BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................
-
Upload
windyfebriandani -
Category
Documents
-
view
225 -
download
5
description
Transcript of BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam,
terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain
karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum = gula).
Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang
mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan
rumus empiris (CH2O)n. Karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida,
diantaranya glukosa yang mempunyai rumus molekul C6H12O6.
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan untuk tubuh
manusia, hewan, dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam
jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel.
Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan dialam terdapat sebagai polisakarida
dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk
penyimpanan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai penyusun struktur
didalam dinding sel dan jaringan pengikat.
Pada tumbuhann karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui
proses fotosintesis dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari.
Karbohidrat yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam
akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia
dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar
diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat dalam
sel tubuh disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen.
1.2. Klasifikasi Karbohidrat
Dari rumus umum karbohidrat, dapat diketahui bahwa senyawa ini
suatu polimer yang tersusun monomer-monomer. Berdasarkan monomer-
monomernya yang menyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi golongan, yaitu
Monosakarida
Oligosakarida
1
Polisakarida
1.2.1. Monosakarida
Monosakarida atau gula sederhana terdiri dari hanya satu unit
polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton. Monosakarida dapat mereduksi
senyawa-senyawa pengoksidasi seperti ferisianida, hidrogen peroksida atau ion
kupri. Monosakarida yang penting adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa.
Glukosa dan gula-gula lain yang mampu mereduksi senyawa pengoksidasi disebut
gula pereduksi.
Gambar I.1. Gambar Struktur Monosakarida : Glukosa, Galaktosa, dan
Fruktosa
1.2.2. Oligosakarida
Oligosakarida terdiri dari rantai pendek unit monosakarida (2-10
satuan monosakarida). Oligosakarida yang paling umum adalah disakarida. Ikatan
glikosida yg terdiri dari dua monosakarida mudah terhidrolisa oleh asam tetapi
2
tahan terhadap basa. Disakarida yang paling umum adalah sukrosa, laktosa dan
maltosa.
Gambar I.2. Gambar Struktur Molekul Oligosakarida ; Sukrosa,
Maltosa, dan Laktosa
1.2.3. Polisakarida
Jenis karbohidrat yang terakhir adalah Polisakarida yang terdiri sari
dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida.
Polisakarida yang paling banyak dijumpai pada dunia tanaman adalah pati dan
selulosa, sedangkan di dunia hewan berupa glikogen. Pati dan glikogen adalah
polisakarida penyimpanan yang penting dialam, sedangkan selulosa adalah
poliskarida struktural yang paling banyak.
3
Gambar I.3. Gambar Struktur Molekul Polisakarida : Amilum,
dan Amilopektin
1.3. Berbagai Uji Karbohidrat
Untuk mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu bahan maka diperlukan uji -
uji. Uji – uji tersebut adalah uji molisch, uji benedict, uji barfoed, uji fehling, uji
seliwanoff, uji iod dan uji presipitasi polisakari.
1.3.1. Uji Molisch
Pada uji molisch, karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan
dihidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh
asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi-
metilfurfural. Pereaksi Molisch terdiri atas α-naftol dalam alkohol akan bereaksi
dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
Gambar I.4. Gambar Struktur Molekul Furfural dan Hidroksimetilfurfural
4
GGambar I.5. Reaksi pada Uji Molisch
1.3.2. Uji Benedict
Tujuan dari uji benedict ini adalah untuk membuktikan adanya gula
reduksi. Gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi
ion Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O
berwarna merah bata. Hasil positif ditandai dengan timbulnya endapan berwarna
biru kehijauan, kuning, atau merah bata, tergantung pada kadar gula pereduksi
yang ada. Uji benedict dapat pula digunakan untuk menentukan kadar gula dalam
urin secara semikuantitatif.
Gambar I.6. Reaksi Pada Uji Benedict
1.3.3. Uji Barfoed
Tujuan dari uji barfoed ini adalah untuk membedakan antara
monosakarida dan polisakarida. Ion Cu2+ (dari pereaksi barfoed) dalam suasana
asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada
disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.
5
Gambar I.7. Hasil Akhir Uji Biuret
1.3.4. Uji Fehling
Tujuan dari uji fehling adalah untuk mengidentifikasi keberadaan
monosakarida atau disakarida kecuali sukrosa dalam suatu larutan. Bila sampel
positif maka akan terbentuk endapan berwarna merah bata yang dihasilkan dari
pembentukan Cu2O.
1.3.5. Uji Seliwanoff
Tujuan dari uji seliwanoff adalah untuk membuktikan adanya ketosa
(fruktosa). Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural
dan dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk
senyawa kompleks berwarna merah oranye.
Gambar I.8. Reaksi pada Uji Seliwanoff
1.3.6. Uji Iod
Tujuan dari uji iodium ini adalah untuk membuktikan adanya
polisakarida. Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk
kompleks adsorbsi berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium
6
menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, sedangkan
glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis beraksi dengan iodium membentuk
warna merah coklat.
Gambar I.9. Gambar Uji Iod
1.3.7. Uji Presipitasi Polisakari
Tujuan dari uji presipitasi ini adalah untuk mengetahui kelarutan
polisakarida. Polisakarida seperti amilum, dekstrin, dan glukogen umumnya sukar
larut dalam air, etanol, asam atau basa, tetapi dapat larut dalam larutan CuSO4 +
NH4OH yang disebut peraksi Schweitzer.
7
BAB II
TUJUAN PERCOBAAN
2.1. Tujuan Percobaan Analisis Karbohidrat
Tujuan Percobaan Analisis Karbohidrat antara lain :
1. Mengetahui adanya karbohidrat dalam suatu bahan.
2. Mengidentifikasi jenis karbohidrat.
3. Menentukan gula pereduksi
2.2. Tujuan Masing-masing Uji Karbohidrat
Tujuan masing-masing uji antara lain :
2.2.1. Uji Molisch
Tujuan Uji Molisch adalah untuk membuktikan adanya karbohidrat
secara kuantitatif.
2.2.2. Uji Benedict
Tujuan uji Benedict adalah untuk membuktikan adanya gula
pereduksi.
2.2.3. Uji Barfoed
Tujuan uji Barfoed adalah untuk membedakan antara monosakarida
dan oligosakarida (disakarida).
2.2.4. Uji Fehling
Tujuan uji Fehling adalah untuk mengidentifikasi keberadaan
monosakarida atau disakarida kecuali sukrosa dalam suatu larutan
2.2.5. Uji Seliwanoff
8
Tujuan uji Seliwanoff adalah untuk membuktikan adanya ketosa
(fruktosa).
2.2.6. Uji Iod
Tujuan uji Iod adalah untuk membuktikan adanya polisakarida
(amilum, glukogen, dan dekstrin).
2.2.7. Uji Presipitasi Polisakarida
Tujuan uji Presipitasi Polisakarida adalah untuk mengetahui sifat
kelarutan polisakarida.
BAB III
METODE KERJA
3.1. Uji Molish
A. Alat dan Bahan
Tabung reaksi
Pipet tetes
Gelas ukur
Larutan uji : glukosa, gukrosa, pati, susu, mentega cair, dan putih telur
Pereaksi Molish
Larutan asam sulfat pekat
B. Prosedur
Masukkan 3 ml larutan uji ke dalam tabung reaksi.
Tambahkan perlahan-lahan 2 tetes pereaksi Molish
Tambahkan secara perlahan-lahan melalui dinding tabung, 3 ml
larutan asam sulfat pekat dan jangan dikocok.
Amati perubahan yang terjadi.
3.2. Uji Benedict
A. Alat dan Bahan
Tabung Reaksi
Gelas ukur
9
Larutan uji : glukosa 1%, sukrosa 1%, fruktosa 1%, laktosa 1%, dan
amilum 1%
Larutan Benedict
Penangas air
Pengatur waktu
Penjepir kayu
B. Prosedur
Larutan benedict sebanyak 3 ml dimasukkan ke 5 tabung reaksi.
Tambahkans ke dalam masing-masing secara berturut-turut larutan
glukosa 1%, sukrosa 1%, fruktosa 1%, laktosa 1% dan amilum 1 %
Kocok perlahan, panaskan dalam penangas air selama 5 menit atau
didihkan selama 2 menit.
Dinginkan dan amati warna dan endapan yang terbentuk.
Hasil positif bila terdapat endapan berwarna hijau, kuning, atau merah
bata.
3.3. Uji Barfoed
A. Alat dan Bahan
Tabung reaksi
Pipet tetes
Larutan uji : sukrosa 1%, laktosa 1%, maltosa 1%, dan glukosa 1%
Pereaksi Barfoed
Gelas ukur
Penangas air
Pengatur waktu
Penjepit kayu
B. Prosedur
Masukkan 1 ml masing-masing larutan uji ke dalam tabung reaksi.
Tambahkan 1 ml pereaksi Barfoed
10
Panaskan di dalam penangas air selama 3 menit, dan didinginkan
dalam air selama 2 menit
Tambahkan 1 ml pereaksi warna fosfomolibdat, dan campurkan pelan-
pelan.
Amati perubahan yang terjadi. Warna biru gelap dan endapan merah
bata menunjukkan adanya monosakarida.
3.4. Uji Fehling
A. Alat dan Bahan
Tabung reaksi
Pipet tetes
Larutan uji : glukosa 1%, sukrosa 1%, fruktosa 1%, laktosa 1% dan
amilum 1 %
Fehling A dan Fehling B
Gelas ukur
Penangas air
Pengatur waktu
Penjepit kayu
B. Prosedur
Masukkan 1 ml masing-masing larutan uji ke dalam tabung reaksi.
Tambahkan 2 ml Fehling A dan 2 ml Fehling B
Panaskan di dalam penangas air selama 5 menit.
Amati perubahan yang terjadi. Hasil positif ditandai dengan
terbentuknya endapan merah bata.
3.5. Uji Seliwanoff
A. Alat dan Bahan
Tabung reaksi
Pipet tetes
Larutan uji : glukosa, sukrosa, fruktosa, dan laktosa
Pereaksi Seliwanoff
11
Gelas ukur
Pengatur waktu
Penjepit kayu
B. Prosedur
Masukkan 3 ml pereaksi Seliwanoff ke dalam masing-masing tabung
reaksi.
Tambahkan 10 tetes masing-masing larutan uji ke dalam tabung
reaksi.
Panaskan selama 1 menit.
Jika terbentuk endapan, maka endapan disaring, kemudian dilarutkan
dalam alkohol.
Amati perubahan yang terjadi ! Reaksi positif ditandai dengan
terbentuknya warna merah.
3.6. Uji Iod
A. Alat dan Bahan
Plat tetes
Pipet tetes
Larutan uji : amilum, dextrin, dan gum arab
Larutan Iod
B. Prosedur
Teteskan 2 tetes amilum, dextrin, dan gum arab ke plat tetes.
Tambahkan 2 tetes larutan iod.
Amati perubahan yang terjadi !
3.7. Presipitasi Polisakari
A. Alat dan Bahan
Tabung reaksi
Pipet tetes
12
Larutan uji : pati, dekstrin, dan gum arab.
Gelas ukur
Alkohol 96 %
Amonium sulfat jenuh
B. Prosedur
Masukkan 2 ml masing-masing larutan uji ke dalam tabung reaksi..
Tambahkan alkohol 96 % perlahan-lahan sampai terbentuk endapan.
Ulangi dengan menggunakan ammonium sulfat jenuh sebagai
pengganti alkohol.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Analisis Karbohidrat
Reaksi Uji
Hasil Pengamatan Kesimpulan
Uji
Mol
ish
Glukosa bening ungu glukosa +
Sukrosa bening ungu sukrosa +
Pati bening ungu pati +
Susu putih merah susu +
mentega cair putih merah mentega cair +
putih telur putih merah putih telur +
Uji
Ben
edic
t
Glukosa 1 % biru orange merah Glukosa 1 % +
Sukrosa 1 % biru biru Sukrosa 1 % -
Fruktosa 1 % biru orange merah Fruktosa 1 % +
Laktosa 1 % biru orange merah Laktosa 1 % +
Amilum 1 % biru biru Amilum 1 % -
Uji
Bar
foed
Glukosa 1 % Ada endapan merah Glukosa 1 % +
Sukrosa 1 % Tidak terbentuk endapan Sukrosa 1 % -
Laktosa 1 % Tidak terbentuk endapan Laktosa 1 % -
Maltosa 1 % Tidak terbentuk endapan Maltosa 1 % -
Uji
F
ehli
ng
Glukosa 1 % biru tua ada endapan merah Glukosa 1 % +
Sukrosa 1 % biru tua tidak ada endapan merah Sukrosa 1 % -
14
Fruktosa 1 % biru tua ada endapan merah Fruktosa 1 % +
Laktosa 1 % biru tua ada endapan merah Laktosa 1 % +
Amilum 1 % biru tua tidak ada endapan merah Amilum 1 % -
Uji
Sel
iwan
of Glukosa bening kuning bening Glukosa -
Fruktosa bening orange Fruktosa +
Laktosa bening kuning bening Laktosa -
Sukrosa bening orange Sukrosa +
Uji
Iod
Amilum bening biru Amilum +
Dextrin bening merah anggur Dextrin +
Gum Arab bening merah kecoklatan Gum Arab +
Uji
Pre
sipi
tasi
Pati Dengan alkohol 96 % Ada endapan
Pati +Dengan ammonium Tidak ada endapan
DextrinDengan alkohol 96 % Ada endapan
Dextrin +Dengan ammonium Tidak ada endapan
Gum ArabDengan alkohol 96 % Ada endapan
Gum Arab +Dengan ammonium Tidak ada endapan
Tabel IV.1. Tabel Hasil Pengamatan Berbagai Uji Identifikasi Karbohidrat
4.2. Pembahasan Hasil Uji
4.2.1. Pembahasan Uji Molisch
Dari hasil yang kami dapat glukosa, sukrosa dan pati yang awalnya
bening setelah dilakukan uji molisch berubah menjadi ungu. Kemudian susu,
mentega cair dan putih telur berubah menjadi warna merah.
Pereaksi molisch merupakan alfa-naftol dalam alkohol. Dehidrasi
karbohidrat menggunakan asam pekat akan menjadi monosakarida. Warna
ungu/merah yang terjadi disebabkan oleh kondensasi furfural atau derivatnya
15
dengan alfa-naftol menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah-ungu.
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya karbohidrat dalam suatu
sampel.
Gambar IV.1. Gambar Struktur Molekul Furfural dan
Hidroksimetilfurufural
Gambar IV.2. Gambar Reaksi pada Uji Molisch
4.2.2. Pembahasan Uji Benedict
Pada pengujian menggunakan benedict, glukosa, fruktosa dan
laktosa berubah menjadi warna orange merah sehingga hasilnya positif (+)
Sedangkan sukrosa dan amilum warnanya tetap biru sehingga hasilnya (-)
Pereaksi benedict merupakan campuran dari na-sitrat dan na-
karbonat. Perubahan warna menjadi oranye disebabkan karena glukosa, fruktosa 16
dan laktosa mempunyai gugus aldehida atau keton bebas yang akan mereduksi ion
Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O berwarna
merah bata. Uji ini untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida kecuali
sukrosa.
4.2.3. Pembahasan Uji Barfoed
Dari uji yang dilakukan yang terbentuk endapan cuma glukosa,
hasilnya positif (+). Sukrosa, laktosa dan maltosa tidak memiliki endapan,
hasilnya negatif (-).
Perekasi barfoed merupakan cu asetat. Ion Cu2+ (dari pereaksi
barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi
monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna
merah bata. Uji ini untuk menunjukan adanya monosakarida.
4.2.4. Pembahasan Uji Fehling
Pada saat dilakukan pengujian Glukosa, fruktosa dan laktosa
terbentuk endapan, hasilnya positif(+) sedangkan Sukrosa dan amilum tidak
terbentuk endapan, hasilnya negatif(-).
Karbohidrat memiliki gugus aldehid bebas yang mempunyai
kemampuan untuk mereduksi kecuali polisakarida dan sukrosa, akan bereaksi
positif mereduksi fehling, fehling A yaitu CuSO4 dan fehling B yaitu NaOH+K N
tartrat. Pemanasan bertujuan agar gugus aldehid terbongkar ikatannya dan dapat
bereaksi dengan OH- membentuk asam karboksilat, Cu2O merupakan hasil
sampng yang berwarna orange. Uji ini untuk menunjukan ada tidaknya
monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa.
Gambar IV.3. Reaksi Pada Uji Fehling
17
4.2.5. Pembahasan Uji Seliwanof
Pada percobaan menggunakan uji seliwanof Fruktosa dan sukrosa
berubah menjadi warna oranye, hasilnya positif(+) Sedangkan glukosa dan laktosa
tidak berubah, hasilnya negatif(-).
Fruktosa oleh asam klorida pekat menghasilkan asam levulinat dan
hidroksimetilfurfural. Hidroksimetilfurfural dengan penambahan resorsinol
(pereaksi seliwanof) akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks
berwarna merah oranye.
Gambar IV.4. Reaksi pada Uji Seliwanoff
4.2.6. Pembahasan Uji Iod
Pada pengujian ini kami mendapat hasil berupa Amilum yang
warnanya berubah menjadi biru, dextrin warnanya berubah menjadi merah anggur
dan gum arab yang berubah warnanya menjadi hitam kecoklatan. Hasil dari uji ini
berupa warna yang spesifik dari masing-masing sampel.
4.2.7. Pembahasan Uji Presipitasi Polisakarida
Dengan penambahan alkohol
Pada saat dilakukan uji ini dengan menggunakan alkohol. Pati ,
dekstrin dan gum arab terbentuk endapan dan hasilnya positif (+).
Ini terjadi karena sifat polisakarida yang sukar larut dalam pelarut
polar seperti air, ethanol dan asambasa sehingga membentuk
endapan.
Dengan penambahan amonium sulfat
18
Pada saat dilakukan uji ini dengan menggunakan ammonium sulfat,
pati, dekstrin dan gum arab tidak terbentuk endapan dan hasilnya
negatif (+). Pengujian ini tidak terbentuk endapan sebab
polisakarida larut dalam larutan CuSO4 + NH4OH yang disebut
pereaksi schweitzer.
19
BAB IV
KESIMPULAN
Pada uji benedict. Glukosa dan fruktosa tergolong monosakarida
sedangkan laktosa merupakan disakarida dan tergolong gula pereduksi.
Pada uji berfoed. Glukosa tergolong monosakarida
Pada uji fehling. Glukosa dan fruktosa tergolong monosakarida sedangkan
laktosa merupakan disakarida dan merupakan gula pereduksi
Pada uji seliwanof, fruktosa dan sukrosa mengandung fruktosa
Pada uji iod setiap polisakarida memiliki warnanya masing-masing dimana
amilum berwarna biru, dekstrin merah anggur dan gum arab hitam
kecoklatan
Pada uji presipitasi, polisakarida tidak larut dalam alkohol membentuk
endapan sedangkan pada ammonuim sulfat larut dan tidak membentuk
endapan
20
DAFTAR PUSTAKA
Murray, Robert K., dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta: EGC
Ngili, Yohanis. 2009. BIOKIMIA: Struktur & Fungsi Biomolekul – Edisi
Perta,a. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Poedjiadi, Anna, dan F.M. Titin Supriyanti. 2009. Dasar-Dasar Biokimia.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Yasid, Estien dan Lisda Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk
Mahasiswa Analisis. Yogyakarta: ANDI
21
LAMPIRAN
Gambar L.1. Hasil Uji Molisch
Gambar L.2.Hasil Uji Benedict
22
Gambar L.3. Hasil Uji Barfoed
Gambar L.4. Hasil Uji Fehling
23
Gambar L.5. Hasil Uji Seliwanoff
Gambar L.6.Hasil Uji Iod
24
Gambar L.7.Uji Presipitasi Menggunakan Alkohol
Gambar L.8. Uji Presipitasi dengan Larutan Ammonium
Pertanyaan :
25
1. Uji apakah yang dapat digunakan untuk menentukan reducing sugar ?
Bagaimana prinsip reaksinya ?
Jawaban:
Uji kimia yang digunakan untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi adalah uji Benedict, uji Fehling, serta Tollens.
Prinsip reaksi:
Benedict
Merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki
gugus aldehid atau keton bebas dengan menggunakan pereaksi
Benedict.
Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kupri sulfat,
natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion
Cu++ dari kupri sulfat menjadi in Cu+ yang kemudian mengendap
sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat
membuat pereaksi Benedict bersifat basa lemah. Endapan yang
terbentuk dapat berwarna hijau, kuning, atau merah bata. Warna
endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang
diperiksa.
Fehling
Merupakan uji yang digunakan untuk menunjukan adanya
karbohidrat pereduksi ( monosakarida, laktosa dan lain-lain)
dengan menggunakan pereaksi Fehling.
Uji ini positif ditandai dengan warna merah bata.
Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan
Fehling A dan larutan Fehling B. Larutan Fehling A adalah larutan
CuSO4 dalam air, sedangkan larutan Fehling B adalah larutan
garam Knatartrat dan NaOH dalam air.
Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldehida
pada sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion
OH- membentuk asam karboksilat Cu2O atau endapan merah bata
26
yang terbentuk merupakan hasil sampingan dengan reaksi hasil
pembentukan asam karboksilat ( pereaksi ini ion Cu++ direduksi
menjadi Ion Cu+ yang dalam suasana basa akan di endapkan
sebagai Cu2O )
Tollens
Merupakan salah satu uji yang digunakan untuk
membedakan mana yang termasuk senyawa aldehid dan mana yang
termasuk senyawa keton dengan menggunakan pereaksi tollens.
Uji ini positif ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada
dinding dalam tabung reaksi.
Pereaksi tollens sering disebut sebagai perak amoniakal,
merupakan campuran dari AgNO3 dan amonia berlebihan. Gugus
aktif pada pereaksi tollens adalah dari Ag2O yang bila tereduksi
akan menghasilkan endapan perak. Endapan perak ini akan
menempel pada tabung reaksi yang akan menjadi cermin perak.
Oleh karena itu pereaksi tollen sering juga disebut dengan pereaksi
cermin perak.
Pertanyaan:
2. Mengapa sukrosa bukan termasuk reducing sugar ? Jelaskan apakah yang
dimaksud dengan Reducing sugar ?
Jawaban:
Sukrosa bukan merupaka gula pereduksi karena sukrosa tidak
memiliki atom karbon monomer bebas. Karbon anomer glukosa dan
fruktosa berikatan satu dengan yang lain memalui ikatan glikosidik yang
sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan
alpha hidroksi keton.
Reducing sugar atau gula pereduksi adalah merupakan
golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa
penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari
27
suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau
keton bebas. Semua monosakarida (glokosa, fruktosa, galaktosa) dan
disakarida (fruktosa, maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida),
termasuk sebagai gula pereduksi.
Pertanyaan:
3. Jelaskan perbedaan reduktor dan oksidator ?
Jawaban:
Oksidator Reduktor
Mengalami reduksi (penurunan
bilangan oksidasi)
Mengalami oksidasi (kenaikan
bilangan oksidasi)
Mengikat elektron Melepaskan elektron
Menghasilkan oksigen (O2) Mengikat oksigen (O2)
28