BAB II
-
Upload
hadi-prabowo -
Category
Documents
-
view
232 -
download
6
description
Transcript of BAB II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan
air surut terendah (Bambang Triatmojo, “Teknik Pantai”). Garis pantai adalah garis batas
pertemuan antara daratan dan air laut, dimana posisinya tidak tetap dan dapat berubah sesuai
dengan pasang surut air laut dan erosi pantai yang terjadi. Perubahan garis pantai disebabkan
oleh faktor alam dan/atau faktor manusia. Faktor alam diantaranya gelombang laut, arus laut,
angin, sedimentasi sungai, kondisi tumbuhan pantai serta aktivitas tektonik dan vulkanik.
Sedangkan faktor manusia antara lain pembangunan pelabuhan dan fasilitas-fasilitasnya
(misalnya breakwater), pertambangan, pengerukan, perusakan vegetasi pantai, pertambakan,
perlindungan pantai serta reklamasi pantai.
Pantai selalu menyesuaikan bentuk profilnya sedemikian sehingga mampu
menghancurkan energi gelombang yang datang. Penyesuaian bentuk tersebut merupakan
tanggapan dinamis alami terhadap laut. Proses dinamis pantai sangat dipengaruhi oleh littoral
transport, yang didefinisikan sebagai gerak sedimen di daerah dekat pantai (nearshore zone)
oleh gelombang dan arus. Littoral transport dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
transpor sepanjang pantai (longshore transport) dan transpor tegak lurus pantai (onshore-
offshore transport). Material pasir yang ditranspor disebut dengan littoral drift. Transpor
tegak lurus pantai terutama ditentukan oleh kemiringan gelombang, ukuran sedimen dan
kemiringan pantai.
Penyebab dari pada kerusakan pantai umumnya adalah erosi yang ditimbulkan oleh
gelombang, yang menghantam daratan. Erosi pantai didefinisikan sebagai mundurnya garis
pantai dari posisinya semula. Erosi terjadi bila terjadi angkutan sedimen litoral sepanjang
pantai sehingga mengakibaikan berpindahnya sedimen dari satu tempat ke tempat lainnya.
Angkutan sedimen litoral terjadi bila arah gelombang datang membentuk sudut dengar
normal garis pantai.Salah satu metode penanggulangan erosi pantai adalah penggunaan
struktur pelindung pantai, dimana struktur tersebut berfungsi sebagai peredam energi
gelombang pada lokasi tertentu. Namun banyak tulisan sebelumnya bahwa struktur pelindung
pantai dengan material batu alam yang cenderung tidak ramah lingkungan dan tidak
ekonomis lagi apabila dilaksanakan pada daerah-daerah pantai yang mengalami kesulitan
dalam memperoleh material tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja bangunan pantai yang ada?
2. Apa masing-masing manfaat bangunan pantai tersebut?
3. Bagaimana desain bengunan pantai tersebut?
C. TUJUAN
1. Mengetahui bangunan-bangunan pantai yang ada.
2. Mengetahui manfaat bangunan-bangunan pantai tersebut.
3. Mengetahui desain bangunan pantai tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. METODE – METODE MELINDUNGI PANTAI
Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan
karena serangan gelombang dan arus. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
melindungi pantai yaitu:
1. Memperkuat pantai atau melindungi pantai agar mampu menahan kerusakan
karena serangan gelombang.
2. Mengubah laju transpor sedimen sepanjang pantai.
3. Mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai.
4. Reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara lain.
B. KLASIFIKASI BANGUNAN PANTAI
Sesuai dengan fungsinya, bangunan pantai dapat diklasifikasikan dalam tiga
kelompok yaitu :
1. Konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar garis pantai.
2. Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai.
3. Konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan kikra-kira sejajar garis pantai.
C. JENIS- JENIS BANGUNAN PANTAI
1. Groin
Groin adalah bangunan pelindung pantai yang biasanya dibuat tegak lurusgaris
pantai dan berfungsi untuk menahan pengiriman sedimen (sedimen transport)
sepanjang garis pantai ke pelabuhan atau muara sungai sehingga bisa mengurangi dan
menghentikan erosi yang terjadi. Struktur groin dibagi menjadi 2 bagian yaitu
difracting dan non difracting. Non difracting groin biasanya memiliki panjang yang
relatif lebih pendek jika dibandingkan dengan difracting groin.
Panjang groin akan efektif menahan sedimen apabila bangunan
tersebutmenutup lebar surfzone. Namun keadaan tersebut dapat mengakibatkan suplai
sedimen ke daerah hilir terhenti sehingga dapat mengakibatkan erosi di daerah
tersebut. Oleh karena itu panjang groin dibuat 40% sampai dengan 60% dari lebar
surfzone dan jarak antar groin adalah 1-3 panjang groin. (Bambang Triatmodjo, 1999)
Gambar 1. Penampang Ujung Groin
Gambar 2. Penampang Tengah Groin
Gambar 3. Penampang Pangkal Groin
Groin memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
Kelebihan :
Mampu menahan transpor sedimen sepanjang pantai
Groin tipe T dapat digunakan sebagai inspeksi dan untuk keperluan wisata
Kelemahan :
Pembangunan groin pada pantai yang tererosi akibat onshore offshore
transpordapat mempercepat erosi tersebut.
Perlindungan pantai dengan groin dapat menyebabkan erosi di daerah hilir.
2. Jetty
Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakan di kedua sisi muara
sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai.
Pada penggunaan muara sungai sebagai alur pelayaran, pengendapan dimuara dapat
mengganggu lalu lintas kapal. Untuk keperluan tersebut jetty harus panjang sampai
ujungnya berada di luar sedimen sepanjang pantai juga sangat berpengaruh terhedap
pembentukan endapan tersebut. Pasir yang melintas didepan muara gelombang pecah.
Dengan jetty panjang transport sedimen sepanjang pantai dapat tertahan dan pada alur
pelayaran kondisi gelombang tidak pecah, sehingga memungkinkan kapal masuk
kemuara sungai.
Selain untuk melindingi alur pelayaran, jetty juga dapat digunakan untuk
mencegah pendangkalan dimuara dalam kaitannya dengan pengendalian banjir.
Sungai-sungai yang bermuara pada pantai yang berpasir dengan gelombang yang
cukup besar sering mengalami penyumbatan muara oleh endapan pasir. Karena
pengaruh gelombang dan angin, endapan pasir terbentuk di muara. Transport akan
terdorong oleh gelombang masuk kemuara dan kemudian diendapkan. Endapan yang
sangat besar dapat menyebabkan tersumbatnya muara sungai. Penutupan muara
sungai dapat menyebabkan terjadinya banjir didaerah sebelah hulu muara. Pada
musim penghujan air banjir dapat mengerosi endapan sehingga sedikit demi sedikit
muara sungai terbuka kembali. Selama proses penutupan dan pembukaan kembali
tersebut biasanya disertai dengan membeloknya muara sungai dalam arah yang sama
dengan arah transport sedimen sepanjang pantai.
Dalam pekerjaan perencanaan ini dilakukan analisis terhadap tiga
alternatif rencana bangunan, yaitu jetty pendek, jetty sedang dan jetty panjang.
Pemilihan tipe bangunan yang digunakan dipertimbangkan baik secara teknis maupun
ekonomis.
Gambar 4. Alternatif Pemilihan Tipe Jetty
Jetty dapat digunakan untuk menanggulangi masalah tersebut,
mengingatfungsinya hanya untuk penanggulangan banjir, maka dapat digunakan salah
satu dari bangunan berikut, yaitu jetty panjang, jetty sedang, jetty pendek. Jetty
panjang apabila ujungnya berada diluar gelombang pecah. Tipe ini efektif untuk
menghalangi masuknya sedimen ke muara, tetapi biaya konstruksi sangat mahal,
sehingga kalau fungsinya hanya untuk penaggulangan banjir maka penggunaan jetty
tersebut tidak ekonomis, kecuali apabila daerah yang harus dilindungi terhadap banjir
sangat penting. Jetty sedang dimana ujungnya berada antara muka air surut dan lokasi
gelombang pecah, dapat menahan sebagian transport sedimen sepanjang pantai. Alur
diujung jetty masih memungkinkan terjadinya endapan pasir. Pada jetty pendek, kaki
ujung bangunan berada pada permukaan air surut. Fungsi utama bangunan ini adalah
menahan berbeloknya muara sungai dan mengkonsentrasikan aliran pada alur yang
telah ditetapkan untuk bisa mengerosi endapan, sehingga pada awal musim penghujan
dimana debit besar (banjir) belum terjadi, muara sungai telah terbuka.
3. Breakwater
Breakwater atau pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang
dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Pemecah
gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi
dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi
endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat menghalangi transport sedimen
sepanjang pantai. Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak
dibelakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai.
Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena
berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan
karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih di
dalam zona gelombang pecah (breakingzone). Maka bagian sisi luar pemecah
gelombang memberikan perlindungan dengan meredam energi gelombang sehingga
gelombang dan arus di belakangnya dapat dikurangi. Gelombang yang menjalar
mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian energinya akan dipantulkan
(refleksi), sebagian diteruskan (transmisi) dan sebagian dihancurkan (disipasi) melalui
pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya. Pembagian
besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan tergantung
karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe bangunan
peredam gelombang (permukaan halus dan kasar, lulus air dan tidak lulus air) dan
geometrik bangunan peredam (kemiringan, elevasi, dan puncak bangunan)
Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi
pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai
yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pantai
dibelakang struktur akan stabil dengan terbentuknya endapan sediment tersebut.
Material yang digunakan untuk pemecah gelombang lepas pantai dilihat
daribentuk strukturnya bisa dibedakan menjadi dua tipe yaitu: sisi tegak dan sisi
miring. Untuk tipe sisi tegak pemecah gelombang bisa dibuat dari material-material
seperti pasangan batu, sel turap baja yang di dalamnya diisi tanah atau batu, tumpukan
buis beton, dinding turap baja atau beton, kaison beton dan lain sebagainya.
Sementara untuk tipe bangunan sisi miring, pemecah gelombang lepas pantai bisa
dibuat dari beberapa lapisan material yang ditumpuk dan dibentuk sedemikian rupa
(pada umumnya apabila dilihat potongan melintangnya membentuk trapesium)
sehingga terlihat seperti sebuah gundukan besar batu. Dengan lapisan terluar dari
material dengan ukuran butiran sangat besar. Dalam Breakwater konstruksi terdiri
dari beberapa lapisan yaitu:
1. Inti (core) pada umumnya terdiri dari agregat galian kasar, tanpa partikel-partikel
halus dari debu dan pasir.
2. Lapisan bawah pertama (under layer) disebut juga lapisan penyaring (filter layer)
yang melindungi bagian inti (core) terhadap penghanyutan material, biasanya terdiri
dari potongan-potongan tunggal batu dengan berat bervariasi dari 500 kg sampai
dengan 1 ton.
3. Lapisan pelindung utama (main armor layer) seperti namanya, merupakan pertahanan
utama dari pemecah gelombang terhadap serangan gelombang pada lapisan inilah
biasanya batu-batuan ukuran besar dengan berat antara 1-3 ton atau bisa juga
menggunakan batu buatan dari beton dengan bentuk khusus dan ukuran yang sangat
besar seperti tetrapod, quadripod, dolos, tribar, xbloc accropode dan lain-lain.
Secara umum, batu buatan dibuat dari beton tidak bertulang konvensional
kecuali beberapa unit dengan banyak lubang yang menggunakan perkuatan serat
baja.Untuk unit-unit yang lebih kecil, seperti Dolos dengan rasio keliling kecil,
berbagai tipe dari beton berkekuatan tinggi dan beton bertulang (tulangan
konvensional, prategang, fiber, besi, profil-profil baja) telah dipertimbangkan sebagai
solusi untuk meningkatkan kekuatan struktur unit-unit batu buatan ini. Tetapi solusi-
solusi ini secara umum kurang hemat biaya, dan jarang digunakan.
Gambar 5. Contoh Penampang Melintang Breakwater
Seiring perkembangan jaman dalam konstruksi pemecah gelombang lepas
pantai juga mengalami perkembangan. Belakangan juga dikenal konstruksi pemecah
gelombang komposit yaitu dengan menggabungkan bangunan sisi tegak dan
bangunan sisi miring. Dalam penggunaan material pun dikombinasikan misalnya
antara kaison beton dengan batu-batuan sebagai pondasinya.
4. Revetment / Sealwalls / Dinding Pantai
Revetment atau Seawalls merupakan struktur yang digunakan untuk
melindungi struktur pantai dari bahaya erosi dan gelombang kecil. Revetment atau
Seawalls direncanakan pada sepanjang garis pantai yang diprediksikan mengalami
abrasi yang dimaksudkan untuk melindungi pantai dan daerah dibelakangnya dari
serangan gelombang yang dapat mengakibatkan abrasi dan limpasan gelombang.
Dalam perencanaan dinding pantai atau revetment perlu di tinjau fungsi danbentuk
bangunan, lokasi, panjang, tinggi, stabilitas bangunan dan tanah fondasi, elevasi muka
air baik di depan maupun di belakang bangunan, ketersediaan bahan bangunan dan
sebagainya.
Gambar 6. Revetment (dinding pantai) Sebagai Pelindung Erosi Pantai
Fungsi bahan bangunan akan menentukan pemilihan bentuk. Permukaan
bangunan dapat berbentuk sisi tegak, miring, lengkung atau bertangga. Bangunan sisi
tegak dapat juga digunakan sebagai dermaga atau tempat penambatan kapal. Tetapi
sisi tegak kurang efektif terhadap serangan gelombang, terutama terhadap limpasan
dibanding dengan bentuk lengkung (konkaf). Pemakaian sisi tegak dapat
mengakibatkan erosi yang cukup besar apabila kaki atau dasar bangunan berada di air
dangkal.
Gelombang yang pecah menghantam dinding akan membelokkan energi ke atas dan
kebawah. Seperti terlihat dalam Gambar di bawah ini,
Gambar 7. Gelombang Pecah Pada Dinding Vertikal
Gelombang datang mulai pecah di depan dinding vertikal, dan terjadi benturan
dengan muka gelombang hampir vertikal. Tumbukan tersebut menyebabkan massa air
bergerak ke atas dan ke bawah. Komponen ke bawah menimbulkan arus yang dapat
mengerosi material dasar di depan bangunan. Didalam perencanaan dinding pantai
perlu diperhatikan kemungkinan terjadinya erosi di kaki bangunan. Kedalaman erosi
yang terjadi tergantung pada bentuk sisi bangunan, kondisi gelombang dan sifat tanah
dasar. Untuk melindungi erosi tersebut maka pada kaki bangunan ditempatkan batu
pelindung. Selain itu pada bangunan sisi tegak harus dibuat turap yang dipancang di
bawah sisi depan bangunan yang berfungsi untuk mencegah gerusan di bawah
bangunan. Kedalaman erosi maksimum terhadap tanah dasar asli adalah sama dengan
tinggi gelombang maksimum yang mungkin terjadidi depan bangunan (CERC, 1984).
Kelebihan Seawall (Triatmodjo, 1999) :
Lebih masif sehingga dapat menahan gelombang yang besar.
Pada seawall dengan dinding vertikal pemakaian material relatif sedikit.
Seawall dengan dinding miring mempunyai bidang kontak dengan tanah
dasar yang luas sehingga tidak membutuhkan kondisi tanah dasar yang
prima.
Konstruksi relatif murah dan pembangunannya relatif mudah.
Revetment dengan sisi tegak dapat dimanfaatkan sebagai dermaga.
Kekurangan Seawall (Triatmodjo, 1999) :
Pembangunan seawall dinding tegak pada tanah lunak memerlukan
perbaikan tanah atau pemakaian pondasi tiang pancang.
Pada seawall dinding miring harus diperhatikan tingginya rayapan
gelombang yang terjadi, sehingga membutuhkan mercu bangunan yang
lebih tinggi.
Harus diperhatikan kemungkinan terjadinya erosi di kaki bangunan.
Kurang kuat untuk menahan gelombang yang cukup besar.
Gambar 8. Beberapa Bentuk Seawalls
5. Artificial Headland (Tanjung Buatan)
Tanjung buatan adalah struktur batuan yang dibangun di sepanjang ujung
pantai mengikis bukit-bukit untuk melindungi titik strategis, yang memungkinkan
proses-proses alam untuk melanjutkan sepanjang bagian depan yang tersisa. Hal ini
secara signifikan lebih murah dari pada melindungi seluruh bagian depan dan dapat
memberikan perlindungan sementara atau jangka panjang dengan aktif dari berbagai
macam resiko. Tanjung sementara dapat dibentuk dari gabions atau kantong pasir dan
batuan, namun umurnya biasanya tidaklah panjang antara 1 sampai 5 tahun.
Gambar 9. Penampang Tanjung dari Batu yang Melindungi Pesisir dari Pengikisan
Gambar 10. Tampilan Rencana Tanjung Batu
Tanjung buatan berfungsi menstabilkan daerah pesisir pantai, membentuk garis pantai
semakin stabil, garis pantai menjadi lebih menjorok sehingga energi gelombang akan
hilang pada daerah shoreline dan akhirnya membentuk pesisir rencana yang lebih
stabil dan dapat berkembang. Stabilitas akan tergantung pada panjang dan jarak dari
tanjung. Struktur pendek dengan celah panjang akan memberikan perlindungan lokal
tetapi tidak mungkin mengizinkan bentuk rencana stabil untuk dikembangkan. Jika
erosi berlangsung terus-menerus tanjung mungkin perlu diperpanjang atau
dipindahkan untuk mencegah kegagalan struktural, meskipun tanjung buatan akan
terus memberikan perlindungan sebagai breakwaters perairan dekat pantai.
6. Beach Nourishment (Pantai Pasir Buatan)
Kerusakan pantai dipengaruhi profil kelandaian pantai dan keberadaan struktur
pantai. Karenanya, salah satu cara perlindungan pantai secara alami adalah dengan
cara pengisian pasir atau pembangunan pantai pasir buatan. Hal yang diperlukan
adalah memprediksi kelandaian pada pantai pasir sehingga volume pengisian pasir
dan kesimbangan kelandaian pada pantai pasir buatan dapat diketahui.
Gambar 11. Cross-Section Pembangunan Beach Nourishment
Pantai pasir buatan biasanya juga difungsikan untuk keperluan pariwisata
bahari. Pembangunan pantai pasir buatan dilakukan, biasanya karena metode
perlindungan pantai ini lebih akrab dengan lingkungan sehingga lebih dapat diterima
masyarakat. Tetapi, fungsi utama pembuatan pantai pasir buatan adalah untuk
menyediakan perlindungan terhadap bangunan struktur dan infrastruktur di daratan
dari badai (CEM 2001).
Konsep pengamanan pantai dengan pengisian pasir tersebut bertujuan untuk
menyediakan pasir yang dibawa oleh arus. Sehingga arus tidak mengikis pantai dan
menyediakan cadangan pasir yang sewaktu-waktu dibutuhkan pada saat badai.
Permasalahan yang signifikan dalam mendesain pantai pasir buatan adalah
memprediksi volume pengisian pasir serta keseimbangan profil dan bentuk pantai
pasir buatan. Pada pengisian pantai pasir buatan, pasir biasanya diletakkan di pantai
dengan kemiringan yang lebih curam dari pada profil pantai pada kondisi seimbang.
Salah satu penyebab kerusakan pantai pasir buatan tersebut antara lain karena
terjadinya kerusakan profil pada kemiringan pantai pasir buatan yang telah dibuat,
yang disebabkan oleh hilangnya material timbunan (erosi). Penyebab terjadinya
kerusakan pada pantai pasir buatan tersebut adalah serangan gelombang yang
menyerang lereng (profil kelandaian) dan garis pantai pasir, sehingga material
timbunan bergerak, dan merubah layout (alignment) serta profil kemiringan yang ada.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Groin berfungsi untuk menahan pengiriman sedimen (sedimen transport) sepanjang garis
pantai ke pelabuhan atau muara sungai sehingga bisa mengurangi danmenghentikan erosi
yang terjadi. Panjang groin akan efektif menahan sedimen apabilabangunan tersebut menutup
lebar surfzone. Namun keadaan tersebut dapatmengakibatkan suplai sedimen ke daerah hilir
terhenti sehingga dapat mengakibatkanerosi di daerah tersebut. Oleh karena itu panjang groin
dibuat 40% sampai dengan 60%dari lebar surfzone dan jarak antar groin adalah 1-3 panjang
groin.2.
Jetty berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai. Padapenggunaan
muara sungai sebagai alur pelayaran, pengendapan dimuara dapatmengganggu lalu lintas
kapal. Dalam pekerjaan perencanaan ini dilakukan analisisterhadap tiga alternatif rencana
bangunan, yaitu jetty pendek, jetty sedang dan jettypanjang. Pemilihan tipe bangunan yang
digunakan dipertimbangkan baik secara teknismaupun ekonomis.3.
Breakwater berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dariserangan
gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai. Material yangdigunakan untuk
pemecah gelombang lepas pantai dilihat dari bentuk strukturnya bisadibedakan menjadi dua
tipe yaitu: sisi tegak dan sisi miring. Untuk tipe sisi tegakpemecah gelombang bisa dibuat
dari material-material seperti pasangan batu, sel turapbaja yang didalamnya di isi tanah atau
batu, tumpukan buis beton, dinding turap bajaatau beton, kaison beton dan lain sebagainya.
Sementara untuk tipe bangunan sisimiring, pemecah gelombang lepas pantai bisa dibuat dari
beberapa lapisan material yangdi tumpuk dan di bentuk sedemikian rupa (pada umumnya
apabila dilihat potonganmelintangnya membentuk trapesium) sehingga terlihat seperti sebuah
gundukan besarbatu, Dengan lapisan terluar dari material dengan ukuran butiran sangat
besar.4.
Revetment direncanakan pada sepanjang garis pantai yang diprediksikan mengalamiabrasi
yang dimaksudkan untuk melindungi pantai dan daerah dibelakangnya dariserangan
gelombang yang dapat mengakibatkan abrasi dan limpasan gelombang. Dalamperencanaan
dinding pantai atau revetment perlu di tinjau fungsi dan bentuk bangunan,lokasi, panjang,
tinggi, stabilitas bangunan dan tanah fondasi, elevasi muka air baik didepan maupun di
belakang bangunan, ketersediaan bahan bangunan dan sebagainya.