BAB I - datakata.files.wordpress.com  · Web viewPengertian dan Tujuan ... Accounting and Business...

22

Click here to load reader

Transcript of BAB I - datakata.files.wordpress.com  · Web viewPengertian dan Tujuan ... Accounting and Business...

Page 1: BAB I - datakata.files.wordpress.com  · Web viewPengertian dan Tujuan ... Accounting and Business Research ... “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan

REAKSI PASAR TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA DENGAN KUALITAS AUDITOR DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI

VARIABEL PEMODERASI

(Market Reaction of the Income Smoothing With Auditor Quality and Managerial Ownership as Moderating Variables)

byDessy Sandra1 and Indra Wijaya Kusuma2

ABSTRACT

The objective of the study was to examine the impact of auditor quality and managerial ownership on the relationship between market reaction and the income smoothing in the period of earnings announcement of the company’s financial statement in 2001. The study motivated by the controversy of previous studies about market reaction to the income smoothing in Indonesia.

The sample of the study was the manufacturing companies listed in the Jakarta Stock Exchange. The data was collected using purposive sampling method. The number of the samples of the company was 108. The income smoothing was measured using Eckel Index in the observation period of 1998-2001. The market reaction was measured using cumulative abnormal return, short windows period, i.e. three days before the date of the publication of the financial statement, at the day of the publication of the financial statement and in three days after the publication of the financial statement. The auditor quality was measured using auditor reputation accountant whose have the most clients of the companies listed in the Jakarta Stock Exchange and the managerial ownership was measured using the percentage of the stock holding by the management of the companies.

The results of the multivariate regression analysis with the moderating variable showed that the auditor quality was not the moderating variable between the market reaction and the income smoothing. It confirmed Ardiati’s (2003) argument that financial statement audit was not to detect the occurrence of earnings management, but to increase the credibility of the financial statement. However, it was likely that the results of the audit could show the lack of the awareness of the investor about the importance of the auditor quality in the auditing process and even they have not believed in the independency of the auditor in conducting the auditing process.

The results also showed that the variable of the managerial ownership represented the moderating variable of the relationship between the market reactions using the income smoothing. It showed that the market did not like the action of income smoothing by the companies with the high managerial ownership. Thus, the managerial ownership had more space to smooth income, which was intentionally smoothing in nature.Key Words: Market reaction, income smoothing, auditor quality and managerial ownership.

1. PENDAHULUAN

Page 2: BAB I - datakata.files.wordpress.com  · Web viewPengertian dan Tujuan ... Accounting and Business Research ... “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan

Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan merupakan kebutuhan yang paling mendasar pada proses pengambilan keputusan bagi investor di pasar modal. Salah satu sumber informasi tersebut adalah laporan keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk menunjukkan kinerja manajemen diperlukan investor dalam menilai maupun memprediksi kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada (IAI, 2000). Walaupun semua isi dari laporan keuangan bermanfaat bagi para pemakai, namun biasanya perhatian lebih banyak ditujukan pada informasi laba. Sering kali perhatian investor yang hanya terpusat pada laba ini membuatnya tidak memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi laba tersebut (Beattie et al. 1994). Hal ini mendorong manajer untuk melakukan manajemen laba atau manipulasi atas laba (Assih dan Gudono, 2000). Healy (1993) dalam Scott (2000) menyatakan bahwa para manajer memiliki dorongan yang cukup besar untuk melakukan perataan laba. Perataan laba merupakan suatu bentuk manipulasi atas laba yang dilakukan manajer untuk mengurangi fluktuasi laba perusahaan, sehingga diharapkan kinerja perusahaan akan terlihat lebih bagus dan investor akan lebih mudah memprediksi laba masa depan.

Untuk mengatasi terjadinya konflik kepentingan antara agen dan principal yang terjadi dalam perusahaan termasuk mengurangi perilaku manipulasi laba oleh manajemen, maka diperlukan beberapa mekanisme pengawasan dan kontrak. Salah satunya adalah dengan audit atas laporan keuangan. Manajemen perusahaan sebagai agen memerlukan jasa pihak ketiga agar tingkat kepercayaan pihak eksternal perusahaan (salah satunya principal) terhadap pertanggungjawaban semakin tinggi, begitu pula sebaliknya pihak eksternal perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga untuk meyakinkan dirinya bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Audit merupakan suatu bentuk yang bernilai dari pengawasan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengurangi biaya keagenan dengan kreditur dan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976; Watts dan Zimmerman, 1986). Tingkat kepercayaan pihak pemakai informasi laporan keuangan auditan, terutama pihak eksternal perusahaan dipengaruhi oleh kualitas audit dari auditor. Berdasarkan penelitian yang ada disimpulkan bahwa pengguna laporan keuangan lebih percaya pada hasil audit dari auditor yang berkualitas (Piot, 2001; Teoh dan Wong, 1993; Jang dan Lin, 1993).

Selain audit atas laporan keuangan, mekanisme lain yang dapat digunakan untuk mengurangi terjadinya konflik kepentingan agent-principal adalah dengan memperbesar jumlah kepemilikan manajerial (Jensen dan Meckling, 1976). Besarnya jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajerial perusahaan akan mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh manajer, karena keputusan tersebut nantinya akan mempengaruhi posisinya sebagai manajer perusahaan juga sebagai pemegang saham. Dengan demikian akan terjadi pensejajaran kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Dua mekanisme di atas, yaitu audit atas laporan keuangan dan kepemilikan manajerial akan menambah keyakinan investor bahwa perilaku manajer untuk melakukan tindakan untuk memanipulasi laba dapat diminimalisasi.

Di Indonesia telah dilakukan penelitian mengenai bagaimana pengaruh tindakan perataan laba terhadap reaksi pasar, namun masih terdapat pertentangan hasil penelitian. Hasil penelitian Assih dan Gudono (2000) serta Nasir, Arifin dan Susanti (2002) menunjukkan bahwa reaksi pasar atas pengumuman laba berbeda bagi perusahaan yang melakukan perataan laba dengan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba.

Page 3: BAB I - datakata.files.wordpress.com  · Web viewPengertian dan Tujuan ... Accounting and Business Research ... “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan

Sementara penelitian Latrini (2003) dan Salno dan Baridwan (2000) menemukan bahwa tidak ada perbedaan reaksi pasar terhadap tindakan perataan laba.

Berdasarkan kontroversi hasil penelitian tersebut, penelitian ini mencoba menggunakan variabel kualitas auditor dan kepemilikan manajerial untuk melihat bagaimana pengaruhnya terhadap hubungan antara perilaku perataan laba dengan reaksi pasar atas pengumuman laba. Hal ini terkait dengan fungsi kedua variabel tersebut sebagai mekanisme yang digunakan untuk mengurangi konflik kepentingan principal-agent.

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menguji variabel-variabel yang dapat mempengaruhi hubungan antara tindakan perataan laba dengan reaksi pasar yaitu kualitas auditor dan kepemilikan manajerial. Kemudian dengan adanya sifat problematik dalam menentukan pengukuran bagi kualitas auditor, maka penelitian ini mencoba memberikan pengukuran baru bagi auditor yang berkualitas di Indonesia, yaitu reputasi auditor yang diukur dengan auditor yang paling banyak memiliki klien (perusahaan publik).

2. LANDASAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS2.1. TEORI KEAGENAN

Teori keagenan lebih difokuskan kepada hubungan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) dalam pengelolaan perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) mendefenisikan hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak antara satu orang atau lebih pemilik (principal) yang menyewa orang lain (agent) untuk melakukan beberapa jasa atas nama pemilik yang meliputi pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Walaupun terdapat kontrak, agen tidak akan melakukan hal yang terbaik untuk kepentingan pemilik. Hal ini disebabkan agen juga memiliki kepentingan untuk memaksimalkan kesejahteraannya. Pemilik dapat mengurangi konflik kepentingan ini dengan memberikan insentif bagi agen dan melakukan pengawasan. Jumlah insentif yang diberikan kepada agen diukur berdasarkan kinerjanya di dalam perusahaan dan bentuk pengawasan dapat berupa (1) penyusunan laporan keuangan periodik dan (2) adanya fungsi auditing yang bersifat independen (Francis dan Wilson, 1998). 2.2. TINJAUAN UMUM MENGENAI PERATAAN LABA2.2.1. Pengertian dan Tujuan Perataan Laba

Perataan laba merupakan salah satu bentuk dari manajemen laba (earnings management) yang dilakukan pihak manajemen sebagai agen dalam perusahaan. Koch (1981) mendefenisikan perataan laba sebagai suatu alat yang digunakan manajemen untuk mengurangi variabilitas aliran angka laba yang dilaporkan relatif terhadap aliran yang merupakan target manajemen dengan memanipulasi variabel artifisial (akuntansi) atau variabel riil (transaksional). Manajemen termotivasi untuk melakukan praktek perataan laba ini dengan pelbagai alasan yaitu untuk tujuan pajak, kompensasi atau bonus dan meningkatkan persepsi pihak eksternal mengenai kinerja manajemen (Bitner dan Dolan, 1996; Moses, 1987; Barnea et al., 1976,Brayshaw dan Eldin, 1989). 2.2.2. Jenis Perataan Laba

Menurut Eckel (1981) terdapat dua jenis perataan laba yaitu naturally smooth dan intentionally smooth. Intentionally smooth terbagi atas artificial smoothing dan real smoothing. Aliran perataan laba yang alami (naturally smooth) secara sederhana menyatakan bahwa sifat dari proses menghasilkan laba itu sendiri yang menimbulkan aliran laba yang rata sedangkan artificial smooth dan real smooth merupakan aliran perataan yang dibuat oleh manajemen.

Page 4: BAB I - datakata.files.wordpress.com  · Web viewPengertian dan Tujuan ... Accounting and Business Research ... “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan

2.3. REAKSI PASAR TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABAInformasi akuntansi berguna bagi investor untuk membantu mereka dalam

mengestimasi nilai yang diharapkan dan risiko dari return sekuritas (Scott, 2000). Informasi akuntansi menunjukkan kinerja dan kualitas dari manajemen serta prospek perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. Oleh sebab itu manajer berusaha memberikan informasi yang akan meningkatkan nilai perusahaannya dan kualitas kinerja manajemen di mata investor, salah satunya dengan melakukan perataan laba.

Tindakan perataan laba yang dilakukan manajemen dapat dilihat dari dua cara (Abdullah, 1999). Pertama, tindakan perataan laba dipandang sebagai perilaku oportunistik manajemen untuk memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi dan hutang. Kedua, perilaku perataan laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian yang tidak terduga demi kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Kesimpulan yang dapat dibuat dari kedua perspektif tersebut adalah manajemen perusahaan melakukan tindakan perataan laba sebagai sebuah metoda untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dan atau untuk meningkatkan kesejahteraan pribadinya, hal ini tergantung pada sisi mana investor memandang tindakan perataan laba. Hasil dari beberapa penelitian empiris membuktikan bahwa investor menggunakan dua perspektif tersebut dalam menilai tindakan perataan laba.

Penelitian yang membuktikan bahwa investor memandang tindakan perataan laba sebagai perilaku oportunistik dilakukan oleh Michelson et al. (1995) dan Booth et al. (1996). Michelson et al. (1995) melaporkan bahwa perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba memiliki rata-rata return lebih rendah dari perusahaan yang tidak melakukan perataan laba. Booth et al. (1996) mengindikasikan bahwa perusahaan yang tidak melakukan perataan laba memiliki unexpected return lebih tinggi dari earnings surprises daripada perusahaan yang meratakan laba.

Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, Gordon (1964) dalam Michelson et al. (1995) menyatakan bahwa manajemen meratakan laba dan kepuasan pemegang saham meningkat dengan stabilitas pendapatan perusahaan. Wang dan William (1994) menguji hubungan antara perataan laba akuntansi dengan kesejahteraan pemegang saham. Hasil penelitiannya menemukan bahwa respon pasar untuk laba perusahaan yang melakukan perataan empat kali lebih besar daripada perusahaan yang tidak melakukan perataan laba dan perusahaan yang melakukan perataan laba lebih diterima pasar modal karena memiliki risiko yang rendah. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa investor tidak memandang tindakan perataan laba sebagai perilaku oportunistik tapi lebih kepada usaha manajemen untuk memberikan informasi tambahan (ekspektasi manajemen mengenai arus kas masa depan) kepada pasar (Barnea et al., 1976), karena dengan laba rata investor mudah untuk memprediksi return dan risiko sekuritas untuk masa yang akan datang.

Di Indonesia, penelitian mengenai reaksi pasar terhadap tindakan perataan laba telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Hasil penelitian Assih dan Gudono (2000) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan atas abnormal return sekitar tanggal pengumuman laba perusahaan perata laba dengan bukan perata laba. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Nasir, Arifin dan Susanti (2002) yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham perusahaan perata laba dengan return saham perusahaan bukan perata laba.

Bertentangan dengan penelitian Assih dan Gudono (2000) dan Nasir, Arifin, Susanti (2002), pada hasil penelitian Salno dan Baridwan (2000) ditemukan bahwa tidak

Page 5: BAB I - datakata.files.wordpress.com  · Web viewPengertian dan Tujuan ... Accounting and Business Research ... “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan

terdapat perbedaan return dan risiko antara perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata. Penelitian Latrini (2003) juga menemukan tidak ditemukan adanya perbedaan reaksi pasar yang signifikan antara perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata laba.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia mengenai hubungan antara reaksi pasar dengan tindakan perataan laba dapat disimpulkan bahwa masih terjadi pertentangan hasil yang mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor yang juga dipertimbangkan investor saat memberikan respon terhadap tindakan perataan laba. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah kualitas auditor dan kepemilikan manajerial

2.4. KUALITAS AUDITOR, REAKSI PASAR DAN TINDAKAN PERATAAN LABAAuditor merupakan salah satu mekanisme untuk mengendalikan perilaku

manajemen, dengan demikian proses pengauditan memiliki peranan penting dalam mengurangi biaya keagenan dengan membatasi perilaku oportunistik manajemen. Akuntan publik sebagai auditor eksternal yang relatif lebih independen dari manajemen dibandingkan auditor internal sejauh ini diharapkan dapat meminimalkan kasus rekayasa laba dan meningkatkan kredibilitas informasi akuntansi dalam laporan keuangan.

Laporan keuangan auditan yang berkualitas, relevan dan dapat dipercaya dihasilkan dari audit yang dilakukan secara efektif oleh auditor yang berkualitas. Pemakai laporan keuangan lebih percaya pada laporan keuangan auditan yang diaudit oleh auditor yang dianggap berkualitas tinggi dibanding auditor yang kurang berkualitas, karena mereka menganggap bahwa untuk mempertahankan kredibilitasnya auditor akan lebih berhati-hati dalam melakukan proses audit untuk mendeteksi salah saji atau kecurangan. Auditor yang berkualitas akan melakukan audit yang berkualitas pula. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa kredibilitas auditor berkorelasi positif dengan kualitas audit dan berkorelasi negatif dengan kesalahan laporan keuangan.

Satu hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian-penelitian yang dilakukan sehubungan dengan kualitas audit saat ini adalah bagaimana mendefinisikan kualitas audit dan kualitas auditor, karena hasil dari kualitas audit tidak dapat dilihat secara langsung. Oleh sebab itu para peneliti mencoba untuk menemukan indikator pengganti dari kualitas audit seperti menanyakan pendapat para ahli untuk menentukan input dan output dari kualitas audit (Wooten, 2003). Berbagai macam dimensi dari kualitas audit yang diukur, diteliti dan didefenisikan oleh para peneliti antara lain adalah: ukuran kantor akuntan publik (KAP) (DeFond dan Jimbalvo, 1991; Teoh dan Wong, 1993; Piot, 2001), spesialisasi audit (Craswell et al., 1995; Mayangsari, 2003), dan independensi auditor (Wooten, 2003).

Sehubungan dengan reaksi pasar terhadap kualitas audit, Teoh dan Wong (1993) memberikan kesimpulan bahwa auditor yang berskala besar lebih dapat dipercaya, hal ini dibuktikan dengan earnings respon coefficient untuk perusahaan yang diaudit oleh auditor Big Six lebih besar dibandingkan dengan klien auditor non-Big Six. Jang dan Lin (1993) menemukan bahwa pasar lebih menyukai kualitas jasa audit yang lebih besar (Big Eight) daripada non-Big Eight.

Sehubungan dengan peranan penting auditor dalam mengurangi biaya keagenan dengan membatasi perilaku oportunistik manajemen, DeFond dan Jimbalvo (1991) memperlihatkan bahwa pertentangan auditor dan klien yang dihasilkan dari dorongan untuk mengendalikan laba dan lebih mungkin terjadi pada saat perusahaan memiliki auditor dari Big Six. Becker et. al (1998) memprediksi bahwa manajemen laba besar

Page 6: BAB I - datakata.files.wordpress.com  · Web viewPengertian dan Tujuan ... Accounting and Business Research ... “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan

dalam perusahaan dengan kualitas auditor yang lebih rendah daripada perusahaan dengan kualitas auditor yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan auditor non-Big Six memiliki variasi yang besar secara signifikan dalam discretionary accruals dibandingkan perusahaan dengan auditor Big Six.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian mengenai kualitas auditor dengan tindakan perataan laba dan reaksi pasar, maka hipotesis alternatif pertama adalah:H1: Kualitas auditor mempengaruhi hubungan antara tindakan perataan laba

dengan reaksi pasar pada perioda pengumuman laba perusahaan.

2.5. KEPEMILIKAN MANAJERIAL, REAKSI PASAR DAN TINDAKAN PERATAAN LABASelain menggunakan proses audit sebagai mekanisme untuk mengurangi

perilaku oportunistik manajer dalam konteks teori keagenan, peningkatan jumlah kepemilikan saham oleh perusahaan juga dapat digunakan sebagai suatu mekanisme yang efektif. Sesuai dengan yang dikemukakan Ross et al. (1999) dalam Tarjo (2002) bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan maka manajemen cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang juga termasuk dirinya. Hal ini mengindikasikan pentingnya kepemilikan manajerial dalam struktur kepemilikan perusahaan.

Sehubungan dengan tindakan perataan laba, Carlson dan Bathala (1997) menguji hubungan antara perbedaan dalam struktur kepemilikan dengan perilaku perataan laba dalam perusahaan. Berdasarkan hasil penelitiannya ditemukan bahwa perbedaan kepemilikan manajerial mempengaruhi perilaku perataan laba dalam perusahaan.

Kamin dan Ronen (1978) dalam Jin (1999) serta Smith (1976) menyimpulkan bahwa perusahaan yang dikendalikan oleh manajer lebih cenderung melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan yang dikendalikan pemilik. Penelitian ini didukung oleh pendapat Carlson dan Bathala (1997) manajer yang merupakan pemilik perusahaan tidak membutuhkan manipulasi laba sebagai strategi pertahanannya, karena manajer adalah pemilik yang juga mengendalikan perusahaan. Pendapat ini didukung oleh hasil penelitiannya yang mengindikasikan bahwa semakin rendah kepemilikan manajerial, semakin tinggi tingkat probabilitas perusahaan untuk melakukan tindakan perataan laba.

Berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya, Morck, Shleifer dan Vishny (1988) menyatakan bahwa seiring dengan meningkatnya kepemilikan manajerial, maka kemampuan manajer untuk memodifikasi proses menghasilkan laba melalui pemilihan kebijakan akuntansi akan meningkat pula.

Berdasarkan teori dan hasil beberapa penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tindakan perataan laba, kepemilikan manajerial dan reaksi pasar sehingga hipotesis alternatif dua adalah:H2: Kepemilikan manajerial mempengaruhi hubungan antara reaksi pasar

dengan tindakan perataan laba pada perioda pengumuman laba perusahaan.

3. METODA PENELITIAN3.1. DATA DAN SAMPEL PENELITIAN

Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria: perusahaan menerbitkan laporan keuangan perioda 1998 sampai dengan 2001, laporan keuangan berakhir 31 Desember, tidak terdapat pergantian auditor (kantor akuntan publik) selama

Page 7: BAB I - datakata.files.wordpress.com  · Web viewPengertian dan Tujuan ... Accounting and Business Research ... “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan

perioda penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 108 perusahaan manufaktur.

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder berupa data pasar modal untuk menghitung cumulative abnormal return, data laba dan penjualan tahunan perusahaan, tanggal publikasi laporan keuangan per 31 Desember 2001, data mengenai kepemilikan manajerial dan auditor perusahaan. Data tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), laporan keuangan tahunan perusahaan, Database PPA UGM, Harian Bisnis Indonesia, Daftar Monitoring Penyerahan Laporan Keuangan Tahunan (2002) dari BAPEPAM dan www.jsx.co.id.

3.2. IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN VARIABEL3.2.1. Variabel Cumulative Abnormal Return (CAR)

Variabel cumulative abnormal return (CAR) adalah variabel dependen dalam penelitian ini yang merupakan proksi dari reaksi pasar. CAR menunjukkan respon pasar terhadap laporan keuangan yang dipublikasi. CAR dihitung dengan menjumlahkan abnormal return jendela peristiwa (windows) perioda pendek yaitu tiga hari sebelum tanggal publikasi laporan keuangan, tanggal saat publikasi laporan keuangan dan tiga hari setelah tanggal publikasi laporan keuangan. Penggunaan windows tiga hari sebelum tanggal pengumuman ditujukan untuk mengantisipasi adanya kemungkinan diketahuinya informasi oleh sebagian investor sebelum informasi diumumkan. CAR dihitung dengan rumus (menggunakan abnormal return model pasar beta koreksi):

CAR i(t1, t2) =

Notasi:RTNi,t = abnormal return untuk saham i pada hari tt1 = awal perioda pengamatan (3 hari sebelum tanggal pengumuman laba)t2 = akhir perioda pengamatan (3 hari setelah tanggal pengumuman laba)

Menurut Hartono (2003), pasar modal Indonesia adalah pasar modal berkembang sehingga merupakan pasar yang tipis (thin market) yaitu pasar yang perdagangannya jarang terjadi. Hal ini akan menyebabkan bias pada beta yang diperoleh pada market model karena terjadinya perdagangan yang tidak sinkron (non-synchronous trading). Oleh sebab itu perlu diadakan koreksi atas bias yang terjadi dengan mengacu pada penelitian Hartono dan Surianto (1999) dalam Hartono (2003 dengan menggunakan model Fowler dan Rorke dengan empat lag dan empat lead koreksi. 3.2.2. Variabel Perataan Laba

Perataan laba yang merupakan variabel independen dalam penelitian ini diukur dalam dengan menggunakan Indeks Eckel (1981) yang membedakan antara perusahaan perata laba dengan perusahaan bukan perata laba. Rumusnya adalah:

Indeks perataan laba = (CVΔI/CVΔS)Notasi:ΔI = perubahan laba dalam satu perioda ΔS = perubahan penjualan dalam satu periodaCVΔI = koefisien variasi untuk perubahan labaCVΔS = koefisien variasi untuk perubahan penjualanCVΔI dan CVΔS dapat dihitung dengan:

Page 8: BAB I - datakata.files.wordpress.com  · Web viewPengertian dan Tujuan ... Accounting and Business Research ... “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan

CVΔI dan CVΔS =

Notasi: ΔX = perubahan laba (I) atau perubahan penjualan (S) tahun t-1 ke tahun tn = jumlah tahun yang diamatiPerusahaan diklasifikasikan sebagai bukan perata laba jika:

CVΔI ≥ CVΔSVariabel ini merupakan variabel dummy, angka satu untuk perusahaan perata

laba dan nol untuk perusahaan bukan perata laba. Untuk menaksir koefisien variasi penjualan dan laba digunakan data perioda tahun 1998-2001. Laba yang digunakan dalam penelitian ini peneliti adalah laba operasi. Digunakan angka ini karena laba operasi merupakan laba yang dihasilkan dari aktivitas utama perusahaan (Ashari et al.1994).3.2.3. Variabel Kualitas Auditor (AUDR)

Variabel ini adalah variabel dummy, angka satu untuk auditor yang diasumsikan berkualitas tinggi dan angka nol untuk auditor yang diasumsikan berkualitas rendah. Kualitas auditor diproksikan dengan reputasi auditor dengan asumsi yang menunjukkan bahwa makin tinggi kualitas auditor maka reputasinya makin baik. Reputasi audit ini diukur dengan melakukan pemeringkatan terhadap auditor berdasarkan banyaknya klien yang diaudit oleh auditor independen. Banyak penelitian yang menggunakan Big Four dan non-Big Four sebagai proksi dari kualitas auditor, tapi di Indonesia pengukuran ini kurang memadai karena sebagian besar perusahaan publik di Indonesia di audit oleh Big Four. Auditor yang digunakan adalah auditor yang terdaftar di BAPEPAM. Dalam hal ini peneliti mengasumsikan bahwa auditor yang memiliki reputasi tinggi dan paling berkualitas di Indonesia adalah auditor yang terdaftar di pasar modal dan memiliki klien yang terbanyak sehingga auditor tersebut dapat dianggap sebagai leader bagi kantor akuntan publik. Jumlah klien ini dihitung berdasarkan persentase terbanyak dari jumlah sampel penelitian. Berdasarkan sampel penelitian, kantor akuntan publik yang memiliki klien terbanyak adalah KAP Prasetio Utomo & Co.

Dengan demikian, untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP Prasetio, Utomo & Co, variabel kualitas auditornya diberi angka satu dan perusahaan yang diaudit KAP lain variabel kualitas auditornya diberi angka nol.3.2.4. Kepemilikan Manajerial (MOwn)

Kepemilikan saham diukur berdasarkan persentase kepemilikan saham yang dimiliki pihak manajerial.3.2.5. Besaran Perusahaan (SIZE)

Variabel kontrol besaran perusahaan ini diukur dengan menggunakan logaritma natural total aktiva.3.2.6. Unexpected Earnings (UE)

Variabel unexpected earnings merupakan variabel kontrol yang digunakan untuk melihat bagaimana reaksi pasar terhadap pengumuman laba perusahaan. Unexpected earnings diukur dengan model:

UEit = (Eit - Eit-1)/lEit-1lNotasi: UEit = unexpected earnings perusahaan i pada perioda (tahun) tEit = earnings perusahaan i pada perioda (tahun) t

Eit-1 = earnings perusahaan i pada perioda (tahun) sebelum t

Page 9: BAB I - datakata.files.wordpress.com  · Web viewPengertian dan Tujuan ... Accounting and Business Research ... “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan

3.3. MODEL ANALISIS DAN PENGUJIAN HIPOTESISModel yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi masing-masing variabel independen dengan model sebagai berikut:

CAR = α + β1 Smooth + β2 AudR + β3 MOwn + β4Smooth*AudR + β5Smooth* MOwn + β6 Size + β7 UENotasi:Smooth = status perataan laba perusahaan; 1 untuk perusahaan perata laba

dan 0 untuk perusahaan bukan perata labaAudR = auditor; 0 untuk KAP non-leader dan 1 untuk KAP leaderMOwn = persentase kepemilikan saham manajerialSize = log natural total aktiva perusahaanUE = unexpected earnings

4. HASIL EMPIRIS4.1. STATISTIK DESKRIPTIF

Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai karakteristik variabel penelitian. Tabel 1 menyajikan total sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 108 perusahaan manufaktur. Perusahaan yang melakukan perataan laba berjumlah 36 perusahaan atau 33,33% dari sampel, sisanya 72 perusahaan (66,67%) bukan merupakan perusahaan perata laba. Perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik Prasetio, Utomo & Co yang dalam hal ini dianggap sebagai leader dari kantor akuntan yang ada di Indonesia berjumlah 52 perusahaan atau 48,15% dari total sampel, sedangkan sisanya 56 perusahaan (51,85%) diaudit oleh kantor akuntan lain.

__________________Tabel 1___________________4.2. UJI ASUMSI KLASIK

Pengujian asumsi klasik pada bagian ini meliputi pengujian normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2002).

Uji normalitas dalam pengujian ini menggunakan One-sample Kolmogorov Smirnov dengan tingkat signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan angka Asymp. Sig. (2-tailed) bernilai 0,093 (> 0.05), berarti asumsi normalitas terpenuhi.

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance atau variance inflation factor (VIF). Batas dari nilai tolerance adalah 0.10 dan batas VIF adalah 5 (Santoso, 2000). Hasil analisis pada menunjukkan bahwa nilai VIF semua variabel independen berada di bawah 5 dan nilai tolerance berada di atas 0.10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

Autokorelasi diuji dengan menggunakan Durbin-Watson. Secara umum dengan menggunakan angka Durbin Watson bisa diambil patokan (Santoso, 2000) yaitu angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. Hasil regresi variable

Perataan Laba Reaksi Pasar

Kualitas Auditor Kepemilikan Manajerial

Page 10: BAB I - datakata.files.wordpress.com  · Web viewPengertian dan Tujuan ... Accounting and Business Research ... “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan

menunjukkan angka D-W sebesar 2.039. Angka 2.039 mendekati 2, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model penelitian ini tidak terdapat gejala autokorelasi.

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Gletjser (Gujarati, 1995). Pada uji Gletjser, nilai residual absolut diregresi dengan variabel independen. Jika pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara statistis adalah signifikan, maka terdapat heteroskedastisitas. Uji Gletjser dalam model regresi menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial (MOwn) secara statistis signifikan mempengaruhi nilai residual absolut, sehingga disimpulkan bahwa terdapat gejala heteroskedastisitas. Oleh sebab itu untuk melanjutkan analisis, dilakukan transformasi pangkat dua untuk variabel kepemilikan manajerial (MOwn). Variabel kepemilikan manajerial (MOwn) yang telah ditransformasi selanjutnya digunakan untuk pengujian hipotesis.

4.3. PENGUJIAN HIPOTESISPengujian hipotesis pertama dan kedua pada tabel model summary (tabel 2)

menunjukkan angka adjusted R Square sebesar 0,201. Angka tersebut memberikan arti bahwa 20,1% dari total variabel CAR dapat dijelaskan oleh variabel Smooth, AudR, MOwn, Size, UE, Smooth*AudR dan Smooth*MOwn sedangkan sisanya sebesar 79,9% dijelaskan oleh variabel lain. __________________________Tabel 2__________________

Hipotesis pertama menguji apakah variabel kualitas auditor yang diproksikan dengan reputasi auditor memoderasi hubungan antara perilaku perataan laba dengan reaksi pasar. Tabel 3 menunjukkan angka koefisien interaksi antara variabel status perataan laba dengan kualitas auditor (Smoth*AudR) sebesar -0,00483 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,901 (>0,05). Hasil regresi ini menunjukkan bahwa berdasarkan sampel penelitian, variabel kualitas auditor bukan merupakan variabel pemoderasi hubungan antara reaksi pasar dengan perilaku perataan laba. Dengan demikian berdasarkan sampel penelitian, hipotesis satu yang menyatakan bahwa kualitas auditor mempengaruhi hubungan antara reaksi pasar dengan perilaku perataan laba tidak dapat diterima. Hipotesis dua menguji apakah variabel kepemilikan manajerial merupakan variabel pemoderasi hubungan antara tindakan perataan laba dengan reaksi pasar. Hasil pada tabel 3 menunjukkan angka koefisien interaksi antara variabel status perataan laba dengan kepemilikan manajerial sebesar -6,259 dengan tingkat signifikansi 0,000 (< 0,5). Hal ini berarti bahwa berdasarkan sampel penelitian, interaksi antara status perataan laba dengan kepemilikan manajerial secara statistis signifikan mempengaruhi reaksi pasar. Hasil pengujian ini mendukung hipotesis dua yang berarti bahwa variabel kepemilikan manajerial merupakan variabel pemoderasi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial memperlemah hubungan antara tindakan perataan laba dengan reaksi pasar. Selanjutnya pada tabel 3 juga dapat dilihat bahwa koefisien variabel kontrol besaran perusahaan (SIZE) sebesar -0.0138 dan secara statistis signifikan pada 0,045 (< 0,05). Variabel unexpected earnings secara statistis signifikan pada 0,014 (< 0,05) dengan koefisien sebesar 0,00213. Hal ini membuktikan bahwa terdapat reaksi pasar pada saat pengumuman laba perusahaan.

______________________Tabel 3______________________

5. PENUTUPTujuan penelitian ini adalah menemukan variabel-variabel yang dapat

mempengaruhi hubungan antara tindakan perataan laba dengan reaksi pasar yaitu

Page 11: BAB I - datakata.files.wordpress.com  · Web viewPengertian dan Tujuan ... Accounting and Business Research ... “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan

kualitas auditor dan kepemilikan manajerial. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, maka dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas auditor bukanlah merupakan variabel pemoderasi hubungan antara reaksi pasar dengan perilaku perataan laba. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Ardiati (2003) yang menyatakan bahwa audit laporan keuangan tidak untuk mendeteksi terjadinya manajemen laba, tetapi audit dilakukan untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan. Hasil penelitian ini kemungkinan juga diakibatkan oleh kurangnya kesadaran investor akan pentingnya kualitas auditor dalam proses audit atau bahkan sesungguhnya mereka belum percaya akan independensi auditor dalam menjalankan proses audit. Dugaan ini perlu penelitian lebih lanjut. Kemudian ditemukan juga bahwa variabel kepemilikan manajerial merupakan variabel pemoderasi hubungan antara reaksi pasar dengan tindakan perataan laba. Hal ini menunjukkan bahwa pasar tidak menyukai perataan laba yang dilakukan oleh perusahaan dengan kepemilikan manajerial yang tinggi, karena dengan demikian manajemen akan lebih leluasa untuk melakukan tindakan perataan laba yang bersifat intentinally smoothing.

Pada penelitian ini tidak tertutup kemungkinan terjadinya kesalahan yang menyebabkan hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain adalah: (1) perioda penelitian hanya mencakup satu tahun yaitu menguji reaksi pasar terhadap tindakan perataan laba pada perioda pengumuman laba tahun 2001, (2) jumlah sampel yang digunakan hanya terbatas pada perusahaan manufaktur saja, sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan jenis industri yang melakukan tindakan perataan laba di Indonesia, (3) peneliti tidak memperhatikan confounding effect lain yang terjadi bersamaan dengan publikasi laporan keuangan yang dapat mempengaruhi abnormal return.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ide untuk pengembangan penelitian selanjutnya. Berdasarkan keterbatasan yang ada, penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan: (1) menambah sampel penelitian jenis industri lain dan memperpanjang perioda penelitian, (2) pengukuran kualitas auditor menggunakan cara lain, untuk menambah referensi bagi penelitian lain, (3) menggunakan model lain untuk mengelompokkan perusahaan sebagai perusahaan perata dan bukan perata laba, (4) mempertimbangkan confounding effect yang mengikuti pengumuman laba perusahaan, (5) menemukan aspek lain yang juga mempengaruhi investor dalam merespon tindakan perataan laba yang dilakukan perusahaan, seperti mekanisme corporate governance.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S, 1999. “Manajemen Laba Dalam Perspektif Teori Akuntansi Positif, Analisis Laporan Keuangan dan Etika”. Media Akuntansi No. 3/TH. 1/September, p: 11-17.

Ardiati, A.Y, 2003. “Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Saham dan Kualitas Audit sebagai Variabel Pemoderasi”. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, p: 408-426.

Page 12: BAB I - datakata.files.wordpress.com  · Web viewPengertian dan Tujuan ... Accounting and Business Research ... “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan

Ashari, N., Koh, H.C., Tan, S.L., dan Wong, W.H, 1994. “Factors Affecting Income Smoothing Among Listed Companies in Singapore”. Accounting and Business Research, Vol. 24, No. 96, p: 291-301.

Assih, P., dan M. Gudono, 2000. ”Hubungan Tindakan Perataan Laba dengan Reaksi Pasar atas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Januari, p: 35-53.

Barnea, A., J. Ronen dan S. Sadan. 1976. “Classificatory Smoothing of Income with Extraordinary Items”. The Accounting Review, January, p: 110-122.

Beattie, V., S. Brown., D. Ewers., B. John., S. Manson., D. Thomas dan M. Turner, 1994. “Extraordinary Items & Income Smoothing, A Positive Accounting Approach”. Journal of Business Finance and Accounting 21, September, p: 791-811.

Becker. C. L., M.L. Defond, J. Jiambalvo dan K.R. Subramanyam, 1998. “The Effect of Audit Quality on Earnings Management”. Contemporary Accounting Research, Spring, p: 1-24.

Bitner, L.N dan R. Dolan, 1996. “Assessing the Relatonship Between Income Smoothing and the Value of the Firm”. Quarterly Journal of Business and Economics”, Winter, p: 16-35.

Booth, G. G., J.P Kallunki dan T. Martikainen, 1996. “Post-Announcement Drift and Income Smoothing: Finnish Evidence”. Journal of Business Finance and Accounting, 23 (8), October, p: 1197-1211.

Brayshaw, R.E dan A.E.K. Eldin, 1989. “The Smoothing Hypothesis and The Role of Exchange Differences”. Journal of Business Finance & Accounting, Winter, p: 621-633.

Carlson, S.J dan C.T. Bathala, 1997. “Ownership Differencies and Firms’ Income Smoothing Behavior”. Journal of Business Finance & Accounting, March, p: 179-196.

Craswell, A.T., J.R. Francis dan S.L. Taylor, 1995. “Auditor Brand Name Reputations and Industry Specialization”. Journal of Accounting and Economics (20), p: 297-322.

Dascher, P.E dan R.E. Malcom, 1970. “A Note of Income Smoothing in the Chemical Industry”. Journal of Accounting Research, Autumn, p: 253-259.

DeFond, M dan J. Jiambalvo, 1991. “Factors Related to Auditor-Client Disagreements Over Income-Increasing Methods”. Contemporary Accounting Research 9, p: 411-431.

Eckel, N, 1981. “The Income Smoothing Hypothesis Revisited”. Abacus, Vol. 17, No. 1, p: 28-40

Page 13: BAB I - datakata.files.wordpress.com  · Web viewPengertian dan Tujuan ... Accounting and Business Research ... “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan

Francis J. R dan E.R. Wilson, 1998. “Auditor Changes: A Joint Test of Theories Relating to Agency Costs and Auditor Differentiation”. The Accounting Review, October, p: 663-682.

Ghozali, I, 2002. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, edisi 2. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati, DN, 1995. “Basic Econometrics”, 3th edition. McGraw-Hill International Edition.

Hartono, J, 2003. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, edisi 3. BPFE Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2000. “Standar Akuntansi Keuangan”. Salemba Empat, Jakarta.

Jang, J.H dan C. J. Lin,1993. “Audit Quality and Trading Volume Reaction; A Study of Initial Public Offering of Stocks”. Journal of Accounting and Public Policy, Vol: 12, p: 263-287.

Jensen, M.C dan W.H. Meckling, 1976. “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics, October, p: 305-360.

Jin, L.S, 1999. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Tesis S2 Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.

Koch, B. S, 1981. “Income Smoothing: An Experiment”. The Accounting Review, July, p: 574-586.

Latrini, M.Y, 2003. “Reaksi Pasar Terhadap Tindakan Perataan Laba”. Tesis S2 Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.

Mayangsari, S, 2003. “Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit serta Mekanisme Corporate Governance terhadap Integritas Laporan Keuangan”. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, p: 1255-1273

Michelson, S. E., J.J. Wagner dan C. W. Wootton, 1995, “A Market Based Analysis of Income Smoothing”. Journal of Business Finance and Accounting, 22, December, p: 1179-1193.

Morck, R., A. Shleifer dan R. Vishny, 1988. “Management Ownership and Market Valuation: An Empirical Analysis”. Journal of Financial Economics, (Januari/March), p: 293-315.

Moses, D.O., 1987. “Income Smoothing and Incentives: Empirical Test Using Accounting Changes”. The Accounting Review, April, p: 358-377.

Page 14: BAB I - datakata.files.wordpress.com  · Web viewPengertian dan Tujuan ... Accounting and Business Research ... “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan

Nasir, M., Arifin dan A. Suzanti, 2002. “Analisa Pengaruh Perataan Laba terhadap Risiko Pasar Saham dan Return Saham Perusahaan-Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta”. Kompak, Mei, p:139-157.

Piot, C, 2001. “Agency Costs and Audit Quality: Evidence from France”. European Accounting Review, Vol. 10, No. 3, Ecole des Hautes Etudes Commerciales de Montreal (HEC).

Salno, H.M dan Z. Baridwan, 2000. “Analisis Perataan Penghasilan (Income Smoothing): Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, January, p: 17-34.

Santoso, S, 2000. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Scott R.W, 2000. “Financial Accounting Theory”, 2nd edition. Prentice Hall Canada Inc, Scarborough, Ontario.

Smith, D.E, 1976. “The Effect of the Separation of Ownership from Control on Accounting Policy Decisions”. The Accounting Review, October, p:707-723.

Tarjo, 2002. “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Mempublik di Indonesia”. Tesis S2 Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.

Teoh, S.H dan T.J. Wong, 1993. “Perceived Auditor Quality and the Earnings Response Coefficient”. The Accounting Review, April, p: 346-366.

Wang, Z dan T.H. William, 1994. “Accounting Income Smoothing and Stockholder Wealth”. Journal of Applied Business Research, Summer, p: 1-11.

Watts. R. L dan J.L. Zimmerman, 1986. “Positive Accounting Theory”. Prenctice-Hall International Inc, New Jersey.

Wooten, C.T, 2003. “Research About Audit Quality”. The CPA Journal, January, p: 48-51.

Lampiran

Tabel 1Deskripsi Sampel

Klasifikasi Jumlah PersentaseTotal Sampel 108 100 %Perusahaan Perata laba 36 33,33%Perusahaan Bukan Perata Laba 72 66.67%

KAP Prasetio, Utomo & Co (Leader) 52 48,15%KAP Lain (non Leader) 56 51,85%

Page 15: BAB I - datakata.files.wordpress.com  · Web viewPengertian dan Tujuan ... Accounting and Business Research ... “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan

Tabel 2Model Summaryb

.503a .253 .201 9.319E-02 2.045Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), UE, SMOOTH, AUDR, SIZE, MOWN,SMOAUDR, SMOMOWN

a.

Dependent Variable: CARb.

Tabel 3Coefficientsa

.194 .092 2.109 .0372.398E-02 .027 .109 .904 .368-5.56E-03 .022 -.027 -.251 .802

5.313 1.236 .594 4.299 .000-4.83E-03 .039 -.017 -.124 .901

-6.259 1.605 -.554 -3.901 .000-1.38E-02 .007 -.179 -2.033 .0452.113E-03 .001 .219 2.511 .014

(Constant)SMOOTHAUDRMOWNSMOAUDRSMOMOWNSIZEUE

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: CARa.