BAB II

20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menyikat Gigi 1. Pengrtian menyikat gigi Menurut Tomasowa (1981), menyikat gigi adalah menghilangkan plak dari permukaan gigi yang tujuannya untuk mencegah penumpukan plak. Menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi sehingga penumpukan plak dpat dihindari (Sriyono, 2005). 2. Faktor-faktor yang pelu diperhatikan dalam menyikat gigi Saat ini, sudah banyak teknik-teknik baru dalam menyikat gigi, namun tidak semua teknik aman dan cocok digunakan oleh setiap orang karena dapat menimbulkan kerusakan pada gigi dan jaringan gusi. Berikut ada beberapa teknik berbeda dalam menyikat gigi yang perlu diperhatikan adalah:

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Menyikat Gigi

1. Pengrtian menyikat gigi

Menurut Tomasowa (1981), menyikat gigi adalah menghilangkan plak

dari permukaan gigi yang tujuannya untuk mencegah penumpukan plak.

Menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan

deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi sehingga penumpukan plak dpat

dihindari (Sriyono, 2005).

2. Faktor-faktor yang pelu diperhatikan dalam menyikat gigi

Saat ini, sudah banyak teknik-teknik baru dalam menyikat gigi, namun

tidak semua teknik aman dan cocok digunakan oleh setiap orang karena dapat

menimbulkan kerusakan pada gigi dan jaringan gusi. Berikut ada beberapa

teknik berbeda dalam menyikat gigi yang perlu diperhatikan adalah:

a. Menyikat gigi harus memebersihkan semua permukaan gigi, terutama

pada daerah tepi gusi, sela-sela gigi, dan gigi paling ujung (gerham

ketiga). Jangan biarkan plak atau karang gigi menumpuk terlalu lama

pada daerah yang mudah terbentuk plak. Upayakan menyikat gigi

menjangkau semua daerah tersebut.

b. Gerakan sikat gigi tidak boleh melukai jaringan lunak maupun jaringsn

keras, karena dapat mengakibatkan pengangkatan atau penurunan gusi

dan pengikisan permukaan gigi

Page 2: BAB II

c. Cara-caranya sistematis, tersusun dengan baik sehingga setiap bagian

gigi geligi dapat disikat bergantian, dan tidak ada bagian yang

terlewatkan (Martariwansyah, 2008)

3. Waktu menyikat gigi

Menurut Maulani (2005), menyikat gigi minimal dua kali sehari, yaitu

30 menit setelah makan pagi dan malam hari sebelum tidur. Menurut

Wiedjen, (1993, cit. Sriyono, 2005) telah menstandarisasikan lama waktu

menyikat gigi yang efektif adalah dua menit. Selain lama waktu menyikat

gigi, maka untuk efektifitas menyikat gigi ada anjuran untuk menggosok gigi

pada tiap-tiap bagian sebanyak 5 sampai 10 gosokan (Yankel dan Saxen, cit.

Sriyono, 2005).

4. Tujuan menyikat gigi

Tujuan menyikat gigi adalah membersihkan mulut dari sisa

makanan agar fermantasi sisa makanan tidak berlangsung

lama, sehingga kerusakan gigi dapat dihindari

Menurut Depkes, R.I., (1983), guna menyikat gigi adalah:

a. Memberi keterampilan dalam menyikat gigi,

b. Mendorong anak untuk setiap hari secara teratur menyikat giginya

dirumah,

c. Mengingatkan penghargaan anak terhadap mulut yang bersih,

d. Anak merasakan manfaat dari mulut yang sehat.

5. Syarat sikat gigi yang ideal

..........................................................

Page 3: BAB II

6. Macam-macam teknik menyikat gigi

Ada beberapa macam cara menyikat gigi:

a. Teknik Horizontal

Menyikat gigi dengan teknik horizontal merupakan

B. Menyikat gigi dibantu orang tua

Sikat gigi dibantu oarang tua adalah peran orang tua tehadap

anaknya dengan menerapkan teknik pemeliharaan kesehatan gigi serta

mambersihkan gigi dan mulut dari sisa-sisa makanan yang tertinggal

diantara gigi dan fissure gigi dengan cara menyikat gigi dengan baik dan

benar agar gigi dan mulut terbebas dari sisa-sisa makanan karena pada

Page 4: BAB II

umumnya anak-anak memang masih dalam taraf memerlukan bimbingan

yang ketat, memerlukan kesabaran yang luar biasa, memerlukan

kebijaksanaan yang sempurna dengan cara yang baik (Machfoedz, 2005).

C. Debris index

Debris index

Mengukur kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya untuk menentukan

keadaan kebersihan gigi dan mulut seseorang.

Pada umumnya untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut digunakan suatu

index. Index adalah suatu angka yang menunjukan keadaan klinis yang didapat

pada waktu dilakukan pemeriksaan, dengan cara mengukur luas dari permukaan

gigi yang ditutupi oleh plak maupun kalkulus, dengan demikian angka yang

diperoleh berdasarkan penilaian obyektif.

Kriteria penilaian debris index

Menurut Depkes R.I (1995) kriteria penilaian debris seseorang dapat dilihat dari

adanya debris pada permukaan giginya. Menentukan kriteria penilaian Debris

Index maka dipakai tabel Debris Index. Pemeriksaan Debris Index kriteria

penilaiannya adalah sebagai berikut:

Kriteria penilaian pemeriksaan

Debris Index

Skor Kriteria

0 Gigi bersih dari debris

1 Apabila gigi ditutupi oleh debris tidak

Page 5: BAB II

lebih dari 1/3 dari permukaan gigi atau

tidak ada debris tetapi terdapat stain

baik pada bagian facial maupun lingual

2

Apabila gigi ditutupi oleh debris lebih

dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 dari luas

permukaan gigi

3

Apabila gigi ditutupi oleh debris lebih

dari 2/3 permukaan gigi

Skor debris index : jumlah skor seluruh

rahang

D. Plak

Plak adalah lapisan tipis, lunak, lekat, tidak berwarna dan mengandung

bakteri. Plak ini selalu terbentuk pada permukaan gigi, meskipun gigi selalu

dibersihkan. Plak merupakan penyebab utama terjadinya karies gigi dan penyakit

periodontal (Boedihardjo, 1985).

Page 6: BAB II

Segera setelah pembersihan mulut secara mekanis ada suatu lapisan bahan

organik yang sesaaat sesudahnya, apabila ada bakteri berkolonisasi padanya

disebut plak (Houwink, dkk., 1993)

Plak dapat melekat pada permukaan gigi secara supragingiva atau

subgingiva, pada servik gingiva atau pada poket peridontal. Kedua tipe plak

tersebut menyerap substansi yang berbeda dari ludah dan diet pada plak

supragingiva, dan eksudat gingival pada plak subgingiva. Akibat awal dari plak

lebih bersifat karogenik dan apabila dibiarkan dapat merangsang terjadinya

penyakit periodontal (Forest, 1991)

E. Peran orang tua

Peran adalah prilaku yang berkenaan dengan siapa yang memegang posisi

tertentu, posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam suatu sistem

sosial. Setiap individu menempati posisi-posisi multiple orang dewasa

(friedman,1998) yang berkaitan dengan masing-masing posisi ini adalah sejumlah

peran, di dalam hal posisi ibu, beberapa peran yang terkait adalah sebagai penjaga

rumah, merawat anak, pemimpin kesehatan dalam keluarga, masak, sahabat atau

teman bermain (friedman,1998).

Peran merupakan seperangkat tingkah laku seseorang yang diharapkan sesuai

dengan fungsi, potensi, kemampuan serta tanggung jawabnya

(widianingsih,2005). Peran orang tua adalah seperangkat tingkah laku dua orang

ayah-ibu yang bertanggung jawab pada keturunannya sebagai tokoh panutan anak

semenjak terbentuknya hasil pembuahan atau zigot secara konsisten terhadap

Page 7: BAB II

stimulus tertentu baik berupa tubuh maupun sikap moral dan spiritual serta

emosional anak yang mandiri (siahaan, 1991).

Orang tua adalah tokoh panutan anak, maka diharapkan orang tua dapat ditiru,

sehingga anak yang bersekolah pun sudah mau dan mampu menyikat gigi dengan

baik dan teratur melaui model yang ditiru dari orang tuanya (maulani, dkk 2005).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua di dalam menerapkan teknik

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak persekolah adalah :

a. Mengajarkan waktu yang tepat menggosok gigi

Menurut Bahar (199, cit. Maulani, 2005) bahwa menyikat gigi setelah

seseorang makan, sisa makanan yang mengandung karbohidrat, akan

mengalami fermentasi atau peragian terhadap gula (glukosa) makanan.

Hasilnya berupa senyawa bersifat asam dan membuat lingkungan sekitar

gigi bersuasana asam. Beberapa menit drajat keasaman tadi akan

meningkat atau PH-nya turun, jika berlanjut, penurunan PH kritis, yaitu

nilai PH yang dapat memicu hilangnya garam kalsium atau demineralisasi

email yang menyebabkan gigi berlubang.

Power of hidrogen (PH) plak akn berangsur naik kembali mencapai PH normal

setelah makan terutama makan-makanan yang mengandung gula, terjadi proses

alamiah yang bertujuan untuk melindungi gigi. Berbagai penelitia

memperlihatkan bahwa PH akan kembali normal setelah 20-30 menit setelah

menyantap makanan yang mengandung karbohidrat (mengandung gula) dan

merupakan saat-saat yang sangat rentan untuk terjadinya kerusakan gigi.

Penyikatan gigi pada saat derajat keasaman dalam mulut masih pada tingkat kritis

Page 8: BAB II

ini akan menambah kerusakan permukaan gigi. Jadi jangan menyikat gigi segera

setelah makan, tunggulah sampai lewat masa genting sesudah makan, yaitu sekitar

setengah jam sesudah makan. Jadi frekuensi menyikat gigi yang baik adalah dua

kali sehari, pagi 30 menit setelah sarapan pagi dan malam hari sebelum tidur

(maulani, dkk 2005).

b. Mengajarkan syarat-syarat memilih sikat gigi yang baik

Memilih sikat gigi anak di sesuaikan dengan keadaan gigi anak. apabila

gigi dan rahangnya kecil, pilihlah sikat gigi dengan bulu yang pendek dan

sempit. Apabila gigi dan rahangnya agak besar, pilih sikat gigi dengan

bulu yang lebih besar dan lebih sesuai. Cari sikat gigi dengan bulu nilon

yang lebih lembut atau ujng bulunya membulat karena bulu sikat gigi dan

ujung yang kasar dapat melukai gusi, sedangkan anak yang masih belajar

belum mampu melakukan kontrol terhadap tekanan sikat giginya.

Menurut Machfoed, (2005) bahwa sikat gigi yang baik sebagai berikut:

1) Tangkai lurus dan mudah dipegang,

2) Kepala sikat gigi kecil, kenapa harus kecil, sebab kalau besar tidak dapat

masuk ke bagian-bagian sempit dan dalam,

Page 9: BAB II

3) Bulu sikat gigi harus lembut dan datar, bila sikat gigi terlalu besar, bulu

dapat dicabut sebagian.

c. Mengajarkan pemberian pasta gigi yang baik

d. Mengajarkan cara menyikat gigi yang benar

Anak umumnya senang makanan yang manis-manis padahal gula adalah

musuh gigi anak artinya apabila anak terlalu banyak makan gula dan jarang

membersihkan, maka giginya akan rusak atau karies. Gula dipermukaan gigi akan

Page 10: BAB II

diubah oleh kuman menjadi asam. Asam yang menempel pada permukaan email

akan melarutkan email, diatas permukaan email kuman akan melubanginya,

kemudian kuman itu akan tinggal didalam lubang kariesuntuk berkembang biak

(Machfoed, dkk., 2005)

Membersihkan gigi secara benar, plak pun ikut bersih dari pemukaan gigi,

namun plak ini secara alamiah akan terbentuk lagi dari waktu ke waktu. Plak

merupakan lapisan tipis transparan, tidak bisa dilihat oleh mata telanjang dan

melekat erat pada permukaan gigi. Plak bisa dilihat apabila diwarnai dengan zat

khusus berwarna yang disebut disclosing agent atau disclosing solution, suatu

cairan yang berwarna merah. Gigi setidak-tidaknya disikat selama 2 menit supaya

air ludah juga dapat keluar dan membersihkan kantong gusi yang terletak

diperbatasan gigi dan gusi. Kantong gusi ini mempunyai kedalaman normal 2-4

mm yang perlu juga dibersihkan untuk mencegah makanan terselip diantara

giginya (Maulani, dkk., 2005)

Kemiringan bulu sikat gigi sebesar 450 pada daerah kantong gusi dapat

membantu bulu sikat gigi masuk kedalam kantong gusi untuk pembersihan lebih

maksimal. Setelah menyikat gigi, sikat pula lidah karena lidah ini permukaannya

tidak rata dan bisa menyimpan sisa-sisa makanan yang menimbulkan bau, dapat

pula memakai alat khusus untuk membersihkan lidah, namun jika tidak, bisa

menggunakan sikat gigi. Berkumurlah sebanyak sekali saja untuk membantu fluor

yang terdapat pada pasta gigi dapat tertinggal lebih lama didalam gigi dan rongga

mulut (Maulani, dkk., 2005).

Page 11: BAB II

Menyikat gigi yang benar adalah menyikat gigi semua permukaan gigi

sampai bersih dan plak juga hilang sempurna. Gerakan menyikat gigi pendek-

pendek saja jangan terburu-buru. Bersihkan salah satu sisi dulu baru pindah.

Untuk menyikat permukaan samping baik luar maupun dalam jangan melawan

arah permukaan gusi (ujung pinggir gusi). Jangan menyikat kearah atas,

sebaliknya untuk gigi bawah jangan menyikat kearah bawah, ini untuk

menghindarkan agar tidak menyebabkan resesi gusi. Bulu-bulu sikat harus

dikenakan gusi tujuannya adalah agar gusi terjepit oleh bulu-bulu halus itu.

Merangsang aliran darahnya sedikit mengembang. Proses pemberian makanan dan

pengambilan sisa tak berguna pada jaringan gusi dapat berjalan cepat dan lancar,

sehingga gusi menjadi sehat (Machfoed, dkk., 2005)

e. Mengajarkan anak untuk menyimpan sikat gigi yang benar

Sesudah menyikat gigi maka harus dicuci bersih, setelah itu digantung

dengan kepala sikat diatas. Sikat gigi akan segera kering dengan

digantung dan bersih dari kuman yang menempel dan tidak berkembang

biak (Machfoed, dkk., 2005).

F. Anak TK (Taman Kanak-kanak)

1. Pengertian Taman Kanak-kanak

Taman kanak-kanak adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan

proram pendidikan bagi anak-anak prasekolah dari usia 3-6 tahun untuk

pembinaan perkembangan kepribadian, kesejahteraan dan pembinaan sifat-

sifat dasar utuk menjadi warga negara yang baik serta untuk

mempersiapkan mereka bagi pendidikannya di Sekolah Dasar. Taman

Page 12: BAB II

kanak-kanak ditempuh dalam masa 2 tahun, mulai dari nol kecil sampai

nol besar (Depkes, R.I., 1989).

2. Pengertian anak prasekolah

Menurut Biechler dan Snowman (1993, cit. Patmanedewo, 2003)

bahwa yang dimaksud anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia 3-6

tahun. Anak biasa mengikuti program prasekolah atau kindergarden, dari

anak usia 3-6 tahun biasanya mengikuti program taman kanak-kanak.

3. Karakter anak TK

Anak TK termasuk kelompok pra sekolah. Anak pra sekolah

adalah anak yang berusia 3-6 tahun. Anak usia pra sekolah, merupakan

masa kehidupan yang mana individu relatif tidak berdaya dan tergantung

pada orang lain (Hurlock, 1999).

Anak Tk masih dalam taraf memerlukan bimbingan yang ketat

serta memerlukan kesabaran yang luar biasa dalam mendidiknya

(Machfoed, dkk., 2005). Perkembangan anak difokuskan pada peran

keluarga, terutama orang tua sebagai perantara antara anak dan lingkungan

budaya yang melingkupinya. Anak mulai belajar hidup bermasyarakat dan

berkembang. Pada usia ini akan mengenal banyak teman, mengenal dan

meminta banyak macam makanan dan meniru dan mencontoh apa yang

dilihatnya, sehingga akan menguntungkan atau merugikan bagi kesehatan

giginya.

4. Ciri-ciri anak pra sekolah

Page 13: BAB II

Menurut Snowman (1993, cit. Padmonodewo, 2003) ciri-ciri anak

pra sekolah yang meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.

a. Ciri fisik anak pra sekolah

Penampilan atau gerak-gerik anak pra sekolah mudah dibedakan

dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya.

1) Anak prasekolah umumnya sangat aktifdan sangat menyukai

kegiatan-kegiatan yang dilakukan sendiri. Berikan kesempatan

kepada anka untuk lari, memanjat dan melompat. Usahakan

kegiatan-kegiatan tersebut diatas sebanyak mungkin sesuai dengan

kebutuhan anak dan selalu dibawah pengawasan.

2) Anak laki-laki lebih besar, namun anak perempuan lebih terampil

dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik

halus, tetapi sebaiknya jangan mengkritik anak laki-laki apabila tidak

terampil. Jauhkan dari sikap membandingkan laki-laki engan

perempuan, juga dalm kompetisi keterampilan.

b. Ciri sosial

Anak pra sekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan orang

disekitarnya. Umunya anak dalm tahap ini memiliki satu atau dua sahabt

yang cepat berganti. Anak umumnya dapat cepat menyesuaikan diri

secara sosial, anak mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih

biasanya yang sama jenis kelaminnya tetapi kemudian berkembang jadi

sahabat yang terdiri dari jenis kelamin yang berbeda.

c. Ciri emosional

Page 14: BAB II

Anak prasekolah cenderung mengekspresikan emosinya dengan

bebas dan terbuka, sikap marah, iri hati pada anak pra sekolah yang

sering terjadi, seringkali memperebutkan perhatian guru.

d. Ciri kognitif

Anak pra sekolah pada umumnya sudah terampil dalam berbahasa,

sebagian besar dari anak senang berbicara, khususnya pada

kelompoknya. Sebaliknya anak diberi kesempatan untuk menjadi

pendengar yang baik.