Bab i Wawan2

8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep dasar pembelajaran dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional, dan pasal 35 tentang Standar nasional Pendidikan. Penulis lebih memilih istilah pembelajaran karena mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa. Kalau penulis menggunakan kata ”Pengajaran”. Penulis membatasi diri hanya pada konteks tatap muka guru- siswa di dalam kelas. Sedangkan dalam istilah pembelajaran, interaksi siswa tidak dibatasi oleh kehadiran guru secara fisik. Siswa dapat belajar melalui bahan ajar cetak, program radio, program televisi atau media lainnya. Tentu saja guru tetap memainkan peranan penting dalam setiap kegiatan pembelajaran. Dari pengertian di atas, penulis mengetahui bahwa ciri utama pembelajaran adalah inisiasi, fasilitasi dan peningkatan proses belajar siswa. Maka dari itu penulis berusaha ingin memperbaiki proses pembelajaran Matematika dengan paradigma baru bertumpu pada kemampuan dasar Matematika yang

description

f

Transcript of Bab i Wawan2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep dasar pembelajaran dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional, dan pasal 35 tentang Standar nasional Pendidikan.

Penulis lebih memilih istilah pembelajaran karena mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa. Kalau penulis menggunakan kata Pengajaran. Penulis membatasi diri hanya pada konteks tatap muka guru-siswa di dalam kelas. Sedangkan dalam istilah pembelajaran, interaksi siswa tidak dibatasi oleh kehadiran guru secara fisik. Siswa dapat belajar melalui bahan ajar cetak, program radio, program televisi atau media lainnya. Tentu saja guru tetap memainkan peranan penting dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Dari pengertian di atas, penulis mengetahui bahwa ciri utama pembelajaran adalah inisiasi, fasilitasi dan peningkatan proses belajar siswa. Maka dari itu penulis berusaha ingin memperbaiki proses pembelajaran Matematika dengan paradigma baru bertumpu pada kemampuan dasar Matematika yang selayaknya dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektivitas dalam aplikasi kehidupan siswa sehari-hari. Oleh karena itu, ada dua hal yang perlu mendapat perhatian penulis dalam mempersiapkan pembelajaran Matematika di kelas, yakni bekal pengetahuan materi pembelajaran dan metode atau pendekatan pembelajaran.

Tingkat keberhasilan dalam pembelajaran ditinjau dari keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan pada siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa. Hasil pembelajaran mata pelajaran Matematika, dengan materi penjumlahan dan pengurangan pecahan campuran yang penyebutnya tidak sama , tingkat penguasaan siswa masih rendah hal ini terlihat hanya 9 orang dari 35 siswa di kelas 5 dengan tingkat penguasaan materi di atas 70 %. Untuk itu penulis perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakkan Kelas (PTK). Tujuannya untuk memperbaiki pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemamtapan Kemampuan Profesional (PDGK 45011) pada program S1 PGSD.

Menyadari bahwa hasil dari pembelajaran yang rendah tersebut, penulis berupaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan berupaya melakukan perbaikan pembelajaran melalui PTK yang dibantu oleh teman sejawat. Dengan PTK ini merupakan strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam menyingkapi masalah.

Untuk mengetahui penyebab rendahnya penguasaan materi penulis bekerjasama dengan teman sejawat mengadakan diskusi . Dari hasil diskusi yang dilakukan oleh penulis dan observer ditemukan penyebab kegagalan mata pembelajaran Matematika yang terindentifikasi sebagai berikut :

a. Siswa belum mengidentifikasi konsep materi penjumlahan dan pengurangan pecahan campuran yang penyebutnya tidak sama

b. Dari 35 siswa hanya 9 siswa penguasaan materi mencapai di atas 70 %.

c. Pemberian contoh yang masih minim.

d. Dalam proses pembelajaran kurang memanfaatkan alat peraga.

e.metode yang digunakan kurang bervariasi.

Setelah mendapat masukan dari teman sejawat dan refleksi, penulis menemukan penyebab kegagalan siswa, cenderung menggunakan metode ceramah dan tidak memanfaatkan media pembelajaran. Lalu penulis mengambil media pembelajaran dan memaksimalkan metode diskusi kelompok.

Adapun pelaksanaan perbaikan pembelajaran PTK akan dilaksanakan dalam 2 siklus perbaikan. Pelaksanaan disusun berdasarkan catatan-catatan yang ditemukan dalam merancang atau kegiatan perbaikan untuk mata pelajaran Matematika (eksak).

Dalam pelaksanaan PTK, penulis dibantu oleh kepala sekolah selaku penanggung jawab di SD Negeri Mauk 1 dan teman sejawat yang berlaku sebagai observer serta supervisor yang membimbing dalam penulisan laporan.

Perencanaan perbaikan pembelajaran dimulai oleh penulis dari mengidentifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah.

Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa kelas 5 SD Negeri Mauk 1 pada latihan ulangan harian menunjukan keadaan yang memperhatikan dengan nilai rata-rata mata pelajaran Matematika di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60,00.B. Analisis Masalah

Pendidikan merupakan salah satu segi pembangunan bangsa Indonesia yang secara terus menerus mendapat perhatian. Seiring dengan hal tersebut penulis melakukan penulisan pada SD Negeri Mauk 1 Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Provinsi Banten terdiri dari beberapa ruang yaitu 8 ruang belajar, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, dan 3 WC (1 WC guru/kepala sekolah, 1 WC laki-laki, dan 1 WC perempuan). Banyaknya siswa pada SD Negeri Mauk 1 berjumlah 256 siswa, dengan 1 siswa kepala sekolah, 8 tenaga pengajar, 2 guru bidang studi, dan 1 guru penjaga sekolah. Para Siswa yang bersekolah di SD Negeri Mauk 1 kebanyakan bertempat tinggal di Kelurahan Mauk Timur Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.Lebih khusus lagi penulis melakukan pengamatan di kelas 5. Di kelas 5 tersebut terdiri dari 20 meja belajar dengan 40 kursi, 1 almari buku, dan 1 set meja dan kursi guru. Banyaknya siswa di kelas 5 tersebut yaitu 35 siswa yang terdiri dari 19 siswa siswa laki-laki dan 16 siswa siswa perempuan. Siswa tersebut rata-rata berusia 11 sampai 12 tahun. Dalam proses belajar mengajar di kelas guru selalu melakukan pengajaran dengan cara menulis serta memberikan penjelasan materi hanya dengan menggunakan metode ceramah tidak dengan menggunakan media gambar, sehingga Siswa tersebut merasa gelisah, bosan, jenuh mengantuk serta ribut di dalam kelas saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Hal ini mengakibatkan situasi belajar di kelas menjadi tidak efektif sehingga materi yang diajarkan guru tidak dapat sepenuhnya diserap oleh siswa, hal ini tentunya materi yang diajarkan guru belum bisa tercapai dengan baik.C. Rumusan Masalah

Bagaimana meningkatkan pemahaman siswa kelas 5 SD Negeri Mauk 1 terhadap mata pelajaran Matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan campuran yang penyebutnya tidak sama melalui media pelajaran, pemberian contoh, dan latihan ?D. Tujuan Penelitian (menggunakan penelitian atau perbaikan)1.Untuk meningkatkan penguasaan dan pemahaman siswa dalam menjumlahkan dan mengurangkan pecahan yang penyebutnya tidak sama.

2.Guru memperbaiki penggunaan strategi pelajaran Matematika yang sesuai dengan topik pelajaran dan menciptakan suasana pelajaran yang menyenangkan dan dapat memotivasi minat siswa untuk lebih menguasai materi pelajaran.

3.Sekolah dapat mengembangkan pelajaran Matematika penjumlahan dan pengurangan pecahan campuran yang penyebutnya tidak sama pada kelas 5 menjadi lebih baik dan tercapainya KKM (60,00). Tujuan tersebut untuk kinerja guru atau siswa1. Manfaat Penulisan Manfaat bagi Siswa 1) Meningkatkan pemahaman siswa pada materi pelajaran.2) Memotivasi semangat belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.3) Siswa lebih terampil dalam menyelesaikan beraneka ragam soal dan timbulnya rasa percaya diri dalam menjawab pertanyaan.4) Menumbuhkan minat siswa dan menyukai mata pelajaran Matematika.2. Manfaat bagi Guru1) Membantu guru memperbaiki pelajaran.2) Membantu guru berkembang secara profesional.3) Meningkat rasa percaya diri guru.4) Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.3. Manfaat bagi sekolah

1) Sekolah yang para gurunya sudah mampu melakukan inovasi (perbaikan) mempunyai kesempatan besar untuk berkembang pesat karena berbagai masalah belajar siswa, perbaikan kesalahan konsep, kesulitan yang dialami guru dapat ditanggulangi atau diatasi.2) Sekolah yang para gurunya melakukan perbaikan, strategi / teknik pelajaran dapat dihasilkan dan disebarluaskan kepada sekolah lain.