BAB I Sinar UV 2

24
 1 BAB I PENDAHULUAN A.  Latar Belakang Masalah Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutup seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Bagi wanita, kulit merupakan bagian tubuh yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk memperindah kecantikan. Lapisan kulit pada dasarnya sama di semua bagian tubuh,kecuali di telapak tangan, telapak kaki, dan bibir. Tebalnya bervariasi dari 0,5 mm di kelopak mata sarnpai 4 mm di telapak kaki. Kulit wajah sedikit berbeda karena di lapisan bawahnya terdapat lebih banyak  pembuluh darah. ltu sebabnya, goresan sedikit saja dapat menyebabkan banyaksekali darah yang keluar. Selain itu, berbeda dengan bagian tubuh lain, pembuluh darah di wajah dan telinga sangat sensitif terhadap pengaruh emosi. Sebagai akibatnya wajah seseorang mudah menjadi merah jika emosinya terusik (flushing). Warna merah pada wajah dapat disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah. Karena kaya akan pembuluh darah, wajah biasanya mempunyaikulit yang lebih halus dari bagian tubuh yang lain. Kehalusankulit ini dipengaruhi oleh sinar ultraviolet dan akibat jerawat yang salah dalam perawatannya. Hasil survey di 50 SMK di Indonesia juga menunjukkan bahwa pengembangan soft skills  belum mendapat perhatian serius dalam pembelajaran. (http://jurnal.sttnbatan. ac.id/wpcontent/uploads/2010/03/A-14_ok.pdf) Selain itu penelitian yang melatarbelakangi kebutuhan aspek  soft skills di dunia kerja yang dilakukan oleh Widarto, dkk tahun 2007. tentang urgensi aspek-aspek kompetensi lulusan SMK yang dibutuhkan di dunia industri adalah kejujuran, etos kerja, tanggungjawab, disiplin, menerapkan prinsipprinsip keselamatan dan kesehatan kerja, inisiatif dan kreatifitas. Jelas bahwa dilihat dari sisi k ompetensi maupun  skill yang dibutuhkan, soft skills memiliki  peran kunci dalam menentukan kualifikasi yang dibutuhkan industri. Setelah itu Penelitian juga dilakukan oleh Widarto, dkk, tahun 2009, menghasilkan rumusan soft skills yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri secara berurutan berdasarkan skala prioritas adalah : disiplin, kejujuran, komitmen, tanggungjawab, rasa percaya diri, etika, sopan santun, kerjasama, kreativitas, komunikasi, kepemimpinan, entrepeneurship, dan  berorganisasi. Untuk itu diperlukan perangka t kurikulum yang mampu mengintregasikan soft skills dalam proses p embelajara n, sementara soft skills tidak perlu berdiri s endiri sebagai mata pelajaran. Model integrasi  soft skills harus komprehensif yakni mulai dari konteks, input , proses, output , dan

Transcript of BAB I Sinar UV 2

Page 1: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 1/24

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutup seluruh tubuh dan melindungi

tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Bagi wanita, kulit merupakan bagian tubuh

yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk memperindah kecantikan. Lapisan

kulit pada dasarnya sama di semua bagian tubuh,kecuali di telapak tangan, telapak kaki,

dan bibir. Tebalnya bervariasi dari 0,5 mm di kelopak mata sarnpai 4 mm di telapak 

kaki.

Kulit wajah sedikit berbeda karena di lapisan bawahnya terdapat lebih banyak 

 pembuluh darah. ltu sebabnya, goresan sedikit saja dapat menyebabkan banyaksekali

darah yang keluar. Selain itu, berbeda dengan bagian tubuh lain, pembuluh darah di

wajah dan telinga sangat sensitif terhadap pengaruh emosi. Sebagai akibatnya wajah

seseorang mudah menjadi merah jika emosinya terusik (flushing).

Warna merah pada wajah dapat disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah.

Karena kaya akan pembuluh darah, wajah biasanya mempunyaikulit yang lebih halus

dari bagian tubuh yang lain. Kehalusankulit ini dipengaruhi oleh sinar ultraviolet dan

akibat jerawat yang salah dalam perawatannya.

Hasil survey di 50 SMK di Indonesia juga menunjukkan bahwa pengembangan soft skills

 belum mendapat perhatian serius dalam pembelajaran. (http://jurnal.sttnbatan.

ac.id/wpcontent/uploads/2010/03/A-14_ok.pdf)

Selain itu penelitian yang melatarbelakangi kebutuhan aspek  soft skillsdi dunia kerja yang dilakukan oleh Widarto, dkk tahun 2007. tentang urgensi

aspek-aspek kompetensi lulusan SMK yang dibutuhkan di dunia industri

adalah kejujuran, etos kerja, tanggungjawab, disiplin, menerapkan prinsipprinsipkeselamatan dan kesehatan kerja, inisiatif dan kreatifitas. Jelas bahwa

dilihat dari sisi kompetensi maupun skill yang dibutuhkan, soft skills memiliki

 peran kunci dalam menentukan kualifikasi yang dibutuhkan industri.

Setelah itu Penelitian juga dilakukan oleh Widarto, dkk, tahun 2009,menghasilkan rumusan soft skills yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan

industri secara berurutan berdasarkan skala prioritas adalah : disiplin,kejujuran, komitmen, tanggungjawab, rasa percaya diri, etika, sopan santun,

kerjasama, kreativitas, komunikasi, kepemimpinan, entrepeneurship, dan

 berorganisasi. Untuk itu diperlukan perangkat kurikulum yang mampu

mengintregasikan soft skills dalam proses pembelajaran, sementara soft skills

tidak perlu berdiri sendiri sebagai mata pelajaran. Model integrasi soft skills

harus komprehensif yakni mulai dari konteks, input , proses, output , dan

Page 2: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 2/24

outcome semuanya harus diperhatikan secara seksama. 

Lapisan C ornium diperlukan untuk melindungi kulit dari berbagai rangsangan.

Yang paling banyak dan paling sering menyerang kulit adalah rangsangan sinar 

matahari. Unsur sinar matahari yang menyebabkan rasa panas di kulit adalah unsur 

inframerah, dan yang dapat menembus serta mempengaruhi kualitas kulit adalah unsur 

ultraviolet. Orang kulit putih di negara Barat sering menderita kanker kulit, hal itu

sebagai akibat rangsangan sinar ultraviolet ini. Bagi warga Asia, termasuk Indonesia,

kemungkinan terkena kanker kulit sangat rendah karena tingkat pigmentasi kulit yang

lebih tinggi.

Jadi, pada kenyataan bahwa orang Asia mempunyai kulit berwarna lebih gelap

memberi keuntungan karena menghalangi terjadinya kanker kulit. Warna kulit

ditentukan oleh pigmen yang dihasilkan lapisan kulit dan bersifat turunan

(genetic).Produksi pigmen bertambahjika yang bersangkutan sering kena sinar matahari

karena pigmenberfungsi melindungi kulit.

Oleh karena itu, seseorang yang karena sesuatu hal mengalami pemutihan atau

  pengurangan pigmen perIu berhati-hati. Jika ia kena sinar matahari, bukan tidak 

mungkin kulit akan memproduksi pigmen berlebih sehingga kulit yangsudah terlihat

 putih akan menjadi lebih gelap. Kulit yang seringterkena sinar matahari akan menjadi

lebih gelap (tanning ) dan lebih tebal serta kasar. Jika seseorang memperhatikan dengan

saksama keadaan kulit di badan dan lengannya, akan terlihat bahwa kulit badan lebih

halus daripada kulit lengan. Hal ini disebabkan oleh rangsangan sinar matahari yang

menyebabkan kulit tumbuh lebih tebal untuk menambah perlindungan. Untuk wilayah

tropis perlindungan itu turut dibantu oleh penggunaan sunscreen atau tabir surya yang

dapat melindungi kulit dari paparan langsung sinar ultraviolet.

Dalam tata kecantikan, perawatan kulit dan wajah menjadi penekanan utama

untuk mendapatkan penampilan yang menarik. Keseluruhan badan atau tubuh kita,

harus dirawat dengan baik dan dijaga agar selalu sehat, lembut, segar dan cantik. Hal

tersebut merupakan alasan penulis tertarik untuk membuat sebuah proposal penelitian

yang berkaitan dengan manfaat tabir surya sebagai pelindung dari efek sinar ultraviolet.

Jika melihat realita di atas, dapat dilihat bahwa pendidikan soft  skills sudah sepantasnyalah jika menjadi kebutuhan penting dalam dunia

 pendidikan sehingga harus dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan

ataupun proses belajar-mengajar. Namun juga perlu disadari bahwa untuk 

mengubah kurikulum juga bukan hal yang mudah. Lebih jauh lagi,

4

Page 3: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 3/24

 pendidikan soft skills idealnya bukan saja hanya diterapkan untuk anak 

didik saja, tetapi juga bagi pendidik. Pendidik seharusnya memberikanmuatan-muatan pendidikan soft skills pada proses pembelajarannya. Maka

dari itu penulis ingin meneliti tentang pengembangan pembelajaran aspek  soft 

 skill  pada siswa SMK dengan mencoba menerapkan strategi belajar C ooperative Learning agar siswa terlatih untuk mengembangkan aspek soft

skill yang berada pada dirinya masing-masing. 

B.  Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang ada dan untuk memungkinkan penelitian

dapat mencapai tujuan penelitian, maka permasalahan akan dibatasi pada :

1.  Penelitian ini hanya meneliti pengaruh penggunaan tabir surya terhadap pigmentasi

kulit wajah wanita.

2.  Objek penelitian ini dilakukan di Desa Helvetia Kab.Deli Serdang

3.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Sinar UV A danUV B terhadap pigmentasi kulit wajah wanita

C.  Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, diasumsikan bahwa «««

Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka permasalahan penelitian diarahkan

dengan perumusan masalah :

1.  Bagaimana pengaruh Sinar UV A dan UV B terhadap pigmentasi kulit wajah

wanita ?

2.  Bagaimanakah aturan pakai yang tepat dan benar dalam penggunaan krim tabir 

surya?

3.  Bagaimana kondisi kesehatan kulit yang tidak menggunakan krim tabir surya

dengan keadaan kulit yang menggunakan krim tabir surya?

4.  Mengapa kulit wajah yang terkena sinar ultraviolet dengan intensitas penyinaran

yang lebih tinggi cenderung mengalami pigmentasi lebih cepat?

D.  Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

y  Untuk mengetahui perbedaan keadaan kesehatan kulit yang tidak menggunakan

krim tabir surya dengan keadaan kulit yang menggunakan krim tabir surya.

Page 4: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 4/24

y  Untuk mengetahui dampak kerusakan kulit yang terpapar langsung dengan sinar 

ultraviolet.

y  Untuk mengetahui kandungan dan manfaat penggunaan tabir surya bagi kulit.

E.  Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :

1.  Manfaat Teoritis

  Mengetahui faktor yang mempengaruhi perbedaan keadaan kesehatan kulit yang

tidak menggunakan krim tabir surya dengan keadaan kulit yang menggunakan

krim tabir surya.

  Mengetahui faktor yang menyebabkan kerusakan kulit akibat terpapar langsung

dengan sinar ultraviolet.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini menjadi bahan masukan bagi pembaca dalam

meningkatkan pengetahuan tentang perawatan kulit wajah sehari-hari.

Page 5: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 5/24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Landasan Teoritis

2.1. Struktur dan Fungsi Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta

merupakan cermin kesehatan dan kehidupan.

2.1.1 Fungsi Kulit

Fungsi kulit secara umum adalah:

  Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan memcegah

masuknya mikroorganisme.

  Melindungi tubuh dari kehilangan cairan tubuh dengan mencegah terjadinya

 peguapan air yang berlebihan.

  Sebagai pengatur panas.

  Tempat penyimpanan provitamin D dan pembentukan vitamin D.

  Merupakan salah satu organ ekskresi, yaitu melalui keringat.

  Sebagai organ pengindra.

  Sebagai pembentukan kolagen. (Martini, 2001)

2.1.2 Anatomi Kulit

Kulit tersusun atas beberapa bagian, yaitu :

a. Lapisan Epidermis

Terdiri dari 5 lapisan yaitu stratum corneum, stratum lucidum, stratum

granulosum, stratum germinativum.Stratum korneum terdiri dari 15 sampai 30

lapisan keratinosit yang memiliki kandungan air 10-20 %. Pada umumnya sel

ini mempunyai waktu hidup selama 2 minggu. Permukaan stratum korneum

  bersifat kering dan dilapisi minyak yang berasal dari kelenjar sebaseus.

Stratum korneum memiliki pH 5,5-6. Keadaan pH dan lapisan minyak ini

mengahambat pertumbuhan mikroba.

Page 6: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 6/24

 b. Lapisan Dermis

Merupakan jaringan ikat yang terdiri dari jaringan serabut kolagen dan terletak 

di bawah stratum germinativum, dengan ketebalan 3-5 mm. Lapisan ini

  berfungsi memberi nutrisi lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri dari

lapisan papilari dan lapisan retikuler. Lapisan papilari memiliki pembuluh

darah dan ujung saraf. Lapisan retikuler memiliki serabut kolagen.

c. Lapisan Hipodermis

Merupakan lembaran lemak yang mengandung jaringan adiposa yang

membentuk agregat dengan jaringan kolagen dan membentuk ikatan lentur 

antara struktur kulit dengan permukaan tubuh (Martini, 2001).

2.1.3 Warna Kulit

Warna kulit ditentukan oleh komposisi pigmen dan peredaran darah pada

  jaringan kulit. Secara umum epidermis tersusun atas dua pigmen yaitu karoten

dan melanin. Karoten merupakan pigmen yang berwarna kuning orange yang

terakumulasi dalam lapisan epidermis dan terlihat pada stratum korneum orang

yang berkulit cerah, sedangkan melanin adalah pigmen berwarna coklat, kuning

kecoklatan atau hitam yang dihasilkan oleh melanosis. Pigmen melanin berfungsi

untuk melindungi kulit dari radiasi sinar UV pada sinar matahari (Martini, 2001).

2.2. Penyinaran Matahari dan Efeknya Pada Kulit

Kulit adalah pelindung tubuh dari pengaruh luar terutama dari sengatan sinar 

matahari. Sinar matahari mempunyai 2 efek, baik yang merugikan maupun yang

menguntungkan, tergantung dari frekuensi dan lamanya sinar mengenai kulit, intensitas

sinar matahari, serta sensitivitas seseorang.

Walaupun berguna untuk pembentukan vitamin D yang sangat berguna bagi

tubuh, sinar matahari dianggap faktor utama dari berbagai masalah kulit, mulai dari

sunburn, pigmentasi kulit, penuaan kulit, hingga kanker kulit. Kulit yang terkena radiasi

sinar UV akan berwarna lebih gelap, berkeriput, kusam, kering, timbul bercak-bercak 

coklat kehitaman (melasma), hingga kanker kulit. Bahkan jauh sebelum efek radiasi itu

terlihat oleh mata telanjang, kulit sebenarnya sudah mengalami kerusakan.Efek sinar 

matahari yang merugikan berupa:

Page 7: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 7/24

  Penyinaran matahari yang singkat pada kulit dapat menyebabkan kerusakan

epidermis sementara, gejalanya disebut sengatan surya. Sinar matahari dapat

menyebabkan eritema ringan hingga luka bakar yang nyeri pada kasus yang lebih

 parah.

  Penyinaran langsung dan lama, yaitu sengatan surya yang berlebihan dapat

menyebabkan kelainan kulit mulai dari dermatritis ringan hingga kanker kulit.

Sengatan matahari berlebihan adalah karsinogenik, sinar ultraviolet dapat

menyebabkan kanker kulit. Orang kulit putih lebih mudah terserang kanker kulit

dibandingkan dengan orang kulit hitam.

Penyinaran matahari terdiri dari berbagai spektrum dengan panjang gelombang yang

  berbeda, dari inframerah yang terlihat hingga spektrum ultraviolet. Sinar ultraviolet

dengan panjang gelombang 400 ± 280 nm dapat menyebabkan sengatan surya dan

 perubahan warna kulit (Ditjen POM, 1985).

Panjang gelombang sinar ultraviolet dapat dibagi menjadi 3 bagian:

1.  Ultraviolet A

Adalah sinar dengan panjang gelombang antara 400 ± 315 nm dengan efektivitas

tertinggi pada 340 nm, dapat menyebabkan warna coklat pada kulit tanpa

menimbulkan kemerahan sebelumnya disebabkan oleh adanya oksidasi melanin

dalam bentuk leuko yang terdapat pada lapisan kulit.

2.  Ultraviolet B

Adalah sinar dengan panjang gelombang antara 315 ± 280 nm dengan efektivitas

tertinggi pada 297,6nm, merupakan daerah eritomogenik, dapat menimbulkan

sengatan surya dan terjadi reaksi pembentukan melanin awal.

3.  Ultraviolet C

Adalah sinar dengan panjang gelombang di bawah 280 nm, dapat merusak jaringan

kulit, tetapi sebagian besar telah tersaring oleh lapisan ozon dalam atmosfer (Ditjen

POM, 1985).

Page 8: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 8/24

2.3. Pigmentasi

2.3.1 Defenisi Pigmentasi

Melanosit berasal dari sel neural crest  yang bermigrasi ke lapisan bassal

epidermis. Pada lapisan kulit, melanosit secara terus menerus memproduksi

melanosom yang kemudian akan ditransfer ke keratinosit. Melanosom akan

merubah tyrosine menjadi melanin yang akan mewarnai kulit.

Pigmentasi kulit dipengaruhi oleh sintesis melanin dalam melanosom dan

distribusinya ke keratinosit. Hiperpigmentasi terjadi akibat meningkatnya melanin

di epidermis, dermis, atau keduanya. Hal ini disebabkan peningkatan produksi

melanin oleh melanosit tetapi jumlah melanositnya normal disebut melanotic atau

akibat proliferasi melanosit yang aktif (jumlah melanosit bertambah) disebut

melanocytotic.

Tyrosinase, merupakan enzim yang mengatur melanogenesis dimana merubah

tyrosine menjadi eu-melanin (berwarn hitam) atau pheo-melanin (berwarna

kekuningan atau kemerahan).

2.3.2 Respon Kulit Akibat Terpapar Sinar Ultraviolet

Setelah kulit terpapar radiasi sinar ultraviolet, maka timbul respon

hiperpigmentasi pada kulit yang disebut tanning  (bertambahnya warna coklat  pada kulit). Reaksi tanning dalam hal proses pembentukan melanin yang baru

terdiri dari, yaitu :

  Reaksi tanning cepat (Immediate Pigment Darkening = IPD)

  Reaksi tanning lambat (Delayed Pigment Darkening = DPD)

Gambar 2.1. Spektrum Radiasi Ultraviolet

Page 9: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 9/24

Respon tanning pada kulit bergantung pada panjang gelombang radiasi sinar 

ultraviolet yaitu :

  Panjang gelombang UV-A

2.4. Mekanisme Perlindungan Alami Kulit

Secara alami kulit manusia mempunyai sistem perlindungan terhadap paparan

sinar matahari. Mekanisme pertahanan tersebut adalah dengan penebalan stratumkorneum dan pigmentasi kulit.Perlindungan kulit terhadap sinar UV disebabkan oleh

 peningkatan jumlah melanin dalam epidermis. Butir melanin yang terbentuk dalam sel

 basal kulit setelah penyinaran UVB akan berpindah ke stratum korneum di permukaan

kulit, kemudian teroksidasi oleh sinar UV A. Jika kulit mengelupas, butir melanin akan

lepas, sehingga kulit kehilangan pelindung terhadap sinar matahari (Ditjen POM, 1985).

Semakin gelap warna kulit (tipe kulit seperti yang dimiliki ras Asia dan Afrika),

maka semakin banyak pigmen melanin yang dimiliki, sehingga semakin besar 

  perlindungan alami dalam kulit. Namun, mekanisme perlindungan alami ini dapat

ditembus oleh tingkat radiasi sinar UV yang tinggi, sehingga kulit tetap membutuhkan

 perlindungan tambahan (Lestari, 2002).

2.5. Tabir Surya (Sunscreen)

Sediaan tabir surya adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk membaurkan

atau menyerap cahaya matahari secara efektif, terutama daerah emisi gelombang

ultraviolet dan inframerah, sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit karena

cahaya matahari.

Tabir surya dapat dibuat dalam berbagai bentuk sediaan, asalkan dapat dioleskan

 pada kulit, misalnya bentuk larutan dalam air atau alkohol, emulsi, krim, dan semi padat

yang merupakan sediaan lipid non-air, gel, dan aerosol (Ditjen POM, 1985).

Ada 2 macam tabir surya, yaitu:

Page 10: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 10/24

10

1. Tabir surya kimia

Merupakan bahan-bahan yang dapat melindungi kulit dengan mengabsorbsi

radiasi UV dan mengubahnya menjadi energi panas. Derivat sintesis senyawa ini

dapat dibagi dalam 2 kategori besar, yaitu pengabsorbsi kimia UVB (290-320 nm) dan

UVA (320-400 nm). Tabir surya kimia yang biasa digunakan adalah

oktilmetoksisinamat sebagai UVB filter yang paling banyak digunakan. UVA filter 

termasuk benzofenon. Oksibenson adalah benzofenon yang paling luas digunakan,

mengabsorbsi UVA dan UVB. Kedua bahan ini memiliki kekurangan yaitu bersifat

fotolabil serta terdegradasi dan teroksidasi. Kandungan tabir surya kimia

memungkinkannya terserap ke dalam tubuh dan bekerja dengan menyerap radiasi

sinar UV. Umumnya, tabir surya kimia hanya menyerap sinar UVB saja, dan agar 

dapat bekerja sempurna jenis tabir surya ini harus digunakan minimal 20 menit

sebelum terpapar sinar matahari (Iskandar, 2008).

2. Tabir surya fisik 

Tabir surya fisik bekerja dengan memantulkan dan menghamburkan radiasi UV.

Tabir surya fisik secara umum adalah oksida logam. Bahan ini menunjukkan

  perlindungan yang lebih tinggi dibandingkan bahan kimia karena memberikan

 perlindungan terhadap UVA dan UVB, dan juga merupakan bahan yang tidak larut

dalam air. Sebagai pembanding, bahan ini kurang diterima oleh kebanyakan orang

karena bahan ini biasanya membentuk lapisan film penghalang pada kulit yang

menimbulkan rasa kurang nyaman. Zink oksida merupakan tabir surya fisik yang

lebih efektif dibandingkan titanium dioksida. Sediaan dengan bahan yang mampu

memantulkan cahaya dapat lebih efektif bagi mereka yang terpapar radiasi UV yang

  berlebihan, misalnya para pendaki gunung. Popularitas bahan-bahan ini meningkat

  belakangan ini karena toksisitasnya yang rendah. Zat-zat yang bekerja secara fisik 

sebenarnya lebih aman, karena tidak mengalami reaksi kimia yang tidak kita ketahui

akibatnya. Bahan ini juga stabil terhadap cahaya dan tidak menunjukkan reaksi

fototoksik atau fotoalergik (Nguyen dan Rigel, 2005).

Untuk mengoptimalkan kemampuan dari tabir surya sering dilakukan kombinasi

antara tabir surya kimia dan tabir surya fisik, bahkan ada yang menggunakan beberapa

macam tabir surya dalam suatu sediaan kosmetika (Wasitaatmadja, 1997).

Page 11: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 11/24

11

2.4.1 Oksibenson

Oksibenson merupakan tabir surya penyerap UV-A yang terbaik yang

diketahui terlebih dahulu. Ini jarang digunakan sendiri, tapi biasa dikombinasi

dengan tabir surya penyaring UV-B untuk menghasilkan nilai SPF yang tinggi.

Oksibenson mempunyai kelarutan yang rendah (Klein dan Palefsky, 2005).

2.4.2 Oktilmetoksisinamat

Oktilmetoksisinamat merupakan penyerap UV-B yang terutama. Ini

memberikan absorbansi yang kuat pada pertengahan daerah UV-B (310 nm).

Oktilmetoksisinamat tidak larut dalam air, tidak akan menodai kulit ataupun

  pakaian, sangat aman, inert secara kimia dan stabil, tetap tinggal pada kulit,

mempunyai bau yang lemah, tidak merubah warna emulsi, dan relatif murah

(Klein dan Palefsky, 2005).

2.4.3 Zink Oksida

Zink oksida adalah tabir surya yang paling aman, efektif, dan berspektrum

luas. Meskipun disetujui oleh FDA, namun penggunaannya sebagai tabir surya

hanya sampai 25%. Zat-zat yang bekerja secara fisika sebenarnya lebih

amankarena tidak mengalami reaksi kimia yang tidak kita ketahui akibatnya

(Anonim, 2008).

2.6. Kandungan Tabir Surya (Sunscreen)

Syarat-syarat bahan aktif untuk preparat tabir surya yaitu:

a. Efektif menyerap radiasi UV-B tanpa perubahan kimiawi, karena jika tidak demikian

akan mengurangi efisiensi, bahkan dapat menjadi toksik atau menimbulkan iritasi.

 b. Stabil, yaitu tahan keringat dan tidak menguap.

c. Mempunyai daya larut yang cukup untuk mempermudah formulasinya.

d. Tidak berbau atau boleh berbau ringan.

e. Tidak toksik, tidak mengiritasi, dan tidak menyebabkan sensitisasi

Syarat-syarat preparat kosmetik tabir surya yaitu:

Mudah dipakai

Page 12: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 12/24

12 

Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan

  Bahan aktif dan bahan dasar mudah bercampur, bahan dasar harus dapat

mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit (Tranggono, 2007).

Kemampuan menahan sinar ultraviolet dari tabir surya dinilai dalam faktor 

  proteksi sinar (Sun Protecting Factor / SPF) yaitu perbandingan energi ultraviolet

yang diperlukan untuk menghasilkan eritema minimum pada kulit yang diberi tabir 

surya terhadap banyaknya energi ultraviolet yang diperlukan untuk menghasilkan

eritema minimum pada kulit yang tidak diberi tabir surya. Minimal erythema dose

(MED) adalah dosis energi minimum ultraviolet yang diperlukan untuk menghasilkan

eritema kulit minimum yang seragam (Shaat, 1990). Dosis minimum eritema (MED)

diuji oleh setiap panelis pada tes SPF. Waktu/dosis pada simulasi cahaya UV

dibutuhkan untuk menghasilkan keseragaman, yang hampirtidak menampakkan

kemerahan pada kulit. Nilai MED berbeda-beda berdasarkan tipe kulit seseorang

(Nguyen dan Rigel, 2005).

  Nilai SPF berkisar antara 0 sampai 100, dan kemampuan tabir surya yang

dianggap baik berada di atas 15.

Tingkat kemampuan tabir surya sebagai berikut:

1. Minimal, bila SPF antara 2 ± 4

2. Sedang, bila SPF antara 4 ± 6

3. Ekstra, bila SPF antara 6 - 8

4. Maksimal, bila SPF antara 8 ± 15

5. Ultra, bila SPF lebih dari 15

SPF hanya menunjukkan daya perlindungan terhadap UVB dan tidak terhadap

UVA. Sebab, berbeda dengan UVB yang bekerja pada permukaan kulit dan

menyebabkan kulit terbakar, UVA meresap masuk ke dalam kulit dan merusak DNA.

Ini membuat kekuatan UVA tidak bisa diukur dengan mudah karena efeknya tidak 

segera terlihat.

Orang yang berkulit gelap mempunyai banyak pigmen melanin yang

merupakan tabir surya alami. Sebaliknya, orang yang berkulit putih sangat rentan

terhadap kanker kulit karena hanya punya sedikit melanin. Oleh karenanya, semakin

  putih kulit seseorang, semakin memerlukan krim dengan SPF yang lebih tinggi

daripada orang yang berkulit hitam agar tidak terbakar. Perlindungan terbaik terhadap

matahari ialah dengan menggunakan tabir surya broad spectrum (Iskandar, 2008).

Page 13: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 13/24

13 

B. Penelitian Yang Relevan 

Hasil penelitian Ratna Dewi Ambarwati (2008) yang berjudul UpayaPeningkatan Kedisiplinan Siswa Pada Pembelajaran Matematika MelaluiPendekatan pembelajaran Kooperatif. Menyimpulkan strategi pembelajaran 

Berdasarkan kedua penelitian diatas disimpulkan bahwa kemampuan

aspek S oft skills dapat berkembang apabila melalui penerapan beberapastrategi pembelajaran. Hubungan penelitian yang akan dilakukan dengan

 penelitian sebelumnya terletak pada strategi pembelajaran dan aspek-aspek 

 soft skills-nya. Maka dari itu peneliti berencana untuk meneliti aspek  soft 

 skills siswa menggunakan strategi pembelajaran Kooperatif . 

Page 14: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 14/24

14 

C. Kerangka Berpikir

Soft Skills adalah Kemampuan non teknis yang dimiliki seseorang

yang sudah ada didalam dirinya sejak lahir, Kemampuan non teknis yang

tidak terlihat wujudnya namun sangat diperlukan untuk sukses dan

43

Kemampuan non teknis yang bisa berupa talenta dan bisa pula ditingkatkan

dengan pelatihan.

Dalam menghadapi dunia kerja soft skills sesorang sangat diutamakan.

Hal ini ditandai dari kegiatan sehari-hari pada dunia kerja, yakni : Disiplin,

Kejujuran, Rasa Percaya diri, Etika, Kepemimpinan, Komitmen, Tanggung

 jawab, Sopan Santun, Kreatifitas, Komunikasi, Kerjasama, Berorganisasi dan

Enterpreneurship.

Kebutuhan soft skills diatas dapat dikembangkan melalui

 pembelajaran. Contohnya pada pembelajaran siswa SMK, hal ini dikarenakan

lulusan siswa SMK biasanya di arahkan langsung ke dalam dunia kerja. Maka

dari itu kebutuhan aspek soft skill sangat diperlukan.

Dalam melatih dan mengembangkan aspek soft skill yang dimiliki

siswa tidaklah mudah. Kurikulum pembelajaran sekolah hingga saat ini blum

 bisa menerapkan dalam pengembangan aspek soft skill siswa.

Penelitian ini bertujuan agar siswa dapat melatih dan mengembangkan

aspek soft skill yang dimilikinya dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Metode yang digunakan untuk mengembangkan aspek ini adalah strategi

Cooperative Learning/Pembelajaran Koperatif. Proses terjadinya

Page 15: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 15/24

15 

 pengembangan aspek soft skill dilakukan dengan cara berdiskusi kelompok 

dan praktikum. Dari kedua kegiatan tersebut dapat di lihat bagaimana proses

 pelatihan dan pengembangan aspek soft skill siswa.

44

Dari hasil penelitian tersebut, diharapkan terjadi peningkatan dalam

mengembangkan aspek soft skill siswa sehingga lulusan siswa SMK sudah

terlatih dan terbiasa dalam pengembangan soft skill di dunia kerja.

Diagram kerangkan berfikir dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1. Diagram Kerangka Berfikir 

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah melalui penggunaan krim tabir surya sehingga

diharapkan penelitian ini mendapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan krim tabir surya pada wajah dapat mengurangi dampak negative dari sinar UV

secara langsung

2. Proses pigmentasi kulit pada wajah akan terjadi lebih cepat jika intensitas pencahayaan

tinggi.

Page 16: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 16/24

16 

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1.  Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di Desa Helvetia Kabupaten

Deli Serdang Medan. Penulis mengambil lokasi ini dengan pertimbangan proses

 pengambilan data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai.

3.2. Lokasi dan Waktu PenelitianDengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan

menggunakan waktu pengambilan data selama kurang lebih 3 bulan yakni bulan

 Nopember 2011 ± Januari 2012.

3.3.  Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi atau sekumpulan orang dan objek 

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk 

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:61). Populasi dalam

  penelitian ini adalah wanita di Desa Helvetia Kab.Deli Serdang yang berumur 20 - 55

tahun terdiri dari beberapa golongan«..

3.3.2. Sampel

Page 17: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 17/24

17 

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

 populasi (Sugiyono, 2007:62). Dikarenakan alasan akademik dari peneliti maka tidak 

semua populasi dari penelitian dipelajari. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan

untuk penelitian adalah sebanyak 40 wanita.

Sampel penelitian ini diambil sebanyak 2 golongan dengan kriteria

golongan pertama yaitu (kelompok kontrol) sebagai kelompok yang tidak menggunakan

tabir surya ketika terkena paparan sinar matahari langsung. Sedangkan Golongan kedua

yaitu sebagai kelompok yang menggunakan tabir surya untuk melindungi wajah dari

 penyinaran sinar UV langsung (kelompok eksperimen).

3.4.  Variabel Penelitian

3.4.1. Variabel Bebas (X)

Yang menjadi variable bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan krim

tabir surya pada kulit wajah wanita.

3.4.2. Variabel Terikat (Y)

Yang menjadi variable terikat dalam penelitian ini adalah proses pigmentasi kulit.

3.5.  Rancangan Penelitian

Penelitian ini dikategorikan dalam penelitian semi eksperimen yaitu dengan

mengelompokkan sampel penelitian menjadi 2 golongan. Adapun Golongan pertama

(kelompok kontrol) sebagai kelompok yang tidak menggunakan tabir surya ketika

terkena paparan sinar matahari langsung. Sedangkan Golongan kedua yaitu sebagai

kelompok yang menggunakan tabir surya untuk melindungi wajah dari penyinaran

sinar UV langsung (kelompok eksperimen).

Pada akhir penelitian dibandingkan hasil dan proses pigmentasi kulit wajah dari

kedua kelompok untuk melihat pengaruh perbedaan keadaan kesehatan kulit yang tidak 

menggunakan krim tabir surya dengan keadaan kulit yang menggunakan krim tabir 

surya dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan kulit akibat

terpapar langsung dengan sinar ultraviolet.

Page 18: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 18/24

18 

Langkah-Langkah Prosedur Penelitian

Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian

3.6.  Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

  pengamatan atau observasi. Dalam proses observasi, lembar pengamatan obervasi

digunakan untuk mengumpulkan data tentang proses pigmentasi kulit wajah berupa

  perubahan warna kulit wajah dan kapasitas bintik-bintik hitam pada wajah. Dengan

metode obeservasi ini, peneliti akan memperolah gambaran yang lebih jelas tentang

  perbedaaan pigmentasi pada kulit yang menggunakan krim tabir surya dan yang tidak 

menggunakan krim tabir surya ketika berhadapan langsung dengan sinar uv.

3.7.  Instrumen Penelitian

Populasi Perempuan di Desa Helvetia

Sampel sebanyak 2 kelompok 

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

tidak menggunakan tabir surya  menggunakan tabir surya 

Post Observasi 

Hasil Observasi 

Analisis Data 

Pembahasan dan Kesimpulan 

Page 19: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 19/24

19 

Instrumen merupakan alat untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen

yang baik adalah instrumen yang mampu digunakan untuk mengambil atau menggali

informasi yang diperlukan dari responden yang akan diteliti. Intrumen dalam penelitian

harus mempunyai dua syarat penting, yaitu valid dan reliabel. Instrumen yangdigunakan dalam penelitian ini adalah instrumen pengamatan atau observasi. Instrumen

yang berupa lembar pengamatan ini digunakan untuk mengukur variabel  pigmentasi

kulit wajah, dimana variabel ini dibagi menjadi tiga sub variabel yang akan diteliti yaitu

warna kulit wajah, pigmentasi pada wajah dan intensitas penyinaran sinar ultraviolet.

Pengembangan kisi-kisi instrumen pengamatan (observasi) dalam penelitian ini dibuat

 berdasarkan indikator-indikator variabel  pigmentasi kulit wajah yang meliputi :

1. Warna Kulit Wajah

- Kesesuaian tingkat warna kulit tubuh dan wajah 

- Warna kulit wajah tidak merata

- Mematuhi kesepakatan yang telah dibuat antara dirinya dengan tempat

2. Pigmentasi Pada Wajah

- Hanya pada daerah pipi ditemukan

- Hanya pada daerah dahi ditemukan

- Hanya pada daerah mata ditemukan

3. Intensitas Sinar Ultraviolet

- Pukul 06.00-09.00

- Pukul 09.01-12.00

- Pukul 12.01-15.00

- Pukul 15.01-18.00

Dari definisi operasional masing-masing variabel diatas dikembangkan menjadi

indikator-indikator yang kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan yang dapat

digunakan untuk mengukur proses pigmentasi kulit wajah. Setiap aspek dikembangkan

menjadi 3 butir pertanyaan. Butir-butir pertanyaan inilah yang digunakan sebagai intrumen

 pengamatan atau observasi dalam penelitian.

Pengambilan data  proses pigmentasi kulit wajah melalui instrumen pengamatan ini

menggunakan jenis instrumen lembar pengamatan (observasi) yang berisi subjek dan aspek 

yang diteliti atau diamati. Jenis ini dipilih untuk mempermudah pengamat dalam melakukan

Page 20: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 20/24

20

  pengamatan atau observasi sehingga pengamat tinggal memberikan tanda cek (¥) untuk 

masing-masing aspek yang dimiliki. Skala pengukuran yang digunakan dalam lembar 

  pengamatan atau observasi ini adalah Skala Linkert. Skala Linkert digunakan untuk 

mengukur pernyataan/pertanyaan yang membutuhkan jawaban dengan range skor 1 untuk 

 jawaban ³sangat buruk´, skor 2 untuk jawaban ³buruk´, skor 3 untuk jawaban ³sedang´, skor 

4 untuk jawaban ³baik´ dan skor 5 untuk jawaban ³sangat baik´.

Dengan penggunaan skala pengukuran Linkert ini maka pengamat tinggal memberi

tanda cek  (¥) terhadap nilai yang sesuai dengan hasil observasi di lapangan. Kisi-kisi

instrumen pengamatan dari proses pigmentasi kulit wajah seperti terdapat dalama tabel berikut :

Tabel 3.2. Kisi-kisi Intrumen Pengamatan Pigmentasi Kulit Wajah 

No. Aspek Indikator No.Butir Jumlah Butir

1

3.8.  Teknik Analisis Data

3.8.1. Uji Validitas Instrumen

Validitas merupakan kemampuan instrument dalam mengukur apa yanghendak diukur. Validitas suatu instrument juga merupakan derajat yang menunjukan

suatu instrument dapat mengukur apa yang hendak diukur. Suharsimi Arikunto (1999)

membedakan atas dua macam validitas yaitu validitas loggis dan validitas empiris.

Validitass logis merupakan validitas yang diperoleh melalui cara-cara yang benar 

sehingga menurut logika akan dapat dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki.

Validitas empiris adalah yang diperoleh dengan jalan mencobakan instrument pada

sasaran yang sesuai dengan sasaran dalam penelitian (responden).

Pada penelitian ini menggunakan metode validitas logis. Validitas logis suatu

intrumen dapat diperoleh dengan jalan mengkonsultasikan butir-butir yang telah

disusun kepada ahli (judgement expert). Para ahli yang ditunjuk adalah dosen ahli yang

sesuai dengan bidangnya masing-masing, dengan tujuan untuk mendapatkan keterangan

apakah maksud kalimat dalam instrument dapat dipahami oleh observer dan butir-butir 

tersebut dapat menggambarkan indikator setiap variable. Pertimbangan yang

Page 21: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 21/24

21

dimintakan kepada dosen ahli menyangkut isi butir instrument dan kisi-kisinya.

Butirbutir yang mengukur materi sebagaimana dipahami dan disepakati oleh ahli,

  professional atau penilai dapat dinyatakan sebagai butir-butir intrumen yang valid

(Puwanto, 2007).

3.8.2. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data

deakriptip kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk memberikan

gambaran tentang kemajuan atau peningkatan soft skills siswa pada pembelajaran

disekolah. Analisis deskriptif kualitatif melalui pengamatan proses pembelajaran, hasil

analisis ini akan disajikan dalam bentuk prosentase.

Untuk analisis aspek soft skills siswa terdiri atas adanya sikap atau tingkah

laku berupa komitmen, tanggung jawab, kerjasama, kreatifitas dan etika. Data observasi

yang telah diperoleh dihitung, kemudian diprosentasekkan. Dengan demikian dapat

diketahui seberapa besar peningkatan soft skills yang dimiliki siswa. Rumus untuk 

menghitung rerata adalah :

PS P

=

Dimana:

PS = persentase

P = jumlah skor 

I = jumlah total

Hasil analisis data aktivitas siswa pada observasi kemudian disajikan secara

deskriptif. Hal ini didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto (1986:209) yang

mengemukakan, selanjutnya data kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil

  pengukuran data diproses dengan dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang

diharapkan dan diperoleh prosentase.

Selanjutnya data kuantitatif tersebut dapat ditafsirkan dengan kalimat yang

 bersifat kualitatif (Suharsini Arikunto, 1986:210). Tujuan dari analisis soft skills siwa

adalah untuk mengetahui pengaruh seberapa besar peningkatan soft skills siswa dengan

menggunakan strategi pembelajaran kooperatif pada proses pembelajaran. Untuk 

member. Interpretasi/kategori peningkatan soft skills siswa didasarkan pada tabel

 berikut ini.

Page 22: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 22/24

22 

Tabel 2. Kategori peningkatan soft skills siswa

LAMPIRAN Iz

Angket Studi Tentang Penggunaan Tabir Surya Terhadap Pigmentasi Kulit Wajah Wanita di

Desa Helvetya Kabupaten Deli Serdang Medan Tahun 2011.

DATA IDENTITAS DIRI

Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, terlebih dahulu isilah data-data

 berikut ini dengan keadaan diri sendiri.

1.    Nama :

2.  Jenis Kelamin :

3.  Usia :

4.  Pekerjaan :

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

Berikut ini saya sampaikan beberapa pertanyaan mohon Anda memilih salah satu jawaban di

tempat yang telah disediakan di bawah ini :

Page 23: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 23/24

23 

1.  SS bila merasa sangat setuju

2.  S bila setuju

3.  KS bila merasa kurang setuju

4.  TS bila merasa tidak setuju

Anda hanya diperbolehkan menjawab salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan

dengan cara memberi tanda silang (X) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat Anda. Atas

 perhatian Anda, saya ucapkan terimakasih.

ANGKET STUDI TENTANG PENGGUNAAN TABIR SURYA TERHADAP

PIGMENTASI KULIT WAJAH WANITA DESA HELVETYA KABUPATEN DELI

SERDANG MEDAN TAHUN 2011

 No. Uraian Pertanyaan

Jawaban

SS S KS TS

Page 24: BAB I Sinar UV 2

5/12/2018 BAB I Sinar UV 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-sinar-uv-2 24/24

24