BAB II

13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Umum Praktis semua timah putih komersial berasal dari kasiterit (SnO 2 ), Stanit (Cu 2 S.FeS,SnS 2 ), dan teallit (PbSnS 2 ). Kasiterit pada umumnya berasosiasi dengan intrusi batuan beku granit pada fase pneumatolitik. Mineral kasiterit terhambur pada batuan tersebut dan baru dapat terlepas dari batuan induknya jika batuan mengalami pelapukan. Pelapukan dan konsentrasi mekanik membentuk endapan alluvial maupun elluvial yang di Indonesia dikenal dengan endapan bijih kulit yang dinamai dengan kaksa. Seperti yang diketahui, kasiterit termasuk resisten terhadap pengangkutan air, sehingga kemungkinan dapat terkumpul sebagai endapan placer. Didalam placer mineral ini berasosiasi dengan monazit, kuarsa, kadang juga sedikit turmalin. Berikut adalah sifat-sifat timah yang juga dinamakan dengan timah putih: Tahan terhadap udara lembab, Kekerasan dan kekuatannya yang sangat randah sehingga dimasukkan kedalam logam lunak, Daya tahan terhadap korosi cukup tinggi Tidak beracun Berat jenis 7,3 gr/cm 3 di titik cair rendah 232 0 C Tinjauan Pustaka - 3

description

mining

Transcript of BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan Umum

Praktis semua timah putih komersial berasal dari kasiterit (SnO2), Stanit

(Cu2S.FeS,SnS2), dan teallit (PbSnS2). Kasiterit pada umumnya berasosiasi dengan

intrusi batuan beku granit pada fase pneumatolitik. Mineral kasiterit terhambur pada

batuan tersebut dan baru dapat terlepas dari batuan induknya jika batuan mengalami

pelapukan. Pelapukan dan konsentrasi mekanik membentuk endapan alluvial maupun

elluvial yang di Indonesia dikenal dengan endapan bijih kulit yang dinamai dengan

kaksa. Seperti yang diketahui, kasiterit termasuk resisten terhadap pengangkutan air,

sehingga kemungkinan dapat terkumpul sebagai endapan placer. Didalam placer

mineral ini berasosiasi dengan monazit, kuarsa, kadang juga sedikit turmalin.

Berikut adalah sifat-sifat timah yang juga dinamakan dengan timah putih:

Tahan terhadap udara lembab,

Kekerasan dan kekuatannya yang sangat randah sehingga dimasukkan

kedalam logam lunak,

Daya tahan terhadap korosi cukup tinggi

Tidak beracun

Berat jenis 7,3 gr/cm3 di titik cair rendah 2320C

Tahanan jenis 0,15 ohm mm2/m

Endapan-endapan timah terletak pada jalur timah tekaya didunia yang

membujur didaerah China Selatan, melelui Birma, Muangthai yang melelui

Semenanjung Malaysia dan terus ke Indonesia , yaitu di Pulau-pulau timah dan

sekitarnya.

Pencarian bijih timah tidak pernah berhenti. Sejak tahun1965 tahap demi

tahap eksplorasi terus ditingkatkan. Kini telah terkumpul data geologi yang

terlengkap dari kepulauan timah yang telah diketahui, termasuk perairan

disekitarnya. Batuan tertua di kepulauan timah berumur permokarbon, berupa batu

endapan berupa pemalihan. Batuan tersebut tersingkap di Pulau Singkep. Di Bangka

dan Belitung batuan tertua terdiri atas bataun endapan Malioh yan berumur

Tinjauan Pustaka - 3

Permokabon hingga Trias. Batuan tersebut diterobos oleh Granit Biotit yang

diperkirakan sebagai penyebab terbentuknya endapan timah yang ada sekarang ini.

Batuan di Bangka dan Belitung umumnya terlipat kuat dengan jurus umum berarah

timur-barat dan kemiringan yang curam, sedang di Pemali jurus berubah arah

menjadi barat laut-tenggara.

Endapan timah primer terdapat pada batuan granit dan daerah sentuhan dan

pada batuan endapan malih dengan jenis pertama terutama di Tikus, di bagian Barat

pulau Belitung. Endapan terbentuk jenis lensa kuarsa yang mengandung wolframit

dan kasiterit dengan jumlah kadar yang dapat dimanfaatkan sebesar 0,4%. Endapan

timah di Kelapakampit merupakan endapan yang khas. Karena terdapat sebagai urat

pada perlapisan dan terhampar mengikuti bidang jurus perlapisan. Dengan demikian

arah penyebarannya dapat diramalkan, selain itu memiliki kondisi lereng yang curam

dan umumnya berasosiasi dengan mineral sulfida ataupun bersifat magnet.

Dibangka terdapat endapan yang penting yakni di Pemali dan Tempilang. Di

Pemali endapan timah didapatkan sebagai jejaring (stockwork) dan greisen dalam

granit dan urat turmalin kasiterit yang membujur sejajar dengan sentuhan atau

didekatnya. (Sukandarrumidi, 2007)

Endapan timah sekunder berasal dari endapan primer yang telah mengalami

pelapukan, dan hasil ronmbakannya diendapkan disuatu tempat yang tidak jauh.

Endapan ini dibedakan atas dua jenis, diantaranya endapan alluvial dan eluvial.

Eluvial dinamai oleh warga setempat sebagai “kulit” dan alluvial deikenal sebagai

“kaksa”. Yang masing-masing ditemukan didaerah lereng bukit atau daerah pemisah

air dan di lembah.

Penambangan endapan timah dilakukan dengan metode tambang terbuka

yang digali dengan alat-alat berat. Untuk endapan alluvial dan eluvial dilakukan

dengan penyemprotan. Endapan timah yang terkonsentrasi dilapisan tanah disemprot

dengan air tekanan tinggi. Lumpur dan timah kemudian disedot oleh mesin untuk

selanjutnya dengan prinsip gravitasi atau dengan sistem pencucian yang dinamakan

sebagai Jig dapat dipisahkan. Jig atau umumnya dikenal sebagai “penyaring kocok”.

Bijih timah yang telah dicuci kemudian dikeringkan, yang selanjutnya dilebur

dengan tanur putar, kemudian dituang dan dicetak dalam bentuk balok. Timah balok

ini selanjutnya diekspor dimanfaatkan untuk berbagai keperluan industri. (MD, 2007)

Tinjauan Pustaka - 4

Logam timah putih (Stanum=Sn) dibuat dalam berbagai alloy diantaranya:

Tabel 2.1 Macam Alloy timah putih (Newton, 1946)Macam Komposisi % berat Sn

Genuine 89Plate 91Diesel Bearings 80Hard Genuine 83Pewter 89-74Solder 67Tinfoil 88Tinsel 60Battery Plates 21Die-casting Alloy 8Expanding Alloy 25Solder (half and half) 50Solder (plumbers) 33Typa Metal (standard) 26

2.2 Pengolahan Bahan Galian

Pengolahan Bahan Galian (mineral Dressing) adalah istilah umum yang biasa

digunakan untuk mengolah semua jenis bahan galian hasil tambang yang berupa

mineral, batuan, bijih atau bahan galian lainnya yang ditambang atau diambil dari

endapan-endapan pada kulit bumi, untuk dipisahkan menjadi poroduk-produk berupa

satu macam atau lebih bagian mineral yang dikehendaki dan bagian yang lain yang

tidak dikehendaki yang terdapatnya bersama-sama dialam. Mineral yang dikehendaki

biasanya disebut juga mineral berharga karena nilai ekonominya sedangkan mineral

yang tidak dikehendaki disebut mineral buangan disebut waste. Pada akhir proses

pengolahan akan diperoleh dua macam hasil, yaitu Consentrate (mineral ekonomis)

yang sebagian besar terdiri dari mineral berharga, dan tailing (ampas) yang terdiri

dari mineral tidak berharga. (Sulistyo, 2002)

Dapat juga disebut sebagai mineral processing technology, dimana dapat

dibagi dalam 3 macam, yaitu:

1. Mineral Dressing, yaitu proses PBG/mineral untuk memisahkan mineral

berharga dari mineral pengotornya dengan memanfaatkan per material

pemisahan secara fisik dari mineral-mineral tersebut tanpa mengubah

identitas kimia dan fisiknya.

Tinjauan Pustaka - 5

2. Extractive metallurgy, yaitu merupakan PBG/mineral dimana dalam

prosesnya memanfaatkan reaksi kimia untuk memisahkan mineral

berharga berupa logam dari mineral tak berharga, sehingga terjadi

perubahan dari sifat-sifat fisik dan kiimia dari mineral-mineral tersebut.

3. Fuel technology, yaitu proses PBG/mineral organik dengan

memanfaatkan reaksi kimia untuk memisahkan faksi-fraksinya, sehingga

terjadi perubahan dalam sifat-sifat fisik dan kimia dari mineral-mineral

tersebut.

(Gamda, 2006) mengatakan, dalam hal eksplorasi endapan timah alluvial,

maka ada 3 persyaratan utama harus dipenuhi dan bila salah satunya tidak terpenuhi

maka jangan harap akan menjumpai endapan tersebut. Ketiga syarat tersebut adalah:

1. Adanya batuan sumber (mother rock) pembawa mineral bijih. Mineralisasi

pada batuan sumber dapat berupa vein/veinlet, dyke, lakolit, disseminated,

bedding plane dan lain –lain.

2. Adanya proses pelapukan, erosi, media pengangkutan dan sedimentasi

material sesuai kondisi lingkungannya.

3. Adanya perangkap, tempat material tadi terendapkan pada daerah yang

lebih rendah.

2.3 Pencucian

Pencucian yang dilakukan di TB sebaiknya perlu diketahui alur dan

mekanismenya serta fungsinya. Keberhasilan kegiatan penambangan ini ditentukan

oleh bidang pencucian, dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa kegiatan

pencucian adalah jantung dari kegiatan penambangan alluvial yang dilakukan

dolokasi ini. Berikut merupakan ilustrasi yang memperlihatkan betapa pentingya

bidang pencucian di objek produksi yang seharusnya mendapat perhatian khusus,

adalah:

1. Kegiatan Eksplorasi ………………………… Rp

2. Kegiatan eksploitasi ………………………… Rp

* Penambangan …………………………. Rp

* Permesinan ………………………… Rp

* Kelistrikan ………………………… Rp

3. Kegiatan Pencucian ………………………… Rp

Tinjauan Pustaka - 6

* Operasi ………………………… Rp

* Produksi ………………………… Rp

Dari ilustrasi diatas dapat dilihat ada 5 phase dari suatu kegiatan

dipenambangan dan eksploitasi ada 2 yang mana anak panahnya semua mengarah

kekanan dan hanya 1 panah saja menghadap ke kiri, ini menunjukkan pengertian

sebagai berikut:

Kegiatan penambangan meunjukkan arah kekanan yang bearti pada kegiatan

penambangan, setiap millimeter pump hius, impeller maupun pipa-pipa mengalami

keausan yang sama dengan biaya yang harus dilkeluarkan. Begitu juga seterusnya

pada kegiatan mesin/mekanik untuk membutuhkan bahan bakar serta spare part yang

telah mengalami korosi, aus dan sebagainya yang pastinya membutuhkan

pengeluaran biaya hampir setiap hari bahkan setiap detik dan jam sekalipun. Hanya

pada kegiatan pencucian terlihat anak panah yang mengarah kekiri itu artinya

perolehan produksi yang diharapkan dari kegiatan penambangan yang hanya akan

didapat pada kegiatan akhir ini.

Jigging merupakan proses konsentrasi bijih atau mineral yang memanfaatkan

berat jenisnya dalam suatu cairan berdasarkan kemampuan butiran-butiran mineral

tertentu untuk menembus lapisan-lapisan campuran butiran mineral, sehingga

butiran-butiran mineral tersebut mengatur diri dan mengatur kedudukan

(berstratifikasi) dalam beberapa lapisan sesuai dengan berat jenisnya dan dilanjutkan

dengan mineral pengotornya sehingga didapatkan konsentrat. (Hardi, 2009)

2.4 Fungsi Pencucian

Fungsi pencucian dalam suatu kegiatan penambangan adalah untuk mencuci/

mengolah/ memisahkan bahan galian dari mineral pengotor, untuk mendapatkan

mineral utama dan mineral ikutannya berharga lainnya.

Jika dilihat dari fungsi diatas dan prinsip total mining, maka sudah

selayaknya fokus perhatian kita arahkan ke bidang pencucian.

Peralatan proses pencucian di Tambang Besar terdiri dari 3 bagian, yaitu:

(Hardi, 2009)

1. Alat Screen (saringan)

Alat screen yang umum dipakai di pencucian adalah saringan batangan yang

digunakan pada TB Mawas II (grizzly), dan TB Nudur Hilir adalah saring putar type

Tinjauan Pustaka - 7

Conical Screen, yang mana fungsinya untuk menyaring/ memisahkan material

pengotor yang berukuran besar seperti bongkahan tanah liat, batu krikil agar tidak

mengganggu proses pencucian selanjutnya.

2. Alat Angkat (transportasi)

Alat angkat/transportasi di pencucian adalah pompa, yaitu pompa underwater.

Fungsinya mengangkat air dari kolam underwater ke Header Tank yang kemudian

diteruskan ke dalam tangki jig sebagai underwater jig.

3. Alat Proses (konsentrasi)

Jig yang dipakai di TB Mawas II adalah Jig Yuba dan pada TB Nudur Hilir saat

ini adalah type Pan American Jig (PA). Fungsinya untuk memisahkan mineral berat

dengan mineral ringan. Pemisahan jig ini berdasarkan perbedaan gaya berat mineral.

Gambar 2.1 Skema Jig Yuba (Sumber: Pedoman Penambangan Timah)

Eksentrik merupakan salah satu alat penggerak di pencucian yang

dipergunakan pada type jig type Pan American Jig (PA). Eksentrik ini berfungsi

untuk merubah gerakan berputar yang ditimbulkan oleh gear box (gear motor)

menjadi gerakan turun naik (vertikal). Pada Jig Yuba digunakan penggerak dengan

sebutan Pulsator dengan pinsip kerja kanan kiri (vertikal).

Tinjauan Pustaka - 8

Alat ini berfungsi untuk menimbulkan isapan (suction) dan tekanan (pulsion)

pada permukaan bed jig.

Gerakan ke atas dan ke bawah yang ditimbulkan oleh eksentrik dan pulsator

dapat diatur pukulan yang dihaislkannya (lihat gambar pulsator dan eksentrik)

disesuaikan dengan kebutuhan pada tiap tingkat pencucian dimana eksentik/pulsator

ini digunakan pada tingkat primer, sekunder, tertier maupun clean up. Karena kedua

alat ini merupakan alat penggerak yang setiap saat bergerak, maka sudah pasti alat

ini akan mengalami keausan atau kerusakan pada suku cadang (spare part).

Gambar 2.2 Jig Pan American (Sumber: Pedoman Penambangan Timah)

Kenyataanya, dibandingkan dengan pulsator, eksentrik ini jauh lebih unggul

karena salah satu titik kelemahan yang terdapat pada pulsator sudah diatasi pada

eksentrik yaitu Spie (MS key dan BDS Shaft) yang terdapat pada pulsator, pada

eksentrik ini sudah dihilangkan dengan menggabungkan kedua komponen tersebut

menjadi satu kesatuan.

Tinjauan Pustaka - 9

Gambar 2.3 Penampang

Gambar 2.4 Penampang Atas Dan Kenampakan Pulsator

Tinjauan Pustaka - 10

Penggerak Jig ini merupakan bagian yang sangat berperan aktif untuk

menciptakan prinsip jigging baik yang dilakukan oleh primer ataupun Clean Up pada

saat proses pencucian berlangsung.

Menghasilkan proses suction dan pulsion adalah fungsi utama alat ini yang

mengacu pada proses stratifikasi dalam proses produksi konsentrat Sn.

Tinjauan Pustaka - 11