BAB II
-
Upload
fima-molly -
Category
Documents
-
view
172 -
download
0
Transcript of BAB II
BAB II
TINJAUAN UMUM LAPANGAN
PT Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha
di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. Di
samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang
secara langsung maupun tidak langsung mendukung bidang kegiatan usaha utama.
Saat ini tingkat produksi Pertamina EP adalah sekitar 120 ribu barrel oil per
day (BOPD) untuk minyak dan sekitar 1.003 million standard cubic feet per day
(MMSCFD) untuk gas.
Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP seluas 140 ribu kilometer persegi
merupakan limpahan dari sebagian besar Wilayah Kuasa Pertambangan Migas PT
PERTAMINA (PERSERO).
Pola pengelolaan usaha WK seluas itu dilakukan dengan cara dioperasikan
sendiri (own operation) dan kerja sama dalam bentuk kemitraan, yakni Joint
Operating Body Enhanced Oil Recovery (JOB-EOR) sebanyak tiga kontrak dan
Technical Assistant Contract (TAC) sebanyak 33 kontrak.
Jika dilihat dari rentang geografinya, Pertamina EP beroperasi hampir di
seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
3
4
WK Pertamina EP terbagi ke dalam tiga Region, yakni Sumatera, Jawa dan
Kawasan Timur Indonesia (KTI). Seluruh operasi JOB EOR dan TAC dikelola dari
Pusat sedangkan own operation dikelola di Region masing-masing.
Operasi ketiga Region terbagi ke dalam 13 Field Area, yakni Rantau,
Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, Prabumulih dan Pendopo di Sumatera, Subang,
Tambun, Jatibarang dan Cepu di Jawa serta Sangatta, Bunyu dan Papua di KTI.
Di samping itu Pertamina EP memiliki enam Unit Bisnis Pertamina EP
(UBPEP) yang terdiri dari UBPEP Lirik, UBPEP Jambi, UBPEP Limau, UBPEP
Tanjung, UBPEP Sangasanga dan UBPEP Tarakan.
Di samping pengelolaan WK tersebut di atas, pola pengusahaan usaha yang
lain adalah dengan model pengelolaan melalui proyek-proyek, antara lain proyek
pengembangan gas yaitu: Proyek Pagar Dewa di Sumatera Selatan, Gundih di Jawa
Tengah, dan Matindok di Sulawesi.
2.1 Letak Geografis Lapangan MA
Lapangan MA adalah bagian dari wilayah penghasil minyak dan gas PT.
PERTAMINA EP Region Jawa. Lapangan MA terletak 70 km sebelah timur kota
Jakarta atau 25 km tenggara kota Karawang propinsi Jawa Barat.
Lapangan ini merupakan antiklinal yang memanjang dari arah utara ke
selatan, di bagian timur dipotong oleh patahan turun berarah timur Laut-Barat daya
dengan blok bagian timur yang turun.
5
Pada lapangan MA sumur produksi berbentuk cluster. Jadi dengan diketahui
bentuk sumur-sumur cluster yang ada maka diketahui bahwa jenis sumur produksi
pada lapangan MA adalah sumur berarah (directional well).
Dari hasil pemboran sumur-sumur cilamaya utara yang ada telah terbukti
menghasilkan minyak pada lapisan TAF (talang akar).
Berikut terlihat pada gambar 2.1 lokasi wilayah kerja lapangan MA.
Gambar 2.1
Peta Lokasi Lapangan MA 15
15Angka menunjukkan nomor urut daftar pustaka
PETA INDEKS
LAUT JAWA
JAKARTA
RDL
MB
Cilamaya Utara
Cilamaya Utara
U Pasirjadi
PAMANUKANBojongraong
Karangbaru
Sukamandi Pegaden
Tanjungsari
Sindangsari
Subang
Gantar
Tugu baratRandegan
CIREBON
Jatibarang
CMS
Waled
CMBKandanghMelandoJatinegara
Cicauh
6
Sumur X merupakan sumur infill yang bertujuan untuk menambah titik serap
hidrokarbon di bagian utara struktur MA. Usulan pemboran lokasi X terletak pada
Lapangan MA dengan lokasi di cluster XA.
Koordinat Sumur X yang diusulkan sebagai berikut :
Tabel 2.1
Koordinat Sumur X
KoordinatUTM Datum Bessel 1841
E N
Permukaan 779.030,48 m 9.313.335,27 m
Bawah Permukaan
(Top TAF)779.373,00 m 9.312.637,00 m
2.2 Sejarah Dan Perkembangan Lapangan MA
Pada kurun waktu 2009 - 2011, telah dilakukan pengeboran sumur “Y” dan
sumur “Z” , oleh PERTAMINA-EP, sebagai usaha pembuktian adanya hidrokarbon
di struktur “MA”. Dari kedua sumur tersebut berhasil membuktikan adanya
hidrokarbon pada formasi Talang Akar (2250 m – 2586 m).
7
Pemboran sumur “X” bertujuan untuk menambah titip serap hidrokarbon pada
lapisan reservoir batugamping eq. BRF dan TAF.
Dari hasil pemboran sumur-sumur MA yang ada telah terbukti menghasilkan
gas dari lapisan Eq. Baturaja dan minyak pada lapisan TAF. Lapisan Eq. Baturaja
merupakan reservoar karbonat dengan sistem build up reef. Sumur usulan
diperkirakan menembus bagian flank reservoir tersebut, dan dibor berarah
(directional) dari cluster “MU” sampai kedalaman akhir (Total Depth). Sumur
terdekat dengan sumur usulan adalah sumur “Y” dan sumur “Z”.
Secara struktural diperkirakan puncak lapisan BRF pada sumur usulan lebih
downdip 18 m dari “Z” dan lebih downdip 20 m dari sumur “Y”. Pemboran sumur
“X” diperkirakan akan menembus puncak lapisan Baturaja di kedalaman 1760 mbpl
dan lapisan TAF-Z2190 di kedalaman 2100 mbpl. Dari hasil data seismik, petrofisika
dan well testing ditunjukkan bahwa lapisan BRF memiliki ketebalan ± 45 m.
2.3 Geologi Dan Stratigrafi Lapangan MA
Urutan sedimentasi di Struktur MA yang diendapakan diatas batuan pratersier
dari Formasi Muara Enim (MEF), Air Benakat (ABF), Gumai (GUF) ; ekv baturaja
(BRF), dan Talang Akar (TAF), namun yang terbukti mengandung hidrokarbon saat
ini baru dari formasi ekv BRF dan basement.
8
Sedangkan adanya potensial hidrokarbon di ABF diketahui melalui indikasi
cutting, evaluasi hasil logging dan RFT, namun belum dilakukan uji produksi.
Sebagai batuan induk diyakini berasal dari GUF dan TAF di dalaman Ketaling Timur
dan bermigrasi ke reservoir X melalui system sesar yang memisahkan dalaman
Ketaling dan Ketinggian Ketaling.
Stratigrafi Lapangan Cilamaya Utara sumur X terdiri dari beberapa
formasi,yaitu : Jatibarang, Talangakar, Baturaja, Cibulakan Atas, Parigi, dan yang
termuda adalah Cisubuh.
a. Formasi Jatibarang
Formasi ini merupakan early synrift, telah banyak pemboran dilakukan
menembus Formasi Jatibarang ini, terutama dijumpai di bagian tengah
(Cipunegara) dan timur (Jatibarang) dari cekungan Jawa Barat Utara, sedangkan
pada bagian barat Formasi Jatibarang dijumpai daerah Ciputat. Di daerah
Tambun-Rengasdengklok, formasi ini tidak terlalu tebal dijumpai. Formasi ini
terdiri dari tufa, breksi, anglomerat dan konglomerat alas. Formasi ini diendapkan
pada fasies fluvial/non marine.
b. Formasi Talangakar
Pada fase synrift berikut diendapkan Formasi Talangakar, pada awalnya
berfasies Fluvio-deltaic sampai fasies marin. Lithologi formasi ini diawali oleh
perselingan sedimen batupasir dengan serpih non marine dan diakhiri oleh
perselingan antara batugamping, serpih dan batupasir dalam fasies marine.
9
Ketebalan formasi ini sangat berfariasi dari beberapa meter di Tinggian
Rengasdengklok (MB-4 & RDK-2) sampai 24 m di tinggian Tambun –
Tanggerang hingga diperkirakan 1500 m lebih untuk di pusat dalam Ciputat. Pada
akhir sedimentasi Formasi Talangkar ini ditandai juga berakhirnya sedimentasi
synrift.
c. Formasi Baturaja
Pengendapan Formasi Baturaja yang terdiri dari batu gamping, baik yang
merupakan paparan maupun yang berkembang sebagai reef buildup menandai
fase post rift yang secara regional menutupi seluruh sedimen klastik Formasi
Talangakar marine di Cekungan Jawa Barat Utara. Perkembangan batugamping
terumbu umumnya dijumpai pada daerah Tinggian Rengasdengklok, Tinggian
Cimalaya dan Tinggian Tambun-Tanggerang (AX & AY). Namun dari data
pemboran terakhir (AZ), ternyata batugamping terumbu juga berkembang pada
daerah yang pada saat sekarang diketahui sebagai daerah dalaman.
d. Formasi Cibulakan Atas
Formasi ini terdiri dari perselingan antara serpih dengan batupasir dan
batugamping, baik yang berupa batugamping klastik maupun secara setempat
berkembang juga batugamping terumbu (BX & BY) yang dikenal sebagai Mid
Main Carbonate (MMC).
10
e. Formasi Parigi
Formasi Parigi terdiri dari batu gamping, baik klastik maupun batu gamping
terumbu. Pengendapan batu gamping ini melampar di seluruh Cekungan Jawa
Barat Utara dan pada umumnya berkembang sebagai batu gamping terumbu
menumpang secara selaras di atas formasi Cibulakan atas.
f. Formasi Cisubuh
Di atas Formasi Parigi diendapkan sedimen klastik serpih, batu lempung, batu
pasir dan di tempat yang sangat terbatas diendapkan juga batu gamping tipis, yang
dikenal sebagai Formasi Cisubuh. Seri sedimentasi ini sekaligus mengakhiri
proses sedimentasi di Cekungan Jawa Barat Utara.
Dari keseluruhan formasi di atas, sampai saat ini yang diyakini sebagai
formasi yang menggenerasikan hidrokarbon di seluruh Cekungan Jawa Barat
Utara adalah Formasi Talangakar yang terlatak di Dalaman Ciputat, Kepuh,
Pasirbungur, Cipunegara, dan Jatibarang, yang berfungsi sebagai source pod. Dari
sejumlah source pod telah digenerasikan hidrokarbon seperti yang dijumpai di
berbagai lapangan minyak/gas yang ada di Jawa Barat Utara.
COMPILED BY IRZ-IND@TT JABARUT-2000
Sour
ce R
ock
Rese
rvoi
r
Seal
Gen
erat
ion
/Mig
ratio
n/Ac
cum
ulat
ion
PRODUCTIVE AREASTRATIGRAPHYBASIN DATA
TECTONICS FACIESFORAM ZONEBLOW (1960)STAGEAGE
SHAL
LOW
MARI
NESH
ALLO
W MA
RINE
NERI
TIC
-LIT
ORAL
SHAL
LOW
MARIN
EDE
LTA T
O FL
UVIAL
FLUV
IAL
NON
MARIN
E
CISU
BUH
PARI
GI
CIBU
LAKA
N AT
AS
BRF
TALA
NGAK
ARVO
LC.
JATI
BARA
NGPASIRJADI, SUBANG, TUGU, GANTAR, CICAUH
TANJUNGSARI, SUKAMANDI, TUNGGULMAUNG, TUGU
SINDANG, PEGADEN, BOJONGRAONG
TUGU, TAMBUN, KHB, CLS
CILAMAYA UTARA, KHT, CILAMAYA TIMUR
CILAMAYA UTARA, WANAJAYA,
SUKAMANDI
CEMARA
JATIBARANG
SR = SOURCE ROCK
R = RESERVOIR
SL = SEAL
PLEIS
TOC
ENE
PLIO
CENE
Pres
erva
tion
MID
EARL
YLA
TEEA
RLY
LATE
LATE
WIDE SPREAD COMPRESSION
UPLIFT & EROSSION
SAG PHASE
POST RIFT
RIFT ENDS
SYNRIFT
GRABEN FILL
(EARLY SYNRIFT)
RIFTING
MIOC
ENE
OLIG
OCEN
EEO
CENE
NORTH WEST JAVA PLAY SUMMARY
COMPILED BY IRZ-IND@TT JABARUT-2000
Sour
ce R
ock
Rese
rvoi
r
Seal
Gen
erat
ion
/Mig
ratio
n/Ac
cum
ulat
ion
PRODUCTIVE AREASTRATIGRAPHYBASIN DATA
TECTONICS FACIESFORAM ZONEBLOW (1960)STAGEAGE
SHAL
LOW
MARI
NESH
ALLO
W MA
RINE
NERI
TIC
-LIT
ORAL
SHAL
LOW
MARIN
EDE
LTA T
O FL
UVIAL
FLUV
IAL
NON
MARIN
E
CISU
BUH
PARI
GI
CIBU
LAKA
N AT
AS
BRF
TALA
NGAK
ARVO
LC.
JATI
BARA
NGPASIRJADI, SUBANG, TUGU, GANTAR, CICAUH
TANJUNGSARI, SUKAMANDI, TUNGGULMAUNG, TUGU
SINDANG, PEGADEN, BOJONGRAONG
TUGU, TAMBUN, KHB, CLS
CILAMAYA UTARA, KHT, CILAMAYA TIMUR
CILAMAYA UTARA, WANAJAYA,
SUKAMANDI
CEMARA
JATIBARANG
SR = SOURCE ROCK
R = RESERVOIR
SL = SEAL
PLEIS
TOC
ENE
PLIO
CENE
Pres
erva
tion
MID
EARL
YLA
TEEA
RLY
LATE
LATE
WIDE SPREAD COMPRESSION
UPLIFT & EROSSION
SAG PHASE
POST RIFT
RIFT ENDS
SYNRIFT
GRABEN FILL
(EARLY SYNRIFT)
RIFTING
MIOC
ENE
OLIG
OCEN
EEO
CENE
NORTH WEST JAVA PLAY SUMMARY
Sour
ce R
ock
Rese
rvoi
r
Seal
Gen
erat
ion
/Mig
ratio
n/Ac
cum
ulat
ion
PRODUCTIVE AREASTRATIGRAPHYBASIN DATA
TECTONICS FACIESFORAM ZONEBLOW (1960)STAGEAGE
SHAL
LOW
MARI
NESH
ALLO
W MA
RINE
NERI
TIC
-LIT
ORAL
SHAL
LOW
MARIN
EDE
LTA T
O FL
UVIAL
FLUV
IAL
NON
MARIN
E
CISU
BUH
PARI
GI
CIBU
LAKA
N AT
AS
BRF
TALA
NGAK
ARVO
LC.
JATI
BARA
NGPASIRJADI, SUBANG, TUGU, GANTAR, CICAUH
TANJUNGSARI, SUKAMANDI, TUNGGULMAUNG, TUGU
SINDANG, PEGADEN, BOJONGRAONG
TUGU, TAMBUN, KHB, CLS
CILAMAYA UTARA, KHT, CILAMAYA TIMUR
CILAMAYA UTARA, WANAJAYA,
SUKAMANDI
CEMARA
JATIBARANG
SR = SOURCE ROCK
R = RESERVOIR
SL = SEAL
PLEIS
TOC
ENE
PLIO
CENE
Pres
erva
tion
MID
EARL
YLA
TEEA
RLY
LATE
LATE
WIDE SPREAD COMPRESSION
UPLIFT & EROSSION
SAG PHASE
POST RIFT
RIFT ENDS
SYNRIFT
GRABEN FILL
(EARLY SYNRIFT)
RIFTING
MIOC
ENE
OLIG
OCEN
EEO
CENE
NORTH WEST JAVA PLAY SUMMARY
11
Stratigrafi umum Jawa Barat Utara berturut-turut dari tua ke muda adalah
terlihat pada gambar 2.2 berikut ini :
Gambar 2.2
Kolom Stratigrafi Cekungan Jawa Barat Utara 15