BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika...

59
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Secara umum matematika diperlukan oleh semua orang dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sangat diharapkan siswa sekolah menengah untuk menguasai pelajaran matematika karena matematika merupakan sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa. Dalam kurikulum matematika 2006 dikemukakan bahwa tujuan umum pendidikan matematika ditekankan pada siswa untuk memiliki kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat dialihgunakan pada setiap keadaan seperti berpikir kritis, sistematis, objektif, jujur, disiplin dalam memandang dan menyelesaikan masalah.

Transcript of BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika...

Page 1: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk

menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Secara umum matematika diperlukan oleh semua orang dalam kehidupan sehari-

hari. Oleh karena itu sangat diharapkan siswa sekolah menengah untuk menguasai

pelajaran matematika karena matematika merupakan sarana berpikir ilmiah yang

sangat diperlukan oleh siswa.

Dalam kurikulum matematika 2006 dikemukakan bahwa tujuan umum

pendidikan matematika ditekankan pada siswa untuk memiliki kemampuan

menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat dialihgunakan pada

setiap keadaan seperti berpikir kritis, sistematis, objektif, jujur, disiplin dalam

memandang dan menyelesaikan masalah.

Mengingat pentingnya pelajaran matematika maka seharusnyalah siswa

menguasai pelajaran matematika. Namun dilapangan, selama penulis mengajar di

SMA N 1 Padang Sago, penulis menemukan kenyataan yang tidak diharapkan yaitu

kurangnya minat dan motivasi siswa dalam belajar matematika, siswa menganggap

matematika suatu pelajaran yang sulit dan tidak menarik untuk dipelajari sehingga

siswa merasa takut terhadap pelajaran matematika.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru sesama pengajar matematika

dan beberapa siswa, penulis mandapat masukan bahwa permasalahan utama yang

1

1

Page 2: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah kurangnya sarana penunjang

pembelajaran yaitu buku pegangan siswa dan lembar kerja siswa.

Buku pegangan siswa memiliki peran yang sangat sentral terhadap keberhasilan

siswa, buku pegangan siswa dapat memberikan kesempatan siswa membaca dan

mempelajari konsep-konsep matematika kapan dan dimana saja siswa tersebut

berada baik secara individu maupun berkelompok.

Dari temuan penulis, buku pegangan siswa yang ada diperpustakaan tidak

mencukupi untuk semua siswa. Buku yang ada juga berasal dari beberapa penerbit,

masing-masing penerbit memiliki karakteristik tersendiri. Ada buku yang memiliki

soal-soal dengan tingkat kesukaran tinggi yang tidak sesuai dengan kemampuan

siswa yang umumnya menengah kebawah dan ada juga buku yang belum

menggunakan suatu pendekatan sehingga buku yang ada tersebut kurang

dimanfaatkan oleh siswa.

Selain itu lembar kerja siswa dari sekolah belum ada, lembar kerja yang

digunakan siswa saat ini adalah lembar kerja siswa yang datang dari luar sekolah,

lembar kerja siswa ini juga belum menggunakan suatu pendekatan pembelajaran

yang dapat membantu siswa dalam mengerjakannya.

Guru sebagai pendidik berperan sebagai fasilitator dalam membantu siswa untuk

meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar matematika. Oleh karena itu,

sudah seharusnya guru mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi siswa.

Untuk mengatasi permasalahan diatas dibutuhkan buku pegangan siswa yang

berbasiskan suatu pendekatan yang dapat mendukung proses pembelajaran

2

Page 3: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

matematika yang menyenangkan, bermakna, menarik sehingga meningkatkan minat,

motivasi, aktivitas, kreativitas dan pemahaman siswa. Selain itu buku tersebut harus

dapat di gunakan sebagai lembar kerja siswa.

Ada beberapa pendekatan yang saat ini mulai dikembangkan dan diterapkan

salah satunya adalah pendekatan konstruktivisme. Sebagaimana yang dijelaskan

oleh Sagala (2009;88), Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi)

pendekatan konstektual yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit, yang

hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba.

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk

diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi

makna melalui pengalaman nyata

Dalam pendekatan konstruktivisme siswa mengkonstruksi sendiri

pengetahuannya secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang sudah

ada. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengembangkan buku pegangan siswa

yang berbasis konstruktivisme, dimana buku ini juga dapat digunakan oleh siswa

sebagai lembar kerja sehingga siswa tidak perlu lagi membeli lembar kerja siswa

yang datang dari luar sekolah.

Buku siswa yang berbasis konstruktivisme ini yaitu buku siswa yang pada awal

materi ditampilkan suatu permasalahan berdasarkan pengalaman dalam kahidupan

sehari-hari, dari permasalahan tersebut siswa diharapkan dapat mengkonstruksi

pengetahuan yang dimilikinya sehingga siswa paham dengan tujuan yang hendak

dicapai.

3

Page 4: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

Pada buku siswa berbasis konstruktivisme ini juga diberi tampilan berbentuk

kotak-kotak kecil yang mana dalam kotak-kotak tersebut berisikan rumus-rumus

penting yang dapat digunakan siswa sebagai panduan dalam mengkonstruksi

pengetahuannya.

Buku siswa ini juga dilengkapi dengan lembar kerja siswa yang berbasis

konstruktivisme dimana pada soal-soalnya diberikan kerangka-kerangka jawaban

untuk mempermudah langkah siswa mengerjakan soal-soal tersebut. Selain itu, buku

ini juga berisikan humor serta diberi tampilan-tampilan menarik untuk

menghilangkan kebosanan siswa selama pembelajaran matematika.

Sebagai langkah awal, penulis mencoba mengembangkan buku siswa berbasis

konstruktivisme pada materi matriks dikelas XII IA karena materi matriks juga

digunakan dalam materi selanjutnya yaitu vektor dan transformasi geometri.

Pengembangan ini dirangkum dalam sebuah penelitian dengan judul

“Pengembangan Buku Siswa Berbasis Konstruktivisme pada Materi Matriks

di kelas XII IA SMA Negeri 1 Padang Sago”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah

dalam pembelajaran matematika di SMA Negeri 1 Padang Sago sebagai berikut.

1. Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika, siswa menggangap

matematika adalah suatu pelajaran yang sulit dan tidak menarik untuk dipelajari.

2. Buku pegangan siswa yang ada mencukupi untuk semua siswa, hal ini penulis

temukan berdasarkan penelusuran penulis pada perpustakaan SMA Negeri 1

Padang Sago

4

Page 5: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

3. Buku pegangan siswa yang ada berasal dari beberapa penerbit, buku tersebut

memiliki karakteristik masing-masing dan belum sesuai dengan kemampuan

siswa.

4. Buku pegangan siswa belum menggunakan suatu pendekatan sehingga siswa

kurang tertarik untuk memanfaatkan buku yang ada.

5. Lembar kerja siswa dari sekolah belum ada sehingga siswa memanfaatkan

lembar kerja siswa yang datang dari luar, lembar kerja siswa tersebut juga belum

menggunakan suatu pendekatan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dapat ditemukan permasalahan utama yang

dialami siswa dalam proses pembelajaran matematika yaitu kurangnya sarana

penunjang belajar matematika yaitu buku pegangan siswa. Oleh karena itu

penelitian ini terbatas pada pengembangan buku siswa berbasis konstruktivisme

pada materi matriks di kelas XII IA SMA Negeri 1 Padang Sago.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“bagaimanakah proses pengembangan buku siswa berbasis konstruktivisme pada

materi matriks di kelas XII IA SMA Negeri 1 Padang Sago?”

Untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan di atas, secara khusus dapat dirinci

menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah validitas buku siswa berbasis konstruktivisme pada materi

matriks di kelas XII IA SMA Negeri 1 Padang Sago?

5

Page 6: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

2. Bagaimanakah praktikalitas buku siswa berbasis konstruktivisme pada materi

matriks di kelas XII IA SMA Negeri 1 Padang Sago?

3. Bagaimanakah efektivitas buku siswa berbasis konstruktivisme pada materi

matriks di kelas XII IA SMA Negeri 1 Padang Sago? Untuk memperoleh

jawaban bagaimanakah efektivitas buku siswa, penulis rinci menjadi pertanyaan

sebagai berikut :

a. Bagaimanakah aktivitas siswa kelas XII IA SMA N 1 Padang Sago selama

mengikuti pembelajaran matematika pada materi matriks dengan

menggunakan buku siswa berbasis konstruktivisme?

b. Bagaimanakah motivasi siswa kelas XII IA SMA N 1 Padang Sago setelah

mengikuti pembelajaran matematika pada materi matriks dengan

menggunakan buku siswa berbasis konstruktivisme?

E. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah menghasilkan buku siswa berbasis

konstruktivisme pada materi matriks di kelas XII IA SMA Negeri 1 Padang Sago.

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menentukan validitas buku siswa berbasis konstruktivisme pada materi

matriks di kelas XII IA SMA Negeri 1 Padang Sago

2. Untuk mengetahui praktikalitas buku siswa berbasis konstruktivisme pada

materi matriks di kelas XII IA SMA Negeri 1 Padang Sago

3. Untuk mendeskripsikan efektivitas tentang motivasi siswa kelas XII IA SMA N

1 Padang Sago dalam mengikuti materi matriks dengan menggunakan buku

siswa berbasis konstruktivisme.

6

Page 7: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

F. Manfaat penelitian

Hasil buku siswa berbasis konstruktivisme ini memiliki beberapa manfaat, yaitu

1. Buku siswa berbasis konstruktivisme yang dihasilkan dapat digunakan sebagai

contoh buku siswa berbasis konstruktivisme untuk mata pelajaran matematika

pada topik lainnya;

2. Buku siswa berbasis konstruktivisme ini dapat meningkatkan pemahaman siswa

dalam pembelajaran matematika pada materi matriks;

3. Buku siswa berbasis konstruktivisme ini dapat menjadi alternatif bagi guru

dalam mempersiapkan proses pembelajaran dan meningkatkan kualitas

pembelajaran di SMA Negeri 1 Padang Sago;

4. Buku siswa berbasis konstruktivisme ini dapat menjadi sumbangan bagi

pendidikan dalam rangka inovasi pembelajaran matematika di Sekolah;

5. Buku siswa berbasis konstruktivisme ini dapat menjadi landasan berpijak bagi

peneliti lain untuk melanjutkan penelitian ini.

G. Spesifikasi produk

Produk yang diharapkan dari penelitian ini adalah buku siswa berbasis

konstruktivisme untuk materi matriks pada pembelajaran matematika. Karakteristik

dari buku siswa berbasis konstruktivisme ini adalah :

1. Buku yang berfungsi sebagai buku pegangan sesuai dengan kurikulum KTSP

yang dikembangkan oleh Dinas Pendidikan Nasional .

7

Page 8: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

2. Buku yang memiliki materi pembuka tentang permasalahan sehari-hari yang

dapat digunakan sebagai pengetahuan awal bagi siswa untuk mengkonstruksi

pengetahuannya pada materi selanjutnya

3. Buku sebagai lembar kerja siswa, dimana soal-soal latihan menggunakan

pendekatan konstruktivisme yaitu diberikan kerangka- kerangka jawaban

sehingga siswa bisa mengkonstruksi pengetahuan dalam menyelesaikan soal

tersebut

4. Buku yang memiliki catatan-catatan penting yang dibuat pada suatu kotak kecil

yang membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya

5. Buku siswa yang valid, praktis, dan efektif

6. Buku siswa yang ditampilkan dengan lembaran-lembaran yang menarik dan

diberi sisipan humor

7. Buku siswa yang memiliki soal – soal latihan yang tersusun dari tingkat

kesukaran rendah, sedang sampai tinggi

8

Page 9: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Matematika di SMA

Matematika memiliki fungsi sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau

pengetahuan untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran lain, dalam

dunia kerja, atau dalam kehidupan sehari-hari. Belajar matematika bagi siswa

merupakan pembentukan pola pikir dalam memahami suatu pengertian maupun

dalam penalaran suatu hubungan diantara pengertian tersebut (Erman Suherman,

2003 ; 56)

9

Page 10: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

Tujuan pembelajaran matematika di sekolah mengacu pada fungsi

matematika serta pada tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan dalam

Garis-garis Besar Haluan Negara. Dalam GBPP matematika SMU diungkapkan

bahwa tujuan khusus pengajaran matematika di SMU ( Erman Suherman, 2003 ;

59) adalah sebagai berikut :

a. Siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai

bekal untuk melanjutkan kependidikan tinggi

b. Siswa memiliki keterampilan matematika sebagai

peningkatan matematika pendidikan dasar untuk dapat digunakan dalam

kehidupan yang lebih luas (di dunia kerja) maupun dalam kehidupan sehari-

hari.

c. Siswa memiliki pandangan yang lebih luas serta

memiliki sikap menghargai kegunaan matematika, sikap kritis, logis,

objektif, terbuka, kreatif, serta inovatif.

d. Siswa memiliki kemampuan yang dapat

dialihgunakan (transferable) melalui kegiatan matematika di SMU.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, pembelajaran matematika di SMA

merupakan bekal dan keterampilan bagi siswa untuk menghadapi tantangan

hidup dimasa depan. Belajar matematika akan membentuk pola pikir, sikap

kritis, dan penalaran bagi siswa dalam memecahkan masalah.

2. Konstruktivisme

10

8

Page 11: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan,

konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang

berbudaya modern. Menurut sagala (2009:88), Konstruktivisme merupakan

landasan berfikir (filosofi) pendekatan kontekstual yaitu pengetahuan dibangun

sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan

tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep,

atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi

pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Menurut konstruktivisme siswa mengkonstruksi pengetahuan dengan cara

memberi arti pada pengetahuan tersebut sesuai pengalamannya. siswa perlu

dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu dan

mentransformasi suatu informasi kompleks ke situasi lain serta bergelut dengan

ide-ide.

a. Prinsip belajar menurut konstruktivisme

Para ahli konstruktivisme menyatakan bahwa belajar melibatkan

konstruksi pengetahuan saat pengalaman baru diberi makna oleh

pengetahuan terdahulu. Persepsi yang dimiliki siswa mempengaruhi

pembentukan persepsi baru. Siswa menginterpretasikan pengalaman baru

dan memperoleh pengetahuan baru berdasarkan realitas yang telah terbentuk

di dalam pikiran siswa.

Prinsip-prinsip konstruktivisme telah banyak digunakan dalam

pendidikan sains dan matematika. Aunurrahman (2009:25) mengemukakan:

11

Page 12: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

Beberapa prinsip dasar pembelajaran konstruktivisme yaitu: (1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif; (2) tekanan proses belajar terletak pada siswa; (3) mengajar adalah membantu siswa belajar; (4) penekanan dalam proses belajar lebih kepada proses bukan hasil akhir; (5) kurikulum menekankan partisipasi siswa; dan (6) guru adalah fasilitator.

Prinsip di atas sering digunakan untuk merencanakan proses

pembelajaran, kurikulum dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran yang telah

berjalan. Pada proses pembelajaran, guru mengambil prinsip

konstruktivisme untuk menyusun metode mengajar yang lebih menekankan

keaktifan siswa. Sedangkan sebagai alat evaluasi, konstruktivisme dapat

digunakan untuk meneliti mengapa siswa tertentu dapat belajar lebih baik

dengan teman.

b. Ciri-ciri belajar menurut konstruktivisme

Ciri-ciri proses konstruktivisme (Pannen , 2001 : 9-10) adalah :

a) Belajar berarti membentuk makna yang diciptakan melalui apa yang dilihat, dirasakan dan dialami. b) Konstruksi makna merupakan proses yang terus menerus setiap kali berhadapan dengan fenomena atau hal yang baru, sehingga rekonstruksi, selalu terjadi. c) Belajar bukan proses mengumpulkan fakta, melainkan mengembangkan pemikiran dengan membuat pengertian baru. d) Proses belajar yang sebenarnya terjadi waktu skema seseorang dalam keadaan teransang mengalami perubahan pembentukan pemikiran baru. e) Hasil belajar dipengaruhi pengalaman tentang dunia fisik dan lingkungan. f) Hasil belajar ditentukan oleh pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa

Belajar menurut konstruktivisme adalah ”Proses mengasimilasikan dan

menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang

12

Page 13: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan” (Paul,

1997:61). Jadi, belajar adalah kegiatan siswa mengkonstruksi pengetahuannya

berdasarkan pengalaman.

Menurut Cobb (dalam Erman 2004:76) ”Belajar matematika merupakan

proses dimana siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan matematika.

Ketika siswa mencoba menyelesaikan tugas-tugas di kelas, maka pengetahuan

matematika dikonstruksikan secara aktif

Karena kegiatan pembelajaran menekankan kemampuan siswa

mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, maka setiap siswa harus memiliki

kemampuan dasar untuk memperdayakan fungsi-fungsi psikis dan mental yang

dimilikinya. Kemampuan dasar tersebut menurut Aunurrahman (2009:17),

yaitu : (1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman; (2)

kemampuan membandingkan, mengambil keputusan ( justifikasi ) mengenai

persamaan dan perbedaan; serta (3) kemampuan lebih menyukai pengalaman

yang satu dari pada pengalaman yang lain.

Pembelajaran harus memberikan pengalaman belajar yang baik kepada

siswa. Bagaimana semestinya mereka harus belajar, belajar berinteraksi dengan

orang lain, belajar mengemukakan ide atau pikiran serta pengalaman-

pengalamannya, semuanya akan menjadi pengalaman yang sangat penting bagi

siswa.

Menurut Pannen (2001:7-8), Gagasan konstruktivisme mengenai

pengetahuan adalah sebagai berikut :

13

Page 14: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

a. Pengetahuan merupakan konstruksi kenyataan

melalui kegiatan seseorang.

b. Siswa mengkonstruksi skema kognitif, kategori,

konsep dan struktur dalam membangun pengetahuan, sehingga setiap

individu memiliki skema kognitif, kategori, konsep dan struktur yang

berbeda.

c. Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep

masing-masing individu. Struktur konsep dapat membentuk pengetahuan

bila konsep baru yang diterima dapat dikaitkan dengan pengalaman yang

telah dimiliki seseorang.

d. Dalam proses pembentukan pengetahuan,

kebermaknaan merupakan interpretasi individu terhadap pengalaman yang

dialaminya.

Konstruktivisme tidak bertujuan untuk mengerti kenyataan, melainkan

menggambarkan proses menjadi tahu akan sesuatu. Menurut konstruktivisme,

belajar merupakan proses aktif siswa dalam mengkonstruksikan arti, wacana,

dialog, dan pengalaman fisik. Belajar juga merupakan proses mengasimilasi dan

menghubungkan pengalaman atau informasi yang dipelajari dengan pengertian

yang sudah dimiliki sehingga pengetahuan siswa berkembang.

Dari keterangan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini

memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri

14

Page 15: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna

mengembangkan dirinya sendiri.

3. Keuntungan Pendekatan Konstruktivisme

Pembelajaran dengan pendekatan konsruktivisme direkomendasikan agar

digunakan guru dalam pembelajaran. Dalam kurikulum tingkat satuan

pendidikan, dinyatakan agar pendekatan ini digunakan. Pembelajaran

matematika menuntut pemahaman yang mendalam terhadap konsep. Untuk itu,

pendekatan konstruktivisme sangat cocok digunakan agar siswa dapat

mengkonstruksi pengetahuan dalam memahami konsep-konsep yang bersifat

abstrak.

Kebaikan dari konstruktivisme menurut Ellizar (2008) antara lain:

a. Siswa belajar lebih banyak dan menikmati pembelajaran pada saat mereka

aktif terlibat dalam proses pembelajaran bila dibandingkan dengan siswa

yang pasif dalam belajar.

b. Pembelajaran menjadi lebih baik pada saat siswa konsentrasi berfikir dan

memahami konsep yang dipelajari bila dibandingkan dengan siswa yang

belajar dengan menghafal. Konstruktivisme terfokus untuk mempelajari cara

berfikir dan memahami sesuatu.

c. Hasil belajar konstruktivisme dapat ditransfer. Dalam menggunakan

konstruktivisme, siswa menyusun prinsip-prinsip yang akan dipelajarinya

untuk pembelajaran berikutnya.

15

Page 16: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

d. Konstruktivisme memungkinkan siswa memperoleh apa yang telah

dipelajarinya, karena belajar didasarkan pada pertanyaan dan pencarian yang

dilakukan oleh siswa.

e. Dengan belajar melalui aktivitas penelusuran yang tepat, konteks yang nyata,

konstruktivisme menstimulasi dan mengikat siswa. Siswa belajar untuk

menyusun pertanyaan dan menggunakan pengetahuan yang telah mereka

miliki.

f. Konstruktivisme dan pertukaran ide mengembangkan keterampilan

komunikasi dan ketrampilan sosial dengan cara menciptakan lingkungan

yang memungkinkan terjadinya kolaborasi ide. Siswa harus belajar

bagaimana cara mengemukakan idenya dengan jelas agar dapat terciptanya

tanya jawab dalam kelompok dikelas sehingga tugas dapat diselesaikan

dengan hasil yang baik serta konteks yang dipelajari semakin jelas.

g. Bila seseorang siswa yang belajar dengan pendekatan konstruktivisme

berhasil dalam pembelajarannya, maka ada kepuasan yang terpenuhi

sehingga bagi siswa tersebut pembelajaran menjadi menyenangkan.

4. Buku Siswa

Menurut Abdul Majid (2005:175) , buku sebagai bahan ajar merupakan buku

yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam

bentuk tertulis.

16

Page 17: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

Beberapa hal yang menjadi acuan dalam pengorganisasian buku siswa dan

menjadikan buku tersebut berbeda dengan karakteristik buku lainnya menurut

Hamzah ( 2009 : 147 ) yaitu :1) Judul pendek dan jelas; (2) Rangkuman

diberikan diawal yang menunjukan apa isi buku tersebut; (3) memperhatikan

penataan isi; (4) memilah materi ajar kedalam sub topik; (5) uraian materi; (6)

Penyajian catatan penting; (7) penyajian contoh soal dan (8) penyajian soal

latihan.

Buku siswa yang akan penulis kembangkan adalah buku siswa yang

dirancang untuk membimbing siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan sendiri.

Isi buku siswa berbasis konstruktivisme adalah:

1. Gambar Pembuka materi matriks

Gambar pembuka materi matriks ditampilkan untuk memberikan

gambaran materi pembelajaran yang akan dibahas

2. Judul Materi

Judul materi untuk menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan

dibahas dalam pembelajaran.

3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

17

Page 18: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

Standar kompetensi dan kompetensi dasar dicantumkan agar siswa

mengetahui kompetensi yang harus dicapai setelah mempelajari materi

matriks.

4. Materi dan contoh soal pembelajaran

Materi dan contoh soal pembelajaran disajikan secara sistematis dengan

bahasa yang mudah dipahami siswa.

5. Lembar kerja siswa

Lembar kerja siswa terdiri dari latihan terbimbing, latihan, dan tugas

yang berbasis konstruktivisme dimana siswa membangun suatu konsep

matematika dengan aktif.

6. Catatan , berisi hal-hal penting yang harus diperhatikan

siswa

7. Solusi, merupakan pembahasan soal UN, SNMPTN

8. Sisipan humor

9. Uji Ketuntasan Belajar

Uji ketuntasan belajar disediakan sebagai sarana untuk mengukur sejauh

mana siswa mampu menguasai materi yang dipelajari

5. Aktivitas Belajar

18

Page 19: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Tidak ada belajar kalau tidak ada

aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat

penting di dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran, diharapkan

siswa selalu aktif. Keaktifan siswa dapat berupa aktivitas fisik dan aktivitas

psikis. Guru sangat berperan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Menurut Paul B. Diedrich (dalam Sardiman 2009: 101) indikator yang

menyatakan aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, dan mengamati percobaan. 2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, berdiskusi, dan interupsi. 3) Listening activities, seperti mendengarkan uraian, mendengarkan percakapan, mendengarkan diskusi, dan mendengarkan radio. 4) Writing activities, seperti menulis, membuat laporan, mengisi angket, dan menyalin. 5) Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, membuat peta, dan diagram. 6) Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi model, dan melakukan demonstrasi. 7) Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil keputusan. 8) Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bergairah, berani, tegang, dan gugup.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam belajar siswa dituntut

untuk terlibat aktif selama proses pembelajaran berlangsung termasuk dalam

belajar matematika. Selama pembelajaran matematika banyak aktivitas yang

dapat dilakukan siswa. Jika siswa dapat terlibat aktif, maka proses belajar dapat

berjalan secara optimal sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam

proses pembelajaran, aktivitas tersebut saling mendukung dan melengkapi

sehingga dapat membantu siswa dalam memahami konsep secara menyeluruh.

19

Page 20: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

6. Motivasi Belajar

Woodwort (dalam Wina 2008:250) mengatakan : ” A motive is a set

predisposes the individual of certain activities and for seeking certain goals ”.

Suatu motivasi adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan

kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan

Menurut Dimyati dan Mujiono (2006:80), motivasi dipandang sebagai

dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia,

termasuk perilaku pelajar.

Erman (2004:236) mengemukakan hal-hal yang perlu dilakukan guru

dalam memotivasi siswa untuk belajar matematika sebagai berikut:

a) Memperlihatkan betapa bermanfaatnya matematika bagi kehidupan melalui contoh-contoh penerapan matematika yang relevan dengan dunia keseharian siswa. b) Menggunakan teknik, metode dan pendekatan pembelajaran matematika yang tepat dan sesuai dengan karakteristik topik yang disajikan. c) Memanfaatkan teknik, metode dan pendekatan yang bervariasi dalam pembelajaran matematika agar tidak monoton.

Penulis lebih cenderung mengacu pada pendapat Keller (1983:395) untuk

memilih indikator dari motivasi belajar. Keller mengemukakan empat kategori

kondisi motivasional yang harus diperhatikan guru dalam usaha menghasilkan

pembelajaran yang menarik, bermakna dan memberikan tantangan bagi siswa

yaitu: (1) minat (interest), (2) relevansi (relevance), (3) harapan (expectancy),

dan (4) kepuasan (satisfaction).

20

Page 21: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

Minat siswa dalam belajar muncul jika didorong oleh rasa ingin tahu yang

tinggi. Guru harus mampu merangsang dan memberikan perhatian untuk dapat

meningkatkan keingintahuan siswa terhadap materi pembelajaran yang

diberikan.

Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan

kebutuhan dan kondisi siswa. Motivasi siswa akan terpelihara apabila mereka

menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat

dan sesuai dengan nilai yang dipegang.

Harapan seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses di masa lampau.

Dengan demikian, ada hubungan antara pengalaman sukses dan motivasi.

Motivasi dapat menghasilkan ketekunan yang membawa keberhasilan dan

selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi siswa untuk

mengerjakan tugas berikutnya.

Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan

dan siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa.

Kepuasan karena tercapainya tujuan dipengaruhi oleh konsekwensi yang

diterima, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa tersebut.

Dengan adanya pemberian buku siswa, diharapkan siswa lebih termotivasi

dalam pembelajaran matematika. Apabila siswa sudah termotivasi dalam belajar,

maka mereka akan mudah memahami materi pembelajaran.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.

21

Page 22: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

1) Yasmin (2007) melaksanakan penelitian yang berjudul Pengembangan

perangkat pembelajaran matematika berbasis pendekatan RME Dilaksanakan

Secara Terbatas di SD Negeri 24 Padang. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa perangkat pembelajaran matematika berbasis RME mudah digunakan,

bermanfaat, dan menarik. Pada umumnya, siswa menyenangi proses

pembelajaran berbasis RME ini. Tingkat aktivitas siswa selama pembelajaran

matematika berbasis RME adalah tinggi dan motivasi belajar siswa sangat

tinggi.

2) Isra Nurmai Yenti (2008) melaksanakan penelitian yang berjudul

Pengembangan Buku Kerja Berbasis Konstruktivisme pada Perkuliahan

Kalkulus I di STAIN Batusangkar. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa buku

kerja berbasis konstruktivisme dapat mengaktifkan mahasiswa dan motivasi

belajar mahasiswa sangat tinggi.

Berdasarkan penelitian yang relevan diatas penulis tertarik untuk meneliti

mengenai pengembangan buku siswa berbasis konstruktivisme pada materi matriks

di SMA Negeri 1 Padang Sago

C. Kerangka Pemikiran

Matriks adalah salah satu bagian dari materi matematika. Dalam pembelajaran

matematika pada materi matriks, siswa akan cepat melupakan materi dan

konsepnya apabila mereka hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Akan tetapi,

apabila siswa mendengar, melihat, mendiskusikan, dan melakukannya, siswa akan

memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dengan kata lain, materi matriks akan

22

Page 23: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

lebih mudah dipahami apabila siswa terlibat secara aktif baik fisik mental, dan

emosional selama proses pembelajaran. Dengan demikian guru perlu merancang

pembelajaran yang bermakna yang dapat menghadirkan suasana yang

menyenangkan serta melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Salah satu

pendekatan yang dapat membantu siswa belajar aktif yaitu konstruktivisme.

Pada pembelajaran konstruktivisme, siswa secara aktif terlibat dalam proses

pembelajaran. Siswa juga dapat belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi,

dan saling mengkoreksi. Pembelajaran berbasis konstruktivisme dikaitkan dengan

kehidupan nyata dan atau masalah yang disimulasikan. Disamping itu, keterampilan

siswa dikembangkan atas dasar pemahaman siswa dan siswa mendapatkan

kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri. Penerapannya akan terlihat

pada buku siswa yang berbasis konstruktivisme.

Buku siswa yang berbasis pendekatan konstruktivisme bertujuan membantu

guru dan siswa selama proses pembelajaran agar kontinu dan terarah dengan

memanfaatkan waktu yang tersedia. Buku siswa yang dirancang ini perlu di validasi

oleh pakar dan dipraktikalisasi serta dilihat keefektifannya selama proses

pembelajaran. Buku siswa divalidasi berdasarkan validasi isi dan konstruk, serta

kepraktisan diamati pada saat uji coba dikelas dan keefektifannya hanya diamati

pada aktivitas dan motivasi siswa .

Buku siswa perlu divalidasi dan dipraktikalisasi untuk mengetahui apakah buku

siswa yang dirancang sudah valid dan praktis serta mudah digunakan oleh guru dan

23

Page 24: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

siswa. Kefektifan dilakukan dengan mengamati aktivitas dan motivasi siswa selama

proses pembelajaran.

Secara ringkas kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan

melalui diagram 1 berikut ini:

Diagram 1. Kerangka Pemikiran

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Matriks

Buku Siswa berbasis

konstruktivisme

Validitas oleh Pakar

Praktikalitas Diujicoba

Efektifitas Pengamatan

Validitas isi

Validitas konstruk

Aktivitas siswa

Motivasi siswa

Di kelas

24

Page 25: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab I, penelitian

ini digolongkan pada penelitian pengembangan ( development research ). Penelitian

ini mengembangkan suatu buku siswa yang bermanfaat bagi proses pembelajaran

disekolah. Buku siswa yang digunakan ialah buku siswa berbasis konstruktivisme.

Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai

berikut:

Educational Research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R & D cycle, which consists of studying research findings pertinent to the product to be developed, developing the products based on these findings, field testing it in the setting where it will be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the filed-testing stage. In more rigorous programs of R&D, this cycle is repeated until the field-test data indicate that the product meets its behaviorally defined objectives.

Menurut Van Den Aker dan Plom ( 1994 : 462 ) Tujuan penelitian pengembangan adalah :

1. Better understanding of the implementation problem of teachers.

2. Development of prototypical project intervention ( training, materials, support),

including empirical evidence of their quality.

3. generating methodological directions for the design and evaluation of such

products or intervention.

4. increased ( both individual and collective ) epertise of the various participant.

Berdasarkan tujuan penelitian itu, buku siswa berbasis konstruktivisme ini

termasuk dalam tujuan kedua, yaitu development of prototypical project

intervention. Dalam hal ini penelitian pengembangan digunakan untuk

25

23

Page 26: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

mengembangkan buku siswa berbasis konstruktivisme pada materi matriks yang

valid, praktis dan efektif untuk guru dan siswa.

Untuk mengetahui keefektifan buku siswa berbasis konstruktivisme, digunakan

penelitian pra eksperimental dengan model rancangan penelitiannya adalah “ The

One – Shot case Study” ( Sumadi, 2003 :100). Pada penelitian ini diamati aktivitas

siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan buku siswa berbasis

konstruktivisme.

B. Rancangan penelitian

Rancangan penelitian ini terdiri atas tiga tahap berikut ini.

1. Analisis muka- belakang ( front – end analysis )

2. Tahap prototipe ( prototype )

3. Tahap penilaian ( assessment )

Secara umum, rancangan penelitian dapat dilihat pada Diagram 2 berikut :

Diagram 2. Rancangan penelitian

Diagram rancangan diatas terdapat pada diagram rancangan penelitian

Ahmad ( 2002 : 63 ). Gambar loop yang digunakan menunjukan proses siklis.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap analisis muka – belakang meliputi analisis

buku teks matematika, analisis silabus materi matriks, menelusuri karakteristik

26

Page 27: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

siswa, wawancara dengan teman sejawat, , dan mereviu literatur tentang

pembelajaran berbasis konstruktivisme. Berdasarkan tahap analisis muka –

belakang, dirancang prototipe buku siswa berbasis konstruktivisme pada materi

matriks. Pada tahap penilaian, kegiatan dipusatkan untuk mengetahui apakah

prototipe dapat digunakan sesuai dengan harapan dan efektif untuk meningkatkan

aktivitas positif siswa.

C. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMA N 1 PADANG SAGO

D. Prosedur penelitian

1. Tahap analisis Muka-Belakang (front – end analysis)

Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran kondisi dilapangan. Pada

tahap ini, dilakukan langkah – langkah sebagai berikut :

a. Analisis Buku teks Matematika

Sebelum merancang buku siswa terlebih dahulu peneliti menelaah buku

teks matematika kelas XII khusus materi matriks. Hal ini bertujuan untuk

melihat isi buku, cara penyajian, soal – soal latihan dan tugas-tugas, apakah

sudah sesuai dengan silabus yang berlaku.

b. Analisis silabus materi matriks

27

Page 28: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

Hal ini bertujuan untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi

dasar pada materi matriks kemudian silabus yang ada dikembangkan

berbasis konstruktivisme.

c. Menelusuri Karakteristik Siswa

Ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik siswa, tingkat kemampuan

siswa dan pengetahuan awal siswa.

d. Wawancara dengan teman sejawat

Wawancara dengan teman sejawat bertujuan untuk mengetahui masalah,

hambatan, atau fenomena apa saja yang dihadapi dilapangan sehubungan

dengan materi matriks. Masalah ini dapat berasal dari siswa maupun guru.

e. Mereviu literatur pembelajaran berbasis konstruktivisme

Hal ini bertujuan untuk merancang dan mengetahui proses pembelajaran

yang berbasis konstruktivisme. Disamping itu, untuk merancang metode

pembelajaran apa yang akan digunakan pada setiap pertemuan.

2. Tahap prototipe( Prototype )

Hasil analisis muka belakang digunakan untuk merancang prototipe buku

siswa berbasis konstruktivisme pada materi matriks. Kemudian untuk melihat

kevalidan dan kepraktisan hasil rancangan prototipe ini maka dilakukan tahap

validasi dan tahap kepraktisan. Berikut ini uraian masing-masing tahap :

a. Tahap validasi

28

Page 29: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

Prototipe yang telah dirancang selanjutnya divalidasi kepada 2 orang ahli

konstruktivisme. Validator merupakan staf pengajar jurusan matematika FMIPA

UNP. Ada dua macam validasi yang digunakan pada buku siswa yaitu:

1. Validitas isi, yaitu apakah buku siswa berbasis konstruktivisme yang

telah dirancang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

2. Validasi konstruk, yaitu kesesuaian komponen – komponen buku siswa

dengan indikator yang telah ditetapkan.

Kegiatan validasi dilakukan dalam bentuk mengisi lembar validasi buku

siswa berbasis konstruktivisme dan diskusi sampai diperoleh suatu buku siswa

yang valid dan layak untuk digunakan.

b. Tahap Praktikalitas

Pada tahap ini dilakukan uji coba untuk melihat kepraktisan atau

keterpakaian buku siswa yang telah dirancang berdasarkan penilaian validator.

3. Tahap penilaian (assessment)

Pada tahap penilaian, kegiatan dipusatkan untuk mengevaluasi apakah

prototipe (ujicoba) dapat digunakan sesuai dengan harapan dan efektif untuk

meningkatkan kualitas dan prestasi belajar siswa. Aspek efektifitas yang diamati

dalam proses pembelajaran yang menggunakan buku siswa berbasis

konstruktivisme di kelas ujicoba adalah aktivitas siswa dan motivasi belajar

siswa.

Prosedur penelitian di atas dapat disajikan dalam diagram 3 berikut ini:

29

Page 30: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

Diagram 3. Prosedur Penelitian

E. Instrumen pengumpulan data

Analisis muka-belakang

Analisis Buku Teks Matematika

Analisis Silabus Materi Matriks

Menelusuri Karakteristik Siswa

Wawancara dengan Teman Sejawat

Mereviuw literatur pembelajaran berbasis konstruktivisme

Merancang prototipe

Validasi oleh Pakar

Valid ?Tidak

Revisi

Uji coba di kelas

RevisiPraktis dan efektif

Tidak

Ya

Ya

Buku siswa berbasis konstruktivisme

Yang Valid, praktis, dan efektif

30

Page 31: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

Teknik pengumpulan data untuk menentukan kevalidan buku siswa berbasis

konstruktivisme melalui proses validasi dan diskusi dengan validator. Teknik

pengumpulan data untuk mengetahui kepraktisan buku siswa berbasis

konstruktivisme digunakan lembar observasi dan pedoman wawancara. Sementara

pengumpulan data untuk melihat keefektifan buku siswa berbasis konstruktivisme

digunakan lembar observasi . Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Lembar Validasi

Lembar validasi digunakan untuk mengetahui buku siswa dan instrumen

yang telah dirancang valid atau tidak. Lembar validasi pada penelitian ini terdiri

atas 5 macam yaitu:

a. Lembar validasi buku siswa.

b. Lembar validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

c. Lembar validasi aktivitas siswa.

d. Lembar validasi wawancara dengan siswa.

e. Lembar validasi angket motivasi belajar siswa.

Skala penilaian untuk lembar validasi menggunakan skala Likert.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi yang dipakai adalah lembar observasi untuk

mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran untuk melihat

keefektifan dari lembar observasi, untuk melihat kepraktisan atau keterpakaian

31

Page 32: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

buku siswa yang telah dirancang . Aktivitas siswa yang akan diamati dalam

penelitian ini adalah:

a. Mengajukan pertanyaan

b. Mengemukakan pendapat

c. Membandingkan jawaban teman dengan jawaban sendiri

d. Menjawab pertanyaan teman

e. Mengisi lembar kerja siswa dengan lengkap

f. Siswa berdiskusi dengan pasangannya

g. Siswa bermenung

h. Siswa mengobrol

3. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah

pembelajaran matematika materi matriks. Pengisian angket ini menggunakan

skala Likert dengan range 1 sampai 4. Jika pernyataan bernilai positif maka

kriteria nilai 1 untuk kategori jarang sekali (JS), 2 untuk kategori jarang (JR), 3

untuk kategori kadang-kadang (KK), dan 4 untuk kategori selalu (SL). Jika

pernyataan bernilai negatif maka kriteria nilai 1 untuk kategori selalu (SL), 2

untuk kategori kadang-kadang (KK), 3 untuk kategori jarang (JR) dan 4 untuk

kategori jarang sekali (JS). Apabila pernyataan tidak diisi oleh siswa maka

pernyataan diberi nilai 0. Indikator dari motivasi belajar yang digunakan

mengacu kepada pendapat Keller dalam Reigeluth yaitu (1) minat (interest), (2)

relevansi (relevance), (3) harapan (expectancy), dan (4) kepuasan (satisfaction).

32

Page 33: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

4. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui kepraktisan penggunaan

buku siswa dikelas. Pedoman wawancara berisi pertanyaan tentang keterbacaan,

penyajian, dan kemudahan memahami materi matriks dengan buku siswa

berbasis konstruktivisme

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

”Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan” (Riduwan,

2005:76). Dalam penelitian ini observasi bertujuan untuk mengetahui

praktikalitas pelaksanaan buku siswa berbasis konstruktivisme dan melihat

aktivitas siswa selama pembelajaran. Alat pengumpul data yang digunakan

untuk mengobservasi adalah lembar observasi.

2. Angket

”Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang

bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna” (Riduwan,

2005:71). Pada penelitian ini angket bertujuan untuk mengungkapkan motivasi

belajar siswa pada pembelajaran matematika materi matriks.

3. Wawancara

”Wawancara sebagai alat penilaian digunakan untuk mengetahui

pendapat, aspirasi, harapan, prestasi, keinginan, keyakinan dan lain-lain sebagai

33

Page 34: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

hasil belajar siswa ” (Nana, 2005:67). Pada penelitian ini, wawancara yang

digunakan adalah wawancara bebas (tak berstruktur) yaitu wawancara yang

jawabannya tidak dipersiapkan sehingga orang yang diwawancarai bebas

mengemukakan pendapat. Wawancara pada penelitian ini bertujuan untuk

mengungkapkan praktikalitas penggunaan buku siswa berbasis konstruktivisme

di pembelajaran matematika materi matriks oleh siswa.

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari berbagai instrumen kemudian dianalisis secara

kualitatif dan kuantitatif. Analisis data yang diperoleh dari instrumen adalah sebagai

berikut:

1. Lembar Validasi

a. Buku Siswa

Hasil Validasi dari validator terhadap seluruh aspek yang dinilai

disajikan dalam bentuk tabel. Selanjutnya dicari rerata skor dengan

menggunakan rumus:

( Muliyardi , 2006:82)

Dengan R = Rerata hasil penilaian dari validator

= Skor hasil penilaian validator ke – i

n = Banyak validator

34

Page 35: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

Selanjutnya rerata yang didapatkan dikonfirmasikan dengan kriteria yang

ditetapkan. Cara mendapatkan kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1) Rentangan skor mulai dari 0 sampai 4

2) Kriteria dibagi atas lima tingkatan. Istilah yang digunakan disesuaikan

dengan aspek-aspek yang bersangkutan.

3) Rentangan rerata dibagi menjadi lima kelas interval.

Misalnya, untuk aspek rumusan indikator kompetensi digunakan kriteria

dengan istilah sebagai berikut:

1) Bila rerata > 3,20 maka aspek yang dinilai dikategorikan jelas sekali.

2) Bila 2,40 < rerata ≤ 3,20 maka dikategorikan jelas.

3) Bila 1,60 < rerata ≤ 2,40 maka dikategorikan cukup jelas.

4) Bila 0,80 < rerata ≤ 1,60 maka dikategorikan kurang jelas.

5) Bila rerata ≤ 0,80 maka dikategorikan tidak jelas.

Kemudian dihitung rerata semua aspek untuk validasi buku siswa

berbasis konstruktivisme. Untuk menentukan tingkat kevalidan buku siswa

digunakan kriteria berikut:

1) Bila rerata > 3,20 maka buku siswa dikategorikan sangat valid.

2) Bila 2,40 < rerata ≤ 3,20 maka dikategorikan valid.

3) Bila 1,60 < rerata ≤ 2,40 maka dikategorikan cukup valid.

4) Bila 0,80 < rerata ≤ 1,60 maka dikategorikan kurang valid.

5) Bila rerata ≤ 0,80 maka dikategorikan tidak valid.

35

Page 36: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

Kriteria Validitas buku tercapai apabila lebih dari 65 % validator

mengatakan cukup valid

b. Instrumen

Data hasil lembar validasi instrumen yang terkumpul kemudian

ditabulasi. Hasil tabulasi tiap instrumen dicari persentasenya, dengan rumus

(Riduwan, 2005:89):

Persentase =

Berdasarkan hasil persentase, setiap instrumen dikategorikan pada:

Tabel 1. Kategori Validitas Instrumen

(%) Kategori

0-20 Tidak valid

21-40 Kurang valid

41-60 Cukup valid

61-80 Valid

81-100 Sangat valid

Sumber: Riduwan (2005:89)

2. Lembar Observasi

a. Observasi Praktikalitas

Observasi praktikalitas pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

buku siswa berbasis konstruktivisme. Hasil observasi dipisahkan menurut

kelompok data. Untuk menggambarkan data hasil observasi digunakan

teknik deskriptif.

36

Page 37: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

b. Observasi aktivitas siswa

Data observasi diperoleh dengan cara menghitung jumlah siswa yang

melakukan aktivitas sebagai mana yang terdapat pada lembar observasi. Data

tersebut dianalisis dengan teknik persentase sebagai berikut :

( Anas , 2005:43)

Dengan P = Persentase aktivitas

f = Frekuensi aktivitas

N = Jumlah siswa.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan aktivitas belajar siswa, Dimyati

(1999:125) memberikan kriteria sebagai berikut:

Tabel 2. Kriteria Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa

Kriteria Tingkat keberhasilan Range persentase

Sedikit sekali

Sedikit

Banyak

Banyak sekali

Tidak berhasil

Kurang berhasil

Berhasil

Sangat berhasil

1 – 25

26 – 50

51 – 75

76 – 100

Sumber: Dimyati dan Mudjiono (1999:125)

Berdasarkan tabel dapat diketahui jika persentase siswa yang aktif adalah

antara 1% - 25% maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang beraktivitas

sedikit sekali dan proses pembelajaran tidak berhasil mengaktifkan siswa.

37

Page 38: BAB I - harsumda79.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan

Aktivitas siswa diamati setiap pertemuan, sehingga dapat diketahui

perkembangan aktivitas siswa dalam pembelajaran yang menggunakan buku

siswa berbasis konstruktivisme.

3. Angket

Data angket motivasi diperoleh dengan cara menghitung skor siswa yang

menjawab masing-masing item sebagaimana terdapat pada angket. Data tersebut

dianalisis dengan teknik persentase yang dinyatakan oleh Riduwan (2005:89)

sebagai berikut:

Persentase =

Tabel 3. Kriteria Interpretasi Skor Motivasi Belajar siswa

Kriteria Range persentase

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

0 – 20

21 – 40

41 – 60

61 – 80

81 – 100

Sumber: Riduwan (2005:89)

4. Wawancara

Data yang diperoleh dari wawancara dianalisis secara deskriptif. Analisis

data dilakukan untuk menggambarkan data hasil wawancara dengan siswa

mengenai kepraktisan buku siswa berbasis konstruktivisme.

38