Bab i Terbaru
-
Upload
silverius-seantoni-sabella -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Bab i Terbaru
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga pendidikan kepolisian (Lemdikpol) merupakan salah
satu lembaga yang ikut serta dalam mencetak manusia-manusia
yang berkualitas dalam bidangnya yaitu bidang kepolisian yang
tersebar di seluruh wilayah Republik Indonesia dengan pusat
pengawasan dan pengendaliannya berada diLembaga Pendidikan
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lemdikpol).Bahwa Lemdikpol
berperan sebagai lembaga yang bertugas mencetak sumber daya-
sumber daya yang berkualitas maka Lemdikpol harus mampu
menjadi pusat unggulan pendidikan Kepolisian (Center of
Excellence) yaitu mencetak personel atau sumber daya manusia
yang unggul.
Reformasi Polri sejalan dengan buku biru (blue print) yang telah
berjalan kurang lebih 15 tahun telah merubah paradigma Polri untuk
menuju polisi sipil (civilian police). Perubahan ini secara langsung
juga berkaitan dengan perubahan kedudukan, tugas, peran dan gaya
pemolisian yang lebih disesuaikan dengan mengakomodir harapan
masyarakat akan kebutuhan rasa aman dan tetap menjunjung tinggi
supremasi hukum serta menghormati dan menjunjung tinggi Hak
1
2
asasi manusia (HAM) serta muatan kearifan lokal dalam menumbuh
kembangkan mindset dan kultur set anggota Polri dalam
memberikan pelayanan masyarakat.
Pendidikan Polri merupakan suatu proses untuk lebih
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang
dibutuhkan dalam pemenuhan tuntutan tugas-tugas kepolisian.
Selain itu pendidikan Polri juga merupakan suatu rangkaian kegiatan
dari siklus pembinaan manajemen sumber daya manusia sehingga
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Polri tetap berpegang
pada prinsip keterpaduan dengan tujuan untuk mengakomodir sistem
pendidikan yang diterapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas).Prinsip keterpaduan ini dapat dilihat dengan adanya
ketentuan bahwa semua sistem dan jenjang kependidikan Polri
berada dalam satu institusi/lembaga yaitu Lemdikpol (sesuai dengan
Peraturan Kapolri Nomor 21 tahun 2010), yang mengarah pada
sistem pendidikan satu pintu.
Melalui sistem pendidikan dan latihan polri ini diharapkan akan
dapat melahirkan sosok-sosok Polri yang profesional dan
berkualitas. Selain memiliki kemampuan, skill, pengetahuan yang
luas juga harus memiliki sikap, mental dan perilaku yang humanis,
berwibawa dan cerdas, sesuai dengan filisofi pendidkan Polri yaitu
Mahir, Terpuji dan Patuh Hukum.Kondisi semacam ini sangat
diperlukan untuk menjawab tantangan Polri masa kini dan yang akan
3
datang terhadap tuntutan-tuntutan masyarakat yang semakin luas,
tuntutan akan perubahan yang terjadi agar Polri lebih dapat bermitra
dengan masyarakat sehingga akan menumbuhkan keyakinan baru
dalam tubuh Polri melalui perubahan kultur/budaya kepolisian
sebagimana tugas kepolisian pada umumnya. Perubahan
ini diharapkan akan dapat mendorong terciptanya suatu kondisi yang
baru di lingkungan kepolisian sehingga akan muncul suatu hubungan
yang harmonis antara polisi dan masyarakat, dapat mempertemukan
polisi dan masyarakat dalam wadah kerjasama yang baik dan dalam
hubungan kepercayaan yang kokoh dan kuat.
Pendidikan Polri diselenggarakan dengan mengintegrasikan
aspek pengetahuan yang merupakan penekanan dari segi
pendidikan sehingga akan lebih terlihat sempurna yaitu pengetahuan
yang ada diaplikasikan dalam tugas-tugas kepolisian. Pendidikan
yang diselenggarakan mempunyai tujuan yaitu untuk membentuk
sumber daya manusia yang mempunyai keahlian-keahlian tertentu
seperti komunikasi, negosiasi sehingga akan berpengaruh dalam
kehidupan bermasyarakat dan juga bertujuan untuk melengkapi
sumber daya manusia Polri dengan pengetahuan (knowledge),
keahlian (skill) dan tingkah laku (attitude) yang dibutuhkan sesuai
dengan tuntutan tugas di lapangan. Menurut Benjamin S. Bloom hal
ini sesuai dengan Teori Taxonomy Bloom bahwa tujuan pendidikan
dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
4
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-
perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti
pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap,
apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-
perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti
tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan
mesin.
Dengan teori tersebut dapat dianalisis bahwa dalam pendidikan
Polri, dilihat dari Cognitif Domain diharapkan akan dapat mencetak
hasil didik yang mempunyai pengetahuan yang tinggi. Pengetahuan
ini tidak hanya terbatas pada pengetahuan tentang kepolisian saja
namun juga pengetahuan yang menyangkut ilmu-ilmu lain yang
berkaitan dengan bidang kepolisian mengingat ilmu kepolisian ini
sangat komplek yang terdiri dari berbagai bidang, seperti yang
dinyatakan oleh Prof Harsja Bachtiar yang menyatakan
bahwa”masing-masing sesuai dengan kelaziman cabang ilmu
pengetahuan sendiri-sendiri. Pengetahuan demikian biasanya
dikenal sebagai pengetahuan multidisiplin, pengetahuan yang
diperoleh melalui sejumlah pengkajian yang sesungguhnya terpisah
satu dari yang lain meskipun memusatkan perhatian pada
5
permasalahan yang sama.”(Bachtiar, 1994,15). Pengetahuan
kepolisian yang mendalam maka diharapkan hasil didik tersebut
akan mampu menjawab tantangan tugas di lapangan yang semakin
hari semakin berkembang sehingga akan dapat melatih anggota
yang bersangkutan untuk dapat berfikir secara cepat dan tepat
dalam menyikapi setiap permasalahan yang ada di masyarakat.
Dilihat dari Affective Domain, hasil didik tersebut dalam
melaksanakan tugasnya diharapkan akan lebih mempunyai rasa
percaya diri karena telah didukung oleh kemampuan secara
intelektual (kognitif) dan juga lebih dapat menyesuaikan diri dengan
situasi tugas apapun apalagi tugas kepolisian ini berhubungan
dengan masyarakat yang notabene masyarakat Indonesia sangatlah
komplek dan beragam baik suku, adat, bahasa, budaya, kebiasaan
yang tersebar dari sabang sampai merauke. Berkaitan dengan
Psychomotor Domain maka hasil didik diharapkan akan mempunyai
keterampilan dalam fungsi kepolisian dalam melaksanakan tugasnya
seperti keterampilan dalam melakukan penyidikan dan penyelidikan,
keterampilan dalam melakukan pendekatan dengan masyarakat,
keterampilan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,
sesuai dengan tugas pokok Polri.
Pendidikan merupakan proses pembelajaran bagi peserta didik
dengan melibatkan seluruh komponen pendidikan yang ada
sehingga keberhasilan pelaksanaan pendidikan ditentukan juga oleh
6
ketersediaan komponen yang ada dan standar komponen pendidikan
yang mempunyai standar khusus terhadap pelaksanaan pendidikan
Polri sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dengan dilaksanakannya
pendidikan yang berbasis kompetensi diharapkan akan dapat
mencetak hasil didik yang mempunyai kemampuan untuk
melaksanakan tugasnya.
Untuk dapat mencapai proses pendidikan yang berbasis
kompetensi diperlukan adanya profil Polri, kerangka kurikulum induk
pendidikan Polri, ketersediaan terhadap kurikulum, proses
pembelajaran, proses evaluasi dan tentu saja harus didukung
dengan adanya tenaga pendidik (Gadik) yang memadai dan
mumpuni. Dalam proses pembelajaran pendidikan di lingkungan
lembaga pendidikan Polri komponen pendidikan sangat diperlukan,
dan sesuai Peraturan Kapolri nomor 20 tahun 2007 tentang Standar
Komponen Pendidikan untuk pendidikan pembentukan dan
pendidikan pengembangan di lingkungan lembaga pendidikan dan
pelatihan Polri bahwa 10 (sepuluh) standar komponen pendidikan
tersebut yaitu:
1. Kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dn bahan pelajarab serta cara yang
digunakan sebagi pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di lingkungan
Polri.
7
2. Hanjar (bahan ajar) yaitu materi pengetahuan dan atau
keterampilan yang dipilih dan disusun untuk pemberian
pengalaman belajar dalam rangka pencapaian tujuan
kompetensi tertentu.
3. Peserta didik yaitu masyarakat yang memenuhi persyaratan
dan telah dinyatakan lulus seleksi sebagai calon pegai negeri
pada Polri dan pegawai negeri pada Polri yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran,
pelatihan dan pengasuhan yang tersedia pada jalur, jenis dan
jenjang pendidikan Polri.
4. Tenaga pendidik yaitu tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pendidikan Polri.
5. Tenaga kependidikan yaitu Pegawai Negeri pada Polri dan/atau
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan Polri.
6. Metode yaitu cara yang digunakan dalam proses pembelajaran
untuk pemberian pengalaman belajar, baik berupa sikap,
tingkah laku, pengetahuan maupun keterampilan dari tenaga
pendidik kepda peserta.
7. Fasilitas pendidikan yaitu segala sarana dan prasarana untuk
8
menunjang proses pendidikan.
8. Alins/alongins; alins yaitu alat atau benda yang digunakan
dalam proses pembelajaran, untuk memperlancar
pembelajaran agar peserta didik lebih mudah dalam menerima
dan memahami materi pelajaran sehinga memiliki kompetensi
yang diharapkan; alongins adalah alat atau benda yang
digunakan untuk membantu atau menolong penggunaan alins.
9. Evaluasi yaitu sebagai sarana untuk menilai hasil kegiatan yang
telah diselenggarakan sehingga akan memperoleh nilai untuk
melakukan kegiatan selanjutnya.
10. Anggaran yaitu pernyataan dalam menilai uang dari suatu
proyek atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Standar komponen tersebut merupakan acuan bagi Lemdikpol
dalam melaksanakan operasional pendidikan. Untuk dapat mencapai
hasil sesuai dengan standar komponen maka diperlukan suatu
sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Dalam sebuah
sistem pendidikan yang menjadi input adalah siswa sedangkan
outputnya adalah hasil didik yang kompeten. Untuk mendapatkan
hasil didik yang kompeten maka diperlukan suatu proses pendidikan.
Agar proses pendidikan dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkan maka harus memenuhi standar komponen pendidikan
tersebut di atas.
9
Sistem pendidikan Polri yang ada harus mampu menciptakan
personel Polri atau sumber daya manusia yang memiliki kemampuan
yang unggul, mempunyai kebribadian yang baik dan semangat yang
tinggi.Untuk dapat mewujudkan personil Polri yang berkualitas
tersebut maka harus dibuat terobosan-terobosan baru dalam dunia
kependidikan Polri.Salah satunya yaitu menjadikan lembaga
pendidikan Polri sebagai Center of excellence (pusat keunggulan).
Pusat Lemdikpolunggulantersebutdiharapkan akan dapat menjadi
motor penggerak dalam upaya peningkatan kinerja Polri untuk
menjadi organisasi yang unggul melalui sumber daya manusianya
yang berkualitas. Selain itu lembaga pendidikan sebagai pusat
pendidikan unggulan berusaha mengupayakan untuk mampu
merubah dirinya menjadi suatu pusat pendidikan unggulan. Bentuk
perwujudan dari pusat pendidikan unggulan tersebut bahwa
Lemdikpol:
1. Mampu mencetak personel Polri yang unggul yaitu yang
mempunyai kompetensi yang sangat tinggi terhadap
pelaksanaan tugasnya.
2. Mampu menjadi pusat rujukan atau acuan dari berbagai
permasalahan yang ada dalam organsisasi yang artinya bahwa
Lemdikpol harus mampu menyediakan buku-buku ataupun
referensi-referensi yang dapat dijadikan pegangan atau acuan
dalam menjalankan organisasi serta mampu mengadakan
10
penelitian-penelitian yang berkaitan dengan bidangnya agar
terus mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang
ada dalam masyarakat.
3. Memiliki standar kinerja yang tinggi dengan mempunyai proses
kerja yang unggul misalnya dengan menyususn piranti lunak
yang baku dan harus dipatuhi oleh setiap anggota yang berada
di dalamnya sebaga standar acuan dalam bekerja. Selain itu
juga dengan menggalang kerjasama kelompok yang baik,
kerjasama dengan instansi lain yang terkait dengan
pengembangan pendidikan Polri. Namun yang tidak kalah
pentingnya adalah setiap pelaksanaan kegiatannya lembaga
pendidikan harus mempunyai proses perencanaan, evaluasi
dan kontrol yang komprenhensif.
4. Diawaki oleh personel-personel yang berkualitas. Untuk
mewujudkan hal tersebut maka harus dikembangkan tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan agar dapat mencapai
standar unggulan di bidangnya.Hal ini dapat dilakukan salah
satunya dengan sistem pembinaan karir yang disesuaikan
dengan kualitas atau potensi dari sumber daya manusianya
serta dengan memberikan sistem penghargaan yang sesuai.
Penghargaan di sini tidak mutlak harus berbentuk uang/gaji
tetapi dapat diartikan sebagai pemberian kesempatan untuk
menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tingi maupun
11
kesempatan untukmengikuti pelatihan-pelatihan agar
kemampuan yang dimiliki dapat ditingkatkan lagi.
5. Memiliki budaya organisasi yang unggul dalam arti tidak banyak
muncul keresahan, konflik ataupun hal-hal yang menyebabkan
personilnya merasa tidak nyaman dalam bekerja sehingga akan
tercipta kondisi yang sehat dan nyaman, setiap personil akan
dapat berfikir secara jernih, tidak memihak, obyektif dalam
menilai sesuatu dalam pekerjaannya dan selalu berupaya untuk
terus melakukan perbaikan-perbaikan menuju ke arah yang
lebih untuk organisasi Polri.
Kebutuhan dan keberadaan Polisi di tengah masyarakat
merupakan kebutuhan yang mutlak dan harus ada.Polri sebagai
institusi yang memiliki tugas untuk menjaga keamanan masyarakat
memiliki tanggung jawab yang sangat besar.Kondisi masyarakat
yang sangat kompleks dan beragam menjadi peluang munculnya
berbagai macam persoalan masyarakat.Untuk dapat menyelesaikan
setiap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat polisi tidak
serta merta bertindak tanpa dilandasi oleh kemampuan yang baik
dan mendukung.
Kondisi rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
Polri pada saat ini maka Polri harus berusaha keras mencari strategi
agar kepercayaan masyarakat terhadap Polri semakin meningkat lagi
salah satunya yaitu dengan meningkatkan kemampuan anggota Polri
12
agar lebih profesional dan humanis.Peningkatan kemampuan
anggota Polri salah satunya dilakukan melalui pendidikan di lembaga
kepolisian.
Untuk dapat mencetak personil-personil Polri yang berkualitas
maka diperlukan suatu lembaga pendidikan yang unggul oleh karena
itu dalam menyelaraskan reformasi Polri melalui program Grand
Strategy Polri, Lembaga Pendidikan Polri berusaha untuk
mewujudkan suatu lembaga pendidikan sebagai pusat unggulan
(center of excellence). Melalui pusat pendidikan unggulan ini
diharapkan akan dapat mencetak sumber daya manusia Polri yang
unggul, berkualitas dan mempunyai kompetensi tinggi dalam
menjalankan tugasnya bagi organisasi dan masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan center of excellence tersebut
lembaga pendidikan harus segera berbenah dengan kondisi yang
ada sekarang ini.Bukan hanya perbaikan pada kompetensi tenaga
pendidik saja yang perlu diperhatikan namun dari berbagai aspek
komponen pendidikan yang sesuai dengan Peraturan Kapolri No 20
Tahun 2007 merupakan indikator ketercapaian tujuan pendidikan
yang ada pada lembaga pendidikan.Perubahan untuk menuju
lembaga pendidikan sebagai pusat unggulan tersebut dilakukan baik
dari internal (lemdikpol) maupun perubahan dari luar atau external.
Perubahan dari eksternal ini dapat melalui badan-badan
pemerintahan yang turut membantu terciptnya perubahan dari
13
lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat Departemen
Pendidikan Nasional dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi
(BNSP). Selain itu lembaga pendidikan juga diharapkan mampu
menjadi acuan bagi setiap adanya persoalan-persoalan karena
lembaga pendidikan merupakan pusat pengetahuan dengan segala
komponen pendukungnya baik mengenai tenaga pendidiknya,
tenaga kependidikan, sumber informasi tentang pendidikan, maupun
teknologi dan informasi pendidikannya.
Segala hal ihwal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas
operasional di wilayah dan permasalahannya mampu dikaji oleh
lembaga pendidikan Polri.Hal ini lah yang akanmewujudkan lembaga
pendidikan Polri khususnya SPN Cilik Riwut Palangka Raya sebagai
center of excellence. Berbagai upaya yang telah, sedang dan akan
dilakukan tersebut diharapkan lembaga pendidikan akan dapat
mewujudkan tujuan perubahan terutama dari aspek kultural yaitu
merubah mindset anggota Polri yang dididik dalam lingkungan
lembaga pendidikan Polri.
Sekolah Polisi Negara (SPN) Cilik Riwut di Palangka Raya
Kalimantan Tengah yang didirikan pada tahun 2003 merupakan
bentuk inspirasi yang sangat maju dalam rangka memberikan
kesempatan kepada putra–putra daerah khususnyaKalimantan
Tengah untuk mengabdikan diri menjadi anggota Polri. Dalam
perkembangannya SPN Cilik Riwut telah berkembang menjadi
14
sebuah lembaga pendidikan yang mampu mencetakanggota Polri
dengan segala keterbatasannya, baik dari sumber daya manusia
yang meliputi Tenaga Pendidik, Staf SPN maupun Tenaga
Kependidikan serta sarana prasarana pendukung penyelenggaraan
pendidikan, anggaran pendidikan yang sangat mempengaruhi
terhadap operasionalisasi pendidikan dan metode pendidikan yang
diselenggarakan.
Permasalahan yang dihadapi Kepolisian saat ini adalah masih
belum maksimalnya anggota polisi lulusan program pendidikan
pembentukan Brigadir tugas umum Polri dalam menjalankan tugas
sebagai polisi pengayom masyarakat. Belum maksimalnya anggota
kepolisian dalam menjalankan tugasnya sangat ditentukan oleh
lembaga pendidikan kepolisian yang mendidik calon-calon anggota
kepolisian.
Mengingat program pendidikan pembentukan Brigadir tugas
umum Polri T.A. 2014 diadakan untuk mewujudkan postur Polri yang
profesional, mahir, terpuji dan patuh hukum dalam mengemban
tugas pokok Polri sebagai pemeliharakamtibmas, penegakan hukum,
pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, maka dalam
menyelenggarakan kegiatan pendidikan diperlukan manajemen yang
efektif. Dengan manajemen yang efektif, kegiatan pendidikan akan
dapat berjalan sesuai rencana.
15
Saat ini dalam pelaksanaan pendidikan pembentukan Brigadir
Polisi, lembaga pendidikan dan pelatihan SPN Tjilik Riwut Polda
Kalteng diberi tugas dan tanggung jawab melaksanakan pendidikan
Brigadirtugas. Walaupun dengan berbagai kendala yang dihadapi
pada komponen-komponen diklat yang ada dewasa ini telah
berupaya secara optimal, sehingga proses diklat dapat berjalan
dengan baik dan secara umum telah tercapai kompetensi hasil diklat
sesuai dengan yang diharapkan;
Pendirian SPN Cilik Riwut pada tahun 2003 hingga tahun 2014
belum pernah dilakukan evaluasi terhadap penyelenggaraannya,
sehingga peneliti merasa perlu untuk mengevaluasi
penyelenggaraan pendidikan pembentukan di SPN Cilik Riwut guna
memberikan input yang dapat digunakan dalam penyelenggaraan
pendidikan sebagaimana harapan yaitu pusat pendidikan polri yang
paripurna (center of excellence).
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini difokuskan pada program penyelenggaraan Pendidikan
Pembentukan Brigadir Polisi di Sekolah Polisi Negara Cilik Riwut
Palangka Raya dengan menggunakan model evaluasi progarm
CIPP. Berdasarkan fokus tersebut, maka ditetapkan sub fokus yang
diteliti, yakni:
16
1. Tujuan penyelenggaraan program pendidikan Sekolah Polisi
Negara Cilik Riwut Palangka Raya.
2. Sumber daya penyelenggaraan program pendidikan Sekolah
Polisi Negara Cilik Riwut Palangka Raya
3. Proses penyelenggaraan program pendidikan Sekolah Polisi
Negara Cilik Riwut Palangka Raya
4. Kompetensi lulusan program pendidikan Sekolah Polisi Negara
Cilik Riwut Palangka Raya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanan tujuan penyelenggaraan program pendidikan
Sekolah Polisi Negara Cilik Riwut Palangka Raya?
2. Bagaimana sumber daya penyelenggaraan program pendidikan
Sekolah Polisi Negara Cilik Riwut Palangka Raya?
3. Bagaimana proses penyelenggaraan program pendidikan
Sekolah Polisi Negara Cilik Riwut Palangka Raya?
4. Bagaimana Kompetensi lulusan program pendidikan Sekolah
Polisi Negara Cilik Riwut Palangka Raya?
17
D. Kegunaan Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk standarisasi
manajemen dan proses pendidikan khususnya tenaga pendidik
di SPN Cilik Riwut Palangka Raya
2. Bagi Institusi Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat
dijadikan standarisasi manajemen dan proses pendidikan
kepolisian di seluruh Indonesia
3. Bagi tenaga pendidik di sekolah kepolisian untuk meningkatkan
kemampuan dalam melaksanakan tugas
4. Bagi Sekolah Polisi Negara Cilik Riwut Palangka Raya dalam
rangka perbaikan kualitas penyelenggaraan pendidikan di masa
yang akan datang.