BAB II
-
Upload
oktiya-sari -
Category
Documents
-
view
27 -
download
0
description
Transcript of BAB II
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Beakang
Apendisitis infiltrat merupakan tahap patologi apendisitis yang dimulai
di mukosa dan melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam waktu 24
jam pertama, hal ini merupakan usaha pertahanan tubuh dengan membatasi
proses radang dengan menutup apendik dengan omentum, usus halus, atau
adneksa sehingga terbentuk masa periapndikular
Periapendikular infiltrate sering terjadi pada usia tertentu dengan range
usia 20- 30 tahun. Pada wanita dan laki-laki insidennya sama kecuali pada usia
pubertas dan usia 25 tahun wanita lebih banyak terkena dibanding laki-laki
dengan perbandingan 3:2. Angka kematian bekisar 2-6%, 19 % kematian
terjadi jika pada wanita hamil, dan pada anak-anak usia kurang dari 2 tahun
meningkat hingga 20 %.
Morbiditas meningkat dengan bertambahnya usia, keterlambatan
diagnosis, bila apendiks tidak diangkat maka dapat menimbulkan serangan
berulang. Sedangkan mortalitas adalah 0,1 % jika apendisitis akut tidak pecah
dan 5% jika pecah. Keterlambatan dalam mendiagnosis juga berpengarug pada
angka mortalitas jika terjadi komplikasi.
Komplikasi utama adalah perforasi apendiks, yang dapat berkembang
menjadi peritonitis atau abses. Insiden perforasi mencapai 10- 32 %. Insiden
lebih tinggi pada anak kecil dan lansia. Oleh karena itu dalam laporan kasus
kali ini perlu dibahas lebih dalam kasus periapendikular infiltrat untuk
mengetahui tentang pengertian, tanda dan gejala serta diagnosis serta
penatalaksanaannya.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan periapendikular infiltrat ?
2. Bagaimana cara mendiagnosis pasien periapendikular infiltrat ?
3. Bagaimana penatalaksanaan pada periapendikular infiltrat ?
1
I.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pegertian periapendikular infiltrat
2. Mengetahui dan memahami diagnosis dan penatalaksanaan
periapendikular infiltrat
I.3 Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan para pembaca
khususnya kalangan medis agar dapat membuat diagnosa tentang
periapendikular infiltrat, serta membuat perencanaan perioperatif
apendiktomi.
2
BAB II
TELAAH KASUS
II.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. P
TTL : Blitar, 1932
Usia : 80 tahun
Alamat : Panggung rejo RT 03/ RW 03, Blitar
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Periksa : 19 Maret 2012
II.2. ANAMNESA
II.2.1. Keluhan Utama
Nyeri perut
II.2.2. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan nyeri perut dirasakan sejak dua bilan yang lalu dan sekarang
nyeri bertambah parah. Nyeri dirasakan di seluruh lapang perut
namun yang paling nyeri didaerah kanan bawah dan terasa seperti
melilit, serta nyeri dirasakan hilang timbul. Perut rasanya seperti
kaku BAB lancer tetapi kadang meringkil, namun sudah 4 hari ini
pasien tidak dapat BAB. Flatus (+) tadi pagi tgl 20-3-2012, mual (+),
muntah (-), pusing (+). Selain itu pasien juga mengeluh adanya
benjolan pada perut kanan bawah yang timbul sejak ± 1 bulanan.
Aloanamnesa : Nafsu makan pasien menurun.
II.2.3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Sakit Serupa : Disangkal
3
Riwayat Mondok : Sekitar 5
bulan yang lalu pasien pernah
dirawat di RSMW blitar karena sakit
perut dan didiagnosa sakit lambung.
Riwayat Sakit Gula : Disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat Sakit Kejang : Disangkal
Riwayat Alergi Obat : Disangkal
Riwayat Alergi Makanan : Disangkal
II.2.4. Riwayat Pengobatan
Pasien sebelumnya pernah berobat ke puskesmas untuk
mengatasi keluhan nyerinya. Pasien diberikan obat suntik (injeksi)
dan obat peroral namun pasien tidak tahu obat yang diberikan dan
nyeri hilang. Namun saat ini nyeri dirasakan sangat berat dan pasien
langsung dating ke IGD RSMW.
II.2.5. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit serupa : Disangkal
Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat Sakit Gula : Disangkal
Riwayat Jantung : Disangkal
Riwayat Asma : Disangkal
II.2.6. Riwayat Kebiasaan
o Riwayat Merokok : 1 pak perhari tetapi semenjak sakit
berhenti merokok
o Riwayat Minum Alkohol : Alkohol Disangkal, minum kopi 2
gelas perhari, terkadang pasien
pernah minum jamu pegal linu.
o Riwayat Olahraga : Jarang olahraga tapi dulu senang
4
berolahraga.
o Riwayat Pengisisan Waktu Luang : bersih-bersih rumah.
II.2.7. Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien saat ini tinggal dengan istrinya, dan saat ini pasien dak
bekerja. Pasien aktif dalam mengikuti kegiatan di kampung. Status
ekonomi cukup.
II.2.8. Riwayat gizi:
Pasiena makan sehari-hari biasanya 3 kali sehari dengan nasi
yang cukup dengan sayur dan lauk pauk berupa tahu, tempe dan
kadang-kadang dengan telur, ayam atau dagingserta kadang ikan.
Namun semenjak sakit, nafsu makan pasien menurun dan makan
sehari kadang hanya makan satu kalidan kadang tidak makan sama
sekali .
II.3. ANAMNESA SISTEM
Kulit : Sawo matang, pucat (-), gatal (-), kering (-)
Kepala : Sakit kepala (-), pusing (+), rambut tidak rontok,
luka kepala (-), benjolan (-).
Mata : Pandangan mata berkunang-kunang (-),
penglihatan kabur (-), ketajaman penglihatan
normal.
Hidung : Tersumbat (-) , Mimisan(-)
Telinga : Pendengaran berkurang (-), berdengung (-), keluar
cairan (-)
Mulut : Sariawan(-), Mulut Kering (-)
Tenggorokan : Sakit menelan (-), Suara serak (-)
Pernafasan : Sesak nafas (-), batuk lama (-)
Kardiovaskuler : Berdebar-debar (-), Nyeri dada (-)
Gastrointestinal : Mual/muntah (+), Diare (-), nafsu makan
menurun (+), nyeri perut kanan bawah (+),
5
BAB tidak lancar (+).
Genitourinaria : BAK 4-8 kali/sehari, warna kuning
Neurologik : Kejang (-), Lumpuh (-), Kesemutan pada kaki (-)
Psikiatri : Emosi stabil
Muskuloskeletal : Kaku sendi (-), nyeri tangan dan kaki (-), nyeri
otot (-)
Ekstremitas :
Atas kanan : Bengkak (-), Sakit (-), Luka (-)
Atas Kiri : Bengkak (-), Sakit (-), Luka (-)
Bawah kanan : Bengkak (-), Sakit( -), Luka bisul (-)
Bawah Kiri : Bengkak (-), Sakit (-), Luka (-)
II.4. PEMERIKSAAN FISIK
II.4.1. Keadaan Umum
Tampak lemah ,Composmentis , GCS 456
II.4.2. Vital Sign :
BB : 57 Kg
TB : 170 cm
BMI : BB / TB2 = 19,7 (underweight)
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 92 x/ menit
RR : 22x/ menit
Suhu : 36,2 0C
II.4.3. Pemeriksaan:
Kulit : Kulit sawo matang, pucat (-), kulit gatal(-), erithema (-), Vesikel
(-), papul (-) dan mengelupas (-)
Kepala : Simetris, normocephal, rambut tidak rontok, Luka pada kepala
(-), benjolan/borok (-).
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
radang/konjungtivitis/uveitis (-/-), reflek cahaya (+/+), katarak (-/-)
6
Hidung : Nafas cuping hidung (-), simetris, saddle nose (-), sekret (-),
perforasi (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-)
Telinga : Daun telinga simetris, membran tympani (intak), nyeri tekan
mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping telinga dalam
batas normal.
Mulut : Simetris, mulut kering (-), sianosis (-), bibir pucat (-), bibir kering
(-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi lidah hiperemis (-), tremor (-),
gusi berdarah (-).
Tenggorokan : Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-).
Leher : JVP tidak meningkat, trakea di tengah, pembesaran, kelenjar tiroid
(-), pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-).
Thorax : Simetris, bentuk normochest, retraksi interkostal (-), retraksi
subkostal (-), spider nevi (-), venectasi (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
Cor :
I : ictus cordis tak tampak
P : ictus cordis kuat angkat
P : batas kiri atas : SIC II 1 cm lateral LPSS
batas kanan atas : SIC II LPSD
batas kiri bawah : SIC V 1 cm lateral
LMCS
batas kanan bawah : SIC IV LPSD
batas jantung kesan tidak melebar
A : BJ I–II intensitas normal, regular, bising
(-),mur-mur(-), Gallop (-)
Pulmo : I : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
P : fremitus raba kanan sama dengan kiri
P : sonor/sonor
A : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan
wheezing (-/-) , ronchi (-/-)
Abdomen
I : dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-), tampak
benjolan di abdomen regio iliaca dextra.
7
A : peristaltik (+) menurun
P : Hipertimpani seluruh lapang perut, kecuali pekak regio illiaca
dextra
P : supel, nyeri tekan pada titik mc burney (+),defense di perut kanan
bawah hepar dan lien tidak teraba membesar, teraba masa pada
perut kanan bawah dengan D ± 8 cm
Pemeriksaan rectal toucher : nyeri pada jam 10-11
Rovsing sign (+), psoas sign (+)
Sistem Collumna Vertebralis
I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
P : nyeri tekan (-)
P : NKCV (-)
Ektremitas: palmar eritema (-/-)
akral dingin oedem ulkus
- - - - - -
- - - - - -
Sistem genetalia: dalam batas normal
Pemeriksaan Neurologik
Kesadaran : GCS 456
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
Fungsi Sensorik : dalam batas normal
Fungsi motorik :
Kekuatan Tonus
8
N N
N N
5 5
5 5
N N
N N
RF RP
Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan : sesuai umur, perawatan diri terkesan baik
Kesadaran : kualitatif tidak berubah ; kuantitatif compos mentis
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
Proses pikir : Bentuk : realistik
Isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)
Arus : koheren
Insight : baik
II.6. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. Darah Lengkap
Jenis Tes Hasil Tes Nilai Normal
1. Hemoglobin 11,2 L: 13-17 g%
2. Leukosit 17.900 4.000-11.000/CMM
3. LED/BBS 70-120 L: 0-15/jam
4. Hitung jenis -/-/2/87/10/1 1-2/0-1/3-5/54-62/25-
33/3-7
5. Hitung erytrosite 4.900.000 4.5-6.5 jt/cmm
6. Hitung trombocyte 530.000 150.000-450.000
7. Hematokrit 37.6 L : 40-54 %
8. MCV/MCH/MCHC 76.7/22/29.8 80-97 fl/27-31pg/ 32-
36%
9
2 2
2 2
- -
- -
b. USG abdomen
Mengesankan periapendikular infiltrat, menimbulkan pendesakan dan bendungan
di ureter kanan distal dengan hydronephrosis kanan grade II-III.
DD : Tumor abdomen kanan bawah, tumor colon or caecum
I1.7. Working Diagnosa
Periapendikular infiltrat
II.8. PENATALAKSANAAN di RS
Farmakologi
- IVFD 2000cc/24 jam
- Ranitidin inj. 2 x 1
- Cefotaxim 2x1
- Ketopain 3 x 1
- Profecom supp. II
- Metronidazol 3 x 1
10
11