BAB II

8
 5 BAB II METODE PENELITIAN II. 1 Let ak, L uas dan Kesa mpa ian d aer ah Daerah penelitian terletak ± 60 km dari Kota Yogyakarta jika di tembak garis lurus menggunakan GPS (Global Position System! dengan jarak tempuh menggunakan kendaraan ± "#$0 jam! yang se%ara administrati& tepatnya di daerah 'elikan dan sekitarnya! Ke%amatan guntoronadi! Kabupaten )onogiri! Propinsi *a+a ,en gah (Gam bar -# Se% ara astr ono mis dae rah pen eli tian ter leta k pad a koordina t ./5"$0 1S 2 ./5.$0 1S dan --0/5500 3, 2 ---/0000 3, yang da lam Peta Geol ogi 4egi onal termasu k ke dalam lem bar an Peta Geol ogi Surakarta2Giritontro pada bagian paling timur peta# Gambar -# Peta indeks lokasi daerah penelitian dan letaknya dari Kota Y ogy akarta! kotak +arna merah adalah daerah penelitian ('odi&ikasi dari peta 43 1uas daerah penelitian adalah km "  atau jika di bentangkan memanjang sama dengan 7- km# skala yang digunakan y aitu skala semi detail dengan besaran -8"5#000 yang artinya - %m di peta topogra&i sama dengan "50 m di lapangan

description

proposal skripsi

Transcript of BAB II

411

BAB II

METODE PENELITIANII.1Letak, Luas dan Kesampaian daerah

Daerah penelitian terletak 60 km dari Kota Yogyakarta jika di tembak garis lurus menggunakan GPS (Global Position System), dengan jarak tempuh menggunakan kendaraan 2.30 jam, yang secara administratif tepatnya di daerah Melikan dan sekitarnya, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah (Gambar 1). Secara astronomis daerah penelitian terletak pada koordinat 75230 LS - 75730 LS dan 1105500 BT - 1110000 BT yang dalam Peta Geologi Regional termasuk kedalam lembaran Peta Geologi Surakarta-Giritontro pada bagian paling timur peta.

Gambar 1. Peta indeks lokasi daerah penelitian dan letaknya dari Kota Yogyakarta, kotak warna merah adalah daerah penelitian (Modifikasi dari peta RBI)

Luas daerah penelitian adalah 9 km2 atau jika di bentangkan memanjang sama dengan 81 km. skala yang digunakan yaitu skala semi detail dengan besaran 1:25.000 yang artinya 1 cm di peta topografi sama dengan 250 m di lapangan dengan kondisi medan dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua, namun di beberapa tempat seperti perbukitan dan jalan liar hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki.

Gambar 2. Peta indeks dan lokasi daerah penelitian dan gambaran morfologi regional, kotak warna merah adalah lokasi daerah penelitian. (Modifikasi dari google earth 2013)II.2Alat dan BahanPeralatan yang akan digunakan selama mengadakan penelitian di lapangan adalah:

1. Peta topografi skala 1 : 25.000 2. Kompas geologi tipe Brunton sistem azimut 0-360

3. Palu geologi batuan sedimen merk Estwing

4. Loupe dengan pembesaran 10x dan 20x

5. Larutan HCI 0,1 N

6. Kamera digital7. Pita ukur 50 m

8. Alat tulis

9. Kantong sampel batuanPeralatan yang digunakan dalam analisis laboratorium terdiri dari:

1. Mikroskop binokuler fosil dengan pembesaran 10x dan 20x untuk determinasi

2. Mikroskop polarisasi batuan merk Olympus dengan pembesaran 40x untuk determinasi

3. Mesh ukuran 40, 60, 80, 100, 150, dan 200 serta kuas cat, untuk mengayak fosilII.3 Tahap Penelitian

Tahap penelitian dibagi atas 4 bagian besar, yaitu tahap persiapan, penelitian lapangan, penelitian laboratorium, dan pembuatan peta dan laporan akhir. Tahap-tahap tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya dan susunannya saling melengkapi.

II.3.1 Tahap PersiapanPersiapan awal dilakukan untuk mempersiapkan semua kebutuhan yang akan menjadi bekal sebelum melakukan penelitian, diantaranya studi geologi regional daerah penelitian, interpretasi peta topografi, interprestasi kondisi geomorfologi daerah telitian, interprestasi jalan dan perencanaan lintasan, persiapan alat yang nantinya di gunakan di lapangan, persiapan biaya yang di butuhkan dan rencana waktu lamanya penelitian. Dengan persiapan awal diharapkan penelitian ini dapat lebih mudah didalam melaksanakan pemetaan geologi secara cepat dan tepat.

II.3.2 Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan dibagi menjadi enam urutan pelaksanaan, yaitu perencanaan lintasan, jalur jalan atau sungai, kemudian di lanjutkan dengan pemetaan detil, pembuatan lintasan stratigrafi terukur, interpolasi batas satuan batuan dan pembuatan sayatan geologi.

1. Perencanaan lintasan

Perencanaan ini dilakukan dengan mengadakan pengenalan medan (recognize) sambil mencari segala singkapan yang dapat digunakan dalam penelitian lebih lanjut. Tujuan lain dari recognize yaitu untuk memilih jalur penampang stratigrafi terukur (measuring section) dengan singkapan yang baik dan dengan jalur yang tidak terlalu berbahaya. Persyaratan dalam merencanakan stratigrafi terukur yaitu:a. Struktur sedimen harus dapat terlihat dan terekam dengan jelas

b. Batas-batas litologi terlihat dengan sangat baik

c. Satuan batuan secara umum dapat diketahui

2. Jalur jalan atau jalur sungai

Lintasan tersebut dapat melalui jalur jalan yang telah tersedia dan apabila memungkinkan untuk melalui jalur sungai, maka hal itu akan lebih baik dilakukan karena singkapan yang terdapat di sungai merupakan singkapan hasil dari pengelupasan soil oleh air. Tahap ini disertai dengan pengeplotan jalur yang akan digunakan untuk stratigrafi terukur.3. Penampang stratigrafi terukur (measuring section)Pembuatan stratigrafi terukur bertujuan untuk mengetahui susunan setiap batuan, ketebalan masing-masing satuan batuan, urutan batuan, lokasi kontak antar satuan batuan, penentuan proses sedimentasi, interpretasi sejarah geologi, penentuan lingkungan pengendapan, dan membantu dalam memecahkan masalah-masalah geologi.

4. Pemetaan detil

Pelaksanaan pemetaan detil dilakukan dengan pencarian data litologi, struktur geologi, mataair dan pengeplotan lokasi pada peta topografi. Pencarian data tersebut disertai dengan pengeplotan data litologi, dan pengambilan sampel batuan yang akan dianalisis di laboratorium sesuai kebutuhan, pengambilan foto penampakan struktur geologi, struktur sedimen, litologi, bentang alam, bahan-bahan galian, sesumber, bencana alam, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian.

5. Interpolasi batas satuan batuan

Dari hasil pemetaan detil, dengan pengeplotan data pada setiap stasiun pengamatan dan lokasi pengamatan, selanjutnya dibuat interpolasi batas satuan batuan dengan menghubungkan setiap titik yang mempunyai ciri-ciri satuan batuan yang sama dengan berpedoman pada stratigrafi terukur yang telah dibuat dan atau dengan menggunakan metode three point problem. Selain pembuatan peta geologi, dibuat juga peta geomorfologi berdasarkan data bentangalam yang digabungkan dengan data yang terdapat pada peta geologi.

6. Pembuatan sayatan geologi

Pembuatan sayatan geologi bertujuan untuk membuat interpretasi lapisan batuan serta struktur geologi yang terdapat pada permukaan dan bawah permukaan. Selain itu, sayatan juga bertujuan untuk mengetahui urutan batuan dari tua ke muda dan ketebalan lapisan batuan, sehingga dapat dibuat legenda pada peta geologi dan secara geologi yang tercermin pada sayatan geologi dapat mendukung penjelasan lebih baik.

II.3.3 Analisis LaboratoriumPenelitian laboratorium dilakukan selama dan setelah penelitian lapangan selesai. Penelitian ini berupa analisis paleontologi, analisis petrografi.

Analisis paleontologi dilakukan untuk mengetahui kandungan fosil, menentukan jenis fosil dan nama fosil sehingga dapat dipakai untuk umur dan lingkungan pengendapan masing-masing batuan.

Analisis petrografi dilakukan untuk mengetahui tekstur batuan, struktur batuan, dan mineral-mineral penyusunnya. Hasil analisis petrografi dapat dipakai sebagai pendukung dalam menentukan nama batuan, provonance, dan petrogenesa batuannya.

II.3.4.Pembuatan Peta dan Laporan AkhirPembuatan peta ini didasarkan atas hasil yang di dapatkan di lapangan diantaranya Peta Lintasan dan Pengamatan, Peta Geologi, Peta Geomorfologi, Peta Pola Aliran, Peta Tataguna Lahan, Peta Sumber Daya Geologi, dan peta lain sesuai yang di butuhkan, setelah itu pembuatan laporan akhir yang merangkum segala hasil penelitian dan studi khusu yang diambil di daerah penelitian tersebut.II.4 Bagan Alir PenelitianProses penelitian geologi ini secara garis besar dari pra-penelitian hingga pembuatan laporan dapat dilihat pada bagan berikut:Gambar 3. Bagan alir penelitian (Penulis, 2013)I1.5Kendala PenelitianDalam pelaksaan pemetaan geologi nantinya ada beberapa kendala yang dihadapi, seperti medan yang sulit dijangkau karena terlalu terjal dan curam, singkapan batuan yang lapuk dan tertutup soil, permasalahan lain yang menyangkut dengan judul misalnya penentuan letak gunungapi purba yang sulit dikarenakan bentuk morfologinya telah tererosi lanjut sehingga bentang alam gunungapi tidak nampak jelas, pada dataran atau kaki gunungapi purba tersebut telah tertutup oleh bahan rombakan atau batuan yang lebih muda, gunungapi purba tersebut sudah mengalami kegiatan tektonik lanjut sehingga batuan dan strukturnya mungkin sudah tidak insitu lagi atau tidak sesuai dengan keadaan semula, masalah lainnya yaitu apakah batuan volkanik yang ada pada daerah penelitian tersebut berasal dari satu sumber gunungapi atau lebih dari satu gunungapi.Penelitian pendahuluan

(Studi pustaka & tinjauan singkat 3 hari di lapangan )

Penelitian lapangan

Perencanaan lintasan

(Jalur jalan atau sungai)

Pemetaan Detil

Pembuatan stratigrafi terukur

Interpolasi batas satuan batuan

Pembuatan sayatan geologi

- Peta Lokasi Pengamatan

- Peta Geomorfologi

- Peta Geologi

- Kolom Stratigrafi Terukur

Laboratorium

Petrografi

Paleontologi

Hasil Analisis

Laporan akhir

5