BAB II

download BAB II

of 33

Transcript of BAB II

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laporan KeuanganLaporan keuangan pada hakekatnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip yang berlaku umum yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan data keuangan kepada pihak yang berkepentingan. Menurut Munawir (2004 : 2) yaitu :Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntandi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan antara data keuangan dan aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.Sedangkan menurut PSAK no. 1 paragraf ketujuh (revisi 2009) :

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.Proses akuntasi tersebut meliputi pengumpulan dan pengolahan data keuangan perusahaan. Dalam proses akuntansi diidentifikasi berbagai transaksi atau peristiwa yang merupakan kegiatan ekonomi perusahaan yang dilakukan melalui pengukuran, pencatatan penggolongan dan pengikhtisaran transaksi-transaksi yang bersifat keuangan sedemikian rupa sehingga hanya informasi yang relevan yang saling berhubungan satu dengan lainnya mampu memberikan gambaran secara layak tentang keadaan keuangan serta hasil perusahaan dalam satu periode yang akan dating digabungkan dan disajikan dalam bentuk laporan keuangan.Laporan keuangan yang dibuat secara periodik oleh perusahaan, telah disajikan sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan berlaku secara umum. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari laporan posisi keuangan (Neraca), laporan rugi laba, serta laporan perubahan ekuitas. Laporan posisi keuangan (neraca) menggambarkan posisi jumlah asset, liabilitas dan ekuitas dari suatu perusahaan pada akhir periode, sedangkan laporan rugi laba memperlihatkan hasil-hasil (pendapatan) yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan. Penyusunan dan penyajian laporan keuangan merupakan tanggung jawab utama manajemen perusahaan.2.2 Tujuan Laporan KeuanganTujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna dalam keputusan investasi dan kredit, informasi yang berguna dalam menilai prospek arus kas, informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan terhadap sumber daya tersebut (Kieso dan Weygandt, 2007)Tujuan Laporan Keuangan menurut SAK No. 1 paragraf 7 , sebagai berikut:

1. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun, tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka pada perusahaan tersebut.Dalam rangka mencapai tujuan tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi entitas yang meliputi:

a. Asset;

b. Liabilitas;

c. Ekuitas;

d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;e. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan

f. Arus kas.Hanafi dan Halim (2005;31), menjelaskan bahwa tujuan dari laporan keuangan adalah untuk memberi informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditur, dan pemakai lainnya, sekarang atau masa yang akan dating (potensial) untuk membuat keputusan investasi, pemberian kredit, dan keputusan lainnya yang serupa yang rasional.Sedangkan menurut Harahap (2004:133), tujuan laporan keuangan terdiri dari tujuan umum yaitu menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima. Dan tujuan khusus yaitu memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan.Jadi dapat disimpulkan tujuan laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

2.3 Pengguna Laporan KeuanganMenurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) paragraf ke 9 (Revisi 2009), dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga - lembaga lainnya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi : Investor

Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

Pemberi Pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

PelangganPara pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan.

Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

Masyarakat

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.Pengguna laporan keuangan menurut FASB, menitikberatkan untuk ditujukan bagi para pemegang saham, investor lain serta kreditor : Pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dan pemakai lain yang sekarang dan yang potensial serta pemakai lain dalam mengambil keputusan investasi, kredit, dan keputusan serupa secara rasional. 2.4 Karakteristik Kualitatif Laporan KeuanganLaporan keuangan seharusnya memiliki karakteristik kualitatif laporan keuangan. Karakteristik kualitatif adalah berbagai atribut yang membuat informasi dalam laporan keuangan bermanfaat bagi pengguna. Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan menyebutkan ada empat karakteristik kualitatif laporan keuangan, yaitu :

1) Relevan (Relevance)

Informasi yang relevan mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil pengguna, membantu mereka untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa depan atau menegaskan atau mengkoreksi evaluasi masa lalu. Relevansi suatu indormasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya.

Informasi dinilai material jika kelalaian mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi para pengguna secara signifikan.

2) Keandalan (Reliability)

Informasi yang andal berarti bebas dari kesalahan material dan pengertian yang menyesatkan dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus (jujur) atasyang seharusnya dapatdisajikan a tau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Faktor-faktor berikut berpengaruh terhadap keandalan :a. Penyajian yang jujur (faithful representation)

b. Substansi mengungguli bentuk (substance over form)c. Netralitas (neutrality)

d. Pertimbangan sehat (prudence)

e. Kelengkapan (completeness)

3) Dapat Dibandingkan (Comparability)

Informasi seharusnya disajikan secara konsisten dari satu periode ke periode berikutnya dan secara konsisten antarperusahaan (entitas) sehingga memungkinkan pengguna untuk melakukan perbandingan yang signifikan.4) Dapat dipahami (Understandability)

Informasi seharusnya dapat dipahami dengan mudah oleh pengguna yang memiliki pengetahuan dasar tentang bisnis, aktivitas ekonomi, dan memiliki kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

Terdapat kendala dalam menyediakan informasi yang relevan dan andal, yaitu :

1) Tepat waktu. Penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan dapat mengakibatkan kehilangan relevansi tetapi meningkatkan keandalannya.2) Menyeimbangkan biaya dan manfaat. Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya.3) Menyeimbangkan berbagai karakteristik kualitatif. Untuk memenuhi tujuan laporan keuangan dan membuatnya cukup bagi lingkungan tertentu, penyedia informasi harus mencapai keseimbangan yang tepat di antara berbagai karakteristik kualitatif.

2.5 Komponen Laporan Keuangan

Menurut PSAK no.1 paragraf 8 (revisi 2009), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini :

a. Laporan Posisi Keuangan (neraca pada akhir periode);

b. Laporan Laba Rugi Komprehensif selama periode;

c. Laporan Perubahan Ekuitas selama periode;

d. Laporan Arus Kas selama periode;

e. Catatan atas Laporan Keuangan berisi informasi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informsi penjelasan lain.

f. Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif, ketika entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, dan mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. 2.5.1 Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan adalah laporan yang sistematis, tentang asset, liabilitas, serta ekuitas dari suatu saat tertentu. Jadi tujuan dari laporan posisi keuangan adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga sering disebut dengan Balance Sheet (PSAK No.1,Revisi 2009).

Laporan posisi keuangan perusahaan disajikan sedemikan rupa yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu maksudnya adalah menunjukkan keadaan keuangan pada tanggal tertentu maksudnya adalah menunjukkan keadaan keuangan pada tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku. Laporan posisi keuangan minimal mencakup pos-pos berikut :(a) aset tetap;(b) properti investasi;(c) aset tidak berwujud;(d) aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e), (g) dan (h));(e) investasi dengan menggunakan metode ekuitas;(f) persediaan;(g) piutang dagang dan piutang lainnya;(h) kas dan setara kas;(i) total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;(j) utang dagang dan utang ainnya;(k) provisi;(l) liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (k) dan (l));(m) liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46;(n) liabilitas dan aset untuk pajak tangguhan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46;(o) liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;(p) kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan (q) modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

Elemen-elemen laporan posisi keuangan menurut Kieso dan Weygandt (2007;225) adalah

Aktiva adalah kemungkinan manfaat ekonomi masa depan yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian lalu. Kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi dimasa depan yang berasal dari kewajiban sekarang dari suatu kesatuan tertentu untuk penyerahan barang dan jasa kepada kesatuan lain dimasa yang akan dating sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian yang lalu. Ekuitas adalah nilai sisa dari harta suatu kesatuan dikurangi kewajiban.

Dengan demikian laporan posisi keuangan terdiri dari tiga komponen utama yaitu aktiva (asset), kewajiban (liabilitas), dan modal (ekuitas).

1. Aktiva (Asset)

Aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan biaya-biaya yang masih dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya. Aktiva ini terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lain-lain. 2. Kewajiban (Liabilitas)

Kewajiban adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana kewajiban ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam liabilitas lancar dan liabilitas jangka panjang.

3. Modal (Ekuitas)

Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh kewajibannya.

2.5.2 Laporan Laba Rugi Komprehensif

Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu (Munawir,2000;26). Tujuan pokok laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan keuantungan. Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.

Dalam PSAK No.1 Paragraf 80 (Revisi 2009), laporan laba rugi komprehensif, sekurang-kurangnya mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut selama suatu periode :

a. pendapatan;b. biaya keuangan;c. bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;d. beban pajak;e. suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:i. laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; danii. keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;f. laba rugi;g. setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf (h));h. bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;

Sedangkan menurut Kieso dan Weygandt (2007;182) suatu laporan laba rugi dibentuk oleh unsur-unsur :

Pendapatan (Revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain atas harta dari satu kesatuan atau penyelesaian kewajibannya selama satu periode dan penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau aktifitas lain yang merupakan operasi pokok atau utama yang berkelanjutan dari kesatuan tersebut. Beban (Expenses) adalah arus keluar atau penggunaan lain atas harta atau terjadinya kewajiban selama satu periode dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktifitas lain yang merupakan operasi pokok atau yang berkelanjutan dari kesatuan tersebut. Keuntungan (gains) adalah dalam ekuitas (harta bersih) dari transaksi sampingan atau sekali-kali dari satu kesatuan kecuali yang dihasilkan dari pendappatan atau investasi oleh pemilik. Kerugian (losses) adalah penurunan dalam ekuitas (harta bersih) dari transaksi-transaksi sampingan atau sekali-kali dan satu kesatuan kecuali yang berakibat dari beban atau pembagian kepada pemilik.2.5.3 Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas menjelaskan perubahan modal, laba ditahan, agio/disagio. Laporan ini menggambarkan saldo dan perubahan baik hak pemilik yang melekat pada perusahaan. PSAK No.1 (Revisi 2009) menyebutkan bahwa perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan :

a. Laba atau rugi bersih periode bersangkutan;

b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK yang terkait diakui secara langusng dalam ekuitas.

c. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait.d. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.

e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya.

f. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio saham dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.

Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan.

2.5.4 Laporan Arus Kas

Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang (PSAK No.2, Revisi 2009). Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan modal untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan.

Laporan arus kas melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan menjadi tiga kegiatan yaitu :

a. Aktvitas Operasi

Aktivitas opeasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas dan aktivitas lain yang bukan merupaka aktivitas investasi dan pendanaan. Indikator utama menentukan apakah operasi dapat menghasilkan kas untuk melunasi pinjaman dan memelihara kemampuan operasi entitas, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :

Penerimaan dari penjualan barang/jasa, royalti, pendapatan lain.

Penerimaan dari pendapatan sewa, restitusi pajak.

Penerimaan dari pemberian untuk bank dan penjualan sekuritas dari perusahaan efek.

Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya.

Pembayaran kepada pemasok barang dan jasa.

Pembayaran untuk karyawan.

Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

b. Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan asset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan kas dimasa depan. Contoh arus kas dari aktivitas investasi : Penerimaan penjualan asset tetap, asset tidak berwujud dan asset jangka panjang lain.

Penerimaan kas dari kontrak future/forward, future untuk pendanaan.

Penerimaan penjualan instrument utang atau kas (selain diperdagangkan).

Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman dari pihak lain.

Pembayaran kas untuk membeli asset tidak tetapm asset tidak berwujudm biaya pengembangan dikapitalisasi.

Pembayaran untuk membeli instrument utang/ ekuitas/ ventura selain untuk diperdagangkan.

c. Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas. Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah :

Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya.

Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek dan pinjaman lainnya.

Pelunasan pinjaman.

Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa untuk usaha pembiayaan.2.5.5 Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam laporan keuangan serta penjelasan tambahan penting lainnya. Catatan atas laporan keuangan ini harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang diungkap dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan harus mengungkapkan (PSAK No.1 Paragraf 68, Revisi 2009) :

a. Informasi mengenai dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

b. Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan, tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas maupun perubahan ekuitas.

c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam ranka penyajian secara wajar.

Namun biasanya, laporan keuangan yang paling sering disajikan adalah laporan posisi keuangan (financial positition), dan laporan laba rugi (income statement).2.6 Proses Penyusunan Laporan Keuangan

Langkah awal dari proses akunatnsi adalah pencatatan transaksi dan kejadian ekonomi perusahaan. Proses pencatatan dalam akuntansi ini dilakukan dalam media yang disebut jurnal. Dalam tahp ini, transaksi dicatat dalam dua sisi, yaitu sisi debet dan kredit. Dimana jumlah yang dicatat dalam sisi debet harus sama dengan jumlah yang dicatat pada sisi kredit. Contoh dalam pencatatan ini adalah transaksi dalam pembelian peralatan secara kredit. Untuk transaksi ini, terjadi penambahan dalam dua pos, yaitu akun peralatan dan akun kewajiban. Peralatan bertambah karena adanya proses pembelian, dan kewajiban sebagai akibat pembelian peralatan secara kredit. Pada transaksi ini, akan dicatat peralatan dengan nilai pembelian di sisi debit, sedangkan kewajiban dicatat pada sisi kredit dengan nilai yang sama.

Langkah berikutnya dalam siklus akuntansi adalah menggolongkan. Dalam tahap ini transaksi yang mempunyai jenis akun atau rekening yang sama dikelompokkan dalam satu catatan tersendiri yang disebut buku besar. Misal, transaksi yang memperngaruhi akun kas akan dicatat dalam buku besar kas. Jadi, buku besar adalah catatan akuntansi yang berisi transaksi-transaksi yang sejenis baik debit maupun kredit. Pada akhir periode transaksi yang ada pas buku besar akan dijumlahkan sehingga akan ditemukan hasil akhir yang disebut saldo.

Penjumlahan dari transaksi-transaksi yang ada dalam buku besar ini menganut kaidah dalam persamaan akuntansi. Kaidah dalam persamaan akuntansi adalah :

a. Pada asset, debit adalah penambahan,sedangkan kredit adalah pengurangan.

b. Pada kelompok kewajiban, kredit adalah penambahan, sedangkan debit adalah pengurangan.

c. Pada kelompok ekuitas, kredit adalah penambahan, sedangkan debiot adalah pengurangan.

d. Pada kelompok biaya, debit adalah penambahan, sedangkan kredit adalah pengurangan.

e. Pada kelompok pendapatan, kredit adalah penambahan, sedangkan debit adalah pengurangan.

Istilah debit dan kredit disini berfungdi untuk menunjukkan sisi kolom dari laporan. Debit akan terletak pada kolom kanan, sedangkan kredit merupakan sisi kolom kiri.

Tahapan berikutnya setelah penggolongan adalah meringkas atau memasukan saldo-saldo dari buku besar pada suatu catatan yang disebut neraca lajur. Neraca lajur ini akan berisi saldo atau hasil ringaksan atau penjumlahan dari transaksi-transakis yang ada pada buku besar. Melihat pada persamaan diatas dapat dilihat bahwa setiap transaksi dan hasil akhir dari transaksi merupakan jumlah debit dan kredit, dimana jumlah debit harus sama dengan jumlah kredit. Jadi, laporan posisi keuangan akan memuat hasil ringkasan (saldo) atau penjumlahan dari pos atau akun-akun dibuku besar, baik yang bersaldo debit maupun yang bersaldo kredit.

Tahap berikutnya dari proses akuntansi adalah pelaporan. Pada tahp ini, ringkasan dari transaksi tersebut dikelompokkan dalam format standar laporan akunatnsi yang berupa laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas. Laporan posisi keuangan adalah ringkasan informasi dari kelompok asset, kewajiban dan ekuitas. Laporan laba rugi adalah laporan informasi dalam kelompok pendapatan dan biaya. Laporan laba rugi menunjukkan aktivitas untuk memperoleh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Laporan berikutnya adalah laporan perubahan ekuitas. Laporan ini berisi informasi tentang perubahan ekuitas modal pemilik selama satu periode yang dihasilkan dari jumlah debit dan kredit kelompok modal.2.7 Sistem Pengendalian Internal

2.7.1 Pengertian Pengendalian Internal

Dalam sebuah organisasi pasti terdapat sebuah struktur organisasi dengan pembagian kerja dalam melaksankan kegiatan mereka sehari-hari, dalam melaksanakan kegiatan tersebut diperlukan sebuah sistem yang jelas untuk mengatur dan mengawasi kerja setiap anggotanya sebagai sebuah bentuk untuk pengendalian individu atau kelompok dalam organisai tersebut, maka diperlukanlah sebuah sistem pengendalian yang efektif.

Dalam Framework Intern Control COSO (Committee of Sponsoring of the Treadway Organization), dipublikasikan pada tahun 1992 yang dimaksud dengan pengendalian intern adalah sebagai berikut:

Suatu proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris, manajemen, dan personal lain entitas, yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut: keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Menurut Mulyadi (2001 : 163), mendefinisikan sistem pengendalian intern sebagai berikut:

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Dari pengertian pengendalian internal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwasannya pengendalian internal akan memberikan keyakinan yang memadai bagi para pemegang kepentingan dalam hal kegiatan operasi, laporan keuangan, dan ketaatan entitas terhadap peraturan atau hukum yang berlaku.

Pengendalian internal dapat berupa sebuah kebijakan atau prosedur yang dirancang dan akan memberikan nilai lebih berupa kepercayaan kepada para pemegang kepentingan atas laporan keuangan bahwasanya sebuah entitas telah mencapai tujuannya dan sasarannya tanpa kecurangan atau fraud, hal ini senada dengan Pengertian pengendalian intern menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusup (2003:258) adalah:

Sistem Pengendalian Intern yang terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dirancang untuk memberikan manajemen keyakinan memadai bahwa tujuan dan sasaran yang penting bagi suatu usaha dapat dicapai

Berdasarkan beberapa definisi pengendalian internal yang telah dipaparkan maka dapat ditarik kesimpulan pengendalian internal merupakan sebuah sistem yang terdiri dari kumpulan kebijakan atau prosedur yang telah dibuat dan disepakati oleh seluruh anggota internal entitas yang akan memberikan kepercayaan yang memadai pada para pemegang kepentingan dalam hal efektivitas dan efesiensi operasi, keterandalan laporan keuangan, dan ketaatan pada hukum atau peraturan yang berlaku.

2.7.2 Unsur-Unsur Pengendalian InternalUnsur-unsur pokok sistem pengendalian intern menurut Muyadi (2001:164) adalah:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.2.7.3 Tujuan Pengendalian InternalTujuan pengendalian intern menurut Mulyadi (2001:163) adalah:

1. Menjaga kekayaan organisasi.2. mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.3. mendorong efesiensi.4. mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.Comitee Of Sponsoring Organization (COSO, 1992:3) mendefinisikan tujuan pengendalian interns sebagai:

1. Efectiveness and efficency of operation

2. Realibility of financial reporting

3. Compliance with applicable laws and regulations.

2.7.4 Elemen Pengendalian Internal

Pada hakekatnya sistem pengendalian internal terdiri dari lima elemen (Arens dan Loebbecke terjemahan Amir abadi yusuf 2003), yaitu:

1. Lingkungan pengendalian.

2. Penetapan resiko manajemen.

3. Sistem komunikasi dan informasi akuntansi.

4. Aktivitas pengendalian :

a. Otorisasi yang memadai atas transaksi dan kegiatan.

b. Adanya pemisahan tugas yang memadai.

c. Adanya dokumentasi dan pencatatan yang memadai.

d. Adanya pengendalian yang memadai atas akses.

e. Verifikasi independen.

5. Pemantauan

2.7.5 Pengendalian Prosedur

Prosedur pengendalian dapat diterapkan secara luas dan terintegrasi pada system akuntansi yang khusus, klasifikasi dari prosedur pengendalian adalah :

a. Prosedur otorisasi

Maksud utama dari prosedur otorisasi adalah untuk meyakinkan bahwa transaksi diotorisasi manajemen sesuai denan batas kekuasaannya. Otorisasi dapat bersifat umum ataupun khusus. Otorisasi yang bersifat umum dapat berupa penetapan harga produkm sedang yang khusus ditetapkan dari kasus per kasus. Otorisasi khusus, misalnya menerapkan kebijakan kredit dari pelanggan.

b. Pemisahan tugas

Sebuah kategori dari prosedur pengendalian adalah pemisahan tanggung jawab untuk setiap transaksi, dengan demikian dapat tercipta pengecekan silang dalam setiap kerja dari beberapa karyawan. Maksud utama dari pemisahan tugas adalah mencegah terjadinya kesalahan dan penyimpangan dari pembebanan tanggung jawab.

Kriteria atau masalah pokok dalam pemisahan tugas adalah fungsi-fungsi yang berbeda untuk pelaksanaan, pencatatan, dan penyimpanan dari setiap transaksi. Contohnya untuk transaksi pembelian :

1. Departemen pembelian : melakukan pembelian barang.

2. Departemen akuntansi : melakukakn pencatatan atas pembelian.

3. Bagia gudang : melakukan penyimpanan atas barang yang dibeli.

Namun sebelum melakukan pencatatn bagi departemen akuntansi harus memastikan bahwa pembelian telah diotorisasi, barang telah diterima, kemudian pencatatan di lakukan sebagai dasar pertanggungjawaban bahwa barang benar-benar ada.c. Dokumen dan Catatan

Dokumen merupakan bukti atas kejadian dari transaksi beserta harga, sifat, dan jangka waktu transaksi. Faktur, cek, kontrak, dan catatan waktu kerja adalah merupakan dokumen. Yang terpenting bagi dokumen adalah adanya penawaran. Penawaran dokumen memberikan kepastian untuk :

1. Bahwa semua transaksi telah tercacat.

2. Bahwa tidak ada transaksi yang tidak tercatat dan atau tercatat lebih dari 1 kali.

Prosedur pendokumentasian seharusnya menyediakan ketepatan waktu dengan memperkerjakan karyawan sebagaimana transaksi dilakukan. Dokumen harus tersimpan dan disimpan sebagai bukti. Catatan meliputi catatan gaji karyawan yang menunjukkan akuntansi pendapatan yang diterima karyawan. Catatan dapat berupa ikhtisar dari faktur penjualan dan cek. Prosedur akuntansi menghubungkan dngan ketepatan pemrosesan dokumen dengan departemen akuntansi. Prosedur akuntansi manual hanya mengandung instruksi untuk pencatatan dan penomoran dokumen.d. Pengendalian Akses

Pengendalian akses sangat penting untuk menjaga aktiva. Akses mempunyai dua dimensi yaitu akses langsung memegang atau mengelola aktiva, sedangkan akses tidak langsung melalui penyediaan atau pemrosesan dokumen, seperti order penjualan, voucher yang mengotorisasi untuk penggunaan aktiva. Akses langsung dicegah dengan pengendalian fisik. Piranti pengamanan dan pengukuran untuk penjagaan aktiva adalah catatan akuntansi dan aktiva yang belum digunakan. Menunjuk karyawan yang diberi otorisasi untuk mengakses aktiva secara langsung dan kekuasaannya untuk mengeluarkan dokumen atau catatan harus ditunjukkan secara jelas. Hal ini digunakan untuk mencehag kesalahan dan penyimpangan. e. Verifikasi Pihak Intern yang Independen

Kategori prosedur pengendalian meliputi verifikasi oleh pihak yang independen. Verifikasi pihak internal meliputi :

1. Pengecekan secara teknis terhadap faktur penjualan, voucher, dan perhitungan penggajian.

2. Perbandingan antara aktiva yang masih ada dengan saldo yang ada di catatan akuntansi.

3. Rekonsiliasi atas rekening pengendali dengan buku pembantu.

Verifikasi independen juga dapat diterapkan untuk laporan-laporan, sebagai contohnya, manajer kredit menguji saldo pelanggan terhadap umur piutang. Kesalahan ditemukan oleh pelaku pemeriksa internal. Hasil temuan dikomunikasikan dengan karyawab yang terlibat kesalahan dan penyimpangan material harus dilaporkan kepada manajemen.

2.7.6 Keterbatasan Sistem Pengendalian Internal

Suatu perusahaan memiliki harapan yang tinggi terhadap suatu sistem agar dapat berjalan dengan baik, dengan adanya sebuah sistem pengendalian intern, dimana perusahaan secara penuh mengendalikan sistem tersebut agar sesuai dengan tujuan awal pembentukan sistem tersebut. Pada kenyataannya walaupun terdapat sistem pengendalian intern dimana perusahaan memegang penuh kendali sebuah sistem tetap saja system tersebut memiliki kekurangan karena dalam sebuah sistem pengendalian intern masih terdapat keterbatasan pada sistem pengendalian intern tersebut. Menurut Azhar Susanto (2008:110) keterbatasan-keterbatasan tersebut ialah:

1. Kesalahan (Error)

2. Kolusi (Collusion)

3. Penyimpangan Manajemen

4. Manfaat dan Biaya

Keterbatasan - keterbatasan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kesalahan muncul ketika karyawan melakukan pertimbangan yang salah atauperhatiannya selama bekerja terpecah.2. Kolusi terjadi ketika dua atau lebih karyawan berkonspirasi untuk melakukanpencurian (korupsi) ditempat mereka bekerja.

3. Penyimpangan manajemen terjadi karena manajer suatu organisasi memiliki lebih banyak otoritas dibandingkan karyawan biasa, proses pengendalian efektif pada tingkat manajemen bawah, tidak efektif pada tingkat atas.

4. Biaya pengendalian intern tidak melebihi manfaat yang dihasilkan. Pengendalian yang masuk akal adalah pengendalian yang memberikanmanfaat lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkannya untuk melakukanpengendalian tersebut.

2.8 Hubungan Antara Pengendalian Internal Pada Kualitas Pelaporan Keuangan

Untuk mencapai pelaporan keuangan yang berkualitas serta memenuhi keseluruhan karakteristik kualitatifnya maka pengendalian internal perusahaan perlu disesuaikan dengan standar kerangka kerja pengendalian internal yang baik. pengendalian internal yang baik adalah pengendalian internal yang mampu mengurangi resiko-resiko yang mungkin terjadi serta merupakan system yang dikembangkan secara berkelanjutan dan direalisasikan dalam perusahaan dengan baik. Selain itu, pengendalian internal adalah bagaimana mengoptimalkan sumber daya yang ada pada perusahaan serta mampu menutupi keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh perusahan tersebut. Sistem akuntansi sebagai bagian dari struktur pengendalian internal merupakan metode dan pencatatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengklasifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi perusahaan serta mempertahankan tanggung jawab untuk tetap dipercayanya atas aktiva dan hutang.Sistem akuntansi yang efektif harus memenuhi :1. Mengidentifikasi dan mencatat transaksi yang valid.

2. Ketepatan waktu dalam pencatatan transaksi dan pengklasifikasiannya dalam pelaporan keuangan.

3. Pengukuran nilai transaksi dan mencatat dalam nilai yang tepat dalam laporan keuangan.

4. Menunjukkan periode transaksi tersebut terjadi dan mencatatnya dalam periode yang benar.

5. Menyajikan secara tepat transaksi dan yang berhubungan dengan pengungkapannya dalam laporan keuangan.

7