BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada...

77
1 LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT PMPPU TAHUN 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyiapan rumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha; d. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha; e. Pelaksanaan evaluasi di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha; f. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha telah dibentuk unit organisasi sebagai berikut : 1.1.1. Subdirektorat Akses Permodalan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang akses permodalan.

Transcript of BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada...

Page 1: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

1

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.

15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan rumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang pemberdayaan

masyarakat pesisir dan pengembangan usaha.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan

pengembangan usaha;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan

pengembangan usaha;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, di bidang pemberdayaan

masyarakat pesisir dan pengembangan usaha;

d. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan

pengembangan usaha;

e. Pelaksanaan evaluasi di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan

usaha;

f. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha telah dibentuk unit organisasi sebagai berikut :

1.1.1. Subdirektorat Akses Permodalan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang akses permodalan.

Page 2: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

2

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang akses permodalan;

b. penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, di bidang akses

permodalan;

c. penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang akses permodalan;

d. penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di bidang akses

permodalan.

e. Mengklasifikasi dan mengakrditasi usaha mikro masyarakat pesisir untuk

kepentingan intermediasi sumber modal;

g. Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia LKM BPR

Pesisir, Swamitra Mina, dan kelompok Grameen Bank;

h. Menyiapkan informasi tentang lembaga-lembaga keuangan syariah sebagai

sumber permodalan masyarakat pesisir;

i. Mempromosikan profil usaha mikro masyarakat pesisir kepada sumber-sumber

permodalan;

j. Memfasilitasi intermediasi pelaku usaha mikro masyarakat pesisir dengan

sumber-sumber permodalan;.

k. Mengembangkan program kemitraan dengan sumber-sumber dana Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dari BUMN;

l. Memfasilitasi akses dana PKBL bagi masyarakat pesisir;

m. Memfasilitasi CSR bagi program pemberdayaan masyarakat pesisir;

n. Memfasilitasi akses terhadap CSR bagi program pemberdayaan masyarakat

pesisir;

o. Mengembangkan jaringan usaha dan kemitraan koperasi LEPP-M3/Koperasi

Perikanan;

p. Meningkatkan kapasitas kelembagaan, organisasi, dan manajemen JEMPI;

q. Menyiapkan bahan sosialisasi di bidang akses non-bank;

r. Menyiapkan dan mengolah data, informasi akses non-bank;

s. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;

Page 3: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

3

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

1.1.2. Subdirektorat Akses Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang

akses Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pada tahun 2014, Subdirektorat ini juga

mendapat penugasan untuk mengembangkan lahan garam dengan inovasi teknologi

baru dan produksi garam kualitas 1 (KP1).

Fungsi:

1. Penyiapan bahan perumusan daan pelaksanaan kebijakan di bidang akses akses

ilmu pengetahuan dan teknologi;

2. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

akses - akses ilmu pengetahuan dan teknologi;

3. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang akses akses ilmu

pengetahuan dan teknologi; dan

4. Penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di bidang akses

akses ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Menyiapkan bahan penyusunan konsep Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

melalui program regenerasi nelayan;

6. Menyiapkan bahan penyusunan konsep jaringan kerjasama untuk akses dan

inovasi teknologi;

7. Menyiapkan bahan bimbingan teknis di bidang Identifkasi dan implementasi

IPTEK;

8. Menyiapkan bahan sosialisasi di bidang Identifikasi dan implementasi IPTEK;

9. Menyiapkan dan mengolah data, informasi Identifikasi dan implementasi IPTEK;

10. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;

11. Menyiapkan bahan dalam rangka monitoring dan evaluasi di bidang Identifikasi

dan implementasi IPTEK;

12. Merumuskan konsep penerapan teknologi secara terpadu;

13. Menginventarisasi teknologi lokal yang aplikatif pada masyarakat pesisir;

14. Memilih teknologi lokal yang potensial untuk dikembangkan menjadi teknologi

yang lebih aplikatif, adaptif yang berbasis kelokalan;

Page 4: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

4

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

15. Mensosialisasikan kepada masyarakat pesisir tentang teknologi tepat guna yang

layak dikembangkan;

16. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;

1.1.3. Subdirektorat Sosial Budaya Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang sosial budaya

masyarakat. Subdit ini juga mendapt penugasan khusus untuk mendukung pelaksanaan

Program Usaha Garam Rakyat (PUGAR), terutama dalam hal penyaluran BLM,

peningkatan produksi garam oleh kelompok PUGAR, dan pendataan luas lahan garam

dan tenaga kerja di bidang produksi garam.

Fungsi:

1. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sosial budaya

masyarakat;

2. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang sosial

budaya masyarakat;

3. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang sosial budaya masyarakat;

dan

4. Penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di bidang sosial

budaya masyarakat.

5. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman/petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan

kelembagaan sosial budaya di bidang pelayanan dan pemberdayaan masyarakat

pesisir, adat, agama, anak pesisir, perempuan pesisir dan nelayan pelintas batas

6. Menyiapkan bahan koordinasi, identifikasi, sosialisasi dan bimbingan teknis

kelembagaan sosial budaya di bidang pelayanan dan pemberdayaan masyarakat

pesisir, adat, agama, anak pesisir, perempuan pesisir dan nelayan pelintas batas

7. Menyiapkan bahan fasilitasi pendirian dan penguatan kelembagaan sosial budaya

masyarakat pesisir

8. Menyiapkan bahan penyusunan profil kelembagaan sosial budaya masyarakat

pesisir

Page 5: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

5

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

9. Menyiapkan bahan kerjasama di bidang kelembagaan sosial budaya masyarakat

pesisir dan pulau-pulau kecil ;

10. Menyiapkan bahan informasi dan data kelembagaan sosial budaya masyarakat

pesisir

11. Melakukan monitoring dan evaluasi di bidang kelembagaan sosial budaya

masyarakat pesisir

12. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman/petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan

peningkatan peran serta sosial budaya masyarakat di bidang pelayanan dan

pemberdayaan masyarakat pesisir, adat, agama, anak pesisir, perempuan pesisir dan

nelayan pelintas batas ;

13. Menyiapkan bahan koordinasi, identifikasi, sosialisasi dan bimbingan teknis

peningkatan peran serta sosial budaya, masyarakat pesisir;

14. Menyiapkan bahan fasilitasi peningkatan kualitas peran serta sosial budaya

masyarakat (perempuan pesisir,masyarakat adat, agama, pemuda, anak pesisir dan

nelayan pelintas batas) dalam rangka mendukung peningkatan kesejahteraannya;

15. Menyiapkan bahan penyusuanan profil kearifan lokal masyarakat kelautan dan

perikanan

16. Menyiapkan bahan kerjasama di bidang peningkatan kualitas peran serta

masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil;

17. Menyiapkan bahan informasi dan data terpilah masyarakat pesisir berbasis gender;

18. Memfasilitasi peningkatan kualitas dan penyadaran masyarakat pesisir di bidang

sosial budaya termasuk pendidikan, kesehatan dan lingkungan;

1.1.4. Subdirektorat Pengembangan Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang pengembangan usaha.

Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

hal mengawal dan memfasilitasi penyaluran BBM bersubsidi bagi nelayan kecil (kapal di

bawah 30 GT), serta mendukung pelaksanaan Program Pembangunan Masyarakat

Page 6: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

6

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Pesisir yang merupakan program pinjaman dan hibah dari IFAD (International Fund for

Agricultural Development) dan Spanish Trush.

Fungsi:

1. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan

usaha;

2. Penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di

bidang pengembangan usaha;

3. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pengembangan usaha;

dan

4. Penyiapan bahan pelaksanaanmonitoring, evaluasi dan penyusunan laporan di

bidang pengembangan usaha.

5. Menyusun bahan dan perencanaan anggaran dan kegiatan pelayanan usaha;

6. Menyiapkan bahan sosialisasi dan bimbingan teknis di bidang pelayanan usaha;

7. Menyiapkan bahan pengolahan data, informasi dan penilaian bidang pelayanan

usaha;

8. Memfasilitasi proses legalisasi dokumen-dokumen bidang pelayanan usaha;

9. Menyiapkan bahan fasilitasi penyelenggaraan pendaftaran, pemberian dan

pencabutan Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (HP3);

10. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;

11. Melakukan fasilitasi dan supervisi kepada pemerintah daerah untuk pelaksanaan

tugas di daerah termasuk kegiatan yang di dukung oleh anggaran dekonsentrasi

dan tugas pembantuan;

12. Melakukan fasilitasi dan supervisi kepada pihak ketiga untuk pekerjaan yang di

pihak ketigakan;

13. Menyiapkan konsep perumusan kebijakan strategi, norma, standar, prosedur,

manual di bidang pengembangan usaha mikro;

14. Menyiapkan bahan sosialisasi dan bimbingan teknis, dibidang pengembangan

usaha mikro;

15. Menyiapkan bahan fasilitasi penguatan kelembagaan dan sumberdaya usaha

mikro;

16. Memfasilitasi kerjasama kemitraan usaha mikro;

Page 7: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

7

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

17. Menyiapkan bahan pengolahan data dan informasi pengembangan usaha mikro;

18. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;

1.1.5. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan,

rumah tangga, perlengkapan, surat – menyurat, dokumentasi dan kearsipan direktorat.

Uraian tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan subbagian tata usaha;

2. Menyiapkan data, informasi, bahan penyusunan program dan anggaran

direktorat;

3. Menyiapkan bahan dan melakukan penatausahaan kepegawaian, keuangan,

rumah tangga, dan perlengkapan direktorat;

4. Melakukan penatausahaan surat menyurat dan kearsipan, meliputi penerimaan,

pencatatan surat masuk/keluar dan pendistribusiannya;

5. Melakukan penatausahaan barang milik negara dan pengurusan rumah tangga

direktorat meliputi pengaturan dan perawatan serta menyiapkan bahan dan

menyusun rencana kebutuhan perlengkapan rumah tangga direktorat;

6. Menyiapkan bahan analisis beban kerja di lingkungan direktorat;

7. Menyiapkan bahan laporan keuangan (SAK), aset inventarisasi, dan sarana dan

prasarana (SABMN);

8. Menyiapkan bahan laporan capaian kinerja direktorat (LAKIP;

Kinerjaku.kkp.go.id; kp3k.kkp.go.id/simanja07)

9. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan sosialisasi direktorat;

10. Menyiapkan bahan publikasi dan pameran direktorat;

11. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

12. Menyelenggarakan rapat rutin direktorat;

13. Menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan bulanan kegiatan direktorat

14. Mengkoordinasikan pelaksanaan reformasi birokrasi

15. Menyusun dokumen dan usulan teknis pengajuan jabatan fungsional Pengelola

Ekosistem Laut dan Pesisir

Page 8: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

8

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

1.2. KEGIATAN STRATEGIS

Pada tahun anggaran 2014, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha mempunyai tugas untuk menjalankan beberapa kegiatan strategis/

prioritas utama adalah Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) dengan

target menuju swasembada garam nasional. Dalam kegiatan ini terdapat beberapa sasaran

strategis yang diharapkan tercapai, yaitu:

1. Target produksi garam sebesar 2,5 juta ton dengan kualitas garam kelas 1 sebesar

40%.

2. Jumlah luasan lahan garam: 296.976 hektar.

3. Peningkatan rerata pendapatan petambak garam menjadi Rp 2.000.000,- perbulan

pada masa produksi garam

4. Kelompok PUGAR: 3.500 kelompok (akumulasi tahun-tahun sebelumnya).

5. Tenaga kerja baru yang terbentuk sebanyak 8.000 orang.

Dalam pencapaian target diatas terdapat beberapa kendala/hambatan, yaitu:. Cuaca

yang kadang tidak menentu dan banyaknya hari hujan; kesediaan masyarakat untuk

menerima/mengimplementasikan teknologi baru, permodalan, dan infrastruktur.

Selain kegiatan strategis utama di atas, Direktorat PMPPU juga mempunyai kegiatan

strategis lainnya, yaitu:

1. Fasilitasi peningkatan jumlah pelaku usaha mikro dan sarana usaha mikro,

2. Fasilitasi lembaga sosial-budaya yang ada di masyarakat pesisir,

3. Fasilitasi koperasi dan lembaga keuangan mikro masyarakat pesisir.

Untuk ketiga sasaran tersebut, hambatan/kendala utama adalah masalah

pendanaan, ketepatan sasaran dan lokasi penerima, serta fasilitasi (pendampingan) dari

pemerintah.

Page 9: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

9

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. TUJUAN DAN STRATEGI

Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan, telah

ditetapkan visi dan misinya, yaitu “Pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaya

saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat”.

Pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia hendaknya diarahkan untuk

mewujudkan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang bersih, indah, produktif dan

bermanfaat untuk memenuhi berbagai kebutuhan masa kini dan bagi generasi mendatang.

Untuk itu diperlukan upaya dan kemampuan dalam pemahaman karakteristik ekosistem

pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, kesadaran dalam pemeliharaan, serta pemanfaatan

sumber daya kelautan dan perikanan secara bijaksana dan berkelanjutan (sustainable

development). Mencermati peluang, tantangan dan potensi yang dimiliki kawasan pesisir dan

pulau-pulau kecil tersebut, serta mengacu pada Visi dan Misi Kementerian Kelautan dan

Perikanan, maka dirumuskan Visi Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau

Kecil, yaitu: “Sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil tertata, aman, bersih,

produktif, berkelanjutan dan mensejahterakan” dan Misi KP3K, yaitu: “Meningkatnya

penataan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan, pesisir, dan pulau-pulau kecil secara

berkelanjutan dan mensejahterakan masyarakat “

Berdasarkan visi Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil di

atas, maka Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha

mempunyai misi: Mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat pesisir melalui

pengembangan usaha mikro, peningkatan akses permodalan, penguasaan dan pemanfaatan

IPTEK, serta peningkatan peran serta masyarakat”.

Untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran Direktorat Pemberdayaan

Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha tersebut di atas, ada beberapa strategi dan

merupakan sebagai pencapaian output yang akan ditempuh, yaitu sebagai berikut:

Strategi 1 : Pengembangan Sarana dan Prasarana serta layanan usaha

Strategi 2: Pengembangan Kelompok usaha Masyarakat Pesisir dan terfasilitasinya

permodalan

Page 10: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

10

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Strategi 3 : Fasilitasi dan Pengembangan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil di

kab/Kota melalui PNPM Mandiri-KP/PUGaR.

Strategi 4 : Pengembangan dan peningkatan kapasitas sosial budaya dan teknologi tepat

guna msyarakat pesisir

Strategi 5 : Fasilitasi Peraturan perundangan dan NSPK bidang Pemberdayaan

masyarakat pesisir.

2.2. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT

Misi tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan Direktorat Pemberdayaan

Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, yaitu: meningkatkan kesejahteraan

masyarakat pesisir dan meningkatkan kemandirian masyarakat pesisir.

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha selama

RPJM II (2010–2014) telah melakukan beberapa kali review terhadap Rencana Strategis.

Hal ini dilakukan sebagai langkah perbaikan dan penyesuaian terhadap perkembangan yang

terjadi.

Adapun perjalanan Rencana Stategis Dit. PMPPU 2010–2014 dari awal penyusunan

sampai sekarang disampaikan sebagai berikut:

2.2.1. Rencana Strategis Dit. PMPPU 2010–2014 awal (sebelum direview)

Tabel 1. Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha sebelum Review

PROGRAM

SASARAN

INDIKATOR

Target

2010 2011 2012 2013 2014

Pemberdayaan

Masyarakat

Pesisir dan

Pengembangan

Usaha

Meningkatnya

keberdayaan dan

kemandirian 2

juta usaha skala

mikro di seluruh

kawasan

minapolitan

pesisir dan

Jumlah pelaku

usaha mikro di

kawasan pesisir dan

pulau – pulau kecil

yang bankable

- Pengembangan

sarana usaha mikro

LKM

100 unit 100 unit 100 unit 100 unit 100 unit

Page 11: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

11

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

beroperasinya

sarana usaha

mikro di 300

kabupaten/kota

pesisir

Dana

pemberdayaan

masyarakat

Desa/PNPM

120

kab/kota

120 kab/

kota

120 kab/

kota

120 kab/

kota

120 kab/

kota

- Tenaga

Pendamping

480

orang

480

orang

480

orang

480

orang

480 orang

- Kelompok Usaha

Mikro

800.000

usaha

mikro

800.000

usaha

mikro

800.000

usaha

mikro

800.000

usaha

mikro

800.000

usaha

mikro

2.2.2. Rencana Strategis Dit. PMPPU 2010–2014 setelah review I (awal tahun 2011)

Tabel 2. Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha 2010–2014 hasil Review I

Kegiatan

SASARAN

INDIKATOR

Target

2010 2011 2012 2013 2014

Pemberdaya

an

Masyarakat

Pesisir dan

Pengemban

gan Usaha

Meningkatnya

keberdayaan dan

kemandirian pelaku

usaha skala mikro,

beroperasinya sarana

usaha mikro dan

pencapaian produksi

garam di kawasan

pesisir dan pulau -

pulau kecil

Jumlah pelaku usaha

mikro yang mandiri di

kawasan pesisir dan

pulau-pulau kecil

(kelompok)

3380 5.690 8460 11,740 14,980

Jumlah sarana usaha

mikro yang beroperasi

di kawasan pesisir dan

pulau-pulau kecil (unit)

25 68 110 150 190

Jumlah produksi garam

yang dihasilkan (ton)

- 220.000 380.000 540,000 700,000

Page 12: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

12

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

2.2.3. Rencana Strategis Dit. PMPPU 2010–2014 setelah review II (awal tahun 2012)

Tabel 3. Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha 2010 – 2014 hasil Review II

2.2.4. Rencana Strategis Dit. PMPPU 2010–2014 setelah review III (TAHUN 2014)

Tabel 4. Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha 2010 – 2014 hasil Review III

Kegiatan SASARAN INDIKATOR Target

2010 2011 2012 2013 2014

Pemberdaya

an

Masyarakat

Pesisir dan

Pengemban

gan Usaha

Meningkatnya

keberdayaan dan

kemandirian pelaku

usaha skala mikro,

beroperasinya sarana

usaha mikro dan

pencapaian produksi

garam di kawasan

pesisir dan pulau -

pulau kecil

Jumlah pelaku usaha mikro

yang mandiri di kawasan

pesisir dan pulau” kecil

- kelompok - orang

3380 -

5.690 -

6.027 4.108

7.097 5.608

11.140 7.108

Jumlah sarana usaha mikro

yang beroperasi di kawasan

pesisir dan PPK (unit)

25 68 110 150 190

Jumlah unit pengolah garam

yang terbangun di kawasan

usaha garam rakyat (unit)

- 4 14 54 94

Jumlah produksi garam yang

dihasilkan (ton)

- 220.000 1.320.000 1.845.000 3.300.000

Kegiatan SASARAN INDIKATOR Target

2010 2011 2012 2013 2014

Pemberdaya

an

Masyarakat

Pesisir dan

Pengemban

gan Usaha

Meningkatnya

keberdayaan dan

kemandirian pelaku

usaha skala mikro,

beroperasinya sarana

usaha mikro dan

pencapaian produksi

garam di kawasan

pesisir dan pulau -

pulau kecil

Jumlah pelaku usaha mikro

yang mandiri di kawasan

pesisir dan pulau” kecil

- kelompok - orang

3380 -

5.690 -

6.027 4.108

7.097 5.608

3.340 7.760

Jumlah sarana usaha mikro

yang beroperasi di kawasan

pesisir dan PPK (unit)

25 68 110 150 115

Jumlah unit pengolah garam

yang terbangun di kawasan

usaha garam rakyat (unit)

- 4 14 54 -

Jumlah produksi garam yang

dihasilkan (ton)

- 220.000 1.320.000 1.845.000 2.500.000

Page 13: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

13

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Namun seiring dengan adanya perubahan terhadap sistem penilaian kinerja pada

Target dan Indikator kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, menyebabkan terjadiya

perubahan Renstra pada Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan

Usaha. Sehingga dengan adanya perubahan tersebut, maka Sasaran Strategis dan Indikator

Kinerja Utama Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha

pada tahun 2014 menjadi:

Tabel 5: Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha pada tahun 2014

SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET

TAHUN 2014

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan

perikanan

1. Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat per KK/bulan (per musim)

Rp. 2.500.000

2. Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7,00

CUSTOMER PERSPECTIVE

2. Meningkatnya ketersediaan

produk Kelautan dan Perikanan yang bernilai tambah

3. Jumlah produksi garam rakyat (Jt

Ton)

2,5

3. Meningkatnya kemandirian

masyarakat KP3K

4. Jumlah pelaku usaha mikro yang

mandiri di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (kelompok/orang)

3.340 klp /

7.760 org

5. Jumlah sarana usaha mikro yang

beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)

115

6. Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam

rakyat/PUGAR (kelompok)

3,500

4. Meluasnya kesiapan masyarakat untuk usaha dan kesempatan

kerja di bidang KP

7. Jumlah tenaga kerja di bidang pergaraman pada PUGAR (orang)

8.000

8. Jumlah wirausaha baru di pesisir (orang)

50

9. Jumlah unit LKM Grameen yang terfasilitasi pendiriannya

6

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

5. Tersedianya kebutuhan inovasi

teknologi hasil litbang untuk modernisasi sistem produksi garam

10. Jumlah rekomendasi inovasi teknologi

yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam

3

6. Tersedianya kebijakan di bidang PMPPU

11. Jumlah kebijakan publik bidang PMPPU

5

Page 14: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

14

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET

TAHUN 2014

7. Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan,

dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu

12. Persentase jumlah produksi garam rakyat kualitas produksi (KP1)

dibandingkan total produksi (%)

40 : 60

13. Jumlah koperasi pesisir yang terfasilitasi akses permodalannya

10

14. Jumlah unit usaha baru yang terfasilitasi pengembangan usahanya

24

8. Meningkatnya pemanfaatan ekonomi wilayah laut, pesisir,

dan pulau-pulau kecil secara terpadu dan berkelanjutan

15. Luasan tambak garam yang dikelola (Ha)

26.975

16. Persentase luas lahan yang menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan PUGAR (%)

30

9. Terfasilitasinya lembaga masyarakat KP3K dalam

mendukung upaya kemandirian berbasis sosial budaya

17. Jumlah lembaga sosial budaya yang melakukan pemberdayaan masyarakat

pesisir

30

LEARN & GROWTH PERSPECTIVE

10. Tersedianya SDM Dit. PMPPU yang kompeten dan profesional

18 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III dan IV Dit. PMPPU (%)

50

11. Tersedianya informasi di Dit.

PMPPU yang valid, handal dan mudah diakses

19 Service Level Agreement Dit. PMPPU (%)

75

12. Terwujudnya good governance &

clean government di Dit. PMPPU

20. Jumlah rekomendasi aparat pengawas internal dan eksternal (APIEP) yang

ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi Dit. PMPPU (%)

100

21. Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja

Dit. PMPPU

Nilai AKIP A

22. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Dit.

PMPPU

7.5

23. Nilai Penerapan RB Dit. PMPPU 75

13. Terkelolanya anggaran Dit. PMPPU secara optimal

24. Persentase penyerapan DIPA Dit. PMPPU (%)

>95

Di antara target tersebut diatas terdapat target yang merupakan nilai akumulasi dari

tahun 2010, yaitu IKU nomor 4, 5, 6, 7, dan 15. Sementara IKU lainnya merupakan

target/capaian baru pada tahun berjalan.

Adapun penjelasan terkait rencana pencapaian target jumlah kelompok, orang dan

unit disampaikan sebagai berikut:

Page 15: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

15

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Tabel 6 : Rincian Target Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Mandiri di Kawasan Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil (kelompok)

Kegiatan/Jumlah orang

Target dalam Renstra

Tahun sebelumnya Tahun 2013 Tahun 2014

PNPM (th.2010) - - -

PUGAR 3.373 3.500

Kelompok LKM Grameen 100 943 6

LKM PEMP 100 36

Kelompok Pengelola SPDN 40 46 l

p

85

Kelompok Pengembangan Usaha 12

Kedai Pesisir 40 10

IFAD 207 108

Regenerasi Nelayan 15 13

Implementasi TTG 5 5 klp

Perempuan Pesisir 12 20 17

Jumlah kelompok 3.645 3.140 klp

Total target sampai tahun 2014 3.340 kelompok 7.760 orang

Tabel 7: Rincian Target Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Mandiri di Kawasan Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil (Orang)

Orang/Kegiatan Target dalam Renstra

Tahun sebelumnya Tahun 2013 2014

SPDN 48 85

Kedai Pesisir 10

Perempuan Pesisir 17

Nasabah LKM Grameen 500 orang 4.548 1000

Regenerasi nelayan 95 orang 64

TTG 52 orang 26

Total target sampai 2013 5.608 orang

Page 16: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

16

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Tabel 8: Rincian Sarana Usaha Mikro yang Beroperasi di Kawasan Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil (Unit)

Perbedaan target capaian pelaku usaha dan sarana usaha karena disesuaikan dengan

prioritas kegiatan, perkiraan kemampuan mencapai target, dan anggaran yang tersedia.

Target produksi garam tiap tahun dilakukan penghitungan secara non akumulatif,

artinya target tiap tahun dihitung secara mandiri (tersendiri). Untuk target produksi garam

tahun 2014 adalah 2,5 juta ton, sedangkan realisasi hingga Desember 2014 telah tercapai

sebanyak 2.502.891 ton. Sehingga terjadi surplus produksi yakni sebesar 0,1 % dari target

yang ditentukan.

Pemberdayaan merupakan usaha – usaha sadar yang bersifat terencana, sistematik,

dan berkesinambungan untuk membangun kemandirian social, ekonomi, dan politik

masyarakat nelayan dengan mengelola potensi sumberdaya yang mereka miliki untuk

mencapai kesejahteraan social yang bersifat berkelanjutan (Kusnadi, 2009).

Menyimak definisi diatas, maka pemberdayaan tidak bisa dilakukan secara instan.

Pemberdayaan membutuhkan usaha yang terencana dan berkesinambungan, yang

umumnya dilakukan selama 2 sampai 3 tahun. Oleh sebab itu, Direktorat Pemberdayaan

Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha merasa perlu untuk mendefinisikan indikator

kinerja di tiap tahun pelaksanaan kegiatan untuk mencapai kemandirian kelompok.

Unit/Kegiatan Target dalam Renstra (kelompok/unit)

Tahun sebelumnya Tahun 2013 2014

LKM Grameen 10 10

LKM LEPP-M3 94 47

SPDN 46 48 75

Kedai Pesisir 10

Jumlah 156 58 85

Page 17: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

17

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja menggambarkan kinerja yang dicapai selama tahun 2014

melalui pengukuran kinerja yang digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan

dalam pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan sasaran, target dan realisasi yang

hendak dicapai. Berdasarkan indikator kinerja dan target sasaran yang telah ditetapkan

dalam Renstra (dan Renstra Revisi) Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha tahun 2010-2014.

Pengukuran capaian kinerja Direktorat PMPPU tahun 2014 dilakukan dengan cara

membandingkan antara target (rencana) dan realisasi indikator kinerja utama (key perfomance

indicator, disingkat KPI) pada masing-masing perspektif. Pencatatan dan pengukuran kinerja

dilakukan dengan bantuan perangkat lunak berbasis balanced scorecard dari Kementerian

Kelautan Perikanan, yaitu pada http://kinerjaku.kkp.go.id.

3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

3.1.1. CAPAIAN KINERJA PER INDIKATOR KINERJA (IKU)

SS.1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan

Pelaksanaan suatu kinerja akan nilai baik atau buruk jika dilakukan pengukuran

terhadap kinerja yang telah dikerjakan. Pengukuran kinerja dilakukan bertujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan dari kinerja yang telah dilakukan terhadap perencanaan

yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Realisasi: Semakin tinggi realisasi menunjukkan capaian yang semakin baik % capaian = Realisasi x 100%

Rencana

IKU No. 1 Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat perbulan (per musim)

Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat dihitung berdasarkan jumlah

pendapatan petambak garam per Kepala Keluarga selama musim panen dibagi lama bulan

produksi. Atau dengan dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:

= ((A x C) + (B x D)) – E

F x G

Keterangan : A = jumlah produksi garam KP1

Page 18: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

18

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

B = Jumlah produksi garam KP2

C = Harga garam KP1 D = Harga garam KP2

E = Total biaya produksi F = Jumlah bulan dalam masa produksi

G = Jumlah petambak garam

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

Target rerata pendapatan petambak garam pada tahun 2014 adalah sebesar

Rp 2.000.000, namun setelah melakukan perhitungan hingga akhir tahun 2014 ternyata

rerata pendapatan petambak garam dapat melampaui target, yaitu mencapai

Rp. 2.866.226,00 (tabel 10).

Tabel 10. Data Pendapatan Petambak Garam Tahun 2014

No Kabupaten/

Kota Produksi

(ton) Harga

/kg Jumlah

Petambak

Rerata Penjualan

/Orang (Rp)

Biaya Produksi*)

Penghasilan bersih

Bulan /Musim

Pendapatan Bersih per

bulan

1 2 3 4 5=(28*3)/4 6 7=5-6 16 17 =

(15:16)

1 Aceh Utara 2.970,00 3.250 267 36.151.685 13.063.873 23.087.813 8,0 2.885.977

2 Aceh Timur 661,17 3.250 247 8.699.605 3.292.096 5.407.509 3,0 1.802.503

3 Aceh Besar 442,48 4.000 262 6.755.420 2.560.519 4.194.901 3,0 1.398.300

4 Pidie 4.020,25 2.650 235 45.334.734 23.514.971 21.819.763 8,0 2.727.470

5 Cirebon 314.480,00 500 7.897 19.911.359 6.360.000 13.551.359 4,0 3.387.840

6 Indramayu 311.187,40 500 3.820 40.731.335 17.808.000 22.923.335 4,0 5.730.834

7 Karawang 3.735,78 400 217 6.886.230 1.504.958 5.381.272 3,0 1.793.757

8 Brebes 25.461,30 400 766 13.295.716 6.100.000 7.195.716 3,5 2.055.919

9 Jepara 72.871,70 339 582 42.445.887 15.984.000 26.461.887 5,0 5.292.377

10 Demak 105.587,00 440 1.339 34.696.251 10.656.000 24.040.251 5,0 4.808.050

11 Rembang 141.943,13 465 4.210 15.677.804 6.660.000 9.017.804 4,0 2.254.451

12 Pati 287.997,00 500 6.781 21.235.585 11.140.000 10.095.585 4,0 2.523.896

13 Tuban 24.952,38 500 396 31.505.530 8.360.878 23.144.652 5,0 4.628.930

14 Lamongan 32.810,00 350 295 38.927.119 11.805.000 27.122.119 5,0 5.424.424

15 Pasuruan 16.086,95 350 221 25.477.070 10.451.098 15.025.972 4,0 3.756.493

16 Gresik 8.664,75 425 97 37.964.111 11.805.000 26.159.111 5,0 5.231.822

17 Probolinggo 25.148,82 488 538 22.811.566 8.360.878 14.450.688 4,0 3.612.672

18 Kota Surabaya 156.220,76 375 824 71.095.613 29.890.141 41.205.472 5,0 8.241.094

19 Pamekasan 89.282,50 413 3.027 12.181.590 5.698.500 6.483.090 4,0 1.620.772

20 Sampang 256.540,00 287 3.013 24.436.435 7.552.000 16.884.435 4,0 4.221.109

21 Sumenep 292.051,54 396 9.313 12.418.384 5.698.500 6.719.884 4,0 1.679.971

Page 19: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

19

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

22 Kota Pasuruan 10.760,00 550 121 48.909.091 27.172.855 21.736.236 4,5 4.830.275

23 Bangkalan 8.641,61 475 223 18.407.017 7.838.324 10.568.693 4,0 2.642.173

24 Karangasem 1.430,51 3.250 338 13.754.942 5.225.549 8.529.393 4,0 2.132.348

25 Buleleng 6.243,60 708 200 22.102.344 7.315.769 14.786.575 4,5 3.285.906

26 Bima 156.339,40 250 3.064 12.756.152 6.270.659 6.485.493 4,0 1.621.373

27 Sumbawa 4.559,00 780 228 15.596.579 5.434.571 10.162.008 4,0 2.540.502

28 Kota Bima 3.016,40 315 298 3.188.477 836.088 2.352.389 3,0 784.130

29 Lombok Timur 22.881,10 1.025 1.237 18.959.683 4.242.000 14.717.683 4,0 3.679.421

30 Lombok Barat 9.313,23 1.750 608 26.806.172 7.070.000 19.736.172 8,0 2.467.021

31 Lombok Tengah

2.101,44 830 196 8.898.955 4.242.000 4.656.955 4,0 1.164.239

32 Nagekeo 1.865,73 900 775 2.166.654 877.892 1.288.762 1,5 859.175

33 Ende 720,40 1.000 333 2.163.363 877.892 1.285.471 1,5 856.981

34 Timur Tengah Utara

260,45 875 358 636.575 212.000 424.575 1,0 424.575

35 Kupang 3.146,45 500 172 9.146.657 5.225.549 3.921.108 2,0 1.960.554

36 Alor 261,10 3.000 170 4.607.647 1.060.000 3.547.647 2,0 1.773.824

37 Sumba Timur 622,38 650 604 669.780 212.000 457.780 1,0 457.780

38 Manggarai 329,20 450 115 1.288.174 424.000 864.174 1,0 864.174

39 Kota Palu 1.123,58 1.000 160 7.022.375 3.396.607 3.625.768 3,0 1.208.589

40 Jeneponto 24.547,95 400 2.988 3.286.205 965.900 2.320.305 4,0 580.076

41 Pangkep 54.893,99 600 1.218 27.041.374 1.993.000 25.048.374 4,0 6.262.094

42 Takalar 15.957,05 300 159 30.107.642 5.826.000 24.281.642 4,0 6.070.410

43 Selayar 762,00 1.000 95 8.021.053 1.207.375 6.813.678 4,0 1.703.419

Total 2.502.891 58.007 2.866.226

Dasar penghitungan Biaya Produksi:

1). Kajian konsultan tahun 2013 "Analisa Peningkatan Pendapatan Petambak";

2). Analisa Kelayakan Usaha Garam Rakyat (Dr. Makhfud Effendy)

3). Analisa Kelayakan Usaha Garam Rakyat (TC, TI dan NPV, Dit. PMPPU)

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun

lalu dan beberapa tahun terakhir;

Capaian IKU pendapatan petambak garam tahun 2014 ini lebih besar dari

pendapatan rerata pada tahun 2013 yang sebesar Rp 2.856.060. Adapun untuk lebih

jelasnya, perubahan peningkatan rerata pendapatan petambak garam di 42 kabupaten/kota

penerima PUGAR dapat dilihat pada Tabel 11.

Hasil perhitungan pendapatan rata-rata petambak garam secara nasional diperoleh

sebesar Rp. 2.866.226.00 per bulan selama musim panen. Dari nilai rerata nasional, terdapat

peningkatan pendapatan petambak garam, walaupun ada beberapa daerah yang mengalami

Page 20: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

20

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

penurunan bila dibandingkan pendapatan sebelumnya. Tingkat pendapatan sangat

dipengaruhi oleh lamanya masa produksi dan harga jual garam. Pada tahun 2014 lama masa

produksi garam lebih baik dibanding pada tahun 2013. Pada tahun 2013 karena adanya

anomali cuaca, maka lama masa produksi rata-rata produksi PUGAR di 42 kabupaten/kota

adalah selama 1,5 bulan. Sementara pada tahun 2014 lebih lama, yaitu rerata 2,5 bulan

efektif (dikurangi hari hujan pada masa/bulan produksi).

Tipisnya selisih rerata pendapatan petambak garam, karena dibeberapa lokasi, seperti

di NTT, masa produksinya sangat lambat, seperti di Ende dan Nagekeo yang praktis hanya

satu bulan. Beberapa daerah juga mengalami penurunan pendapatan, seperti di Pidie,

Cirebon, Brebes, Rembang, Pati, Kota Surabaya, dan Sampang.

Tabel 11. Data Perbandingan Rerata Pendapatan Petambak Garam

No Kabupaten/Kota

Pendapatan

Rerata (Rp)

2012 2013 2014

1 Aceh Utara 1.189.800 1.834.928 2.885.977

2 Aceh Timur 1.493.000 794.354 1.802.503

3 Aceh Besar 375.374 1.398.300

4 Pidie 6.376.328 2.727.470

5 Cirebon 5.250.000 4.793.582 3.387.840

6 Indramayu 3.896.250 1.388.861 5.730.834

7 Karawang 783.388 1.793.757

8 Brebes 2.788.790 2.652.956 2.055.919

9 Jepara 2.275.000 2.925.012 5.292.377

10 Demak 2.500.000 3.786.050 4.808.050

11 Rembang 3.327.294 2.254.451

12 Pati 650.000 7.573.387 2.523.896

13 Tuban 2.566.000 3.290.059 4.628.930

14 Lamongan 3.900.000 3.019.475 5.424.424

15 Pasuruan 4.791.978 3.756.493

16 Kota Pasuruan 3.132.229 5.231.822

17 Gresik 850.000 3.810.957 3.612.672

18 Probolinggo 2.200.000 2.899.548 8.241.094

19 Kota Surabaya 9.952.844 1.620.772

20 Pamekasan 3.810.957 4.221.109

Page 21: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

21

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

21 Sampang 3.310.625 6.700.365 1.679.971

22 Sumenep 4.194.248 4.830.275

23 Bangkalan 7.512.100 1.801.202 2.642.173

24 Karangasem 1.299.089 2.132.348

25 Buleleng 1.307.250 3.285.906

26 Bima 11.000.000 3.359.302 1.621.373

27 Sumbawa 7.760.000 166.603 2.540.502

28 Kota Bima 600.000 974.803 784.130

29 Lombok Timur 975.000 4.165.366 3.679.421

30 Lombok Barat 7.520.379 2.467.021

31 Lombok Tengah 979.619 1.164.239

32 Nagekeo 204.970 859.175

33 Ende 721.529 856.981

34 TTU 750.000 820.074 424.575

35 Kupang 2.079.348 1.960.554

36 Alor 650.000,00 656.914 1.773.824

37 Sumba Timur 700.000,00 1.100.535 457.780

38 Manggarai 237.045,00 99.670 864.174

39 Kota Palu 450.000,00 9.393.780 1.208.589

40 Jeneponto 1.900.000,00 1.079.709 580.076

41 Pangkep 600.000,00 1.263.577 6.262.094

42 Takalar 550.000,00 591.755 6.070.410

43 Selayar 1.703.419

Pendapatan Rerata 2.330.530 2.856.060 2.866.226

Sumber: Tim Pokja PUGAR Dit PMPPU

Sementara harga jual dipengaruhi oleh kualitas garam dan suplai garam pada saat

yang bersamaan. Jika tabel data harga garam disandingkan dengan data kualitas garam,

maka terlihat daerah-daerah (Aceh, Karangasem, dan Lombok Barat) yang kualitas

garamnya tinggi mempunyai harga yang tinggi pula.

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

Page 22: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

22

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Dari renstra yang ada, maka jumlah rerata pendapatan yang ada sudah melebihi

dari target, capaian ini telah melewati target. Keberhasilan ini karena penerima BLM

PUGAR apat mengoptimalkan bantuan dana dan bimbingan yang didapatkan.

4. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian

pernyataan kinerja.

Faktor cuaca adalah faktor terpenting dalam produksi garam, karena cuaca

menentukan lama masa penjemuran (evaporasi) air laut/tambak garam. Perkiraan mulainya

musim kering sangat penting, selain untuk meminimalisir kerugian akibat adanya hujan

dadaan selama masa penjemuran, perkiraan ini juga dibutuhkan untuk merencanaan

penyaluran BLM. Jika BLM telat dicairkan, maka dana yang dikucurkan bisa mubazir

Tenaga pendamping sudah mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang cukup,

serta sudah mengenal wilayah kerjanya karena merupakan TPD tahun sebelumnya

merupakan salah satu kunci keberhasilan capaian program PUGAR. Rasio tenaga

pendamping terhadap jumlah kelompok saat ini sebesar 1:3 dengan rincian jumlah tenaga

pendamping sebanyak 129 orang dan jumlah kelompok sebanyak 3521 kelompok, jumlah

TPD belumlah memadai dari rasio ideal 1:10. Penganggaran penyediaan TPD dari anggaran

APBD dianggap perlu dilakukan dalam rangka mendukung proses penetapan kelompok

seperti Kabupaten Pati.

Beberapa faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian target antara lain

terbentuk Bung KUGAR untuk menyatukan kelompok penerima yang memiliki lahan

dalam satu luasan hamparan sehingga pemanfaatan BLM untuk kebutuhan sarpras tambak

menjadi efisien dan ketepatan waktu penyaluran BLM. Hal ini berdampak pada penerimaan

pendapatan penerima BLM.

5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;

Dari realisasi anggaran PUGAR yang hanya mencapai 92,23% untuk anggaran TP

di daerah-daerah dan 90,43% di pusat, maka kegiatan PUGAR ini bisa dikatakan sangat

efisien. Walaupun masih ada dana sisa namun sudah melewati target capaian. Tentu saja

jika realisasi anggaran bisa dimaksimalkan, maka hasil yang didapat bisa dan asangat

mungkin akan lebih baik.

Page 23: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

23

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Sedangkan dalam hal efisiensi sumber daya alam dan manusia pelakunya, maka

hassil ini sudah maksimal, karena keberhasilan realisasi IKU inisangat bergantung pada

kondisi cuaca yang pada tahun ini agak kurang bersahabat.

6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

pencapaian pernyataan kinerja.

Dalam menunjang keberhasilan pencapaian target IKU ini ada beberapa hal, yaitu:

1. Ketepatan waktu pencairan BLM, jika BLM telat dicairkan maka akan berdampak

pada dimulainya proses produksi yang cukup singkat dan dipengaruhi cuaca yang

kadang tidak bisa diprediksi

2. Pendampingan oleh pemerintah, dalam hal ini KKP dan DKP setempat, serta tnaga

pendamping di lapangan.

3. Pemilihan kelompok petambak sasaran; cukup sering penerima BLM dalam kegiatan

pemerintah adalah bukan sasaran yang sebenarnya (bukan petambak garam atau

masyarakat yang serius berniat memproduksi garam).

IKU No. 2 Pertumbuhan PDB perikanan (%)

Indikator pertumbuhan PDB Perikanan merupakan Total pendapatan sektor

perikanan yang diterima oleh faktor – faktor produksi sektor perikanan dalam kegiatan

proses produksi perikanan di suatu negara selama satu periode (satu tahun). Nilai PDB

Perikanan ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dimana penghitungannya didapat

dari rumus :

PDB = C + G + I + (E-I)

Dimana:

C : Pengeluaran rumah tangga perikanan(C)

G : Pengeluaran pemerintah di bidang perikanan(G)

I : Pengeluaran investasi di bidang perikanan(I)

E-I : + (ekspor perikanan – impor perikanan)

Capaian IKU ini tidak dihitung langsung oleh Direktorat PMPPU, tetapi merupakan

IKU gabungan eselon I lingkup KKP. Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai

peningkatan PDB Perikanan sebesar 6,9%.

Page 24: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

24

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

SS.2 Meningkatkan ketersediaan produk kelautan dan Perikanan yang bernilai tambah

IKU No. 3: Jumlah produksi garam rakyat (ton)

Jumlah produksi garam rakyat dihitung dengan melakukan penjumlahan total

produksi garam yang dihasilkan oleh kelompok usaha garam rakyat selama masa panen.

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

Hasil penetapan target kinerja tahun 2014 pada awalnya produksi garam rakyat diharapkan

mencapai 3,3 juta ton. Kemudian direvisi menjadi 2,5 juta ton. Revisi ini dilakukan karena

adanya perkiraan musim kering yang cepat dan penurunan nilai total anggaran kegiatan

PUGAR, yaitu dibatalkannya rencana bantuan Geomembran yang diharapkan dapat

meningkatkan mutu dan produksi garam.

Tabel 12. Jumlah Produksi dan Luas Lahan Produksi Tahun 2014

No

Kab/Kota Target

Produksi

Potensi

Lahan

(Ha)

Produktifitas

Luas Lahan

(Ha) Data Validasi

(ton) Produktifitas

(Ton/Ha)

1 Aceh Utara 806,92 177 15,55 2970,000 191

2 Aceh Timur 374,81 33,13 27,79 661,17 23,79

3 Aceh Besar 1.283,45 430 68 442,48 6,51

4 Pidie 2.090,18 2 28 4.020,25 142,06

5 Cirebon 391.379,79 4.000,00 3.858,000 314480,00 81,51

6 Indramayu 285.926,53 3.664,30 2.714,46 31.1187,40 114,64

7 Karawang 13.403,57 670 172 3.735,78 21,73

8 Brebes 60.912,04 703 308 2.5461,3000 82,72

9 Jepara 66.238,88 1.168,66 732,51 72.871,70 99,48

10 Demak 77.961,92 1.834,67 1.172,94 10.5587,00 90,02

11 Rembang 165.454,72 1998,30 1.543,22 141.943,13 91,98

12 Pati 273.812,46 3382,80 2.828,90 287.997,00 101,81

13 Tuban 21.643,58 393,35 267,16 24.952,38 093

14 Lamongan 32.795,48 372 372 32.810,00 88,32

15 Pasuruan 18.598,21 803,54 272,77 16.086,95 58,98

16 Gresik 9.418,80 000 112,04 8.664,75 77,34

17 Probolinggo 32.666,20 750 382,24 25.148,82 65,79

18 Kota Surabaya 95.455,39 1.470,25 1.470,25 156.220,76 106,25

Page 25: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

25

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

19 Pamekasan 170.206,61 2.096,50 1.000,00 8.9282,50 89,28

20 Sampang 281.935,16 4.200,00 3.208,2000 256.540,10 79,96

21 Sumenep 208.866,99 982 2386,000 292.051,54 122

22 Kota Pasuruan 13.420,93 150 127 10.760,00 84,72

23 Bangkalan 6.696,99 743 160 8.641,62 54,08

24 Karangasem 1.226,10 10,42 10,42 1.430,51 137,29

25 Buleleng 3.587,11 276 173,91 6.243,60 036

26 Bima 135.059,33 4.068,00 1.733,00 156.339,00 90,21

27 Sumbawa 7.153,56 3500,000 355 4.559,00 12,84

28 Kota Bima 4.687,11 55 40 3.016,40 75,41

29 Lombok Timur 12.972,29 1.383,13 244 22.881,10 93,66

30 Lombok Barat 10.350,00 354,19 132 9.313,23 70,72

31 Lombok Tengah 3.950,49 369 58,04 2.101,44 36,21

32 Nagekeo 3.363,59 2.443,00 96 1.865,73 19,41

33 Ende 918,51 1.120,00 28 720 25,73

34 TTU 4.265,78 1.097,00 44 260,45 5,99

35 Kupang 1.271,94 7.300,000 53,78 3.146,45 58,51

36 Alor 124,98 35 17 261 15,36

37 Sumba Timur 837,57 1.111,00 70 622,38 8,89

38 Manggarai 727 - 15,32 329 21,49

39 Kota Palu 1.417,50 - 18 1.123,58 62,42

40 Jeneponto 48.948,32 979 810 24.547,95 30,31

41 Pangkep 19.819,46 672 580 54.893,99 94,64

42 Takalar 10.353,96 388,36 181,19 15.957,05 88,07

43 Selayar 1.155,06 22 12 762 064

Total 2.503.539,36 55.207,31 27.897,59 2.502.891,19 89,72

Sumber: Tim Pokja PUGAR Dit PMPP

Produksi garam ini sangat bergantung pada kondisi cuaca di masing-masing lokasi

Kabupaten/kota. Sebelum triwulan III, capaian produksi garam dpada kegiatan PUGAR

cukup rendah, yaitu belum mencapai 1 juta ton. Namun berkat adanya pergeseran musim

kering menjadi lebih lama daan lambat, maka produksi garam dapat digenjot produksinya.

Sehingga pada akhir tahun 2014 produksi gram oleh kelompok PUGAR dapat melebihi

target yaitu sebesar 2,503 juta ton. Untuk lebih jelasnya, jumlah produksi garam di masing-

masing kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel 11 di atas.

Page 26: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

26

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun

lalu dan beberapa tahun terakhir atau dengan renstra jangka menengah;

Tabel di bawah berikut ini menggambarkan target dan realisasi mulai tahun 2011

hingga tahun 2014, dapat dilihat bahwa dari tahun 2011 selalu terjadi kenaikan target, dan

pencapaian produksi garam selalu dapat memenuhi target tersebut. Seiring dengan

berjalannya program PUGAR, keberhasian PUGAR dapat dilihat dari capaian produksi

pada awal pelaksanaan PUGAR tahun 2011 dengan produksi sebesar 823.958 Ton dari

target sebesar 349.200 ton. Capaian produksi PUGAR tahun 2012 adalah sebesar

2.020.109,70 ton dari yang ditargetkan 1.320.000 ton. Total produksi tahun 2012 total

produksi sebesar 2.473.716. ton yang terdiri dari produksi garam rakyat dari bantuan

PUGAR sebesar 2.020.109 ton, Non PUGAR sebesar 453.606 ton dan PT. Garam sebesar

385.000 ton.

Tabel 13. Jumlah Target dan Realisasi Produksi Garam 2010-2014

Jumlah produksi garam rakyat (jt ton)

Target 2011

Realisasi 2011

Target 2012

Realisasi 2012

Target 2013

Realisasi Akhir

2013

Target 2014

Realisasi Akhir

2014

0,3492 0,856356 1,326 2,020 0,545 1,041 2,5 2,503

Dengan produksi PUGAR 2012 tersebut, peningkatan produktivitas yang tadinya

rata-rata hanya menghasilkan sekitar 60 ton per hektar menjadi 80-100 ton per hektar.

Estimasi kebutuhan garam konsumsi nasional sebesar 1.440.000 ton/tahun telah terlampaui,

bahkan terjadi surplus garam konsumsi tahun 2012 sebesar 1.538.616 ton. Dengan demikian,

melalui dukungan PUGAR, Indonesia telah berhasil memenuhi terget swasembada garam

konsumsi dimana PUGAR telah menyumbang produksi sebesar 2 juta ton. Dengan

keberhasilan ini, Pemerintah pada tahun 2012, telah menyatakan bahwa bangsa ini telah

mencapai Swasembada Garam Konsumsi, dan Impor Garam Konsumsi dinyatakan distop.

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

Page 27: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

27

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Berdasarkan renstra yang ada, maka jumlah produksi garam pada tahun 2014 ini,

maka dapat dikatakan program ini sudah berhasil meningkatkan produksi garam nasional

dengan angka yang signifikan (lebih dari 700%). Keberhasilan ini karena kelompok sasaran

berhasil mengoptimalkan bantuan, baik dana dan bimbingan yang didapatkan. Capaian ini

pun akan lebih baik lagi, jika harga garam bisa ditingkatkan. Harga yang baik akan lebih

mendorong petambak lainnya untuk memproduksi garam.

Swasembada garam konsumsi nasional yang berhasil dicapai di tahun 2012,

merupakan suatu tolak ukur upaya keberhasilan dengan peningkatan produksi garam

konsumsi dari 60 Ton sampai 100 Ton/Ha, dan menyerap tenaga kerja serta pelaku usaha

sesuai dengan target Program.

Sayangnya karena pengaruh alam, pada tahun 2013 dan 2014 swasembada terebut

tidak tercapai. Usaha perluasan lahan produksi pun tidak terlalu banyak peningkatannya.

Hal tersebut terjadi karena rendahnya harga jual garamsehingga minat petambak untuk

memproduksi garam tidak terjadi. Walau demikian jika mengacu pada renstra, dimana pada

awalnya target produksi garam di tahun 2014 adalah sebesar 1.850 juta ton dapat terlampaui.

4. Analisa penyebab keberhasilan atau penurunan produk garam, serta alternative

soluasi yang telah dilakukan;

Cuaca adalah faktor untama yang mempengaruhi besar tidaknya produksi garam

rakyat, mengingat sebagian besar daerah-daerah penghasil garam bergantung pada musim

kemarau sebagai musim produksi garam, apabila dalam setaun, musim kemarau pende,

seperti tahun 2013, maka produksi garama\ akan menurun.

Produksi garam rakyat pada tahun 2013 PUGAR hanya menghasilkan produksi

garam sebesar 1.041.472, 55 ton, hal ini disebabkan adanya anomali cuaca dimana masa

produksi hanya berlangsung 1 – 1,5 bulan. Kenyataan tersebut membuktikan bahwa kondisi

pergaraman kita memang masih sangat tergantung pada cuaca sehingga kondisi inilah yang

harus menjadi perhatian untuk mengupayakan peningkatan produktivitas dengan teknologi

produksi tepat guna dan diterima oleh petambak. Untuk menghadapi kondisi ini

diperkenalkanlah kepada masyarakat teknologi geomembran, TUF, dan geofilter.

Teknologi-teknologi tersebut dapat meningkatkan produksi garam.

Page 28: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

28

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Penyebab keberhasilan pencapaian di indikator kinerja ini adalah koordinasi yang

baik antara pusat, dinas kelautan dan perikanan kabupaten, serta pihak –pihak lain yaitu

Kementerian Perindustrian, BMKG, Kementerian PU, dan Bakosurtanal .

Kementerian Perindustrian berperan dalam membantu menjaga pemberian ijin

suplai impor garam. Kementerian PU berkontribusi dalam membangun jalan produksi dan

saluran air di pertambakan. BMKG sangat membantu dalam memberikan data prakiranan

cuaca dan musim bagi petaambak garam. Sedangkan Bakosurtanal berkontribusi dalam

memberikan peta lahan yang berpotensi untuk dibuat tambak garam.

Semua kelompok sasaran adalah rekomendasi dari dinas KP kabupaten/kota,

sehingga penunujukan dan pembinaan kelompok sasaran tidak lepas dari peran dinas

kabupaten yang besar. Jika Dinas KP kabupaten/kota salah mengidentifikasi kelompok

sasaran, maka capaian produksi akan terganggu. Saat ini banyak pihak yang mengusulkan

dan mengaku sebagai pihak yang layak menerima bantuan dari PUGAR.

5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;

Dari realisasi anggaran PUGAR yang hanya mencapai 92,23% untuk anggaran TP

di daerah-daerah dan 90,43% di pusat, maka kegiatan PUGAR ini bisa dikatakan cukup

efisien. Walaupun masih ada dana sisa namun sudah melewati target capaian. Tentu saja

jika realisasi anggaran bisa dimaksimalkan, maka hasil yang didapat bisa dan sangat

mungkin akan lebih baik.

Sedangkan dalam hal efisiensi sumber daya alam dan manusia pelakunya, maka

hasil ini sudah maksimal, karena keberhasilan realisasi IKU ini sangat bergantung pada

kondisi cuaca yang pada tahun ini agak kurang bersahabat.

6. Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan kinerja.

Program yang sangat erat dengan capaian produksi garam adalah PUGAR,

merupakan salah satu Program Prioritas Pembangunan Nasional (PNPM) yang

dilaksanakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan cq Ditjen Kelautan, Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil sebagai Prioritas Nasional ke-4 difokuskan pada peningkatan

kesempatan kerja dan kesejahteraan bagi petambak garam. Terdapat 4 (empat) isu strategis

yang menjadi dasar dalam pelaksanaan PUGAR yaitu; (1) isu kelembagaan yang

menyebabkan rendahnya kuantitas dan kualitas garam rakyat; (2) isu permodalan yang

Page 29: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

29

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

menyebabkan para petambak garam terutama dalam kategori kecil dan penggarap menjadi

terjerat pada bakul, tengkulak dan juragan; (3) isu regulasi yang menyebabkan lemahnya

keberpihakan dan proteksi pemerintah pada sektor garam rakyat, sehingga usaha garam

rakyat menjadi tidak prospektif dan marketable; dan (4) isu tata niaga garam rakyat yang

sangat liberalistik dengan tidak adanya penetapan standar kualitas dan harga dasar garam

rakyat, sehingga terjadi deviasi harga yang sangat tinggi di tingkat produsen petambak garam

dan pelaku pasar, serta terjadinya penguasaan kartel perdagangan garam di tingkat local.

SS.3 Meningkatnya Kemandirian Masyarakat KP3K

Indikator pada SS.3 ini ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran

Meningkatnya Kemandirian Masyarakat KP3K yang terdiri atas tiga indikator kinerja.

Capaian kinerja SS.3 tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 14. Indikator Kinerja SS.3

IKU No. 4: Jumlah pelaku usaha mikro yang mandiri di kawasan pesisir dan

pulau-pulau kecil

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2014 terhadap satuan kelompok adalah

3.340 kelompok usaha dan 7.760 orang yang mandiri di kawasan pesisir pulau–pulau kecil.

Penetapan target kinerja dihitung selama tahun anggaran berjalan dan kumulatif dari tahun

No

IKU

Indikator Kinerja Target Realisasi

Akhir

%

Capaian

4 Jumlah pelaku usaha mikro yang mandiri di kawasan pesisir dan pulau-

pulau kecil (kelompok/orang)

3.340

3.542

106,05

7.760

8.903

114,73

5 Jumlah sarana usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan

pulau-pulau kecil (unit)

85 128 150,60

6 Jumlah kelompok yang menerima

pemberdayaan usaha garam

rakyat/PUGAR (kelompok)

3500 5.796 165,60

Page 30: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

30

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

sebelumnya. Hal ini dikarenakan pada tahun 2014 terjadi perubahan berupa pemotongan

jumlah anggaran yang berimplikasi pada revisi penetapan indikator kinerja yang harus sesuai

dengan target Balanced Score Card (BSC). Target pelaksanaan kegiatan sebelum tahun 2014

diperoleh dari penjumlahan kelompok dari kegiatan regenerasi nelayan, kelompok teknologi

tepat guna (TTG), kelompok IFAD, kelompok pengelola SDPN, kelompok Pengembangan

Usaha, kelompok pengelola kedai pesisir, kelompok Grameen pesisir, kelompok koperasi

LEPP-M3, kelompok dari LPDB dan Non LPDB, kelompok PNPM Mandiri (tahun 2010),

kelompok usaha garam rakyat (tahun 2011 dan 2012), dan kelompok perempuan pesisir

yakni sebanyak 3.140 kelompok. Sementara pada tahun 2014 sesuai dengan Manual IKU,

maka pelaku usaha hanya dihitung dari 5 komponen saja, yaitu: SPDN, Kedai Pesisir,

Perempuan Pesisir, LKM pesisir dan Regenerasi Nelayan.

Pada perkembangannya, akibat revisi anggaran berupa penghematan, maka kegiatan

regernerasi nelayan tidak dilanjutkan, walaupun telah melalui lebih dari 50% kegiatan.

Akibta dari penghentian tahapan akhir kegiatan, maka sasaran regenerasi nelayan tidak bisa

dicapai.

1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini:

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2014 terhadap satuan orang adalah 7.760

orang pelaku usaha yang mandiri di kawasan pesisir pulau–pulau kecil. Dari hasil

pelaksanaan kegiatan diperoleh capaian jumlah orang/nasabah sampai saat ini sebanyak

8.903 orang, atau meningkat sebanyak 3.295 (tahun 2013 sebanyak 3.140 orang). Jumlah

penambahan itu dihitung dari yang dihitung dari penjumlahan nasabah kelompok LKM

2.500 orang, anggota perempuan pesisir 240 orang, SPDN 425 orang dan Kedai Pesisir 130

orang. Capaian realisasi target pelaku usaha ini adalah 153,11% dari target yang telah

ditetapkan.

Tabel 15. Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Beroperasi di Kawasan Pesisir 2014

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

Jumlah usaha mikro yang mandiri di kawasan

pesisir dan pulau-pulau kecil

3.340 kelompok/

7.760 orang

3.542 kelompok/

8.903 orang

199 %

115 %

1. SPDN 85 kelompok

425 orang

85 kelompok/

425 orang

Page 31: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

31

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

2. Kedai Pesisir 10 kelompok

30 orang

43 kelompok/

130 orang

3. Perempuan Pesisir 17 kelompok

170 orang

24 kelompok

240 orang

4. PNPM Mandiri 2000 kelompok

5. LKM 100 kelompok

250 orang

250 kelompok

2500 orang

Sementara hasil penetapan target kinerja pada tahun 2014 terhadap satuan

kelompok/unit adalah 3.542 atau kelompook usaha yang mandiri di kawasan pesisir pulau–

pulau kecil, atau bertambah 402 (tahun 2013 sebanyak 3.140 kelompok/unit). Penambahan

tersebut mencapai 201% dari target tahun 2014. Hasil tersebut meningkat Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dari Tabel berikut:

Dari table 15 di atas, jika target tersebut diakumulasikan, target jumlah pelaku usaha

mikro yang beroperasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil telah tercapai. Bahkan telah

melebihi dari target yang ditetapkan, yakni sebesar 198,63% untuk jumlah kelompok dan

100,08% untuk jumlah anggota. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat pesisir sangat

antusias terhadap program-program yang diadakan oleh pemerintah pusat, salah satunya

terlihat dari jumlah nasabah dari koperasi LEPP-M3 dan Grameen Bank yang cukup tinggi,

serta SPDN yang sangat dibutuhkan nelayan. Sementara kelompok penerima PNPM

mandiri tidak ada penambahan, karena tidak ada lagi program kegiatannya.

Apabila dibandingkan dengan persentase capaian IKU ini dengan tahun sebelumnya,

maka memang mengalami penurunan. Pada tahun 2013, capaian pelaku usaha adalah 268%

untuk jumlah kelompok dan 592% untuk jumlah anggota/orang. Penurunan persentase

capaian ini terjadi karena beberapa hal, yaitu:

1. Pemangkasan anggaran pada lewat tengah tahun, yang mengakibatkan tidak

tuntasnya tahapan kegiatan yang berimplikasi pada capaian target.

2. Pembangunan SPDN yang sesuai standar Pertamina dan persyaratan lainnya serta

bernilai ekonomis bagi pengelolanya telah mendekati titik jenuh, sehingga

penambahan unit baru menjadi lebih lambat.

Page 32: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

32

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

3. Kelompok/koperasi LKM yang belum mandiri pada awal 2014, adalah

kelompok/koperasi LKM yang mempuyai kemampuan dasar manajerial dan

sumberdaya lainnya lebih sedikit dibanding keadaan pada tahun 2013. Rendahnya

kemampuan dasar tersebut berdampak pada kemudahan untuk memfasilitasinya

menjadi kelompok yang mandiri.

Capaian target pada tahun ini ditolong dengan fasilitasi kegiatan yang berasal dari

Proyek CCDP-IFAD. Pada tahun ini kegiatan pada proyek ini masih dalam tahap awal,

sehingga belum bisa mencapai hasil yang maksimal. Diharapkan pada tahun 2015, capaian

dari jumlah pelaku usaha akan meningkat tajam.

2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun

lalu dan beberapa tahun terakhir:

Tabel 16. Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Beroperasi di Kawasan Pesisir 2014

No Indikator Kinerja Target

2012

Realisasi

Akhir

2012

Target

2013

Realisasi

Akhir

2013

Target

2014

Realisasi

Akhir

2014

1 Jumlah pelaku usaha mikro yang mandiri di

kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil

(kelompok/orang)

3.140 / 5.608

3.140 / 5.610

3.340 / 7.760

3.542/ 8.903

Terjadi perbedaan antara target sebelum tahun 2013 dengan tahun sebelumnya,

karena sebelum tahun 2013 belum menganut system BSC seperti yang tercantum dalam tabel

16 dan 17.

Tabel 17. Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Beroperasi di Kawasan Pesisir 2014

Target

Realisasi

2010

Jumlah kelompok

usaha mikro yang mandiri serta

jumlah usaha mikro dikawasan pesisir

dan pulau-pulau

kecil

800.000 usaha,

120 unit

18.276 usaha

207 unit

Page 33: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

33

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Target

Realisasi

2010

2011

5.680 Kelompok 6.892 Kelompok

68 Unit 45 Unit

2012

6.027 kelompok 6.473 kelompok 107%

110 unit 71 Unit 65%

1.320.000 ton 2.020.109 ton 153%

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

Pelaku usaha mikro menurut Renstra adalah akumulasi dari kegiatan Direktorat

PMPPU sejak tahun 2011. Renstra telah direvisi beberapa kali, dengan nilai akhir pada

tahun 2014 adalah 37.530 orang. Jumlah ini adalah penjumlahan dari kegiatan PUGAR dan

kegiatan Dit PMPPU lainnya. Pada tahun 2014, jika menurut BSC yang diaplikasikan sejak

tahun 2013, maka jumlah pelaku usaha hanya menghitung dari Usaha Kedai Pesisir dan

SPDN.

Sementara jika dari Renstra maka dihitung dari semua kegiatan Dit PMPPU

(regenerasi nelayan, LKM, Grameen Bank, Perempuan pesisir, P3MP, dan anggota koperasi

pesisir) termasuk PUGAR. Dari perhitungan tyersebut, maka jumlah pelaku usaha yang

tercapai di tahun 2014 (akumulasi) adalah sebanyak 82.786 orang yang terdiri dari:

1. Sebanyak 8.903 pelaku usaha menurut BSC (IKU 4 Tapja 204);

2. Tenaga kerja baru PUGAR 15.876; dan

3. Penerima BLM PUGAR 58.007 orang.

Realisasi dari IKU tersebut, jika dibandingkan dengan target Renstra Dit. PMPPU

tahun 2010–2014, maka capaian yang didapatkan adalah sudah melebihi target. Dengan

tercapainya target maka beberapa indikator, seperti peningkatan pendapatan/kesejahteraan

dan masyarakat yang mandiri dapat diraih.

Page 34: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

34

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

4. Analisis penyebab keberhasilan dan kegagalan atau peningkatan kinerja serta

alternatif solusi yang telah dilakukan:

Penyebab keberhasilan pencapaian di indikator kinerja ini adalah koordinasi yang

baik antara pusat, dinas kelautan dan perikanan kabupaten, serta pihak –pihak lain yaitu:

PT Pertamina, PT AKR Corporindo, Bank Indonesia, LPDB, Kementerian/Dinas

Pemberdayaan Perempuan, Kementerian Sosial, Kementerian/Dinas Koperasi dan UMKM,

serta Perbankan (BRI, Bank Mandiri, Bukopin, dan Bank Pembangunan Daerah). Semua

kelompok sasaran adalah rekomendasi dari dinas kabupaten, sehingga pembinaan tidak

lepas dari peran dinas kabupaten yang besar. Pihak di luar lingkup kelautan dan perikanan

juga berperan dalam memberikan pelatihan, informasi, maupun bantuan pendanaan.

Beberapa faktor yang berperan dalam pencapaian target jumlah pelaku usaha pada

tahun ini adalah:

1. Pembinaan dan pemberian dana bantuan berupa BLM, atau pinjaman lunak seperti

grameen/KUR, berandil besar dalam pembinaan kelompok mikro mandiri.

2. Kesungguhan kelompok sasaran dalam menjalankan usahanya untuk mencapai hal yang

maksimal, seperti dalam hal pengurusan pembangunan dan perijinan SPDN, tanpa

usaha keras dan berkelanjutan, akan susah untuk berhasil dikarenakan banyaknya proses

persyaratan dan perijinan yang diperlukan

3. Kemudahan proses perijinan (untuk kasus pembangunan SPDN), karena jika

diberlakukan normal, maka akan sulit dilengkapi, seperti banyaknya lokasi strategis

untuk pembangunan SPDN tidak memiliki surat kepemilikan tanah yang sah. Akibatnya

calon pengelola tidak bisa mengurus IMB, Ijin lingkungan, dan ijin lainnya.

5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;

Dari realisasi anggaran PUGAR yang hanya mencapai 92,23% untuk anggaran TP

di daerah-daerah dan 90,43% di pusat, maka kegiatan PUGAR ini bisa dikatakan cukup

efisien. Walaupun masih ada dana sisa namun sudah melewati target capaian. Tentu saja

jika realisasi anggaran bisa dimaksimalkan, maka hasil yang didapat bisa dan sangat

mungkin akan lebih baik.

Page 35: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

35

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Sedangkan dalam hal efisiensi sumber daya alam dan manusia pelakunya, maka

hasil ini sudah maksimal, karena keberhasilan realisasi IKU ini sangat bergantung pada

kondisi cuaca yang pada tahun ini agak kurang bersahabat.

6. Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan kinerja.

Target dalam capaian IKU ini adalah merupakan salah satu Program Prioritas

Pembangunan Nasional (PNPM) yang dilaksanakan oleh Kementerian Kelautan dan

Perikanan cq Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagai Prioritas Nasional ke-

4 difokuskan pada peningkatan kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat. Terdapat

4 (empat) isu strategis dan program/kegiatan penting dalam pelaksanaan kegiatan untuk

mencapai target IKU, yaitu;

a) Meningkatkan & menyempurnakan kualitas kebijakan bantuan & perlindungan

sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat miskin.

b) Menyempurnakan & meningkatkan efektivitas pelaksanaan PNPM Mandiri KP

dan Program IFAD

c) Meningkatkan sinkronisasi kebijakan & program PK, serta harmonisasi antar

pelaku & para pihak agar efektif dalam menurunkan kemiskinan

IKU No. 5: Jumlah sarana usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan

pulau – pulau kecil.

1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini:

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2014 terhadap satuan unit sarana usaha

mikro adalah 85 unit sarana usaha mikro yang beroperasi. Dari hasil pelaksanaan kegiatan

diperoleh capaian jumlah unit yang beroperasi di tahun 2014 untuk Koperasi LEPP-M3

yakni sebanyak 128 unit, dan untuk usaha SPDN sebanyak 46 unit sehingga total capaian

sarana usaha mikro yang beroperasi selama tahun 2013 sebanyak 140 unit atau meningkat

sebesar 164% dari target yang ditetapkan.

Tabel 18. Jumlah Sarana Usaha Mikro yang beroperasi

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

Jumlah sarana mikro yang mandiri di

kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil

85 unit 128 unit 150

Page 36: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

36

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

1. SPDN 75 unit/kelompok 85 unit 113

2. Kedai Pesisir 10 unit/kelompok 43 430

2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun

lalu dan beberapa tahun terakhir:

Capaian IKU pada tahun ini tidak dapat dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya, karena mempunyai target (BSC) yang berbeda. Kedai Pesisir tidak ditargetkan

pada tahun sebelumnya, karena tidak dianggarkan. Sedangkan pada tahun 2014 ditargetkan

karena ada dana pembangunannya yang berasala dari Proyek CCDP IFAD.

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan Renstra tidak dapat dijelaskan

secara spesifik, karena dalam Renstra tidak disebutkan jumlah target untuk Kedai Pesisir.

Sedangkan target SPDN juga adalah target terbangunnya SPDN, bukan SPDN yang

mandiri.

4. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja

alternative soluasi yang telah dilakukan;

Beberapa faktor penting dalam pencapaian target jumlah sarana usaha mikro yang

mandiri pada tahun ini adalah:

1. Pembinaan dan fasilitasi pendirian SPDN

2. Bantuan pemberian dana (Kedai Pesisir) dari dana IFAD.

3. Kesungguhan kelompok sasaran dalam menjalankan usahanya untuk mencapai hal

yang maksimal, seperti dalam hal pengurusan pembangunan dan perijinan SPDN,

tanpa usaha keras dan berkelanjutan, akan susah untuk berhasil dikarenakan

banyaknya proses persyaratan dan perijinan yang diperlukan

4. Kemudahan proses perijinan (untuk kasus pembangunan SPDN), karena jika

diberlakukan normal, maka akan sulit dilengkapi, seperti banyaknya lokasi strategis

untuk pembangunan SPDN tidak memiliki surat kepemilikan tanah yang sah.

Page 37: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

37

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Akibatnya calon pengelola tidak bisa mengurus IMB, Ijin lingkungan, dan ijin

lainnya.

5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;

Terdapat beberapa hal penting s dalam pencapaian target IKU ini penggunaan

sumber daya yang ada dapat efisien, yaitu;

1. Anggaran pemerintah yang digunakan dalam pencapaian target ini cukup kecil

(terutama SPDN yang rerata adalah dana swasta) jika dibandingkan dengan biaya

pembangunan-pendirian secara keseluruhan. Sebagian besar pendanaan untuk

mewujudkan sarana usaha yang mandiri adalah dari masyarakat/kelompok.

2. Setiap pembangunan sarana usaha ini akan dapat melayani kebutuhan banyak

orang disekitar. Sebagai contoh, satu unit SPDN dapat memenuhi kebutuhan

sampai 500 perahu/kapal yang diawaki lebih dari 3-30 orang.

3. Dalam realisasinya, sumber daya alam yang digunakan atau terkena imbasnya

cukup kecil dan tidak terlalu merusak. Cukuip sepadan jika dinilai dari manfaat

yang adadari pendiriannya

6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

pencapaian pernyataan kinerja.

Dalam pelaksanaan kegiatannya, beberapa hal yang berpengaruh dalam pencapaian

target tersebut adalah:

1. Menyempurnakan & meningkatkan efektivitas pelaksanaan kegiatan

2. Pemilihan lokasi dan penerima sasaran kegiatan

3. Fasilitasi yang terus menerus dan intensif baik dari pusat maupun instansi daerah

4. Meningkatkan harmonisasi antar pelaku & para pihak agar efektif dalam

pelaksanaannya.

IKU No. 6 Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam rakyat/

PUGAR (kelompok)

Page 38: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

38

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

Hasil penetapan target kinerja pada terhadap jumlah kelompok yang menerima

bantuan pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) tahun 2014 secara akumulasi dari

tahun 2011 adalah sebesar 3.500 kelompok. Nilai tersebut dicapai dengan target pada tahun

2014 ini terdapat tambahan kelompok PUGAR sebanyak 898 kelompok. Dari hasil

pelaksanaan kegiatan selama tahun 2014, didapat bahwa jumlah kelompok yang menerima

bantuan PUGAR sebanyak 2.268. Realisasi tersebut terdiri atas kelompok baru sebanyak

483 kelompok dan kelompok lama (telah menerima bantuan tahun sebelumya) sebanyak

1.785 kelompok. Jika diakumulasikan, maka jumlah kelompok penerima bantuan PUGAR

sejk tahun 2011 adalah 4.011 kelompok. Jumlah ini mencapai 114,60% dari target yang

ditetapkan (3.500 kelompok).

Tabel 19. Jumlah Kelompok PUGAR Tahun 2014

NO KABUPATEN/

KOTA

Target Tahun 2014 REALISASI S,D 31 DESEMBER 2014

Kelompok Penerima BLM BLM

Jumlah

kelompok

BLM

(Rp,)

Jumlah Jumlah

Tersalurkan

(Rp,)

% dari

Target KUGA

R

% dari

Target Petambak

1 Aceh Utara 12 240.000.000 31 258 267 240.000.000 100,00

2 Aceh Timur 12 240.000.000 19 158 178 240.000.000 100,00

3 Aceh Besar 23 452.500.000 27 119 205 452.500.000 100,00

4 Pidie 33 650.000.000 28 86 159 650.000.000 100,00

5 Cirebon 48

2.400.000.000

687 1431 6.252 2.400.000.000 100,00

6 Indramayu 40 2.000.000.000 58 145 572 2.000.000.000 100,00

7 Karawang 10 500.000.000 31 310 217 496.000.000 99,20

8 Brebes 17 842.500.000 17 101 119 842.500.000 100,00

9 Jepara 16 805.000.000 63 391 541 805.000.000 100,00

10 Demak 16 782.500.000 16 102 144 782.500.000 100,00

11 Rembang 40

2.000.000.000

56 140 505 2.000.000.000 100,00

12 Pati 36

1.800.000.000

38 106 321 1.800.000.000 100,00

13 Tuban 4 200.000.000 7 175 66 200.000.000 100,00

14 Lamongan 13 627.500.000 38 303 295 627.500.000 100,00

15 Pasuruan 5 252.500.000 6 119 42 252.500.000 100,00

16 Gresik 5 240.000.000 6 125 45 240.000.000 100,00

Page 39: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

39

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

NO KABUPATEN/

KOTA

Target Tahun 2014 REALISASI S,D 31 DESEMBER 2014

Kelompok Penerima BLM BLM

Jumlah

kelompok

BLM

(Rp,)

Jumlah Jumlah

Tersalurkan

(Rp,)

% dari

Target KUGA

R

% dari

Target Petambak

17 Probolinggo 15 755.000.000 20 132 182 377.500.000 50,00

18 Kota Surabaya 13 642.500.000 14 109 108 618.044.000 96,19

19 Pamekasan 40 2.000.000.000 95 238 809 2.000.000.000 100,00

20 Sampang 40 2.000.000.000 88 220 388 2.000.000.000 100,00

21 Sumenep 60 3.000.000.000 136 227 1.252 3.000.000.000 100,00

22 Kota Pasuruan 4 200.000.000 10 250 100 200.000.000 100,00

23 Bangkalan 8 387.500.000 11 142 85 387.500.000 100,00

24 Karangasem 25 500.000.000 38 152 338 500.000.000 100,00

25 Buleleng 15 300.000.000 6 40 193 300.000.000 100,00

26 Bima 46 2.300.000.000 142 309 1.175 2.300.000.000 100,00

27 Sumbawa 7 350.000.000 23 329 228 350.000.000 100,00

28 Kota Bima 6 300.000.000 17 283 121 299.800.000 99,93

29 Lombok Timur 12 600.000.000 36 300 263 600.000.000 100,00

30 Lombok Barat 30 600.000.000 33 110 310 600.000.000 100,00

31 Lombok Tengah 12 600.000.000 20 167 169 430.000.000 71,67

32 Nagekeo 25 500.000.000 15 60 162 210.000.000 42,00

33 Ende 7 327.500.000 28 427 267 327.500.000 100,00

34 TTU 20 400.000.000 15 75 106 400.000.000 100,00

35 Kupang 7 327.500.000 22 336 162 327.500.000 100,00

36 Alor 10 200.000.000 17 170 170 200.000.000 100,00

37 Sumba Timur 17 340.000.000 17 100 147 340.000.000 100,00

38 Manggarai 15 300.000.000 16 107 115 300.000.000 100,00

39 Kota Palu 10 200.000.000 16 160 160 200.000.000 100,00

40 Jeneponto 46 2.300.000.000 115 250 749 2.300.000.000 100,00

41 Pangkep 40 2.000.000.000 72 180 2.000.000.000 100,00

42 Takalar 30 1.500.000.000 107 357 1.020 1.500.000.000 100,00

43 Selayar 12 230.000.000 11 96 95 230.000.100 100,00

Total 898 37.192.500.000 2.268 252 18.802 36.326.344.100 97,67

Sumber: Tim Pokja PUGAR Dit PMPPU

2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun

lalu dan beberapa tahun terakhir:

Tabel 20. Keragaan PUGAR 2011-2014

Page 40: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

40

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

N

o

Rincian 2011 2012 2013 2014

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

1 Jumlah

kab/ kota

40 40 40 40 42 42 43 43

2 Jumlah

kelompok

750 1.728 3.035 3.473 3.347 3.521 3.500* 5.796

3 Jumlah

BLM

(Rp. 000)

72.000.000 69.021.870 84.736.300 84.952.400 54.592.400 54.394.803 37.192.500 36.326.344

3 Jumlah

petambak

14.400 16.399 29.746 32.610 22.422 31.432 6.286 18.802

4 Luas

lahan

produksi

(Ha)

4.365 10.972,73 16.569 20.870 22.043 24.207 26.975 27.897

5 Produksi

garam

(Ton)

349.200 856.356 1.326.017 2.020.109 1.845.000 1.041.472

**

2.500.000

***

2.502.891

*Alokasi dana BLM turun secara signifikan

**Anomali cuaca dengan masa produksi rata-rata 1,5 bulan (BMKG, 2013).

*** Asumsi cuaca normal dengan masa produksi rata-rata 5-6 bulan.

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGaR) pada pelaksanaannya

dikoordinasikan melalui Sekretariat PNPM Mandiri-KP. Ditjen KP3K mendapatkan

tanggung jawab untuk Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat dengan fokus kepada

Petambak Garam.

Komponen Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) sesuai dengan Renstra

pada dasarnya mengacu pada komponen program PNPM Mandiri yang meliputi;

1. Penyusunan Rencana Rinci Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) di

Tingkat Desa;

2. Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat (BLM);

3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Petambak

Garam Rakyat;

4. Fasilitasi Kemitraan dalam Usaha Garam Rakyat

Dari capaian realiasi target jumlah kelompok penerima dana PUGAR, maka jika

disandingkan dengan target jangka menengah yang telah disusun dapat disimpulkan telah

melampaui ekspektasi yang ada. Pada renstra, jumlah akumulasi penerima BLM PUGAR

adalah 3.500 kelompok atau sekira 24.500 sampai 35.000 orang. Sementara realisasi yang

tercapai adalah sebanyak 5.796 kelompok atau 58.007 orang.

Page 41: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

41

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

4. Analisis penyebab keberhasilan dan kegagalan atau peningkatan kinerja serta

alternatif solusi yang telah dilakukan:

Penyebab keberhasilan pencapaian di indikator kinerja ini adalah koordinasi yang

baik antara pusat, dinas kelautan dan perikanan kabupaten, serta pihak –pihak lain yaitu

Kementerian Perindustrian, BMKG, Kementerian PU, dan Bakosurtanal .

Kementerian Perindustrian berperan dalam membantu menjaga pemberian ijin

suplai impor garam. Kementerian PU berkontribusi dalam membangun jalan produksi dan

saluran air di pertambakan. BMKG sangat membantu dalam memberikan data prakiraaan

cuaca dan musim bagi petaambak garam. Sedangkan Bakosurtanal berkontribusi dalam

memberikan peta lahan yang berpotensi untuk dibuat tambak garam.

Semua kelompok sasaran adalah rekomendasi dari dinas KP kabupaten/kota,

sehingga penunujukan dan pembinaan kelompok sasaran tidak lepas dari peran dinas

kabupaten yang besar. Jika Dinas KP kabupaten/kota salah mengidentifikasi kelompok

sasaran, maka capaian produksi akan terganggu. Saat ini banyak pihak yang mengusulkan

dan mengaku sebagai pihak yang layak menerima bantuan dari PUGAR.

5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;

Dari realisasi anggaran PUGAR yang hanya mencapai 92,23% untuk anggaran TP

di daerah-daerah dan 90,43% di pusat, maka kegiatan PUGAR ini bisa dikatakan cukup

efisien dalam merealisasikan target jumlah penerima bantuan. Walaupun masih ada dana

sisa namun sudah melewati target capaian. Tentu saja jika realisasi anggaran bisa

dimaksimalkan, maka hasil yang didapat bisa dan sangat mungkin akan lebih baik.

Sedangkan dalam hal efisiensi sumber daya alam dan manusia pelakunya, maka

hasil ini sudah maksimal, karena keberhasilan realisasi IKU ini sangat bergantung pada

kondisi cuaca yang pada tahun ini agak kurang bersahabat.

6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

pencapaian pernyataan kinerja:

Beberapa faktor yang berperan dalam pencapaian target jumlah penerima BLM

PUGAR pada tahun ini adalah:

Page 42: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

42

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

1. Identifikasi dan verifikasi petambak dan kelompok sasaran yang tepat dan tidaak

terlalu banyak intervensi pihak luar

2. Pembinaan dan pemberian dana bantuan berupa BLM.

3. Kesungguhan kelompok sasaran dalam menjalankan usahanya untuk mencapai hal

yang maksimal.

SS.4: Meluasnya kesiapan masyarakat untuk usaha dan kesempatan kerja di

bidang Kelautan dan Perikanan

IKU No. 7: Jumlah tenaga kerja baru di bidang pergaraman pada PUGAR (orang)

1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

Sementara jumlah tenaga kerja baru (orang) di bidang pergaraman pada PUGAR

tahun 2014 ditargetkan sebanyak 8.000 orang. Jumlah ini menurun dari target awal sebesar

14.244 orang. Pada tahun 2014 ini, jumlah tenaga kerja baru bidang pergaram tersebut

dihitung tidak lagi 8-10 orang, namun 7 orang perkelompok PUGAR. Tenaga kerja baru

tersebut terdiri dari kuli tambak produksi. kuli angkut. dan pengepul. Sehingga capaian IKU

ini adalah sebesar 2.268 x 7 = 15.876 orang. Sehingga capaian IKU ini adalah sebesar

198,45% dari target.

2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun

lalu dan beberapa tahun terakhir;

IKU ini baru mulai ditetapkan pada tahun 2013. Hasil penetapan target kinerja pada

tahun 2013 terhadap tenaga kerja baru di bidang pergaraman adalah 16.400 orang, Namun,

hingga tahun anggaran berjalan ternyata jumlah tenaga kerja di bidang pergaraman

mengalami peningkatan yang cukup signifikan yakni sebesar 32.447 orang, dimana setiap

kelompok PUGAR terdiri dari 8-10 orang. Nilai tahun 2013 lebih besar dari tahun 2014, hal

ini karena ada revisi metode penghitungan. Jika pada tahun 2013, babis data adalah seluruh

kelompok penerima BLM dari tahun 2011, sedangkan pada tahun 2014 basis

perhitungannya adalah penerima BLM pada tahun 2014 saja serta asumsi setiap kelompok

Page 43: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

43

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

PUGAR hanya mempekerjakan 7 orang. Penurunan nilai asumsi tenaga kerja baru ini

karena semakin modernnya parasaraana yang ada, sehingga membutuhkan tneaga kerja

yang lebih sedikit.

3. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

pencapaian pernyataan kinerja.

Faktor cuaca adalah faktor terpenting dalam produksi garam, karena cuaca

menentukan lama masa penjemuran (evaporasi) air laut/tambak garam. Perkiraan mulainya

musim kering sangat penting, selain untuk meminimalisir kerugian akibat adanya hujan

dadaan selama masa penjemuran, perkiraan ini juga dibutuhkan untuk merencanaan

penyaluran BLM. Jika BLM telat dicairkan, maka dana yang dikucurkan bisa mubazir

Tenaga pendamping sudah mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang cukup,

serta sudah mengenal wilayah kerjanya karena merupakan TPD tahun sebelumnya

merupakan salah satu kunci keberhasilan capaian program PUGAR. Rasio tenaga

pendamping terhadap jumlah kelompok saat ini sebesar 1: 3 dengan rincian jumlah tenaga

pendamping sebanyak 129 orang dan jumlah kelompok sebanyak 3521 kelompok, jumlah

TPD belumlah memadai dari rasio ideal 1 : 10. Penganggaran penyediaan TPD dari

anggaran APBD dianggap perlu dilakukan dalam rangka mendukung proses penetapan

kelompok seperti Kabupaten Pati.

Beberapa faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian target antara lain

terbentuk BungKUGAR untuk menyatukan kelompok penerima yang memiliki lahan dalam

satu luasan hamparan sehingga pemanfaatan BLM untuk kebutuhan sarpras tambak

menjadi efisien dan ketepatan waktu penyaluran BLM.

3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

Dalam pelaksanaan Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR),

dampak ikutan yang diharapkan dari pemberian dana BLM adalah adanya tambahan tenaga

kerja baru yang direkrut karena ada program ini. Tenaga yang diharapakan adalah

pendukung produksi dan distribusi garam dari lokasi ke pemasar.

Melalui komponen Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) sesuai dengan

Renstra maka dampak dari target ini merupakan hasil nyata dari peningkatan kapasitas

Page 44: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

44

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Sumber Daya Manusia (SDM) Petambak Garam Rakyat dan Kemitraan dalam Usaha

Garam Rakyat.

Seperti dijelaskan pada awal, dalam renstra awal, IKU ini tidak dimasukan dalam

target, dan baru ditetapkan pada tahun ini, yang pada kenyataannya berhasil melampaui

target.

4. Analisis penyebab keberhasilan dan kegagalan atau peningkatan kinerja serta

alternatif solusi yang telah dilakukan:

Penyebab keberhasilan pencapaian di indikator kinerja ini adalah koordinasi yang

baik antara pusat, dinas kelautan dan perikanan kabupaten, serta pihak –pihak lain yaitu

Kementerian Perindustrian, BMKG, Kementerian PU, dan Bakosurtanal . Kementerian

Perindustrian pun berperan dalam membantu menjaga pemberian ijin suplai impor garam.

Kementerian PU berkontribusi dalam membangun jalan produksi dan saluran air di

pertambakan. Sementara BMKG sangat membantu dalam memberikan data prakiraaan

cuaca dan musim bagi petaambak garam. Sedangkan Bakosurtanal berkontribusi dalam

memberikan peta lahan yang berpotensi untuk dibuat tambak garam.

5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;

Dari realisasi anggaran PUGAR yang hanya mencapai 92,23% untuk anggaran TP

di daerah-daerah dan 90,43% di pusat, maka kegiatan PUGAR ini bisa dikatakan sangat

efisien dalam merealisasikan target jumlah penerima bantuan, karena selain memberikan

bantuan yang dapat meningktkan pendapatan penerima bantuan, juga bisa memberikan

damapak ikutan berupa tenaga kerja baru . Walaupun masih ada dana sisa namun sudah

melewati target capaian. Tentu saja jika realisasi anggaran bisa dimaksimalkan, maka hasil

yang didapat bisa dan sangat mungkin akan lebih baik.

Sedangkan dalam hal efisiensi sumber daya, maka hasil ini sudah maksimal, karena

keberhasilan realisasi IKU ini sangat bergantung pada kondisi cuaca yang pada tahun ini

agak kurang bersahabat. Sementara untuk efisiensi sumber daya manusia masih dapat

ditingkatkan lagi, jika petambak lebih serius untuk mengusahakan produksi garam dengan

sistim ulir filtrasi.

Page 45: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

45

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

pencapaian pernyataan kinerja:

Beberapa faktor yang berperan dalam pencapaian target jumlah tenaga kerja baru

bidang pergaraman pada tahun ini adalah:

1. Identifikasi dan verifikasi petambak dan kelompok sasaran yang tepat

2. Pembinaan dan pemberian dana bantuan berupa BLM.

3. Kesungguhan kelompok sasaran dalam menjalankan usahanya untuk mencapai hal yang

maksimal.

IKU NO. 8: Jumlah Wirausaha Baru di Pesisir (orang)

Julah wirausaha baru dihitung dari penambahan anggota Koperasi Grameen dan

KUR. Pada tahun 2013 untuk wirausaha baru di pesisir sebanyak berhasil mencapai 132

orang, atau meningkat sebanyak 264% dari target yang telah ditetapkan (50 orang).

Sementara pada tahun 2014 pada awalnya ditargetkan sebanyak 100 orang, namun karena

adanya penghematan anggaran, maka target capaiakn diturunkan 50% menjadi 50 orang.

Pada akhir tahun anggaran capaian wirausaha pesisir ternyata dapat menyentuh angka 350

atau mencapai 700% dari target revisi.

Keberhasilan capaian ini terjadi karena beberapa hal, seperti semakin meningkatnya

pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam berwirausaha; dan dukungan pemerintah

dalam memfasilitasi kebutuhan permodalan, baik melalui LKM, Grameen Bank, KUR,

LDPB, maupun dana CSR/PKBL.

IKU No. 9: Jumlah unit LKM Grameen yang terfasilitasi pendiriannya

1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini:

Pada tahun 2014 target yang ditetapkan adalah 10 unit kemudian direvisi karena

adanya penghematan anggaran menjadi 6 unit. Memalui fasilitasi, pembinaan, monitoring,

evaluasi dan pendampingan sepanjang tahun, jumlah LKM grameen yang bisa terfasilitasi

pendiriannya sebanyak 10 unit atau mencapai 167%.

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2014 terhadap unit LKM Grameen adalah

Penetapan target kinerja dihitung selama tahun anggaran berjalan. Pengurangan target

Page 46: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

46

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

capaian dikarenakan pada tahun 2014 terjadi perubahan berupa pemotongan jumlah

anggaran yang berimplikasi pada revisi penetapan indikator kinerja yang harus sesuai

dengan target Balanced Score Card (BSC).

2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun

lalu dan beberapa tahun terakhir:

Jumlah unit LKM Grameen yang terfasilitasi pendiriannya pada tahun 2013

ditetapkan sebanyak 10 unit yang dapat terealisasi capaiannya sebesar 100% sesuai dengan

target. Sementara target sebelum tahun 2013, tidak ditetapkan karena penghitungannya

masuk dalam target LKM secara umum.

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa jumlah LKM Grameen tidak ditetapkan

targetnya pada Renstra awal. Setelah Renstra direvisi beberapa kali, target jumlah LKM

Grameen masuk pada tahun 2013. Sejak tahun lalu capaian realisasinya selalu melewati

target.

4. Analisis penyebab keberhasilan dan kegagalan atau peningkatan kinerja serta

alternatif solusi yang telah dilakukan:

Penyebab keberhasilan pencapaian di indikator kinerja ini adalah koordinasi yang

baik antara Direktorat PMPPU, Dinas KP kabupaten/kota lokasi sasaran, serta pihak –

pihak lain yaitu: Bank Indonesia (selaku pembuat regulasi dan pengawas lembaga keuangan),

LPDB (pihak yang dapat memberikan pinjaman modal usaha), Kementerian/Dinas

Koperasi dan UMKM (instansi yang berwenang membina semua lembaga keuangan/usaha

mikro dan kecil), Perbankan (BRI, Bank Mandiri, Bukopin, dan Bank Pembangunan Daerah

yang memberikan fasilitas kredit lunak , serta BPR Pesisir (yang ikut pula menyediakan dana

pinjaman/kredit)). Semua kelompok sasaran adalah rekomendasi dari Dinas Kelautan dan

Perikanan setempat.Sehingga pembinaan tidak lepas dari peran dinas tersebut. Pihak di luar

Page 47: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

47

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

lingkup kelautan dan perikanan juga berperan dalam memberikan pelatihan, informasi,

maupun bantuan pendanaan.

5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;

Dari realisasi anggaran Pengembangan Dan Pembinaan LKM Grameen yang

hanya mencapai 99,84%, maka kegiatan pengembangan LKM Grameen dapat dikatakan

cukup efisien karena realisasi capaian target yang lebih dari 100%. Selisih dana sisa yang

hanya 0,16% terjadi karena selisih harga barang/jasa yang dibelanjakan..

Sedangkan dalam hal efisiensi sumber daya manusia pelakunya, maka hasil ini

sudah maksimal, karena walaupun dana dalam kegiatan ini, yaitu sebesar

Rp 1.035.300.000,00 tidak termasuk dana bantuan. Anggaran sebesar itu digunakan untuk

workshop, pelatihan, pendampingan, dan moenv kegiatan.

6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

pencapaian pernyataan kinerja:

Beberapa faktor yang berperan dalam pencapaian target jumlah LKM Grameen

yang terfasilitasi pada tahun ini adalah:

1. Pembinaan dan pemberian bantuan pendampingan baik dari pemerintah maupun

lembaga keuangan lainnya

2. Program KUR dan kredit lunak lainnya

3. Kesungguhan kelompok sasaran dalam menjalankan usahanya untuk mencapai hal

yang maksimal

4. Program bantuan tunai di lokasi sasaran dapat menurunkan tingkat keberhasilan,

karena masyarakat akan lebih memilih bantuan hibah dibandingkan mengambil

pinjaman/kredit ke lembaga grameen bank

SS.5: Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil litbang untuk modernisasi

sistem produksi garam

IKU No. 10: Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk

modernisasi sistem produksi garam

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

Page 48: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

48

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Capaian target IKU No. 10 pada tahun 2014, yaitu jumlah rekomendasi inovasi teknologi

yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam, yang berjumlah 3 rekomendasi,

dapat tercapai 100%. Rekomendasi tersebut adalah:

1. Teknologi Ulir Filter untuk peningkatan produksi garam;

2. Penerapan Biofilter untuk peningkatan mutu garam dan diversifikasi usaha

budidaya artemia; serta

3. Penggunaan Geomembran/Geo Isolator untuk peningkatan kualitas garam.

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun

lalu dan beberapa tahun terakhir;

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk jumlah rekomendasi inovasi

teknologi yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam adalah 3 buah

rekomendasi, namun selama tahun 2013 hanya 2 rekomendasi yang berhasil diterapkan di

lokasi garam, hal ini dikarenakan cuaca yang kurang mendukung untuk pemanfaatan

teknologi yang direkomendasikan. Sehingga banyak petambak yang tidak berani

menggunakaan teknologi yang telah direkomendasikan untuk peningkatan produksi garam

di lokasi tambaknya, dan tetap memilih menggunakan teknologi yang masih tradisional.

Sehingga capaian target ini pada.tahun 2014 lebih baik dari tahun sebelumnya.

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

IKU ini merupakan IKU yang tidak ditetapkan dalam Renstra sebelum taun 2013.

Sehingga perbandingan kinerja dengan Renstra jangka menengah menjadi tidak terlalu

penting, karena ini adalah target tambahan pada tahun-tahun akhir Renstra.

Walaupun IKU ini tidak tercantum pada Renstra awal, munculnya IKU ini sangat

penting, karena keberhasilan aplikasi dari rekomendasi ini akan berdampak cukup signifikan

bagi pencapaian target-target lainnya, terutama pada jumlah produksi garam, kualitas garam

yang diproduksi, peningkatan pendapatan petambak garam, penambahan jumlah tenaga

kerja baru, serta tumbuhnya unit-unit usaha mikro baru di lokasi produksi garam.

4. Analisa penyebab keberhasilan rekomendasi teknologi baru pada bidang pergaraman,

serta alternative soluasi yang telah dilakukan;

Page 49: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

49

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Cuaca adalah faktor utama yang mempengaruhi besar tidaknya produksi garam

rakyat, mengingat sebagian besar daerah-daerah penghasil garam bergantung pada musim

kemarau sebagai musim produksi garam, apabila dalam setaun, musim kemarau pende,

seperti tahun 2013, maka produksi garamaakan menurun.

Selain itu, ketersediaan dana dan kesiapan petambak dalam mengaplikasikan

teknologi baru juga sangat penting dalam keberhasilan pencapaian di indikator kinerja.

Koordinasi yang baik antara pusat, dinas kelautan dan perikanan kabupaten, serta pihak –

pihak lain yaitu Kementerian Perindustrian, BMKG, Kementerian PU, dan Bakosurtanal .

Kementerian Perindustrian berperan dalam membantu menjaga pemberian ijin

suplai impor garam. Jika suplai garam impor besar maka minta petambak untuk

memproduksi dan mengaplikasikan teknologi baru akan menurun. Hal tersebut karena

suplai sangat berdampak pada harga jual garam. Kementerian PU berkontribusi dalam

membangun jalan produksi dan saluran air di pertambakan. BMKG sangat membantu

dalam memberikan data prakiraan cuaca dan musim bagi petambak garam. Sedangkan

Bakosurtanal berkontribusi dalam memberikan peta lahan yang berpotensi untuk dibuat

tambak garam.

5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;

Untuk IKU ini, analisis penggunaan sumberdaya sukar dijabarkan, karena beberapa

hal, yaitu:

1. Penggunaan dana untuk kegiatan ini lintas bagian (Subdit Akses Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi dan Pokja PUGAR), serta linta mata anggara kegiatan. Sebagai

contoh pemberian rekomendasi disampaikan dalam Lokakarya nasional PUGAR,

Sosialisasi Nasional PUGAR, Buku Pedoman Teknis Produksi Garam.

Pendampingan Produksi Garam Terpadu, dan Operasional PUGAR.

2. Kegiatan ini dilaksanakan oleh lintas bidang juga, yaitu Pokja PUGAR, Subdit Akses

Iptek, dan Tim PUGAR Dinas Kelautan dan Perikanan lokasi sasaran.

3. Walaupun dilakukan lintas bidang, namun kegiatan ini lebih bersifat pelengkap.

Dana yang digunakan secara khusus tidak terlalu besar.

Page 50: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

50

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

6. Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan kinerja.

Program yang sangat erat dengan pelaksanaan kegiatan PUGAR, merupakan salah

satu Program Prioritas Pembangunan Nasional (PNPM) sebagai Prioritas Nasional ke-4

yang difokuskan pada peningkatan kesempatan kerja dan kesejahteraan bagi petambak

garam. Isu strategis yang berkaitan dengan IKU ini adalah:

1. Isu regulasi yang menyebabkan lemahnya keberpihakan dan proteksi pemerintah

pada sektor garam rakyat, sehingga usaha garam rakyat menjadi tidak prospektif dan

marketable; dan

2. Isu tata niaga garam rakyat yang sangat liberalistik d.engan tidak adanya penetapan

standar kualitas dan harga dasar garam rakyat, sehingga terjadi deviasi harga yang

sangat tinggi di tingkat produsen petambak garam dan pelaku pasar, serta terjadinya

penguasaan kartel perdagangan garam di tingkat lokal.

Kedua isu di atas sangat berpengaruh dalam minat petambak memproduksi garam

baik dari segi produksi maupun berkualitas garam.

SS.6: Tersedianya Kebijakan Publik di bidang PMPPU

IKU No. 11: Jumlah kebijakan publik bidang PMPPU

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

Hasil penetapan target kinerja untuk jumlah kebijakan publik bidang PMPPU apada

tahun 2014 sebanyak 5 buah. Pada akhir tahun anggaran tercapai 100%. Kebijakan Publik

tersebut yaitu: (1) Peraturan Menteri Pemberdayaan Masyarakat Adat dan Kearifan Lokal

(2) Pedoman Teknis Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat, (3) Pedoman Teknis proyek

Pembangunan Masyarakat Pesisir (CCDP-IFAD), Pedoman Teknis Penyaluran BLM

CCDP_IFAD dan (5) Pedoman Teknis Implementasi Teknologi Ulir Filltrasi, Isolator dan

Pembangunan Gudang.

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun

lalu dan beberapa tahun terakhir;

Jumlah kuantitas capaian IKU ini lebih rendah dari tahun 2013 sebanyak 6 buah

kebijakan publik, namun secara persentase realisasi sama yaitu 100%.

Page 51: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

51

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan targte jangka

menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

IKU ini adalah kegiatan penunjang kegiatan dan capaian kinerja Direktorat

PMPPU yang tidak masuk dalam Renstra.Hasil dari tercapainya IKU ini adalah peratuan

dan panduan dalam melaksanakan tugas dan fungsi pokok dan tambahan yang dibebeankan

pada Direktorat PMPPU.

4. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja

alternative soluasi yang telah dilakukan;

Beberapa hal yang berpengaruh dalam keberhasilan atau kegagalan pencapaian

IKU ini adalah:

1. Pemahaman dari pelaksana tentang pentingnya peraturan aatau pedoman teknis

dalam pelaksanaan kegiatan yang siudah direncanakan dan dianggarkan

2. Pelaksanaan kegiatan yang kadang sulit untuk mengikuti aturan/panduan yang

ada, sehingga pelaksana tidak acuh terhadap pentingnya aaturan dan pedoman

dimaksud

3. Keerbatasan pengetahuan teknis pelaksanan kegiatan dalam menyusun

aturan/pedoman

Solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan memberikan pemahaman akan

pentingnya peraturan/panduan pelaksanaan kegiatan.

5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;

Dengan capaian IKU sebesar 100% maka anggaran yang ada cukup efektif,

walaupun masih belum efisien 100%. Dengan dana yang ada sebetulnya bisa lebih banyak

kebijakan publik yang bisa disusun baik draf maupun yang sudah dilegalkan.

6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

pencapaian pernyataan kinerja.

Program atau kegiatan yang menunjang pencapaian IKU ini adalah: Program

Legislasi Nasional (Prolegnas); Analisa kelembagaan/instansi oleh KPK, Penyusunan

Peraturan Menteri dan peraturan Direktorat jenderal.

Page 52: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

52

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

SS.7: Terselenggaranya modernisasi sistem produksi, pengolahan, dan pemasaran produk

kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu

IKU No. 12: Persentase jumlah produksi garam rakyat kualitas produksi (KP1)

dibandingkan dengan total produksi (%)

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

Hasil penetapan target kinerja IKU ini pada tahun 2014 untuk persentase jumlah

produksi garam rakyat kualitas produksi (KP1) dibanding total produksi adalah 40% : 60%.

Sedangkan pada pelaksanaannya hingga akhir tahun 2014 hanya tercapai sebesar 31,04% :

68,96%.

Tabel 21. Capaian Produksi KP1 dan Luas Lahan dengan Inovasi Teknologi

No Kab/Kota

Produksi

Persentase

KP1 Luas Lahan

(Ha)

Luas Lahan yang

Menggunakan

Teknologi

(Ha)

Data Validasi (ton)

TOTAL KP 1

1 Aceh Utara 15,55 Teknologi

Perebusan 2.970,00 2.970,00

100,00%

2 Aceh Timur 27,79 Teknologi

Perebusan 661,17 661,17

100,00%

3 Aceh Besar 68,00 Teknologi

Perebusan 442,48 442,48

100,00%

4 Pidie 28,30 Teknologi

Perebusan 4.020,25 4.020,25

100,00%

5 Cirebon 3.858,00 2.231,11 314.480,00 56.606,40 18,00%

6 Indramayu 2.714,46 459,90 311.187,40 90.244,35 29,00%

7 Karawang 171,90 171,90 3.735,78 523,01 14,00%

8 Brebes 307,80 110,55 25.461,30 4.583,03 18,00%

9 Jepara 732,51 618,09 72.871,70 11.659,47 16,00%

10 Demak 1.172,94 606,71 105.587,00 67.047,00 63,50%

11 Rembang 1.543,22 463,06 141.943,13 48.260,66 34,00%

12 Pati 2.828,90 363,30 287.997,00 66.239,31 23,00%

13 Tuban 267,16 39,32 24.952,38 3.538,76 14,18%

14 Lamongan 371,50 281,90 32.810,00 9.710,00 29,59%

15 Pasuruan 272,77 53,80 16.086,95 2.622,17 16,30%

16 Gresik 112,04 45,00 8.664,75 1.559,66 18,00%

Page 53: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

53

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

17 Probolinggo 382,24 65,56 25.148,82 5.281,25 21,00%

18 Kota Surabaya 1.470,25 298,58 156.220,76 65.612,72 42,00%

19 Pamekasan 1.000,00 524,18 89.282,50 35.726,60 40,02%

20 Sampang 3.208,20 669,89 256.540,10 59.004,22 23,00%

21 Sumenep 2.386,00 782,39 292.051,54 149.395,54 51,15%

22 Kota Pasuruan 127,00 25,20 10.760,00 5.057,20 47,00%

23 Bangkalan 159,80 35,90 8.641,62 1.356,73 15,70%

24 Karangasem 10,42 10,42 1.430,51 1.430,51 100,00%

25 Buleleng 173,91 33,49 6.243,60 2.872,06 46,00%

26 Bima 1.733,00 243,18 156.339,00 37.521,36 24,00%

27 Sumbawa 355,00 Belum

memanfaatkan 4.559,00

Belum

menerapkan

teknologi

28 Kota Bima 40,00 27,80 3.016,40 476,59 15,80%

29 Lombok Timur 244,30 225,76 22.881,10 4.324,53 18,90%

30 Lombok Barat 131,70 52,30 9.313,23 8.413,65 90,34%

31 Lombok Tengah 58,04 55,36 2.101,44 210,14 10,00%

32 Nagekeo 96,10 15,00 1.865,73 186,57 10,00%

33 Ende 28,00 Belum

memanfaatkan 720,40

Belum

menerapkan

teknologi

34 Timur Tengah

Utara 43,50 7,50 260,45 44,25

16,99%

35 Kupang 53,78 35,00 3.146,45 345,30 10,97%

36 Alor 17,00 17,00 261,10 15,30 5,86%

37 Sumba Timur 70,00 28,00 622,38 131,49 21,13%

38 Manggarai 15,32 15,32 329,20 16,46 5,00%

39 Kota Palu 18,00 Belum

memanfaatkan 1.123,58

Belum

menerapkan

teknologi

40 Jeneponto 810,00 97,90 24.547,95 2.454,80 10,00%

41 Pangkep 580,00 32,00 54.893,99 21.957,60 40,00%

42 Takalar 181,19 53,50 15.957,05 4.308,40 27,00%

43 Selayar 12,00 12,00 762,00 36,58 4,80%

Total 27.897,59 8.807,88 2.502.891,19 776.867,56 31,04%

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun

lalu dan beberapa tahun terakhir;

Page 54: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

54

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk persentase jumlah produksi

garam rakyat kualitas produksi (KP1) dibanding total produksi adalah 30%:70%. Sedangkan

pada pelaksanaannya hingga akhir tahun 2013 telah tercapai sebesar 32%:68%.

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

IKU ini adalah IKU capaian kinerja Direktorat PMPPU yang tidak masuk dalam

Renstra, dana baru ditargetkan pada tahun 2013. Berdasarkan target, maka IKU ini tidak

mencapai reaalisasi capaian yang diinginkan. Dari target 40 % kualitas garam KP1 baru

tercapai 31,04 % atau 77,60% dari target.

4. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja

alternative soluasi yang telah dilakukan;

Beberapa penyebab kegagalan mencapai target produksi KP1 adalah:

1. Perbedaan harga KP1 dan KP2 yang tidak signifikan, sementara untuk

memproduksi KP1, petambak garam perlu lebih banyak waktu (hari) penjemuran

(evaporasi) dan perlakuan yang memerlukan tenaga dan biaya lebih.

2. Penurunan nilai anggaran yang berdampak pada besaran BLM yang diterima

masyarakat. Penurunan BLM ini berdampak pada biaya yang dibutuhkan petambak

untuk menerapkan teknologi yang dapat meningkatkan produksi garam

3. Musim kering yang singkat menyebabkan petambak berupaya memproduksi garam

sebesar mungkin mengejar waktu yang tersedia, serta riskannya menunggu lebih

lama untuk menjemur air tua karena takut hujan.

5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;

Dengan capaian IKU sebesar 77,6% maka anggaran yang ada belum cukup efisien.

Pembengkakan jumlah penerima sasaran BLM yang menyebabkan jumlah nilai bantuan ke

setiap penerima menjadi kecil. Akibat dari hal tersebut adalah penerima bantuan tidak

mempunyai cukup dana untuk mengaplikasikan teknologi yang dapat memproduksi garam

dengan kualitas yang diharapakan (KP1). Selain hal itu, fluktuasi harga garam yang belum

Page 55: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

55

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

memggembirakan dan dapat memotofasi petambak garam untuk memproduksi garam

dengan kualitas KP1.

6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

pencapaian pernyataan kinerja.

Program atau kegiatan yang menunjang pencapaian IKU ini adalah: Perbaikan

saluran tambak oleh Kementerian PU, penetapan jumlah impor garam, penetapan harga jual

garam,

IKU No. 13: Jumlah koperasi pesisir yang terfasilitasi akses permodalannya

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2014 untuk jumlah koperasi pesisir yang

terfasilitasi akses permodalannya pada awalnya adalah 15 unit, namun karena adanya

pemotongan/penghematan anggaran direvisi menjadi 10 unit. Pada pelaksanaannya hingga

akhir tahun 2014 telah tercapai 17 unit koperasi yang telah terfasilitasi permodalannya, atau

170% dari target.

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun

lalu dan beberapa tahun terakhir;

Hasil ini memang lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 36 atau 360%

dari target. Hal ini terjadi karena pada tahun sebelumnya kesiapan sumber daya manusia

dan keuangan koperasi yang difasilitasi lebih baik dari tahun 2014.

Tabel 22. Perkembangan LKM Pesisir (Akumulasi)

Keterangan

2011 2012 2013 2014

LKM (BPR/KSP/Swamitra) 73 74 99 100

LKM Pesisir Baru 8 18 28 38

Page 56: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

56

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

Dari target Renstra, jumlah akumulasi LKM adalah 43 unit sampai 2014, sementara

dari hasil realisasi capaian sudah mencapai angka 138 pada akhir 2014. Nilai tersebut berarti

mencapai 321% dari target. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa LKM Grameen

2011 2012 2013 2014

Debitur (Orang) 325 3,215 5,435 6,915

LKM Pesisir Baru unit(akumulatif)

8 18 28 38

Jumlah Kredit disalurkan(Rp.000)

276,040,000 4,859,418,0007,748,005,75010,428,037,000

325

3,215

5,435

6,915

8 18 28 38 -

2,000,000,000

4,000,000,000

6,000,000,000

8,000,000,000

10,000,000,000

12,000,000,000

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

Kre

dit

Dis

alu

rkan

(R

p)

Deb

itu

r /

Un

it

INISIASI LKM PESISIR BARU (GRAMEEN PESISIR)

1 2 3 4

Debitur (Orang) 26,832 28,824 36,086 43,841

LKM (BPR/KSP/Swamitra Mina)(akumulatif)

73 74 99 100

Jumlah Kredit disalurkan(Rp.000)

114,956,804,38169,809,539,79186,705,347,91211,580,369,62

26,832 28,824

36,086

43,841

73 74 99 100 -

50,000,000,000

100,000,000,000

150,000,000,000

200,000,000,000

250,000,000,000

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

50,000

Kre

dit

yan

g D

isal

urk

an (

Rp

)

Deb

itu

r /

Un

it L

KM

Fasilitasi Permodalan LKM Pesisir (BPR/KSP/Swamitra Mina) Tahun 2010 - 2014

Page 57: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

57

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

lebih stabil peningkatannya dibandingkan dengan LKM yang berbentuk BPR , KSP ataupun

Swamitra.

4. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja

alternative soluasi yang telah dilakukan;

Beberapa penyebab keberhasilan mencapai target IKU ini adalah:

1. Dukungan bantuan dana baik dari kredit (KUR) maupun BLM dari pemerintah

2. Kesadaran masyarakat akan manfaat LKM sebagai sumber pendanaan yang legal

dan lebih ringan bunganya

3. Bantuan pihak-pihak lain, seperti Bank Indonesia, Perbankan, lembaga penjamin

kredit daan lainnya

5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;

Dana yang digunakan untuk mencapai target IKU ini adalah dari kegiatan

Pengembangan dan pembinaan LKM Grameen Pesissir sebesar Rp 1.035.000.300,00 dan

Revitalisasi Koperasi dan LKM pesisir sebesar Rp 141.100.000,00 deengan realisasi anggara

masing-masing sebesar 99,84% dan 99,96%.

Berdasarkan angka tersebut terlihat bahwa dana yang digunakan bisa efisien dalam

mencapai target kinerja

6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

pencapaian pernyataan kinerja.

Program atau kegiatan yang menunjang pencapaian IKU ini adalah: Program KUR,

PKBL/CSR Perbankan, bimbingan-pendampingan LKM oleh lembaga-lembaga terkait,

seperti Bank Indonesia, Kementerian Koperasi dan UMKM, serta pihak lainnya. Program

yang dijalankan LPDN dan BLU juga turut andil dalam pencapaian target IKU ini

Page 58: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

58

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

IKU No. 14: Jumlah unit usaha baru yang terfasilitasi pengembangan usahanya

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

Pada tahun 2014 target awal jumlah unit usaha baru yang terfasilitasi pengembangan

usahanya adalah 24 unit. Pada pelaksanaannya hingga akhir tahun 2014 telah terbentuk 24

unit usaha baru yang terfasilitasi pengembangan usahanya. Kedua puluh empat unit ini

adalah unit usaha yang dikembangkan oleh Proyek Pembangunan Masyaraat pesisir

(CCDP_IFAD) di 12 lokasi sasaran proyek (masing-masing 2 unit). S

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun

lalu dan beberapa tahun terakhir;

IKU ini adalah IKU baru yng dibuat targetnya pada tahun 2014.

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan Renstra tidak dapat dijelaskan

secara spesifik, karena dalam Renstra tidak disebutkan jumlah target untuk IKU ini. Pada

tahun berikutnya (2015) bentuk unit usaha baru yang dibangun bisa saja berubah, sesuai

dengan usulan masyarakat yang mendapat bantuan.

4. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja

alternative soluasi yang telah dilakukan;

Faktor utama penyebab kegagalan pencapaian target jumlah sarana usaha mikro

yang mandiri pada tahun ini adalah karena pada saat pengumuman penawaran pelelangan

pembangunan sarana usaha ini hanya ada 18 lokasi yang idaftarkan oleh peserta lelang.

Kemungkinan rendahnya peserta lelang adalah karena lokasi yang terpencil, sehingga

cukup memberatkan bagi rekanan untuk membangun.

5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;

Dari capaian IKU, maka penggunaan sumber daya, terutaa keuangan tidak berhasil

atau tidak efisien

Page 59: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

59

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

pencapaian pernyataan kinerja.

Dalam pelaksanaan kegiatannya, beberapa hal yang berpengaruh dalam pencapaian

target tersebut adalah:

1. Lokasi sasaran kegiatan

2. Nilai Anggaran kegiatan

3. Jika proses lelang bisa lebih awal, maka kemungkinan untuk melakukan lelang

ulang bisa dilakukan.

SS.8: Meningkatnya pemanfaatan ekonomi wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau

kecil secara terpadu dan berkelanjutan

IKU No. 15: Luasan tambak garam yang dikelola (Ha)

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk luasan tambak garam yang

dikelola adalah sebesar 22.043 hektar. Sedangkan pada pelaksanaannya hingga akhir tahun

2013 telah terbentuk sebanyak 24.207,83 hektar tambak dari 42 kabupaten/Kota penerima

bantuan PUGAR.

IKU No. 16: Persentase luas lahan yang menggunakan inovasi teknologi dibanding total

lahan PUGAR

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

Dari target luas lahan tambak garam yang menggunakan inovasi teknolgi produksi

garam sebesar 30% pada tahun ini dapat terlampaui dan mencapai, yaitu mencapai 31,57%.

Jumlah ini akan lebih baik lagi jika harga jual garam lebih tinggi lagi.

2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun

lalu dan beberapa tahun terakhir atau dengan renstra jangka menengah;

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk persentase luas lahan yang

menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan PUGAR adalah 20%, namun selama

Page 60: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

60

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

tahun 2013 hanya 0,2 % luas lahan yang menggunakan inovasi teknologi, hal ini

dikarenakan cuaca yang tidak mendukung untuk pemanfaatan teknologi yang

direkomendasikan. Sehingga banyak petambak yang tidak berani menggunakaan teknologi

yang telah direkomendasikan untuk peningkatan produksi garam di lokasi tambaknya, dan

tetap memilih menggunakan teknologi yang masih tradisional.

.

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

Iku ini adalah IKU yang baru ada sejak tahun 2013, dan tidak terdapat dalam

Renstra awal. Jika disandingkan dengan Renstra, maka keberhasilan pencapaian IKU ini

akan menunjang IKU produksi garam dan peningkatan pendapatan petambak garam

4. Analisa penyebab keberhasilan atau penurunan produk garam, serta alternative

soluasi yang telah dilakukan;

Cuaca adalah faktor untama yang mempengaruhi besar tidaknya produksi garam

rakyat, sekaligus faktor pemacu minat petambak untukberani mengaplikasikan inovasi

teknologi produksi garam.

Penyebab keberhasilan pencapaian di indikator kinerja ini adalah koordinasi yang

baik antara pusat, dinas kelautan dan perikanan kabupaten, serta pihak –pihak lain yaitu

Kementerian Perindustrian, BMKG, Kementerian PU, dan Bakosurtanal .

Harga jual juga adalah pemicu utama dari penerapan inovasi teknologi

5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;

Dari realisasi anggaran PUGAR yang hanya mencapai 92,23% untuk anggaran TP

di daerah-daerah dan 90,43% di pusat, maka pencapaian IKU ini yang melebihi 100% target

adalah cukup efisien. Tentu saja jika realisasi anggarandan pendampingan bisa

dimaksimalkan, maka hasil yang didapat bisa dan sangat mungkin akan lebih baik.

Sedangkan dalam hal efisiensi sumber daya alam dan manusia pelakunya, maka

hasil ini sudah maksimal, karena keberhasilan realisasi IKU ini sangat bergantung pada

kondisi cuaca yang pada tahun ini agak kurang bersahabat.

Page 61: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

61

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

6. Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan kinerja.

Program yang sangat erat dengan capaian IKU ini adalah:

(1) isu kelembagaan yang menyebabkan rendahnya kuantitas dan kualitas garam rakyat;

(2) isu permodalan yang menyebabkan para petambak garam terutama dalam kategori

kecil dan penggarap menjadi terjerat pada bakul, tengkulak dan juragan;

(3) isu regulasi yang menyebabkan lemahnya keberpihakan dan proteksi pemerintah

pada sektor garam rakyat, sehingga usaha garam rakyat menjadi tidak prospektif dan

marketable; dan

(4) isu tata niaga garam rakyat yang sangat liberalistik dengan tidak adanya penetapan

standar kualitas dan harga dasar garam rakyat, sehingga terjadi deviasi harga yang

sangat tinggi di tingkat produsen petambak garam dan pelaku pasar, serta terjadinya

penguasaan kartel perdagangan garam di tingkat local.

IKU NO. 17: Jumlah lembaga sosial budaya yang melakukan pemberdayaan masyarakat

pesisir

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2014 untuk jumlah lembaga sosial budaya

yang melakukan pemberdayaan masyarakat pesisir adalah 30 buah. Lembaga sosial budaya

yang menjadi target adalah Pusat Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat Pesisir

(P3MP). Pada pelaksanaannya hingga akhir tahun 2014 lembaga yang telah melakukan

pemberdayaan sebanyak 30, atau sesuai dengan target yang ditetapkan.

Tabel 23. Daftar lembaga Sosial (P3MP)

No PROVINSI KAB/KOTA

1 BANTEN P3MP Lebak

2 JAWA BARAT

P3MP Tasikmalaya

3 P3MP Bekasi

4 JAWA TENGAH P3MP Kendal

5 DIY P3MP Kulonprogo

6 JAWA TIMUR P3MP Trenggalek

7 BALI

P3MP Badung

8 P3MP Gianyar

Page 62: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

62

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

9 NTB P3MP Lombok Timur

10 BENGKULU P3MP Kota Bengkulu

11

SULAWESI

TENGGARA P3MP Wakatobi

12 SUMATERA BARAT P3MP Pasaman Barat

13 JAWA TENGAH P3MP Batang

14 BALI P3MP Buleleng

15 MALUKU UTARA P3MP Kab. Kep. Tidore

16 KALSEL P3MP Kab. Barito Kuala

17 BATAM P3MP Kota Batam

18 PAPUA P3MP Kab. Merauke

20 MALUKU UTARA P3MP Kota Ternate

21 SULAWESI SELATAN P3MP Kota Makassar

22 NTB P3MP Lombok Barat

23 NTT P3MP Kota Kupang

24 KALIMANTAN BARAT P3MP Kubu Raya

25 SULAWESI UTARA P3MP Kota Bitung

26 GORONTALO P3MP Gorontalo Utara

27 SULAWESI SELATAN P3MP Kota Pare pare

28 MALUKU P3MP Maluku Tenggara

29 MALUKU P3MP Kota Ambon

30 PAPUA P3MP Yapen

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu

dan beberapa tahun terakhir;

Pada tahun lalu capaian IKU ini sama persis dengan tahun 2014, yaitu sebesar 100%

dari target 30 unit P3MP. Sementara pada tahun-tahun sebelumnya tidak ada capaian

maupun target yang dibuat. Berdasarkan relaisasi tersebut, dapat dinyatakan bahwa capaian

IKU ini stabil.

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

Kegiatan/pembentukan P3MP tidak dimasukkan dalam Renstra direktorat PMPPU

tahun 2010-2014. Hal ini terjadi karena lebih memfokuskan pada kegiatan perempuan pesisir

dan masyarakat adat.

Page 63: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

63

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

4. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja

alternative soluasi yang telah dilakukan;

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan/kegagalan pencapaian di indikator

kinerja ini adalah:

1. Koordinasi yang baik antara Direktorat PMPPU, Dinas KP kabupaten/kota lokasi sasaran,

serta pihak –pihak lain seperti Kementerian Sosial, Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana Nasional, Dinas Koperasi dan UMKM, Perbankan.

2. Kesungguhan penerima sasaran kegiatan

3. Anggaran kegiatan yang cukup

4. Bimbingan/pelatihan dan bimbingan kegiatan

5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;

Dari realisasi anggaran Penguatan dan pengembangan P3MP yang ada di Subdit

Sosial Budaya Masyarakat yang hanya mencapai 85,82%, realisasi capaian target sebesar

100% dapat dianggap sangat efisien. Sebagian anggaran yang tersedia tidak semuanya bisa

dibelanjakan karena adanya penghematan anggaran dan larangan penggunaan paket

meeting di hotel. Akibat larangan kegiatan di hotel tersebut, terdapat kegiatan pembahasan

yang tidak bisa dilaksanakan

Untuk IKU ini efisiensi dari sumber daya manusia pelakunya, lebih berperan

daripada anggaran keuangan. Kesungguhan pelaku penerima sasaran lebih utama

dibaningkan hal lainnya.

6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

pencapaian pernyataan kinerja:

Beberapa faktor yang berperan dalam pencapaian target jumlah P3MP yang

terfasilitasi pada tahun ini adalah:

1. Pembinaan dan pemberian bantuan pendampingan baik dari pemerintah selaku

pelaksana kegiatan, maupun lembaga (sosial) lainnya

2. Program pemberdayaan keluarga dan perempuan baik dari Kementerian Sosial

maupun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Page 64: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

64

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

3.1.2. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA TAHUN 2014

Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, diperoleh data capaian kinerja Direktorat

PMPPU di tingkat korporat tahun 2014 sebesar 129,50%, yang berasal dari capaian kinerja

masing-masing perspektif sebagai berikut:

a. Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder) dengan bobot 25% capaian kinerja

148,60% = 37,15%

b. Perspektif Masyarakat KP (Costumer) dengan bobot 15% capaian kinerja 201,48% =

30,22%,

c. Perspektif Internal (Internal Process) dengan bobot 30%, capaian kinerja 103,91% =

31,17%,

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth) dengan bobot 30

% capaian kinerja 100% = 30%.

Secara rinci, capaian masing-masing sasaran strategis dan indikator kinerja utama

Ditjen KP3K Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 23. Data Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

dan Pengembangan Usaha Tahun 2014

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

Capaian

STAKEHOLDER PERSPECTIVE 148,60%

1 Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat perKK/bulan (per musim) (Rupiah)

2.000.000 3.972.661 198,63%

2 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7 6,9 98,57%

CUSTOMER PERSPECTIVE

201,48%

3 Jumlah produksi garam rakyat (Jt Ton) 2,5 2,502 100,08%

4

Jumlah pelaku usaha mikro yang mandiri di

kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (kelompok/orang)

3.340 3.542 106,05%

7.760 8.903 114,73%

5 Jumlah sarana usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)

115 128 111,30%

6

Jumlah kelompok yang menerima

pemberdayaan usaha garam rakyat/PUGAR (kelompok)

3.500 4.011 116,60%

Page 65: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

65

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

7 Jumlah tenaga kerja (baru) di bidang

pergaraman pada PUGAR (orang) 8.000 15.876 198,45%

8 Jumlah wirausaha di pesisir (orang) 50 350 700,00%

9 Jumlah unit LKM Grameen yang terfasilitasi

pendiriannya 6 10 166,67%

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 103,91%

10

Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang

diimplementasikan untuk modernisasi sistem produksi garam

3 3 100,00%

11 Jumlah kebijakan publik bidang PMPPU 5 5 100,00%

12 Persentase jumlah produksi garam rakyat Kualitas Produksi (KP1) dibandingkan total produksi (%)

40 : 60 31,04 : 68,96 77,60%

13 Jumlah koperasi pesisir yang terfasilitasi akses permodalannya (unit)

10 17 170,00%

14 Jumlah unit usaha baru yang terfasilitasi

pengembangan usahanya (unit) 24 18 75,00%

15 Luasan tambak garam yang dikelola (Ha) 26.975 27.897,59 103,42%

16

Persentase luas lahan yang menggunakan

inovasi teknologi dibanding total lahan pugar (%)

30 31,57 105,23%

17

Jumlah lembaga sosial budaya yang

melakukan pemberdayaan masyarakat pesisir (lembaga)

30 30 100,00%

LEARN & GROWTH PERSPECTIVE 100%

18 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III

dan IV Dit. PMPPU (%) 60 60 100

19 Service Level Agreement Dit. PMPPU (%) 70 70 100

20.

Jumlah rekomendasi aparat pengawas internal dan eksternal (APIEP) yang

ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi Dit. PMPPU (%)

100 100 100

21. Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja Dit. PMPPU

Nilai AKIP A Nilai AKIP A 100

22. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Dit. PMPPU 7,5 7,5 100

23. Nilai Penerapan RB Dit. PMPPU 75 75 100

24. Persentase penyerapan DIPA Dit. PMPPU (%)

>95 >92,04 96,88

Page 66: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

66

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Berdasarkan data capaian indikator kinerja (IKU) tahun 2014 seperti tabel berikut,

terlihat bahwa 3 (tiga) indikator kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha masih belum mencapai target yang diharapkan, yaitu pada indikator

No 2, 12 dan 14. Sementara indikator yang lain telah memenuhi target, bahkan melampaui

dari target yang ditetapkan.

Secara ringkas pencapaian indikator kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat

Pesisir dan Pengembangan Usaha tahun 2013, disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 24. Data Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

dan Pengembangan Usaha Tahun 2013

SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET

TAHUN 2013

REALISASI %

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

1

Meningkatnya

kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan

1. Rata-rata pendapatan

petambak garam rakyat per KK/bulan (per musim)

Rp.1,800,000 Rp.

2.856.053,70

159

2. Pertumbuhan PDB

Perikanan (%)

7 - -

CUSTOMER PERSPECTIVE

2

Meningkatnya ketersediaan produk

Kelautan dan Perikanan yang bernilai tambah

3. Jumlah produksi garam rakyat (Jt Ton)

0,545 1.041.472,55 191,1

3 Meningkatnya

kemandirian masyarakat

KP3K

4. Jumlah pelaku usaha mikro

yang mandiri di kawasan

pesisir dan pulau-pulau kecil

(kelompok/orang)

3.140 klp /

5.608 orang

8.424 klp/

34.905 orang

268 /

622

5. Jumlah sarana usaha mikro

yang beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)

85 140 164,7

6. Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan

usaha garam rakyat/PUGAR (kelompok)

3.347 3.521 105,2

4 Meluasnya kesiapan masyarakat untuk usaha

dan kesempatan kerja di bidang KP

7. Jumlah tenaga kerja di bidang pergaraman pada

PUGAR (orang)

16.400 35.210 214,7

8. Jumlah wirausaha baru di pesisir (orang)

50 132 264

9. Jumlah unit LKM Grameen yang terfasilitasi

pendiriannya

10 10 100

Page 67: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

67

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET

TAHUN 2013

REALISASI %

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

5 Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil

litbang untuk modernisasi sistem produksi garam

10. Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang dibutuhkan

untuk modernisasi sistem produksi garam

3 2 66,7 %

6 Tersedianya kebijakan di bidang PMPPU

11. Jumlah kebijakan publik bidang PMPPU

4 8 200

7 Terselenggaranya

modernisasi sistem produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk

KP yang optimal dan bermutu

12. Persentase jumlah produksi

garam rakyat kualitas produksi (KP1) dibandingkan total produksi (%)

30 : 70 32 : 68 106,67

13. Jumlah koperasi pesisir yang terfasilitasi akses

permodalannya

10 36 360

14. Jumlah unit usaha baru yang

terfasilitasi pengembangan usahanya

12 12 100

8 Meningkatnya

pemanfaatan ekonomi wilayah laut, pesisir, dan

pulau-pulau kecil secara terpadu dan berkelanjutan

15. Luasan tambak garam yang

dikelola (Ha)

22.043 24.207,83 109,8

16. Persentase luas lahan yang

menggunakan inovasi teknologi dibanding total

lahan PUGAR (%)

20 0,2 1

9 Terfasilitasinya lembaga masyarakat KP3K dalam

mendukung upaya kemandirian berbasis

sosial budaya

17. Jumlah lembaga sosial budaya yang melakukan

pemberdayaan masyarakat pesisir

30 30 100

LEARN & GROWTH PERSPECTIVE

10 Tersedianya SDM Dit.

PMPPU yang kompeten dan profesional

18 Indeks Kesenjangan

Kompetensi Eselon III dan IV Dit. PMPPU (%)

60 60 100

11

Tersedianya informasi di

Dit. PMPPU yang valid, handal dan mudah

diakses

19 Service Level Agreement Dit.

PMPPU (%)

70 70 100

12 Terwujudnya good

governance & clean

government di Dit.

PMPPU

20. Jumlah rekomendasi aparat

pengawas internal dan eksternal (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding

total rekomendasi Dit. PMPPU (%)

100 100 100

21. Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja Dit.

PMPPU

Nilai AKIP A Nilai AKIP A 100

Page 68: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

68

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET

TAHUN 2013

REALISASI %

22. Nilai Inisiatif Anti Korupsi

Dit. PMPPU

7,5 7,5 100

23. Nilai Penerapan RB Dit.

PMPPU

75 75 100

13 Terkelolanya anggaran Dit. PMPPU secara

optimal

24. Persentase penyerapan DIPA Dit. PMPPU (%)

>95 >92,04 96,88

3.2 REALISASI ANGGARAN.

Anggaran total yang dikelola langsung oleh Direktorat Pemberdayaan Masyarakat

Pesisir dan Pengembangan Usaha pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 14.154.685.000,-.

Pada akhir tahun 2014 dana yang terserap sebesar Rp. 11.450.976.384,00 atau 80,90% dari

pagu anggaran terakhir, dengan sisa dana yang tidak terserap sebanyak Rp 2.703.708.616,00

(19,10%). Sementara realisasi dari capaian target fisik adalah 87,92%.

Tabel 25. Realisasi Anggaran Satker Direktorat PMPPU

No Judul Kegiatan

Pagu

Anggaran Realisasi Anggaran

Realisasi

fisik Keterangan

(Rp) (Rp) (%) (%)

1 Subdit Akses

Permodalan 2.605.000.000 2.423.707.148 92,94 94,87

Penghematan perjalanan LN

2 Subdit Sosial Budaya

Masyarakat 1.740.400.000 1.549.101.900 89,01 96,25 Penghematan fullboard

3 Subdit Akses Iptek 1.647.469.000 1.087.647.550 93,15 95,61 Self blocking

4

Subdit

Pengembangan

Usaha

2.653.380.000 1.597.848.970 60,22 72,20 JFPR belum bisa

dilaksanakan

5 PUGAR 2.603.900.000 2.354.615.702 90,43 88,45 Penghematan fullboard

dan publikasi

6 Tata Usaha 2.684.536.000 2.219.091.264 82,66 85,35 Penghematan paket meeting dan self blocking

7 Pengadaan Alat Pengolah Data

220.000.000 218.964.250 99,53 100,00

14.154.685.000 11.450.976.880 84,90 87,92

Sedangkan anggaran total yang masuk dalam IKU/Tapja Direktorat Pemberdayaan

Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, baik yang dikelola oleh staf Direktorat

Page 69: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

69

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, untuk Program PUGAR,

Proyek pembangunan Masyarakat Pesisir (CCDP-IFAD) yang merupakan Staker tersendiri,

maupun dalam bentuk Tugas Perbantuan (TP) PUGAR, dan Dekonsentrasi adalah

sebanyak Rp 184.598.152.000,-. Sementara realisasi dari anggaran tersebut adalah Rp

167.224.804.270,- atau 90,59%.

Sementara Pagu dan Realisasi Total Anggaran yang dipergunakan untuk mencapai

target kegiatan di lingkup Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan

Usaha pada tahun 2014 adalah seperti tabel berikut ini:

Tabel 26. Uraian Satker dan Anggaran Lingkup Kegiatan Direktorat PMPPU

NO URAIAN PAGU REALISASI CAPAIAN

1 SATKER DIT. PMPPU 14.154.685.000 11.450.976.384 80,90

2 TP PUGAR 65.000.000.000 61.248.919.000 94,23%

3 PMO CCDP IFAD 21.547.825.000 14.997.629.870 69,60%

4 PIU CCDP IFAD 70.632.175.000 66.235.350.708 93,78%

PAGU TOTAL 184.987.500.000 171.155.555.478

92,52%

Tabel 27. Uraian Kegiatan dan Anggaran Lingkup Direktorat PMPPU 2014

NO KEGIATAN/INDIKATOR KINERJA PAGU REALISASI %

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha, meliputi: 184.987.500.000 171.155.555.478 92,52

1 TP PUGAR, Subdit SBM, Subdit AI (IKU1, IKU 3, IKU 8, IKU 13, IKU 14, IKU 21,

IKU 22, IKU 23)

70.991.769.000 66.230.044.952 93,29

IKU 1. Rata-rata pendapatan petambak

garam per KK/bulan (permusim)

IKU 3. Jumlah produksi garam rakyat

IKU 8. Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam rakyat/PUGAR (kelompok)

IKU 13. Jumlah tenaga kerja (baru) di bidang pergaraman (orang) pada

PUGAR

IKU 14. Jumlah rekomendasi inovasi

teknologi yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam

IKU 21. Persentase jumlah produksi garam

rakyat Kualitas Produksi (KP1)

dibandingkan total produksi

IKU 22. Luasan tambak garam yang dikelola

Page 70: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

70

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

NO KEGIATAN/INDIKATOR KINERJA PAGU REALISASI %

IKU 23. Persentase luas lahan yang

menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan pugar

2 Subdit AP, Subdit PU, CCDP IFAD, (IKU

6, IKU 7) 97.433.380.000 82.830.829.548

85,01

IKU 6. Jumlah pelaku usaha mikro yang

mandiri di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil

IKU 7. Jumlah sarana usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)

Jumlah pagu tahun 2014 sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya (tabel dibawah),

namun realisasi anggarannya lebih baik (tahun 2014 mencapai 92,52%; tahun 2013

mencapai 90,59%). Apabila ditinjau dari target dan realisasi anggaran pada berdasarkan

indikator kinerja Tahun 2013, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 28. Indikator Kinerja dan Capaian 2013

NO KEGIATAN/INDIKATOR KINERJA PAGU REALISASI %

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha, meliputi:

184.598.152.000 167.224.804.270 90,59

1 TP PUGAR, Subdit SBM, Subdit AI (IKU1, IKU 3, IKU 8, IKU 13, IKU 14, IKU 21, IKU

22, IKU 23)

95.517.500.000

92.657.103.470 97,0054

IKU 1. Rata-rata pendapatan petambak

garam per KK/bulan (permusim)

IKU 3. Jumlah produksi garam rakyat

IKU 8. Jumlah kelompok yang menerima

pemberdayaan usaha garam rakyat/PUGAR (kelompok)

IKU 13. Jumlah tenaga kerja (baru) di bidang pergaraman (orang) pada PUGAR

IKU 14. Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam

IKU 21. Persentase jumlah produksi garam rakyat Kualitas Produksi (KP1)

dibandingkan total produksi

IKU 22. Luasan tambak garam yang dikelola

IKU 23. Persentase luas lahan yang

menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan pugar

2 Subdit AP, Subdit PU, CCDP IFAD, Dekon (IKU 6, IKU 7)

89.080.652.000 74.995.664.040 84,188

Page 71: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

71

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

NO KEGIATAN/INDIKATOR KINERJA PAGU REALISASI %

IKU 6. Jumlah pelaku usaha mikro yang

mandiri di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil

IKU 7. Jumlah sarana usaha mikro yang

beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)

Penggabungan beberapa indikator pada 2 bagian seperti tabel di atas, dilakukan

karena pada kegiatan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan

Usaha tidak dapat dipisah-pisahkan. Masing-masing IKU pada SubDirektorat ataupun

proyek/kegiatan lainnya saling berkaitan. Masing-masing Sub Direktorat/kegiaan di atas

mempunayi tujuan yang hampir sama, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat

target/sasaran, namun dalam bentuk jenis kegiatan yang berbeda.

Page 72: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

72

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

BAB IV. PENUTUP

Demikian laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dari direktorat

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha ini kami sampaikan. Penyebab

tidak tercapainya realisasi anggaran disebabkan antara lain:

1. Lambatnya proses penerbitan revisi DIPA, sehingga pekerjaan menumpuk di akhir tahun;

2. Pengelola Proyek IFAD terutama di daerah masih belum memahami benar baik teknis

pelaksanaan proyek sesuai Pednis yang ada, maupun karena belum mengerti benar tentang

pencairan dan pelaporan keuangan;

3. Rencana penghematan (self blocking) karena rencana pengalihan anggaran untuk kegiatan

prioritas. Rencana kini tidak jadi dilakukan, namun pelaksanaan sudah sangat mepet di akhir

tahun anggaran.

4. Pembatalan kegiatan rapat diluar kantor (fullboard meeting), karena adanyasurat edaran dari

MenPAN-RB mengenai larangan rapat di hotel

Seiring dengan pelaksanaan yang sudah melalui tahun kedua, diharapkan para

pengelola Proyek CCDP-IFAD baik di pusat maupun daerah dapat lebih cakap dalam

merealisasikan rencana kegiatan, sehingga realisasi pekerjaan dan keuangan dapat lebih

maksimal. Untuk kegiatan yang dilaksanakan dan disupervisi oleh Satker Direktorat PMPPU,

baik di pusat, kegiatan Tugas Pembantuan dan dekonsentrasi, capaian LAKIP tahun 2014

diharapkan dapat menjadi pembelajaran pada pelaksanaan tahun-tahun mendatang.

Semoga laporan ini dapat dijadikan referensi pelaksanaan kegiatan tahun 2014 dan

sebagai acuan untuk mewujudkan kinerja yang lebih baik di tahun mendatang.

Page 73: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

73

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Page 74: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

74

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

LAMPIRAN

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DAN

PEMBERDAYAAN USAHA

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan

akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Riyanto Basuki

Jabatan : Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha

Selanjutnya disebut pihak pertama

Nama : Sudirman Saad

Jabatan : Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Selanjutnya disebut pihak kedua

Pihak pertama pada tahun 2014 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang

telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama.

Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi

akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Pihak Kedua,

Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil

Sudirman Saad

Jakarta, Januari 2014

Pihak Pertama,

Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

dan Pengembangan Usaha

Riyanto Basuki

Page 75: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

75

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

PENETAPAN KINERJA

Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha u

Tahun Anggaran : 2014

SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET

TAHUN 2013

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

14. Meningkatnya kesejahteraan

masyarakat kelautan dan perikanan

1. Rata-rata pendapatan petambak garam

rakyat per KK/bulan (per musim)

Rp. 2.000.000

2. Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7,00

CUSTOMER PERSPECTIVE

15. Meningkatnya ketersediaan

produk Kelautan dan Perikanan yang bernilai tambah

3. Jumlah produksi garam rakyat (Jt Ton)

2,5

16. Meningkatnya kemandirian

masyarakat KP3K

4. Jumlah pelaku usaha mikro yang

mandiri di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (kelompok/orang)

3.340/7.760

5. Jumlah sarana usaha mikro yang

beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)

85

6. Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam

rakyat/PUGAR (kelompok)

3.500

17. Meluasnya kesiapan masyarakat untuk usaha dan kesempatan

kerja di bidang KP

7. Jumlah tenaga kerja di bidang pergaraman pada PUGAR (orang)

8.000

8. Jumlah wirausaha baru di pesisir (orang) 50

9. Jumlah unit LKM Grameen yang

terfasilitasi pendiriannya

6

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

18. Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil litbang untuk modernisasi sistem produksi

garam

10. Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam

3

19. Tersedianya kebijakan di bidang

PMPPU

11. Jumlah kebijakan publik bidang PMPPU 5

20. Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan,

12. Persentase jumlah produksi garam rakyat kualitas produksi (KP1) dibandingkan

total produksi (%)

40 : 60

Page 76: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

76

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET

TAHUN 2013

dan pemasaran produk KP yang

optimal dan bermutu

13. Jumlah koperasi pesisir yang terfasilitasi

akses permodalannya

10

14. Jumlah unit usaha baru yang terfasilitasi

pengembangan usahanya

24

21. Meningkatnya pemanfaatan ekonomi wilayah laut, pesisir,

dan pulau-pulau kecil secara terpadu dan berkelanjutan

15. Luasan tambak garam yang dikelola (Ha) 26.975

16. Persentase luas lahan yang

menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan PUGAR (%)

30

22. Terfasilitasinya lembaga

masyarakat KP3K dalam mendukung upaya kemandirian berbasis sosial budaya

17. Jumlah lembaga sosial budaya yang

melakukan pemberdayaan masyarakat pesisir

30

LEARN & GROWTH PERSPECTIVE

23. Tersedianya SDM Dit. PMPPU yang kompeten dan profesional

18 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III dan IV Dit. PMPPU (%)

50

24. Tersedianya informasi di Dit. PMPPU yang valid, handal dan

mudah diakses

19 Service Level Agreement Dit. PMPPU (%)

75

25. Terwujudnya good governance &

clean government di Dit. PMPPU

20. Jumlah rekomendasi aparat pengawas internal dan eksternal (APIEP) yang

ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi Dit. PMPPU (%)

100

21. Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja Dit. PMPPU

Nilai AKIP A

22. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Dit. PMPPU 7.5

23. Nilai Penerapan RB Dit. PMPPU 75

26. Terkelolanya anggaran Dit. PMPPU secara optimal

24. Persentase penyerapan DIPA Dit. PMPPU (%)

>95

Jumlah Anggaran : Rp 184.598.152.000,-

Kegiatan : Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha

Direktur Jenderal Kelautan,

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Jakarta, November 2014

Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

dan Pengembangan Usaha

Page 77: BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam

77

LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT

PMPPU TAHUN 2014

Sudirman Saad Riyanto Basuki