BAB II

5
BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, HIPOTESIS PENELITIAN A. Kerangka Teoritis A.1 Hakikat Strategi Think Talk Write (TTW) Suatu strategi pembelajaran yang diharapkan dapat menumbuh kembangkan kemampuan kreatifitas siswa adalah strategi pembelajaran Think-Thalk-Write yang disingkat dengan TTW. Ansari (2008) Strategi Think-Talk-Write adalah sebuah strategi pembelajaran yang dibangun melalui kegiatan berfikir, berbicara, menulis. Alur kemajuan strategi TTW ini dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir berdialog dalam dirinya sendiri setelah proses membaca, berbicara dan membagi ide dengan temannya sebelum menulis. Strategi ini efektif bila dilakukan dalam kelompok kecil berjumlah 4-6 orang siswa dalam setiap kelompoknya. Karena apabila dalam kelompok lebih atau terlalu banyak dapat menyebabkan kurang efektifnya siswa dalam berinteraksi dalam kelompok, dan guru lebih muda untuk mengontrol dan melakukan penilaian dalam kelompok. Sebagaimana yang dikemukakan Silver dan Smith Ansari (2009) peranan dan tugas guru dalam upaya mengefektifkan strategi TTW adalah sebagai berikut: a. Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan dan menantang cara berfikir siswa. b. Mendengar secara hati-hati ide siswa c. Menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan dan tulisan d. Memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

BAB II

KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR,

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Teoritis

A.1 Hakikat Strategi Think Talk Write (TTW)

Suatu strategi pembelajaran yang diharapkan dapat menumbuh kembangkan kemampuan kreatifitas siswa adalah strategi pembelajaran Think-Thalk-Write yang disingkat dengan TTW. Ansari (2008) Strategi Think-Talk-Write adalah sebuah strategi pembelajaran yang dibangun melalui kegiatan berfikir, berbicara, menulis. Alur kemajuan strategi TTW ini dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir berdialog dalam dirinya sendiri setelah proses membaca, berbicara dan membagi ide dengan temannya sebelum menulis. Strategi ini efektif bila dilakukan dalam kelompok kecil berjumlah 4-6 orang siswa dalam setiap kelompoknya. Karena apabila dalam kelompok lebih atau terlalu banyak dapat menyebabkan kurang efektifnya siswa dalam berinteraksi dalam kelompok, dan guru lebih muda untuk mengontrol dan melakukan penilaian dalam kelompok.

Sebagaimana yang dikemukakan Silver dan Smith Ansari (2009) peranan dan tugas guru dalam upaya mengefektifkan strategi TTW adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan dan menantang cara berfikir siswa.

b. Mendengar secara hati-hati ide siswac. Menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan dan tulisand. Memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusie. Memustuskan kapan memberi informasi, mengklasifikasi persoalan-persoalan,

menggunakan model, membimbing dan membiarkan siswa berjuang dengan kesulitan.

Menurut Yamin dan Ansari (2008) terdapat tahapan dalam melaksanakan strategi pembelajaran Think Thalk Write yaitu : “Tahap 1: Think (berfikir), tahap 2: Thalk (berbicara), tahap 3: Write (menulis)”.

A.2 Langkah-langkah Strategi TTW

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam metode TTW ini adalah sebagai berikut:

Page 2: BAB II

1. Think Think diartikan sebagai berfikir. Dalam tahap ini siswa secara individu membaca teks bacaan ataupun modul yang telah disediakan. Setiap siswa diberikan kesempatan untuk memahami isi bacaan dan mencoba membuat kemungkinan penyelesaian dari permasalahan yang disajikan disertai dengan alasan yang mendukung serta menuangkan dalam catatan kecil.

2. TalkTalk diartikan sebagai berbicara. Dalam tahap ini siswa berdikusi dengan teman dalam kelompoknya masing-masing, bertukar ide, untuk memahami teks bacaan dan meyelesaikan permasalahan yang disajikan. Dalam kegiatan ini siswa harus menggunakan pemikiran yang logis mengapa ia mengemukakan ide seperti itu dan mengapa ia setuju ataupun tidak setuju dengan temannya. Pada umumnya menurut Huinker (2008) berkomunikasi dapat berlangsung secara alami tetapi menulis tidak. Proses komunikasi dipelajari siswa melalui kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah proses komunikasi dapat dibangun di kelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis. Misalnya siswa berkomunikasi tentang ide dari mata pelajaran yang dihubungkan dengan pengalaman mereka, sehingga mereka mampu untuk menulis ide itu.

3. Write Write yaitu menulis hasil diskusi/dialog. Aktifitas menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis membantu merealisasikan tujua pembelajaran mengenai pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari. Aktifitas menulis membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa.

A.3. Keunggulan Strategi TTWDari langkah-langkah strategi membaca TTW yang telah diuraikan diatas, dapat

dilihat bahwa sttrategi ini dapat membantu siswa memahami materi yang telah diuraikan diatas,dapat dilihat bahwa strategi ini dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran, terutama terhadap materi yang lebih sukar dan menolong siswa untuk berkonsentrasi lebih lama. Berdasarkan dari kajian tersebut, maka model pembelajaran strategi TTW memiliki beberapa keunggulan.

Adapun keunggulan strategi pembelajran Think Talk Write menurut arcnawa (http://one.indoskripsi.com/node/2015/03/16) adalah, strategi pembelajran TTW dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pegetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik. Siswa dapat mengkomunikasikan atau mendiskusikan pemikirannya dengan temannya sehingga siswa saling membantu dan saling bertukar fikiran. Hal ini akan membantu siswa dalam membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan.

Page 3: BAB II

Strategi pembelajran TTW dapat melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya kebentuk tulisan secara sistematis sehingga siswa akan lebih memahami materi dan membantu siswa untuk menuangkan ide-ide dalam bantuk tulisan.

G. Hasil Belajar Mengoprasikan Sistem Pngendali Elektromagnetik (MSPE)Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah , kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang paling popok. Hal ini berarti berhasilnya pencapaian tujuan pendidikan ditentukan oleh proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Belajar adalah suatu proses latihan sehingga mendapatkan hasil belajar yang tampak dalam keterampilan tertentu. Sebagai hasil latihan, untuk banyak memperoleh kemajuan, seorang siswa harus dilatih dalam berbagai aspek tingkah laku sehingga diperoleh suatu pola tingkah laku yang otomatis. Misalnya agar seorang siswa mahir dalam pelajaran MSPE maka siswa tersebut harus banyak latihan mengerjakan soal-soal mata pelajaran MSPE.

Slameto (2003) mengatakan bahwa, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebaga hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yakni interaksi belajar mengajar.

Belajar dapat dipahami sebagai usaha atau latihan agar anak didik diharapkan mengalami perubahan baik pengetahuan, perilaku maupun keterampilan. Belajar juga merupakan suatu rangkaian kegiatan jiwa raga untuk menuju keperkembangan individu melalui rangkaian latihan secara terus menerus, yang berarti menyangkut unsur kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sardiman (2008) mengatakan bahwa pengertian belajar ada dua yaitu:

1. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya;

2. Dalam pengertian sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penugasanmateri ilmu pengetahuan yang merupakan sebagai kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Berbicara tentang belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah laku seseorang berubah sebagai akibat dari pengalaman. Dari pengertian diatas, agar terjadi proses belajar atau perubahan tingkah laku sebelum kegiatan belajar mengajar dikelas seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada siswa dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang dicapai.