama GPPH, yaitu tidak ada perhatian, hiperaktif dan
impulsif, gangguan tidur &uga merupakan ge&ala yang sering timbul pada anak
dengan GPPH. >leh karena itu, gangguan tidur sempat digunakan sebagai
diagnosis GPPH pada Diagnostic and Statistical Manual edisi ketiga dan yang
telah direvisi (D$"1??? dan D$"1???16) meskipun kriteria ini tersingkirkan
dari edisi D$" berikutnya. Gangguan tidur dapat memperburuk ge&ala GPPH
sehari1hari, menggangu proses terapi dan mengganggu aktivitas disiang hari
(4irov dkk, 22).
"asalah tidur yang paling sering dikeluhkan oleh orang tua pasien
GPPH adalah anak tidak ada keinginan untuk tidur, sulit untuk memulai tidur
dan tidur dengan gelisah sehingga membuat 'aktu tidur pendek dan
mengantuk di siang hari (3arret dkk, 20)
21
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 17/21
Prevalensi 6#$ telah ditemukan lebih tinggi pada anak dan subyek
rema&a dengan ADHD daripada anak yang tidak didiagnosis dengan ADHD
($ilvia dkk, 2*).
$ebuah penelitian menyatakan penyebab umum dari insomnia pada
anak dengan GPPH dibagi men&adi gangguan yang berhubungan dengan
pernafasan dan gangguan yang tidak berhubungan dengan pernafasan.
Penyebab gangguan yang berhubungan dengan pernafasan adalah obstru'tif
sleep apnea (>$A), septum hidung deviasi dan patah tulang hidung,
hiperplasia adenoid atau pembesaran amandel dan asma bronkitis. Penyebab
yang tidak berhubungan dengan pernafasan adalah nyeri kronis, kondisi
ke&i'aan, paparan makanan yang tidak sehat, penyalahgunaan obat1obatan
dan at yang tidak baik di lingkungan sekitar (Carlagadda dkk, 20).
3anyak etiologi yang sering dilaporkan oleh para peneliti mengenai
hubungan gangguan tidur dan GPPH, namun etiologi yang sangat sering
dikatakan dalam berbagai &urnal adalah penyebab biologis antara tidur dan
GPPH. $ebuah studi mengatakan bah'a GPPH adalah suatu ge&ala kompleks
yang melibatkan disfungsi dopaminergik dan sistem serotonin. 7elah
diketahui bah'a neurotransmitter seperti serotonin dan GA3A penting dalam
mekanisme tidur. Gangguan sekresi serotonin akan menyebabkan insomnia,
oleh sebab itu kebanyakan anak dengan ADHD mengalami masalah dalam
tidur. tiologi lain yang dapat memperkuat hubungan antara GPPH dan
gangguan tidur adalah ge&ala umum GPPH yaitu seperti impulsif, gelisah dan
22
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 18/21
sulit berkonsentrasi. Hal ini membuat anak dengan GPPH tidak dapat
bertahan lama berada di tempat tidur. Akibatnya, fase memulai tidur dapat
terganggu dan bila terus berlan&ut dapat mengurangi ¨ah 'aktu tidur ("ai
dan Bu, 2).
3anyak orang tua dari anak GPPH mengeluh anak1anak mereka
mengalami kesulitan untuk memulai tidur. Akan tetapi para orang tua dari
anak GPPH banyak yang belum sadar bah'a memaksa anak GPPH untuk
tidur atau sekedar berbaring di tempat tidur ketika anak1anak GPPH tidak
merasa lelah akan men&adi suatu hal yang membosankan menurut anak1anak
GPPH. $eorang anak dengan GPPH akan mengalami frustasi dan ter&adi
penurunan rasa kantuk &ika terpaksa berbaring di tempat tidur dengan tidak
ada rasa kantuk. 6asa bosan tersebut yang membuat anak dengan GPPH
menari kegiatan lain untuk mengisi 'aktu sampai akhirnya mereka tertidur
(-eiss dan $alpekar, 2).Pada tabel 2, sebuah penelitian menggambarkan efek dari plasebo dan
0 dosis berbeda obat GPPH yaitu oros golongan methilphenydat pada 2!
anak ($tein dkk, 22).
7abel 2. Pengaruh dosis methilphenydat terhadap persentasi ke&adian
insomnia
23
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 19/21
$umber 8 $tein dkk (22)
Pada tabel 2 di&elaskan <,0+ anak yang mengkonsumsi
methilphenydat mg mengalami insomnia, ,+ anak yang mengkonsumsi
methilphenydat 0< mg mengalami insomnia dan 2*,! anak yang
mengkonsumsi methilphenydat *mg mengalami insomnia. Dapat
disimpulkan bah'a semakin besar dosis methilphenydat yang di konsumsi
semakin besar persentasi ke&adian insomnia pada anak ($tein dkk, 22).
Adapun terapi untuk masalah gangguan tidur pada anak GPPH seperti
diatas, telah dibahas oles -eiss dkk pada &urnal mereka. Cang pertama dengan
24
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 20/21
behavioural treatments yang menakup sleep hygiene dan cognitive
behaviour therapy. Sleep hygine bertu&uan untuk membangun perilaku yang
konsisten dalam mendorong tidur yang produktif dan menyegarkan namun
lebih ditekankan pada pengaturan 'aktu bangun tidur yang teratur. (ognitive
behaviour therapy menakup pelatihan relaksasi, stimulus control therapy,
pembatasan 'aktu tidur dan cognitive therapies. Cang kedua melalui farmako
terapi 'alaupun sampai saat ini belum ada obat tidur yang baik untuk anak.
9amun pada praktek klinis digunakan a1agonist (lonidine), antidepresan, anti
histamin dan hipnotik. >bat1obatan ini tidak dapat digunakan untuk &angka
'aktu yang pan&ang karena mungkin dapat men&adi tidak produktif. Cang
terakhir yaitu melatonin. 3anyak studi membuktikan bah'a melatonin adalah
pilihan tepat dibanding plasebo dalam mengurangi onset latensi tidur dan
meningkatkan total 'aktu tidur untuk kasus gangguan tidur pada anak GPPH.
"elatonin ukup membantu terapi pada kasus ini bila diberikan dosis 01<mg
0 menit sebelum onset tidur. $eara khusus , observasi dari beberapa kasus
laporan menun&ukkan bah'a mengobati 6#$ dengan agonis reseptor dopamin
dapat memperbaiki. ge&ala ADHD pada anak1anak dengan komorbiditas 6#$
dan ADHD , terutama pada mereka yang sebelumnya telah merespon buruk
untuk stimulan obat untuk ge&ala ADHD . $ebagai ontoh satu studi
melaporkan bah'a tiga dari tu&uh anak didiagnosis dengan ADHD dan 6#$
tidak lagi memenuhi kriteria D$" 1 ?% 1 76 untuk ADHD setelah dira'at
25
7/21/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-56d99f6f2eb2c 21/21
untuk 6#$ dengan levodopa ; arbidopa atau pergolide (-eiss dan $alpaker,
2).
26