BAB II
-
Upload
nur-putri-hidayati -
Category
Documents
-
view
17 -
download
5
description
Transcript of BAB II
18
BAB II
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab pengumpulan dan pengolahan data ini berisikan data-data yang
dikumpulkan dalam pembuatan modul 1, pengolahan data dasar, penentuan jam
kerja, perencanaan kebutuhan material, perhitungan kebutuhan mesin dan alat
bantu yang dibutuhkan dalam pembuatan mesin pemotong singkong.
2.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data terdiri dari data dasar dan data mesin. Data dasar
berisikan part list, routing sheet, routing sheet perakitan, dan bill of material
(BOM). Sedangkan data mesin berisi daftar-daftar mesin yang digunakan dalam
pembuatan produk mesin pemotong singkong.
2.1.1 Data Dasar
Data dasar terdiri dari part list, routing sheet, routing sheet perakitan, dan
bill of material (BOM). Part list berisikan berisikan komponen-komponen, bahan,
jumlah, serta dimensi dari komponen tersebut. Routing sheet berisikan deskripsi
operasi pembuatan, mesin yang digunakan, waktu proses, dan persentase scrap.
Sedangkan routing sheet perakitan berisikan proses perakitan komponen hingga
menjadi sebuah rakitan, alat, dan waktu yang digunakan.
Bill of material (BOM) marupakan data dasar yang berisikan daftar dari
semua material, parts, sub-assemblies, serta kuantitas dari masing-masing yang
dibutuhkan memproduksi suatu produk mesin pemotong singkong. Data dasar dari
produk mesin pemotong singkong ini dapat dilihat pada Lampiran A.
BAB 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Modul 1 Process Layout
PT F-TRI MANUFACTURING 19
2.1.2 Data Mesin
Data mesin berisikan daftar keseluruhan mesin-mesin yang digunakan
dalam proses produksi mesin pemotong singkong. Data mesin dapat dilihat pada
Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Data Efisiensi dan Reability Kebutuhan Mesin
2.2 Pengolahan Data Dasar
Data yang telah dikumpulkan sebelumnya kemudian dilakukan
pengolahan dengan membuat struktur produk, peta proses operasi, peta perakitan,
multi process production chart, serta bill of material.
2.2.1 Pembuatan Struktur Produk
Pembuatan struktur produk dilakukan dengan tujuan agar dapat terlihat
families, dan parts-families dari produk mesin pemotong singkong. Struktur
produk memiliki level-level pada tiap prosesnya, dimana level 0 diletakkan pada
bagian paling atas dan merupakan level paling tinggi yang menunjukkan tingkatan
produk dari suatu struktur produk. Struktur produk dari mesin pemotong singkong
ini dapat dilihat pada Lampiran B.
No Mesin Efisiensi Reliability
1 Meja Ukur 80% 81%
2 Cetakan 97% 98%
3 Mesin Gergaji Potong 81% 83%
4 Mesin Potong Plat 82% 86%
5 Mesin Bubut 86% 90%
6 Mesin Freis 88% 86%
7 Mesin Lipat Plat 85% 81%
8 Mesin Bending 82% 81%
9 Mesin Drill 83% 88%
10 Mesin Tap 83% 87%
11 Mesin Amplas 80% 81%
12 Perakitan 88% 82%
13 Mesin Las 86% 83%
14 Compressor 85% 81%
BAB 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Modul 1 Process Layout
PT F-TRI MANUFACTURING 20
2.2.2 Pembuatan Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)
Peta proses operasi dibuat berdasarkan komponen-komponen yang
terdapat dalam suatu produk, material yang digunakan, serta mesin untuk
pembuatan komponen. Pembuatan peta proses operasi dimulai dari sudut kanan
atas. Peta proses operasi dapat memberikan informasi, lamanya waktu pengerjaan,
dimensi bahan dasar, alat yang digunakan , % scrap, serta operasi yang dilakukan
pada masing-masing komponen. Peta proses operasi dari pembuatan produk mesin
pemotong singkong dapat dilihat pada Lampiran C.
2.2.3 Pembuatan Peta Perakitan (Assembly Chart)
Peta rakitan atau assembly chart adalah suatu peta kerja yang
menggambarkan proses perakitan dari suatu komponen ke komponen lainnya,
sehingga menjadi sub-assembly hingga membentuk sebuah produk (parrent
assembly). Peta rakitan dari produk mesin pemotong singkong ini dapat dilihat
pada Lampiran D.
2.2.4 Pembuatan Multy Process Production Chart (MPPC)
Multi process production chart (MPPC) berguna untuk menunjukkan
keterkaitan produksi antara komponen produk-produk atau antarproduk mandiri,
bahan, bagian, dan kegiatan. Peta ini terutama berfungsi untuk membantu operasi
job-shop, dan mengetahui jumlah secara kuantitatif kegiatan material dari satu
operasi ke operasi lainnya. Peta ini pada dasarnya merupakan bentuk sederhana
dari Operation Process Chart (OPC). Multi process production chart dari produk
mesin pemotong singkong dapat dilihat pada Lampiran E.
2.2.5 Pembuatan Bill of material (BOM)
Bill of material merupakan daftar dari semua material, parts, sub-
assemblies, serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk
BAB 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Modul 1 Process Layout
PT F-TRI MANUFACTURING 21
memproduksi suatu unit produk. Bill of material dari pembuatan produk mesin
pemotong singkong dapat dilihat pada Lampiran A.
2.3 Penentuan Jam Kerja
Penentuan jam kerja dilakukan berdasarkan asusmsi subjektif dari masing-
masing kelompok. PT F-TRI MANUFACTURING menetapkan jam kerja sebagai
berikut dalam produksi mesin pemotong singkong :
1. Jumlah jam kerja dalam satu hari adalah 8 jam
2. Jumlah hari kerja dalam satu minggu adalah 5 hari
3. Jumlah hari kerja dalam satu bulan adalah 22 hari
4. Total jam kerja dalam satu bulan adalah 8 jam x 22 hari, yaitu 176 jam
5. Target produksi per bulan adalah 218 unit
Hari kerja dari karyawan pada perusahaan ini dimulai dari Hari Senin
hingga Jum’at. Hari libur karyawan perusahaan yaitu meliputi Hari Libur
Nasional serta Hari Sabtu dan Minggu. Asumsi jam kerja efektif per hari yaitu
dimulai dari jam 08.00 WIB sampai 16.00 WIB dengan waktu istirahat 1 jam
dimulai dari jam 11.30 WIB sampai 12.30 WIB pada Hari Senin hingga Kamis
dan 2 jam pada Hari Jum’at.
2.4 Perencanaan Kebutuhan Material
Perencanaan kebutuhan material harus dilakukan dengan matang agar
dapat memenuhi target produksi. Kebutuhan material yang ada akan disesuaikan
dengan pembelian bahan baku sehingga tidak ada material yang tidak berguna.
Kebutuhan material pada pembuatan produk mesin pemotong singkong terdiri
atas komponen manufacturing (MFG) dan Bought Out (BO).
2.4.1 Perhitungan Kebutuhan Output-Input
Perhitungan kebutuhan output-input dilakukan untuk komponen
manufacturing (MFG) dan rakitan. Kebutuhan output-input dihitung dengan
BAB 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Modul 1 Process Layout
PT F-TRI MANUFACTURING 22
menggunakan data % scrap dari masing-masing proses operasi pada tiap
komponennya. Output didapatkan berdasarkan target produksi per bulan yaitu
sebesar 218 unit/ bulan. Untuk Input didapatkan dengan rumusan sebagai berikut :
k
kk
P
OI
1
Dimana :
Ik = Input operasi k
Pk = Persen scrap operasi k
Ok = Operasi k
Contoh perhitungan:
1. Cassing depan (PS-0147) pada Operasi Drill
Output = 247,73 unit/bulan
% Scrap = 1,97 %
Input = %97,11
unit/bulan 247,73
= 252,71 unit/bulan
2. Penutup atas (PS-0138) pada Operasi Pembentukan Ulir
Output = 218,50 unit/bulan
% Scrap = 3,22 %
Input = %22,31
unit/bulan 218,50
= 225,77 unit/bulan
Perhitungan kebutuhan output dan input komponen selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran H.
2.4.2 Perhitungan Kebutuhan Material MFG
Perhitungan kebutuhan material MFG dilakukan untuk mengetahui
kebutuhan material aktual dari masing-masing komponen MFG yang digunakan
BAB 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Modul 1 Process Layout
PT F-TRI MANUFACTURING 23
dalam proses pembuatan mesin pemotong singkong. Data yang digunakan dalam
perhitungan kebutuhan material MFG ini adalah dimensi bahan jadi dan dimensi
bahan dasar agar dapat dilakukan perbandingan antara dimensi bahan dasar
dengan dimensi bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi oleh perusahaan.
Adapun rumus-rumus yang digunakan untuk perhitungan unit per bahan
dasar adalah :
Unit / bahan dasar untuk besi as, batang = (mm) jadibahan Panjang
(mm)dasar bahan Panjang
Unit / bahan dasar untuk besi cor = (mm3) jadibahan Volume
(mm3)dasar bahan Volume
Unit / bahan dasar untuk besi plat = (mm) jadibahan Panjang
(mm2) L x Pdasar bahan Luas
Contoh Perhitungan :
1. Dudukan bearing atas 1 (PS-0125)
Dimensi bahan dasar = (800 x 400 x 4) mm
Dimensi bahan jadi = (650 x 40 x4) mm
Unit/ Bahan Dasar = 1
Input x item = 228,00 unit/bulan
Kebutuhan material = 1
bulanunit/ 228,00 = 228,00 unit/bulan
2. Penutup samping belakang (PS-0137)
Dimensi bahan dasar = (800 x 400 x 5) mm
Dimensi bahan jadi = (370 x 170 x 5) mm
Unit/ Bahan Dasar = 5
Input x item = 224,94 unit/bulan
Kebutuhan material = 5
bulanunit/ 224,94
= 44,9 unit/ bulan
BAB 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Modul 1 Process Layout
PT F-TRI MANUFACTURING 24
Perhitungan kebutuhan material MFG selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran H.
2.4.3 Perhitungan Kebutuhan Material BO
Perhitungan kebutuhan material BO juga menggunakan data dimensi
bahan. Namun, komponen BO hanya memiliki dimensi bahan jadi karena
komponen BO sudah tersedia dalam bentuk bahan jadi. Perhitungan kebutuhan
material BO juga bertujuan untuk mengetahui kebutuhan material yang
dibutuhkan oleh perusahaan untuk masing-masing komponen.
Contoh Perhitungan :
1. vbelt atas (PS-0201)
Dimensi bahan jadi = (510 x 127 x 12,5) mm
Input = 218 unit/bulan
Part/ item = 1
Kebutuhan material = 218 unit/ bulan x 1 part/ unit
= 218 part/ bulan
2. Dudukan Bearing (PS-0205)
Dimensi bahan jadi = (142 x 20 x 82) mm
Input = 218 unit/bulan
Part/ item = 4
Kebutuhan material = 218 unit/ bulan x 4 part/ unit
= 872 part/ bulan
Perhitungan kebutuhan material BO selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran H.
2.4.4 Perhitungan Kebutuhan Material Habis Pakai
Perhitungan material habis pakai merupakan bahan yang dibutuhkan
dalam proses produksi mesin pemotong singkong antara lain amplas, cat dasar, cat
BAB 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Modul 1 Process Layout
PT F-TRI MANUFACTURING 25
warna, elektroda las, dan box produk. Bahan habis pakai merupakan bahan-bahan
yang digunakan dan langsung habis dalam setiap proses produksi.
Contoh Perhitungan :
1. Amplas
Target produksi = 218 unit/ bulan
Konsumsi/unit = 0.05 rol
Konsumsi aktual/bulan = 218 unit/bulan x 0,05 rol/unit = 10,9 rol
2. Cat Warna
Target produksi = 218 unit
Konsumsi/unit = 1 kaleng (ukuran 3 kg)
Konsumsi aktual/bulan = 218 unit/bulan x 1 kaleng/unit
= 218 kaleng
Perhitungan kebutuhan bahan habis pakai selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran H.
2.5 Perhitungan Kebutuhan Mesin dan Alat Bantu
Mesin merupakan salah satu elemen utama yang dibutuhkan dalam
malakukan proses produksi. Apabila mesin yang dibutuhkan tidak tersedia maka
otomatis prosesproduksi tidak dapat berlangsung. Mesin yang dioperasikan juga
ditunjang oleh alat bantu dalam beroperasi sesuai dengan spesifikasi mesin dan
fungsi masing-masingnya.
2.5.1 Perhitungan Kebutuhan Mesin
Mesin yang dibutuhkan harus diperhitungkan pengoperasiannya agar
efektifitas dalam penggunaannya dapat tercapai. Perhitungan kebutuhan mesin
BAB 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Modul 1 Process Layout
PT F-TRI MANUFACTURING 26
dilakukan dengan tujuan agar dapat diketahui jumlah mesin aktual yang akan
digunakan.
Jumlah Mesin Teoritis (F) = R E H
SQ
xx
Dimana :
F = Jumlah mesin yang dibutuhkan per bulan (unit)
S = Waktu proses per operasi per komponen (Jam)
Q = Input per operasi per hari (unit/shift)
H = Jumlah waktu mesin tersedia per jam (jam)
E = Efficiency mesin
R = Reliability
Contoh Perhitungan :
1. Meja Ukur
ΣSQ/bulan = 62,79
ΣSQ/shift = 2,5
E = 81%
R = 82%
H = 8 jam
Jumlah mesin teoritis = 8%82%81
54,0
xx
= 0.54 mesin
Jumlah mesin aktual = 1 mesin
2. Mesin Amplas
ΣSQ/bulan = 79,61
ΣSQ/shift = 3,62
E = 81%
R = 82%
H = 8 jam
Jumlah mesin teoritis = 8 82% 81%
62,3
xx
= 0,68 mesin
BAB 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Modul 1 Process Layout
PT F-TRI MANUFACTURING 27
Jumlah mesin aktual = 1 mesin
Perhitungan kebutuhan mesin selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
I.
2.5.2 Perhitungan Kebutuhan Alat Bantu
Pengoperasian mesin pada proses produksi didukung oleh penggunaan
beberapa alat bantu. Alat bantu tersebut digunakan untuk memudahkan pekerja
dalam melakukan proses produksi. Perhitungan alat bantu juga perlu dilakukan
untuk menentukan jenis alat bantu yang dibutuhkan dan jumlah yang diperlukan
dalam proses pembuatan produk mesin pemotong singkong.
Contoh perhitungan :
1. Mal
Jumlah kebutuhan alat bantu = 1 buah
Jumlah Mesin = 1 mesin
Total kebutuhan alat bantu = (1x1)
= 1 buah
2. Spidol
Jumlah kebutuhan alat bantu = 1 buah
Jumlah Mesin = 1 mesin
Total kebutuhan alat bantu = (1x1)
= 1 buah
Perhitungan kebutuhan alat bantu selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran I.