Bab i Terbaru

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga pendidikan kepolisian (Lemdikpol) merupakan salah satu lembaga yang ikut serta dalam mencetak manusia-manusia yang berkualitas dalam bidangnya yaitu bidang kepolisian yang tersebar di seluruh wilayah Republik Indonesia dengan pusat pengawasan dan pengendaliannya berada diLembaga Pendidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lemdikpol).Bahwa Lemdikpol berperan sebagai lembaga yang bertugas mencetak sumber daya-sumber daya yang berkualitas maka Lemdikpol harus mampu menjadi pusat unggulan pendidikan Kepolisian (Center of Excellence) yaitu mencetak personel atau sumber daya manusia yang unggul. Reformasi Polri sejalan dengan buku biru (blue print) yang telah berjalan kurang lebih 15 tahun 1

description

D

Transcript of Bab i Terbaru

Page 1: Bab i Terbaru

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga pendidikan kepolisian (Lemdikpol) merupakan salah

satu lembaga yang ikut serta dalam mencetak manusia-manusia

yang berkualitas dalam bidangnya yaitu bidang kepolisian yang

tersebar di seluruh wilayah Republik Indonesia dengan pusat

pengawasan dan pengendaliannya berada diLembaga Pendidikan

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lemdikpol).Bahwa Lemdikpol

berperan sebagai lembaga yang bertugas mencetak sumber daya-

sumber daya yang berkualitas maka Lemdikpol harus mampu

menjadi pusat unggulan pendidikan Kepolisian (Center of

Excellence) yaitu mencetak personel atau sumber daya manusia

yang unggul.

Reformasi Polri sejalan dengan buku biru (blue print) yang telah

berjalan kurang lebih 15 tahun telah merubah paradigma Polri untuk

menuju polisi sipil (civilian police). Perubahan ini secara langsung

juga berkaitan dengan perubahan kedudukan, tugas, peran dan gaya

pemolisian yang lebih disesuaikan dengan mengakomodir harapan

masyarakat akan kebutuhan rasa aman dan tetap menjunjung tinggi

supremasi hukum serta  menghormati dan menjunjung tinggi Hak

1

Page 2: Bab i Terbaru

2

asasi manusia (HAM) serta muatan kearifan lokal dalam menumbuh

kembangkan mindset dan kultur set anggota Polri dalam

memberikan pelayanan masyarakat.

Pendidikan Polri merupakan suatu proses untuk lebih

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang

dibutuhkan dalam pemenuhan tuntutan tugas-tugas kepolisian.

Selain itu pendidikan Polri juga merupakan suatu rangkaian kegiatan

dari siklus pembinaan manajemen sumber daya manusia sehingga

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Polri tetap berpegang

pada prinsip keterpaduan dengan tujuan untuk mengakomodir sistem

pendidikan yang diterapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional

(Depdiknas).Prinsip keterpaduan ini dapat dilihat dengan adanya

ketentuan bahwa semua sistem dan jenjang kependidikan Polri

berada dalam satu institusi/lembaga yaitu Lemdikpol (sesuai dengan

Peraturan Kapolri Nomor 21 tahun 2010), yang mengarah pada

sistem pendidikan satu pintu.

Melalui sistem pendidikan dan latihan polri ini diharapkan akan

dapat melahirkan sosok-sosok Polri yang profesional dan

berkualitas. Selain memiliki kemampuan, skill, pengetahuan yang

luas juga harus memiliki sikap, mental dan perilaku yang humanis,

berwibawa dan cerdas, sesuai dengan filisofi pendidkan Polri yaitu

Mahir, Terpuji dan Patuh Hukum.Kondisi semacam ini sangat

diperlukan untuk menjawab tantangan Polri masa kini dan yang akan

Page 3: Bab i Terbaru

3

datang terhadap tuntutan-tuntutan masyarakat yang semakin luas,

tuntutan akan perubahan yang terjadi agar Polri lebih dapat bermitra

dengan masyarakat  sehingga akan menumbuhkan keyakinan baru

dalam tubuh Polri melalui perubahan kultur/budaya kepolisian

sebagimana tugas kepolisian pada umumnya. Perubahan

ini diharapkan akan dapat mendorong terciptanya suatu kondisi yang

baru di lingkungan kepolisian sehingga akan muncul suatu hubungan

yang harmonis antara polisi dan masyarakat, dapat mempertemukan

polisi dan masyarakat dalam wadah kerjasama yang baik dan dalam

hubungan kepercayaan yang kokoh dan kuat.                  

Pendidikan Polri diselenggarakan dengan mengintegrasikan

aspek pengetahuan yang merupakan penekanan dari segi

pendidikan sehingga akan lebih terlihat sempurna yaitu pengetahuan

yang ada diaplikasikan dalam tugas-tugas kepolisian. Pendidikan

yang diselenggarakan mempunyai tujuan yaitu untuk membentuk

sumber daya manusia yang mempunyai keahlian-keahlian tertentu

seperti komunikasi, negosiasi sehingga akan berpengaruh dalam

kehidupan bermasyarakat dan juga bertujuan untuk melengkapi

sumber daya manusia Polri dengan pengetahuan (knowledge),

keahlian (skill) dan tingkah laku (attitude) yang dibutuhkan sesuai

dengan tuntutan tugas di lapangan. Menurut Benjamin S. Bloom hal

ini sesuai dengan Teori Taxonomy Bloom bahwa tujuan pendidikan

dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

Page 4: Bab i Terbaru

4

1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-

perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti

pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap,

apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-

perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti

tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan

mesin.

Dengan teori tersebut dapat dianalisis bahwa dalam pendidikan

Polri, dilihat dari Cognitif Domain diharapkan akan dapat mencetak

hasil didik yang mempunyai pengetahuan yang tinggi. Pengetahuan

ini tidak hanya terbatas pada pengetahuan tentang kepolisian saja

namun juga pengetahuan yang menyangkut ilmu-ilmu lain yang

berkaitan dengan bidang kepolisian mengingat ilmu kepolisian ini

sangat komplek yang terdiri dari berbagai bidang, seperti yang

dinyatakan oleh Prof Harsja Bachtiar yang menyatakan

bahwa”masing-masing sesuai dengan kelaziman cabang ilmu

pengetahuan sendiri-sendiri. Pengetahuan demikian biasanya

dikenal sebagai pengetahuan multidisiplin, pengetahuan yang

diperoleh melalui sejumlah pengkajian yang sesungguhnya terpisah

satu dari yang lain meskipun memusatkan perhatian pada

Page 5: Bab i Terbaru

5

permasalahan yang sama.”(Bachtiar, 1994,15). Pengetahuan

kepolisian yang mendalam maka diharapkan hasil didik tersebut

akan mampu menjawab tantangan tugas di lapangan yang semakin

hari semakin berkembang sehingga akan dapat melatih anggota

yang bersangkutan untuk dapat berfikir secara cepat dan tepat

dalam menyikapi setiap permasalahan yang ada di masyarakat.

Dilihat dari Affective Domain, hasil didik tersebut dalam

melaksanakan tugasnya diharapkan akan lebih mempunyai rasa

percaya diri karena telah didukung oleh kemampuan secara

intelektual (kognitif) dan juga lebih dapat menyesuaikan diri dengan

situasi tugas apapun apalagi tugas kepolisian ini berhubungan

dengan masyarakat yang notabene masyarakat Indonesia sangatlah

komplek dan beragam baik suku, adat, bahasa, budaya, kebiasaan

yang tersebar dari sabang sampai merauke. Berkaitan dengan

Psychomotor Domain maka hasil didik diharapkan akan mempunyai

keterampilan dalam fungsi kepolisian dalam melaksanakan tugasnya

seperti keterampilan dalam melakukan penyidikan dan penyelidikan,

keterampilan dalam melakukan pendekatan dengan masyarakat,

keterampilan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,

sesuai dengan tugas pokok Polri.

Pendidikan merupakan proses pembelajaran bagi peserta didik

dengan melibatkan seluruh komponen pendidikan yang ada

sehingga keberhasilan pelaksanaan pendidikan ditentukan juga oleh

Page 6: Bab i Terbaru

6

ketersediaan komponen yang ada dan standar komponen pendidikan

yang mempunyai standar khusus terhadap pelaksanaan pendidikan

Polri sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dengan dilaksanakannya

pendidikan yang berbasis kompetensi diharapkan akan dapat

mencetak hasil didik yang mempunyai kemampuan untuk

melaksanakan tugasnya.

Untuk dapat mencapai proses pendidikan yang berbasis

kompetensi diperlukan adanya profil Polri, kerangka kurikulum induk

pendidikan Polri, ketersediaan terhadap kurikulum, proses

pembelajaran, proses evaluasi dan tentu saja harus didukung

dengan adanya tenaga pendidik (Gadik) yang memadai dan

mumpuni. Dalam proses pembelajaran pendidikan di lingkungan

lembaga pendidikan Polri komponen pendidikan sangat diperlukan,

dan sesuai Peraturan Kapolri nomor 20 tahun 2007 tentang Standar

Komponen Pendidikan untuk pendidikan pembentukan dan

pendidikan pengembangan di lingkungan lembaga pendidikan dan

pelatihan Polri bahwa 10 (sepuluh) standar komponen pendidikan

tersebut yaitu:

1. Kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dn bahan pelajarab serta cara yang

digunakan sebagi pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di lingkungan

Polri.

Page 7: Bab i Terbaru

7

2. Hanjar (bahan ajar) yaitu materi pengetahuan dan atau

keterampilan yang dipilih dan disusun untuk pemberian

pengalaman belajar dalam rangka pencapaian tujuan

kompetensi tertentu.

3. Peserta didik yaitu masyarakat yang memenuhi persyaratan

dan telah dinyatakan lulus seleksi sebagai calon pegai negeri

pada Polri dan pegawai negeri pada Polri yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran,

pelatihan dan pengasuhan yang tersedia pada jalur, jenis dan

jenjang pendidikan Polri.

4. Tenaga pendidik yaitu tenaga kependidikan yang berkualifikasi

sebagai guru, dosen, konselor, widyaiswara, tutor, instruktur,

fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan

kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan

pendidikan Polri.

5. Tenaga kependidikan yaitu Pegawai Negeri pada Polri dan/atau

anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk

menunjang penyelenggaraan pendidikan Polri.

6. Metode yaitu cara yang digunakan dalam proses pembelajaran

untuk pemberian pengalaman belajar, baik berupa sikap,

tingkah laku, pengetahuan maupun keterampilan dari tenaga

pendidik kepda peserta.

7. Fasilitas pendidikan yaitu segala sarana dan prasarana untuk

Page 8: Bab i Terbaru

8

menunjang proses pendidikan.

8. Alins/alongins; alins yaitu alat atau benda yang digunakan

dalam proses pembelajaran, untuk memperlancar

pembelajaran agar peserta didik lebih mudah dalam menerima

dan memahami materi pelajaran sehinga memiliki kompetensi

yang diharapkan; alongins adalah alat atau benda yang

digunakan untuk membantu atau menolong penggunaan alins.

9. Evaluasi yaitu sebagai sarana untuk menilai hasil kegiatan yang

telah diselenggarakan sehingga akan memperoleh nilai untuk

melakukan kegiatan selanjutnya.

10. Anggaran yaitu pernyataan dalam menilai uang dari suatu

proyek atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Standar komponen tersebut merupakan acuan bagi Lemdikpol

dalam melaksanakan operasional pendidikan. Untuk dapat mencapai

hasil sesuai dengan standar komponen maka diperlukan suatu

sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Dalam  sebuah

sistem pendidikan yang menjadi input adalah siswa sedangkan

outputnya adalah hasil didik yang kompeten. Untuk mendapatkan

hasil didik yang kompeten maka diperlukan suatu proses pendidikan.

Agar proses pendidikan dapat berjalan sesuai dengan yang

diinginkan maka harus memenuhi standar komponen pendidikan

tersebut di atas.

Page 9: Bab i Terbaru

9

Sistem pendidikan Polri yang ada harus mampu menciptakan

personel Polri atau sumber daya manusia yang memiliki kemampuan

yang unggul, mempunyai kebribadian yang baik dan semangat yang

tinggi.Untuk dapat mewujudkan personil Polri yang berkualitas

tersebut maka harus dibuat terobosan-terobosan baru dalam dunia

kependidikan Polri.Salah satunya yaitu menjadikan lembaga

pendidikan Polri sebagai Center of excellence (pusat keunggulan).

Pusat Lemdikpolunggulantersebutdiharapkan akan dapat menjadi

motor penggerak dalam upaya peningkatan kinerja Polri untuk

menjadi organisasi yang unggul melalui sumber daya manusianya

yang berkualitas. Selain itu lembaga pendidikan sebagai pusat

pendidikan unggulan berusaha mengupayakan untuk mampu

merubah dirinya menjadi suatu pusat pendidikan unggulan. Bentuk

perwujudan dari pusat pendidikan unggulan tersebut bahwa

Lemdikpol:

1. Mampu mencetak personel Polri yang unggul yaitu yang

mempunyai kompetensi yang sangat tinggi terhadap

pelaksanaan tugasnya.

2. Mampu menjadi pusat rujukan atau acuan dari berbagai

permasalahan yang ada dalam organsisasi yang artinya bahwa

Lemdikpol harus mampu menyediakan buku-buku ataupun

referensi-referensi yang dapat dijadikan pegangan atau acuan

dalam menjalankan organisasi serta mampu mengadakan

Page 10: Bab i Terbaru

10

penelitian-penelitian yang berkaitan dengan bidangnya agar

terus mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang

ada dalam masyarakat.

3. Memiliki standar kinerja yang tinggi dengan mempunyai proses

kerja yang unggul misalnya dengan menyususn piranti lunak

yang baku dan harus dipatuhi oleh setiap anggota yang berada

di dalamnya sebaga standar acuan dalam bekerja. Selain itu

juga dengan menggalang kerjasama kelompok yang baik,

kerjasama dengan instansi lain yang terkait dengan

pengembangan pendidikan Polri. Namun yang tidak kalah

pentingnya adalah setiap pelaksanaan kegiatannya lembaga

pendidikan harus mempunyai proses perencanaan, evaluasi

dan kontrol yang komprenhensif.

4. Diawaki oleh personel-personel yang berkualitas. Untuk

mewujudkan hal tersebut maka harus dikembangkan tenaga

pendidik dan tenaga kependidikan agar dapat mencapai

standar unggulan di bidangnya.Hal ini dapat dilakukan salah

satunya dengan sistem pembinaan karir yang disesuaikan

dengan kualitas atau potensi dari sumber daya manusianya

serta dengan memberikan sistem penghargaan yang sesuai.

Penghargaan di sini tidak mutlak harus berbentuk uang/gaji

tetapi dapat diartikan sebagai pemberian kesempatan untuk

menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tingi maupun

Page 11: Bab i Terbaru

11

kesempatan untukmengikuti pelatihan-pelatihan agar

kemampuan yang dimiliki dapat ditingkatkan lagi.

5. Memiliki budaya organisasi yang unggul dalam arti tidak banyak

muncul keresahan, konflik ataupun hal-hal yang menyebabkan

personilnya merasa tidak nyaman dalam bekerja sehingga akan

tercipta kondisi yang sehat dan nyaman, setiap personil akan

dapat berfikir secara jernih, tidak memihak, obyektif dalam

menilai sesuatu dalam pekerjaannya dan selalu berupaya untuk

terus melakukan perbaikan-perbaikan menuju ke arah yang

lebih untuk organisasi Polri.

Kebutuhan dan keberadaan Polisi di tengah masyarakat

merupakan kebutuhan yang mutlak dan harus ada.Polri sebagai

institusi yang memiliki tugas untuk menjaga keamanan masyarakat

memiliki tanggung jawab yang sangat besar.Kondisi masyarakat

yang sangat kompleks dan beragam menjadi peluang munculnya

berbagai macam persoalan masyarakat.Untuk dapat menyelesaikan

setiap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat polisi tidak

serta merta bertindak tanpa dilandasi oleh kemampuan yang baik

dan mendukung.  

Kondisi rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap

Polri pada saat ini maka Polri harus berusaha keras mencari strategi

agar kepercayaan masyarakat terhadap Polri semakin meningkat lagi

salah satunya yaitu dengan meningkatkan kemampuan anggota Polri

Page 12: Bab i Terbaru

12

agar lebih profesional dan humanis.Peningkatan kemampuan

anggota Polri salah satunya dilakukan melalui pendidikan di lembaga

kepolisian.

Untuk dapat mencetak personil-personil Polri yang berkualitas

maka diperlukan suatu lembaga pendidikan yang unggul oleh karena

itu dalam menyelaraskan reformasi Polri melalui program Grand

Strategy Polri, Lembaga Pendidikan Polri berusaha untuk

mewujudkan suatu lembaga pendidikan sebagai pusat unggulan

(center of excellence). Melalui pusat pendidikan unggulan ini

diharapkan akan dapat mencetak sumber daya manusia Polri yang

unggul, berkualitas dan mempunyai kompetensi tinggi dalam

menjalankan tugasnya bagi organisasi dan masyarakat.

Dalam rangka mewujudkan center of excellence tersebut

lembaga pendidikan harus segera berbenah dengan kondisi yang

ada sekarang ini.Bukan hanya perbaikan pada kompetensi tenaga

pendidik saja yang perlu diperhatikan namun dari berbagai aspek

komponen pendidikan yang sesuai dengan Peraturan Kapolri No 20

Tahun 2007 merupakan indikator ketercapaian tujuan pendidikan

yang ada pada lembaga pendidikan.Perubahan untuk menuju

lembaga pendidikan sebagai pusat unggulan tersebut dilakukan baik

dari internal (lemdikpol) maupun perubahan dari luar atau external.

Perubahan dari eksternal ini dapat melalui badan-badan

pemerintahan yang turut membantu terciptnya perubahan dari

Page 13: Bab i Terbaru

13

lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat Departemen

Pendidikan Nasional dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi

(BNSP). Selain itu lembaga pendidikan juga diharapkan mampu

menjadi acuan bagi setiap adanya persoalan-persoalan karena

lembaga pendidikan merupakan pusat pengetahuan dengan segala

komponen pendukungnya baik mengenai tenaga pendidiknya,

tenaga kependidikan, sumber informasi tentang pendidikan, maupun

teknologi dan informasi pendidikannya.

Segala hal ihwal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas

operasional di wilayah dan permasalahannya mampu dikaji oleh

lembaga pendidikan Polri.Hal ini lah yang akanmewujudkan lembaga

pendidikan Polri khususnya SPN Cilik Riwut Palangka Raya sebagai

center of excellence. Berbagai upaya yang telah, sedang dan akan

dilakukan tersebut diharapkan lembaga pendidikan akan dapat

mewujudkan tujuan perubahan terutama dari aspek kultural yaitu

merubah mindset anggota Polri yang dididik dalam lingkungan

lembaga pendidikan Polri.

Sekolah Polisi Negara (SPN) Cilik Riwut di Palangka Raya

Kalimantan Tengah yang didirikan pada tahun 2003 merupakan

bentuk inspirasi yang sangat maju dalam rangka memberikan

kesempatan kepada putra–putra daerah khususnyaKalimantan

Tengah untuk mengabdikan diri menjadi anggota Polri. Dalam

perkembangannya SPN Cilik Riwut telah berkembang menjadi

Page 14: Bab i Terbaru

14

sebuah lembaga pendidikan yang mampu mencetakanggota Polri

dengan segala keterbatasannya, baik dari sumber daya manusia

yang meliputi Tenaga Pendidik, Staf SPN maupun Tenaga

Kependidikan serta sarana prasarana pendukung penyelenggaraan

pendidikan, anggaran pendidikan yang sangat mempengaruhi

terhadap operasionalisasi pendidikan dan metode pendidikan yang

diselenggarakan.

Permasalahan yang dihadapi Kepolisian saat ini adalah masih

belum maksimalnya anggota polisi lulusan program pendidikan

pembentukan Brigadir tugas umum Polri dalam menjalankan tugas

sebagai polisi pengayom masyarakat. Belum maksimalnya anggota

kepolisian dalam menjalankan tugasnya sangat ditentukan oleh

lembaga pendidikan kepolisian yang mendidik calon-calon anggota

kepolisian.

Mengingat program pendidikan pembentukan Brigadir tugas

umum Polri T.A. 2014 diadakan untuk mewujudkan postur Polri yang

profesional, mahir, terpuji dan patuh hukum dalam mengemban

tugas pokok Polri sebagai pemeliharakamtibmas, penegakan hukum,

pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, maka dalam

menyelenggarakan kegiatan pendidikan diperlukan manajemen yang

efektif. Dengan manajemen yang efektif, kegiatan pendidikan akan

dapat berjalan sesuai rencana.

Page 15: Bab i Terbaru

15

Saat ini dalam pelaksanaan pendidikan pembentukan Brigadir

Polisi, lembaga pendidikan dan pelatihan SPN Tjilik Riwut Polda

Kalteng diberi tugas dan tanggung jawab melaksanakan pendidikan

Brigadirtugas. Walaupun dengan berbagai kendala yang dihadapi

pada komponen-komponen diklat yang ada dewasa ini telah

berupaya secara optimal, sehingga proses diklat dapat berjalan

dengan baik dan secara umum telah tercapai kompetensi hasil diklat

sesuai dengan yang diharapkan;

Pendirian SPN Cilik Riwut pada tahun 2003 hingga tahun 2014

belum pernah dilakukan evaluasi terhadap penyelenggaraannya,

sehingga peneliti merasa perlu untuk mengevaluasi

penyelenggaraan pendidikan pembentukan di SPN Cilik Riwut guna

memberikan input yang dapat digunakan dalam penyelenggaraan

pendidikan sebagaimana harapan yaitu pusat pendidikan polri yang

paripurna (center of excellence).

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

penelitian ini difokuskan pada program penyelenggaraan Pendidikan

Pembentukan Brigadir Polisi di Sekolah Polisi Negara Cilik Riwut

Palangka Raya dengan menggunakan model evaluasi progarm

CIPP. Berdasarkan fokus tersebut, maka ditetapkan sub fokus yang

diteliti, yakni:

Page 16: Bab i Terbaru

16

1. Tujuan penyelenggaraan program pendidikan Sekolah Polisi

Negara Cilik Riwut Palangka Raya.

2. Sumber daya penyelenggaraan program pendidikan Sekolah

Polisi Negara Cilik Riwut Palangka Raya

3. Proses penyelenggaraan program pendidikan Sekolah Polisi

Negara Cilik Riwut Palangka Raya

4. Kompetensi lulusan program pendidikan Sekolah Polisi Negara

Cilik Riwut Palangka Raya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah:

1. Bagaimanan tujuan penyelenggaraan program pendidikan

Sekolah Polisi Negara Cilik Riwut Palangka Raya?

2. Bagaimana sumber daya penyelenggaraan program pendidikan

Sekolah Polisi Negara Cilik Riwut Palangka Raya?

3. Bagaimana proses penyelenggaraan program pendidikan

Sekolah Polisi Negara Cilik Riwut Palangka Raya?

4. Bagaimana Kompetensi lulusan program pendidikan Sekolah

Polisi Negara Cilik Riwut Palangka Raya?

Page 17: Bab i Terbaru

17

D. Kegunaan Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk standarisasi

manajemen dan proses pendidikan khususnya tenaga pendidik

di SPN Cilik Riwut Palangka Raya

2. Bagi Institusi Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat

dijadikan standarisasi manajemen dan proses pendidikan

kepolisian di seluruh Indonesia

3. Bagi tenaga pendidik di sekolah kepolisian untuk meningkatkan

kemampuan dalam melaksanakan tugas

4. Bagi Sekolah Polisi Negara Cilik Riwut Palangka Raya dalam

rangka perbaikan kualitas penyelenggaraan pendidikan di masa

yang akan datang.