BAB I - zandoang.files.wordpress.com file · Web viewKesehatan atau sehat merupakan modal dasar...

51
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan atau sehat merupakan modal dasar yang wajib dimiliki tiap orang agar ia mampu mencapai berbagai keberhasilan hidup, baik bagi diri sendiri, orang lain, maupun untuk kejayaan bangsa dan Negara. Oleh karena itu, melalui pembangunan bidang kesehatan selalu diupayakan terciptanya individu-individu yang sehat demi terciptanya masyarakat yang sehat. Dalam upaya mencapai kesehatan masyarakat yang optimal, maka dalam visi menuju Indonesia sehat Tajun 2010, Depkes RI (1999:2) merumuskan tiga pilar utama yakni : “ (1) perilaku hidup sehat (2) lingkungan sehat dan (3) pelayanan kesehatan yang optimal”. Pilar yang berkenaan dengan perilaku hidup sehat tersebut diatas, merupakan aspek yang sangat penting di budayakan atau di biasakan sejak anak duduk di Sekolah Dasar (SD). Pada usia SD ini adalah saat yang tepat untuk menanamkan dasar- dasar pengetahuan, sikap, dan keterampilan berperilaku hidup sehat agar menjadi kebijakan hidup di sepanjang hayatnya kelak. Seseorang anak atau siswa SD yang berperilaku hidup sehat, akan selalu berupaya untuk memelihara diri dari berbagai hal 1

Transcript of BAB I - zandoang.files.wordpress.com file · Web viewKesehatan atau sehat merupakan modal dasar...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan atau sehat merupakan modal dasar yang wajib dimiliki tiap orang

agar ia mampu mencapai berbagai keberhasilan hidup, baik bagi diri sendiri, orang

lain, maupun untuk kejayaan bangsa dan Negara. Oleh karena itu, melalui

pembangunan bidang kesehatan selalu diupayakan terciptanya individu-individu yang

sehat demi terciptanya masyarakat yang sehat. Dalam upaya mencapai kesehatan

masyarakat yang optimal, maka dalam visi menuju Indonesia sehat Tajun 2010,

Depkes RI (1999:2) merumuskan tiga pilar utama yakni : “ (1) perilaku hidup sehat

(2) lingkungan sehat dan (3) pelayanan kesehatan yang optimal”.

Pilar yang berkenaan dengan perilaku hidup sehat tersebut diatas, merupakan

aspek yang sangat penting di budayakan atau di biasakan sejak anak duduk di

Sekolah Dasar (SD). Pada usia SD ini adalah saat yang tepat untuk menanamkan

dasar- dasar pengetahuan, sikap, dan keterampilan berperilaku hidup sehat agar

menjadi kebijakan hidup di sepanjang hayatnya kelak. Seseorang anak atau siswa SD

yang berperilaku hidup sehat, akan selalu berupaya untuk memelihara diri dari

berbagai hal yang merugikan kesehatannya sehingga kondisi tubuh tetap sehat dan

segar.

Untuk mengembangkan pembudayaan perilaku hidup sehat di tingkat SD

dilakukan melalui kurikulum, program UKS, dan pelatihan – pelatihan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi guru SD. Dari aspek kurikulum, saat ini di SD

diberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang salah satunya

berisi mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesahatan (Penjaskes).

Dalam materi Penjaskes yang berbentuk teori, siswa dibekali dengan pembelajaran

budaya hidup sehat. Dari aspek Program UKS, siswa mengikuti materi pendidikan

kesehatan sebafai bagian dari trias UKS yang dilaksanakan secara ekstrakurikuler.

Sementara itu, dari aspek pelatihan, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat telah

1

menyelenggarakan “ Orientasi Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

bagi Guru Sekolah Dasar di kota Padang pada tanggal 9 Juni 2009 yang lalu.

Baik melalui hasil belajar Penjaskes dan Program UKS maupun pelatihan PHBS

tersebut, kondisi ideal yang diharapkan adalah membukayanya perilaku hidup bersih

dan sehat di kalangan siswa SD dalam kehidupan sehari- hari mereka. Kebersihan

siswa dalam pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat tersebut dapat diukur dari

kondisi kesehatan siswa bersangkutan.

Di samping kebersihan siswa membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat,

kondisi kesehatan seseorang siswa SD juga dipengaruhi berbagai factor penentu

lainya seperti : (1) pengawasan orang tua (2) status gizi (3) pendidikan orang tua (4)

kondidi ekonomi orang tua (5) kondisi rumah yang kurang memenuhi syarat rumah

sehat (6) kebersihan lingkungan tempat tinggal dan (7) kebersihan lingkungan

sekolah.

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di SD Negeri Gugus III

Kecamatan Padang Utara, diperoleh kesan tentang masih kurang optimalnya kondisi

kesehatan siswa. Hasil analisis documenter terhadap buku absensi siswa menunjukan

relatif tingginya angka ketidakhadiran siswa menunjukkan bahwa penyakit yang pada

umumnya sering mereka alami adalah : demam, sakit perut, sakit kepala, dan sakit

gigi.

Dari berbagai faktor penentu kondisi kesehatan siswa sebagaimana diungkapkan

di atas, permasalahan kurang optimalnya kondisi kesehatan siswa pada SD Negeri di

Gugus III Kecamatan Padang Utara, penulis duga lebih berakar masalah pada

kurangnya pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat, karena didukung oleh

beberapa fenomena berikut : (1) masih banyaknya siswa yang mengalami gigi

berlubang, misalnya karena gemar mengkonsumsi makanan yang mudah lengket pada

gigi seperti cokelat, dsb yang membentuk plak ( tumpukan sisa makanan yang

mengeras di permukaan gigi ) yang mengakibatkan gigi berlubang (2) gemar jajan di

warung sekitar sekolah (3) gemar bermain dalam hujan di pekarangan sekolah (4)

kurang memelihara kebersihan kuku dan (5) terlihat cepat lelah ketika berolahraga

atau praktek Penjaskes, kurang gemar olahraga atau melakukan aktivitas jasmani.

2

Kesemua fenomena itu merupakan gambaran perilaku yang tidak menceminkan

budaya hidup bersih dan sehat.

Berdasarkan permasalahan dan fenomena yang dikumukakan di atas, penulis

tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul, “ Pembudayaan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) oleh Siswa SD Negeri di Gugus III Kecamatan

Padang Utara Kota Padang ”. penelitian ini penting dilakukan, karena perilaku hidup

bersig dan sehat merupakan : (1) sesuatu perilaku yang harus hidup sehat dalam

kurikulum KTSP 2006 mata pelajaran Penjasorkes di SD (2) salah satu Pilar Visi

Menuju Indonesia Sehat Tahun 2010 (3) program nasional yang telah diorientasikan

kepada guru SD, termasuk bagi guru SD di kota Padang dan (4) hasil penelitian ini

nantinya dapat menjadi masukan bagi guru Penjasorkes dan pengelola kegiatan PHBS

untuk perbaikan pembelajaran dan pengembangan kegiatan PHBS lebih lanjut.

B. Indentifikasi Masalah

Permasalahan kurang optimalnya kondisi kesehatan siswa SD Negeri di Gugus

III Kecamatan Padang Utara, sebagaimana telah disinggung dalam latar belakang

masalah di atas, dipengaruhi berbagai faktor yang dapat diidentifikasikan karena :

1. Kurangnya pengawasan orang tua.

2. Status gizi yang kurang seimbang.

3. Rendahnya pendidikan atau pengetahuan orang tua tentang kesehatan anak.

4. Kondisi ekonomi orang tua yang kurang mencukupi.

5. Kondisi rumah yang kurang memenuhi syarat- syarat rumah sehat.

6. Kurangnya kebersihan lingkungan tempat tinggal.

7. Kurangnya kebersihan sekolah.

8. Kurangnya pemeliharaan kebersihan pribadi.

9. Kurangnya penerapan perilaku kebersihan makan yang baik.

10. Kurangnya kegemaran berolahraga.

C. Pembatasan Masalah

Sesuai fenomena masalah dan pentingnya penelitian sebagaimana dikemukakan

di atas, maka penelitian ini hanya dibatasi pada pembudayaan PHBS yang mencakup:

1. Kebersihan pribadi.

2. Kebiasaan makan.

3

3. Kegemaran berolahraga.

D. Perumusan Masalah

Sesuai pembatasan di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah pembudayaan PHBS tentang kebersihan pribadi oleh siswa SD

Negeri di Gugus III Kecamatan Padang Utara Kota Padang?

2. Bagaimanakah pembudayaan PHBS tentang kebiasaan makan oleh siswa SD

Negeri di Gugus III Kecamatan Padang Utara Kota Padang?

3. Bagaimanakah pembudayaan PHBS tentang kegemaran berolahraga oleh siswa

SD Negeri di Gugus III Kecamatan Padang Utara Kota Padang ?

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan pembatasan dan perumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui pembudayaan PHBS tentang kebersihan pribadi oleh siswa SD

Negeri di Gugus III Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

2. Mengetahui pembudayaan PHBS tentang kebiasaan makan oleh siswa SD Negeri

di Gugus III Kecamatan Padang Utara Kota Padang.

3. Mengetahui pembudayaan PHBS tentang kegemaran berolahraga oleh siswa SD

Negeri di Gugus III Kecamatan Padang Utara Kota Padang.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat oleh berbagai pihak, yaitu :

1. Penulis, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

(S.PD.) pada Jurusan Pendidikan Olahraga Program Studi Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi (Penjaskesrek) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK)

Universitas Negeri Padang (UNP).

2. Kepala SD Negeri di Gugus III Kecamatan Padang Utara Kota Padang, sebagai

bahan acuan untuk peningkatan kualitas pelaksanaan PHBS di sekolah yang

dipimpinnya.

3. Guru Pengelola PHBS/Guru Penjasorkes, sebagai bahan evaluasi diri untuk

perbaikan pelaksanaan PHBS di sekolahnya.

4. Siswa, sebagai bahan masukan untuk peningkatan kualitas pembudayaan PHBS

guna tercapainya kondisi kesehatan yang optimal.

4

5. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, sebagai bahan masukan tentang

efektivitas pelatihan PHBS yang telah diberikan pada guru- guru SD di Kota

Padang.

5

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Kajian Teori

1. Pembudayaan PHBS tentang Kebersihan Pribadi

Pembudayaan berasal dari kata “ budaya”. Dalam Kamus Bahasa Indonesia,

Depdikbud (1990:935) mendefinisikan : “budaya adalah pola sikap atau sesuatu

yang telah dibiasakan, membiasakan sesuatu menjadi suatu adat atau pranata yang

mantap”. Berdasarkan kutipan ini dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud

dengan pembudayaan adalah pembiasaan diri melakukan sesuatu menjadi kebiasaan

hidup yang menetap atau permanent. Dengan kata lain, seseorang yang melakukan

pembudayaan terhadap sesuatu perbuatan atau perilaku, maka ia akan melakukan

proses membiasakan diri untuk melakukan perbuatan atau perilaku tersebut

sehingga menjadi kebiasaan yang bersifat menetap.

Aspek yang harus dilakukan pembudayaan ( pembiasaannya) itu adalah

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Depkes RI (2006:1) mengemukakan

pengertian sebagai berikut :

“Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya”.

Pengertian diatas sejalan dengan pengertian perilaku sehat sebagaimana

dikemukakan Depkes RI (2002:5) berikut :

“Perilaku sehat adalah sikap dan tindakan pro aktif untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit,. Melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat”.Berpedoman pada kutipan diatas, dapat dijelaskan bahwa PHBS disebut

juga perilaku sehat yaitu sekumpulan perilaku yang dipraktikan dengan penuh

kesadaran sebagai hasil pembelajaran dalam bentuk sikap memelihara atau

mencegah terjadinya penyakit. Dengan kalinat yang lebih sederhana, PHBS adalah

perilaku penuh kesadaran untuk memelihara diri dari berbagai penyakit.

6

Melalui uraian ringkas di atas dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud

dengan pembudayaan PHBS adalah proses pembiasaan diri yntuk menerapkan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pembudayaan PHBS atau berperilaku

hidup bersih dan sehat dapat diupayakan dalam kebersihan pribadi maupun

lingkungan. Suharto dan Sonti (1997:62-63) mengemukakan sebagai berikut :

“Setiap siswa perlu dididik agar mempunyai kebiasaan hidup bersih dan sehat. Cara menjaga kebersihan dan diri sendiri dan lingkungan harus dilakukan tiap hari. Dengan demikian , siswa akan terbiasa hidup bersih dan sehat”.

Berpedoman pada kutipan diatas dikatakan bahwa PHBS perlu dibiasakan

atau dilakukan pembudayaan oleh setiap siswa, misalnya dengan selalu menjaga

kebersihan diri dan lingkungan. Dengan demikian siswa akan terbiasa melakukanya

sehingga membentuk kebiasaan hidup yang bersifat permanent atau menetap.

Beberapa aspek kebersihan pribadi yang harus diupayakan pembudayaan

dalam PHBS adalah sebagaimana dikumukakan dalam table 1 berikut :

Tabel 1. Aspek- Aspek Kebersihan Pribadi Dalam Materi Pembelajaran di Sekolah Dasar

No. Indikator Pengalaman Belajar Kls/smt

1. Kebersihan

kuku

2. Kebersihan

rambut

3. Kebersihan

kulit, tangan

dan kaki

4. Kebersihan

a. Mengenal alat – alat pemotong kuku.

b. Dapat menggunakan alat pemotong kuku.

c. Mengenal akibat tidak menjaga kebersihan kuku

a. Mengetahui bahan pencuci rambut.

b. Dapat menggunakan bahan pencuci rambut.

c. Mengenal akibat tidak menjaga kebersihan rambut.

a. Mengenal bahan-bahan untuk membersihkan kulit

b. Dapat membersihkan kulit dengan bahan- bahan

sederhana ( sabun, dsb.).

c. Mengetahui akibat tidak memelihara kebersihan kulit.

I/1

II/1

II/2

7

gigi

5. Kebersihan

hidung

6. Kebersihan

telinga.

a. Mengenal alat / bahan untuk membersihkan gigi.

b. Dapat menyikat gigi dengan benar.

c. Mengetahui akibat tidak memelihara kebersihan gigi.

a. Mengenal bahan- bahan untuk membersihkan rongga

hidung.

b. Dapat membersihkan rongga hidung dengan baik.

c. Mengetahui akibat tidak memelihara kebersihan

hidung.

a. Mengenal bahan- bahan untuk membersihkan telinga.

b. Dapat membersihkan liang telinga.

c. Mengetahui akibat tidak memelihara kebersihan liang

telinga.

I/2

II/2

II/1

Keterangan : Kls/Smt =Mulai dikenalkan kepada siswa dan dikembangkan lebih lanjut di

kelas yang lebih tinggi.

Sumber : Pusat Kurikulum.2006. Pengembangan Silabus KTSP Penjasorkes untuk SD/MI,

Jakarta : Diperbanyak BP. Cipta Jaya.

Berdasarkan table 1 diatas dapat dikemukakan bahwa beberapa indikator

atau aspek- aspek kebersihan pribadi telah mulai dikenalkan siswa SD sejak kelas

rendah ( kelas I dan II ) dan terus dikembangkan di kelas yang lebih tinggi. Uraian

lebih lanjut tentang indikator kebersihan tersebut adalah :

a. Kebersihan Kuku

Pada bagian ujung- ujung jari tangan kita terdapat semacam zat tanduk yang

disebut sebagai kuku. Selain pada ujung- ujung jari tangan kita, kuku juga

terdapat pada bagian ujung- ujung jari kaki. Kuku mengalami perpanjangan

secara periodik. Oleh karena bertambah panjang atau mengalami perpanjangan ,

kuku akan melebihi bagian daging di ujung- ujung jari. Dengan demikian, antara

kuku dan daging ujung jari akan membentuk celah yang mudah dihinggapi

kotoran. Kotoran yang terdapat di bawah atau di celah

kuku dengan daging tersebut berwarna kehitaman yang menyerupai tumpukan

daki. kotoran itu dapat berasal dari berbagai benda, misalnya dari tanah yang

8

lengket ke bawah kuku saat kita bekerja mencabut rumput, bermain tanah atau

pasir, dan setelah memegang sesuatu yang kotor.

Pada kuku yang panjang kotoran akan lebih mudah lengket. Kotoran pada

kuku merupakan sumber penyakit, karena mengandung kuman atau bakteri yang

merugikan kesehatan. Rositawaty dan Aris Muharam (2008:19)

“Kuku ada di jari tanganmu. Lihatlah kukumu. Apakah kukumu panjang dan kotor ? kuku yang panjang dan kotor mengandung banyak kuman. Potonglah kukumu seminggu sekali. Tanganmu akan terlihat bersih dan rapi”.

Sesuai kutipan diatas, dapat dijelaskan bahwa pada kuku yang panjang dan

kotor banyak kuman penyakit. Pada saat kita makan, kotoran atau kuman di

bawah/ celah kuku tersebut dapat tertelan bersama makanan. Kotoran atau kuman

masuk ke dalam perut kita dan dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti sakit

perut atay mencret- mencret, dsb. Oleh karena itu kuku harus dipotong sekali

dalam satu minggu. Kuku yang dipotong pendek akan terlihat rapi sehat dan

bersih.

Untuk memotong kuku, dapat menggunakan alat pemotong kuku, silet,

dsb. Memotong kuku dengan alat pemotong kuku lebih aman di bandingkan

dengan menggunakan silet, karena dapat menyebabkan luka.

b. Kebersihan Rambut

Ungkapan yang sangat popular tentang rambut menyatakan, “ rambutmu

adalah mahkotamu”. Ungkapan ini mengiaskan betapa pentingnya rambut untuk

kewibawaan, kecantikan / ketampanan seseorang. Seseorang laki- laki berambut

panjang/ gondrong terlihat kurang beribawa. Begitu juga seorang wanita dewasa,

akan tampak cantik dan keibuan jika berambut panjang, rapi, dan bersih. Rambut

siswa atau kalangan terpelajar yang diharapkan adalah wajar, rapi, dan sehat.

Selain untuk kecantikan / keterampilan, rambut berguna untuk melindungi

kulit dan organ dalam di bagian kepala dari pengaruh cuaca misalnya untuk

melindungi dari sinar terik matahari, pengaruh cuaca yang sangat dingin, dsb.

Oleh karena itu rambut harus diupayakan agar tetap sehat. Rambut yang sehat

adalah rambut yang tumbuh subur, tidak bercabang, dan tidak mudah rontok.

Kesehatan rambut akan terganggu jika kulit kepala berketombe ( dalam bahasa

9

latin disebut Tinea kufuracea ) adalah penyakit kulit kepala ( bersisik- sisik putih

dan gatal ) disebut juga dengan istilah kelemumur”.

Pada umumnya, kesehatan rambut dan kulit kepala lebih disebabkan oleh

perilaku yang tidak bersih dan sehat. Oleh karena itu rambut harus dibersihakan

paling sedikit dua kali dalam seminggu Depdikbud (1996:9) mengemukakan

sebagai berikut :

“Rambut perlu dicuci paling sedikit dua kali dalam satu minggu. Maksudnya agar selalu bersih, bebas dari kotoran dan ketombe, dan juga tidak menyebabkan rambut mudah rontok”.

Lebih jauh, Rositawaty dan Aris Muharam (2008:19) lebih melengkapi kutipan di atas, yakni :

“Rambut yang sehat terlihat rapi dan bersih. Rambut yang sehat tidak bau. Cucilah rambut agar sehat. Mencuci rambut dua kali dalam satu minggu. Kamu harus mencuci rambut dengan sampo”.

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan mencuci

rambut agar bersih, bebas dari kotoran dan ketombe. Rambut harus dicuci dua kali

seminggu. Mencuci rambut agar bersih dilakukan dengan menggunakan sampo.

c. Kebersihan Kulit, Tangan dan Kaki

permukaan tubuh kita dilapisi oleh kulit. Pada kulit kita terdapat lobang-

lobang yang sangat halus yang disebut pori- pori. Pori- pori merupakan saluran

pembuangan keringat. Pada saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik, tubuh

kita menjadi panas dan pori- pori kita mengeluarkan keringat. Jika keringat tidak

dibersihkan akan membentuk daki atau kotoran. Kulit berdaki adalah kulit yang

kotor.

Selain karena keringat, kulit kita dapat pula kotor oleh benda- benda yang

terdapat di luar tubuh, misalnya debu, Lumpur, pasir, dan sebagainya. Benda-

benda itu mudah lengket dan mongering, dipermukaan kulit yang kemudian

10

membentuk daki. oleh karena itu kulit harus dibersihkan. Kulit yang tidak bersih

atau kotor mudah diserang penyakit kulit seperti kadas, kudis, dan gatal- gatal.

Cara memelihara kebersihan kulit adalah dengan mandi dua kali sehari, pagi dan

sore hari. Mandi dengan sabun mandi.

Kulit di bagian tangan dan kaki adalah yang paling mudah dihinggapi

kotoran. Oleh sebab itu, kaki dan tangan harus dibersihkan sebelum tidur. Kotoran

pada kaki dan tangan dapat mengotori alas tidur dan bantal.

d. Kebersihan Gigi

Gigi berguna untuk mengunyah makanan. Sisa- sisa makanan dapat

lengket di permukaan gigi. Cokelat, susu, dan makanan yang terbuat dari beras

ketan (pulut) seperti onde- onde dan lupis merupakan contoh makanan yang

sangat mudah lengket di permukaan dan di sela- sela gigi. Sisa- sisa makanan itu

akan bertumpuk dan mengeras di permukaan gigi membentuk plak. Persatuan

Dokter Gigi Indonesia (PDGI) (2009:1) mengemukakan, “ plak adalah lapisan

kuman dan sisa makanan yang melekat erat pada permukaan gigi yang

menyebabkan gigi berlubang”. Dengan kutipan tersebut dapat dipahami bahwa

plak atau lapisan kuman dan kotooran dari sisa makanan yang menumpuk di

permukaan gigi akan membentuk lubang halus yang kemudian bertambah lebar

membentuk lubang gigi. Inilah yang kita sebut sebagai gigi berlubang.

Oleh karena itu, kita harus memelihara kebersihan gigi. Dalam hal ini

Depdikbud (19996:5) mengemukakan sebagai berikut :

“Gigi perlu mendapat perawatan yang baik. Sebaiknya gigi di bersihkan setiap habis makan. Kalu tidak di bersihkan, sisa- sisa makanan yang tertinggal si celah-celah gigi akan merusak gigi dan menimbulkan bau busuk. Untuk membersihkan gigi, jangan terlalu keras dan terlalu ditekan, sebab dapat merusak gigi. Sikatlah gigi hingga bersih. Pergunakanlah odol secukupnya”.

Berdasarkan kutipan di atas dapat dikemukakan bahwa perawatan gigi

dilakukan dengan membersihkan atau menyikat gigi sehabis makan. Ketika

menyikat gigi jangan ditekan keras agar gigi tidak rusak. Bahan yang digunakan

untuk menyikat atau membersihkan adalah odol secukupnya.

11

Sejalan dengan maksud kutipan di atas, PDGI (2009:1) mengemukakan

tips (cara) merawat gigi agar tetap sehat sebagai berikut :

1. Sikatlah gigi secara teratur paling sedikit 2x sehari, pagi setelah

makan/ sarapan dan malam hari sebelum tidur.

2. Gunakan pasta gigi yang mengandung Fluoride.

3. Makan makanan bergizi dan kurangi makanan manis dan mudah

lengket.

4. Periksakan gigi ke dokter setiap 6 bulan sekali.

5. Jangan bertukar sikat gigi dengan orang lain agar tidak terjadi

penularan penyakit.

Sesuai kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa cara perawatan gigi agar

tetap dalam kondisi sehat dilakukan dengan menyikat gigi secara teratur, paling

sedikit 2x dalam satu hari yakni pagi hari sehabis makan dan malam hari sebelum

tidur, untuk menyikat gigi digunakan pasta gigi yang mengandung Fluoride yaitu

bahan untuk membersihkan dan menguatkan gigi mengurangi makanan yang

manis- manis dan mudah lengket, membiasakan diri untuk memeriksakan

kesehatan gigi setiap 6 bulan sekali, dan tidak menggunakan sikat gigi orang lain

atau meminjamkan sikat gigi sendiri kepada orang lain, agar tidak terjadi

penularan penyakit.

e. Kebersihan Hidung

hidung merupakan indera pembau dan sekaligus bagian dari system

pernafasan. Agar dapat berfungsi secara optimal, hidung perlu di jaga

kebersihannya. Haryanto (1997:79) mengemukakan sebagai berikut :

“Secara garis, alat- alat pernafasan kita terdiri dari lubang hidung, batang tenggorokan, dan paru- paru. Lubang hidung berfungsi sebagai lalu lintas jalan keluar masuk udara. Di dalam hidung terdapat bulu- bulu halus yang berguna untuk menyaring udara kotor. Selain itu, hidung juga berguna untuk mengatur suhu udara yang akan masukke paru- paru”.

Sesuai maksud kutipan di atas, dapat dikemukakan bahwa hidung

merupakan organ penting, baik sebagai bagian dari system pernafasan maupun

sebagai indera pembau. Agar dapat berfungsi optimal lubang hidung harus

12

diupayakan agar tetap bersih. Bulu- bulu yang terdapat di dalam lubang hidung

selalu dalam keadaan basah, agar udara kotor atau debu dapat diserap/ lengket

pada bulu- bulu tersebut. Setelah beberapa hari, bulu-bulu lubang hidung itu akan

diselimuti debu atau kotoran. Itulah sebabnya harus kita bersihkan, agar bulu-

bulu hidung tersebut selalu dapat berfungsi dengan baik untuk menyaring udara.

Begitu juga dengan permukaan lubang hidung itu sendiri, juga harus selalu bersih

agar ujung- ujung saraf pembau dapat berfungsi dengan baik. Di samping itu,

lubang hidung akan berfungsi lebih baik sebagai pengatur suhu udara jika dalam

kondisi yang bersih.

Untuk membersihkan lubang hidung dapat dilakukan dengan

menggunakan air bersih dan ujung- ujung jari tangan. Disamping itu juga dapat

dilakukan dengan memilin- milinkan ujung kain lembab dan bersih agar

membersihkan bulu- bulu dan permukaan lubang hidung.

f. Kebersihan Telinga

Telinga merupakan indera pendengar. Pada permukaan liang telinga

terdapat ujung- ujung saraf penangkap bunyi. Agar telinga dapat berfungsi dengan

baik perlu dijaga agar tetap bersih. Rositawaty dan Aris Muharam (2008:17)

mengemukakan sebagai berikut :

“Bagaimana cara merawat telinga agar tetap sehat ? kamu harus membersihkan atau mengeringkan permukaan liang telinga setiap selesai mandi, kamu harus membersihkan liang telinga setiap minggu dengan kapas. Jangan mendengarkan suara yang terlalu keras”.

Berdasarkan kutipan diatas, dapat dijelaskan bahwa liang telinga harus

dilap atau dikeringkan setiap selesai mandi. Tujuannya agar air tidak masuk ke

dalam liang telinga. Membersihkan liang telinga setiap selesai mandi cukup

dengan kain lembut ( handuk, dsb) dengan menggunakan ujung jari. Selanjutnya,

tiap minggu kita harus mengeluarkan kotoran yang ada di dalam liang telinga

dengan menggunakan kapas yang bersih. Disamping itu kita harus menghindari

bunyi yang terlalu keras. Bunyi yang terlalu keras dapat merusak pendengaran.

2. Pembudayaan PHBS tentang Kebiasaan makan

13

Depdikbud (1990:113) dalam Kamus Bahasa Indonesia menjelaskan yang

dimaksud dengan “ kebiasaan ” yaitu : “ yang biasa dikerjakan pola untuk

melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari individu dan

dilakukan secara berulang ulang untuk hal yang sama”.

Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan

kebiasaan makan adalah sesuatu yang biasa dikerjakan atau dilakukab berulang-

ulang tentang makan. Lebih jauh, yang dimaksud dengan “ makan ” menurut

Depdikbud ( 1990:546 ) adalah: “ memasukan nasi (atau makan pokok lainnya)

ke dalam mulut, mengunyah dan menelannya”. Dengan demikian secara lebih

lengkap dapat dikemukakan bahwa kebiasaan makan adalah sesuatu perilaku yang

biasa dilakukan seseorang tentang mengkonsumsi makanan.

Kebiasaan makan seseorang pada umumnya dapat dilihat atas beberapa

aspek yaitu sebagai berikut :

a. Kebiasaan Jadwal Makan

Kebiasaan jadwal makan yang baik menurut ilmu kesehatan adalah

kebiasaan makan secara teratur jadwal atau waktunya. Jadwal makan yang teratur

adalah makan tiga kali sehari. Yaitu makan pagi, siang dan malam. Pada

umumnya jadwal makan / sarapan pagi dilakukan sekitar pukul 06.30 pagi makan

siang sekitar pukul 14.00 siang dan makan malam sekitar pukul 19.00 malam.

Seseorang yang sering makan terlambat disebut memiliki kebiasaan

jadwal makan yang kurang baik. Menunda- nunda jadwal makan karena bermain

dengan sebagainya dapat menyebabkan kita kelaparan dan mudah diserang

penyakit lambung atau maag.

b. Kebiasaan jajan

Depdikbud (1990:345) menjelaskan, “ jajan adalah membeli penganan,

buah – buahan, dsb di kedai atau dijajakan orang”. Seseorang yang terbiasa jajan

akan membiasakan diri untuk membeli penganan ( makanan) di kedai, warung,

dijajakan orang dan sebagainya. Kebiasaan jajan seringkali menyebabkan

seseorang tidak makan secara teratur, karena jajan dapat menunda rasa lapar. Di

samping itu, jajan kurang baik dari aspek kesehatan.

Depdikbud (1981:143) mengemukakan sebagai berikut :

14

“Makanan dapat mengandung kotoran dan benih penyakit oleh sebab itu makanan harus dibersihkan sebelum dimasak hingga matang. Dengan dibersihkan dan dimasak kotoran akan hilang dan benih penyakit akan mati terbunuh. Selanjutnya, sebelum dimakan makanan harus dijaga jangan sampai kena kotoran kembali”. “Makanan yang dijual di pinggir jalan atau warung dapat menjadi kotor karena debu. Makanan yang tidak ditutup dapat menjadi kotor karena dihinggapi lalat. Makanan yang kotor karena dihinggapi lalat dapat mendatangkan penyakit tifus, koleradan disentri”.

Berpedoman kepada kutipan di atas, dapat dimengerti bahwa makanan

harus dibersihkan dan dimasak sampai matang. Tujuan membersihkan dan

memasak hingga matang adalah untuk membuang dan membunuh kuman- kuman

penyakit. Makanan yang telah dimasak harus tetap di pelihara agar terhindari dari

debu dan lalat. Seseorang yang biasa jajan dapat mengkonsumsi makanan yang

kotor, karena makanan yang dijajankan atau dijual di warung atau kedai pinggir

jalan dapat tercemar atau kotor kena debu. Itulah sebabnya kebiasaan jajan harus

dihindari.

c. Kebiasaan Mengunyah Makanan

Proses pencernaan di mulai dari dalam mulut. Di dalam mulut makanan

harus dikunyah hingga lumat. Seseorang yang makan dengan tergesa- gesa dapat

menelan makanan yang belum cukup lumat. Makanan yang masih keras atau

belum lumat akan menghambat proses pencernaan berikutnya.

Menurut ilmu kesehatan, mengunyah makanan harus dilakukan hingga

lumat. Oleh karena itu ilmu kesehatan menganjurkan agar kita mengunyah

makanan hingga 33 kali.

3. Pembudayaan PHBS tentang Kegemaran Berolahraga

Kegemaran berolahraga sama maksudnya dengan kegemaran melakukan

aktivitas jasmani atau aktivitas gerak. Perilaku gemar, olahraga atau melakukan

aktivitas jasmani sangt penting untuk menciptakan kesegaran jasmani. Pusat

kesegaran jasmani dan Rekreasi ( 1997:4 ) mengemukakan :

“Kesegaran jasmani pada hakekatnya adalah berkenaan dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang yntuk melaksanakan tugasnya sehari- hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang

relative lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, dan masih

15

memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan adtivitas lainnya”.

Dengan berpedoman pada kutipan diatas dapat diketahui betapa

pentingnya memiliki kesegaran jasmani yang baik bagi seseorang. Seseorang

yang mimiliki kesegaran jasmani yang baik akan mampu melakukan berbagai

aktivitas sehari- hari secara efektif dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang

berlebihan.

Untuk mendapatkan kesegaran jasnani yang baik, maka seseorang harus

membudayakan PHBS tentang kegemaran berolahraga atau melakukan aktivitas

fisik. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Pusat Kesegaran Jasmani dan

Rekreasi ( 1997:3-4 ) berikut :

“Melakukan latihan fisik atau berolahraga jika dilakukan menurut propesi yang sebenarnya dapat meningkatkan derajat kesehatan dan

kesegaran jasmani, sehingga berguna sekali untuk mencegah atau membatasi terjadinya penyakit.Otot- otot akan menyusut dan menjadi lemah bilamana terus menerus tidak dipergunakan, tetapi sebaliknya dengan olahraga yang teratur otot- otot akan jadi kuat karena efek

latihan”. Melalui kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa seseorang harus gemar

berolahraga atau melakukan aktivitas jasmani untuk merangsang otot-otot agar

menjadi secara optimal, yaitu otot yang kuat dan sehat. Dengan kata lain,

seseorang yang tidak gemar berolahraga atau tidak gemar melakukan berbagai

aktivitas jasmani (gerak), maka otot-ototnya tidak akan berkembang dengan baik.

Dalam upaya menciptakan kesegaran jasmani yang baik dan mencegah terjadinya

berbagai gangguan penyakit, maka seseorang sisiwa SD yang membudayakan

PHBS tentang kegemaran berolahraga akan menampilkan berbagai perilaku

berikut :

a. gemar berolahraga dalam pembelajaran praktek penjasorkes

mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga dan kesehatan

(penjasorkes) merupakan mata pelajaran yang bukan saja membekali siswa

dengan materi tentang kesehatan (teori) tetapi juga materi praktek dalam

bentuk aktivitas jasmani. Roji (2007:v) mengemukakan sebagai berikut :

16

“Pendidikan jasmani olah raga dan kesehatan merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan membiasakan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dijabarkan melalui pembelajaran dasar-dasar gerakan olahraga, sementara materi kesehatan melalui uraian mengenai pentingnya melakukan pola hidup sehat”.

Berpedoman kepada kutipan di atas dapat dikemukakan bahwa melalui

mata pelajaran Penjasorkes dilakukan proses pembelajaran dengan memanfaatkan

aktivitas jasmani dengan melakukan pembelajaran dasar-dasar gerakan olahraga.

Dengan kata lain, melalui pembelajaran Penjasorkes yang berbentuk materi dasar-

dasar gerakan olahraga atau pembelajaran praktek, siswa dibiasakan untuk gemar

melakukan berbagai latihan fisik. Oleh karena itu, perilaku hidup sehat yang harus

dilakukan pembedayaan dalam pembelajaran penjasorkes adalah :

b. gamar berolahraga di sekitar tempat tinggal

gamar berolahraga atau melakukan aktivitas/latihan fisik di luar jam

pembelajaran penjasorkes atau disekitar tempat tinggal merupakan perilaku

hidup sehat yang harus dikembangkan sehari-hari.

Bentuk-bentuk olahraga atau aktivitas/latihan yang dapat dilakukan disekitar

tempat tinggal adalah :

1. melakukan bermacan-macam olahraga perrmainan, seperti bermain bola voli,

sepak bola, bersepeda, dsb.

2. melakukan bermacam-macam latihan fisik, seperti : lari pagi, senam, dsb.

3. melakukan aktivitas bermain dengan kelompok teman sebaya. Aktivitas

bermain yang dilakukan itu adalah berupa aktivitas fisik seperti : bermain

kejar-kejaran, bermain tali, dsb.

Berbagai benrok contoh aktivitas jasmani sebagaimana dikemukakan diatas

dapat dilakukan sore hari sepulang dari sekolah, pagi hari (jika sekolah siang)

atau hari minggu pagi. Semua itu sangat berguna untuk merangsang otot-otot

agar kita kita memiliki tingkat kebugaran/kesegaran jasmani yang baik.

B. kerangka konseptual

berdasarkan kepada uraian kajian teori ilmiah terdahulu, dapat

dikemukakan suatu kerangka berpikir bahwa : pembudayaan bahwa PHBS

17

merupakan perilaku pembiasaan diri dengan penuh kesadaran untuk memelihara diri

sendiri atau mencegah terjadinya berbagai gangguan kesehatan atau penyakit.

Untuk seberapa jauh seseorang telah membudayakan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) dapat diukur dari perilaku yang ditampilkannya dalam

aspek : (1) kebersihan pribadi (2) kebiasaan makan dan (3) kegemaran beroalahraga

( melakukan aktivitas jasmani ). Ketiga aspek tersebut harus dilakukan dengan

perilaku hidup bersih dan sehat. Lebih ringkasnya, digambarkan dalam kerangka

konseptual berikut :

Gambar 1. Bagan kerangka konseptual 1 PHBS

C. Pernyataan Penelitian

Pernyataan penelitian yang akan diungkapkan jawabannya melalui penelitian

ini adalah :

1. Seberapa jauh pembudayaan PHBS dalam aspek kebersihan pribadi telah

diterapkan oleh siswa SD Negeri di Gugus III Kecamatan Padang Utara Kota

Padang ?

2. Seberapa jauh pembudayaan PHBS dalam aspek kebiasaan makan telah di

terapkan oleh siswa SD Negeri di Gugus III Kecamatan Padang Utara Kota

Padang ?

3. Seberapa jauh pembudayaan PHBS dalam aspek kegemaran berolah raga telah

diterapkan oleh siswa SD Negeri di Gugus III Kecamatan Padang Utara Kota

Padang ?

18

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ( PHBS )

KEBERSIHAN PERIBADI

KEBIASAAN MAKAN

KEGEMARAN BEROLAHRAGA

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis, Waktu dan Tempat Penelitian

1. Jenis PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ( menggambarkan,

melukiskan ) tentang pembudayaan PHBS tentang kebersihan pribadi, kebiasaan

makan, dan kegemaran berolahraga oleh siswa SD Negeri di Gugus III

Kecamatan Padang Utara.

Sesuai tujuan penelitian tersebut di atas, maka penelitian ini tergolong

pada jenis penelitian deskriptif.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini direncanakan pada semester Juli-

Desember 2009.

3. Tempat Penelitian

Tempat dilakukannya penelitian ( pengambilan data ) ini adalah pada SD

Negeri di Gugus III Kecamatan Padang Utara Kota Padang.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas V pada SD Negeri

di Gugus III Kecamatan Padang Utara Kota Padang dengan rincian sebagaimana

tabel 2 berikut :

Tabel 2. Penyebaran Populasi Penelitian

No. Nama SD NegeriSiswa Kelas V

JumlahLK PR1. Min Gunung Pangilun 44 59 1032. SD 17 Guung Pangilun 15 20 353. SD 03 Alai 93 91 1844. SD 21 Parak Kopi 14 15 29

Jumlah 166 185 351

19

Sumber :Buku Absensi Siswa SD Negeri di Gugus III Kecamatan Padang Utara Kota

Padang, Semester Juli- Desember 2009.

Sesuai tabel di atas, maka populasi penelitian ini berjumlah 351 orang yang terdiri

dari 116 laki- laki dan 185 perempuan.

2. Sampel

Sample merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Sample penelitian ini

di tarik sebesar 25 % dari jumlah populasi tiap kelompok, baik laki- laki maupun

perempuan di masing- masing sekolah. Pernetapan sample sebesar 25 % tersebut

didasarkan pada pendapat Irawan (1999:183) yang menyatakan : “ Bila populasi <100

sebaiknya diambil semua sebagai sampel. Bila populasi > 100 minimal diambil 25-30 %”

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik Proportional Random

Sampling, dimana jumlah ( proporsi ) sampel, mengikuti perbandingan jumlah populasi.

Dengan kata lain, jika jumlah populasi dalam kelompok ( laki-laki atau perempuan )

besar, maka sampel yang mewakilinya juga besar, begitu pula sebaliknya. Sempel

penelitian tersebut dikemukakan pada tabel berikut ini :

Tabel. 3 Penyebaran Sampel Penelitian

No. Nama SD NegeriSiswa Kelas V

JumlahLK PR

1. Min Gunung Pangilun 11 14 25

2. SD 17 Guung Pangilun 4 5 9

3. SD 03 Alai 23 23 46

4. SD 21 Parak Kopi 3 4 7

Jumlah 41 46 87

Sumber : Populasi Penelitian ( Tabel 2 ) setelah ditarik secara Proportional sebesar 25%.

Sesuai tabel 3 di atas, maka sampel penelitian ini berjumlah 87 orang yang terdiri

dari 41 laki- laki dan 46 perempuan yang 4 buah SD Negeri di Gugus III Kecamatan

Padang Utara Kota Padang.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

20

Jenis data penelitian ini dibedakan atas dua macam, yakni jenis data primer, dan

sekunder. Jenis data primer adalah data atay informasi yang penulis peroleh secara

langsung dari sumber pertamanya. Jenis data sekunder adalah data atau informasi yang

tidak penulis peroleh secara langsung dari sumber pertamanya.

2. Sumber Data

Sesuai jenis data di atas, maka sumber data primer penelitian ini adalah siswa

SD Negeri di Gugus III Kecamatan Padang Utara yang menjadi responden. Sementara itu

sumber data sekunder penelitian ini dari Guru penjasorkes, misalnya hasil wawancara,

dan documenter misalnya dari Buku Absensi untuk mendapatkan penyebaran populasi

penelitian ini.

D. Defenisi Operasional

Defenisi yang mendasari defenisi operasional adalah :

1. Pembudayaan menurut Depdikbud (1990:935 ) adalah “ pembiasaan diri untuk

melakukan sesuatu menjadi kebiasaan hidup yang bersifat menetap atau permanen.

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) menurut Depkes RI (2006:1) adalah “

sekumpulan perilaku yang dipraktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran yang bertujuan untuk mencegah atau melindungi diri dari ancaman

penyakit”.

3. SD Negeri di Gugus III Kecamatan Padang Utara Kota padang adalah gugus Sekolah

Dasar Milik Pemerintah yang terdiri dari satu atau dua SD Inti ( dianggap

percontohan, lebih baik, dsb ) san beberapa SD Imbas ( SD yang diharapkan lebih

berkembang karena menerima imbas ( dampak ) dari SD Inti pada Gugus III

Kecamatan Padang Utara Kota Padang.

Dari beberapa defenisi konseptual di atas, maka defenisi operasional penelitian ini

adalah sekumpulan perilaku dengan penuh kesadaran untuk mencegah atau melindungi

diri dari gangguan penyakit dalam aspek pemeliharaan kebersihan pribadi, pembiasaan

pola makan yang baik, dan kegemaran berolahraga oleh siswa SD Negeri di Gugus III

Kecamatan Padang Utara Kota Padang.

E. Instrumentasi

21

Instrument sama artinya dengan alat yang digunakan untuk pengumpulan data.

Instrumentasi adalah hal- hal yang berkenaan dengan alat pengumpul data ( instrument )

yang digunakan dalam suatu penelitian yang meliputi :

1. Bentuk Instrumen

Bentuk alat pengumpul data yang digunakan ( instrumen) penelitian ini adalah

angket yang berisi seperangkat pertanyaan yang akan dijawab responden dengan cara

memilih salah satu dari lima alternatif penelitian jawabannya, maka angket penelitian ini

tergolong pada bentuk tertutup.

2. Skala Pengukuran

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan perilaku siswa ( Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat ). Oleh karena itu yang harus di ukur dalam penelitian ini berkenaan

dengan sikap siswa untuk menampilkan perilaku hidup bersih dan sehat tersebut. Dengan

demikian skala pengukuran yang harus digunakan adalah untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang kejadian atau gejala

sosial”.

Pemberian skor untuk masing- masing pilihan jawaban sikap dari lema pilihan

yang disediakan dalam angket adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Pemberian Skor Pilihan Jawaban Sikap Responden

No. Pilihan Jawaban Sikap Skor Pernyataan

Positif Negatif

1.

2.

3.

4.

5.

Sangat setuju ( SS )

Setuju ( ST )

Kurang Setuju ( KS )

Tidak Setuju ( TS )

Sangat Tidak Setuju ( STS )

5

4

3

2

1

1

2

3

4

5

4. Teknik Penyusunan Instrumen ( Angket )

Teknik atau cara yang dilakukan dalam penyusunan instrument ( angket )

penelitian ini disesuaikan dengan teknik penyusunan angket Skala Likert sebagaimana

dijelaskan Ridwan ( 2003: 12 ) berikut :

“Dengan menggunakan Skala Liker Variabel dijabarkan menjadi

22

sub-variabel dan indikator- indikator. Indikator berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu di jawab oleh responden”.

Sesuai penggunaan Skala Liker, maka langkah- langkah yang harus dilakukan

dalam menyusun instrument ( angket ) adalah :

a. Menjabarkan variabel menjadi sub- sub variabel dan indikator- indikator.

b. Berdasarkan indikator dilakukan penyusunan soal- soal baik pertanyaan atau

pernyataan.

Penjabaran variabel menjadi sub- sub dan indikator- indikator untuk munyusun

atau mengalokasikan jumlah butir pertanyaan atau pernyataan dalam angket tersebut

lebih dikenal dengan istilah penyusunan kisi- kisi instrument sesuai tabel berikut :

Tabel 5. Penyusunan Kisi- Kisi Instrumen ( Angket )

VariabelPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS )

Sub Variabel Indikator Nomor Butir

Jumlah

1. Pemeliharaan Kebersihan Pribadi

a. Memelihara Kebersihan kuku :

4

- Mengenal alat- alat untuk memotong kuku

- Memotong kuku sendiri

- Memotong kuku tiap minggu

- Mengetahui akibat kuku panjang / kotor

1,

2,

3,

4,

b. Memelihara kebersihan rambut

5

- Mengenal sampo pembersih rambut

- Membersihkan rambut/keramas pakai sampo

- Keramas paling kurang 2x seminggu

- Segera mengeringkan rambut sehabis mandi, kena hujan, dsb

- Mengetahui akibat rambut kotor.

5,

6,

7,

8,

9,

c. Memelihara kebersihan kulit, tangan dan kaki

5

23

- Menggunakan sabun mandidan air bersih untuk mandi

- Mandi 2x sehari pagi dan sore

- Segera mencuci kulit jika kena kotoran.

- Mencuci tangan dan kaki sebelum tidur.

- Mengetahui bermacam penyakit kulit jika tidak di bersihkan

10,

11,

12,

13,

14,

d. Memelihara kebersihan gigi

6

- Memiliki sikat gigi yang dipakai sendiri.

- Menggunakan odol dan sikat gigi untuk membersihkan gigi

- Membersihkan/ menyikat gigi paling sedikit 2x sehari ( pagi dan malam )

- Menghindari makanan yang mudah lengket di gigi, cokelat, dsb.

- Memeriksakan kesehatan gigi ke dokter/ puskesmas paling sedikit sekali bulan.

- Mengetahui gigi berlubang

15,

16,

17,

18,

19,

20,

e. Memelihara kebersihan hidung

3

- Membersihkan lubang hidung dengan kapas atau kain yang lembut

- Membersihkan lubang hidung paling sedikit 2x seminggu

- Menutup hidung dan mulut pada saat banyak debu

21,

22,

23,

24

2. Pemeliharaan kebiasaan makan yang baik.

berterbangan di sekitarnya, saat mobil lewat, dsb.

f. Memelihara kebersihan telinga

4

- Mengeringkan liang telinga setiap habis mandi

- Membersihkan liang telinga dengan kapas atau kain yang lembut

- Membersihkan liang telinga paling sedikit 1x seminggu

- Menjauh atau menghindari sumber bunyi yang terlalu keras

24,

25,

26,

27,

a. Kebiasaan jadwal makan yang teratur:

3

- Makan/ sarapan pagi

- Makan siang tepat waktu

- Makan malam tepat waktu

28,29

30,

b. Menghindari kebiasaan jajan

2

- Berusaha untuk tidak jajan

- Mengetahui bahwa makanan/ jajan di warung kurang terjamin bersih dan sehat.

31,

32,

c. Kebiasaan mengunyah makanan

2

- Makan siang dengan tidak tergesa- gesa.

- Mengunyah makanan hingga lumat dalam mulut

33,

34,

25

3. Gemar berolahragaa. Gemar berolahraga

dalam praktik pembelajaran penjasorkes

- Senang mengikuti kegiatan praktek/ olahraga

- Melaksanakan kegiatan olahraga dengan sungguh-sungguh

b. gemar berolahraga di sekitar tempat tinggal

- melakukan bermacam olahraga permainan, bola voli, sepak bola, dsb.

- Melakukan kegiatan bermain yang melibatkan aktivitas fisik seperti kejar- kejaran, bersepeda, dsb.

- Menggemari salah satu cabang olah raga dan melakukanya setiap hari

Jumlah butir pertanyaan Angket 40

Sumber : Materi dalam kajian teori.

F. Teknik Analisis Data

Mengingat jenis penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif, maka teknik

analisis data yang digunakan adalah perhitungan frekuensi dan presentase dengan

formulasi berikut :

Keterangan : P = Persentase : f = Frekuensi dan N = Nilai

26

P = _f_ × 100 N

Sumber : Sudijono ( 1991:40 ).

Dengan menggunakan formulasi di atas, akan diperoleh distribusi frekuensi dan V

persentase (%) dan skor capaian, baik secara umum tentang pembudayaan PHBS

maupun masing- masing aspek yang diteliti. Selanjutnya untuk menyimpulkan hasil

penelitian atau sebagai jawaban dari pertanyaan penelitian yang telah diajukan,

digunakan tabel kriteria pembanding sebagai berikut :

Tabel 6. Kriteria Pembanding untuk Menyimpulkan Hasil Penelitian

No. Persentase (%) Pembudayaan Perilaku Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

1.

2.

3.

4.

5.

0 – 20

21 – 40

41 - 60

61 - 80

80 -100

Sangat Kurang

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

Sumber : Riduwan ( 2003:22) : Skala Pengukuran Variabel- Variabel Penelitian,

Bandung : Alfabeta.

27

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. (1981). Manusia dan alam Sekitarnya. Jakarta : Proyek Pembinaan

Pendidikan Dasar.

Depdikbud. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Depdikbud. (1996). Memelihara dan Merawat Badan ( Modul A35). Jakarta :

Diperbanyak TB. Angkasa

Depkes RI. (1999). Visi Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta

Depkes RI. (2002). Perilaku Sehat. Jakarta : Pusat Promosi Kesehatan.

Depkes RI. (2006). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga.

Jakarta : Pusat Pomosi Kesehatan

Haryanto. (1999). Ilmu Pengetahuan Alam Jilid 2 untuk Kelas 4 SD.

Jakarta : Erlangga

Irawan, Prasetya. (1999) Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta : Lembaga

Administrasi Negara

PDGI, (2009). Petunjuk Praktis Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Keluarga.

Jakarta : Brosur Kerjasama PDGI-Pepsodent.

Pusat Kurikulum. (2006). Pengembangan Silabus KTSP Penjasorkes Untuk SD/MI.

Jakarta : Diperbanyak BP. Cipta Jaya

Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. (1997). Petunjuk Pelaksanaan Pola Umum

Pembinaan dan Pengembangan Kesegaran Jasmani. Jakarta : Depdikbud

Riduwan. (2003) Skala Pengukuran Variabel- Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta

Roji. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SMP Kelas VII.

Jakarta : Erlangga.

28

Rositawaty dan Aris Muharam. (2008) Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta :

Pusat Perbukuan.

Sudijono, Anas. (1991). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali

Suharto dan Sonati. (1997). Pendidikan Kesehatan 4 Untuk Kelas 4 SD. Jakarta :

Depdikbud

Tim SP-4 Pendidikan Olahraga. (2004). Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa Jurusan

Olahraga. Padang : FIK UNP

29

Lampiran

INSTRUMEN PENELITIAN

( ANGKET )

A. Pengantar

Anak- anakku para siswa SD Negeri Gugus III Kecamatan Padang Utara Kota

Padang.

Dalam rangka menyusun karya Ilmiah, bapak sangat mengharapkan bantuan dari

kalian semua untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dalam angket ini.

Pertanyaan yang akan kalian jawab berkenaan dengan kebiasaan – kebiasaan

berprilaku hidup bersih dan sehat yang kalian lakukan sehari- hari.

Atas bantuan kalian untuk mengisi jawaban angket ini, bapak ucapkan terima kasih.

(Basrizal)

B. Petunjuk dan Pernyataan

Pilihlah salah satu jawaban dengan membubuhkan tanda contreng ( ) pada lajur

paling sesuai dengan kenyataan yang kamu alami sehari-hari yaitu

- SS : jika Sangat Setuju

- ST : jika Setuju

- KS : jika Kurang Setuju

- TS : jika Tidak Setuju

- STS : jika Sangat Tidak Setuju

Pertanyaan Pilihan Jawaban

SS ST KS TS STS

Kebersihan Pribadi

1. Saya mengenal alat yang sengaja digunakan

untuk pemotong kuku

2. Saya biasa memotong kuku sendiri ( tidak

dibantu orang lain)

3. Saya selalu memotong kuku sekali dalam

30

seminggu (tiap minggu)

4. Saya mengetahui akibat kuku panjang dan kotor

terhadap diri sendiri

5. Saya mengenal bermacam sampo pembersih

rambut

6. Saya selalu memakai sampo ketika

membersihkan rambut atau keramas

7. Saya keramas paling kurang 2 x seminggu

8. Saya segera mengeringkan rambut yang basah

sehabis mandi, kena hujan, dsb dengan handuk

9. Saya mengetahui akibat rambut yang tidak

dibersihkan/kotor

10. Saya menggunakan air bersih dan sabun mandi

ketika mandi

11. Saya mandi 2 x sehari (pagi dan sore)

12. Saya segera mencuci kulit/bagian tubuh yang

terkena kotoran dengan sabun

13. Saya mencuci tangan dan kaki sebelum tidur

14. Saya mengetahui akibat jika tidak memelihara

kebersihan kulit

15. Saya memiliki sikat gigi sendiri

16. Saya menggunakan sikat gigi/odol untuk

membersihkan /menyikat gigi

17. Saya menyikat gigi 2x sehari, pagi dan sebelum

tidur malam hari

18. Saya menghindari memakan makanan yang

mudah lengket pada gigi, seperti cokelat, dsb

19. Saya secara rutin memeriksakan kesehatan gigi

saya sekali 6 bulan ke dokter atau Puskesmas

20. Saya mengetahui penyebab gigi berlubang

31

21. Saya membersihkan lubang hidung dengan kapas

atau kain yang lembut

22. Saya membersihkan lubang hidung paling

kurang 2x seminggu

23. Pada saat debu beterbangan di sekitar saya, maka

saya segera menutup hidung dan mulut

24. Saya mengeringkan.melap liang telingan setiap

habis mandi

25. Saya membersihkan liang telinga dengan kapas

atau kain yang lembut

26. Saya membersihkan liang telinga paling sedikit

1x dalam seminggu

27. Saya segera menjauh atau menghindari sumber

bunyi yang terlalu keras, misalnya tidak terlalu

mendekati pertunjukan organ tunggal, dsb

Kebiasaan Makan

28. Saya selalu makam/sarapan pagi

29. Saya selalu makan siang tepat waktu

30. Saya selalu makan malam tepat waktu

31. Saya berusaha untuk tidak jajan

33. Saya mengetahui makanan jajan belum tentu

terjamin kebesihan dan kesehatannya

33. Saya makan tidak tergesa-gesa

34. Saya mengunyah makanan hingga lumat di

dalam mulut sebelum ditelan

Kegemaran Berolahraga

35. Saya senang mengikuti kegiatan praktik olahraga

di lapangan dalam pembelajaran Penjasorkes

36. Saya melakukan kegiatan praktik

olahraga/latihan dengan sungguh-sungguh dalam

32

pembelajaran Penjasorkes

37. Saya senang melakukan bermacam olahraga

(bola voli, sepak bola, dsb) di sekitar tempat

tinggal saya

38. Di sekitar tempat tinggal, saya juga gemar

bermain yang melibatkan aktifitas jasmani

seperti : kejar-kejaran, bersepeda, dsb

39. Saya sering melakukan latihan fisik seperti

senam pagi, lari pagi, dsb di sekita tempat

tinggal saya

40. Saya semar cabang olahraga tertentu dan berlatih

tiap hari

Terima Kasih

33