BAB II

26
 II-1 BAB II LANDASAN TEORI Perkerasan jalan beton semen Portland atau perkerasan kaku, terdiri dari  beton semen Portland dan lapisan pondasi (bisa juga tidak) di atas tanah dasar. Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban terhadap bidang area tanah yang cukup luas, sehingga  bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari slab beton sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari lapisan-lapisan tebal pondasi bawah, pondasi dan lapisan  permukaan. Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam  perancangan perkerasan beton adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya. (Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia, 2004:XV-1) 2.1 Pengertian R igid Pavement  R igid pavement adalah struktur yang terdiri dari plat beton semen yang  bersambung (tidak menerus) tanpa atau tulangan, atau menerus dengan tulangan, terletak di atas lapisan pondasi bawah, tanpa atau dengan lapis aspal sebagai lapisan permukaan.  

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 1/26

 

II-1

BAB II

LANDASAN TEORI

Perkerasan jalan beton semen Portland atau perkerasan kaku, terdiri dari

  beton semen Portland dan lapisan pondasi (bisa juga tidak) di atas tanah dasar.

Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan

mendistribusikan beban terhadap bidang area tanah yang cukup luas, sehingga

  bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari slab beton

sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan

diperoleh dari lapisan-lapisan tebal pondasi bawah, pondasi dan lapisan

  permukaan. Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur 

yang menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam

 perancangan perkerasan beton adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam

kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap

kapasitas struktural perkerasannya. (Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia,

2004:XV-1) 

2.1  Pengertian R igid Pavement  

R igid pavement adalah struktur yang terdiri dari plat beton semen yang

 bersambung (tidak menerus) tanpa atau tulangan, atau menerus dengan tulangan,

terletak di atas lapisan pondasi bawah, tanpa atau dengan lapis aspal sebagai

lapisan permukaan. 

Page 2: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 2/26

 

II-2

Dari pengertian di atas, rigid pavement mempunyai perbedaan mendasar 

dengan perkerasan lentur yaitu penggunaan jenis bahan pengikat. Perkerasan

lentur menggunakan aspal sebagai bahan pengikat antar agregat penyusunnya,

sedangkan perkerasan kaku menggunakan campuran semen dan air yang bereaksi

kimia sebagai bahan pengikat yang mempunyai modulus elastisitas tinggi, dapat

memikul beban lalu lintas yang lebih berat tanpa deformasi yang besar. 

Pada konstruksi rigid pavement, struktur utama perkerasan adalah lembaran

  plat beton, yang pada perkerasan lentur, lapis ini setara dengan kombinasi dari

lapis aus, lapis permukaan, dan lapis pondasi. Konstruksi perkerasan ini disebut

kaku karena plat beton tidak terdefleksi akibat beban lalu lintas dan didesain

untuk berumur 40 tahun sebelum dilakukan pekerjaan rekonstruksi besar-besaran.

Biaya pelaksanaan yang relatif mahal serta pemeliharaan (perbaikan) yang

sulit, mengakibatkan pembuatan perkerasan kaku menuntut penyediaan bahan,

 pemilihan jenis dan jumlah peralatan serta cara pelaksanaan yang lebih teliti.

2.2 Fungsi R igid Pavement 

Fungsi utama rigid pavement adalah untuk memikul beban lalu lintas secara

aman dan nyaman, yang selama umur rencana tidak terjadi kerusakan yang

 berarti. Untuk dapat memenuhi fungsi tersebut, maka rigid pavement harus :

a) Mereduksi tegangan yang terjadi pada tanah dasar (sebagai akibat beban

lalu-lintas) sampai batas-batas yang mampu dipikul oleh tanah dasar, tanpa

menimbulkan perbedaan lendutan atau penurunan yang dapat merusak 

 perkerasan tersebut.

Page 3: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 3/26

 

II-3

 b) Direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga mampu mengatasi

kembang susut dan penurunan kekuatan tanah dasar, serta pengaruh cuaca

dan kondisi lingkungan.

2.3 Struk tur R igid Pavement  

1) Lapis Pondasi (CTSB)

Lapisan pondasi merupakan lapisan diantara tanah dasar dan plat beton.

Pada dasarnya lapisan pondasi bukan merupakan bagian perkerasan yang memikul

  beban. Untuk kondisi tanah dasar yang sangat buruk, maka lapisan pondasi

mutlak diperlukan.

Persyaratan pembentukan lapis pondasi agregat, yaitu sebagai berikut :

 Apabila lapis pondasi agregat akan diletakkan pada suatu permukaan

tanah dasar, maka tanah dasar harus dibuat, dipersiapkan dan

diselesaikan sebelum penghamparan agregat lapis pondasi.

 Apabila lapis pondasi agregat akan ditempatkan langsung pada suatu

  perkerasan jalan atau bahu jalan yang ada, maka permukaan yang ada

harus terlebih dahulu diperkasar secukupnya agar tembus air. Material

lapis pondasi agregat yang baru kemudian dihamparkan dan seluruhnya

dipadatkan, dengan syarat kedalaman total bahan yang digaru dan

ditambahkan terletak di dalam batas-batas ketebalan

Fungsi lapis pondasi :

a)  Sebagai pengendali pengaruh kembang susut tanah dasar.

 b)  Memberi dukungan yang mantap dan seragam pada plat.

Page 4: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 4/26

 

II-4

c)  Mencegah instrusi dan pemompaan pada sambungan.

d)  Untuk membantu menjaga perubahan volume lapisan tanah dasar yang

 besar akibat pemuaian atau penyusutan.

Bahan 

1.  Agregat

a) Sumber Agregat

Sebelum dilakukan pelaksanaan CTSB, Kontraktor harus menyiapkan

tenaga teknis yang sesuai dengan usulan teknisnya dan komposisi agregat yang

akan dipakai dalam konstruksi CTSB. Agregat tersebut harus memenuhi

syarat-syarat dalam Spesifikasi. Dasar pemberian ijin Direksi Pekerjaan

terhadap agregat yang dipakai adalah hasil pengujian agregat dan hasil

  pengujian kuat tekan sampel yang dibuat dari hasil percobaan campuran dan

sudah mengalami perawatan, diuji pada umur 7 hari seperti tersebut dalam

Pasal 7.1, mengenai Perbandingan Komposisi. Kontraktor harus melakukan

secara dini pengetesan material supaya Direksi Pekerjaan dapat segera

memberikan ijin sebelum pekerjaan dimulai.

 b) Pemeriksaan, Pengujian dan Persetujuan Agregat

Untuk menetapkan sifat-sifat agregat CTSB Kontraktor harus

menyerahkan sertifikat pengujian dari laboratorium yang ditunjuk (atau

laboratorium Kontraktor sendiri asal pada saat pengujian selalu diawasi oleh

Direksi Pekerjaan).

Page 5: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 5/26

 

II-5

Semua agregat yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari

Direksi Pekerjaan sebelum mulai pegambilan material tersebut dari tempat

 pengambilan. Contoh bahan yang akan diuji harus diambil oleh kontraktor atas

  biayanya sendiri, dan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, dan sebagian dari

contoh material tersebut harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk 

  pengecekan di kemudian hari. Persetujuan terhadap sumber khusus agregat

harus tidak dianggap sebagai persetujuan akhir agregat dari sumber tersebut,

kecuali bila diolah, disimpan dan digelar seperti persyaratan yang akan

diterapkan kemudian. Bila gradasi atau mutu dari agregat yang dikirimkan

kelokasi proyek tidak cocok dengan gradasi atau mutu yang diberikan dan diuji

sebelumnya, atau tidak sesuai dengan Spesifikasi, Direksi Pekerjaan berhak 

menolak agregat yang demikian itu. Contoh-contoh harus mengalami

  pengujian-pengujian yang diperlukan sebagaimana disyaratkan dalam

Spesifikasi ini sesuai dengan kehendak Direksi Pekerjaan. Kontraktor harus

mengijinkan tiap rencana Direksi Pekerjaan untuk memeriksa setiap agregat

yang sedang digunakan atau yang ingin digunakan pada setiap waktu, selama

atau sesudah persiapan, atau sementara sedang digunakan dalam pekerjaan,

atau sesudah pekerjaan selesai. Semua agregat yang tidak sesuai dengan

spesifikasi ini, apakah ditempat atau tidak harus ditolak dan harus segera

dipindahkan keluar dari tempat pekerjaan. Kontraktor harus mengirim atau

mengatur dengan masing-masing prosedur untuk menyediakan semua agregat

yang diperlukan, tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan untuk pemeriksaan.

Page 6: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 6/26

 

II-6

c) Penyimpanan Agregat 

Agregat harus disimpan sedemikian untuk menjaga mutu yang disyaratkan

dan siap untuk dipakai. Agregat harus ditempatkan pada tempat yang keras,

  permukaan yang bersih, bila dianggap perlu harus ditempatkan sedemikian

hingga memudahkan pemeriksaan setiap waktu. Bagian tempat dari daerah

 penyimpanan harus ditinggikan dan miring kearah samping untuk membentuk 

drainase yang layak terhadap kelembaban yang berlebihan. Agregat harus

disimpan dengan cara sedemikian untuk mencegah segregasi dan untuk 

memelihara gradasi dan kadar air. Persediaan agregat tidak boleh langsung

terkena sinar matahari. Kontraktor diwajibkan menjaga kondisi agregat

terhadap kadar air, suhu, gradasi dan lain-lain supaya tetap/konstan selama

  penyimpanan dan selama dibawa ke tempat pencampuran. Misalnya, jika

  bagian atas dari agregat yang tidak terlindung dibawa ketempat pencampur 

menyebabkan temperatur adukan menjadi sangat tinggi dan mutu CTSB

menurun.

d) Syarat-syarat yang diperlukan pada agregat

Agregat untuk CTSB harus sesuai dengan persyaratan pada Tabel 5.5.1.

Semua agregat untuk CTSB harus bebas dari bongkahan tanah lempung,

kotoran, unsur organik, atau unsur-unsur lain yang merugikan dan harus

 berkualitas sedemikian sehihgga akan membentuk suatu CTSB yang kuat dan

stabil.

Page 7: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 7/26

 

II-7

Semen 

Semen yang digunakan untuk CTSB adalah Portland cement biasa kecuali

ditunjukkan lain dalam gambar atau atas perintah Direksi Pekerjaan. Semen harus

sesuai dengan persyaratan SII 0013-77 ³Cement Portland´ dari JIS R 5210

³Portland Cement´ atau AASHTO M85 (TYPE 1).

Air 

Air yang digunakan untuk CTSB harus mendapat persetujuan dari Direksi

Pekerjaan. Air yang digunakan untuk mencampur, merawat atau pemakaian-

 pemakaian yang lain harus bebas dari minyak, garam, asam, alkali, gula, tumbuh

tumbuhan atau bahan-bahan lain yang merugikan terhadap hasil akhir. Bila

dianggap perlu oleh Direksi Pekerjaan air harus diperiksa dengan cara

membandingkan dengan air suling. Perbandingan harus dibuat dengan cara

 pemeriksaan semen standar untuk kekekalan waktu pengikatan, kekuatan adukan.

Petunjuk-petunjuk tentang ketidak-kekalan perubahan waktu ikat sama dengan

atau lebih besar dari 30 menit, atau berkurangnya kekuatan adukan lebih dari 10

% bila dibandingkan dengan air suling, sudah cukup sebagai alasan untuk 

menolak penggunaan air semacam yang diperiksa tersebut (AASHTO T26 - 79).

Bahan Pencampuran 

Bahan pencampuran tidak boleh digunakan tanpa persetujuan Direksi

Pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan lebih dulu contoh bahan pencampur 

yang ingin digunakan kepada Direksi Pekerjaan untuk persetujuannya sebelum

tanggal dimulainya pekerjaan CTSB. Pemakaian bahan pencampur, terutama yang

Page 8: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 8/26

 

II-8

untuk memperlambat waktu ikat, adalah sering digunakan dalam hal dimana

CTSB diproduksi dengan unit pencampur sentral dan dikirim ketempat yang jauh,

atau perlu waktu lama untuk pekerjaan penyelesaian. Harus dilakukan secara hati-

hati dalam memberikan bahan pencampur, kelebihan bahan pencampur akan

merusak mutu CTSB.

Tabel 2.1 Spesifikasi CTSB

Uraian  Persyaratan 

Analisa Ayakan % lolos saringan dalam berat (1)

y  Ukuran Ayakan

1 ½

¾

 No. 8

 No. 200

y  Indek Plastisitas (2)

y  Kadar semen (3,4

95-100

50-100

20-60

0-15

9 max6 %

Catatan :

1.   Analisa ayakan agregat harus dilalakukan sesuai dengan AASHTO T27 atau JIT A 1102.

2.   Dilakukan pada contoh-contoh yang sesuai dengan AASHTO T87 dan dipakai untuk agregat 

 sebelum pencampurannya dengan bahan pencampur untuk kestabilan.

3.   Persentase terhadap kering tanah.

4.   Ini adalah harga perkiraan, hanya berlaku untuk perkiraan biaya bagi Kontraktor.

2) Plat Beton ( Rigid Pavement )

Fungsi plat beton adalah untuk memikul beban lalu lintas di atasnya. 

Konstruksi perkerasan kaku terdiri dari lapisan-lapisan yang tersusun di atas tanah

dasar yang telah dipadatkan. Beban dilimpahkan ke perkerasan kaku melalui

  bidang kontak roda berupa beban titik Po. Beban tersebut hanya diterima oleh

 permukaan saja (slab), beban tidak tersalurkan ke lapisan yang berada di bawah

lapisan permukaan. Beton harus cukup kuat untuk dapat menahan beban berat.

Tidak seperti pada perkerasan lentur yang penyaluran bebannya sampai ke tanah

dasar.

Page 9: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 9/26

 

II-9

Gambar 2.1 Susunan apisan Perkerasan Kaku

Met e perencanaan yang diambil untuk menentukan tebal  lapisan

 perkerasan didasarkan pada perk iraan sebagai ber ikut: 

y  Kekuatan lapisan tanah dasar yang dinamakan nilai  CBR atau M dulus

Reaksi Tanah Dasar (k).

y  Kekuatan bet n yang digunakan untuk lapisan perkerasan.

y  Prediksi volume dan komposisi lalu-lintas selama usia rencana.

y  Ketebalan dan kondisi  lapisan pondasi bawah yang di per lukan untuk 

menopang konstruksi   lalu-lintas, penurunan ak i bat air dan perubahan

volume lapisan tanah dasar ser ta sarana per lengkapan daya dukung

 permukaan yang seragam di bawah dasar beton. 

2.4 Perkerasan Jalan Beton

2.4.1  mum

(1)  Uraian

a)  Peker  jaan yang ditetapkan dalam pasal  ini  terdir i dar i konstruksi 

 perkerasan  jalan beton semen por tland di ber i  tulangan sebagaimana

disyaratkan, di atas badan  jalan yang telah di persiapkan dan diter ima

Plat beton

(concrete slab)

ean Concrete

(CTSB)

apisan tanah

dasar (Subgrade)

Page 10: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 10/26

 

II-10

sesuai dengan spesifikasi ini, menurut garis garis ketinggian,

kelandaian, ukuran, penampang melintang dan penyelesaian akhir yang

diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi

Pekerjaan.

 b)  Kelas beton yang digunakan minimal harus K-225.

(2)  Toleransi

a)  Toleransi-toleransi untuk perkerasan jalan beton harus dimonitor oleh

Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Pada umumnya

hal ini harus dilakukan dengan pengukuran ketinggian ( levelling) dan

 penggunaan ³Crown template dan  straight edge  ́berukuran panjang 3

meter. Pemeriksaan ketinggian untuk menetapkan ketebalan plat (  slab)

harus diadakan dengan jarak antara maksimum 10 meter dari poros ke

 poros.

(3) 

Jaminan Kualitas

Kualitas dari bahan-bahan yang disediakan, campuran yang dihasilkan,

kualitas pekerjaan dan hasil akhir harus dimonitor dan diawasi

sebagaimana disyaratkan.

2.4.2  Bahan ± Bahan 

(1)  Semen

a)  Semen harus merupakan semen portland Jenis I, II atau III sesuai

dengan AASHTO M 85.

Page 11: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 11/26

 

II-11

 b)  Kecuali diperkenankan lain oleh Direksi Pekerjaan maka hanya produk 

dari pabrik untuk satu jenis merek semen portland tertentu harus

digunakan di proyek.

(2)  Air 

Air yang digunakan dalam pencampuran, perawatan, atau

  penggunaan±penggunaan tertentu lainnya harus bersih dan bebas dari

  bahan±bahan yang merugikan seperti minyak,garam, asam, alkali, gula

atau bahan-bahan organik. Air yang diketahui bermutu dapat diminum

dapat dipakai dengan tanpa pengujian.

(3)  Persyaratan Gradasi Agregat

Agregat kasar dan halus harus memenuhi persyaratan-persyaratan

gradasi yang disyaratkan spesifikasi ini. Sekali cocok gradasi yang sesuai,

termasuk daerah gradasi agregat halus, telah ditentukan dan disetujui,

maka gradasi tersebut hanya boleh diubah dengan izin tertulis dari Direksi

Pekerjaan.

(4)  Bahan Tambahan

Penggunaan Plastisator, bahan-bahan tambahan untuk mengurangi air 

atau bahan tambahan lainnya tidak akan diijinkan kecuali dengan izin

tertulis dari Direksi Pekerjaan. Jika digunakan, bahan yang bersangkutan

harus memenuhi AASHTO M 154 atau M 194. Bahan tambahan yang

  bersifat mempercepat dan yang mengandung Calsium Chlorida tidak 

 boleh digunakan.

Page 12: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 12/26

 

II-12

(5)  Tulangan Baja

a)  Tulangan baja untuk jalur kendaraan harus sebagaimana diperlihatkan

dalam gambar.

 b)  Tulangan ini harus disediakan dalam bentuk lembaran-lembaran datar 

dan merupakan jenis yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan..

c)  Jaringan batang baja harus memenuhi persyaratan, bagian-bagiannya

harus berukuran dan berjarak antara sebagaimana diperlihatkan dalam

Gambar.

2.5 Pencampuran dan Penak aran 

(1)  Disain Campuran

Perbandingan bahan dan berat penakaran harus menggunakan cara yang

ditetapkan dalam B.S P.114. Untuk beton K-225 batasan kadar semen yang

diberikan harus ditetapkan. Perbandingan sebenarnya antara air bebas terhadap

semen untuk agregat dalam keadaan permukaan kering harus ditentukan

 berdasarkan syarat-syarat kekuatan dan kemudahan pengerjaan tetapi dalam hal

apapun tidak boleh melebihi 0,55 berdasarkan massa.

(2)  Campuran Percobaan

Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan yang

diusulkan dengan membuat dan menguji campuran-campuran percobaan,

dengan disaksikan Direksi Pekerjaan. Dengan menggunakan jenis instalasi dan

 peralatan yang sama seperti yang akan digunakan dalam pekerjaan. Campuran

Page 13: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 13/26

 

II-13

  percobaan dapat dianggap dapat diterima asal memenuhi semua persyaratan

sifat campuran yang ditetapkan .

(3)  Persyaratan Sifat Campuran

a)  Mutu beton minimal harus dari kelas K-225 kecuali jika ditunjukkan

lain dalam Gambar atau diarahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.

 b)  Kuat tekan karakteristik beton harus sesuai dengan yang disyaratkan.

Sebagai kemungkinan lain, jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka

kekuatan beton harus diawasi dengan menggunakan cara pengujian

³the thirdpoint³ dalam hal mana kuat lentur karakteristik harus tidak 

 boleh kurang dari 45 kg/cm2.

c)  Beton tersebut harus merupakan jenis yang memiliki sifat kemudahan

  pengerjaan yang sesuai untuk mencapai pemadatan penuh dengan

instalasi yang digunakan, dengan tanpa pengaliran yang tak 

semestinya. Slump optimum sebagaimana diukur dengan cara

 pengujian AASHTO T 199 harus tidak kurang dari 20 mm dan tidak 

lebih besar dari 60 mm. Slump tersebut harus dipertahankan dalam

  batas toleransi 20 mm dari slump optimum yang disetujui oleh

Direksi Pekerjaan. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump

tersebut tidak boleh digunakan untuk pelat-pelat perkerasan beton.

(4)  Kekuatan Beton

Beton harus mempunyai suatu kekuatan lentur karakteristik sebesar 

minimal 45 kg/cm2

pada umur 28 hari. Bila pengujian dilakukan pada kubus 15

Page 14: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 14/26

 

II-14

cm, kekuatan beton karakteristik minimal harus sebesar 225 kg/cm2 pada

umur 28 hari.

(5)  Pencampuran

Beton yang dicampur secara manual tidak boleh digunakan.

2.6 Metode K onstruk si 

(1)  Persiapan Lokasi Pekerjaan

Badan jalan harus diperiksa kesesuaiannya dengan bentuk kemiringan

melintang dan elevasi-elevasi yang diperlihatkan dalam Gambar dengan

 bantuan suatu pola/template bergigi yang berjalan pada acuan tepi perkerasan.

Bahan harus disisihkan/dibuang atau ditambah, sebagaimana diperlukan, agar 

semua bagian badan jalan memiliki elevasi yang benar. Badan jalan tersebut

kemudian dipadatkan secara seksama dan diperiksa kembali dengan

 pola/template tersebut. Beton tidak boleh ditempatkan/dihampar pada bagian

  badan jalan yang belum diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh Direksi

Pekerjaan. Jika badan jalan terganggu setelah penerimaan, maka badan jalan

tersebut harus dibentuk kembali dan dipadatkan tanpa pembayaran tambahan

untuk operasi ini. Badan jalan yang telah selesai harus dalam kondisi halus dan

  padat sewaktu beton ditempatkan. Badan jalan tersebut harus bebas dari

lumpur dan bahan lepas atau bahan yang merusak lainnya. Badan jalan tersebut

kering pada waktu beton tersebut akan ditempatkan, maka badan jalan tersebut

harus disiram sedikit dengan air, untuk mendapatkan suatu permukaan yang

Page 15: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 15/26

 

II-15

lembab. Cara penyiraman tersebut sedemikian rupa sehingga tidak terbentuk 

genangan-genangan air.

(2)  Acuan

Semua acuan sisi harus dipasang segaris dan dipegang/dimantapkan dengan

menggunakan tidak kurang dari 3 paku penjepit untuk setiap 3 meter panjang,

1 penjepit dipasang pada setiap sisi dari setiap sambungan. Bagian-bagian

acuan harus disambung menjadi satu dengan kokoh dengan suatu sambungan

terkunci yang bebas dari gerakan segala arah. Sambungan-sambungan antara

  bagian-bagian acuan harus dibuat tanpa terputus-putus di permukaan

  puncaknya. Acuan-acuan harus dibersihkan dan diminyaki segera sebelum

setiap penggunaan.Acuan harus dipasang dan ditunjang sedemikian rupa

sehingga permukaan akhir pelat yang diselesaikan memenuhi gambar rencana.

Acuan-acuan harus dipasang pada posisinya selambat-lambatnya tengah hari

kerja sebelum pembetonan berlangsung. Pada waktu tersebut Kontraktor harus

memberi tahu Direksi Pekerjaan panjang acuan yang telah dipasang. Direksi

Pekerjaan akan memberi informasi kepada Kontraktor mengenai segala

kekurangan dalam acuan. Jika tidak ada pemberitahuan mengenai adanya

kekurangan-kekurangan maka Kontraktor berhak untuk meneruskan pekerjaan

yang bersangkutan dengan pembetonan untuk sepanjang acuan tersebut setiap

waktu setelah jam 6 (enam) pagi pada hari berikutnya.

Dalam kejadian diketemukan adanya kekurangan-kekurangan oleh Direksi

Pekerjaan maka Kontraktor harus memperbaiki dan mengulangi pemberitahuan

tersebut. Setelah pemberitahuan ulang diberikan sebelum hari kerja yang

Page 16: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 16/26

 

II-16

  bersangkutan berakhir dan dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan,

kontraktor dapat diizinkan untuk mulai melaksanakan pekerjaan perkerasan

yang bersangkutan pada jam 10 pagi hari berikutnya. Setiap pemberitahuan

kembali yang diberikan setelah jam 6 pagi harus diberlakukan sebagai

  pemberitahuan permulaan, kecuali Direksi Pekerjaan atas kebijaksanaannya

memperkenankan pelaksanaan perkerasan tersebut lebih awal. Kegagalan

memberitahu Direksi Pekerjaan mengenai kesiapan acuan pada tengah hari

sehari sebelum hari pembetonan yang diusulkan dapat mengakibatkan Direksi

Pekerjaan menangguhkan izin untuk memulai pembetonan.

(3)  Tulangan Baja

Tulangan baja harus sedemikian rupa sehingga luas penampang melintang

efektif tulangan baja dalam arah membujur tidak kurang dari yang

diperlihatkan dalam gambar. Kuantitas dan distribusi tulangan harus

dimodifikasi sebagaimana disetujui oleh direksi pekerjaan . Tulangan baja

harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga setelah pemadatan beton tebal

selimut pelat beton yang bersangkutan adalah 60 10 mm dari permukaan

akhir pelat. dan ini berakhir sekurang-kurangnya 40 mm.

(4)  Penempatan Beton

a) Pembatasan Pencampuran

Beton tidak boleh dicampur, ditempatkan atau diselesaikan kalau

 penerangan alamiah tidak mencukupi, kecuali suatu sistem penerangan

  buatan yang cocok dan disetujui dioperasikan. Beton harus hanya

dicampur sejumlah yang diperlukan untuk penggunaan saat itu.

Page 17: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 17/26

 

II-17

Kontraktor harus bertanggung jawab dalam membuat beton dengan

konsistensi yang disyaratkan. Mengencerkan kembali beton dengan

menambah air atau dengan cara lain tidak diperkenankan.

 b) Penakaran, Pengangkutan, dan Pencampuran Beton Penakaran

  pengangkutan dan pencampuran beton harus dilaksanakan sesuai

dengan yang diisyaratkan.

c) Pengecoran

(i)  Kontraktor harus memberi tahu Direksi Pekerjaan secara tertulis

sekurang-kurangnya 24 jam sebelum ia bermaksud untuk memulai

suatu pengecoran beton atau meneruskan pengecoran beton jika

operasi-operasi telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan

tertulis tersebut harus termasuk lokasi pekerjaan, sifat pekerjaan,

kelas beton, dan tanggal serta waktu pengecoran beton.

(ii) 

Meskipun ada pemberitahuan persetujuan untuk melaksanakan,

tidak ada beton boleh dicor, bila Direksi Pekerjaan atau wakilnya

tidak hadir menyaksikan seluruh operasi pencampuran dan

 pengecoran.

(iii) Beton yang tidak dicor pada posisi akhirnya dalam acuan setelah 30

menit sejak air ditambahkan pada campuran yang bersangkutan

tidak boleh digunakan.

(iv) Pengecoran beton harus diteruskan dengan tanpa berhenti sampai

  pada suatu sambungan konstruksi yang telah ditentukan dan

disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan tersebut diselesaikan.

Page 18: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 18/26

 

II-18

(v)  Beton harus dicor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari

segregasi/pemisahan partikel-partikel halus dan kasar dalam

campuran.Beton harus dicor ke dalam acuan sedekat mungkin

dengan posisi akhirnya untuk menghindari pengaliran campuran

 beton.

(vi) Beton harus dicor dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga

  beton yang baru dicor menyatu dengan beton yang dicor 

sebelumnya sementara yang baru dicor masih plastis.

(5)  Pemadatan

Pengerjaan perkerasan jalan beton harus menggunakan vibrasi permukaan,

harus mencetak beton yang bersangkutan sehingga memiliki elevasi yang tepat

dengan sebilah pisau perata, kayuh berputar atau perlengkapan berputar, dan

kemudian harus memadatkan beton tersebut dengan vibrasi atau dengan suatu

kombinasi vibrasi. Peralatan tersebut kemudian harus menyelesaikan

  permukaan beton tersebut dengan menggunakan suatu batang perata yang

  bergoyang melintang atau miring. Batang perata bergoyang tersebut harus

  berpenampang melintang persegi dan harus membentangi seluruh lebar pelat

yang bersangkutan.

Page 19: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 19/26

 

II-19

2.7 Pek erjaan Penyelesaian 

2.7.1.  Penyelesaian  Permuk aan Selama K onstruk si Awal Perk erasan Jalan 

Beton 

Setelah penyelesaian sambungan-sambungan dan lintasan terakhir dari

 balok  f  inishing dan sebelum penerapan media perawat, permukaan perkerasan

 beton yang akan digunakan sebagai permukaan jalan harus diberi alur (  groove)

atau disikat dalam arah tegak lurus terhadap garis sumbu jalan yang

  bersangkutan. Penyelesaian dengan penyikatan harus dilaksanakan dengan

sebuah sapu kawat yang lebarnya kurang dari 450 mm. Berkas kawat sapu

yang digunakan harus pada mulanya berukuran panjang 100 mm terbuat dari

kawat berukuran 32 gauge. Sapu tersebut harus tediri dari 2 baris berkas-berkas

kawat yang berjarak antar sumbu 20 mm dan berkas-berkas dalam satu baris

harus berjarak 10 mm pusat ke pusat dan dipasang ditengah-tengah celah

antara berkas-berkas pada baris lainnya. Berkas-berkas tersebut masing-masing

harus diganti bila berkas yang terpendek telah aus menjadi 90 mm.

2.7.2.  Perawatan  dan Perlindungan Beton 

a)  Perawatan

Setelah penyelesaian akhir selesai dan lapisan air menguap dari

  permukaan atau segera setelah pelekatan dengan beton tidak terjadi maka

seluruh permukaan beton harus segera ditutrup dan dipelihara sesuai dengan

salah satu metode yang diuraikan di bawah.

Page 20: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 20/26

 

II-20

Dalam semua hal, dimana perawatan memerlukan penggunaan air,

maka operasi perawatan harus dititikberatkan pada penyediaan air. Biasanya

masa perawatan dilakukan selama 7 hari, tetapi waktu tersebut dapat

diperpendek bila 70 % kekuatan tekan atau lentur beton dapat dicapai lebih

awal.

(1)  Perawatan dengan selaput

Setelah lapis air menguap dari permukaan perkerasan, maka

  permukaan beton harus segera dilapisi secara merata dengan bahan

  perawat selaput cairan dengan menggunakan mesin penyemprot yang

sudah teruji dengan jumlah yang tidak kurang dari 0,27 liter/m2. Untuk 

menjamin kekentalan dan penyebaran pigmen yang merata dalam bahan

 perawatan, maka bahan perawat dalam tangki penampung harus diaduk 

menjelang dipindahkan ke dalam penyemprotan dan selama

  penyemprotan tidak praktis, sebaiknya digunakan alat penyemprot

manual yang teruji.

(2)  Perawatan dengan lembar goni

Permukaan dan bidang tegak beton harus seluruhnya ditutup

dengan lembar goni/terpal. Sebelum ditutup, lembar penutup harus dibuat

  jenuh air. Lembar penutup harus diletakkan sedemikian rupa sehingga

menempel dengan permukaan beton, tetapi tidak boleh diletakkan

sebelum beton cukup mengeras guna mencegah pelekatan. Selama masa

  perawatan, lembar penutup harus tetap dalam keadaan basah dan tetap

 pada tempatnya.

Page 21: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 21/26

 

II-21

(3)  Perawatan dengan kertas kedap air 

Setelah beton cukup mengeras, (untuk mencegah pelekatan), maka

seluruh permukaan beton harus segera ditutup dengan kertas kedap air.

Tepi-tepi lembar kertas yang satu harus menumpang 30 cm dengan tepi-

tepi lembar lainnya yang berdampingan. Kertas kedap air harus cukup

lebar untuk menutup seluruh lebar perkerasan termasuk bidang-bidang

tegak setelah acuan dibongkar. Kertas perawatan harus ditempatkan dan

dijaga dalam keadaan menempel pada permukaan dan bidang-bidang

tegak selama masa perawatan. Apabila permukaan beton tampak kering

maka permukaan tersebut harus dibasahi dengan cara menyemprot secara

halus untuk mencegah kerusakan pada beton muda.

(4)  Perawatan celah gergajian

Selama perawatan celah gergajian perkerasan harus dilindungi dari

  pengeringan yang cepat. Hal ini seringkali dilakukan dengan kertas

 pilihan atau bahan lainnya yang sesuai.

(5)  Perlindungan perkerasan yang sudah selesai

Perkerasan yang sudah selesai dan perlengkapannya harus

dilindungi dari lalu-lintas umum dan lalu-lintas pelaksanaan.

Perlindungan ini termasuk penyediaan petugas untuk mengatur lalu-

lintas, memasang dan memelihara rambu peringatan, lampu-lampu,

rintangan, jembatan penyeberangan. Setiap kerusakan yang terjadi

sebelum dibuka untuk lalu-lintas umum harus diperbaiki atau diganti.

Page 22: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 22/26

 

II-22

(6)  Perlindungan terhadap hujan

Untuk melindungi beton yang belum cukup keras terhadap

 pengaruh hujan, maka setiap saat harus tersedia bahan untuk melindungi

  beton tersebut, seperti lembar goni, terpal, kertas perawat atau lembar 

  plastic. Disamping itu apabila digunakan metode acuan gelincir maka

harus direncanakan penanggulangan darurat untuk melindungi

 permukaan dan tepi. Apabila diperkirakan akan segera turun hujan maka

semua petugas harus mengambil tindakan yang perlu guna memberikan

 perlindungan menyeluruh pada beton yang belum mengeras.

2.7.3. Pembongk aran Acuan 

Acuan tidak boleh dibongkar sampai beton yang baru dicor telah mengeras

dalam waktu sekurang-kurangnya 12 jam. Acuan tersebut harus dibongkar 

dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada perkerasan jalan.

Segera setelah acuan dibongkar, maka ujung-ujung semua siar muai

(sambungan ekspansi) dan seluruh lebar bagian yang akan terbuka harus

dibersihkan dari beton untuk seluruh tebal pelat yang bersangkutan. Setiap

daerah yang menunjukkan adanya sedikit keropos harus ditambal dengan

adukan yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian agregat halus

 berdasarkan berat. Bila Direksi Pekerjaan menganggap bahwa tingkat keropos

yang ada sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut tidak dapat diterima,

maka Kontraktor harus membongkar bahan yang rusak dan menggantikannya

dengan bahan yang dapat diterima atas biayanya sendiri. Bagian yang

Page 23: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 23/26

 

II-23

dibongkar tersebut harus untuk seluruh tebal dan lebar pelat yang bersangkutan

dan sekurang-kurangnya sepanjang 3 meter.

2.7.4. Pengamanan Perk erasan Jalan 

Kontraktor harus memasang dan memelihara perintang-perintang yang

sesuai dan harus memperkerjakan tenaga pengawas untuk mencegah lalu lintas

umum serta para pegawainya, dan wakil-wakilnya melintasi perkerasan yang baru

dibangun sampai perkerasan tersebut dibuka untuk penggunaan. Perintang-

 perintang ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas

umum pada setiap jalur yang dimaksudkan untuk tetap dibuka. Kontraktor harus

memelihara rambu-rambu dan lampu-lampu pengatur yang secara jelas

menunjukkan setiap jalur yang terbuka untuk umum.

Dimana lalu lintas perlu melintasi perkerasan jalan tersebut, kontraktor 

harus membangun penyeberangan yang sesuai untuk menjembatani beton yang

 bersangkutan atas biayanya sendiri, sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Dimana suatu jalur lalu lintas umum yang telah ditetapkan bersambungan dengan

  pelat atau jalur yang sedang ditempatkan, Kontraktor harus menyediakan,

memasang dan kemudian memindahkan pagar pengaman sementara sepanjang

garis pembagi yang telah ditetapkan yang harus dipertahankan disitu sampai pelat

 beton yang bersangkutan dibuka untuk lalu lintas. Perencanaan operasi Kontraktor 

harus sedemikian rupa untuk meniadakan setiap gangguan terhadap jalur atau

  jalur-jalur lalu lintas umum. Bila ruang bebas antar jalur-jalur lalu lintas umum

dan peralatan operasional Kontraktor terbatas, maka harus digunakan peralatan

Page 24: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 24/26

 

II-24

khusus yang dirancang untuk mengirim ke dan meninggalkan daerah dalam lebar 

 pelat beton yang sedang ditempatkan tanpa mengganggu jalur umum manapun.

2.7.5. Pembuk aan Untuk Lalu-lintas 

Direksi Pekerjaan akan menentukan pada saat mana perkerasan boleh

dibuka untuk lalu lintas. Dalam segala hal, jalan tidak boleh dibuka untuk lalu

lintas sebelum hasil terhadap sampel yang dicetak mencapai kekuatan lentur 

minimum tidak kurang dari 90 % kekuatan minimum umur 28 hari, sebagaimana

ditentukan pada Spesifikasi ini.

2.7.6. Sambungan 

Sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi seperti yang

ditentukan dalam gambar. Semua sambungan harus dilindungi agar tidak 

kemasukan material yang tidak dikehendaki sebelum ditutup dengan bahan

 pengisi.

(1)  Alur Pada Sambungan

Alur-alur dipermukaan beton pada sambungan-sambungan harus dibentuk 

dengan cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Alur-alur tersebut dapat

dibentuk pada waktu beton masih dalam keadaan plastis atau digergaji setelah

 beton mengeras. Bagian alur yang akan ditutup/disegel harus mempunyai sisi

yang benar-benar vertikal dan sejajar, kecuali jika cetakan-cetakan khusus

digunakan pada waktu beton dalam keadaan plastis, untuk ini garis sumbu

cetakan harus vertikal. alur-alur harus ditutup/disegel .

Page 25: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 25/26

 

II-25

(2)  Penyegelan (Penutup Alur)

Sebelum lalu lintas diperkenankan mempergunakan perkerasan jalan dan

sebelum penyegelan permanen, alur-alur harus dibersihkan dari setiap kotoran

atau bahan lepas dan harus dilindungi dengan memasukkan suatu kepingan

  penyegel sementara sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Sebagai

alternatif dalam hal sambungan dibentuk dimana suatu bahan pengisi

sementara atau pembentuk digunakan, maka bahan tersebut dapat dibiarkan

  pada posisinya sampai sambungan-sambungan siap untuk penyegelan

 permanen.

(3)  Menutup Sambungan (  sealing joint)

Sambungan harus ditutup segera sesudah selesai proses perawatan

( curing) beton dan sebelum jalan terbuka untuk lalu lintas, termasuk kendaraan

Kontraktor. Sebelum ditutup, setiap sambungan harus dibersihkan dari material

yang tidak dikehendaki, termasuk bahan perawatan ( membrane curing 

compound) dan permukaan sambungan harus bersih dan kering ketika diisi

dengan material penutup.

2.8  Pengendalian Kualitas Di lapangan  

(1)  Umum

Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk menjamin bahwa

kualitas beton memenuhi Spesifikasi dan tanggung jawab ini tidak dapat

dihilangkan dengan pengujian yang telah dilaksanakan dan disetujui Direksi

Pekerjaan.

Page 26: BAB II

5/9/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-559bf5124d7a7 26/26

 

II-26

(2)  Pengujian Untuk Sifat Kemudahan Pengerjaan

Satu atau lebih pengujian µSlump¶ sebagaimana diperintahkan oleh Direksi

Pekerjaan, harus dilaksanakan untuk setiap takaran beton yang dihasilkan, dan

  pengujian tersebut tidak akan dianggap telah dilaksanakan kecuali telah

disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakil±wakilnya.

(3)  Pengujian Kekuatan

Kontraktor harus melaksanakan tidak kurang dari satu pengujian kekuatan

sesuai yang dsyaratkan. Setiap pengujian harus termasuk pembuatan tiga

contoh yang identik untuk diuji pada umur 14 dan 28 hari.

(4)  Pengujian Tambahan

Kontraktor harus melaksanakan suatu pengujian tambahan yang mungkin

diperlukan untuk menetapkan kualitas bahan-bahan, campuran atau pekerjaan

  beton yang telah selesai, sebagaimana diarahkan oleh Direksi Pekerjaan.

Pengujian tambahan ini dapat meliputi :

(i)  Pengujian yang bersifat tidak merusak dengan menggunakan

sclerometer atau alat penguji lainnya.

(ii)  Pengambilan dan pengujian inti beton.

(iii)  Pengujian lain semacam itu sebagaimana ditetapkan Direksi

Pekerjaan.