BAB II

20
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Tinjauan Pustaka II.1.1 Pengertian  Ant e na t a l Care  Pelayanan antenatal (antenatal care) adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil oleh petugas kesehatan untuk memelihara kehamilannya dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang telah ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (Depkes RI, 2004).  II.1.2 Tujuan Antenatal Care Menurut Saifuddin 2006, tujuan antenatal care adalah:  a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.  b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi. c. Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif. f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

Transcript of BAB II

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Tinjauan Pustaka

    II.1.1 Pengertian Antenatal Care

    Pelayanan antenatal (antenatal care) adalah pelayanan yang diberikan

    kepada ibu hamil oleh petugas kesehatan untuk memelihara kehamilannya

    dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang telah ditetapkan dalam

    Standar Pelayanan Kebidanan (Depkes RI, 2004).

    II.1.2 Tujuan Antenatal Care

    Menurut Saifuddin 2006, tujuan antenatal care adalah:

    a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

    tumbuh kembang bayi.

    b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu

    dan bayi.

    c. Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

    mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

    kebidanan dan pembedahan.

    d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu

    maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

    e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

    eksklusif.

    f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

    agar dapat tumbuh kembang secara normal.

  • 9

    II.1.3 Pelayanan Dasar Antenatal Care

    Berdasarkan buku pedoman pelayanan antenatal di tingkat pelayanan dasar,

    pemeriksaan antenatal (ante = sebelum; natal = lahir), hendaknya memenuhi tiga

    aspek pokok, yaitu:

    a. Pemeriksaan Medis

    - Diagnostik kehamilan

    - Penemuan kelainan secara dini

    - Pemberian terapi sesuai dengan diagnosis

    b. Penyuluhan, komunikasi dan motivasi ibu hamil antara lain mengenai:

    - Penjagaan kesehatan dirinya dan janinnya

    - Pengenalan tanda-tanda bahaya dan faktor resiko yang dimilikinya

    - Pencarian pertolongan yang memadai secara tepat waktu

    c. Rujukan

    Ibu hamil dengan resiko tinggi harus dirujuk ke tempat pelayanan yang

    mempunyai fasilitas lebih lengkap.

    II.1.3.1 Pemeriksaan Medis

    A. Anamnesis

    Anamnesis adalah pertanyaan terarah yang ditujukan kepada ibu hamil

    untuk mengetahui keadaan ibu dan faktor resiko yang dimilikinya.

    Pelaksana pelayanan antenatal perlu mengetahui makna dan tujuan dari

    setiap pertanyaan yang diajukan.

    a. Keluhan Utama

    Keluhan utama adalah hal yang berkaitan dengan kehamilan yang

    dirasakan dan dikemukakan ibu kepada pemeriksa.

  • 10

    b. Identitas Ibu

    Identitas yang perlu ditanyakan adalah:

    - Nama ibu

    - Nama suami

    - Alamat lengkap

    c. Hal-hal yang berkaitan dengan fungsi reproduktif

    Pertanyaan meliputi hal-hal yang mungkin berkaitan dengan faktor

    resiko, yaitu:

    - Umur ibu

    - Paritas

    - Hari pertama haid terakhir (HPHT)

    - Lama haid

    - Siklus haid

    - Jenis kontrasepsi yang digunakan (sebelum kehamilan ini)

    d. Hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan sekarang

    Pertanyaan yang berkaitan dengan kehamilan sekarang meliputi

    gerakan janin, hal-hal yang dirasakan akibat perkembangan kehamilan

    dan penyimpangan dari normal (keadaan patologis).

    1. Gerakan Janin

    Hal- hal yang ditanyakan sehubungan dengan gerak janin adalah:

    - Kapan janin mulai bergerak

    - Janin masih bergerak atau tidak

    2. Keluhan yang berkaitan dengan perkembangan kehamilan

    Pertanyaan pada kehamilan muda berbeda dengan kehamilan yang

    lebih lanjut.

    a. Pada kehamilan muda (sampai umur kehamilan 3 bulan)

    - Sakit kepala, mual dan muntah

    - Rasa sakit/rasa tidak enak pada perut bagian bawah

    - Sering buang air kecil

    b. Pada kehamilan 4-6 bulan

    - Sulit tidur

  • 11

    - Agak sulit bernafas, terutama pada primigravida

    - Pegal pada daerah panggul atau bokong

    - Rasa tegang yang timbul sewaktu-waktu di perut bawah

    - Bengkak di kaki yang menghilang pada pagi hari setelah

    bangun tidur

    c. Pada kehamilan 7 bulan keatas

    - Pegal dipanggul atau bokong masih terasa

    - Lebih sering buang air kecil

    - Mulas-mulas yang timbul tidak beraturan

    Bila hal-hal tersebut ditemukan, perlu dijelaskan bahwa itu

    merupakan keadaan yang biasa dan normal ditemukan pada ibu

    hamil.

    3. Keadaan patologis

    Pertanyaan yang harus diajukan adalah gejala komplikasi obstetrik

    langsung, yaitu perdarahan melalui jalan lahir,

    preeklamsia/eklampsia dan keluarnya cairan ketuban sebelum

    waktunya. Keadaan tersebut merupakan ancaman utama untuk

    kematian ibu karena merupakan komplikasi tersering dan terberat.

    a. Perdarahan melalui jalan lahir

    - Kapan permulaan terjadinya perdarahan dan umur

    kehamilan berapa

    - Berapa kali terjadi pendarahan dan jumlah darah yang

    keluar (dapat dibandingkan dengan darah haid)

    - Keluhan lain yang menyertai pendarahan

    Perdarahan merupakan tanda bahaya walaupun jumlahnya hanya

    sedikit. Perdarahan pada kehamilan muda dapat disebabkan oleh

    abortus, mola hidatidosa dan kehamilan ektopik terganggu

    sedangkan perdarahan pada kehamilan tua bersifat lebih berbahaya

    karena seringkali berkaitan dengan kelainan letak plasenta.

    b. Preeklampsia dan eklampsia

    Gejala yang ditimbulkan antara lain:

  • 12

    - Mula-mula timbul bengkak pada kaki yang menetap atau

    tidak hilang setelah bangun tidur

    - Pada keadaan berat, bengkak semakin bertambah disertai

    sakit kepala, mual, nyeri ulu hati hingga muntah. Bila

    semakin berat, penglihatan menjadi kabur, kesadaran

    menurun dan kemudian kejang-kejang.

    c. Keluar cairan ketuban

    Hal- hal yang perlu ditanyakan adalah:

    - Kapan pertama kali keluar cairan ketuban dan berwarna apa

    - Apakah disertai dengan tanda-tanda persalinan

    Warna cairan ketuban normal adalah jernih keputihan. Warna

    ketuban yang hijau berarti cairan ketuban tercampur oleh

    mekonium. Hal ini menandakan janin dalam keadaan asfiksia.

    d. Penyakit lain

    Gejala-gejala penyakit lain yang perlu ditanyakan adalah:

    - Sesak nafas dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.

    Pertanyaan ini mengarah pada kemungkinan penyakit

    jantung dan diabetes

    - Penyakit kuning

    - Riwayat penyakit kronis (malaria, tbc dan lain-lain)

    - Riwayat penyakit gula dalam keadaan sulit dikontrol dan

    menyebabkan penyulit pada persalinan

    - Penyakit jantung yang berbahaya bagi kehamilan dan

    persalinan

    4. Keadaan non obstetrik yang mempengaruhi kehamilan

    Pertanyaan yang diajukan adalah:

    - Kecelakaan yang dialami selama hamil: jatuh, terbakar, dan

    lain-lain.

    - Cedera berat yang pernah dialami saat hamil

    e. Riwayat Obstetrik

    Hal- hal yang perlu ditanyakan adalah:

  • 13

    - Berapa kali hamil dan uraian riwayat setiap kehamilan

    - Berapa kali melahirkan, jarak kelahiran dan uraian riwayat setiap

    persalinan (penolong, tempat pelayanan dan cara persalinan normal

    atau tidak)

    - Berapa kali abortus; kapan, umur kehamilan berapa dan tindakan

    - Hasil kehamilan : kurang atau lebih bulan, BBLR, lahir mati, bayi

    lahir tidak langsung menangis, dan lain-lain

    - Riwayat kelahiran kembar

    Riwayat obstetrik dikatakan buruk jika:

    - Gravida > 4

    - Pernah abortus

    - Pernah mengalami persalinan dengan tindakan (forseps, vakum

    ekstraksi dan bedah sesar)

    - Status bayi yang dilahirkan : lahir mati, bayi besar, BBLR dan

    prematur

    - Riwayat kehamilan ganda

    Keadaan- keadaan tersebut diatas merupakan faktor resiko untuk

    kehamilan sekarang.

    B. Pemeriksaan

    Pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik diagnostik, obstetrik dan diagnostik

    penunjang. Pemeriksaan ini merupakan kelanjutan dari anamnesis.

    a. Pemeriksaan Fisik Diagnostik

    Hal-hal yang diperiksa adalah:

    - Barat badan, lingkar lengan atas (LLA) dan tinggi badan

    - Tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan dan suhu tubuh

    - Adanya cacat tubuh

    b. Pemeriksaan Obstertik

    Pemeriksaan obstetrik meliputi pemeriksaan luar dan pemeriksaan

    panggul dalam (pelvimetri)

  • 14

    1. Pemeriksaan luar

    Pemeriksaan luar dilakukan dengan perabaan perut (cara Leopold I

    sampai IV) yang bertujuan untuk memperkirakan:

    - Umur kehamilan

    - Taksiran berat janin terhadap umur kehamilan

    - Letak janin

    - Turunnya bagian terendah janin

    - Detak jantung janin

    2. Pemeriksaan panggul dalam (pelvimetri)

    Biasanya dilakukan sekali dalam kehamilan untuk mengetahui

    panggul sempit, pintu atas panggul, pintu bawah panggul dan

    kelainan bentuk panggul. Biasanya dilakukan pada kehamilan 8

    bulan atau lebih.

    c. Pemeriksaan Diagnostik Penunjang

    Pemeriksaan Diagnostik yang penting adalah:

    - Pemeriksaan Hb : untuk menentukan kadar hemoglobin dan

    derajat anemia (bila ada)

    - Pemeriksaan urine : untuk mengetahui adanya protein dan gula

    dalam urine

    - Lain-lain bila diperlukan

    C. Diagnosis

    Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik diagnostik,

    obstetrik dan diagnostik penunjang seperti diuraikan diatas. Diagnosis

    dituliskan secara singkat.

    II.1.3.2 Intervensi dalam Pelayanan Antenatal

    Intervensi dalam pelayanan antenatal adalah perlakuan yang diberikan

    kepada ibu hamil setelah dibuat diagnosis kehamilan.

    A. Intervensi Dasar

    Intervensi dasar adalah perlakuan yang diberikan kepada semua ibu hamil

    yang mendapat pemeriksaan kehamilan, yaitu meliputi pemberian tetanus

    toksoid, tablet zat besi, vitamin dan mineral, serta penyuluhan terarah.

  • 15

    B. Intervensi Khusus

    Intervensi khusus adalah perlakuan khusus yang diberikan kepada ibu hamil

    sesuai dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan. Perlakuan

    tersebut meliputi tindakan pemantauan ketat atau intensif, pemberian obat,

    bila perlu dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih lengkap.

    a. Faktor resiko

    Faktor resiko adalah keadaan yang tidak secara langsung mengancam

    jiwa akan tetapi memperburuk keadaan kesehatan ibu. Faktor resiko

    pada ibu hamil meliputi:

    - Umur : terlalu muda yaitu < 20 tahun dan terlalu tua yaitu > 35

    tahun

    - Paritas : paritas 0 dan paritas > 4

    - Interval : jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan

    sekurang-kurangnya 2 tahun

    - Tinggi badan : < 145 cm

    - Lingkar lengan atas: < 23,5 cm

    - Kelainan bentuk tubuh : kelainan tulang belakang dan kelainan

    pada panggul

    b. Komplikasi kehamilan

    1. Komplikasi obstetrik langsung

    - Pendarahan

    - Preeklampsia/eklampsia

    - Kelainan letak janin

    - Anak besar, hidramnion dan kehamilan kembar

    - Ketuban pecah dini

    2. Komplikasi obstetrik tidak langsung

    - Penyakit jantung

    - Hepatitis

    - Tuberkulosa

    - Anemia

    - Malaria

  • 16

    - Diabetes mellitus

    3. Komplikasi yang tidak berhubungan dengan obstetrik

    - Cedera akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran

    dan lain-lain)

    C. Penyuluhan Bagi Ibu Hamil

    Penyuluhan bagi ibu hamil sangat diperlukan untuk memberikan

    pengetahuan mengenai kehamilan, perubahan yang berkaitan dengan kehamilan,

    pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, perawatan diri selama

    kehamilan serta tanda bahaya yang perlu diawasi.

    II.1.4 Standar Pelayanan Minimal Antenatal Care

    Pedoman pelayanan kebidanan dasar adalah pelayanan kesehatan yang

    diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan

    antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal bagi

    Petugas Puskesmas. Walaupun pelayanan antenatal selengkapnya mencakup

    banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan),

    pemeriksaan laboratorium atas indikasi. Serta intervensi dasar dan khusus (sesuai

    resiko yang ada termasuk penyuluhan dan konseling), namun dalam penerapan

    operasionalnya dikenal standar minimal 7T untuk pelayanan antenatal, yang

    terdiri atas:

    a. Timbang berat badan ukur tinggi badan

    - Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang

    seringan-ringannya.

    - Peningkatan berat badan pada masa kehamilan sangat penting, setidak-

    tidaknya antara 9 kg- 11 kg sampai menjelang bayi lahir.

    - Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester II atau dibawah kurva pada

    KMS ibu hamil menunjukkan ibu kurus, besar kemungkinan ibu akan

    melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

    - Bila berat badan ibu jauh diatas kurva pada KMS ibu hamil, perlu

    dicurigai adanya kemungkinan melahirkan bayi besar dan menimbulkan

    kemacetan dalam persalinan.

  • 17

    b. (Ukur) Tekanan darah

    - Tekanan darah yang normal adalah 110/80 140/90 mmHg. Bila lebih

    dari 140/90 mmHg, hati-hati adanya preeklampsia.

    - Preeklampsia adalah tekanan darah meningkat pada masa kehamilan

    yang dapat menyebabkan kematian janin atau ibu. Gejala preeklampsia

    adalah tekanan darah tinggi, edema dan proteinuria. Preeklamsia dapat

    disebabkan karena konsumsi garam berlebihan, terlalu lelah dan kurang

    istirahat serta stres.

    c. (Ukur) Tinggi fundus uteri

    - Tinggi fundus uteri ditentukan dalam sentimeter (cm), yaitu jarak antara

    symphisis pubis dengan puncak tinggi fundus uteri.

    - Tujuan pemeriksaan tinggi fundus uteri adalah untuk memeriksa

    kehamilan, menentukan letak janin dalam kandungan normal atau tidak,

    memperkirakan berat badan janin dan dapat menentukan detak jantung

    janin.

    d. (Pemberian imunisasi) Tetanus Toksoid (TT) lengkap

    - Bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum. Suntikan pertama

    diberikan mulai hamil 3 bulan dan suntikan kedua minimal 1,5 bulan

    sesudah suntikan pertama.

    e. (Pemberian) Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan

    - Ibu hamil harus minum tablet tambah darah satu butir sehari atau paling

    sedikit 90 tablet selama kehamilan.

    - Ibu hamil harus makan makanan bergizi lebih banyak dari biasanya.

    - Aneka ragam makanan paling baik yang diperlukan ibu hamil adalah

    ikan, telur, susu, tahu, tempe, kacang-kacangan, biji-bijian, sayur-sayuran

    dan buah-buahan.

    f. Tes terhadap penyakit menular seksual (PMS)

    g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

    Namun, pada kenyataan di daerah-daerah terpencil, pelayanan ANC hanya

    memakai standar terdahulu berupa 5T (tanpa tes terhadap penyakit menular

    seksual dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan), hal ini dikarenakan

  • 18

    kurang memadainya sarana fasilitas seperti laboratorium untuk pemeriksaan tes

    PMS. Tes terhadap PMS juga hanya akan dilakukan terhadap ibu hamil yang

    diduga ataupun beresiko tinggi untuk tertular PMS. Selain itu, jika kehamilan

    tidak memiliki faktor resiko ataupun resiko tinggi maka temu wicara dalam

    rangka persiapan rujukan tidak rutin dilakukan dalam setiap pemeriksaan

    kehamilan bahkan cenderung tidak pernah dilakukan.

    Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali

    selama kehamilan, dengan ketentuan waktu sebagai berikut:

    - Minimal 1 kali pada trimester pertama

    - Minimal 1 kali pada trimester kedua

    - Minimal 2 kali pada trimester ketiga

    Standar waktu pelayanan antenatal tersebut ditentukan untuk menjamin

    mutu pelayanan, khususnya dalam memberi kesempatan yang cukup dalam

    menangani kasus resiko tinggi yang ditemukan (Depkes RI,1995).

    II.1.5 Kunjungan Antenatal Care

    Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan

    untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan. Istilah

    kunjungan disini tidak mengandung arti bahwa ibu hamil yang harus berkunjung

    ke fasilitas pelayanan tetapi setiap kontak tenaga kesehatan dengan ibu hamil

    untuk memberikan pelayanan antenatal sesuai standar dapat dianggap sebagai

    kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2004).

    II.1.5.1 Kunjungan baru ibu hamil (K1)

    Kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan

    pelayanan antenatal tanpa melihat usia kehamilan (Depkes RI, 2004).

  • 19

    II.1.5.2 K4

    K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau

    lebih untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan

    dengan syarat:

    1) Minimal satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).

    2) Minimal satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)

    3) Minimal dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah

    minggu ke 36)

    Tabel 1. Garis-garis besar informasi penting yang didapatkan pada setiap

    kunjungan antenatal care

    Kunjungan Waktu Informasi penting

    Trimester

    pertama

    Sebelum

    minggu ke 14

    - Membangun hubungan saling percaya

    antara petugas kesehatan dengan ibu hamil

    - Mendeteksi masalah dan menanganinya

    - Melakukan tindakan pencegahan seperti

    tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat

    besi, penggunaan praktek tradisional yang

    merugikan

    - Memulai persiapan kelahiran bayi dan

    kesiapan untuk mengahadapi komplikasi

    - Mendorong perilaku yang sehat (gizi,

    latihan dan kebersihan, istirahat, dan

    sebagainya)

    Trimester kedua Sebelum

    minggu ke 28

    Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan

    khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu

    tentang gejala-gejala preeklampsia, pantau

    tekanan darah, evaluasi edema, periksa

    untuk mengetahui poliuria)

  • 20

    Trimester ketiga Antara minggu

    28-36

    Sama seperti diatas, ditambah palpasi

    abdominal untuk mengetahui apakah ada

    kehamilan ganda

    Trimester ketiga Setelah 36

    minggu

    Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak

    bayi yang tidak normal atau kondisi lain

    yang memerlukan kelahiran di rumah sakit

    (Depkes RI, 2001)

    II.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Antenatal Care

    a. Pengetahuan

    Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan

    kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya

    pada petugas kesehatan (WHO, 2003).

    b. Ekonomi

    Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi

    rendah menyebabkan keluarga tidak mampu untuk menyediakan dana bagi

    pemeriksaan kehamilan. Masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat

    ekonomi rendah yaitu ibu hamil kekurangan energi dan protein (KEK). Hal

    ini disebabkan keluarga tidak mampu untuk menyediakan kebutuhan energi

    dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan (Cunningham, 2006).

    c. Sosial Budaya

    Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan

    mempengaruhi ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga

    yang tidak mengijinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk

    memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat

    keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya (WHO,

    2003).

  • 21

    d. Geografis

    Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan.Wanita

    yang bertempat tinggal di perkotaan kunjungan antenatal care lebih baik

    dibadingkan dengan di pedesaan sedangkan ditempat yang terpencil karena

    ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini dikarenakan

    transpontasi yang sulit sampai tempat terpencil (WHO, 2003).

    II.1.7 lmu Perilaku Kesehatan

    Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup)

    yang bersangkutan. Sedangkan perilaku manusia adalah semua kegiatan atau

    aktivitas manusia, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati oleh

    pihak luar. Menurut Skinner, seorang ahli psikologi, perilaku merupakan respon

    atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena

    perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan

    kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skinner disebut teori S-O-R

    atau Stimulus Organisme Respon. Skinner membedakannya berdasarkan dua

    respon (Notoatmodjo, 2007).

    1. Respondent respons atau reflextive yaitu respon yang ditimbulkan oleh

    rangsangan-rangsangan tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting

    stimulation karena menimbulkan respon- respon yang relatif tetap.

    2. Operant respons atau instrumental respons yaitu respon yang timbul dan

    berkembang kemudian diikuti stimulus atau perangsangan tertentu.

    Perangsang ini disebut reinforcing stimulation karena memperkuat respons.

    Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

    dibedakan menjadi dua, yaitu:

  • 22

    1. Perilaku tertutup (covert behaviour)

    Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup.

    Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,

    persepsi, pengetahuan/kesadaran dan sikap yang terjadi pada saat orang

    menerima stimulus tersebut. Misalnya: ibu hamil tahu pentingnya

    pemeriksaan antenatal care.

    2. Perilaku terbuka (overt behaviour)

    Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata dan

    terbuka. Respon sudah dalam bentuk tindakan yang dengan mudah dapat

    diamati orang lain. Misalnya: ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke

    dokter atau petugas kesehatan lainnya.

    Meskipun perilaku merupakan bentuk stimulus dari luar organisme tersebut,

    tapi respon yang diberikan berbeda-beda tergantung dari tiap-tiap individu. Hal ini

    dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu:

    1. Pengetahuan (Knowledge)

    Merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengamatan

    terhadap satu objek tertentu.

    a. Proses Adopsi Perilaku

    Menurut penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang

    mengadopsi perilaku baru, maka dalam diri orang tersebut terjadi proses

    yang berurutan, yaitu:

    1. Awareness (kesadaran) yaitu orang tersebut menyadari dalam arti

    mengetahui stimulus objek terlebih dahulu,

    2. Interest yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus,

  • 23

    3. Evaluation yaitu menimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

    dirinya,

    4. Trial yaitu orang telah mencoba perilaku baru,

    5. Adoption yaitu subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

    kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

    2. Sikap (attitude)

    Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

    terhadap suatu stimulus atau objek. Ada 3 komponen dari sikap, yaitu:

    kepercayaan, kehidupan emosional dan kecenderungan untuk bertindak. Ketiga

    komponen ini membentuk sikap yang utuh (total attitude).

    3. Praktek atau Tindakan (practice)

    Untuk mewujudkan sikap menjadi sebuah perbuatan yang nyata diperlukan

    faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas.

    II.1.8 Tinjauan Penelitian Tentang Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

    Perilaku Antenatal Care

    WHO dan Unicef menyatakan bahwa ada kecenderungan ibu hamil yang

    jarang melakukan pelayanan antenatal adalah usia < 20 tahun dan > 35 tahun. Hal

    ini diakibatkan ibu hamil usia < 20 tahun biasanya kehamilannya disebabkan oleh

    kehamilan diluar nikah dan dengan sengaja tidak ingin memeriksakan

    kehamilannya ke tenaga kesehatan. Sedangkan pada usia > 35 tahun, jarangnya

    melakukan pemeriksaan kehamilan diakibatkan oleh adanya budaya yang

    mendarah daging untuk tidak memeriksakan kehamilannya.

    Faktor lain yang mempengaruhi perilaku ANC adalah tingkat pendidikan.

    Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memanfaatkan pelayanan kesehatan

    yang lebih canggih. Tingkat pendidikan mempengaruhi kesadaran akan

  • 24

    pentingnya arti kesehatan bagi diri sendiri dan lingkungan yang dapat mendorong

    kebutuhan akan kesehatan.

    Selain dua faktor yang disebutkan diatas, terdapat beberapa faktor yang

    mempengaruhi perilaku ANC seperti paritas, pekerjaan, tingkat pengetahuan

    mengenai ANC dan dukungan keluarga.

    II.2 Penelitian Terkait

    1. Anna Sunita. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan

    pemeriksaan ANC di Kelurahan Warakas Tanjung Priok Jakarta Utara

    Tahun 2001. Skripsi Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Universitas Indonesia. 2001.

    2. Mulyono Trisno. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas

    kunjungan ANC di Puskesmas Kecamatan Palmerah Jakarta Barat Tahun

    2004. Skripsi Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

    Indonesia. 2004.

    3. Selviwati. Hubungan Umur, Paritas, Status Pekerjaan Suami dan Status

    Pekerjaan Ibu Hamil dengan Kelengkapan pemeriksaan Antenatal Care di

    Puskesmas Cilandak Tahun 2009. Skripsi Program Sarjana Fakultas

    Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional. 2010.

  • 25

    II.3 Kerangka Teori

    (Depkes RI, 2001)

    Karakteristik Ibu

    - Usia - Paritas - Pendidikan - Pekerjaan

    Ekonomi

    Pengetahuan mengenai

    Pemeriksaan Kehamilan

    (ANC)

    Sosial Budaya

    - Dukungan Keluarga - Suku/etnis

    Geografis

    - Desa/ kota - Jarak rumah dengan tempat

    pelayanan kesehatan

    - Sarana Transportasi

    Perilaku ANC

    Derajat Kesehatan

    Maternal dan

    Neonatal

  • 26

    II.4 Kerangka Konsep

    Kerangka konsep penelitian dibuat dalam bagan sebagai berikut

    Variabel Independen Variabel Dependen

    II.5 Hipotesis

    - H1 : ada korelasi antara usia ibu hamil trimester tiga dengan perilaku ANC di

    Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung

    Barat

    - H2 : ada korelasi antara riwayat kehamilan ibu hamil trimester tiga dengan

    perilaku ANC di Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit,

    Kabupaten Lampung Barat

    - H3 : ada korelasi antara tingkat pendidikan ibu hamil trimester tiga dengan

    perilaku ANC di Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit,

    Kabupaten Lampung Barat

    Karakteristik Ibu Hamil

    - Umur

    - Paritas/ Rwyt persalinan

    - Pendidikan

    - Pekerjaan

    Dukungan Keluarga

    (Sosial Budaya)

    Perilaku

    ANC Pengetahuan Ibu Mengenai ANC

    Ekonomi

    Geografis

  • 27

    - H4 : ada korelasi antara pekerjaan ibu hamil trimester tiga dengan perilaku

    ANC di Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten

    Lampung Barat

    - H5 : ada korelasi antara tingkat pengetahuan ibu hamil trimester tiga

    mengenai antenatal care dan kehamilannya dengan perilaku ANC di

    Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung

    Barat

    - H6 : ada korelasi antara dukungan keluarga ibu hamil trimester tiga dengan

    perilaku ANC di Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit,

    Kabupaten Lampung Barat