BAB II

21
 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah massa ganas yang berasal dari pembelahan diluar kendali sel-sel yang ada dijaringan payudara . kanker payudara dapat berasal dari  jaringan payudara itu sendiri atau jaringan lain yang merupakan hasil metastase dari kanker lain(nina, 2009) Menurut WHO (World health Organization) , Setiap tahunnya kanker  payudara meningkat sebanyak 20%.dalam satu tahun terdapat lebih dari satu juta  penderita kanker payudara baru. Kanker payudara merupakan  silent killer , yang membunuh secara perlahan-lahan tanpa diketahui kapan mulai mmenginfeksi tubuh (pitra, 2009). Di Amerika serikat pada tahun 2005,ditemukan kasus baru berkisar 212.930 kasus dan sekitar 40.870 meninggal. Menurut  National Cancer Institute’s Surveillance,epidemiologi and result  program insiden kanker payudara meningkat cepat selama decade keempat kehidupan .setelah menopause insiden terus meningkat tapi lebih lambat, puncaknya pada decade 7 dan 8 dan menurun setelah 80 tahun (suyatno, 2009) Di Indonesia, kanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi nomor 2 setelah kanker servik dan terdapat kecenderungan dari tahun ke tahun insidennya meningkat.(pitra, 2009, suyatno 2009).tingginya jumlah kasus kanker  payudara diduga karena perempuan kurang waspada terhadap perubahan

description

BAB II TUGAS

Transcript of BAB II

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKanker payudara adalah massa ganas yang berasal dari pembelahan diluar kendali sel-sel yang ada dijaringan payudara . kanker payudara dapat berasal dari jaringan payudara itu sendiri atau jaringan lain yang merupakan hasil metastase dari kanker lain(nina, 2009)Menurut WHO (World health Organization), Setiap tahunnya kanker payudara meningkat sebanyak 20%.dalam satu tahun terdapat lebih dari satu juta penderita kanker payudara baru. Kanker payudara merupakan silent killer, yang membunuh secara perlahan-lahan tanpa diketahui kapan mulai mmenginfeksi tubuh (pitra, 2009).Di Amerika serikat pada tahun 2005,ditemukan kasus baru berkisar 212.930 kasus dan sekitar 40.870 meninggal. Menurut National Cancer Institutes Surveillance,epidemiologi and result program insiden kanker payudara meningkat cepat selama decade keempat kehidupan .setelah menopause insiden terus meningkat tapi lebih lambat, puncaknya pada decade 7 dan 8 dan menurun setelah 80 tahun (suyatno, 2009)Di Indonesia, kanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi nomor 2 setelah kanker servik dan terdapat kecenderungan dari tahun ke tahun insidennya meningkat.(pitra, 2009, suyatno 2009).tingginya jumlah kasus kanker payudara diduga karena perempuan kurang waspada terhadap perubahan payudaranya, sehingga tidak jarang menyebabkan kanker payudara terdeteksi pada stadium lanjut.padahal, deteksi dini dan peningkatan kewaspadaan disertai pengobatan yang sesuai dipercaya dapat menurunkan jumlah kematian karena kanker payudara(Isadiati, 2012).Menurut data yang didapat dari RSUD Arifin Achmad pada tahun 2009 pada bulan Januari sampai Desember sebanyak 236 (2,36%) pasien yang operasi kanker payudara. pada tahun 2010 terdapat 238 (2,38%) pasien yang terkena kanker payudara dan pada tahun 2011 terdapat 506 (5,06%) pasien. Berdasarkan data tersebut,bahwa terdapat peningkatan kejadian kanker payudara setiap tahunnya. Upaya pencegahan dini kanker payudara salah satunya adalah dengan SADARI. SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri untuk menemukan timbulnya benjolan abnormal pada payudara, yang tidak membutuhkan biaya dan memberikan manfaat pada wanita dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam melakukan SADARI (Ogletree, et.al., 2004). Keunggulan SADARI adalah dapat menemukan tumor atau benjolan payudara pada stadium awal, penemuan awal benjolan dipakai sebagai rujukan melakukan mammography untuk mendeteksi interval kanker, mendeteksi benjolan yang tidak terlihat saat melakukan mammografi dan menurunkan angka kematian akibat kanker payudara (Keraney & Murray, 2006). Pemeriksaan ini sangat penting untuk mendeteksi kanker payudara karena hampir 85% penderita menemukan sendiri benjolan pada payudaranya. Diperkirakan hanya 25% - 35% saja wanita yang melakukan SADARI dengan baik dan teratur setiap bulannya. (Ana, 2007).Adanya fakta bahwa sebagian besar kanker payudara terdeteksi pada stadium lanjut menimbulkan ketertarikan tersendiri bagi peneliti untuk meneliti hubungan pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara.

1.2 Perumusan MasalahDari latar belakang diatas maka rumusan masalah yang diambil adalah Apakah ada hubungan antara pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara?

1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan UmumPenelitian ini secara umum bertujuan Untuk mengetahui adanya hubungan pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara.

1.3.2 Tujuan Khususa. Untuk mengetahui pengetahuan warga di kelurahan sidomulyo barat tentang kanker payudarab. Untuk mengetahui pengetahuan warga di kelurahan sidomulyo barat tentang SADARI.c. Untuk mengetahui perilaku SADARI untuk mendeteksi dini kanker payudara.

1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 TeoritisHasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan atau masukan untuk menambah wawasan tentang hubungan tingkat pengetahuan SADARI dengan perilaku SADARI 1.4.2 Bagi institusiDapat meningkatkan peran pendidik dalam menyampaikan pengetahuan kanker payudara dan SADARI dan untuk menambah kepustakaan serta menjadi referensi untuk pendidikan lebih lanjut.1.4.3 Bagi masyarakatMeningkatkan tindakan preventif terjadinya kanker payudara secara dini dengan cara meningkatkan pengetahuan tentang SADARI dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.5 Orisinalitas PenelitianNoAuthor,Judul Penelitian,TahunDesainHasil

1

2.Nina Munawaroh Danamik,Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di kelurahan polonia kecematan medan polonia tentang SADARI sebagai salah satu carauntuk mendeteksi dini kanker payudara;2009.

Dwi Sri Handayani,Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikapDengan perilaku para wanita dewasa awal dalamMelakukan pemeriksaan payudara sendiri di Kelurahan kalangan kecamatan pedan klaten;2008Deskriptif

DeskriptifPendidikan rendah:-Pengetahuan Kurang:36 %-pengetahuan Baik : 2 %Pendidikan tinggi: -Pengetahuan Kurang:59 %- Pengetahuan Baik : 3 %Pengetahuan:-cukup: 75(83.3%)-kurang :3(3,3%)Sikap :Mendukung:47(52,2%)Tidak mendukung:43(47,8%)Perilaku:Benar:46(51,1%)Salah :44(48,9%)

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:1. Penelitian ini ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku SADARI untuk deteksi dini kanker payudara, sedangkan penelitian sebelumnya untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang SADARI.2. Penelitian ini berbeda dalam hal tempat dan waktu, dimana penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Sidomulyo Barat Pekanbaru tahun 2012.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kanker Payudara2.1.1. PengertianKanker payudara adalah massa ganas yang berasal dari pembelahan diluar kendali sel-sel yang ada dijaringan payudara . kanker payudara dapat berasal dari jaringan payudara itu sendiri atau jaringan lain yang merupakan hasil metastase dari kanker lain(nina, 2009)

2.1.2. EtiologiBelum diketahui secara pasti penyebab dari kanker payudara ini. Hal yang perlu diketahui bahwa insiden kanker payudara ini meningkat seiring dengan pertambahan usia (Varney, 2004).

2.1.3. Faktor risikoTidak seperti kanker leher rahim yang dapat diketahui etiologi dan perjalanan penyakitnya secara jelas ,penyakit kanker payudara belum dapat dijelaskan . akan tetapi banyak penelitian yang menunjukan adanya beberapa factor yang berhubungan dengan peningkatan risiko atau kemungkinan untuk terjadinya kanker payudara.( imam;2009)

Terdapat beberapa faktor risiko yang mampu memicu terjadinya kanker payudara diantaranya :1)Faktor kesehatan reproduksi meliputi nuliparitas, menarche pada usia muda(kurang dari 12 tahun), menopause pada usia lebih tua(lebih dari 50 tahun), kehamilan pertama pada usia tua (lebih dari 35 tahun) 2) Pemakaian hormon3) Terpapar radiasi4) Riwayat keluarga (anak perempuan yang ibunya menderita kanker payudara memiliki peningkatan risiko terkena kanker payudara)5) pernah mengalami operasi ginekologis-tumor ovarium .6) Gaya hidup meliputi merokok, konsumsi alcohol, malas bergerak, obesitas pada menopause,diet tinggi kalori,diet tinggi lemak.(imam 2009, sjamsuhidajat 2011,Sylvia 2006,suyatno 2009,tjindarbumi 2005).

2.1.4. Tanda dan gejalaKeluhan pasien kanker payudara berbeda-beda sesuai dengan stadimnya.(nina 2009), menurut mardiana dalam pitra (2009),penderita yang terkena kanker payudara pada stadium awal atau dini tidak merasakan adanya nyeri atau sakit pada payudaranya. Setelah melewati stadium dini ,gejala kanker payudara semakin banyak seperti sebagai berikut: Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus menerus) atau putting mengeluarkan cairan atau darah(nipple discharge) Ada perubahan pada kulit payudara diantaranya berkerut seperti kulit jeruk(peau dorange),melekuk kedalam (dimpling) dan borok (ulkus) Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara(nodul satelit) Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget disease) Payudara terasa panas,memerah dan bengkak Terasa sakit atau nyeri Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal-awalnya tidak terasa sakit Adanya benjolan diaksila dengan atau tanpa masa di payudara(suyatno 2009:49) Hampir 90% keabnormalan pada payudara ditemukan oleh penderita sendiri, sedangkan 10% ditemukan melalui pemeriksaan fisik atas sebab tertentu. Sebagian besar atau sebanyak 66% temuan awal yang dijumpai pada kasus kanker payudara adalah terabanya benjolan yang masih bersifat invasi lokal, kemudian sekitar 11% muncul tanda rasa nyeri pada jaringan payudara, terjadi nipple discharge sebanyak 9%, terjadi local edema sebanyak 4%, dan terjadi nipple retraction sebanyak 3%. Gejala lanjut yang terjadi meliputi munculnya ulcerasi pada payudara yang menimbulkan rasa gatal, nyeri, pelebaran, kemerahan, atau axillary adenopathy (Pernoll, 2001).

Sumber: (wahyu; 2010)

2.1.5. Staging atau klasifikasi kanker payudaraPada tahun 1904 seorang ahli berkebangsaan jerman,dr.steinthal, mengusulkan pembagian kanker payudara menjadi tiga tingkatan prognosis; tumor yang kecil yang terlokalisasi pada jaringan payudara (stadium I), tumor yang lebih besar yang mulai melibatkan kelenjar aksila (stadium II), dan tumor yang secara jelas mulai memenginvasi jaringan sekitar payudara (stadium III).(imam 2009).sedangkan menurut angesti dalam wiknjosastro Klasifikasi klinik meliputi 4 stadium, sebagai berikut : a) I, merupakan kanker payudara dengan besar sampai 2 cm dan tidak memiliki anak sebar.b) II (A dan B), merupakan kanker payudara yang besarnya sampai 2 cm atau lebih dengan memiliki anak sebar di kelenjar ketiak.c) III (A, B dan C), merupakan kanker payudara yang besarnya sampai 2 cm atau lebih dengan anak sebar di kelenjar ketiak, infra dan supraklavikular, infiltrasi ke fasia pektoralis atau kekulit atau kanker payudara yang apert (memecah ke kulit).d) IV, merupakan kanker payudara dengan metastasis yang sudah jauh, misalnya ke tengkorak, tulang punggung, paru-paru, hati atau panggul. (Wiknjosastro, 2006,dan imam 2009). Disamping itu ada pula penggunaan klasifikasi dengan sistem T, N, dan M. T berarti tumor size, N berarti node atau kelenjar getah bening regional dan M berarti metastase atau penyebaran jauh. Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut :Tabel 2.1 Klasifikasi Kanker Payudara Berdasarkan T,N,M Breast Cancer of Surgical Staging: (imam 2009,sjamsuhidajat 2011)

StadiumTNM% Harapan Hidup

0TiSNOM0100

IT1NOM0100

IIATON1MO92

T1N1MO

T2N0M0

IIBT2N1M081

T3N0M0

IIIAT0N2M067%

T1N2M0

T2N2M0

T3N1M0

T3N2M0

IIIBT4N0M054%

T4N1M0

T4N2M0

IIICT apapunN3M0

IVT apapunN apapunM120%

2.2. Deteksi Dini Kanker PayudaraMengajarkan wanita bagaimana melakukan pemeriksaan payudara sendiri adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan pemeriksaan payudara. Pentingnya pemeriksaan payudara tahunan oleh dokter atau tenaga kesehatan dan pemeriksaan bulanan secara mandiri harus ditanamkan pada wanita selama kehidupannya (Varney, 2004). Dalam mendeteksi kanker payudara secara dini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya dengan thermography (prosedur diagnosis dengan prinsip berdasarkan level kimia dan aktivitas pembuluh darah yang akan menghasilkan peningkatan suhu pada payudara), mammography (metode pendeskripsian dengan menggunakan sinar X berkadar rendah), ductography (bagian dari mammography yang berguna untuk mendiagnosis nipple discharge danintraductal papilloma), biopsi dan USG payudara. Salah satu cara yang lebih mudah dan efisien untuk dapat mendeteksi kelainan payudara oleh diri sendiri adalah dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) atau biasa disebut dengan Breast Self Examination (BSE). SADARI ini penting untuk dilakukan karena 85% penderita kanker menemukan kanker payudaranya sendiri.

2.2.1 Pengertian SADARIPemeriksaan payudara sendiri(SADARI) adalah pengembangan kepedulian seorang wanita terhadap kondisi payudara sendiri tindakan ini dilengkapi dengan langkah-langkah khusus untuk mendeteksi secara awal kanker payudara.kegiatan ini sagat sederhana dan dapat dilakukan oleh semua wanita (wenny,2011).2.2.2 Manfaat melakukan SADARI Deteksi dini merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mengetahui secara dini ada nya tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat mengurangi tingkat kematian karena penyakit kanker tersebut keuntungan dari deteksi dini bermanfaat untuk meningkatkan kemungkinan harapan hidup pada wanita penderita kanker payudara(wenny,2011)

2.2.3. Langkah-Langkah Melakukan SADARI Di bawah ini ada beberapa tahapan dalam pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yaitu:1) Berdiri di depan kaca agar dapat melihat payudara secara jelas2) Sambil kedua tangan di atas kepala,periksalah apakah ada kelainan berupa retraksi,inflamasi,pembengkakan atau kemerahan disemua bagian payudara.3) Ulangi dengan kedua tangan diletakan pada pinggul 4) Palpasi kedua payudara dengan jari, dengan gerakan memijat, awalnya periksa pada arah jam 12, kemudian arah jam 2 sampai kembali lagi arah jam 12,dirasakan apakah ada benjolan. Berikan tekanan mulai dari superficial kulit sampai kedalam jaringan payudara. Adapun dapat digunakan metode pembagian payudara berdasarkan kuadran dan lakukan palpasi dengan cermat.5) Kemudian periksalah pada puting payudara dan area sekitarnya . juga perlu ditekan secara lembut untuk melihat apakah ada discharge.6) Dan ulangi pemeriksaan secara palpasi sambil berbaring.(imam 2009)

Gambar 2.1 Langkah-Langkah SADARISumber : (Imam; 2009)Jika pada pemeriksaan payudara ditemukan kelainan-kelainan (benjolan atau perubahan lain pada payudara ), segera periksakan diri kedokter untuk menjalani pemeriksaan yang lebih akurat. Semakin cepat terdiagnosa,semakin cepat diobati, semakin besar harapan untuk sembuh.2.3. prognosis Seperti keganasan pada umumnya,prognosis kanker payudara ditunjukan oleh angak harapan hidup atau interval bebas penyakit. Prognosis penderita keganasan payudara diperkirakan buruk jika usianya muda,menderita kanker payudara bilateral,mengalami mutasi genetic, dan adanya triple negative yaitu grade tumor tinggi dan seragam,reseptor ER dan PR negative, dan reseptor permukaan sel HER-2 juga negative.Persentase harapan hidup lima tahun penderita kanker payudara dapat dilihat pada table staging.(sjamsuhidajat 2009) 2.4. Pencegahan Kanker payudara dapat menyebar secara signifikan dan sering tidak menimbulkan gejala yang berarti. Pada saat terdiagnosis sabagai kanker payudara, 5-15% pasien telah terjadi metastasis dan hampir 40% telah terjadi penyebaran secara regional.karena pengobatan terkadang tidak memberikan hasil yang baik atau terlambat dalam menberikan terapinya, maka pencegahan merupakan langkah yang diperlukan.pencegahan yang aman dan efektif lebih dipilih dari pada menjalani terapi dengan menggunakan radiasi dan agen sistotoksik yang meskipun efektif menimbulkan berbagai efek samping.(imam;2009)Pencegahan primer: Promosi dan edukasi pola hidup sehat Menghindari factor resiko(riwayat keluarga,tidak punya anak tidak menyusui, riwayat tumor jiank sebelumnya, obesitas ,kebiasaan makan tinggi lemak kurang serat,perokok aktif dan pasif , pemakaian obat hormonal selam lebih dari 5 tahun )Pencegahan sekunder: SADARI Pemeriksaan klinis payudara (CBE/ Clinical Breast Examination), untuk menemukan benjolan , ukuran kurang dari 1 cm. USG untuk mengetahui batas-batas tumor dan jenis tumor Mammografi untuk menemukan adanya kelainan sebelum adnnya gejala tumor dan adanya keganasan.Pencegahan tertier: Pelayanan di rumah sakit (diagnosa dan pengobatan ) Perawatan paliatif (imam 2009)

2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PerilakuMenurut Loawrence Green yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) bahwa perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yaitu:1.Faktor PredisposisiYang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan keyakinan, nilai-nilai dan motivasi.2.Faktor Enabling / pendukungYang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. Misalnya : rumah sakit, obat-obatan 3.Faktor Reenforcing / pendorongYang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

2.6. Factor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku SADARI2.6.1 PengetahuanPengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia,atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,dan sebagainya). (notoatmodjo 2010)Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian, perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan tentang kanker payudara dan pengetahuan tentang SADARI yang meliputi pengertian, Tujuan melakukan,Manfaat serta Cara melakukan SADARI. Pengetahuan menganai SADARI dapat diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya dari buku dan literataur, interrnet dan berbagai sumber lainya yang berisi informasi mengenai kanker payudara serta deteksi dini kanker payudara.

2.6.2. Pendidikan Pendidikan adalah segala uapaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu ,kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (notostmodjo ;2003).Pendidikan terdiri dari tiga unsur, yaitu:a. Input, yaitu: sasaran pendidikan dan pendidikb. Proses, yaitu: upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain.c. Output, yaitu:hasil yang diharapkan.

Hubungan antara tingkat pengetahuan SADARI dengan perilaku SADARI

Berdasarkan penjabaran tinjauan pustaka diatas dapat dikatakan bahwa dengan adanya tingkat pengetahuan yang dimiliki tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) akan membentuk kecenderungan sikap positif yang tercermin dalam perilakunya. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dan perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007). SADARI ini dirasa perlu dan efektif untuk dilakukan pada usia lebih dari 20 tahun dan disarankan untuk melakukan

2.5 Kerangka Teori

Pengetahuan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)Sikap Pendidikan

Perilaku SADARIPengetahuan Tentang SADARI2.6 Kerangka Konsep