BAB II

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penulisan Perlu kita ketahui bagaimana pentingnya pendidikan usia dini pada anak. Bagaimana kita sebagai orang tua memahami pentingnya pendidikan pada usia dini. Seringkali kita tidak memperdulikan kepentingan anak-anak kita. Bermain adalah sebuah aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari dunia anak, namun terkadang ada orang tua yang brlum bsgitu memahami akan hal tersebut, sehingga tidak jarang ada orang tua yang marah ketika milihat anaknya bermain. Pada pembahasan kali ini kami akan sedikit menguraikan manfaat apa saja yang terkandung dalam kegiatan bermain serta permainan apa saja yang bersifat edukatif. 1.2. Tujuan Penulisan Ada pun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen agar 1

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penulisan

Perlu kita ketahui bagaimana pentingnya pendidikan usia dini pada anak.

Bagaimana kita sebagai orang tua memahami pentingnya pendidikan pada usia dini.

Seringkali kita tidak memperdulikan kepentingan anak-anak kita. Bermain adalah

sebuah aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari dunia anak, namun terkadang ada

orang tua yang brlum bsgitu memahami akan hal tersebut, sehingga tidak jarang ada

orang tua yang marah ketika milihat anaknya bermain. Pada pembahasan kali ini

kami akan sedikit menguraikan manfaat apa saja yang terkandung dalam kegiatan

bermain serta permainan apa saja yang bersifat edukatif.

1.2. Tujuan Penulisan

Ada pun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas

yang diberikan oleh Dosen agar mendapat nilai yang maksimal pada mata kuliah

bermain dan permainan pada anak usia dini.

Sedangkan tujuan lain adalah agar kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui

lebih jelas lagi tentang bagaimana manfaat bermain serta aspek apa sajayang

terkandung dalam kegiatan bermain.

Demikianlah diantaranya beberapa tujuan yang melatarbelakangi penulisan

makalah ini. Bahwa pentingnya kegiatan bermain bagi anak-anak usia dini.

1

Page 2: BAB II

BAB II

PEMBAHASAN

A. Aspek-Aspek Perkembangan Melalui Kegiatan Bermain Pada Anak

Pada dasarnya kegiatan bermain merupakan hal penting bagi seorang anak,

karena kegiatan bermain bermanfaat bagi perkembangan anak. Beberapa ahli

mengatakan bahawa fungsi bermain dapat membantu pengembangan fisik,

intelektual, sosial dan emosi. Melalui bermain anak bisa memperoleh pengalamanya,

mengembangkan imanjinasi serta wawasan bagi anak. Bermain juga dapat membantu

mengembangankan aspek-aspek penting bagi anak, aspek-aspek tersebut antara lain

sebagai berikut :

1. Perkembangan Aspek Fisik

Anak akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan kegiatan yang banyak

melibatkan gerak-gerak tubuh, yang akan membuat tubuh anak menjadi sehat. Selain

itu anggota tubuh mendapat kesempatan untuk digerakkan. Anak juga dapat

menyalurkan tenaga atau energi yang berlebihan sehinnga diatidak akan merasa

gelisah.jika anak harus diam berjam-jam lamanya, ia akan merasa bosan, tidak

nyaman dan tertekan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk selalu kreatif dan

bijaksana dalam memberikan tugas.

2. Perkembangan aspek motorik kasar dan motorik halus

Pada saat bayi dilahirkan, seoran bayi tidak berdaya ia belum mampu untuk

menggerakan anggota tubuhnya bagi kepentingannya sendiri. Pada usia 3 bulan, ia

mulai belajar meraih maianan yang ada ditempat tidurnya dan untuk meraihnya dia

2

Page 3: BAB II

membutuhkan mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangannya. Awalnya belum

berhasil. Namun dengan beriringnya waktu, akhirnya dia mampu untuk meraihnya,

bahkan dapat menggengan mainan tersebut.

Usia sekitar 1 tahun, pada usia ini anak sudah dapat memegang pensil

sehingga diadapat membuat coreta-coretan . secara tidak langsung ia belajar

membuat gerakan-gerakan motorik halusyang diperlukan saat menulis.

Usia sekitar 2 tahun, anak sudah dapat membuat coretan benang kusut. Usia

sekitar 3 tahun, anak berhasilmembuat garis lengkung. Usia 4 sampai 5 tahun anak

sudah dapat belajar menggambar bentuk-bentuk tertentu yang biasanya gabungan

dari bentuk geometri.

Aspek motorik kasardapat dikembangkan juga melalui kegiatan bermain.

Misal, anak yang lari mengejar temannya. Pada awalnya dia belum tampil berlari,

tapi dengan bermain kejar-kejaran anak sudah lebih terampil untuk berlari.

3. Perkembangan Aspek Sosial

Dengan meningkatnya pada anak, dia perlu memisahkan diri dari orang tua

atau pengasuhnya. Jadi, padausiaini anak akan belajar untuk berbagi sesama

temannya, mempertahankan hubungan yang sudah terbina,mencari cara dalam

penyelesaian masalah yang dihadapi oleh temannya.

Ia juga belajar berkomunikasi dengan baik, bersama temannya. Perlu juga

diingat peran bermain juga sangat penting, karena bermain dapat menjadi media

untuk si anak dalam mempelajari budaya, peran sosialdan peran-peran jenis kelamin

yang berlangsung dalam masyarakat tempat dia hidup. Jadi, dari sinilah anak belajar

tentang sistem nilai, kebiasaan dan nilai moral dalam masyarakat.

3

Page 4: BAB II

4. Perkembangan Aspek Emosi atau Kepribadian

Bagi anak, berm main adalah suatu kebutuhan yang sudah ada dengan

sendirinya dan sudah ada secara alamiah. Melalui bermain, seorang anak dapat

melepaskan tegangan yang dialaminya karena banyaknya larangan yang dialami

dalam kehidupan sehari-hari. Bila anak memperoleh kesempatan untuk menyalurkan

perasaan tegang atau cemas, maka anak akan merasa lega dan rileks.

5. Perkembangan Aspek Kognisi

Aspek kognisi diartikansebagai pengetahuan yang luas, daya nalar,

kreativitas, kemampuan berbahasa dan daya ingat. Perlu diingat bahwa, pada usia

prasekolah anakdapat diharapkan menguasai konsep seperti warna, ukuran, bentuk,

arah, besaran, sebagai landasan untuk menulis, bahasa, matematika dan ilmu

pengetahuan lainnya.

Anak usia prasekolah mempunyai rentang perhatian yang terbata dan masih

sulit untuk diatur serta sulit untuk belajar. Anak juga bisa belajar melalui cerita yang

didengar, buku yang dilihat dan sebagainya. Dengan pengalaman yayng diaperoleh

dari pengalamannya,makakreatifitas seorang anak akan berkembang dengan baik.

Anak akan merasa puas jika dia mampu melakukan sesutu yang berbeda dari yang

lainnya.

Dengan teman-taman sebayanya anak perlu berkomunikasi dengan baik, pada

mulanya melalui bahasa tubuh, namun pada akhirnya anak akan lebih menggunakan

bahasa lisan. Jadi, dengan berkomunikasi sesama teman, anak akan mampu untuk

memperkaya kata-kata,sehingga pada akhirnya anak dapat berkomunikasi dengan

baik.

4

Page 5: BAB II

6. Perkembangan Aspek Pengindraan

Pengindraan menyangkut pada penglihatan, pendengaran, penciuman,

pengecapan, perabaan. Kelima aspek tersebut,perlu untuk diasah agar anak lebih

tanggap terhadap hai itu, karena ini dapat menjadikan anak yang aktif, kreatif, serta

krisis.sehingga anak tidak menjadi anak yang tidak peduli dengan keadaan.

Pada anak prasekolah kepekaan, penglihatan dan pendengaran anak sangat

perlu untuk dikembangkan, karena akan membantu anak agar lebih mudah belajar

mengenaldan mengingat bentuk-bentuk tertentu. Kepekaan dan pengindraan dapat

dilatih sejak dini, misalnya music box yang berbunyi. Membaca cerita,mengajak

berbicara, mendengarkan lagu yang dinyanyikan ibumembuat anak belajar untuk

memperhatikan dan mengingat cerita atau lagu tertentu.

Pada usia prasekolah anak dapat mengamati berbagai bentuk ukuran, warna,

besaran, misalnya melalui permainan yang edukatif atau memainkan benda seperti

alat rumah tangga.

B. Pengaruh Aspek Kecerdasan Bagi Perkembangan Anak

Setiap anak memiliki tingkat kecerdasan masing-masing. Pada dasarnya anak

pada usia dini memiliki kecerdasan yang sangat bagus, sehingga para ahli

menyebutkan usia ini disebut juga dengan golden age yakni dengan rentan umur 1-4

tahun. Pada usia 4 tahun perkembangan kecerdasaan anak mencapai 50 %. Oleh

karena itu, kecerdasaan merupakan modal yang utama bagi anak . namun, hal ini

harus dibarengi dengan stimulasi lingkungan agar kecerdasan anak dapat

berkembang secara optimal. Bagi seorang guru, kita harus lebih peka terhadap

5

Page 6: BAB II

kecerdasan anak agar kita dapat mengetahui bakat anak tersebut. Apabila kita dapat

mengetahui bakat anak tersebut, maka tugas kita sebagai guru harus dapat

memberikan arahan atau motivasi terhadap anak. Sehingga imajinasi atau

kecerdasaan anak dapat berkembang secara optimal. Pengembangan potensi

kecerdasan anak secara optomal harus didukung oleh beberapa aspek, antara lain

aspek gizi, aspek kesehatan, aspek psikososial, dan pengasuh serta pendididkan. Oleh

karena itu, layanan tumbuh kembang anak memerlukan kerjasama dan keterlibatan

aktif oleh semua pihak, baik itu orang tua, pendidik serta pemerintah.

C. Kegiatan Bermain yang Dapat Mengembangkan Aspek Kecerdasaan Terhadap Anak

Bagi anak, bermain merupakan kegiatan yang sangat pentung bagi anak.

Karena pada dasarnya bermain merupakan kebutuhan yang sudah ada dengan

sendirinya. Kita sebagai guru harus dapat menyesuaikan permainan apa yang

menyenangakan bagi si anak. Namun, dalam hal ini kitamharus dapat memberikan

permainan yang edukatif agar dapat mengasah kecerdasaan otak anak. Pada dasarnya

permainan yang edukatif mencangkup 5 unsur anatara lain, motorik (gerak fisik),

afeksi (perasaan), kognitif (daya pikir), spiritual (budi pekerti) dan keseimbangan.

Contoh permainan yang edukatif misalnya, bermain puzzle karena permainan ini

bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional sosial dan

estetika bagi anak.

Selain itu, permainan ini juga bermanfaat untuk mengasah kemampuan daya

ingat anak, merangsang imajinasi dan mengajari anak untuk merancang gambar yang

sederhana bagi anak. Untuk membuat anak merasa senang dengan permainan yang

6

Page 7: BAB II

sedang dia lakukan, tugas kita sebagai guru haruslah memberikan apresiasi atau

pujian sesering mungkin terhadap apa yang mereka lakukan. Hal ini bertujuan untuk

memberikan motivasi terhadap anak, agar dia merasa selalu dihargai oleh orang lain.

D. Manfaat Bermain Berdasarkan Teori Perkembangan Otak Anak

Selama bermain, anak mengindrakan segala sesuatu yang ada didalam

lingkunganya melalui seluruh alat pengindraan. Dimana masa keemasan untuk

melakukan stimulasi melalui segala aktivitas yang berupa kemampuan visual,

sensorik dan motorik.

Manfaat bermain terhadap perkembangan otak anak yaitu mengasah

ketajaman otak kanan anak yang berpengaruh pada kecerdasan emosional dan

kreativitas.

Seiap sel neuron tersebut untuk dapat memproses segala informasi dan

mengalami masa perubahan dan juga mengatur segala kegiatan tubuh. Sehingga anak

mempunyai pengalaman dan latiahan, juga dapat memulihkan energi yang sudah

terkuras saat beraktifitas dan dapat memperkuat insting yang diperlukan untuk

kelangsungan hidup di masa yang akan datang.

E. Kegiatan Bermain yang Menyenangkan Bagi Anak

Bermain merupakan hal yang sangat disenangi oleh anak-anak, tidak bisa

dipungkiri bermain tidak bisa dipisahkan dari dunia anak. Aktivitas ini sangat

menyenangakan bagi anak dan merupakan kebutuhan yang sudah melekat terhadap

jiwa anak, dengan demikian anak dapat belajar berbagi keterampilan dengan senang

7

Page 8: BAB II

hati tanpa ada paksaan. Perlu kita ketahui permainan yang disenangi anak adalah

permainan yang tidak bersifat memaksa, karena mreka akan berekspresi secara bebas

tanpa ada beban. Setiap perbuatan yang dipaksakan tidak akan menghasilkan hal

yang memuaskan.

8

Page 9: BAB II

BAB III

PENUTUP

Bermain merupakan salah satu hak asasi manusia, begitu juga pada anak usia

dini. Ada banyak manfaat yang didapatkan dari kegiatan bermain, diantaranya dapat

meingkatkan perkembangan aspek fisik, aspek motorik kasar dan motorik halus,

aspek sosial, aspek emosi atau kepribadian, aspek kognisi, dan aspek pengindraan

serta kemampuan otak dan tingkat kecerdasan anak. Bermain dalam bentuk apapun,

baik aktif maupun pasif, baik dengan alat maupun tanpa alat dapat menunjang segala

aspek terhadap anak dalam berbagai taraf. Disini peran orang tua dan guru

pembimbing untuk dapat menjadi fasilitator pengembangan segala aspek yang

dimiliki oleh anak, dengan memfasilitasi anak agar dapat bermain dengan cara dan

alat yang tepat sesuai dengan bakat, minat, perkembangan, dan kebutuhan anak.

9

Page 10: BAB II

Daftar Pustaka

Anizar Ahmad, DR, M.Pd, Johari Efendi Drs,M.Pd, Bermain dan Permainan Anak

Usia Dini, Banda Aceh, 2012.

Sofyan Sulaiman,Drs, Kadis Pendidikan Kota Banda Aceh, Kebijakan Pemerintah

Dalam Pengembangan PAUD Kota Banda Aceh, Banda Aceh, 2008.

Akses Internet, Manfaat Bermain Pada Anak

10