PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN WEBBED TERHADAP KETERAMPILAN ...
Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN WEBBED TERHADAP KETERAMPILAN ...
1
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN WEBBED TERHADAP
KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI 87 MANIPI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
AKMAL HS.
NIM. 10540856713
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2017
2
3
4
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Akmal Hs.
NIM : 10540 8567 13
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Webbed terhadap Keterampilan
Menulis Karangan pada Siswa Kelas V SD Negeri 87 Manipi.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji
adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh
siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila
pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Agustus 2017
Yang membuat pernyataan
Akmal Hs.
5
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Akmal Hs.
NIM : 10540 8567 13
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai menyusun skripsi ini, saya akan
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing
yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2,dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Agustus 2017
Yang membuat perjanjian
Akmal Hs.
6
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Berfikirlah sebagai seorang pemula...
Maka dunia akan terbuka untukmu...
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Kedua orang tuaku yang penuh kasih.
Saudaraku, sahabat serta seluruh keluarga yang selalu mendukung
Almamaterku Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
7
ABSTRAK
Akmal Hs. 2017, Pengaruh Model Pembelajaran Webbed Terhadap
Keterampilan Menulis Karangan pada Siswa Kelas V SD Negeri 87 Manipi.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekoah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Andi Sukri
Syamsuri dan pembimbing II Tarman A. Arief.
Dengan memperhatikan permasalahan yang dihadapi siswa, penulis
merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah penggunaan model
pembelajaran webbed berpengaruh signifikan terhadap keterampilan menulis
karangan pada siswa kelas V SD Negeri 87 Manipi tahun pelajaran 2017/2018?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran
Webbed terhadap Keterampilan Menulis Karangan pada Siswa Kelas V SD Negeri
87 Manipi tahun ajaran 2017/2018. Jenis penelitian yang digunakan adalah
eksperimen, penelitian ini dapat dikategorikan sebagai pre eksperimental, desain
penelitian jenis one group pretest and posttest design yaitu sebuah eksperimen
yang dalam pelaksanaannya hanya melibatkan satu kelompok sebagai kelas
eksperimen. Satuan eksperimen dalam penelitian ini adalah siswa kelas V
sebanyak 22 orang. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan.
Hasil analisis uji t diketahui bahwa nilai t Hitung yang diperoleh adalah
4.320 dengan frekuensi d.b = (N-1 ) = 22 - 1 = 21. Pada taraf signifikan 0,05 (5%)
diperoleh nilai t Tabel = 1.720. Jadi, t Hitung > t Tabel atau Hipotesis nol (H0)
ditolak dan Hipotesis alternative (H1) diterima. Hal ini membuktikan bahwa
penggunaan model pembelajaran webbed berpengaruh signifikan terhadap
keterampilan menulis karangan.
.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Webbed, Keterampilan Menulis.
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah swt yang senantiasa memberikan nikmat dan
rahmat kepada kita semua, selalu memberikan petunjuk kepada orang yang
bersungguh-sungguh dan memberikan jalan keluar terhadap segala kesulitan.
Karena Allah lah Maha kuasa atas segala sesuatu. Shalawat serta salam selalu
tercurah kepada panutan umat Islam yaitu Nabi Muhammad saw yang
memberikan tauladan bagi umatnya sehingga selamat di dunia dan akhirat.
Setiap manusia harus yakin akan kekuatan Allah dan janji Allah. Begitu
juga penulis yang meyakini terhadap kekuatan Maha Pengasih dan Penyayang-
Nya. Seperti janji Allah dalam Al-Qur‟an ”Intansurullaha yansurkum wa yusabbit
aqdaamakum” artinya siapa saja yang menolong agama Allah maka Allah akan
menolongmu dan meneguhkan pendirianmu. Ayat itulah yang menjadi motivasi
penulis selama ini sehingga dengan ridha-Nya dan dukungan serta bantuan dari
berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang teristimewa
kepada kedua orang tua Abd. Rahim dan Almarhumah Hapsah yang telah
merawat, membesarkan, mendidik dengan penuh kesabaran, senantiasa
mencurahkan kasih sayang, memberikan motivasi, dan memanjatkan doa yang
selalu mengalir dalam setiap desah nafasnya. Dr. H. Andi Sukri Syamsuri,
M.Hum. dan Dr. Tarman A. Arief M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I dan
pembimbing II Skripsi penulis, terima kasih telah meluangkan waktunya untuk
9
memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
Terima kasih juga kepada Dr. H. Abd Rahman Rahim SE.MM. selaku
rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Erwin Akib M.Pd.,Ph.D. Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiya Makassar
yang telah memberikan pengetahuan serta pengalamannya kepada penulis sebagai
bekal untuk menyonsong masa depan. Sulfasyah S.Pd,.M.A.,Ph.D. Selaku Ketua
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidian Universitas Muhammadiyah Makassar. Dra. Hj. Maryati Z. M.Si.
Selaku penasehat akademik Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidian Universitas Muhammadiyah Makassar.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Kepala Sekolah,guru,staf Sd negeri 87 Manipi dan teruntuk sahabat-
sahabatku tercinta, yang telah bersedia mendoakan, menjadi penyemangat penulis,
menjadi bahu sandaran ketika penulis terbentur batu sandungan dan tidak
menemukan titik terang dan doa yang senantiasa dipanjatkan peneliti.
Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik
secara langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan dukungan dan
do‟a dalam proses penulisan laporan ini. Adapun tujuan yang peneliti lakukan
ialah untuk melatih dan memantapkan kemampuan serta kompetensi- kompetensi
penulis secara nyata dalam mengaplikasikan teori dan ilmu yang peneliti peroleh
selama menempuh proses pendidikan. Untuk itu, semoga penelitian ini bisa
dipergunakan sebagaimana mestinya dan bisa bermanfaat bagi peneliti khususnya
dan bagi pihak-pihak yang membutuhkan umumnya. Peneliti menyadari, bahwa
10
tak ada gading yang tak retak, dimana tidak ada pekerjaan yang sempurna. Karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam
laporan ini, dan guna memperbaiki kesalahan tersebut, peneliti menerima saran
dan kritik yang positif dari pembaca agar laporan ini menjadi lebih baik dan dapat
bermanfaat di masa yang akan datang.
Wassalamu „alaikum Wr. Wb
Makassar, Agustus 2017
Penyusun
11
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ..................................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ...... 7
A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 7
1. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 7
2. Teori Belajar dan Pembelajaran .......................................................... 9
3. Pembelajaran Terpadu ....................................................................... 14
12
B. Kerangka Pikir ...................................................................................... 29
C. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 32
A. Rancangan Penelitian ........................................................................... 32
1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 32
2. Jenis Penelitian .................................................................................. 32
3. Desain Penelitian ............................................................................... 32
B. Populasi dan Sampel ........................................................................... 34
1. Populasi ............................................................................................. 34
2. Sampel ............................................................................................... 34
C. Definisi Operasional Variabel ............................................................... 34
D. Instrumen Penelitian .............................................................................. 35
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 45
A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 45
1. Hasil Kemampuan Menulis Karangan Siswa(Pretest-Postest) .......... 45
2. Uji Normalitas .................................................................................... 47
3. Uji Homogenitas ................................................................................ 48
4. Uji Hipotesis ...................................................................................... 49
B. Pembahasan ........................................................................................... 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 53
A. Simpulan ................................................................................................ 53
B. Saran ....................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 55
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
13
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Desain Penelitian ............................................................................................ 33
3.2. Skor Penilaian Menulis Karangan .................................................................. 36
3.3. Pedoman Penilaian Menulis Karangan .......................................................... 37
3.4 Kategorosasi Standar Hasil Belajar yang Ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional ....................................................................................... 40
3.5 Kategori Standar Ketuntasan Hasl Belajar Bahasa Indonesia kelas V SD
Negeri 87 Manipi ........................................................................................... .40
4.1. Rangkuman Data Statistik Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Menulis
Karangan ......................................................................................................... 47
4.2. Distribusi Frekuensi Hasil menulis Karangan Pretest-Postest Siswa Kelas V
SD Negeri 87 Manipi ...................................................................................... 46
4.3. Deskripsi Ketuntasan Menulis Karangan Pretest-Posttest Siswa Kelas V SD
Negeri 87 Manipi ............................................................................................ 47
4.4 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Menulis
Karangan ......................................................................................................... 48
4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Keterampilan Menulis
Karangan ........................................................................................................ 49
4.6 Hasil Uji t Data Posttest Keterampilan Menulis Karangan ............................ 50
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Pola Kerangka Pikir ................................................................................... 30
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kisi-kisi Instrumen
Lampiran 2 : Instrumen Penelitian Pretest
Lampiran 3 : Instrumen Penelitian Posttest
Lampiran 4 : RPP Pertemuan Pertama
Lampiran 5 : RPP Pertemuan Kedua
Lampiran 6 : Uji Normalitas Keterampilan Menulis Karangan
Lampiran 7 : Uji Homogenitas Keterampilan Menulis Karangan
Lampiran 8 : Uji Hipotesis Keterampilan Menulis Karangan
Lampiran 9 : Statistik Deskriptif Keterampilan Menulis Karangan
Lampiran 10 : Hasil Penilaian Pretest Keterampilan Menulis Karangan
Lampiran 11 : Hasil Penilaian Posttest Keterampilan Menulis Karangan
Lampiran 12 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Menulis Karangan
Lampiran 13 : Contoh Menulis Hasil Karangan Siswa
Lampiran 14 : Foto Dokumentasi Penelitian
Lampiran 16 : Surat Izin penelitian
Lampiran 17 : Surat Keterangan Kepala Sekolah SD Negeri 87 Manipi
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah adalah suatu lembaga yang dirancang khusus untuk pengajaran
kepada siswa di bawah pengawasan para guru. Dari bangku sekolahlah siswa
mendapatkan imunitas belajar yang kemudian menjadi kebiasaan-kebiasaan yang
akan mereka lakukan dikemudian hari. Dalam mendapatkan pengajaran siswa
diberikan berbagai mata pelajaran. Setiap mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah menuntut siswa untuk memiliki keterampilan tertentu. Salah satu mata
pelajaran yang menuntut siswa memiliki keterampilan yaitu mata pelajaran bahasa
Indonesia. Hakikat fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Penguasaan
bahasa yang baik akan mempermudah proses komunikasi dan memberikan
kepercayaan diri bagi seseorang untuk berekspresi dan bersosialisasi.
Selanjutnya untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu
belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Pembelajaran tersebut akan lebih baik
manakala dipelajari sejak dini dan berkesinambungan. Kemampuan bahasa
meliputi empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan membaca, menulis,
menyimak dan berbicara. Setiap keterampilan yang ada berhubungan dengan tiga
keterampilan lainnya. Dari empat keterampilan tersebut maka siswa diberi
kesempatan untuk dapat mengembangkan keterampilan berbahasa.
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran
keterampilan berbahasa bukan pengajaran tentang bahasa semata. Keterampilan
berbahasa tersebut yaitu keterampilan reseptif (menyimak dan membaca) dan
keterampilan produktif (menulis dan berbicara). Pengajaran bahasa diawali
17
dengan pengajaran keterampilan reseptif dan kemudian dilanjutkan dengan
keterampilan produktif untuk tahap selanjutnya, yang kemudian keempat
keterampilan tersebut dapat bersatu padu sebagai kegiatan berbahasa yang
terpadu.
Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dilatih adalah keterampilan
menulis. Disadari atau tidak, kehidupan kita berkaitan dengan keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif ini. Menulis menjadi kegiatan yang amat
penting bagi manusia dalam kehidupan. Kegiatan menulis membantu manusia
dalam proses komunikasi. Begitu pula dalam proses belajar, menulis membantu
manusia dalam keberlangsungan proses tersebut.
Kegiatan menulis mempunyai tujuan untuk mengungkapkan ide atau
gagasan dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan kegiatan proses kreatif.
Keterampilan menulis perlu kreatifitas tinggi dan harus dapat mengembangkan ide
atau gagasan-gagasan dalam pikirannya. Dalam kegiatan pembelajaran menulis
tidak mudah dilakukan oleh para siswa jika mereka tidak dapat memperhatikan
faktor-faktor yang dapat mengembangkan ide atau gagasan mereka dalam
keberlangsungan prosesnya. Banyak faktor yang dapat menghambat terjadinya
pengembangan ide seseorang dalam proses kegiatan menulis, yaitu faktor internal
yang ditimbulkan dalam diri siswa/penulis seperti malas menuangkan ide dalam
bentuk tulisan. Faktor lain, timbul dari faktor eksternal siswa, seperti kondisi
kelas yang kurang kondusif atau suara-suara yang mengganggu konsentrasi siswa
dalam membuat sebuah tulisan.
Salah satu jenis keterampilan menulis adalah keterampilan menulis
karangan. Dalam karangan siswa bisa menuangkan apa yang dirasakannya,
menuangkan pengalaman yang pernah terjadi dalam bentuk cerita. Karena
18
karangan merupakan suatu karya sastra yang ditulis dengan kata-kata yang
sederhana dan bermakna.
Karangan merupakan salah satu dari pendidikan sastra di sekolah terutama
di jenjang sekolah dasar. Pendidikan sastra adalah pendidikan yang mencoba
untuk mengembangkan kompetensi apresiasi sastra, kritik sastra, dan proses
kreatif sastra. Dari ketiga komponen tersebut, yang menjadi titik konsentrasi
dalam penelitian ini adalah proses kreatif anak dalam menulis sebuah karya sastra
terutama karangan.
Karangan diperkenalkan di sekolah dasar dengan mengapresiasikan
melalui membaca. Mengapresiasikan karangan dengan jalan menulis atau
menciptakan karangan yang diajarkan di kelas V. Karangan perlu diperkenalkan
sejak dini, karena karangan tidak pernah lepas dari gejolak hidup manusia. Dalam
strategi belajar dan mengajar memang sangat dituntut bagi guru untuk
menggunakan sebuah model pembelajaran yang baik dan tepat.
Model yang baik harus memperhatikan siswa, dalam hal ini siswa
dijadikan objek yang aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu jalan keluarnya
yaitu sebuah pembelajaran dengan model yang menarik dan dapat memancing
perhatian siswa. Antusias para siswa dapat mendorong keinginan dan keaktifan
pada pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan. Sebenarnya
banyak siswa yang antusias di dalam pembelajaran menulis, karena dengan
menulis siswa dapat menuangkan segala yang ada di dalam pikirannya.
Walaupun sering kali dihadapkan kepada permasalahan seperti susahnya
mencari inspirasi yang akan dituangkan di dalam tulisan tersebut, sulitnya
menentukan tema yang akan diangkat dalam menulis karangan. Selanjutnya di
19
SD/MI masih ditemui rendahnya kemampuan menulis karangan, sulitnya siswa
menggunakan ejaan yang tepat dalam menulis karangan.
Dalam menulis karangan hal yang terpenting adalah dalam menentukan
tema yang akan ditulis. Setelah tema ditentukan maka menulis karangan akan
menjadi mudah karena penulis tetap memperhatikan tema dan tidak berangkat
jauh dari tema. Terdapat beberapa alasan yang melatar belakangi penelitian ini
Diantaranya adalah bahwa menulis memiliki kedudukan yang penting bagi siswa
untuk melatih kecerdasan untuk berpikir dan menunjang hasil belajar. Menulis
merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia.
Manusia selalu berpikir dan selalu ingin berkarya, dan ingin melakukan hal yang
kreatif. Namun kegiatan menulis karangan ini perlu diasah secara maksimal.
Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri 87 Manipi sebagian besar siswa
menganggap bahwa kegiatan menulis karangan itu merupakan hal yang masih
sulit. Tidak mudah bagi siswa untuk merangkai kata-kata menjadi rangkaian
kalimat yang bermakna. Dan juga sulit bagi siswa untuk menentukan tema apa
yang akan mereka pilih untuk membuat karangan itu. Berdasarkan fakta tersebut,
hendaknya guru mampu memadukan model pembelajaran yang dapat merangsang
siswa untuk bisa kreatif dalam menulis karangan. Tidak hanya selalu dengan
model ceramah yang menjela skan unsur-unsur yang terdapat dalam karangan
tetapi tidak mengajak siswa untuk menulis karangan dengan kreatif dan tetap
memperhatikan unsur-unsur dalam menulis karangan.
Model pembelajaran webbed adalah salah satu model yang dapat
mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga berimplikasi terhadap
hasil belajar. Melalui model ini siswa akan diperlihatkan kerangka tema yang
akan dikembangkan sesuai dengan kemampuan siswa dalam menulis karangan.
20
Latar belakang masalah di atas mendasari peneliti untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Webbed Terhadap
Keterampilan Menulis Karangan Pada Siswa Kelas V SD Negeri 87 Manipi”.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan permasalahan yang dihadapi siswa, penulis
merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah penggunaan model
pembelajaran webbed berpengaruh signifikan terhadap keterampilan menulis
karangan pada siswa kelas V SD Negeri 87 Manipi tahun pelajaran 2017/2018?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh yang signifikan model pembelajaran webbed terhadap
keterampilan menulis karangan pada siswa kelas V SD Negeri 87 Manipi tahun
pelajaran 2017/2018.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
pada tingkatan teoretis kepada pembaca dan guru dalam memilih model
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan menulis.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata untuk
menerapkan penggunaan model pembelajaran untuk meningkatakan keterampilan
menulis siswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
siswa, guru dan sekolah.
21
a) Bagi peneliti, menambah pengetahuan khususnya untuk mengetahui sejauh
mana peningkatan keterampilan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia setelah dilakukan proses pembelajaran dengan pembelajaran
terpadu model webbed.
b) Bagi siswa, hasil penelitian ini akan membantu mereka dalam
mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan menulis mereka.
c) Bagi guru, memberikan masukan kepada guru, khususnya guru bahasa
Indonesia bahwa model pembelajaran webbed dapat digunakan untuk
meningkatkan keterampilan menulis siswa.
d) Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan diberikan sesuatu yang baik pada
sekolah itu sendiri dan sekolah lain pada umunya dalam rangka perbaikan
mutu pendidikan.
e) Bagi pembaca khususnya mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai suatu kajian yang menarik untuk perlu diikuti lebih
lanjut dan lebih mendalam.
22
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan
Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan beberapa penelitian
yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tersebut antara
lain:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Endah Nurhayati (2013) dalam penelitian
yang berjudul Keefektifan Model Pembelajaran Webbed dalam Menulis
Karangan pada Siswa Kelas V SD Negeri 26 Mojokerto. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian
eksperimen. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa data
yang dianalisis dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan 95%
(ά=0,05). Jadi, dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan
antara keterampilan menulis karangan siswa yang mengikuti pembelajaran
menggunakan model webbed dengan siswa yang mengikuti pembelajaran
secara konvensional. Adapun perbedaan penelitian Endah dengan
Penelitian ini dapat dilihat dari model pembelajaran yang digunakan, jenis
menulis yang dipilih dan jenjang pendidikannya. Endah Nurhayati
menggunakan Model Pembelajaran Webbed dalam Menulis Karangan
pada Siswa Kelas V SD Negeri 26 Mojokerto. Sementara penulis
menggunakan model pembelajaran webbed dalam penelitian menulis
karangan sederhana yang dilakukan pada kelas V SD Negeri 87 Manipi.
23
b. Penelitian yang dilakukan oleh Riki Harkemri (2015) dalam penelitian
yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan melalui
Pembelajaran Model Webbed pada Siswa Kelas VII SMPN 30
Bulukumba. Dari penelitian ini yang telah dilakukan oleh Riki Harkemri
menyimpulkan bahwa keterampilan menulis karangan siswa mengalami
peningkatan setelah diterapkan pendekatan pembelajaran webbed.
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas pembelajaran, model
pembelajaran webbed meningkatkan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran sehingga terjadi peningkatan hasil dalam keterampilan
menulis karangan yang dilakukan pada penelitian ini. Adapun perbedaan
penelitian Riki Harkemri dengan penelitian ini dapat dilihat dari
pendekatan yang digunakan, jenis menulis yang dipilih dan jenjang kelas
pendidikannya. Sementara penulis menggunakan model pembelajaran
webbed dalam penelitian menulis karangan sederhana yang dilakukan pada
kelas V SD Negeri 87 Manipi. Kemudian metodologi yang digunakan oleh
Riki Harkemri yaitu penelitian tindakan kelas atau Classromm Action
Research, sedangkan metodologi yang akan penulis lakukan adalah
ekperimen kuantitatif yaitu penelitian ekperimen.
c. Penelitian Sarifah Aisyah (2016) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh
Model Pembelajaran Webbing dalam Keterampilan Menulis Puisi Siswa
Kelas VIII SMPN 27 Makassar. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah eksperimen kuantitatif. Penelitian ini dilakukan terhadap dua
kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian ini
menyatakan terdapat pengaruh model pembelajaran webbing terhadap
keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII SMPN 27 Makassar. Artinya
24
pembelajaran dengan model webbing lebih baik dalam meningkatkan
kemampuan menulis puisi siswa. Adapun perbedaan penelitian Sarifah
Aisyah dengan penelitian ini dapat dilihat dari jenis menulis yang dipilih
dan jenjang kelas pendidikannya. Sarifah Aisyah menggunakan model
pembelajaran webbing dalam penelitian keterampilan menulis puisi pada
siswa kelas VIII SMPN 27 Makassar. Sementara penulis menggunakan
model pembelajaran webbed dalam penelitian menulis karangan sederhana
yang dilakukan pada kelas V SD Negeri 87 Manipi.
2. Teori Belajar dan Pembelajaran
a. Belajar dan Pembelajaran
Belajar menurut Purwanto (2010: 84) adalah sesuatu yang berhubungan
dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana
perubahan tingkah laku itu dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon
pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya
kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya). Perubahan dalam kepribadian manusia
dapat terlihat dari peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan, daya berpikir,
dan kemampuan lainnya.
Oemar Hamalik (2014: 54) menjelaskan bahwa belajar adalah merupakan
suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan
hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.
Purwanto (2010: 85) menjelaskan definisi-definisi tentang belajar terdapat
elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar yaitu:
25
1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi
juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.
3) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus mantap, harus
merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.
4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut
berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan
dalam pengertian, pemecahan masalah.
5) Salah/ berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan , ataupun sikap.
Wasty Soemanto (2006: 104) mendefinisikan belajar adalah proses di
mana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek
atau latihan. Dengan proses menginterpretasikan praktek dan latihan yang baru
dimiliki siswa saat belajar maka dapat membuat suatu perubahan pengetahuan
dari yang tidak tahu menjadi tahu. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan
suatu upaya untuk melatih siswa berkomunikasi dengan baik. Oleh karena itu,
pembelajaran Bahasa Indonesia harus diterapkan dengan baik .
Berdasarkan pemaparan mengenai pengertian belajar, dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu untuk
mencapai tujuan peningkatan diri, baik dalam pengetahuan, sikap, keterampilan,
perilaku, sebagai hasil dari pengalaman sebelumnya dalam berinteraksi dengan
lingkungannya melalui sebuah proses.
26
Peristiwa belajar yang disertai dengan proses pembelajaran akan lebih
terarah dan sistematik daripada belajar yang hanya semata-mata dari pengalaman
dalam kehidupan sosial masyarakat. Proses pembelajaran merupakan suatu proses
pendidikan dalam lingkup persekolahan, sehingga dapat diartikan dari proses
pembelajaran adalah proses sosialisasi dari interaksi individu siswa dengan
lingkungan sekolah, seperti guru, sumber/fasilitas, dan teman sesama siswa.
Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan tetapi
proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai. Artinya penguasaan materi pelajaran bukanlah akhir dari proses
pengajaran, akan tetapi hanya sebagai tujuan antara untuk pembentukan tingkah
laku yang lebih luas. Diharapkan dari tujuan ini siswa dapat membentuk pola
perilaku siswa itu sendiri, atau sejauh mana siswa dapat menguasai akan suatu
materi pelajaran.
Dalam proses pembelajaran Wina Sanjaya (2008: 219) mengklasifikasikan
mengajar berpikir menjadi tiga, yaitu teaching of thinking adalah proses
pembelajaran yang diarahkan pembentukan keterampilan mental tertentu, seperti
misalnya keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, jenis pembelajaran ini lebih menekankan kepada aspek tujuan
pembelajaran. Teaching for thinking adalah proses pembelajaran yang diarahkan
pada usaha menciptakan lingkungan belajar yang dapat mendorong terhadap
pengembangan kognitif. Jenis pembelajaran ini lebih menitikberatkan kepada
proses menciptakan situasi dan lingkungan tertentu, contohnya menciptakan
suasana keterbukaan yang demokratis, menciptakan iklim yang menyenangkan
sehingga memungkinkan siswa bisa berkembang secara optimal. Dan teaching
about thinking adalah pembelajaran yang diarahkan pada upaya membantu agar
27
siswa lebih sadar terhadap proses berpikirnya. Jenis pembelajaran ini lebih
menekankan kepada metedologi yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pengertian proses pembelajaran diatas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran merupakan proses adaptasi melalui sosialisasi individu siswa
dengan lingkungan sekolah dengan tujuan pembelajaran merupakan proses yang
amatlah penting untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
b. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran menurut Trianto (2014: 51) adalah suatu perencanaan
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Model pembelajaran yang tepat ditunjukkan kepada siswa agar mencapai
tujuan belajar yang maksimal. Menurut Kemp di dalam buku Model-model
Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru yang ditulis oleh Rusman
(2011: 132) mengatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Model pembelajaran dapat dijadikan pola
pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan
efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Dari pengertian model pembelajaran yang sudah dijelaskna dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru terhadap siswa agar kegiatan belajar mengajar lebih
efektif.
28
c. Ciri-ciri Model Pembelajaran
Trianto (2014: 23) di dalam bukunya menuliskan bahwa istilah model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau
prosedur. Namun demikian apabila mengkaji berbagai model pembelajaran, dapat
dipahami bahwa strategi pembelajaran berbeda dengan model pembelajaran.
Secara praktis, proses pembelajaran dengan perubahan paradigma adalah suatu
proses yang dapat mengembangkan potensi-potensi siswa secara menyeluruh dan
terpadu. Strategi pembelajaran lebih umum dari model pembelajaran dan
sebaliknya model pembelajaran lebih khusus dari strategi pembelajaran. Berikut
ini adalah ciri-ciri model pembelajaran :
1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli seperti
Herbert Thelen berdasarkan teori Jhon Dewey berpendapat bahwa model
pembelajaran dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara
demokratis.
2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir
induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di
kelas, misalnya model synetic dirancang untuk memperbaiki kreativitas
dalam pembelajaran mengarang.
4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah-
langkah pembelajaran (syntax), (2) adanya prinsip-prinsip reaksi, (3)
system social, dan (4) system pendukung. Keempat bagian tersebut
merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model
pembelajaran.
29
5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak
tersebut meliputi: (1) Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat
diukur, (2) Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.
Membuat persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajaran yang
dipilihnya.
3. Pembelajaran Terpadu
a. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Konsep pembelajaran terpadu merupakan pada hakikatnya anak sebagai
pembelajar dan proses yang melibatkan pengembangan berpikir dan belajar.
Pelakasanaan pendekatan pemebelajaran terpadu ini bertolak dari suatu topik atau
tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama-sama dengan anak.
Oemar Hamalik (2014 :133) menjelaskan pembelajaran terpadu adalah
suatu sistem pembelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah atau proyek,
yang dipelajari atau dipecahkan oleh siswa baik secara individual maupun secara
kelompok dengan metode yang bervariasi dan dengan bimbingan guru guna
mengembangkan pribadi siswa secara utuh dan terintegrasi.
Jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional, maka pembelajaran
terpadu lebih menekankan pada keterlibatan anak dalam proses belajar atau
mengarahkan anak secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan pembuatan
keputusan. Pendekatan pembelajaran terpadu ini lebih menekankan kepada konsep
belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing).
b. Model-model Pembelajaran Terpadu
Ditinjau dari cara memadukan konsep, topik, dan unit tematisnya, menurut
seorang ahli yang bernama Fogarty mengemukakan bahwa terdapat 10 (sepuluh)
model pembelajaran terpadu, yakni: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4)
30
sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) treated, (8) integrated, (9) immersed, dan
(10) network (Ridwanudin, 2015: 44). Adapun macamnya diantaranya:
Model fragmented ditandai oleh ciri pemanduan yang hanya pada satu
mata pelajaran saja. Misalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi
pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dapat
dipadukan dalam materi pembelajaran keterampilan berbahasa. Kemudian model
keterhubungan connected yaitu topik-topik dalam satu disiplin ilmu berhubungan
satu sama lain. Kemudian ada model nested merupakan pemaduan berbagai
bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran.
Selanjutnya model sequenced adalah model pembelajaran yang memadukan dua
bidang studi yang memiliki keterkaitan atau kesamaan topik. Jika model shared
adalah model pembelajaran terpadu yang menggabungkan dua mata pelajaran atau
lebih yang memiliki ketimpangan konsep sehingga dapat saling melengkapi.
Kemudian model webbed adalah model pembelajaran terpadu yang bertolak dari
pendekatan tematik. Dalam pengembangnnya dimulai dengan menentukan tema,
kemudian dikembangkan menjadi subtema dengan memperlihatkan keterkaitan
dengan sub-sub tema kemudian dikembangkan dengan aktivitas belajar siswa.
Setelah itu ditentukan berbagai kegiatan pembelajaran yang dapat mendukung
terhadap tema. Model treated adalah model pembelajaran yang memfokuskan
pada metakurikulum yang berpotongan dengan inti materi. Selanjutnya model
integrated adalah model pembelajaran terpadu yang memadukan sejumlah topik,
konsep, keterampilan dan sikap dari berbagai mata pelejaran yang saling tumpang
tindih. Topik, konsep, keterampilan dan sikap tersebut selanjutnya dikaitkan
dalam satu tema yang mencakup berbagai mata pelajaran. Kemudian ada model
immersed adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran
31
dalam satu subjek. Keunggulan model ini adalah setiap siswa mempunyai
ketertarikan mata pelajaran yang berbeda, dengan begitu siswa dapat saling
bertukar pengalaman dan berbagi informasi. Secara tidak langsung siswa akan
terpacu untuk menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya.
Dan yang terakhir adalah model networked adalah model pembelajaran terpadu
yang mengandalkan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan
masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan
studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda. Proses
belajar berlangsung secara terus-menerus dikarenakan adanya hubungan timbal
balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.
c. Pengertian dan Karakteristik Model Pembelajaran Webbed
Pembelajaran terpadu model webbed menurut Trianto (2014: 41) adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Model
pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan
oleh guru bersama siswa.
Menurut Alfiah (2012: 2), ”Model webbed (jaring laba-laba) dalam
pembelajaran bahasa lebih mengutamakan unsur keterpatuan yang akhirnya
membentuk komunikasi yang efektif antara guru dengan siswa”. Dengan
demikian maka model ini sangat baik diterapkan kepada siswa agar siswa mampu
berkomunikasi secara efektif dan aktif dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Model webbed merupakan bentuk kolom jaring laba-laba
sebagai tempat jawaban pertanyaan, penuntun tentang imajinasi dari benda atau
gambar. Dari sub-sub tema ini dikembangan aktivitas belajar yang harus
dilakukan siswa.
32
Jadi model webbed atau jaring laba-laba terimplementasi melalui
pendekatan tematik sebagai pemandu bahan dan kegiatan pembelajaran. Model
webbed merupakan bentuk kolom jaring laba-laba sebagai tempat jawaban
pertanyaan penuntun tentang imajinasi dari benda atau gambar. Karakteristik
webbed yaitu:
1) Berpusat pada siswa
Pendekatan ini lebih banyak mendapatkan siswa sebagai subjek belajar,
sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu dengan
memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan
aktivitas belajar.
2) Memberi pengalaman langsung
Dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata
atau konkret sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat siswa.
4) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan.
Kelebihan dari model jaring laba-laba atau webbed meliputi:
1) Menyeleksi tema sesuai dengan minat akan memotivasi siswa untuk
belajar.
2) Memudahkan perencanaan,
3) Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa, dan
4) Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan dan ide-
ide berbeda yang terkait.
Selain kelebihan yang dimiliki, model webbed juga memiliki beberapa
kekurangan antara lain:
1) Sulit dalam menyeleksi tema,
33
2) Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal, dan
3) Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan
daripada pengembangan konsep.
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran terpadu model jaring aba-laba
(webbed) menurut Trianto (2014: 41) adalah sebagai berikut:
1) Menentukan tema
2) Mengembangkan sub-sub temanya
3) Mengembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa
Keutamaan atau keberhasilan untuk membuat pembelajaran efektif dari
model webbed adalah hal yang pertama ditinjau adalah dalam proses rancangan
pembelajaran webbed ini harus disesuaikan dengan kondisi dan potensi siswa
(bakat, minat, kebutuhan, dan kemampuan). Dengan adanya pembelajaran efektif
model webbed, siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara
utuh sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Bermakna disini artinya
memahami konsep yang siswa pelajari.
Oleh karena itu, sebagai guru yang profesional ketika di dalam kelas agar
tujuan pembelajaran tercapai dengan hasil yang baik, guru haruslah
mempersiapkan perencanaan yang baik sesuai dengan kondisi peserta didik di
dalam kelas.
4. Menulis
a. Definisi Menulis
Pada hakikatnya ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai
dalam pembelajaran bahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keterampilan
membaca dan menyimak biasanya disebut juga kemampuan yang bersifat aktif
34
reseptif. Kedua keterampilan tersebut memiliki kemampuan menerima, proses
decoding, kemampuan untuk memahami bahasa atau pesan yang dituturkan oleh
pihak lain baik yang dituturkan melalui sarana bunyi atau tulisan.
Lain halnya dengan keterampilan berbicara dan menulis yang disebut
kemampuan yang bersifat aktif produktif. Aktif produktif merupakan kemampuan
yang menuntut kegiatan enconding, kegiatan untuk menyampaikan bahasa kepada
pihak lain, baik secara lisan maupun tertulis. Fokus dalam penelitian ini akan
memaparkan keterampilan menulis yang merupakan bagian dari keterampilan
yang bersifat aktif produktif.
Keterampilan menulis merupakan salah satu standar kompetensi mata
pelajaran bahasa Indonesia. Tujuan dari keterampilan menulis berdasarkan
Permendiknas No. 23 tahun 2006 adalah menggunakan berbagai jenis wacana
tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks
narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, teks pidato, proposal, surat dinas, surat
dagang, rangkuman, ringkasan, notulen, laporan, resensi, karya ilmiah, dan
berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, drama, kritik dan esai.
Menulis itu pada dasarnya merupakan kegiatan merekam buah pikiran ke
dalam bentuk tulisan dengan menggunakan sistem dan peralatan menulis. Usaha
merekam bahasa lisan ke dalam bentuk tulis menghendaki adanya aturan atau
system tertentu yang harus diikuti dan dipatuhi . Hal ini menyebabkan kepandaian
menulis itu menjadi sebuah keterampilan. Sebuah keterampilan tentu tidak akan
diperoleh apabila tidak melalui proses pelatihan yang terus menerus dilakukan.
Khaerudin Kurniawan (2012: 46) mengartikan menulis merupakan suatu
proses kreatif yang melibatkan cara berpikir divergen (menyebar) daripada
konvergen (memusat). Menulis merupakan suatu proses kreatif, kendati demikian
35
wujud yang dihasilkan itu sangat bergantung pada kepiawaian, imajinasi, dan
kreativitas penulis dalam mengungkapkan gagasan. Menulis merupakan kegiatan
berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang
lain secara tertulis. Menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
menghasilkan tulisan .
Menurut Nurudin (2010: 4) Menulis juga dapat didefinisikan sebagai suatu
kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan
menggunakan aksara. Menuliskan buah pikiran atau mengungkapkan perasaan
adalah suatu keahlian. Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis
melainkan harus melalui proses latihan dan paraktik teratur.
Novi Resmini (2008: 230) mengatakan bahwa menulis merupakan
kegiatan berkomunikasi. Seseorang menulis dengan mempertimbangkan audiens
(pembaca) karena menulis tidak ditunjukkan diri sendiri. Untuk itu, dalam
menulis perlu mempertimbangkan konteks tulisan mencakup apa, siapa, kapan,
untuk tujuan apa, bentuk tulisan, media penyajian yang dipilih, dan sebagainya
sehingga tulisan yang dihasilkan komunikatif. Menulis merupakan kebutuhan
mutlak bagi setiap orang yang terlibat dalam kegiatan sosial, ekonomi,
pendidikan, teknologi, dan lain-lain. Hal ini disebabkan semua aktivitas
komunikasi saat ini tidak dapat melepaskan diri dari pemanfaatam sarana tulis.
Melalui tulisan, seseorang dapat menceritakan ide, perasaan, peritiwa, dan benda
kepada orang lain.
Oleh karena itu, kemampuan ini perlu diajarkan di sekolah dasar. Selain
itu menulis juga merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai dengan baik oleh siswa. Sebagai keterampilan berbahasa, menulis
merupakan kegiatan yang komplek karena penulis dituntut dapat menyusun dan
36
mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya dalam formulasi ragam
bahasa tulis.
Jauharoti (2009: 17) berpendapat bahwa kemampuan menulis anak dapat
diperoleh melalui proses panjang.Sebelum sampai pada tingkat menulis, siswa-
siswi harus mulai tingkat awal, mulai dari pengenalan lambang-lambang bunyi
hingga mengetahui cara menulis huruf, kata-kata, kalimat dan uraian yang lebih
luas. kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis
yang bersifat produktif artinya kemampuan menulis ini merupakan kemampuan
yang menghasilkan tulisan. Menulis bukanlah sesuatu yang asing bagi setiap
manusia. Terutama bagi setiap orang yang menuntut ilmu di dunia pendidikan.
Karena manusia yang menuntut ilmu sudah tidak asing dengan kegiatan menulis.
Artikel, esai, laporan, resensi, karya sastra, buku, komik, dan cerita adalah contoh
bentuk dan produk bahasa tulis yang akrab dengan kehidupan sehari-hari.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu
kegiatan yang penting bagi siswa untuk melatih kecerdasan untuk berpikir dan
menuangkan apa yang dipikirkannya. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
erat kaitannya dengan kegiatan manusia. Manusia selalu berpikir dan selalu ingin
berkarya, dan ingin melakukan hal yang kreatif. Namun kegiatan menulis
karangan ini perlu diasah secara maksimal.
b. Tujuan Menulis
Kegiatan menulis dilakukan berbagai tujuan. Tujuan merupakan langkah
awal yang penting dalam menulis. Tujuan penulisan adalah gambaran atau
perencanaan menyeluruh yang kan mengarahkan penulis dalam melakukan
tindakan menyelesaikan tulisannya. Adapun maksud dan tujuan penulis (the
writer’s intention) adalah responsi atau jawaban yang diharapkan oleh penulis
37
akan diperolehnya dari pembaca. Berdasarkan batasan ini, Tarigan (2008: 24)
mengatakan bahwa:
1) Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut
wacana informatif (informative discourse).
2) Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana
persuasive (persuasive discourse).
3) Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang
mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (wacana kesastraan atau
literatary discourse).
4) Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-
api disebut wacana ekspresif (ekspressive discourse).
Sehubungan dengan tujuan penulisan suatu tulisan, Novi Resmini
(2008:117) merangkumnya sebagai berikut:
1) Assignment purpose (tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.
Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.
2) Altruistic purpose (tujuan altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,
menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca
lebih mudah dan lebih menyenagkan dengan karyanya sendiri.
3) Persuasive purpose (tujuan persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan.
4) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
38
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan
kepada para pembaca.
5) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca.
6) Creative purpose (tujuan kreatif)
Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistic nilai-nilai kesenian.
7) Problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang
dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti
secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan sendiri agar dapat dimengerti
dan diterima oleh para pembaca.
Berikut penuturan atar semi mengenai tujuan menulis:
1) Untuk menceritakan sesuatu
Menceritakan sesuatu kepada orang lain mempunyai maksud agar orang
lain atau pembaca tahu tentang yang dialami oleh yang bersangkutan. Dengan
begitu, terjadi kegiatan berbagi pengalaman, perasaan, dan pengetahuan.
2) Untuk memberikan petunjuk atau pengarahan
Tujuan menulis yang kedua ini adalah untuk memberi petunjuk atau
pengarahan kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu dengan tahapan
yang benar.
3) Untuk menjelaskan sesuatu
Tulisan yang dibuat dengan tujuan menjelaskan sesuatu kepada pembaca
sehingga pengetahuan menjadi bertambah, dan pemahaman pembaca tentang
topic yang disampaikan menjadi lebih baik.
39
4) Untuk meyakinkan
Tulisan yang dibuat untuk meyakinkan orang lain tentang pendapat atau
pandangannya mengenai sesuatu sehingga pembaca mempercayainya dan
membenarkannya.
5) Untuk merangkum
Tujuan menulis untuk merangkum ini umum dijumpai pada kalangan
murid sekolah dasar, sekolah menengah, maupun para mahasiswa yang berada
di perguruan tinggi.
Hal ini mempermudah mereka dalam mempelajari isi buku, dan
menguasai bahan pelajaran .Khusus materi pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Kelas V memuat berbagai kompetensi dalam aspek menulis seperti menulis
tentang berbagai topik, pengumuman, pantun, dan surat. Dalam berbagai kegiatan
menulis tersebut, siswa diharapkan nantinya dapat menulis dengan
memperhatikan unsur-unsur kebahasaan dalam kaidah penulisan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar, seperti penggunaan ejaan, huruf, dan tanda baca. Hal itu
termuat dalam Kompetensi Dasar pelajaran Bahasa Indonesia kelas V semester I
“menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memerhatikan
penggunaan ejaan, penulisan tanda baca dan huruf besar”.
Jenis tulisan menurut tujuan menulis sebagai berikut:
1) Deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai
dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,
mendengar, mencium, dan merasakan) yang dituliskan itu sesuai dengan
citra penulisnya.
2) Narasi adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaian
peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan
40
maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan kejadian, sehingga
pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.
3) Eksposisi diartikan sebagai tulisan yang bertujuan untuk memberitahu,
mengupas, menguraikan atau menerangkan sesuatu.
4) Argumentasi adalah karangan yang terdiri dari paparan alasan dan
penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Karangan ini
ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau
menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan.
5) Persuasi adalah tulisan yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan, bahwa
menulis memiliki tujuan tertentu sesuai dengan sasaran pembaca dan jenis
tulisannya. Maka sebaiknya sebelum menulis ditentukan dahulu jenis tulisan yang
akan dibuat. Setelah itu baru ditentukan sasaran pembacanya.
Karena hal tersebut berpengaruh terhadap gaya bahasa yang digunakan
dalam penulisan. Jika sasaran pembacanya siswa SD, maka gaya bahasa yang
ditulis pun harus sesuai dengan karakter jenjang pendidikannya. Sehingga tujuan
penulisan dapat tersampaikan dengan baik.
c. Manfaat Menulis
Nurudin (2010: 20-26) mengatakan bahwa Menulis merupakan hal yang
sangat penting, karena menulis dapat menjadi media seseorang untuk menuangkan
pikiran atau perasaan dalam bentuk tulisan seperti mengarang, membuat surat, dan
sebagainya. Sebenarnya banyak manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan menulis.
Manfaat menulis menurut diantaranya dalam hal:
1) Peningkatan ungkapan diri;
2) Sarana untuk pemahaman;
41
3) Pengembangan kepuasan pribadi, kebanggaan, perasaan harga diri;
4) Peningkatan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan;
5) Keterlibatan secara bersemangat; dan
6) Pengembangan pemahaman tentang kemampuan menggunakan bahasa.
Dari keempat manfaat menulis bisa dilihat bahwa manfaat menulis sangat
baik. Menulis sebagai sarana untuk belajar komunikasi secara tidak langsung.
Selain itu, menulis melibatkan seseorang berpikir kritis untuk mengeluarkan ide-
ide yang dimiliki. Selain menambah kecerdasan juga menambah kreativitas
seorang dalam menulis, hal tersebut sangatlah penting bagi seorang yang ingin
menekuni dalam bidang menulis.
d. Tahap Proses Menulis
Menurut Rahayu (2007: 136) sebagai proses menulis serangkaian aktivitas
yang terjadi melibatkan beberapa fase, yaitu fase prapenulisan (persiapan), fase
penulisan (pengembangan isi karangan), dan fase pascapenulisan (telaah dan
revisi atau penyempurnaan tulisan). Pendekatan proses dalam menulis terutama
bagi penulis pemula mudah diikuti. Penulis akan mudah melakukan dengan cepat
hal-hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan dalam menulis.
1) Tahap Prapenulisan
Pada tahapan ini merupakan fase persiapan menulis, seperti halnya
pemanasan bagi orang yang berolahraga. Pada fase ini terdapat aktivitas memilih
topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan atau informasi yang
diperlukan, serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk kerangka
karangan. Ide tulisan dapat bersumber dari pengalaman, obserasi, bahan bacaan,
dan imajinasi. Oleh karena itu, pada tahap pramenulis diperlukan stimulus untuk
merangsang munculnya respon yang berupa ide atau gagasan.
42
2) Tahap Penulisan
Pada tahapan sebelumnya (tahap pra penulisan) penulis telah menentukan
topik dan tujuan karangan, mengumpulkan informasi yang relevan, serta membuat
kerangka karangan. Dengan selesainya itu semua berarti penulis telah siap untuk
menulis. Penulis mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat dalam
kerangka karangan, dengan memanfaatkan bahan atau informasi yang telah
penulis pilih dan kumpulkan.
3) Tahap Pasca penulisan
Fase ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan tulisan yang
dihasilkan. Kegiatannya terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi).
Penyuntingan di sini diartikan dengan kegiatan membaca ulang suatu tulisan
karangan yang telah dibuat dengan maksud untuk merasakan, menilai, dan
memeriksa baik unsur mekanik atau pun isi karangan. Tujuannya adalah untuk
menemukan atau memperoleh informasi tentang unsur-unsur karangan yang perlu
disempurnakan. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh orang lain atau penulisnya
sendiri.
Isah Cahyani (2007: 148) menyatakan tahap dan kegiatan dalam proses
penulisan adalah sebagai berikut:
1) Pramenulis
a. Penulisan harus memiliki dan menggunakan pengetahuan tentang topik,
bahasa, sistem tanda baca, dan struktur teks.
b. Penulis sudah membawa “bekal” pengalaman beruapa butir-butir
tentang pengalaman menulis sebelumnya, tujuan penulisan, sarana
penulisan (pembaca).
2) Proses penulisan
43
Dalam proses menulis, penulis melakukan kegiatan:
a. Pembuatan kerangka ide
b. Penyusunan buram
c. Pencarian cara penyampaian
d. Pemilihan implikatur
e. Membaca hasil tulisan
f. Revisi dan penyuntingan
3) Pasca menulis
a. Merespon pembaca
b. Merefleksi
c. Mengevaluasi
d. Mengkreasikan apa yang dituliskan
5. Ruang Lingkup Pembelajaran Menulis di SD/MI
Menulis sebagai keterampilan yang mengemukakan gagasan, perasaan dan
pikiran. Agar tujuan menulis dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan latihan
yang memadai dan secara terus-menerus. Selain itu, anak pun harus dibekali
dengan pengetahuan dan pengalaman yang akan ditulisnya, karena pada
hakikatnya menulis adalah menuangkan sesuatu yang telah ada dalam pikirannya.
Namun demikian, hal yang tidak dapat diabaikan dalam pengajaran mengarang di
SD/MI adalah siswa harus mempunyai modal pengetahuan yang cukup tentang
ejaan, kosakata, dan pengetahuan tentang mengarang itu sendiri.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis seperti yang telah
diungkapkan sebelumnya, pembelajaran menulis di SD/MI harus dimulai dari
tahap yang paling sederhana lalu pada hal yang sederhana, ke yang biasa, hingga
pada yang paling sukar. Tentu saja hal ini perlu melalui tahapan sesuai dengan
44
tingkat pemikiran siswa. Oleh karena itu, di SD/MI pembelajaran menulis dibagi
atas dua tahap, yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut. Menulis permulaan
ditujukan kepada siswa kelas rendah yakni kelas satu hingga kelas tiga, sedangkan
kelas empat hingga kelas enam diberi pembelajaran menulis lanjutan.
B. Kerangka Pikir
Menulis merupakan salah satu kegiatan yang sangat diperlukan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Mengingat pentingnya pembelajaran
menulis, maka para siswa harus dilatih secara terus menerus. Selama ini
pembelajaran menulis yang disampaikan hanya menggunakan buku pelajaran dan
monoton. Hal ini membuat siswa menjadi bosan dalam belajar dan akan berakibat
pada keterampilan menulis, khususnya menulis karangan menjadi rendah.
Untuk mengatasi hal tersebut dan untuk mengembangkan daya kreativitas
siswa, guru dapat menerapkan pembelajaran terpadu model pembelajaran webbed
yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna
kepada siswa dengan melalui keterlibatan siswa secara aktif dan pengalaman
langsung dalam proses pembelajaran. Melalui pengalaman langsung siswa akan
memahami terhadap apa yang dipelajarinya dan mengaitkannya dengan apa yang
telah dipahaminya. Pembelajaran terpadu model webbed ini akan diterapkan pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam keterampilan menulis karangan.
Dengan menggunakan tema yang telah ditentukan, guru akan
menyampaikan materi Bahasa Indonesia yang akan menuntun siswa dalam
membuat karangan yang berkaitan dengan tema. Berdasarkan pokok pikiran
tersebut, diharapkan penerapan pembelajaran model webbed dapat memberikan
pengaruh terhadap keterampilan menulis karangan siswa. Untuk mencapai hasil
45
maksimal peran guru sangat menentukan hal tersebut karena peran guru adalah
perancang proses pembelajaran, pelaksanaan dan evaluasi cara pikir siswa..
Berdasarkan dari kajian pustaka yang mendasari penelitian ini, maka
disusunlah kerangka pikir pada penelitian ini.
Bagan 2.1 Pola kerangka pikir
KTSP 2006 Pembelajaran bahasa Indonesia
Keterampilan menulis karangan
Model pembelajaran webbed
Ada Pengaruh
Pengruhpengaruh
Tidak ada Pengaruh
PruhPengpengaruh
Hasil Temuan
Analisis
Pretest Posttest
46
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan di atas, maka
hipotesis dari penelitian ini adalah:
H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan
menulis karangan pada siswa kelas V SD Negeri 87 Manipi.
H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan
menulis karangan pada siswa kelas V SD Negeri 87 Manipi
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SD Negeri 87 Manipi Tepatnya di Jl.
Persatuan Raya nomor 26, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai, Kode Pos:
92653. Penelitian ini dimulai pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018.
Penelitian eksperimen ini dilakukan di SD Negeri 87 Manipi pada kelas V tahun
ajaran 2017/2018 dengan kompetensi dasar “menyusun karangan tentang berbagai
topik sederhana dengan memerhatikan penggunaan ejaan, huruf besar, tanda titik,
tanda koma, dan lain-lain”.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen, metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuantitatif. Jenis penelitian ini dipilih karena tujuan utama
penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari suatu
perlakuan (treatment) pada pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan model pembelajaran webbed.
Eksperimen yang peneliti lakukan dalam penelitian ini dapat dikategorikan
sebagai pre eksperimental yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan pada
satu kelompok saja yang dinamakan kelompok eksperimen tanpa ada kelompok
pembanding atau kelompok kontrol.
3. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group
pre test and post test design. Desain penelitian ini hanya dilaksanakan satu
48
kelompok saja yang tidak dipilih secara random dan tidak dilakukan test
kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Pada
rancangan penelitian ini kelompok eksperimen hanya menggunakan satu kelas
saja. Langkah pertama dalam pengambilan data adalah melakukan test awal
(pretest). Tes ini dilakukan untuk mengetahui skor murid sebelum diberi
perlakuan (treatment).
Setelah dilakukan tes awal, langkah selanjutnya yaitu memberikan
perlakuan, dalam hal ini bentuk perlakuannya adalah pembelajaran menulis
karangan dengan menggunakan metode webbed sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Setelah perlakuan selesai dilakukan, selanjutnya
dilakukan tes akhir (posttest) kemudian menganalisis dengan uji-t dan
mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran menulis karangan pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD Negeri 87 Manipi.
Adapun urutan desain penelitian terlihat jelas pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
One Group Pretest Posttest Design
Pretest Treatment Posttest
T1 X T2
Keterangan:
T1 : Tes awal (Pretest) sebelum perlakuan diberikan
T2 : Posttest setelah perlakuan diberikan
X : Perlakuan (Treatment) Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
model pembelajaran webbed
- : Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode ceramah
49
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik terentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:117). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas V SD Negeri 87 Manipi
tahun pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari 22 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013:118). Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari 22 siswa kelas V SD Negeri 87 Manipi tahun pelajaran 2017/2018.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
total sampling. Menurut Sugiyono (2013: 118) total sampling adalah teknik
pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Penentuan
sampel dilakukan dengan hanya satu kelas yang memiliki kesamaan karakter, baik
dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya.
C. Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2013: 61) Operasional variabel adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2013: 61) adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y).
50
1) Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono 2013: 64).
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penggunaan model pembelajaran
webbed.
2) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2013: 64). Variabel terikat
dalam penelitian ini yaitu keterampilan menulis karangan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena yang diamati. Instrumen penelitian yang digunakan ada dua jenis yaitu:
1) Instrumen Tes
Tes Menurut Sudijono (2011: 67) adalah cara yang dipergunakan atau
prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang
pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa
pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab) atau perintah-perintah (yang harus
dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil
pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau
prestasi testee. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam
bentuk uraian yang diberikan kepada sampel penelitian untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh penggunaan model pembelajaran webbed terhadap
keterampilan menulis karangan. Hasil dari tes tersebut akan dibandingkan untuk
mengetahui perbedaan nilai atau kemampuan siswa dalam menyusun karangan
dengan menggunakan model pembelajaran webbed dan tidak menggunakan model
pembelajaran webbed. Lima aspek tersebut terbagi ke dalam beberapa kriteria
yang digunakan sebagai kriteria penilaian menulis karangan.
51
a. Aspek isi
Aspek isi meliputi tiga kriteria, yaitu kesamaan tulisan dengan objek,
ketepatan tulisan dengan objek, dan penciptaan kesan pembaca.
b. Aspek organisasi
Aspek isi meliputi tiga kriteria, yaitu kesatuan alinea, kepaduan alinea, dan
kejelasan isi.
c. Aspek kosakata
Aspek isi meliputi dua kriteria, yaitu potensi kata tepat dan pilihan kata
tepat.
d. Aspek penggunaan bahasa
Aspek isi meliputi dua kriteria, yaitu ketepatan struktur kalimat dan
kalimat bervariasi.
e. Aspek mekanik
Aspek isi meliputi dua kriteria, yaitu diksi dan pemakaian tanda baca tepat.
Berikut tabel skor penilaian menyusun karangan:
Tabel 3.2
Skor Penilaian Menulis Karangan
ASPEK SKOR
Isi 30
Organisasi 20
Kosakata 20
Penggunaan Bahasa 25
Mekanik 5
Jumlah 100
52
Pedoman penilaian karangan dalam tabel berdasarkan teori penilaian hasil
karangan yang banyak dipergunakan pada program ESL (English as a Second
Language) dari buku Nurgiyantoro (2010: 441) yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.3
Pedoman Penilaian Menulis Karangan
KOMPONEN YANG
DINILAI
RENTANGAN
SKOR
KRITERIA
ISI
(Skor Maksimum 30)
27-30
SANGAT-BAIK : Padat informasi, substansif,
pengembangan tesis tuntas, relevan dengan
permasalahan dan tuntas
22-26
CUKUP-BAIK:Informasi cukup, substansi
cukup,pengembangan tesis terbatas, relevan
dengan masalah tetapi tidak lengkap
17-21
SEDANG-CUKUP:Informasi terbatas,
substansi kurang,pengembangan tesis tidak
cukup,permasalahan tidak cukup.
13 – 16
SANGAT-KURANG:Tidak berisi, tidak ada
substansi,tidak ada pengembangan tesis, tidak
ada permasalahan
ORGANISASI
(Skor Maksimum 20)
18 – 20
SANGAT BAIK:Ekspresi lancar, gagasan
diungkapkan dengan jelas, padat,tertata dengan
baik, urutan logis dan Kohesif
14 – 17
CUKUP-BAIK:Kurang lancar, kurang
terorganisir tetapi ide utama terlihat, beban
53
pendukung terbatas,urutan logis tetapi tidak
lengkap
10 – 13
SEDANG-CUKUP:Tidak lancar, gagasan
kacau,terpotong-potong, urutan dan
pengembangan tidak logis
7 – 9
SANGAT KURANG:Tidak komunikatif, tidak
terorganisir, tidak layak nilai
KOSAKATA
(Skor Maksimum 20)
18 – 20
SANGAT BAIK:Pemanfaatan potensi kata
canggih,pilihan kata dan ungkapan
tepat,menguasai pembentukan kata
10 – 13
SEDANG-CUKUP:Pemanfaatan potensi kata
terbatas,sering terjadi kesalahan pengunaan
kosakata dan dapat merusak makna
7 – 9
SANGAT-KURANG:Pemanfaatan potensi
kata asal-asalan,pengetahuan tentang kosakata
rendah dan tidak layak nilai
PENGGUNAAN
BAHASA
(Skor Maksimum 25)
22 – 25
SANGAT BAIK-SEMPURNAKonstruksi
kompleks tetapi efektif,hanya terjadi sedikit
kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan
18 – 21
CUKUP-BAIK :Konstruksi sederhana tetapi
efektif,kesalahan kecil pada konstruksi
kompleks, terjadi sejumlah kesalahan
tetapi makna tidak kabur
SEDANG-CUKUP:Terjadi kesalahan serius
54
11 – 17 dalam konstruksi kalimat, makna
membingungkan atau kabur
5 – 10
SANGAT-KURANG:Tidak menguasai aturan
sintaksis,terdapat banyak kesalahan, tidak
komunikatif, tidak layak nilai
MEKANIK
(Skor Maksimum 5)
5
SANGAT BAIK-SEMPURNA:Menguasai
aturan penulisan, hanya terdapat beberapa
kesalahan ejaan
4
CUKUP BAIK: Kadang-kadang terjadi
kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan
Makna
3
SEDANG-CUKUP: Sering terjadi kesalahan
ejaan, makna membingungkan atau kabur
2
SANGAT KURANG:Tidak menguasai aturan
penulisan,terdapat banyak kesalahan ejaan,
tulisan tidak terbaca, tidak layak nilai.
Jumlah 100
Kriteria yang digunakan untuk menentukan nilai siswa adalah skala lima
bedasarkan teknik kategorisasi standar hasil belajar yang ditetapkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional yang dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut:
55
Tabel 3.4
Kategorisasi Standar Hasil Belajar yang Ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional
No Nilai Kategori
1 2 3
1 90 < × ≤ 100 Sangat Tinggi
2 80 < × ≤ 100 Tinggi
3 65 < × ≤ 79 Sedang
4 55 < × ≤ 64 Rendah
5 0 < × ≤ 54 Sangat Rendah
Hasil belajar siswa juga diarahkan pada pencapian hasil belajar secara
individual. Kriteria seorang murid dikatakan tuntas belajar apabila memiliki nilai
minimal 65 sesuai dengan KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Kategorisasi
ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5
Kategori Standar Ketuntasan Hasl Belajar Bahasa Indonesia kelas V
SD Negeri 87 Manipi
Nilai Kategori Ketuntasan Belajar
1 2
65 < × ≤ 100 Tuntas
0 < × ≤ 64 Tidak Tuntas
56
Berdasarkan pedoman diatas, guru dapat mengetahui kemampuan menulis
karangan dengan melakukan penilaian. Penilaian dilakukan dengan rumus:
Nilai =
X Skor ideal (100)
2) Dokumentasi
Menurut Mahmud (2011: 183) Dokumentasi adalah teknik pengumpulan
data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui
dokumen. Dokumentasi yang dapat berupa foto dan dokumen-dokumen lain
sebagai bukti otentik penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen ini bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu.
Menurut Sugiyono (2013: 329) Dokumentasi merupakan cara lain untuk
memperoleh data dari responden. Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan
memperoleh informasi dari bermacam- macam sumber tertulis atau dokumen yang
ada pada responden. Dokumentasi yang diperoleh dalam penelitian ini berupa
hasil karya tulisan siswa dalam menulis karangan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
cara-cara memperoleh data yang dipergunakan untuk penelitian. Teknik
pengumpulan data ini menggunakan instrumen tes dan non tes. Instrumen tes
berupa soal essay sedangkan instrumen non tes berupa dokumentasi yaitu hasil
karangan siswa.
Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau kejadian
yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan
57
untuk menjawab pertanyaan penelitian. Secara rinci teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Nilai peningkatan keterampilan menulis diperoleh dari tes yang dilakukan.
2) Dokumentasi berupa foto-foto yang diambil selama proses pembelajaran
yang diperoleh dari setiap pertemuan penelitian.
Arikunto (2009: 67) mengartikan validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Sementara
Sugiyono (2013: 173) mengatakan jika instrumen dikatakan valid berarti
menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid
sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur yang
seharusnya diukur.
Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah tes menulis
karangan. Berdasarkan hal itu maka validitas yang digunakan adalah pengujian
validitas konstruksi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila
butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti
yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional Khusus. Untuk menguji validitas
konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts).
Setelah instrument dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur
dengan berdasarkan teori tertentu, maka selanjutnya dikonstruksikan dengan para
ahli dengan cara meminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu.
Dalam hal ini, ahli yang dimintai pendapatnya adalah dosen pembimbing
penulisan skripsi yang telah ditentukan dari jurusan.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian diolah dan
dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji
58
hipotesis. Teknik analisis data yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah analisis
uji-t yang dibantu dengan program SPSS.
Penggunaan teknik analisis dengan menggunakan uji-t dimaksudkan untuk
mengetahui perbedaan kemampuan menulis karangan antara kelompok
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran webbed dengan tidak
menggunakan model pembelajaran webbed. Sebelum melakukan uji hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas
dan homogenitas guna mengetahui data yang diperoleh terdistribusi normal dan
mempunyai ragam yang homogen atau tidak.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data sebagai
berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui normal
tidaknya persebaran data yang akan dianalisis. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov Test yang dilakukan dengan kaidah
Asymp Sig atau nilai p. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan terhadap skor
pretest dan posttest, baik pada kelompok eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran webbed maupun yang tidak menggunakan model pembelajaran
webbed. Proses perhitungan normalitas ini menggunakan bantuan komputer
program SPSS. Interpretasi hasil uji normalitas dilakukan dengan melihat nilai
sig. (2-tailed).
Adapun interpretasi dari uji normalitasnya sebagai berikut.
Jika nilai sig. (2-tailed) lebih besar dari tingkat alpha 5% (sig.(2-tailed) >
0,050), dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang
sebarannya berdistribusi normal.
59
Jika nilai sig. (2-tailed) lebih kecil dari tingkat alpha 5% (sig. (2-tailed) <
0,050), dapat disimpulkan bahwa data tersebut menyimpang atau
berdistribusi tidak normal.
2. Uji Homogenitas
Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, langkah
selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Uji homogenitas dimaksudkan
untuk menguji terhadap kesamaan (homoginitas) beberapa bagian sampel, yakni
seragam tidaknya varian sampel yang diambil dari populasi yang sama. Untuk
menguji homogenitas varian tersebut perlu dilakukan uji statistik (test of
homogeneity of variances) pada distribusi skor kelompok-kelompok yang
bersangkutan.
Uji homogenitas dilakukan pada skor hasil pretest dan posttest dengan
ketentuan jika nilai signifikansi hitung lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (5%)
maka skor hasil tes tersebut tidak memiliki perbedaan varian atau homogen.
Perhitungan homogenitas dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer
program SPSS.
3. Uji Hipotesis
Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya adalah
melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Uji-t ini digunakan untuk
menguji nilai rata-rata dari kelompok tersebut memiliki perbedaan atau tidak.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program SPSS untuk
menghitung uji-t.
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, artinya rata-rata pretest dan
posttest keterampilan menulis karangan adalah sama.
60
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak, artinya rata-rata pretest dan
posttest keterampilan menulis karangan adalah berbeda.
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Keterangan:
H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan
menulis karangan pada siswa kelas V SD Negeri 87 Manipi.
H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan
menulis karangan pada siswa kelas V SD Negeri 87 Manipi.
μ1 : Rata-rata Keterampilan menulis karangan siswa dengan menggunakan model
pembelajaran webbed.
μ2 : Rata-rata Keterampilan menulis karangan siswa siswa dengan menggunakan
metode ceramah
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Di SD Negeri 87 Manipi
maka diperoleh data-data yang dikumpulkan melalui instrument test sehingga
dapat diketahui keterampilan menulis karangan siswa.
1. Hasil Kemampuan/Keterampilan Menulis Karangan Siswa (Pretest-
Posttest)
Berdasarkan hasil pretest-posttest penelitian menulis karangan pada siswa
kelas V SD Negeri 87 Manipi, maka selanjutnya data tersebut dianalisis kedalam
statistik deskriptif dengan nilai sebagai berikut :
Tabel 4.1
Rangkuman Data Statistik Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Menulis
Karangan
STATISTIK PRETEST POSTTEST
Mean 61.59 70.59
Median 61 69
Mode 61 69
Std. Deviation 5.92 9.15
Variance 35.11 83.87
Range 21 34
Minimum 51 60
Maximum 72 94
Sum 1355 1553
62
Setelah dilakukan analisis deskriptif, untuk pretest diperoleh nilai mean
61.59, nilai median 61, mode 61, nilai standar diviasi 5.92, nilai variance 35.11,
nilai range 21, nilai minimum 51, nilai maksimum 72, dan nilai sum 1335.
Sementara itu, nilai mean untuk posttest adalah 70.59, nilai median 69, nilai mode
69, nilai standar deviasi 9.15¸ nilai variance 83.87, nilai range 34, nilai minimum
60, nilai 94, dan nilai sum 1553.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil menulis Karangan Pretest-Postest Siswa
Kelas V SD Negeri 87 Manipi
Skor Kategori Pretest Postest
1 2 3 4
0 – 54 Sangat rendah 4 0
55 – 64 Rendah 12 8
65 – 79 Sedang 6 10
80 – 89 Tinggi 0 3
90 - 100 Sangat tinggi 0 1
Jumlah 22 22
Berdasarkan tabel 4.2 dari hasil penelitian pada umumnya skor hasil
menulis karangan pretest pada siswa kelas V SD Negeri 87 Manipi tergolong
rendah sedangkan hasil menulis karangan posttest atau sesudah diberi perlakuan
sudah tergolong kategori tinggi. Selanjutnya untuk melihat persentase ketuntasan
menulis karangan pretest-posttest siswa SD Negeri 87 Manipi dapat dilihat pada
tabel 4.3:
63
Tabel 4.3
Deskripsi Ketuntasan Menulis Karangan Pretest-Posttest Siswa Kelas
V SD Negeri 87 Manipi
Interval
Skor
Kategori Pretest Posttest
0 ≤ × ≤ 64
Tidak Tuntas
16
8
65 ≤ × ≤ 100
Tuntas
6
14
Jumlah 12 12
Berdasarkan tabel 4.3 digambarkan bahwa kriteria seorang siswa
dikatakan tuntas belajar apabila memperoleh skor paling rendah 65. Dari tabel
tersebut terlihat bahwa jumlah siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan
individual dari hasil pretest yaitu 16 orang dan hanya 6 orang yang memenuhi
kriteria ketuntasan belajar. Sedangkan hasil posttest terdapat 8 orang yang tidak
memenuhi kriteria ketuntasan belajar dan 14 orang lainnya telah memenuhi
kriteria ketuntasan minimal dari jumlah keseluruhan siswa.
2. Uji Normalitas
Data pada uji normalitas ini diperoleh dari pretest dan posttest
keterampilan menulis karangan siswa pada kelas V SD Negeri 87 Manipi. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan SPSS 16.00. dalam menghitung uji
normalitas yang berfungsi untuk mengetahui sebaran data berdistribusi normal
atau tidak.
64
Hasil uji normalitas keterampilan menulis karangan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan
Menulis Karangan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 22
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 9.13483565
Most Extreme
Differences
Absolute .197
Positive .197
Negative -.146
Kolmogorov-Smirnov Z .922
Asymp. Sig. (2-tailed) .363
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0.363
lebih besar dari 0.05 atau 0.036 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
berasal dari populasi yang sebarannya berdistribusi normal. Dengan hasil
penghitungan yang menunjukkan kenormalan distribusi, maka data tersebut telah
memenuhi syarat untuk dianalisis.
3. Uji Homogenitas
Setelah data sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal,
selanjutnya mencari nilai homogenitas varians pretest dan posttest dari kelompok
tersebut. Penghitungan ujii homogenitas dilakukan dengan bantuan program SPSS
16.00.
Kriteria pengujian homogenitas adalah sebagai berikut:
65
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima, artinya varians dinyatakan
homogen.
Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak, artinya varians dinyatakan
heterogen.
Hasil penghitungan uji homogenitas varian data (Levene Statistic) dengan
program SPSS dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Keterampilan Menulis
Karangan
Test of Homogeneity of Variancesa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
. 3 6 .230
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0.230
lebih besar dari 0.05 atau 0.230 > 0.05. Artinya skor hasil tes tidak memiliki
perbedaan varian atau homogen.
4. Uji hipotesis
Selanjutnya dilanjutkan pada perhitungan uji t dengan menggunakan
bantuan komputer menggunakan aplikasi SPSS Versi 16.00. Uji-t data pretest dan
posttest menulis karangan ini, bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara
kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa, terdapat perbedaan kemampuan
menulis karangan atau tidak. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan
bantuan program SPSS.
Kriteria pengujian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
66
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima.
Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.
Adapun hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji-t terhadap
hasil pretest-postest dapat dilihat pada tabel di bawah hasilnya adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji-t Data Pretest-Posttest Keterampilan Menulis Karangan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 58.332 10.268 5.681 .000
POSTTES
T .046 .144 .071 4.320 .752
Hasil analisis uji t diketahui bahwa nilai t Hitung yang diperoleh adalah
4.320 dengan frekuensi d.b = (N-1 ) = 22 - 1 = 21. Pada taraf signifikan 0,05 (5%)
diperoleh nilai t Tabel = 1.720. Jadi, t Hitung > t Tabel atau Hipotesis nol (H0)
ditolak dan Hipotesis alternative (H1) diterima. Hal ini membuktikan bahwa
penggunaan model pembelajaran webbed berpengaruh signifikan terhadap
keterampilan menulis karangan.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan, terlihat bahwa
perolehan nilai setelah diberi perlakuan lebih tinggi dari perolehan nilai sebelum
diberi perlakuan. Hal ini dapat dilihat dari pretest diperoleh skor tertinggi sebesar
72, skor terendah sebesar 51, rata-rata pretest sebesar 61,59, median sebesar 61,
modus sebesar 61 dan standar deviasi sebesar 5,92. Selanjutnya nilai posttest skor
67
tertinggi sebesar 94, skor terendah sebesar 60, rata-rata posttest sebesar 70,59,
median sebesar 69, modus sebesar 69 dan standar deviasi sebesar 9,15.
Dari hasil analisis uji t diketahui bahwa nilai t Hitung yang diperoleh adalah
4.320 dengan frekuensi d.b = (N-1 ) = 22 - 1 = 21. Pada taraf signifikan 0,05 (5%)
diperoleh nilai t Tabel = 1.720. Jadi, t Hitung > t Tabel atau Hipotesis nol (H0)
ditolak dan Hipotesis alternative (H1) diterima. Hal ini membuktikan bahwa
penggunaan model pembelajaran webbed berpengaruh signifikan terhadap
keterampilan menulis karangan.
Model dimaknakan sebagai suatu obyek atau konsep yang digunakan
untuk mempresentasikan sesuatu hal. Model pembelajaran adalah suatu rencana
atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk rencana pembelajaran,
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas
atau yang lain. Diantara model pembelajaran, model pembelajaran webbed adalah
pembelajaran yang mengintegrasikan materi pengajaran dan pengalaman belajar
melalui keterpaduan tema.
Model pembelajaran webbed termasuk salah satu model yang melibatkan
kecerdasan. Ini dibuktikan dengan pengaplikasian dalam penggunaan model
pembelajaran, webbed adalah model pembelajaran yang mudah dipahami dan
digunakan dalam suatu pelajaran. Model pembelajaran webbed dapat memegang
peranan penting dalam suatu mata pelajaran. Penggunaan model pembelajaran
webbed sebagai model pembelajaran menulis, selain mudah untuk dimengerti juga
memudahkan siswa dalam memunculkan ide yang kemudian dituangkan dalam
bentuk tulisan berupa karangan. Karena model pembelajaran webbed
mengintegrasikan pengajaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema.
Tema yang diberikan dalam membuat karangan pun menjadi pengikat keterkaitan
68
antara satu paragraf dengan paragraf lain dan satu ide pokok dengan ide pokok
yang lainnya. Tema yang diberikan atau disajikan kepada siswa pun harus
menarik dan membuat antusias siswa dalam mengerjakan karangan.
Meskipun ada saja siswa yang tidak mau mengerjakan. Alasannya tidak
bisa, tidak dapat mengembangkan ide yang telah dibuat dan bahkan ada saja yang
mengatakan malas dalam membuat sebuah karangan. Namun, setelah diberi
arahan dan motivasi serta pembelajaran yang menarik yang diberikan oleh
peneliti, siswa tersebut diberi arahan dan motivasi serta kiat mengerjakan
karangan melalui pembelajaran webbed yang diberikan peneliti, siswa tersebut
mampu membuat dan menyelesaikan karangannya. Memang tidak mudah
menuangkan ide dalam bentuk tulisan, perlu adanya latihan menulis terus
menerus, karena menulis merupakan kegiatan keterampilan praktis.
Kegiatan menulis sebenarnya dapat dilatih tidak hanya di sekolah namun
kegiatan menulis dapat pula dilakukan di rumah. Model pembelajaran webbed
yang diberikan peneliti merupakan salah satu model pembelajaran yang
dikembangkan dari model pembelajaran tematik. Model pembelajaran webbed ini
membantu siswa dalam menuangkan ide ke bentuk tulisan dengan
mengembangkan tema karangan yang disajikan oleh peneliti. Sehingga
keterampilan menulis karangan siswa memperoleh peningkatan.
Penelitian yang sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini
menunjukkan hasil yang sama yaitu penelitian yang dilakukan oleh Endah
Nurhayati dengan judul Keefektifan Model Pembelajaran Webbed dalam Menulis
Karangan pada Siswa Kelas V SD Negeri 26 Mojokerto. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini adalah bahwa data yang dianalisis dengan menggunakan uji t pada
taraf signifikan 95% (α = 0,05). Jadi dapat disimpulkan terdapat perbedaan
69
signifikan siswa yang mengikuti pembelajaran model webbed dengan siswa yang
mengikuti model pembelajaran konvensional.
Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Riki Harkemri dengan judul
penelitian: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan melalui Pembelajaran
Model Webbed pada Siswa Kelas VII SMPN 30 Bulukumba. Dari hasil penelitian
tersebut menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran webbed terdapat
pengaruh terhadap hasil menulis karangan siswa berdasarkan hasil uji t.
Berdasarkan hasil temuan ini maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran webbed berpengaruh terhadap keterampilan menulis karangan
siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes menulis karangan sebelum dan
sesudah diberkannya model pembelajaran webbed. Hasil posttest siswa
menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan hasil pretest.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dinyatakan bahwa, model
pembelajaran webbed merupakan salah satu solusi yang tepat untuk
mengembangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan menulis
karangan siswa.
70
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran webbed berpengaruh signifikan terhadap keterampilan
menulis karangan pada siswa kelas V SD Negeri 87 Manipi. Hal ini dapat dilihat
dari perbandingan rata-rata hasil pretest-posttest . Rata-rata pretest yang diperoleh
yaitu 61,59 sedangkan rata-rata posttest yang diperoleh yaitu 70,59. Demikian
juga berdasarkan hasil analisis uji t diketahui bahwa nilai t Hitung yang diperoleh
adalah 4.320 dengan frekuensi d.b = (N-1 ) = 22 - 1 = 21. Pada taraf signifikan
0,05 (5%) diperoleh nilai t Tabel = 1.720. Jadi, t Hitung > t Tabel atau Hipotesis
nol (H0) ditolak dan Hipotesis alternative (H1) diterima.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diajukan beberapa saran bagi:
1. Siswa, dapat menemukan sendiri model-model yang menarik sesuai minat
mereka untuk membantu dalam proses pembelajaran menulis karangan.
2. Guru, sebaiknya menggunakan model pembelajaran webbed pada pembelajaran
Bahasa Indonesia dalam menulis karangan.
3. Sekolah, diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan model
pembelajaran webbed pada pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
meningkatkan keterampilan menulis karangan siswa, khususnya di kelas V.
71
4. Karena beberapa keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini, maka
disarankan ada penelitian lanjutan yang meneliti tentang pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran webbed pada materi keterampilan lain atau
mengukur aspek yang lain.
72
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Sarifah. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Webbing dalam
Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMPN 27 Makassar.
Makassar: Perpustakaan UNM Makassar.
Alfiah. 2012. Pengaruh Pembelajaran Terpadu Model Webbed (Jaring Laba-Laba)
Dan Model Fragmanted (Penggalan) Terhadap Hasil Belajar Unggah-
Ungguhing Bahasa Jawa Di Kelas Awal Sekolah Dasar. Jurnal Edukasi,
Vol. 1. No.1.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara. Bandung: Angkasa.
Cahyani, Isah dan Hodijah. 2007. Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah
Dasar. Bandung: UPI Press.
Depdiknas. 2006. Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Jakarta:
Depdiknas
Guntur Tarigan, Henry. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Harkemri, Riki. 2015. Peningkatan keterampilan menulis Karangan Melalui
Pembelajaran Model Webbed pada Siswa Kelas VII SMPN 30 Bulukumba.
Makassar: Perpustakaan UNM Makassar.
Jauharoti, dkk. 2009 Pembelajaran Bahasa Indonesia MI. Surabaya: Aprianta.
Kurniawan, Khaerudin. 2012. Bahasa Indonesia Keilmuan Untuk Perguruan
Tinggi. Bandung: PT Refika Aditama.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Nurhayati, Endah. 2013. Keefektifan Model Pembelajaran Webbed dalam Menulis
Karangan pada Siswa kelas V SD Negeri 26 Mojekerto : Perpustakaan
UNM Makassar.
Nurudin. 2010. Dasar-dasar Penulisan. Malang: UMM Press.
Purwanto, Ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
73
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi “Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian”. Jakarta: PT Grasindo.
Resmini, Novi dkk. 2008. Membaca dan Menulis di SD “Teori dan Praktek”.
Bandung: UPI PRESS.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
PT Bumi Aksara.
74
L
A
M
P
I
R
A
N
75
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN
Nama Sekolah : SD Negeri 87 Manipi
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V/I
Jumlah : 1 butir soal
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 8.1 Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara
tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan
pantun anak.
Kompetensi
Dasar
Indikator
Ranah
Kognitif
Bentuk
Soal
Nomor
Soal C1 C2 C3
8.1
Menyusun
karangan
tentang
berbagai
topik
sederhana
dengan
memerhatikan
penggunaan
ejaan
(huruf besar,
tanda titik,
tanda
koma, dan
lainlain).
1. Menyusun
karangan
yang tema
Keluarga
dan Hidup
Sehat
dengan
memperhatikan
penggunaan
ejaan
(huruf besar,
tanda titik,
tanda koma,
dan lainlain)
yang benar
Essay
1
76
Lampiran 2
NAMA :
KELAS :
HARI,TANGGAL :
1. Buatlah karangan dengan ketentuan berikut:
a. Tema Karangan “Keluarga” !
b. Gunakaan ejaan (huruf kapital, tanda titik, tanda koma, dan lain-lain)
dengan benar!
c. Berilah Judul yang sesuai!
INSTRUMEN PENELITIAN PRETEST KELAS V SD NEGERI 87 MANIPI
77
Lampiran 3
NAMA :
KELAS :
HARI,TANGGAL :
1. Buatlah karangan dengan ketentuan berikut:
a. Tema karangan “Cita-cita” !
b. Gunakaan ejaan (huruf kapital, tanda titik, tanda koma, dan lain-lain)
dengan benar!
c. Berilah judul yang sesuai!
INSTRUMEN PENELITIAN POSTTEST KELAS V SD NEGERI 87 MANIPI
78
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V/I
Pertemuan ke : I (Eksperimen)
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk
karangan, pengumuman dan pantun anak.
B. Kompetensi Dasar
Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memerhatikan
penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dan lain-lain).
C. Indikator Pencapaian
1. Mengetahui pengertian karangan
2. Membedakan penggunaan ejaan huruf besar yang benar dalam menyusun
karangan
3. Menggunakan ejaan huruf besar yang benar dalam menyusun karangan
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui model pembelajaran webbed, siswa dapat mengetahui pengertian
karangan
2. Melalui model pembelajaran webbed, siswa dapat membedakan penggunaan
ejaan huruf besar yang benar dalam menyusun karangan
3. Melalui model pembelajaran webbed, siswa dapat menggunakan ejaan huruf
besar yang benar dan dapat menyusun karangan
79
E. Materi Pembelajaran :
a. Materi pokok : Karangan
b. Menulis karangan
c. Deskripsi sub materi pokok/terlampir
F. Metode/ Model Pembelajaran :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Small group discussion
4. Penugasan
5. Model pembelajaran konfensional
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan
menyapa siswa dan menanyakan kabar
mereka.
2. Guru meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa.
4. Guru melakukan apersepsi sebagai
awal komunikasi guru sebelum
melaksanakan pembelajaran inti.
5. Guru menginformasikan tema yang
akan dipelajari
6. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
10 menit
Kegiatan
Inti
1. Guru bersama siswa melakukan tanya
jawab mengenai karangan.
2. Guru menjelaskan tentang karangan.
80
3. Guru menjelaskan tentang penggunaan
ejaan huruf besar dalam karangan.
4. Siswa bersama guru melakukan tanya
jawab mengenai karangan.
5. Siswa mendengarkan penjelasan dari
guru mengenai karangan.
6. Siswa mendengarkan dan mengamati
penjelasan guru mengenai penggunaan
ejaan huruf besar dalam karangan.
7. Guru meminta siswa menulis suatu
karangan sesuai aspek yang telah
ditentukan
65 menit
Kegiatan
Penutup
1. Siswa mengumpulkan hasil
karangannya dan guru memberikan
evaluasi.
2. Guru menyampaikan pesan moral
tentang dan memberikan motivasi.
3. Doa penutup dan salam.
15 enit
H. Media/Alat dan Sumber belajar
A. Media/Alat
1. White board
2. Spidol
3. Teks karangan
B. Sumber Belajar
1. Buku Bahasa Indonesia kelas IV SD dan MI
2.Buku referensi lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran Bahasa
Indonesia
I. Penilaian
1) Tes tertulis
81
2) Observasi kinerja/demonstrasi
3) Soal /Instrumen
Instrumen penilaian menulis karangan
Rubrik penilaian menulis karangan
No Aspek Skor
1 Keseuaian isi dengan tema 30
2 Organisasi 20
3 Kosakata 20
4 Penggunaan bahasa 25
5 Mekanik 5
Total Skor
100
Manipi, 22 Juli 2017
Mengetahui,
Guru Kelas V Peneliti
Hj. Mardianah, S.Pd. Akmal Hs.
NIP 19611231 198206 2 065 NIM 10540 8567 13
Kepala Sekolah SD Negeri NO 87 Manipi
Hj. Badriah, S.Pd.SD
NIP 195090401 198803 2 003
82
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V / I
Pertemuan ke : II (Eksperimen)
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit
A.Standar Kompetensi
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam
bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak.
B. Kompetensi Dasar
8.1Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan
memerhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dan
lain-lain).
C. Indikator Pencapaian :
1. Menggunakan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dan lain-lain)
yang benar dalam menyusun karangan
2. Menyusun karangan yang bertema Cita-cita dengan penggunaan ejaan (huruf
besar, tanda titik, tanda koma, dan lain-lain) yang benar
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui metode penugasan, siswa dapat menggunakan ejaan (huruf besar,
tanda titik, tanda koma, dan lain-lain) yang benar dalam menyusun karangan
2. Melalui model pembelajaran webbed, siswa dapat menyusun karangan yang
bertema Cita-Cita dengan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda
koma, dan lain-lain) yang benar
83
E. Materi Pembelajaran
a. Materi pokok : Karangan
b. Sub materi pokok : Penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma,
dan lain-lain)
c. Deskripsi sub materi pokok/terlampir
F. Metode/ Model Pembelajaran :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Penugasan
4. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed).
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru memberikan salam dan memulai
pelajaran dengan ber doa bersama
2. Guru mengabsensi siswa
3. Guru melakukan apersepsi mengenai
karangan dan memberikan motivasi
kepada siswa
4. Guru menyampaikan topik
pembelajaran
5 menit
Kegiatan
inti
1. Guru bertanya mengenai materi
karangan yang sudah dipelajari
2. Siswa menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru
3. Guru meminta siswa membuat sebuah
subtema-subtema karangan dari tema
Cita-Cita.
4. Guru mengarahkan siswa untuk
membuat dan menentukan judul
60 menit
84
karangan yang isinya sesuai dengan
subtemasubtema yang telah dibuatnya
yang bertemakan Hidup Sehat.
5. Guru mengarahkan siswa untuk
menyusun
6. Guru mengarahkan siswa dalam
menyusun karangannya dengan
memperhatikan penggunaan ejaan
(huruf besar, tanda titik, tanda koma,
dan lain-lain) yang benar.
7. Siswa menyusun karangan dengan
cermat dan tidak tergesa-gesa.
Kegiatan
Penutup
4. Siswa mengumpulkan hasil
karangannya dan guru memberikan
evaluasi.
5. Guru menyampaikan pesan moral
tentang dan memberikan motivasi.
6. Doa penutup dan salam.
10 menit
H. Media/Alat dan Sumber belajar
1. Media/Alat
a.White board
b. Spidol
2. Sumber Belajar
a. Buku Bahasa Indonesia kelas V SD dan MI
b. Teks karangan
I. Penilaian
1) Tes tertulis
2) Observasi kinerja/demonstrasi
85
3) Soal /Instrumen
Rubrik penilaian menulis karangan
No Aspek Skor
1 Keseuaian isi dengan tema 30
2 Organisasi 20
3 Kosakata 20
4 Penggunaan Bahasa 25
5 Mekanik 5
Total Skor
100
Manipi, 24 Juli 2017
Mengetahui,
Guru Kelas V Peneliti
Hj. Mardianah, S.Pd. Akmal Hs.
NIP 19611231 198206 2 065 NIM 10540 8567 13
Kepala Sekolah SD Negeri NO 87 Manipi
Hj. Badriah, S.Pd.SD
NIP 195090401 198803 2 003
86
BAHASA INDONESIA
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Menulis Karangan
Pengertian Karangan
Karangan adalah sebuah cerita, hasil ciptaan atau hasil rangkaian
(susunan).karangan terdiri atas beberapa paragraf yang berkaitan. Setiap paragraf
terdiri atas kalimta-kalimat yang diurutkan satu persatu sehingga menjadi paragraf
yang utuh.
Langkah-langkah dalam membuat karangan yaitu:
1) Menentukan Tema
Tema adalah suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan pembahasan dari
tujuan yang akan dicapai melalui topik yang sudah dirumuskan.
2) Menyusun Kerangka Karangan
Kerangka adalah rencana kerja yang memuat garis-garis besar suatu karangan.
3) Mengembangkan Kerangka Karangan
Pengembangan karangan adalah memaparkan bukti yang mendukung dalam
bentuk paragraf. Gagasan utama didukung kalimat penjelas. Dengan demikian,
paragraf menjadi utuh dan informasinya lengkap. Pengem bangan biasanya
memerlukan sejumlah bukti yang mendukung gagasan menulis.
Penggunaan Huruf Kapital
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
87
1) Kata pada awal kalimat
Contoh: Kereta api telah tiba
2) Unsur-unsur nama orang
Contoh: Galih, Bu Santi
3) Nama negara, provinsi, bulan, hari
Contoh: Indonesia, Kalimantan, Agustus, Jum‟at
Penggunaan Tanda Titik
Tanda Titik
a. Tanda titik berguna untuk mengakhiri kalimat berita.
Contoh : Dina berangkat ke sekolah.
Sita mengajakku pergi ke pasar.
b. Memisahkan angka jam dan menit
Contoh : pukul 06.45 (pukul 6 lewat 45)
Penggunaan Tanda Koma
Tanda Koma
a. Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian.
Contoh : Budi membeli kertas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
b. Memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
88
Contoh : Untuk membayar becak, Bu Santi mengambil uang
c. Penulisan rupiah yang dinyatakan dengan angka
Contoh : Rp 10.000,00
Tanda Seru
Tanda seru digunakan untuk mengakhiri kalimat perintah.
Contoh : Jangan berdiri di depan pintu!
Ayo, kemarilah!
Tanda Tanya
Tanda tanya digunakan untuk mengakhiri kalimat tanya.
Contoh : Siapakah yang sedang belajar itu?
Mengapa kamu tidak masuk kemarin?
89
TEMA
KELUARGA
Aku dan
keluargaku
Perjalanan
Makan
bersama
Pergi bersama
Hari yang indah
Judul:
Kebahagiaan dalam keluargaku
Membersihkan
rumah
Sarapan Pagi
90
Lampiran 6
Uji Normalitas Keterampilan Menulis Karangan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 22
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 9.13483565
Most Extreme Differences Absolute .197
Positive .197
Negative -.146
Kolmogorov-Smirnov Z .922
Asymp. Sig. (2-tailed) .363
a. Test distribution is Normal.
Nilai alpha= 0.05
Lampiran 7
Uji Homogenitas Keterampilan Menulis Karangan
Test of Homogeneity of Variancesa
POSTTEST
Levene Statistic df1 df2 Sig.
. 3 6 .230
a. Test of homogeneity of variances cannot be performed for POSTTEST because the
sum of caseweights is less than the number of groups.
91
ANOVA
POSTTEST
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 1279.618 14 91.401 1.328 .366
Within Groups 481.700 7 68.814
Total 1761.318 21
Nilai alpha= 0.05
Lampiran 8
Uji Hipotesis Keterampilan Menulis Karangan
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 POSTTESTa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: PRETEST
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .071a .005 -.045 6.05625
a. Predictors: (Constant), POSTTEST
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3.754 1 3.754 .102 .752a
Residual 733.564 20 36.678
Total 737.318 21
a. Predictors: (Constant), POSTTEST
b. Dependent Variable: PRETEST
92
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 58.332 10.268 5.681 .000
POSTTES
T .046 .144 .071 4.320 .752
a. Dependent Variable: PRETEST
Lampiran 9
Statistik Deskriptif Keterampilan Menulis Karangan
Statistics
PRETEST POSTTEST
N Valid 22 22
Missing 0 0
Mean 61.5909 70.5909
Median 61.0000 69.0000
Mode 61.00 69.00
Std. Deviation 5.92540 9.15818
Variance 35.110 83.872
Range 21.00 34.00
Minimum 51.00 60.00
Maximum 72.00 94.00
Sum 1355.00 1553.00
93
PRETEST
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 51 1 4.5 4.5 4.5
53 2 9.1 9.1 13.6
54 1 4.5 4.5 18.2
56 1 4.5 4.5 22.7
58 1 4.5 4.5 27.3
59 1 4.5 4.5 31.8
61 5 22.7 22.7 54.5
62 1 4.5 4.5 59.1
63 2 9.1 9.1 68.2
64 1 4.5 4.5 72.7
65 1 4.5 4.5 77.3
68 1 4.5 4.5 81.8
69 1 4.5 4.5 86.4
70 2 9.1 9.1 95.5
72 1 4.5 4.5 100.0
Total 22 100.0 100.0
94
POSTTEST
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 60 1 4.5 4.5 4.5
61 2 9.1 9.1 13.6
62 2 9.1 9.1 22.7
63 1 4.5 4.5 27.3
64 2 9.1 9.1 36.4
68 2 9.1 9.1 45.5
69 3 13.6 13.6 59.1
70 1 4.5 4.5 63.6
71 1 4.5 4.5 68.2
72 1 4.5 4.5 72.7
78 2 9.1 9.1 81.8
82 1 4.5 4.5 86.4
83 1 4.5 4.5 90.9
85 1 4.5 4.5 95.5
94 1 4.5 4.5 100.0
Total 22 100.0 100.0
95
Lampiran 10
Hasil Penilaian Pretest Keterampilan Menulis Karangan
No Nama Siswa
Isi
Organisasi
Kosakata
Penggunaan
Bahasa Mekanik
1 X1 17 11 12 11 2
2 X2 17 10 11 11 2
3 X3 17 11 11 11 3
4 X4 18 12 13 18 3
5 X5 17 13 11 18 3
6 X6 21 14 11 12 3
7 X7 25 15 11 18 3
8 X8 17 10 10 11 2
9 X9 22 11 11 12 3
10 X10 17 11 11 12 3
11 X11 18 11 12 12 3
12 X12 22 12 12 12 3
13 X13 17 11 12 18 3
14 X14 22 14 11 18 3
15 X15 24 14 11 18 3
16 X16 18 13 12 17 3
17 X17 17 11 11 17 2
18 X18 17 13 12 18 3
19 X19 21 12 11 14 3
20 X20 22 14 13 17 3
21 X21 18 13 13 18 3
22 X22 21 13 13 20 3
96
Lampiran 11
Hasil Penilaian Posttest Keterampilan Menulis Karangan
No Nama Siswa
Isi
Organisasi
Kosakata
Penggunaan
Bahasa Mekanik
1 X1 25 11 11 18 3
2 X2 22 14 11 18 3
3 X3 18 11 11 18 2
4 X4 21 20 12 21 4
5 X5 18 11 11 18 3
6 X6 18 17 11 15 3
7 X7 16 18 10 17 3
8 X8 18 14 10 18 3
9 X9 25 17 19 20 4
10 X10 20 13 13 12 3
11 X11 28 19 19 24 4
12 X12 27 18 13 21 4
13 X13 22 13 13 17 4
14 X14 21 13 13 21 4
15 X15 20 13 11 16 2
16 X16 26 17 13 19 3
17 X17 21 13 13 17 5
18 X18 21 14 12 20 4
19 X19 22 13 12 18 4
20 X20 22 13 13 18 4
21 X21 22 12 13 18 3
22 X22 26 17 13 22 4
97
Lampiran 12
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Menulis Karangan Siswa
No Nama Siswa Pretest Posttest
1 X1 53 62
2 X2 51 68
3 X3 53 60
4 X4 64 78
5 X5 62 61
6 X6 61 64
7 X7 72 64
8 X8 61 63
9 X9 59 85
10 X10 54 61
11 X11 56 94
12 X12 61 83
13 X13 61 69
14 X14 68 72
15 X15 70 62
16 X16 63 78
17 X17 58 69
18 X18 63 71
19 X19 61 69
20 X20 69 70
21 X21 65 68
22 X22 70 82
JUMLAH 1355 1553
RATA - RATA 61,59 70,59
98
99
100
Lampiran 14
Dokumentasi Penelitian
Foto Observasi Penelitian
101
Foto Proses pembelajaran
Foto penutupan Penelitian
102
103
104
105
106
RIWAYAT HIDUP
Akmal Hs, lahir sebagai anak kedua dari 2 bersaudara buah
kasih sayang dari pasangan Ayahanda M. Hasan Abd.
Rahim dan Ibunda Hapsah dan lahir di Desa
Botolempangan, Kec. Sinjai Barat, Kab. Sinjai, pada
tanggal 09 Januari 1994.
Penulis menempuh Pendidikan Sekolah Dasar pada Tahun 2001 di SD Negeri
182 Rumpala, Botolempangan Kabupaten Sinjai dan tamat pada tahun 2006
Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 Arabika dan tamat pada tahun 2010
Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas
(SMA) 1 Sinjai Barat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Pada tahun
yang sama penulis melanjutkan pendidikan pada program studi pendidikan guru
sekolah dasar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.