BAB II
-
Upload
inayatul-maulana -
Category
Documents
-
view
64 -
download
7
Transcript of BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Menyikat Gigi
1. Pengrtian menyikat gigi
Menurut Tomasowa (1981), menyikat gigi adalah menghilangkan plak
dari permukaan gigi yang tujuannya untuk mencegah penumpukan plak.
Menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan
deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi sehingga penumpukan plak dpat
dihindari (Sriyono, 2005).
2. Faktor-faktor yang pelu diperhatikan dalam menyikat gigi
Saat ini, sudah banyak teknik-teknik baru dalam menyikat gigi, namun
tidak semua teknik aman dan cocok digunakan oleh setiap orang karena dapat
menimbulkan kerusakan pada gigi dan jaringan gusi. Berikut ada beberapa
teknik berbeda dalam menyikat gigi yang perlu diperhatikan adalah:
a. Menyikat gigi harus memebersihkan semua permukaan gigi, terutama
pada daerah tepi gusi, sela-sela gigi, dan gigi paling ujung (gerham
ketiga). Jangan biarkan plak atau karang gigi menumpuk terlalu lama
pada daerah yang mudah terbentuk plak. Upayakan menyikat gigi
menjangkau semua daerah tersebut.
b. Gerakan sikat gigi tidak boleh melukai jaringan lunak maupun jaringsn
keras, karena dapat mengakibatkan pengangkatan atau penurunan gusi
dan pengikisan permukaan gigi
c. Cara-caranya sistematis, tersusun dengan baik sehingga setiap bagian
gigi geligi dapat disikat bergantian, dan tidak ada bagian yang
terlewatkan (Martariwansyah, 2008)
3. Waktu menyikat gigi
Menurut Maulani (2005), menyikat gigi minimal dua kali sehari, yaitu
30 menit setelah makan pagi dan malam hari sebelum tidur. Menurut
Wiedjen, (1993, cit. Sriyono, 2005) telah menstandarisasikan lama waktu
menyikat gigi yang efektif adalah dua menit. Selain lama waktu menyikat
gigi, maka untuk efektifitas menyikat gigi ada anjuran untuk menggosok gigi
pada tiap-tiap bagian sebanyak 5 sampai 10 gosokan (Yankel dan Saxen, cit.
Sriyono, 2005).
4. Tujuan menyikat gigi
Tujuan menyikat gigi adalah membersihkan mulut dari sisa
makanan agar fermantasi sisa makanan tidak berlangsung
lama, sehingga kerusakan gigi dapat dihindari
Menurut Depkes, R.I., (1983), guna menyikat gigi adalah:
a. Memberi keterampilan dalam menyikat gigi,
b. Mendorong anak untuk setiap hari secara teratur menyikat giginya
dirumah,
c. Mengingatkan penghargaan anak terhadap mulut yang bersih,
d. Anak merasakan manfaat dari mulut yang sehat.
5. Syarat sikat gigi yang ideal
..........................................................
6. Macam-macam teknik menyikat gigi
Ada beberapa macam cara menyikat gigi:
a. Teknik Horizontal
Menyikat gigi dengan teknik horizontal merupakan
B. Menyikat gigi dibantu orang tua
Sikat gigi dibantu oarang tua adalah peran orang tua tehadap
anaknya dengan menerapkan teknik pemeliharaan kesehatan gigi serta
mambersihkan gigi dan mulut dari sisa-sisa makanan yang tertinggal
diantara gigi dan fissure gigi dengan cara menyikat gigi dengan baik dan
benar agar gigi dan mulut terbebas dari sisa-sisa makanan karena pada
umumnya anak-anak memang masih dalam taraf memerlukan bimbingan
yang ketat, memerlukan kesabaran yang luar biasa, memerlukan
kebijaksanaan yang sempurna dengan cara yang baik (Machfoedz, 2005).
C. Debris index
Debris index
Mengukur kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya untuk menentukan
keadaan kebersihan gigi dan mulut seseorang.
Pada umumnya untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut digunakan suatu
index. Index adalah suatu angka yang menunjukan keadaan klinis yang didapat
pada waktu dilakukan pemeriksaan, dengan cara mengukur luas dari permukaan
gigi yang ditutupi oleh plak maupun kalkulus, dengan demikian angka yang
diperoleh berdasarkan penilaian obyektif.
Kriteria penilaian debris index
Menurut Depkes R.I (1995) kriteria penilaian debris seseorang dapat dilihat dari
adanya debris pada permukaan giginya. Menentukan kriteria penilaian Debris
Index maka dipakai tabel Debris Index. Pemeriksaan Debris Index kriteria
penilaiannya adalah sebagai berikut:
Kriteria penilaian pemeriksaan
Debris Index
Skor Kriteria
0 Gigi bersih dari debris
1 Apabila gigi ditutupi oleh debris tidak
lebih dari 1/3 dari permukaan gigi atau
tidak ada debris tetapi terdapat stain
baik pada bagian facial maupun lingual
2
Apabila gigi ditutupi oleh debris lebih
dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 dari luas
permukaan gigi
3
Apabila gigi ditutupi oleh debris lebih
dari 2/3 permukaan gigi
Skor debris index : jumlah skor seluruh
rahang
D. Plak
Plak adalah lapisan tipis, lunak, lekat, tidak berwarna dan mengandung
bakteri. Plak ini selalu terbentuk pada permukaan gigi, meskipun gigi selalu
dibersihkan. Plak merupakan penyebab utama terjadinya karies gigi dan penyakit
periodontal (Boedihardjo, 1985).
Segera setelah pembersihan mulut secara mekanis ada suatu lapisan bahan
organik yang sesaaat sesudahnya, apabila ada bakteri berkolonisasi padanya
disebut plak (Houwink, dkk., 1993)
Plak dapat melekat pada permukaan gigi secara supragingiva atau
subgingiva, pada servik gingiva atau pada poket peridontal. Kedua tipe plak
tersebut menyerap substansi yang berbeda dari ludah dan diet pada plak
supragingiva, dan eksudat gingival pada plak subgingiva. Akibat awal dari plak
lebih bersifat karogenik dan apabila dibiarkan dapat merangsang terjadinya
penyakit periodontal (Forest, 1991)
E. Peran orang tua
Peran adalah prilaku yang berkenaan dengan siapa yang memegang posisi
tertentu, posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam suatu sistem
sosial. Setiap individu menempati posisi-posisi multiple orang dewasa
(friedman,1998) yang berkaitan dengan masing-masing posisi ini adalah sejumlah
peran, di dalam hal posisi ibu, beberapa peran yang terkait adalah sebagai penjaga
rumah, merawat anak, pemimpin kesehatan dalam keluarga, masak, sahabat atau
teman bermain (friedman,1998).
Peran merupakan seperangkat tingkah laku seseorang yang diharapkan sesuai
dengan fungsi, potensi, kemampuan serta tanggung jawabnya
(widianingsih,2005). Peran orang tua adalah seperangkat tingkah laku dua orang
ayah-ibu yang bertanggung jawab pada keturunannya sebagai tokoh panutan anak
semenjak terbentuknya hasil pembuahan atau zigot secara konsisten terhadap
stimulus tertentu baik berupa tubuh maupun sikap moral dan spiritual serta
emosional anak yang mandiri (siahaan, 1991).
Orang tua adalah tokoh panutan anak, maka diharapkan orang tua dapat ditiru,
sehingga anak yang bersekolah pun sudah mau dan mampu menyikat gigi dengan
baik dan teratur melaui model yang ditiru dari orang tuanya (maulani, dkk 2005).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua di dalam menerapkan teknik
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak persekolah adalah :
a. Mengajarkan waktu yang tepat menggosok gigi
Menurut Bahar (199, cit. Maulani, 2005) bahwa menyikat gigi setelah
seseorang makan, sisa makanan yang mengandung karbohidrat, akan
mengalami fermentasi atau peragian terhadap gula (glukosa) makanan.
Hasilnya berupa senyawa bersifat asam dan membuat lingkungan sekitar
gigi bersuasana asam. Beberapa menit drajat keasaman tadi akan
meningkat atau PH-nya turun, jika berlanjut, penurunan PH kritis, yaitu
nilai PH yang dapat memicu hilangnya garam kalsium atau demineralisasi
email yang menyebabkan gigi berlubang.
Power of hidrogen (PH) plak akn berangsur naik kembali mencapai PH normal
setelah makan terutama makan-makanan yang mengandung gula, terjadi proses
alamiah yang bertujuan untuk melindungi gigi. Berbagai penelitia
memperlihatkan bahwa PH akan kembali normal setelah 20-30 menit setelah
menyantap makanan yang mengandung karbohidrat (mengandung gula) dan
merupakan saat-saat yang sangat rentan untuk terjadinya kerusakan gigi.
Penyikatan gigi pada saat derajat keasaman dalam mulut masih pada tingkat kritis
ini akan menambah kerusakan permukaan gigi. Jadi jangan menyikat gigi segera
setelah makan, tunggulah sampai lewat masa genting sesudah makan, yaitu sekitar
setengah jam sesudah makan. Jadi frekuensi menyikat gigi yang baik adalah dua
kali sehari, pagi 30 menit setelah sarapan pagi dan malam hari sebelum tidur
(maulani, dkk 2005).
b. Mengajarkan syarat-syarat memilih sikat gigi yang baik
Memilih sikat gigi anak di sesuaikan dengan keadaan gigi anak. apabila
gigi dan rahangnya kecil, pilihlah sikat gigi dengan bulu yang pendek dan
sempit. Apabila gigi dan rahangnya agak besar, pilih sikat gigi dengan
bulu yang lebih besar dan lebih sesuai. Cari sikat gigi dengan bulu nilon
yang lebih lembut atau ujng bulunya membulat karena bulu sikat gigi dan
ujung yang kasar dapat melukai gusi, sedangkan anak yang masih belajar
belum mampu melakukan kontrol terhadap tekanan sikat giginya.
Menurut Machfoed, (2005) bahwa sikat gigi yang baik sebagai berikut:
1) Tangkai lurus dan mudah dipegang,
2) Kepala sikat gigi kecil, kenapa harus kecil, sebab kalau besar tidak dapat
masuk ke bagian-bagian sempit dan dalam,
3) Bulu sikat gigi harus lembut dan datar, bila sikat gigi terlalu besar, bulu
dapat dicabut sebagian.
c. Mengajarkan pemberian pasta gigi yang baik
d. Mengajarkan cara menyikat gigi yang benar
Anak umumnya senang makanan yang manis-manis padahal gula adalah
musuh gigi anak artinya apabila anak terlalu banyak makan gula dan jarang
membersihkan, maka giginya akan rusak atau karies. Gula dipermukaan gigi akan
diubah oleh kuman menjadi asam. Asam yang menempel pada permukaan email
akan melarutkan email, diatas permukaan email kuman akan melubanginya,
kemudian kuman itu akan tinggal didalam lubang kariesuntuk berkembang biak
(Machfoed, dkk., 2005)
Membersihkan gigi secara benar, plak pun ikut bersih dari pemukaan gigi,
namun plak ini secara alamiah akan terbentuk lagi dari waktu ke waktu. Plak
merupakan lapisan tipis transparan, tidak bisa dilihat oleh mata telanjang dan
melekat erat pada permukaan gigi. Plak bisa dilihat apabila diwarnai dengan zat
khusus berwarna yang disebut disclosing agent atau disclosing solution, suatu
cairan yang berwarna merah. Gigi setidak-tidaknya disikat selama 2 menit supaya
air ludah juga dapat keluar dan membersihkan kantong gusi yang terletak
diperbatasan gigi dan gusi. Kantong gusi ini mempunyai kedalaman normal 2-4
mm yang perlu juga dibersihkan untuk mencegah makanan terselip diantara
giginya (Maulani, dkk., 2005)
Kemiringan bulu sikat gigi sebesar 450 pada daerah kantong gusi dapat
membantu bulu sikat gigi masuk kedalam kantong gusi untuk pembersihan lebih
maksimal. Setelah menyikat gigi, sikat pula lidah karena lidah ini permukaannya
tidak rata dan bisa menyimpan sisa-sisa makanan yang menimbulkan bau, dapat
pula memakai alat khusus untuk membersihkan lidah, namun jika tidak, bisa
menggunakan sikat gigi. Berkumurlah sebanyak sekali saja untuk membantu fluor
yang terdapat pada pasta gigi dapat tertinggal lebih lama didalam gigi dan rongga
mulut (Maulani, dkk., 2005).
Menyikat gigi yang benar adalah menyikat gigi semua permukaan gigi
sampai bersih dan plak juga hilang sempurna. Gerakan menyikat gigi pendek-
pendek saja jangan terburu-buru. Bersihkan salah satu sisi dulu baru pindah.
Untuk menyikat permukaan samping baik luar maupun dalam jangan melawan
arah permukaan gusi (ujung pinggir gusi). Jangan menyikat kearah atas,
sebaliknya untuk gigi bawah jangan menyikat kearah bawah, ini untuk
menghindarkan agar tidak menyebabkan resesi gusi. Bulu-bulu sikat harus
dikenakan gusi tujuannya adalah agar gusi terjepit oleh bulu-bulu halus itu.
Merangsang aliran darahnya sedikit mengembang. Proses pemberian makanan dan
pengambilan sisa tak berguna pada jaringan gusi dapat berjalan cepat dan lancar,
sehingga gusi menjadi sehat (Machfoed, dkk., 2005)
e. Mengajarkan anak untuk menyimpan sikat gigi yang benar
Sesudah menyikat gigi maka harus dicuci bersih, setelah itu digantung
dengan kepala sikat diatas. Sikat gigi akan segera kering dengan
digantung dan bersih dari kuman yang menempel dan tidak berkembang
biak (Machfoed, dkk., 2005).
F. Anak TK (Taman Kanak-kanak)
1. Pengertian Taman Kanak-kanak
Taman kanak-kanak adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan
proram pendidikan bagi anak-anak prasekolah dari usia 3-6 tahun untuk
pembinaan perkembangan kepribadian, kesejahteraan dan pembinaan sifat-
sifat dasar utuk menjadi warga negara yang baik serta untuk
mempersiapkan mereka bagi pendidikannya di Sekolah Dasar. Taman
kanak-kanak ditempuh dalam masa 2 tahun, mulai dari nol kecil sampai
nol besar (Depkes, R.I., 1989).
2. Pengertian anak prasekolah
Menurut Biechler dan Snowman (1993, cit. Patmanedewo, 2003)
bahwa yang dimaksud anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia 3-6
tahun. Anak biasa mengikuti program prasekolah atau kindergarden, dari
anak usia 3-6 tahun biasanya mengikuti program taman kanak-kanak.
3. Karakter anak TK
Anak TK termasuk kelompok pra sekolah. Anak pra sekolah
adalah anak yang berusia 3-6 tahun. Anak usia pra sekolah, merupakan
masa kehidupan yang mana individu relatif tidak berdaya dan tergantung
pada orang lain (Hurlock, 1999).
Anak Tk masih dalam taraf memerlukan bimbingan yang ketat
serta memerlukan kesabaran yang luar biasa dalam mendidiknya
(Machfoed, dkk., 2005). Perkembangan anak difokuskan pada peran
keluarga, terutama orang tua sebagai perantara antara anak dan lingkungan
budaya yang melingkupinya. Anak mulai belajar hidup bermasyarakat dan
berkembang. Pada usia ini akan mengenal banyak teman, mengenal dan
meminta banyak macam makanan dan meniru dan mencontoh apa yang
dilihatnya, sehingga akan menguntungkan atau merugikan bagi kesehatan
giginya.
4. Ciri-ciri anak pra sekolah
Menurut Snowman (1993, cit. Padmonodewo, 2003) ciri-ciri anak
pra sekolah yang meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.
a. Ciri fisik anak pra sekolah
Penampilan atau gerak-gerik anak pra sekolah mudah dibedakan
dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya.
1) Anak prasekolah umumnya sangat aktifdan sangat menyukai
kegiatan-kegiatan yang dilakukan sendiri. Berikan kesempatan
kepada anka untuk lari, memanjat dan melompat. Usahakan
kegiatan-kegiatan tersebut diatas sebanyak mungkin sesuai dengan
kebutuhan anak dan selalu dibawah pengawasan.
2) Anak laki-laki lebih besar, namun anak perempuan lebih terampil
dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik
halus, tetapi sebaiknya jangan mengkritik anak laki-laki apabila tidak
terampil. Jauhkan dari sikap membandingkan laki-laki engan
perempuan, juga dalm kompetisi keterampilan.
b. Ciri sosial
Anak pra sekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan orang
disekitarnya. Umunya anak dalm tahap ini memiliki satu atau dua sahabt
yang cepat berganti. Anak umumnya dapat cepat menyesuaikan diri
secara sosial, anak mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih
biasanya yang sama jenis kelaminnya tetapi kemudian berkembang jadi
sahabat yang terdiri dari jenis kelamin yang berbeda.
c. Ciri emosional
Anak prasekolah cenderung mengekspresikan emosinya dengan
bebas dan terbuka, sikap marah, iri hati pada anak pra sekolah yang
sering terjadi, seringkali memperebutkan perhatian guru.
d. Ciri kognitif
Anak pra sekolah pada umumnya sudah terampil dalam berbahasa,
sebagian besar dari anak senang berbicara, khususnya pada
kelompoknya. Sebaliknya anak diberi kesempatan untuk menjadi
pendengar yang baik.