BAB I.docx (Revisi Judul Baru) sekali

3
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu upaya pemerintah yang memiliki peranan penting dalam pembangunan, khususnya dalam memberdayakan potensi ekonomi lokal. Sebagai kumpulan dari manusia, masyarakat merupakan sebuah entitas yang selalu berkembang, dinamis, sejalan dengan perkembangan manusia itu sendiri. Perkembangan masyarakat tidak hanya pada satu titik saja melainkan meliputi berbagai segi yang melingkupi kehidupan suatu masyarakat baik dari aspek sosial kemasyarakatan maupun dari sisi manusia sebagai aktor utama dalam masyarakat. Kemajuan teknologi juga memainkan peran yang sangat signifikan karena dengan kemudahan yang ditawarkan turut pula mengubah pola hidup masyarakat. Perubahan pola hidup masyarakat ini tentu diharapkan mengarah ke kemajuan dan berdampak positif bagi kehidupan masyarakat. Salah satu hal yang tidak bisa dihindari dari arus keterbukaan informasi dan kemajuan teknologi adalah masukknya sebuah inovasi dalam kehidupan masyarakat. Inovasi memang sesuatu yang baru atau dianggap baru bagi sebuah komunitas ( Rogers & Shoemaker 2003 ). Karena kebaruannya inilah maka pendifusian inovasi memerlukan keterlibatan aktif dari masyarakat serta pemanfaatan media komunikasi yang tepat. Keputusan untuk menerima ataupun menolak sebuah inovasipun bukanlah sebuah keputusan yang mudah karena

description

xm,fnvkxdfkxdfxzcdfb dsfkjnsldkfxf vbxkldcf vb ldkfvnldkfvn ldkfvlkdfvldfvbdlbdfnblxdfnbxlcfb lkfnblkdfnblzcnfblcdfnbdklfb dlfknbsldkfbnldfnkblkdnfbldfnkblzdfkbnldfnbdfnlblxdfnbxlcvnbx, fbzldvnblxzdfckbn

Transcript of BAB I.docx (Revisi Judul Baru) sekali

3

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu upaya pemerintah yang memiliki peranan penting dalam pembangunan, khususnya dalam memberdayakan potensi ekonomi lokal. Sebagai kumpulan dari manusia, masyarakat merupakan sebuah entitas yang selalu berkembang, dinamis, sejalan dengan perkembangan manusia itu sendiri. Perkembangan masyarakat tidak hanya pada satu titik saja melainkan meliputi berbagai segi yang melingkupi kehidupan suatu masyarakat baik dari aspek sosial kemasyarakatan maupun dari sisi manusia sebagai aktor utama dalam masyarakat. Kemajuan teknologi juga memainkan peran yang sangat signifikan karena dengan kemudahan yang ditawarkan turut pula mengubah pola hidup masyarakat. Perubahan pola hidup masyarakat ini tentu diharapkan mengarah ke kemajuan dan berdampak positif bagi kehidupan masyarakat. Salah satu hal yang tidak bisa dihindari dari arus keterbukaan informasi dan kemajuan teknologi adalah masukknya sebuah inovasi dalam kehidupan masyarakat. Inovasi memang sesuatu yang baru atau dianggap baru bagi sebuah komunitas ( Rogers & Shoemaker 2003 ). Karena kebaruannya inilah maka pendifusian inovasi memerlukan keterlibatan aktif dari masyarakat serta pemanfaatan media komunikasi yang tepat. Keputusan untuk menerima ataupun menolak sebuah inovasipun bukanlah sebuah keputusan yang mudah karena keputusan ini sangat berkaitan dengan kehidupan mereka sehingga masyarakat diharapkan tidak hanya sebagai pihak yang pasif dan diposisikan sebagai sasaran tembak sebuah inovasi namun masyarakat haruslah mampu menjadi seorang komunikator bagi diri dan lingkungannya sehingga pesan- pesan inovasi dapat sampai, dipahami dan diterima tidak hanya oleh dirinya namun juga oleh anggota masyarakat lainnya. Dampak yang diharapkan adalah inovasi tersebut dapat memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan individu maupun masyarakat secara keseluruhan.Keterlibatan secara aktif masyarakat dalam proses difusi inovasi menempatkan masyarakat pada posisi yang kuat dan berdaya karena mampu menjadi pemain utama bagi diri dan lingkungannya. Dalam kondisi inilah terciptalah sebuah proses pemberdayaan masyarakat karena pemberdayaan masyarakat memberikan ruang yang luas dari sebuah kebaruan melalui inovasi- inovasi yang didifusikan dan kemudian diadopsi oleh masyarakat. Menurut Rogers difusi inovasi adalah proses bagaimana suatu inovasi disampaikan ( dikomunikasikan) melalui saluran- saluran tertentu sepanjang waktu diantara anggota- anggota dari sistem sosial. Proses komunikasi dalam difusi inovasi bersifat konvergen diantara dua atau lebih individu yang bertukar informasi. Sifatnya yang dua arah memungkinkan masing- masing partisipan menciptakan dan berbagi informasi tercapai kesamaan pengertian. Adanya kesamaan pengertian inilah diharapkan inovasi tersebut akan diadopsi meski pada kenyataannya tidak semua inovasi diakhiri dengan proses adopsi. Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa difusi inovasi merupakan sebuah proses, berarti sebuah inovasi akan diadopsi atau ditolak seseorang pasti membutuhkan rentang waktu, faktor yang menyebabkan perbedaan waktu tersebut diantaranya kebutuhan target adopter atau kesesuaian inovasi dengan kebutuhan, kendala untuk mengadopsi, sikap dan perilaku (Oldenberg B and Glanz,K,2008). Komponen lain yang turut mempengaruhi seseorang dalam mengadopsi inovasi dijelaskan oleh Wejnert (2002) yakni: karakteristik innovator dan karakteristik lingkungan. Menurut Rogers (2003) berpendapat bahwa keputusan untuk mengadopsi dipengaruhi oleh 3 (tiga) tipe pengetahuan , yaitu: pengetahuan mengenai keberadaan inovasi, pengetahuan prosedural tentang bagaimana menggunakan inovasi tersebut, serta pemahaman cara kerja inovasi itu sendiri Kabupaten Malang merupakan daerah yang memiliki wilayah terluas diantara 38 Kabupaten atau Kota di Jawa timur, dengan luas sekitar 324 ribu hectare, tercatat berpenduduk sekitar 2,3 juta jiwa dan merupakan jumlah penduduk terbesar kedua setelah kota Surabaya. Dari sisi kuantitas jumlah penduduk, Kabupaten Malang memiliki potensi besar