Bab i Tutorial (2)

26

Click here to load reader

Transcript of Bab i Tutorial (2)

Page 1: Bab i Tutorial (2)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Beberapa hal yang mendasar dalam proses belajar mengajar salah satunya

adalah sebuah metode pembelajaran yang digunakan oleh seorang pendidik.

Dimana ketepatan dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan metode

pembelajaran yang benar akan mempermudah dan mempercepat proses

penyampaian ilmu kepada anak didik, maka sebagai pengajar perlunya kita

memeperhatikan metode belajar yang kita gunakan dalam pembelajaran apakah

sesuai dengan standar kompetensi saat ini.

Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur.  Atau pengertian lainnya

yaitu teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar dan menyajikn

bahan pelajaran pada siswa di dalam kelas, baik secara individual maupun secara

kelompok / klasikan, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan

oleh siswa dengan baik.

Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode

pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan

dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.

Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode

pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh

pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk

mencapai tujuan”.

Berdasarkan definisi / pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan

tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu

cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar

pada diri siswa untuk mencapai tujuan.

1

Page 2: Bab i Tutorial (2)

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pembelajaran adalah

metode tutorial / bimbingan. Tutorial (tutoring) adalah bantuan atau bimbingan belajar

yang bersifat akademik oleh tutor kepada mahasiswa (tutee) untuk membantu kelancaran

proses belajar madiri mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan

materi ajar.

Program tutorial pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang

bertujuan memberikan bantuan kepada siswa atau peserta didik agar dapat

mencapai hasil belajar optimal.

2

Page 3: Bab i Tutorial (2)

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 METODE PEMBELAJARAN

Menurut Nana Sudjana (2005:76) metode pembelajaran adalah cara yang

dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pelajaran.

Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009:88) menyatakan, metode pembelajaran

adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yangdilakukan oleh pendidik agar

terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

Pada saat ini metode pembelajaran yang paling banyak digunakan oleh

para guru ada semacam ceramah atau menerangkan apa yang ada didalam buku

teks. Porsi ini bisa sekitar 80% , baru sisanya semacam praktek di laboratorium,

diskusi, dan demonstrasi. Memang untuk beberapa mata pelajaran porsi-porsi

metode pembelajaran berbeda-beda.

Metode pembelajaran yang baik adalah bagaimana siswa bisa mengerti,

untuk membuat siswa mengerti yang paling bagus adalah mengajak mereka

berpartisipasi dengan cara praktek dilaboratorium, diskusi atau debat. Mereka

dapat mengerti karena keterlibatan mereka, biasanya jika mereka paham melalui

proses ini mereka akan lebih mudah untuk mengingat.

II.1.1 MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN

a. Metode Ceramah

Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan

atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk

mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.

Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat

dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat

mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.

3

Page 4: Bab i Tutorial (2)

Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah

cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu.

Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa

informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

b. Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang

peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau

saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga

didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang

menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat

interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).

Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding

metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam

pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi

dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya

lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah

lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada

metode diskusi.

c. Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode

pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara

mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses

mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah

bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang

sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh

kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis,

cara membuat kue, dan sebagainya.

4

Page 5: Bab i Tutorial (2)

Kelebihan Metode Demonstrasi :

a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.

b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.

c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat

dalam diri siswa.

Kelemahan metode Demonstrasi :

a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang

diperagakan.

b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.

c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang

menguasai apa yang didemonstrasikan.

d. Metode Ceramah Plus

Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran

yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang

dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode

ceramah plus, diantaranya yaitu:

a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas

b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas

c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

e. Metode Resitasi

Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran

dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.

Kelebihan Metode Resitasi adalah :

a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri

akan dapat diingat lebih lama.

5

Page 6: Bab i Tutorial (2)

b. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian,

inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.

Kelemahan Metode Resitasi adalah :

a. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik

hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah

mengerjakan sendiri.

b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.

c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

f. Metode Eksperimental

Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara

pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas

percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang

dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk

mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu

proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan

menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.

g. Metode Study Tour (Karya wisata)

Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode

mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek

guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat

laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut

dengan didampingi oleh pendidik.

6

Page 7: Bab i Tutorial (2)

h. Metode Latihan Keterampilan

Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode

mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang

kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan

keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan

manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan

keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang

otomatis pada peserta didik.

i. Metode Pengajaran Beregu

Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar

dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing

mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai

kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian

digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung

berhadapan dengan team pendidik tersebut.

j. Peer Theaching Method

Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama

teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya

sendiri.

k. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan

hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode

berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-

metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik

7

Page 8: Bab i Tutorial (2)

kesimpulan. Metode problem solving merupakan metode yang

merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas

pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-

pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan

pendapatnya.

l. Project Method

Project Method adalah metode perancangan adalah suatu

metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu

proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

m. Taileren Method

Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan

menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian

disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan

masalahnya

n. Metode Global (ganze method)

Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa

disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa

yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.

o. Metode Tutorial

Tutorial (tutoring) adalah bantuan atau bimbingan belajar yang

bersifat akademik oleh tutor kepada mahasiswa (tutee) untuk membantu

8

Page 9: Bab i Tutorial (2)

kelancaran proses belajar madiri mahasiswa secara perorangan atau

kelompok berkaitan dengan materi ajar.

II.2 METODE PEMBELAJARAN TUTORIAL

II.2.1 Pengertian Metode Tutorial

Program tutorial pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang

bertujuan memberikan bantuan kepada siswa atau peserta didik agar dapat

mencapai hasil belajar optimal. Hamalik (1990:73) menyatakan tutorial adalah

bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk,

arahan, dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif.

Tutorial (tutoring) adalah bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat

akademik oleh tutor kepada mahasiswa (tutee) untuk membantu kelancaran proses

belajar madiri mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan

materi ajar.

Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial

dikenal sebagai tutor. Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat

struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu

teman-temannya dalam belajar di kelas. Siswa yang dipilih guru adalah teman

sekelas dan memiliki kemampuan lebih cepat memahami materi yang diajarkan,

selain itu memiliki kemampuan menjelaskan ulang materi yang diajarkan pada

teman-temannya.

Tutorial dilaksanakan secara tatap muka atau jarak jauh berdasarkan

konsep belajar mandiri. Konsep belajar mandiri dalam tutorial mengandung

pengertian, bahwa tutorial merupakan bantuan belajar dalam upaya memicu dan

memacu kemandirian, disiplin, dan inisiatif diri mahasiswa dalam belajar dengan

minimalisasi intervensi dari pihak pembelajar / tutor.

9

Page 10: Bab i Tutorial (2)

II.2.2 Prinsip Pokok Tutorial

Prinsip pokok tutorial adalah “kemandirian mahasiswa” (student’s

independency). Tutorial tidak ada, jika kemandirian tidak ada. Jika mahasiswa

tidak belajar di rumah, dan datang ke tutorial dengan ‘kepala kosong’, maka yang

terjadi adalah “perkuliahan” biasa, bukan tutorial. Dengan demikian, secara

konseptual tutorial perlu dibedakan secara tegas dengan “kuliah” (lecturing) yang

umum berlaku di perguruan tinggi tatap muka, di mana peran dosen sangat besar.

Peran utama tutor dalam tutorial adalah:

1. “Pemicu” dan “pemacu” kemandirian belajar mahasiswa, berpikir dan

berdiskusi.

2. “Pembimbing, fasilitator, dan mediator” mahasiswa dalam

membangun pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan akademik dan

profesional secara mandiri, atau dalam menghadapi atau memecahkan

masalah-masalah dalam belajar mandirinya, memberikan bimbingan

dan panduan agar mahasiswa secara mandiri memahami materi mata

kuliah memberikan umpan balik kepada mahasiswa secara tatap muka

atau melalui alat komunikasi, memberikan dukungan dan bimbingan,

termasuk memotivasi dan membantu mahasiswa mengembangkan

keterampilan belajarnya.

Agar tutorial tidak terjebak dalam situasi perkuliahan biasa, terbina

hubungan bersetara, mampu memainkan peran-peran di atas, dan tutorial berjalan

efektif, tutor perlu menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berfungsi untuk:

1. Membangkitkan minat mahasiswa terhadap materi yang sedang

dibahas,

2. Menguji pemahaman mahasiswa terhadap materi pelajaran,

3. Memancing mahasiswa agar berpartisipasi aktif dalam kegiatan

tutorial,

4. Mendiagnosis kelemahan-kelemahan mahasiswa, dan

10

Page 11: Bab i Tutorial (2)

5. Menuntun mahasiswa untuk dapat menjawab masalah yang sedang

dihadapi (Hyman, dalam Suroso, 1992).

Tutor juga menstimulasi mahasiswa untuk terlibat aktif dalam

pembahasan:

1. Masalah yang ditemukan mahasiswa dalam mempelajari modul;

2. Kompetensi atau konsep esensial matakuliah;

3. Persoalan yang terkait dengan unjuk kerja (praktik / praktikum)

mahasiswa di dalam / di luar kelas tutorial; dan

4. Masalah yang berkaitan dengan profesi keguruan yang ditemukan

ketika mahasiswa menjalankan tugas sehari-hari sebagai guru.

Untuk mendukung pelaksanaan peran dan fungsi-fungsi di atas, tutor perlu

menguasai secara trampil sejumlah keterampilan dasar tutorial, yakni:

1. Membuka dan menutup tutorial;

2. Bertanya lanjut;

3. Memberi penguatan;

4. Mengadakan variasi;

5. Menjelaskan;

6. Memimpin diskusi kelompok kecil;

7. Mengelola kelas; dan

8. Mengajar kelompok kecil dan perorangan.

11

Page 12: Bab i Tutorial (2)

Kedelapan jenis keterampilan dasar tutorial ini pada dasarnya sama dengan

keterampilan dasar mengajar, yang diadaptasi dari perangkat “Sydney Micro

Skills” yang dikembangkan oleh Sydney University tahun 1973.

II.2.3 Prinsip-Prinsip Tutorial

Beberapa prinsip dasar tutorial yang sebaiknya dipahami oleh tutor agar

penyelenggaraan tutorial yang efektif, dan tidak terjebak pada situasi perkuliahan

biasa, adalah:

1. Interaksi tutor-tutee sebaiknya berlangsung pada tingkat metakognitif,

yaitu tingkatan berpikir yang menekankan pada pembentukan

keterampilan “learning how to learn” atau “think how to think” (mengapa

demikian, bagaimana hal itu bisa terjadi, dsb).

2. Tutor harus membimbing tutee dengan teliti dalam keseluruhan langkah

proses belajar yang dijalani oleh tutee.

3. Tutor harus mampu mendorong tutee sampai pada taraf pengertian

(understanding = C2) yang mendalam sehingga mampu menghasilkan

pengetahuan (create = C6) yang tahan lama.

4. Tutor seyogianya menghindarkan diri dari pemberian informasi semata

(transfer of knowledge / information), dan menantang tutee untuk

menggali informasi/pengetahuan sendiri dari berbagai sumber belajar dan

pengalaman lapangan.

5. Tutor sebaiknya menghindarkan diri dari upaya memberikan pendapat

terhadap kebenaran dan kualitas komentar atau sumbang pikiran

(brainstroming) tutee.

6. Tutor harus mampu menumbuhkan diskusi, komentar dan kritik antartutee,

sehingga dapat meningkatkan kemampuan intelektual, psikomotorik, sikap

demokrasi, kerjasama, dan interaksi antartutee.

12

Page 13: Bab i Tutorial (2)

7. Segala kuputusan dalam tutorial sebaiknya diambil melalui proses

dinamika kelompok di mana setiap tutee dalam kelompok memberikan

sumbang pikirannya.

8. Tutor sebaiknya menghindari pola interaksi tutor-tutee, dan

mengembangkan pola interaksi tutee-tutee.

9. Tutor perlu melakukan pelacakan lebih jauh (probing) terhadap setiap

kebenaran jawaban atau pendapat tutee, untuk lebih meyakinkan tutee atas

kebenaran jawaban atau pendapat yang dikemukakan tutee. (Anda yakin

demikian, mengapa, apa alasannya?).

10. Tutor seyogianya mampu membuat variasi stimulasi/rangsangan untuk

belajar, sehingga tutee tidak merasa bosan, jenuh, dan/atau putus asa.

11. Tutor selayaknya memantau kualitas kemajuan belajar tutee dengan

mengarahkan kajian sampai pada taraf pengertian yang mendalam (indepth

understanding).

12. Tutur perlu menyadari kemungkinan munculnya potensi masalah

interpersonal dalam kelompok, dengan segera melakukan intervensi skala

kecil untuk memelihara efektivitas proses kerja dan dinamika kelompok.

tutor perlu senantiasa bekerjasama (power with) dengan tutee, dan selalu

bertanggungjawab atas proses belajar dalam kelompok. Akan tetapi,

sewaktu-waktu tutor juga harus lepas tangan (power off) bila proses belajar

tutee telah berjalan dengan baik.

II.2.4 Model-Model Tutorial

Model tutorial adalah suatu analog konseptual tentang tutorial yang

digunakan untuk menyarankan bagaimana sebuah proses tutorial selayaknya

dilakukan. Model tutorial juga dapat diartikan sebagai sebuah struktur konseptual

tentang tutorial yang dapat membantu memberikan bimbingan atau arahan kepada

13

Page 14: Bab i Tutorial (2)

tutor di dalam mengelola dan mengembangkan aktivitas tutorial, agar dapat

mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif. Sebuah model tutorial,

dikembangkan atas dasar pertimbangan-pertimbangan filosofis, psikologis, sosial,

kultural tentang hakikat tutee, tutor, materi, dsb.

Pada dasarnya, terdapat ragam model tutorial yang dikenal dalam

kepustakaan tutorial. Beberapa model tutorial yang bisa digunakan oleh para tutor

secara terampil untuk keperluan tutorial di Universitas Terbuka di antaranya

model-model tutorial tersebut sengaja dikembangkan dalam rangka Program

Akreditasi Tutor UT (PAT-UT), yakni:

1. PAT-UT I,

2. PAT-UT II, dan

3. PAT-UT III.

Selain itu para tutor juga dapat menggunakan model-model tutorial yang

aktif-kreatif inovatif yang banyak berkembang dan digunakan dalam

pembelajaran di Indonesia seperti:

1. Cooperative Learning,

2. Jigsaw I dan II,

3. Konstruktivisme,

4. Pemecahan Masalah / Studi Kasus,

5. Model Kreatif & Produktif,

6. Latihan Keterampilan,

7. Simulasi & Bermain Peran, atau

8. Model Pembelajaran Orang Dewasa.

14

Page 15: Bab i Tutorial (2)

II.2.5 Modus Tutorial

Ada empat modus tutorial, yakni:

1. Tutorial tatap muka (TTM);

2. Tutorial tertulis (tutis) lewat surat-menyurat/krespondensi;

3. Tutorial elektorik (tutel) lewat televisi, radio, media massa, dan

internet; dan

4. Tutorial online (tuton) lewat internet.

Bagi mahasiswa PENDAS ada dua modus tutorial yang disediakan, yaitu

1. Tutorial Tatap muka (TTM), meliputi Tutorial Tatap Muka Wajib

(TTM) dan Tutorial Tatap Muka Atas Dasar Permintaan Mahasiswa

(TTM-ATPEM). Melalui tutorial tatap muka mahasiswa dapat bertukar

pikiran dengan mahasiswa lainnya dan dapat mengurangi rasa

keterasingan. Murlita juga menjelaskan bahwa alasan utama

mahasiswa untuk tidak mengikuti tutorial tatap muka adalah adanya

hambatan jarak tempat tinggal mahasiswa yang berjauhan dengan

lokasi tutorial.

2. Tutorial online (tuton) lewat internet. Pemanfaatan internet dalam

pendidikan jarak jauh akan dapat mengatasi masalah keterasingan

mahasiswa. Interaksi antara penyelenggara pendidikan dan mahasiswa,

dan antara sesama mahasiswa, dapat dilakukan kapan saja, tanpa

mengenal batas ruang dan waktu. Internet tampaknya semakin

potensial untuk dimanfaatkan sebagai sarana yang dapat menciptakan

interaksi antara sesama mahasiswa dan antara tutor dengan mahasiswa.

3. Diskusi kelompok terbimbing dengan model tutor merupakan

kelompok diskusi yang beranggotakan 5-6 siswa pada setiap kelas di

bawah bimbingan guru mata pelajaran dengan menggunakan tutor

sebaya. Tutor sebaya adalah siswa di kelas tertentu yang memiliki

kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas untuk

15

Page 16: Bab i Tutorial (2)

membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar. Dengan

menggunakan model tutor sebaya diharapkan setiap anggota lebih

mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi

sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk

mempelajari materi ajar dengan baik.

II.2.6 Langkah-Langkah Tutorial

Untuk menghidupkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus terus

dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas

anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya

terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan.

Ketua kelompok dipilih secara demokratis oleh seluruh siswa. Misalnya, jika di

suatu kelas terdapat 46 siswa, berarti ada 9 kelompok dengan catatan ada satu

kelompok yang terdiri atas 6 siswa. Sebelum diskusi kelompok terbentuk, siswa

perlu mengajukan calon tutor. Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria:

1. Memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas;

2. Mampu menjalin kerja sama dengan sesama siswa;

3. Memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik;

4. Memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa dengan sesama;

5. Memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok diskusinya

sebagai yang terbaik;

6. Bersikap rendah hati, pemberani, dan bertanggung jawab; dan

7. Suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitan.

Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

16

Page 17: Bab i Tutorial (2)

1. Memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang

dipelajari;

2. Mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis;

3. Menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada

materi ajar yang belum dikuasai;

4. Menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok, baik pada saat

tatap muka di kelas maupun di luar kelas, secara rutin dan insidental

untuk memecahkan masalah yang dihadapi;

5. Melaporkan perkembangan akademis kelompoknya kepada guru

pembimbing pada setiap materi yang dipelajari.

Peran guru dalam metode diskusi kelompok terbimbing model tutor

sebaya hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing terbatas. Artinya, guru hanya

melakukan intervensi ketika betul-betul diperlukan oleh siswa.

BAB III

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Tutorial (tutoring) adalah bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat

akademik oleh tutor kepada mahasiswa (tutee) untuk membantu kelancaran proses

belajar madiri mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan

materi ajar.

17

Page 18: Bab i Tutorial (2)

Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial

dikenal sebagai tutor. Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat

struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu

teman-temannya dalam belajar di kelas.

Tutorial dilaksanakan secara tatap muka atau jarak jauh berdasarkan

konsep belajar mandiri. Konsep belajar mandiri dalam tutorial mengandung

pengertian, bahwa tutorial merupakan bantuan belajar dalam upaya memicu dan

memacu kemandirian, disiplin, dan inisiatif diri mahasiswa dalam belajar dengan

minimalisasi intervensi dari pihak pembelajar / tutor.

Prinsip pokok tutorial adalah “kemandirian mahasiswa” (student’s

independency). Tutorial tidak ada, jika kemandirian tidak ada.

18