BAB II

5
 BAB II TINJAUAN TEORI A. Peng erti an Diare adalah buang air besar dengan jumlah feces yang lebih banyak dari  biasanya (normal 100-200 ml/jam feces). Dengan feces berbentuk cairan atau setenga h cair (set engah pad at) dap at pul a dis ert ai fre kue nsi ! yan g meningkat. (  Kapita Selekta Kedokteran "ilid 2 #disi !rief $ansjoer % 200&) Diare akut adalah diare yang a'alnya mendadak dan berlangsung singkat% dalam bebera pa jam sampai atau 1 hari. (  Kapita Selekta Kedokteran "ilid 2 #disi !rief $ans joer% 200&) Diare adalah ! encer atau cair lebih dari tiga kali sehari (*+,/200). B. Etiol ogi nfeksi merupakan penyebab utama diare akut% baik oleh bakteri% parasit maupun ir us. enyeb ab lain adalah faksin dan obat% nutrisi entera l dii kut ipu asa yang ber lan gsung lama% kemote rapi % imp aksi fekal (oerf lo' diarrhea) atau berbagai kodisi lain. a. n fe ks i ba kte ri ib ri o% es ch er ic hi a co li % sa lmone ll a% sh ig el la % campylobacter% yershinia% dan lain-lain.  b. nfeksi irus enteneirus% (irus #3+,% co4sackaie% poliomelitis)% adeno irus% rotoirus% dan lain-lain. c. nfeks i parasit cacing ( ascori% tricho ris% o4y uris% h istolit ika% ga rdialamblia% tricomonahominis)% jamur (candida albicans) d. nfeks i dilua r alat per ncernaa n makan an sepe rti ,ti tis medi a akut (,$!)% tansilitis% aonsilotaringitis% bronco pneumonia% encetalitis. C. Pato fisio logi

description

Bab II GEA

Transcript of BAB II

BAB IITINJAUAN TEORI

A. PengertianDiare adalah buang air besar dengan jumlah feces yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml/jam feces). Dengan feces berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat) dapat pula disertai frekuensi BAB yang meningkat. (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi Arief Mansjoer, 2008)Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari. (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi Arief Mansjoer, 2008)Diare adalah BAB encer atau cair lebih dari tiga kali sehari (WHO/2009).

B. EtiologiInfeksi merupakan penyebab utama diare akut, baik oleh bakteri, parasit maupun virus. Penyebab lain adalah faksin dan obat, nutrisi enteral diikutipuasa yang berlangsung lama, kemoterapi, impaksifekal (overflow diarrhea) atau berbagai kodisi lain.a. Infeksi bakteri : vibrio, escherichia coli, salmonella, shigella, campylobacter, yershinia, dan lain-lain.b. Infeksi virus : entenevirus, (Virus ECHO, coxsackaie, poliomelitis), adeno virus, rotovirus, dan lain-lain.c. Infeksi parasit : cacing (ascori, trichoris, oxyuris, histolitika, gardialamblia, tricomonahominis), jamur (candida albicans)d. Infeksi diluar alat perncernaan makanan seperti : Otitis media akut (OMA), tansilitis, aonsilotaringitis, bronco pneumonia, encetalitis.

C. PatofisiologiPendekatan klinis yang sederhana dan mudah adalah pembagian diare akut berdasarkan proses patofisiologi enteric infection, yaitu membagi diare akut atas mekanisme Inflamatory, Non inflammatory, dan Penetrating.a. Inflamatory diarrhea akibat proses invasion dan cytotoxin di kolon dengan manifestasi sindroma Disentri dengan diare yang disertai lender dan darah (disebut juga Bloody diarrhea). Biasanya gejala klinis yang menyertai adalah keluhan abdominal seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis ditemukan lender dan/atau darah, secara mikroskopis didapati leukosit polimor fonuklear. Mikroorganisme penyebab seperti, E.histolytica, Shigella, Entero Invasive E.coli (EIEC),V.parahaemolitycus, C.difficile, dan C.jejuni.b. Non Inflamatory diarrhea dengan kelainan yang ditemukan di usus halus bagian proksimal, Proses diare adalah akibat adanya enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar tanpa lender dan darah, yang disebut dengan Watery diarrhea. Keluhan abdominal biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak segera mendapat cairan pengganti. Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit. Mikroorganisme penyebab seperti, V.cholerae, Enterotoxigenic E.coli (ETEC), Salmonella.c. Penetrating diarrhea, lokasi pada bagian distal usus halus. Penyakit ini disebut juga Enteric fever, Chronic Septicemia, dengan gejala klinis demam disertai diare. Pada pemeriksaan tinja secara rutin didapati leukosit mononuclear. Mikrooragnisme penyebab biasanya S.thypi, S.parathypi A,B, S.enteritidis, S.cholerasuis, Y.enterocolitidea, dan C.fetus.

Karakteristik Pada 3 Tipe Diare AkutKarakteristikInflamatoryNon-InflamatoryPenetrating

GambaranTinjaBerdarah, mukusvolume sedangLeukosit PMNBerairVolume>>>Leukosit (-)MukusVolume sedikitLeukosit MN

Demam+-+

NyeriPerut+-

Dehidrasi++++

Tenesmus+--

KomplikasiToksikHipovolemikSepsis

D. Manifestasi KlinisPasien dengan diare akut akibat infeksi sering mengalami naurea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam dan diare. Terjadinya renjatan hipovolemik harus dihindari. Kekurangan cairan menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun, serta suara menjadi serak. Gangguan Biokimiawi seperti asidosis metabolic akan menyebabkan frekuensi pernafasan lebih cepat dan dalam (pernafasan kusmaul). Bila terjadi renjatan hipovolemik barat maka denyut nadi cepat (lebih dari 120x / menit). Tekanan darah menurun sampai tak terukur, pasien gelisah, muka pucat, ujung-ujung ekstrimitas dingin, kadang sianosis. Kekurangan kalium menyebabkan aritmia jantung perfusi ginjal menurun sehingga timbul anuria, sehingga bila kekurangan cairan tak segera diatasi dapat timbul penyakit berupa nekrosistubulas akut. Secara klinis diare karena infeksi akut terbagi menjadi 2 golongan :a. Koleriform, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja.b. Disentriform, pada diare didapatkan lender kental dan kadang-kadang darah.1) Akibat diarea. Dehidrasi.b. Asidosismetabolik.c. Gangguan gizi akibat muntah dan berak-berak.d. Hipoglikemi.e. Gangguan sirkulasi darah akibat yang banyak keluar sehingga terjadi syock.2) Derajat dehidrasia. Tidak ada dehidrasi bila terjadi penurunan BB 2,5 %.b. Dehidrasi ringan, bila terjadi penurunan BB 2,5 5 %.c. Dehidrasi sedang, bila terja dipenurunan BB 5 10 %.d. Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan BB 10 %.

E. KomplikasiKomplikasi diare mencakup potensial terhadap disritmia jantung akibat hilangnya cairan dan elektrolit secara bermakna (khususnya kehilangan kalium). Pengeluaran urin kurang dari 30 ml / jam selam 2 3 hari berturut-turut. Kelemahan otot dan parastesia. Hipotensi dan anoreksia serta mengantuk Karena kadar kalium darah di bawah 3,0mEq / liter (SI : 3 mmol / L) harus dilaporkan, penurunan kadar kalium menyebabkan disritmia jantung (talukardio atrium dan ventrikel, febrilasi ventrikel dan kontraksi ventrikel prematur) yang dapat menimbulkan kematian

F. PenatalaksananPada anak-anak, penatalaksanaan diare akut akibat infeksi terdiri:a. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan.4 hal penting yang perlu diperhatikan1) Jenis cairan.Pada diare akut yang ringan dapat diberi kanoralit. Diberikan cairan ringellaktat bila tidak terjadi dapat diberikan cairan NaCl isotonic ditambah satu ampul Na bicarbonat 7,5 % 50 m.2) Jumlah cairan.Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang dikeluarkan.

3) Jalan masuk atau cara pemberian cairan.Rute pemberian cairan pada orang dewasa dapat dipilih oral / IV.4) Jadwal pemberian cairan.Dehidrasi dengan perhitungan kebutuhan cairan berdasarkan metode Daldiyono diberikan pada 2 jam pertama. Selanjutnya kebutuhan cairan Rehidrasi diharapkan terpenuhi lengkap pada akhir jam ketiga.b. Identifikasi penyebab diare akut karna infeksi.Secara klinis, tentukan jenis diare koleriform atau disentriform. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang yang terarah.c. Terapi simtomatik.Obat anti diare bersifat simtomatik dan diberikan sangat hati-hati atas pertimbangan yang rasional. Antimotalitas dan sekresi usus seperti Loperamid, sebaiknya jangan dipakai pada infeksi salmonella, shigela dan koletispseu domembran, karena akan memperburuk diare yang diakibatkan bakteri entroinvasif akibat perpanjangan waktu kontak antara bakteri dengan epithel usus. Pemberian antiemetic pada anak dan remaja, seperti metoklopopomid dapat menimbulkan kejang akibat rangsangan ekstrapiramidal.d. Terapi DefinitifPemberian edurasi yang jelas sangat penting sebagai langkah pencegahan. Higiene perorangan, sanitasi lingkungan dan imunisasi melalui vaksinasi sangat berarti, selain terapi farmakologi. (Kapita Selekta Kedokteran 1 Edisi 2000)