BAB II

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Zaire menjadi perhatian dunia karena di sana banyak penderita meninggal akibat serangan Demam Berdarah Ebola (DBE). DBE disebabkan oleh semacam virus ganas yang relatif baru, yaitu virus Ebola. Virus ini sudah disolasi sejak tahun 1976 dari penderita-penderita di Jerman dan Yugoslavia, yang kemudian ternyata terinfeksi dari monyet yang berasal dari Uganda. Nama Ebola diambil dari nama sebuah sungai di Zaire asal virus tersebut diisolasi pertama kali. Beberapa negara di Afrika juga pernah terserang Demam Berdarah Ebola. Kekhawatiran muncul bila virus ini menular ke negara lain yang dimungkinkan oleh sistem transportasi yang serba canggih. Di Kongo Barat Laut 5000 ekor gorila mati akibat terinfeksi virus Ebola, yang memusnahkan hampir separuh populasi hewan yang terancam punah. Simpanse juga banyak yang mati akibat virus ini. Para ahli menyatakan bahwa virus Ebola yang sangat menular ini terutama tersebar melalui kontak antar kelompok gorila dan simpanse, bahkan manusia juga bisa terinfeksi oleh virus Ebola. Virus ini pertama kali ditemukan tahun 1976 di Kongo, dan sejauh ini hanya ditemukan di Afrika saja. Wabah virus Ebola terakhir di Uganda padaOktober 2000, ketika 173 orang meninggal dan total 426 orang terdiagnosis mengidap virus itu di Uganda bagian utara. Penularan virus Ebola hanya terjadi melalui kontak langsung dengan darah atau 1

description

bab 2

Transcript of BAB II

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangNegara Zaire menjadi perhatian dunia karena di sana banyak penderita meninggal akibat serangan Demam Berdarah Ebola (DBE). DBE disebabkan oleh semacam virus ganas yang relatif baru, yaitu virus Ebola. Virus ini sudah disolasi sejak tahun 1976 dari penderita-penderita di Jerman dan Yugoslavia, yang kemudian ternyata terinfeksi dari monyet yang berasal dari Uganda. Nama Ebola diambil dari nama sebuah sungai di Zaire asal virus tersebut diisolasi pertama kali. Beberapa negara di Afrika juga pernah terserang Demam Berdarah Ebola. Kekhawatiran muncul bila virus ini menular ke negara lain yang dimungkinkan oleh sistem transportasi yang serba canggih. Di Kongo Barat Laut 5000 ekor gorila mati akibat terinfeksi virus Ebola, yang memusnahkan hampir separuh populasi hewan yang terancam punah. Simpanse juga banyak yang mati akibat virus ini. Para ahli menyatakan bahwa virus Ebola yang sangat menular ini terutama tersebar melalui kontak antar kelompok gorila dan simpanse, bahkan manusia juga bisa terinfeksi oleh virus Ebola. Virus ini pertama kali ditemukan tahun 1976 di Kongo, dan sejauh ini hanya ditemukan di Afrika saja. Wabah virus Ebola terakhir di Uganda padaOktober 2000, ketika 173 orang meninggal dan total 426 orang terdiagnosis mengidap virus itu di Uganda bagian utara. Penularan virus Ebola hanya terjadi melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus ini akan meninggal dunia, karena sampai sekarang virus ini belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus ini. WHO menyatakan lebih dari 1.000 orang meninggal karena Ebola sejak virus itu pertama kali teridentifikasi pada 1976 di Sudan dan Kongo. Bisaanya wabah bisa diatasi dengan cepat karena virus ini membunuh korbannya lebih cepat sebelum menular ke individu lain. Sampai saat ini, tercatat sekitar 1.500 kasus demam akibat virus Ebola terjadi di seluruh dunia. Gejala awal sakit akibat virus ini antara lain berupa demam, sakit kepala, tenggorokan kering, lemas, pilu otot, diare, dan sakit perut.

1.2.Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan virus ebola dan bagaimana sejarahnya? 2. Bagaimana morfologi virus ebola? 3. Bagaimana penularan virus ebola? 4. Bagaimana gejala klinis penyakit ebola? 5. Bagaimana cara pengobatan penyakit ebola? 6. Bagaimana pencegahan dari penyakit ebola?1.3.Tujuan 1. untuk mengetahui ciri-ciri dan struktur virus Ebola. 2. untuk mengetahui cara mendeteksi virus Ebola. 3. mengetahuin cara penularan virus Ebola. 4. bisa mengetahui upaya pengobatan dan rehabilitasi bagi mantan penderita demam Ebola.1.4. Manfaat menambah pengetahuan pembaca mengenai penyakit demam ebola, mulai dari ciri-ciri dan struktur virus Ebola, cara mendeteksi virus Ebola, gejala demam Ebola, cara penularan virus Ebola, upaya pencegahan, upaya pengobatan dan rehabilitasi bagi mantan penderita demam Ebola.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 PENGERTIAN DAN SEJARAH VIRUS EBOLAEbola adalah sejenis virus dari genus, familia filoviridae. Spesies Ebolavirus pertama ditemukan pada tahun 1976 di tempat yang sekarang dikenal sebagai Republik Demokratik Kongo dekat Sungai Ebola. Sejak itu, wabah terus muncul secara sporadis. Ada lima subspesies dari Ebolavirus. Empat dari lima virus tersebut telah menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu: virus Ebola (Zaire ebolavirus); Virus Sudan (Sudan ebolavirus); Virus TAI Forest (TAI Forest ebolavirus, sebelumnya Pantai Gading ebolavirus); dan virus Bundibugyo (Bundibugyo ebolavirus). Virus yang kelima, yaitu virus Reston (Reston ebolavirus), yang telah menyebabkan penyakit pada primata, tapi tidak pada manusia. Ebola Virus Disease (EVD) adalah penyakit demam berdarah virus. penyakit sangat berakibat fatal pada manusia dan primata (seperti monyet, gorila, dan simpanse). EVD disebabkan oleh infeksi dengan virus dari genus Ebolavirus. Ketika infeksi terjadi, gejala biasanya muncul secara tiba-tiba. Host reservoir dari Ebolavirus masih belum diketahui. Namun, atas dasar bukti yang tersedia dan sifat virus yang sama, peneliti percaya bahwa kelelawar menjadi reservoir yang paling mungkin. Empat dari lima subtipe terjadi pada host hewan asli Afrika.2.2 MORFOLOGI VIRUS EBOLAVirus ebola memiliki struktur dari suatu filovirus dengan virionnya yang berbentuk tabung dan berbentuk lainnya. Biasanya virus ini selalu tampak seperti U, 6, gulungan atau bercabang. Virion virus ini berukuran diameter 80 Nm, dengan panjang yang bervariasi, ada yang lebih dari 1400 Nm, tapi biasanya hanya mendekati 1000 Nm. Ditengah virion terdapat nukleokapsid yang dibentuk oleh kompleks genom RNA dengan protein NP, VP35, VP30, dan L. Nukleokapsid berdiameter 40-50 Nm dan berisi suatu chanel pusat berdiameter 20-30 Nm. Suatu glikoprotein sepanjang 10 Nm yang sebagian berada diluar sarung viral dari virion. Diantara sarung viral dan nukleokapsid terdapat matriks yang berisi protein VP40 dan VP24.

2.3 CARA PENULARAN EBOLAEbola adalah penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus dan menyebar melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh penderita seperti urin, tinja, air liur, serta air mani. Dalam hal ini, kontak langsung berarti darah atau cairan tubuh lain seperti air liur atau ingus penderita yang langsung menyentuh hidung, mata, mulut, atau luka seseorang yang terbuka. Penularan penyakit ini juga dapat terjadi dari binatang yang telah terinfeksi virus ebola ke tubuh manusia.Kelompok orang yang berisiko tinggi tertular virus ini umumnya adalah keluarga yang tinggal serumah dengan penderita atau orang yang merawat penderita seperti petugas medis. Jika ada anggota keluarga Anda yang diduga menderita Ebola, Anda sebaiknya tidak merawatnya sendiri di rumah dan segera membawanya ke rumah sakit. Selama dirawat, penderita Ebola akan menjalani pemantauan secara ketat dan pemeriksaan laboratorium secara rutin karena mereka tetap dapat menularkan penyakit ini selama darah dan cairan tubuhnya masih mengandung virus.Lingkungan sekitar yang terkontaminasi virus Ebola juga berisiko menularkan penyakit ini. Misalnya, pakaian, seprai, dan jarum suntik bekas penderita. Karena itu, petugas medis yang merawat penderita Ebola perlu meningkatkan kewaspadaan dan memaksimalisasi perlindungan yang digunakan.Virus Ebola dapat bertahan di luar tubuh, termasuk pada kulit penderita. Oleh sebab itu, tradisi pemakaman yang mengharuskan keluarga atau teman dekat untuk memandikan jenazah juga berpotensi menularkan virus Ebola. Keluarga dan petugas medis disarankan untuk menangani jenazah penderita Ebola dengan perlindungan maksimal. Proses pemakaman sebaiknya diserahkan kepada pihak yang terlatih dalam menangani kasus sejenis ini.Tidak seperti pada kasus flu atau cacar air ketika air liur yang di udara dapat menularkan virus ke orang lain, cairan tubuh penderita Ebola perlu kontak langsung untuk menular. Tetesan air liur atau ingus penderita Ebola yang tidak sengaja bersin atau batuk hanya dapat menularkan virus jika terkena hidung, mata, mulut, serta luka terbuka seseorang. Oleh karena itu, penularan Ebola melalui batuk atau bersin tidak umum terjadi.

2.4 GEJALA KLINISMasa inkubasi antara 2 sampai 21 hari. Paling sering antara 4 sampai 10 hari. Walaupun begitu ada 5 persen masa inkubasi yang mencapai lebih dari 21 hari. Gejalanya biasanya dimulai dengan influenza yang tiba-tiba dimana penderita merasa lemas, demam, lemah (weakness), tidak suka makan (anorexia), nyeri otot (myalgia), nyeri sendi (arthralgia), sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Demam biasanya lebih tinggi dari 38.3C (100.9F). Sering diikuti muntah-muntah, mencret-mencret (diarrhea) dan sakit perut bagian atas dan bawah. Kemudian, nafas menjadi pendek, dada sakit, juga pembekakan (edema), dan kesadaran berkurang (confusion). Sekitar separuh kasus, penderita mengalami 'maculopapular rash' pada kulit yang terjadi 5 sampai 7 hari, setelah gejala pertama terjadi. Pada beberapa kasus, pendarahan dalam dan luar dapat saja terjadi, 5 sampai 7 hari, setelah gejala pertama terjadi. Semua penderita yang terinfeksi menderita kesulitan pembekuan darah. Pendarahan dari selaput mulut, hidung dan tenggorokan serta dari bekas lubang suntikan terjadi pada 40-50 persen kasus. Hal ini menyebabkan muntah darah, batuk darah dan berak darah. Pendarahan pada kulit menyebabkan petechiae, purpura, ecchymoses or hematomas (terutama sekitar tempat injeksi). Mata menjadi merah karena pendarahan dapat juga terjadi. Pendarahan berat jarang terjadi, dan jika terjadi biasanya terlokalisasi di saluran pencernaan.Kesembuhan (recovery) mulai terjadi antara 7 sampai 14hari, setelah gejala pertama terjadi. Kematian, jika ini terjadi, biasanya antara 6 sampai 16 hari, setelah gejala pertama terjadi, dan sering kali, karena 'syok' tekanan darah rendah akibat kekurangan cairan. Pada umumnya, pendarahan seringkali menunjukkan hal yang buruk, kehilangan darah dapat menyebabkan kematian. Seringkali penderita mengalami koma, sebelum kematiannya. Penderita yang selamat seringkali mengalami sakit otot dan sendi secara terus menerus, pembengkakan hati, berkurangnya pendengaran, dan mungkin mengalami hal-hal sebagai berikut: merasa capai, lemas berkelanjutan, berkurangnya nafsu makan, dan kesulitan mencapai berat semula sebelum sakit. Antibodi terbentuk untuk sekurangnya 10 tahun, tetapi belum jelas apakah penderita yang selamat akan kebal terhadap infeksi berulang. Dan sesesorang yang telah sembuh tidak akan menyebarkan penyakit lagi.

2.5 PENGOBATAN EBOLAEbola termasuk penyakit yang sulit terdeteksi karena gejala awalnya yang mirip dengan penyakit lain, seperti meningitis dan malaria. Diagnosis infeksi akibat virus ini hanya dapat dipastikan melalui pemeriksaan laboratorium. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan menganjurkan pemeriksaan khusus virus Ebola melalui darah dan cairan dari tubuh pasien. Selain tes virus, hasil tes darah juga biasanya menunjukkan jumlah sel darah putih dan trombosit yang rendah, serta peningkatan kadar enzim hati. Setelah positif didiagnosis menderita Ebola, pasien akan menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Penanganan medis yang cepat dan tepat merupakan kunci dalam utama meningkatkan kemungkinan keselamatan penderita.Belum ditemukan obat untuk memberantas virus Ebola. Tetapi penelitian terus dilanjutkan untuk menemukan vaksin dan obat yang efektif untuk menangani penyakit ini. Perawatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk mendukung kekebalan tubuh pasien dalam melawan virus. Pasien umumnya akan menerima cairan melalui infus untuk mencegah dehidrasi. Selama tubuh memerangi penyakit Ebola, tekanan darah, kadar oksigen dalam darah, serta fungsi organ-organ tubuh pasien harus dipertahankan semaksimal mungkin.2.6 PENCEGAHANPenularan awal virus Ebola adalah melalui kontak dengan hewan terinfeksi yang penyebarannya terjadi secara langsung dengan penderita. Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk mencegah dan membatasi penyebaran virus tersebut. Mencari tahu tentang virus Ebola sebanyak-banyaknya. Jika ada anggota keluarga atau orang di sekitar Anda yang mungkin tertular Ebola, segera bawa mereka untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan di rumah sakit. Saat menjenguk penderita di rumah sakit atau berada di sekitar penderita, gunakanlah perlindungan seaman mungkin. Misalnya dengan mengenakan masker, sarung tangan, serta pakaian dan kacamata pelindung. Selalu mencuci tangan, terutama setelah terjadi kontak langsung dengan kulit pasien. Termasuk juga dengan darah, cairan tubuh, dan benda-benda di sekitar pasien. Jenazah penderita Ebola harus ditangani dengan perlindungan maksimal dan oleh pihak yang terlatih dalam menangani kasus sejenis ini. Hindari bepergian ke daerah dengan kasus Ebola yang tinggi seperti Afrika Barat. Jika Anda berada di daerah yang berisiko menularkan Ebola, hindari kontak dengan hewan-hewan yang berpotensi menularkannya. Misalnya kelelawar pemakan buah atau codot serta monyet. Memasak daging hewan sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi.Khusus untuk petugas medis, ada beberapa langkah pencegahan yang sebaiknya diambil untuk meminimalisasi risiko tertular Ebola. Antara lain: Berhati-hati saat menangani darah, cairan tubuh, kateter, serta saat memasang infus pasien. Gunakanlah perlindungan secara maksimal, misalnya dengan mengenakan masker, sarung tangan, serta baju dan kacamata pelindung. Senantiasa mencuci tangan, terutama setelah terjadi kontak langsung dengan kulit pasien. Termasuk darah, cairan tubuh, dan benda-benda di sekitar pasien. Sterilkan peralatan medis sebelum digunakan kembali. Buang peralatan medis sekali pakai, misalnya alat suntik, secara hati-hati. Mengisolasi pasien Ebola atau yang diduga menderita Ebola di ruangan khusus dan membatasi jumlah pengunjung seminimal mungkin.

BAB IIIPENUTUP3.1Kesimpulan Demam Berdarah Ebola ( Demam Hemorrhagic) adalah penyakit disebabkan oleh suatuvirus yang termasuk kedalam genus Ebolavirus, keluarga Filoviridae. Ada empat jenis virus Ebola, yaitu virus Ebola-Zaire, virus Ebola-Sudan, virus Ebola-Ivory dan virus Ebola Reston. Untuk mendeteksi virus Ebola, dapat dilakukan pengujian antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgG ELISA, polymerase chain reaction (PCR). Gejala demam ebola meliputi: radang sendi, sakit punggung, diare, kelelahan, sakit kepala, rasa tidak enak badan, kerongkongan terasa sangat sakit, dan muntah-muntah. Pada gejala akhir, demam ebola dapat menujukkan gejala seperti: gatal-gatal, pendarahan dari mata, telinga, dan hidung, pendarahan dari mulut dan dubur (pendarahan gastrointestinal), radang pada mata (conjunctivitis), bengkak pada organ genital (labia dan kantung buah pelir (scrotum)), keluarnya darah melalui permukaan kulit (hemorrhagic). Virus Ebola dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak disterilkan atau melakukan kontak dengan seseorang yang terkena infeksi atau mayat orang yang sudah meningggal karena terserang virus Ebola. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan: menghindari area yang terkena serangan virus Ebola, tidak melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit virus Ebola. Sampai dengan saat ini, belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.alodokter.com/hidup-sehathttp://www.alodokter.com/obat-a-zhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Penyakit_virus_Ebolahttp://www.amazine.co/39928/penyebab-gejala-penularan-pengobatan-penyakit-ebola/?PageSpeed=noscript

1