BAB I1

18
 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Pembangunan keluarga sejahtera diarahkan kepada terwujudnya kehidupan keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai agama dan nilai- nilai luhur budaya bangsa guna meningkatkan kesejahteraan keluarga dan membina ketahanan keluarga agar mampu mendukung kegiatan pembangunan. Perlu ditumbuh-kembangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab, kesukarelaa n, nilai-nilai agama, dan nilai-nilai l uhur budaya bangsa. Gerakan keluarga berencana nasional sebagai salah satu kegiatan pokok dalam upaya mencapai keluarga sejahtera diarahkan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dengan cara penurunan angka kelahiran untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi sehingga terwujud peningkatan kesejahteraa n keluarga. Gerakan keluarga berencana diupayakan agar makin membudaya dan makin mandiri melalui penyelenggaraan penyuluhan keluarga berencana, disertai dengan peningkatan kualitas dan kemudahan pelayanan dengan tetap memperhatikan kesehatan peserta keluarga berencana dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama, moral, etik, dan sosial budaya masyarakat, sehingga norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera dihayati dan dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat dengan penuh kesadaran dan bertanggung jawab. Peran serta pemuka agama, pemuka masyarakat, organisasi dan lembaga masyarakat lebih ditingkatkan melalui upaya penerangan, bimbingan, dan penyuluhan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama generasi muda agar gerakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera makin memasyaraka t dan membudaya di seluruh tanah air .

Transcript of BAB I1

5/11/2018 BAB I1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1-55a35b3176679 1/18

1

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pembangunan keluarga sejahtera diarahkan kepada terwujudnya

kehidupan keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai agama dan nilai-

nilai luhur budaya bangsa guna meningkatkan kesejahteraan keluarga dan

membina ketahanan keluarga agar mampu mendukung kegiatan pembangunan.

Perlu ditumbuh-kembangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya norma

keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab,

kesukarelaan, nilai-nilai agama, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa.

Gerakan keluarga berencana nasional sebagai salah satu kegiatan

pokok dalam upaya mencapai keluarga sejahtera diarahkan untuk 

mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dengan cara penurunan angka

kelahiran untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan penduduk dan

pertumbuhan ekonomi sehingga terwujud peningkatan kesejahteraan keluarga.

Gerakan keluarga berencana diupayakan agar makin membudaya dan

makin mandiri melalui penyelenggaraan penyuluhan keluarga berencana,

disertai dengan peningkatan kualitas dan kemudahan pelayanan dengan tetap

memperhatikan kesehatan peserta keluarga berencana dan tidak bertentangan

dengan nilai-nilai agama, moral, etik, dan sosial budaya masyarakat, sehingga

norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera dihayati dan dilaksanakan oleh

semua lapisan masyarakat dengan penuh kesadaran dan bertanggung jawab.

Peran serta pemuka agama, pemuka masyarakat, organisasi dan

lembaga masyarakat lebih ditingkatkan melalui upaya penerangan, bimbingan,

dan penyuluhan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama

generasi muda agar gerakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera makin

memasyarakat dan membudaya di seluruh tanah air.

5/11/2018 BAB I1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1-55a35b3176679 2/18

2

BAB II

Pembinaan Keluarga Sejahtera dalam Aspek Pendidikan, Sosial, Budaya,

dan Ekonomi

ASPEK AGAMA 

Agama memiliki peran penting dalam membina keluarga sejahtera. Agama yang

merupakan jawaban dan penyelesaian terhadap fungsi kehidupan manusia adalah

ajaran atau system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatankepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan

pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Oleh karena itu, sebuah

keluarga haruslah memiliki dan berpegang pada suatu agama yang diyakininya

agar pembinaan keluarga sejahtera dapat terwujud sejalan dengan apa yang

diajarkan oleh agama.

Dalam Islam terdapat konsep keluarga sakinah yakni keluarga yang tenteram di

mana suami-istri dituntut menciptakan kehidupan rumah tangga yang harmoni

antara kebutuhan fisik dan psikis. Yang dimaksud psikis adalah menjadikan

keluarga sebagai basis pendidikan sekaligus penghayatan agama anggota

keluarga. Kesakinahan merupakan kebutuhan setiap manusia. Karena keluarga

sakinah yang berarti: keluarga yang terbentuk dari pasangan suami istri yang

diawali dengan memilih pasangan yang baik, kemudian menerapkan nilai-nilai

Islam dalam melakukan hak dan kewajiban rumah tangga serta mendidik anak 

dalam suasana mawaddah warahmah. Sebagaimana dianjurkan Allah dalam surat

Ar-Rum ayat 21 yang artinya:

“ Dan diantara tanda-tanda kebesaran-Nya ia ciptakan untukmu pasangan-

 pasangan dari jenismu sendiri agar kamu merasa tenang kepadanya dan

dijadikannya diantaramu rasa cinta dan kasih saying. Sesungguhnya dalam hal

ini terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang memikirkan”. 

(QS. Ar-Ruum:21)

5/11/2018 BAB I1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1-55a35b3176679 3/18

3

ASPEK PENDIDIKAN

Kehidupan kita dimulai di dalam lingkungan keluarga. Kita besar dan

dididik di dalam keluarga kita. Kita tumbuh dari kecil dalam lingkungan keluarga.

Orang tua mengajar bagaimana kita harus bertindak. Orang tua juga yang

membesarkan kita dengan pendidikan dan etika. Jika kita melihat seorang anak 

kecil sering mengucapkan kata-kata kasar, apakah kita sadar bahwa anak tersebut

tumbuh di lingkungan keluarga, sehingga terkadang kita malah menyalahkan anak 

tersebut, padahal yang seharusnya disalahkan adalah pendidikan dalam

keluarganya? Sering kali kita menyalahkan anak kecil yang berbuat salah, padahal

bukankah anak kecil belajar dan mencontoh tindakan atau perilaku dari orangdewasa? 

Pendidikan keluarga sangat penting namun seringkali dianggap tidak 

penting. Etika yang benar harus diajarkan kepada anak semenjak kecil, sehingga

ketika seorang anak menjadi dewasa, ia akan berperilaku baik. Tentu saja perilaku

orang tua juga harus baik dan benar sebagai contoh untuk anaknya. Jikalau

semenjak kecil seorang anak diajarkan dengan baik dan benar maka keluarga

tersebut akan harmonis. Dan seandainya setiap keluarga mengajarkan nilai-nilai

etika yang benar maka semua manusia akan hidup berdampingan dan damai. 

Pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk menyampaikan

kepada orang atau pihak lain segala hal untuk menjadikannya mampu berkembang

menjadi manusia yang lebih baik, lebih bermutu, dan dapat berperan lebih baik 

pula dalam kehidupan lingkungannya dan masyarakatnya.

Keluarga merupakan wahana pertama dan utama dalam pendidikan

karakter anak. Apabila keluarga gagal melakukan pendidikan karakter pada anak-

anaknya, maka akan sulit bagi institusi-institusi lain di luar keluarga (sekolah)

untuk memperbaikinya. Kegagalan keluarga dalam membentuk karakter anak 

akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak berkarakter. Oleh karena

itu, setiap keluarga harus memilki kesadaran bahwa karakter bangsa sangat

tergantung pada pendidikan karakter anak di rumah.

5/11/2018 BAB I1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1-55a35b3176679 4/18

4

Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan (karakter) pada

anak sangat tergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada

anaknya. Pola asuh dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dan

orang tua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan, minum, dll)

dan kebutuhan psikologis (seperti rasa aman, kasih sayang, dll), serta sosialisasi

norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan

lingkungannya. Dengan kata lain, pola asuh juga meliputi pola interaksi orang tua

dengan anak dalam rangka pendidikan karakter anak.

ASPEK EKONOMI

Jika kita cermati secara mendalam, selama ini pemerintah

mengelompokkan keluarga di Indonesia ke dalam dua tipe. Pertama, tipe

keluarga pra-sejahtera. Yang kita bayangkan ketika mendengar keluarga tipe ini

adalah keluarga yang masih mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan

dasar hidupnya berupa sandang, pangan, dan papan. Keluarga pra-sejahtera

identik dengan keluarga yang anaknya banyak, tidak dapat menempuh pendidikan

secara layak, tidak memiliki penghasilan tetap, belum memperhatikan masalah

kesehatan lingkungan, rentan terhadap penyakit, mempunyai masalah tempat

tinggal dan masih perlu mendapat bantuan sandang dan pangan. Kedua, tipe

keluarga sejahtera. Yang terbayang ketika mendengar keluarga tipe ini adalah

sebuah keluarga yang sudah tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi

kebutuhan dasar hidupnya. Keluarga sejahtera identik dengan keluarga yang

anaknya dua atau tiga, mampu menempuh pendidikan secara layak, memiliki

penghasilan tetap, sudah menaruh perhatian terhadap masalah kesehatan

lingkungan, rentan terhadap penyakit, mempunyai tempat tinggal dan tidak perlu

mendapat bantuan sandang dan pangan.

Selama ini konsentrasi pembinaan terhadap keluarga yang dilakukan oleh

pemerintah adalah menangani keluarga pra-sejahtera. Hal itu terlihat dari

program-program dasar pembinaan keluarga seperti perencanaan kelahiran (KB),

Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU), pelayanan kesehatan gratis, pembinaan

lansia, pengadaan rumah khusus keluarga pra-sejahtera dan sejenisnya.

5/11/2018 BAB I1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1-55a35b3176679 5/18

5

Namun demikian, jika kita cermati dari tahun ke tahun terkesan bahwa

program pembinaan keluarga menjadi jalan di tempat. Jika kita berani melakukan

refleksi atas hasil pembinaan yang selama ini dilakukan, dapat terlihat beberapa

gejala sebagai berikut:

Pertama, walaupun sudah dilakukan pembinaan bertahun-tahun masih

banyak keluarga yang mengikuti program-program secara pasif partisipatif.

Kedua, masyarakat menganggap bahwa program pembinaan keluarga

identik dengan program pemberian bantuan tertentu.

Ketiga, program pembinaan keluarga identik dengan program pembinaan keluarga

miskin.

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, kiranya perlu

dilakukan pembenahan dimana keluarga diarahkan untuk menjadi keluarga yang

secara sadar dan proaktif berjuang menjadi keluarga yang sehat dan sejahtera.

Istilah yang kiranya tepat dan berbau promotif adalah membangun keluarga

kreatif, yaitu keluarga yang mampu mengenali permasalahan keluarganya masing-

masing, mencari alternative dalam mengatasi masalah, dan secara proaktif 

merencanakan masa depan sendiri sesuai situasi dan kondisi masing-masing.

Persoalannya adalah bagaimana kita mampu melakukan pembinaan terhadap

keluarga agar berkembang menjadi keluarga kreatif. Ada beberapa yang dapat

dilakukan, yaitu:

ü Melakukan pembinaan dan pendampingan manajemen ekonomi keluarga.

ü Pembinaan kewirausahaan.

ü Pemberian bantuan usaha modal usaha.

ü Pendidikan kreativitas.

Jika saja banyak keluarga Indonesia yang berkembang ke arah keluarga kreatif,

dapat diyakini bahwa semakin hari semakin banyak keluarga Indonesia yang

5/11/2018 BAB I1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1-55a35b3176679 6/18

6

mampu mewujudkan diri menjadi keluarga yang sehat, sejahtera, sekaligus

mandiri. Jika demikian, pemerintah tidak perlu lagi banyak mengeluarkan

anggaran yang bersifat konsumtif untuk masyarakat. Jika anggaran konsumtif 

yang selama ini dikenal sebagai subsidi dapat ditekan seminimal mungkin, maka

secara perlahan-lahan perekonomian negara menjadi lebih kuat. Dan pada

akhirnya keluarga sehat, sejahtera, mandiri dapat terwujud, negara yang sehat,

sejahtera, dan mandiri perlahan-lahan dapat terwujud pula.

ASPEK SOSIAL BUDAYA 

Perkembangan anak pada usia antara tiga-enam tahun adalah

perkembangan sikap sosialnya. Konsep perkembangan sosial mengacu pada

perilaku anak dalam hubungannya dengan lingkungan sosial untuk mandiri dan

dapat berinteraksi atau untuk menjadi manusia sosial. Interaksi adalah

komunikasi dengan manusia lain, suatu hubungan yang menimbulkan perasaan

sosial yang mengikatkan individu dengan sesama manusia, perasaan hidup

bermasyarakat seperti tolong menolong, saling memberi dan menerima, simpati

dan empati, rasa setia kawan dan sebagainya.

Melalui proses interaksi sosial tersebutlah seorang anak akan

memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan perilaku-perilaku penting yang

diperlukan dalam partisipasinya di masyarakat kelak; dikenal juga dengan

sosialisasi. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Zanden (1986) bahwa kita

terlahir bukan sebagai manusia, dan baru akan menjadi manusia hanya jika

melalui proses interaksi dengan orang lain. Artinya, sosialisasi merupakan suatu

cara untuk membuat seseorang menjadi manusia (human) atau untuk menjadimahluk sosial yang sesungguhnya (social human being).

Terdapat tiga elemen utama dalam struktur internal keluarga, yaitu:

1) Status sosial, dimana dalam keluarga distrukturkan oleh tiga struktur utama,

yaitu bapak/suami, ibu/istri dan anak-anak. Sehingga keberadaan status sosial

menjadi penting karena dapat memberikan identitas kepada individu serta

memberikan rasa memiliki, karena ia merupakan bagian dari sistem tersebut.

5/11/2018 BAB I1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1-55a35b3176679 7/18

7

2) Peran sosial, yang menggambarkan peran dari masing-masing individu atau

kelompok menurut status sosialnya.

3) Norma sosial, yaitu standar tingkah laku berupa sebuah peraturan yang

menggambarkan sebaiknya seseorang bertingkah laku dalam kehidupan

sosial.[]

BIMBINGAN BAGI IBU HAMIL, MELAHIRKAN DAN BAYI BARU

LAHIR 

BIMBINGAN BAGI IBU HAMIL 

Kehamilan dan melahirkan merupakan kodrat alami (Sunnatullah) bagi

kaum wanita. Hampir semua wanita akan mengalami dua masa yang cukup

“melelahkan” ini, kecuali mereka yang mengalami penyakit tertentu atau karena

faktor-faktor lain yang menyebabkan sperma dan ovum tidak mampu bertemu dan

berkembang di dalam rahim seorang wanita.

Setiap wanita mengalami perkembangan fisik secara bertahap. Walaupun

pada bulan-bulan pertama beban yang dipikul tidak begitu terasa berat dan

melemahkan kekuatan jasmaninya, namun pada beberapa wanita telah mengalami

perubahan fisik yg cukup berat. Ia sering merasa mual, muntah, pusing dan

mengidam. Bagi wanita hamil, perjalanan dari hari ke hari terasa panjang dan

lama. Kondisi ini menjadikan sebagian wanita hamil mengalami kelelahan, dan

kelemahan. Kondisi seperti ini merupakan perkembangan jasmani yang wajar,

Allah SWT tidak menjadikan kehamilan sebagai hukuman tetapi sebagai karunia

dan rahmat. Oleh karena itu, wanita yang sedang hamil sangat dituntut adanya

ketulusan hati, kesediaan menderita, penuh kesabaran dan ketabahan, kepasrahan

penuh pada Allah SWT dan penuh harap akan rahmat-Nya.

Al-Qur‟an sendiri telah menegaskan dalam Surah Luqman:14 , sebagai

berikut :

Artinya : ……ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang

bertambah-tambah……. 

5/11/2018 BAB I1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1-55a35b3176679 8/18

8

Begitu juga saat melahirkan anak sangatlah sarat dengan kondisi

menegangkan, penuh dengan kekhawatiran, kecemasan dan ketakutan dan

kesusahan. Bahkan beberapa kaum wanita yang ditakdirkan untuk “mati Syahid”

ditengah-tengah “medan jihad” melahirkan. 

Ketika wanita sedang hamil, terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan sebagai suatu langkah awal untuk menjamin anak yang ada di dalam

kandungan agar senantiasa berada dalam keadaan sehat dan seterusnya menuju

kearah mendapatkan anak yang soleh/solehah. Dalam perspektif Islam, disamping

usaha-usaha lahiriah, do‟a memegang peran yang penting dan sangat menentukan

dalam menghadapi berbagai problem kehidupan. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dan diamalkan oleh wanita selama menghadapi kehamilan, adalah

sebagai berikut :

1. Memperbanyak mengingat Allah SWT dengan memohon ampun dan taubat

Ibu hamil dianjurkan untuk banyak bermunajat kehadirat Allah SWT dan

 berdo‟a kepada-Nya semoga anak dalam kandungan senantiasa sehat dan agar

dimudahkan melahirkan, Do‟anya adalah sbb: 

”dengan nama Allah yang maha Pemurah lagi maha Pengasih. Ya Allah,

peliharalah anakku selama didalam kandungan dan sembuhkanlah ia, Engkau

maha Penyembuh, tiada sembuhan melainkan penawar-Mu, sembuh yang tidak 

meninggalkan kesan buruk ya Allah, lahirkanlah ia dari kandunganku dengan

kelahiran yang mudah dan sejahterah. Ya Allah jadikanlah ia sehat sempurna,

Ya Allah perbaikilah akhlaknya, fasihkanlah lidahnya dan merdukannlah

suaranya untuk membaca Al-Qur‟an dan hadis dengan berkat Nabi Muhammad

S.a.w.” 

2. Memperbanyak melakukan ibadah, berbuat kebaikan dan meninggalkan segala

larangan-Nya

Perbanyak melakukan ibadah, berbuat kebaikan dan meninggalkan larangan

Allah SWT, seperti : Shalat malam, shalat-shalat sunat, senantiasa menutup

aurat. Sementara suami juga dianjurkan memperbanyak ibadah, puasa sunat

terutama senin dan kamis.

5/11/2018 BAB I1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1-55a35b3176679 9/18

9

3. Memperbanyak membaca Al-Qur‟an 

Wanita hamil dianjurkan Perbanyak membaca Al-Qur‟an dan memahami

kandungannya.

Antara surat yang baik dibaca adalah :

Surah Al-Fatihah, Surah Yasin, Surah At-Taubah, Surah Yusuf, Surah

Maryam, Surah Luqman, surah an-Nahl ayat 78 dan surah al-A’raf ayat

189 

Dengan membaca surah dan ayat tersebut, selain sebagai ibadah ia juga bisa

memudahkan dalam menghadapi persalinan, mendapat anak yang sehat dan

sempurna, anak yang soleh dan solehah, anak yang patuh dan taat kepada Allah

dan Rasul-Nya.

4. Memperbanyak wirid dan dzikir-dzikir kepada Allah SWT

Seorang wanita hamil juga yang hampir melahirkan sangatlah membutuhkan

do‟a, wirid-wirid dan dzikir-dzikir, baik yang sama dengan wirid harian

ataupun yang dikhususkan baginya. Hal ini perlu untuk menstabilkan perasaan

dan memberikan kekuatan secara “ghaib” bagi kaum wanita dalam menjalani

kehamilan dan menghadapi masa melahirkan. Ada banyak literatur yang dapat

dijadikan panduan bagi ibu hamil dan hendaknya literatur tsb harus memiliki

rujukan yang shahih dari hadits-hadits Rasulullah Saw, sehingga tidak perlu

ragu-ragu akan terjebak kedalam perbuatan bid‟ah yang dilarang, karena telah

melakukan ritualitas agama yang tidak dituntunkan oleh Nabiyullahu al-

Mustafa. Salah satu do‟a-do‟a, wirid-wirid dan dzikir-dzikir yang dianjurkan

adalah membaca Al-Mathurat terutama setiap pagi dan sore.

PANDUAN BAGI IBU MELAHIRKAN 

Dzikir dan do’a ketika hampir melahirkan 

Amalan berdzikir dan berdo‟a amatlah dituntut bagi wanita hamil, karena

dengan berdo‟a dan berdzikir dapat menentramkan fikiran dan dapat memupuk 

kesabaran ketika dalam kesakitan melahirkan anak nanti. Selain membaca wirid

5/11/2018 BAB I1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1-55a35b3176679 10/18

10

yang telah biasa diamalkan sejak awal kehamilan, ada beberapa dzikir dan do‟a

yang sangat baik diamalkan, diantaranya :

”Ya Tuhan karuniakanlah kepadaku dari sisi-Mu anak yang baik sempurna

(Tidak cacat). Sesunguhnya Engkau senantiasa mendengar dan menerima rayuan

dan doa hamba-Mu” 

“Tiada Tuhan yang disembah melainkan Engkau (Allah), Maha suci Ya Allah,

sesunguhnya aku termasuk di kalangan orang-orang yang zalim” 

Untuk mendapatkan bakal anak yang sholeh bacalah doa :

“Tuhanku berilah kepadaku (Seorang anak) dari anak -anak yang sholeh” 

Dan Apabila hampir melahirkan bacalah doa :

“Allah telah mencukupi sgala sesuatu bagiku dan kepada-Nya lah segalanya

kuserahkan” 

Untuk mempermudah bersalin dianjurkan pula membaca ayat Al-Kursi 

Lalu diteruskan dengan membaca :

Artinya : Bahwasanya Tuhanmu, adalah Allah yang telah menjadikan langit dan

bumi dan yang diantara keduanya didalam enam hari kemudian dia bersemayam

atas Arasy. Dia memasukkan malam kedalam sarang yang mencarinya dengan

cepat. Matahari, bulan dan bintang semuanya ditundukkan dengan perintah-Nya.

Dan ketahui olehmu, Allah yang mempunyai pencipta dan suruhan. Maha Mulia

Allah Tuhan semesta alam.

Seterusnya perbanyak membaca tasbih :

”Maha Suci Allah” “Aku mohon ampun kepada Allah” 

ADAB MENYAMBUT BAYI BARU LAHIR 1. Disunnahkan memberi kabar Gembira dan mengucapkan selamat kepada

orang yang dikaruniai anak. Disunnahkan memberi kabar gembira dan

mengucapkan selamat kepada orang yang dikaruniai anak, Allah SWT

berfirman : 

Artinya : “maka kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang sabar”  

(Ash-Shoffat[37] : 101)

5/11/2018 BAB I1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1-55a35b3176679 11/18

11

Dan dianjurkan untuk mendo‟akan kesejahteraan bagi orang yang dikarunia i

anak dan anak yg baru lahir, antara do‟a/ucapannya adalah : 

Artinya : Semoga Allah memberkati karunia-Nya syukurilah atas pemberian

ini, penuhilah keperluannya dan rezkikannlah masa depannya.

Kemudian setelah do‟a ini diucapkan, maka disunnahkan pula untuk yang

dikaruniai anak menyahutnya dengan ucapan :

Artinya : Mudah-mudahan engkau juga diberkati Allah serta dilimpahi

keberkatan kepadamu

2. Mengumandangkan Adzan ditelinga kanan bayi 

Dalam hadits riwayat timidzi yang artinya : dari abu Rafii, ia berkata

“saya pernah melihat rasulullah Saw. Menbaca adzan pada telinga Hasan bi Ali

takkala dilahirkan oleh Fatimah, seperti adzan shalat” 

Rahasia/hikmah disyariatkan adzan ini –  Wallohu „alam –  adalah :

1. Supaya yang pertama mengetuk pendengaran manusia, adalah kalimat-

kalimat adzan yang mengandung kebesaran dan keagungan Allah SWT.

2. Sedangkan kalimat sahadat yang terkandung dalan lafaz adzan sebagai

kalimat pertama yang memasukkan orang kedalam Islam merupakan talqin

baginya akan sebah syiar Islam ketika pertama kali ia masuk ke alam dunia

sebagaimana ia juga akan ditalqinkan dengan kalimat tsb ketika akan

meninggal dunia.

3. Hikmah lainnya, larinya syaitan ketika mendengar seruan adzan. Dimana ia

senantiasa mengintai bayi ketika lahir dan menjadi pendampingnya ketika

menghadapi ujian yang Allah kehendaki dan takdirkan.

4. Makna lainnya, agar ajakan terhadap bayi kepada Allah, agama Islam dankepada beribadah kepada-Nya mendahului ajakan syaitan.

3. Melakukan taknik 

Dalam Ash-shohiihain dari hadits abu burdah dari musa, ia berkata : “

aku dikaruniai seorang anak kemudian aku membawanya kepada Nabiyullahu

Saw. Maka beliau menamainya Ibrohim lalu mentakniknya dengan sebutir

kurma.” 

5/11/2018 BAB I1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1-55a35b3176679 12/18

12

Mentaknik artinya mengambil kurma, lalu mengunyahnya hingga

lembut, lalu mengambilnya dari mulut dan meletakkan diatas jari telunjuk dan

memasukkannya kedalam dimulut sang bayiserta dengan perlahan-lahan jari itu

digerakkan kekiri dan kekanan didalam mulut bayi.

Adapun orang yang melakukan taknik ini diutamakan kepada mereka

yang taqwa dan sholeh. Hikmah dari mentaknik ini adalah untuk menguatkan

anggota mulut bayi supaya lebih mampu untuk menghisap susu ibunya.

4. Mencukur rambut dan bersedekah seberat timbangan rambutnya 

Adalah antara amalan yang disunnahkan untuk dilakukan keatas diri

bayi baru lahir sebaik-baiknya adalah pada hari ketujuh kelahirannya.

Dalam hal ini Rasulullah Saw. Bersabda yang bermaksud :

Ketika Fatimah melahirkan hasan dan husin : “timbanglah Rambut Husin dan

sedekahkanlah seberat timbangan perak” (HR : Al-Hakim)

Ketika Fatimah melahirkan Hasan, baginda bersabda yang bermaksud :

“cukurlah rambutnya, sedekahlah seberat timbangan (rambutnya) itu dengan

 perak” (HR : Ahmad) 

Hikmahnya adalah :

1. Bisa menguatkan pertumbuhan rambut seterusnya, menghilangkan selaput

kepala (sejenis cairan yang menutupi kulit kepala) dan juga dapat memberi

kekuatan dan ketajaman pada penglihatan mata, bau dan pendengaran.

2. Dari sudut kemasyarakatan, memberi peluang untuk bersedekah dengan

timbangan rambut tersebut (rambut yang dicukur), disamping itu

menunjukkan rasa syukur kepada Allah atas karunia-Nya.

5. Berkhitan 

Khitan termasuk sunah-sunah, sebagaimana sabda Nabi yang maksudnya :

“Fitrah (kesucian) itu ada lima; khitan, mencukur bulu kemaluan,

memangkas rambut, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak” (HR :

Bukhori dan Muslim).

5/11/2018 BAB I1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1-55a35b3176679 13/18

13

Terdapat beberapa perbedaan pendapat tentang hukum Khitan:

Menurut Imam Abu Hanifa dan Imam Hasan Al-basri bahwa khitan itu sunah

hukumnya, berdasarkan hadits yang maksudnya :

“Bekhitan itu sunnah bagi kaum lelaki dan baik bagi kaum wanita” (HR :

Ahmad)

Sementara Imam Syafie, Imam Hanafi dan setengahnya yang lain

mengatakan bahwa khitan itu hukumnya wajib, berdasarkan hadits yang

bermaksud :

“siapa yang menganut Islam, hendaklah ia berkhatan sekalipun ia dari

golongan dewasa” 

Sementara khitan bagi perempuan hukumnya adalah suatu kelebihan

(keutamaan), sesuai dengan hadits tersebut diatas (HR : Ahmad)

Sedangkan waktu berkhitan ada yang berpendapat dilakukan sepekan

pertama sejak kelahiran, dan ada juga yang mengatakan sampai mendekati

baligh. Yang lebih afdhol adalah dihari ketujuh, berdasarkan hadits yang

bermaksud :

“Baginda Rosulullah Saw. Melaksanakan aqiqah pada hasan dan husin

serta mengkhatan keduanya dalam waktu tujuh hari (setelah kelahiran)” (HR :

Baihaqi)

6. Memberi nama 

Sunnah Rosulullahu Saw. Menyebutkan ada tiga ragam waktu

menamai anak : ketika anak lahir, tiga hari setelah kelahiran, menamainya

dihari ketujuh kelahirannya. Perbedaan ini adalah Ikhtilaf Tanawwu

(perselisihan pendapat dengan beberapa alternatif yang sama-sama benar).Dimana ini menunjukkan bahwa urusan ini longgar dan segala puji hanya milik 

Alloh robbul‟alamin. 

Memberi nama adalah hak ayah, sedang ibu tidak ada hak untuk 

menolaknya. Kalau keduanya bertentangan, maka ayah dimenangkan.

Sedangkan jika ada mufakat keduanya, terdapat kelonggaran untuk saling

merelakan.

5/11/2018 BAB I1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1-55a35b3176679 14/18

14

Tentang nama yang disunnahkan, Rosulullah Saw bersabda :

“sesungguhnya kalian akan dipanggil kelak dihari kiamat dengan nama-

nama kalian dan nama ayah kalian, maka baguskanlah nama kalian” (HR : Abu

Dawud)

Beliau juga bersabda :

“berilah nama dengan nama para nabi, dan nama yang paling disukai

Alloh adalah; „Abdulloh dan „Abdurrahman. Sedangnkan nama yang paling

benar adalah Harits dan Hamman. Sementara nama yang paling buruk adalah

Harb dan Murroh” 

Dalam menamai anak, terdapat beberapa panduan, antara lain :

1. Hendaklah nama yang dipilih itu memberi pengertian dan maksud yang

baik. Sehubungan dengan itu, dilarang menamakan anak dengan maksud

dan pengertian yang buruk yg bisa mengurangi kehormatan atau mungkin

menjadi ejekan dan memalukan anak tsb.

2. Jangan menamakan anak dengan nama yang mencemarkan atau nama

yang susah untuk dimengerti maknanya.

3. Jangan menamakan anak dengan nama-nama yang khusus kepada nama

Allah, mis; Ahad, Ar-Rahman, Al-Khalid dsb.jika nama itu akan

diberikan pada anak, hendaknya disertai dengan nama lain didepannya,

mis; Abdurrahman, Abdul Khalid dsb.

4. Jangan menggunakan nama yang dikaitkan dengan abdul (hamba) kepada

selain Allah, mis; abdul Uzza (hamba kepada berhala Uzza), abdul Nabi

(hamba kepada Nabi) dsb. Ulama sepakat bahwa itu adalah haram

hukumnya.

5. Hindari dari menamakan anak dengan nama-nama orang kafir atau nama-nama yang menyerupai dengan nama orang yang bukan islam, mis: jhon,

sally, cristin dsb.

5/11/2018 BAB I1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1-55a35b3176679 15/18

15

7. ‘Aqiqah dan hukumnya 

Aqiqah adalah amalan Sunnah sesai dengan hadits rosulullah, yang

maksudnya :

Dari Salman bin‟Amir Abdh-Dhibbi, ia berkata : Rosulullahu Saw

bersabda,”setiap anak ada Aqiqohnya, maka tumpahkanlah darah karenanya dan

sinngkirkanlah kotoran darinya” 

Beliau juga bersabda, “setiap anak tergadai dengan Aqiqohnya; yang

disembelih dihari ketujuh (kelahiran)nya, saat ia diberi nama dan dicukur

rambutnya.” (HR : semua para penyusun kitab sunan dan menurut Imam at-

Tirmizi, hadits hasan-sahih)

Beliau juga bersabda, “untuk bayi lelaki dua ekor kambing yang sama

 besar dan untuk bayi perempuan satu ekor.” (HR : Ahmad) 

Adapun waktu penyembelihan hewan „Aqiqah, yakni pada hari ketujuh, jika tidak 

bisa pada hari keempat belas, jika tidak bisa maka dihari kedua puluh satu, dan

 jika belum tersedia bagi mereka tidak apa-apa dilakukan sesudah itu.

Tujuan „Aqiqah adalah menghidupkan salah satu sunnah Rosulullah Saw dan 

mengikuti ajaran yan g beliau bawa.

Adapun faedah „Aqiqah antara lain, 

1. „Aqiqah itu melepas ikatan anak itu dari tergadaikan dan baru ditebus dengan

„Aqiqah-nya. Maksud dari tergadai adalah bahwa anak itu tergadaikan

(tertahan) dari memberi syafaat kedua orangtuanya (menurut Imam Ahmad,

Imam Ath‟ bin Abu Rabah) 

2. „Aqiqah merupakan tebusan untuk menebus bayi yang baru dilahirkan seperti

Allah SWT menebus „Ismail as. Dengan qibas. Binatang yang disembelih

hendaklah dipersembahkan kepada Allah SWT sebagai suatu ibadah sepertihalnya Qurban

Dalam „Aqiqah, disunnahkan pula hal-hal seperti dalam Qurban.

Umpamanya,menyedekahkan dan membagi-bagikan dagingnya. Dengan

demikian sembelihan untuk anak itu memuat arti pendekatan diri kepada

Allah ta‟ala, kesyukuran, tebusan, sedekah, memberi makan di saat menerima

kegembiraan besar sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah ta‟ala dan

menampakkan nikmatnya (anak) yang merupakan tujuan utama pernikahan.

5/11/2018 BAB I1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1-55a35b3176679 16/18

16

D. BIMBINGAN MENGHADAPI SAKARATUL MAUT 

1. Persiapan Menuju Kematian

Hendaknya setiap saat, setiap hamba harus berusaha untuk 

mempersiapkan diri dalam menhadapi kematian. Karena kematian akan

datang tiba-tiba tanpa mengira waktu dan sebab penyakit tertentu, kita tidak 

akan mengetahui kapan akan dipanggil untuk menghadap Allah, maka setiap

manusia yang masih hidup seharusnya mempersiapkan diri dengan berbagai

bekal untuk melakukan perjalanan panjang ini; dengan menabung amal

shalih, tetap berjalan dijalan Allah dan menjauhkan diri dari berbagai hal

yang akan membawa diri pada kemurkaan-Nya. Allah berfirman yang artinya

:

“barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka

hendaklah ia mengerjakan amal shalih. Dan janganlah ia mempersekutukan

seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya” (QS. Al-Qahfi : 110)

5/11/2018 BAB I1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1-55a35b3176679 17/18

17

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN 

Sebagian orang terbiasa membaca Al-Qur‟an didekat orang yang

sedang menghadapi sakaratul dengan berdasarkan pada hadits :

“bacalah surat Yaasiin untuk orang-orang yang meninggal dunia” 

Dan hadits :

“tidak ada seorang manusia yang mati, kemudian dibacakan surat yaasiin

untuknya, kecuali Allah mempermudah segala urusannya” 

Padahal kedua hadits tersebut dianggap sebagai hadits dha‟if, tidak 

boleh memasukkannya kedalam kitab Hadits.

Bahkan, Imam Malik telah mengatakan bahwa hokum membaca Al-

Qur‟an disisi mayat adalah makruh. Dalam Kitabnya „Syarhu As-

Syaghiir‟(1/220):,”Dimakruhkan membaca salah satu ayat dalam al-qur‟an

ketika datang kematian. Karena, tindakan tersebut tidak pernah dilakukan oleh

para salafus shalih. Sekalipun, semua itu diniatkan sebagai do‟a, memohon

ampun, kasih sayang dan mengambil pelajaran,”. 

5/11/2018 BAB I1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1-55a35b3176679 18/18

18

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟anul Karim 

Nauroh binti abdurrahman & Ibrohim bin Sholih Al-Mahmud, 2008, Hadiyyah Lil

Ummil Jadiidah (Kado Spesial calon ibu), Al-Qowan Publishing

Nauroh binti abdurrahman, 2006, Al-Ifaadah fii Ma Ja fi wirdi „I-wiladah (Dzikir

ibu hamil),Smart Media

Yahya Abdurrahman Al-khatib,2006, Ahkam al-Mar‟ah al-Hamil Fi asy-Syariah

al-Islamiyah (Fikih wanita hamil), Qisthi Press

Adi bin Yusuf Al-Azazi, 2005, fath Al-Karim fi Ahkam Al-Hamil wa Al-Janin

(Hamil Siapa Takut), Pustaka Al-Kautsar

Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah, 2007, Tahfatul-Maudud bi Ahkamil-Maulid (Fikih

Bayi), Fikr robbani Group

Muhammad Baqir Hujjati, 2008, Islam wa Ta‟lim wa Tarbiyat (mendidik anak 

sejak kandungan),Penerbit Cahaya

Ja‟far Al-Mathari bin „Abdul Rahman, 2000, Panduan Menyambut Kelahiran

Bayi, Jasmine Interprise

Abdullah Al-Qari bin HJ. Saleh (A.Q.H.A.S), 2007, Amalan dan Wirid Mudah

Bersalin, Al-Hidayah Publisher

Muhammad Thalib, 2008, Ensiklopedi Keluarga Sakinah-Menyambut Sang Buah

Hati, Pro-U Media

Syaikh Muhammad Bayuni, 2004, Fikih Jenazah, Pustaka Al-Kautsar