BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Karbohidrat Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum = gula). Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris (CH 2 O)n. Karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida, diantaranya glukosa yang mempunyai rumus molekul C 6 H 12 O 6 . Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan untuk tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan dialam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpanan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai penyusun struktur didalam dinding sel dan jaringan pengikat. Pada tumbuhann karbohidrat disintesis dari CO 2 dan H 2 O melalui proses fotosintesis dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari. Karbohidrat 1

description

BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish............ bzvx

Transcript of BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

Page 1: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Karbohidrat

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam,

terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain

karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum = gula).

Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang

mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan

rumus empiris (CH2O)n. Karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida,

diantaranya glukosa yang mempunyai rumus molekul C6H12O6.

Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan untuk tubuh

manusia, hewan, dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam

jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel.

Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan dialam terdapat sebagai polisakarida

dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk

penyimpanan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai penyusun struktur

didalam dinding sel dan jaringan pengikat.

Pada tumbuhann karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui

proses fotosintesis dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari.

Karbohidrat yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam

akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia

dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar

diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat dalam

sel tubuh disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen.

1.2. Klasifikasi Karbohidrat

Dari rumus umum karbohidrat, dapat diketahui bahwa senyawa ini

suatu polimer yang tersusun monomer-monomer. Berdasarkan monomer-

monomernya yang menyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi golongan, yaitu

Monosakarida

Oligosakarida

1

Page 2: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

Polisakarida

1.2.1. Monosakarida

Monosakarida atau gula sederhana terdiri dari hanya satu unit

polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton. Monosakarida dapat mereduksi

senyawa-senyawa pengoksidasi seperti ferisianida, hidrogen peroksida atau ion

kupri. Monosakarida yang penting adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa.

Glukosa dan gula-gula lain yang mampu mereduksi senyawa pengoksidasi disebut

gula pereduksi.

Gambar I.1. Gambar Struktur Monosakarida : Glukosa, Galaktosa, dan

Fruktosa

1.2.2. Oligosakarida

Oligosakarida terdiri dari rantai pendek unit monosakarida (2-10

satuan monosakarida). Oligosakarida yang paling umum adalah disakarida. Ikatan

glikosida yg terdiri dari dua monosakarida mudah terhidrolisa oleh asam tetapi

2

Page 3: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

tahan terhadap basa. Disakarida yang paling umum adalah sukrosa, laktosa dan

maltosa.

Gambar I.2. Gambar Struktur Molekul Oligosakarida ; Sukrosa,

Maltosa, dan Laktosa

1.2.3. Polisakarida

Jenis karbohidrat yang terakhir adalah Polisakarida yang terdiri sari

dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida.

Polisakarida yang paling banyak dijumpai pada dunia tanaman adalah pati dan

selulosa, sedangkan di dunia hewan berupa glikogen. Pati dan glikogen adalah

polisakarida penyimpanan yang penting dialam, sedangkan selulosa adalah

poliskarida struktural yang paling banyak.

3

Page 4: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

Gambar I.3. Gambar Struktur Molekul Polisakarida : Amilum,

dan Amilopektin

1.3. Berbagai Uji Karbohidrat

Untuk mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu bahan maka diperlukan uji -

uji. Uji – uji tersebut adalah uji molisch, uji benedict, uji barfoed, uji fehling, uji

seliwanoff, uji iod dan uji presipitasi polisakari.

1.3.1. Uji Molisch

Pada uji molisch, karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan

dihidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh

asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi-

metilfurfural. Pereaksi Molisch terdiri atas α-naftol dalam alkohol akan bereaksi

dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.

Gambar I.4. Gambar Struktur Molekul Furfural dan Hidroksimetilfurfural

4

Page 5: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

GGambar I.5. Reaksi pada Uji Molisch

1.3.2. Uji Benedict

Tujuan dari uji benedict ini adalah untuk membuktikan adanya gula

reduksi. Gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi

ion Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O

berwarna merah bata. Hasil positif ditandai dengan timbulnya endapan berwarna

biru kehijauan, kuning, atau merah bata, tergantung pada kadar gula pereduksi

yang ada. Uji benedict dapat pula digunakan untuk menentukan kadar gula dalam

urin secara semikuantitatif.

Gambar I.6. Reaksi Pada Uji Benedict

1.3.3. Uji Barfoed

Tujuan dari uji barfoed ini adalah untuk membedakan antara

monosakarida dan polisakarida. Ion Cu2+ (dari pereaksi barfoed) dalam suasana

asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada

disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.

5

Page 6: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

Gambar I.7. Hasil Akhir Uji Biuret

1.3.4. Uji Fehling

Tujuan dari uji fehling adalah untuk mengidentifikasi keberadaan

monosakarida atau disakarida kecuali sukrosa dalam suatu larutan. Bila sampel

positif maka akan terbentuk endapan berwarna merah bata yang dihasilkan dari

pembentukan Cu2O.

1.3.5. Uji Seliwanoff

Tujuan dari uji seliwanoff adalah untuk membuktikan adanya ketosa

(fruktosa). Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural

dan dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk

senyawa kompleks berwarna merah oranye.

Gambar I.8. Reaksi pada Uji Seliwanoff

1.3.6. Uji Iod

Tujuan dari uji iodium ini adalah untuk membuktikan adanya

polisakarida. Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk

kompleks adsorbsi berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium

6

Page 7: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, sedangkan

glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis beraksi dengan iodium membentuk

warna merah coklat.

Gambar I.9. Gambar Uji Iod

1.3.7. Uji Presipitasi Polisakari

Tujuan dari uji presipitasi ini adalah untuk mengetahui kelarutan

polisakarida. Polisakarida seperti amilum, dekstrin, dan glukogen umumnya sukar

larut dalam air, etanol, asam atau basa, tetapi dapat larut dalam larutan CuSO4 +

NH4OH yang disebut peraksi Schweitzer.

7

Page 8: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

BAB II

TUJUAN PERCOBAAN

2.1. Tujuan Percobaan Analisis Karbohidrat

Tujuan Percobaan Analisis Karbohidrat antara lain :

1. Mengetahui adanya karbohidrat dalam suatu bahan.

2. Mengidentifikasi jenis karbohidrat.

3. Menentukan gula pereduksi

2.2. Tujuan Masing-masing Uji Karbohidrat

Tujuan masing-masing uji antara lain :

2.2.1. Uji Molisch

Tujuan Uji Molisch adalah untuk membuktikan adanya karbohidrat

secara kuantitatif.

2.2.2. Uji Benedict

Tujuan uji Benedict adalah untuk membuktikan adanya gula

pereduksi.

2.2.3. Uji Barfoed

Tujuan uji Barfoed adalah untuk membedakan antara monosakarida

dan oligosakarida (disakarida).

2.2.4. Uji Fehling

Tujuan uji Fehling adalah untuk mengidentifikasi keberadaan

monosakarida atau disakarida kecuali sukrosa dalam suatu larutan

2.2.5. Uji Seliwanoff

8

Page 9: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

Tujuan uji Seliwanoff adalah untuk membuktikan adanya ketosa

(fruktosa).

2.2.6. Uji Iod

Tujuan uji Iod adalah untuk membuktikan adanya polisakarida

(amilum, glukogen, dan dekstrin).

2.2.7. Uji Presipitasi Polisakarida

Tujuan uji Presipitasi Polisakarida adalah untuk mengetahui sifat

kelarutan polisakarida.

BAB III

METODE KERJA

3.1. Uji Molish

A. Alat dan Bahan

Tabung reaksi

Pipet tetes

Gelas ukur

Larutan uji : glukosa, gukrosa, pati, susu, mentega cair, dan putih telur

Pereaksi Molish

Larutan asam sulfat pekat

B. Prosedur

Masukkan 3 ml larutan uji ke dalam tabung reaksi.

Tambahkan perlahan-lahan 2 tetes pereaksi Molish

Tambahkan secara perlahan-lahan melalui dinding tabung, 3 ml

larutan asam sulfat pekat dan jangan dikocok.

Amati perubahan yang terjadi.

3.2. Uji Benedict

A. Alat dan Bahan

Tabung Reaksi

Gelas ukur

9

Page 10: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

Larutan uji : glukosa 1%, sukrosa 1%, fruktosa 1%, laktosa 1%, dan

amilum 1%

Larutan Benedict

Penangas air

Pengatur waktu

Penjepir kayu

B. Prosedur

Larutan benedict sebanyak 3 ml dimasukkan ke 5 tabung reaksi.

Tambahkans ke dalam masing-masing secara berturut-turut larutan

glukosa 1%, sukrosa 1%, fruktosa 1%, laktosa 1% dan amilum 1 %

Kocok perlahan, panaskan dalam penangas air selama 5 menit atau

didihkan selama 2 menit.

Dinginkan dan amati warna dan endapan yang terbentuk.

Hasil positif bila terdapat endapan berwarna hijau, kuning, atau merah

bata.

3.3. Uji Barfoed

A. Alat dan Bahan

Tabung reaksi

Pipet tetes

Larutan uji : sukrosa 1%, laktosa 1%, maltosa 1%, dan glukosa 1%

Pereaksi Barfoed

Gelas ukur

Penangas air

Pengatur waktu

Penjepit kayu

B. Prosedur

Masukkan 1 ml masing-masing larutan uji ke dalam tabung reaksi.

Tambahkan 1 ml pereaksi Barfoed

10

Page 11: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

Panaskan di dalam penangas air selama 3 menit, dan didinginkan

dalam air selama 2 menit

Tambahkan 1 ml pereaksi warna fosfomolibdat, dan campurkan pelan-

pelan.

Amati perubahan yang terjadi. Warna biru gelap dan endapan merah

bata menunjukkan adanya monosakarida.

3.4. Uji Fehling

A. Alat dan Bahan

Tabung reaksi

Pipet tetes

Larutan uji : glukosa 1%, sukrosa 1%, fruktosa 1%, laktosa 1% dan

amilum 1 %

Fehling A dan Fehling B

Gelas ukur

Penangas air

Pengatur waktu

Penjepit kayu

B. Prosedur

Masukkan 1 ml masing-masing larutan uji ke dalam tabung reaksi.

Tambahkan 2 ml Fehling A dan 2 ml Fehling B

Panaskan di dalam penangas air selama 5 menit.

Amati perubahan yang terjadi. Hasil positif ditandai dengan

terbentuknya endapan merah bata.

3.5. Uji Seliwanoff

A. Alat dan Bahan

Tabung reaksi

Pipet tetes

Larutan uji : glukosa, sukrosa, fruktosa, dan laktosa

Pereaksi Seliwanoff

11

Page 12: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

Gelas ukur

Pengatur waktu

Penjepit kayu

B. Prosedur

Masukkan 3 ml pereaksi Seliwanoff ke dalam masing-masing tabung

reaksi.

Tambahkan 10 tetes masing-masing larutan uji ke dalam tabung

reaksi.

Panaskan selama 1 menit.

Jika terbentuk endapan, maka endapan disaring, kemudian dilarutkan

dalam alkohol.

Amati perubahan yang terjadi ! Reaksi positif ditandai dengan

terbentuknya warna merah.

3.6. Uji Iod

A. Alat dan Bahan

Plat tetes

Pipet tetes

Larutan uji : amilum, dextrin, dan gum arab

Larutan Iod

B. Prosedur

Teteskan 2 tetes amilum, dextrin, dan gum arab ke plat tetes.

Tambahkan 2 tetes larutan iod.

Amati perubahan yang terjadi !

3.7. Presipitasi Polisakari

A. Alat dan Bahan

Tabung reaksi

Pipet tetes

12

Page 13: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

Larutan uji : pati, dekstrin, dan gum arab.

Gelas ukur

Alkohol 96 %

Amonium sulfat jenuh

B. Prosedur

Masukkan 2 ml masing-masing larutan uji ke dalam tabung reaksi..

Tambahkan alkohol 96 % perlahan-lahan sampai terbentuk endapan.

Ulangi dengan menggunakan ammonium sulfat jenuh sebagai

pengganti alkohol.

13

Page 14: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Analisis Karbohidrat

Reaksi Uji

Hasil Pengamatan Kesimpulan

Uji

Mol

ish

Glukosa bening ungu glukosa +

Sukrosa bening ungu sukrosa +

Pati bening ungu pati +

Susu putih merah susu +

mentega cair putih merah mentega cair +

putih telur putih merah putih telur +

         

Uji

Ben

edic

t

Glukosa 1 % biru orange merah Glukosa 1 % +

Sukrosa 1 % biru biru Sukrosa 1 % -

Fruktosa 1 % biru orange merah Fruktosa 1 % +

Laktosa 1 % biru orange merah Laktosa 1 % +

Amilum 1 % biru biru Amilum 1 % -

         

Uji

Bar

foed

Glukosa 1 % Ada endapan merah Glukosa 1 % +

Sukrosa 1 % Tidak terbentuk endapan Sukrosa 1 % -

Laktosa 1 % Tidak terbentuk endapan Laktosa 1 % -

Maltosa 1 % Tidak terbentuk endapan Maltosa 1 % -

         

Uji

F

ehli

ng

Glukosa 1 % biru tua ada endapan merah Glukosa 1 % +

Sukrosa 1 % biru tua tidak ada endapan merah Sukrosa 1 % -

14

Page 15: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

Fruktosa 1 % biru tua ada endapan merah Fruktosa 1 % +

Laktosa 1 % biru tua ada endapan merah Laktosa 1 % +

Amilum 1 % biru tua tidak ada endapan merah Amilum 1 % -

      

 

Uji

Sel

iwan

of Glukosa bening kuning bening Glukosa -

Fruktosa bening orange Fruktosa +

Laktosa bening kuning bening Laktosa -

Sukrosa bening orange Sukrosa +

         

Uji

Iod

Amilum bening biru Amilum +

Dextrin bening merah anggur Dextrin +

Gum Arab bening merah kecoklatan Gum Arab +

         

Uji

Pre

sipi

tasi

Pati Dengan alkohol 96 % Ada endapan

Pati +Dengan ammonium Tidak ada endapan

DextrinDengan alkohol 96 % Ada endapan

Dextrin +Dengan ammonium Tidak ada endapan

Gum ArabDengan alkohol 96 % Ada endapan

Gum Arab +Dengan ammonium Tidak ada endapan

Tabel IV.1. Tabel Hasil Pengamatan Berbagai Uji Identifikasi Karbohidrat

4.2. Pembahasan Hasil Uji

4.2.1. Pembahasan Uji Molisch

Dari hasil yang kami dapat glukosa, sukrosa dan pati yang awalnya

bening setelah dilakukan uji molisch berubah menjadi ungu. Kemudian susu,

mentega cair dan putih telur berubah menjadi warna merah.

Pereaksi molisch merupakan alfa-naftol dalam alkohol. Dehidrasi

karbohidrat menggunakan asam pekat akan menjadi monosakarida. Warna

ungu/merah yang terjadi disebabkan oleh kondensasi furfural atau derivatnya

15

Page 16: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

dengan alfa-naftol menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah-ungu.

Uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya karbohidrat dalam suatu

sampel.

Gambar IV.1. Gambar Struktur Molekul Furfural dan

Hidroksimetilfurufural

Gambar IV.2. Gambar Reaksi pada Uji Molisch

4.2.2. Pembahasan Uji Benedict

Pada pengujian menggunakan benedict, glukosa, fruktosa dan

laktosa berubah menjadi warna orange merah sehingga hasilnya positif (+)

Sedangkan sukrosa dan amilum warnanya tetap biru sehingga hasilnya (-)

Pereaksi benedict merupakan campuran dari na-sitrat dan na-

karbonat. Perubahan warna menjadi oranye disebabkan karena glukosa, fruktosa 16

Page 17: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

dan laktosa mempunyai gugus aldehida atau keton bebas yang akan mereduksi ion

Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O berwarna

merah bata. Uji ini untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida kecuali

sukrosa.

4.2.3. Pembahasan Uji Barfoed

Dari uji yang dilakukan yang terbentuk endapan cuma glukosa,

hasilnya positif (+). Sukrosa, laktosa dan maltosa tidak memiliki endapan,

hasilnya negatif (-).

Perekasi barfoed merupakan cu asetat. Ion Cu2+ (dari pereaksi

barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi

monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna

merah bata. Uji ini untuk menunjukan adanya monosakarida.

4.2.4. Pembahasan Uji Fehling

Pada saat dilakukan pengujian Glukosa, fruktosa dan laktosa

terbentuk endapan, hasilnya positif(+) sedangkan Sukrosa dan amilum tidak

terbentuk endapan, hasilnya negatif(-).

Karbohidrat memiliki gugus aldehid bebas yang mempunyai

kemampuan untuk mereduksi kecuali polisakarida dan sukrosa, akan bereaksi

positif mereduksi fehling, fehling A yaitu CuSO4 dan fehling B yaitu NaOH+K N

tartrat. Pemanasan bertujuan agar gugus aldehid terbongkar ikatannya dan dapat

bereaksi dengan OH- membentuk asam karboksilat, Cu2O merupakan hasil

sampng yang berwarna orange. Uji ini untuk menunjukan ada tidaknya

monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa.

Gambar IV.3. Reaksi Pada Uji Fehling

17

Page 18: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

4.2.5. Pembahasan Uji Seliwanof

Pada percobaan menggunakan uji seliwanof Fruktosa dan sukrosa

berubah menjadi warna oranye, hasilnya positif(+) Sedangkan glukosa dan laktosa

tidak berubah, hasilnya negatif(-).

Fruktosa oleh asam klorida pekat menghasilkan asam levulinat dan

hidroksimetilfurfural. Hidroksimetilfurfural dengan penambahan resorsinol

(pereaksi seliwanof) akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks

berwarna merah oranye.

Gambar IV.4. Reaksi pada Uji Seliwanoff

4.2.6. Pembahasan Uji Iod

Pada pengujian ini kami mendapat hasil berupa Amilum yang

warnanya berubah menjadi biru, dextrin warnanya berubah menjadi merah anggur

dan gum arab yang berubah warnanya menjadi hitam kecoklatan. Hasil dari uji ini

berupa warna yang spesifik dari masing-masing sampel.

4.2.7. Pembahasan Uji Presipitasi Polisakarida

Dengan penambahan alkohol

Pada saat dilakukan uji ini dengan menggunakan alkohol. Pati ,

dekstrin dan gum arab terbentuk endapan dan hasilnya positif (+).

Ini terjadi karena sifat polisakarida yang sukar larut dalam pelarut

polar seperti air, ethanol dan asambasa sehingga membentuk

endapan.

Dengan penambahan amonium sulfat

18

Page 19: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

Pada saat dilakukan uji ini dengan menggunakan ammonium sulfat,

pati, dekstrin dan gum arab tidak terbentuk endapan dan hasilnya

negatif (+). Pengujian ini tidak terbentuk endapan sebab

polisakarida larut dalam larutan CuSO4 + NH4OH yang disebut

pereaksi schweitzer.

19

Page 20: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

BAB IV

KESIMPULAN

Pada uji benedict. Glukosa dan fruktosa tergolong monosakarida

sedangkan laktosa merupakan disakarida dan tergolong gula pereduksi.

Pada uji berfoed. Glukosa tergolong monosakarida

Pada uji fehling. Glukosa dan fruktosa tergolong monosakarida sedangkan

laktosa merupakan disakarida dan merupakan gula pereduksi

Pada uji seliwanof, fruktosa dan sukrosa mengandung fruktosa

Pada uji iod setiap polisakarida memiliki warnanya masing-masing dimana

amilum berwarna biru, dekstrin merah anggur dan gum arab hitam

kecoklatan

Pada uji presipitasi, polisakarida tidak larut dalam alkohol membentuk

endapan sedangkan pada ammonuim sulfat larut dan tidak membentuk

endapan

            

20

Page 21: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

DAFTAR PUSTAKA

Murray, Robert K., dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta: EGC

Ngili, Yohanis. 2009. BIOKIMIA: Struktur & Fungsi Biomolekul – Edisi

Perta,a. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Poedjiadi, Anna, dan F.M. Titin Supriyanti. 2009. Dasar-Dasar Biokimia.

Jakarta: Universitas Indonesia.

Yasid, Estien dan Lisda Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk

Mahasiswa Analisis. Yogyakarta: ANDI

21

Page 22: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

LAMPIRAN

Gambar L.1. Hasil Uji Molisch

Gambar L.2.Hasil Uji Benedict

22

Page 23: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

Gambar L.3. Hasil Uji Barfoed

Gambar L.4. Hasil Uji Fehling

23

Page 24: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

Gambar L.5. Hasil Uji Seliwanoff

Gambar L.6.Hasil Uji Iod

24

Page 25: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

Gambar L.7.Uji Presipitasi Menggunakan Alkohol

Gambar L.8. Uji Presipitasi dengan Larutan Ammonium

Pertanyaan :

25

Page 26: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

1. Uji apakah yang dapat digunakan untuk menentukan reducing sugar ?

Bagaimana prinsip reaksinya ?

Jawaban:

Uji kimia yang digunakan untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)

pereduksi adalah uji Benedict, uji Fehling, serta Tollens.

Prinsip reaksi:

Benedict

Merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki

gugus aldehid atau keton bebas dengan menggunakan pereaksi

Benedict.

Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kupri sulfat,

natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion

Cu++ dari kupri sulfat menjadi in Cu+ yang kemudian mengendap

sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat

membuat pereaksi Benedict bersifat basa lemah. Endapan yang

terbentuk dapat berwarna hijau, kuning, atau merah bata. Warna

endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang

diperiksa.

Fehling

Merupakan uji yang digunakan untuk menunjukan adanya

karbohidrat pereduksi ( monosakarida, laktosa dan lain-lain)

dengan menggunakan pereaksi Fehling.

Uji ini positif ditandai dengan warna merah bata.

Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan

Fehling A dan larutan Fehling B. Larutan Fehling A adalah larutan

CuSO4 dalam air, sedangkan larutan Fehling B adalah larutan

garam Knatartrat dan NaOH dalam air.

Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldehida

pada sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion

OH- membentuk asam karboksilat Cu2O atau endapan merah bata

26

Page 27: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

yang terbentuk merupakan hasil sampingan dengan reaksi hasil

pembentukan asam karboksilat ( pereaksi ini ion Cu++ direduksi

menjadi Ion Cu+ yang dalam suasana basa akan di endapkan

sebagai Cu2O )

Tollens

Merupakan salah satu uji yang digunakan untuk

membedakan mana yang termasuk senyawa aldehid dan mana yang

termasuk senyawa keton dengan menggunakan pereaksi tollens.

Uji ini positif ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada

dinding dalam tabung reaksi.

Pereaksi tollens sering disebut sebagai perak amoniakal,

merupakan campuran dari AgNO3 dan amonia berlebihan. Gugus

aktif pada pereaksi tollens adalah dari Ag2O yang bila tereduksi

akan menghasilkan endapan perak. Endapan perak ini akan

menempel pada tabung reaksi yang akan menjadi cermin perak.

Oleh karena itu pereaksi tollen sering juga disebut dengan pereaksi

cermin perak.

Pertanyaan:

2. Mengapa sukrosa bukan termasuk reducing sugar ? Jelaskan apakah yang

dimaksud dengan Reducing sugar ?

Jawaban:

Sukrosa bukan merupaka gula pereduksi karena sukrosa tidak

memiliki atom karbon monomer bebas. Karbon anomer glukosa dan

fruktosa berikatan satu dengan yang lain memalui ikatan glikosidik yang

sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan

alpha hidroksi keton.

Reducing sugar atau gula pereduksi adalah merupakan

golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa

penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari

27

Page 28: BAB I Sampai Lampiran Draf 1 2007 Karbohidrat Revisi III Finish...............................

suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau

keton bebas. Semua monosakarida (glokosa, fruktosa, galaktosa) dan

disakarida (fruktosa, maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida),

termasuk sebagai gula pereduksi.

Pertanyaan:

3. Jelaskan perbedaan reduktor dan oksidator ?

Jawaban:

Oksidator Reduktor

Mengalami reduksi (penurunan

bilangan oksidasi)

Mengalami oksidasi (kenaikan

bilangan oksidasi)

Mengikat elektron Melepaskan elektron

Menghasilkan oksigen (O2) Mengikat oksigen (O2)

28