BAB II
-
Upload
anggaperdana -
Category
Documents
-
view
34 -
download
5
Transcript of BAB II
BAB II
KAJIAN TEORTITIS
2.1 Public Relations
Hubungan masyarakat atau Public Relations (PR) adalah suatu
usaha yang sengaja dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan
untuk menciptakan serta memelihara sikap saling pengertian antara sebuah
lembaga/institusi dengan masyarakat. Humas adalah komunikasi dua arah
antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka
mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan
pembinaan kerja sama dan pemenuhan kepentingan bersama (Effendy,
1991). PR adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa
kecenderungan, meramalkan konsekuensinya, memberikan pengarahan
kepada pimpinan institusi/lembaga dan melaksanakan programprogram
terencana yang dapat memenuhi kepentingan institusi maupun lembaga
tersebut ataupun masyarakat yang terkait.
Cutlip, Center dan Broom (2000) menyatakan bahwa PR
merupakan fungsi manajemen yang membentuk dan memelihara
hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan masyarakat
yang menjadi sandaran keberhasilan atau kegagalannya. Public Relations
merupakan aktivitas komunikasi yang terorganisir secara langsung
ditujukan kepada khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah
ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan metode tertentu. Secara
tidak langsung, citra atau image sendiri merupakan tujuan atau garis akhir
dari suatu aktivitas program kerja Public Relations (Ruslan, 2006).
Definisi Public Relations menurut The International Public
Relations Association (IPRA) adalah fungsi manajemen yang
direncanakan, dan dijalankan terus menerus dimana organisasi-organisasi
dan lembaga yang bersifat umum dan pribadi berusaha memperoleh dan
membina pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada sangkut
pautnya dengan menilai opini publik dengan tujuan sedapat mungkin
menghubungkan kebijaksanaan ketatalaksanaan mereka, guna mencapai
tujuan kerjasama yang lebih produktif dan untuk melaksanakan
kepentingan bersama yang lebih efisien dengan jalan penerapan berencana
dan tersebar luas (Jefkins, 1996). Sementara menurut Cutlip (2000),
Public Relations is the management functions that establishes and
maintains mutually beneficial relationship between an organization and
the publics on whom its success of failure depends, yang artinya “Public
Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan
mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi
dan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi
tersebut”. Greener (1995) public relations adalah presentasi positif suatu
organisasi kepada keseluruhan publiknya.
Public Relations adalah usaha yang terencana dan
berkesinambungan untuk membangun dan mempertahankan hubungan
baik serta saling pengertian antara sebuah organisasi dan publiknya
(Gregory, 2004). The British Institute Public Relations mendefinisikan
“Public Relations practice is deliberate, planned, and sustain effort to
establish and maintain mutual understanding between an organization and
its public” (Praktik Public Relations adalah memikirkan, merencanakan
dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian
antara organisasi dengan publiknya).
Berbagai pendapat tersebut menunjukkan bahwa pada intinya
public relations adalah bagian integral dari organisasi yang berfungsi
untuk menjalin komunikasi timbal balik antara organisasi dan publik yang
diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan organisasi.
2.1.1 Fungsi Public Relations
Pada dasarnya fungsi PR ketika menjalankan tugas dan
operasionalnya harus bisa menjadi komunikator dan mediator, maupun
organisator, menurut Onong Uchjana Effendy (dalam Ruslan, 2002)
adalah sebagai berikut:
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan
organisasi.
2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik
internal dan publik eksternal.
3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi
dari organisasi kepada organisasi dan menyalurkan opini kepada
organisasi.
4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi
kepentingan umum.
5. Operasionalisasi dan organisasi PR adalah bagaimana membina
hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk
mencegah rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan oleh pihak
organisasi maupun dari pihak publiknya.
Menurut Cutlip, Center dan Broom (2000) fungsi public relations
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan
bersama.
2. Membina hubungan yang harmonis antara suatu organisasi dan
publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini,
persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan atau organisasi
yang mewakilinya atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan saran kepada
pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah yang timbal balik dan mengatur
arus informasi, publikasi serta pesan dari badan atau organisasi ke
publiknya atau sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua
belah pihak.
Secara struktural, PR merupakan bagian integral dari suatu
lembaga/organisasi.Artinya PR merupakan salah satu fungsi manajemen
modern yang bersifat melekat pada manajemen perusahaan (corporate
management function). Hal tersebut berarti merupakan bagaimana PR
dapat berperan dalam melakukan komunikasi timbal balik (two ways
communications) dengan tujuan menciptakan serta memelihara sikap
saling pengertian (mutual understanding), saling mempercayai (mutual
appreciation), saling mempercayai (mutual confidence), menciptakan good
will, memperoleh dukungan publik dan demi terciptanya corporate image
yang positif.
Public Relations yang sebenarnya terletak pada keahlian
mengembangkan dan menjalankan strategi yang berkaitan dengan strategi
menciptakan image yang favourable. Sehingga ciri khas dari fungsi Public
Relations adalah sebagai berikut:
Menunjukkan kegiatan (action).
Kegiatan yang jelas (activities).
Adanya perbedaan khas dengan kegiatan lain (different).
Terdapat suatu kepentingan penting (important).
Adanya kepentingan bersama (common interest).
Terdapat komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal two
ways traffic communication) (Yulianti, 2005).
Secara umum fungsi public relations menurut Dr. Rex F Harlow
(1988) dalam Ruslan (2008) yaitu sebagai berikut:
1. Public Relations sebagai metode komunikasi. PR merupakan
rangkaian atau sistem kegiatan komunikasi yaitu PR memiliki
hubungan fungsional dengan organisasi dalam mengefektifkan dan
mengefisiensikan upayaupaya pencapaian tujuan organisasi.
2. Public Relations sebagai perwujudan (state of being) State of Being
yang dimaksud adalah perwujudan kegiatan komunikasi yang
“dilembagakan” dalam bentuk biro, divisi maupun bagian.
Public Relations bekerja dengan cara melakukan hubungan atau
kerjasama dengan relasi dan kepercayaan antara perusahaan dan
lingkungannya, sehingga kebutuhan publik bisa terlayani dengan baik dan
publik akan merasa puas. Berdasarkan fungsi di atas, Public Relations
merupakan cara yang sangat penting untuk perkembangan dan kemajuan
suatu perusahaan sehingga mampu bersaing secara terus-menerus untuk
mengadakan pembaharuan dan ini sangat penting untuk memberi citra
baik perusahaannya, sekaligus menanamkan kepercayaan bagi publiknya.
Jadi, PR berfungsi untuk mengatur komunikasi dan informasi internal dan
eksternal sehingga memperoleh public support dan public acceptant dari
khalayak sasarannya.
Fungsi praktisi public relations pun berkembang seiring kemajuan
dunia usaha. Terdapat empat fungsi utama yang dituntut dari praktisi
public relations (Ruslan 2008) yaitu sebagai berikut:
1. Communicator
Sebagai juru bicara organisasi, PR berkomunikasi secara intensif
melalui media dan kelompok masyarakat. Hampir semua teknik
komunikasi antar personal (interpersonal communication)
dipergunakan, komunikasi lisan, komunikasi tatap muka sebagai
mediator maupun persuasiver.
2. Relationship
Kemampuan PR membangun hubungan positif antara lembaga yang
diwakilinya dan publik internal maupun eksternal. Relationship yang
tidak harmonis beresiko menimbulkan ketidakpuasan publik yang pada
akhirnya mengancam kelangsungan bisnis perusahaan. Selain itu,
relationship juga berupaya menciptakan saling pengertian,
kepercayaan, dukungan.
3. Backup Management
Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan
departemen lain dalam perusahaan seperti bagian pemasaran,
operasional, teknik, keuangan, dan personalia demi terciptanya tujuan
bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan atau
organisasi.
4. Good Image Maker
Menciptakan citra perusahaan dan publisitas positif merupakan
prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas
public relations dalam melaksanakan manajemen kehumasan
membangun citra organisasi atau perusahaan.
2.1.2 Tugas Public Relations
Menurut Rumanti (2002) terdapat lima pokok tugas Public
Relations sehari-hari adalah :
1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian
informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik,
supaya publik mempunyai pengertian yang benar tentang tujuan serta
kegiatan perusahaan.
2. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat
umum atau masyarakat. Tugas ini berarti bahwa PR harus dapat
memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan
dengan perusahaan seperti kegiatan, reputasi maupun kepentingan-
kepentingan perusahaan dan menyampaikan setiap informasi yang
penting langsung kepada pihak manajemen untuk ditanggapi atau
ditindaklanjuti (Jefkins, 1996). Selain itu, PR juga bertanggung jawab
terhadap kehidupan bersama dengan lingkungan. Lingkungan sebagai
salahsatu penunjang kehidupan perlu turut diperhatikan oleh seorang
praktisi PR karena lingkungan akan memberikan dukungan bagi
perkembangan suatu organisasi atau perusahaan dan merupakan masa
depan bagi kehidupn sosial.
3. Memperbaiki citra organisasi. Hal ini disebabkan karena citra yang
baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung, presentasi, publikasi
tetapi terletak pada bagaimana organisasi bisa mencerminkan
organisasi yang dipercayai, memiliki kekuatan, dan mengadakan
perkembangan secara berkesinambungan yang selalu terbuka untuk
dikontrol dan dievaluasi.
4. Tanggungjawab sosial terhadap semua kelompok yang ada
hubungannya dan memerlukan informasi. Public Relations merupakan
instrumen untuk bertanggungjawab terhadap semua kelompok yang
berhak mendapat tanggungjawab tersebut. Terutama kelompok publik
internal, eksternal dan pers. Penting bagi PR untuk bersikap terbuka
dan jujur terhadap publik yang memerlukan informasi. Dengan sikap
terbuka, diharapkan dapat membentuk dan mengembangkan opini
publik yang mewarnai dan memberi masukan kepada perusahaan serta
turut menyampaikan gambaran organisasi dengan realita yang ada
sesuai kebutuhan dan keinginan publik.
5. Komunikasi timbal balik
Komunikasi merupakan sesuatu yang penting bagi public relations,
karena dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, PR berpusat pada
komunikasi.
Pendapat tersebut diperkuat oleh Suhandang (2004) yang
menyatakan bahwa tugas public relations adalah sinkronisasi antara
informasi dari perusahaan dengan reaksi dan tanggapan publik sehingga
mencapai suasana akrab, saling mengerti, serta muncul suasana yang
menyenangkan dalam interaksi perusahaan dengan publik. Dengan
demikian, maka peran PR tesbut bersifat dua arah yaitu berorientasi ke
dalam (inward looking) dan ke luar (outward looking).
2.2 Definisi Konsep
2.2.1 Strategi
Strategi pada hakekatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik
operasionalnya (Effendy, 2007).
Menurut Pace, Peterson dan Burnett (Ruslan, 1997), tujuan strategi
komunikasi adalah sebagai berikut:
1. To Secure Understanding
Untuk memastikan yang terjadi dalam suatu komunikasi adalah
pengertian.
2. To Establish Acceptance
Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik.
3. To Move Actions
Penggiatan untuk motivasinya.
4. The Goals which The Communication Sought to Achieve
Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak
komunikator dari proses komunikasi tersebut.
Strategi mempunyai pengertian yang terkait dengan hal-hal seperti
kemenangan, kehidupan, atau daya juang. Artinya menyangkut dengan
hal-hal yang berkaitan dengan mampu atau tidaknya perusahaan atau
organisasi menghadapi tekanan yang muncul dari dalam atau dari luar.
(Soemirat, 2008).
Menurut Ruslan dalam Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi) mengatakan, strategi adalah bagian
terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk
dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah
salah satu fungsi dasar dari proses manajemen. Memilih unsur
perencanaan dan unsur pengorganisasian (organizing). Termasuk di
dalamnya strukturisasi, pengawakan (staffing), dan pengarahan (directing)
dan pengendalian (controlling). Maksudnya agar tujuan bersama dapat
tercapai dengan baik, serta tidak terjadi penyimpangan dari apa yang
direncakan semula.
Sedangkan menurut Effendy, dalam ilmu komunikasi teori dan
praktek, strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana
operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti bahwa
pendekatan (approach) dapat berbeda sewaktu-waktu tergantung pada
situasi dan kondisi.
Langkah yang dilakukan praktisi PR dalam membentuk suatu
strategi antara lain:
1. Perencanaan strategi (Planning)
Planning merupakan bagian penting dalam memperoleh motivasi
karyawan untuk mendapatkan keuntungan bersama. Perencanaan ini
merupakan kegiatan yang sangat penting, karena menghubungkan
kegiatan komunikasi dengan kepentingan perusahaan dan karyawan.
Serta harus mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai
masalah, baik pekerjaan kurangnya semangat kerja, penjualan terhadap
lingkungan dan sebagainya.
2. Manajemen strategi (Strategy Management)
Manajemen strategi juga merupakan proses pengorganisasian jangka
panjang dan berbagai fakta. Agar mengetahui kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki perusahaan. sehingga praktisi PR dapat menangkap
peluang yang ada langsung maupun bertahap untuk pemecahan
persoalan kerja.
Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa
strategi adalah perencanaan yang dijadikan sebagai pedoman atau taktik
dalam operasional untuk mencapai tujuan tertentu dan dilakukan untuk
meminimalisir terjadinya krisis. Bila dikaitkan dengan penelitian, tentunya
apaapun strategi yang dilakukan oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
akan berpengaruh pada kelangsungan hidup perusahaan untuk jangka
waktu tertentu ke depan.
Sebagaimana pembahasan sebelumnya, public relations bertujuan
untuk menegakkan dan mengembangkan suatu “citra yang
menguntungkan” (favourable image) bagi organisasi atau perusahaan, atau
produk barang dan jasa terhadap para stakeholdernya sasaran yang terkait
yaitu publik internal dan publik eksternal. Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka strategi kegiatan PR mengarah pada upaya menggarap persepsi para
stakeholder, akar sikap tindak dari persepsi mereka. Konsekuansinya, jika
strategi penggarapan persepsi itu berhasil maka akan diperoleh sikap
tindak dan persepsi menguntungkan dari stakeholder sebagai khalayak
sasaran. Pada akhirnya akan tercipta suatu opini dan citra yang
menguntungkan perusahaan.
2.2.2 Dokumentasi dan Kliping
Dokumentasi dan kliping merupakan salah satu kegiatan PR yang
berhubungan dengan menelaah, menganalisis dan kemudian mengevaluasi
perkembangan dari kemajuan bisnis perusahaan atau lembaga, aktivitas-
aktivitas dan program acara tertentu baik bersifat komersial maupun non
komersial yang telah dimuat atau dipublikasikan di berbagai media massa
dan non massa. Pengamatan, analisis, dan evaluasi tersebut kemudian
disimpan sekaligus dijadikan rujukan penting atau informasi yang
diperlukan untuk membuat rencana program kerja PR berikutnya (Ruslan,
2006).
Kemudian kegiatan yang berkaitan antara dokumentasi dan kliping
dengan kegiatan PR adalah merupakan alat bantu yang memiliki beberapa
manfaat, yaitu:
1. Sebagai bahan informasi terkini yang dapat diedarkan ke bagian lain
yang dianggap mempunyai hubungan atau kepentingannya masing-
masing.
2. Sebagai bahan referensi tertentu sebagai data atau informasi
penunjang, misalnya untuk menyusun naskah pidato, (PR Speech
Writing), PR House Journal dan lain sebagainya.
3. Sebagai pedoman atau acuan untuk mengantisipasi langkah-langkah
suatu kejadian atau event tertentu yang tengah dihadapi atau di masa
mendatang. Untuk perbaikan dan pengembangan dari langkah-langkah
program kerja perusahaan di masa-masa mendatang.
4. Khususnya kliping berperan sebagai sumber informasi dan data untuk
memantau kegiatan pihak pesaing (kompetitor)
5. Dapat juga dokumen kliping tersebut dijadikan sebagai tolok ukur
tentang sejauh mana keberhasilan prestasi dan reputasi yang dicapai,
mengenai persepsi, keluhan, dan hingga perolehan citra di mata
masyarakat.
6. Sebagai media internal melalui dokumen kliping atau lain sebagainya.
7. Kemudian kliping tersebut disimpan sebagai kegiatan dokumentasi
perusahaan atau lembaga.
2.2.3 Media Relations
Pendekatan yang biasanya dilakukan oleh suatu perusahaan atau
organisasi dalam menjaga citra positifnya adalah dengan menetapkan
kegiatan media relations. Menurut Lesley dalam (Iriantara, 2005)
menjelakskan media relations sebagai suatu hubungan dengan media
komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media
terhadap organisasi.
Menurut Ruslan (2006) dalam bukunya Manajemen Humas dan
Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasinya) menyatakan bahwa
media relations adalah sebagai berikut:
“Sebagai alat, pendukung atau media kerjasama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan pihak publik. Karena peranan hubungan media dan pers dalam kehumasan tersebut dapat sebagai saluran (channel) dalam penyampaian pesan maka upaya peningkatan pengenalan (awareness) dan informasi atau pemberitaan dari pihak publikasi Humas merupakan prioritas utama.”
Yosal Iriantara (2002) mengartikan media relations merupakan bagian dari PR eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam aktivitas atau kegiatan publikasi, PR sering mengadakan
kerjasama dengan pihak pers, baik secara fungsional maupun individual
yang biasanya melalui berbagai cara untuk dapat bertemu pada acara
tertentu (press contact and event). Pada dasarnya ada beberapa kegiatan
yang berkaitan dengan media relations. Menurut Ruslan (2006), kegiatan
yang berkaitan dengan media relations adalah:
1. Press Conference
Press conference adalah suatu pertemuan (kontak) khusus dengan
pihak pers yang bersifat resmi atau sengaja dilakukan oleh PR, yang
bertindak sebagai nara sumber dalam upaya menjelaskan suatu rencana
atau permasalahan tertentu yang tengah dihadapinya dalam bentuk
acara press conference yang telah ditetapkannya waktu, tempat, tema
press conference dengan sekelompok wartawan yang masing-masing
mewakili berbagai media massa yang didaftar sebagai peserta yang
diundang secara resmi.
2. Press Tour
Sejumlah wartawan yang berasal dari berbagai media massa yang telah
dikenal baik oleh PR bersangkutan diajak wisata kunjungan ke suatu
event khusus, atau peninjauan keluar kota bersamaan dengan pejabat
instansi atau pemimpin perusahaan sebagai pengundang (tuan rumah)
selama lebih dari satu hari untuk meliput secara langsung mengenai
kegiatan tertentu.
3. Press Receptions
Pertemuan pers semacam ini, yaitu jamuan pers yang bersifat sosial,
menghadiri acara resepsi atau seremonial tertentu baik formal maupun
informal. Ada juga melalui acara olahraga bersama, kumpul bersama
dalam rangka acara ulang tahun perusahaan dan pada acara keagamaan
seperti buka puasa bersama dan merayakan natal.
4. Press Briefing
Press briefing termasuk dalam bentuk jumpa pers resmi yang
diselenggarakan secara periodik tertentu. Biasanya pada awal atau
akhir bulan oleh pihak PR atau pimpinan dan pejabat tinggi instansi
yang bersangkutan. Pertemuan ini, diadakan mirip dengan suatu
diskusi atau berdialog, saling memberikan masukan atau informasi
cukup penting bagi kedua belah pihak.
5. Press Statement
Biasanya keterangan pers di sini bisa dilakukan kapan dan di mana saja
oleh nara sumber, tanpa adanya undangan resmi. Mungkin
pemberitaannya cukup dilakukan melalui telepon kepada wartawan
yang bersangkutan.
6. Press Interview
Biasanya inisiatif wawancara datang dari pihak setelah melalui
perjanjian atau konfirmasi dengan nara sumbernya. Hal ini dilakukan
untuk meminta keterangan, komentar, pendapat, dan sebagian tentang
suatu masalah yang tengah faktual dan aktual di masyarakat.
7. Press Gathering
Yaitu pertemuan pers secara informal, khususnya hubungan (good
relationship) antara pihak PR dan wartawan media massa dalam suatu
acara sosial keagamaan dan aktivitas olahraga.
Sedangkan menurut Soemirat dan Ardianto (2003) dalam upaya
membina pers, maka PR akan melakukan berbagai kegiatan yang
bersentuhan dengan pers antara lain :
1. Konferensi pers, temu pers atau jumpa pers yaitu diberikan secara
simultan atau berbarengan oleh seorang pejabat pemerintah atau
swasta kepada sekelompok wartawan, bahkan bisa ratusan wartawan
sekaligus.
2. Press Briefing, yaitu diselenggarakan secara reguler oleh seorang
pejabat Humas. Dalam kegiatan ini disampaikan informasi-informasi
mengenai kegiatan yang baru terjadi kepada pers, juga diadakan
tanggapan atau pertanyaan bila wartawan belum puas dan
menginginkan keterangan lebih rinci.
3. Press Tour, yaitu diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau lembaga
untuk mengunjungi daerah tertentu, dan mereka pun (pers) diajak
untuk menikmati objek wisata yang menarik.
4. Press Release atau siaran pers sebagai publisitas, yaitu media yang
digunakan dalam kegiatan kehumasan karena dapat menyebarkan
berita. Istilah press relaease mempunyai pengertian yang luas, tidak
hanya berkenaan dengan media cetak, tetapi mencakup media
elektronik.
5. Speciat Event yaitu peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan Humas
yang penting dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam
suatu kesempatan, mampu meningkatkan pengetahuan dan memenuhi
selera publik. Seperti peresmian gedung, peringatan ulang tahun
perusahaan. kegiatan ini biasanya mengundang pers untuk meliputnya.
6. Press Luncheon yaitu pejabat Humas mengadakan jamuan makan
siang bagi para wakil media massa, sehingga pada kesempatan ini
pihak pers dapat bertemu dengan top management perusahaan guna
mendengarkan perkembangan perusahaan tersebut.
7. Wawancara pers yaitu sifatnya lebih pribadi, lebih individual. Humas
atau top management yang diwawancarai hanya berhadapan dengan
wartawan yang bersangkutan.
Dari bentuk-bentuk kegiatan media relations yang dikemukakan
oleh Rosady Ruslan dan Soemirat, terdapat beberapa kegiatan media
relations yang sama. Maka, menyimpulkan untuk penelitian ini penulis
menggunakan kegiatan-kegiatan media relations seperti press conference,
press tour, press receptions, press briefing, press statement, press
interview, press gathering, press release dan press luncheon.
2.2.3.1 Tujuan Media Relations
Perusahaan yang menjalankan program media relations, pada
umumnya adalah perusahaan yang sangat membutuhkan dukungan media
massa dalam pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Rachmadi dalam
(Wardhani, 2008) secara rinci tujuan media bagi organisasi adalah:
1. Memperoleh publisitas seluas mungkin tentang kegiatan serta
langkah organisasi yang dianggap baik untuk diketahui publik.
2. Memperoleh tempat dalam pemberitaan media secara objektif,
wajar, dan berimbang mengenai hal-hal yang menguntungkan
organisasi.
3. Memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan organisasi.
4. Melengkapi data bagi pimpinan organisasi untuk keperluan
kebijaksanaan.
5. Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang
dilandasi saling percaya dan menghormati.
2.2.3.2 Manfaat Media Relations
Melalui aktivitas media relations, maka hubungan antara
organisasi dengan media diwakili oleh praktisi PR dengan wartawan
diharapkan akan lebih baik dan positif. Dengan demikian manfaat media
relations dapat dirasakan oleh kedua belah pihak. Manfaat media relations
(Wardhani, 2008) antara lain adalah:
1. Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab
organisasi dengan media.
2. Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling
menghormati dan menghargai, kejujuran serta kepercayaan.
3. Penyampaian atau perolehan informasi yang akurat, jujur dan
mampu memberikan pencerahan bagi publik.
2.2.3.3 Arus Komunikasi Media Relations
Secara sederhana, arus komunikasi dalam praktik media relations
adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1. Arus Komunikasi dalam Media RelationsSumber : (Iriantara, 2005)
PublikOrganisasi
Media Massa
Gambar tersebut menunjukkan, organisasi menyampaikan
informasi, gagasan, atau citra melalui media massa kepada publik.
Sedangkan publik, bisa menyampaikan aspirasi, harapan, keinginan, atau
informasi melalui media massa maupun pada organisasi. Namun publik
juga bisa menyampaikan secara langsung melalui saluran komunikasi yang
tersedia antara publik dan organisasi. Public relations PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk memberikan informasi-informasi kepada masyarakat
melalui media massa, masyarakat juga bisa memberikan informasi melalui
media massa maupun menghubungi langsung tim public relations PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk, yang kemudian ditanggapi dan ditindak
lanjuti.
2.2.3.4 Strategi Media Relations
Menurut Yosal Iriantara dalam bukunya media relations konsep,
pendekatan, dan praktik memaparkan bahwa strategi media relations
terdiri dari:
1. Mengelola relasi
Mengelola relasi yang baik dengan media menjadi sangat penting
untuk menunjang kegiatan PR, hal ini tentunya dimaksudkan agar
organisasi dapat berkomunikasi dengan baik oleh publiknya. Dalam
mengelola relasi media, PR bukan hanya menjalin hubungan baik
dengan institusi media massa saja, melainkan juga dengan para
wartawan.
Dalam menjalin relasi yang baik antara PR dengan institusi media
massa dan wartawan, hal penting yang harus diingat adalah hubungan
antara dua profesi yang saling membutuhkan. Agar hubungan tersebut
dapat terjalin dengan baik, maka harus ada komunikasi yang cukup
intens di antara kedua belah pihak yang berkenaan dengan tugas-tugas
pokok masing-masing profesi.
2. Mengembangkan strategi
Setelah relasi dengan media terjalin dan terpelihara dengan baik,
maka PR harus terus mengembangkan strategi yang sudah ada.
Mengembangkan strategi dilakukan untuk lebih memaksimalkan
strategi-strategi yang sudah ada. Beberapa upaya pengembangan
strategi dengan cara mengembangkan materi-materi PR untuk media
massa, menambah jumlah media untuk menyampaikan pesan kepada
publik, membangun dan memelihara kontak dengan relasi baru,
mempromosikan organisasi sebagai sumber informasi handal untuk
media massa, serta memposisikan pimpinan organisasi sebagai juru
bicara di berbagai kegiatan.
3. Mengembangkan jaringan
Mengembangkan jaringan merupakan aspek pokok dalam media
relations. Beberapa cara untuk mengembangkan jaringan adalah
memasuki organisasi-organisasi profesi, memiliki kontak dengan
organisasi profesi lain; dan mengembangkan jaringan media baik yang
bersifat lokal, nasional, sampai internasional. Memasuki organisasi PR
seperti Perhumas merupakan salah satu organisasi yang akan
memperluas jaringan seseorang dalam bidang kehumasan. Sedangkan
memiliki kontak dengan organisasi profesi lain seperti wartawan,
menjadi penting guna memperluas jaringan PR dengan dunia media
massa. Bukan hanya itu, mengembangkan jaringan dengan media
lokal, nasional bahkan internasional akan dapat memperluas publikasi
suatu organisasi.
Public relations PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk menjalankan
media relations dalam menjalin hubungan baik dengan media massa. Di
dalam mengelola relasi, PR PT Telkom menjalin hubungan dengan para
wartawan dan pimpinan redaksinya. PR PT Telkom juga selalu membuat
kegiatan press conference pada saat akan menyampaikan suatu keterangan
atau berita yang sifatnya penting untuk diketahui oleh publik. Hal yang
disampaikan dapat berupa kebijakan-kebijakan baru yang ditetapkan oleh
PT Telkom, hasil kerja sama dengan dengan badan atau organisasi lainnya,
klarifikasi dan penjelasan suatu masalah dengan perusahaan, serta
informasi-informasi penting lainnya.
Dalam upaya mengembangkan strategi, PR PT Telkom terus
membuat program baru untuk meningkatkan keharmonisan dengan media.
Selain itu, PR PT Telkom juga melakukan upaya untuk mengembangkan
jaringan. Hal ini terlihat pada menjalin hubungan baik dengan para
institusi media massa serta para wartawan. Salah satu alasannya, karena
PR PT Telkom meyakini bahwa membuka jaringan relasi dengan media
massa itu adalah untuk melapangkan jalan mendapatkan perhatian dari
media massa.
2.2.2.5 Prinsip-prinsip Hubungan Pers yang Baik
Frank Jefkins (2004) menguraikan beberapa prinsip umum yang
perlu diperhatikan oleh setiap praktisi PR dalam rangka menciptakan dan
membina hubungan pers yang baik, di antaranya adalah :
a. Memahami dan melayani media.
b. Membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya.
c. Menyediakan salinan yang baik.
d. Bekerja sama dengan penyediaan materi.
e. Menyediakan fasilitas verifikasi.
f. Membangun hubungan pers yang kokoh.
Public relations PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk menjalankan
lima prinsip dasar dalam rangka menciptakan dan membina hubungan pers
yang baik. Dalam memahami dan melayani media massa, PR PT Telkom
selalu memberikan pelayanan yang baik dalam mengundang dan
menyambut para wartawan dari berbagai media massa. PR PT Telkom
senantiasa selalu siap menyediakan materi-materi yang akurat di mana saja
dan kapan saja informasi tersebut dibutuhkan, dengan hal inilah PR PT
Telkom diakui sebagai sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya
oleh para wartawan.
2.2.2.6 Bentuk Penyampaian Berita dan Informasi
Seorang praktisi public relations harus dapat membuat karya tulis
yang nantinya akan diberikan kepada publik. Hal ini dimaksudkan agar
karya tulis ini dapat menjadi alat untuk menciptakan citra positif terhadap
perusahaan.
Bentuk berita dan tulisan praktisi public relations (Kasali, 2005)
adalah :
1. News Release
News release digunakan sebagai alat komunikasi PR. Biasanya
ditujukan untuk pemberitaan produk baru, memaparkan perubahan
perusahaan, pendapat perusahaan dan menjelaskan event yang akan
dilakukan oleh perusahaan. Model penulisan news release adalah
menggunakan piramida terbalik.
2. Backgrounders
Latar atau backgrounders adalah informasi dasar yang memuat uraian
penopang bagi tulisan wartawan, bisa berisi uraian singkat tentang
perusahaan, karyawan, investor, visi dan misi perusahaan dan hal
lainnya.
3. Iklan Layanan Masyarakat
Iklan layanan masyarakat adalah pesan yang disampaikan untuk
membagikan kesadaran atau kepedulian masyarakat terhadap sejumlah
masalah yang harus mereka hadapi, terutama kondisi yang dapat
mengancam keserasian atau kehidupan umum.
4. Corporate Advertising
Pekerjaan PR juga berkaitan dengan penulisan iklan perusahaan. iklan
perusahaan biasanya digunakan untuk menyambut peresmian pabrik
baru, perluasan usaha, hari ulang tahun perusahaan, hari-hari resmi
nasional, atau ditujukan sebagai kegiatan strategis untuk menimbulkan
citra perusahaan.
5. Artikel dan Editorial
Praktisi PR perlu menulis artikel dan editorial dalam majalah atau
koran internal perusahaan.
6. Publikasi ringan
Yang dimaksud dengan publikasi ringan adalah brosur, pamflet, flyer,
dan alat-alat pemasaran langsung lainnya untuk membantu kampanye
pemasaran.
7. Company Profile dan Annual Report
Company profile lebih banyak menampilkan aspek historis perusahaan,
sedangkan annual report bertujuan untuk menyampaikan berbagai
informasi usaha perusahaan terhadap khalayak sasaran.
8. Pidato dan Presentasi
Meskipun pidato-pidato pimpinan sering dibuat oleh staf ahli atau
corporate secretary praktisi PR juga memiliki peran yang sangat
penting. Metode yang digunakan adalah metode interpersonal untuk
merangsang perhatian dan citra.
2.3 Citra
Citra merupakan tujuan pokok public relations dalam sebuah perusahaan. terciptanya suatu citra yang baik di masyarakat atau publiknya akan banyak menguntungkan. Misalkan, akan menularkan citra yang serupa kepada semua produk barang dan jasa yang dihasilkan bawahannya, termasuk para pekerjanya yang akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri, akan menimbulkan sense of belonging terhadap perusahaan tempat mereka bekerja. Pengertian citra itu sendiri abstrak, namun wujudnya bisa dirasakan dari penilaian, baik semacam tanda respek atau hormat dari masyarakat terhadap perusahaan dilihat dari sebuah badan usaha atau personilnya yang baik, dipercaya, profesional dan dapat diandalkan dalam pemberian pelayanan yang baik (Ruslan, 1995)
Sedangkan Katz dalam (Soemirat, 2005) mendefinisikan citra
sebagai cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan,
seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan
mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya.