BAB II

22
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Tinjauan Tentang Konsep Dasar Kehamilan 2.1.1 Definisi Kehamilan Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung didalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai enam bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai sembilan bulan (Wiknjosastro, 2002). 2.1.2 Proses Terjadinya Kehamilan Proses terjadinya kehamilan dikarenakan bertemunya sel telur dan sel sperma maka terjadilah pembuahan. Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan proses fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan 6

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Tinjauan Tentang Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung didalam tubuh

wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan

diakhiri dengan proses persalinan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari hari haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu

triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai

dari bulan keempat sampai enam bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai

sembilan bulan (Wiknjosastro, 2002).

2.1.2 Proses Terjadinya Kehamilan

Proses terjadinya kehamilan dikarenakan bertemunya sel telur dan sel

sperma maka terjadilah pembuahan. Tahap awal perkembangan manusia diawali

dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal

dengan proses fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang

disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel

(cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio. Setiap

bulannya wanita mengalami ovulasi yaitu melepaskan satu atau dua sel telur

(ovum) dari indung telur, kemudian ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan

masuk kedalam saluran telur. Waktu persetubuhan sperma masuk kedalam vagina

dan berjuta-juta sel sperma bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke

saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi dibagian yang

menggembung di tuba fallopii di sekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang

mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian

pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel sperma dan

kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan

(konsepsi/fertilisasi). Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil

bergerak (oleh rambut getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada 6

Page 2: BAB II

7

mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang diruang rahim, peristiwa ini disebut

nidasi (implantasi). Untuk menyuplai dari pembuahan sampai nidasi diperlukan

waktu kira-kira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi

mudigah dan janin dipersiapkan uri (plasenta). Jadi dapat dikatakan bahwa untuk

setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur) dan spermatozoa (sel mani)

(Cunningham, 2006).

2.1.3 Tanda dan Gejala Kehamilan

Perubahan endokrinologis, fisiologis dan anatomis menyertai kehamilan

menimbulkan gejala dan tanda yang memberikan bukti adanya kehamilan, gejala

dan tanda tersebut diklasifikasikan menjadi tiga kelompok : bukti-bukti presumtif,

tanda-tanda kemungkinan, dan tanda-tanda positif kehamilan (Cunningham,

2006).

2.1.3.1 Bukti Presumtif Kehamilan

Bukti presumtif kehamilan umumnya didasarkan pada gejala-gejala

subjektif berupa:

A. Mual dengan atau tanpa muntah

Kehamilan sering ditandai oleh gangguan sistem pencernaan, yang terutama

bermanifestasi sebagai mual dan muntah. Apa yang disebut sebagai morning

sickness pada kehamilan biasanya timbul pada pagi hari tetapi hilang dalam

beberapa jam, walaupun kadang-kadang keluhan ini menetap lebih lama dan

dapat timbul pada waktu yang berbeda, biasanya dimulai sekitar 6 minggu

setelah hari pertama menstruasi terakhir, dan biasanya menghilang spontan 6

sampai 12 minggu kemudian.

B. Gangguan berkemih

Selama trimester pertama, uterus membesar, kemudian menekan kandung

kemih, dan dapat menyebabkan peningkatan frekuensi berkemih. Seiring

dengan kemajuan kehamilan, frekuensi berkemih secara bertahap berkurang

dengan naiknya uterus kedalam abdomen. Namun, gejala sering berkemih

muncul kembali menjelang akhir kehamilan saat kepala janin turun kedalam

panggul ibu, memberi dampak pada kapasitas kandung kemih.

Page 3: BAB II

8

C. Fatigue (lelah)

Merupakan gejala yang sangat penting terjadi pada awal kehamilan sehingga

merupakan tanda diagnostik yang penting.

D. Persepsi gerakan janin

Kadang-kadang pada usia kehamilan antara 16-20 minggu, wanita mulai

menyadari adanya gerakan berdenyut ringan diperutnya, dan intesitas gerakan

ini semakin meningkat secara bertahap. Sensasi ini disebabkan oleh gerakan

janin, dan ketika gerakan itu disadari oleh wanita hamil disebut quickening

atau munculnya persepsi kehidupan (Cunningham, 2006).

2.1.3.2 Bukti Kemungkinan Kehamilan

Tanda-tanda kemungkinan kehamilan mencakup :

A. Pembesaran abdomen

Pada usia kehamilan 12 minggu, uterus biasanya teraba di dinding abdomen

sebagai sebuah penonjolan tepat diatas simfisis. Setelah itu, ukuran uterus

membesar secara bertahap sampai akhir kehamilan. Setiap pembesaran

abdomen pada wanita usia subur merupakan isyarat kuat kehamilan.

B. Perubahan bentuk, ukuran dan konsistensi uterus

Pada minggu-minggu pertama kehamilan, meningkatnya ukuran uterus

terutama terbatas pada diameter anteroposterior, tetapi pada masa gestasi

selanjutnya, korpus uterus hampir membulat, garis tengah uterus rata-rata 8 cm

dicapai pada minggu ke-12. Pada pemeriksaan bimanual, korpus uterus selama

kehamilan teraba liat atau elastik dan kadang-kadang sangat lunak.

C. Perubahan anatomis pada serviks

Pada minggu ke-6 - 8, serviks biasanya sudah cukup lunak. Pada primigravida,

konsistensi jaringan serviks yang lebih mirip dengan mulut bibir daripada

tulang rawan hidung, yang khas untuk serviks wanita tidak hamil.

D. Kontraksi braxton hicks

Selama kehamilan, uterus mengalami kontraksi yang biasanya dapat diraba

tetapi tidak nyeri dengan interval yang ireguler sejak awal masa kehamilan, dan

dapat mengalami peningkatan frekuensi dan amplitudo apabila uterus di

masase.

Page 4: BAB II

9

E. Ballottement

Selama pertengahan kehamilan, volume janin lebih kecil dibandingkan dengan

volume cairan amnion. Karena itu, tekanan mendadak pada uterus dapat

menyebabkan janin tenggelam kedalam cairan amnion dan kemudian

memantul keposisinya semula. Benturan yang ditimbulkan (ballottement) dapat

diarasakan oleh tangan pemeriksa.

F. Kontur fisik janin

Pada kehamilan smester ke 2, kontur janin dapat di palpasi melalui dinding

abdomen ibu.

G. Adanya gonadotropin korionik diurin atau serum

Adanya gonadotropin korionik (hCG) didalam plasma ibu dan eskresinya di

urin merupakan dasar bagi uji endokrin untuk kehamilan. Hormon ini dapat

ditemukan dalam cairan tubuh dengan salah satu teknik bioassay atau

immunoassay. hCG adalah sebuah glikoprotein dengan karbonhidrat tinggi,

yang bekerja untuk mencegah involusi korpus luteum (Cunningham, 2006).

2.1.3.3 Tanda Postif Kehamilan

Tiga tanda positif kehamilan :

A. Mendengar detak jantung janin

Denyut jantung janin dapat terdengar pada usia kehamilan 17 minggu.

Mendengar atau mengamati denyut jantung janin dapat memastikan diagnostik

kehamilan. Kontraksi jantung janin dapat diindetifikasi dengan auskultasi

menggunakan stestoskop khusus, ultrasonografi dan sonografi. Frekuensi

denyut jantung janin normal berkisar antara 120 sampai 160 dpm.

B. Gerakan janin

Gerakan janin dapat terdeteksi oleh pemeriksa setelah usia kehamilan sekitar

20 minggu. Gerakan janin memperlihatkan intesitas yang bervariasi dari

getaran halus pada awal kehamilan sampai gerakannya nyata pada periode

selanjuntnya.

C. Deteksi kehamilan dengan ultrasonografik.

D. Meraba bagian-bagian janin. (Cunningham, 2006).

Page 5: BAB II

10

2.1.4 Adaptasi Ibu Terhadap Kehamilan

A. Hematologi

Volume darah meningkat secara bermakna selama kehamilan, berkisar 40-

45% à hipervolemia. Peningkatan volume dimulai pada trimester pertama,

dan puncaknya pada 32 minggu dan menetap setelah itu. Peningkatan volume

darah merupakan akibat dari peningkatan plasma dan eritrosit. Plasma

meningkat dibandingkan eritrosit, berkisar 33% atau 450 ml, peningkatan

eritrosit pada akhirnya meningkatkan kebutuhan zat besi. Metabolisme zat besi

selama kehamilan dibutuhkan 100 mg, 300 mg ditranfer secara aktif ke janin

dan plasenta dan 200 mg hilang karena proses metabolisme 450 ml eritrosit

memerlukan 500 mg zat besi, dimana setiap 1 gram eritrosit mengandung 1,1

gram zat besi (Fe).

B. Kardiovaskuler

Selama kehamilan terjadi perubahan pada jantung dan sirkulasi. Frekuensi

denyut istirahat meningkat 10-15 dpm. Diafragma akan terangkat, jantung

terdorong ke kiri dan lebih atas. Akibatnya apeks jantung berubah ke arah

lebih lateral. Selama kehamilan normal, tekanan darah dan resistensi vaskuler

menurun. Hal ini berpengaruh terhadap curah jantung. Volume curah jantung

saat istirahat meningkat secara nyata pada kehamilan awal. Secara spesifik,

volume curah jantung akan meningkat pada akhir kehamilan pada saat posisi

wanita hamil miring ke samping.

C. Sistem Pernafasan

Diafragma meningkat 4 cm selama kehamilan. Sudut subkostal melebar

mengikuti diameter tranversa rongga dada sebesar 2 cm. Lingkar dada

meningkat 6 cm. Pada berbagai fase dari kehamilan normal, sejumlah oksigen

dialirkan ke dalam paru-paru dengan peningkatan volume tidal yang

menyebabkan peningkatan kebutuhan akan oksigen. Meningkatnya kadar Hb

akan menigkatkan kapasitas angkut oksigen meningkat. Frekuensi pernafasan

berubah sedikit selama kehamilan, volume tidal, volume pernafasan permenit

dan uptake oksigen permenit meningkat. Sedangkan Kapasitas residu

fungsional dan volume residual menurun.

Page 6: BAB II

11

E. Sistem Traktus Urinarius

Ukuran ginjal sedikit bertambah, GFR (glomerular filtration rate) dan RPF

(renal plasma flow) meningkat pada awal kehamilan. Beberapa perubahan pada

kandung kemih terjadi sebelum usia 4 bulan kehamilan. Trigonum kandung

kemih terangkat dan menyebabkan penipisan pada bagian osterior atau

intraureter. Proses ini berlanjut sampai akhir kehamilan dengan perluasan dan

pendalaman trigonum(Cunningham, 2006).

2.2 Tinjauan Tentang Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)

2.2.1 Pengertian

Antenatal care merupakan pengawasan sebelum persalinan terutama

ditentukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Mannabe

IBG, 2001). Antenatal Care adalah cara penting untuk memonitoring dan

mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan

normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini

mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan

asuhan antenatal (Prawirohardjo, 2007).

2.2.2 Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)

2.2.2.1 Tujuan Umum

Menyiapkan fisik dan mental ibu hamil serta janin yang dikandung sebaik-

baiknya selama masa kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan

anak yang sehat.

2.2.2.2 Tujuan Khusus

A. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi

B. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan

bayi

C. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan

pembedahan

D. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin

Page 7: BAB II

12

E. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal (Peranginangin, 2006).

2.2.3 Manfaat Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)

A. Dapat mengikuti dan mengetahui tindakan kesehatan ibu dan janin sehingga

kalau ada kelainan bisa segera diperbaiki.

B. Memperoleh pelayanan 5 T (Timbang, Tensi, Tinggi fundus uteri, Tetanus

Toxoid, Tablet Fe) dan pelayanan lainnya.

C. Supaya memperoleh nasehat tentang kesehatan dan keluarga berencana yang

meliputi berbagai hal seperti :

1. Perawatan diri selama hamil

2. Kebutuhan makanan

3. Penjelasan tentang kehamilan

4. Persiapan persalinan

5. Tanda dan bahaya pada kehamilan dan persalinan

6. Penyuluhan keluarga berencana (Depkes RI, 1997)

2.2.4 Jadwal Pemeriksaan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)

A. Jadwal melakukan pemeriksaan Antenatal Care sebanyak 12 - 13 kali selama

kehamilan. Di negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan

paling sedikit 4 kali sudah cukup sebagai kasus tercatat.

1. Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui terlambat haidnya

satu bulan.

2. Pemeriksaan ulang setiap dua minggu sampai umur kehamilan delapan bulan.

3. Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan delapan bulan

sampai terjadinya persalinan.

B. Kunjungan Antenatal Care sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu:

1. Kunjungan Pertama

a) Waktu pemeriksaan sebelum minggu ke-14

b) Informasi penting; membangun hubungan saling percaya antar petugas

kesehatan dan ibu hamil, mendeteksi masalh dan menanganinya, melakukan

tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia, kekurangan zat besi,

penggunaan praktek tradisional yang merugikan, memulai persiapan kelahiran

Page 8: BAB II

13

bayi dan kesiapan untuk mengahadapi komplikasi, mendorong perilaku yang

sehat (gizi, kebersihan, istirahat, dan sebagainya)

2. Kunjungan kedua

a) Waktu pemeriksaan sebelum minggu ke-28

b) Informasi penting: pemeriksaan trimester I ditambah kewaspadaan khusus

mengenai preklamsia (tanya ibu tentang gejala-gejala preklamsia, pantau

tekanan darah, evaluasi edema, periksa urin untuk mengetahui proteinuria)

3. Kunjungan ketiga

a) Waktu pemeriksaan antara minggu ke 28-36

b) Pemeriksaan trimester I dan II ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui

apakah ada kehamilan ganda atau tidak

4. Kunjungan keempat

a) Waktu pemeriksaan setelah minggu ke-36

b) Informasi penting: pemeriksaan pada kunjungan I, II, dan III ditambah deteksi

bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran dirumah

sakit. Ibu hamil tersebut harus lebih sering dikunjungi. Jika terdapat masalah

dan ia hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bulanan ia

merasakan tanda-tanda bahaya atau jika ia merasa khawatir (Wiknkosasto

HG,2002).

C. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau

bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam (Wiknjosastro, 2002).

2.2.5 Standar Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)

Walaupun pelayanan antenatal care selengkapnya mencakup banyak hal

yang meliputi anamnese, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan

laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus (sesuai risiko yang

ada), namun dalam penerapan operasional dikenakan standar minimal 7 T, yang

terdiri dari:

1. Timbang BB dan ukur tinggi badan

2. Ukur tekanan darah

3. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) lengkap

4. Pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama kehamilan

5. Ukur tinggi fundus uteri

Page 9: BAB II

14

6. Tes terhadap penyakit menular seksual

7. Tes wicara dalam rangka mempersiapkan rujukan

Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga

kesehatan professional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi (Saifuddin,

2002)

2.3 Tinjauan Tentang Kepatuhan

2.3.1 Definisi Kepatuhan

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan patuh merupakan suka

menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai

aturan dan berdisiplin (Pranoto, 2007).

Kepatuhan juga dapat didefinisikan sebagai perilaku positif penderita

dalam mencapai tujuan terapi (Degresi, 2005)

Menurut Sarafino mendefinisikan kapatuhan atau ketaatan sebagai tingkat

pasien melaksanakan cara pengobatan atau perilaku yang disarankan oleh petugas

kesehatan (Sudariyah, 2004).

Menurut Mulyono.B kepatuhan merupakan tindakan yang berkaitan

dengan perilaku seseorang. Perilaku manusia hakekatnya merupakan aktivitas dari

manusia itu sendiri (Widiawati, 2007).

Sedangkan menurut Sudarwati tingkat kepatuhan adalah pengukuran

pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan

(Widiawati, 2007).

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan

bahwa kepatuhan merupakan ketaatan seseorang untuk melaksanakan kegiatan

atau aktivitas seperti yang disarankan oleh orang lain. Orang lain yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah bidan.

Penghitungan tingkat kepatuhan dapat sebagai kontrol bahwa pelaksana

program telah melaksanakan program sesuai standar. Dalam hal ini kepatuhan

kunjungan dapat diartikan ketaatan dan tindakan yang berkaitan dengan perilaku

seseorang. Sedangkan kepatuhan kunjungan antenatal care dapat diartikan

ketaatan dalam berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan oleh ibu hamil sesuai

Page 10: BAB II

15

dengan saran petugas kesehatan dalam hal ini bidan maupun dokter spesialis

sesuai dengan standar antenatal care yang ditetapkan.

Cara mengukur bahwa perilaku ibu tersebut merupakan perilaku yang

sesuai dengan standar minimal kunjungan yaitu, minimal satu kali kunjungan

pada trimester I, minimal satu kali kunjungan pada trimester II, dan minimal dua

kali pada trimester III sesuai jadwal yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan

(Depkes RI, 2002). Bila ibu tidak melakukan kunjungan sesuai dengan standar

tersebut dapat dikatakan bahwa ibu tersebut tidak patuh dalam melakukan

kunjungan antenatal.

A. Patuh : Melakukan kunjungan dengan frekuensi dan waktu sesuai

umur kehamilannya, yaitu minimal 1 kali sebelum usia

kehamilan 12 minggu, minimal 1 kali pada usia kehamilan 12-

28 minggu, dan minimal 2 kali pada usia kehamilan 28-40

minggu.

C. Tidak patuh : Bila tidak melakukan kunjungan sama sekali sesuai umur

kehamilan, dan frekuensi minimal sesuai kehamilan tidak

tercapai.

2.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah pendidikan,

akomodasi, faktor lingkungan dan sosial, perubahan model terapi, interaksi

professional kesehatan dengan pasien, usia dan dukungan keluarga (Niven, 2008).

A. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan klien dapat meningkatkan

kepatuhan, sepanjang bahwa pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang

aktif. Menurut Dictionary of Education, pendidikan dapat diartikan suatu proses

dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah laku

lainnya dalam masyarakat dan kebudayaan. Pada umumnya semakin tinggi

Page 11: BAB II

16

pendidikan seseorang, semakin baik pula tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo,

1996:127).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pendidikan adalah

proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses,

pembuatan cara mendidik. Kemahiran menyerap pengetahuan akan meningkat

sesuai dengan meningkatnya pendidikan seseorang dan kemampuan ini

berhubungan erat dengan sikap seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya.

Menurut UU No 2 tahun 1989, bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur

pendidikan sekolah terdiri dari:

1. Pendidikan Dasar

Meliputi sekolah dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan SMP / MTs.

2. Pendidikan Menengah

Meliputi SMU dan kejuruan serta Madrasah Aliyah.

3. Pendidikan Tinggi

Akademi, Institut, Sekolah tinggi dan Universitas.

4. Tidak sekolah/belum sekolah

Mereka yang tidak mau atau belum pernah sekolah termasuk mereka yang

tamat atau belum tamat taman kanak-kanak yang tidak melanjutkan ke SD.

B. Akomodasi

Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian klien yang

dapat mempengaruhi kepatuhan antenatal care adalah jarak dan waktu, biasanya

ibu cenderung malas melakukan antenatal care pada tempat yang jauh.

C. Modifikasi faktor sosial-budaya

Dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman, kelompok-kelompok

pendukung dapat dibentuk untuk membantu kepatuhan terhadap program

pengobatan seperti pengurangan berat badan, berhenti merokok dan menurunkan

konsumsi alkohol. Lingkungan berpengaruh besar pada antenatal care,

lingkungan yang harmonis dan positif akan membawa dampak yang positif pula

pada ibu dan bayinya, kebalikannya lingkungan negatif akan membawa dampak

buruk pada proses antenatal care.

Page 12: BAB II

17

Perilaku, kepercayaan, nilai dan pemakaian sumber daya di masyarakat

akan membentuk pola hidup masyarakat itu. Ini dikenal sebagai budaya. Budaya

berkembang selama ratusan tahun bahkan ribuan tahun karena manusia hidup

bersama dan saling bertukar pengalaman didalam lingkungan tertentu. Budaya

terus berubah, kadang-kadang lambat, kadang-kadang cepat, sebagai akibat dari

hubungan sosial antar-manusia dengan berbagai budaya. Yang perlu diketahui

adalah bahwa budaya atau pola hidup merupakan kombinasi dari berbagai hal

yang kita bicarakan. Perilaku adalah salah satu bagian dari budaya, sedangkan

budaya itu sendiri sangat berpengaruh pada perilaku. (Tjitarsa, 1992)

D. Perubahan model terapi

Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan pasien terlihat

aktif dalam pembuatan program pengobatan (terapi). Keteraturan ibu hamil

melakukan antenatal care dipengaruhi oleh kesehatan saat hamil. Keluhan yang

diderita ibu akan membuat ibu semakin aktif dalam kunjungan antenatal care.

E. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien

Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien adalah suatu

hal penting untuk memberikan umpan balik pada klien setelah memperoleh

infomasi tentang diagnosis. Suatu penjelasan penyebab penyakit dan bagaimana

pengobatan dapat meningkatkan kepatuhan, semakin baik pelayanan yang

diberikan tenaga kesehatan, semakin teratur pula ibu melakukan kunjungan

antenatal care .

F. Usia

Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat akan

berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan,

masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum

cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan

kematangan jiwanya. Semakin dewasa seseorang, maka cara berfikir semakin

matang dan teratur melakukan antenatal care (Notoatmodjo, 2003). Dengan

bertambahnya umur seseorang maka kematangan dalam berpikir semakin baik

sehingga akan termotivasi dalam memeriksakan kehamilan, juga mengetahui akan

pentingnya antenatal care. Semakin muda umurnya semakin tidak mengerti

Page 13: BAB II

18

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan. Untuk keperluan perbandingan, maka

WHO membagi tingkat kedewasaan berdasarkan umur sebagai berikut:

1. Bayi dan anak-anak : 0-14 tahun

2. Orang muda dan dewasa : 15-49 tahun

3. Orang tua : 50 tahun keatas

G. Dukungan Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri atas 2 orang atau

lebih, adanya ikatan persaudaraan atau pertalian darah, hidup dalam satu rumah

tangga berinteraksi satu sama lain, mempertahankan satu kebudayaan (Effendy,

2005).

Ibu yang sedang hamil sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang

terdekatnya, yaitu keluarga, dukungan dapat ditujukan melalui sikap yaitu dengan:

1. Memberikan perhatian, misalnya mempertahankan makanan

meliputi porsi, jenis, frekuensi dalam sehari-hari serta kecukupan gizi.

2. Mengingatkan, misalnya kapan penderita harus minum obat, kapan istirahat

serta kapan saatnya kontrol.

3. Menyiapkan obat yang harus diminum oleh pasien.

4. Memberikan motivasi pada ibu hamil untuk datang melakukan antenatal care.

H. Pengetahuan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bart (1994) dapat dikatakan bahwa

perilaku yang dilakukan atas dasar pengetahuan akan lebih bertahan dari pada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Jadi pengetahuan sangat

dibutuhkan agar masyarakat dapat mengetahui mengapa mereka harus melakukan

suatu tindakan sehingga perilaku masyarakat dapat lebih mudah untuk diubah ke

arah yang lebih baik. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara yang menanyakan sesuatu yang diukur tentang pengetahuan dari

subjek penelitian.

Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu

dalam suatu objek tertentu dengan pengetahuan yang baik maka seseorang dapat

memahami segala sesuatu. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang,

semakin baik pula tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo, 1996).

Page 14: BAB II

19

I. Paritas

Paritas adalah keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu orang.

Sueheilif Paritas adalah status seorang wanita sehubungan dengan jumlah anak yang

pernah dilahirkannya. Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat

baru sehingga termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.

Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang mempunyai

anggapan bahwa ia sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk

memeriksakan kehamilannya (Prawirohardjo, 2001).