BAB I PENDAHULUAN - digilib.its.ac.id · PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN - digilib.its.ac.id · PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI...
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka memenuhi dan menunjang kegiatan transportasi,
khususnya pada jalur arteri lintas selatan di Kabupaten Malang, maka
dibangunlah jembatan Purwodadi I di ruas Panggungwaru – Mentaraman
STA. 1+700 yaitu Kecamatan Donomulyo di Kabupaten Malang. Jembatan
yang dibangun di atas sungai Kali Ondo ini mempunyai panjang bentang
25,6 m, dan lebar total jembatan 11 m. Morfologi daerah yang dilintasi
jembatan naik turun dan merupakan areal persawahan dan tegalan milik
penduduk setempat. Topografi pada jembatan relative lurus dan datar,
kondisi existing masih berupa lahan kosong. Jembatan berada 3,291 m di atas
muka air banjir (MAB). Bangunan bawah jembatan ini menggunakan
abutment dinding penahan kantilever dengan pondasi langsung.
Jembatan Purwodadi I yang dibangun dengan konstruksi balok
prestressed tersebut akan digunakan sebagai objek tugas akhir yang akan di
desain ulang dengan metode beton konvensional atau beton bertulang dengan
penampang “T”. Pada jembatan tersebut juga akan di desain trotoir pada sisi
kanan kiri jembatan sepanjang 1,5 m.
Gambar 1.1 Peta Lokasi Jembatan Purwodadi I
Lokasi Jembatan Purwodadi I
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
Data Proyek :
1. Nama Proyek : Perencanaan Teknik Jembatan
(Paket-1) Jembatan Purwodadi I
2. Pemilik Proyek : Dinas PU Bina Marga Propinsi
Jawa Timur
3. Lokasi Proyek : Batas Panggungwaru – Mentaraman
(STA 1+700) Kecamatan Donomulyo,
Kabupaten Malang
4. Bangunan Atas : Menggunakan beton bertulang
5. Bangunan Bawah : Pondasi langsung
Gambar 1.2 Potongan melintang Jembatan Purwodadi I
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
1.2. Perumusan Masalah
Dengan melihat uraian latar belakang di atas, maka dalam penulisan
proyek akhir ini terdapat permasalahan-permasalahan diantaranya sebagai
berikut :
1. Merencanakan struktur bangunan atas jembatan
2. Merancanakan struktur bangunan bawah jembatan.
3. Merencanakan bangunan pelengkap pada jembatan
4. Merencanakan perletakan dan bangunan dinding penahan tanah yang
sesuai dengan persyaratan dalam Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan,
sesuai Bridge Management System 1992 (BMS ’92).
1.3. Batasan Masalah
Dari uraian perumusan masalah di atas, maka perlu adanya suatu
batasan masalah dalam penulisan proyek akhir ini, antara lain :
1. Perencanaan struktur bangunan atas dan bangunan bawah jembatan.
2. Perencanaan struktur dinding penahan tanah yang baik dan sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan.
3. Perencanaan sistem perletakan Jembatan.
4. Merencanakan bangunan pelengkap Jembatan.
5. Tidak menghitung anggaran biaya kontruksi Jembatan.
6. Tidak merencanakan simpang yang ada.
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
7. Tidak merencanakan tebal lapisan perkerasan jalan.
1.4. Maksud dan Tujuan
Dalam merencanakan proyek akhir, data – data survei sangatlah
penting dalam merencanakan ulang jembatan. Oleh karena itu, jembatan
harus direncanakan dengan melihat kondisi yang ada di lapangan.
Adapun tujuan – tujuan yang hendak dicapai dari perencanaan ini
adalah :
1. Merencanakan dimensi struktur bangunan atas yang meliputi :
a. Pelat lantai kendaraan dan menghitung kebutuhan penulangannya,
b. Gelagar memanjang dan melintang dan menghitung kebutuhan
penulangannya,
c. Tiang sandaran,
d. Trotoar,
e. Balok kerb.
2. Merencanakan dimensi struktur bangunan bawah yang meliputi :
a. Abutment,
b. Pondasi langsung
3. Merencanakan dimensi struktur bangunan pelengkap yang meliputi :
a. Pelat injak,
b. Tembok sayap ( Wing Wall )
4. Menggambar detail dari stuktur yang direncanakan tersebut.
1.5. Manfaat Perancangan
Dalam penyusunan proyek akhir ini, mahasiswa diharapkan mampu
dan kreatif dalam menyusun proyek akhir. Manfaat yang dapat diambil
adalah:
1. Untuk dijadikan sebagai proyek tugas akhir yang menjadi syarat
kelulusan.
2. Sebagai proses pembelajaran bagi mahasiswa dan suatu aplikasi dari
keseluruhan ilmu yang telah dipelajari selama proses kuliah.
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
3. Dapat mengetahui proses perencanaan yang terjadi dalam suatu proyek
jembatan.
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian
Salah satu sarana untuk memperlancar kegiatan trasportasi darat adalah
jembatan yang merupakan suatu bagian dari jalan raya yang berfungsi untuk
menghubungkan jalan yang terputus karena adanya rintangan seperti danau,
sungai, jurang, lembah dan lain sebagainya. Dengan adanya jembatan
diharapkan dapat membantu kelancaran gerak barang dan jasa khususnya pada
jalur darat dan akan memacu pertumbuhan perekonomian masyarakat.
Pada tahap perencanaan bangunan atas, bangunan bawah, dan pondasi
yang akhirnya dipilih adalah yang paling baik memenuhi pokok-pokok berikut
(BMS BDM Tahun 1992 hal 3-4) :
• Kekuatan unsur struktural dan stabilitas keseluruhan
Unsur-unsur tersendiri harus mempunyai kekuatan memadai
untuk menahan beban ULS-keadaan batas ultimate, dan struktur sebagai
kesatuan keseluruhan harus berada stabil pada pembebanan tersebut.
Beban ULS didefinisikan sebagai beban-beban yang mempunyai 5%
kemungkinan terlampaui selama umur rencana struktur.
• Kelayanan struktural
Bangunan bawah dan pondasi harus berada tetap dalam
keadaan layan pada beban SLS-keadaan batas kelayanan. Hal ini berarti
bahwa struktur tidak boleh mengalami retakan, lendutan atau getaran
sedemikian sehingga masyarakat menjadi khawatir atau jembatan
menjadi tidak layak untuk penggunaan atau mempunyai pengurangan
berarti dalam umur kelayanan. Pengaruh-pengaruh tersebut tidak
diperiksa untuk beban ULS, tetapi untuk beban SLS yang lebih kecil dan
lebih sering terjadi dan didefinisikan sebagai beban-beban yang
mempunyai 5% kemungkinan terlampaui dalam satu tahun.
• Keawetan
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
Bahan struktural yang dipilih harus sesuai untuk lingkungan,
misalnya jembatan rangka baja yang di galvanisasi tidak merupakan
bahan terbaik untuk penggunaan dalam lingkungan laut agresip garam
yang dekat pantai.
• Kemudahan konstruksi
Pemilihan rencana harus mudah dilaksanakan. Rencana yang sulit
dilaksanakan dapat menyebabkan pengunduran tak terduga dalam proyek
dan peningkatan biaya sehingga harus dihindari sedapat mungkin.
• Ekonomis dapat diterima
Rencana termurah yang sesuai pendanaan dan pokok-pokok
rencana lainnya adalah umumnya terpilih. Penekanan harus diberikan
pada biaya umur total struktur yang mencakup biaya pemeliharaan dan
tidak hanya pada biaya permulaan konstruksi.
• Bentuk estetika
Struktur jembatan harus bisa menyatu dengan pemandangan alam
dan menyenangkan untuk dilihat. Penampilan yang baik umumnya
dicapai tanpa tambahan dekorasi.
2.2 . Data Perencanaan Jembatan
2.2.1. Data Tanah
Berdasarkan hasil sondir pada sandaran kanan, bahwa pada
kedalaman 1,50 meter sudah mencapai batuan keras dengan nilai konus
130 kg/cm2 dan total hambatan lekatnya lebih dari 2000 kg/cm2.
Dengan demikian batu gamping keras sebagai batuan dasar di
daerah ini sudah dicapai pada kedalaman 1,50 meter.
Hampir sama dengan sandaran kanan, hasil sondir pada sandaran
kiri, menunjukkan bahwa pada kedalaman 2,00 meter sudah mencapai
batuan keras.
2.2.2. Data Hidrologi / Data Banjir
Data hidrologi diperlukan untuk menentukan tinggi muka air banjir
(MAB) maksimum yang terjadi, sehingga dapat dipakai untuk
menentukan elevasi muka jembatan.
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
Pada saat musim kemarau di sungai Kali Ondo masih terdapat
aliran sungai. Ketinggian muka air banjir yang pernah terjadi + 3 m dari
dasar sungai.
2.2.3. Data Bahan
a) Beton
a. Berdasarkan Bridge Design Code, BMS 1992 tabel 6.3 hal 6-24
didapatkan bahwa perkerasan dan lantai jembatan yang
berhubungan dengan lalu lintas menengah atau berat (kendaraan
mempunyai masa kotor lebih dari 3 ton), kuat tekan karakteristik
minimum untuk beton fc’ adalah 25 Mpa
b. Modulus elastisitas beton (Ejc) berdasarkan Bridge Design Code,
BMS 1992 pasal 6.4.1.2 hal 6-30 pada umur tertentu mutu beton
bisa diambil:
)'043,0(5,1 fcWcEcj =
Dimana :
Wc = Berat volume beton ≥ 24 Mpa (kg/m3)
fc’ = 25 Mpa
c. Tebal selimut beton
Tebal selimut beton direncanakan berdasarkan Bridge Design
Code, BMS 1992 tabel 6.6 hal 6-28.
b) Baja
Mutu tulangan yang digunakan adalah :
a. Untuk tulangan dengan D < 12 mm, maka fsy = 240 Mpa (Grade
U24), Bridge Design Code, BMS 1992 tabel 6.12 hal 6-35.
b. Untuk tulangan dengan D ≥ 13 mm, maka fsy = 390 Mpa (Grade
U39), Bridge Design Code, BMS 1992 tabel 6.12 hal 6-35.
c. Modulus elastisitas baja adalah 2.103 Mpa, Bridge Design Code,
BMS 1992 pasal 6.4.2.2 hal 6-35.
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
2.2.4. Kriteria Desain Jembatan
Acuan / pedoman yang digunakan untuk perencanaan ulang
perhitungan Jembatan Purwodadi I dengan Sistem Beton Konvensional
adalah sebagai berikut :
2.3. BRIDGE DESIGN MANUAL ( BMS BDM - 1992)
2.4. BRIDGE CODE MANUAL ( BMS BDM - 1992)
2.5. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton ( SNI Beton – 1992 )
2.2.5. Struktur Penyusun Jembatan
Jembatan terdiri atas beberapa struktur bangunan yang umumnya
dibagi menjadi bangunan atas, bangunan bawah dan bangunan pelengkap.
Bangunan atas terdiri dari tiang sandaran, pelat lantai kendaraan, trotoar,
gelagar, dan diafragma sedangkan bangunan bawah terdiri dari abutment
atau kepala jembatan dan pondasi serta bangunan pelengkap yang terdiri
dari plat injak, dan wing wall.
2.2.5.1 Rencana Tegangan Kerja
Yang dimaksud dengan rencana tegangan kerja adalah
pendekatan elastis yang digunakan untuk memperkirakan kekuatan
atau stabilitas dengan membatasi tegangan dalam struktur sampai
tegangan ijin sebesar kurang lebih setengah dari kekuatan struktur
aktual pada beban kerja. Tegangaan kerja tersebut nilainya harus
kurang dari sama dengan tegangan ijin, nilai tegangan ijin dapat
diperoleh dengan membagi antara tegangan ultimate yang terjadi
dengan faktor keamanan (SF). Dapat ditulis dalam rumus:
Tegangan Kerja ≤ Tegangan ijin = SF
ultimateTegangan
Kekurangan dalam rencana tegangan kerja adalah kurangnya
efisiensi untuk mencapai tingkat keamanan yang konsisten jika
faktor kemanan dipergunakan untuk bahan saja.
2.2.5.2. Rencana Keadaan Batas
Rencana tegangan batas merupakan istilah yang digunakan
untuk menjelaskan pendekatan perencanaan dimana semua fungsi
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
bentuk struktur telah diperhitungkan. Pada rencana keadaan batas,
tingkat keamanan digunakan lebih merata pada seluruh sturktur
dengan menggunakan faktor keamanan parsial. Perbedaan yang ada
dari rencana tegangan kerja dengan rencana keadaan batas adalah
jika pada rencana tegangan kerja faktor keamanan hanya digunakan
untuk bahan, sedangkan pada rencana keadaan batas faktor
kemanan terbagi antara beban dan bahan yang mengijinkan adanya
ketidakpastian pada dua bagian tersebut atau dapat ditulis dalam
rumus :
KR x kapasitas nomimal ≥ KU beban nomimal
Dimana : KR = Faktor reduksi kekuatan
KU = Faktor beban.
Untuk daftar lengkap faktor reduksi kekuatan dan faktor beban
dapat dilihat pada Bridge Design Manual, BDM hal. 2-6 sampai
2-10 atau seperti pada lampiran .
Pada perencanaan jembatan yang perlu diperhatikan adalah
beban - beban yang terjadi pada jembatan. Beban – beban tersebut
akan mempengaruhi besarnya dimensi dari struktur jembatan serta
banyak tulangan yang di golongkan berdasarkan sumbernya yaitu:
1. Aksi Tetap
Aksi tetap merupakan aksi-aksi dari beban yang terjadi
secara menetap pada jembatan selama umur rencana jembatan
tersebut. Beban-beban tersebut antara lain berat sendiri bangunan
jembatan, beban akibat sandaran, beban air hujan dan lain-lain.
2. Beban Lalu Lintas
Beban lalu lintas merupakan beban-beban yang terjadi akibat
adanya gaya-gaya yang ditimbulkan oleh adanya lalu lintas yang
melalui jembatan selama umur rencana jembatan (UDL, KEL, dan
Truk).
3. Aksi Lingkungan
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
Beban-beban yang ditumbulkan merupakan beban yang
terjadi karena adanya faktor lingkungan yaitu beban akibat gempa,
beban akibat angin, beban tekanan tanah dan lain sebagainya.
4. Aksi Lainnya
Selain berdasarkan sumbernya beban-beban pada jembatan
dapat dibedakan berdasarkan jenisnya, yaitu :
a. Beban Mati
Beban mati struktur jembatan adalah berat sendiri dari
masing – masing bagian struktural jembatan dan berat mati
tambahan yang berupa berat perkerasan. Masing – masing berat
bagian tersebut harus dianggap sebagai aksi yang saling terkait.
b. Beban Hidup
Beban hidup pada jembatan meliputi :
1. Beban Lalu Lintas
Beban lalu - lintas untuk perencanaan struktur jembatan terdiri
dari beban lajur “ D ” dan beban truk “ T ” :
a) Beban Lajur “ D ”
Beban lajur D bekerja pada seluruh lebar jalur kendaraan
dan menimbulkan pengaruh pada girder yang ekivalen
dengan suatu iring – iringan kendaraan yang sebenarnya.
Intensitas beban D terdiri dari beban tersebar merata dan
beban garis.
a.1) Beban Tersebar Merata (UDL = q)
Besarnya beban tersebar merata q adalah:
- q = 8,0 kN/m² ( untuk L < 30 m ), digunakan
dalam desain
- q = 8,0 ( 0,5 + 15/L ) kM/m² ( untuk L > 30 m
)dimana L = bentang girder menerus
a.2) Beban Garis (KEL = P)
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
Besarnya beban garis ” P ” ditetapkan sebesar 44
kN/m.
b) Beban Truk “ T ”
Beban truk ” T ” adalah berat satu kendaraan berat dengan
3 as yang ditempatkan pada beberapa posisi yang
digunakan untuk menganalisis pelat jalur lalu – lintas.
Gambar 2.1 Pembebanan Truk
c) Faktor Pembesaran Dinamis
Faktor pembesaran dinamis (DLA) berlaku pada ”KEL”
lajur ”D” dan truk ”T” sebagai simulasi kejut dari
kendaraan bergerak pada struktur jembatan. Untuk Truk
”T” nilai DLA adalah 0,3 sedangkan untuk ”KEL” lajur
”D” nilai dapat dilihat pada tabel 2.1.
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
T
T
a
Tabel 2.1 Faktor Beban Dinamik untuk ”KEL”
Lajur ”D”
2. Beban Pejalan Kaki
Intensitas baban pejalan kaki dipengaruhi oleh luas total
daerah pejalan kaki yang direncanakan. Besarnya beban yang
bekerja adalah 0,5 kN/m².
3. Gaya Rem
Pengaruh pengereman kendaraan diperhitungkan dalam
analisis jembatan dimana gaya tersebut bekerja pada
permukaan lantai jembatan.
c. Beban Lateral
1. Beban Gempa
Pembebanan gempa dihitung berdasarkan Pedoman
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk jembatan, yaitu:
V = C . S . I . Wt
Keterangan : C = Koefisien gempa dasar
I = Faktor keutamaan
S = Faktor jenis struktur
2. Beban Angin
Beban angin dapat dihitung berdasarkan Peraturan
Pembebanan Indonesia.
Bentang Ekuivalen Lε (m) DLA (untuk kedua
keadaan batas)
Lε ≤ 50 0.4
50 < Lε < 90 0.525 – 0.0025 Lε
Lε ≥ 90 0.3
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
d. Beban Kombinasi
Kombinasi pembebanan didasarkan pada ketentuan dalam
Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan (BMS – 1992), yaitu
terdiri atas :
- Kombinasi beban tetap
- Kombinasi beban sementara
- Kombinasi beban pelaksanaan.
2.3. Struktur Bangunan Atas
Struktur bangunan atas jembatan terdiri dari tiang sandaran, pelat lantai
kendaraan dan trotoar, gelagar, serta diafragma. Dimana bagian – bagian
tersebut akan dijelaskan segabai berikut.
2.3.1. Tiang Sandaran
Tiang sandaran pada jembatan berguna sebagai pembatas atau
pengaman pejalan kaki yang melintas di atas jembatan agar tidak jatuh ke
sisi luar jembatan. Perencanaan tiang sandaran disesuaikan dengan Bridge
Design Code, BMS 1992 Pasal 2.9.5 hal 2-69, tiang sandaran untuk pejalan
kaki harus direncanakan untuk dua pembebanan yang bekerja secara
bersamaan dalam arah menyilang vertikal dan horisontal dengan masing-
masing beban sebesar W* = 0.75 kN/m.
a. Gaya yang bekerja pada tiang sandaran
1. Beban Hidup (Gaya vertical) = 0,75 kN/m
2. Beban Hidup (Gaya horizontal) = 0,75 kN/m
3. Berat sendiri tiang sandaran (gaya vertikal) = 0,0508 kN/m
4. Momen yang terjadi pada pipa sandaran
M1 = M berat sendiri + M gaya verikal
M2 = M gaya horizontal
5. M kombinasi (resultan ) = 2
22
1MM +
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
b. Cek kekuatan profil Pipa Sandaran
250fy
tdo
s =λ ( Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan,
BMS sandaran pasal 7.5.3.1 hal 7-45 )
Syarat λs < λep untuk penampang kompak sesuai Peraturan
Perencanaan Teknik Jembatan, BMS Pasal 7.5.3.2 hal 7-46 dimana
penampang kompak adalah penampang yang tidak mengalami tekuk
setempat dan mampu mengembangkan kekuatan plastis penuh.
Dalam peraturan BMS dijelaskan bahwa dalam perencanaan
sandaraan direncanakan berdasarkan daya layan sehingga berlaku
persamaan sebagai berikut:
Ms* = fab . Ze (PPTJ, BMS hal 7-44)
Fab = 0,55 . fy
Ze = 1,5 . Z
untuk penampang kompak, (Peraturan Perencanaan Teknik
Jembatan, BMS Pasal 7.5.3.2 hal 7-46)
dengan syarat λs < λep
Kontrol Momen lentur:
*100
1 Msras
Mr
+≤
(Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, BMS Pasal 7.5.2.3 hal
7-45)
Mr = momen resultan yang terjadi pada pipa
ras = tegangan berlebihan yang dijinkan
(Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, BMS Pasal 2.7.4 ras =
25 %)
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
P = 15 KN/m
250
200
150
2.3.2. Perencanaan Pelat
Perencanaan awal pelat lantai sesuai dengan Bridge Design
Manual, BMS 1992 hal 5-4.
Jenis Unsur Tinggi Nominal
Pelat Beton
Bertulang
200 ≤ D ≥ 100 +
0.04 L
Catatan : 1. Tinggi pelat menerus adalah 90 %
dari tinggi bentang sederhana diatas
2. D dan L dalam mm
Tabel 2.2. Tinggi Pelat Beton Bertulang
Dimana L adalah Panjang bentang jembatan
Beban rencana untuk kendaraan pada pelat diasumsikan dengan
beban truk. Truk “T” harus ditempatkan di tengah lajur lalu lintas dan
dalam tiap lajur lalu lintas rencana untuk panjang penuh jembatan
ditempatkan hanya satu truk.
2.3.3. Perencanaan Kerb
Beban hidup pada kerb diperhitungkan sebesar 15 kN/m yang bekerja
pada bagian atas kerb sepanjang jembatan dengan arah horisontal
(Peraturan Perencanaan Tekik Jembatan, BMS hal 2-67 pasal 2.9.1).
Gambar 2.2 Kerb
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
2.3.4. Perencanaan Gelagar
Untuk lebar jalur kendaraan jembatan kurang atau sama dengan
5,5 m, maka beban D harus ditempatkan pada seluruh jalur dengan
intensitas 100%, dan apabila lebih besar dari 5.5m beban D harus
ditempatkan pada dua jaluir lalu-lintas rencana yang berdekatan dengan
intensitas yang tercantum pada Peraturan Perencanaan Teknik
Jembatan, BMS pasal 2.33. Sedangkan sisa dari jalur dengan intensitas
sebesar 50% seperti tercantum pada Bridge Design Manual, BMS pasal
2.3.2 hal 2-18.
Gambar 2.3 Kedudukan Beban lajur “ D “
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
Pada awal perencanaan gelagar beton bertulang harus sesuai
dengan Bridge Design Manual, BMS 1992 hal. 5-4.
Jenis Unsur Tinggi Nominal
Gelagar beton bertulang D ≥ 165 + 0.06 L
Catatan : 1. Tinggi gelagar adalah 90 % dari tinggi bentang
sederhana diatas
2. D dan L dalam mm
3. Dimana L adalah panjang jembatan
Tabel 2.3 Tinggi Gelagar Beton Bertulang
Atau dapat juga menggunakan sesuai dengan Bridge Design
Manual, BMS hal 3-24 yaitu untuk gelagar beton ‘T’ dengan variasi
bentang antara 6 m hingga 25 m perbandingan tipikal tinggi/bentang
adalah x L x L15
1 sampai
12
1.
2.4. Perencanaan Perletakan Elastomer
Dalam perencanaan elastomer diperlukan beberapa tahapan uji coba
sampai diperoleh ukuran perletakan yang memadai. Tahapan perencanaan
tersebut sesuai dengan Bridge Design Manual, BMS hal 7-4 antara lain:
a. Tentukan beban dan gerakan terburuk,
b. Buatlah pemilihan perletakan permulaan,
c. Periksa pemilihan perletakan permulaan terhadap :
Ø Bentuk dan fungsi yang tepat
Ø Regangan geser maximum
Ø Tegangan tekan rata-rata
Ø Tahanan gesek terhadap geseran
Ø Luas tumpuan efektif
Ø Tebal plat baja minimum
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
2.4.1. Penentuan beban dan gerakan terburuk
Terdiri dari beban tegak lurus pada permukaan tumpuan (V*)
dan beban Horisontal (H*) dan gerakan tangensial dan Perputaran
relative.
1. Beban vertikal atau reaksi perletakan (V*)
a. Reaksi total maksimum akibat beban mati dan beban
hidup
Ra* = Rb*
b. Reaksi total maksimum akibat beban mati sa ja
Ra* = Rb*
= [R (Difragma + bs.primer&sekunder)]
2. Gaya horisontal ( H*)
Gaya Horisontal berasal dari :
a. Dari beban mati pada kepala jembatan
R akibat beban mati = H1 = 15 % x R
b. Akibat gempa bumi
H2 = Kh x V .......... BMS PPTJ hal 2-34
Kh = C . S
= 0,1 x 1
= 0,1
C = 0,1
S = 1
( asumsi dapat menahan simpangan besar)
c. Akibat gaya rem
H3 = F rem
d. Akibat pengaruh suhu dan susut
Akibat pengaruh suhu dan susut pada arah melintang
dapat diabaikan.
(Peraturan Pengantar Teknik Jembatan, BMS hal 6-76)
H* total = H1 + H2 + H3
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
3. Gerakan tangensial (αa αb,αs )
αa = xAtxG
xtH
1000
* ..............Bridge Design Manual hal 7-6
dimana :
H = gaya horisontal
T = tebal karet landasan
G = modulus geser = 0,69 MPA
A = luas denah karet
αb = 0 ( lebar jembatan < 10 meter )
αs = αa + αb
2.4.2. Pemilihan perletakan
Dalam pemilihan ukuran perletakan bisa didapatkan pada tabel
7.4 (a) sampai dengan 7.4 (t) Brigde Design Manual, BMS hal
7-7 dengan ukuran dimensi dan kekuatan yang berbeda-beda.
2.4.3. Periksa perletakan
Periksa perletakan dengan perumusan dari BMS BDM hal 7-17
sebagai berikut :
1. Faktor bentuk harus berada 4 ≤ s ≤ 12 …..
S = toba
ba
)(2
.
+
2. Jumlah regangan tekan, perputaran, dan geser
Esc + Est + Esh = Et 6
6,2≤
3. Pembatasan regangan geser
Esh = 0,7 bila Aeff ≥0,9A
Esh = A
Aeff.2- 1,1
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
bila 0,9 A ≥ Aeff ≥ 0,8 A
4. Luas tumpuan eff min Aeff ≥ 0,8A
5. Mencegah lelah khusus pada jembatan
GEscl
69,04,1≤
6. Stabilitas perletakan dalam tekan
t
sGbo
Aeff
V
3
...2*≤
7. Tebal minimun ts dari pelat baja yang tertanam dalam
perletakan
3mm mmAfy
tVt
1000.1.*31 ≥≤
8. Tahanan gesekan tidak cukup, dan tahanan mekanis geseran
diperlukan bila :
H* ≥ 0,1 ( V*+ Aeff x 103) untuk semua kombinasi beban.
2.5. Struktur Bangunan Bawah
Struktur bangunan bawah jembatan terdiri dari kepala jembatan
(abutment) dan pondasi. Dimana bagian – bagian tersebut akan dijelaskan
segabai berikut :
2.5.1. Kepala Jembatan (abutment)
Kepala jembatan (abutment) adalah suatu bangunan yang
meneruskan semua beban baik beban hidup maupun beban mati dari
bangunan atas dan tekanan tanah ke tanah pondasi. (Ir. Suyono
Sosrodarsono, hal 303, “Mekanika Tanah&Teknik Pondasi”).
Disain awal kepala jembatan secara umum harus disesuaikan dengan
jenis pondasi yang digunakan dan ketinggian dari jembatan yang
direncanakan. Jika pemilihan telah dilakukan maka dapat dilihat cara
pendisainan pada Bridge Design Manual, BMS hal 3-28 sampai 3-41.
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
Seperti yang telah disebutkan, beban yang diterima kepala jembatan
antara lain beban bangunan atas dan tekanan tanah. Tekanan tanah aktif
merupakan tekanan tanah yang membebani dinding penahan tanah dengan
arah horisontal, apabila dinding penahan tanah digerakkan ke arah tanah
isian di bagian belakang maka tekanan tanah akan meningkat perlahan-
lahan sampai mencapai suatu harga tetap. Tekanan tanah pasif mempunyai
tegangan horisontal yang arahnya berlawanan dengan tekanan tanah aktif.
Pada tanah dibagian belakang dinding penahan harus diperhitungkan
ada beban tembahan yang bekerja akibat beban lalu lintas di atas tanah,
besar beban lalu lintas tersebut setara dengan tanah setebal 0,6 m yang
bekerja secara merata pada bagian tanah yang dilewati oleh beban lalu
lintas tersebut (Bridge Design Code, BMS hal 2-18).
Gambar 2.4 Arah gaya tekanan aktif
Dimana : γ = Berat isi tanah (t/m3)
h = Kedalaman tanah (m)
q = Beban merata (t/m)
Ko = Koefisien tekanan tanah
γ h Ko q Ko
q
h P
P
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
Nilai dari koefisien tekanan tanah dapat dicari dengan menggunakan
rumus :
φ−=
245 2tan Ko
Harga untuk φ dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Macam tanah φ (dalam o)
Kerikil kepasiran
Kerikil kerakal
Pasir padat
Pasir lepas
Lempung kelanauan
Lempung
35 – 40
35 – 40
35 – 40
30
25 – 30
20 – 25
Tabel 2.4 Harga φ Untuk Tiap Jenis Tanah
Pada kepala jembatan harus direncanakan adanya beban gempa,
mengenai pengaruh gempa disebutkan adanya 3 macam beban yang
terjadi pada abutmen akibat gempa yaitu :
- Beban horizontal statis ekivalen
(Bridge Design Code, BMS hal 2-45 Pasal 2.4.7.1 )
- Tekanan tanah lateral akibat gempa
(Bridge Design Code, BMS hal 2-51 Pasal 2.4.7.4 )
- Beban vertikal statis ekivalen
(Bridge Design Code, BMS hal 2-49 Pasal 2.4.7.3 )
2.5.2. Pondasi
Pondasi adalah bagian terbawah dari suatu struktur yang
berfungsi menyalurkan beban dari struktur diatasnya ke lapisan
tanah pendukung. Penentuan jenis pondasi biasanya dipengaruhi
keadaan tanah disekitar bangunan atau pun jenis beban bangunan itu
sendiri. Pondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya.
Dalam struktur apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan
oleh berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus disalurkan ke
dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini adalah tanah yang ada
di bawah struktur tersebut.
Dalam proyek akhir ini, digunakan pondasi langsung karena
kedalaman tanah 1,5 – 2 m.
Tahap perencanaan pondasi menurut BMS:
1. Memeriksa rencana ketahanan lateral ultimate untuk beban ULS
SF = ≥ 1,1
(Bridge Design Manual, BMS hal 9-3)
2. Memeriksa rencana stabilitas terhadap putar rotasi ultimate untuk
kasus beban ULS keadaan batas ultimate
SF = ≥ 1,1
3. Memeriksa agar tekanan pondasi tidak melebihi kapasitas dukung
ultimate pada pembebanan ULS keadaan batas ultimate
4. Memeriksa agar penurunan, perpindahan geseran dan rotasi
terangkatnya pondasi tidak menguragi kelayanan jembatan.
( Bridge Design Manual, BMS hal 9 -2 )
2.5.3. Bangunan Pelengkap Jembatan
2.5.3.1.Pelat injak
Sesuai dengan BMS BDM hal 3-31 untuk dimensi permulaan
pelat injak, panjang pelat injak dapat diambil sebesar 2500 mm dan
setebal 200 mm. Lebar pelat injak disesuaikan dengan kelas jembatan
Jumlah gaya ULS yang menahan geser
Jumlah gaya ULS yang menyebabkan geser
Jumlah gaya ULS yang menyebabkan guling
Jumlah gaya ULS yang menahan guling
Rencana kapasitas daya dukung
Jumlah gaya ULS yang bekerja
≥ 1,0
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
tetapi umumnya digunakan lebar jalan kendaraan dengan kebebasan
600 mm terhadap tembok-tembok sayap.
2.5.3.2.Wing wall (Tembok sayap)
Wing wall berfungsi untuk menjaga agar tanah timbunan yang
berada di belakang abutment tidak longsor jika terdapat beban lalu
lintas. Dimensi permulaan untuk wing wall sesuai dengan BMS BDM
hal 3-31 adalah untuk lebar tembok sayap diambil sebesar 20
1tinggi
tembok sayap atau minimal 200 mm.
Untuk pembebanan tembok sayap di asumsikan bahwa tembok
sayap dibebani oleh gaya horisontal tegak lurus terhadap dinding
(BMS BDC pasal 6.9 hal 6-69).
2.6. Penulangan Jembatan
Fungsi penulangan pada jembatan adalah untuk menahan tegangan
tarik yang terjadi pada beton akibat adanya beban dimana beton sendiri hanya
kuat menahan tegangan tekan tetapi lemah terhadap tegangan tarik.
Penulangan secara umum dapat dibagi sebagai berikut :
2.6.1. Tulangan Lentur
Tahapan penulangan untuk tulangan lentur seperti terdapat
pada BMS BDM hal 5-11.
Rn = 2bd
Mu
φ (1)
Lihat tabel BMS 2bd
Mn →
2bd
Ast diketahui (2)
ρ min = fy
4,1 (3)
ρ min > 2bd
Ast............ digunakan ρ min (4)
As= ρ b d (5)
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
2.6.2. Tulangan Geser
Tahap penulangan untuk tulangan geser seperti terdapat pada
BMS BDM hal 5-97.
V* < Vumaks (1)
V* < Kcr. Vumin (2)
Vumin = Vuc + 0,6.bv.do (3)
Vumaks = 0,2.fc’.bv.do (4)
31
321
'
=
bvxd
AstxfcxbvxdVuc βββ (5)
β1 = 1,4 - 34,11,12000
=≥do
(6)
β2 = 1
β3 = 1
dimana :
Vuc = kekuatan geser
Ast = luas potongan melintang tulangan
do = panjang potongan penampang
bv = lebar potongan penampang
Asv min = tfsy
sbv
.
..35,0 (7)
2.6.3. Tulangan Puntir (Torsi)
Tahap penulangan untuk tulangan puntir seperti terdapat pada
BMS BDM hal 5-104.
a. Geser + torsi
Masukkan rencana momen puntir / T*
Hitung modulus penaampang, Jt
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
Jt = 0,4.x2.y (1)
x = lebar penampang
y = tinggi penampang
Hitung batas kehancuran badan
Vu max = 0.2.Fc'.bv.do (2)
Tu maks = 0,2.fc’.Jt (3)
Persyratan tulangan puntir (BMS,BDC 6-64)
(4)
Ct =b.d/∑ x².y
Tuc =(√f'c/15) x ∑X²Y / √1+(0.4 x Vu / Ct x Tu)² (5)
Kontrol :
T* ≥ 0.25.Kcr.Tuc (6)
Kontrol :
(7)
Periksa T* ≤ Kcr.Tu maks (8)
Tuc = kekuatan puntir murni
Tuc = Jt (0,3. 'fc ) (9)
Tentukan keperluan tulangan
T* ≥ 0,25.Kcr.Tuc (10)
Hitung luas sangkar tulangaan (At) dan keliling tulangan (Ut).
At =x1 . Y1 (11)
Ut =2.( x1+y1 ) (12)
Kontrol apakah : (Asw/s) minimum < (Asw/s) (13)
=mins
Asw (14)
1max.
*
max.
*≤+
Vu
V
Tu
T
KKR
C
R
C
5.0max.
*
max.
*≤+
Vu
V
Tu
T
KKR
C
R
C
fsy
yx
12,0
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
Tus = Tu/Kcr -Tuc (15)
Mengingat
Tus = fsy.(Asw/s).2.At.cot θt (BMS) (16)
dan θt secara konservativ diambil 45º , dan Tus ≥ T*/Kcr
(Asw / s) = (17)
periksa agar s < jarak antara maksimum S maks
S maks < 0,12.Ut atau 300 (18)
b. Hitung tulangan puntir memanjang (BMS 5-102) :
Asw min = (0.2 . Y1 . Ut)/fsy (19)
Hitung tulangan memanjang
Dalam daerah tarik :
As = 0,5 . 2 tθUt.cot
s
Asw
(20)
Ut = keliling poligon yang ditentukan untuk At
Dalam daerah tekan :
As = 0,5. '2 tθUt.cot
s
Aswfc−
(21)
1...2
)(
Atfy
Tus
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
BAB III
METODOLOGI
Metodologi suatu perencanaan adalah tata cara atau urutan kerja suatu
perhitungan perencanaan untuk mendapatkan hasil perencanaan ulang jembatan.
Metodologi yang digunakan untuk menyelesaikan proyek akhir ini sebagaimana
ditunjukkan pada gambar 3.1. Adapun uraian dan metodologi dapat dijelaskan
sebagai berikut ;
3.1 Persiapan
Persiapan dalam penyelesaian proyek akhir ini meliputi kegiatan
sebagai berikut ;
1. Mencari informasi dan sekaligus meminta data – data kepada instansi
terkait, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Jawa Timur.
2. Mempelajari bentuk data – data yang telah diperoleh untuk selanjutnya
dilakukan penyusunan proposal proyek akhir.
3. Mencari, mengumpulkan, dan mempelajari data yang dapat mendukung
dalam penyusunan proyek akhir.
4. Mensurvey lokasi jembatan, dalam proyek akhir ini lokasi jembatan di
daerah Donomulyo, Kab. Malang.
3.2 Pengumpulan Data
Seluruh data atau informasi perencanaan jembatan ini dikumpulkan
berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Bina
Marga Propinsi Jawa Timur. Adapun data yang diperoleh tersebut di
antaranya:
1. Data Gambar
2. Data Topografi
3. Data Penyelidikan Tanah
4. Data Hidrologi
5. Data Survey Pendahuluan
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
3.3 Spesifikasi Perencanaan Jembatan
3.3.1. Metode Perencanaan Jembatan
Perencanaan jembatan Pendem seperti yang telah disebutkan di
atas tersusun atas satu sistem perencanaan untuk gelagar yaitu gelagar
beton bertulang untuk bentang yang direncanakan memiliki panjang 40
m. Jembatan Pendem direncanakan memiliki lebar lantai kendaraan 9
m yang terbagi atas dua jalur yang pada setiap jalur terdiri satu lajur
dan direncanakan terdapat trotoar selebar 1 m di setiap sisi jembatan.
Pembebanan menggunakan rencana keadaan batas yaitu mengalikan
beban dengan faktor beban untuk keadaan ultimate. Untuk beban mati
ultimate dikalikan faktor beban 1,3 dan untuk beban hidup ultimate
dikalikan faktor beban 2, hal ini berlaku untuk setiap menghitung
bangunan jembatan pondasi.
3.3.2. Urutan Perencanaan Jembatan
3.3.2.1. Preliminary Design
a. Perencanaan Pelat Lantai
Perencanaan dimensi awal untuk tebal minimum pelat lantai dapat
menggunakan rumus 200 ≤ D ≥ 100 + 0.04 L (Bridge Design
Manual, BMS hal. 5-4).
b. Perencanaan Gelagar
Perencanaan gelagar beton bertulang dapat menggunakan rumus D
≥ 165 + 0.06 L (Bridge Design Manual, BMS hal. 5-4) atau
dapat juga menggunakan rumus perbandingan tipikal antara tinggi
jembatan/bentang jemabatan x L x L15
1 sampai
12
1 (Bridge
Design Manual, BMS hal. 3-24)., dimana nilai L diketahui
20,8 m. Untuk lebar gelagar dapat menggunakan pendekatan B ≤
0,5 H, H adalah tinggi gelagar.
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
3.3.2.2. Perencanaan Elemen Struktur Bangunan Atas
a. Perencanaan dimensi struktur beton bertulang
Merencanakan setiap dimensi struktur penyusun bangunan atas
jembatan yang disesuaikan dengan peraturan yang digunakan (BMS
1992).
1) Perencanaan sandaran
2) Perencanaan trotoar dan kerb
3) Perencanaan pelat lantai kendaraan dan pelat lantai trotoar
4) Perencanaan diafragma beton bertulang
b. Pembebanan struktur
Menganalisa seluruh beban yang masuk ke struktur yang
direncanakan untuk bangunan atas, adapun diantaranya :
1) Beban mati
2) Beban hidup
3) Beban rem
4) Beban roda
c. Penulangan
Penulangan menggunakan rumus yang terdapat pada bab II
untuk mendapatkan tulangan lentur, tulangan geser, dan tulangan
torsi.
3.3.2.3. Perencanaan Elemen Struktur Bangunan Bawah
a. Perencanaan dimensi struktur
Merencanakan setiap dimensi struktur penyusun bangunan
bawah jembatan yang disesuaikan dengan peraturan yang digunakan
(BMS 1992).
1) Abutment
2) Pilar
3) Pondasi
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
b. Pembebanan struktur
Menganalisa seluruh beban yang masuk ke struktur yang
direncanakan untuk bangunan bawah, adapun diantaranya :
1) Beban mati
2) Beban hidup
3) Beban akibat tekanan tanah
4) Beban gempa
5) Beban roda
6) Beban angin
c. Penulangan
Penulangan menggunakan rumus yang terdapat pada bab II
untuk mendapatkan tulangan lentur dan tulangan geser.
d. Kontrol
Kontrol pada bangunan bawah meliputi kontrol momen guling
pada abutmen dan pilar serta kontrol tegangan tarik pada pondasi.
3.3.2.4. Perencanaan Elastomer
a. Perencanaan dimensi struktur
Merencanakan setiap dimensi elastomer jembatan yang
disesuaikan dengan peraturan yang digunakan (BMS 1992).
1) Abutment
2) Pilar
3) Pondasi
b. Pembebanan struktur
Menganalisa seluruh beban yang masuk ke struktur yang
direncanakan untuk elastomer, adapun diantaranya :
1) Beban mati
2) Beban hidup
3) Beban akibat tekanan tanah
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
4) Beban gempa
5) Beban roda
6) Beban angin
c. Penulangan
Penulangan menggunakan rumus yang terdapat pada bab II
untuk mendapatkan tulangan lentur dan tulangan geser.
3.3.2.5. Perencanaan Bangunan Pelengkap
a. Perencanaan dimensi struktur
Merencanakan setiap dimensi struktur bangunan pelengkap
jembatan yang disesuaikan dengan peraturan yang digunakan (BMS
1992).
1) Plat Injak
2) Wing Wall
b. Pembebanan struktur
Menganalisa seluruh beban yang masuk ke struktur yang
direncanakan untuk elastomer, adapun diantaranya :
1) Beban mati
2) Beban akibat tekanan tanah
c. Penulangan
Penulangan menggunakan rumus yang terdapat pada bab II
untuk mendapatkan tulangan lentur dan tulangan geser.
3.3.2.6. Penggambaran
Hasil penggambaran yang dilakukan berupa :
- Gambar layout jembatan
- Gambar tampak jembatan
- Gambar potongan
- Gambar detail
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
3.4 Flow Chart
Mulai
Survey Data Primer
Pengumpulan Data
Study Literatur
Pre elimary Design - Perencanaan Pelat Lantai - Perencanaan Gelagar - Perencanaan Diafragma
Perencanaan Bangunan atas
Kontrol Bangunan Atas
Menghitung Tulangan
Analisa Pembebanan - Beban mati - Beban hidup - Beban roda
Perencanaan Bangunan Bawah
A
OK
TIDAK OK
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
A
TIDAK OK
OK
Analisa Pembebanan -Beban mati - Beban hidup 1.Beban roda 1.Beban akibat
tekanan tanah 2.Beban gempa 2.Beban angin
Perencanaan Elastomer
Kontrol Bangunan Bawah
Menghitung Tulangan
TIDAK OK
Analisa pembebanan - Beban mati - Beban hidup 1. Beban roda 1. Beban akibat
tekanan tanah 2. Beban gempa 2. Beban angin
Menghitung Elastomer
Kontrol Elastomer
OK
B
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
Gambar 3.1 Tahap – Tahap Perencanaan
OK
B
Penggambaran • Gambar tampak • Gambar layout • Gambar potongan • Gambar detail
Selesai
Penyusunan Laporan
TIDAK OK
Perencanaan Bangunan Pelengkap
Analisa Pembebanan - Beban mati - Beban akibat tekanan
tanah
Menghitung Tulangan
Kontrol Bangunan Pelengkap
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
BAB IV KESIMPULAN
Jembatan Purwodadi I yang terletak di ruas Panggungwaru – Mentaraman
yang dibangun dengan konstruksi balok prestressed tersebut akan di desain ulang
dengan metode beton konvensional atau beton bertulang dengan penampang “T”.
Pada jembatan tersebut juga akan di desain trotoir pada sisi kanan kiri jembatan
sepanjang 1,5 m.
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga, “Bridge Design
Manual Bridge Management System (BMS)”, 1992.
Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga, “Bridge Design
Code Bridge Management System (BMS)”, 1992.
Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga, “Peraturan
Perencanaan Teknik Jembatan Bridge Management System
(BMS)”, 1992.
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................... ..........i DAFTAR ISI.....................................................................................ii BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…...............................................................................................1 1.2 Perumusan Masalah…………...........................................................................2 1.3 Batasan Masalah…….……………...................................................................2 1.4 Maksud dan Tujuan............................................................................................3 1.5 Manfaat Perancangan.........................................................................................3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Uraian.................................................................................................................5 2.2.Data Perencanaan Jembatan..............................................................................6
2.2.1 Data Tanah.................................................................................................6 2.2.2 Data Hidrologi/Data Banjir.......... .............................................................6 2.2.3 Data Bahan.................................................................................................7 2.2.4 Kriteria Desain Jembatan...........................................................................8 2.2.5 Struktur Penyusun Jembatan.....................................................................8
2.2.5.1 Rencana Tegangan Kerja....................................................................8 2.2.5.2 Rencana Keadaan Batas.....................................................................9
2.3. Bangunan Atas.................................................................................................13 2.3.1 Tiang Sandaran..........................................................................................13 2.3.2 Perencanaan Pelat......................................................................................15 2.3.3 Perencanaan Kerb......................................................................................15 2.3.4 Perencanaan Gelagar.................................................................................16
2.4. Perencanaan Perletakan Elastomer.................................................................17 2.4.1 Penentuan Beban dan Gerakan Terburuk..............................................18 2.4.2 Pemilihan Perletakan.................................................................................19 2.4.3 Periksa Perletakan.....................................................................................19
2.5. Struktur Bangunan Bawah...............................................................................20 2.5.1 Struktur Kepala Jembatan (Aboutment).................................................20 2.5.2 Pondasi.......................................................................................................22 2.5.3 Bangunan Pelengkap Jembatan................................................................23
2.6. Penulangan Jembatan.......................................................................................24 2.6.1 Tulangan Lentur........................................................................................24 2.6.2 Tulangan Geser..........................................................................................25 2.6.3 Tulangan Torsi...........................................................................................25
BAB III METODOLOGI 3.1.Persiapan............................................................................................................28 3.2.Pengumpulan Data.............................................................................................28 3.3.Spesifikasi Perencanaan Jembatan...................................................................29
3.3.1 Metode Perencanaan Jembatan...............................................................29 3.3.2 Urutan Perencanaan Jembatan................................................................29
3.4.Flow Chart.........................................................................................................33
BAB IV KESIMPULAN......................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................37
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG JEMBATAN PURWODADI I
(BATAS PANGGUNGWARU - MENTARAMAN 1 + 700)
KEC. DONOMULYO, KAB. MALANG - JAWA TIMUR
ii