BAB I TA.doc

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Pertumbuhan dan perkembangan bayi periode neonatal merupakan periode yang paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi (Wijoyo, 2008). Menurut World Health Organization (WHO), setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi , sebanyak 57% meninggal. Penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah bayi berat lahir rendah (29%), asfiksia (27%), trauma lahir, tetanus neonatorum, infeksi lain dan kelainan kongenital (WHO,2008). Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 angka kematian bayi sebesar 34 kematian/1000 kelahiran hidup. Angka 1

description

bab 1

Transcript of BAB I TA.doc

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelayanan kesehatanmaternaldanneonatalmerupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Pertumbuhan dan perkembangan bayi periodeneonatalmerupakan periode yang paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi (Wijoyo, 2008).MenurutWorld Health Organization(WHO), setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi baru lahir mengalamiasfiksia, hampir 1 juta bayi ini meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi , sebanyak 57% meninggal. Penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia adalahbayi berat lahir rendah(29%),asfiksia(27%),trauma lahir,tetanus neonatorum,infeksilain dan kelainan kongenital (WHO,2008).Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 angka kematian bayi sebesar 34 kematian/1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayiini sebanyak 47% meninggal pada masaneonatal, setiap lima menit terdapat satu neonatus yang meninggal. (Depkes RI, 2008).Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGs, 2000) pada tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu menurun sebesar tiga-perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015 dan Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita menurun sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102/100.000 KH, Angka Kematian Bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH, dan Angka Kematian Balita 97 menjadi 32/1.000 KH pada tahun 2015 (Depkes RI, 2009).Dalam upaya menjembatani kegiatan tersebut diperlukan suatu bentuk pencatatan informasi yang berkesinambungan yang dapat dipantau dan dievaluasi berdasarkan rencana aksi yang ditetapkan pemerintah.

Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh kementerian kesehatan dalam menyajikan bentuk pencatatan dan pelaporan pemantauan kesehatan ibu dan anak melalui suatu program system informasi terpadu yaitu Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA).Program KIA termasuk satu dari enam program pokok (basic six) Puskesmas yang bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Program ini bertanggung jawabdalam kegiatan pelayanan sebagai berikut: pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita (Depkes RI, 2009).Salah satu dari pelayanan dari program KIA yaitu pelayanan neonatus dengan komplikasi (NK), dimana apabila pelayanan neonatus dengan komplikasi ini tidak diketahui sedini mungkin bisa mengakibatkan kematian. Menurut RISKESDAS 2007, penyebab kematian neonatal 0- 6 hari adalah gangguan pernafasan (37%), prematuritas (34%), sepsis (12%), hipotermi (7%), kelainan darah/ikterus (6%), postmatur (3%) dan kelainan kongenital (1%). Penyebab kematian neonatal 7 28 hari adalah sepsis (20,5%), kelainan kongenital (19%), pneumonia (17%), Respiratori Distress Syndrome/RDS (14%), prematuritas (14%), ikterus (3%), cedera lahir (3%), tetanus (3%), defisiensi nutrisi (3%) dan Suddenly Infant Death Syndrome/SIDS (3%). Penyebab kematian bayi (29 hari 1 tahun) adalah diare (42%), pneumonia (24%), meningitis/ensefalitis (9%), kelainan saluran cerna (7%), kelainan jantung kongenital dan hidrosefalus (6%), sepsis (4%), tetanus (3%) dan lain-lain (5%). Penyebab kematian balita (1-4 tahun) adalah diare (25,2%), pneumonia (15,5%), Necrotizing Enterocolitis E.Coli/NEC (10,7%), meningitis/ensefalitis (8,8%), DBD (6,8%), campak (5,8%), tenggelam (4,9%) dan lain-lain (9,7%) (Depkes RI, 2008).Berdasarkan data Dinas kesehatan Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2008 jumlah kelahiran yaitu 156.348 orang dengan jumlah kematian bayi yaitu 3,4% (537 kematian bayi), sedangkan pada tahun 2009 jumlah kelahiran 102.205 orang dengan jumlah kematian bayi yaitu 0,8% (79 kematian bayi). Persentase kematian tertinggi terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) (1,31%) dan Lahat (0,82%), persentase terendah di Kabupaten Muara Enim (0,14%) dan Empat Lawang (0,13%) (Dinkes Provinsi Sumatra Selatan, 2010).Menurut data dinas kesehatan kota Palembang pada tahun 2008 jumlah kelahiran sebesar 30.104 orang dengan angka kematian 4 per 1000 Kelahiran Hidup, Sedangkan pada tahun 2009 jumlah kelahiran sebesar 30.117 orang dengan jumlah angaka kematian bayi yaitu sekitar 2 per 1000 Kelahiran Hidup (Dinkes Kota Palembang, 2010).Puskesmas sebagai pusat layanan kesehatan primer bagi masyarakat sangat berperan penting dalam pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak. Puskesmas Pembina Palembang pada tahun 2013 mempunyai target tercapainya cakupan penanganan dan atau rujukan neonatus dengan komplikasi sebesar 80%,sedangkan pencapaian yang didapat hanya 67 %. (Profil Puskesmas Pembina, 2014).

Berdasarkan data yang diperoleh dan belum tercapainya target dari cakupan tersebut di Puskesmas Pembina Palembang, penulis tertarik untuk melakukan pengamatan pada data terbaru terkait pemantauan wilayah setempat (PWS) di Puskesmas Pembina tentang cakupan penanganan dan atau rujukan neonatus komplikasi (NK) Januari 2014 - Oktober 2014.1.2.

Rumusan MasalahBagaimana analisis cakupan penanganan dan atau rujukan neonatus komplikasi (NK) dalam Kegiatan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) di Puskesmas Pembina Palembang Januari 2014 - Oktober 20141.3 Tujuan PenulisanI.3.1. Tujuan UmumMengetahui Gambaran cakupan penanganan dan atau rujukan neonatus komplikasi dalam Kegiatan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) di Puskesmas Pembina Palembang tahun 2013 I.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui status masing-masing Kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pembina berdasarkan PWS-KIAb. Mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi cakupan NK di Puskesmas PembinaI.4. Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi PenelitiPenelitian ini merupakan kesempatan untuk mempraktekkan teori-teori yang telah dipelajari, Diharapkan dapat menambah pengetahuan serta sebagai bahan rujukan pengembangan penelitian.1.4.2 Bagi Puskesmas

Diharapkan dapat menjadi acuan dan evaluasi untuk dapat meningkatan pencapaian target khusunya cakupan dalam pelayanan KIA1.4.3 Bagi Instansi PendidikanSebagai sumber kepustakaan bagi mahasiswa yang akan datang dan bisa sebagai data untuk penelitian selanjutnya.

1