BAB I-V

download BAB I-V

of 82

description

rdterewr

Transcript of BAB I-V

48

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakang MasalahPeningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah dengan pendidikan. Karena dengan pendidikan dalam ajaran islam menegaskan dan mewajibkan agar umatnya menuntut ilmu, sebagaimana firman Allah, dalam surat Al- Alaq ayat 3-5 : "Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya ". (Q.S Al-Alaq / 96:3-5).[footnoteRef:2] [2: Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010), h. 41]

M. Arifin M. Ed menjelaskan dalam bukunya bahwa ayat tersebut juga menunjukan jika manusia tanpa melalui belajar, niscaya tidak akan dapat mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat. Pengetahuan manusia akan berkembang jika diperoleh melalui proses belajar mengajar yang diawali dengan kemampuan menulis dengan pena dan membaca dalam arti luas, yaitu tidak hanya dengan membaca tulisan melainkan juga membaca segala yang tersirat di dalam ciptaan Allah.[footnoteRef:3] [3: M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996) cet. ke -4, h . 27]

1Tujuan pendidikan dikatakan tercapai apabila hasil belajar siswa mengalami perkembangan dan peningkatan. Adapun yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.[footnoteRef:4] Sedangkan hasil belajar adalah hasil dari usaha belajar yang dilaksanakan siswa. Dalam pendidikan formal selalu diikuti pengukuran dan penilaian, demikian juga dalam proses kegiatan belajar mengajar, dengan mengetahui hasil belajar dapat diketahui kedudukan siswa yang pandai, sedang atau lambat. Laporan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil ulangan dan diserahkan dalam periode tertentu yaitu dalam bentuk raport. [4: Oemar Hamalik, Proses Belajar mengajar. (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), h. 28]

Dalam usaha untuk mencapai suatu hasil belajar yang optimal dari proses belajar mengajar seorang siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri diantaranya keadaan fisik, intelegensi, bakat, minat dan perhatian, keadaan emosi serta disiplin. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang timbul dari luar diri siswa diantaranya guru, teman, orang tua, fasilitas belajar dan lain-lain.Salah satu yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar adalah guru yang merupakan faktor eksternal sebagai penunjang pencapaian hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini yang dimaksud adalah kemampuan guru dalam proses belajar mengajar. Menurut Hamalik, setiap guru yang profesional harus menguasai pengetahuan yang mendalam dalam spesialisasinya. Pemguasaan pengetahuan ini merupakan syarat yang penting di samping keterampilan-keterampilan yang lainnya. [footnoteRef:5] [5: Ibid, h. 119]

Kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru, baik yang benar-benar baru sama sekali maupun yang merupakan modifikasi atau perubahan dengan mengembangkan hal-hal yang sudah ada. Bila hal ini dikaitkan dengan kreativitas guru, guru yang bersangkutan mungkin menciptakan suatu strategi mengajar yang benar-benar baru dan orisinil (asli ciptaan sendiri), atau dapat saja merupakan modifikasi dari berbagai strategi yang ada sehingga menghasilkan bentuk baru. Salah satu kreativitas yang seharusnya dimilki oleh guru adalah metode pengajaran.Guru adalah pendidik dan pendidik bertugas sebagai medium agar siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan. Tanpa pendidik tujuan pendidikan manapun yang telah dirumuskan tidak akan pernah dapat dicapai oleh siswa, agar pendidik dapat berfungsi sebagai medium yang baik dalam menjalankan kegiatan pendidikan. Ia harus melakukan beberapa peranan diantaranya adalah bahwa pendidik perlu memilih metode atau teknik penyajian yang tidak saja disesuaikan dengan bahan atau isi pendidikan yang akan disampaikan tapi juga disesuaikan dengan kondisi siswanya.Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini begitu cepat. Sejalan dengan kemajuan teknologi dan globalisasi (semakin merapatnya dunia menjadi satu, tanpa batas dan tanpa sekat waktu). Perkembangan cepat itu perlu diimbangi kemampuan pelaku utama dalam hal ini guru, kemampuan profesional dan keterampilan mereka perlu ditingkatkan.Bagi guru, mengahadapi perubahan yang cepat dalam pendidikan dapat membawa dampak kecemasan dan ketakutan. Perubahan dan pembaruan pada umumnya membawa banyak kecemasan dan ketidaknyamanan. Implikasi perubahan dalam dunia pendidikan, bukan perkara mudah, karena mengandung konsekuensi teknis dan praktis, serta psikologis bagi guru. misalnya perubahan kurikulum, atau perubahan pendidikan. Perubahan itu tidak sekedar perubahan struktur dan isi kurikulum atau sekedar isi pembelajaran. Tetapi perubahan yang menuntut perubahan sikap dan prilaku dari para guru. misalnya perubahan karakter, metode dan srategi dalam pembelajaran.Kegiatan pembelajaran dikelas menyangkut metodologi dan strategi. Bagaimana seorang guru menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, ditentukan oleh kemampuan dan keterampilan guru. Pembelajaran yang menyenangkan dapat mewujudkan pembelajaran yang dinamis dan demokratis.Melihat pentingnya peran seorang guru dan pendidikan, hendaklah seorang guru itu dapat mengerahkan segala kemampuan dan keterampilannya dalam mengajar secara profesional dan epektif.salah satunya adalah seorang guru mampuh untuk memilih metode yang berpariatif. Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran akan dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif yaitu tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.Metode mengajar yang digunakan guru bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional khusus. Guru harus menggunakan metode yang lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang lainnya, sesuai tujuan pengajaran.[footnoteRef:6] Sehingga dengan memperhatikan beberapa faktor pertimbangan tersebut guru dapat menentukan metode mana yang tepat untuk digunakan ketika akan menyampaikan suatu materi pelajaran kepada muridnya, mungkin ia akan menggunakan satu metode saja atau mungkin menggunakan kombinasi dari beberapa metode pengajaran. Hal ini disebabkan karena siswa berbeda-beda sifatnya dan berbeda pula daya seratnya terhadap materi, oleh karena itu diperlukan strategi pengajaran yang tepat dan metodelah salah satu jawabannya. karena penggunaan metode penyajian yang hanya satu macam seperti ceramah saja sudah jelas dari sudut pandang ini tidak memadai dan karena itu bila dilaksanakan tidak akan memberi banyak manfaat dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. [6: Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 75]

Metode pengajaran banyak jenisnya seperti, ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi, pelatihan, pemberian tugas, dan sebagainya. Sehingga seorang guru harus benar-benar pandai memilih manakah metode yang cocok untuk digunakan dalam menyampaikan materiMateri pelajaran IPS sebagian besar merupakan bahan yang bersifat informatif. Oleh karena itu untuik melatih agar anak memiliki kecakapan-kecakapan terhadap materi yang dipelajari perlu diadakan latihan-latihan melaui penerapan metode diskusi. Digunakannya metode ini dengan suatu tujuan, agar peserta didik tidak merasa bosan, jemu dan jenuh. Dalam pembelajarannya juga harus menggunakan metode yang dapat menumbuhkan minat dan motivasi anak untuk mengikuti pelajaran dengan baik dengan harapan Hasil belajar peserta didik dapat meningkat.

Dengan dasar pemikiran di atas maka penulis terdorong mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Metode Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Peserta Didik di MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang.

B. Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dibuat identifikasi masalah sebagai berikut:1. Salah satu yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar adalah guru, tetapi umumnya guru mengajar monoton yang membuat siswa bosan dalam belajar2. Kurangnya kreativitas guru dalam proses belajar mengajar berdampak pada rendahnya mutu hasil belajar siswanya.3. Guru dalam menggunakan metode belajar hanya menyesuaikan dengan bahan atau isi pendidikan yang akan disampaikan tetapi tidak dibarengi dengan penyesuaian kondisi siswanya.4. Sedikit sekali guru yang pandai menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan5. Kurang tepatnya guru dalam memilih metode pengajaran sehingga menghasilkan pembelajaran yang kurang efektif dan tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.

C. Pembatasan MasalahAgar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka penulis hanya akan membatasinya pada:1. Penggunaan metode belajar ceramah dan diskusi2. Hasil belajar IPS siswa kelas VI 3. Perbedaan hasil belajar IPS siswa yang di ajarkan dengan metode ceramah dan siswa yang di ajarkan dengan metode ceramah. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Adakah perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode diskusi dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah di MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian1. TujuanTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode diskusi dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah di MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang2. Manfaata. Manfaat TeoritisHasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan dalam metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran IPS.b. Manfaat Praktis1) Bagi siswaHasil penelitian ini dapat digunakan untuk memotivasi siswa meningkatkan hasil belajar mereka.2) Bagi guruSebagai masukan atau informasi dalam penerapan metode pembelajaran IPS.3) Bagi SekolahManfaat bagi sekolah yaitu meningkatkan mutu pendidikan.4) Bagi UniversitasManfaat bagi universitas yaitu untuk menambah referensi dalam perpustakaan kampus berkenaan dengan metode pembelajaran IPS.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori1. Hasil Belajar IPSa. Pengertian Hasil BelajarHasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai setelah dilaksanakan program kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hasil belajar dalam periode tertentu dapat dilihat dari nilai raport yang secara nyata dapat dilihat dalam bentuk angka-angka.Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Heward Kingsley dalam bukunya Nana Sudjana membagi tiga macam hasil belajar yaitu:1) Ketrampilan dan kebiasaan; 2) Pengetahuan dan ketrampilan; 3) Sikap dan cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.[footnoteRef:7] [7: Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), h. 22]

9Hasil dari proses belajar disebut sebagai hasil belajar yang dapat dilihat dan diukur. Keberhasilan seseorang di dalam mengikuti satuan program pengajaran pada satu jenjang pendidikan tertentu dapat dilihat dari hasil belajarnya dalam program tersebut. Bloom, dalam Zaenal Arifin membagi hasil belajar ke dalam tiga domain yaitu ranah kognitif, afektif dan ranah psikomotor.[footnoteRef:8] [8: Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 21]

Menurut Robert M. Gagne dalam Nana Sudjana mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar yaitu:[footnoteRef:9] [9: Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), h. 22]

1) Informasi verbal.2) Keterampilan intelektual.3) Strategi kognitif.4) Sikap.5) Keterampilan motoris.

Sedangkan Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang di nilai oleh para guru disekolah, karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan belajar.Keberhasilan seorang guru diukur dari keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar yang dicapainya. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal menunjukkan hasil yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan hasil yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya dan setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai.2) Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.3) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk prilaku, bermanfaat untuk mencapai aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.4) Hasil belajar yang dicapai bermakna secara menyeluruh (komprehensip) yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan arah psikomotorik, ketrampilan atau prilaku.5) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.[footnoteRef:10] [10: Ibid, h. 57]

b. Cara Mengukur Hasil Belajar IPSUntuk bisa mengetahui berhasil tidaknya tujuan pembelajaran IPS perlu dikakukan pengukuran. Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu[footnoteRef:11] Pengukuran di sini bisa dilakukan secara tertulis atau berdasar hasil pengamatan, untuk kemudian dituangkan dalam skala penilaian atau skoring. Pengukuran sifatnya relatif, karena komponen yang diukur disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Tidak semua materi pembelajaran IPS dipakai alat pengukur yang sama. [11: Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), h. 4]

Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu.[footnoteRef:12] Atas dasar hal tersebut Zaenal Arifin mengemukakan manfaat evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran baik secara langsung ataupun tidak.[footnoteRef:13] Suatu unit pelajaran tertentu sebagai alat penilai proses belajar mengajar suatu unit bahan tertentu. Sedangkan evaluasi sumatif dilaksanakan setiap akhir pengajaran, seperti tengah semester atau akhir semester. Evaluasi merupakan suatu program yang mempunyai manfaat untuk menilai hasil pencapaian peserta didik terhadap tujuan suatu program pelajaran dalam suatu periode tertentu. [12: Ibid.,h. 5] [13: Ibid.,h. 285]

Tes diberikan untuk mengukur potensi lebih lanjut setelah melaksanakan proses pada pembelajaran IPS. Teknik tes yang digunakan dalam evaluasi dapat dibedakan atas tes lisan, tes tindakan dan tes tertulis.[footnoteRef:14] [14: Ibid.,h. 117]

Cara mengukur hasil belajar bisa menggunakan tes yang sudah distandarisasi dan bisa juga tes dimana butir-butir tesnya dibuat sendiri oleh guru. Suatu tes harus memenuhi persyaratan yairu: memiliki validitas (artinya bila diujicoba dimana saja, kapan saja dan pada kondisi apapun) pada obyek yang standar/sejenis bisa dilaksanakan bersifat reliabilitas dalam pengertian tetap tidak berubah-ubah, objective, praktis dan ekonomis.[footnoteRef:15] [15: Suharsemi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara.,1987), h.57]

Tes yang diberikan kepada peserta didik dalam penelitian ini dibuat dan dilakukan oleh guru sendiri, dengan memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh instansi terkait. Tes yang diberikan kepada peserta didik sifatnya lisan dan tertulis. Tes Lisan diberikan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil belajar siswa dalam hal sikap, perilaku mencakup aspek afektif dan psikomotorik. Sedangkan tes tertulis lebih bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan kognitif peserta didik.

2. Pembelajaran IPSa. Hakekat Pengajaran IPS di Sekolah DasarUntuk jenjang SD/MI, pengorganisasian materi mata pelajaran IPS menganut pendekatan terpadu (integrated), artinya materi pelajaran dikembangkan dan disusun tidak mengacu pada disiplin ilmu yang terpisah melainkan mengacu pada aspek kehidupan nyata (factual/real) peserta didik sesuai dengan karakteristik usia, tingkat perkembangan berpikir, dan kebiasaan bersikap dan berperilakunya.[footnoteRef:16] Dalam dokumen Permendiknas (2006) dikemukakan bahwa IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Dari ketentuan ini maka konseptual, materi pelajaran IPS di SD belum mencakup dan mengakomodasi seluruh disiplin ilmu sosial. Namun, ada ketentuan bahwa melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. [16: Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung: Laboratorium PKn UPI Press, 2008), h. 160]

Arah mata pelajaran IPS ini dilatarbelakangi oleh pertimbangan bahwa di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

b. Tujuan Pengajaran IPS di Sekolah DasarPerumusan tujuan pengajaran sangat penting untuk dilakukan karena tujuan merupakan tolok ukur keberhasilan seluruh proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Secara umum tujuan pengajaran IPS sebagai berikut:[footnoteRef:17] [17: Ibid., h. 161]

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan kompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local nasional, dan global.

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS SD/MIUntuk mencapai tujuan di atas, maka standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk SD/MI dikembangkan sebagai berikut:[footnoteRef:18] [18: Ibid., h.161-165]

Tabel 1Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS SD/MIKelas 1, Semester 1

Standar KompetensiKompetensi Dasar

1. Memahami identitas diri dan keluarga, serta sikap saling menghormati dalam kemajemukan keluarga1.1 Mengidentifikasi identitas diri, keluarga, dan kerabat1.2 Menceritakan pengalaman diri1.3 Menceritakan kasih sayang antar anggota keluarga1.4 Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga

Kelas 1, Semester 2

Standar KompetensiKompetensi Dasar

2. Mendeskripsikan lingkungan rumah2.1 Menceritakan kembali peristiwa penting yang dialami sendiri di lingkugan keluarga2.2 Mendeskripsikan letak rumah2.3 Menjelaskan lingkungan rumah sehat dan perilaku dalam menjaga kebersihan rumah

Kelas II, Semester 1

Standar KompetensiKompetensi Dasar

1. Memahami Peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis1.1 Memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya1.2 Memanfaatkan dokumen dan benda penting keluarga sebagai sumber cerita1.3 Menceritakan peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis

Kelas II, Semester 2

Standar KompetensiKompetensi Dasar

2. Memahami kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan lingkungan tetangga2.1 Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga2.2 Menceritakan pengalamannya dalam melaksanakan peran dalam anggota keluarga2.3 Memberi contoh bentuk-bentuk kerjasama di lingkungan tetangga

Kelas III, Semester 1

Standar KompetensiKompetensi Dasar

1. Memahami lingkungan dan melaksanakan kejasama di sekitar rumah dan sekolah1.1 Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah1.2 Memelihara lingkungan dan alam buatan di sekitar rumah1.3 Membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah1.4 Melakukan kerjasama di lingkungan rumah, sekolah, dan kelurahan/desa

Kelas III, Semester 2

Standar KompetensiKompetensi Dasar

2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang1.1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan1.2 Memahami pentingnya semangat kerja1.3 Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah1.4 Mengenal sejarah uang1.5 Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan

Kelas IV, Semester 1

Standar KompetensiKompetensi Dasar

1. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi1.1 Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dengan menggunakan skala sederhana1.2 Mendeskripsikan kenampakan alam di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya dengan keragaman sosial dan budaya

Kelas IV, Semester 1

Standar KompetensiKompetensi Dasar

1.3 Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)1.5 Menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dan menjaga kelestariannya1.6 Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya

Kelas IV, Semester 2

Standar KompetensiKompetensi Dasar

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya2.4 Mengenal pemasalahan sosial di daerahnya

Kelas V, Semester 1

Standar KompetensiKompetensi Dasar

1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia1.1 Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia1.2 Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia1.3 Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan menggunakan peta/atlas/globe dan media lainnya1.4 Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia

Kelas V, Semester 2

Standar KompetensiKompetensi Dasar

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia1.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh perjuangan pada masa penjajahan Belanda dan Jepang1.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia1.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan1.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

Kelas VI, Semester 1

Standar KompetensiKompetensi Dasar

1. Memahami perkembangan wilayah Indonesia, kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara di Asia Tenggara, serta benua-benua1.1 Mendeskripsikan perkembangan sistem administrasi wilayah Indonesia1.2 Membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga1.3 Mengidentifikasi benua-benua

Kelas VI, Semester 2

Standar KompetensiKompetensi Dasar

1. Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnyac. Mendekripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetanggad. Mengenal cara-cara menghadapi bencana alam

2. Memahami peranan bangsa Indonesia di era global2.1 Menjelaskan peranan Indonesia pada era global dan dampak positif serta negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia2.2 Mengenal manfaat ekspor dan impor di Indonesia sebagai kegiatan ekonomi antar bangsa

Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.c. Strategi dan Metode Pembelajaran IPSPenggunaan bermacam-macam strategi dan metode pembelajaran di sekolah belaum dilaksanakan secara optimal, sekalipun strategi dan metode telah memiliki landasan psikologis dan dasar-dasar didaktis yang cukup kuat. Strategi dan metode bisa berjalan seiring dalam pembelajaran IPS. Ketepatan dalam penggunaan keduanya akan mempengaruhi capaian hasil belajar peserta didik.Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru siswa dalam perwujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. [footnoteRef:19] [19: Syaiful Bahri Djamarah, op. cit, h. 5]

Metode adalah cara yang digunakan guru dalam mewujudkan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya pengajaran. Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran.[footnoteRef:20] Bruce Joyce mengemukakan empat kategori metode mengajar, yakni metode informasi, metode personal, metode diskusi, dan metode tingkah laku.[footnoteRef:21] [20: Ibid. h 72-73] [21: Ibid., h. 47]

1) Metode InformasiPendekatan ini bertolak dari pandangan, bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru/pengajar. Hakekat mengajar menurut pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Peserta didik di sini dipandang sebagai subyek yang menerima apa yang diberikan guru. Alur informasi mengalir satu arah yaitu dari guru kepada peserta didik.2) Metode PersonalBahwa peserta didik dipandang sebagai subyek dan obyek dalam belajar, mempunyai krmampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Proses pembelajaran dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar. Peranan guru lebih banyak menempatkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar.3) Metode DiskusiPendekatan ini menekankan terbentuknya hubungan antara individu / peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain sehingga dalam konteks yang lebih luas terjadinya hubungan sosial individu dengan masyarakat. Mengembangkan kemampuan dan kesanggupan peserta didik untuk mengadakan hubungan dengan orang lain / peserta didik lain, mengembangkan sikap dan prilaku yang demokratis, serta menumbuhkan produktifitas kegiatan belajar peserta didik.4) Metode Tingkah LakuAdalah pendekatan dengan melatih peserta didik dan memperkuat respon peserta didik yang paling tetap terhadap stimulus. Dengan metode diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar peserta didik sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif, yaitu interaksi yang bernilai pendidikan. Interaksi edukatif adalah suatu gambaren, hubungan aktif dua arah antara guru dan siswa yang berlangsung dalam ikatan tujuan interaksi edukatif untuk mencapai tujuan pendidikan.Semua guru di sekolah dasar telah memiliki pengalaman mengajar, dengan sendirinya telah banyak juga menggunakan sejumlah metode, belajar mengajar seperti metode ceramah, tanya jawab, latihan, belajar kelompok, diskusi, demonstrasi, dan sebagainya. Pemilihan metode dalam pembelajaran erat hubunganya dengan tujuan pengajaran yang telah dientukan sebelumnya. Metode yang dipilih harus membantu peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang efektif dan efisien. Dalam praktiknya guru tidak hanya menggunakan satu metode mengajar saja, karena sebetulnya tidak ada metode mengajar yang paling baik atau paling tepat digunakan sendiri.Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan guru dalam menggunakan metode mengajar, yaitu:(a) Tujuan pembelajaran(b) Pengetahuan awal siswa(c) Bidang studi/pokok bahasan(d) Alokasi waktu dan sarana penunjang(e) Jumlah siawa, dan(f) Pengalaman dan kewibawaan pengajar.[footnoteRef:22] [22: Martinis Yamin, Desain PembelajaranBerbasis Tingkat Satuan Pendidikan. (Jakarta: PTGaung Persada Press, 2010), h. 146-151]

Metode pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tidak terbatas jumlahnya. Pada prinsipnya penggunaan metode pangajaran berkaitan erat dengan penguasaan guru terhadap metode yang digunakan dan materi yang disampaikan. Di dalam pembelajaran sejarah, seorang guru harus mampu menerapkan metode pengajaran yang dapat membangkitkan daya tarik dan minat peserta dididk untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Sedangkan diantara beberapa metode yang telah diuraikan tersebut di atas, penulis memilih salah satu dari beberapa metode yaitu metode diskusi, dengan pertimbangan gar peserta didik tidak merasa bosan, jenuh tertekan dan bersifat negatif terhadap materi yang sedang dipelajari.

3. Metode Diskusia. Pengertian Metode DiskusiMetode dalam pengajaran IPS tidak terbatas jumlahnya. Pada prinsipnya penggunaan metode pengajaran berkaitan erat dengan: materi dan pokok bahasan yang disampaikan. Setiap metode mempunyai keunggulan dan kekurangan masing-masing. Suatu metode dipandang tepat untuk suatu situasi namun dapat dirasa kurang tepat untuk situasi lain. Metode adalah pelican jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar siswa memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan, antara metode dan tujuan jangan bertolak belakang.[footnoteRef:23] [23: Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar,.., h. 75]

Djamarah menjelaskan metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama.[footnoteRef:24] Namun tidak semua kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan berdiskusi. Menurut Martinis metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.[footnoteRef:25] Sedangkan menurut Masitoh., metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama..[footnoteRef:26] [24: Ibid.,, h.87] [25: Martinis Yamin, op. cit, h. 158] [26: Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2009), h. 118]

Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi ialah suatu cara penyampaian materi pelajaran dengan jalan bertukarpikiran atau mendiskusikannya, baik antara guru dengan siswa ataupun sesama siswa.Seiring dengan itu, metode diskusi berfungsi untuk merangsang murid berpikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan/ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik (alternatif terbaik).Dari beberapa jawaban atau jalan keluar yang ada bagaimana mendapatkan jawaban yang paling tepat untuk mendekati kebenaran sesuai dengan ilmu yang ada pada kita. Jadi, metode diskusi tidak hanya percakapan atau debat, melainkan cara untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang dihadapi.Metode Diskusi sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran IPS, karena kegiatan besar materinya adalah bersifat hafalan. Oleh karena itu dengan diterapkanya metode ini diharapkan dapat menghilangkan rasa jenuh dan bosan pada diri peserta didik terhadap materi pelajaran, sehingga peserta didik akan lebih termotifasi secaraaktif dalam belajar demi terwujudnya pola interaksi edukatif dalam pembelajaran sejarah yang berpengaruh pula terhadap hasil belajar yang diraih peserta didik. Adapun metode diskusi yang peneliti gunakan dalam pembelajaran IPS diantaranya adalah:1) Model drillModel drill adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan cara guru menyuruh peserta didik untuk melakukan latihan-latihan secara berulang-ulang guna mengembangkan kecakapan dan kebiasaan yang telah dicapai dengan benar.2) Model tanya jawabAdalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan guru mengadakan tanya jawab secara lisan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pengajaran3) Model pemberian tugasAdalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh adanya cara penyajian bahan pelajaran dimana guru menugaskan peserta didik mempelajari sesuatu yang kemudian harus dipertanggungjawabkanPenggunaan metode diskusi dalam rangka DAP (Dasar Analisis Penilaian) sebenarnya bukan saja sebagai salah sayu cara menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik yang bersifat problematis, tetapi juga melatih anak dalam kehidupan sehari-hari untuk mengembangkan ketrampilan berkomunikasi dan membentuk kopetensi-kopetensi sosial yang dibutuhkan.Teknik belajar dengan diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi dimana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memacahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak fasif sebagai pendengar saja.[footnoteRef:27] [27: Sayiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 87-88]

Kemampuan guru yang harus diperhatikan untuk menunjang keberhasilan diskusi diantaranya adalah: mampu merumuskan permasalahan, mampu menarik kesimpulan, mampu mengelompokan siswa, mampu mengelola pembelajaran dan menguasai permasalahan yang didiskusikan.[footnoteRef:28] [28: . Masitoh dan Laksmi Dewi, op.cit, h. 119]

Kondisi dan kemampuan sisdwa yang harus diperhatikan untuk menunjang pelaksanaan diskusi diantaranya: meiliki motivasi dan minat dalam diskusi, mampu melaksanakan diskusi, mampu belajar bersama, mampu mengeluarkan ide tau pendapat dan mampu memahami pendapat orang lain.[footnoteRef:29] Dalam kelas yang bayak jumlah peserta didiknya, metode ini tidak memungkinkan dilakukan secara klasikal. Metode ini bisa dilaksanakan secara efektif apabila kelas yang besar jumlahnya dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan semua peserta didik bisa berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanaannya. [29: Ibid]

b. Kelebihan Metode DiskusiPengalaman berdiskusi banyak memberikan keuntungan kepada peserta didik. Hal ini disampaikan antara lain oleh bukti yang menunjukkan kelebihan-kelebihan metode diskusi antara lain disajikan adalah:1) Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan-prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.2) Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain,3) Memperluas wawasan,4) Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah.[footnoteRef:30] [30: Sayiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, op.cit, h. 88]

Sedangkan Masitoh menyebutkan keunggulan-keunggulan penggunaan metode diskusi, antara lain: 1) Siswa bertukar pikiran, 2) Siswa dapat menghayati masalah, 3) Merangsang siswa untuk berpendapat, 4) Dapat mengembangkan rasa tanggung jawab, 5) Membina kemampuan berbicara, 6) Belajar memahami pikiran orang lain, dan 7) Memberikan kesempatan belajar.[footnoteRef:31] [31: Masitoh, op.cit, h. 118]

Seorang guru tidak hanya memberikan bahaninformasi kemudian peserta didik dibiarkan mencari pemecahan sendiri, akan tetapi mereka bisa secara bersama-sama melontarkan berbagai buah pikiran untuk kemudian dicari kesepakatan dalam mengambil keputusan. Kebaikan metode ini dalam proses pembelajaran adalah bahwa guru tidak mendominasi pembicarakan, atau bahkan bisa sekedar sebagai stimulus, informan, dan motivator dalam seluruh rangkaian kegiatan.Lebih lanjut A. Aziz mengemukakan bahwa diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok besar dan dapat pula dalam kelompok kecil. Kegiatan dalam kelompok, walaupun terjadi interaksi dan tukar menukar informasi belum tentu disebut bila tidak memenuhi persyaratn tertentu. Kegiatan dan percakapan dalam kelompok baru dapat disebut diskusi bila memenuhi syarat-syarat:1) Melibatkan kelompok yang terdiri dari 5 sampai 6 anggota2) Berlangsung dalam interaksi tatap muka secara informal dimana semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk melihat, mendengar serta berkomunikasi secara bebas dan langsung,3) Mempunyai tujuan yang ingin dicapai antar anggota kelompok,4) Melalui proses yang teratur dan sistematis menuju suatu kesimpulan.Dari berbagai macam modal metode diskusi, Penelitian ini menggunakan metode diskusi dengan tujuan memperoleh umpan balik mengenai sejauh mana TKP dapat dicapai serta untuk membantu peserta didik yang pendiam untuk mengemukakan pendapatnya.

c. Kelemahan Metode DiskusiSeperti halnya dengan metode yang lain, metode diskusi memiliki kelemahan. Menurut Djamarah, kelemahan dari metode diskusi kelompok tersebut adalah sebagai berikut:1) Pembicraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang2) Tidak dapat dipakai pada kelompok besar3) Peserta mendapat informasi yang terbatas4) Membutuhkan pemimpin yang terampil5) Mungkin dikuasi orang-orang yang suka bicara atau ingin menonjolkan diri.[footnoteRef:32] [32: Sayiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, op.cit, h. 88]

Pendapat lain mengatakan, kelemahan metode diskusi adalah sebagai berikut:1) Relatif waktu yang banyak2) Apabila siswa tidak memahami konsep dasar, diskusi tidak efektif3) Terdapat perbedaan kemampuan perbendahraan bahasa4) Apabila guru tidak dapat membimbing, diskusi tidak efektif.[footnoteRef:33] [33: Masitoh, op. cit, h. 118]

d. Tujuan Metode DiskusiMetode diskusi bertujuan untuk:1) Melatih peserta didik mengembangkan ketrampilan bertanya.2) Melatih dan membentuk kestabilan sosial-emosional.3) Mengembangkan kemampuan berfikir sendiri dalam mememcahkan masalah sehingga tumbuh konsep diri yang lebih positif.4) Mengembangkan keberanian peserta didik dalam mengemukakan pendapat.5) Menggambarkan sikap terhadap isu-isu controversial6) Melatih peserta didik berani berpendapat tentang suatu masalah.7) Mencari kebenaran secara jujur melalui pertimbangan-pertimbangan pendapat yang memungkinkan munculnya perbedaan satu dengan yang lain.8) Melatih diri menemukan kesepakatan pendapat melalui musyawarah, karena permasalahan-permasalahan yang ada dimengerti dan dipahami secara bersama-sama, sehingga bukan merupakan paksaan atau terpaksa menerima kekalahan dalam pemungutan suara atau pengambilalan keputusan.9) Memberikan suasana kelas menjadi hidup, mendekati suasana kehidupan sehari-hari yang sesungguhnya.

4. Metode Ceramaha. Pengertian Metode CeramahYang dimaksud metode ceramah adalah suatu cara penyajian bahan atau penyampaian bahan pelajaran secara lisan dari guru.[footnoteRef:34] Adapun menurut Djamarah metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar.[footnoteRef:35] Metode ceramah juga dapat dipahami sebagai cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa .[footnoteRef:36] Sedangkan menurut Yamin metode ceramah adalah metode dosen, metode ini lebih banyak dipergunakan dikalangan dosen, karena memberikan kuliah mimbar dan disampaikan dengan ceramah dengan pertimbangan dosen berhadapan dengan banyak mahasiswa yang mengikuti perkuliahan.[footnoteRef:37]metode ceramah ini berbentuk konsep, prinsip, dan fakta, pada akhir perkuliahan ditutup dengan Tanya jawab antara dosen dan mahasiswa, namun demikian pada sekolah-sekolah pada umumnya metode ini dapat diterapkandan divariasikan dengan metode yang lain. [34: Ibid., h. 117] [35: Sayiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, op.cit, h. 97] [36: Ibid] [37: Martinis Yamin, Desain PembelajaranBerbasis Tingkat Satuan Pendidikan,.. h. 153]

Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran kepada siswa secara lisan. Adapun gambaran penggunaan metode ini murid duduk, melihat dan mendengarkan serta percaya bahwa apa yang diceramahkan guru itu adalah benar, murid mengutip iktisar ceramah semampu murid itu sendiri dan menghafalnya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut oleh guru yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan yang dukemukakan Djamarah, metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.[footnoteRef:38] [38: Sayiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, op.cit, h. 97]

Sejak zaman Rasulullah metode ceramah merupakan cara yang paling awal yang dilakukan Rasulullah saw dalam penyampaian wahyu kepada umat. Karakteristik yang menonjol dari metode ceramah adalah peranan guru tampak lebih dominan. Sementara siswa lebih banyak pasif dan menerima apa yang disampaikan oleh guru. Untuk menunjang efektivitas penggunaan metode ceramah perlu dipersiapkan kemampuan guru dan kondisi siswa yang optimal. Kemampuan guru tersebut diantaranya:1) Teknik cermah memungkinkan dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa;2) Memberikan ilustrasi uyang sesuai dengan bahan pelajaran;3) Menguasai materi pelajaran;4) Menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara sistemik5) Menguasai keseluruhan siswa dalam kelas;[footnoteRef:39] [39: Masitoh., op. cit., h. 118]

b. Kelebihan Metode Ceramah1) Guru mudah menguasai kelas.2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk /kelas.3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakanya5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik[footnoteRef:40] [40: Sayiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, op.cit, h. 97]

Sementara menurut Masitoh dalam bukunya strategi pembelajaran mengemukakan keunggulan metode ceramah adalah:1) Ekonomis waktu dan biaya2) Sasaran siswa relatif banyak3) Bahan pelajaran sudah dipilih/dipersiapkan4) Guru dapat mengulangi secara mudah[footnoteRef:41] [41: Masitoh., op. cit., h. 117]

c. Kelemahan Metode Ceramah1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif(mendengar) yang besar menerimanya3) Bila sering digunakan dan terlalu lama, membosankan4) Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali.[footnoteRef:42] [42: Sayiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, op.cit, h. 97]

Mengingat metode ceramah bayak segi yang kurang menguntungkan, maka penggunaannya harus didukung dengan media atau dengan metode lain. Karena itu, setelah guru memberikan ceramah, maka dipandang perlu untuk memberikan kesempatan kepada siswanya mengadakan Tanya jawab. Tanya jawab ini diperlukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap apa yang telah disampaikan guru melalui metode ceramah. Untuk lebih memantapkan penguasaan siswa terhadap bahan yang telah disampaikan, maka pada tahap selanjutnya siswa diberi tugas, misalnya membuat kesimpulan hasil ceramah, mengerjakan pekerjaan rumah, diskusi, dan sebagainya.[footnoteRef:43] [43: ibid, h. 98]

Selain itu guru juga harus memperhatikan siswa. Kondisi siswa yang harus diperhatikan ketika guru ingin menggunakan metode ceramah diantaranya adalah: 1) Kemampuan mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran2) Kemampuan awal yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari3) Kondisi yang berhubungan dengan perhatian dan motivasi dalam belajar.[footnoteRef:44] [44: Masitoh., op. cit., h. 118]

B. Kerangka BerpikirMengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit menentukan bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur, atau dapat juga dikatakan metode pembelajaran merupakan teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan olehsiswa dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.Hal ini mendorong seorang guru untuk mencari metode yang tepat dalam penyampaian materinya agar dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengejar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar.Dalam proses belajar mengajar guru harus selalu mencari cara-cara baru untuk menyesuaikan pengajarannya dengan situasi yang dihadapi. Metode-metode yang digunakan pun haruslah bervariasi untuk menghindari kejenuhan pada siswa. Namun metode yang bervariasi ini tidak akan menguntungkan bila tidak sesuai dengan situasinya.Guru sebagai salah satu sumber belajar hendaknya mampu menyediakan kondisi kelas yang kondusif dalam kegiatan belajar IPS di kelas. Sebagai perwujudannya, salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode pembelajaran yang tepat.Setiap kompetensi mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga pemilihan metode dalam mengajar pun harus disesuaikan agar siswa tidak mendapatkan kesulitan dalam mempelajarinya. Dalam kegiatan belajar IPS guru tidak harus berpatokan pada satu metode. Ada kalanya dapat menggunakan metode diskusi, dikesempatan lain dengan metode ceramah kemudian latihan soal.Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar. Prestasi belajar IPS adalah indikator proses belajar mengajar IPS yang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah metode pembelajaran.Metode pembelajaran yang diterapkan guru hendaknya dapat mewujudkan hasil karya siswa. Siswa dituntun untuk dapat berpikir kritis dan kreatif dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan ide-idenya. Pemilihan metode yang kurang tepat dengan sifat bahan dan tujuan pembelajaran menyebabkan kelas kurang bergairah dan kondisi siswa kurang kreatif. Sehingga dengan penerapan metode yang tepat dengan berbagai macam indikator tersebut dapat meningkatkan minat siswa pada bahan pelajaran yang disampaikan dan minat yang besar pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi yang akan diraihnya.Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi dan mencapai tujuan pembelajaran.

C. HipotesisKata hipotesis berasal dari dua suku kata, yaitu Hypo yang berarti di bawah dan kata Thesa yang berarti kebenaran. Secara etimologis kata hipotesis berarti di bawah kebenaran. Dalam bahasa Indonesia kata hipotesa kemudian berkembang menjadi hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.[footnoteRef:45] [45: Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 96]

Berdasar pengertian tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: Diduga ada perbedaan hasil belajar mata pelajaran IPS antara peserta didik yang diajar dengan metode diskusi dengan peserta didik yang diajar dengan metode ceramah pada peserta didik di MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang.

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian1. Tempat PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di MI Talim Mubtadi Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang, pada kelas VI semester 2.2. Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan dari bulan Februari 2012 s/d bulan Juni 2012. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:a. Persiapan, pada tahap ini penelitian diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitianb. Pelaksanaan, tahap ini kegiatan di mulai dengan mengadakan pengamatan langsung (observasi) lalu dilanjutkan dengan pengumpulan data dan berbagai informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.c. Pelaporan, pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan mengedit (editing) dan memberikan kode pada data. Mengolah data, menganalisa data atau menginterpretasikan hasil yang diperoleh.

43Tabel 2Jadwal Kegiatan Penelitian

NoKegiatan Bulan

FebruariMaretAprilMeiJuni

12341234123412341234

1Observasi awal

2Identifikasi Masalah

3Pembuatan Instrumen

4Mengumpulkan Data

5Menganalisis Data

6Interpretasi Data

7Menyususn Laporan

8Sidang Skripsi

B. Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen, karena dalam penelitian hanya melakukan random kelas tidak merandom siswa. Penelitian eksperimen ini dilakukan dengan memberikan perlakuan terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Penelitian eksperimen dilakukan peneliti dengan tujuan untuk mengetes, mengecek atau membuktikan suatu hipotesis, ada tidaknya pengaruh model pembelajaran dari suatu treatment atau perlakuan.Dalam penelitian ini, manipulasi atau pelakuan yang diberikan adalah metode diskusi kepada kelompok eksperimen. Selain terdapat kelompok eksperimen, dalam penelitian ini juga terdapat kelompok kontrol yang diberikan perlakuan dengan metode ceramah. Jadi peneliti melakukan penelitian dengan cara memberikan perlakuan yaitu pembelajaran dengan metode diskusi kepada kelompok eksperimen yang nantinya dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diberikan perlakuan dengan metode ceramah. Kemudian membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan, yaitu ada perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang diajarkan dengan metode diskusi dengan siswa yang diajarkan dengan metode ceramah.Desain yang digunakan dalam ekperimen ini adalah rancangan randomized control group pre tes post test design sebagi berikut:Tabel 3Randomized Control Group Pre Test Post Test Design

Pre TesTreatmentPost Test

T1 T1Xa XbT2 T2

Keterangan:T1: Pre Test untuk kedua kelompokT2: Post test untuk kedua kelompokXa: Perlakuan pemberian metode diskusi dalam pengajaran IPSXb: Perlakuan pemberian metode ceramah dalam pengajaran IPSPenelitian ini dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut:1. Memilih sejumlah subyek (sampel) dari populasi2. Subyek (sampel) dibagi menjadi 2 kelompok

C. Populasi dan Sampel Penelitian1. PopulasiMenurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah "keseluruhan objek penelitian".[footnoteRef:46] Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah peserta didik kelas VI MI Talim Mubtadi Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Tahun Aajaran 2011-2012 yang keseluruhannya berjumlah 60 orang peserta didik terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VIA dan VIB. [46: Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. Ke-14, h. 173]

Kedua kelas tersebut digambarkan pada table di bawah ini:Tabel 4Jumlah Populasi Penelitian

No.KelasLaki-lakiPerempuanJumlah

1VIA181230

2VIB191130

Jumlah Keseluruhan60

Sumber : Data Keadaan Peserta Didik kelas VI MI Talim Mubtadi Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Tahun Aajaran 2011-2012

2. SampelSampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.[footnoteRef:47] Adapun proporsi yang peneliti pergunakan adalah seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.[footnoteRef:48] [47: Ibid., h.174] [48: Ibid., h.176]

Berdasarkan hasil pertimbangan di atas, karena jumlah siswa kurang dari 100, maka peneliti mengambil sampel seluruh siswa kelas VI MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang yang berjumlah 60 orang.

D. Teknik Pengumpulan DataData adalah hasil pencatatan peneliti baik yang berupa fakta ataupun angka.[footnoteRef:49] Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data. Dalam proses pengumpulan data tersebut akan menggunakan satu atau beberapa metode. Jenis metode yang dipilih dan digunakan dalam pengumpulan data, tentunya harus sesuai dengan sifat dan karakteristik penelitian yang dilakukan. Kualifikasi pengambilan data perlu dipertimbangkan. [49: Ibid., h.161]

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, yakni tes awal (Pretest) dan tes akhir (Post Test).Tes tersebut digunakan sebagai alat pengumpul data karena itu diuji terlebih dahulu keandalannya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan alat ukur yang valid dan reliabel, serta mengukur tingkat kesukaran dan daya pembedanya.1. ValiditasValiditas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkatkevalidan atau keshahihan suatu instrument.[footnoteRef:50] Rumus yang digunakan adalah: [50: Ibid., h. 211]

Keterangan : rxy= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah respondenX= Jumlah skor butir soalY= Jumlah skor totalXY= Jumlah perkalian skor butir soal X2= Jumlah kuadrat skor butir soalY2= Jumlah kuadrat skor totalKemudian hasil xryhit dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika didapatkan harga rhit > rtabel, maka butir instrument dikatakan valid, akan tetapi sebaliknya jika harga rhit < rtabel, maka dikatakan bahwa butir instrument tersebut tidak valid.2. ReliabilitasReliabilitas mennjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.[footnoteRef:51] Untuk mengetahui reliabilitas instrument dilakukan dengan rumus Alpha, karena instrument dalam penelitian ini berbentuk angket dan skornya berupa rentangan antara 1 sampai 4 dan uji validitas menggunakan item total. Untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian maka menggunakan rumus Alpha,[footnoteRef:52] yang rumusnya: [51: Ibid., h. 221] [52: Ibid., h. 239]

Keterangan:r11 = Reliabilitas Instrumenk = Banyaknya butir soal12= Jumlah varian butir12 = Varian totalSelanjutnya hasil uji reliabilitas dikonsultasikan dengan harga r product moment pada taraf signifikansi 5%. Jika harga r11 > r table, maka instrumen dikatakan reliabel, dan sebaliknya jika harga r11 < r table, maka dikatakan instrumen tersebut tidak reliable.3. Tingkat KesukaranDalam memberikan soal penelitian guna mengetahui tingkat kesukaran soal berkaitan dengan kemampuan soal tersebut menjaring banyaknya peserta tes dengan benar. Artinya jika siswa yang menjawab soal yang benar adalah banyak, maka dikatakan soal itu mudah. Sebaliknya jika siswa yang menjawab soal dengan benar adalah sedikit, maka soal itu dikatakan sukar. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal digunakan rumus sebagai berikut:

Untuk menginterpretasikan nilai tingkat kesukaran itemnya digunakan ketentuan sebagai berikut:a. Jika banyaknya testi yang gagal 0% < k < 27%, termasuk kategori soal mudahb. Jika banyaknya testi yang gagal 27% k 72%, termasuk kategori soal sedangc. Jika banyaknya testi yang gagal k > 72%, termasuk kategori soal sukar.

E. Teknik Analisa DataMasing-masing data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis sesuai dengan jenis data yang diperoleh. Dari kedua kelas sampel, kelas pertama menggunakan metode diskusi dan kelas kedua menggunakan ceramah, kemudian diadakan post test. Dalam hal ini test digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean. Rumus yang digunakan untuk analisis data adalah rumus t test, yaitu:[footnoteRef:53] [53: Anas Sujiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2011), h. 314]

Keterangan: t=Angka atau koefisien derajat perbedaan Mean kedua kelompokM1= Mean Kelas EksperimenM2= Mean Kelas KontrolX1= Deviasi setiap x1X2= Deviasi setiap X2N1= Jumlah siswa kelas eksperimenN2= Jumlah siswa kelas kontrol

F. Hipotesis StatistikSecara statistik hipotesis dinyatakan sebagai berikut:Ho : E = K ; to < ttHa : E K ; to > ttHo diterima jika Keterangan:Ho= Hipotesis nihilHa= Hipotesis alternatifE= Hasil belajar IPS siswa yang menggunakan metode diskusiK= Hasil belajar IPS siswa yang menggunakan metode ceramah.to= t hitungtt= t table

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 0. Sejarah Singkat Berdirinya MI Talim Mubtadi Cipondoh TangerangMI Talim Mubtadi pertama kali didirikan pada tahun 1968, didirikan atas dasar keprihatinan masyarakat akan pendidikan yang semakin menurun dan jauhnya anak-anak mereka pergi untuk menuntut ilmu. Sehingga masyarakat berinisiatif untuk mendirikan sekolah di lingkungan mereka, dan salah satu masyarakat tersebut mewakafkan tanahnya untuk mendirikan sekolah.Maka pada tahun 1968 berdirilah sekolah MI Talim Mubtadi untuk kegiatan belajar mengajar. Kemudian pada tahun 1998 Yayasan MI Talim Mubtadi mengalami perubahan pembagian sekolah menjadi 2 yaitu Talim Mubtadi I yang kegiatan belajarnya pada siang hari dan Talim Mubtadi 2 yang kegiatan belajar mengajarnya pada pagi hari. Alasan adanya pembagian sekolah menjadi 2 dikarenakan pada waktu itu murid terlalu banyak. Hingga saat ini MI Talim Mubtadi 2 di kepalai oleh Bapak Mudini.

0. Visi dan Misi MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang

52Sejak awal berdirinya MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang telah menetapkan visi dan misi sebagai berikut:a. Visi Kemadirian, berkualitas, serta mampu menjawab tantangan zaman.b. Misi 0. Mengefektifkan kegiatan belajar mengajar.0. Mewujudkan siswa taat melaksanakan ibadah.0. Menanamkan kebiasaan berprilaku sopan dan santun.0. Mengintensifkan bimbingan belajar.0. Meningkatkan latihan olah raga secara rutin.0. Membina dan mengembangkan seni budaya Islam.

0. Struktur OrganisasiMI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang merupakan lembaga formal yang di dalamnya terhimpun berbagai komponen yang membentuk sebuah organisasi. Adapun struktur organisasi MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang dapat dilihat dalam lampiran. 0. Letak GeografisSecara geografis letak MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang sangat strategis, yakni di Jalan Maulana Hasanudin Sipon Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.Penduduk di lingkungan MI Talim Mubtadi cukup padat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah sedangkan suku dan agama penduduk bersifat heterogen tetapi mayoritas beragama Islam.0. Keadaan Madrasaha. Nama Madrasah: MI Talim Mubtadib. Alamat Madrasah: Jl. Maulana Hasanudin Rt. 03/03 Sipon Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Telp. 085207321645 / 085770368013c. Status Akreditasi: Cd. Nomor Statistik: 111.235.671.0020e. Nomor NPSN: 20607104f. Tahun didirikan: 1968g. Tahun Beroperasi: 1969h. Status Tanah: Wakafi. Luas Tanah: 948 m2j. Luas Bangunan: 450 m2k. Fasilitas

Tabel 5Keadaan Sarana dan Prasarana MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang

NoJenis FasilitasJumlahKeterangan

1Ruang Belajar68 x 7 m2

2Ruang Laboratorium Komputer12 x 3 m2

3Ruang Perpustakaan12 x 2 m2

4Masjid--

5Lapangan--

6Ruang Multimedia--

NoJenis FasilitasJumlahKeterangan

7Ruang Guru14 x 4 m2

8Ruang Tata Usaha11.5 x 2 m2

9Ruang Kepala Sekolah13 x 3 m2

10Ruang Pramuka13 x 4 m2

11Kantin Koperasi--

12Kamar Mandi Guru 12 x 3 m2

13Kamar Mandi Siswa 12 x 2 m2

14Ruang Dapur 12 x 3 m2

15Ruang BK13 x 4 m2

0. Keadaan Guru dan Siswaa. Keadaan GuruJumlah seluruh personil MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang 22 orang terdiri dari 16 orang guru dan 6 orang karyawan dan TU. Adapun data personil Guru dan Karyawan sebagai berikut:Tabel 6Daftar Guru MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang

NoNamaL/PPendidikanTerakhirJabatanMengajar Bidang Studi

1Mudini, A.MaLS1Kepala Madrasah-

2Mashudi, A.MaLS1GuruMatematika dan Al-Quran Hadits

3Dra. MaryaniPS1Wa.Kep.SekFiqih dan IPS

4MaryamahPS1Bendahara

5SyarifudinLS1GuruPKn dan Penjaskes

6Sulastri, S.Pd.IPS1Guru Kelas

NoNamaL/PPendidikanTerakhirJabatanMengajar Bidang Studi

7Mubaidillah, A.MaPS1GuruBahasa Indonesia, Akidah Akhlak dan SKI

8Mariyam, S.Pd.IPS1Guru Kelas

9Arsudin, S.PdLS1GuruBahasa Arab

10Umayati, S.Pd.IPS1Guru Kelas

11Ummuatiyah, S.PdPS1GuruBahasa Inggris

12Ibnu Khozin, S.Pd.ILS1GuruIPA

13SopianLSMAGuruOlah Raga

14Arif Van IslamiLSMAGuruTeknologi dan Informatika (TIK)

15M. TohirLSMAGuruPencak Silat

16M. RidwanLSMAGuruPramuka

17MursanLSMAGuruKesiswaan dan Guru Piket

18FitriyahPSMAGuruPramuka

19RohayaPSDOfficePenjaga Sekolah

20Dede MaulanaLSMAGuruPramuka

21Tuti AlawiyahPSMAGuruPramuka

22Andi LalaLSMAGuruPramuka

Sumber: data sekolah

b. Keadaan Peserta DidikJumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2011/2012 seluruhnya berjumlah 216 orang. Dengan jumlah rombongan belajar (rombel) sebanyak 6 rombel. Persebaran jumlah peserta didik antar kelas antara 25 s/d 45 orang. Adapun jumlah peserta didik 6 tahun terakhir sebagai berikut:

Tabel 7Data Peserta Didik MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang

Tahun PelajaranSiswaLaki-lakiSiswa PerempuanJumlah

2006/200710387190

2007/200810387190

2008/20099987186

2009/201013389222

2010/2011105106211

2011/2012107109216

1. Deskripsi Hasil PenelitianPenelitian dilaksanakan pada dua kelas dengan menggunakan metode diskusi dan ceramah. Siswa kelas VI A (30 orang) belajar menggunakan metode diskusi dan siswa kelas VI B (30 orang ) belajar menggunakan metode ceramah. Penelitian ini melibatkan guru kelas VI MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang berperan sebagai observer dan peneliti menerapkan model pembelajaran. Nama-nama responden (sampel penelitian) dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 8Sampel PenelitianPeserta Didik Kelas VI AMI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang

No.Nama Peserta DidikKode Responden

1Boby Bagus BB

2Catur SulistyoriniCS

3Ika WulandariIW

No.Nama Peserta DidikKode Responden

4Nessia Ayu SaraswatiNA

5Augiarti Ayu PangestuAP

6Amira Vida NarindraAV

7Arinda Kamiliana PAK

8Azizah Yuka HapsariAY

9Ayu Nur HidayatAN

10Ahmad Wisnu SaputraAW

11Aris Tri WibowoAT

12Aziz ApriliantoAA

13Agus SusantoAS

14Aby Surya Ari PAR

15Diah RatnasariDR

16Desiana MasudahDM

17Eva HidayatiEH

18Eka WulandariEW

19Erwan WibowoEB

20Farid Ardiatmo NFA

21Faisal Lambang PFL

22Herman SetiawanHS

23HaryatiHY

24Ibanie Putri AIP

25Janatu NawangsariJN

26Kurnia Bani PuryanaKB

27Krisna Bayu AjiKA

28M. Luqman HakimML

29M. Syarief HidayatMS

30NilasariNS

Tabel 9Sampel PenelitianPeserta Didik Kelas VI BMI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang

No.Nama Peserta DidikKode Responden

1Anggoro Puji RahayuAP

2Aji Pamungkas Jaya PutraAJ

3Afnafia RahmadhaniAR

4Ervin YuniawatiEY

5Manteb RibowoMR

6Ricas Sugiharjo NugrohoRS

7Wahyu Budi UtomoWB

8Yusuf BaktiarYB

9Andika Setio AdiAS

10Agustin Dian SafitriAD

11Berly Kristian GitamiBK

12Devita Putriana SetyawatiDP

13Dinny Elvandari PrinawatiDE

14Ema Gusta ArdianawatiEG

15Fatoni KurniawanFK

16Ganendra Wisanggeni PutraGW

17Isna PratiwiIP

18Intan RomandaniIR

19Ibnu Soyan RifaiIS

20Indah WijayantiIW

21Linda SetyaningsihLS

22Mila Kusnia PinanditaMK

23Muhammad Fikri NahariMF

24Nezar Adi SusiloNA

25Nur Rahmi LutfianingrumNR

26Pitantio AtmajaPA

No.Nama Peserta DidikKode Responden

27Rahman Dwi PrasetyoRD

28Reto KurniasihRK

29Rangga Asyari WibawaRA

30Ricky Jaka SutrisnoRJ

1. Praktik Pembelajaran IPS dengan Metode Diskusi dan CeramahPada pembelajaran IPS dengan metode diskusi di kelas VI A, siswa terlibat langsung dalam mempelajari dan memahami materi, siswa secara aktif bersama-sama siswa yang lain membahas dan memahami materi dalam kelompok.Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang kemudian memahami materi yang telah di tugaskan. Setelah semua kelompok siap, kemudian siswa berdiskusi dan saling membantu satu dengan yang lain dalam kelompoknya agar dapat memahami secara bersama-sama materi yang telah ditentukan, tahap selanjutnya setelah diskusi kelompok dilakukan, persentasi kelas dimana setiap kelompok mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya dalam kelas dan setelah itu dilakukan tes kemampuan akhir pada pertemuan kedua untuk mengetahui hasil belajar siswa.Penerapan Pembelajaran IPS dengan metode diskusi dilakukan dalam dua pertemuan, pertemuan pertama, suasana kelas terlihat kurang kondusif, siswa masih tampak enggan dan malu untuk aktif dalam diskusi, kerjasama siswa kurang terbentuk baik dalam diskusi kelompok maupun dalam persentasi kelas, namun dari segi alokasi waktu penerapan teknik ini sudah cukup sesuai dengan rencana pembelajaran. Pada pertemuan kedua Pembelajaran IPS dengan metode diskusi, siswa sudah nampak terbiasa dengan metode ini, dalam diskusi maupun persentasi kelas pada pertemuan ini siswa tampak sudah dapat bekerjasama dengan cukup baik dan bertanggung jawab. Siswa sudah lebih aktif dalam mengajukan pertanyaan maupun memberikan gagasan dan menjawab pertanyaan, serta alokasi waktu yang telah sesuai dengan rencana pembelajaran.Sedangkan penerapan pembelajaran IPS dengan metode ceramah dilakukan pada kelas VI B, siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru di depan kelas, sesekali guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang merasa belum jelas. Pembelajaran IPS dengan metode ceramah dilakukan dalam dua pertemuan, pertemuan pertama guru menjelaskan materi dengan berceramah di depan kelas lalu berdiskusi kepada siswa, setelah memberikan tugas yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS). Pada pertemuan kedua guru mengadakan tes hasil pembelajaran dengan memberikan soal-soal berkenaan dengan materi pembelajaran.

1. Data Hasil Belajar IPS SiswaData yang dikumpulkan penulis dalam penelitian yaitu berupa data hasil belajar IPS siswa yang diperoleh dengan menggunakan instrumen tes hasil belajar yang diberikan sebagai tes kemampuan awal (pretes) dan tes kemampuan akhir (postes). Berikut data hasil penelitian yang diperoleh:Tabel 10Kelas EksperimenNilai Prestasi Belajar IPS Kelas VI AYang Menggunakan Metode Diskusi

No.Kode RespondenNilai Prestasi Belajar IPS

1AP86

2AJ76

3AR87

4EY92

5MR92

6RS85

7WB87

8YB86

9AS84

10AD93

11BK84

12DP82

13DE81

14EG84

15FK84

16GW79

17IP81

18IR83

19IS82

20IW85

21LS88

22MK87

23MF85

No.Kode RespondenNilai Prestasi Belajar IPS

24NA83

25NR80

26PA84

27RD83

28RK85

29RA85

30RJ86

Tabel 12Kelas KontrolNilai Prestasi Belajar IPS Kelas VI BYang Menggunakan Metode Ceramah

No.Kode RespondenNilai Prestasi Belajar IPS

1BB74

2CS71

3IW83

4NA83

5AP82

6AV79

7AK82

8AY86

9AN83

10AW80

11AT83

12AA80

13AS85

14AR85

15DR72

16DM89

No.Kode RespondenNilai Prestasi Belajar IPS

17EH81

18EW83

19EB83

20FA87

21FL82

22HS81

23HY80

24IP79

25JN80

26KB78

27KA80

28ML85

29MS83

30NS83

1. Pengujian Hipotesis dan Interpretasi DataSetelah data terkumpul secara lengkap, maka tahap berikutnya adalah mengolah data. Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah dengan t test. Penyajian data selanjutnya diberikan dalam bentuk tabel persiapan untuk perhitungan t test. Sesuai dengan pasangan subyek yang ditulis dengan kodenya pada kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 12Tabel Persiapan Perhitungan t-testPerbedaan Prestasi Belajar IPS Yang Menggunakan Metode DiskusiDengan Prestasi Belajar IPS Yang Tidak Menggunakan Metode Diskusi

NOSKORSimpangan (deviasi) X1Simpangan (deviasi) X2X12X22

X1X2

186741.5-7.32.453.0

27671-8.5-10.371.7105.7

387832.51.26.41.5

492837.51.756.82.9

592827.50.256.80.0

685790.5-2.30.35.2

787822.50.76.40.5

886861.54.72.422.2

98483-0.51.70.22.9

1093808.0-1.364.51.6

118483-1.01.20.91.5

128280-2.5-1.36.11.6

138185-4.03.715.713.8

148485-1.03.70.913.8

158472-0.5-9.30.286.2

167989-6.07.235.652.1

178181-3.5-0.312.00.1

188383-2.01.73.92.9

198283-3.01.78.82.9

2085870.55.20.327.2

2188823.00.79.20.5

2287812.5-0.36.40.1

2385800.5-1.30.31.6

248379-2.0-2.33.95.2

258080-4.5-1.320.01.6

268478-0.5-3.30.210.8

278380-2.0-1.33.91.6

2885850.53.20.310.3

2985830.51.20.31.5

3086831.51.72.42.9

2534.02438.5(0.0)0.0398.9667434.3

Cara perhitungan mean dan deviasi terlampirBerdasarkan data pada tabel di atas, dapat diketahui: N = 30

Berdasarkan data di atas, maka hasil uji t penggunaan metode diskusi dan metode ceramah adalah sebagai berikut:

Selanjutnya untuk melakukan pengujian hipotesis yang di ajukan sebelumnya, yaitu : Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar mata pelajaran IPS antara peserta didik yang diajar dengan metode diskusi dengan peserta didik yang diajar dengan metode ceramah pada peserta didik di MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang.Berdasarkan hipotesis kerja atau hipotesis penelitian tersebut, hipotesis sebelumnya dirumuskan sebagai berikut:1. Hipotesa Nihil (HO) yaitu, tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar mata pelajaran IPS antara peserta didik yang diajar dengan metode diskusi dengan peserta didik yang diajar dengan metode ceramah pada peserta didik di MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang2. Hipotesa Alternatif (Ha) yaitu, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar mata pelajaran IPS antara peserta didik yang diajar dengan metode diskusi dengan peserta didik yang diajar dengan metode ceramah pada peserta didik di MI Talim Mubtadi Cipondoh TangerangAdapun kriteria pengajuannya adalah: jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika thitung < dari ttabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Terlebih dahulu peneliti mencari derajat bebasnya (df dan db). Rumusnya adalah sebagai berikut:Df =(N1 + N2) - 2= (30 + 30) - 2= 60 2= 58Dengan memeriksa ttabel ternyata bahwa dengan df sebesar 58, pada taraf signifikan 5% diperoleh ttabel = 2,00 sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh ttabel = 2,66. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan baik pada taraf signifikan 5% (3,25 > 2,00) maupun pada taraf signifikansi 1% (3,25 > 2,66). Hal ini berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan terbukti kebenarannya karena to, lebih besar dari tt dan hipotesa nihil atau hipotesa nol (Ho) ditolak kebenarannya. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar mata pelajaran IPS antara peserta didik yang diajar dengan metode diskusi dengan peserta didik yang diajar dengan metode ceramah pada peserta didik di MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang.

1. Pembahasan Hasil PenelitianUntuk mencari pengaruh penggunaan metode pembelajaran pada pembelajaran IPS, peneliti menggunakan rumus uji t yang kemudian hasilnya dikonsultasikan pada nilai ttabel. Cara ini ditempuh dengan terlebih dahulu mengetahui derajat bebasnya yaitu 58, kemudian dikonsultasikan dengan ttabel dengan Df = 58 pada taraf signifikansi 5% diperoleh 2,00 ternyata to lebih besar daripada ttabel, karena itu hipotesa alternatif diterima dan terbukti kebenarannya, sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh ttabel sebesar 2,66. Pada taraf ini juga ternyata hasil perhitungan to lebih besar dari pada ttabel maka hipotesa alternatif diterima dan hipotesa nol ditolak, sehingga dapat diinterpretasikan antara penggunaan metode diskusi dan metode ceramah pada pembelajaran IPS terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan.Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar mata pelajaran IPS antara peserta didik yang diajar dengan metode diskusi dengan peserta didik yang diajar dengan metode ceramah pada peserta didik di MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang.Kesimpulan ini sesuai dengan penelitian serupa tentang perbandingan penggunaan metode diskusi dengan metode ceramah pada pelajaran IPS yang diteliti oleh Sri mujiastuti.[footnoteRef:54] [54: Sri Mujiastuti, Penggunaan Metode Diskusi pada Mata Pelajaran IPS dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik di SD Negeri Sampangan 04 Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang Tahun Ajaran 2004 2005, (Skripsi Universitas Negeri Semarang, tidak diterbitkan), h. 61]

Keberhasilan penggunaan metode diskusi pada kelas VI A, disebabkan oleh beberapa faktor yang menyangkut persiapan dan pelaksanaan yang dilakukan oleh guru. Peserta didik yang berjumlah 30 orang dibagi dalam enam kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang dengan latar belakang yang beragam, seperti tingkat ekonomi, kepandaian, perilaku dan jenis kelamin.Masih dalam tahap persiapan, guru menentukan pokok bahasan yang akan didiskusikan oleh peserta didik. Guru kemudian membacakan anggota kelompok masing-masing. Pengelompokan di atas sudah dipertimbangkan sebelumnya yaitu dengan memperhatikan tingkat kepemilikan ekonomi (yang memiliki buku lebih lengkap, dan yang tidak memiliki buku penunjang), perilaku sehari-hari peserta didik (aktif, pendiam/pasif, masa bodoh/kurang perhatian) dan tingkat kepandaian. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar diantara peserta didik terjadi interaksi yang baik untuk bisa saling melengkapi dan membantu.Dalam pelaksanaan diskusi yang bersifat kelompok, guru juga memberikan alat evaluasi berupa soal-soal yang harus dikerjakan secara bersamasama. Selama kegiatan diskusi berlangsung, guru melakukan pengamatan terhadap perilaku dan pendapat yang dilontarkan oleh peserta didik dalam kelompoknya. Peserta didik dibiarkan secara bebas mengemukakan pendapat bersumber dari bahan bacaan yang mereka gunakan, dan mereka dipersilakan bertanya pada guru apabila ada soal atau permasalahan yang tidak jelas.Dari hasil pengamatan selama penelitian berlangsung, terdapat kecenderungan bahwa kreatifitas peserta didik meningkat, mereka bisa saling menghargai pendapat orang lain, serta muncul kepercayaan diri, serta memupuk rasa kebersamaan dari berbagai latar belakang yang berbeda. Keadaan demikian bisa dipupuk dan dikembangkan dalam pembelajaran IPS, sehingga peserta didik tidak semata-mata mendapatkan nilai dalam aspek kognitif, tapi juga aspek efektif dan psikomotor. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan metode diskusi memiliki kelbihan-kelebihan yaitu: 0. Merangsang kreatifitas siswa, ide, gagasan, prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah0. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain0. Memperluas wawasan0. Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah.[footnoteRef:55] [55: Syaiful Bahri Djamarah, ..h. 88]

Namun demikian pelaksanaan metode diskusi dalam pelajaran IPS tidak selalu diterapkan. Kondisi demikian dikarenakan beberapa faktor seperti minimnya waktu yang tersedia dan pokok bahasan yang harus disampaikan terlalu padat. Pembicaraan terkadang menyimpang sehingga memakan waktu panjang. Bagi peserta didik yang suka bicara biasanya mendominasi kelompoknya.

1. Keterbatasan Hasil PenelitianPenelitian ini hanya dilakukan pada populasi yang terbatas hanya pada kelas VI MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang saja, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan secara luas. Penelitian ini juga belum mengangkat faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa kecuali faktor metode pembelajaran dalam kelas.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian penggunaan metode diskusi pada mata pelajaran IPS dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:1. Penggunaan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di MI Talim Mubtadi Tangerang dilaksanakan dengan baik dan mendapatkan respon yang positif dari siswa, ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang meningkat.2. Berdasarkan hasil pengamatan prestasi belajar siswa meningkat, baik secara kognitif maupun secara sikap. Ini bisa dilihat dari sikap siswa pada saat belajar yang sudah tidak pasif lagi, berani berdiskusi, mengemukakan pendapat dan lain-lain.3. 72Dari hasil perhitungan hasil pretest dan postes dan didistribusikan ke dalam rumus uji t dan diperoleh thitung 3,25 sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 1% diperoleh ttabel = 2,66. Berarti thitung > ttabel, maka Ha yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar IPS pada peserta didik kelas VI MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang antara yang diajar melalui metode diskusi dengan metode ceramah. Sedangkan hasil perhitungan rata-rata (mean) peningkatan hasil belajar siswa antara kedua kelas tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode diskusi lebih baik daripada prestasi belajar IPS siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah yaitu mean peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen 84,47 dan mean peningkatan prestasi belajar siswa kelas control 81,28.

B. Saran-SaranBerdasarkan penelitian yang telah dilakukan, untuk selanjutnya penulis ingin memberikan saran yang dapat membantu usaha meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS. Saran-saran yang dimaksud adalah sebagai berikut:1. Sekolah perlu memberikan metode diskusi selain penggunaan metode ceramah atau yang lainnya.2. Untuk peningkatan prestasi belajar, maka peserta didik mulai dilatih untuk berdiskusi, untuk menambah wawasan belajarnya sehingga apa yang diperoleh dari metode ceramah dapat dikembangkan dan peserta didik dilatih untuk dapat mengemukakan pendapat atau ide-idenya.3. Dengan penggunaan diskusi penyampaian materi pelajaran IPS akan lebih baik dan peserta didik akan lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2010)

Anas Sujiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2011)

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996)

Martinis Yamin, Desain PembelajaranBerbasis Tingkat Satuan Pendidikan. (Jakarta: PTGaung Persada Press, 2010)

Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2009)

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010)

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010)

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992)

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992)

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001)

Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung: Laboratorium PKn UPI Press, 2008)

Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)

Slameto, Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010)

Suharsemi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara.,1987)

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006)

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006)

Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010)

Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),

Gambar. 1Struktur Organisasi MI Talim Mubtadi Cipondoh Tangerang

KETUA YAYASANROJALI, SH

KEPALA SEKOLAHMUDINI, A.Ma

WAKEP. MADRASAHDra. MARYANITATA USAHAMARYAMAH

BID. KESISWAANMUBAIDILLAH, A.MaBID. BP/BKSYARIFUDINBID. UKSMARIYAM, A.MaBID. KURIKULUMDra. MARYANI

SISWA/SISWIWALI KELASWALI KELAS

Lampiran 2

HASIL PRETES DAN POSTTEST EKSPERIMEN

NoNama. RespondenNILAIRata-Rata

Pre testPostest

1Boby Bagus Kristian829086

2Catur Sulistyorini728076

3Ika Wulandari849087

4Nessia Ayu Saraswati909492

5Augiarti Ayu Pangestu899592

6Amira Vida Narindra809085

7Arinda Kamiliana P849087

8Azizah Yuka Hapsari858786

9Ayu Nur Hidayat838584

10Ahmad Wisnu Saputra909593

11Aris Tri Wibowo808784

12Aziz Aprilianto808482

13Agus Susanto808181

14Aby Surya Ari P828584

15Diah Ratnasari808884

16Desiana Masudah758279

17Eva Hidayati808281

18Eka Wulandari808583

19Erwan Wibowo768782

20Farid Ardiatmo N809085

21Faisal Lambang P859088

22Hermanus Setiawan849087

23Haryati809085

24Ibanie Putri A808583

25Janatu Nawangsari758580

26Kurnia Bani Puryana808884

27Krisna Bayu Aji808583

28M. Luqman Hakim809085

29M. Syarief Hidayat858585

30Nilasari858786

Jumlah2534

Lampiran 3

HASIL PRETES DAN POSTTEST KONTROL

NoNama. RespondenNILAIRata-Rata

Pre testPostest

1Anggoro Puji Rahayu747474

2Aji Pamungkas Jaya Putra628071

3Afnafia Rahmadhani808583

4Ervin Yuniawati838383

5Manteb Ribowo788582

6Ricas Sugiharjo Nugroho738579

7Wahyu Budi Utomo828282

8Yusuf Baktiar829086

9Andika Setio Adi838383

10Agustin Dian Safitri808080

11Berly Kristian Gitami808583

12Devita Putriana Setyawati808080

13Dinny Elvandari Prinawati858585

14Ema Gusta Ardianawati858585

15Fatoni Kurniawan727272

16Ganendra Wisanggeni Putra829589

17Isna Pratiwi818181

18Intan Romandani838383

19Ibnu Soyan Rifai838383

20Indah Wijayanti858887

21Linda Setyaningsih828282

22Mila Kusnia Pinandita818181

23Muhammad Fikri Nahari808080

24Nezar Adi Susilo797979

25Nur Rahmi Lutfianingrum808080

26Pitantio Atmaja787878

27Rahman Dwi Prasetyo808080

28Reto Kurniasih828785

29Rangga Asyari Wibawa808583

30Ricky Jaka Sutrisno808683

Jumlah2438.5

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran:Ilmu Pengetahuan SosialKelas / Semester:VI / IIAlokasi Waktu:18 x 35 menitPert. 1 5 (5 minggu)

I. Standar Kompetensi:Memahami gejala (peristiwa) di Indonesia dan sekitarnya.II. Kompetensi Dasar:Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetanggaIII. Indikator:- Menemutunjukkan pada peta letak dan nama negara tetangga Indonesia. - Membandingkan ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan negara-negara lain.

IV. Materi PokokGejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga

V. Langkah-Langkah Pembelajaran (Pertemuan 1-5)Pertemuan 1 Pengamatan Peta Asia Tenggara Tanya jawab tentang Peta Asia Tenggara Menemutunjukkan negara-negara Asia TenggaraPertemuan 2 Pengamatan Peta Asia Tenggara Mendisusikan negara-negara Asia Tenggara Menggambar peta negara-negara Asia Tenggara

Pertemuan 3 Pengamatan peta Asia Tenggara Mendiskusikan tentang ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan negara-negara di Asia Tenggara Menemutunjukkan ciri-ciri gejala ala Indonesia denga Negara-negara di Asia Tenggara.Pertemuan 4 Pengamatan peta Asia Tenggara Menyebutkan ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan negara-negara di Asia Tenggara Tanya jawab ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan negara-negara di Asia Tanggara.Pertemuan 5 Kesimpuan guru dan siswa Evaluasi

VI. Alat Dan Sumber Bahan Gambar peta Indonesia Gambar Peta Asia Tenggara

VII. Penilaian-Tes tertulis: Pilihan ganda, jawab singkat-Pengamatan / perbuatan

Mengetahui,Kepala Sekolah

Mudini, A.MaNIP. Tangerang, Januari 2012Guru Kelas

Dra. Hj. MaryanihNIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran:Ilmu Pengetahuan SosialKelas / Semester:VI / IIAlokasi Waktu:18 x 35 menitPert. 6 9 (4 minggu)

I. Standar Kompetensi:Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya.II. Kompetensi Dasar:Mengenal cara-cara menghadapi bencana alam.III. Indikator:- Menjelaskan cara-cara menghadapi bencana alam. - Menunjukkan jenis-jenis bencana alam.

IV. Materi PokokCara menghadapi bencana alam

V. Langkah-Langkah Pembelajaran (Pertemuan 6-9)Pertemuan 6 Menjelaskan tentang cara-cara menghadapi bencana alam Tanya jawab tentang cara-cara menghadapi bencana alam Mendiskusikan tentang cara-cara menghadapi bencana alamPertemuan 7 Mengamati gambar bencana alam Menentukan cara-cara menghadapi bencana alam Mendiskusikan bantuan yang sesuai dengan bencana alam yang terjadiPertemuan 8 Tanya jawab tentang pelajaran yang lalu Menjelaskan tentang jenis-jenis bencana alam Mendiskusikan penyebab tiap jenis bencana alam

Pertemuan 9 Kesimpulan guru da siswa Evaluasi

VI. Alat Dan Sumber Bahan Gambar peta Indonesia Gambar Peta Asia Tenggara

VII. Penilaian-Tes tertulis: jawab singkat, uraian-Pengamatan / perbuatan

Mengetahui,Kepala Sekolah

Mudini, A.MaNIP. Tangerang, Januari 2012Guru Kelas

Dra. Hj. MaryanihNIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran:Ilmu Pengetahuan SosialKelas / Semester:VI / IIAlokasi Waktu:15 x 35 menitPert. 10 14 (4 minggu)

I. Standar Kompetensi:Memahami peranan Indonesia di era globalisasiII. Kompetensi Dasar:Menjelaskan peranan Indonesia pada era globalisasi dan dampak positif serta negatifnya terhadap kehidupan Bangsa IndonesiaIII. Indikator:- Menjelaskan peranan Indonesia pada era globalisasi. Menunjukkan contoh perubahan perilaku masyarakat sebagai dampak globalisasi (Misalnya : gaya hidup, makanan, pakaian, komunikasi, perjalanan nilai-nilai dan tradisi).

IV. Materi PokokPeranan Indonesia pada era globalisasi dan dampak positif serta negatifnya terhadap keidupan bangsa Indonesia.

V. Langkah-Langkah Pembelajaran (Pertemuan 10-14)Pertemuan 10 Tanya jawab tentang materi Yang telah diajarkan Menjelaskan peranan Indonesia pada era globalisasi Mendiskusikan peranan Indonesia pada era globalisasi.Pertemuan 11 Tanya jawab tentang materi Yang telah diajarkan Menjelaskan contoh-contoh perubahan perilaku masyarakat sebagai dampak globalisasi. Mendiskusikan contoh-contoh perubahan pada era globalisasi.Pertemuan 12 Tanya jawab tentang materi Yang telah diajarkan Menjelaskan dampak positif terhadap kehidupan bangsa Indonesia akibat globalisasi Mendiskusiakan dampak positif globalisasi terhadap kehidupan bangsa Indonesia.Pertemuan 13 Tanya jawab tentang materi Yang telah diajarkan Menjelaskan dampak negatif terhadap kehidupan bangsa Indonesia akibat globalisasi Mendiskusikan dampak negatif globalisasi terhadap kehidupan bangsa Indonesia.Pertemuan 14 Kesimpuan guru dan siswa Evaluasi

VI. Alat Dan Sumber Bahan Gambar pabrik tekstil Gambar kilang minyak

VII. Penilaian-Tes tertulis: jawab singkat, Pilihan ganda, Uraian-Pengamatan / perbuatan

Mengetahui,Kepala Sekolah

Mudini, A.MaNIP. Tangerang, Januari 2012Guru Kelas

Dra. Hj. MaryanihNIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran:Ilmu Pengetahuan SosialKelas / Semester:VI / IIAlokasi Waktu:15 x 35 menitPert. 15 18 (4 minggu)

I. Standar Kompetensi:Memahami peranan Indonesia di era globalisasi mengenai manfaat ekspor dan impor di Indonesia.II. Kompetensi Dasar:Mengenal manfaat ekspor dan impor di Indonesia sebagai kegiatan ekonomi antar bangsa.III. Indikator: - Menemutunjukkan barang yang di Ekspor dan di Impor oleh Indonesia. - Menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan pertukaran barang-barang antara Indonesia dan luar negeri. - Menunjukkan manfaat adanya pertukaran barang antara Indonesia dan luar negeri.

IV. Materi PokokGejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga

V. Langkah-Langkah Pembelajaran (Pertemuan 1-5)Pertemuan 1 Pengamatan Peta Asia Tenggara Tanya jawab tentang Peta Asia Tenggara Menemutunjukkan negara-negara Asia TenggaraPertemuan 2 Pengamatan Peta Asia Tenggara Mendisusikan negara-negara Asia Tenggara Menggambar peta negara-negara Asia TenggaraPertemuan 3 Pengamatan peta Asia Tenggara Mendiskusikan tentang ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan negara-negara di Asia Tenggara Menemutunjukkan ciri-ciri gejala ala Indonesia denga Negara-negara di Asia Tenggara.Pertemuan 4 Pengamatan peta Asia Tenggara Menyebutkan ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan negara-negara di Asia Tenggara Tanya jawab ciri-ciri gej