BAB II
-
Upload
akbarian-noor -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of BAB II
-
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tinjauan Pustaka
II.1.1 Pengertian Antenatal Care
Pelayanan antenatal (antenatal care) adalah pelayanan yang diberikan
kepada ibu hamil oleh petugas kesehatan untuk memelihara kehamilannya
dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang telah ditetapkan dalam
Standar Pelayanan Kebidanan (Depkes RI, 2004).
II.1.2 Tujuan Antenatal Care
Menurut Saifuddin 2006, tujuan antenatal care adalah:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu
dan bayi.
c. Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
-
9
II.1.3 Pelayanan Dasar Antenatal Care
Berdasarkan buku pedoman pelayanan antenatal di tingkat pelayanan dasar,
pemeriksaan antenatal (ante = sebelum; natal = lahir), hendaknya memenuhi tiga
aspek pokok, yaitu:
a. Pemeriksaan Medis
- Diagnostik kehamilan
- Penemuan kelainan secara dini
- Pemberian terapi sesuai dengan diagnosis
b. Penyuluhan, komunikasi dan motivasi ibu hamil antara lain mengenai:
- Penjagaan kesehatan dirinya dan janinnya
- Pengenalan tanda-tanda bahaya dan faktor resiko yang dimilikinya
- Pencarian pertolongan yang memadai secara tepat waktu
c. Rujukan
Ibu hamil dengan resiko tinggi harus dirujuk ke tempat pelayanan yang
mempunyai fasilitas lebih lengkap.
II.1.3.1 Pemeriksaan Medis
A. Anamnesis
Anamnesis adalah pertanyaan terarah yang ditujukan kepada ibu hamil
untuk mengetahui keadaan ibu dan faktor resiko yang dimilikinya.
Pelaksana pelayanan antenatal perlu mengetahui makna dan tujuan dari
setiap pertanyaan yang diajukan.
a. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah hal yang berkaitan dengan kehamilan yang
dirasakan dan dikemukakan ibu kepada pemeriksa.
-
10
b. Identitas Ibu
Identitas yang perlu ditanyakan adalah:
- Nama ibu
- Nama suami
- Alamat lengkap
c. Hal-hal yang berkaitan dengan fungsi reproduktif
Pertanyaan meliputi hal-hal yang mungkin berkaitan dengan faktor
resiko, yaitu:
- Umur ibu
- Paritas
- Hari pertama haid terakhir (HPHT)
- Lama haid
- Siklus haid
- Jenis kontrasepsi yang digunakan (sebelum kehamilan ini)
d. Hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan sekarang
Pertanyaan yang berkaitan dengan kehamilan sekarang meliputi
gerakan janin, hal-hal yang dirasakan akibat perkembangan kehamilan
dan penyimpangan dari normal (keadaan patologis).
1. Gerakan Janin
Hal- hal yang ditanyakan sehubungan dengan gerak janin adalah:
- Kapan janin mulai bergerak
- Janin masih bergerak atau tidak
2. Keluhan yang berkaitan dengan perkembangan kehamilan
Pertanyaan pada kehamilan muda berbeda dengan kehamilan yang
lebih lanjut.
a. Pada kehamilan muda (sampai umur kehamilan 3 bulan)
- Sakit kepala, mual dan muntah
- Rasa sakit/rasa tidak enak pada perut bagian bawah
- Sering buang air kecil
b. Pada kehamilan 4-6 bulan
- Sulit tidur
-
11
- Agak sulit bernafas, terutama pada primigravida
- Pegal pada daerah panggul atau bokong
- Rasa tegang yang timbul sewaktu-waktu di perut bawah
- Bengkak di kaki yang menghilang pada pagi hari setelah
bangun tidur
c. Pada kehamilan 7 bulan keatas
- Pegal dipanggul atau bokong masih terasa
- Lebih sering buang air kecil
- Mulas-mulas yang timbul tidak beraturan
Bila hal-hal tersebut ditemukan, perlu dijelaskan bahwa itu
merupakan keadaan yang biasa dan normal ditemukan pada ibu
hamil.
3. Keadaan patologis
Pertanyaan yang harus diajukan adalah gejala komplikasi obstetrik
langsung, yaitu perdarahan melalui jalan lahir,
preeklamsia/eklampsia dan keluarnya cairan ketuban sebelum
waktunya. Keadaan tersebut merupakan ancaman utama untuk
kematian ibu karena merupakan komplikasi tersering dan terberat.
a. Perdarahan melalui jalan lahir
- Kapan permulaan terjadinya perdarahan dan umur
kehamilan berapa
- Berapa kali terjadi pendarahan dan jumlah darah yang
keluar (dapat dibandingkan dengan darah haid)
- Keluhan lain yang menyertai pendarahan
Perdarahan merupakan tanda bahaya walaupun jumlahnya hanya
sedikit. Perdarahan pada kehamilan muda dapat disebabkan oleh
abortus, mola hidatidosa dan kehamilan ektopik terganggu
sedangkan perdarahan pada kehamilan tua bersifat lebih berbahaya
karena seringkali berkaitan dengan kelainan letak plasenta.
b. Preeklampsia dan eklampsia
Gejala yang ditimbulkan antara lain:
-
12
- Mula-mula timbul bengkak pada kaki yang menetap atau
tidak hilang setelah bangun tidur
- Pada keadaan berat, bengkak semakin bertambah disertai
sakit kepala, mual, nyeri ulu hati hingga muntah. Bila
semakin berat, penglihatan menjadi kabur, kesadaran
menurun dan kemudian kejang-kejang.
c. Keluar cairan ketuban
Hal- hal yang perlu ditanyakan adalah:
- Kapan pertama kali keluar cairan ketuban dan berwarna apa
- Apakah disertai dengan tanda-tanda persalinan
Warna cairan ketuban normal adalah jernih keputihan. Warna
ketuban yang hijau berarti cairan ketuban tercampur oleh
mekonium. Hal ini menandakan janin dalam keadaan asfiksia.
d. Penyakit lain
Gejala-gejala penyakit lain yang perlu ditanyakan adalah:
- Sesak nafas dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.
Pertanyaan ini mengarah pada kemungkinan penyakit
jantung dan diabetes
- Penyakit kuning
- Riwayat penyakit kronis (malaria, tbc dan lain-lain)
- Riwayat penyakit gula dalam keadaan sulit dikontrol dan
menyebabkan penyulit pada persalinan
- Penyakit jantung yang berbahaya bagi kehamilan dan
persalinan
4. Keadaan non obstetrik yang mempengaruhi kehamilan
Pertanyaan yang diajukan adalah:
- Kecelakaan yang dialami selama hamil: jatuh, terbakar, dan
lain-lain.
- Cedera berat yang pernah dialami saat hamil
e. Riwayat Obstetrik
Hal- hal yang perlu ditanyakan adalah:
-
13
- Berapa kali hamil dan uraian riwayat setiap kehamilan
- Berapa kali melahirkan, jarak kelahiran dan uraian riwayat setiap
persalinan (penolong, tempat pelayanan dan cara persalinan normal
atau tidak)
- Berapa kali abortus; kapan, umur kehamilan berapa dan tindakan
- Hasil kehamilan : kurang atau lebih bulan, BBLR, lahir mati, bayi
lahir tidak langsung menangis, dan lain-lain
- Riwayat kelahiran kembar
Riwayat obstetrik dikatakan buruk jika:
- Gravida > 4
- Pernah abortus
- Pernah mengalami persalinan dengan tindakan (forseps, vakum
ekstraksi dan bedah sesar)
- Status bayi yang dilahirkan : lahir mati, bayi besar, BBLR dan
prematur
- Riwayat kehamilan ganda
Keadaan- keadaan tersebut diatas merupakan faktor resiko untuk
kehamilan sekarang.
B. Pemeriksaan
Pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik diagnostik, obstetrik dan diagnostik
penunjang. Pemeriksaan ini merupakan kelanjutan dari anamnesis.
a. Pemeriksaan Fisik Diagnostik
Hal-hal yang diperiksa adalah:
- Barat badan, lingkar lengan atas (LLA) dan tinggi badan
- Tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan dan suhu tubuh
- Adanya cacat tubuh
b. Pemeriksaan Obstertik
Pemeriksaan obstetrik meliputi pemeriksaan luar dan pemeriksaan
panggul dalam (pelvimetri)
-
14
1. Pemeriksaan luar
Pemeriksaan luar dilakukan dengan perabaan perut (cara Leopold I
sampai IV) yang bertujuan untuk memperkirakan:
- Umur kehamilan
- Taksiran berat janin terhadap umur kehamilan
- Letak janin
- Turunnya bagian terendah janin
- Detak jantung janin
2. Pemeriksaan panggul dalam (pelvimetri)
Biasanya dilakukan sekali dalam kehamilan untuk mengetahui
panggul sempit, pintu atas panggul, pintu bawah panggul dan
kelainan bentuk panggul. Biasanya dilakukan pada kehamilan 8
bulan atau lebih.
c. Pemeriksaan Diagnostik Penunjang
Pemeriksaan Diagnostik yang penting adalah:
- Pemeriksaan Hb : untuk menentukan kadar hemoglobin dan
derajat anemia (bila ada)
- Pemeriksaan urine : untuk mengetahui adanya protein dan gula
dalam urine
- Lain-lain bila diperlukan
C. Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik diagnostik,
obstetrik dan diagnostik penunjang seperti diuraikan diatas. Diagnosis
dituliskan secara singkat.
II.1.3.2 Intervensi dalam Pelayanan Antenatal
Intervensi dalam pelayanan antenatal adalah perlakuan yang diberikan
kepada ibu hamil setelah dibuat diagnosis kehamilan.
A. Intervensi Dasar
Intervensi dasar adalah perlakuan yang diberikan kepada semua ibu hamil
yang mendapat pemeriksaan kehamilan, yaitu meliputi pemberian tetanus
toksoid, tablet zat besi, vitamin dan mineral, serta penyuluhan terarah.
-
15
B. Intervensi Khusus
Intervensi khusus adalah perlakuan khusus yang diberikan kepada ibu hamil
sesuai dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan. Perlakuan
tersebut meliputi tindakan pemantauan ketat atau intensif, pemberian obat,
bila perlu dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih lengkap.
a. Faktor resiko
Faktor resiko adalah keadaan yang tidak secara langsung mengancam
jiwa akan tetapi memperburuk keadaan kesehatan ibu. Faktor resiko
pada ibu hamil meliputi:
- Umur : terlalu muda yaitu < 20 tahun dan terlalu tua yaitu > 35
tahun
- Paritas : paritas 0 dan paritas > 4
- Interval : jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan
sekurang-kurangnya 2 tahun
- Tinggi badan : < 145 cm
- Lingkar lengan atas: < 23,5 cm
- Kelainan bentuk tubuh : kelainan tulang belakang dan kelainan
pada panggul
b. Komplikasi kehamilan
1. Komplikasi obstetrik langsung
- Pendarahan
- Preeklampsia/eklampsia
- Kelainan letak janin
- Anak besar, hidramnion dan kehamilan kembar
- Ketuban pecah dini
2. Komplikasi obstetrik tidak langsung
- Penyakit jantung
- Hepatitis
- Tuberkulosa
- Anemia
- Malaria
-
16
- Diabetes mellitus
3. Komplikasi yang tidak berhubungan dengan obstetrik
- Cedera akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran
dan lain-lain)
C. Penyuluhan Bagi Ibu Hamil
Penyuluhan bagi ibu hamil sangat diperlukan untuk memberikan
pengetahuan mengenai kehamilan, perubahan yang berkaitan dengan kehamilan,
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, perawatan diri selama
kehamilan serta tanda bahaya yang perlu diawasi.
II.1.4 Standar Pelayanan Minimal Antenatal Care
Pedoman pelayanan kebidanan dasar adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan
antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal bagi
Petugas Puskesmas. Walaupun pelayanan antenatal selengkapnya mencakup
banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan),
pemeriksaan laboratorium atas indikasi. Serta intervensi dasar dan khusus (sesuai
resiko yang ada termasuk penyuluhan dan konseling), namun dalam penerapan
operasionalnya dikenal standar minimal 7T untuk pelayanan antenatal, yang
terdiri atas:
a. Timbang berat badan ukur tinggi badan
- Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang
seringan-ringannya.
- Peningkatan berat badan pada masa kehamilan sangat penting, setidak-
tidaknya antara 9 kg- 11 kg sampai menjelang bayi lahir.
- Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester II atau dibawah kurva pada
KMS ibu hamil menunjukkan ibu kurus, besar kemungkinan ibu akan
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
- Bila berat badan ibu jauh diatas kurva pada KMS ibu hamil, perlu
dicurigai adanya kemungkinan melahirkan bayi besar dan menimbulkan
kemacetan dalam persalinan.
-
17
b. (Ukur) Tekanan darah
- Tekanan darah yang normal adalah 110/80 140/90 mmHg. Bila lebih
dari 140/90 mmHg, hati-hati adanya preeklampsia.
- Preeklampsia adalah tekanan darah meningkat pada masa kehamilan
yang dapat menyebabkan kematian janin atau ibu. Gejala preeklampsia
adalah tekanan darah tinggi, edema dan proteinuria. Preeklamsia dapat
disebabkan karena konsumsi garam berlebihan, terlalu lelah dan kurang
istirahat serta stres.
c. (Ukur) Tinggi fundus uteri
- Tinggi fundus uteri ditentukan dalam sentimeter (cm), yaitu jarak antara
symphisis pubis dengan puncak tinggi fundus uteri.
- Tujuan pemeriksaan tinggi fundus uteri adalah untuk memeriksa
kehamilan, menentukan letak janin dalam kandungan normal atau tidak,
memperkirakan berat badan janin dan dapat menentukan detak jantung
janin.
d. (Pemberian imunisasi) Tetanus Toksoid (TT) lengkap
- Bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum. Suntikan pertama
diberikan mulai hamil 3 bulan dan suntikan kedua minimal 1,5 bulan
sesudah suntikan pertama.
e. (Pemberian) Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
- Ibu hamil harus minum tablet tambah darah satu butir sehari atau paling
sedikit 90 tablet selama kehamilan.
- Ibu hamil harus makan makanan bergizi lebih banyak dari biasanya.
- Aneka ragam makanan paling baik yang diperlukan ibu hamil adalah
ikan, telur, susu, tahu, tempe, kacang-kacangan, biji-bijian, sayur-sayuran
dan buah-buahan.
f. Tes terhadap penyakit menular seksual (PMS)
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Namun, pada kenyataan di daerah-daerah terpencil, pelayanan ANC hanya
memakai standar terdahulu berupa 5T (tanpa tes terhadap penyakit menular
seksual dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan), hal ini dikarenakan
-
18
kurang memadainya sarana fasilitas seperti laboratorium untuk pemeriksaan tes
PMS. Tes terhadap PMS juga hanya akan dilakukan terhadap ibu hamil yang
diduga ataupun beresiko tinggi untuk tertular PMS. Selain itu, jika kehamilan
tidak memiliki faktor resiko ataupun resiko tinggi maka temu wicara dalam
rangka persiapan rujukan tidak rutin dilakukan dalam setiap pemeriksaan
kehamilan bahkan cenderung tidak pernah dilakukan.
Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali
selama kehamilan, dengan ketentuan waktu sebagai berikut:
- Minimal 1 kali pada trimester pertama
- Minimal 1 kali pada trimester kedua
- Minimal 2 kali pada trimester ketiga
Standar waktu pelayanan antenatal tersebut ditentukan untuk menjamin
mutu pelayanan, khususnya dalam memberi kesempatan yang cukup dalam
menangani kasus resiko tinggi yang ditemukan (Depkes RI,1995).
II.1.5 Kunjungan Antenatal Care
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan. Istilah
kunjungan disini tidak mengandung arti bahwa ibu hamil yang harus berkunjung
ke fasilitas pelayanan tetapi setiap kontak tenaga kesehatan dengan ibu hamil
untuk memberikan pelayanan antenatal sesuai standar dapat dianggap sebagai
kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2004).
II.1.5.1 Kunjungan baru ibu hamil (K1)
Kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan antenatal tanpa melihat usia kehamilan (Depkes RI, 2004).
-
19
II.1.5.2 K4
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau
lebih untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan
dengan syarat:
1) Minimal satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).
2) Minimal satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)
3) Minimal dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah
minggu ke 36)
Tabel 1. Garis-garis besar informasi penting yang didapatkan pada setiap
kunjungan antenatal care
Kunjungan Waktu Informasi penting
Trimester
pertama
Sebelum
minggu ke 14
- Membangun hubungan saling percaya
antara petugas kesehatan dengan ibu hamil
- Mendeteksi masalah dan menanganinya
- Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat
besi, penggunaan praktek tradisional yang
merugikan
- Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk mengahadapi komplikasi
- Mendorong perilaku yang sehat (gizi,
latihan dan kebersihan, istirahat, dan
sebagainya)
Trimester kedua Sebelum
minggu ke 28
Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan
khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu
tentang gejala-gejala preeklampsia, pantau
tekanan darah, evaluasi edema, periksa
untuk mengetahui poliuria)
-
20
Trimester ketiga Antara minggu
28-36
Sama seperti diatas, ditambah palpasi
abdominal untuk mengetahui apakah ada
kehamilan ganda
Trimester ketiga Setelah 36
minggu
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak
bayi yang tidak normal atau kondisi lain
yang memerlukan kelahiran di rumah sakit
(Depkes RI, 2001)
II.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Antenatal Care
a. Pengetahuan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan
kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya
pada petugas kesehatan (WHO, 2003).
b. Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi
rendah menyebabkan keluarga tidak mampu untuk menyediakan dana bagi
pemeriksaan kehamilan. Masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat
ekonomi rendah yaitu ibu hamil kekurangan energi dan protein (KEK). Hal
ini disebabkan keluarga tidak mampu untuk menyediakan kebutuhan energi
dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan (Cunningham, 2006).
c. Sosial Budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan
mempengaruhi ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga
yang tidak mengijinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk
memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat
keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya (WHO,
2003).
-
21
d. Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan.Wanita
yang bertempat tinggal di perkotaan kunjungan antenatal care lebih baik
dibadingkan dengan di pedesaan sedangkan ditempat yang terpencil karena
ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini dikarenakan
transpontasi yang sulit sampai tempat terpencil (WHO, 2003).
II.1.7 lmu Perilaku Kesehatan
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup)
yang bersangkutan. Sedangkan perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati oleh
pihak luar. Menurut Skinner, seorang ahli psikologi, perilaku merupakan respon
atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena
perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan
kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skinner disebut teori S-O-R
atau Stimulus Organisme Respon. Skinner membedakannya berdasarkan dua
respon (Notoatmodjo, 2007).
1. Respondent respons atau reflextive yaitu respon yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting
stimulation karena menimbulkan respon- respon yang relatif tetap.
2. Operant respons atau instrumental respons yaitu respon yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti stimulus atau perangsangan tertentu.
Perangsang ini disebut reinforcing stimulation karena memperkuat respons.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
-
22
1. Perilaku tertutup (covert behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup.
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan/kesadaran dan sikap yang terjadi pada saat orang
menerima stimulus tersebut. Misalnya: ibu hamil tahu pentingnya
pemeriksaan antenatal care.
2. Perilaku terbuka (overt behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata dan
terbuka. Respon sudah dalam bentuk tindakan yang dengan mudah dapat
diamati orang lain. Misalnya: ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke
dokter atau petugas kesehatan lainnya.
Meskipun perilaku merupakan bentuk stimulus dari luar organisme tersebut,
tapi respon yang diberikan berbeda-beda tergantung dari tiap-tiap individu. Hal ini
dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu:
1. Pengetahuan (Knowledge)
Merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengamatan
terhadap satu objek tertentu.
a. Proses Adopsi Perilaku
Menurut penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru, maka dalam diri orang tersebut terjadi proses
yang berurutan, yaitu:
1. Awareness (kesadaran) yaitu orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus objek terlebih dahulu,
2. Interest yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus,
-
23
3. Evaluation yaitu menimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya,
4. Trial yaitu orang telah mencoba perilaku baru,
5. Adoption yaitu subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Ada 3 komponen dari sikap, yaitu:
kepercayaan, kehidupan emosional dan kecenderungan untuk bertindak. Ketiga
komponen ini membentuk sikap yang utuh (total attitude).
3. Praktek atau Tindakan (practice)
Untuk mewujudkan sikap menjadi sebuah perbuatan yang nyata diperlukan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas.
II.1.8 Tinjauan Penelitian Tentang Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Perilaku Antenatal Care
WHO dan Unicef menyatakan bahwa ada kecenderungan ibu hamil yang
jarang melakukan pelayanan antenatal adalah usia < 20 tahun dan > 35 tahun. Hal
ini diakibatkan ibu hamil usia < 20 tahun biasanya kehamilannya disebabkan oleh
kehamilan diluar nikah dan dengan sengaja tidak ingin memeriksakan
kehamilannya ke tenaga kesehatan. Sedangkan pada usia > 35 tahun, jarangnya
melakukan pemeriksaan kehamilan diakibatkan oleh adanya budaya yang
mendarah daging untuk tidak memeriksakan kehamilannya.
Faktor lain yang mempengaruhi perilaku ANC adalah tingkat pendidikan.
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memanfaatkan pelayanan kesehatan
yang lebih canggih. Tingkat pendidikan mempengaruhi kesadaran akan
-
24
pentingnya arti kesehatan bagi diri sendiri dan lingkungan yang dapat mendorong
kebutuhan akan kesehatan.
Selain dua faktor yang disebutkan diatas, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku ANC seperti paritas, pekerjaan, tingkat pengetahuan
mengenai ANC dan dukungan keluarga.
II.2 Penelitian Terkait
1. Anna Sunita. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan
pemeriksaan ANC di Kelurahan Warakas Tanjung Priok Jakarta Utara
Tahun 2001. Skripsi Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia. 2001.
2. Mulyono Trisno. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas
kunjungan ANC di Puskesmas Kecamatan Palmerah Jakarta Barat Tahun
2004. Skripsi Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia. 2004.
3. Selviwati. Hubungan Umur, Paritas, Status Pekerjaan Suami dan Status
Pekerjaan Ibu Hamil dengan Kelengkapan pemeriksaan Antenatal Care di
Puskesmas Cilandak Tahun 2009. Skripsi Program Sarjana Fakultas
Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional. 2010.
-
25
II.3 Kerangka Teori
(Depkes RI, 2001)
Karakteristik Ibu
- Usia - Paritas - Pendidikan - Pekerjaan
Ekonomi
Pengetahuan mengenai
Pemeriksaan Kehamilan
(ANC)
Sosial Budaya
- Dukungan Keluarga - Suku/etnis
Geografis
- Desa/ kota - Jarak rumah dengan tempat
pelayanan kesehatan
- Sarana Transportasi
Perilaku ANC
Derajat Kesehatan
Maternal dan
Neonatal
-
26
II.4 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian dibuat dalam bagan sebagai berikut
Variabel Independen Variabel Dependen
II.5 Hipotesis
- H1 : ada korelasi antara usia ibu hamil trimester tiga dengan perilaku ANC di
Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung
Barat
- H2 : ada korelasi antara riwayat kehamilan ibu hamil trimester tiga dengan
perilaku ANC di Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit,
Kabupaten Lampung Barat
- H3 : ada korelasi antara tingkat pendidikan ibu hamil trimester tiga dengan
perilaku ANC di Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit,
Kabupaten Lampung Barat
Karakteristik Ibu Hamil
- Umur
- Paritas/ Rwyt persalinan
- Pendidikan
- Pekerjaan
Dukungan Keluarga
(Sosial Budaya)
Perilaku
ANC Pengetahuan Ibu Mengenai ANC
Ekonomi
Geografis
-
27
- H4 : ada korelasi antara pekerjaan ibu hamil trimester tiga dengan perilaku
ANC di Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten
Lampung Barat
- H5 : ada korelasi antara tingkat pengetahuan ibu hamil trimester tiga
mengenai antenatal care dan kehamilannya dengan perilaku ANC di
Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung
Barat
- H6 : ada korelasi antara dukungan keluarga ibu hamil trimester tiga dengan
perilaku ANC di Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit,
Kabupaten Lampung Barat