BAB II

81
13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Konsep dasar sistem pertama kali dikemukakan oleh Ludwig Von Bertalanffy dan William Ross Ashby pada tahun 1940-an. Konsep ini pada awalnya dikaji berdasarkan filosofi ilmu pengetahuan yang meliputi ilmu teknik, fisika dan biologi. Pada perkembangan berikutnya, kemudian mencakup geografi, sosiologi, teori organisasi, manajemen dan ekonomi. Saat ini, kajian tersebut disebut juga teori sistem. Secara umum, teori sistem menjelaskan tentang hubungan yang terorganisir dan saling ketergantungan atau saling berinteraksi suatu kumpulan aktifitas atau bagian yan membentuk sebuah kesatuan (Jayaputra dan Subiyakto, 2006). 2.1.1 Definisi Sistem Menurut Jayaputra dan Subiyakto (2006), Sistem didefinisikan dengan dua pendekatan yaitu penekanan pada prosedur dan penekanan pada komponen. Prosedur 12

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem

Konsep dasar sistem pertama kali dikemukakan oleh Ludwig Von

Bertalanffy dan William Ross Ashby pada tahun 1940-an. Konsep ini pada

awalnya dikaji berdasarkan filosofi ilmu pengetahuan yang meliputi ilmu teknik,

fisika dan biologi. Pada perkembangan berikutnya, kemudian mencakup geografi,

sosiologi, teori organisasi, manajemen dan ekonomi. Saat ini, kajian tersebut

disebut juga teori sistem.

Secara umum, teori sistem menjelaskan tentang hubungan yang

terorganisir dan saling ketergantungan atau saling berinteraksi suatu kumpulan

aktifitas atau bagian yan membentuk sebuah kesatuan (Jayaputra dan Subiyakto,

2006).

1.1.1 Definisi Sistem

Menurut Jayaputra dan Subiyakto (2006), Sistem didefinisikan dengan dua

pendekatan yaitu penekanan pada prosedur dan penekanan pada komponen.

Prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang

menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakannya, kapan

dikerjakannya dan bagaimana mengerjakannya.

Definisi lain dari prosedur ini jika kita hubungkan dengan pemanfaatannya

dalam dunia bisnis menjadi suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis-menulis),

biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang

diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi

12

Page 2: BAB II

14

bisnis yang terjadi. Jadi definisi sistem yang lebih menekankan pada prosedur

adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan

suatu sasaran tertentu.

Definisi lain dari sistem berdasarkan penekanan komponennya adalah

kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi mencapai suatu tujuan tertentu.

Dari penjelasan diatas, maka dapat didefinisikan sistem sebagai sebuah kesatuan

dari bagian atau komponen yang saling berhubungan dalam prosedur kerja

tertentu untuk mencapai tujuan dalam mengolah masukan untuk menghasilkan

keluaran.

1.1.2 Karakeristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau ciri-ciri tertentu. Pengetahuan

tentang karakteristik-karakteristik ini membantu pemahaman tentang sistem itu

sendiri. Menurut Jogiyanto (2005), suatu sistem mempunyai karakteristik atau

ciri-ciri tertentu, yaitu sebagai berikut :

1. Suatu sistem mempunyai komponen-komponen sistem (components) atau

subsistem-subsistem.

2. Suatu sistem mempunyai batas sistem (boundary).

3. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (environment).

4. Suatu sistem mempunyai penghubung (interface).

5. Suatu sistem mempunyai tujuan (goal).

14

Page 3: BAB II

15

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem (Jogiyanto, 2005)

1.1. Konsep Dasar Sistem Penunjang Keputusan (SPK)

Pada awal tahun 1970-an, Scott Morton pertama kali mengartikulasikan

konsep penting DSS (Decision Support System). Ia mendefinisikan DSS sebagai

“sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu para pengambil

keputusan dengan menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan

masalah-masalah tidak terstruktur”. DSS adalah sistem berbasis komputer bagi

para pengambil keputusan manajemen yang menangani masalah-masalah yang

tidak terstruktur (Turban et al. 2005).

1.1.1. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan terdiri dari (Turban et al. 2005):

a. Masalah

Masalah merupakan suatu kondisi yang berpotensi menimbulkan kerugian-

kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Tindakan

memberi respons terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau

memanfaatkan peluang keuntungannya disebut pemecahan masalah.

15

Page 4: BAB II

16

Pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan pada jumlah waktu yang

dihabiskan, tetapi pada konsekuensinya, yaitu apakah pemecahan masalah

tersebut bisa menekan sebanyak mungkin kemungkinan kerugian atau

memperoleh sebesar mungkin kemungkinan keuntungan.

b. Keputusan

Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam

pemecahan masalah tersebut.

1.1.2. Dalil Terkait dengan Pengambilan Keputusan

Dalil Al-Qur’an yang terkait dengan pengambilan keputusan adalah:

32. berkata Dia (Balqis): "Hai Para pembesar berilah aku pertimbangan

dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum

kamu berada dalam majelis(ku)."

33. mereka menjawab: "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan

(juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan

berada ditanganmu: Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan".

(QS. An-Naml: 32-33).

1.1.3. Kandungan Surah An-Naml 32-33

16

Page 5: BAB II

17

Makna Surah An-Naml 32-33 adalah bahwa Allah memberikan

penghargaan yang setinggi-tingginya walaupun bukan seorang muslim. Kita tahu

betul dan paham benar bahwa syarat seorang pemimpin dalam Islam harus

seorang Muslim dan berjenis kelamin laki-laki, namun dalam konteks pada

konsistensi terhadap menegakkan prinsip syura, Allah swt menghargai sikap

seorang pemimpin wanita musyrik yang menjunjung tinggi prinsip syura dan

konsisten dalam menegakkannya.

2.2.4 Hadist Terkait Pengambilan Keputusan

Dalil Al-Qur’an yang terkait dengan pengambilan keputusan adalah:

رسول سبط طالب ابي بن علي بن الحسن محمد ابي عن

حفظت قال عنهما الڷه رضي وريحانته وسلم عليه الڷه صل الڷه

" مااليريبك " إل مايريبك دع وسلم عليه الڷه صل الڷه رسول من

صحيح : حسن حديث وقال الترمذي رواه

Dari Abu Muhammad, Al Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib, cucu Rasululloh

Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan kesayangan beliau radhiallahu ‘anhuma telah

berkata : “Aku telah menghafal (sabda) dari Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa

Sallam: “Tinggalkanlah apa-apa yang meragukan kamu, bergantilah kepada apa

yang tidak meragukan kamu”. (HR. Tirmidzi no: 2520 dan An-Nasa-i no: 5711)

1.1.4. Definisi Sistem Penunjang Keputusan (SPK)

Sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil

keputusan manajerial dalam situasi keputusan semi terstruktur. SPK dimaksudkan

17

Page 6: BAB II

18

menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas

mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. DSS ditujukan untuk

keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan

yang sama sekali tidak didukung oleh algoritma (Turban et al. 2005).

Menurut Alter (2002), SPK merupakan sistem informasi interaktif yang

menyediakan informasi, pemodelan, dan memanipulasi data. Sistem itu digunakan

untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktural dan

situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu sacara pasti bagaimana

keputusan seharusnya dibuat (Kusrini, 2007).

1.1.5. Karakteristik dan Kapabilitas Sistem Pendukung Keputusan

Ada 14 karakteristik dan kapabilitas SPK, yaitu (Kusrini, 2007):

1. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi semiterstruktur

dan tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi

terkomputerisasi. Masalah-masalah tersebut tidak dapat dipecahkan (atau

tidak dapat dipecahkan dengan konvinien) oleh sistem komputer lain atau

oleh metode atau alat kuantitatif standar.

2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai

manajer lini.

3. Dukungan untuk individu dan kelompok. Masalah yang kurang terstruktur

sering memerlukan keterlibatan individu dari departemen dan tingkat

organisasional yang berbeda atau bahkan dari organisasi yang lain. DSS

mendukung tim virtual melalui alat-alat web kolaboratif.

18

Page 7: BAB II

19

4. Dukungan untuk keputusan independen dan atau sekuensial keputusan dapat

dibuat satu kali, beberapa kali atau berulang (dalam interval yang sama).

5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: intelejensi, desain,

pilihan dan implementasi.

6. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.

7. Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambil keputusan seharusnya reaktif, dapat

menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mampu mengadaptasikan

DSS untuk memenuhi perubahan tersebut. DSS bersifat fleksibel dan karena

itu pengguna dapat menambahkan, menghapus, menggabungkan, mengubah,

atau menyusun kembali elemen-elemen dasar. DSS juga fleksibel dalam hal

dapat dimodifikasi untuk memecahkan masalah lain yang sejenisnya.

8. Pengguna merasa seperti dirumah. Ramah pengguna, kapabilitas grafis yang

sangat kuat dan antarmuka manusia-mesin interaktif dengan satu bahasa

alami dapat sangat meningkatkan keefektifan DSS. Kebanyakan aplikasi DSS

yang baru menggunakan antarmuka berbasis-web .

9. Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi, timeliness

dan kualitas) ketimbang pada efisiennya (biaya pengambilan keputusan).

Ketika DSS disebarkan, pengambilan keputusan sering membutuhkan waktu

lebih lama, namun keputusannya lebih baik.

10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses

pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah. DSS secara

khusus menekankan untuk mendukung pengambilan keputusan, bukannya

menggantikan.

19

Page 8: BAB II

20

11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem

sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dengan bantuan ahli

sistem informasi. Perangkat lunak OLAP dalam kaitannya dengan data

warehouse membolehkan pengguna untuk membangun DSS yang cukup

besar dan kompleks.

12. Biasanya model-model digunakan untuk menganalisis situasi pengambilan

keputusan. Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan

berbagai strategi yang berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda.

Sebenarnya, model-model membuat suatu DSS berbeda dari kebanyakan MIS

(Management Information System).

13. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari

sistem informasi geografis sampai sistem berorientasi objek.

14. Dapat dilakukan sebagai alat stand alone yang digunakan oleh seorang

pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di satu organisasi

keseluruhan dan di beberapa organisasi sepanjang rantai persediaan. Dapat

diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, dan dapat

didistribusikan secara internal dan eksternal dengan manggunakan networking

dan teknologi web .

2.2.7 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan

Tujuan dari SPK menurut McLeod (2004), adalah :

1. Membantu pengambil keputusan dalam membuat keputusan untuk

memecahkan masalah semi terstruktur.

20

Page 9: BAB II

21

2. Mendukung penilaian seorang pengambil keputusan bukan menggantikan

keputusan yang akan diambil oleh pengambil keputusan.

3. Meningkatkan efektifitas dari suatu keputusan, bukan dari sisi efisiensi.

2.2.8 Arsitektur Sistem Penunjang Keputusan

Arsitektur sistem penunjang keputusan terdiri dari 4 subsistem menurut

Kusrini (2007), yaitu:

1. Subsistem Manajemen Data

Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang berisi data yang

relevan untuk suatu situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut

sistem manajemen database (DBMS / Data Base Management Sistem).

Subsistem manajemen data bisa diinterkoneksikan dengan data warehouse

perusahaan, suatu repositori untuk data perusahaan yang relevan dengan

pengambilan keputusan.

2. Subsistem Manajemen Model

Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan,

statistik, ilmu manajemen, atau model kkuantitatif lain yang memberikan

kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Bahasa-

bahasa pemodelan untuk membangun model-model kustom juga dimasukkan.

Perangkat lunak itu sering disebut sistem manajemen basis model (MBMS).

Komponen tersebut bisa dikoneksikan ke penyimpanan korporat atau

eksternal yang ada pada model.

3. Subsistem Antarmuka Pengguna

21

Page 10: BAB II

22

Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan sistem pendukung

keputusan melalui subsistem tersebut. Pengguna adalah bagian yang

dipertimbangkan dari sistem. Para peneliti menegaskan bahwa beberapa

kontribusi unik dari sistem pendukung keputusan berasal dari interaksi yang

intensif antara komputer dan pembuat keputusan.

4. Subsistem Manajemen berbasis pengetahuan

Subsistem tersebut mendukung semua subsistem lain atau bertindak langsung

sebagai suatu komponen independen dan bersifat opsional. Selain

memberikan intelegensi untuk memperbesar pengetahuan si pengambil

keputusan, subsistem tersebut bisa diinterkoneksikan dengan repositori

pengetahuan perusahaan (bagian dari sistem manajemen pengetahuan), yang

kadang-kadang disebut basis pengetahuan organisasional.

Berdasarkan definisi, sistem pendukung keputusan yang mencakup tiga

komponen utama, yaitu: DBMS (Data Base Management Sistem), MBMS (Sistem

Manajemen Basis Model), dan antarmuka pengguna. Komponen-komponen

tersebut membentuk sistem aplikasi sistem pendukung keputusan yang bisa

dikoneksikan ke intranet perusahaan, ekstranet atau internet. Arsitektur dari sistem

pendukung keputusan ditunjukkan dalam gambar dibawah ini.

22

Page 11: BAB II

23

Gambar 2.5 Arsitektur DSS (Kusrini, 2007)

2.2.9 Keuntungan Sistem Penunjang Keputusan

Sistem pendukung keputusan (SPK) dapat memberikan beberapa manfaat

atau keuntungan bagi pemakainya (Daihani, 2001), keuntungan yang dimaksud

adalah:

1. Sistem pendukung keputusan dapat memperluas kemampuan pengambil

keputusan dalam memproses data atau informasi bagi pemakainya.

2. Sistem pendukung keputusan membantu pengambil keputusan dalam hal

penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama

berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.

3. Sistem pendukung keputusan dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat

serta hasilnya dapat diandalkan.

23

Page 12: BAB II

24

4. Sistem pendukung keputusan dapat menjadi stimulan bagi pengambil

keputusan dalam memahami permasalahannya, karena sistem pendukung

keputusan mampu menyajikan berbagai alternatif.

5. Sistem pendukung keputusan dapat menyediakan bukti tambahan untuk

memberikan pembenaran sehingga dapat memperkuat posisi pengambil

keputusan.

2.2.10 Keterbatasan Sistem Penunjang Keputusan

Disamping memiliki berbagai keuntungan dan manfaat, sistem pendukung

keputusan juga memiliki beberapa keterbatasan (Daihani, 2001), diantaranya:

1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat

dimodelkan, sehinga model yang ada dalam sistem tidak mencerminkan

persoalan yang sebenarnya.

2. Kemampuan suatu sistem pendukung keputusan terbatas pada

pembendaharaan pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta

model dasar).

3. Proses-proses yang dilakukan oleh sistem pendukung keputusan biasanya

tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak (software) yang

digunakannya.

4. Sistem pendukung keputusan tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang

dimiliki oleh manusia, karena walau bagaimana pun canggihnya suatu sistem

pendukung keputusan hanyalah suatu kumpulan perangkat keras (hardware),

perangkat lunak (software) dan sistem operasi yang tidak dilengkapi dengan

kemampuan berpikir.

24

Page 13: BAB II

25

1.2. Pengertian Dana

Pengertian dana menurut kamus keuangan adalah Uang tunai dan atau

aktiva lain yang segera dapat diuangkan yang tersedia atau disisihkan untuk

maksud tertentu.

Menurut Ardiyos (2000), dalam bukunya “Kamus Besar Akuntansi”

mendefinisikan sebagai berikut:

“Pada umumnya dana berarti uang, surat berharga serta harta lainya yang sengaja

disisihkan bagi suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan”.

Jenis-jenis Dana terdiri atas:

1. Dana Umum (General Fund)

Yaitu dana untuk mempertanggungjawabkan sumber-sumber yang tidak

dipertanggungjawabkan dalam dana lain.

2. Dana Pendapatan Khusus (Special Revenue Fund)

Yaitu dana untuk mempertanggungjawabkan penerimaan sumber-sumber

tertentu (selain yang dipertanggungjawabkan dalam dana trust belanja dan

proyek modal) yang ditujukan untuk aktivitas tertentu.

3. Dana Proyek Modal (Capital Project Fund)

Yaitu dana untuk mempertanggungjawabkan sumber-sumber yang digunakan

untuk tujuan perolehan atau pembangunan fasilitas modal (selain yang

dipertanggungjawabkan melalui dana kepemilikkan dan dana trust).

4. Dana Pelunasan Utang (Debt Service Fund)

Yaitu dana untuk mempertanggungjawabkan pengakumulasian sumber-sumber

untuk membayar pokok dan bunga utang jangka panjang umum.

25

Page 14: BAB II

26

5. Dana Perusahaan (Entrerprise Fund)

Yaitu dana untuk mempertanggungjawabkan aktivitas bisnis (komersial) yang

dilakukan oleh pemerintah.

6. Dana Layanan Internal (Internal Service Fund)

Yaitu dana untuk mempertanggungjawabkan barang dan jasa yang disediakan

oleh suatu unit pemerintah kepada unit pemerintah itu sendiri atau kepada unit

pemerintah lain.

7. Dana Trust (Trust Fund)

Yaitu dana untuk mempertanggungjawabkan aktiva milik pihak lain yang

dikelola oleh pemerintah sebagai pihak yang dipercaya atau trustee.

8. Dana Trust Belanja (Expendable Trust Fund)

Yaitu dana untuk mempertanggungjawabkan sumber keuangan yang diterima

dari unit pemerintahaan lain, organisasi, dan perseorangan yang dapat

dibelanjakan sesuai dengan trust agreement atau aturan dari pemberi (donor).

9. Dana Trust Non Belanja (Non Expendable Trust Fund)

Yaitu dana untuk mempertanggungjawabkan yang diterima suatu unit

pemerintah yang tidak bersifat belanja sesuai dengan trust agreement atau

aturan dari pemberi (donor).

10. Dana Trust Pensiun (Pension Trust Fund)

Yaitu dana untuk mempertanggungjawabkan penerimaan dan pembayaran dari

pemerintah, karyawan, atau pihak lain untuk tujuan dana pensiun, penggunaan

26

Page 15: BAB II

27

sumber-sumber dana yang diterima, dan perhitungan serta pembayaran kepada

para pensiun.

11. Dana Peragenan (Agency Fund)

Yaitu dana untuk mempertanggungjawabkan aktiva milik pihak-pihak lain yang

dikelola oleh pemerintah yang bertindak sebagai agen.

2.4 Investor

Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan

yang melakukan emisi disebut investor. Investor pada umumnya bisa digolongkan

menjadi dua, yaitu (Soemitra, 2009):

1. Investor individual (individual/retail investors) Investor individual terdiri dari

individu-individu yang melakukan aktivitas investasi.

2. Investor institusional (institutional investors) Investor institusional biasanya

terdiri dari perusahaanperusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana (bank dan

lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi.

2.5 Reksa Dana

Reksa Dana mulai dikenal pertama kali di Belgia pada tahun 1822, yang

berbentuk Reksa Dana tertutp (closed end fund). Reksa Dana tersebut diciptakan

untuk para investor kaya yang ingin berpartisipasi dalam portofolio utang-utang

pemerintah yang memliki keuntungan tinggi.

Reksa Dana merupakan suatu bentuk pemberian jasa yang diodirikan

untuk membantu investor yang ingin berpartisipasi dalam pasar modal tanpa

adanya keterlibatan secara langsung dalam prosedur, administrasi, dan analisis

dalam sebuah pasar modal (Widjaja dan Ramaniya, 2006).

27

Page 16: BAB II

28

Reksa Dana merupakan unsur penting dalam pasar modal. Dapat

dikatakan bahwa Reksa Dana adalah tiang strategi pasar modal di Indonesia.

Diketahui demikian, karena Reksa Dana merupakan wadah untuk menghimpun

dana masyarakat pemodal yang dapat mengurangi peranan modal asing (fund

manager asing).

Secara umum, Reksa Dana dapat diartikan sebagai suatu wadah yang

digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya

diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Dalam pengertian

ini terkandung tiga unsur penting. Pertama, adanya dana dari investor. Kedua,

dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio Efek. Ketiga, dana tersebut dikelola

oleh Manajer Investasi. Dana yang dikelola oleh Manajer Investasi tersebut

merupakan milik bersama dari para pemodal, dan Manajer Investasi adalah pihak

yang dipercayakan untuk mengelola atau menginvestasikan dana tersebut dalam

Reksa Dana.

2.5.1 Alternatif Alokasi Investasi Reksa Dana

Reksa Dana mempunyai beberapa alternatif investasi, diantaranya adalah

sebagai berikut (Widjaja dan Ramaniya, 2006):

1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market)

Reksa Dana ini melakukan pilihan investasi pada jenis instrumen pasar uang

dengan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun. Bentuk instrumen investasinya

antara lain adalah Time Deposit (Deposito Berjangka), Certificate of Deposit

(Sertifikat Deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar

Uang (SBPU). Daya tarik instrumen investasi di pasar uang ini adalah karena

28

Page 17: BAB II

29

sifatnya sangat likuid serta mempunyai tingkat resiko lebih rendah dibandingkan

dengan jenis instrumen investasi lainnya.

2. Reksa Dana Obligasi

Reksa Dana ini mempunyai jenis portofolio investasi dalam Efek yang

berbentuk surat utang, seperti obligasi dengan komposisi jumlah minimal

sebanyak 80% dari total asetnya. Jenis Reksa Dana ini mengandalkan

penghasilannya dari tingkat suku bunga (kupon) yang sifatnya stabil dari

instrumen obliagsi tersebut.

Intrumen pendapatan tetap, seperti obligasi tingkat suku bunga (kupon)

yang relatif menarik dibandingkan investasi pada deposito. Instrumen obligasi

yang paling banyak diminati oleh Manajer Investasi adalah jenis Surat Utang

Negara (Government Bond) yang diterbitkan oleh pemerintah (Indonesia).

Selain membeli obliagsi pemerintah, Manajer Investasi juga membeli

obligasi korporasi yang mempunyai kupon (suku bunga) yang bagus. Di samping

itu, harag obligasi korporasi yang dipilih adalah yang memiliki rating (peringkat)

bagus. Reksa Dana yang portofolio investasinya difokuskan pada obliagsi disebut

dengan Reksa Dana Fixed Income atau pendapatan tetap.

3. Reksa Dana Saham

Reksa Dana saham adalah Reksa Dana portofolio investasinya pada

instrumen berbentuk saham (equity) dengan jumlah sekurang-kurangnya 80% dari

total aset investasi. Manajer Investasi yang melakukan pemebelian pada instrumen

saham ini biasanya selalu melakukan seleksi pada saham blue chip (saham

unggulan) dan pada jenis saham yang likuid. Agar sifat investasi Reksa Dana

29

Page 18: BAB II

30

lebih konservatif, maka pemilihan saham dilakukan dengan analisis pertimbangan

investasi yang sangat ketat dan penuh kehati-hatian.

4. Reksa Dana Campuran

Reksa Dana ini mengalokasikan dana investasinya dalam bentuk portofolio

investasi yang bervariasi. Instrumen investasi Reksa Dana campuran dapar

berbentuk saham dan dikombinasikan dengan instrumen obligasi. Kombinasi

portofolio Reksa Dana campuran dapat berbeda dengan aturan baku sebelumnya

dan bsia juga sangat bervariasi.

2.6 Reksa Dana Syariah

Reksa dana syariah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan

dan prinsip syariah islam, baik dalma bentuk akad antara pemilik harta deengan

manajer investasi sebagai pengguna investasi. Dengan demikian, reksa dana

syariah adalah reksa dana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu

kepada syariah Islam. Reksa dana syariah tidak akan menginvestasikan dananya

pada obligasi dari perusahaan yang pengelolaannya atau produknya bertentangan

dengan syariat Islam misalnya pabrik minuman beralkohol, industri peternakan

babi, jasa keunagan yang emlibatkan dalam operasionalnya dan bisnis yang

emngandung maksiat.

Reksa dana syariah merupakan lembaga intermediasi yan membantu

surplus unit melakukan penempatan dana untuk diinevstasikan. Salah satu tujuan

reksa dana adalah memenuhi kebutuhan kelompok investor yang ingin

memeperoleh pendapatan investasi dari sumber dana cara yang bersih dan dapat

dipertanggungjawabkan secara agama serta sejalan dengan prinsip-prinsip syariah.

30

Page 19: BAB II

31

2.6.1 Beberapa Istilah Penting dalam Reksa Dana Syariah

Beberapa istilah yang sering muncul dalam Reksa Dana Syariah anatara

lain:

1. Portofolio efek adalah kumpulan efek yang dimiliki secara bersamaan

(kolektif) oleh para pemodal dalam reksa dana.

2. Manajer investasi adalah pihak yan kegiatan usahanya mengelola portofolio

efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk

sekelompok nasabah.

3. Emiten adalah perusahaan yang menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada

publik.

4. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga

komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak

investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.

5. Mudharabah/qirad adalah suatau akad atau sistem di mana seorang

memberikan hartanya kepada orang lain untuk dikelola dengan ketentuan

bahwa keuntungan yang diperoleh (dari hasil pengelolaan tersebut) dibagi

antara kedua pihak, sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati oleh kedua

belah pihak, sedangkan kerugian ditanggung oleh shahibul al-mal sepanjang

tidak ada kelalaian mudharib.

6. Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran

umum dengan tujuan agar pihak lain membeli efek.

7. Bank kustodian adalah pihak yang kegiatan usahanya adalah memberikan jasa

penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain,

31

Page 20: BAB II

32

termasuk menerima dividen, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek,

dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.

2.6.2 Prinsip Dasar Reksa Dana Syariah

Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariat Islam, antara lain:

1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang

dilarang.

2. Usaha lembaga keuanan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan

asuransi konvesional.

3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan

dan minuman yang haram.

4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan barang-

barang ataupun jasa yang merusak moral dan sifat mudarat.

Pada prinsipnya, pokok-pokok aturan investasi reksa dana syariah mencakup:

1. Investasi hanya pada efek-efek dari perusahaan yang kegiatan usaha

utamanya dana hasil usaha utamanya sesuai dengan Pedoman Syariat Islam

a. Tidak memproduksi atau menjual makanan dan minuaman yang haram

dan syubhat.

b. Tidak memproduksi makanan dan minuman yang memabukkan.

c. Tidak menyelenggarakan perjudian.

d. Tidak melakukan kegiatan yang melanggar tata susila manusia

(pornografi).

e. Tidak memberikan jasa keuangan yang mempraktikan riba.

f. Tidak memproduksi alat-alat senjata dan pemusnah manusia.

32

Page 21: BAB II

33

g. Tidak memproduksi rokok.

2. Perusahaan yang kegiatan dan hasil usaha utamanya sesuai dengan Syariah

Islam, namun memiliki anak perusahaan yang kegiatan dan hasil usaha

utamanya tidak sesuai dengan syariah islam dikategorikan sebagai tidak

sesuai dengan syariah Islam.

3. Perusahaan yang kegiatan dan hasil usaha utamanya sesuai dengan Syariah

Silam, namun mayoritas sahamnya dimiliki oleh suatu perusahaan yan

kegiatan dan hasil usaha utamanya tidak sesuai dengan syariah Islam

dikategorikan sesuai dengan syariah Islam.

4. Penempatan jangka pendek giro konvensional yang tidak dapat dihindari akan

dibersihkan melalui cleansing. Penggunaan dana cleansing antara lain

santunan anak yatim dan fakir miskin, pembangunan sarana umum, dan untuk

membantu musibah kemanusiaan.

5. Perbedaan yang paling menonjol antara reksa dana syariah terdapat proses

screening atau filterisasi atas instrumen investasi berdasarkan pedoman

syariah dan proses cleansing unutk membersihkan pendapatan yang dianggap

diperoleh dari kegiatan yang haram menurut pedoman syariah.

2.7 Pengertian Manajer Investasi

Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio Efek untuk para

nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah,

kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri

kegiatan usahanya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

Tugas manajer investasi adalah sebagai berikut:

33

Page 22: BAB II

34

1. Mengadakan riset

2. Menganalisis Kelayakan investasi

3. mengelola dana portofolio

2.8 Indeks JII (Jakarta Islamic Index)

Indeks JII (Jakarta Islamic Index) atau Indeks Syariah merupakan salah

satu indeks yang menggunakan 30 emiten yang masuk dalan kriteria syariah atau

indeks yang berdasarkan syariah Islam di Bursa Efek Indonesia.

Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebgai tolok ukur

unutk mengukur knerja suatu investasi pada saham dnegan basis syariah. Melalui

indeks ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk

mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah. JII ini terdiri dari 30 jenis

saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah Islam.

Pada tanggal 3 Juli 2000, PT. Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan

PT. Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan indeks saham yang

dibuat berdasarkan syariah islam yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Pada awal

peluncurannya, pemilihan saham yang masuk dalam kriteria syariah melibatkan

pihak Dewan Pengawas Syariah PT. Danareksa Investment Management. Akan

tetapi seiring perkembangan pasar, tugas pemilihan saham-saham tersebut

dilakukan oleh Bapepam-LK, bekerja sama dengan Dewan Syariah NAsional

(DSN-MUI). Hal ini tertuang dalam peraturan Bapepam-LK Nomor II.K.1 tentang

Kriteria dan Penerbutan Daftar Efek Syariah (Buku Panduan Indeks Harga Saham

Bursa Efek Indonesia, 2010).

34

Page 23: BAB II

35

Berdasarkan fatwaDewan Syariah Nasional (DSN) MUI nomor 20/DSN-

MUI/IV/2001 dan peraturan BApapam-LK Nomor IX.A.13 tentang penerbitan

efek syariah, saham-saham yang masuk dalam indeksa Syiah adalah emiten yang

kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti (Buku Panduan

Indeks HArga Saham Bursa Efek Indonesia, 2010):

1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolog judi atau perdagangan yang

dilarang.

2. Usaha yang menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep

ribawi (konvesnsional), jual beli resiko yang mengandung gharar dan

maysir.

3. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan atau

menyediakan:

a. Barang dan atau jasa yang haram karena zatnya

b. Barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya yang dietapkan

oleh DSN-MUI, dan atau

c. Barang dan atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

4. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat

(nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih

dominan dari modalnya, kecuali investasi tersebut dinyatakan

kesyariahannya oleh DSN-MUI.

2.9 Metode Sistem Pendukung Keputusan

2.9.1 Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)

35

Page 24: BAB II

36

Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Merupakan salah satu metode

untuk urutan prioritas alternative keputusan dengan criteria jamak. Teknik ini

digunakan sebagai pembantu individu dalam pengambilan keputusan untuk

menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada

tahapan proses. MPE akan menghasilkan nilai alternatif yang perbedaannya lebih

kontras.

2.9.2 Algoritma MPE

Dalam menggunakan metode perbandingan eksponensial ada beberapa

tahapan yang harus dilakukan yaitu:

1. Menyusun alternatif-alternatif keputusan yang akan dipilih.

2. Menentukan kriteria atau perbandingan kriteria keputusan yang penting untuk

dievaluasi.

3. Menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria keputusan atau

pertimbangan kriteria.

4. Melakukan penilaian terhadap semua alternatif pada setiap kriteria.

5. Menghitung skor atau nilai total setiap alternatif.

6. Menentukan urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor atau nilai total

masing-masing alternative.

Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternative dalam Metode

Perbandingan Eksponensial adalah sebagai berikut:

36

Page 25: BAB II

37

Total Nilai (TNi) = ∑j=1

m

( RKij )TKKj

……………………………………(4.1)

Keterangan:

TNi = total nilai alternatif ke –i

RKij = derajat kepentingan relative kriteria ke-j pada pilihan keputusan i

TKKj = derajat kepentingan kriteria keputusan ke-j; TKKj>0;Bulat

n = jumlah pilihan keputusan

m = jumlah kriteria keputusan

2.9.3 Definisi Analisis Markov Chains

Analisis Markov Chain merupakan proses acak di mana semua informasi

tentang masa depan terkandung di dalam keadaan sekarang (yaitu orang tidak

perlu memeriksa masa lalu untuk menentukan masa depan). Untuk lebih tepatnya,

proses memiliki properti Markov yang berarti bahwa bentuk ke depan hanya

tergantung pada keadaan sekarang, dan tidak bergantung pada bentuk sebelumnya.

Dengan kata lain, gambaran tentang keadaan sepenuhnya menangkap semua

informasi yang dapat mempengaruhi masa depan dari proses evolusi. Suatu

Markov Chain merupakan proses stokastik berarti bahwa semua transisi adalah

probabilitas (ditentukan oleh kebetulan acak dan dengan demikian tidak dapat

diprediksi secara detail, meskipun mungkin diprediksi dalam sifat statistik).

Analisis Markov sangat sering digunakan untuk membantu pembuatan

keputusan dalam bisnis dan industri, misalnya untuk menganalisis perpindahan

37

Page 26: BAB II

38

merk dalam pemasaran, masalah hutang-piutang, maslaah operasi mesin,

perencanaan penjualan, masalah operasi dan pemliharaan mesin, masalah

persediaan, analisis pengawasan dan pergantian, analisis pangsa pasar (market

share) dan lainnya.

Menurut Render (2003), analisis Markov adalah sebuah teknik yang

berhubungan dengan probabilitas di masa yang akan datang dengan menganalisis

probabilitas saat ini. Terdapat 4 asumsi dalam analisis Markov yaitu:

1. Adanya batas angka dari setiap kemungkinan state, dimana jumlah

probabilitas transisi dari suatu keadaaan awal sistem sama dengan 1.

2. Probabilitas perubahan dalam state selalu bersifat tetap sepanjang waktu.

3. Dapat memprediksi setiap state di masa yang akan datang dengan

menganalisis state di masa sekarang dengan matriks probabilitas transisi.

4. Ukuran dari sistem atau misalnya jumlah keseluruhan dari konsumen tidak

berubah selama analisis dilakukan.

2.9.4 Konsep Dasar Analisis Markov Chains

Konsep dasar Analisis Markov Chain baru diperkenalkan sekitar tahun

1907, oleh matematisi Rusia Andrei A. Markov (1856-1922). Model ini

berhubungan dengan suatu rangkaian proses dimana kejadian akibat suatu

eksperimen hanya tergantung pada rangkaian kejadian sebelum-sebelumnya yang

lain.

Apabila suatu kejadian tertentu dari suatu rangkaian eksperimen

tergantung dari beberapa kemungkinan kejadian, maka rangkaian eksperimen

tersebut disebut Proses Stokastik. Sebuah rantai Markov adalah suatu urutan dari

38

Page 27: BAB II

39

variable-variabel acak X1, X2, X3,……sifat Markov yaitu, mengingat keadaan

masa depan dan masa lalu keadaan yang independen, dengan kata lain nilai yang

mungkin untuk membentuk Xi S disebut ruang 18 keadaan rantai. Markov Chain

adalah sebuah Proses Markov dengan populasi yang diskrit (dapat dihitung) yang

berada pada suatu discrete state (position) dan diizinkan utk berubah state pada

time discrete. Sebuah proses stokastik dikatakan termasuk Markov chain apabila

memenuhi Markovian property (sifat Markovian). 

Markovian property menyatakan bahwa probabilitas bersyarat (conditional

probability) dari sebuah kejadian masa depan, dengan diketahui kejadian masa

lampau dan keadaan masa kini, adalah tidak tergantung oleh kejadian masa

lampau dan hanya tergantung oleh keadaan masa kini.

2.9.5 Algoritma Markov Chains

Secara matematis Proses Markov dapat dinyatakan sebagai berikut:

P(Xn+1=j| X1 = i1, X2=i2, …, Xn=in) = P(Xn+1 =j|Xn = in) .............................. (4.2)

Keterangan:

Xn = j artinya rantai markov pada waktu n berada pada state j.

Peluang Xn+1 berada pada state j jika Xn berada pada state i dilambangkan dengan

Peluang ini juga dinamakan peluang transisi satu langkah (one-step transition

probability) dan secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

P(Xn+1=j|Xn=i)

Bila peluang transisi satu langkah bebas terhadap peubah waktu n, maka rantai

markov mempunyai peluang transisi yang stasioner atau = Pij

39

Pijn , n+1

Pijn , n+1

Page 28: BAB II

40

Secara umum, peluang transisi diatur dalam suatu matriks yang dinamakan

matriks peluang transisi.

Baris ke – i+1 dari P adalah sebaran peluang dari nilai Xn+1 dibawah kondisi Xn= i.

Jika banyaknya state terhingga maka P adalah matriks kuadrat terhingga

Nilai Pij memenuhi kondisi

Pij ³ 0 untuk semua i dan j

dan

untuk i = 0, 1, 2, …

2.9.6 Peramalan atau Forecasting

Peramalan atau Forecasting adalah estimasi nilai variabel pada beberapa

titik waktu di masa depan. Latihan peramalan biasanya dilakukan dalam rangka

memberikan bantuan untuk masa depan pengambilan keputusan dan perencanaan

di daerah tertentu (Ismail, 2008). Di pasar kita saat ini, kita memiliki berbagai alat

pengambilan keputusan dalam membuat analisis khususnya di bidang peramalan

(Forecasting).

40

P=‖

P00 P01 P02 P03 ⋯P10 P11 P12 P13 ⋯P20 P21 P22 P23 ⋯⋮ ⋮ ⋮ ⋮

Pi 0 P i1 Pi 2 Pi3 ⋯⋮ ⋮ ⋮ ⋮ .

∑j

Pij=1

Page 29: BAB II

41

Metode Forecasting merupakan cara untuk memperkirakan secara

kuantitatif apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan dasar data

yang relevan pada masa lalu. Dengan kata lain metode peramalan yang bersifat

objektif. Di samping itu metode peramalan memberikan urutan pengerjaan dan

pemecahan atas pendekatan suatu masalah dalam peramalan sehingga bila

digunakan pendekatan yang sama dalam suatu permasalahan dalam suatu kegiatan

peramalan akan dapat dasar pemikiran dan pemecahan yang sama (Rangkuti,

2005).

Terdapat dua pendekatan umum peramalan yaitu analisis kuantitatif dan

kualitatif. Analisis kuantitatif menggunakan model matematis yang beragam

dengan data masa lalu dan variabel sebab akibat untuk meramalkan permintaan.

Sedangkan peramalan kualitatif menggabungkan faktor seperti intuisi, emosi,

pengalaman pribadi dan sistem nilai pengambil keputusan untuk meramal.

Didalam metode kuantitatif terdapat dua katagori yaitu model time-series dan

model asosiatif.

Model time-series membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan

merupakan fungsi masa lalu dan metode yang digunakan adalah pendekatan naif,

rata-rata bergerak, penghalusan eksponensial dan proyeksi tren. Sedangkan model

asosiatif menggabungkan variabel atau faktor yang mungkin mempengaruhi

kuantitas yang sedang diramalkan dan metode peramalannya adalah regresi linear.

Menganalisis model time-series berarti membagi data masa lalu menjadi

komponen–komponen kemudian memproyeksikannya ke masa depan. Model

time-series memiliki empat komponen yaitu (Heizer dan Render, 2006):

41

Page 30: BAB II

42

1. Tren. Merupakan pergerakan data sedikit demi sedikit meningkat atau

menurun.

2. Musim adalah pola data yang berulang pada kurun waktu tertentu seperti

hari, minggu, bulan atau kuartal.

3. Siklus adalah pola dalam data yang terjadi setiap beberapa tahun . siklus

ini biasanya terkait pada siklus bisnis dan merupakan satu hal penting

dalam analisis dan perencanaan bisnis jangka pendek.

4. Variasi acak merupakan satu titik khusus dalam data, yang disebabkan

oleh peluang dan situasi yang tidak biasa. Variasi acak tidak mempunyai

pola khusus, jadi tidak dapat diprediksi.

Pada model time-series terdapat Metode–metode utama yang biasa

digunakan untuk peramalan, Metode–metode tersebut yaitu (Heizer dan Render,

2006):

1. Pendekatan Naive

Cara yang paling sederhana untuk meramal adalah dengan berasumsi

bahwa permintaan di periode mendatang akan sama dengan permintaan pada

periode terakhir. Pendekatan naïf ini merupakan model peramalan objektif yang

paling efektif dan efisien dari segi biaya. Pendekatan naive memberikan titik awal

untuk perbandingan dengan model lain yang lebih canggih.

Metode sederhana Naïve dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ῠt+1=Yt……………………………………………….(4.3)

Keterangan:

Ῠt+1 = Nilai Ramalan harga saham terpilih periode mendatang

42

Page 31: BAB II

43

Yt = Nilai Aktual harga saham terpilih pada periode t

2. Rata-rata Bergerak (Average)

Peramalan rata-rata bergerak (moving average) mengunakan sejumlah data

aktual masa lalu untuk menghasilkan peramalan. Rata-rata bergerak berguna jika

kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan stabil sepanjang masa

yang kita ramalkan.

a. Model Rata-Rata Sederhana (Simple Average)

Model ini menggunakan nilai rataan (mean) semua pengamatan historis yang

relevan sebgai ramalan periode mendatang. Metode rata-rata sederhana ini

adalah teknik yang tepat apabila gejolak membentuk deret waktu yang telah

distabilkan dan deret-deret berada secara umum tidak berubah, dengan kata

lain cocok untuk pola data stationer (Sugiarto dan Harijono, 2000).

Ῠt+1 =

1t ∑i=1

t

Y t……………………………………………..(4.4)

Keterangan:

Ῠt+1 = nilai ramalan harga saham terpilih periode mendatang

Y t = nilai actual harga saham terpilih pada periode t

b. Model Rata-Rata Bergerak Sederhana (Simple Moving Average)

Model ini menetapkan bahwa ramalan periode mendatang merupakan nilai

rataan dengan mengeluarkan nilai dari periode yang terlama dan

memasukkan nilai dari periode terbaru dari sekelompok data yang jumlahnya

konstan. Prosedur moving average yang berarti jika observasi bari telah

43

Page 32: BAB II

44

tersedia, rata-rata yang baru dapat dihitung dengan menghilangkan data yang

tertua dan menggantinya dengan terbaru (Firdaus, 2006)

Ῠt+1 = MA(n)t =

(Yt+Y t−1+Y t−2+.. . ..+Y t−n+1 )n ………………………….. (4.5)

Keterangan:

Ῠt+1 = nilai ramalan harga saham terpilih periode mendatang

Y t = nilai actual harga saham terpilih pada periode t

n = jumlah periode (orde) yang diikutkan dalam panjang moving

average

c. Model Rata-Rata Bergerak Ganda (Double Moving Average)

Salah satu cara untuk meramalkan data time series yang memiliki trend linier

adalah dengan menggunakan model rata-rata bergerak ganda. Model ini

sebagaimana namanya, kelompok pertama bergerak dihitung, dan kemudian

kelompok pertama (Sugiarto dan Harjono, 2000).

M’(n)t =

( M t+ M t−1+M t−2+. . ..+M t−n+1 )n …………………… (4.6)

αt= 2Mt – M’t β=

2n−1 (Mt - M’t)

Ῠt+p = αt+ btр

Keterangan:

n = jumalh periode (orde) yang diikutkan dalam panjang

Moving Average

M’t = nilai Moving Average pada periode t

44

Page 33: BAB II

45

Ῠt+p = nilai ramalan harga saham terpilih untuk p periode

mendatang

αt = nilai moving average pada periode t

bt = nilai trend MovingAverage pada periode t

p = jumlah periode harga saham terpilih mendatang yang akan

diramalkan

3. Pemulusan Eksponensial

Penghalusan eksponensial (exponential smoothing) merupakan metode

peramalan rata-rata bergerak dengan pembobotan yang canggih, namun masih

mudah digunakan. Modelnya sering kali cocok untuk data tanpa trend yang tidak

dapat diprediksi meningkat atau menurun. Sasarannya adalah untuk estimasi

tingkat saat ini. Tingkat estimasi ini kemudian digunakan sebagai peramalan

dimasa depan. Ketepatan dari penggunaan metode ini terdapat pada permalan

jangka pendek. Beberapa metode pemulusan eksponensial, yaitu (Sugiarto dan

Harijono, 2000):

a. Model Pemulusan Eksponensial Tunggal (Single Exponential Smoothing)

Model ini sangat baik diterapkan pad serial data yang memiliki pola

stationer dan kemungkinan tidak efektif dalam menangani permalan

dengan kecendrungan data yang memiliki komponen trend dan pola

musiman.

Yt+1 = Yt + α(еt) …………….…………………………. (4.7)

еt = (Xt - Yt)

Keterangan:

45

Page 34: BAB II

46

Yt+1 = nilai ramalan harga saham terpilih periode mendatang

α = koefisien pemulusan (smoothing) (0< α<1)

еt = kesalahan nilai ramalan harga saham terpilih

Xt = nilai actual harga saham terpilih pada periode t

Yt = nilai ramalan harga saham terpilih pada periode t

b. Model Pemulusan Eksponensial Ganda (Double Exponential Smoothing)

Model ini memiliki dasar pemikiran yang sama dengan rata-rata bergerak

linier. Berkaitan dengan hal tersebut, penerapan metode ini cukup baik

untuk deret data yang memiliki unsur trend. Metode ini memproses time

series yakni dengan mengekstrapolasi data atas dasar trend terakhir yang

terbentuk, sehingga ramalan yang akan terlihat nantinya cenderung ke satu

arah yakni sesuai dengan arah trend terakhir. Metode ini didapat dengan

melakukan pemulusan kembali hasil dari pemulusan eksponensial tunggal.

Metode ini lebih memberikan bobot yang semakin menurun pada

observasi masa lalu dibandingakan model pemulusan eksponensial

tunggal.

St = αXt + (1 – α) ( St-1 + Tt-1) ………………………..…….. (4.8)

Tt = β(St – St – 1) + (1 – β)Tt-1

Ῠt+p = St + p(Tt)

Keterangan:

St = nilai pemulusan baru data actual harga saham terpilih

Xt = nilai actual harga saham terpilih pada periode t

α = koefisien pemulsan (smoothing) (0< α<1)

46

Page 35: BAB II

47

Tt = nilai perkiraan trend

β = koefisien pemulusan (smoothing) untuk trend (0< β<1)

p = jumlah periode harga saham terpilih mendatang yang akan

diramalkan

Ῠt+p = nilai ramalan harga saham terpilih untuk p periode mendatang

c. Model pemulusan Eksponensial Rangkap Tiga (Triple Exponential

Smoothing)

Model ini digunakan untuk peramalan data time series dengan trend kurva

linier atau kuadratik.abila menggunakan metode ini, factor-faktor seperti

random, tren, dan musiman dapat diatasi atau dimuluskan.

St = α(Xt - It-L ) + (1 - α)( St-1 + Tt-1) ………………………….. (4.9)

Tt = β(St – St – 1) + (1 – β)Tt-1

It = γ(Xt – St – 1) + (1 – γ) It-L

Ῠt+p = (St + Tt.р) It-L+p

Keterangan:

St = nilai pemulusan baru data actual harga saham terpilih

Xt = nilai actual harga saham terpilih pada periode t

α = koefisien pemulsan (smoothing) (0< α<1)

Tt = nilai perkiraan trend

β = koefisien pemulusan (smoothing) untuk trend (0< β<1)

It = nilai perkiraan musiman

γ = koefisien pemulusan (smoothing) untuk musiman (0< γ<1)

47

Page 36: BAB II

48

p = jumlah periode harga saham terpilih mendatang yang akan

diramalkan

L = panjang variabel musiman

Ῠt+p = nilai ramalan harga saham terpilih untuk p periode mendatang

4. Proyeksi Trend

Teknik ini mencocokkan garis tren pada serangkaian data masa lalu dan

kemudian memproyeksikan garis pada masa datang untuk peramalan jangka

menengah atau jangka panjang. Beberapa persamaan tren matematis dapat

dikembangkan (sebagai contoh, eksponensial atau kuadratis).

2.10 Konsep Dasar Analisis dan Disain Sistem Informasi

2.10.1 Pengertian Analisis dan Disain Sistem

Analisis Sistem merupakan sebuah teknik pemecahan masalah yang

menguraikan sebuah sistem menjadi bagian- bagian komponen dengan tujuan

mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan

berinteraksi untuk meraih tujuan mereka. Sedangkan Sistem Desain adalah sebuah

teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (dengan Analisis Sistem) yang

merangkai kembali bagian-bagian relatif pada sistem yang diperbaiki. Hal ini

melibatkan penambahan, penghapusan dan perubahan bagian-bagian relatif pada

sistem aslinya (Whitten, 2004).

2.10.2 Pendekatan–pendekatan Analisis Sistem

Analisis Sistem merupakan pemecahan dari suatu masalah, banyak

pendekatan dalam menghadapi masalah, oleh karena itu Analisis Sistem

48

Page 37: BAB II

49

mempunyai beberapa pendekatan masalah. Berikut adalah pendekatan masalah

dari Analisis Sistem: (Whitten , 2004)

1. Analisis Terstruktur (structured Analysis)

Analisis Terstruktur merupakan sebuah teknik model-driven dan berpusat pada

proses yang digunakan untuk menganalisis sistem yang ada, mendefinisikan

persyaratan-peryaratan bisnis untuk sebuah sistem baru, atau keduanya.

2. Teknik Informasi (Information Engineering)

Merupakan sebuah teknik model-driven dan berpusat pada data, tetapi sensitif

pada proses. Teknik ini digunakan untuk merencanakan, menganalisis, dan

mendesain Sistem Informasi. Model-model ini adalah gambaran yang

mengilustrasikan dan menyesuaikan data dan proses-proses system.

3. Discovery Prototyping

Discovery Prototyping adalah sebuah teknik yang digunakan untuk

mengidentifikasikan persyaratan-persyaratan bisnis pengguna dengan membuat

para pengguna bereaksi pada implementasi quick end dirt (bijaksana dan efektif

tapi tanpa cacat atau efek samping yang tidak diinginkan) persyaratan-persyaratan

tersebut.

4. Analisis Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis)

Analisis Berorientasi Objek adalah sebuah teknik yang mengintegrasikan data dan

proses kedalam konstruksi yang disebut object. Model-model OOA(Object

Oriented Analysis) adalah gambar-gambar yang mengilustrasikan objek-objek

sistem dari berbagai macam perspektif, seperti struktur, kelakuan, dan interaksi

objek-objek.

49

Page 38: BAB II

50

2.11 Analisis dan Disain Object Oriented

2.11.1 Pengertian Analisis dan Desain Object Oriented

Analisis Object Oriented adalah suatu teknik yang digunakan untuk

mempelajari objek-objek yang sudah ada untuk melihat apakah objek-objek itu

bisa digunakan kembali atau diadaptasi untuk penggunaan baru, dan

mendefinisikan objek-objek baru atau dimodifikasi yang akan digabungkan

dengan objek-objek yang ada menjadi aplikasi bisnis yang berguna (Munawar,

2005).

Pondasi dasar dari analisis dan desain Object Oriented adalah objek.

Selama analisis, kita akan menggunakan objek untuk mengorganisir pengertian

kita dengan konteks sistem. Analisis dan desain objek berarti dua hal yang sangat

jelas berbeda. Analisis objek menjelaskan fenomena diluar sistem seperti orang

dan benda yang secara tipikal. Walaupun kita tidak selalu bisa memerintahkan

mereka, kita harus menulis kejadian atau pengalaman yang mereka lakukan.

Desain objek menjelaskan fenomena yang ada di dalam sistem yang bisa kita

kontrol. Kita menjelaskan tingkah laku mereka sebagai operasi-operasi yang akan

dijalankan (Mathiassen et al. 2000).

2.11.2 Objek dan Kelas

Definisi objek adalah sebuah entitas dengan identitas, keadaan, dan

tingkah laku. Kelas berguna untuk mengerti tentang objek, dan kelas sangat

penting untuk menjelaskan objek. Dari pada menjelaskan masing-masing objek,

kita lebih baik mengembangkan deskripsi objek yang berbagi dengan semua

objek-objek yang ada dalam kelas yang sama. Pengertian yang lain tentang kelas

50

Page 39: BAB II

51

adalah penjelasan sekumpulan objek yang berbagi stuktur, bentuk behavior

(metode) dan atribut. (Mathiassen et al. 2000).

2.12 Metode Rational Unified Process (RUP)

2.12.1 Fase RUP

Rational Unified Process itu sendiri dirancang dengan teknik yang mirip

dengan yang digunakan dalam desain perangkat lunak. Secara khusus,

dimodelkan menggunakan Software Process Engineering Metamodel (SPEM)

sebagai standar untuk proses pemodelan berdasarkan Unified Modeling Language

(UML) (Kroll dan Kructen, 2003). Gambar 2.1 menunjukkan arsitektur secara

keseluruhan dari RUP. Proses ini memiliki dua struktur atau jika Anda

membutuhkan dua dimensi:

Gambar 2.6 Arsitektur Rational Unified Process (Kroll dan Kruchten, 2003)

Keterangan Gambar 2.1:

1. Struktur dinamis. Dimensi horizontal merupakan struktur dinamis atau

dimensi waktu dari proses. Ini menunjukkan bagaimana proses, diungkapkan

dalam siklus, tahapan, iterasi-iterasi dan milestones, terbentang selama siklus

hidup proyek.

51

Page 40: BAB II

52

2. Struktur statis. Dimensi vertikal merupakan struktur statis dari proses

tersebut. Ini menggambarkan bagaimana proses unsur kegiatan, disiplin,

artifacts dan roles secara logis dikelompokkan menjadi disiplin proses inti

(atau alur kerja).

2.12.2 Struktur Dinamis RUP

Struktur dinamis berhubungan dengan siklus hidup atau dimensi waktu

dari sebuah proyek. RUP menyediakan pendekatan terstruktur untuk

pengembangan iteratif, membagi proyek ke dalam empat fase: Inception,

Elaboration, Construction dan Transition.

1. Inception 

Membentuk suatu pemahaman yang tepat tentang sistem apa yang ingin dibangun

dengan cara mengambil sebuah pemahaman tingkat tinggi dari semua kebutuhan

dan menetapkan ruang lingkup sistem.  Mengurangi banyak resiko bisnis,

menghasilkan kasus bisnis untuk pembangunan sistem dan mendapatkan

pembelian dari stakeholders pada pelanjutan proyek tersebut (Kroll dan Kructen,

2003)

2. Elaboration

Bertanggung jawab atas tugas-tugas yang paling sulit secara teknis: Desain,

pengimplementasian, pengujian dan penetapan garis arsitektur eksekusi, termasuk

subsistem, antarmuka, komponen kunci dan mekanisme arsitektural, seperti

bagaimana menangani komunikasi antar-proses atau persistensi. Menyebutkan

52

Page 41: BAB II

53

resiko teknis utama, seperti resiko pendapat sumber daya, resiko kinerja, dan

resiko keamanan data, dengan menerapkan validasi kode aktual (Kroll dan

Kructen, 2003).

3. Construction

Melakukan sebagian besar implementasi saat bergerak dari arsitektur eksekusi ke

versi operasional pertama dari sistem anda.  Menyebarkan beberapa pelepasan

internal dan alpha untuk memastikan bahwa sistem ini dapat digunakan dan

menunjukkan kebutuhan pengguna. Fase terakhir dengan mengerahkan

sepenuhnya versi beta fungsional dari sistem, termasuk instalasi dan dokumentasi

pendukung dan materi pelatihan (meskipun sistem kemungkinan akan masih

memerlukan penyetelan fungsionalitas, kinerja dan kualitas secara keseluruhan)

(Kroll dan Kructen, 2003).

4. Transition

Memastikan perangkat lunak mewakili kebutuhan penggunanya. Ini meliputi

pengujian produk dalam persiapan untuk rilis dan membuat penyesuaian kecil

berdasarkan umpan balik pengguna. Pada titik ini dalam lifecycle, fokus utama

umpan balik pengguna pada penyetelan produk yang lebih baik, konfigurasi,

instalasi dan masalah penggunaan; semua masalah utama struktural seharusnya

sudah diselesaikan jauh lebih awal dalam siklus hidup proyek (Kroll dan Kructen,

2003).

2.13 Tools Pengembangan Sistem

Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu alat bantu yang

sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi obyek. Hal ini

53

Page 42: BAB II

54

disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang

memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi

mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti, serta dilengkapi dengan

mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan

rancangan mereka dengan yang lain (Munawar, 2005).

UML merupakan kesatuan dari bahasa pemodelan yang dikembangkan

oleh Booch, Object Modeling Technique (OMT) dan Object Oriented Software

Engineering (OOSE). Metode Booch dari Grady Booch sangat terkenal dengan

nama metode Design Object Oriented. Metode ini menjadikan proses analisis dan

desain ke dalam 4 (empat) tahapan iterative, yaitu: identifikasi kelas-kelas dan

obyek-obyek, identifikasi semantik dari hubungan obyek dan kelas tersebut,

perincian interface dan implementasi. Keunggulan metode Booch adalah pada

detail dan karyanya dengan notasi dan elemen. Pemodelan OMT yang

dikembangkan oleh Rumbaugh didasarkan pada analisis terstruktur dan

pemodelan entity-relationship.

Unified Modeling Language (UML) memiliki beberapa diagram di antaranya

(Munawar, 2005):

1. Use Case Diagram

Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif

pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara

user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita

bagaimana sebuah sistem di pakai (Munawar, 2005).

54

Page 43: BAB II

55

Dalam sebuah pembicaraan tentang use case, pengguna biasanya di sebut

dengan actor. Actor adalah sebuah peran yang bisa dimainkan oleh pengguna

dalam interaksinya dengan sistem. Use case adalah alat bantu terbaik guna

menstimulasi pengguna potensial untuk mengatakan tentang suatu sistem dari

sudut pandangnya. Diagram use case mempunyai 3 notasi yang menunjukkan

aspek dari sistem (Munawar, 2005):

a. Actor (pengguna) yaitu abstraksi dari orang dan sistem lain yang

mengaktifkan fungsi dari target sistem. Actor mewakili peran orang, sistem

yang lain atau alat ketika berkomunikasi dengan use case.

b. Use Case adalah abstraksi dari interaksi antara sistem dan actor. Use case di

buat berdasarkan keperluan actor. Use Case harus merupakan “apa” yang

dikerjakan software aplikasi, bukan “bagaimana” software aplikasi

mengerjakannya. Setiap use case harus di beri nama yang menyatakan apa hal

yang di capai dari hasil interaksinya dengan actor.

c. Relationship (hubungan) yaitu hubungan antara actor/pelaku dengan use case

di mana terjadi interaksi di antara mereka.

Sumber: Whitten et al. 2004

Gambar 2.8 Contoh Diagram Model Use Case

55

Page 44: BAB II

56

2. Class Diagram

Class dalam notasi UML digambarkan dengan kotak. Nama class

menggunakan huruf besar di awal kalimatnya dan diletakkan di atas kotak. Bila

class mempunyai nama yang terdiri dari 2 (dua) suku kata atau lebih, maka semua

suku kata digabungkan tanpa spasi dengan huruf awal tiap suku kata

menggunakan huruf besar. Atribute adalah property dari sebuah class. Attribute

ini melukiskan batas nilai yang mungkin ada pada obyek dari class. Sebuah class

mungkin mempunyai nol atau lebih attribute (Munawar, 2005).

Operation adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh sebuah class atau

yang anda (atau class yang lain) dapat lakukan untuk sebuah class. Responsibility

adalah keterangan tentang apa yang akan dilakukan class yaitu apa yang akan di

capai oleh attribute dan operation (Munawar, 2005).

Sumber: Whitten et al. 2004

Gambars 2.9 Contoh Model Class Diagram

3. Activity Diagram

Activity Diagram adalah teknik untuk mendeskripsikan logika

procedural, proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus. Activity diagram

56

Page 45: BAB II

57

mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya dengan

flowchart adalah activity diagram bisa mendukung perilaku paralel sedangkan

flowchart tidak bisa (Munawar, 2005).

Sumber: Whitten et al. 2004

Gambar 2.10 Contoh Model Activity Diagram

4. Sequence Diagram

Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada

sebuah scenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh obyek dan message

(pesan) yang diletakkan di antara obyek-obyek ini di dalam use case. Komponen

utama sequence diagram terdiri atas obyek yang dituliskan dengan kotak

segiempat bernama. Message diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu

yang ditunjukkan dengan progress vertical (Munawar, 2005).

Sequence diagram adalah diagram UML yang memodelkan logika

sebuah use case dengan cara menggambarkan interaksi pesan diantara objek-objek

dalam rangkaian waktu (Whitten et al. 2004).

57

Page 46: BAB II

58

Sumber: Whitten et al. 2004

Gambar 2.11 Contoh Model Sequence Diagram

2.14 Database dan Database Management System (DBMS)

2.14.1 Pengertian Database

Basis data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data

yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi.

Basis data dimaksudkan untuk mengatasi masalah pada sistem yang memakai

pendekatan berbasis berkas (Kadir, 2003).

Tujuan awal dan utama dalam pengolahan data pada sebuah basis data

adalah agar dapat mencari data dengan mudah dan cepat. Di samping itu,

pemanfaatan data untuk pengolahan data juga memiliki tujuan-tujuan tertentu.

Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan sebagai

berikut:

58

Page 47: BAB II

59

a. Kecepatan dan kemudahan (Speed)

Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau

melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali

data tersebut dengan cepat dan mudah.

b. Efisiensi ruang penyimpanan (Space)

Penggunaan ruang penyimpanan di dalam basis data dilakukan  untuk

mengurangi jumlah redudansi (pengulangan) data, baik dengan melakukan

penerapan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam

bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan.

c. Keakuratan (Accuracy)

Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan

penerapan aturan/batasan tipe data, domain data, keunikan data dan

sebagainya dan diterapkan dalam basis data, sangat berguna untuk

menentukan keakuratan pemasukan atau penyimpanan data.

d. Ketersediaan (Availability)

Pertumbuhan data (baik dari jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu

akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Data yang

sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi digunakan dapat diatur untuk

dilepaskan dari sistem basis data dengan cara penghapusan atau dengan

memindahkannya ke media penyimpanan.

e. Kelengkapan (Completeness)

Lengkap atau tidaknya data yang dikelola bersifat relatif baik terhadap

kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu. Dalam sebuah basis data,

59

Page 48: BAB II

60

struktur dari basis data tersebut juga harus disimpan. Untuk mengakomodasi

kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, maka tidak hanya

menambah record-record data, tetapi juga melakukan penambahan struktur

dalam basis data.

f. Keamanan (Security)

Sistem keamanan digunakan untuk dapat menentukan siapa saja yang boleh

menggunakan basis data dan menentukan jenis operasi apa saja yang boleh

dilakukan.

g. Kebersamaan pemakai

Pemakai basis data sering kali tidak terbatas hanya pada satu pemakaian saja

atau oleh satu sistem aplikasi saja. Basis data yang dikelola oleh sistem

(aplikasi) yang mendukung lingkungan multiuser, akan dapat memenuhi

kebutuhan ini, tetapi dengan menjaga/menghindari terhadap munculnya

persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama diubah oleh

banyak pemakai pada saat bersamaan).

2.14.2 Database Management System (DBMS)

Untuk mengelola database diperlukan suatu perangkat lunak yang disebut

DBMS (Database Management System). DBMS merupakan suatu sistem

perangkat lunak yang memungkinkan user (pengguna) untuk membuat,

memelihara, mengontrol, dan mengakses database secara praktis dan efisien

DBMS dapat digunakan untuk mengakomodasikan berbagai macam pemakai

yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda (Kadir, 2003).

60

Page 49: BAB II

61

Pada analisis sistem menemukan bahwa persyaratan logika perlu ditentukan

dalam bentuk matrik CRUD (Create, Read, Update, Delete). Matriks CRUD

adalah tabel dengan kolom yang mengidentifikasi entitas dan atribut yang

mengindikasi logika dan selnya mengindikasikan tingkat akses dengan

dokumennya (Whitten et al. 2004).

2.15 Internet

Internet merupakan contoh jaringan terbesar yang menghubungkan jutaan

komputer yang terbesar di seluruh dunia dan tidak terkait pada suatu organisasi,

dalam hal ini, jaringan tersusun atas berbagai jenis komputer dan sistem operasi,

supaya bisa berhubungan dengan internet seorang pemakai dapat mengakses

komputer yang telah terkoneksi ke internet yang telah berlangganan pada sebuah

ISP (Internet Service Provider), ISP adalah organisasi komersial yang bergerak

dalam bidang penyediaan jasa ke internet (Kadir, 2003).

Ada beberapa istilah yang sering digunakan apabila Anda bekerja dalam Internet,

diantaranya yaitu:

a. WWW (World Wide Web), merupakan kumpulan web server dari seluruh

dunia yang berfungsi menyediakan data dan informasi untuk digunakan

bersama. Berbagai informasi dapat ditemukan pada WWW, seperti informasi

politik, ekonomi, sosial, budaya, sastra, sejarah, teknologi, pendidikan dan

sebagainya. Kita dapat mengumpamakan WWW ini merupakan perpustakaan

besar yang menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan.

b. Web Site (Situs Web), merupakan tempat penyimpanan data dan informasi

dengan berdasarkan topik tertentu. Diumpamakan situs Web ini adalah sebuah

61

Page 50: BAB II

62

buku yang berisi topik tertentu.

c. Web Pages (Halaman Web), merupakan sebuah halaman khusus dari situs

Web tertentu. Diumpamakan halaman Web ini adalah sebuah halaman khusus

buku dari situs Web tertentu.

d. Homepage, merupakan sampul halaman yang berisi daftar isi atau menu dari

sebuah situs Web.

e. Browser, merupakan program aplikasi yang digunakan untuk memudahkan

Anda melakukan navigasi berbagai data dan informasi pada WWW.

2.16 PHP

PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai

bahasa script server-side dalam pengembangan web yang disisipkan pada

dokumen HTML. Penggunaan PHP memungkinkan web dapat dibuat dinamis

sehingga maintenance situs web tersebut menjadi lebih mudah dan efisien. PHP

merupakan software Open-Source yang disebarkan dan dilisensikan secara gratis

serta dapat di-download secara bebas dari situs resminya. PHP memiliki banyak

kelebihan yang tidak dimiliki oleh script sejenis (Peranginangin, 2006).

PHP difokuskan pada pembuatan script server-side, yang bisa melakukan

apa saja yang dapat dilakukan oleh CGI (Common Gateway Interface), seperti

mengumpulkan data dari form, menghasilkan isi halaman web dinamis, dan

kemampuan mengirim serta menerima cookies, bahkan lebih daripada

kemampuan CGI (Common Gateway Interface). PHP dapat digunakan pada

semua sistem operasi antara lain Linux, Unix (termasuk variannya HP-UX,

62

Page 51: BAB II

63

Solaris, dan OpenBSD), Microsoft Windows, Mac OS X, RISC OS. PHP juga

memiliki kemampuan untuk mengolah keluaran gambar, file PDF, dan movies

Flash. PHP juga dapat menghasilkan teks seperti XHTML dan file XML lainnya

(Peranginangin, 2006).

2.17 MySQL

MySQL adalah Relational Database Management Sistem (RDBMS) yang

didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License).

Dimana setiap orang bebas menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan

produk turunan yang bersifat komersil. MySQL sebenarnya merupakan turunan

salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query

Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk

pemilihan seleksi dan pemasukan data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.

Sebagai database server yang memiliki database modern, MySQL memiliki

banyak keistimewaan, yaitu (Prasetyo, 2002):

a. Portability

MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai macam sistem operasi seperti

Windows, Linux, Mac OS X server dan lain-lain.

b. Open Source

MySQL dapat menggunakannya secara cuma-cuma tanpa dipungut biaya

sepeserpun.

c. Multiuser

63

Page 52: BAB II

64

MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan

tanpa mengalami masalah atau konflik.

d. Performance Tuning

MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query

sedarhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan

waktu.

e. Coloumn Types

MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed/unsigned

integer, float, double, char,varchar, text, blob, date time, timestamp, year, set

serta enum.

f. Command and Functions

MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah

SELECT dan WHERE dalam query.

g. Security

MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnet mask, nama

host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta

password terenkripsi.

h. Scalability and Limits

MySQL mampu menangani database dalam skala besar dengan jumlah

records lebih dari 50 juta dan 60 ribu table serta 5 miliar baris. Batas indeks

yang dapat ditampung dalam 32 (tiga puluh dua) indeks pada tiap table.

i. Connectivity

64

Page 53: BAB II

65

MySQL dapat melakukan koneksi dengan client menggunakan protocol

TCP/IP, Unix Soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).

j. Localisation

MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan (error code) pada client dengan

menggunakan lebih dari 20 (dua puluh) bahasa.

k. Interface

MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai aplikasi dan

bahasa pemrograman yang digunakan untuk administrasi database.

l. Clients and tools

MySQL dilengkapi dengan berbagai tools yang dapat digunakan untuk

administrasi database, dan pada setiap tools yang ada disertakan petunjuk

online.

m. Struktur Tabel

MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER

TABLE dibandingkan dengan database lainnya.

2.18 XAMPP dan PhpMyAdmin

XAMPP merupakan perangkat lunak yang dapat didownload secara gratis

dan di dalam perangkat lunak ini, berisi kumpulan-kumpulan beberapa

perangkat lunak yang dibutuhkan antara lain PHP, Apache, MySQL dan

PHPMyAdmin (Suprianto, 2008).

Dengan XAMPP kita bisa mengaplikasikan Content Management System

seperti Joomla di server perusahaan dalam jaringan intranet guna penyampaian

65

Page 54: BAB II

66

kebijakan perusahaan, pengumuman, membuat database karyawan, aplikasi cuti

online berbasis PHP dan MySql secara online. Dengan XAMPP kita juga bisa

memulai membangun Sistem Informasi Sekolah, daftar mata pelajaran, profile

sekolah, kegiatan sekolah, pengumuman sekolah dan lain-lain. Dengan kata lain

XAMPP merupakan salah satu peralatan pondasi dasar dalam membangun

aplikasi berbasis web menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database

MySql (Satria, 2009).

PhpMyAdmin adalah merupakan salah satu pengolah data MySQL yang

berbasis web yang berada dalam menu XAMPP. PHPMyAdmin memberikan

kemudahan dalam pengoperasiannya dan hampir semua web hosting

menyediakan PHPMyAdmin untuk para penyewa virtual house (Suprianto,

2008).

66