BAB I - addy1571.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. A.1. Latar Belakang. Dalam...

37
BAB I PENDAHULUAN A.1. Latar Belakang Dalam pembangunan jangka panjang II (PJP II) dan Indonesia sehat 2010 masalah yang secara khusus adalah masalah pembinaan dan pengembangan anak, karena sasaran utamanya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sehingga perhatian khusus dicurahkan sejak dini, yaitu sejak masa anak-anak, bahkan sejak manusia berada dalam kandungan ibu, agar kualitas anak Indonesia sesuai dengan budaya bangsa yang menjiwai nilai-nilai luhur Pancasila (Soutjaningsih, 1998). Hal ini dapat dicapai dengan ketekunan dan kesungguhan oleh semua sektor secara terpadu, sehingga dapat menjadi modal utama dalam mewujudkan kualitas manusia Indonesia yang produktif, maju, selaras seimbang, serasi, lahir dan batin (Soutjaningsih, 1998). 1

Transcript of BAB I - addy1571.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. A.1. Latar Belakang. Dalam...

BAB IPENDAHULUAN

A.1. Latar Belakang

Dalam pembangunan jangka panjang II (PJP II) dan Indonesia sehat

2010 masalah yang secara khusus adalah masalah pembinaan dan

pengembangan anak, karena sasaran utamanya adalah pembangunan

manusia Indonesia seutuhnya sehingga perhatian khusus dicurahkan sejak

dini, yaitu sejak masa anak-anak, bahkan sejak manusia berada dalam

kandungan ibu, agar kualitas anak Indonesia sesuai dengan budaya bangsa

yang menjiwai nilai-nilai luhur Pancasila (Soutjaningsih, 1998).

Hal ini dapat dicapai dengan ketekunan dan kesungguhan oleh

semua sektor secara terpadu, sehingga dapat menjadi modal utama dalam

mewujudkan kualitas manusia Indonesia yang produktif, maju, selaras

seimbang, serasi, lahir dan batin (Soutjaningsih, 1998).

Untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang berkualitas faktor

perkembangan anak juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah.

Tumbuh kembang anak harus berjalan sejajar agar dapat menghasilkan

manusia yang mandiri dan bertanggung jawab. Jika anak dirawat dengan

baik, maka anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik pula sesuai

dengan keinginan dan harapan. Akan tetapi bila tidak dirawat dengan baik

1

maka anak tidak akan tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya

(Suherman, 2000).

Di Indonesia jumlah anak balita pada tahun 1991 mencapai 23,5 juta.

Jumlah ini sangat besar dan butuh perhatian secara khusus, pada masa

balita ini merupakan masa yang sangat menentukan dalam proses tumbuh

kembang dan menjadi dasar terbentuknya manusia seutuhnya

(Soutjaningsih, 1998).

Periode umur anak 0 sampai 1 tahun adalah masa rawan terhadap

masalah gizi dan kekurangan vitamin. Pada umur ini anak sering terkena

infeksi karena praktik pemberian makanan dan kontak yang lebih luas

dengan dunia luar serta stress emosional dihubungkan dengan proses

penyapihan (Supariasa, 2001).

Akan tetapi sebagian orang tua belum memahami hal ini, terutama

orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang

relatif rendah. Mereka menganggap bahwa selama tidak sakit, anak tersebut

tidak mengalami masalah kesehatan termasuk dalam hal pertumbuhan dan

perkembangannya. Sering kali para orang tua mempunyai pemahaman

bahwa pertumbuhan dan perkembangan mempunyai pengertian yang sama

(Nursalam, 2005).

Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan

mulai dari konsepsi sampai dewasa yang mengikuti pola tertentu yang khas

untuk setiap anak. Dimana terjadi proses interaksi terus menerus serta rumit

2

antara faktor genetika dan faktor lingkungan, baik lingkungan sebelum anak

dilahirkan maupun lingkungan setelah dilahirkan. Faktor lingkungan

merupakan faktor yang paling besar dalam mempengaruhi tumbuh kembang

(Soutjaningsih, 1998).

Faktor dominan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

adalah status gizi bayi yang dilahirkan. Apabila setelah dilahirkan bayi

mengalami kekurangan gizi dapat dipastikan pertumbuhan anak akan

terlambat (Supariasa, 2001).

Di Negara yang sedang berkembang angka kesakitan dan angka

kematian pada anak umur 0 sampai 1 tahun dipengaruhi oleh keadaan gizi.

Pengaruh keadaan gizi pada umur ini lebih besar dari pada umur lebih dari

1 tahun. Dengan demikian angka kesakitan dan kematian pada periode ini

dapat dijadikan informasi yang berguna mengenai keadaan kurang gizi di

masyarakat (Supariasa, 2001).

Menurut Soutjaningsih, pada perkembangan anak usia 0 sampai 1

tahun adalah kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh

perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap

keterlambatan atau kerusakan pada sistim lainnya, sebab melibatkan

kemampuan kognitif, sensori motor, pisikologi emosi dan lingkungan disekitar

anak. Seorang anak tidak akan mampu berbicara tanpa dukungan dari

lingkungannya mereka harus mendengar pembicaraan yang berkaitan

dengan kehidupannya sehari-hari. Mereka harus belajar mengekspresikan

3

dirinya, membagi pengalamannya dengan orang lain dan mengemukakan

keinginannya.

Pada tahun 1995 sekitar 35,4% anak balita di Indonesia menderita

kurang energi protein atau (KEP). Pada tahun 1997 berdasarkan

pemantauan status gizi pada bayi, prevalensi kurang energi protein turun

menjadi 23,1% akan tetapi pemberian atau pemenuhan vitamin A meningkat,

hal ini disebabkan karena Indonesia mengalami krisis moneter yang

berkepanjangan. Sementara prevalensi kurang energi protein di Sumatera

Utara tercatat 40,4% sedangkan angka nasional sebesar 30,4%

(Supariasa, 2001).

Menurut profil kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah 2004,

gambaran status gizi bayi di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2004 dari

39.510 bayi usia 0 sampai 1 tahun adalah prevalensi balita dengan gizi buruk

sebanyak 1.906 (6,82%).

Dari hasil dari laporan puskesmas Tukka tercatat jumlah bayi 0 sampai

1 tahun sebanyak 60 orang. Menurut catatan puskesmas Tukka terdapat

bahwa yang mengalami kurang energi protein sebanyak 5 orang. Hal ini

disebabkan oleh kemiskinan, sanitasi lingkungan yang jelek serta kurangnya

pengetahuan masyarakat tentang gizi, khususnya ibu rumah tangga yang

mempunyai bayi usia 0 sampai 1 tahun.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang bagaimana “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh

4

Kembang Anak Usia 0 Sampai 1 Tahun di Desa Hutanabolon Kecamatan

Tukka Kabupaten Tapanuli Tengah 2008”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh

Kembang Bayi 0 sampai 1 Tahun di Desa Hutanabolon Kecamatan Tukka

2008 ?”

C. Tujuan Penelitian

C.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan ibu tentang Tumbuh

Kembang Bayi 0 sampai 1 tahun di Desa Hutanabolon Kecamatan Tukka

2008.

C.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang tumbuh

kembang bayi 0 sampai 1 tahun berdasarkan umur.

b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang tumbuh

kembang bayi 0 sampai 1 tahun berdasarkan pendidikan.

c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang tumbuh

kembang bayi 0 sampai 1 tahun berdasarkan pekerjaan.

5

d. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang tumbuh

kembang bayi 0 sampai 1 tahun berdasarkan sumber informasi.

D. Manfaat Penelitian

D.1. Bagi Ibu

Sebagai bahan masukan dan informasi kepada ibu agar lebih

memahami dan lebih mengetahui dalam pertumbuhan dan perkembangan

bayi 0 sampai 1 tahun.

D.2. Bagi Peneliti

Sebagai penambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dan juga

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Akademi

Kebidana Nauli Husada Sibolga,khususnya dalam masalah pengetahuan ibu

tentang tumbuh kembang bayi 0 sampai 1 tahun

D.3. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi Institusi pendidikan Akbid dapat digunakan sebagai bahan

bacaan diperpustakaan yang mana dapat dimanfaatkan oleh semua

mahasiswa/i. Akbid Nauli Husada Sibolga, yang akan melakukan penelitian

selanjutnya.

6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

A.1. Defenisi

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan pada satu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

panca indra manusia, indra pendengaran, penciuman, penglihatan, rasa raba

dan sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga

(Sunaryo, 2004).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Rogers (1974) mengungkapkan

bahwa sebelum orang mengadopsi prilaku baru dalam diri orang tersebut

sehingga terjadi suatu proses berurutan (akronim AIETA), yaitu :

1. Awarenes, dimana orang tersebut menyadari pengetahuan terlebih dahulu

terhadap stimulus (objek).

2. Interes, dimana orang mulai tertarik kepada stimulus.

3. Evaluation, merupakan suatu keadaan mempertimbangkan terhadap baik

buruknya stimulus tersebut bagi dirinya.

4. Trial, dimana orang telah mulai mencoba prilaku baik.

5. Adaptation, individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan

sikap.

7

A.2. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif mempunya 6 tingkatan

(Sunaryo, 2004):

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari dari

sebelumnya. Termasuk didalam pengetahuan ini adalah mengingat

kembali terhadap suatu yang spefisik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

4. Analisa (Analisa)

Suatu kemampuan unttuk menjabarkan suatu materi atau objek kedalam

komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut

dan ada kaitannya satu sama lain.

8

5. Sintesisi (Senthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.

6. Evaluasi ( Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada.

B. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoadmojo,

(2003) yaitu :

1. Umur

Umur adalah lamanya seseorang hidup sejak dilahirkan sampai saat ini.

Umur merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan baru dan

harapan-harapan baru. Semakin bertambahnya umur seseorang maka

semakin banyak pula ilmu pengetahuan yang dimiliki.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh

kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran sehingga dalam

pendidikan itu perlu dipertimbangkan umur (proses perkembangan

9

seseorang) dan hubungan dengan proses belajar. Tingkat pendidikan

juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi

seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi baru.

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan ibu untuk

memenuhi kebutuhannya, bila kita ingin melihat pekerjaan mayoritas dari

ibu karena kemungkinan sebagian ibu bukanlah pekerja yang

berpenghasilan cukup sehingga kebanyakan ibu menganggap sosial

ekonomi keluarga akan mengganggu dalam pemenuhan nutrisi anaknya.

4. Sumber Informasi

Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam

menyampaikan informasi. Mempengaruhi kemampuan, semakin banyak

sumber informasi yang diperoleh maka semakin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki media informasi untuk komunikasi masal terdiri

dari :

a. Media cetak yaitu surat kabar, majalah,buku pamphlet dan lain-lain.

b. Media elektronik yaitu radio, tv, film, dan sebagainya (Notoadmojo,

2003).

10

C. Tumbuh Kembang Anak

Istilah tumbuh kembang mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda,

tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan

perkembangan (Soetjiningsih, 1998).

C.1. Pertumbuhan

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam

besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang

biasa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

(cm, meter), umur (tahun) tulang dan keseimbangan metabolik atau

retensi kalsium dan nitrogen tubuh (Soetjiningsih, 1998).

Parameter pertumbuhan anak adalah sebagai berikut :

C.1.1. Berat Badan

Berat badan ditimbang pada setiap memeriksa kesehatan anak pada

semua kelompok umur untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang

anak. Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir berkurang,

kemudian akan kembali pada hari ke10. Pada bayi umur 5 bulan berat badan

menjadi 2 kali dari berat badan waktu lahir. Pada umur 1 tahun berat badan

menjadi 3 kali dari berat badan lahir. Dan pada umur 2 tahun berat badan

menjadi 4 kali dari berat badan lahir. (soetjiningsih, 1998).

11

C.1.2. Tinggi Badan/Panjang Badan

Panjang yang normal pada waktu lahir adalah 50 cm. untuk

menentukan tinggi badan dari umur 3 tahun, maka dapat digunakan

rumus :

Panjang Badan = 80 + 5 n cm

Keterangan, n = Jumlah umur dalam tahun

Panjang badan, umur

1 tahun : 1 1/2 x panjang lahir

4 tahun : 2 x panjang lahir

6 tahun : 1 1/2 x panjang umur 1 tahun.

(Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, 2002).

C.1.3. Lingkar Kepala

Lingkar kepala mencerminkan volume intrakranial yang dipakai untuk

menaksir pertumbuhan otak. Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata 34 cm

dan besarnya lingkar kepala ini lebih dari lingakar dada. Pada anak umur 6

bulan lingkar kepala rata-ratanya adalah 44 cm, umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun

49 cm clan dewasa 54 cm. jadi pertambahan lingkar kepala pada 6 bulan

pertama ini adalah 10 cm, atau sekitar 50% dari petambahan lingkar kepala

dari lahir sampai dewasa terjadi 6 bulan pertama kehidupan (Soetjiningsih,

1998).

12

C.1. 4. Gigi

Gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan, pada umur 1 tahun

sebagian besar anak mempunyai 6-8 gigi susu. Selama tahun 2 gigi tumbuh

lagi 8 buah, sehingga jumlah seluruhnya berkisar 14-16 gigi dan pada umur

21/2 tahun sudah terdapat 20 gigi susu (Soetjiningsih, 1998).

C.2. Perkembangan

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)

dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur

dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan dari sel-sel tubuh,

jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian

rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya, contohnya

perkembangan emosi, intelektual, tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungan (Soetjiningsih, 1998).

Menurut Soetjiningsih (1998), ada 4 parameter untuk menilai perkembangan

anak balita yaitu :

1. Personal social (kepribadian/tingkah laku sosial)

Aspek ini berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungannya

2. Fine Motor Adaptive (Gerakan motorik halus)

Aspek ini berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu.

13

3. Language (Bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti

perintah dan berbicara spontan.

4. Gross Motor (Perkembangan Motorik kasar)

Aspek ini berhubungan dengan pergerakan clan sikap tubuh.

D. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang adalah pola

pertumbuhan dan perkembangan anak secara normal antara anak yang

satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena

dipengaruhi interaksi beberapa faktor. Menurut Nursalam, dkk (2005)

faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokan menjadi

2 yaitu :

1. Faktor dalam (Internal)

a. Genetika

Faktor genetika mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan

kematangan tulang, alat seksual, serta saraf, sehingga

merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses

tumbuh kembang, yaitu : Umur, keluarga, perbedaan ras, etnis

dan suku.

b. Pengaruh hormon

14

Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal yaitu

saat janin berumur 4 bulan.

2. Faktor lingkungan (external)

Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh dikelompokan menjadi

3, yaitu pranatal, kelahiran dan pascanatal.

a. Faktor pranatal (selama kehamilan) meliputi

1. Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi

pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir

kehamilan.

2. Mekanisme, posisi janin yang abnormal dalam

kandungan dapat menyebabkan kelainan

kongenital

3. Toksin, Zat kimia, radiasi

4. Kelainan endokrin

5. Kelainan Imunologi

6. Psikologis lbu

b. Faktor kelahiran

Riwayat kelahiran denagan vakum ekstraksi atau forceps dapat

menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko

terjadinya kerusakan jaringan otak.

c. Faktor pascanatal

15

Seperti halnya pada mass pranatal, faktor yang

berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak adalah gizi,

penyakit kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisik dan kimia,

psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan,

stimulasi dan obat-obatan.

E. Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak

Kebutuhan dasar anak, tumbuh kembang anak secara garis besar

dikelompokan kedalam 3 kelompok (Soetjiningsih, 2000), yaitu :

1. Kebutuhan akan (asuh)

a. Nutrisi yang adekuat dan seimbang.

Nutrisi adalah termaksud perkembangan tubuh yang mempunyai

pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan,terutama pada

tahun-tahun pertama kehidupan dimana anak sedang mengalami

pertumbuhan yang sangat tertutama pertumbuhan otak.

b. Perawatan Kesehatan Dasar.

Untuk mencapai keadaan kesehatan anak yang optimal diperlukan

beberapa upaya, misalnya imunisasi, kontrol kepuskesmas atau

posyandu secara berkala, diperiksa segera bila sakit, dengan upaya

tersebut kesehatan anak dapat dipantau secara dini bila kelainan anak

segera mendapatkan penanganan yang benar.

c. Pakaian.

16

Anak perlu mendapatkanpakaian bersih dan nyaman dipakai, karena

aktivitas anak lebih banyak, hendaknya pakaian terbuat dari bahan

yang mudah menyerap kerimgat.

d. Perumahan.

Tempat tinggal yang layak akan membantu untuk bertumbuh dan

berkembang secara optimal.

e. Hygiene diri dan lingkungan.

Kebersihan baik kebersihan perorangan maupun lingkungan

memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak, kebersihan

yang kurang memudahkan terjadinya penyakit kulit dan saluran

pencernaan seperti yang kurang memudahkan terjadinya penyakit

kulit dan saluran pencernaan seperti : Diare, cacing, dan lain-lain.

f. Kesegaran Jasmani.

Aktivitas olahraga dan rekreasi digunakan untuk melatih kekuatan otot-

otot tubuh dan membuang sisa metabolisme, selain itu juga membantu

meningkatkan motorik anak, dan aspek perkembangan lainnya.

2. Kebutuhan Emosi dan Kasih Sayang (Asih).

Ikatan emosi dan kasih sayang yang erat antara Ibu/orang tua sangatlah

penting, karena untuk menentukan prilaku anak kemudian hari,

17

merangsang perkembangan otak anak, serta merangsang perhatian anak

terhadap dunia luar, oleh karena itu, kebutuhan asih meliputi :

a. Kasih sayang orang tua

Kasih saying orang tua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtera

yang memberikan bimbingan, perlindungan, perasaan aman kepada

anak merupakan salah satu kebutuhan yang diperlakukan anak untuk

tumbuh berkembang seoptimal mungkin.

b. Rasa aman

Adanya Interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak akan

memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehari-

harinya.

c. Harga Diri.

Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya.

d. Dukungan.

Orang tua perlu memberikan dukungan agar anak dapat mengatasi

masalah yang dihadapinya.

e. Mandiri.

Dalam melatih anak untuk mendiri tentunya harus menyesuaikan

dengan kemampuan dan perkembangan anak.

f. Rasa Memiliki.

18

Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barang-

barang yang dipunyainya, sehingga anak tersebut akan mempunyai

rasa tanggung jawab untuk memelihara barangnya.

3. Kebutuhan akan Sitmulus (Asah).

Situmulus adalah adanya perangsang dari lingkungan luar anak, yang

berupa latihan bermain, stimulus merupakan kebutuhan yang sangat

penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat

stimulus yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak

yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulus.

F. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak 0 Sampai 1 Tahun

Adapun tahapan tumbuh kembang bayi menurut Betz Cecily L (2002)

1. Perkembangan Motorik Halus

Bayi baru lahir biasanya sudah memutar kepala dari sisi yang satu ke sisi

yang lain, bayi mampu memperlihatkan hampir tidak ada keterlambatan

dalam kemampuan mengangkat kepala di usia 3 bulan, bayi berguling

dari depan ke belakang kira-kira usia 5 bulan, pada usia 7 bulan bayi

sudah bisa duduk, bayi mulai naik untuk berdiri pada usia 9 bulan,

berjalan dengan berpegangan pada objek seperti tepi meja pada usia 10

bulan dan bayi berjalan sambil memegang tangan seseorang pada usia

sekitar 12 bulan.

2. Motorik halus

19

Bayi baru lahir dan sehat memiliki genggaman yang kuat pada usia

sekitar 1 bulan, refleks mengemgam bayi memudar dan bayi dapat

memegang mainan pada usia sekitar 3 bulan, bayi dapat menggenggam

secara sadar pada usia 5 bulan, bayi dapat memindahkan objek dari

tangan ke tangan pada usia sekitar 6 bulan, bayi dapat mengenggam

dengan ibu jari lain pada usia 7,5 bulan sampai 8,5 bulan, bayi

mengembangkan gerakan menjepit pada usia sekitar 9 sampai 10 bulan

dan bayi mencoba membangun menara dua-blok pada sekitar usia 12

bulan.

3. Sosialisasi

Rasa sayang terhadap orang yang berarti pada saat lahir dan meningkat

dengan jelas pada usia 6 bulan. Adapun tanda-tanda kemajuan sosialisasi

hampir terjadi setiap bulan yang meliputi; bayi memperlihatkan senyum

pada usia 2 bulan, mulai mengenali wajah-wajah yang familier pada usia

3 bulan, bayi menikmati interaksi sosial pada usia 4 bulan, bayi tersenyum

pada bayangan cermin pada usia 5 bulan, mulai takut pada orang asing

pada usia 6 bulan, bayi menunjukkan ansietas terhadap orang asing pada

usia 8 bulan dan memperlihatkan emosi seperti rasa cemburu dan rasa

sayang pada usia 12 bulan.

4. Bahasa

Alat komunikasi pertama bayi adalah menangis, bayi mengumam antara

usia 1 sampai 2 bulan, bayi tertawa, mengoceh, dan membuat bunyi

20

Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Bayi 0 sampai 1 Tahun

Umur Pendidikan Pekerjaan Sumber Informasi

konsonan antara usia 3 dan 4 bulan, bayi meniru suara pada usia 6 bulan,

melafalkan suku kata kombinasi (ma-ma) pada usia 8 bulan, bayi

mengerti kata-kata “tidak“ pada usia 9 bulan. Bayi mengatakan dan

mengerti ma-ma dan da-da dalam konteks yang benar pada usia 10

bulan, bayi bisa bicara antara 4 sampai 10 kata dalam konteks yang

benar pada usia 12 bulan.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep penelitian ini yang berjudul “Gambaran

Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Bayi 0 sampai 1 Tahun” adalah

sebagai berikut :

Variabel Independent Variabel Dependent

B. Defenisi Operasional

1. Pengetahuan

21

Adalah segala sesuatu yang diketahui Ibu tentang dampak anak yang

tidak mendapat imunisasi polio, dengan ketegori :

a. Baik 76% - 100% (bila jumlah yang benar 16-20 dari 20

pertanyaan yang diberikan).

b. Cukup 55% - 75% (bila jumlah yang benar 11-15) dari 20

pertanyaan yang diberikan).

c. Kurang 55% (bila jumlah yang benar >11 pertanyaan).

Skala ukur : Ordinal

Alat ukur : Kuesioner

2. Umur

Adalah suatu batasan yang menunjukkan lamanya kehidupan

seseorang yang dihitung sejak lahir yang dinyatakan dalam tahun,

dengan ketegori :

a. 21-25 tahun

b. 26-30 tahun

c. 31-35 tahun

d. 36-40 tahun

Skala ukur : Interval

Alat ukur : kuesioner

3. Pendidikan

22

Adalah jenjang pendidikan formal yang pernah diselesaikan

responden, dengan ketegori :

a. Pendidikan dasar : SD, SLTP dan sederajatnya

b. Pendidikan menengah : SMA, SMK, dan sederajatnya

c. Pendidikan tinggi : D-III, D-IV, S-I.

Skala ukur : Ordinal

Alat Ukur : Kuesioner

4. Pekerjaan

Adalah aktivatas yang dilakukan ibu untuk memperoleh penghasilan

guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, dengan ketegori :

a. Pegawai negri sipil (PNS)

b. Pegawai swasta

c. Wiraswsta

Skala ukur : Nominal

Alat ukur : Kuesioner

C. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran

pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Bayi 0 Sampai 1 Tahun di

Hutanabolon Kecamatan Tukka Tahun 2008.

23

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

D.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Hutanabolon karena lokasi tersebut

mudah dijangkau dan lebih menghemat biaya, serta sampel untuk penelitian

ini mencukupi di daerah tersebut.

D.2. Waktu Penelitian

No Kegiatan Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Maret hingga Juli 2008Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. Pengajuan Judul2. Acc Judul3. Survey

Pendahuluan4. Konsul BAB I5. Konsul BAB II6. Konsul BAB III7. Konsul Kuisioner8. Persiapan Ujian

Proposal9. Ujian Proposal10.

Pengumpulan Data

11.

Analisa Data

12.

Konsultasi Laporan Penelitian

13.

Persiapan Ujian KTI

14.

Penggandaan Ujian KTI

15 Ujian KTI

24

.

E. Populasi dan Sampel

E.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi

0 sampai 1 tahun di Desa Hutanabolon Kecamatan Tukka bulan April –Juli

2008 Sebanyak 54 orang.

E.2. Sampel

Adapun yang dijadikan sample dalam penelitian ini adalah total dari

populasi dengan jumlah sampel 54 orang dengan cara total sampling.

F. Metode Pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari responden

dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu dan terlebih dahulu

diberikan penjelasan tentang kuesioner, cara pengisian ditanyakan kepada si

peneliti dan tanyakan bila ada hal-hal yang dimengerti responsen.

G. Tehnik Pengolahan Data dan Analisa Data

G.1. Tehnik Pengolahan data

Data terkumpul diolah dengan cara manual dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Editing

25

Memeriksa data yang terkumpul bila terdapat data yang kurang maka

dilakukan pengumpulan data kembali.

b. Coding

Mengklasifikasikan jawaban responden kedalam bentuk kode yang telah

ditetapkan untuk mempermudah pengolahan data.

c. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data untuk dimasukkan kedalam tabel

distribusi frekuensi.

G.2. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat presentase

data yang terkumpul dan disajikan dengan table distribusi frekuensi kemudian

dicari dasar presentasi jawaban masing-masing responden dan selanjutnya

dilakukan dengan menggunakan teori kepustakaan yang ada.

26