KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA...

114
KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL KHAIRAAT JAKARTA BARAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh MITSNY CHOIRY NIM: 109018200045 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H./2014 M.

Transcript of KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA...

Page 1: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS

GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN

DI MA DA’IL KHAIRAAT JAKARTA BARAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

MITSNY CHOIRY

NIM: 109018200045

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1434 H./2014 M.

Page 2: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 3: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 4: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 5: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

iv

ABSTRAK

Mitsny Choiry (NIM 109018200045). Kemampuan Guru dalam

Mengelola Kelas guna Menunjang Keberhasilan Pembelajaran. Skripsi ini

ditulis di bawah bimbingan Drs. Mu’arif SAM, M.Pd dan Dra. Yefnelty Z, M.Pd.

Skripsi ini mendeskripsikan tentang kemampuan guru dalam mengelola kelas di

sekolah MA Da’il Khairaat.

Penelitian ini difokuskan untuk membahas tentang sejauh mana

kemampuan guru dalam mengelola kelas di MA Da’il Khairaat Jakarta Barat.

Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2013 sampai dengan Januari 2014.

Untuk menjawab permasalahan penelitian ini, digunakan pendekatan

kualitatif dengan memakai metode kualitatif deskriptif. Data yang dikumpulkan

melalui tes pengetahuan dan keterampilan guru, angket untuk siswa, dan

wawancara kepada kepala sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan guru dalam mengelola kelas di

MA Da’il Khairaat ini berada pada kategori Cukup, sehingga perlu banyak

perbaikan dengan pelatihan bagi para guru, dan melakukan pengawasan bagi

kepala sekolah, dan menyediakan fasilitas-fasilitas guna menunjang peningkatan

pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru untuk kepala sekolah dan yayasan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam

mengelola kelas di MA Da’il Khairaat belum optimal.

Kata Kunci : Pengelolaan Kelas dan Pembelajaran.

Page 6: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

v

ABSRACT

Mitsny Choiry (NIM 109018200045). Teachers in Classroom

Management Capabilities to Support the Learning Success. This thesis was

written under the guidance of Drs. Mu'arif SAM, M.Pd and Dra. Yefnelty Z,

M.Pd. This thesis describes the ability of teachers to manage classes at school MA

Da'il Khairaat.

This study is focused to discuss the extent to which the ability of the

teacher to manage the class in MA Da'il Khairaat West Jakarta. This study was

conducted in September 2013 to January 2014.

To answer this research problem, used a qualitative approach using

descriptive qualitative method. The data collected through testing of knowledge

and skills of teachers, questionnaires for students, and interviews with principals.

Based on this research, the ability of the teacher to manage the class in

MA Da’il Khairaat is in the category of self, so it needs a lot of improvement with

training for teachers, and conduct surveillance for principals, and provide facilities

to support the improvement of classroom management is done by teachers to

principals and foundations.

It can be concluded that the ability of the teacher to manage the class in

MA Da'il Khairaat not optimal.

Keywords: Classroom Management and Learning

Page 7: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

vi

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT Sang

Pemilik Kehidupan atas limpahan nikmat dan hidayah-Nya, menciptakan manusia

dengan segala kesempurnaan akal fikiran sehat untuk selalu menjalankan perintah

dan menjauhi segala larangan sesuai dengan tuntutan ajaran agama yang benar,

dan dengan selalu mengucapkan syukur akhirnya penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam tak lupa

penulis junjungkan kehadirat sang perubah peradaban dunia Nabi Muhammad

SAW yang selalu memberikan tauladan yang baik bagi seluruh umat manusia

sehingga sampai saat ini kita masih dapat merasakan indahnya Islam dan

nikmatnya iman.

Penulis sadar bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

segala kekurangan karena keterbatasan kami sebagai mahkluk yang jauh dari

kesempurnaan, maka segala masukan, kritik, dan saran mengenai penulisan

maupun hasil penelitian skripsi ini sangat penulis harapkan demi mencapai

kesempurnaan yang lebih baik.

Terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kebaikan hati

berbagai pihak yang selalu memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada

penulis sehingga kami selalu beristiqamah menyelesaikan penulisan skripsi

sebagai tugas akhir di jenjang perguruan tinggi. Oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati, penulis ingin mempersembahkan doa dan ucapan terimasih

kepada :

1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA. Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mengizinkan

penulis untuk menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di

Universitas Islan Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Hasyim Asy’ari, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Manajemen

Pendidikan yang telah membantu kemudahan administrasi dan pembuatan

skripsi.

Page 8: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

vii

3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang selalu

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, nasehat, dan

pengarahan kepada penulis selama pembuatan skripsi ini.

4. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd, Dosen Penasehat Akademik yang selalu

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasehat kepada

penulis selama menjalani kehidupan di kampus UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Mudini, S.Pd. selaku Kepala Sekolah MA Da’il Khairaat, pendidik, tenaga

kependidikan, peserta didik MA Da’il Khairaat yang telah banyak

memberikan informasi kepada penulis dalam penelitian skripsi.

6. Kepada Abi dan Umi tercinta H. Haerudin dan Hj. Titi Mulyati yang selalu

menjadi kebanggaan anak-anaknya, buat semua do’a, tenaga, biaya dan

kasih sayangnya yang sangat banyak, yang selalu bisa memotivasi hingga

skripsi ini dapat terselesaikan, terima kasih.

7. Teruntuk adik-adikku tercinta Qoyyima, Hifdzi, dan Muhammad Yusron.

Terima kasih selama ini telah memberikan doa dan semangatnya.

8. Kepada yang tersayang Rizam Nuruzzaman, sebagai teman, kaka, sahabat

dan suami terbaik. Terima kasih untuk waktu, tenaga, kesabaran, kasih

sayang dan ketulusan yang selalu bisa menjadi penyemangat dalam

pembuatan skripsi hingga selesai.

9. Buat Dekosan Brader : Ibnu Rijal Silmi dan Yusuf Sayyudi dari Fak.

Dakwah dan Komunikasi, Galih Ihsan dari Fak. Ekonomi, Muhammad

Reiza dan Aiz Nurfaizah dari Fak. Psikologi, dan Rifka Triarsari dari Fak.

Kedokteran, terima kasih telah bersama-sama mengukir cerita dan

membuat setiap moment tak terlupakan.

10. Teman seperjuangan skripsi, Devi Rusmaningtyas dan Meifrida Ayunani.

Terima kasih selalu memberikan semangat dalam setiap penulisan skripsi

ini.

11. Teman-teman terbaik di Program Studi Manajemen Pendidikan angkatan

2009, khususnya Eha, Mamih Bunga, Ketum Sulhan, Taufik, Ardi, Nida,

Nitta, Welvy, Uyuy, dan kawan-kawan MP lainnya yang tidak bisa

Page 9: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

viii

disebutkan satu-persatu. Terima kasih telah menjadi teman terbaik selama

bersama-sama menjadi mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

12. Kepada kakak sekaligus sahabat dan teman terbaik, Ka Wiwi dan Ka

Fahmi.

13. Serta kepada segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-

persatu. Terimakasih atas motivasi dan bimbingan yang sangat bermanfaat

kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga segala kebaikan yang telah dilakukan selama ini mendapat

balasan yang setimpal dari Allah SWT. Semoga kemudahan, rezeki, dan

keberkahan hidup selalu dilimpahkan pada kita semua. Amin yarabbal alamien.....

Penulis berharap semoga skripsi ini menjadi sumbangan ilmu pengetahuan

dan masukan yang positif dan bermanfaat bagi penulis sendiri, pelaku pendidikan,

serta bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 25 Juni 2014

Penulis

Mitsny Choiry

Page 10: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ........................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ................................................................. iii

ABSTRAK ........................................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................................ xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................................. 12

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................................. 12

D. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 13

E. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 13

BAB 2 KAJIAN TEORI

A. Keberhasilan Pembelajaran .................................................................................. 15

1. Pengertian Keberhasilan Pembelajaran ........................................................ 15

2. Faktor-faktor Pendukung Pembelajaran ....................................................... 20

3. Ciri-ciri Pembelajaran yang Berhasil ............................................................ 22

B. Pengelolaan Kelas ................................................................................................ 25

1. Pengertian Pengelolaan Kelas ....................................................................... 25

2. Tujuan Pengelolaan Kelas ............................................................................ 26

3. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas ................................................................ 27

4. Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas ............................................................... 29

Page 11: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

x

a. Penataan Ruang Kelas ...................................................................... 29

(1) Pengaturan Tempat Duduk ......................................................... 30

(2) Pengaturan Alat-alat Pengajaran ................................................. 35

(3) Penataan Keindahan dan Kebersihan Kelas ............................... 36

(4) Pengaturan Ventilasi dan Tata Cahaya kelas .............................. 37

b. Pengaturan Anak Didik ..................................................................... 37

(1) Pembentukkan Organisasi .......................................................... 39

(2) Pengelompokkan Anak Didik ..................................................... 39

c. Pengaturan Disiplin .......................................................................... 43

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 48

B. Metode Penelitian ................................................................................................ 48

C. Sumber Data ......................................................................................................... 49

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 49

E. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................................. 51

F. Teknik Analisis dan Interpretasi Data .................................................................. 51

BAB 4 HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................................... 55

1. Sejarah Singkat MA Da’il Khairaat .............................................................. 55

2. Gambaran Umum Pengelolaan Kelas di MA Da’il Khairaat ....................... 56

B. Deskripsi Data ...................................................................................................... 59

1. Data Hasil Tes ............................................................................................... 59

2. Data Hasil Angket ......................................................................................... 59

3. Analisis dan Interpretasi Data ....................................................................... 70

BAB 5 PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 73

B. Saran .................................................................................................................... 74

Page 12: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

xi

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Penskoran ........................................................................................... 50

Tabel 3.2 Klasifikasi Nilai ............................................................................................... 50

Tabel 3.3 Instrumen Tes Pengetahuan untuk Guru .......................................................... 51

Tabel 3.4 Kisi-kisi Intrumen Angket untuk Siswa ........................................................... 52

Tabel 4.1 Pengaturan Tempat Duduk .............................................................................. 60

Tabel 4.2 Penggunaan Media/Alat Bantu Pendidikan ..................................................... 60

Tabel 4.3 Pemeriksaan Ventilasi Udara ........................................................................... 61

Tabel 4.4 Pembentukkan Kelompok untuk Melakukan Diskusi ...................................... 61

Tabel 4.5 Pengawasan Ketika sedang Melakukan Diskusi .............................................. 62

Tabel 4.6 Pemberian Teguran atau Hukuman Bagi yang Tidak Mengerjakan Tugas .... 62

Tabel 4.7 Perhatian Posisi Tempat Duduk Bagi yang Mengalami Gangguan

Penglihatan, Pendengaran, dll ......................................................................... 63

Tabel 4.8 Perasaan Nyaman Karena Ventilasi Udara yang Cukup .................................. 63

Tabel 4.9 Perasaan Nyaman Karena Ventilasi Udara yang Cukup ................................. 64

Tabel 4.10 Pembentukkan Kelompok Sesuai Kemampuan dan Minat Siswa .................. 64

Tabel 4.11 Penataan Tempat Duduk yang Dilakukan Memberikan Kemudahan dalam

Belajar ............................................................................................................. 65

Tabel 4.12 Pengaturan Alat-alat Peraga atau Media Pengajaran ....................................... 65

Tabel 4.13 Perawatan Alat-alat Peraga atau Media Pengajaran ........................................ 66

Tabel 4.14 Pengaturan Posisi Duduk Sesuai Postur Tubuh .............................................. 66

Tabel 4.15 Pelibatan Siswa dalam Menata Keindahan Kelas ............................................ 67

Page 14: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

xiii

Tabel 4.16 Pelibatan Siswa dalam Menata Kebersihan Kelas ........................ 67

Tabel 4.17 Perubahan Tempat Duduk Tiap Bulan .......................................... 68

Tabel 4.18 Pemberian Sanksi atau Hukuman Bagi yang Melanggar Tata

Tertib Kelas telah Disepakati Bersama ........................................ 68

Tabel 4.19 Penenangan Siswa saat Terjadi Keributan .................................... 69

Tabel 4.20 Penataan Tempat Duduk ............................................................... 69

Tabel 4.21 Pengaturan Siswa pada Setiap Pembelajaran ................................ 70

Tabel 4.22 Analisis Data ................................................................................. 70

Tabel 4.23 Nilai Rata-rata Skor Penelitian Angket Siswa .............................. 71

Page 15: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Faktor-faktor Pendukung Pembelajaran ......................................................... 20

Page 16: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting

bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur, dan sejahtera.

Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan

masalah pendidikan bangsa. Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus

diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi

terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni: (1) sarana

gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang

professional.1

Memahami uraian tersebut, dibutuhkan pendidikan yang dapat

menghasilkan SDM berkemauan dan berkemampuan untuk senantiasa

meningkatkan kualitasnya secara terus menerus dan berkesinambungan. Hal

ini penting, terutama ketika dikaitan dengan Undang-undang Republik

Indonesia No. 20 Tahun 2003, tentang Pendidikan Nasional (Undang-undang

SISDIKNAS), yang mengemukakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan

1 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2011), cet.

Kesebelas, hal. 3

Page 17: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

2

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan bagi sebuah bangsa merupakan kebutuhan yang mutlak

diperlukan, karena hal ini menyangkut masa depan bangsa. Ini berarti bahwa

kemajuan bangsa terletak pada kualitas manusianya, dan peningkatan kualitas

manusianya hanya dapat dibina melalui pendidikan.

Namun pendidikan di Indonesia saat ini tidak lepas dari berbagai

permasalahan, diantaranya adalah masih minimnya sarana-prasarana sekolah,

rendahnya kualitas guru, kesempatan pemerataan pendidikan, relevansi

pendidikan dengan kebutuhan, mahalnya biaya pendidikan hingga

menurunnya mutu pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan adanyapenurunan

angka kelulusan dari tingkat kelulusan 99,5% pada tahun 2012 turun 0,2%

menjadi 98,48% pada tahun 2013.2

Telah diketahui bersama bahwa pendidikan merupakan suatu sistem,

dalam arti bahwa pendidikan terdiri dari bagian-bagian yang satu sama lain

saling berkaitan. Pendidikan sebagai sebuah sistem dapat dimulai dari kajian

dan pembahasan tentang input, process (transformation), dan output dalam

pelaksanaan pendidikan.3Input merupakan sumber-sumber dari masyarakat

yang menjadi masukan dalam sistem pelaksanaan pendidikan. Jika diamati

dari aspek input, maka yang menjadi unsur masukan dalam konteks

pelaksanaan pendidikan adalah siswa (peserta didik), yakni subjek yang akan

melalui berbagai proses transformasi sampai kemudian mencapai hasil yang

telah direncanakan. Process atau transformation merupakan proses

pengubahan masukan menjadi produksi yang dilakukan oleh manusia yang

didukung oleh instrumental input dan environmental input. Instrumental

2 Laela Zahra, “Tingkat Kelulusan UN SMA 2013 Turun 0,02 Persen,” artikel online

pada tanggal 24 Oktober 2013 dari http://www.sindonews.com/ 3 Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan

Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. Pertama, hal. 66

Page 18: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

3

input merupakan dukungan masukan alat-alat yang membantu pelaksanaan

proses pengubahan masukan, yang antara lain terdiri dari; (1) Tenaga

Pendidik (guru), (2) Tenaga Kependidikan (staff), (3) Kurikulum, (4) Media

Pembelajaran, (5) Sumber Pembelajaran, (6) Tujuan Pendidikan, (7)

Organisasi Pendidikan, (8) Sarana dan Teknologi Pendidikan, (9) Biaya

Pendidikan, (10) Program dan Isi Pendidikan dan sebagainya. Sementara,

environmental input merupakan masukan lingkungan yang membantu

pencapaian dan kinerja proses pengubahan masukan, yang mencakup

lingkungan keluarga, lingkungan fisik sekolah, iklim sosial-budaya dan

agama serta lingkungan masyarakat. Sedangkan yang dimaksud dengan

output adalah barang atau produk yang dihasilkan dan dikeluarkan dari hasil

proses dan disampaikan dan difungsikan oleh lingkungan, yakni berupa

orang-orang yang terdidik dalam kemampuan-kemampuan kognitif, afektif

dan psikomotor.

Kegiatan pendidikan merupakan aktifitas yang menjembatani antara

kondisi-kondisi faktual dan kondisi-kondisi ideal. Kegiatan pendidikan

berlangsung dalam satuan waktu tertentu dan berbentuk dalam berbagai

proses pendidikan, yang merupakan serangkaian kegiatan atau langkah-

langkah yang digunakan untuk mengubah kondisi awal peserta didik sebagai

input menjadi kondiis-kondisi ideal sebagai output. Sekolah dapat berfungsi

dengan baik jika komponen-komponen yang merupakan unsur-unsur sistem

saling menunjang. Bila salah satu dari unsur tersebut tidak mendukung

terhadap proses pendidikan maka kualitas dan tujuan pendidikan tidak akan

tercapai.

Pendidikan bermutu membutuhkan proses pembelajaran yang

terstandar dan diselenggarakan secara berkesinambungan dan sistematis.

Proses pembelajaran yang terstandar dengan baik akan membawa peserta

didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan

Page 19: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

4

dan kecakapan hidup untuk meningkatkan nilai tambah bagi diri dan

masyarakatnya.

Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara

guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada

baik potensi yang berumber dari dalam diri siswa itu sendiri. Sebagai suatu

proses kerja sama, pembelajaran tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan

guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-

sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan

demikian, kesadaran dan keterpahaman guru dan siswa akan tujuan yang

harus dicapai dalam proses pembelajaran merupakan syarat mutlak yang tidak

bisa ditawar, sehingga dalam prosesnya, guru dan siswa mengarah pada

tujuan yang sama.Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah,

seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa

dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses

pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh

guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk

menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu

mengelola proses pembelajaran yang memberikan ransangan kepada siswa

sehingga ia mau dan mampu belajar.

Proses pembelajaran pada prinsipnya merupakan proses

pengembangan moral, keagamaan, aktifitas dan kreatifitas peserta didik

melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun demikian, dalam

implementasinya masih banyak kegiatan pembelajaran yang mengabaikan

aktifitas dan kreatifitas peserta didik tersebut. Hal ini banyak disebabkan oleh

model dan sistem pembelajaran yang lebih menekankan pada penguasaan

kemampuan intelektual saja serta proses pembelajaran terpusat pada guru di

kelas, sehingga keberadaan peserta didik di kelas hanya menunggu uraian

guru, kemudian mencatat dan menghafalkannya. Proses pembelajaran yang

selama ini mengarah pada penguasaan hafalan konsep dan teori yang bersifat

abstrak terbukti kurang menarik minat dan motivasi peserta didik untuk

Page 20: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

5

belajar sehingga prestasi belajar siswa selalu rendah. Akibatnya, kegiatan

pembelajaran yang seharusnya berorientasi pada siwa terkalahkan oleh

kegiatan mengajar yang dominasi oleh guru yang cenderung kaku dan

membosakan.

Pembelajaran juga dikatakan sebagai suatu sistem. Dimana sistem

pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi

untuk mencapai suatu tujuan atau output.

Sebagai suatu sistem seluruh unsur yang membentuk sistem itu

memiliki ciri-ciri saling ketergantungan yang diarahkan untuk mencapai suatu

tujuan. Keberhasilan sistem pembelajaran adalah keberhasilan pencapaian

tujuan pembelajaran. Selanjutnya, siapa yang diharapkan dapat mencapai

tujuan tersebut ? Yang harus mencapai tujuan adalah siswa sebagai subjek

belajar. Maka dengan demikian, tujuan utama sistem pembelajaran adalah

keberhasilan siswa mencapai tujuan.4

Guru merupakan organisator pertumbuhan pengalaman siswa. Guru

harus dapat merancang pembelajaran yang tidak semata menyentuh aspek

kognitif, tetapi juga dapat mengembangkan keterampilan dan sikap siswa.

Maka, guru haruslah individu yang kaya pengalaman dan mampu

mentransformasikan pengalamannya itu pada para siswa dengan cara-cara

yang variatif.5

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian

khusus. Pekerjaan ini tidak bisa sembarang orang tanpa memiliki keahlian

seorang guru. Tugas guru meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.

Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

4 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:Kencana

Prenada Media Group, 2011), cet. Keempat, hal. 6 5 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar

Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), cet. Pertama, hal.32

Page 21: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

6

teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-

keterampilan pada siswa.

Dari sekian banyak peran guru dalam proses pembelajaran terdapat

salah satunya adalah guru sebagai pengelola pembelajaran. Sebagai pengelola

pembelajaran (learning manajer), guru berperan dalam menciptakan iklim

belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui

pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif

untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.6

Mengajar dalam konteks standar proses pendidikan bukan hanya

sekedar menyampaikan materi pelajaran akan tetapi juga dimaknai sebagai

proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Makna lain mengajar yang

demikian sering diistilahkan dengan pembelajaran.Hal ini mengisyaratkan

bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus dijadikan sebagai pusat

dari kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk watak, peradaban, dan

meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Pembelajaran perlu

memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi

yang diharapkan.

Hakikat pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar

yang bukan saja terfokus pada hasil yang dicapai peserta didik, namun

bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan

pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta

dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam

kehidupan mereka. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang

kretaif dan menyenangkan, diperlukan berbagai keterampilan, diantaranya

adalah keterampilan mengelola kelas.

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan

memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi

6 Bahan Diklat Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah Tahun 2008, Proses

Pembelajaran di Kelas, Laboratorium, dan di Lapangan, (Direktorat Tendik, Dirjen PMPTK

Depdiknans: 2008, t.t), hal. 23

Page 22: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

7

gangguan dalam proses belajar mengajar.7 Suatu kondisi yang optimal dapat

tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta

mengedalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan

pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan persyaratan mutlak

bagi terjadinya proses belajar mengajar.

Pengelolaan kelas yang baik merupakan bagian terpenting dari

kegiatan pembelajaran seorang guru. Berdasar Permendiknas Nomor 16 tahun

2007 tentang kompetensi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru

untuk kompetensi penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik, disebutkan

bahwa guru harus melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di

laboratorium, dan di lapangan. Pelaksanaan pembelajaran di kelas yang

dimaksudkan tersebut merupakan bagian dari pengelolaan kelas. Sejalan

dengan Permendiknas tersebut, maka bila seorang guru melaksanakan

pembelajaran diharapkan guru tersebut mempunyai aktifitas mengelola kelas

dengan sebaik-baiknya dan menciptakan kondisi yang kondusif sehingga

siswa dapat belajardengan baik.

Pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik

dan rutinitas. Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan

dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses belajar

mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya memberi

penguatan, mengembangkan hubungan guru dengan siswa dan membuat

aturan kelompok yang produktif.

Di kelaslah segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses. Guru

dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-

sifat individualnya. Kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta

sumber pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu dan

berinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat

7 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), cet.

Keempat, hal.173

Page 23: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

8

ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah

kelas dikelola dengan baik, professional, dan harus terus-menerus.

Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya

dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara

prinsip, guru memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni

pengajaran dan pengelolaan kelas. Tugas sekaligus masalah pertama yakni

pengajaran, yang dimaksudkan segala usaha membantu siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan

dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian

rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan

efisien.

Untuk menunjang pelaksanaan tugas utama itu, guru di tuntut

memiliki kemampuan dalam mengelola kelas, karena guru memegang

peranan penting dalam pengelolaan kelas. Keberhasilan pengelolaan kelas di

sekolah sangat ditentukan oleh faktor guru, karena bagaimanapun baiknya

sarana pendidikan apabila guru tidak melaksanakan tugas dengan baik maka

hasil implementasi manajemen kelas tidak akan memuaskan. Di samping itu

keberhasilan pengelolaan kelas juga dapat berpengaruh atau membangkitkan

minat dan motivasi siswa untuk belajar. Dengan demikian siswa akan terlibat

aktif dalam proses belajar mengajar yang senantiasa dapat berpengaruh

terhadap proses pembelajaran.Namun dari sekian banyak fungsi yang harus

ditopang dengan berbagai jenis dan variasi kemampuan kadang membuat

guru menjadi terus dibebani oleh barmacam-macam tugas. Akibatnya tidak

semua tugas dan fungsi tersebut dijalankan dengan baik, bahkan tugas-tugas

yang menyangkut pengelolaan kelas sempat terabaikan.

Pada umumnya kelemahan itu terletak pada guru itu sendiri, yaitu

kurangnya usaha guru untuk memaksimalkan penataan kelas secara

sempurna. Meskipun diakui bahwa penataan kelas bukan tugas guru semata,

melainkan siswa juga turut terlibat di dalamnya. Akan tetapi kuncinya terletak

Page 24: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

9

pada kemampuan guru dalam mengelola kelas secara keseluruhan. Guru

hanya terpaku pada kegiatan memberi materi saja, tanpa memperhatikan

kondisi lingkungan kelas baik fisik maupun psikis, sebab proses pengajaran

dan pembelajaran tanpa didukung oleh lingkungan belajar yang kondusif sulit

untuk mencapai hasil yang optimal. Usaha-usaha untuk menciptakan kondisi

kelas yang sempurna adalah dengan pengelolaan kelas. Jika usaha

pembelajaran siswa tidak ditunjang oleh kondisi kelas yang baik, maka

pengajaran tidak akan berjalan efektif dan efisien.

Dengan demikian harus disadari bahwa dalam proses mengajar guru

harus mampu juga mengelola kelas dengan baik. Dalam mengelola kelas guru

memerlukan keahlian, keterampilan, strategi, dan kemampuan baik itu

kemampuan kognitif, psikomotorik maupun afektif agar pengelolaan kelas

menjadi terorganisir dan terarah jelas. Untuk memiliki kemampuan tersebut

guru perlu membina diri serta selalu mengembangkan kemampuannya secara

baik karena fungsi guru itu sendiri adalah membina dan mengembangkan

kemampuan para siswa secara profesional di dalam proses belajar-mengajar.

Dalam membina kemampuan para siswa sudah tentu guru harus

memiliki kemampuan tersendiri. Adapun kemampuan yang harus dimiliki

guru menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

pasal 10 ayat (1) “kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi”.

Menurut PP No.19 tahun 2005 pasal 28 ayat 3 tentang Standar

Nasional Pendidikan tersebut dapat disimpulkan bahwa guru harus memiliki

kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan diatas, salah satunya adalah

kompetensi pedagogik yaitu kemampuan guru dalam pengelolaan

pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya memiliki: pemahaman

wawasan atau landasan kependidikan. Guru memiliki latar belakang

pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan

Page 25: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

10

intelektual. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam

penyelenggaraan pembelajaran di kelas.

Dalam Undang-undang Sitem Pendidikan Nasional pasal 39

dijelaskan bahwa guru sebagai tenaga kependidikan bertugas melaksanakan

tugas administasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan

teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.8

Dilihat dari pihak guru, keberhasilan kegiatan belajar mengajar bukan

hanya ditentukan oleh kemampuannya dalam menguasai bahan pelajaran,

tetapi juga dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengelola kelas. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh indikator yang menunjukkan

lemahnya kinerja guru dalam melaksanakan tugas utamanya mengajar,salah

satunya adalah lemahnya kemampuan guru dalam mengelola kelas disamping

rendahnya pemahaman tentang strategi pembelejaran, rendahnya kemampuan

melakukan dan memanfaatkan penelitia tindakan kelas, rendahnya motivasi

berprestasi, kurang disiplin, rendahnya komitmen profesi dan rendahnya

kemampuan manajemen waktu. Hal ini dapat dibuktikan dengan rendahnya

prestasi siswa, tidak sesuai dengan strandar atau batas ukuran yang

ditentukan. Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang

sangat penting. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru

mampu mengatur murid dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya

dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran.

Disini jelas sekali betapa pengelolaan kelas yang efektif merupakan

prasyarat mutlak bagi terciptanya proses belajar-mengajar yang efektif pula.

Berdasarkan pendapat di atas, jelas betapa pentingnya pengelolaan kelas guna

menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas

pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru

dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi

8 Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dan Undang-

undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional, (Yogyakarta:Cemerlang

Publisher, 2007), cet. Pertama

Page 26: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

11

kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara

profesional mengelola kelas sehingga terciptanya suasana kelas yang

kondusif guna menunjang proses pembelajaran yang optimal menuntut

kemampuan guru untuk mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan

pendekatan yang dinilai efektif menciptakan suasana kelas yang kondusif.

Salah satu lembaga pendidikan yang menurut penulis belum mampu

memberdayakan guru dalam mengelola kelas adalah MA Da’il Khairaat

Jakarta Barat. MA Da’il Khairaat merupakan suatu lembaga pendidikan

formal Islami yang selalu berusaha memberikan yang terbaik agar dapat

melanjutkan pendidikan putera-puterinya ke sekolah lanjutan tingkat atas

yaitu perguruan tinggi, dan berusaha melahirkan generasi yang berkualitas,

berilmu, kreatif dan berakhlak mulia. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, MA Da’il Khairaat selalu berusaha meningkatkan kompetensi guru,

termasuk dalam hal pengelolaan kelas.

Pengelolaan kelas di sekolah ini secara menyeluruh sebenarnya sudah

berjalan baik bahkan kepala sekolah pun senantiasa memberikan pelatihan

serta terus-menerus memantau aktifitas guru di dalam kelas, namun masih

saja terdapat guru yang mengabaikan aktifitas pengelolaaan kelas tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bagian koordinator

guru, penulis mendapatkan fenomena-fenomena yang berkaitan erat dengan

kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan di dalam kelas.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam

mengelola kelas di M.A Da’il Khairaat masih rendah, maka dari itu penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk karya ilmiah dengan judul

“KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA

MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

KHAIRAAT JAKARTA BARAT”

Page 27: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

12

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan

masalah-masalah sebagai berikut:

1. Banyaknya kegiatan pembelajaran yang mengabaikan aktifitas dan

kreatifitas peserta didik.

2. Kegiatan pembelajaran yang seharusnya berorientasi pada siwa

terkalahkan oleh kegiatan mengajar yang dominasi oleh guru yang

cenderung kaku dan membosakan.

3. Masih terdapatnya para guru yang mengabaikan tugas-tugas yang

menyangkut pengelolaan kelas.

4. Kurangnya usaha guru untuk memaksimalkan penataan kelas

secara sempurna.

5. Lemahnya kemampuan guru dalam mengelola kelas.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah di paparkan di atas,

nampak bahwa masalah-masalah yang terkait dengan pengelolaa kelas sangat

banyak dan beragam. Namun mengingat keterbatasan peneliti dalam hal

akademik, biaya, waktu dan tenaga, maka penelitian ini dibatasi pada

Lemahnya Kemampuan Guru dalam Mengelola Kelas. Adapun pengelolaan

kelas dalam penelitian ini meliputi pengaturan ruang kelas, pengaturan anak

didik, dan pengaturan disiplin.

Dari pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian yaitu:

1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengatur tempat duduk di

kelas ?

2. Bagaimana kemampuan guru dalam mengatur alat-alat pengajaran

di kelas ?

Page 28: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

13

3. Bagaimana kemampuan guru dalam mengatur keindahan dan

kebersihan ruang kelas ?

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengatur ventilasi dan tata

cahaya kelas ?

5. Bagaimana kemampuan guru dalam mengatur siswa di kelas ?

6. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelompokkan siswa

belajar di dalam kelas ?

7. Bagaimana kemampuan guru dalam mengatur disiplin kelas atau

tata tertib kelas ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui kemampuan guru dalam:

1. Mengatur tempat duduk di kelas

2. Mengatur alat-alat pengajaran di kelas

3. Mengatur keindahan dan kebersihan ruang kelas

4. Mengatur ventilasi dan tata cahaya kelas

5. Mengatur siswa di kelas

6. Mengelompokkan siswa belajar di dalam kelas, dan

7. Mengatur disiplin kelas atau tata tertib kelas.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis maupun

praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

sumbangan pemikiran bagi perkembangan lembaga pendidikan Islam, dan

menambah hazanah ilmu pengetahuan.

Adapun secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi

bahan masukan bagi praktisi pendidikan, kepala sekolah, wakil kepala

sekolah, dan pendidik khususnya agar mampu menjalankan proses

Page 29: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

14

pembelajaran dengan baik mulai dari perencanaan, maupun penilaian hasil

belajar sesuai dengan ketentuan yang ada agar dapat memperbaikinya demi

pengelolaan kelas.

Page 30: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

15

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Keberhasilan Pembelajaran

1. Pengertian Keberhasilan Pembelajaran

Pembelajaran atau pengajaran menurut Hamzah B. Uno adalah upaya

untuk membelajarkan siswa.1 Tugas utama guru adalah membelajarkan siswa,

yaitu mengkondisikan siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya dapat

berkembang dengan maksimal. Pemberdayaan peserta didik ini meliputi

aspek-aspek kepribadian terumata aspek intelektual, sosial, emosional dan

keterampilan. Itu sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi

dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi

dengan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran, siswa adalah sebagai subjek dan

kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah

kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran.

Pembelajaran sangat tergantung kepada pemahaman guru tentang hakikat

1 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta:PT Bumi

Aksara, 2008), cet. Ketiga, hal. 134

Page 31: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

16

anak sebagai peserta atau sasaran belajar. Oleh karena itu proses

pembelajaran tergantung pada bagaimana seorang guru memberikan

pengajaran dengan baik dan berpacu pada kemampuan anak didiknya. Proses

pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang membuahkan hasil

belajar yang diharapkan. Hasil belajar yang diharapkan ini berupa

pengetahuan yang otentik dan bersatu raga pada diri seseorang dan mudah

diaplikasikan dalam kehidupan.

Dalam kurikulum berbasis kompetensi pembelajaran dapat diartikan

sebagai proses pengaturan lingkungan yang diarahkan untuk mengubah

perilaku siswa ke arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan

perbedaan yang dimiliki siswa.2

Dalam dokumen KBK, kegiatan yang berhubungan dengan Proses

Belajar Mengajar sering diistilahkan dengan istilah pembelajaran. Hal ini

mengisyaratkan bahwa dalam KBK siswa harus dijadikan sebagai pusat dari

kegiatan Proses Belajar Mengajar. Kegiatan Proses Belajar Mengajar dalam

KBK tidak hanya sekedar proses penyampaian materi saja, akan tetapi

diselenggarakan untuk membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan

mutu kehidupan peserta didik. Pembelajaran perlu memberdayakan semua

potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan.

Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan

perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang

hayat dan mewujudkan masyarakat belajar.

Istilah pembelajaran secara tekstual tertuang dalam UU Sistem

Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal 1, yaitu bahwa pembelajaran

2 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2008), cet. Ketiga, hal.77-78

Page 32: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

17

merupakan suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidikan dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.3

Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua

potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan

pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami,

melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan dan mengaktualisasikan diri.

Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu: 1) berpusat pada peserta

didik, 2) mengembangkan kreatifitas peserta didik, 3) menciptakan kondisi

yang menyenangkan dan menantang, 4) bermuatan, nilai, etika, estetika,

logika, dan kinestetika, dan 5) menyediakan pengalaman belajar yang

beragam.

Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono adalah kegiatan guru

secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar

secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.4 Sedangkan

menurut Sudjana seperti yang dikutip oleh Isjoni menyebutkan bahwa

pembelajaran adalah penyiapan suatu kondisi agar terjadinya belajar.

Pembelajaran sangat tergantung pada pemahaman guru tentang hakikat anak

sebagai peserta atau sasaran belajar.5

Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses

yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu belajar tertuju kepada apa yang

harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus

dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan

berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi

interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa disaat

pembelajaran sedang berlangsung. Dengan kata lain, pembelajaran pada

3 Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dan Undang-

undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional, (Yogyakarta:Cemerlang

Publisher, 2007), cet. Pertama, hal.68 4 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineke Cipta, 2006), cet.

Ketiga, hal. 297 5 Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, (Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2007), cet.

Pertama, hal. 27

Page 33: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

18

hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan

pendidik serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap.

Dengan demikian pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang

oleh guru untuk membantu peserta didik mempelajari suatu kemampuan dan

atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahan

rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar

mengajar. Guru sebagai sumber belajar, penentu metode belajar, dan juga

penilai kemajuan belajar menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien

untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.

Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran atau yang

disebut juga tujuan instruksional, merupakan tujuan yang paling khusus.

Tujuan pembelajaran merupakan bagian dari tujuan kulikuler, dapat

didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah

mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu

kali pertemuan.6

Tujuan (goals) adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil

pendidikan yang diinginkan. Di dalamnya terkandung tujuan yang menjadi

target pembelajaran dan menyediakan pilar untuk menyediakan pengalaman-

pengalaman belajar. Jadi tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata

ajaran, dan guru itu sendiri.

Menurut Dewi Salma Prawiradilaga tujuan pembelajaran adalah

rumusan yang selalu dikembangkan berdasarkan kompetensi atau kinerja

yang harus dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai belajar. Seandainya

tujuan pembelajaran atau kompetensi dinilai sebagai sesuatu yang rumit,

6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta:Kencana Prenada Media, 2011), cet. Kedelapan, hal. 68

Page 34: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

19

maka tujuan pembelajaran tersebut dirinci menjadi subkompetensi yang dapat

mudah dicapai.7

Dalam pembelajaran perlu kiranya diketahui bahwa yang sebenarnya

dilakukan oleh para guru adalah menciptakan situasi belajar yang kondusif

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dan peserta didik merasa nyaman

dan termotivasi dalam proses belajarnya. Karena sebelum dan selama

belajarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik fisik maupun mentak

seperti kelelahan secara fisik, bosan, atau jenuh yang dapat mempengaruhi

konsentrasi dalam belajarnya. Kelelahan mental karena terlalu banyak belajar

juga dapat mengurangi daya tangkap dia untuk memahami materi pelajaran

selanjutnya. Oleh karena itu sebelum melakukan proses pembelajaran ada

tujuan pembelajaran yang harus direncanakan dan dirumuskan agar dalam

pelaksanaan pembelajaran pun sesuai harapan.

Senada dengan pendapat di atas, menurut Oemar Hamalik yang

menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah

kebutuhan siswa, mata pelajaran, dan guru itu sendiri.8 Berdasarkan

kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan

dikembangkan dan diapresiasi. Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam

petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan.

Guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia harus

mampu menulis dan memilih tujuan-tujuan pendidikan yang bermakna, dan

dapat diukur.

Dalam hal ini penulis sependapat dengan pandangan di atas bahwa

proses pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi

kehidupan masyarakat sehari-hari. Dan ini menunjukkan bahwa tujuan

pembelajaran merupakan mempersiapkan siswa untuk hidup dalam

masyarakatnya. Sekolah berkewajiban untuk menyiapkan siswa-siswa yang

7 Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta:Kencana Kerja

Sama dengan UNJ, 2007), cet. Pertama, hal.19 8 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:Bumi Aksara, 1995), cet.

Pertama, hal. 76

Page 35: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

20

siap untuk menghadapi masa depan yang lebih jauh dan dapat menyelesaikan

masalah-masalah dalam lingkungannya, di rumah dan di masyarakat.

2. Faktor-faktor Pendukung Pembelajaran

Bagan 2.1 Faktor-faktor pendukung pembelajaran

Seperti yang tergambar di dalam bagan di atas tersebut, ada enam

faktor terpenting yang merupakan penentu keberhasilan faktor pembelajaran,

yaitu: (1) siswa, (2) guru, (3) kurikulum, (4) sarana dan prasarana, (5)

pengelolaan, (6) lingkungan dan situasi umum sekolah.9

Siswa. Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai

dengan tahap perkembangannya. Perkembangan yang terjadi adalah

perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi perkembangan

masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Perbedaan dalam

9 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Supervisi, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2004), cet.

Pertama, hal. 32

Pembelajaran LULUSAN (1) Siswa

(2) Guru

(3) Kurikulum

(4) Sarana dan

Prasarana

(5)

Pengelolaan

Pribadi

Seutuhnya

(6) Lingkungan dan

Situasi Umum

Page 36: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

21

proses perkembangan dan perbedaan karakteristik pada diri masing-masing

siswa ini turut mempengaruhi proses pembelajaran.

Guru. Keberhasilan suatu sistem pembelajaran, guru merupakan

komponen yang menentukan. Hal ini disebabkan guru merupakan orang yang

secara langsung berhadapan dengan siswa. Dalam sistem pembelajaran guru

bisa berperan sebagai perencana atau desainer pembelajaran, sebagai

implementator dan atau mungkin keduanya. Dalam melaksanakan perannya

sebagai desainer dan implementator pembelajaran guru bukanlah hanya

berperan sebagai model akan tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran.

Dengan demikian efektivitas proses pembelajaran berada di pundak guru.

Oleh karenanya, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangan ditentukan

oleh kemampuan guru.

Kurikulum. Kurikulum adalah materi yang dipelajari oleh siswa.

Materi pembelajaran merupakan faktor penting karena materi yang disajikan

kepada siswa perlu diatur atau ditata sedemikian rupa sehingga mudah

dicerna dan dipelajari oleh siswa.

Sarana dan Prasarana.Faktor lain yang tak kalah penting adalah

sarana dan prasarana. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara

langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media

pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan sebagainya,

sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat

mendukung keberhasilan proses pembelajaran misalnya, penerangan sekolah,

kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan prasarana akan

membatu guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran.

Pengelolaan. Pengelolaan yang dimaksud disini adalah semua bentuk

upaya pengaturan, yang terkait dengan proses pembelajaran agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Yang termasuk dalam

pengelolaan pembelajaran antara lain pembagian tugas guru, penyusunan

jadwal pelajaran, serta pengaturan kelas dan siswa.

Page 37: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

22

Lingkungan dan Situasi Umum. Lingkungan dalam arti luas

mencakup segala materiil dan stimuli di dalam dan di luar diri individu, baik

yang bersifat psikologis, fisiologis, dan sosial-kultural. Contohnya adalah

lingkungan sosial yang mencakup keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Lingkungan-lingkungan tersebut mempunyai peranan penting dalam

memotivasi anak didik untuk belajar.

Keenam faktor tersebut bersatu padu, berfungsi secara bersama-sama

mendukung dan menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif sehingga

menghasilkan lulusan berupa pribadi seutuhnya, bukan hanya memiliki

kemampuan kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik.

Pendapat lain datang dari Aminuddin Rasyad. Menurutnya, faktor-

faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar adalah: faktor

dari dalam diri dan faktor yang datang dari luar diri dan disebut juga faktor

endogen dan eksogen.10

Faktor endogen antara lain seperti minat belajar, kesehatan, perhatian,

keetnanga jiwa di waktu belajar, motivasi, kegairahan diri, cita-cita,

kebugaran jasmani, kepekaan alat-alat indra dalam belajar. Faktor eksogen

yang mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik antara lain seperti

keadaan lingkungan belajar (suasana kelas), cuaca, letak sekolah (di tempat

ramai/tidak), faktor interaksi sosial dengan teman sebangku, interaksi peserta

didik dengan pendidikannya. Faktor eksogen lainnya dapat disebutkan adalah

alat-alat belajar yang digunakan guru dalam proses belajar-mengajar (seperti

media pendidikan, metodologi mengajar yang digunakan, buku-buku yang

dipakai).

3. Ciri-ciri Pembelajaran yang Berhasil

Pembelajaran merupakan aktivitas yang memiliki keterukuran yang

jelas. Keberhasilan pembelajaran adalah ketercapaian atau penguasaan

10

Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Uhamka Press, 2003),

cet. Keempat, hal. 103-104

Page 38: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

23

bahan/materi pelajaran yang ditandai dengan penguasaan tujuan

pembelajaran. Ukuran keberhasilan pembelajaran dalam pengertian yang

operasional adalah penguasaan suatu bahan pelajaran yang dinyatakan tujuan

pembelajaran khusus dan memiliki kontribusi bagi tujuan di atasnya. Merujuk

pada rumusan operasional keberhasilan pembelajaran apabila diikuti ciri-ciri:

a. Daya serap terhadap bahan pembelajaran mencapai prestasi tinggi,

baik secara individual maupun kelompok.

b. Perilaku yang di gariskan dalam tujuan pembelajaran khusus telah

dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.11

Kualitas pembelajaran atau pembentukan kompetensi dapat dilihat

dari segi proses dan dari segi hasil.12

Kriteria ditinjau dari sudut proses-nya menekankan kepada pengajaran

sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa

sebagai subjek mampu mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri.

Dari segi proses, pembelajaran atau pembentukan kompetensi dikatakan

berhasil dan berkualitas apabila peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik,

mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan

kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya

pada diri sendiri.Kriteria ditinjau dari sudut hasil-nya menekankan kepada

apa yang diperoleh siswa dari pembelajaran nampak dalam bentuk perubahan

tingkah laku yang positif pada diri peserta didik. Selain itu, yang dicapai oleh

siswa dari proses pembelajaran dapat dipalikasikannya dalam kehidupannya

sehari-hari.Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan

berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan

bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat

dan pembangunan.

11

Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Lombok:Holistica, 2013), hal. 161 12

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK,

(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2004), cet. Pertama, hal. 131

Page 39: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

24

Untuk memenuhi tuntutan tersebut di atas perlu dikembangkan

pengalaman belajar yang kondusif untuk membentuk manusia yang

berkualitas tinggi, baik mental, moral maupun fisik. Hal ini berarti kalau

tujuannya bersifat afektif psikomotorik, tidak cukup hanya diajarkan dengan

modul, atau sumber yang mengandung nilai kognitif. Namun perlu

penghayatan yang disertai pengalaman nilai-nilai konatif, afektif, yang

dimanefestasikan dalam perilaku sehari-hari. Metode dan strategi belajar-

mengajar yang kondusif untuk hal tersebut perlu dikembangkan. Dengan

metode dan strategi tersebut diharapkan setiap peserta didik dapat

mengembangkan potensinya secara optimal, sehingga akan lebih cepat dapat

menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat apabila mereka telah

menyelesaikan suatu program pendidikan.

Jadi, keberhasilan pembelajaran adalah tercapainya keadaan proses

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan siswa. Keberhasilan belajar dapat diukur dengan

perubahan, karena keberhasilan suatu program pembelajaran dapat diukur

berdasarkan perbedaan cara berfikir, merasa, berbuat sebelum dan berbuat

sesudah memperoleh pengalaman belajar dalam menghadapi situasi yang

serupa. Sistem pendidikan yang ideal menggunakan paradigma pembelajaran

yang berpusat pada siswa. Oleh karena itu tugas guru adalah memfasilitasi

siswa belajar. Pendidik memberikan kemudahan kepada siswa agar aktif

mengembangkan potensi dirinya. Kegiatan pembelajaran berarti membuat

siswa belajar dan aktif mengembangkan potensi dan prestasi secara mandiri.

Belajar aktif memiliki konotasi bahwa siswa belajar tentang bagaimana

seharusnya belajar. Sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam

menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara

nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik, guru dapat menjaga kelas agar

tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.

Page 40: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

25

B. Pengelolaan Kelas

1. Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas.

Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola”, ditambah awal “pe” dan

akhiran “an”. Istilah lain dari kata pengelolaan adalah “manajemen”.

Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa inggris, yaitu management,

yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.13

Sedangkan

pengertian kelas menurut Suharsimi Arikuto yaitu sekelompok siswa, yang

pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.14

Dari uraian tersebut dapatlah dipahami bahwa pengelolaan kelas

adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan

pengajaran. Kesimpulan yang sangat sederhana adalah bahwa pengelolaan

kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran.

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain mendefinisikan pengelolaan

kelas sebagai keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi

belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam

proses belajar mengajar.15

Dengan kata lain, pengelolaan kelas adalah

kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang

optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Namun pada umumnya yang

dimaksud dengan pengelolaan kelas ialah serangkaian tindakan guru yang

dimaksudkan untuk membentuk dan mempertahankan kondisi kelas yang

dapat menunjang kegiatan belajar mengajar sehingga efektif dan efisien.

Sedangkan pengelolaan kelas menurut Suharsimi Arikunto adalah

suatu usaha yang dilakukan oleh penanggungjawab kegiatan belajar-mengajar

13

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineke Cipta, 2010), cet.

Ketiga, hal. 175 14

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,

1996), cet. Keempat, hal. 17 15

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineke Cipta, 2010), cet.

Ketiga, hal. 173

Page 41: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

26

atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga

dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.16

Dari beberapa pendapat tentang pengelolaan kelas menurut beberapa

ahli di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa pengelolaan kelas

adalahupaya yang dilakukan guru dalam mengelola anak didiknya di kelas

dengan menciptakan atau mempertahankan suasana atau kondisi kelas yang

mendukung proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Pengelolaan kelas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru

yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan

berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan maksimal.

Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu

mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam

suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Hubungan

interpersonal yang baik antara guru dan anak didik dan anak didik dengan

anak didik, merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan

kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar

mengajar yang efektif.

2. Tujuan Pengelolaan Kelas

Menurut Pupuh Fathurrohman tujuan pengelolaan kelas adalah untuk

meningkatkan mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran akan tercapai, jika

tercapainya tujuan pembelajaran.17

Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam

tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan

fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan

sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.

16

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,

1996), cet. Keempat, hal. 67-68 17

Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:Refika Aditama, 2007),

cet. Pertama, hal. 104

Page 42: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

27

Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas itu dapat

bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara

efektif dan efisien.18

Pengelolaan kelas yang dilakukan guru bukan tanpa tujuan. Karena

ada tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun terkadang

kelelahan fisikmaupun pikiran dirasakan. Guru sadar tanpa mengelola kelas

dengan baik, maka akan menghambat kegiatan belajar mengajarnya. Itu sama

saja membiarkan jalannya pengajaran tanpa membawa hasil, yaitu

mengantarkan anak didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti

menjadimengerti, dan dari tidak berilmu menjadi berilmu.

3. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas

Masalah pengelolaan kelas bukanlah merupakan tugas yang ringan.

Berbagai faktorlah yang menyebabkan kerumitan itu. Secara umum faktor-

faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas terbagi ke dalam intern yang

berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan perilaku, juga ekstern yang

berhubungan dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa,

pengelompokkan siswa, jumlah siswa di kelas, dan sebagainya.

Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan

kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Prinsip-prinsip

itu adalah:

a. Hangat dan Antusias

Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar-mengajar. Guru

yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada

tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan

pengelolaan kelas.

18

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1996), cet. Keempat, hal. 68

Page 43: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

28

b. Tantangan

Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang

menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga

mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. Selain

itu, akan menarik perhatian siswa dan dapat mengendalikan gairah belajar

anak didik.

c. Bervariasi

Penggunanan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru,

pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya

gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi bila penggunaannya

bervariasi sesuai dengan kebutuhan sesaat. Kevariasian dalam penggunaan

apa yang disebutkan di atas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan

kelas yang efektif.

d. Keluwesan

Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya

dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta

menciptakan iklim belajar mengajar yang efetif. Keluwesan pengajaran dapat

mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak didik, tidak ada

perhatian, tidak mengejakan tugas, dan sebegainya.

e. Penekanan pada Hal-hal yang Positif

Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan

pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian anak didik

pada hal-hal yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan

pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari

kesalahan yang dapat menganggu jalannya proses belajar mengajar.

Page 44: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

29

f. Penanaman Disiplin Diri

Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat

mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu

mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru

sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan

pelaksanaan tanggung jawab.19

4. Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas

Manajemen kelas mencakup kegiatan prosedural dan organisasional

yang mencakupi kegiatan Penataan Ruang Kelas yang meliputi penataan

tempat duduk, pengaturan tempat-tempat pemajangan, penataan keindahan

dan kebersihan kelas. Kegiatan pengaturan anak didik yang meliputi

pembentukan organisasi siswa, pengelompokkan anak didik. Kegiatan

pengaturan disiplin.

a. Penataan Ruang Kelas

Penataan lingkungan fisik kelas merupakan unsur penting dalam

pengelolaan kelas karena akan memberikan pengaruh kepada perilaku guru

dan siswa.

Kelas sebagai lingkungan pembelajaran seharusnya tidak terbatas

dalam ruangan. Peserta didik dapat belajar di dalam atau di luar ruangan.

Kelas seperti inilah yang merupakan tempat belajar yang menyenangkan,

yang aman dan nyaman serta merangsang peserta didik untuk belajar.

Walaupun media pembelajaran sulit ditemukan dan sarana belajarnya tidak

memadai, tetapi kelas dapat dirancang teratur, bersih dan menarik.

Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua bergerak leluasa

tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara peserta didik yang satu

19

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineke Cipta, 2010), cet.

Keempat, hal. 184-186

Page 45: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

30

dengan yang lainnya pada saat melakukan aktifitas belajar. Besarnya ruangan

kelas sangat tergantung pada berbagai hal antara lain:

- Jenis kegiatan, apakah kegiatan pertemuan tatap muka dalam kelas

ataukah kerja di ruang praktikum.

- Jumlah peserta didik yang melakukan kegiatan-kegiatan bersama

secara klasikal akan berbeda dengan kegiatan dalam kelompok kecil.

Kegiatan klasikal secara relatif membutuhkan ruangan rata-rata yang

lebih kecil per orang bila dibandingkan dengan kebutuhan ruangan

untuk kegiatan kelompok.20

Ukuran kelas yang kecil pada umumnya lebih mudah dikelola dan

memberikan beberapa keuntungan antara lain peserta didik lebih banyak

dilibatkan dalam proses pembelajaran.

Kelas harus dirancang dan dikelola dengan seksama agar memberi

hasil yang maksimal. Pendekatan atas pengelolaan kelas sangat tergantung

pada kemampuan, pengetahuan, sikap guru terhadap proses pembelajaran,

dan hubungan siswa yang mereka ciptakan.

Dalam masalah penataan ruang kelas ini uraian akan diarahkan pada

pembahasan masalah pengaturan tempat duduk, pengaturan alat-alat

pengajaran, penataan keindahan dan keebrsihan kelas, dan ventilasi serta tata

cahaya.21

(1) Pengaturan tempat duduk

Tempat duduk merupakan fasilitas atau barang yang diperlukan oleh

siswa dalam proses pembelajaran terutama dalam proses belajar di kelas di

sekolah formal. Tempat duduk dapat mempengaruhi proses pembelajaran

siswa. Bila tempat duduknya bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar,

20

Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta:Rineke Cipta, 2004), cet. Kedua,

hal. 128 21

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineke Cipta, 2010), cet.

Keempat, hal. 204

Page 46: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

31

bundar, persegi empat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh siswa, maka

siswa akan merasa nyaman dan dapat belajar dengan tenang.

Bentuk dan ukuran tempat yang digunakan bermacam-macam, ada

yang satu tempat duduk dapat di duduki oleh seorang siswa, dan satu tempat

yang diduduki oleh beberapa orang siswa. Sebaiknya tempat duduk siswa itu

mudah di ubah-ubah formasinya yang disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan

pembelajaran. Untuk ukuran tempat dudukpun sebaiknya tidak terlalu besar

ataupun terlalu kecil sehingga mudah untuk diubah-ubah dan juga harus

disesuaikan dengan ukuran bentuk kelas.

Peserta didik harus dapat bergerak bebas di antara meja dan kursi.

Tempat duduk disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta

didik dapat juga duduk di lantai tanpa mengganggu kegiatan pembelajaran

atau kerja kelompok.

Pengaturan posisi tempat duduk siswa di kelas tidaklah netral.

Pengaturan sangat berpengaruh bagi para siswa, interaksi antarmereka, dan

interaksi dengan guru. Hal ini berarti bahwa pengaturan posisi tempat duduk

memberi dampak dalam proses pembelajaran. Agar pengaturan posisi tempat

duduk siswa menjadi efektif dan mendukung proses pembelajaran menuju

kompetensi perlulah dipahami syarat-syarat pengaturannya.

Pengaturan posisi tempat duduk siswa dari tingkat Taman Kanak-

Kanak (TK) hingga SLTA sering dipandang oleh beberapa guru sebagai hal

yang remeh, serta tidak berpengaruh terhadap kehidupan dan dinamika kelas.

Berdasarkan pengalaman maupun pengamatan dapat disimpulkan bahwa tata

letak tempat duduk siswa dalam kelas formal di sekolah pada umumnya

berbentuk format kolom dan baris (Format KB). Keadannya selalu sama

sepanjang tahun. Perubahan atas format tersebut bahkan dapat dianggap

sebagai hal yang menyalahi aturan atau kebiasaan. Hal tersebut semakin

bersifat formal apabila tempat duduk guru harus ditata di depan kelas dan

tepat berada di tengah. Posisi meja guru kelas sebaiknya ditata sedemikian

Page 47: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

32

rupa sehingga tampak informal tetapi memberikan kesan akrab dengan

siswanya.

Berbagai ragam dan format tempat duduk siswa menurut Radno

Harsanto:22

a. Format Kolom Baris (KB)

MM M M M M MM M M M M MM M M M M MM M M M M MM M M M M Keterangan:

G = Guru

M = Murid

b. Format U Terbuka

G G

22

Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, (Yogyakarta:Kanisius, 2007), cet.

Pertama, hal. 64-66

G

G

Page 48: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

33

c. Format U Tertutup

G

G

d. Format Lingkaran Besar

e. Format Lingkaran Kecil

G

G

M

M M

M

G

M M

M

M

G G

Page 49: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

34

f. Format Kotak Besar

g. Format Kotak Kecil

G G

G G G

G G

Menurut Sudirman N, sebagaimana dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah

mengemukakan beberapa contoh formasi tempat duduk seperti di bawah ini.23

a. Posisi Berhadapan

1) Meja anak didik

2) Lemari buku

3) Papan tulis

4) Meja guru

5) Tempat alat peraga

6) Tempat pemajangan

23

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,

(Jakarta:Rineka Cipta, 2000), cet. Pertama, hal. 175

G

M

M M

M

M

M M

M

M

M M

M

M

M M

M

M

M M

M

M

M M

M

5

6

1

2

3

4

1

1 1

1 1

Page 50: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

35

b. Posisi Setengah Lingkaran

1) Meja anak didik

2) Lemari buku

3) Papan tulis

4) Meja guru

5) Tempat alat peraga

6) Tempat pemajangan

c. Posisi Berbaris ke Belakang

1) Meja anak didik

2) Lemari buku

3) Papan tulis

4) Meja guru

5) Tempat alat peraga

6) Tempat pemajangan

(2) Pengaturan alat-alat pengajaran

Alat-alat pengajaran hendaknya disimpan pada tempat khusus yang

mudah dicapai kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi

kepentingan kegiatan belajar. Barang-barang yang karena nilai praktisnya

tinggi dan dapat disimpan di ruang kelas, hendaknya ditempatkan sedemikian

rupa sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan peserta didik. Cara

pengambilan barang dari tempat khusus, penyimpanan dan sebagainya

hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga alat-alat tersebut dapat

digunakan.

6

5 1 1 1

1 1 1

2

3

4

5

6

1

1

1 1

1 1

2

3

4

Page 51: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

36

Di antara alat-alat pengajaran di kelas yang harus diatur adalah

sebagai berikut:

a. Perpustakaan Kelas

- Sekolah yang maju ada perpustakaan di setiap kelas.

- Pengaturannya bersama-sama siswa.

b. Alat-alat Peraga Media Pengajaran

- Alat peraga atau media pengajaran semestinya diletakkan di

kelas agar memudahkan dalam penggunaannya.

- Pengaturannya bersama-sama siswa.

c. Papan Tulis, Kapur Tulis, dan lain-lain

- Ukurannya disesuaikan.

- Warnanya harus kontras

- Penempatannya memperlihatkan estetika dan terjangkau oleh

semua siswa.

d. Papan Presensi Siswa

- Ditempatkan di bagian depan sehingga dapat dilihat oleh

semua siswa.

- Difungsikan sebagaimana mestinya.

(3) Penataan keindahan dan kebersihan kelas

a. Hiasan dinding (pajangan kelas) hendaknya dimanfaatkan untuk

kepentingan pengajaran, misalnya:

- Burung garuda.

- Teks proklamasi.

- Slogan pendidikan.

- Para pahlawan.

- Peta/globe.

Page 52: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

37

b. Penempatan lemari

- Lemari buku di depan.

- Lemari alat-alat peraga di belakang.

c. Pemeliharaan kebersihan

- Siswa bergiliran untuk membersihkan kelas.

- Guru memeriksa kebersihan dan ketertiban kelas

(4) Ventilasi dan cahaya kelas

a. Ada ventilasi yang sesuai dengan ruangan kelas.

b. Sebaiknya tidak merokok.

c. Pengaturan cahaya perlu diperhatikan.

d. Cahaya yang masuk harus cukup.

e. Masuknya dari arah kiri, jangan berlawanan dengan bagian

depan.24

b. Pengaturan Anak Didik

Kegiatan interaksi edukatif dengan pendekatan kelompok

menghendaki peninjauan pada aspek perbedaan individual anak didik. Postur

tubuh anak didik yang tinggi sebaiknya ditempatkan di belakang. Anak didik

yang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran sebaiknya

ditempatkan di depan kelas. Dengan begitu, maka anak didik yang minus

dapat melihat tulisan di papan tulis dengan cukup baik. Penempatan anak

didik yang mengalami gangguan pendengaran di depan akan mempermudah

si anak untuk menyimak apa yang disampaikan guru. Sisi lain yang juga perlu

diperhatikan oleh guru dalam pengelompokkan anak didik adalah jenis

kelamin. Anak didik yang cerdas sebaiknya digabung dengan anak didik yang

kurang cerdas. Anak didik yang pandai bicara sebaiknya dikelompokkan

dengan anak didik yang pendiam. Sekelompok anak didik yang gemar

24

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,

(Jakarta:Rineka Cipta, 2000), cet. Pertama, hal. 176-177

Page 53: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

38

membuat keributan dan suka mengganggu temannya akan lebih baik bila

penempatan mereka dipisah-pisah dan tidak terlepas dari pengawasan guru.

Pola pengelompokkan anak didik seperti itu bermaksud agar kelas tidak

didominasi oleh satu kelompok. Tetapi yang terjadi dalam belajar ialah

persaingan yang positif.

Masalah pengaturan tempat duduk itu sebenarnya akan berhubungan

dengan permasalahan siswa sebagai individu dengan perbedaan pada aspek

biologis, intelektual, dan psikologis. Tetapi, di dalam perbedaan dari ketiga

aspek itu ada juga terselip persamaannya.

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono sebagaimana yang

dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah melihat siswa sebagai individu dengan

segala perbedaan dan persamaannya. Persamaan dan perbedaan dimaksud

adalah:

1) Persamaan dan perbedaan dalam kecerdasan (intelegensi).

2) Persamaan dan perbedaan dalam kecakapan.

3) Persamaan dan perbedaan dalam hasil belajar.

4) Persamaan dan perbedaan dalam bakat.

5) Persamaan dan perbedaan dalam sikap.

6) Persamaan dan perbedaan dalam kebiasaan.

7) Persamaan dan perbedaan dalam pengetahuan/pengalaman.

8) Persamaan dan perbedaan dalam ciri-ciri jasmaniah.

9) Persamaan dan perbedaan dalam minat.

10) Persamaan dan perbedaan dalam cita-cita.

11) Persamaan dan perbedaan dalam kebutuhan.

12) Persamaan dan perbedaan dalam kepribadian.

13) Persamaan dan perbedaan dalam pola-pola dan tempo

perkembangan.

Page 54: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

39

14) Persamaan dan perbedaan dalam latar belakang lingkungan.25

Berbagai persamaan dan perbedaan kepribadian siswa di atas berguna

dalam membantu usaha pengaturan siswa di kelas. Terutama berhubungan

dengan masalah bagaimana pola pengelompokkan siswa guna menciptakan

lingkungan belajar yang aktif dan kreatif, sehingga kegiatan belajar yang

penuh kesenangan dan bergairah dapat bertahan dalam waktu yang relatif

lama.

(1) Pembentukan Organisasi

Untuk melatih dan menciptakan ketertiban kelas, perlu dibentuk

organisasi anak didik di kelas. Pembentukan organisasi kelas merupakan

langkah awal melatih dan membina anak didik dalam hal berorganisasi.

Mereka dilatih untuk belajar bertanggungjawab atas tugas yang dipercayakan.

Organisasi anak didik dapat membantu guru dalam menyediakan sarana

pengajaran, seperti menyediakan kapur, alat peraga, buku paket, mengisi

presensi siswa atau guru, dan sebagainya.

Organisasi-organisasi kelas pada umumnya berbentuk sederhana yang

personelnya meliputi ketua kelas, wakil ketua kelas, bendahara, sekretaris,

dan beberapa buah seksi sesuai keperluan. Pemilihan para personel kelas

dilakukan oleh anggota kelas (para anak didik) secara demokratis dengan

dibimbing oleh guru kelas (wali kelas). Dengan kegiatan seperti itu berarti

guru sudah melakukan fungsi manajerial.

(2) Pengelompokkan Anak Didik

Dalam upaya melayani kegiatan belajar anak didik yang optimal,

pengelompokkan anak didik mempunyai arti penting. Pengelompokkan anak

didik bermacam-macam, dari yang sederhana sampai yang kompleks.

25

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineke Cipta, 2010), cet.

Keempat, hal. 207-208

Page 55: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

40

Menurut Roestiyah N.K sebagaimana dikutip oleh Syaiful Bahri

Djamarah membagi pengelompokkan siswa dengan melihatnya dari segi

waktu, kecepatan dan sifatnya. Penjelasannya adalah:

a. Waktu : 1) Kelompok jangka pendek.

2) Kelompok jangka panjang (3 bulan).

b. Kecepatan : 1) Kelompok anak cepat.

2) Kelompok anak lambat.

c. Sifat : 1) Kelompok untuk mengatasi alat pelajaran.

2) Kelompok atas dasar individual/intelegensi.

3) Kelompok atas dasar individual minat.

4) Kelompok untuk memperbesar partisipasi.

5) Kelompok untuk pembagian pekerjaan.

6) Kelompok untuk belajar secara efisien menuju

suatu tujuan.

Sedangkan pengelompokkan amak didik menurut Conny Semiawan

adalah sebagai berikut:

a. Pengelompokkan menurut Kesenangan Berkawan.

Pada pengelompokan ini anak didik dibagi dalam beberapa

kelompok (jumlah kelompok bergantung pada besarnya kelas) atas

dasar perkawanan/kesenangan bergaul di antara mereka. Kelompok

terdiri dari 4-6 orang atau lebih yang menrut mereka merupakan

kawan-kawan dekat. Mereka duduk mengelilingi meja yang telah

disusun dalam keadaan berhadapan. Dalam pengelompokkan seperti

ini, setiap anak didik mempelajari atau berbuat hal yang sama

dengan sumber yang sama.

b. Pengelompokkan menurut Kemampuan.

Kenyataan menunjukkab bahwa dalam mempelajari sesuatu ada

anak didik yang pandai, sedang, dan lambat. Untuk memudahkan

pelayanan guru, anak didik dikelompokkan ke dalam kelompok

Page 56: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

41

cerdas, sedang/menengah, dan lambat. Pengelompokkan seperti ini

diubah sesuai dengan kesanggupan individual dalam mempelajari

mata pelajaran. Seorang anak didik mungkin cerdas dalam

matematika, tetapi lambat dalam ilmu-ilmu sosial, sedangkan anak

didik lain keadaannya tidak demikian. Pengelompokkan demikian

akan menuntut program-program khusus (bantuan remedial) untuk

membantu para anak didik tertentu yang mengalami kesulitan khusus

dalam mata pelajaran tertentu.

c. Pengelompokkan menurut Minat.

Ada anak didik yang senang menulis, sedang yang lainnya senang

pada matematika, ilmu-ilmu sosial, atau ilmu pengetahuan alam.

Anak didik yang berminat melakukan kegiatan belajar yang sama

dikelompokkan. Pada situasi seperti ini, guru perlu terus menerus

mengamati setiap anak didik. Di samping itu, guru perlu memberi

dorongan kepada anak didik untuk berpindah dari satu kegiatan ke

kegiatan yang lain,26

Selain dari pola pengelompokkan siswa sebagaimana disebutkan di

atas, pengelompokkan siswa dapat pula dilakukan dengan cara-cara berikut

ini:

a. Pembentukkan kelompok diserahkan kepada anak didik.

Pada umumnya bila pembentukan kelompok diserahkan kepada

siswa, mereka akan mendasarkan pemilihan anggota kelompoknya

atas dasar rasa simpati satu sama lain, minat yang sama atau

didorong oleh kemauan yang sama untuk memperoleh hasil yang

baik dengan bekerja sama. Dengan demikian, terbentuklah kelompok

teman dekat, kelompok minat atau kelompok prestasi.

26

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,

(Jakarta:Rineka Cipta, 2000), cet. Pertama, hal. 180-181

Page 57: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

42

b. Pembentukkan kelompok diatur oleh guru sendiri.

Bila guru sendiri yang mengaturnya, pada umumnya dasar

pembentukan yang dipakai antara lain tempat duduk yang

berdekatan, urutan huruf pertama nama siswa dalam abjad, taraf

prestasi siswa dalam bidang studi yang bersangkutan, jenis kelamin,

kecenderungan siswa untuk berperan sebagai dalam kelasnya atau

pengikut saja. Dengan demikian, akan terbentuk kelompok-

kelompok yang heterogen. Anggota kelompok yang heterogen

berbeda dalam banyak hal, sedangkan anggota kelompok yang

homogen mempunyai kesamaan dalam satu hal pokok, misalnya

taraf kemampuan belajar.

c. Pembentukkan kelompok diatur guru atas usul anak didik.

Walaupun diusulkan oleh siswa, apabila guru memandang perlu

berdasaekan pertimbangan-pertimbangan tertentu, ia dapat

melakukan perubahan. Siswa mengisi angket dengan membubuhkan

nama tiga atau empat teman yang dipilihnya secara rahasia. Hasilnya

berbentuk sosiogram yang memperlihatkan keadaan hubungan sosial

antarsiswa pada kelas yang bersangkutan. Sesuai dengan patokan

siswa dalam angket (sosiogram) guru menyusun kelompok-

kelompok belajar. Tanpa sepengetahuan siswa, guru dapat

melakukan perubahan dari pilihan siswa demi kepentingan terjadinya

kerja sama atau demi kepentingan siswa tertentu, atau demi

kepentingan lain sebagai dasar pertimbangan. Untuk melaksanakan

cara yang ketiga ini guru hendaknya telah menguasai masalah yang

berkenaan dengan pembuatan sosiometrik.27

Demikian beberapa hal mengenai masalah pengelompokkan siswa.

Apa yang dikemukakan ini boleh jadi dapat dijadikan sebagai perbandinan

sekiranya pembaca menemukan pendapat ahli-ahli lainnya yang

membicarakan masalah yang sama.

27

Syaiful Bahri Djamarah, Stretegi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), cet.

keempat, hal. 212

Page 58: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

43

c. Pengaturan Disiplin

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disiplin diartikan dengan tata

tertib atau ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib. Kata

disiplin sendiri sebenarnya berasal dari bahasa latin, yaitu disciplina atau

discipulus yang berarti perintah dan peserta didik.28

Jadi, disiplin dapat

dikatakan sebagai perintah seorang guru kepada peserta didik.

Dari pengertian di atas, maka dalam konteks manajemen kelas disiplin

dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh guru sebagai manajer

kelas untuk menjadikan peserta didiknya memiliki kemampuan guna

mengendalikan diri dan berperilaku sesuai dengan tata tertib di kelas.

Salah satu kegiatan yang tak kalah pentingnya dalam kegiatan

manajemen kelas adalah membina kedisiplinan peserta didik. Guru sebagai

seorang manajer kelas dituntut pula untuk memiliki keterampilan dalam

membina kediplinan peserta didik tersebut. Dapat dikatakan bahwa ketika

peserta didik di dalam kelas maka kelas akan menjadi kondusif sehingga pada

gilirannya keberhasilan kegiatan belajar mengajar dapat tercapai.

Itulah sebabnya kedisiplinan peserta didik di dalam kelas menjadi hal

yang penting dalam menciptakan perilaku peserta didik yang tidak

menyimpang dari ketertiban kelas. Sikap atau perilaku yang diharapkan dari

peserta didik yang disiplin adalah perilaku yang mencerminkan kepatuhan

terhadap berbagai nilai yang disepakati oleh semua, baik oleh peserta didik

sendiri maupun oleh guru yang tertuang dalam tata tertib atau aturan kelas.

Dalam konteks manajemen kelas, kedisiplinan peserta didik terlihat

dalam perilaku peserta didik yang mampu mengatur ataupun menempatkan

dirinya sendiri dalam kegiatan belajar mengajar di kelas pada khususnya serta

di sekolah pada umumnya. Dengan demikian, kedisiplinan dapat mengontrol

28

Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2013), cet.

Pertama, hal. 159

Page 59: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

44

perilaku peserta didik agar tercapai kelas yang kondusif, yaitu kelas yang

mendukung tercapainya tujuan kegiatan belajar mengajar.

Dengan disiplin para peserta didik bersedia untuk tunduk dan

mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu. Kesediaan

semacam ini harus dipelajari dan harus secara sadar diterima guna

memelihara kepentingan bersama atau memelihara tugas-tugas belajar peserta

didik. Hanya dengan menghormati tata tertib kelas peserta didik dapat belajar

menghormati aturan-aturan umum lainnya, belajar mengembangkan

kebiasaan, dan mengendalikan diri.

Fungsi utama disiplin adalah untuk mengajar mengendalikan diri

dengan mudah, menghormati, dan mamatuhi otoritas. Dalam mendidik

peserta didik perlu disiplin, tegas dalam hal apa yang harus dilakukan dan apa

yang dilarang serta tidak boleh dilakukan. Disiplin perlu dibina pada peserta

didik agar mereka dengan mudah dapat mengerti dan dapat membedakan

perilaku yang baik dan perilaku yang buruk.

Disiplin timbul dari kebutuhan untuk mengadakan keseimbangan

antara apa yang ingin dilakukan oleh individu dan apa yang diinginkan

individual dari orang lain sampai batas-batas tertentu dan memenuhi tuntutan

orang lain dari dirinya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan dari

perkembangan yang lebih lugas.

Pengelolaan kelas yang baik akan menciptakan disiplin kelas yang

baik. Kelas dinyatakan disiplin apabila setiap siswanya patuh pada aturan

main atau tata tertib yang bukanlah hanya sekedar pemberian hukuman bagi

pelanggaran atau menerima penghargaan bagi yang menaatinya.

Pembuatan tata tertib pun hendaknya dengan melibatkan siswa, maka

rasa tanggung jawab siswa terhadap pelajaran akan lebih besar jika mereka

terlibat dalam perbuatannya. Dengan mendengarkan saran, masukan dan

keinginan siswa akan membuatnya merasa dihargai dan diakui. Hal ini tentu

saja akan berpengaruh pada pelaksanaan peraturan tersebut pada nantinya.

Page 60: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

45

Dan keuntungan lain dari adanya disiplin adalah peserta didik belajar hidup

dengan pembiasaan yang baik, positif, dan bermanfaat bagi dirinya dan

lingkungan.

Ada beberapa pendekatan yang dapat ditempuh guru sebagai alternatif

pertimbangan dalan menanggulangi pelanggaran disiplin. Cara tersebut antara

lain:

(1) Pengenalan Peserta didik

Kemampuan guru dalam pencegahan emosional terhadap peserta didik

sangat berpengaruh pada tingkah laku peserta didik itu sendiri, makin baik

guru mnegenal peserta didik makin besar kemungkinan guru untuk mencegah

terjadinya pelanggaran disiplin. Sebaliknya yang frustasi karena merasa tidak

mendapat perhatian guru dengan semestinya, sangat mungkin terjadi peserta

didik yang tidak disiplin.

Pada dasarnya peserta didik mempunyai daya atau tenaga untuk

mengontrol dirinya, namun kurangnya perhatian dari guru dan orang tua juga

dapat membuat peserta didik kurang dapat mengontrol dirinya sendiri dan

kurangnya menghargai otoritas dan mereka tidak menyukainya dan

membencinya. Untuk itu pengenalan terhadap latar belakang mereka

merupakan usaha penanggulan dan pelanggaran disiplin.

(2) Melakukan Tindakan Korektif

Bila ada peserta didik melakukan tindakan yang dapat menganggu

suasana proses belajar mengajar maka guru segera melakukan tindakan yaitu

menghentikan gangguan tersebut, kemudia usahakan memberikan pengertian

mengapa peserta didik melakukan tindakan tersebut. Kemukakan kepadanya

harapan kita sebagai guru dan teman-teman lain yang akan terganggu

konsentrasinya dan nyatakan tingkah laku bagaimana yang diharapkan dari

peserta didik yang bersangkutan. Hendaknya guru melakukan hal tersebut

Page 61: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

46

dilakukan secara tegas dan berwibawa, namun hindari juga hal-hal yang

menyebabkan peserta didik malu di depan teman-temannya.

Namun bila ada peserta didik melanggar peratura tata tertib sekolah,

komunikasikan kembali apa peraturan yang telah dibuat dan disepakati

bersama. Konsekuensi ini dilakukan secara bertahap dimulai dari peringatan,

teguran, disuruh menghadap kepala sekolah atau dilakukan kepada orang

tuanya tentang pelanggran yang dilakukannya.

(3) Melakukan Tindakan Penyembuhan

Pelanggaran yang sudah terlanjur dilakukan peserta didik atau

sejumlah peserta didik perlu ditanggulangi dengan tindakan penyembuhan.

Guru melakukan tindakan penyembuhan ini maka peserta didik melanggar

sejumlah besar peraturan sekolah yang telah disepakati bersama, kemudian

peserta didik tidak mau menerima atau menolak konsekuensi seperti yang

telah terlanjur dalam peraturan sekola sebagai akibat dari perbuatannya. Maka

langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam tindakan penyembuhan ini

adalah:

a. Mengidentifikasi peserta didik yang mendapat kesulitan untuk

menerima dan mengikuti tata tertib atau menerima konsekuensi dari

pelanggaran yang dibuatnya.

b. Membuat rencana yang diperkirakan paling tepat tentang langkah-

langkah yang akan ditempuh dalam mengadakan kontrak dendam

peserta didik.

c. Menetapkan waktu pertemuan dengan peserta didik tersebut yang

disetujui bersama oleh guru dan peserta didik yang bersangkutan.

d. Bila saatnya bertemu dengan peserta didik jelaskanlah maksud

pertemuan tersebut, dan jelaskan pula manfaat yang mungkin

diperoleh baik oleh peserta didik maupun oleh sekolah.

e. Pertemuan guru dan peserta didik harus sampai kepada pemecahan

masalah dalam rangka memperbaiki tingkah laku peserta didik.

Page 62: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

47

f. Melakukan kegiatan tidak lanjut.29

Jadi, pengelolaan kelas adalah usaha guru dalam menciptakan

kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa melaksanakan pembelajaran

optimal sehingga mudah mencapai kompetensi yang diharapkan.Aspek-aspek

yang perlu dikelola dalam pembelajaran meliputi penataan ruang kelas yang

mencakup pengaturan tempat duduk dan pengaturan alat-alat pengajaran,

pengaturan anak didik yang mencakup pembentukan organisasi dan

pengelompokkan anak didik, dan pengaturan disiplin.

29

Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta:Rineke Cipta, 2004), cet. Kedua,

hal. 141.

Page 63: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MA Da’il Khairaat yang berlokasi di

Jakarta Barat. Adapun waktu penelitian dilakukan pada bulan September

2013 sampai dengan April 2014.

B. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data penulis menggunakan jenis penelitian

kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan

suatu kejadian atau keadaan tertentu yang terlebih dahulu menganalisis

kejadiannya, untuk kemudian dibandingkan dengan teori yang ada.

Page 64: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

49

C. Sumber Data

Sumber data antara lain:

Guru : Sebagai objek dari penilitian maka guru adalah sumber data

paling utama.

Siswa : Sebagai hasil dari pengelolaan kelas yang dilakukan oleh

guru.

Kepala Sekolah : Sebagai pembuat kebijakan dan penilai pengelolan

kelas yang dilakukan guru.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam hal ini adalah usaha untuk mendapatkan

informasi mengenai pengelolaan kelas di MA Da’il Khairaat Jakarta Barat.

Dalam upaya pengumpulan data pada skripsi ini, penulis menggunakan

beberapa teknik yaitu:

1. Tes

Tes ialah seperangkat ransangan (stimuli) yang diberikan kepada

seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dapat

dijadikan dasar bagi penetapan skor nilai.1Tes digunakan untuk mengukur

pengetahuan guru tentang pengelolaan kelas dan keterampilan guru dalam

mengelola kelas. Untuk mengukur pengetahuan guru digunakan tes tulis

pilihan ganda dengan 5 opsi jawaban dengan setiap jawaban yang benar

bernilai 1, sedangkan untuk keterampilan guru mengelola kelas digunakan

lembar observasi/pengamatan. Tes ini diberikan kepada masing-masing

perwakilan dari bidang studi.

1 Donal Ary, hasil terjemahan Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan,

dengan judul asli “Introduction to Research in Education”, (Surabaya:Usaha Nasional), hal. 256

Page 65: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

50

2. Dokumentasi

Digunakan untuk memperoleh data yang didokumentasikan oleh

pihak sekolah, data yang akan dikumpulkan melalui teknik dokumentasi

meliputi: data keadaan guru, pegawai, latar belakang tenaga kependidikan,

sarana dan prasarana, dan perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru yang

akan diteliti.

3. Angket

Diberikan kepada siswa sebagai bentuk penilaian tentang pengelolaan

kelas yang dilakukan guru. Data tersebut dibutuhkan untuk melengkapi data

yang diperoleh melalui intrumen lain supaya hasil penelitian lebih sempurna.

Tabel 3.1

Kriteria Penskoran2

No Alternatif Jawaban Skor

+ -

1 Selalu (SL) 4 1

2 Sering (SR) 3 2

3 Kadang-kadang (KD) 2 3

4 Tidak Pernah (TP) 1 4

Tabel 3.1

Klasifikasi Nilai

Klasifikasi Prosentase

Sangat Baik 80 – 100%

Baik 70 – 79%

Cukup Baik 50 – 69%

Kurang Baik 30 – 49%

Tidak Baik 0 – 29%

2 Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta,

2012), cet. Keenam belas, hal.94

Page 66: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

51

4. Wawancara

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan kepala

sekolah untuk memperoleh data tentang kebijakan dan aturan-aturan dalam

pengelolaan kelas.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Tabel 3.3

Instrumen tes pengetahuan untuk guru

No. Indikator No Soal Kunci Jawaban

1. Menjelaskan pengertian pengelolaan

kelas 1 C

2. Menyebutkan tujuan pengelolaan

kelas 2 D

3. Menyebutkan fungsi pengelolaan

kelas dalam pembelajaran 3 E

4. Menyebutkan aspek-aspek yang

dikelola dalam pengelolaan kelas 4 B

5. Menyebutkan ruang lingkup penataan

ruang kelas 5 A

6.

Menentukan hal-hal yang harus

diperhatikan dalam mengatur tempat

duduk siswa

6 C

7. Mengidentifikasi ragam format

tempat duduk siswa 7 B

8. Menyebutkan alat-alat pengajaran

dalam pengelolaan kelas 8 D

9. Menentukan bentuk-bentuk hiasan

dinding (pajangan kelas) 9 C

10. Menyebutkan pengelompokkan anak

didik berdasarkan waktu 10 A

11.

Mengidentifikasi pengelompokkan

anak didik menurut kesenangan

berkawan

11 B

12. Menyebutkan pendekatan dalam

menanggulangi pelanggaran disiplin 12 E

13. Mengidentifikasi pendekatan dalam 13 B

Page 67: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

52

pelanggaran disiplin melalui tindakan

korektif

14.

Mengidentifikasi pendekatan dalam

pelanggaran disiplin melalui tindakan

penyembuhan

14 C

Tabel 3.4

Kisi-kisi Angket Siswa

No. Dimensi Indikator No. Item Jumlah

1.

2.

3.

Penataan ruang

kelas

Pengaturan Siswa

Disiplin Kelas

a. Mengatur tempat

duduk

b. Mengatur alat-alat

pengajaran

c. Mengatur keindahan

dan kebersihan ruang

kelas

d. Mengatur ventilasi

dan tata cahaya

a. Mengatur siswa di

kelas

b. Mengelompokkan

siswa dalam belajar

a. Mengatur disiplin

atau tata tertib kelas

1, 7, 11, 14,

17, 20

2, 12, 13

9, 15, 16

3, 8

5, 19, 21

4, 10

6, 18

6

3

3

2

3

2

2

Page 68: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

53

F. Teknik Analisis dan Interpretasi Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya

menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan

data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh yang meneliti,

tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Untuk

menganalisis data dalam penelitian ini penulis melakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Data hasil tes guru

Dalam menganalisis data hasil tes guru, yang harus dilakukan pertama

kali adalah melakukan editing. Pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap

pengisian butir soal. Setiap butir soal yang benar bernilai 1, dan yang salah

bernilai 0. Dalam menentukan skoring untuk tes guru dengan menggunakan

rumus : P =

x 100%

2. Data hasil observasi

Dalam menganalisis data hasil observasi kelas, setiap indikator yang

dilakukan guru (ya) bernilai 1 dan yang (tidak) dilakukan guru bernilai 0.

Dalam menentukan skoring untuk observasi kelas ini menggunakan rumus :

P =

x 100%

3. Data hasil angket siswa

Dalam menganalisis data hasil angket siswa, skoring yang digunakan

adalah rumus : P =

x 100%

Page 69: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

54

Keterangan:

F = Frekuensi

N = Jumlah Frekuensi

P = Angka Presentase

4. Melakukan pembahasan hasil penelitian dengan cara membandingkan

kemampuan guru dalam mengelola kelas melalui hasil tes dan

observasi dengan pendapat siswa yang dicari melalui angket.

Page 70: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran UmumObjek Penelitian

1. Sejarah Singkat MA Da’il Khairaat

Sekolah ini berlokasi di jalan Peta Barat Kampung Rawa Lele Rt

006/07, No : 110 B, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta

Barat. Secara geografis letak sekolah sangat strategis, yaitu di tepi jalan raya

yang mudah dijangkau, dengan demikian membuat masyarakat antusias untuk

menyekolahkan anaknya di yayasan pendidikan ini.

Sekolah ini berada dibawah naungan yayasan yang bernama Da’il

Khairaat. Sekolah ini berdiri berbarengan dengan berdirinya yayasan yaitu

sejak tahun 1972. Pendiri yayasan ini adalah para tokoh masyarakat yang

berada di wilayah kampung Rawa Lele kelurahan Pegadungan, antara lain :

K.H. Ahmad Ali (Alm), H. Maarif (Alm), H. Muhammad (Alm) , H. Adbul

Ghani (Alm), H. Muhyi (Alm), H. Naali (Alm), dan K.H. Ali Muhammad

(Alm). Berdirinya yayasan ini adalah antara lain untuk memberikan

pendidikan agama yang sebanyak-banyaknya, dan juga sebagai syiar Islam

yang nantinya diharapkan para lulusan dari madrasah ini dapat menjadi

kader-kader yang Islami, berilmu pengetahuan dan berakhlakul karimah.

Page 71: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

56

Awal berdirinya sekolah ini disambut dengan antusias oleh warga

sekitar. Banyak warga yang menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Namun

seiring dengan perkembangan zaman, sekolah Islam ini tidak terlalu diminati

oleh warga karena warga lebih memilih untuk menyekolahkan anaknya di

lembaga pendidikan umum. Walau demikian, peminat sekolah Islam ini

masih cukup diminati warga yang memang ingin anak-anaknya tumbuh

dengan pengetahuan agamanya yang lebih jika dibandingkan dengan sekolah

umum.

2. Gambaran Umum Pengelolaan Kelas di MA Da’il Khairaat

Sebagaimana teori pengelolaan kelas yang telah dibahas pada bab II

mengenai aspek pengaturan tempat duduk, pengaturan alat-alat pengajaran,

pengaturan keindahan dan kebersihan ruang kelas, pengaturan ventilasi dan

tata cahaya, pengaturan siswa di kelas, pengelompokkan siswa dalam

belajars, dan pengaturan disiplin atau tata tertib kelas, di bawah ini akan

menjelaskan pengaturan aspek-aspek tersebut yang dilaksanakan di sekolah

ini.

a. Pengaturan tempat duduk

Tempat duduk merupakan salah satu sarana penunjang proses belajar

di sekolah. Hampir semua kelas menggunakan format Kolom – Baris untuk

penataan tempat duduk siswa, kecuali untuk ruang multimedia dimana di

ruang itu menggunakan karpet sebagai alas duduk siswa. Hanya saja dalam

pengaturan tempat duduk siswa tidak ditentukan oleh guru, melainkan dipilih

sendiri oleh siswa menurut kesenangan berkawannya masing-masing. Tentu

saja ini tidak baik karena memungkinkan ada yang tidak ingin duduk dengan

salah satu siswa karena tidak senang berkawan dengannya.1

1 Hasil observasi kelas pada tanggal 10 Januari 2014

Page 72: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

57

b. Pengaturan alat-alat pengajaran

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dalah sebuah lembaga

pendidikan memang sangat berpengaruh untuk berlangsungnya proses

pembelajaran. Di sekolah ini hanya tersedia white board sebagai alat

pengajaran, sehingga memungkinkan guru untuk tidak melakukan pengaturan

terhadap alat-alat pengajaran karena white board sudah terpasang tepat pada

tempatnya. Di tiap kelas tersedia satu lemari dengan dua pintu dimana salah

satu pintunya digunakan untuk menyimpan alat-alat pengajaran seperti spidol,

penghapus, dan lain sebagainya.2

c. Pengaturan keindahan dan kebersihan kelas

Dalam mengatur keindahan kelas selain dari pajangan-pajangan lazim

di pajang seperti foto presiden dan wakil presiden, burung garuda, foto

pahlawan, dan lain sebagainya, di kelas juga di pajang hasil karya siswa itu

sendiri. Sedangkan untuk kebersihan kelas, masing-masing kelas mempunyai

jadwal untuk membersihkan kelas. Kebersihan ruang kelas menjadi tanggung

jawab bersama antara guru dan murid. Salah satu contoh dalam pengaturan

kebersihan kelas adalah sepatu di letakkan di luar kelas dengan menata rapi

sepatu di rak sepatu yang telah di siapkan oleh sekolah. Dan contoh ini

diterapkan untuk semua kelas di sekolah ini.3

d. Pengaturan ventilasi udara dan tata cahaya

Demi memberikan kenyamanan dalam proses belajar, di tiap kelas di

sekolah ini telah di pasang 2 buah AC (Air Conditioner) yang digunakan bila

cuaca di luar sedang panas dan 2 buah kipas angin yang digunakan jika cuaca

di luar sedang dingin. Jika listriknya mati, sirkulasi udara yang ada hanya dari

pintu kelas saja. Karena jendela-jendela kelas telah tutup rapi dan tidak bisa

dibuka karena pemasangan AC. Jelas ini akan sangat mengganggu sekali

dalam proses pembelajaran jika listrik sedang mati. Sedangkan untuk

2 Hasil observasi kelas pada tanggal 10 Januari 2014

3 Hasil observasi kelas pada tanggal 11 Januari 2014

Page 73: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

58

pengaturan tata cahaya, tiap cahaya yang masuk ke kelas berbeda-beda. Ada

cahaya yang masuk dari samping sebelah kanan kelas, ada cahaya yang

masuk dari sebelah kiri kelas, ada juga cahaya yang masuk dari belakang

kelas. Jika kurang memadai, telah terpasang 2 buah lampu untuk menambah

cahaya dalam kelas.

e. Pengaturan siswa di kelas

Pengaturan siswa di kelas dilakukan dengan baik. Dalam pengaturan

siswa, pembagian tempat duduk diperhatikan jenis kelamin. Karena sekolah

ini sangat bernuansa Islami, untuk laki-laki berada di sisi kanan kelas

sedangkan perempuan berada di sisi kiri kelas. Guru di sekolah ini juga selalu

melakukan pengawasan terhadap semua aktifitas siswa dalam kelas.

f. Pengelompokkan siswa dalam belajar

Pengelompokkan siswa di sekolah ini diserahkan kepada guru mata

pelajaran. Biasanya guru membagi kelompok menurut urutan dalam daftar

hadir siswa. Jelas ini kurang baik karena tidak disesuaikan dengan

kemampuan dan minat masing-masing siswa.4

g. Pengaturan disiplin atau tata tertib kelas

Hampir di setiap sekolah, disiplin digunakan untuk memantau tingkah

laku anak didik. Disiplin merupakan bagian dari pengelolaan kelas yang

paling banyak menjadi perhatian banyak guru karena disiplin yang baik akan

menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Di sekolah ini, semua tata

tertib telah di tulis oleh sekolah. Sedangkan untuk tata tertib di kelas guru

bersama dengan siswa membuat kesepakatan tata tertib dan hukuman jika ada

yang melanggar.

4 Hasil observasi kelas pada tanggal 10 Januari 2014

Page 74: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

59

B. Deskripsi Data

1. Data Hasil Tes

a. Tes Pengetahuan

Berdasarkan hasil tes pengetahuan untuk guru, dapat dijelaskan

bahwa kemampuan guru dari segi pengetahuan tentang pengelolaan kelas

berada pada kategori Cukup. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes untuk guru

yang memiliki nilai dengan rata-rata 67,5%.

b. Tes Keterampilan (Observasi)

Berdasarkan hasil tes keterampilan untuk guru, dapat dijelaskan

bahwa kemampuan guru dari segi keterampilan tentang pengelolaan kelas

berada pada kategori Cukup.Hal ini dibuktikan dengan hasil tes keterampilan

guru yang memiliki nilai dengan rata-rata 66,8%

c. Jumlah Keseluruhan

Berdasarkan data hasil tes pengetahuan dan kemampuan, maka

dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas di sekolah

ini berada pada kategori Cukup dengan rata-rata nilai 67,1%.

2. Data Hasil Angket

Data diperoleh melalui penyebaran angket kepada siswa/i berisi 21

item pertanyaan dan dijawab oleh 30 responden. Setelah data terkumpul,

kemudian diolah dengan menggunakan rumus prosentase yang disajikan

dalam bentuk tabel berikut ini :

Page 75: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

60

Tabel 4.1

Pengaturantempat duduk

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

1

Selalu 4 13,3% 16

Sering 3 10% 9

Kadang-kadang 8 26,7% 16

Tidak Pernah 15 50% 15

Jumlah 30 100% 56

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar gurutidak

mengatur tempat duduk siswa, padahal dengan pengaturan tempat duduk

siswa ini akan memudahkan siswa dalam belajar.

Tabel 4.2

Penggunaan media/alat bantu pendidikan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

2

Selalu 4 13,3% 16

Sering 2 6,7% 6

Kadang-kadang 6 20% 12

Tidak Pernah 18 60% 18

Jumlah 30 100% 52

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa guru sebagian besar tidak

menggunakan media/alat bantu pendidikan, padahal dengan menggunakan

media/alat bantu tersebut dapat memudahkan guru dalam menyampaikan

materi pelajaran.

Page 76: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

61

Tabel 4.3

Pemeriksaan ventilasi udara di kelas

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

3

Selalu 1 3,3% 4

Sering 2 6,7% 6

Kadang-kadang 10 33,3% 20

Tidak Pernah 17 56,7% 17

Jumlah 30 100% 47

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru tidak

memeriksa ventilasi udara di dalam kelas, padahal memeriksa ventilasi udara

dalam kelas sangat penting agar kegiatan pembelajaran tidak terganggu.

Tabel 4.4

Pembentukan kelompok untuk melakukan diskusi

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

4

Selalu 3 10% 12

Sering 4 13,3% 12

Kadang-kadang 10 33,3% 20

Tidak Pernah 13 43,4% 13

Jumlah 30 100% 57

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa guru jarang sekali

melakukan pembentukan kelompok untuk melakukan diskusi, padahal

kegiatan belajar kelompok tersebut dapat memberikan kesempatan kepada

siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam belajar.

Page 77: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

62

Tabel 4.5

Pengawasan ketika sedang belajar kelompok

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

5

Selalu 8 26,7% 32

Sering 4 13,3% 12

Kadang-kadang 7 23,3% 14

Tidak Pernah 11 36,7% 11

Jumlah 30 100% 69

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada sebagian besar guru

tidak pernah melakukan pengawasan ketika sedang belajar kelompok dan ada

sebagian kecilnya yang selalu melakukan penawasan ketika siswa sedang

belajar kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa guru sering melakukan

pengawasan ketika sedang belajar kelompok. Kegiatan pengawasan ini sangat

penting untuk memantau aktifitas siswa di dalam kelas.

Tabel 4.6

Pemberian teguran atau hukuman bagi yang tidak mengerjakan tugas

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

6

Selalu 15 50% 60

Sering 5 16,7% 15

Kadang-kadang 7 23,3% 14

Tidak Pernah 3 10% 3

Jumlah 30 100% 92

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa guru selalu memberikan

teguran atau hukuman bagi siswa yang tidak mengerjakan tugas. Hal ini perlu

dilakukan agar siswa tidak mengulangi perbuatannya lagi.

Page 78: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

63

Tabel 4.7

Perhatian posisi tempat duduk bagi yang mengalami gangguan penglihatan,

pendengaran, dll

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

7

Selalu 7 23,4% 28

Sering 3 10% 9

Kadang-kadang 10 33,3% 20

Tidak Pernah 10 33,3% 10

Jumlah 30 100% 67

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa guru sering memperhatikan

posisi tempat duduk bagi yang mengalami gangguan penglihatan,

pendengaran. Kegiatan ini perlu dilakukan guru agar siswa yang mengalami

gangguan tersebut tidak tertinggal dalam pelajaran.

Tabel 4.8

Perasaan nyaman karena ventilasi udara yang cukup

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

8

Selalu 7 23,3% 28

Sering 6 20% 18

Kadang-kadang 15 50% 30

Tidak Pernah 2 6,7% 2

Jumlah 30 100% 78

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ventilasi udara dalam kelas

kurang memberikan kenyamanan bagi siswa karena kurangnya pemeriksaan

yang dilakukan oleh guru.

Page 79: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

64

Tabel 4.9

Kelas terlihat bersih dan rapi saat pelajaran

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

9

Selalu 11 36,7% 44

Sering 8 26,7% 24

Kadang-kadang 10 33,3% 20

Tidak Pernah 1 3,3% 1

Jumlah 30 100% 89

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru telah

melakukan pengaturan kebersihan kelas, sedangkan sebagian kecilnya masih

belum melakukan pengaturan kebersihan kelas.

Tabel 4.10

Pembentukkan kelompok sesuai dengan kemampuan dan minat siswa

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

10

Selalu 2 6,7% 8

Sering 2 6,7% 6

Kadang-kadang 9 30% 18

Tidak Pernah 17 56,6% 17

Jumlah 30 100% 49

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru tidak

pernah membentuk kelompok sesuai dengan kemampuan dan minat siswa,

dan hanya sebagian kecil yang terkadang membentuk kelompok sesuai

kemampuan dan minat siswa.

Page 80: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

65

Tabel 4.11

Penataan tempat duduk yang dilakukan memberi kemudahan dalam belajar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

11

Selalu 5 16,7% 20

Sering 4 13,3% 12

Kadang-kadang 13 43,3% 26

Tidak Pernah 8 26,7% 8

Jumlah 30 100% 66

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penataan tempat duduk

yang dilakukan guru kurang optimal sehingga sering sekali membuat siswa

tidak nyaman dalam belajar.

Tabel 4.12

Pengaturan alat-alat peraga atau media pengajaran

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

12

Selalu 3 10% 12

Sering 2 6,7% 6

Kadang-kadang 9 30% 18

Tidak Pernah 16 53,3% 16

Jumlah 30 100% 52

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru tidak

pernah mengatur alat-alat peraga atau media pembelajaran, dan hanya

sebagian kecil saja yang mengatur alat-alat peraga atau media pembelajaran.

Page 81: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

66

Tabel 4.13

Perawatan alat-alat peraga atau media pengajaran

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

13

Selalu 4 13,3% 16

Sering 1 3,3% 3

Kadang-kadang 7 23,4% 14

Tidak Pernah 18 60% 18

Jumlah 30 100% 51

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru tidak

pernah mengatur alat-alat peraga atau media pembelajaran, dan sebagian kecil

guru yang terkadang melalukan perawatan alat-alat peraga atau media

pembelajaran.

Tabel 4.14

Pengaturan posisi duduk sesuai postur tubuh

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

14

Selalu 3 10% 12

Sering 2 6,7% 6

Kadang-kadang 5 16,7% 10

Tidak Pernah 20 66,6% 20

Jumlah 30 100% 48

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru tidak

pernah mengatur posisi tempat duduk siswa sesuai dengan postur tubuh

siswa, dan sebagian kecil lainnya terkadang melakukan pengaturan posisi

duduk siswa yang sesuai dengan postur tubuh siswa.

Page 82: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

67

Tabel 4.15

Pelibatan siswa dalam menata keindahan kelas

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

15

Selalu 8 26,7% 32

Sering 6 20% 18

Kadang-kadang 12 40% 24

Tidak Pernah 4 13,3% 4

Jumlah 30 100% 78

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru

kadang melibatkan siswa dalam menata keindahan kelas, dan sebagian

kecilnya selalu melibatkan siswa dalam menata keindahan kelas.

Tabel 4.16

Pelibatan siswa dalam menata kebersihan kelas

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

16

Selalu 13 43,3% 52

Sering 7 23,3% 21

Kadang-kadang 8 26,7% 16

Tidak Pernah 2 6,7% 2

Jumlah 30 100% 91

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru selalu

melibatkan siswa dalam menata keindahan kelas, dan hanya sebagian kecil

saja yang belum optimal melibatkan siswa dalam menata keindahan kelas.

Page 83: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

68

Tabel 4.17

Perubahan tempat duduk tiap bulan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

17

Selalu 3 10% 12

Sering 1 3,3% 3

Kadang-kadang 3 10% 6

Tidak Pernah 23 76,7% 23

Jumlah 30 100% 44

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru tidak

pernah melakukan perubahan tempat duduk tiap bulan, karena menurut siswa

perubahan tempat duduk dilakukan tiap masuk ajaran baru.

Tabel 4.18

Pemberian sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib kelas telah

disepakati bersama

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

18

Selalu 11 36,7% 44

Sering 4 13,3% 12

Kadang-kadang 9 30% 18

Tidak Pernah 6 20% 6

Jumlah 30 100% 80

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru selalu

memberikan sanksi atau hukuman bagi siswa yang melanggar tata tertib. Hal

ini perlu dilakukan untuk menanamkan kedisiplinan dalam diri siswa.

Page 84: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

69

Tabel 4.19

Penenangan siswa saat terjadi keributan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

19

Selalu 18 60% 72

Sering 6 20% 18

Kadang-kadang 5 16,7% 10

Tidak Pernah 1 3,3% 1

Jumlah 30 100% 101

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa guru selalu menenangkan

siswa dan meminta siswa untuk diam saat terjadi keributan, sehingga kelas

selalu dalam keadaan yang optimal untuk kegiatan pembelajaran.

Tabel 4.20

Penataantempat duduk

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

20

Selalu 6 20% 24

Sering 4 13,3% 12

Kadang-kadang 9 30% 18

Tidak Pernah 11 36,7% 11

Jumlah 30 100% 65

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa guru jarang menata dan

menyesuaikan tempat duduk saat kegiatan belajar mengajar, padahal kegiatan

ini sangat penting untuk memudahkan siswa dalam menerima pelajaran.

Page 85: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

70

Tabel 4.21

Pengaturan siswa pada setiap pembelajaran

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Skor

21

Selalu 15 50% 60

Sering 7 23,3% 21

Kadang-kadang 6 20% 12

Tidak Pernah 2 6,7% 2

Jumlah 30 100% 95

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru selalu

mengatur siswa pada setiap pembelajaran.

C. Analisis dan Interpretasi Data

Dari sebaran data yang merupakan hasil perhitungan statistik

deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai mean atau rata-ratanya. Hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau gambaran masing-masing aspek

yang diteliti berdasarkan tanggapan responden.

Tabel 4.22

Jumlah

Responden Aspek Penelitian

Jumlah

Item Skor

Pengaturan tempat duduk

Pengaturan alat-alat pengajaran

Pengaturan keindahan dan kebersihan

ruang kelas

Pengaturan ventilasi dan tata cahaya

Pengaturan siswa di kelas

Pengelompokkan siswa dalam belajar

Pengaturan disiplin atau tata tertib kelas

6

3

3

2

3

2

2

346

155

258

125

265

106

172

58 7 Aspek 21 1427

Page 86: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

71

Berikut data hasil penyebaran angket terhadap 58 responden. Dari

hasil penyebaran angket tersebut diperoleh data tentang kemampuan guru

dalam mengelola kelas menurut siswa. Melalui aspek-aspek pengelolaan

kelas yang terdiri dari 7 aspek, yaitu: aspek pengaturan tempat duduk yang

terdiri dari 6 item dengan skor 346, aspek pengaturan alat-alat pengajaran

yang terdiri dari 3 item dengan skor 155, aspek pengaturan keindahan dan

kebersihan ruang kelas yang terdiri 3 item dengan skor 258, aspek pengaturan

ventilasi dan tata cahaya yang terdiri dari item dengan skor 125, aspek

pengaturan siswa di kelas yang terdiri dari 3 item dengan skor 265, aspek

pengelompokkan siswa dalam belajar yang terdiri dari 2 item dengan skor

106, dan aspek pengaturan disiplin atau tata tertib kelas yang terdiri dari 2

item dengan skor 172.

Selanjutnya untuk mengetahui keadaan atau kondisi atau gambaran

tiap-tiap aspek digunakan perhitungan sebagaimana di bawah ini:

Tabel 4.23

Nilai Rata-rata Skor Penelitian Angket Siswa

No Aspek Skor

Nilai

Harapan

(NH)

Nilai

Skor

(NS)

NS x 100%

NH

Kategori

Nilai

1 Mengatur tempat

duduk 346 6 x 4 = 24

346 : 30

= 11,5

11,5 x 100%

24

= 47,9% Kurang

2 Mengatur alat-

alat pengajaran 155 3 x 4 =12

155 : 30

= 5,2

5,2 x 100%

12

= 43,3%

Kurang

3

Mengatur

keindahan dan

kebersihan ruang

kelas

258 3 x 4 = 12 258 : 30

= 8,6

8,6 x 100%

12

= 71,7%

Baik

4

Mengatur

ventilasi dan tata

cahaya

125 2 x 4 = 8 125 : 30

= 4,2

4,2 x 100%

8

= 52,2%

Cukup

Page 87: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

72

5 Mengatur siswa

di kelas 265 3 x 4 = 12

265 : 30

= 8,8

8,8 x 100%

12

= 73,3%

Baik

6

Mengelompokkan

siswa dalam

belajar

106 2 x 4 = 8 106 : 30

= 3,5

3,5 x 100%

8

= 43,7%

Kurang

7

Mengatur disiplin

atau tata tertib

kelas

172 2 x 4 = 8 175 : 30

= 5,7

5,7 x 100%

8

= 71,2%

Baik

Hasil 47,9 + 43,3 + 71,7 + 52,5 + 73,3 + 43,7 + 71,2

7

403 = 57,5%

7 Cukup

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru

dalam mengelola kelas menurut pendapat siswa berada pada kategori Cukup.

Menurut data berdasarkan hasil tes pengetahuan dan keterampilan

guru dalam mengelola kelas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru

dalam mengelola kelas berada pada kategori Cukup. Hasil ini sebanding

dengan hasil pendapat siswa melalui angket maka dapat disimpulkan bahwa

kemampuan guru dalam mengelola kelas guna menunjang keberhasilan

pembelajaran di sekolah ini dapat dikategorikan Cukup.Maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas di sekolah ini

berada pada kategori Cukup. Sekolah juga telah memberikan pelatihan

kepada guru-guru di sekolah guna meningkatkan kemampuan guru dalam

mengelola kelas. Salah satunya melalui pelatihan guru, workshop, dan tufoksi

wali kelas.5 Kepala sekolah juga senantiasa selalu memantau kegiatan guru-

guru di sekolah ini dalam hal kaitannya dengan pengelolaan kelas. Namun

ternyata upaya yang dilakukan oleh sekolah tersebut ternyata belum mampu

untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kelas di sekolah ini.

5 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah MA Da’il Khairaat Mudini, S.Pd Pada tanggal

10 Januari 2014

Page 88: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian sebagaimana dibahas pada bab IV dapat

dikemukakan beberapa temuan sebagai berikut:

1. Pengelolaan pada aspek penataan tempat duduk belum baik,karena

dalam mengatur tempat duduk siswa tidak dilakukan oleh guru,

melainkan dipilih sendiri oleh siswa menurut kesenangan berkawan

siswa masing-masing.

2. Pengelolaan pada aspek pengaturan alat-alat pengajaran belum

baik, karena dalam pengaturan alat-alat pengajaran ini tidak

dilakukan oleh guru, tetapi dilakukan oleh siswa yang mendapat

jadwal tugas membersikan kelas.

3. Pengelolaan pada aspek pengaturan ventilasi udara dalam setiap

kelas sudah baik. Hanya saja yang menjadi kendala adalah jika

listrik di sekolah ini mati, maka tidak ada udara yang masuk selain

dari pintu karena jendela telah di kunci dengan rapat dan tidak bisa

di buka. Sedangkan untuk pengaturan tata cahaya juga sudah baik.

Kelemahannya adalah ada kelas yang mendapat cahaya dari

Page 89: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

74

belakang dan itu sangat menganggu penglihatan siswa ke depan

kelas.

4. Pengelolaan pada aspek pengelompokkan siswa di sekolah ini

belum dilakukan dengan baik, karena kebanyakan guru

mengelompokkan siswa menurut nomer urut yang ada di buku

daftar hadir siswa.

5. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan guru dalam mengelola kelas baik berdasarkan hasil tes

pengetahuan dan keterampilan guru dikatakan belum optimal, hal

ini juga diperkuat dengan persepsi siswa yang didapat melalui

angket.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mengajukan saran-saran

sebagai berikut:

1. Kepada guru-guru diharapkan untuk meningkatkan terus

kemampuannya dalam mengelola kelas dengan mengikuti kegiatan-

kegiatan yang dapat melatih kemampuan guru dan menambah

pengetahuan tentang pengelolaan kelas.

2. Sebaiknya guru berpartisipasi dalam menentukan kebijakan-

kebijakan yang berhubungan dengan pengelolaan kelas dan bekerja

sama dengan sesama guru juga kepala sekolah.

3. Untuk Kepala Sekolah, baiknya selalu melakukan pengawasan

terhadap pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru dengan cara

kunjungan kelas baik secara berkala maupun rutin.

4. Bagi kepala sekolah maupun yayasan, baiknya memberikan

fasilitas kepada guru-guru untuk mengikuti pendidikan dan

pelatihan yang terkait dengan pengelolaan kelas.

Page 90: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 91: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 92: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 93: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 94: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 95: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 96: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 97: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 98: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 99: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 100: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 101: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 102: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 103: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 104: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 105: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 106: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 107: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 108: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 109: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 110: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 111: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 112: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 113: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL
Page 114: KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45070...KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI MA DA’IL

BIODATA PENULIS

Mitsny Choiry, lahir di Jakarta, 10 Mei 1991. Anak pertama dari empat

bersaudara dari pasangan H. Haerudin Ahmad dan Hj. Titi Mulyati. Mengawali

jenjang pendidikannya di TK Assaidiyyah dan menyelesaikan pendidikan tingkat

dasar di MI Dail Khairaat Jakarta Barat pada tahun 2003. Pada tahun itu juga

melanjutkan jejak pendidikannya di Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami

Jakarta dan tamat di tahun 2009. Kemudian melanjutkan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) di

Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Kecintaannya pada pramuka, membuat sang penulis berhasil menjadi Pasukan Inti dalam satuan

pramuka di Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta. Banyak sudah perlombaan pramuka yang

diikuti. Baginya, pramuka mengajarkannya mandiri dan berani melawan rintangan yang ada.

Selain pramuka, dunianya adalah tulisan-tulisan yang bisa dibaca, baik buku, komik, novel, puisi-

puisi maupun artikel-artikel dari internet. Selain dapat menambah wawasan dan pengetahuan, ternyata

dengan membaca dapat membuat pikiran lebih santai juga lho …

Kesuksesan adalah hasil dari kesempurnaan, kerja keras, belajar dari pengalaman, loyalitas, dan

kegigihan. Hal instan dalam kesuksesan tidaklah berlaku. Untuk mencapai apa yang diinginkan, perlu

mengerahkan daya dan upaya yang dimilki.

Wassalam ...