BAB I - WordPress.com · Web viewModel pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang sangat cocok...
Transcript of BAB I - WordPress.com · Web viewModel pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang sangat cocok...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan suatu pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru kepada
siswa-siswanya harus selalu memperhatikan tuntutan keterampilan prasyarat.
Suatu materi pelajaran harus terlebih dahulu dikaji oleh guru untuk
mengidentifikasi keterampilan-keterampilan prasyarat yang harus terlebih dahulu
dikuasai siswa sebelum dapat mempelajari materi tersebut. Guru selanjutnya harus
memastikan bahwa siswa telah benar-benar menguasai keterampilan-keterampilan
prasyarat tersebut. Jika ternyata siswa belum atau kurang menguasai keterampilan
prasyarat tersebut, maka guru terlebih dahulu harus memantapkan penguasaan
keterampilan prasyarat itu.
Rendahnya kemampuan matematis siswa-siswa Kelas 1 SMPN 4 Danau
Panggang sepertinya sangat mempengaruhi keberhasilan belajar fisika mereka.
Berdasarkan hasil analisis ulangan harian siswa-siswa Kelas 1 SMPN 4 Danau
Panggang pada bahan kajian Pengukuran dan Gerak pada semester 1 tahun
pelajaran 2005/2006, tampak bahwa mayoritas siswa mengalami kesulitan pada
perhitungan matematis. Kebanyakan siswa-siswa yang belum berhasil mencapai
batas ketuntasan minimal disebabkan karena ketidakmampuan mereka
menyelesaikan soal-soal ulangan yang diberikan pada tahapan perhitungan
matematisnya. Ini bisa dimengerti, jika soal ulangan harian dalam bentuk soal
pilihan ganda, maka otomatis ketidakmampuan menyelesaikan perhitungan
matematis akan membuat siswa-siswa tersebut salah dalam menentukan pilihan
1
jawaban yang benar, walaupun mereka hafal konsep atau rumus yang diperlukan
untuk menjawab soal tersebut. Pada soal hitungan bentuk uraianpun mereka tidak
akan memperoleh nilai yang sempurna untuk setiap soal yang diberikan, karena
beberapa langkah dalam menjawab soal tidak bisa mereka selesaikan dengan
benar.
Hampir semua materi pelajaran fisika menuntut siswa untuk dapat
melakukan perhitungan-perhitungan matematis. Kemampuan perhitungan
matematis merupakan keterampilan prasyarat dasar yang harus dimiliki siswa
yang akan mempelajari fisika. Jika siswa tidak menguasai keterampilan prasyarat
ini, maka siswa akan gagal untuk mencapai hasil belajar fisika yang diharapkan.
Menurut Kauchack & Eggen (1993), pada saat akan mengajarkan sebuah
keterampilan kompleks guru harus terlebih dulu memecah-mecah suatu topik atau
suatu keterampilan menjadi bagian-bagiannya atau keterampilan-keterampilan
prasyaratnya. Cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk memecah-mecah suatu
topik atau suatu keterampilan ini adalah melalui proses yang disebut task analysis
(analisis tugas). Proses ini dilakukan oleh guru pada saat merencanakan kegiatan
belajar mengajar.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada PTK ini adalah: Bagaimanakah penerapan hasil
task analysis (analisis tugas) dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa Kelas I
SMPN 4 Danau Panggang pada bahan kajian Gaya dan Tekanan; serta bahan
kajian Energi?
2
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada PTK ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
fisika siswa Kelas I SMPN 4 Danau Panggang melalui penerapan hasil task
analysis (analisis tugas) pada bahan kajian Gaya dan Tekanan; serta bahan kajian
Energi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan pada PTK ini adalah:
1. Bagi guru peneliti, dapat meningkatkan keterampilan dalam perencanaan dan
pengelolaan pembelajaran, terkait dengan task analysis (analisis tugas) pada
bahan kajian Gaya dan Tekanan; serta bahan kajian Energi.
2. Bagi siswa, dengan menguasai keterampilan-keterampilan prasyarat yang
telah diidentifikasi oleh guru, dapat membantu mereka mencapai hasil belajar
yang diharapkan pada pada bahan kajian Gaya dan Tekanan; serta bahan
kajian Energi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Task Analysis (Analisis Tugas)
Menurut Arends (2001), task analysis (analisis tugas) adalah cara yang
digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi akan hakekat sebenarnya dari suatu
keterampilan yang terstruktur dengan baik, yang akan diajarkan oleh guru. Ide
pokok yang melatarbelakangi munculnya analisis tugas oleh para pakar
pembelajaran adalah, bahwa suatu keterampilan yang kompleks tidak akan dapat
dipelajari semuanya sekaligus dalam satu waktu tertentu. Untuk mengembangkan
pemahaman yang mudah dan pada akhirnya penguasaan akan sebuah
keterampilan kompleks, maka keterampilan yang kompleks tadi harus terlebih
dahulu dibagi-bagi menjadi komponen-komponen bagian, sehingga dapat
diajarkan berurutan dengan logis dan tahap demi tahap.
Selanjutnya Arends (2001) menyatakan bahwa analisis tugas dapat
membantu guru untuk menentukan dengan tepat apa-apa saja yang dibutuhkan
oleh siswa untuk dapat melakukan keterampilan kompleks yang diharapkan.
Analisis tugas dapat dilakukan dengan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1 : Mintalah penjelasan kepada orang yang menguasai dan dapat
melakukan keterampilan itu, atau amati pada saat ia melakukan
keterampilan itu.
Langkah 2 : Bagi-bagilah keterampilan itu menjadi keterampilan-keterampilan
bagian (sub keterampilan).
Langkah 3 : Susunlah keterampilan-keterampilan bagian itu dengan urutan yang
4
logis, sehingga beberapa keterampilan bagian merupakan prasyarat
bagi keterampilan bagian yang lain.
Langkah 4 : Buatlah rancangan strategi untuk mengajarkan setiap keterampilan
bagian itu, dan kemudian mempersatukannya menjadi keterampilan
kompleks yang utuh.
Guru-guru yang efektif dan berhasil dalam mengajar memang berpegang
pada prinsip analisis tugas, yaitu bahwa banyak keterampilan yang terdiri atas
sejumlah keterampilan bagian, dan siswa tidak akan dapat melaksanakan
keterampilan tersebut secara utuh jika ada keterampilan bagian (sub keterampilan)
yang belum dikuasai dengan baik (Kardi & Nur, 2001).
Bagi guru yang ingin mengajarkan suatu keterampilan, guru dapat
menggunakan model pembelajaran langsung (direct instruction). Model
pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang sangat cocok untuk tujuan
pembelajaran semacam ini. Keterampilan-keterampilan bagian atau sub-sub
keterampilan dari sebuah keterampilan kompleks selangkah demi selangkah akan
dilatihkan kepada siswa melalui model pembelajaran langsung ini. Pada
pembelajaran langsung ini peran guru sangat dominan (Depdiknas, 2005b; Kardi
& Nur, 2001).
B. Karakteristik Materi Pelajaran Fisika
5
Bahan kajian Gaya dan Tekanan dan bahan kajian Energi menurut
Kurikulum 1994, merupakan materi pelajaran yang harus dikuasai siswa kelas I
SMP pada semester 2. Pada bahan kajian Gaya dan Tekanan ada tiga hal yang
harus dipelajari siswa, yaitu tekanan pada benda padat; tekanan pada zat cair; dan
tekanan pada gas. Guru perlu dilakukan analisis tugas yang berkaitan dengan
keterampilan melakukan perhitungan matematis. Berdasarkan analisis
karakteristik materi pelajaran pada bahan kajian ini, ada berbagai keterampilan
melakukan perhitungan matematis yang diperlukan untuk dikuasai siswa dalam
bahan kajian Gaya dan Tekanan, yaitu:
1. Menjumlahkan bilangan bulat atau bilangan desimal.
Rumus:
2. Mengurangkan bilangan bulat atau bilangan desimal.
Rumus:
3. Mengkuadratkan bilangan bulat atau bilangan desimal
Rumus:
4. Menghitung akar kuadrat.
Rumus:
5. Membagi bilangan bulat atau bilangan desimal.
Rumus:
6
6. Mengalikan bilangan bulat atau bilangan desimal..
Rumus:
Pada bahan kajian Energi ada tiga hal yang harus dipelajari siswa, yaitu
perubahan bentuk energi; Hukum kekekalan Energi; dan energi mekanik benda..
Pada bahan kajian ini guru juga perlu dilakukan analisis tugas yang berkaitan
dengan keterampilan melakukan perhitungan matematis. Berdasarkan beberapa
contoh soal yang membutuhkan keterampilan melakukan perhitungan matematis
pada bahan kajian ini, ada berbagai keterampilan melakukan perhitungan
matematis yang diperlukan untuk dikuasai siswa yang digunakan dalam bahan
kajian Energi, yaitu:
1. Menjumlahkan bilangan bulat atau bilangan desimal.
Rumus:
2. Mengurangkan bilangan bulat atau bilangan desimal.
Rumus:
3. Mengalikan bilangan bulat atau bilangan desimal atau bilangan pecahan.
Rumus:
7
4. Membagi bilangan bulat atau bilangan desimal.
Rumus:
5. Mengkuadratkan bilangan bulat atau bilangan desimal
Rumus:
6. Menghitung akar kuadrat.
Rumus:
C. Hipotesis Tindakan
Melalui task analysis (analisis tugas) yang dilakukan oleh guru pada saat
merencanakan pembelajaran dan penerapan hasilnya pada saat melaksanakan
pembelajaran diduga dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa Kelas I SMPN
4 Danau Panggang.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa Kelas I SMPN 4 Danau yang berjumlah 23
orang. Penelitian dilakukan pada semester 2, bahan kajian Gaya dan Tekanan;
serta bahan kajian Energi Kurikulum 1994, dari bulan Januari sampai dengan
Maret 2006 (lihat Lampiran 1).
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan
dalam dua siklus. Masing-masing siklus melalui tahap perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi.
Tahapan-tahapan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 pada
halaman 10 yang merupakan adopsi dari alur PTK oleh Kemmis & McTaggart
(1988) dalam Sukidin, dkk. (2002).
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
1. Soal Tes Diagnostik Kemampuan Matematis. Tes diagnostik kemampuan
matematis ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan perhitungan
matematis yang telah dimiliki siswa. Ada 2 buah yang digunakan yaitu tes
diagnostik keterampilan perhitungan matematis untuk bahan kajian Gaya dan
9
Tekanan; serta tes diagnostik keterampilan perhitungan matematis untuk
bahan kajian Energi.
2. Soal Ulangan Harian. Ada 2 soal ulangan harian yang digunakan yaitu soal
ulangan harian untuk bahan kajian Gaya dan Tekanan, serta pretes untuk
bahan kajian Energi
Gambar 1. Tahapan-tahapan PTK
D. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan 1 (pada Siklus I) dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Pada
awal pembelajaran pertemuan pertama bahan kajian Gaya dan Tekanan, siswa
10
Refleksi
Rencana Tindakan
Pelaksanaan Tindakan/Observasi
Rencana Tindakan
Pelaksanaan Tindakan/Observasi
Refleksi
diminta untuk menjawab pretes singkat yang berisi Soal Pretes Keterampilan
Perhitungan Matematis untuk bahan kajian Gaya dan Tekanan. Setelah 15 menit
diberi waktu menjawab siswa diminta untuk menukarkan jawabannya dengan
lembar jawaban teman sebelahnya. Guru kemudian menyebutkan kunci jawaban
masing-masing butir soal, lalu meminta siswa mengecek setiap jawaban pada
lembar jawaban tersebut apakah betul atau salah. Setelah selesai guru peneliti
kemudian merekapitulasi jumlah siswa yang menjawab benar dan salah untuk
setiap butir soal dengan cara meminta siswa mengangkat tangan. Berdasarkan
rekapitulasi jawaban siswa yang salah dan benar ini guru peneliti akan
menentukan keterampilan matematis mana yang perlu ditingkatkan. Bimbingan
dan pelatihan akan diberikan pada pertemuan-pertemuan selanjutnya sesuai
dengan urutan logis materi yang akan diajarkan.
Jika ≥ 25% siswa (≥ 6 orang) mengalami kesulitan atau belum menguasai
keterampilan tersebut maka guru perlu memberikan bimbingan dan pelatihan
secara klasikal. Tetapi jika ≤ 6 orang siswa yang mengalami kesulitan atau belum
menguasai keterampilan tersebut maka guru hanya memberikan bimbingan dan
pelatihan secara individual kepada siswa yang mengalami kesulitan. Batas 6 orang
siswa ini dipilih karena merupakan jumlah yang kira-kira mampu ditangani oleh
guru peneliti untuk memberikan bimbingan individual dan pemanfaatan tutor
sebaya.
Tindakan 2 (pada Siklus II) dilakukan saat pembelajaran berlangsung.
Pada awal pembelajaran pertemuan pertama bahan kajian Energi, seperti pada
tindakan 1 di Siklus I, pada Siklus II ini siswa juga diminta untuk menjawab
11
pretes singkat yang berisi Soal Pretes Keterampilan Perhitungan Matematis untuk
bahan Energi. Setelah 15 menit diberi waktu menjawab siswa diminta untuk
menukarkan jawabannya dengan lembar jawaban teman sebelahnya. Guru
kemudian merekapitulasi jumlah siswa yang menjawab benar dan salah seperti
pada Siklus I. Kemudian berdasarkan rekapitulasi jawaban siswa yang salah dan
benar ini guru peneliti akan menentukan keterampilan matematis mana yang perlu
ditingkatkan pada Siklus II ini.
Kriteria jumlah siswa yang sama seperti pada Siklus I juga dipakai untuk
menentukan apakah bimbingan dan pelatihan diberikan secara klasikal; atau
individual dan pemanfaatan tutor sebaya pada Siklus II.
Langkah-langkah pelaksanaan tindakan ini tergambar secara implisit di
dalam Rencana Pembelajaran (RP).
E. Analisis Data dan Refleksi
Data yang diperoleh dari hasil Tes Diagnostik Keterampilan Perhitungan
Matematis berupa jawaban siswa, baik untuk bahan kajian Gaya dan Tekanan,
maupun untuk bahan kajian Energi akan menunjukkan langkah selanjutnya yang
harus ditempuh oleh guru peneliti. Berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan
siswa guru peneliti dapat memutuskan apakah siswa memerlukan bimbingan dan
pelatihan atau tidak untuk sub-sub keterampilan tertentu. Jika mereka memerlukan
bimbingan dan pelatihan, guru peneliti kemudian menentukan lagi apakah
bimbingan dan pelatihan diberikan secara klasikal ataukah hanya secara individual
dan pemanfaatan tutor sebaya.
12
Data yang diperoleh dari instrumen Soal Ulangan Harian berupa jawaban
siswa, baik untuk bahan kajian Gaya dan Tekanan, maupun untuk bahan kajian
Energi di analisis dengan menggunakan Analisis Ulangan. Hasilnya analisis akan
menunjukkan apakah usaha guru dalam menerapkan task analysis (analisis tugas)
dapat membantu meningkatkan hasil belajar fisika pada butir-butir soal yang
memerlukan keterampilan perhitungan matematis maupun hasil belajar fisika
secara umum.
Refleksi yang dilakukan didasarkan pada hasil observasi dan analisis data
yang diperoleh Siklus I dan Siklus II. Refleksi 1 dilakukan untuk melihat sejauh
mana keberhasilan tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
Refleksi juga dilakukan untuk melihat kelemahan-kelemahan yang terjadi pada
Siklus I untuk dapat diperbaiki pada Siklus II. Hasil refleksi Siklus I dipakai untuk
menyusun rencana pada Siklus II.
13
BAB. IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
1. Siklus I
Pada awal pembelajaran untuk bahan kajian Gaya dan Tekanan dilakukan
tes diagnostik kemampuan matematis. Hasil tes yang telah dianalisis
menunjukkan bahwa kemampuan matematis untuk keterampilan menghitung akar
kuadrat (butir soal 4.b.); membagi bilangan bulat di mana pembagi lebih besar
daripada bilangan yang dibagi (butir soal 5.b.); membagi bilangan desimal di
mana pembagi lebih kecil daripada bilangan yang dibagi (butir soal 5.c.);
membagi bilangan desimal di mana pembagi lebih besar daripada bilangan yang
dibagi (butir soal 5.d.); mengalikan bilangan bulat (butir soal 6.a.) mengalikan
bilangan desimal (butir soal 6.b.). masih belum dikuasai oleh ≥ 25% siswa,
dengan demikian keterampilan-keterampilan ini akan diajarkan secara klasikal
melalui model pembelajaran langsung (direct instruction).
Kemampuan matematis untuk keterampilan menjumlahkan bilangan
desimal (butir soal 1.b.); mengurangkan bilangan desimal (butir soal 2.b.); dan
mengkuadratkan bilangan bulat (butir soal 3.a. dan 3.b.) telah dikuasai oleh ≥
75% siswa, sehingga dengan demikian keterampilan-keterampilan ini akan
diajarkan secara individual oleh guru atau lewat tutor sebaya (teman yang duduk
berdekatan yang sudah menguasai keterampilan ini) melalui latihan-latihan soal
yang diberikan.
14
Kemampuan matematis untuk keterampilan menjumlahkan bilangan bulat
(butir soal 1.a.); dan mengurangkan bilangan bulat (butir soal 2.a.) telah dikuasai
oleh seluruh (100%) siswa sehingga tidak diperlukan pembimbingan lagi. Analisis
hasil tes diagnostik kemampuan matematis untuk bahan kajian Gaya dan Tekanan
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Analisis Hasil Tes Diagnostik Kemampuan Matematis untuk Bahan Kajian Gaya dan Tekanan
No. Soal 1 2 3 4 5 6a b a b a b a b a b c d a b
Jumlah Siswa yang Menjawab
Benar
23 21 23 19 19 19 18 16 18 16 15 14 16 11
Persentase Siswa yang Menjawab
Benar
100 91 100 83 83 83 78 70 78 70 65 61 70 48
Pelatihan dan pembimbingan yang diberikan untuk memperbaiki
kemampuan matematis siswa ternyata menunjukkan hasil yang bagus. Ini dapat
dilihat dari hasil ulangan harian yang diberikan pada akhir bahan kajian. Sebelum
tindakan I (bahan kajian Gerak), rata-rata skor ulangan harian (seluruh soal)
adalah 6,98. Untuk soal-soal yang berhubungan dengan keterampilan matematis,
rata-rata skor yang diperoleh adalah 6,45. Setelah diberikan tindakan I rata-rata
skor ulangan harian (seluruh soal) adalah 7,74. Untuk soal-soal yang berhubungan
dengan keterampilan matematis, rata-rata skor yang diperoleh adalah 7,60.
Analisis hasil ulangan harianpada bahan kajian Gaya dan Tekanan ini dapat dilihat
pada Tabel 2.
15
Tabel 2. Analisis Hasil Ulangan Harian untuk Bahan Kajian Gaya dan Tekanan
Rata-Rata Skor Yang Diperoleh seluruh SiswaSoal yang
Berhubungan dengan
Keterampilan Matematis
Soal yang Tidak Berhubungan
dengan Keterampilan
Matematis
Ulangan Harian (Seluruh Soal)
Sebelum Tindakan
(bahan kajian Gerak)
6,45 7,51 6,98
Setelah Tindakan I 7,60 8,42 7,74
Walaupun penerapan task analysis (analisis tugas) pada Siklus I
menunjukkan adanya keberhasilan, di dalam pelaksanaannya guru masih
mengalami beberapa kendala. Kendala-kendala yang dialami oleh guru peneliti
pada Siklus I ini dirangkum dalam Tabel 3.
Tabel 3. Kendala-kendala yang Dihadapi saat Melaksanakan Tindakan 1 pada Siklus I
No. Kendala Kemungkinan Solusi yang dapat dipilih1. Walaupun sudah diminta untuk
menghafal perkalian 1-10,
beberapa siswa masih kesulitan
ketika diminta menjawab atau
menyelesai-kan soal-soal yang
berkaitan dengan perkalian
bilangan bulat di atas perkalian
5 (perkalian 6 – 9).
Dari hasil diskusi dengan seorang teman
sejawat yang merupakan seorang guru
matematika, guru peneliti memperoleh
tips mudah untuk mengajarkan perkalian
bilangan bulat dari perkalian 6 – 9,
kepada siswa.
16
No. Kendala Kemungkinan Solusi yang dapat dipilih2. Siswa yang diminta menjadi
tutor sebaya bagi temannya
masih belum berfungsi dengan
baik.
Meminta siswa untuk lebih bersikap
kooperatif, dan menjadikan sifat
penolong sebagai sifat yang sangat
penting untuk dimiliki oleh setiap siswa.
2. Siklus II
Hasil tes diagnostik kemampuan matematis untuk bahan kajian Energi
yang telah dianalisis menunjukkan bahwa kemampuan matematis untuk
keterampilan membagi bilangan desimal di mana pembagi lebih kecil daripada
bilangan yang dibagi (butir soal 4.c.); membagi bilangan desimal di mana
pembagi lebih besar daripada bilangan yang dibagi (butir soal 4.d.); masih belum
dikuasai oleh ≥ 25% siswa, dengan demikian keterampilan-keterampilan ini,
seperti pada Siklus I juga akan diajarkan secara klasikal melalui model
pembelajaran langsung (direct instruction).
Kemampuan matematis untuk keterampilan menjumlahkan bilangan
desimal (butir soal 1.b.); mengurangkan bilangan desimal (butir soal 2.b.); dan
mengkuadratkan bilangan bulat (butir soal 3.a. dan 3.b.) membagi bilangan bulat
di mana pembagi lebih besar daripada bilangan yang dibagi (butir soal 4.b.);
mengalikan bilangan bulat (butir soal 5.a); mengalikan bilangan desimal (butir
soal 5.b) telah dikuasai oleh ≥ 75% siswa, sehingga dengan demikian
keterampilan-keterampilan ini akan diajarkan secara individual oleh guru atau
17
lewat tutor sebaya (teman yang duduk berdekatan yang sudah menguasai
keterampilan ini) melalui latihan-latihan soal yang diberikan.
Kemampuan matematis untuk keterampilan menjumlahkan bilangan bulat
(butir soal 1.a.); dan mengurangkan bilangan bulat (butir soal 2.a.); membagi
bilangan bulat di mana pembagi lebih kecil daripada bilangan yang dibagi (butir
soal 4.a.) telah dikuasai oleh seluruh (100%) siswa sehingga tidak diperlukan
pembimbingan lagi. Analisis hasil tes diagnostik kemampuan matematis untuk
bahan kajian Energi disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Analisis Hasil Tes Diagnostik Kemampuan Matematis untuk Bahan Kajian Energi
No. Soal 1 2 3 4 5a b a b a b a b c d a b
Jumlah Siswa yang Menjawab
Benar23 22 23 20 21 21 23 20 15 14 22 20
Persentase Siswa yang Menjawab
Benar100 96 100 87 91 91 100 87 65 61 96 87
Pelatihan dan pembimbingan yang diberikan untuk memperbaiki
kemampuan matematis siswa baik secara klasikal maupun secara individual pada
Siklus II ini ternyata menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding hasil yang
diperoleh pada Siklus I. Ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian yang diberikan
pada akhir bahan kajian. Pada Siklus I (bahan kajian Gaya dan Tekanan), rata-rata
skor ulangan harian (seluruh soal) adalah 7,74. Untuk soal-soal yang
berhubungan dengan keterampilan matematis, rata-rata skor yang diperoleh adalah
7,60. Setelah diberikan tindakan 2 rata-rata skor ulangan harian (seluruh soal)
18
adalah 8,50. Untuk soal-soal yang berhubungan dengan keterampilan matematis,
rata-rata skor yang diperoleh adalah 8,60. Analisis hasil ulangan harian pada
bahan kajian Energi ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Analisis Hasil Ulangan Harian untuk Bahan Kajian Energi
Rata-Rata Skor Yang Diperoleh seluruh SiswaSoal yang
Berhubungan dengan
Keterampilan Matematis
Soal yang Tidak Berhubungan
dengan Keterampilan
Matematis
Seluruh Soal(Rata-Rata
Ulhar)
Sebelum Tindakan
(bahan kajian Gerak)
6,45 7,51 6,98
Setelah Tindakan I
7,60 8,42 7,74
Setelah Tindakan II 8,60 7,95 8,50
19
Gambar 2. Grafik Kenaikan Nilai Rata-Rata
Penerapan task analysis (analisis tugas) pada Siklus II menunjukkan
adanya keberhasilan yang lebih baik dibanding keberhasilan yang telah dicapai
pada Siklus I. Jadi secara keseluruhan, penerapan task analysis (analisis tugas
dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas I SMPN 4 Danau Panggang
(Gambar 2). Kendala-kendala yang dialami oleh guru peneliti pada Siklus I tidak
lagi ditemukan dalam intensitas yang dapat mengganggu proses pembelajaran
yang sedang berlangsung.
B. Pembahasan
Analisis tugas yang dilakukan guru untuk mengidentifikasi sub-sub
keterampilan yang diperlukan oleh siswa sebagai keterampilan prsyarat untuk
menguasai kemampuan menyelesaikan soal-soal hitungan fisika pada bahan
kajian Gaya dan Tekanan; serta bahan kajian Energi telah dapat membantu siswa
untuk belajar setahap demi setahap. Kemampuan untuk menyelesaikan soal-soal
hitungan fisika adalah sebuah keterampilan yang kompleks. Ada keterampilan-
keterampilan bagian (sub-sub keterampilan) yang harus dikuasai oleh siswa
20
terlebih dahulu. Sub-sub keterampilan tersebut salah satunya adalah keterampilan
matematis. Keterampilan matematis sendiri masih terdiri dari beberapa sub
keterampilan seperti keterampilan mengalikan bilangan bulat, membagi bilangan
bulat, dan lain sebagainya.
Hasil tes diagnostik kemampuan matematis yang diberikan guru peneliti
di awal pembelajaran setiap bahan kajian telah membantu guru untuk menentukan
berapa dan siswa mana saja yang memerlukan bimbingan dan pelatihan, serta cara
memberikan bimbingan dan pelatihan, apakah secara klasikal ataukah secara
individual dan pemanfaatan tutor sebaya. Lewat hasil tes diagnostik ini pula dapat
dilihat keterampilan matematis mana yang telah atau yang belum dikuasai oleh
siswa. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arends (2001) bahwa analisis
tugas dapat membantu guru untuk menentukan dengan tepat apa-apa saja yang
dibutuhkan oleh siswa untuk dapat melakukan keterampilan kompleks yang
diharapkan.
Peningkatan nilai rata-rata soal-soal ulangan harian yang berhubungan
dengan keterampilan matematis, soal-soal yang tidak berhubungan dengan
keterampilan matematis dan seluruh soal (rata-rata ulangan harian) menunjukkan
bahwa seperti yang disebutkan oleh Arends (2001), bahwa untuk mengembangkan
pemahaman yang mudah dan pada akhirnya penguasaan akan sebuah
keterampilan kompleks, maka keterampilan yang kompleks tadi harus terlebih
dahulu dibagi-bagi menjadi komponen-komponen bagian, sehingga dapat
diajarkan berurutan dengan logis dan tahap demi tahap.
21
Peningkatan nilai rata-rata ini juga sesuai dengan pendapat Kardi & Nur,
(2001) bahwa guru yang efektif dan berhasil dalam mengajar harus selalu
berpegang pada prinsip analisis tugas, yaitu bahwa banyak keterampilan yang
terdiri atas sejumlah keterampilan bagian, dan siswa tidak akan dapat
melaksanakan keterampilan tersebut secara utuh jika ada keterampilan bagian (sub
keterampilan) yang belum dikuasai dengan baik (Kardi & Nur, 2001).
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa penerapan hasil task analysis (analisis tugas) dapat meningkatkan hasil
belajar fisika siswa Kelas I SMPN 4 Danau Panggang pada bahan kajian Gaya
dan Tekanan; serta bahan kajian Energi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disarankan kepada
guru untuk menerapkan hasil task analysis (analisis tugas) untuk meningkatkan
hasil belajar fisika siswa Kelas I SMPN 4 Danau Panggang pada bahan kajian
Gaya dan Tekanan; serta bahan kajian Energi.
23
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard I., 2001. Learning to Teach. 5th edition. Boston: McGraw Hill.
Arikunto, S. dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Depdiknas. 2005.a. Materi Pelatihan Terintegrasi IPA, Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Direktorat PLP.
Depdiknas. 2005.b. Materi Pelatihan Terintegrasi IPA, Model-Model Pengajaran dalam Pembelajaran IPA. Jakarta: Direktorat PLP.
Depdiknas. 2005.c. Materi Pelatihan Terintegrasi IPA, Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Direktorat PLP.
Kardi, S. & Nur, M., 2001. Pengajaran Langsung. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Program Pascasarjana Unesa, University Press.
Kauchack, Donald P., & Eggen, Paul D. 1993. Learning and Teaching. 2nd
Edition. Boston: Allyn and Bacon.
Sukidin dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendekia.
24