BAB I PHBS

11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktifitas hidup sehari-hari. Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Perilaku ini merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan sesorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan masyarakatnya (Depkes, 2005). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan esensi dan hak asasi manusia untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini selaras dengan yang tercakup dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Derajat kesehatan yang tinggi tersebut dapat diperoleh apabila setiap orang memiliki perilaku yang memperhatikan kesehatan (Maryunani, 2013). 1

description

PHBS

Transcript of BAB I PHBS

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktifitas hidup sehari-hari. Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Perilaku ini merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan sesorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan masyarakatnya (Depkes, 2005). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan esensi dan hak asasi manusia untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini selaras dengan yang tercakup dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Derajat kesehatan yang tinggi tersebut dapat diperoleh apabila setiap orang memiliki perilaku yang memperhatikan kesehatan (Maryunani, 2013).Menurut Gochaman dalam Notoatmodjo (2003), perilaku sehat (healt behaviour) dapat dilihat sebagai atribut-atribut personal seperti kepercayaan-kepercayaan, harapan-harapan, motif-mitif, nilai-nilai, persepsi dan unsur-unsur kognitif lainnya, sebagai karakteristik individu meliputi unsur-unsur dan keadaan afeksi dan emosi dan sebagai pola-pola perilaku yang tampak yakni tindakan-tindakan dan kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan mempertahankan, memelihara dan untuk meningkatkan kesehatan (Maryunani, 2013).Aspek perilaku merupakan hal yang paling penting agar terwujud kesehatan masyarakat yang semakin meningkat. Agar terwujud kesehatan masyarakat yang meningkat, maka seluruh anggota masyarakat, baik secara individu / pribadi, anggota keluarga, anggota dari lingkungan sekolah, lingkungan kerja, dan sebagainya harus hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup sehat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan peningkatan kesehatan masyarakat tersebut, maka pemerintah membuat suatu program yang dinamakan Program PHBS atau Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Maryunani, 2013).PHBS merupakan salah satu program prioritas pemerintah melalui puskesmas dan menjadi sasaran luaran dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, seperti yang disebutkan pada Rencana Strategi (Renstra) kementrian Kesehatan tahun 2010-2014 (Kemenkes, 2011).Disamping itu, perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakn salah satu strategi yang dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan milenium 2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat, sebagaimana yang dicita-citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam menyonsong Milenium Development Goals (MDGs).Kualitas sumber daya manusia (SDM) antara lain ditentukan dua faktor yang satu sama lain saling berhubungan, berkaitan dan saling bergantung yakni pendidikan dan kesehatan. Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya pendidikan berhasil, sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan sangat mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan seseorang (Maryunani, 2013).Kualitas sumber daya manusia yang mampu berdaya saing akan tercipta jika pengawasan kesehatan dimulai dari anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Anak belajar dan diajar oleh lingkungan mengenai bagaimana ia harus bertingkah laku yang baik dan tidak baik, lingkungan dapat berarti orang tua,guru dan teman-temannya (Gunarsa, 2006).Upaya pembinaan melalui sekolah telah dinyatakan dalam Undang-Undang RI No.36 tahun 2009, tentang Upaya Kesehatan. Pada bab VI pasal 79 Ayat 1 dinyatakan bahwa: Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Sekolah sebagai salah satu sasaran PHBS ditatanan institusi pendidikan. Hal ini disebabkan karena banyaknya data yang menyebutkan bahwa munculnya sebagian penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10), misalnya diare, kecacingan dan anemia ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Dampak lainnya dari kurang dilaksanakan PHBS diantaranya yaitu suasana belajar yang tidak mendukung karena lingkungan sekolah yang kotor, menurunnya semngat dan prestasi belajar dan mengajar di sekolah, menurunkan citra sekolah di masyarakat umum. Oleh sebab itu, penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah (Maryunani, 2013).Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) setiap tahun 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare, sementara data Departemen Kesehatan menunjukkan diantara 1000 penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang tahun (Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011). Sementara itu masih banyak ditemukan data-data penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah seperti kecacingan sebanyak 40-60% (Depkes,2005).Profil kesehatan Indonesia tahun 2009, menyajikan data bahwa baru 64,41% sarana yang telah dibina kesehatan lingkungannya, yang meliputi institusi pendidikan (67,52%), tempat kerja (59,15%), dan saran lain (62,26%). Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan PHBS di tatanan-tatanan. Tatanan pendidikan, tatanan tempat kerja, dan tatanan fasilitas kesehatan juga belum berjalan sebagaimana mestinya. Dengan demikian diperlukan pendekatan yang peripurna (komprehensif), lintas program dan lintas sektor, serta mobilisasi sumber daya yang luar biasa di semua tingkat administrasi pemerintah. (Kemenkes :2011)Laporan Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS) Nasional tahun 2007, dapat disimpulkan bahwa perilaku yang menyangkut kebersihan dapat mempengaruhi kesehatan. Banyak penyakit yang disebabkan karena perilaku hidup bersih dan sehat yang masih kurang, seperti diare, kecacingan, maslah periodontal, filariasis, demam berdarah dan muntaber. Masalah kebersihan diri yang cukup banyak dialami oleh murid sekolah dasar, yaitu: 86% murid yang bermasalah pada gigi, 53% tidak bisa potong kuku, 42% murid yang tidak bisa menggosok gigi, dan 8% murid yang tidak mencuci tangan sebelum makan. Selain itu data penyakit yang diderita oleh anak sekolah terkait perilaku seperti cacingan adalah sebesar 60-80%, dan caries gigi sebesar 74,4%. Kompleksnya masalah kesehatan anak sekolah perlu ditanggulangi secara komprehensif dan multisektor. (Depkes RI, 2008)Data dinas kesehatan Kota Padang tahun 2010, penyakit terbanyak di Kota Padang pada anak usia sekolah 6-12 tahun adalah penyakit gigi berlubang dengan presentase 40,4%, sedangkan pada tahun 2011 menjadi 58,8%, anemia 28,4%, prevalensi kecacingan 33%, masalah kesehatan gusi 34,90%, serumen 4,80% dan lidah kotor 0,5% (DKK Padang, 2010-2011) penelitan Andriani (2012).Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10) diatas, ternyata umumnya berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, Perilaku Hidup Bersih dan sehat disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan itu sendiri. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat,dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat (Proverawati,2012). Pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dikelompokkan menjadi 5 tatanan yaitu PHBS di Sekolah, PHBS di Rumah Tangga, PHBS di Institusi Kesehatan, PHBS di Tempat-tempat umum dan PHBS di Tempat Kerja (Notoatmodjo,2007). Dari ke lima program PHBS tersebut, PHBS di sekolah merupakan tatanan awal untuk menciptakan sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas untuk kemajuan bangsa dan Negara. Tatanan sekolah merupakan salah satu ruang lingkup promosi kesehatan. Promosi kesehatan di lingkungan sekolah sangat efektif karena anak sekolah merupakan sasaran yang mudah dijangkau sebab terorganisasi dengan baik serta merupakan kelompok umur yang peka dan mudah menerima perubahan. Anak sekolah juga berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan sehingga mudah untuk dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik (Lucie,2005). PHBS di sekolah memiliki 8 indikator yang semua indikator tersebut berkaitan dengan perilaku. Penulis tertarik melakukan penelitian kepada siswa Sekolah Dasar Negeri X Kecamatan X mengenai pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa Tentang Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SDN X Kecamatan X Padang

C. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumMengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap siswa tentang pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SDN X Kecamatan X Padang.

2. Tujuan Khususa. Diketahuinya tingkat pengetahuan siswa SD X tentang PHBSb. Diketahuinya distribusi frekuensi sikap siswa SD X tentang PHBS

D. Manfaat Penelitian1. Bagi Tempat PenelitianMeningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat murid SD serta mendapatkan lingkungan sekolah yang sehat dan bersih.2. Bagi PenelitiMengaplikasikan ilmupengetahuan yang telahdiperoleh di bangku perkuliahan dan menambah wawasan ilmiah dalma melakukan peneliti an di bidang kesehatan, khususnya tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).3. Bagi siswa-siswi SDDiharpkan siswa-siswi SD dapat meningkatkan pengetahuan tentang PHBS di sekolah sesuai dengan Visi Indonesia Sehat.4. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai bahan masukan dan data dasr bagi penelitian selanjutnya yang berhu bungan dengan perilaku hidup bersih di sekolah.

E. Ruang Lingkup PenelitianPenelitian ini berjudul gambaran tingkat pengetahuan dan sikap siswa tentang perilaku hidup sehat di SDN X Kecamatan X Padang. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap siswa tentang pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SDN X Kecamatan X Padang. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap.tempat dan waktu penelitian di laksanakan di SDN X Kecamatan X Padang Tanggal X.

7