BAB I Revisi

20

Click here to load reader

Transcript of BAB I Revisi

Page 1: BAB I Revisi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mempertautkan sebuah karya sastra dengan nilai-nilai edukatif sekurang-

kurangnya memerlukan pemahaman yang memadai tentang karya sastra itu sendiri

dengan fungsi dan tujuan pendidikan bagi masyarakat terutama bagi penikmat karya

sastra tersebut.

Karya sastra hadir sebagai wujud nyata imajinatif kreatif seorang sastrawan

dengan proses yang berbeda antara pengarang yang satu dengan pengarang yang lain,

terutama dalam penciptaan cerita fiksi. Proses tersebut bersifat individualis artinya

cara yang digunakan oleh tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan itu meliputi

beberapa hal diantaranya metode, munculnya proses kreatif dan cara

mengekspresikan apa yang ada dalam diri pengarang hingga bahasa penyampaian

yang digunakan. Sastra sebagai hasil pekerjaan seni kreasi manusia tidak akan pernah

lepas dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan

manusia erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari

persoalan dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, kemudian

1

Page 2: BAB I Revisi

dengan adanya imajinasi yang tinggi seorang pengarang tinggal menuangkan

masalah-masalah yang ada disekitarnya menjadi sebuah karya sastra.1

Fiksi pertama-tama menyaran pada prosa naratif, dalam bentuk novel dan

cerpen, bahkan kemudian fiksi sering dianggap bersinonim dengan novel Prosa dalam

pengertian kesastraan juga disebut fiksi (fiction), teks naratif (narrative text) atau

wacana naratif (narrative discource) dalam pendekatan structural dan semiotic.

Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal itu

disebabkan fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyarankan pada

kebenaran sejarah.2

Novel, sebagai salah satu bentuk karya sastra dapat dengan bebas berbicara

tentang kehidupan yang dialami oleh manusia dengan berbagai peraturan dan norma-

norma dalam interaksinya dengan lingkungan. Dalam novel terdapat makna tertentu

tentang  kehidupan, yang juga mencakup pemberian pesan-pesan pendidikan dalam

ranah keberagamaan manusia serta sastra dapat berfungsi sebagai karya seni yang

bisa digunakan sebagai sarana menghibur diri pembaca. Hai ini sesuai dengan

pendapat Nurgiyantoro, yang menyatakan bahwa membaca sebuah karya sastra fiksi

berarti menikmati cerita dan menghibur diri untuk memperoleh kepuasan batin

1 Herman J. Waluyo, 2002. Apresiasi Puisi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. hal 68.

2 Nurgiyantoro, Burhan.2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gaja Mada University Press. hal.2

2

Page 3: BAB I Revisi

bahkan sampai kepada penyentuhan qalbu pembaca tentang arti sebuah pesan-pesan

pendidikan melalui torehan pena sang pujangga3.

Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 3 Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional4.

Mengacu kepada sebuah novel dapat dianggap mengandung nilai edukatif

dapat dirumuskan sebagai sebuah novel yang isinya mengandung nilai-nilai baik

seluruhnya atau sebagian yang dapat menggerakkan pembacak untuk

mengembangkan potensi dirinya, menjadi atau lebih beriman kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berahlak mulia dan menjadi warga negara yang demokratis

sertabertanggung jawab.

Salah satu novel yang menurut pembacanya, mengandung nilai edukatif

adalah novel “Perahu Kertas” karya Dee (Dewi Lestari) yang populer sejak

diterbitkan secara digital dan kemudian versi cetaknya diterbitkan oleh “Bentang

3 Ibid.

4 Yossy Suparyo, 2005. Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta: Media Abadi.

3

Page 4: BAB I Revisi

Pustaka”, bulan Agustus 2009. Ketika tulisan ini dibuat, novel tersebut telah

mencapai cetakan ke 13 hanya dalam jangka waktu kurang dari 3 (tiga) tahun.

Novel “Perahu Kertas” mengangkat tema persahabatan empat sekawan yang

disajikan secara ringan tetapi mampu memggugah hati pembaca dari berbagai lapisan

usia. Dikemas dengan bahasa yang lugas, serta pendeskripsian keadaan yang juga

begitu lugas tetapi sarat akan nilai-nilai serta makna kehidupan. bukan melulu tentang

remaja, melainkan tentang dinamika kehidupan serta korelasinya dengan lingkungan

internal.

Tokoh utama dalam kisah ini adalah Keenan, seorang remaja pria baru lulus

SMA, yang selama enam tahun tinggal di Amsterdam bersama neneknya. Keenan

memiliki bakat melukis yang sangat kuat, dan ia tidak punya cita-cita lain selain

menjadi pelukis, tapi perjanjiannya dengan ayahnya memaksa ia meninggalkan

Amsterdam dan kembali ke Indonesia untuk kuliah. Di sisi lain, ada Kugy

Tokoh utama perempuan diberi nama Kugy. Tokoh ini digambarkan sebagai

gadis unik cenderung eksentrik, yang juga akan berkuliah di universitas yang sama

dengan Keenan. Ia adalah gadis mungil yang hobi berkhayal, sangat suka menuliskan

dongeng ciptaannya yang bagi orang lain merupakan hobi tak lazim. Belum lagi

kegemarannya menulis surat kepada Dewa Neptunus. Surat tersebut dilipat menjadi

perahu kertas dan dihanyutkan di sungai atau laut. Kugy menganggap dirinya seorang

agen Neptunus. Cita-citanya hanya satu, ingin menjadi juru dongeng. Namun Kugy

sadar bahwa penulis dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan dan tidak mudah

4

Page 5: BAB I Revisi

diterima lingkungan. Tak ingin lepas dari dunia menulis, Kugy lantas meneruskan

studinya di Fakultas Sastra.Cerita.

Novel yang menurut sebagian besar komentar pembacanya, berakhir dengan

happy ending ini, mengambarkan suatu perjalanan panjang dari proses pembuatan

suatu keputusan penting dalam perjalanan hidup tokoh cerita melalui pergolakan

batin yang berujung dengan ketepan hati.

Akan tetapi, apakah benar novel “Perahu Kertas” yang dikemas dengan

percintaan anak muda ini sarat dengan unsur edukatif seperti komentar salah pembaca

berikut ini?.

Nangis, ketawa sendiri, senyum sendiri, saya alami saat baca novel ini Amaizing. Karakter tokoh yang kuat, penempatan titik emosional yang sangat baik, Alur cerita yang menyayat adalah bumbu hidangan istimewa Perahu Kertas. Tak banyak penulis yang bisa menyatukan cinta keluarga, sahabat dan kekasih, menjadi sebuah hidangan ringan sekaligus padat, edukatif dan inspiratif. Two thumbs up5 (hurup tebal dari Penulis).

Pembaca lainnya merasa memperoleh pelajaran yang dapat dipetik dari novel

ini, dengan menyertakan satu bait puisi seperti berikut:

Berapa lama waktu yang harus terbuang sia-sia?Berapa banyak hati yang harus tersakiti?Berapa banyak penyangkalan yang harus digenapi?Hanya karena 2 potong kata ini, harga diri. (huruf tebal dari Penulis).…………………………………………………………………………………. Menelusuri konflik-konflik yang dialami K&K, (‘Perahu Kertas”, Pen.) membuat saya menelaah hidup saya sendiri. Betapa seringkali saya meracuni

5 Ricas Dwi Cahyo pada “Dari Mereka para pembaca”dalam Dee, Maret 2012, Perahu Kerta Cet XIII, Yogyakarta: Bentang Pustaka.

5

Page 6: BAB I Revisi

diri sendiri dengan pikiran-pikiran yang penuh prasangka, semata karena saya enggan bertanya untuk mencari tahu jawaban yang sesungguhnya dari suatu perkara. Betapa saya berusaha untuk berkata dan bertindak manis terhadap orang lain, tapi terhadap orang-orang terdekat justru saya tidak berusaha ekstra untuk menunjukkan rasa sayang saya, dan masih banyak lagi hal-hal yang membuat saya merenung. 6

Bagi pembaca novel ini yang sekaligus gemar membaca buku-buku motivasi

penuturan cerita dalam “Perahu Kertas” berikut ini akan terasa sebagai pelajaran

tentang kehidupan.

Ada banyak bahan mentah berbagai ukuran yang teronggok di sana. Keenan mengenali beberapa. Ada kayu sono keeling, kayu kamboja, kayu suar, kayu belalu, kayu ketapang, dan beberapa elemen tambahan seperti akar, serat, serta ranting-ranting. Setelah membolak-balik beberapa bahan, akhirnya mengambil sepotong kayu yang berukuran agak kecil.

Memulai dari yang kecil, pikirnya. Tak lama kemudian, Keenan mengambil posisi, menyiapkan perkakas yang ia butuhkan, dan mulai memahat, Sampai larut malam ia tak keluar-keluar dari sana.7 (huruf tebal dari penulis.

Bahkan, ungkapan “memulai dari kecil” yang melintas dalam pikiran tokoh

cerita di atas, Dee menjadikannya sebagai judul dari bagian “Perahu Kertas”. Masih

banyak penuturan lainnya yang semakin memperjelas bahwa pengarang berniat dan

secara sadar hendak memasukkan nilai-nilai edukatif dalam novelnya.

Novel “Perahu kertas” menarik untuk dianalisis tentang kandungan nilai

edukatif-nya karena novel ini tidak secara terbuka memberikan gambaran bahwa ini

adalah novel edukatif yang dikemas dengan karakteristik keagamaan seperti misalnya

6 Ceuceu.. Community Review. http://www.goodreads.com/book/perahu-kertas. Diakses Tgl. 2 Januari 2013. Jam 01.15.

7 Dee, Maret 2012, Perahu Kerta Cet XIII, Yogyakarta: Bentang Pustaka. hal. 71.

6

Page 7: BAB I Revisi

“Di Bawah Lindungan Ka’bah” karya bersejarah Buya Hamka pada masa pergolakan

kemerdekaan atau yang terbit dalam zaman ini seperi karya-karyanya fenomenal

Habiburrahman El Shirazy “Dalam Mihrab Cinta”, “Ayat-Ayat Cinta” “Di Atas

Sajadah Cinta” “Ketika Cinta Berbuah Surga” dan “Ketika Cinta Bertasbih”, atau

novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata yang berlatar belakang proses

pembelajaran anak.

Walaupun dengan membaca judulnya telah menggambarkan bahwa “Perahu

Kertas” bukan novel “kacangan” tetapi sebuah karya sastra yang cukup bermutu,

namun karakteristik percintaan lebih tampak di permukaan dari pada menggambarkan

isinya yang ditebari dengan nilai-nilai edukatif. Menurut hemat penulis, justru dalam

hal inilah kelebihan dari “Perahu Kertas”. Dalam faktanya, bookaholic novel

khususnya kalangan kaum muda, lebih banyak tertarik dengan kisah percintaan.

Itulah mengapa hampir seluruh novel karya Habiburrahman El Shirazy menyertakan

kata “cinta” sebagai daya tarik bagi penggemar novel untuk membacanya. Kalau

novel karya Habiburrahman El Shirazy mengangkat nilai-nilai keagamaan sebagai

sarana pendidikan yang dikemas dengan kisah percintaan, “Perahu Kertas”

mengangkat tema kehidupan yang dinamis penuh warna termasuk pecintaan yang

dalam kehidupan nyata tidak mungkin terlepas dari dinamika kaum muda, dengan

menebarkan nilai-nilai edukatif di dalamnya.

Berdasarkan pemikiran di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang ungkapan pesan pendidikan atau nilai edukatif dalam novel “Perahu Kertas”

7

Page 8: BAB I Revisi

dengan memilih judul “Analisis Nilai-Nilai Edukatif Novel ‘Perahu Kertas’ Karya

Dewi Lestari”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasar latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang berkaitan

dengan judul penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Struktur yang membangun novel “Perahu Kertas” karya Dewi Lestari

2. Aspek-aspek psikologi dalam novel “Perahu Kertas” karya Dewi Lestari

3. Nilai-nilai universal yang terdapat dalam novel “Perahu Kertas” karya Dewi

Lestari

4. Nilai-nilai edukatif dalam novel “Perahu Kertas” karya Dewi Lestari”

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, masalah dibatasi dengan hal-hal yang relevan dengan

nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam novel ‘Perahu Kertas’ karya Dewi Lestari

dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan.

D. Perumusan Masalah

Agar penelitian lebih mendalam dan detail maka peneliti membatasi

permasalahan penelitian, yang difokuskan pada nilai-nilai edukatif dan kemudian

dirumuskan sebagai berikut:

8

Page 9: BAB I Revisi

1. Apa nilai-nilai edukatif dalam novel “Perahu Kertas” karya Dewi Lestari?

2. Bagaimana pengarang menuturkan cerita yang mengandung nilai-nilai

edukatif dalam novel “Perahu Kertas” karya Dewi Lestari?

3. Adakah relevansi nilai-nilai edukatif dalam novel “Perahu Kertas” karya

Dewi Lestari dengan tujuan pendidikan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian di dalam karya ilmiah merupakan target yang hendak

dicapai melalui serangkaian aktivitas penelitian, karena segala sesuatu yang

diusahakan pasti mempunyai tujuan tertentu sesuai dengan permasalahannya.

Adapun tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam novel “Perahu

Kertas” karya Dewi Lestari.

2. Untuk mengetahui penuturan pengarang pada cerita yang mengandung nilai-

nilai edukatif dalam novel “Perahu Kertas” karya Dewi Lestari.

3. Untuk mengetahui relevansi nilai-nilai edukatif dalam novel “Perahu Kertas”

karya Dewi Lestari terhadap tujuan pendidikan..

9

Page 10: BAB I Revisi

D. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diharapkan dapat diberikan oleh penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas khasanah

ilmu pengetahuan bidang bahasa dan sastra Indonesia serta

menambah wawasan dan pengetahuan penulis, pembaca dan

pecinta sastra khususnya karya sastra dalam bentuk novel dan

nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

2. Kegunaan praktis.

a. Bagi penulis, dapat memahami struktur dan alur cerita, karakter tokoh, makna

penuturan cerita serta nilai-nilai yang terkandung dalam novel “Perahu

Kertas” karya Dewi Lestari  dan hubungannya dengan teori tentang

karya sastra bahasa Indonesia

b. Bagi almater dapat memperkaya khasanah hasil penelitian

tentang nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam karya

sastra berbentuk novel sekaligus dapat menjadi motivasi dan

referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian karya

sastra serta relevansi dengan pendidikan.

10

Page 11: BAB I Revisi

c. Bagi masyarakat pembaca novel dapat dijadikan acuan untuk

menangkap makna dan pesan tentang nilai-nilai edukatif

yang disampaikan penulis dalam novel “Perahu Kertas” karya

Dewi Lestar serta relevansinya dengan kehidupan nyata.

F. Sistematika Pembahasan

Penulisan skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I, Pendahuluan,

Dalam bab ini disampaikan latar belakang pemikiran penulis sekaligus

sebagau alasan atas judul yang dipilih, rumusan masalah yang diambil dari

permasalahan yang timbul dari latar belakang pemikiran, tujuan penelitian, manfaat

yang diharapkan dapat diberikan, serta sistematika pembahasannya.

BAB II. Landasan Teori dan Kerangka Berpikir.

Bab ini memaparkan tinjauan teoritis yang relevan dengan hal-hal yang akan

dianalisis sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, tentang teori karya sastra

dan novel, teori pendidikan dan nilai-nilai edukatif serta relevansinya dilengkapi

dengan kerangka berpikir sebagai arah analisis nilai-nilai edukatif dalam novel yang

diteliti.

BAB III, Metodologi Penelitian

11

Page 12: BAB I Revisi

Bab ini memaparkan tentang metodologi penelitian, yang meliputi rancangan

penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrument penelitian dan

tehnik analisis data.

· BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini memaparkan gambaran umum tentang novel “Perahu Kertas” karya

Dewi Lestari, hasil analisis terhadap nilai-nilai edukatif, penuturan pengarang pada

cerita yang mengandung nilai-nilai edukatif dan relevansi nilai-nilai edukatif terhadap

tujuan pendidikan dalam novel yang diteliti beserta pembahasannya·

BAB V, Penutup.

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran dari penulis yang

relevan dengan hasil analisis.

12

Page 13: BAB I Revisi

DAFTAR PUSTAKA

Kasnadi dan Sutejo2010.Kajian Prosa Kiat Menyisir Dunia Prosa. Yogyakarta: Pustaka Felicha

Lestari, Dewi (Dee), Maret 2012, Perahu Kertas Cet XIII, Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Lexy J. Moleong, 2010. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nurgiyantoro, Burhan.2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gaja Mada University Press. hal.2

Ratna, Nyoman Kutha. 2003. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tjahjono, Tengsoe.1988. Sastra Indonesia Pengantar Teori dan Apresiasi. Flores: Nusa Indah.Departemen Pendidikan Nasional, 2002 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Waluyo, Herman J. 2002. Apresiasi Puisi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Yossy Suparyo, 2005. Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta: Media Abadi.

13