BAB II
-
Upload
muhammad-haryadi -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
description
Transcript of BAB II
-
5/27/2018 BAB II
1/20
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DefinisiAntropologi merupakan bidang studi sains tentang asal usul,
prilaku, fisik, sosial dan pengembangan lingkungan manusia. Antropologi
forensik merupakan bidang ilmu untuk physical anthropologists yang
mengaplikasikan ilmunya dalam bidang biologi, sains, dan budaya dalam
proses hukum. Antropologi Forensik adalah pemeriksaan pada sisa-sisarangka. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sebagai langkah pertama untuk
menentukan apakah sisa-sisa tersebut berasal dari manusia.5,6,7
Gambar 1. Anatomi rangka manusia
-
5/27/2018 BAB II
2/20
4
Menurut American Board of Forensic Anthropology, forensik
antropologi adalah aplikasi ilmu pengetahuan dari antropologi fisik untuk
proses hukum. Identifikasi dari kerangka, atau sediaan lain dari sisa sisa
jasad (dugaan manusia) yang tidak teridentifikasi penting untuk alasan
hukum maupun alasan kemanusiaan. Forensik antropologi mengaplikasikan
tehnik sains sederhana yang berdasarkan antropologi fisik untuk
mengidentifikasi sisa sisa jasad manusia dan mengungkap tindak
kejahatan.7
Antropologi forensik meliputi penggalian arkeologis; pemeriksaan
rambut, serangga, plant materials dan jejak kaki; penentuan waktu
kematian; facial reproduction; photographic superimposition; detection of
anatomical variants; dan analisa mengenai cedera masa lalu dan
penanganan medis. Namun, pada pelaksanaannya forensik antropologi
terutama untuk menentukan identitas jasad berdasar bukti yang tersedia,
yaitu menentukan jenis kelamin, perkiraan usia, bentuk tubuh, dan ras.5
2.2. Ruang LingkupFaktor utama yang digunakan pada pemeriksaan forensik adalah:
a. OsteologiOsteologi merupakan satu dari teknik yang paling
bermakna pada pemeriksaan antropologi forensik, karena
antropologi forensik berhubungan dengan pemeriksaan sisasisa
tulang maupun tulang yang utuh. Pemeriksa dapat menentukan
perkiraan usia, jenis kelamin, pertalian ras, tampilan fisik saat
hidup. Tengkorak merupakan bagian dari rangka manusia yang
paling informatif. Namun, jarang sekali tengkorak ditemukan
dalam keadaan utuh ataupun baik. Oleh karena itu osteologis harus
dapat memanfaatkan apapun tulang yang tersedia.9
-
5/27/2018 BAB II
3/20
5
Gambar 2. Alatalat ukur pemeriksaan osteologi
Osteologi harus mengerti mengenai kerangka manusia.
Langkah pertama pertama dari osteologi menentukan sisa rangka
yang ditemukan apakah dari manusia atau bukan. Walaupun
banyak sekali variasi yang terdapat pada manusia atau hewan,
namun terdapat persamaan-persamaan umum pada setiap spesies.
Jika tengkorak tidak ditemukan, tulang manusia dapat dibedakan
dari hewan berdasarkan bentuk, ukuran dan perbedaan densitas
tulang. Penentuan spesies akan sangat sulit jika tulang yang
ditemukan berupa pecahan pecahan. Ada dua tipe sifat yang
dapat ditemukan dari sisa sisa rangka yaitu metrik dan
nonmetrik. Tipe metrik adalah variasi ukuran tulang. Contohnya
panjang dari humerus pada seseorang dapat lebih panjang dari
orang lain yang mempunyai tinggi badan yang sama. Sifat
nonmetrik adalah perbedaan antara tulang tulang seseorang yang
tidak dapat diukur. Contohnya penyatuan pada tulang seseorang
dapat berbeda dengan orang lainnya.8
-
5/27/2018 BAB II
4/20
6
Gambar 3. Penentuan jenis kelamin berdasar metode non-tetrik
b. DentisiDentisi merupakan ilmu yang mempelajari sisasisa gigi.
Analisa dari sisa sisa gigi dapat digunakan untuk menentukan
beberapa aspek pada antropologi forensik. Digunakan bersama
dengan osteologi untuk menentukan usia, jenis kelamin dan diet.
Pada orang dewasa terdapat 32 gigi yang pada masing masing
sisinya, pada rahang atas dan bawah terdapat dua insisivus, satu
kaninus, dan dua atau tiga molar. Pada anak anak terdapat dua
puluh gigi dengan dua insisivus dan satu kaninus serta dua molar
pada masingmasing kuadran.9
c. EtnobotaniEtnobotani merupakan ilmu yang mempelajari tentang
serbuk sari dan tanaman dari masa lalu. Ini berguna untuk
menentukan waktu sejak kematian dan menentukan diet dari sisi
arkeologi.9
Gambar 4. Ruang Lingkup Pemeriksaan Antropologi Forensik
-
5/27/2018 BAB II
5/20
7
2.3. ManfaatDapat mengidentifikasi manusia atau bukan manusia dari
Kerangka. Merupakan suatu hal yang biasa bahwa tulang atau komponen
binatang menjadi perhatian hukum bagi para agen penyelidik forensik.
Biasanya para ilmuwan forensik dapat dengan mudah menentukan spesimen
nonhuman. Suatu cakar beruang, kuku binatang dan ruas jari yang koyak,
bulu binatang dan kulit yang dipisahkan oleh pengulitan pisau atau oleh
pembusukan, biasa menyerupai manusia. Gambar yang dihasilkan oleh sinar
X dapat dengan tepat mengungkapkan perbedaan tersebut.
Sisa tulang dari binatang menyusui besar kemungkinan dapat
mengacaukan para penemu yang tak terlatih. Seseorang yang terlatih dalam
ilmu tulang atau anatomi manusia seperti dokter, dokter gigi, dan ahli
antropologi tidak akan mempunyai kesukaran dalam mendeteksi
karakteristik nonhuman baik dari segi ukuran, arsitektur, dan bentuk dari
tulang binatang yang utuh. Yang paling membedakan bagian-bagian tulang
manusia dan binatang adalah articular permukaan (gambaran makroskopis),
mungkin perbedaan tersebut dapat hilang oleh karena aktivitas carnivoral,
pembusukan, atau epiphyses tulang yang belum mature.
Seandainya sisa tulang cuma berupa fragmen diaphysis,
roentgenography dapat sangat menolong. Tulang, proses pembentukan
tulang, dan proses eksresi yang berhubungan dengan organ dan perlekatan
ototberbeda antara manusia dan binatang. Chilvarquer et al. menunjukan
perbedaan dalam penampilan roentgenographic antara midshafts manusia
dengan tulang binatang. Pola tulang manusia berbentuk saluran spongiosa
dan medullary yang reguler, memiliki ruang ovoid antar trabeculae utama
yang agak kasar dan trabeculae sekunder yang lebih halus. Zone transisi
tersebut lebarnya kira-kira 1-3 mm. Pada penyakit osteoporosis, zona
transisi tersebut lebih lebar karena adanya reduksi osteomalacia yang
menghancurkan corticomedullary.
-
5/27/2018 BAB II
6/20
8
Pada binatang corticomedullary terlihat sangat jelas. Saluran
spongiosa lebih sedikit dan berisi butiran-butiran kecil homogen. Terdapat
selaput Spicules atau invaginations yang meluas ke dalam saluran medullary
dari endosteum. Untuk memastikan bahwa potongan tubuh berasal dari
manusia dapat digunakan beberapa pemeriksaan seperti pengamatan
jaringan secara makroskopik, mikroskopik dan pemeriksaan serologik
berupa reaksi antigen-antibodi (reaksi presipitin).
Pada gambaran mikroskopik perlu juga dilihat fusi epiphysis dan
metaphysis serta ukuran tulang. Pada hewan, fusi ini terjadi saat ukuran
tulang belum begitu panjang. Pada manusia fusi terjadi pada usia dewasa
dimana panjang tulang sudah maximal. Tulang manusia lebih banyak
trabekulanya sehingga lebih padat. Antropologi forensik juga dapat
digunakan untuk menentukan jenis kelamin, perkiraan umur, perkiraan
interval waktu kematian, tinggi badan, dan pertalian ras.5,6,7
a. Penentuan Jenis Kelamin5,6,10Jenis kelamin dapat ditentukan dengan beberapa cara dari
bagian bagian yang berbeda pada rangka. Penentuan jenis
kelamin hanya mungkin pada rangka orang dewasa. Salah satu cara
yang umum dilakukan yaitu dengan mengukur ukuran tulang,
dimana pada pria ukuran rangka lebih besar. Pria juga lebih
cenderung memiliki area lebih luas untuk perlekatan otot.
Gambar5. Perbedaan pelvis pria dan wanita
-
5/27/2018 BAB II
7/20
9
Pelvis adalah tulang yang paling umum digunakan untuk
menentukan jenis kelamin. Sudut subpubis pada wanita lebih
besar, biasanya lebih dari 900. Acetabulum, yang merupakan
tempat perlekatan kepala femur dengan os pubis, khasnya lebih
besar dan dalam pada pria dibandingkan wanita. Sakrum lebih lurus
pada wanita dan lebih lengkung pada pria. Pintu atas panggul pada
wanita lebih luas daripada pria.
Gambar 6. Perbedaan tengkorak pria dan wanita
Kranium atau tengkorak merupakan tulang yang juga
berguna untuk menentukan jenis kelamin. Dagu pada pria cendrung
lebih petak dan lebih lancip pada wanita. Dahi pada pria cendrung
lebih landai sedangkan pada wanita dahinya lebih lurus. Pria
memiliki lengkungan alis yang lebih tinggi daripada wanita.
Tabel 1. Perbedaan Tulang Pria dan Wanita
Pria Wanita
Tulang Lebih besar, berat
dan kasar
Lebih kecil, ringan dan
halus
-
5/27/2018 BAB II
8/20
10
Tengkorak Lebih berat dan
menonjol
Lebih ringan, kurang
menonjol
Tulang wajah Lebih besar Lebih kecil
Supra orbital Lebih menonjol Kurang menonjol
Zigomatikus Lebih menonjol Kurang menonjol
Oksiput Lebih menonjol Kurang menonjol
Sinus frontalis Lebih lebar Lebih kecil
Toraks Panjang Pendek lebar
Pelvis Lebih dalam, sempit
dan berat
Lebih dangkal, halus
dan ringan
Ilium Lebih melengkung Kurang melengkung
SIAS Terpisah jarak tidak
lebar
Terpisah jarak lebar
Cekungan
sacrum
Tidak lebar, panjang,
sempit dan tidakbegitu melengkung
Lebih lebar dan
melengkung
Arkus pubis Lebih sempit Lebih besar
b. Perkiraan Umur7Walaupun umur sebenarnya tidak dapat ditentukan dari
tulang, namun perkiraan umur seseorang dapat ditentukan.
Biasanya pemeriksaan dari os pubis, sakroiliac joint, cranium,artritis pada spinal dan pemeriksaan mikroskopis dari tulang dan
gigi memberikan informasi yang mendekati perkiraan umur. Untuk
memperkirakan usia, bagian yang berbeda dari rangka lebih
berguna untuk menentukan perkiraan usia pada range usia yang
berbeda. Range usia meliputi usia perinatal, neonatus, bayi dan
anak kecil, usia kanak-kanak lanjut, usia remaja, dewasa muda dan
dewasa tua.
-
5/27/2018 BAB II
9/20
11
Gambar 7. Penutupan sutura tengkorak
Usia perinatal, yaitu bayi yang belum lahir, dapat
ditentukan dari ukuran tulang. Ini karena faktor luar seperti
malnutrisi pada ibu tidak akan mempengaruhi pertumbuhan fetus
secara berarti. Dalam periode intake makanan yang kurang, tubuh
ibu akan memberi nutrisi pada fetus, mengambil nutrien ibu.
Umur dalam tiga tahapan :
1. Bayi baru dilahirkanNeonatus, bayi yg belum mempunyai gigi, sangat
sulit untuk menentukan usianya karena pengaruh proses
pengembangan yang berbeda pada masing-masing
individu. Bayi dan anak kecil biasanya telah memiliki gigi.
Pembentukan gigi sering kali digunakan untuk
memperkirakan usia. Gigi permanen mulai terbentuk saat
kelahiran, dengan demikian pembentukan dari gigi
permanen merupakan indikator yang baik untuk
menentukan usia. Beberapa proses penulangan mulai
terbentuk pada usia ini, ini berarti bagian-bagian yang
lunak dari tulang mulai menjadi keras. Namun, ini bukan
faktor penentuan yg baik. Pengukuran tinggi badan diukur:
-
5/27/2018 BAB II
10/20
12
a) Streeter : tinggi badan dari puncak kepala sampaitulang ekor
b) Haase : tinggi badan diukur dari puncak kepalasampai tumit
2. Anak dan dewasa sampai umur 30 tahunMasa kanak-kanak lanjut dimulai saat gigi
permanen mulai tumbuh. Semakin banyak tulang yang
mulai mengeras. Masa remaja menunjukkan pertumbuhan
tulang panjang dan penyatuan pada ujungnya. Penyatuan
ini merupakan teknik yang berguna dalam penentuan usia.
Masing-massing epifisis akan menyatu pada diafisis pada
usia-usia tertentu. Dewasa muda dan dewasa tua
mempunyai metode-metode yang berbeda dalam
penentuan usia; penutupan sutura cranium; morfologi dari
ujung iga, permukaan aurikula dan simfisis pubis; struktur
mikro dari tulang dan gigi.
Persambungan speno-oksipital terjadi pada umur1725 tahun.
Tulang selangka merupakan tulang panjangterakhir unifikasi.
Unifikasi dimulai umur 1825 tahun. Unifikasi lengkap 25 30 tahun, usia lebih dari
31 tahun sudah lengkap
Tulang belakang sebelum 30 tahun menunjukkanalur yang dalam dan radier pada permukaan atas
dan bawah.
3. Dewasa > 30 tahunSutura kranium (persendian non-moveable pada
kepala) perlahan-perlahan menyatu. Walaupun ini sudah
diketahui sejak lama, namun hubungan penyatuan sutura
dengan penentuan umur kurang valid. Morfologi pada
-
5/27/2018 BAB II
11/20
13
ujung iga berubah sesuai dengan umur. Iga berhubungan
dengan sternum melalui tulang rawan. Ujung iga saat
mulai terbentuk tulang rawan awalnya berbentuk datar,
namun selama proses penuaan ujung iga mulai menjadi
kasar dan tulang rawan menjadi berbintik-bintik.
Iregularitas dari ujung iga mulai ditemukan saat usia
menua.
Gambar 8. Perkembangan tengkorak berdasar umur
Pemeriksaan tengkorak :
Pemeriksaan sutura, penutupan tabula internamendahului eksterna
Sutura sagitalis, koronarius dan suturalambdoideus mulai menutup umur 2030 tahun
Sutura parieto-mastoid dan squamaeus 2535tahun tetapi dapat tetap terbuka sebagian pada
umur 60 tahun.
Sutura spheno-parietal umumnya tidak akanmenutup sampai umur 70 tahun.
c. Perkiraan Tinggi Badan 5,7,11Tinggi merupakan persamaan linear dari berbagai panjang
tulang, yaitu humerus (lengan atas), femur (paha), radius
(pengumpil) dan tibia (kering) dengan rumusan Trotter dan Gleser,
Stevenson, Karl pearson, Dupertus dan Hadden.
-
5/27/2018 BAB II
12/20
14
Kepentingan pengukurang tinggi badan dari tulang
panjang adalah penting pada keadaan tubuh sudah terpotong atau
yang didapatkan rangka atau sebagai tulang.
Perkiraan tinggi badan dengan pengukuran tulang panjang :
Tulang lengan atas.35%TB Tulang paha27%TB Tulang kering.22%TB Tulang belakang.35%YB
Perhatikan dengan pengukuran osteometrik board : tulang
harus dalam keadaan kering.
Rumus TB (tinggi badan)
1. Stevenson TB = 61,7207 + 2,4378 X F + 2,1756 (F =
Femur)
TB = 81,5115 + 2,8131X H + 2,8903 (H =Humerus)
TB = 59,2256 + 3,0263 X T + 1,8916 (T = Tibia) TB =80,0276 + 3,7384 X R + 2,6791 (R =
Radius)
2. Trotter dan Gleser (untuk ras mongoloid) TB =1, 22 (Femur + Fibula) + 70,24 (3,18 cm) TB =1, 22 (Femur + Tibia) + 70,37 (3,24 cm) TB =2,40 (Fibula) + 80,56 (3,24 cm) TB =2,39 (Tibia) + 81,45 (3,27 cm) TB =2,15 (Femur) + 72,57 (3,80cm) TB =1, 68 (Humerus+ Ulna 71,18) + (4,14 cm) TB =1, 67 (Humerus+ Radius ) + 74,83 (4,16 cm) TB =2,68 (Humerus) + 83,19 (4,25 cm) TB =3,54 (Radius) + 82,00 (4,60 cm) TB =3,48 (Ulna) + 77,45 (4,66 cm)
-
5/27/2018 BAB II
13/20
15
Pengukuran sebaiknya dengan kedua formula tersebut
diatas agar mendekati tinggi badan sebenarnya.
Rumus antropoloogi Ragawi UGM pria dan dewasa (Jawa)
TB = 897 + 1,74 y (femur kanan) TB = 822 + 1,90 y (femur kiri) TB = 879 + 2,12 y (Tibia kanan) TB = 847 + 2,22 y (Tibia kiri) TB = 867+ 2,19 y (fibula kanan)
TB = 883 + 2,14 y (fibula kiri) TB = 847 + 2,60 y (humerus kanan) TB = 805 + 2,74 y (humerus kiri) TB = 842 + 3,45 y (radius kanan) TB = 862 + 3,15 y (radius kiri) TB = 819 + 3,15 y (ulna kanan) TB = 847+ 3,06 y (radius kiri)
Melalui suatu penelitian, Djaja Surya Atmadjamenemukan rumus untuk populasi dewasa muda di Indeonesia :
a) Pria :TB = 72,9912 + 1,7227 (Tibia) + 0,7545 (Fibula) (
4,2961 cm)
TB = 75,9800 + 2,3922 (Tibia) ( 4,3572 cm)
TB = 80,8078 + 2,2788 (Fibula) ( 4,6186 cm)
b) Wanita :TB = 71,2817 + 1,3346 (Tibia) + 1,0459 (Fibula) (
4,8684cm)
TB = 77,4717 + 2,1889 (Tibia) ( 4,9526 cm)
TB = 76,2772 + 2,2522 (Fibula) ( 5,0226 cm)
d. Perkiraan Interval Waktu Kematian5,7Memperkirakan waktu kematian sangat sulit. Biasanya
diperkirakan berdasarkan jumlah dan kondisi dari jaringan lunak
-
5/27/2018 BAB II
14/20
16
seperti otot, kulit, dan ligamen, keadaan tulang yang masih baik,
luas yang berhubungan dengan pertumbuhan akar tanaman, bau
busuk, dan aktivitas karnivora maupun serangga pada jasad.
Namun banyak variabel yang harus dipertimbangkan, seperti suhu
saat kematian, luka tusuk, kelembapan, ph tanah, dan kadar air.
Semakin lama waktu kematian semakin sulit menentukan interval
waktu kematian.
Ketika mayat ditinggalkan di permukaan, aktivitas
serangga segera dimulai dan dalam 2 minggu tubuh tersebut akan
telah menjadi kerangka., dan dalam 8 bulan akan menjadi kerangka
secara komplit. Jika dikubur, tubuh akan menjadi kerangka komplit
dalam waktu 1 sampai 2 tahun dan pada daerah yang kering dapat
terjadi mumifikasi.
Penghancuran tulang memakan waktu bertahun-tahun,
keasaman tanah mempercepat proses ini. Terpisah-pisahnya tulang
penting bagi seorang antropologis forensik untuk menentukan
perkiraan waktu kematian atau waktu penguburan. Jumlah dan tipe
tulang yang masih dapat ditemukan memberikan gambaran berapa
lama tubuh tersebut sudah berada disana, contoh, tulang yang lebih
kecil lebih cepat hilang. Perkiraan waktu kematian berdasarkan
penelitian di Universitas Tennessee sebagai berikut:
3 minggu: tulang dengan sendi masih utuh. 5 minggu : sebagian tulang terpisah, sebagian sendi utuh. 4 bulan : tulang terpisah-pisah. 1 tahun: tulang-tulang kecil hilang, terjadi disartikulasi
komplit.
2-4 tahun: sebagian tulang rusak, sebagian tulang besarhilang.
>12 tahun: tulang hancur, dapat terkubur oleh daun, badai,erosi.
15-20 tahun : tidak ada bukti.
-
5/27/2018 BAB II
15/20
17
e. Pertalian Ras7Pertanyaan mengenai pertalian ras sulit untuk dijawab
karena walaupun klasifikasi ras memiliki komponen biologis yang
sama, tetap didasari dari hubungan sosial. Namun, beberapa rincian
anatomis, terutama di wajah, sering menunjukkan ras individual.
Pada ras kulit putih memiliki wajah yang menyempit dengan
hidung yang agak meninggi dan dagu yang menonjol. Ras kulit
hitam memiliki hidung yang lebar dan subnasal yang berlekuk.
Indian Amerika dan Asia memilki bentuk tulang pipi yang
menonjol dan tekstur gigi yang khas.
Gambar 9. Variasi rangka manusia berdasarkan ras
Seorang antropologis memiliki banyak metode yang rumit
untuk dapat menentukan ras atau nenek moyang suatu populasi
melalui tulang. Ras dari pemilik tulang dapat diidentifikasi
menjadi:
Ras kaukasoid (semua kulit putih)Morfologi kranium pada ras ini sebagai berikut :
Tipe kranium dolichocephalic (panjang). Tulang zygomaticus cenderung mundur terhadap
tulang fasial.
Apertura nasalis sangat sempit dan tajam tepibawahnya.
Dasar tulang orbita cenderung miring ke bawah. Palatum relatif sempit dan cenderung berbentuk
segitiga.
-
5/27/2018 BAB II
16/20
18
Sutura zygomaticomaxillaris cenderungmembelok.
Persentase sutura metopika cenderung lebihtinggi dibanding 2 ras lainnya.
Negroid (semua kilit hitam/ Negro Afrika, Amerika danIndian Barat).
Tipe kranium mesocephalic (sedang). Tulang zygomaticus tidak begitu menjorok ke
depan relatif terhadap tulang fasial.
Apertura nasalis sangat lebar dan tepi bawahtulang nasalis tumpul.
Tulang orbita cenderung persegi empat dan jarakinterorbital lebar.
Tulang palatum cenderung sangat lebar dan agakpersegi empat.
Alveolus anterior pada maksilla dan mandibulacenderung sangat prognathis.
Sering didapati depresi coronal posterior padasutura coronaria.
Sutura zygomaticomaxillaris cenderungmembentuk huruf S.
Mongoloid (Cina, Jepang, Indian Amerika) Kranium cenderung memiliki tulang zygomaticus
yang menonjol.
Lebar apertura nasalis sedang dan tepi bawahnasal agak runcing.
Tulang orbita cenderung sirkulair. Tulang palatum lebarnya sedang. Sutura zygomaticomaxillaris cenderung lurus
-
5/27/2018 BAB II
17/20
19
Penentuan ras dapat dilakukan melalui pemeriksaan
terhadap tengkorak, sudut intercondylus, dan tulang panjang :
TengkorakTengkorak dapat memberikan gambaran yang
dapat diandalkan mengenai karakteristik tertentu dari
nenek moyang suatu populasi, akan tetapi kadang kala
dapat dikelirukandengan pencampuran ras.
Gambar 10. Gambar menunjukkan perbedaan karakteristiktulang tengkorak dari berbagai nenek moyang populasi
-
5/27/2018 BAB II
18/20
20
Tabel 2. Memperlihatkan gambaran morfologi tengkorak dan
mandibula untuk menentukan ras.
Ciri Kaukasoid Negroid Mongoloid
Konfigurasi
umum
Mesocephalic Dolichocephalic Brachycephalic
Kontur
sagital
Bulat Datar atau takik Lengkung
Parietal +++ 0 +++
Gigi Sedikit
overbite
Prognatik Sejajar
Wajah Panjang,
sempit
Prognatik Datar
Orbita Persegi Oval Bulat
Jarang
interorbital
Intermediet Lebar Lebar
Apertura
nasal
Sempit, oval Bulat Bulat dengan
gully inferior
Spina
nasalis
inferior
Tajam Pendek atau
berbentuk
palung
Tumpul
Tulang
nasal
Intermediet Pendek Menonjol
Arkus
zygomatikus
dan
prominensia
malar
Ramping Sedikit ramping Menyolok
dengan
penonjolan
inferior
-
5/27/2018 BAB II
19/20
21
Sudut
mandibular
Sedikit
tumpul
Tumpul Hampir
menyerupaisudut
Dagu,
prosesus
mentalis
++ - +
Sudut intercondylar shelfMenentukan ras dari sudut intercondylus dapat
digunakan bila yang tersisa hanya kerangka saja. Metode
ini memerlukan penempatan distal femur pada posisi
lateral.
Gambar 11. Gambaran foto Rontgen lateral lutut
memperlihatkan metode untuk mengukur sudut
intercondylar shelf.
-
5/27/2018 BAB II
20/20
22
Tulang panjangPada ras kulit hitam, tibia relatif lebih panjang
daripada femur dan radius relatif lebih panjang daripada
humerus. Pada populasi kulit putih dan Mongoloid, femur
lebih melengkung ke anterior bila dibandingkan dengan
populasi kulit hitam. Femur ras kulit hitam cenderung
lebih lurus.