BAB I Refrat
-
Upload
rabiatull-adawiyah -
Category
Documents
-
view
4 -
download
1
description
Transcript of BAB I Refrat
BAB I
PENDAHULUAN
Proses penuaan (aging) merupakan proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi
fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Seringkali proses
penuaan dihubungkan dengan menurunnya fungsi tubuh sehingga terjadi penurunan kualitas
hidup saat seseorang mencapai usia yang lanjut (Asmaningrum, 2014). Menurut WHO (2014)
bahwa yang dimaksud dengan lanjut usia (elderly) adalah seseorang yang berumur 60 tahun
atau lebih.
Populasi lanjut usia di dunia mencapai laju yang sangat luar biasa. Sebagian besar
berhubungan dengan penurunan laju kelahiran dan peningkatan angka harapan hidup dalam
20 tahun terakhir. Di Eropa, persentase orang berumur 60 tahun atau lebih diperkirakan
meningkat sekitar sepertiga sejak tahun 1996 sampai 2025, tergantung masing-masing
negara. Di beberapa negara berkembang, persentase orang berumur 60 tahun atau lebih
diperkirakan meningkat 200% pada periode yang sama. Hingga tahun 2020, populasi dunia
diperkirakan mencapai lebih dari 1 milyar orang berumur 60 tahun atau lebih, dan sebagian
besar di negara sedang berkembang, sebagian lagi di negara maju (Beers, 2005). Berdasarkan
proyeksi penduduk pada tahun 2010, di Indonesia terdapat 23.992.552 penduduk usia lanjut.
Diperkirakan pada tahun 2020, jumlah penduduk usia lanjut ini sebesar 11,34% (Baskoro dan
Konthen, 2008).
Saat ini Indonesia telah memasuki era penduduk struktur lansia karena pada tahun 2009
jumlah penduduk berusia di atas 60 tahun sekitar 7,18%. Provinsi yang mempunyai jumlah
penduduk lansia sekitar 7% adalah di Jawa dan Bali. Jumlah penduduk lansia pada tahun
2006 sebesar kurang lebih 19 juta dengan usia harapan hidup 66,2 tahun, sedangkan pada
tahun 2010 diperkirakan sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun, dan
pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan hidup 71,1
tahun. (Menkokesra, 2009).
Seiring bertambahnya usia, proses penuaan yang disebabkan oleh berbagai macam faktor ini
tidak dapat dihindari. Beberapa faktor yang berperan dalam terjadinya penuaan antara lain
lingkungan dan gaya hidup, susunan genetik seseorang, faktor organik dan faktor psikis
seperti stres (Wibowo, 2003).
Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba
untuk mengadaptasi stresor yang ada. Sedangkan stresor adalah kejadian, situasi yang dilihat
sebagai unsur yang menimbulkan stres dan menyebabkan reaksi stres sebagai hasilnya
(Asmaningrum et al., 2014). Stres telah menjadi bagian dari kehidupan manusia namun
sering tidak diperhatikan, stres dapat dialami oleh siapa saja dan dimana saja (Hardjana,
1994).
Secara alamiah tubuh merespon stres dengan cara memberi alarm waspada, yaitu
mengaktivasi sistem hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) axis, yang mengontrol kadar
hormon stres yang diproduksi, sehingga menyebabkan jantung berdegup kencang, respiratory
rate naik, dan terjadi peningkatan energi (Wingfield, 2003; Boonstra, 2004). Hal ini
dinamakan respon fight atau flight. Beberapa macam stres bersifat normal dan bermanfaat
bagi tubuh manusia. Stres dapat meningkatkan kinerja seseorang dalam bekerja. Sebagai
contoh, stres dapat membantu seseorang dalam memenangkan lomba atau menyelesaikan
suatu pekerjaan dengan tepat waktu. Tapi apabila stres terjadi terlalu lama dan berat, stres
dapat berdampak buruk bagi kelangsungan hidup manusia. Seperti terjadinya gejala sakit
kepala, sakit perut, sakit punggung, dan susah tidur. Stres juga bisa menurunkan sistem imun
seseorang, sehingga seseorang tersebut mudah sekali terjangkit suatu penyakit. Jika seseorang
sudah tidak sehat, maka stres membuat keadaan tubuh lebih buruk. Stres dapat membuat
seseorang tersebut gelisah, mudah marah, dan tegang (Arder, 2000; Cohen, 2001; Wingenfeld
dan Wolf, 2011). Stres juga dikaitkan dengan proses pemendekan telomer pada orang
dewasa. Telomere merupakan sequence/urutan non-coding DNA yang terdapat pada ujung
kromosom linier dari eukariota. Terjadinya pemendekan telomere merupakan penyebab
penting terjadinya proses penuaan (Epel et al, 2010;. Haussmann dan Marchetto, 2010).
Keadaan stres ini lah yang menjadi daya tarik penulis untuk mencari hubungan antara stres
dengan terjadinya proses penuaan. Berbagai penelitian banyak menyebutkan mengenai
hubungan antara stres dan terjadinya proses penuaan. Untuk itu, menarik diulas kembali
melalui berbagai referensi artikel terkhusus pada kondisi stres dengan proses penuaan.
Asmaningrum N, Wijaya D, Permana CA (2014). Dukungan sosial keluarga sebagai upaya
pencegahan stres pada lansia dengan andropause di desa Gebang wilayah kerja
puskesmas Patrang kabupaten Jember. Jurnal IKESMA. 1(10): 78-87.
Hardjana, 1994, Stres Tanpa Distres : Seni Mengolah Stres, Yogyakarta: Kanisius
Baskoro, A dan Konthen, PG. 2008. Basic Immunology of Aging Process. Naskah Lengkap
pada 5th Bali Endocrine Update 2nd Bali Aging and Geriatric Update Symposium. Bali
11-13 April 2008.
Beers, M. 2005. The Merck Manual of Health & Aging. Amerika Serikat : Ballantine Book
Trade Paperback. p. 24-25.
Ader R (2000). On the development of psychoimmunoneurology. Eur Journal of Pharmacol.
405.
Cohen N, Kinney KS (2001). Exploring the phylogenetic history of neural immune system
interaction. In psychoneuroimmunology 3rdededited by Robert Ader, David LF,
Nicholas Cohen. 1: 21-54.
Wingerfield K, Wolf OT (2011). HPA axis alterations in mental disorders: Impact on
memory and its relevance for therapeutic interventions. CNS Neuroscience and
Therapeutics. 17: 714-722.
Wingfield, J. C. (2003). Control of behavioural strategies for capricious environments. Anim.
Behav. 66, 807-815.
Boonstra, R. (2004). Coping with changing northern environments: the role of the stress axis
in birds and mammals. Integr. Comp. Biol. 44, 95-108.
Epel, E. S., Lin, J., Dhabhar, F. S., Wolkowitz, O. M., Puterman, E., Karan, L. and
Blackburn, E. H. (2010). Dynamics of telomerase activity in response to acute
psychological stress. Brain Behav. Immun. 24, 531-539.
Haussmann, M. F. and Marchetto, N. M. (2010). Telomeres: Linking stress and survival,
ecology and evolution. Curr. Zool. 56, 703-713.
Wibowo, S. 2003. Andropause : Keluhan, Diagnosis dan Penanganannya. Dalam : The
Concepts of Anti Aging and How to Make Without Disorder. Jakarta : FKUI. hal: 11-
17.
Menkokesra. Lansia masa kini dan mendatang. Kementrian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat. 2009.