BAB II
-
Upload
aldi-des-sagitarius -
Category
Documents
-
view
6 -
download
1
Transcript of BAB II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penulisan
Perlu kita ketahui bagaimana pentingnya pendidikan usia dini pada anak.
Bagaimana kita sebagai orang tua memahami pentingnya pendidikan pada usia dini.
Seringkali kita tidak memperdulikan kepentingan anak-anak kita. Bermain adalah
sebuah aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari dunia anak, namun terkadang ada
orang tua yang brlum bsgitu memahami akan hal tersebut, sehingga tidak jarang ada
orang tua yang marah ketika milihat anaknya bermain. Pada pembahasan kali ini
kami akan sedikit menguraikan manfaat apa saja yang terkandung dalam kegiatan
bermain serta permainan apa saja yang bersifat edukatif.
1.2. Tujuan Penulisan
Ada pun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh Dosen agar mendapat nilai yang maksimal pada mata kuliah
bermain dan permainan pada anak usia dini.
Sedangkan tujuan lain adalah agar kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui
lebih jelas lagi tentang bagaimana manfaat bermain serta aspek apa sajayang
terkandung dalam kegiatan bermain.
Demikianlah diantaranya beberapa tujuan yang melatarbelakangi penulisan
makalah ini. Bahwa pentingnya kegiatan bermain bagi anak-anak usia dini.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek-Aspek Perkembangan Melalui Kegiatan Bermain Pada Anak
Pada dasarnya kegiatan bermain merupakan hal penting bagi seorang anak,
karena kegiatan bermain bermanfaat bagi perkembangan anak. Beberapa ahli
mengatakan bahawa fungsi bermain dapat membantu pengembangan fisik,
intelektual, sosial dan emosi. Melalui bermain anak bisa memperoleh pengalamanya,
mengembangkan imanjinasi serta wawasan bagi anak. Bermain juga dapat membantu
mengembangankan aspek-aspek penting bagi anak, aspek-aspek tersebut antara lain
sebagai berikut :
1. Perkembangan Aspek Fisik
Anak akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan kegiatan yang banyak
melibatkan gerak-gerak tubuh, yang akan membuat tubuh anak menjadi sehat. Selain
itu anggota tubuh mendapat kesempatan untuk digerakkan. Anak juga dapat
menyalurkan tenaga atau energi yang berlebihan sehinnga diatidak akan merasa
gelisah.jika anak harus diam berjam-jam lamanya, ia akan merasa bosan, tidak
nyaman dan tertekan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk selalu kreatif dan
bijaksana dalam memberikan tugas.
2. Perkembangan aspek motorik kasar dan motorik halus
Pada saat bayi dilahirkan, seoran bayi tidak berdaya ia belum mampu untuk
menggerakan anggota tubuhnya bagi kepentingannya sendiri. Pada usia 3 bulan, ia
mulai belajar meraih maianan yang ada ditempat tidurnya dan untuk meraihnya dia
2
membutuhkan mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangannya. Awalnya belum
berhasil. Namun dengan beriringnya waktu, akhirnya dia mampu untuk meraihnya,
bahkan dapat menggengan mainan tersebut.
Usia sekitar 1 tahun, pada usia ini anak sudah dapat memegang pensil
sehingga diadapat membuat coreta-coretan . secara tidak langsung ia belajar
membuat gerakan-gerakan motorik halusyang diperlukan saat menulis.
Usia sekitar 2 tahun, anak sudah dapat membuat coretan benang kusut. Usia
sekitar 3 tahun, anak berhasilmembuat garis lengkung. Usia 4 sampai 5 tahun anak
sudah dapat belajar menggambar bentuk-bentuk tertentu yang biasanya gabungan
dari bentuk geometri.
Aspek motorik kasardapat dikembangkan juga melalui kegiatan bermain.
Misal, anak yang lari mengejar temannya. Pada awalnya dia belum tampil berlari,
tapi dengan bermain kejar-kejaran anak sudah lebih terampil untuk berlari.
3. Perkembangan Aspek Sosial
Dengan meningkatnya pada anak, dia perlu memisahkan diri dari orang tua
atau pengasuhnya. Jadi, padausiaini anak akan belajar untuk berbagi sesama
temannya, mempertahankan hubungan yang sudah terbina,mencari cara dalam
penyelesaian masalah yang dihadapi oleh temannya.
Ia juga belajar berkomunikasi dengan baik, bersama temannya. Perlu juga
diingat peran bermain juga sangat penting, karena bermain dapat menjadi media
untuk si anak dalam mempelajari budaya, peran sosialdan peran-peran jenis kelamin
yang berlangsung dalam masyarakat tempat dia hidup. Jadi, dari sinilah anak belajar
tentang sistem nilai, kebiasaan dan nilai moral dalam masyarakat.
3
4. Perkembangan Aspek Emosi atau Kepribadian
Bagi anak, berm main adalah suatu kebutuhan yang sudah ada dengan
sendirinya dan sudah ada secara alamiah. Melalui bermain, seorang anak dapat
melepaskan tegangan yang dialaminya karena banyaknya larangan yang dialami
dalam kehidupan sehari-hari. Bila anak memperoleh kesempatan untuk menyalurkan
perasaan tegang atau cemas, maka anak akan merasa lega dan rileks.
5. Perkembangan Aspek Kognisi
Aspek kognisi diartikansebagai pengetahuan yang luas, daya nalar,
kreativitas, kemampuan berbahasa dan daya ingat. Perlu diingat bahwa, pada usia
prasekolah anakdapat diharapkan menguasai konsep seperti warna, ukuran, bentuk,
arah, besaran, sebagai landasan untuk menulis, bahasa, matematika dan ilmu
pengetahuan lainnya.
Anak usia prasekolah mempunyai rentang perhatian yang terbata dan masih
sulit untuk diatur serta sulit untuk belajar. Anak juga bisa belajar melalui cerita yang
didengar, buku yang dilihat dan sebagainya. Dengan pengalaman yayng diaperoleh
dari pengalamannya,makakreatifitas seorang anak akan berkembang dengan baik.
Anak akan merasa puas jika dia mampu melakukan sesutu yang berbeda dari yang
lainnya.
Dengan teman-taman sebayanya anak perlu berkomunikasi dengan baik, pada
mulanya melalui bahasa tubuh, namun pada akhirnya anak akan lebih menggunakan
bahasa lisan. Jadi, dengan berkomunikasi sesama teman, anak akan mampu untuk
memperkaya kata-kata,sehingga pada akhirnya anak dapat berkomunikasi dengan
baik.
4
6. Perkembangan Aspek Pengindraan
Pengindraan menyangkut pada penglihatan, pendengaran, penciuman,
pengecapan, perabaan. Kelima aspek tersebut,perlu untuk diasah agar anak lebih
tanggap terhadap hai itu, karena ini dapat menjadikan anak yang aktif, kreatif, serta
krisis.sehingga anak tidak menjadi anak yang tidak peduli dengan keadaan.
Pada anak prasekolah kepekaan, penglihatan dan pendengaran anak sangat
perlu untuk dikembangkan, karena akan membantu anak agar lebih mudah belajar
mengenaldan mengingat bentuk-bentuk tertentu. Kepekaan dan pengindraan dapat
dilatih sejak dini, misalnya music box yang berbunyi. Membaca cerita,mengajak
berbicara, mendengarkan lagu yang dinyanyikan ibumembuat anak belajar untuk
memperhatikan dan mengingat cerita atau lagu tertentu.
Pada usia prasekolah anak dapat mengamati berbagai bentuk ukuran, warna,
besaran, misalnya melalui permainan yang edukatif atau memainkan benda seperti
alat rumah tangga.
B. Pengaruh Aspek Kecerdasan Bagi Perkembangan Anak
Setiap anak memiliki tingkat kecerdasan masing-masing. Pada dasarnya anak
pada usia dini memiliki kecerdasan yang sangat bagus, sehingga para ahli
menyebutkan usia ini disebut juga dengan golden age yakni dengan rentan umur 1-4
tahun. Pada usia 4 tahun perkembangan kecerdasaan anak mencapai 50 %. Oleh
karena itu, kecerdasaan merupakan modal yang utama bagi anak . namun, hal ini
harus dibarengi dengan stimulasi lingkungan agar kecerdasan anak dapat
berkembang secara optimal. Bagi seorang guru, kita harus lebih peka terhadap
5
kecerdasan anak agar kita dapat mengetahui bakat anak tersebut. Apabila kita dapat
mengetahui bakat anak tersebut, maka tugas kita sebagai guru harus dapat
memberikan arahan atau motivasi terhadap anak. Sehingga imajinasi atau
kecerdasaan anak dapat berkembang secara optimal. Pengembangan potensi
kecerdasan anak secara optomal harus didukung oleh beberapa aspek, antara lain
aspek gizi, aspek kesehatan, aspek psikososial, dan pengasuh serta pendididkan. Oleh
karena itu, layanan tumbuh kembang anak memerlukan kerjasama dan keterlibatan
aktif oleh semua pihak, baik itu orang tua, pendidik serta pemerintah.
C. Kegiatan Bermain yang Dapat Mengembangkan Aspek Kecerdasaan Terhadap Anak
Bagi anak, bermain merupakan kegiatan yang sangat pentung bagi anak.
Karena pada dasarnya bermain merupakan kebutuhan yang sudah ada dengan
sendirinya. Kita sebagai guru harus dapat menyesuaikan permainan apa yang
menyenangakan bagi si anak. Namun, dalam hal ini kitamharus dapat memberikan
permainan yang edukatif agar dapat mengasah kecerdasaan otak anak. Pada dasarnya
permainan yang edukatif mencangkup 5 unsur anatara lain, motorik (gerak fisik),
afeksi (perasaan), kognitif (daya pikir), spiritual (budi pekerti) dan keseimbangan.
Contoh permainan yang edukatif misalnya, bermain puzzle karena permainan ini
bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional sosial dan
estetika bagi anak.
Selain itu, permainan ini juga bermanfaat untuk mengasah kemampuan daya
ingat anak, merangsang imajinasi dan mengajari anak untuk merancang gambar yang
sederhana bagi anak. Untuk membuat anak merasa senang dengan permainan yang
6
sedang dia lakukan, tugas kita sebagai guru haruslah memberikan apresiasi atau
pujian sesering mungkin terhadap apa yang mereka lakukan. Hal ini bertujuan untuk
memberikan motivasi terhadap anak, agar dia merasa selalu dihargai oleh orang lain.
D. Manfaat Bermain Berdasarkan Teori Perkembangan Otak Anak
Selama bermain, anak mengindrakan segala sesuatu yang ada didalam
lingkunganya melalui seluruh alat pengindraan. Dimana masa keemasan untuk
melakukan stimulasi melalui segala aktivitas yang berupa kemampuan visual,
sensorik dan motorik.
Manfaat bermain terhadap perkembangan otak anak yaitu mengasah
ketajaman otak kanan anak yang berpengaruh pada kecerdasan emosional dan
kreativitas.
Seiap sel neuron tersebut untuk dapat memproses segala informasi dan
mengalami masa perubahan dan juga mengatur segala kegiatan tubuh. Sehingga anak
mempunyai pengalaman dan latiahan, juga dapat memulihkan energi yang sudah
terkuras saat beraktifitas dan dapat memperkuat insting yang diperlukan untuk
kelangsungan hidup di masa yang akan datang.
E. Kegiatan Bermain yang Menyenangkan Bagi Anak
Bermain merupakan hal yang sangat disenangi oleh anak-anak, tidak bisa
dipungkiri bermain tidak bisa dipisahkan dari dunia anak. Aktivitas ini sangat
menyenangakan bagi anak dan merupakan kebutuhan yang sudah melekat terhadap
jiwa anak, dengan demikian anak dapat belajar berbagi keterampilan dengan senang
7
hati tanpa ada paksaan. Perlu kita ketahui permainan yang disenangi anak adalah
permainan yang tidak bersifat memaksa, karena mreka akan berekspresi secara bebas
tanpa ada beban. Setiap perbuatan yang dipaksakan tidak akan menghasilkan hal
yang memuaskan.
8
BAB III
PENUTUP
Bermain merupakan salah satu hak asasi manusia, begitu juga pada anak usia
dini. Ada banyak manfaat yang didapatkan dari kegiatan bermain, diantaranya dapat
meingkatkan perkembangan aspek fisik, aspek motorik kasar dan motorik halus,
aspek sosial, aspek emosi atau kepribadian, aspek kognisi, dan aspek pengindraan
serta kemampuan otak dan tingkat kecerdasan anak. Bermain dalam bentuk apapun,
baik aktif maupun pasif, baik dengan alat maupun tanpa alat dapat menunjang segala
aspek terhadap anak dalam berbagai taraf. Disini peran orang tua dan guru
pembimbing untuk dapat menjadi fasilitator pengembangan segala aspek yang
dimiliki oleh anak, dengan memfasilitasi anak agar dapat bermain dengan cara dan
alat yang tepat sesuai dengan bakat, minat, perkembangan, dan kebutuhan anak.
9
Daftar Pustaka
Anizar Ahmad, DR, M.Pd, Johari Efendi Drs,M.Pd, Bermain dan Permainan Anak
Usia Dini, Banda Aceh, 2012.
Sofyan Sulaiman,Drs, Kadis Pendidikan Kota Banda Aceh, Kebijakan Pemerintah
Dalam Pengembangan PAUD Kota Banda Aceh, Banda Aceh, 2008.
Akses Internet, Manfaat Bermain Pada Anak
10