BAB I PH

30

Click here to load reader

description

Personal Hygine

Transcript of BAB I PH

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, di mana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan. Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya pemeliharaan kebersihan diri ini, pengetahuan keluarga akan pentingnya kebersihan diri tersebut sangat diperlukan. Karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,1997). Hardywinoto (2005) mengatakan yang dimaksud dengan kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas perawatan diri adalah: faktor yang ditentukan oleh keadaan masa lalu, situasi lingkungan, lingkungan dimana kita tinggal serta faktor-faktor pribadi (Steven et al,2002). Lansia perlu mendapatkan perhatian dengan mengupayakan agar mereka tidak terlalu tergantung kepada orang lain dan mampu mengurus diri sendiri (mandiri), menjaga kesehatan diri, yang tentunya merupakan kewajiban dari keluarga dan lingkungannya (Siburia,2002). Sejalan dengan kemunduran fisiknya lansia membutuhkan pertolongan dari keluarga untuk memenuhi kebersihan diri. Perilaku hidup bersih dan sehat sangat erat kaitannya dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya yang meliputi makan dengan menu seimbang, olah raga teratur, istirahat cukup, dan kebersihan diri (notoatmojo, 2003). Kebersihan diri ataupersonal hygienebertujuan untuk mempertahankan perawatan diri, Membuat rasa aman dan relaksasi, menghilangkan kelelahan, mencegah infeksi, mencegah gangguan sirkulasi darah, mempertahankan integritas pada jaringan dan untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Namun dalam pemenuhanpersonal hygienetersebut, setiap individu berbeda beda (Alimul, 2006). Pemenuhanpersonal hygienedipengaruhi bebagai faktor seperti budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadappersonal hygieneseta persepsi terhadap perawatan diri (Alimul, 2006).1.2 Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan perawatan diri?2. Apa saja jenis-jenis perawatan diri?3. Apa yang dimaksud perawatan kulit?4. Apa saja faktor yang memepengaruhi kulit?5. Apa saja masalah/gangguan pada kulit?6. Bagaimana asuhan keperawatan pada maslah kulit?1.3 Tujuan Masalah1. Untuk menegetahui yang dimaksud perawatan diri2. Untuk mengetahui jenis-jenis perawatan diri3. Untuk mengetahui yang dimaksud perawatan kulit4. Untuk mengetahui faktor yang memepengaruhi kulit5. Untuk mengetahui masalah/gangguan pada kulit6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada maslah kulit

BAB II PEMBAHASAN2.1 Pengertian Personal Hygiene Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorang adalah cara perawatan diri seseorang untuk memelihara kesehatannya. Seseorang klien tidak dapat melakukan perawatan diri sendiri karena kondisi fisik atau keadaan emosional klien.Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan phisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya2.2 Jenis Personal Hygiene Berdasarkan Tempat1.Perawatan Rambut Penampilan dan kesejahteraan seseorang sering kali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut sehari-sehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar hygienis untuk semua usia. Pertumbuhan, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut normal adalah bersih, bercahaya, dan tidak Kusut, untuk kulit kepala harus bebas dari lesi kehilangan disebabkan karena praktik perawatan yang tidak tepat atau penggunaan medikasi kemoterapi. Potter dan Perri (2005), menjelaskan mengenai masalah rambut dan kulit kepala yang sering terjadi yaitu:1. Ketombe2. Pediculosis (kutu)3. pediculosis capitis (kutu kepala)4. pediculosis corporis (kutu badan)5. pediculosis pubis (kuku kepiting)6. kehilangan rambut (alopesia)2.Perawatan Mata, Telinga dan Hidung Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, telinga dan hidung secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus-menerus dibersihkan air mata, dan kelopak mata, dan bulu mata mencegah partikel asing. Seseorang hanya memerlukan untuk memindahkan sekresi kering yang terkumpul kepada kantus sebelah, dalam bulu mata hygiene telinga mempunyai implikasi ketajaman pendengaran sebasea lilin atau benda asing berkumpul pada kanal telinga luar yang mengganggu konduksi suara. Khususnya pada lansia rentan masalah. Hidung memberikan temperatur dan kelembaban udara yang pernafasan dihirup serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem kumulasi sekresi yang mengeras di dalam nares dapat merusak sensasi olfaktori dan pernafasan (Potter dan Perry, 2005).3.Perawatan Kulit Kondisi kulit tergantung pada praktek hygiene dan paparan iritan lingkungan, sejalan dengan usia, kulit kehilangan layak kenyal dan kelembaban, pada kelenjar sebasea dan keringat menjadi kurang aktif. Epitalium menipis dan serabut kolagen elastik, menyusut sehingga kulit mudah pecah. Perubahan ini merupakan peringatan ketika bergerak dan mengatur posisi pada lansia. Khas kulit lansia adalah kering dan berkerut, masalah kulit yang umum yaitu kulit kering, jerawat, hirsutisme dan suam. Kulit tujuan dari membersihkan kulit dengan mandi yaitu; membersihkan kulit, stimulasi sirkulasi, citra diri, pengurangan bau badan dan peningkatan rentang gerak. Tipe mandi yang terapeutik terdiri dari mandi bak mandi air panas, mandi bak air hangat, mandi bak air dingin, berendam dan rendam duduk (Potter dan Perry, 2005).4.Perawatan Kaki, Tangan dan Kuku Kaki dan kuku sering kali memerlukan perawatan khusus untuk mencegah infeksi, bau dan cedera pada jaringan. Perawatan dapat digabungkan pada saat mandi atau pada waktu yang terpisah. Masalah yang timbul bukan karena perawatan yang salah atau kurang terhadap kaki dan tangan seperti menggigit kuku atau memotong yang tidak tepat. Pemaparan dengan zat-zat kimia yang tajam dan pemakaian sepatu yang tidak pas. Ketidaknyamanan dapat mengarah pada stres fisik dan emosional (Potter dan Perry, 2005).5. Perawatan genitalia Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankanpersonal higiene.

2.3 Jenispersonal hygieneberdasarkan waktu pelaksanaannyaMenurut Alimul (2006)personal hygieneberdasarkan waktu pelaksanaannya dibagi menjadi empat yaitu:1. Perawatan dini harimerupakanpersonal hygieneyang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan seperti menawarkan bedpan atau urinal jika pasien tidak mampu ambulasi , mempersiapkan pasien dalam melakukan sarapan atau makan pagi dengan melakukan tindakanpersonal hygiene, seperti mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan mulut, .2. Perawatan pagi harimerupakanpersonal hygieneyang dilakukan setelah melakukan sarapan atau makan pagi seperti melakukan pertolongan dalampemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur pasien. Hal ini sering disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap.3. Perawatan siang harimerupakanpersonal hygieneyang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang dimana pasien yang dirawat di rumah sakit seringkali menjalani banyak tes diagnostik yang melelahkan atau prosedur di pagi hari. Berbagai tindakanpersonal hygieneyang dapat dilakukan, antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.4. Perawatan menjelang tidurmerupakanpersonal hygieneyang dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.

2.4 Pengertian Perawatan KulitKulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Ketika pasien tidak mampu atau melakukan perawatan kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan atau mengajarkan keluarga bagaimana melaksanakanpersonal higiene. Seorang pasien yang tidak mampu bergerak bebas karena penyakit akan beresiko terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan yang tergantung dan terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya matrasi gips tubuh atau lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi sirkulasi pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat menyebabkan dekubitus. Pelembab pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan bakteri dan menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis, dan dapat menyebabkan maserasi kulit. Keringat, urine, material fekal berair, dan drainase luka dapat mengakumulasikan pada permukaan kulit dan akan menyebabkan kerusakan kulit dan infeksi. Pasien yang menggunakan beberapa jenis alat eksternal pada kulit seperti gips, baju pengikat, pembalut, balutan, dan jaket ortopedik dapat menimbulkan tekanan atau friksi terhadap permukaan kulit sehinggga menyebabkan kerusakan kulit. Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit.

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Personal HygieneMenurut Potter dan Perry (2005), sikap seseorang melakukanpersonal hygienedipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:1. Citra tubuhPenampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene.2. Praktik socialKelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan kebersihan.3. Status sosio-ekonomiSumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social klien.4. PengetahuanPengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.5. Variable kebudayaanKepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu.

6. Pilihan pribadiSetiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.7. Kondisi fisikOrang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.2.6 Faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene Kulit1. Kebersihan2. Adakah lesi3. Keadaan turgor4. Warna kulit5. Suhu6. Tekstur7. Pertumbuhan bulu2.7 Masalah/Gangguan Pada Kulit1. PanuPenyakit umum yang sangat dikenal dan banyak ditemukan ditemukan di masyarat ini, mempunyai dampak pada kulit yang lumyan gatal. Jamur adalah penyebab utama dari panu. Dan tentunya jamur tersebut munculnya dari kurangnya perhatian kesehatan terhadap tubuh, sehingga saat makan, makanan yang mengandung protein tinggi sering memunculkan dan bertambah banyaknya panu di badan. Panu, pada kulit pertama akan muncul bercak putih-putih dan berkelanjutan akan menyebar berbentuk pulau-pulau pada badan. Hal ini sunggu memalukan jika dilihat oleh teman, pacar, atau orang yang sepesial bagi anda. Tapi, mau diakata apalagi, inilah penyakit yang ada saat ini di badan anda. Jika keringat becucuran, maka saat itulah muncul gatal-gatal pada kulit terkena panu.Panu, bisa dihilangkan dengan obat-obat kimia atau jika anda lebih suka alami, banyak juga bahan-bahan dijadikan obat untuk menghilangka panu. Solusi untuk menghilangkan panu dengan obat alami adalah sebagai berikut: Ambil lenguas muda lalu tumbuk dan haluskan, kemudian diusapkan pada tubuh yang terkena panu.2. KudisTungau yang belapak kaki adalah menyebabkan kudis ini muncul. Gerakan dari tunggau yang dikenal Sarcoptes scabiei ini menyebabkan gatal yang luar biasa pada kulit yang terkena kudis. Anak kecil sangat mudah sekali terkena kudis, ini dikarenakan sistem imun pada anak belum terlalu kuat. Kudis sendiri biasanya ditemukan pada selah-selah jari tangan, pergelangan tangan, dan pinggang batas celana.Rasa gatal pada kulit, sering muncul dan gatal pada saat malam hari. Dan penuluran kudis biasanya dari kontak langsung dan tidak lansung, misalnya dari pakaian, handuk, atau benda yang bersifat kontak langsung. Kudis dapat diobati dari dengan salep atau obat herlbal.Jika anda sudah sembuh dari kudis, maka sebaiknya untuk mewaspadai dan mencegah infeksi tersebut datang lagi. 3. EksimBadan yang meradang dan iritasi adalah bentuk dari ciri-ciri eksim. Eksim sama seperti penyait lainnya yaitu gatal-gatal. Eksim bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya setelah memegang sabun ternyata tangan terasa gatal. Gejala yang timbul pada kulit bervariasi, ada yang terasa gatal ringan dan ada juga yang merasaan panas. Jika penderita terasa kulitnya semakin gatal dan tingkat kestersan terhadap gatal tersebut akan menghasilkan penyakit eksim semakin buruk. Ada beberapa cara bisa dilakukan sebagai bahan pengobatan. Misalnya salap dan krim yang mengandung kortikosteroid seperti hydrokortison bisa mengurangi proses inflamasi atau keradangan.4. JerawatPada umumnya jerawat pernah muncul disetiap individu, karena jerawat sangat mudah sekali muncul pada permukaan kotor dan berminyak. Tapi, bagi remaja saat masa pubernya. Jangan terlalu heran dan kuwatir, karena jerawat yang muncul pada wajah kalian ada dampak dari stresnya sistem pertumbuhan anda sehingga muncul jerawat. Jerawat sangat suka pada wajah memiliki kulit yang berminyak banyak. Apalagi wajah tersebut berminyak dan kotor, pasti para jamur sangat sedang dan berkembang biak di wajah anda.Jerawat akan berhenti muncul pada usia sudah lebih dari 25 tahun. Jika masih ada muncul, maka jerawat tersebut tidak sebanyak waktu usia sebelum 25 tahun.Jerawat terbagi dari 3 macam, yaitu :a. Jerawat BiasaJerawat biasa sangat mudah untuk ditemukan, karena disetiap wajah dan tempat-tempat yang berminyak sering muncul jerwat biasa. Jerawat biasa berbentuk kemerah-merahan kecil dan pemicu utamanya adalah kelebihan minyak pada kulit. Dan jerawat inipun sering dipengaruhi oleh sifat dari penderita, misalnya stres menghadapi suatu masalah, faktor hormonal dan udara dan membuat minyak yang mestinya keluar dari pori-pori sehingga sumbat menjadi jerawat biasa.b. Jerawat BatuJerawat batu sangat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Karena dari bentuk berukuran besar maka inilah membuat faktor dari malunya seseorang. Beberapa faktor yang membuat jerawat batu muncul adalah kelenjar minyak yang terlalu aktif dan cendrung membanjiri pori-pori kulit, pertumbuhan sel-sel kulit yang terlalu lambat dari bawah normal. Sehingga akan mengakibatkan sel kulit tidak bergenerasi secepat orang yang mempunyai kulit normal, dan trakhir kulit terlalu sensitif, sehingga jika ada sesuatu yang terlalu tidak baik pada kulit akan memunculkan jerawat.c. Komedo Jerawat ini banyak sekali ditemukan di hidung. Komedo disebabkan oleh banyaknya kelenjar minyak pada kulit yang berlebihan, sehingga menumpuk dan mengeluarkan putih-putih dari kumpulan minyak yang mati.d. BisulBisul, bentuknya berupa tonjolan berwarna merah yang didalamnya terkandung nanah, dapat bertambah besar dan terasa panas. Umumnya timbul di paha, leher, ketiak, kepala, pinggul, kaki dan lainnya. Penyebabnya adalah karena infeksi oleh bakteriStaphilococcus aureusdi kulit seperti kelenjar minyak, keringat sehingga menimbulkan infeksi. Hal lain yang dapat menjadi faktor yang mempengaruhi adalah tersumbatnya pori karena kosmetik, kurang menjaga kebersihan dan diabetes.e. Purivitus kutaneaPenyakit kulit dengan gejala rasa gatal yang dipacu oleh iritasi saraf sensori porifer. Pruvitus kutanea juga disebabkan oleh kencing manis, penyakit hati, dan gangguan kelenjar tiroid.f. Kalvus (mata ikan)Kalvus (mata ikan alias caplak ) memang salah satu penyakit yang jarang ditemui dewasa ini. Penebalan kulit yang akhirnya menimbulkan rasa nyeri ini bahkan bisa membuat kaki berlubang meski tidak permanen. Untuk mencegah mata ikan timbul kembali, pakailah sepatu dengan bantalan telapak kaki yang baik, jaga berat badan ideal, dan pilih alas kaki yang sesuai.g. Kutu airKutu air merupakan suatu infeksi jamur yang biasanya muncul pada cuaca panas/hangat. Biasanya disebabkan jamur yang bisa tumbuh di daerah yang lembab dan hangat, dan di sela-sela jari-jari kaki.)h. VitilogoKelainan kulit yang bersifat kronis progresif. Banyak hipotesis mengenai peyebab penyakit ini.Berupa gangguan pigmentasi dengan gambaran berupa bercak-bercak putih yang berbatas tegas. Penyebabnya bisa jadi ada riwayat keluarga, genetik, trauma fisik (burn/terbakar, zat kimia), penyakit interna (DM, tiroid), serta penyakit otoimun.BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN PADA KULIT

3.1 Pengkajian Pengkajian keperawatan terus-menerus sepanjang perawatan higienis. Pertama perawat harus menentukan apakah klien dapat mentoleransi prosedur higienis, yang sering melelahkan. Pengkajian memandu perawat mengidentifikasi tipe perawatan yang diperlukan klien. Kebanyakan pengkajian terjadi pada saat perawat melengkapi kebutuhan higienis klien. Misalnya selama mandi perawat dapat mengobservasi kondisi kulit. Perawat higienis memungkinkan perawat membuat hasil pengkajian untuk beragam hasil masalah pelayanan kesehatan dan menolong menyusun prioritas pelayanan kesehatan.

1. Pengkajian Fisik Kulit Selama klien melakukan hygiene pribadi, perawat mengkaji seluruh permukaan luar menggunakan keterampilan inspeksi dan palpasi untuk mencari perubahan dalam intergumen misalnya terdapat lesi pada kulit atau terdapat suatu indikasi alergi. Disamping itu perawat juga menentukan kondisi kulit dengan mengobservasi warna, tekstur, turgor, temperature, dan hidrasi kulit. Perawat mengkaji masalah kulit yang disebabkan oleh cara higienis misalnya kulit kering akibat mandi berlebihan.2. Perubahan Perkembangan Umur memengaruhi kondisi normal kulit dan tipe tindakan higienis yang diperlukan. Kulit neonatus relatif belum matang dimana epidermis dan dermis sehingga kulit terlihat tipis sehingga perawat harus hati-hati dalam merawat neonatus agar tidak terjadi infeksi pada kulit. Lapisan kulit toddler lebih menyatu dari neonatus dan anak memiliki resistensi yang lebih besar terhadap infeksi dan iritasi kulit. Pada tingkat ini anak mulai diajarkan kebiasaan hygiene. Pada tingkat remaja perumbuhan dan maturasi intergumen meningkat. Pada wanita, hormon estrogen menyebabkan kulit menjadi halus, lembut, dan tebal, sedangkan pria hormonnya memproduksi peningkatan ketebalan kulit beberapa berwarna gelap. Kelenjar sebaesa aktif dan mempengaruhi remaja untuk berjerawat. Kondisi kulit dewasa tergantung praktif higienis dan paparan iritan lingkungan. Kulit normalnya elastic, terhidrasi baik, kuat, dan halus/ sedangkan kulit lansia kering dan berkerut.

3. Kemampuan Perawatan Diri Ketika klien tidak mampu mandi atau melakukan perawatan kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan penting atau mengajarkan keluarga atau teman-teman bagaimana memberikan hygiene. Ketika mandi perawat harus mengkaji keseimbanagan, toleransi aktivitas, kekuatan otot, dan koordinasi klien. Disamping itu ketika mandi perawat juga melihat kebiasaan pasien misalnya kemampuan duduk tanpa didukung, genggaman tangan, alat yang dihubungkan, dan jarak rengtang gerak pada ektremitas klien. Perawat diperlukan jika klien mengalami gangguan kognitif.

4. Risiko Kerusakan Kulit Perawat mencari kondisi tertentu yang menempatkan klien berisiko kerusakan integritas kulit. Imobilisasi, Seorang klien yang tidak mampu bergerak bebas karena penyakit atau beberapa penghalang eksternal beresiko kerusakan kulit. Perawat harus waspada akan kloien yang memerlukan bantuan untuk bergerak dan mengubah posisi. Penurunan Sensasi, Banyak klien yang tidak mampu merasakan cedera pada permukaan kulitnya. Klien paralisis, insufisiensi sirkulasi, atau kerusakan saraf local tidak menerima transmisi normal inpuls saraf ketika terlalu panas ataupun terlalu dingin, tekanan, friksi, atau iritan kimia yang dirasakan kulit. Selama mandi perawat mengkaji status fungsi sensori saraf dengan memeriksa nyeri, sensasi, atau sensasi temperature. Perubahan Nutrisi dan Hidrasi, Nutrisi yang adekuat penting untuk mempertahankan integritas kulit yang normal. Klien yang dibatasi asupan kalori dan protein merusak sintesis jaringan, kulit menjadi lebih tipis, kurang elastic, dan lebih lembut. Lansia yang memiliki gigi palsu yang kurang pas akan sulit memenuhi kebutuhan nutrisi yang penting untuk kesehatan kulit. Sekresi dan Eksresi pada Kulit, pelembab pada permukaaan kulit adalah media untuk pertumbuhan bakteri dan menyebabkan iritasi local, menghaluskan sel epidermis, dan menyebabkan maserasi kulit yang enghasilkan kerusakan infeksi.3.2 Diagnosa Keperawatan Pengkajian perawat menampakkan kondisi kulit klien dan kebutuhan klien dan kemampuan memenuhi kebutuhan hygiene pribadi. Perawat meninjau ulang data klien, mempertimbangkan perawatan, meninjau ulang pengetahuan mengenai kondisi awal, mengelompokkan batasan karakteristik dan membuat diagnose keperawatan khusus. Apabila klien mengalami perubahan pada integritas kulit atau sedang berada pada risiko tinggi akan menentukan focus intervensi perawatan, misalnya jika klien berpotensi mengalami kerusakan kulit, perawat merencanakan tindakan preventif, jika klien mengalami kerusakan kulit maka perawat harus memberikan perawatan yang meningkatkan penyembuhan permukaan kulit yang cedera dan mencegah infeksi.3.3 Perencanaan Perencanaan harus berfokus pada metode perawatan kulit yang perawat berikam, tujuan yang diharapkan, untuk meningkatkan kondisi kulit, dan beragam tindakan asuhan keperawatan yang perawat lakukan seperti klien mandi, memberikan pengajaran, memberikan dukungan emosional, klarifikasi nilai, dan membantu untuk latihan rentang waktu merupakan beberapa tipe interaksi perawat yang dapat dimasukkan selama hygiene. Perawat harus merencanakan bantuan yang diperlukan bagi klien lemah atay yang mempunyai kekuatan otot yang buruk dan koordinasi yang lemah. Misalnya klien yang mengalami kegemukan dan memerhatikan kondisi klien misalnya klien yang sudah tua atau yang memiliki penyakit serius. Perawat harus mencoba merencanakan asuhan keperawatan higienis selama tes, prosedur, dan kebutuhan klien. Hal ini menjadi sulit di rumah sakit karena tes tidak terjadwal untuk waktu yang khusus. Lingkungan rumah memungkinkan klien lebih berkesempatan untuk memutuskan rencana asuhan.

Tujuan klien yang menerima asuhan keperawatan kulit termasuk berikut ini:1.Klien akan memiliki kulit utuh yang bebas bau badan.2.Klien akan mempertahankan rentang gerak.3.Klien akan mencapai rasa nyaman dan sejahtera.4.Klien akan berpartisipasi dan memahami metode perawatan kulit.

3.4 Implementasi

1. Memandikan Orang Dewasa Keleluasaan andi klien dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan kemampuan fisik klien dan kebutuhan tingkat hygiene yang diperlukan. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan untuk klien dengan ketergantungan todal dan memerlukan perawatan higienis total. Jika klien lansia berkulit kering maka direkomendasikan untuk menggunakan sabun pada daerah aksila, genitalia, dan kaki. Mandi sebagian di tempat tidur termasuk memandikan hanya bagian badan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau bau jika tidak mandi. Klien bergantung dalam kebutuhan hygiene sebagian atau klien terbaring di tempat tidur dengan kecukupan diri yang tidak mampu mencapai semua bagian tubuhnya. Mandi bak atau shower dapat digunakan untuk memberikan mandi yang lebih teliti daripada mandi di tempat. Keamanan merupakan perhatian utama karena permukaan bak atau pancuran licin. Perawat harus taat pada garis peduman berikut ketika klien menerima atau sedang mandi:1. Memberikan privasi dengan menutup pintu atau gorden di sekitar ruang mandi.2. Memelihara keamanan dengan menjaga penghalang samping tempat tidur pada posisi di atas ketika jauh dari sisi tempat tidur klien.3. Memeilihara kehangatan dengan memberika selimut pada pasien untuk melindungi panas badan yang dapat hilang selama mandi.4. Meningkatkan kebebasan klien sebanyak mungkin selama aktivitas mandi.2. Perawatan Perineum Klien yang membutuhkan perawatan perineum adalah klien yang berisiko besar memperoleh infeksi, sembuh dari operasi rectal atau genital, atau telah menjalani kelahiran. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberika perawatan perineum, terutama yang berlainana jenis kelamin. Oleh karena itu dibutuhkan sikap professional perawat untuk mengurangi rasa malu dan membua tklien tentram. Perawat harus menyadari keluhan panas terbakar selama urinasi, kesakitan yang telokalisasi, eksoriasi, atau nyeri perineum. Klien yang berisiko kerusakan perineum adalah klien yang inkontinensia urine atau fekal, balutan operasi rectal dan perineum, dan kateter urin tetap.3. Gosokan Punggung Gosokan punggung dilakukan untuk meningkatkan relaksasi, mengendurkan tensi otot, dan menstimulasi sirkulasi kulit. Selama gosokan punggung, perawat dapat mengkaji kondisi kulit pasien. Gosokan yang efektif memerlukan waktu 3 sampai 5 menit perawat harus bertanya pertama kali apakah klien menyukai gosokan karena beberapa klien tidak suka kontak fisik.

4. Memandikan Bayi Bayi dapat dimandikan dengan cara yang sama seperti orang dewasa dengan mandi menggunakan spon atau bak mandi yang kecil. Tetapi perawat harus mengambil tindakan pencegahan khusus karena temperature bayi yang belum matang. Permukaan kulit bayi memiliki pH sekitar 4,95 segera setelah kelahiran. Keasaman yang menutupi ini membantu mencegah perkembangan bakteri pada permukaan kulit. Dengan demikian, air biasa lebih disukai untuk mandi. Perawatan tali pusan merupakan perhatian khusus bagi bayi baru lahir. Ujung umbilicus merupakan perhatian khusus bagi bayi baru lahir sehingga ketika mandi menggunakan spon diberikan pada tali pusat lepas dan kulitnya sembuh. Triple dye digunakan oleh banyak institusi untuk mencega infeksi. Penggunaan alcohol setiap hari pada bagian dasar tali pusat. Mandi Spon, bayi baru lahir dimandikan setelah tanda vitalnya telah stabil. Perawat memakai sarung tangan saat pertama memegang bayi yang kulitnya kotor akibat darah ibunya. Verniks kaseosa, substansi putih keabu-abuan seperti keju, yang menutupi kulit yang sementara memberikan insulasi dan lubrikasi. Peralatan mandi meliputi kemeja, popok, pin pengaman, air biasa agar meminimalkan iritasi kulit dari sabun dan minyak dan peralatan tambahan meliputi tali pusat dan jeli petrolautum. Adapun urutan langkah dalam memandikan bayi adalah perawat mempersiapkan baskom air hangat bertujuan mencegah bayi agar tidak kedinginan. Perawat membersihkan muka, mata dan telinga, dan kulit kepala bayi sebelum melepaskan kemeja dan popok. Mata dan telinga dibersihkan dengan bola kapas dan muka dibersihkan dengan kain yang dilembabkan. Kulit kepala bayi dibersihkan dengan menyeka sekresi apapun dengan kain pembersih. Kemudian perawat menanggalkan baju bayi untuk mandi dengan memandikan daerah genitalia lebih dahulu dan terakhir memandikan bokong menggunakan waslap. Setelah mandi perawat memakaikan popok bersih yang harus pas pada sekitar paha dan perut untuk mencegah kebocoran urin. Mandi di Bak, bayi dapat diberikan mandi di bak setelah umbilicus telah sembuh. Peralatan untuk mandi di bak sama dengan mandi dengan spon. Peralatan harus dalam jangkauan yang mudah antara lain muka, lehar, telinga, mata, dan kulit kepala dicuci sebelum bayi dilepaskan pakainnya dan sebelum dicelupkan ke dalam bak. Perawat menurunkan bayi perlahan ke bak untuk menghindari mereka kaget. Anak harus selalu dipegang dengan benar menggunakan satu tangan. Seringkali bayi menyukai sensasi pencelupan di air, dan bayi yang lebih besar lebih menyukai bermain selama mandi.

3.5 Evaluasi Perawat mengevaluasi mandi dan perawatan kulit klien, prosesnya adalah dinamis karena kondisi klien dapat berubah. Perawat harus mempersiapkan untuk mengubah rencana jika hasil tidak dicapai. Evaluasi melibatkan tindakan pemeriksaan fisik, dan juga pertanyaan yang mengukur pengetahuan klien tentang teknik higiene.

BAB IV KESIMPULAN3.1 Kesimpulan Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Selain itu sebagian besar pemenuhan kebutuhan personal hygiene dapat dilakukan secara mandiri kecuali untuk perawatan kuku kaki dan tangan yang masih bergantung pada orang lain. Modifikasi juga dilakukan oleh informan untuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene. Pemeliharaanpersonal hygieneberarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Dari pembahasan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997). Tujuan daripersonal hygieneadalah(Tarwoto,2004):Meningkatkan derajat kesehatan seseorang, Memelihara kebersihan diri seseorang, Memperbaikipersonal hygieneyangkurang,Mencegah penyakit,Menciptakan keindahan,Meningkatkan rasa percaya diri.3.2 Saran Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi para pembacanya dan khususnya bagi mahasiswa yang telah menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

DAFTAR PUSTAKA1. Alimul Aziz, 2006, Pengantar Kebutuhan Manusia, Jakarta: Salemba medika Kamus keperawatan2. http://arviwheq.blogspot.com/2012/04/makalah-personal-hygine.html3. http://beautifulmidwife06.blogspot.com/2012/12/makalah-personal-hygiene.html4. http://biologiituseru.blogspot.com/2012/01/gangguan-kelainan-pada-kulit.html5. http://dumdumstory.blogspot.com/2014/11/2.html#.VWWN8tKqqko6. http://kesehatan96.blogspot.com/2013/04/macam-macam-penyakit-kulit.html7. potter & perry, 2005, Buku Ajar fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Jakarta: EGC

1