BAB II

14
BAB II TINJAUAN UMUM LAPANGAN PT Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. Di samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung bidang kegiatan usaha utama. Saat ini tingkat produksi Pertamina EP adalah sekitar 120 ribu barrel oil per day (BOPD) untuk minyak dan sekitar 1.003 million standard cubic feet per day (MMSCFD) untuk gas. Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP seluas 140 ribu kilometer persegi merupakan limpahan dari sebagian besar Wilayah Kuasa Pertambangan Migas PT PERTAMINA (PERSERO). 3

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

BAB II

TINJAUAN UMUM LAPANGAN

PT Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha

di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. Di

samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang

secara langsung maupun tidak langsung mendukung bidang kegiatan usaha utama.

Saat ini tingkat produksi Pertamina EP adalah sekitar 120 ribu barrel oil per

day (BOPD) untuk minyak dan sekitar 1.003 million standard cubic feet per day

(MMSCFD) untuk gas.

Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP seluas 140 ribu kilometer persegi

merupakan limpahan dari sebagian besar Wilayah Kuasa Pertambangan Migas PT

PERTAMINA (PERSERO).

Pola pengelolaan usaha WK seluas itu dilakukan dengan cara dioperasikan

sendiri (own operation) dan kerja sama dalam bentuk kemitraan, yakni Joint

Operating Body Enhanced Oil Recovery (JOB-EOR) sebanyak tiga kontrak dan

Technical Assistant Contract (TAC) sebanyak 33 kontrak.

Jika dilihat dari rentang geografinya, Pertamina EP beroperasi hampir di

seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

3

Page 2: BAB II

4

WK Pertamina EP terbagi ke dalam tiga Region, yakni Sumatera, Jawa dan

Kawasan Timur Indonesia (KTI). Seluruh operasi JOB EOR dan TAC dikelola dari

Pusat sedangkan own operation dikelola di Region masing-masing.

Operasi ketiga Region terbagi ke dalam 13 Field Area, yakni Rantau,

Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, Prabumulih dan Pendopo di Sumatera, Subang,

Tambun, Jatibarang dan Cepu di Jawa serta Sangatta, Bunyu dan Papua di KTI.

Di samping itu Pertamina EP memiliki enam Unit Bisnis Pertamina EP

(UBPEP) yang terdiri dari UBPEP Lirik, UBPEP  Jambi, UBPEP Limau, UBPEP

Tanjung, UBPEP Sangasanga dan UBPEP Tarakan.

Di samping pengelolaan WK tersebut di atas, pola pengusahaan usaha yang

lain adalah dengan model pengelolaan melalui proyek-proyek, antara lain proyek

pengembangan gas yaitu: Proyek Pagar Dewa di Sumatera Selatan, Gundih di Jawa

Tengah, dan Matindok di Sulawesi.

2.1 Letak Geografis Lapangan MA

Lapangan MA adalah bagian dari wilayah penghasil minyak dan gas PT.

PERTAMINA EP Region Jawa. Lapangan MA terletak 70 km sebelah timur kota

Jakarta atau 25 km tenggara kota Karawang propinsi Jawa Barat.

Lapangan ini merupakan antiklinal yang memanjang dari arah utara ke

selatan, di bagian timur dipotong oleh patahan turun berarah timur Laut-Barat daya

dengan blok bagian timur yang turun.

Page 3: BAB II

5

Pada lapangan MA sumur produksi berbentuk cluster. Jadi dengan diketahui

bentuk sumur-sumur cluster yang ada maka diketahui bahwa jenis sumur produksi

pada lapangan MA adalah sumur berarah (directional well).

Dari hasil pemboran sumur-sumur cilamaya utara yang ada telah terbukti

menghasilkan minyak pada lapisan TAF (talang akar).

Berikut terlihat pada gambar 2.1 lokasi wilayah kerja lapangan MA.

Gambar 2.1

Peta Lokasi Lapangan MA 15

15Angka menunjukkan nomor urut daftar pustaka

PETA INDEKS

LAUT JAWA

JAKARTA

RDL

MB

Cilamaya Utara

Cilamaya Utara

U Pasirjadi

PAMANUKANBojongraong

Karangbaru

Sukamandi Pegaden

Tanjungsari

Sindangsari

Subang

Gantar

Tugu baratRandegan

CIREBON

Jatibarang

CMS

Waled

CMBKandanghMelandoJatinegara

Cicauh

Page 4: BAB II

6

Sumur X merupakan sumur infill yang bertujuan untuk menambah titik serap

hidrokarbon di bagian utara struktur MA. Usulan pemboran lokasi X terletak pada

Lapangan MA dengan lokasi di cluster XA.

Koordinat Sumur X yang diusulkan sebagai berikut :

Tabel 2.1

Koordinat Sumur X

KoordinatUTM Datum Bessel 1841

E N

Permukaan 779.030,48 m 9.313.335,27 m

Bawah Permukaan

(Top TAF)779.373,00 m 9.312.637,00 m

2.2 Sejarah Dan Perkembangan Lapangan MA

Pada kurun waktu 2009 - 2011, telah dilakukan pengeboran sumur “Y” dan

sumur “Z” , oleh PERTAMINA-EP, sebagai usaha pembuktian adanya hidrokarbon

di struktur “MA”. Dari kedua sumur tersebut berhasil membuktikan adanya

hidrokarbon pada formasi Talang Akar (2250 m – 2586 m).

Page 5: BAB II

7

Pemboran sumur “X” bertujuan untuk menambah titip serap hidrokarbon pada

lapisan reservoir batugamping eq. BRF dan TAF.

Dari hasil pemboran sumur-sumur MA yang ada telah terbukti menghasilkan

gas dari lapisan Eq. Baturaja dan minyak pada lapisan TAF. Lapisan Eq. Baturaja

merupakan reservoar karbonat dengan sistem build up reef. Sumur usulan

diperkirakan menembus bagian flank reservoir tersebut, dan dibor berarah

(directional) dari cluster “MU” sampai kedalaman akhir (Total Depth). Sumur

terdekat dengan sumur usulan adalah sumur “Y” dan sumur “Z”.

Secara struktural diperkirakan puncak lapisan BRF pada sumur usulan lebih

downdip 18 m dari “Z” dan lebih downdip 20 m dari sumur “Y”. Pemboran sumur

“X” diperkirakan akan menembus puncak lapisan Baturaja di kedalaman 1760 mbpl

dan lapisan TAF-Z2190 di kedalaman 2100 mbpl. Dari hasil data seismik, petrofisika

dan well testing ditunjukkan bahwa lapisan BRF memiliki ketebalan ± 45 m.

2.3 Geologi Dan Stratigrafi Lapangan MA

Urutan sedimentasi di Struktur MA yang diendapakan diatas batuan pratersier

dari Formasi Muara Enim (MEF), Air Benakat (ABF), Gumai (GUF) ; ekv baturaja

(BRF), dan Talang Akar (TAF), namun yang terbukti mengandung hidrokarbon saat

ini baru dari formasi ekv BRF dan basement.

Page 6: BAB II

8

Sedangkan adanya potensial hidrokarbon di ABF diketahui melalui indikasi

cutting, evaluasi hasil logging dan RFT, namun belum dilakukan uji produksi.

Sebagai batuan induk diyakini berasal dari GUF dan TAF di dalaman Ketaling Timur

dan bermigrasi ke reservoir X melalui system sesar yang memisahkan dalaman

Ketaling dan Ketinggian Ketaling.

Stratigrafi Lapangan Cilamaya Utara sumur X terdiri dari beberapa

formasi,yaitu : Jatibarang, Talangakar, Baturaja, Cibulakan Atas, Parigi, dan yang

termuda adalah Cisubuh.

a. Formasi Jatibarang

Formasi ini merupakan early synrift, telah banyak pemboran dilakukan

menembus Formasi Jatibarang ini, terutama dijumpai di bagian tengah

(Cipunegara) dan timur (Jatibarang) dari cekungan Jawa Barat Utara, sedangkan

pada bagian barat Formasi Jatibarang dijumpai daerah Ciputat. Di daerah

Tambun-Rengasdengklok, formasi ini tidak terlalu tebal dijumpai. Formasi ini

terdiri dari tufa, breksi, anglomerat dan konglomerat alas. Formasi ini diendapkan

pada fasies fluvial/non marine.

b. Formasi Talangakar

Pada fase synrift berikut diendapkan Formasi Talangakar, pada awalnya

berfasies Fluvio-deltaic sampai fasies marin. Lithologi formasi ini diawali oleh

perselingan sedimen batupasir dengan serpih non marine dan diakhiri oleh

perselingan antara batugamping, serpih dan batupasir dalam fasies marine.

Page 7: BAB II

9

Ketebalan formasi ini sangat berfariasi dari beberapa meter di Tinggian

Rengasdengklok (MB-4 & RDK-2) sampai 24 m di tinggian Tambun –

Tanggerang hingga diperkirakan 1500 m lebih untuk di pusat dalam Ciputat. Pada

akhir sedimentasi Formasi Talangkar ini ditandai juga berakhirnya sedimentasi

synrift.

c. Formasi Baturaja

Pengendapan Formasi Baturaja yang terdiri dari batu gamping, baik yang

merupakan paparan maupun yang berkembang sebagai reef buildup menandai

fase post rift yang secara regional menutupi seluruh sedimen klastik Formasi

Talangakar marine di Cekungan Jawa Barat Utara. Perkembangan batugamping

terumbu umumnya dijumpai pada daerah Tinggian Rengasdengklok, Tinggian

Cimalaya dan Tinggian Tambun-Tanggerang (AX & AY). Namun dari data

pemboran terakhir (AZ), ternyata batugamping terumbu juga berkembang pada

daerah yang pada saat sekarang diketahui sebagai daerah dalaman.

d. Formasi Cibulakan Atas

Formasi ini terdiri dari perselingan antara serpih dengan batupasir dan

batugamping, baik yang berupa batugamping klastik maupun secara setempat

berkembang juga batugamping terumbu (BX & BY) yang dikenal sebagai Mid

Main Carbonate (MMC).

Page 8: BAB II

10

e. Formasi Parigi

Formasi Parigi terdiri dari batu gamping, baik klastik maupun batu gamping

terumbu. Pengendapan batu gamping ini melampar di seluruh Cekungan Jawa

Barat Utara dan pada umumnya berkembang sebagai batu gamping terumbu

menumpang secara selaras di atas formasi Cibulakan atas.

f. Formasi Cisubuh

Di atas Formasi Parigi diendapkan sedimen klastik serpih, batu lempung, batu

pasir dan di tempat yang sangat terbatas diendapkan juga batu gamping tipis, yang

dikenal sebagai Formasi Cisubuh. Seri sedimentasi ini sekaligus mengakhiri

proses sedimentasi di Cekungan Jawa Barat Utara.

Dari keseluruhan formasi di atas, sampai saat ini yang diyakini sebagai

formasi yang menggenerasikan hidrokarbon di seluruh Cekungan Jawa Barat

Utara adalah Formasi Talangakar yang terlatak di Dalaman Ciputat, Kepuh,

Pasirbungur, Cipunegara, dan Jatibarang, yang berfungsi sebagai source pod. Dari

sejumlah source pod telah digenerasikan hidrokarbon seperti yang dijumpai di

berbagai lapangan minyak/gas yang ada di Jawa Barat Utara.

Page 9: BAB II

COMPILED BY IRZ-IND@TT JABARUT-2000

Sour

ce R

ock

Rese

rvoi

r

Seal

Gen

erat

ion

/Mig

ratio

n/Ac

cum

ulat

ion

PRODUCTIVE AREASTRATIGRAPHYBASIN DATA

TECTONICS FACIESFORAM ZONEBLOW (1960)STAGEAGE

SHAL

LOW

MARI

NESH

ALLO

W MA

RINE

NERI

TIC

-LIT

ORAL

SHAL

LOW

MARIN

EDE

LTA T

O FL

UVIAL

FLUV

IAL

NON

MARIN

E

CISU

BUH

PARI

GI

CIBU

LAKA

N AT

AS

BRF

TALA

NGAK

ARVO

LC.

JATI

BARA

NGPASIRJADI, SUBANG, TUGU, GANTAR, CICAUH

TANJUNGSARI, SUKAMANDI, TUNGGULMAUNG, TUGU

SINDANG, PEGADEN, BOJONGRAONG

TUGU, TAMBUN, KHB, CLS

CILAMAYA UTARA, KHT, CILAMAYA TIMUR

CILAMAYA UTARA, WANAJAYA,

SUKAMANDI

CEMARA

JATIBARANG

SR = SOURCE ROCK

R = RESERVOIR

SL = SEAL

PLEIS

TOC

ENE

PLIO

CENE

Pres

erva

tion

MID

EARL

YLA

TEEA

RLY

LATE

LATE

WIDE SPREAD COMPRESSION

UPLIFT & EROSSION

SAG PHASE

POST RIFT

RIFT ENDS

SYNRIFT

GRABEN FILL

(EARLY SYNRIFT)

RIFTING

MIOC

ENE

OLIG

OCEN

EEO

CENE

NORTH WEST JAVA PLAY SUMMARY

COMPILED BY IRZ-IND@TT JABARUT-2000

Sour

ce R

ock

Rese

rvoi

r

Seal

Gen

erat

ion

/Mig

ratio

n/Ac

cum

ulat

ion

PRODUCTIVE AREASTRATIGRAPHYBASIN DATA

TECTONICS FACIESFORAM ZONEBLOW (1960)STAGEAGE

SHAL

LOW

MARI

NESH

ALLO

W MA

RINE

NERI

TIC

-LIT

ORAL

SHAL

LOW

MARIN

EDE

LTA T

O FL

UVIAL

FLUV

IAL

NON

MARIN

E

CISU

BUH

PARI

GI

CIBU

LAKA

N AT

AS

BRF

TALA

NGAK

ARVO

LC.

JATI

BARA

NGPASIRJADI, SUBANG, TUGU, GANTAR, CICAUH

TANJUNGSARI, SUKAMANDI, TUNGGULMAUNG, TUGU

SINDANG, PEGADEN, BOJONGRAONG

TUGU, TAMBUN, KHB, CLS

CILAMAYA UTARA, KHT, CILAMAYA TIMUR

CILAMAYA UTARA, WANAJAYA,

SUKAMANDI

CEMARA

JATIBARANG

SR = SOURCE ROCK

R = RESERVOIR

SL = SEAL

PLEIS

TOC

ENE

PLIO

CENE

Pres

erva

tion

MID

EARL

YLA

TEEA

RLY

LATE

LATE

WIDE SPREAD COMPRESSION

UPLIFT & EROSSION

SAG PHASE

POST RIFT

RIFT ENDS

SYNRIFT

GRABEN FILL

(EARLY SYNRIFT)

RIFTING

MIOC

ENE

OLIG

OCEN

EEO

CENE

NORTH WEST JAVA PLAY SUMMARY

Sour

ce R

ock

Rese

rvoi

r

Seal

Gen

erat

ion

/Mig

ratio

n/Ac

cum

ulat

ion

PRODUCTIVE AREASTRATIGRAPHYBASIN DATA

TECTONICS FACIESFORAM ZONEBLOW (1960)STAGEAGE

SHAL

LOW

MARI

NESH

ALLO

W MA

RINE

NERI

TIC

-LIT

ORAL

SHAL

LOW

MARIN

EDE

LTA T

O FL

UVIAL

FLUV

IAL

NON

MARIN

E

CISU

BUH

PARI

GI

CIBU

LAKA

N AT

AS

BRF

TALA

NGAK

ARVO

LC.

JATI

BARA

NGPASIRJADI, SUBANG, TUGU, GANTAR, CICAUH

TANJUNGSARI, SUKAMANDI, TUNGGULMAUNG, TUGU

SINDANG, PEGADEN, BOJONGRAONG

TUGU, TAMBUN, KHB, CLS

CILAMAYA UTARA, KHT, CILAMAYA TIMUR

CILAMAYA UTARA, WANAJAYA,

SUKAMANDI

CEMARA

JATIBARANG

SR = SOURCE ROCK

R = RESERVOIR

SL = SEAL

PLEIS

TOC

ENE

PLIO

CENE

Pres

erva

tion

MID

EARL

YLA

TEEA

RLY

LATE

LATE

WIDE SPREAD COMPRESSION

UPLIFT & EROSSION

SAG PHASE

POST RIFT

RIFT ENDS

SYNRIFT

GRABEN FILL

(EARLY SYNRIFT)

RIFTING

MIOC

ENE

OLIG

OCEN

EEO

CENE

NORTH WEST JAVA PLAY SUMMARY

11

Stratigrafi umum Jawa Barat Utara berturut-turut dari tua ke muda adalah

terlihat pada gambar 2.2 berikut ini :

Gambar 2.2

Kolom Stratigrafi Cekungan Jawa Barat Utara 15