BAB II

10
BAB II PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab pengumpulan dan pengolahan data ini berisikan data-data yang dikumpulkan dalam pembuatan modul 1, pengolahan data dasar, penentuan jam kerja, perencanaan kebutuhan material, perhitungan kebutuhan mesin dan alat bantu yang dibutuhkan dalam pembuatan mesin pemotong singkong. 2.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data terdiri dari data dasar dan data mesin. Data dasar berisikan part list, routing sheet, routing sheet perakitan, dan bill of material (BOM). Sedangkan data mesin berisi daftar-daftar mesin yang digunakan dalam pembuatan produk mesin pemotong singkong. 2.1.1 Data Dasar Data dasar terdiri dari part list, routing sheet, routing sheet perakitan, dan bill of material (BOM). Part list berisikan berisikan komponen-komponen, bahan, jumlah, serta dimensi dari komponen tersebut. Routing sheet berisikan deskripsi operasi pembuatan, mesin yang digunakan, waktu proses, dan persentase scrap. Sedangkan routing sheet perakitan berisikan proses perakitan komponen hingga menjadi sebuah rakitan, alat, dan waktu yang digunakan. Bill of material (BOM) marupakan data dasar yang berisikan daftar dari semua material, parts, sub-assemblies, serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan memproduksi suatu produk mesin pemotong singkong. Data dasar dari produk mesin pemotong singkong ini dapat dilihat pada Lampiran A.

description

tlfp

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

18

BAB II

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab pengumpulan dan pengolahan data ini berisikan data-data yang

dikumpulkan dalam pembuatan modul 1, pengolahan data dasar, penentuan jam

kerja, perencanaan kebutuhan material, perhitungan kebutuhan mesin dan alat

bantu yang dibutuhkan dalam pembuatan mesin pemotong singkong.

2.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data terdiri dari data dasar dan data mesin. Data dasar

berisikan part list, routing sheet, routing sheet perakitan, dan bill of material

(BOM). Sedangkan data mesin berisi daftar-daftar mesin yang digunakan dalam

pembuatan produk mesin pemotong singkong.

2.1.1 Data Dasar

Data dasar terdiri dari part list, routing sheet, routing sheet perakitan, dan

bill of material (BOM). Part list berisikan berisikan komponen-komponen, bahan,

jumlah, serta dimensi dari komponen tersebut. Routing sheet berisikan deskripsi

operasi pembuatan, mesin yang digunakan, waktu proses, dan persentase scrap.

Sedangkan routing sheet perakitan berisikan proses perakitan komponen hingga

menjadi sebuah rakitan, alat, dan waktu yang digunakan.

Bill of material (BOM) marupakan data dasar yang berisikan daftar dari

semua material, parts, sub-assemblies, serta kuantitas dari masing-masing yang

dibutuhkan memproduksi suatu produk mesin pemotong singkong. Data dasar dari

produk mesin pemotong singkong ini dapat dilihat pada Lampiran A.

Page 2: BAB II

BAB 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Modul 1 Process Layout

PT F-TRI MANUFACTURING 19

2.1.2 Data Mesin

Data mesin berisikan daftar keseluruhan mesin-mesin yang digunakan

dalam proses produksi mesin pemotong singkong. Data mesin dapat dilihat pada

Tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Data Efisiensi dan Reability Kebutuhan Mesin

2.2 Pengolahan Data Dasar

Data yang telah dikumpulkan sebelumnya kemudian dilakukan

pengolahan dengan membuat struktur produk, peta proses operasi, peta perakitan,

multi process production chart, serta bill of material.

2.2.1 Pembuatan Struktur Produk

Pembuatan struktur produk dilakukan dengan tujuan agar dapat terlihat

families, dan parts-families dari produk mesin pemotong singkong. Struktur

produk memiliki level-level pada tiap prosesnya, dimana level 0 diletakkan pada

bagian paling atas dan merupakan level paling tinggi yang menunjukkan tingkatan

produk dari suatu struktur produk. Struktur produk dari mesin pemotong singkong

ini dapat dilihat pada Lampiran B.

No Mesin Efisiensi Reliability

1 Meja Ukur 80% 81%

2 Cetakan 97% 98%

3 Mesin Gergaji Potong 81% 83%

4 Mesin Potong Plat 82% 86%

5 Mesin Bubut 86% 90%

6 Mesin Freis 88% 86%

7 Mesin Lipat Plat 85% 81%

8 Mesin Bending 82% 81%

9 Mesin Drill 83% 88%

10 Mesin Tap 83% 87%

11 Mesin Amplas 80% 81%

12 Perakitan 88% 82%

13 Mesin Las 86% 83%

14 Compressor 85% 81%

Page 3: BAB II

BAB 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Modul 1 Process Layout

PT F-TRI MANUFACTURING 20

2.2.2 Pembuatan Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)

Peta proses operasi dibuat berdasarkan komponen-komponen yang

terdapat dalam suatu produk, material yang digunakan, serta mesin untuk

pembuatan komponen. Pembuatan peta proses operasi dimulai dari sudut kanan

atas. Peta proses operasi dapat memberikan informasi, lamanya waktu pengerjaan,

dimensi bahan dasar, alat yang digunakan , % scrap, serta operasi yang dilakukan

pada masing-masing komponen. Peta proses operasi dari pembuatan produk mesin

pemotong singkong dapat dilihat pada Lampiran C.

2.2.3 Pembuatan Peta Perakitan (Assembly Chart)

Peta rakitan atau assembly chart adalah suatu peta kerja yang

menggambarkan proses perakitan dari suatu komponen ke komponen lainnya,

sehingga menjadi sub-assembly hingga membentuk sebuah produk (parrent

assembly). Peta rakitan dari produk mesin pemotong singkong ini dapat dilihat

pada Lampiran D.

2.2.4 Pembuatan Multy Process Production Chart (MPPC)

Multi process production chart (MPPC) berguna untuk menunjukkan

keterkaitan produksi antara komponen produk-produk atau antarproduk mandiri,

bahan, bagian, dan kegiatan. Peta ini terutama berfungsi untuk membantu operasi

job-shop, dan mengetahui jumlah secara kuantitatif kegiatan material dari satu

operasi ke operasi lainnya. Peta ini pada dasarnya merupakan bentuk sederhana

dari Operation Process Chart (OPC). Multi process production chart dari produk

mesin pemotong singkong dapat dilihat pada Lampiran E.

2.2.5 Pembuatan Bill of material (BOM)

Bill of material merupakan daftar dari semua material, parts, sub-

assemblies, serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk

Page 4: BAB II

BAB 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Modul 1 Process Layout

PT F-TRI MANUFACTURING 21

memproduksi suatu unit produk. Bill of material dari pembuatan produk mesin

pemotong singkong dapat dilihat pada Lampiran A.

2.3 Penentuan Jam Kerja

Penentuan jam kerja dilakukan berdasarkan asusmsi subjektif dari masing-

masing kelompok. PT F-TRI MANUFACTURING menetapkan jam kerja sebagai

berikut dalam produksi mesin pemotong singkong :

1. Jumlah jam kerja dalam satu hari adalah 8 jam

2. Jumlah hari kerja dalam satu minggu adalah 5 hari

3. Jumlah hari kerja dalam satu bulan adalah 22 hari

4. Total jam kerja dalam satu bulan adalah 8 jam x 22 hari, yaitu 176 jam

5. Target produksi per bulan adalah 218 unit

Hari kerja dari karyawan pada perusahaan ini dimulai dari Hari Senin

hingga Jum’at. Hari libur karyawan perusahaan yaitu meliputi Hari Libur

Nasional serta Hari Sabtu dan Minggu. Asumsi jam kerja efektif per hari yaitu

dimulai dari jam 08.00 WIB sampai 16.00 WIB dengan waktu istirahat 1 jam

dimulai dari jam 11.30 WIB sampai 12.30 WIB pada Hari Senin hingga Kamis

dan 2 jam pada Hari Jum’at.

2.4 Perencanaan Kebutuhan Material

Perencanaan kebutuhan material harus dilakukan dengan matang agar

dapat memenuhi target produksi. Kebutuhan material yang ada akan disesuaikan

dengan pembelian bahan baku sehingga tidak ada material yang tidak berguna.

Kebutuhan material pada pembuatan produk mesin pemotong singkong terdiri

atas komponen manufacturing (MFG) dan Bought Out (BO).

2.4.1 Perhitungan Kebutuhan Output-Input

Perhitungan kebutuhan output-input dilakukan untuk komponen

manufacturing (MFG) dan rakitan. Kebutuhan output-input dihitung dengan

Page 5: BAB II

BAB 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Modul 1 Process Layout

PT F-TRI MANUFACTURING 22

menggunakan data % scrap dari masing-masing proses operasi pada tiap

komponennya. Output didapatkan berdasarkan target produksi per bulan yaitu

sebesar 218 unit/ bulan. Untuk Input didapatkan dengan rumusan sebagai berikut :

k

kk

P

OI

1

Dimana :

Ik = Input operasi k

Pk = Persen scrap operasi k

Ok = Operasi k

Contoh perhitungan:

1. Cassing depan (PS-0147) pada Operasi Drill

Output = 247,73 unit/bulan

% Scrap = 1,97 %

Input = %97,11

unit/bulan 247,73

= 252,71 unit/bulan

2. Penutup atas (PS-0138) pada Operasi Pembentukan Ulir

Output = 218,50 unit/bulan

% Scrap = 3,22 %

Input = %22,31

unit/bulan 218,50

= 225,77 unit/bulan

Perhitungan kebutuhan output dan input komponen selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran H.

2.4.2 Perhitungan Kebutuhan Material MFG

Perhitungan kebutuhan material MFG dilakukan untuk mengetahui

kebutuhan material aktual dari masing-masing komponen MFG yang digunakan

Page 6: BAB II

BAB 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Modul 1 Process Layout

PT F-TRI MANUFACTURING 23

dalam proses pembuatan mesin pemotong singkong. Data yang digunakan dalam

perhitungan kebutuhan material MFG ini adalah dimensi bahan jadi dan dimensi

bahan dasar agar dapat dilakukan perbandingan antara dimensi bahan dasar

dengan dimensi bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi oleh perusahaan.

Adapun rumus-rumus yang digunakan untuk perhitungan unit per bahan

dasar adalah :

Unit / bahan dasar untuk besi as, batang = (mm) jadibahan Panjang

(mm)dasar bahan Panjang

Unit / bahan dasar untuk besi cor = (mm3) jadibahan Volume

(mm3)dasar bahan Volume

Unit / bahan dasar untuk besi plat = (mm) jadibahan Panjang

(mm2) L x Pdasar bahan Luas

Contoh Perhitungan :

1. Dudukan bearing atas 1 (PS-0125)

Dimensi bahan dasar = (800 x 400 x 4) mm

Dimensi bahan jadi = (650 x 40 x4) mm

Unit/ Bahan Dasar = 1

Input x item = 228,00 unit/bulan

Kebutuhan material = 1

bulanunit/ 228,00 = 228,00 unit/bulan

2. Penutup samping belakang (PS-0137)

Dimensi bahan dasar = (800 x 400 x 5) mm

Dimensi bahan jadi = (370 x 170 x 5) mm

Unit/ Bahan Dasar = 5

Input x item = 224,94 unit/bulan

Kebutuhan material = 5

bulanunit/ 224,94

= 44,9 unit/ bulan

Page 7: BAB II

BAB 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Modul 1 Process Layout

PT F-TRI MANUFACTURING 24

Perhitungan kebutuhan material MFG selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran H.

2.4.3 Perhitungan Kebutuhan Material BO

Perhitungan kebutuhan material BO juga menggunakan data dimensi

bahan. Namun, komponen BO hanya memiliki dimensi bahan jadi karena

komponen BO sudah tersedia dalam bentuk bahan jadi. Perhitungan kebutuhan

material BO juga bertujuan untuk mengetahui kebutuhan material yang

dibutuhkan oleh perusahaan untuk masing-masing komponen.

Contoh Perhitungan :

1. vbelt atas (PS-0201)

Dimensi bahan jadi = (510 x 127 x 12,5) mm

Input = 218 unit/bulan

Part/ item = 1

Kebutuhan material = 218 unit/ bulan x 1 part/ unit

= 218 part/ bulan

2. Dudukan Bearing (PS-0205)

Dimensi bahan jadi = (142 x 20 x 82) mm

Input = 218 unit/bulan

Part/ item = 4

Kebutuhan material = 218 unit/ bulan x 4 part/ unit

= 872 part/ bulan

Perhitungan kebutuhan material BO selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran H.

2.4.4 Perhitungan Kebutuhan Material Habis Pakai

Perhitungan material habis pakai merupakan bahan yang dibutuhkan

dalam proses produksi mesin pemotong singkong antara lain amplas, cat dasar, cat

Page 8: BAB II

BAB 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Modul 1 Process Layout

PT F-TRI MANUFACTURING 25

warna, elektroda las, dan box produk. Bahan habis pakai merupakan bahan-bahan

yang digunakan dan langsung habis dalam setiap proses produksi.

Contoh Perhitungan :

1. Amplas

Target produksi = 218 unit/ bulan

Konsumsi/unit = 0.05 rol

Konsumsi aktual/bulan = 218 unit/bulan x 0,05 rol/unit = 10,9 rol

2. Cat Warna

Target produksi = 218 unit

Konsumsi/unit = 1 kaleng (ukuran 3 kg)

Konsumsi aktual/bulan = 218 unit/bulan x 1 kaleng/unit

= 218 kaleng

Perhitungan kebutuhan bahan habis pakai selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran H.

2.5 Perhitungan Kebutuhan Mesin dan Alat Bantu

Mesin merupakan salah satu elemen utama yang dibutuhkan dalam

malakukan proses produksi. Apabila mesin yang dibutuhkan tidak tersedia maka

otomatis prosesproduksi tidak dapat berlangsung. Mesin yang dioperasikan juga

ditunjang oleh alat bantu dalam beroperasi sesuai dengan spesifikasi mesin dan

fungsi masing-masingnya.

2.5.1 Perhitungan Kebutuhan Mesin

Mesin yang dibutuhkan harus diperhitungkan pengoperasiannya agar

efektifitas dalam penggunaannya dapat tercapai. Perhitungan kebutuhan mesin

Page 9: BAB II

BAB 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Modul 1 Process Layout

PT F-TRI MANUFACTURING 26

dilakukan dengan tujuan agar dapat diketahui jumlah mesin aktual yang akan

digunakan.

Jumlah Mesin Teoritis (F) = R E H

SQ

xx

Dimana :

F = Jumlah mesin yang dibutuhkan per bulan (unit)

S = Waktu proses per operasi per komponen (Jam)

Q = Input per operasi per hari (unit/shift)

H = Jumlah waktu mesin tersedia per jam (jam)

E = Efficiency mesin

R = Reliability

Contoh Perhitungan :

1. Meja Ukur

ΣSQ/bulan = 62,79

ΣSQ/shift = 2,5

E = 81%

R = 82%

H = 8 jam

Jumlah mesin teoritis = 8%82%81

54,0

xx

= 0.54 mesin

Jumlah mesin aktual = 1 mesin

2. Mesin Amplas

ΣSQ/bulan = 79,61

ΣSQ/shift = 3,62

E = 81%

R = 82%

H = 8 jam

Jumlah mesin teoritis = 8 82% 81%

62,3

xx

= 0,68 mesin

Page 10: BAB II

BAB 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Modul 1 Process Layout

PT F-TRI MANUFACTURING 27

Jumlah mesin aktual = 1 mesin

Perhitungan kebutuhan mesin selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

I.

2.5.2 Perhitungan Kebutuhan Alat Bantu

Pengoperasian mesin pada proses produksi didukung oleh penggunaan

beberapa alat bantu. Alat bantu tersebut digunakan untuk memudahkan pekerja

dalam melakukan proses produksi. Perhitungan alat bantu juga perlu dilakukan

untuk menentukan jenis alat bantu yang dibutuhkan dan jumlah yang diperlukan

dalam proses pembuatan produk mesin pemotong singkong.

Contoh perhitungan :

1. Mal

Jumlah kebutuhan alat bantu = 1 buah

Jumlah Mesin = 1 mesin

Total kebutuhan alat bantu = (1x1)

= 1 buah

2. Spidol

Jumlah kebutuhan alat bantu = 1 buah

Jumlah Mesin = 1 mesin

Total kebutuhan alat bantu = (1x1)

= 1 buah

Perhitungan kebutuhan alat bantu selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran I.