Bab II

17
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Pamapersada Nusantara (PAMA) adalah anak perusahaan milik PT United Tractors Tbk, distributor kendaraan berat komatsu di Indonesia. PT Astra Internasional Tbk, pemilik saham utama PT United Tractors Tbk, merupakan salah satu perusahaan terbesar dan terkemuka di Indonesia. PT Pamapersada Nusantara mempunyai site dibeberapa lokasi salah satunya di PT Kideco Jaya Agung. PT Kideco Jaya Agung berlokasi di Desa Batu Kajang Kecamatan Batu Sopang Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Perusahaan ini memiliki luas daerah penambangan sebesar 50.400 Ha, yang dibagi menjadi empat lokasi yakni: 1) Roto Samurangau 27.430 Ha 2) Pinang Jatus 6.090 Ha 3) Susubang Uko 9.000 Ha 4) Samu-Biu 7.880 Ha Sesuai dengan kontrak antara PT Pamapersada Nusantara dengan PT Kideco Jaya Agung yang berlaku sejak tahun 2009 sampai 2019, lingkup kerja PT Pamapersada Nusantara antara lain : 1. Land Clearing di areal tambang dan areal disposal

Transcript of Bab II

Page 1: Bab II

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Pamapersada Nusantara (PAMA) adalah anak perusahaan milik PT

United Tractors Tbk, distributor kendaraan berat komatsu di Indonesia. PT Astra

Internasional Tbk, pemilik saham utama PT United Tractors Tbk, merupakan

salah satu perusahaan terbesar dan terkemuka di Indonesia. PT Pamapersada

Nusantara mempunyai site dibeberapa lokasi salah satunya di PT Kideco Jaya

Agung. PT Kideco Jaya Agung berlokasi di Desa Batu Kajang Kecamatan Batu

Sopang Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Perusahaan ini memiliki

luas daerah penambangan sebesar 50.400 Ha, yang dibagi menjadi empat lokasi

yakni:

1) Roto Samurangau 27.430 Ha

2) Pinang Jatus 6.090 Ha

3) Susubang Uko 9.000 Ha

4) Samu-Biu 7.880 Ha

Sesuai dengan kontrak antara PT Pamapersada Nusantara dengan PT Kideco

Jaya Agung yang berlaku sejak tahun 2009 sampai 2019, lingkup kerja PT

Pamapersada Nusantara antara lain :

1. Land Clearing di areal tambang dan areal disposal

2. Pemindahan top soil di area pit

3. Pemindahan & penimbunan overburden

4. Pemboran dan peledakan

5. Penggalian, pengangkutan dan penumpukan batubara ke stockpile & crushing

plant

6. Pemompaan air di areal tambang

Adapun Lokasi penambangan Kideco Jaya Agung yang telah beroperasi dan

produksi saat ini adalah Roto Utara, Roto Selatan dan Samurangau sedangkan

Page 2: Bab II

penelitian ini dilakukan di daerah kuasa pertambangan PT Pamapersada

Nusantara pada Pit Roto Selatan Sump E2 sebagai batasan dari penelitian.

2.2 Lokasi Dan Kesampaian Daerah

Secara administrasi lokasi penambangan batubara PT. Kideco Jaya Agung

termasuk wilayah Desa Batu Kajang, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser,

Provinsi Kalimantan Timur. Secara astronomis PT Kideco Jaya Agung terletak

pada 1°54’18”- 1°57’00” Lintang Utara dan 115°50’35” - 115°51’45” Bujur Timur

( Gambar 2.1 ). Kecamatan Batu Sopang memiliki luas 287,87 km2 dengan batas

utara adalah Kecamatan Long Ikis, batas timur Kecamatan Kuaro, batas selatan

Kacamatan Muara Samu, dan batas barat Kecamatan Muara Komam.

Untuk mencapai lokasi penelitian di PT Pamapersada Nusantara Job Site

Kideco dapat dicapai dari Bandar Udara Kota Balikpapan dapat ditempuh dengan

kendaraan darat menuju pelabuhan semayang selama 35 menit sejauh 9 km,

kemudian menuju Penajam dengan menggunakan transportasi laut ferry atau

speed boat menyebrangi teluk Balikpapan kurang lebih selama 10 menit. Setelah

itu dilanjutkan perjalanan darat dari Penajam Paser Utara menuju Batu Kajang

melalui pegunungan dan hutan menggunakan kendaraan darat selama kurang

lebih 4 jam.

Kondisi jalan dari Balikpapan menuju Batu Kajang merupakan jalan beraspal

yang berada dalam kondisi baik, akan tetapi beberapa kali dijumpai jalan dalam

kondisi berlubang.

II-2

Page 3: Bab II

Sumber : Engineering Departement PT Pamapersada Nusantara

Gambar 2.1 Peta Lokasi Dan Kesampaian Daerah Pengamatan

2.3 Keadaan Iklim dan Curah Hujan

Keadaan iklim dan curah hujan daerah penambangan wilayah Roto Selatan

dan daerah sekitarnya mempunyai iklim tropis dengan dua musim yaitu musim

kemarau yang terjadi pada bulan Juli sampai dengan bulan September dan musim

hujan yang terjadi pada bulan Oktober sampai dengan bulan Juni. Suhu rata-rata

maksimum berkisar antara 37°C sampai dengan 39°C, sedangkan suhu rata-rata

minimum berkisar antara 33°C sampai 34°C.

II-3

Page 4: Bab II

Curah hujan di daerah penelitian dicatat oleh stasiun pengamatan curah hujan

yang cukup mewakili berdasarkan luas catchmen area. Pada kuasa pertambangan

PT Pamapersada Nusantara Job Site Kideco terbagi menjadi 9 stasiun curah hujan

yang masing-masing memiliki daerah pengaruh. Pembagian daerah pengaruh

hujan menggunakan metode Thiessen. Penggunaan metode ini untuk membagi

distribusi hujan dari setiap stasiun curah hujan. Namun di PT. Pamapersada

Nusantara Job Site Kideco terdapat beberapa lokasi pengamatan curah hujan yang

diukur secara manual. Berdasarkan data curah hujan dari Engineering

Departement PT Pamapersada Nusantara Distrik Kideco dari tahun 2011 – 2015,

diperoleh curah hujan rata – rata sebesar 1350.21 mm/tahun, jumlah rata – rata

hari hujan sebesar 185 hari pertahun dan curah hujan tahunan maksimum 2355.86

mm/tahun.

2.4 Flora dan Fauna

Secara umum pada daerah lokasi tambang pit Roto Selatan memiliki banyak

sekali aneka makhluk hidup yang ada ditambang disekitarnya, seperti tumbuh-

tumbuhan dan hewan. Untuk tumbuhan sendiri seperti pohon akasisa dan pohon

meranti, tumbuhan liar dan juga kebun milik warga seperti kelapa sawit dan karet

juga singkong, durian dan nangka, sedangkan untuk faunanya sendiri seperti

anjing hutan, burung elang, ular.

2.5 Sosial dan Kependudukan

Pada Perusahaan PT. Pamapersada Nusantara Job Site Kideco Jaya Agung

yang berada di sekitar daerah Batu Kajang dengan masyarakat memiliki hubungan

sosialisasi yang cukup baik dapat dilihat dari segi Corporate Sosial Responsibility

( CSR ) yang banyak melakukan kegiatan bersama yang ada diantaranya seperti

membuat suatu kegiatan seminar yang berkompetensi untuk kemajuan

masyarakat.

Serta pembangunan infrastruktur Desa Batu Kajang Seperti pembangunan

gedung sekolah, pembangunan Balai Desa dan penyetaraan kesejahteraaan

masyarakat daerah dengan memberikan kesempatan peluang lapangan kerja yang

layak dan juga memberikan fasilitas kesehatan kepada masyarakat yang ada di

II-4

Page 5: Bab II

desa batu kajang sekitar area tambang dan di dukung dari Perusahaan PT. Kideco

Jaya Agung.

2.6 Struktur Organisasi Perusahaan

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

PT. PAMAPERSADA JOB SITE KIDECOJAYA AGUNG

II-5

Page 6: Bab II

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Pamapersada Nusantara

Job Site Kideco Jaya Agung

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTMENT SHE

PT. PAMAPERSADA JOB SITE KIDECO JAYA AGUNG

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Department SHE

II-6

Page 7: Bab II

2.7 Kondisi Geologi

2.7.1 Kondisi Geologi Regional

Cekungan cekungan busur belakang yang terdapat di sepanjang pantai timur

Kalimantan tergolong kedalam cekungan - cekungan yang berumur Tersier.

Secara umum di sepanjang pantai timur Kalimantan dikenal dengan 3 cekungan

sedimentai utama dari utara keselatan adalah Cekungan Tarakan ,Cekungan

Kutai, Cekungan Barito. Pada mulanya daerah ini merupakan suatu pusat

pengendapan tunggal yang besar selama jaman Tersier awal, kemudian terpisah-

pisah oleh daerah daerah tinggian yang letaknya melintang.

Secara regional, selama jaman tersier terjadi aktifitas tektonik utama yang

mempengaruhi pembentukan cekungan cekungan yang ada di Kalimantan Timur

dan Kalimantan Selatan ,yaitu tektonik yang terjadi pada awal tersier, Oligosen

Bawah, Miosen Tengah, dan Plio-Pleistosen.

1. Aktifitas tektonik Tersier mengakibatkan terjadinya pengangkatan tinggian

Mangkaliat dan Suikerbrood ridge yang membagi cekungan kalimantan

menjadi Cekungan Tarakan disebelah Utara dan Cekungan Kutai disebelah

Selatan.

2. Aktifitas tektonik pada Oligosen Bawah, merupakan gerak Tektonik Fleksur

sepanjang partenoster Cross High atau Barito Kutai Cross High yang

memisahkan cekungan Kutai dengan cekungan Barito.

3. Aktifitas tektonik pada miosen tengah,mengakibatkan terjadinya pengangkatan

pegunungan meratus berarah Timur laut- Barat daya- pegunungan ini

memisahkan cekungan Barito dan sub cekungan asem asem dan pasir.

4. Aktifitas tektonik pada plioplistosen, mengakibatkan seluruh cekungan

kalimantan terangkat sehingga membentuk Konfigurasi seperti sekarang.

Cekungan Barito meliputi daerah seluas 70.000 km² di Kalimantan tenggara.

Cekungan ini terletak diantara dua elemen yang berumur Mesozoikum (Paparan

Sunda disebelah barat dan pegunungan Meratus yang merupakan jalur melang

tektonik di sebelah timur).

II-7

Page 8: Bab II

Cekungan Barito terpisah dari cekungan Kutai yang ada diutaranya oleh

tinggian Parternoster, sedangkan kearah selatan cekungan ini menerus ke wilayah

lepas pantai dan menyambung dengan cekungan Jawa Timur laut.

Suatu penampang melintang melalui cekungan Barito memperlihatkan

bentuk Cekungan Asimetrik (Gambar 2.4) yang disebakan oleh adanya gerak naik

dan gerak arah barat dari pegunungan Meratus. Sedimen sedimen Neogen

diketemukan paling tebal sepanjang bagian Timur cekungan barito,yang kemudian

menipis kearah barat. Secara keseluruhan sistem sedimentasi yang berlangsung

pada cekungan ini melalui daur/siklus genang laut dan susut laut yang

tunggal ,dengan hanya beberapa subsiklus yang sifatnya lokal dan kecil. Formasi

tanjung yang berumur miosen menutupi batuan dasar yang relatif landai sedimen

sedimennya memperlihatkan ciri endapan genang laut yang diendapkan pada

lingkungan deltaic air tawar sampai payau.

Formasi ini terdiri dari batuan batuan sedimen klastik berbutir kasar yang

berselang seling dengan serpih dan kadangkala batubara. Pengaruh genangan laut

marin bertambah selama Oligosen sampai miosen Awal yang mengakibatkan

terbentuknya endapan endapan batugamping dan Napal (Formasi Berai).

Pada akhir miosen Tengah pegunungan meratus mulai timbul dan terbentuk

mengakibatkan pemisahan secara efektif batas timur cekungan dari lautan terbuka

disebelah timurnya. Turunya sebagian central cekungan ,naiknya inti kerak benua

disebelah barat cekungan dan naiknya pegunungan meratus disebelah timur

cekungan ,menyebabkan erosi yang aktif sehingga pengendapan sedimen dalam

jumlah yang banyak ,membentuk urutan endapan paralik sampai deltaic dari

Formasi Warukin dan Formasi Dahor.

Orogenesa yang terjadi pada Plio-Plistosen mengakibatkan bongkah meratus

bergerak kearah barat. Akibat pergerakan ini sedimen sedimen dalam cekungan

barito tertekan sehingga terbentuk struktur perlipatan.

II-8

Page 9: Bab II

Sumber : Engineering Departement PT Pamapersada Nusantara

Gambar 2.4 Cekungan Barito

II-9

Page 10: Bab II

Sumber : Engineering Departement PT Pamapersada Nusantara

Gambar 2.5 Kerangka Tektonik Kalimantan

2.7.2 Kondisi Geologi Daerah

1. Topografi

Secara regional wilayah kuasa pertambangan PT Kideco Jaya Agung termasuk

ke dalam sub cekungan pasir ( pasir sub-basin) yang berupa daerah perbukitan

rendah dengan ketinggian 80-175 m diatas permukaan air laut.

Di sebelah barat terdapat sungai Samurangau yang mengalir ke arah Timur.

Sebagian besar endapan batubara di daerah Pasir terdiri batuan sedimen yang

terbentuk oleh pengendapan alluvial pada cekungan pasir.

2. Stratigrafi

Stratigrafi adalah ilmu geologi yang membahas tentang strata batuan untuk

menetapkan urut-urutan kronologinya serta penyebaran geografisnya. Secara

regional susunan statigrafi pada daerah penelitian termasuk ke dalam sub-

cekungan Pasir (pasir sub-basin), yang merupakan bagian dari cekungan Barito.

Dengan demikian penamaan satuan batuan pada daerah penelitian mengikuti

tatanama formasi-formasi yang ada di cekungan Barito (Gambar 2.6).

Cekungan pasir terletak di sebelah Tenggara-Utara-Selatan, pada perbatasan

antara Kalimantan Timur dengan Kalimantan Selatan. Secara geografis cekungan

ini di sebelah Utara dibatasi oleh cekungan Kutai, di sebelah Barat oleh

pegunungan Meratus yang merupakan kompleks batuan pra-Tersier, di sebelah

Selatan dibatasi oleh cekungan Asam-asam dan di sebelah Timur cekungan ini

membuka ke arah Selat Makasar.

Susunan statigrafi cekungan Barito dimulai dari yang paling tua ke muda

adalah sebagai berikut: satuan batuan pra-Tersier, Formasi Tanjung, Formasi

Berai, Formasi Warukin, Formasi Dahor dan endapan alluvial. Daerah batubara

PT Kideco Jaya Agung berada pada Formasi Warukin.

Daerah penyelidikan dan sekitarnya secara regional termasuk dalam

cekungan Barito yang terdiri dari 4 Formasi :

II-10

Page 11: Bab II

a. Formasi Tanjung, merupakan dasar, berumur Eosen, tebal mencapai 900 m,

konglomerat merupakan utama, mengandung sisipan batubara yang kurang

berarti. Lapisan ini ditutupi oleh batupasir dan batulanau sampai dengan

batulempung dibagian paling atas.

b. Formasi Berai, berumur Oligosen bawah-Miosen, tebal maksimum 1300 m,

terutama terdiri dari batu gamping hasil pengendapan laut dangkal di bagian

bawah dan napal di bagian atas. Formasi ini juga mengandung lapisan batubara

sangat tipis.

c. Formasi Warukin, Miosen Tengah – Miosen Akhir, mempunyai ketebalan

antara 1000 - 2000 m, merupakan formasi yang produktif, yang diendapkan

selaras di atas Formasi Berai. Secara garis besar dapat dibagi dalam tiga satuan

masing-masing dari bawah ke atas adalah sebagai berikut:

1) Anggota Warukin bawah: terdiri dari napal, batulempung dan lapisan-lapisan

tipis batupasir.

2) Anggota Warukin tengah: batuannya relatif sama dengan yang terdapat pada

anggota Warukin bawah, hanya disini batupasirnya menjadi semakin tebal dan

banyak dijumpai, disamping terdapat lapisan-lapisan batubara.

3) Anggota Warukin atas: dicirikan oleh lapisan-lapisan batubara yang tebal (±

20 meter) dan dominan, disamping dijumpai batupasir dan batulempung

karbonatan.

d. Formasi Dahor, terletak secara tidak selaras dengan ketiga formasi

dibawahnya, dengan ketebalan 450 m. Formasi ini merupakan sedimen darat,

terutama terdiri dari sedimen berbutir kasar.

II-11

Page 12: Bab II

Sumber : Engineering Departement PT Pamapersada Nusantara

Gambar 2.6 Stratigrafi Cekungan Barito

3. Strukur Geologi

Struktur Geologi regional daerah penelitian yang berkembang adalah strukur

lipatan baik berupa sinklin dengan arah sumbu relatif dari utara-selatan. Pola ini

tidak hanya terjadi pada strukur lipatan tetapi juga pada strukur sesar yang banyak

terdapat di daerah penelitian. Arah (strike) lapisan batubara di daerah Roto secara

umum mengarah ke arah utara-selatan dengan kemiringan lapisan (dip) batubara

sekitar 70-88º.

Formasi pembawa batubara daerah ini adalah Formasi Warukin tengah yang

berumur miosen tengah sampai miosen atas. Pengaruh struktur regional, formasi

pembawa batubara daerah ini miring ke arah timur untuk seluruh deposit.

Geologi Pit Roto Selatan sama dengan geologi block Roto Utara, karena

merupakan kelanjutannya. Jalur subcrop seam utama batubara menerus mulai dari

Roto Utara ke Block Roto Selatan. Formasi batuan di Pit Roto Selatan adalah

kemenerusan ke arah strike dari Formasi Warukin yang ditemukan di area IUP

PT Kideco Jaya Agung. Endapan batubara terdiri dari 3 seam utama dengan

ketebalan seam utama yang bervariasi mulai dari 1 m sampai yang paling tebal 35

m.

II-12