BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada...
Transcript of BAB I. PENDAHULUAN - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · Pada...
1
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.
15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan rumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang pemberdayaan
masyarakat pesisir dan pengembangan usaha.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan
pengembangan usaha;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan
pengembangan usaha;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, di bidang pemberdayaan
masyarakat pesisir dan pengembangan usaha;
d. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan
pengembangan usaha;
e. Pelaksanaan evaluasi di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan
usaha;
f. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha telah dibentuk unit organisasi sebagai berikut :
1.1.1. Subdirektorat Akses Permodalan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang akses permodalan.
2
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang akses permodalan;
b. penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, di bidang akses
permodalan;
c. penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang akses permodalan;
d. penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di bidang akses
permodalan.
e. Mengklasifikasi dan mengakrditasi usaha mikro masyarakat pesisir untuk
kepentingan intermediasi sumber modal;
g. Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia LKM BPR
Pesisir, Swamitra Mina, dan kelompok Grameen Bank;
h. Menyiapkan informasi tentang lembaga-lembaga keuangan syariah sebagai
sumber permodalan masyarakat pesisir;
i. Mempromosikan profil usaha mikro masyarakat pesisir kepada sumber-sumber
permodalan;
j. Memfasilitasi intermediasi pelaku usaha mikro masyarakat pesisir dengan
sumber-sumber permodalan;.
k. Mengembangkan program kemitraan dengan sumber-sumber dana Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dari BUMN;
l. Memfasilitasi akses dana PKBL bagi masyarakat pesisir;
m. Memfasilitasi CSR bagi program pemberdayaan masyarakat pesisir;
n. Memfasilitasi akses terhadap CSR bagi program pemberdayaan masyarakat
pesisir;
o. Mengembangkan jaringan usaha dan kemitraan koperasi LEPP-M3/Koperasi
Perikanan;
p. Meningkatkan kapasitas kelembagaan, organisasi, dan manajemen JEMPI;
q. Menyiapkan bahan sosialisasi di bidang akses non-bank;
r. Menyiapkan dan mengolah data, informasi akses non-bank;
s. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;
3
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
1.1.2. Subdirektorat Akses Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang
akses Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pada tahun 2014, Subdirektorat ini juga
mendapat penugasan untuk mengembangkan lahan garam dengan inovasi teknologi
baru dan produksi garam kualitas 1 (KP1).
Fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan daan pelaksanaan kebijakan di bidang akses akses
ilmu pengetahuan dan teknologi;
2. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
akses - akses ilmu pengetahuan dan teknologi;
3. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang akses akses ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan
4. Penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di bidang akses
akses ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Menyiapkan bahan penyusunan konsep Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
melalui program regenerasi nelayan;
6. Menyiapkan bahan penyusunan konsep jaringan kerjasama untuk akses dan
inovasi teknologi;
7. Menyiapkan bahan bimbingan teknis di bidang Identifkasi dan implementasi
IPTEK;
8. Menyiapkan bahan sosialisasi di bidang Identifikasi dan implementasi IPTEK;
9. Menyiapkan dan mengolah data, informasi Identifikasi dan implementasi IPTEK;
10. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;
11. Menyiapkan bahan dalam rangka monitoring dan evaluasi di bidang Identifikasi
dan implementasi IPTEK;
12. Merumuskan konsep penerapan teknologi secara terpadu;
13. Menginventarisasi teknologi lokal yang aplikatif pada masyarakat pesisir;
14. Memilih teknologi lokal yang potensial untuk dikembangkan menjadi teknologi
yang lebih aplikatif, adaptif yang berbasis kelokalan;
4
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
15. Mensosialisasikan kepada masyarakat pesisir tentang teknologi tepat guna yang
layak dikembangkan;
16. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;
1.1.3. Subdirektorat Sosial Budaya Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang sosial budaya
masyarakat. Subdit ini juga mendapt penugasan khusus untuk mendukung pelaksanaan
Program Usaha Garam Rakyat (PUGAR), terutama dalam hal penyaluran BLM,
peningkatan produksi garam oleh kelompok PUGAR, dan pendataan luas lahan garam
dan tenaga kerja di bidang produksi garam.
Fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sosial budaya
masyarakat;
2. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang sosial
budaya masyarakat;
3. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang sosial budaya masyarakat;
dan
4. Penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di bidang sosial
budaya masyarakat.
5. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman/petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan
kelembagaan sosial budaya di bidang pelayanan dan pemberdayaan masyarakat
pesisir, adat, agama, anak pesisir, perempuan pesisir dan nelayan pelintas batas
6. Menyiapkan bahan koordinasi, identifikasi, sosialisasi dan bimbingan teknis
kelembagaan sosial budaya di bidang pelayanan dan pemberdayaan masyarakat
pesisir, adat, agama, anak pesisir, perempuan pesisir dan nelayan pelintas batas
7. Menyiapkan bahan fasilitasi pendirian dan penguatan kelembagaan sosial budaya
masyarakat pesisir
8. Menyiapkan bahan penyusunan profil kelembagaan sosial budaya masyarakat
pesisir
5
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
9. Menyiapkan bahan kerjasama di bidang kelembagaan sosial budaya masyarakat
pesisir dan pulau-pulau kecil ;
10. Menyiapkan bahan informasi dan data kelembagaan sosial budaya masyarakat
pesisir
11. Melakukan monitoring dan evaluasi di bidang kelembagaan sosial budaya
masyarakat pesisir
12. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman/petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan
peningkatan peran serta sosial budaya masyarakat di bidang pelayanan dan
pemberdayaan masyarakat pesisir, adat, agama, anak pesisir, perempuan pesisir dan
nelayan pelintas batas ;
13. Menyiapkan bahan koordinasi, identifikasi, sosialisasi dan bimbingan teknis
peningkatan peran serta sosial budaya, masyarakat pesisir;
14. Menyiapkan bahan fasilitasi peningkatan kualitas peran serta sosial budaya
masyarakat (perempuan pesisir,masyarakat adat, agama, pemuda, anak pesisir dan
nelayan pelintas batas) dalam rangka mendukung peningkatan kesejahteraannya;
15. Menyiapkan bahan penyusuanan profil kearifan lokal masyarakat kelautan dan
perikanan
16. Menyiapkan bahan kerjasama di bidang peningkatan kualitas peran serta
masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil;
17. Menyiapkan bahan informasi dan data terpilah masyarakat pesisir berbasis gender;
18. Memfasilitasi peningkatan kualitas dan penyadaran masyarakat pesisir di bidang
sosial budaya termasuk pendidikan, kesehatan dan lingkungan;
1.1.4. Subdirektorat Pengembangan Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang pengembangan usaha.
Pada tahun 2014, Subdit ini juga mendapat penugasan tambahan (selain Tupoksi) dalam
hal mengawal dan memfasilitasi penyaluran BBM bersubsidi bagi nelayan kecil (kapal di
bawah 30 GT), serta mendukung pelaksanaan Program Pembangunan Masyarakat
6
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Pesisir yang merupakan program pinjaman dan hibah dari IFAD (International Fund for
Agricultural Development) dan Spanish Trush.
Fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan
usaha;
2. Penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di
bidang pengembangan usaha;
3. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pengembangan usaha;
dan
4. Penyiapan bahan pelaksanaanmonitoring, evaluasi dan penyusunan laporan di
bidang pengembangan usaha.
5. Menyusun bahan dan perencanaan anggaran dan kegiatan pelayanan usaha;
6. Menyiapkan bahan sosialisasi dan bimbingan teknis di bidang pelayanan usaha;
7. Menyiapkan bahan pengolahan data, informasi dan penilaian bidang pelayanan
usaha;
8. Memfasilitasi proses legalisasi dokumen-dokumen bidang pelayanan usaha;
9. Menyiapkan bahan fasilitasi penyelenggaraan pendaftaran, pemberian dan
pencabutan Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (HP3);
10. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;
11. Melakukan fasilitasi dan supervisi kepada pemerintah daerah untuk pelaksanaan
tugas di daerah termasuk kegiatan yang di dukung oleh anggaran dekonsentrasi
dan tugas pembantuan;
12. Melakukan fasilitasi dan supervisi kepada pihak ketiga untuk pekerjaan yang di
pihak ketigakan;
13. Menyiapkan konsep perumusan kebijakan strategi, norma, standar, prosedur,
manual di bidang pengembangan usaha mikro;
14. Menyiapkan bahan sosialisasi dan bimbingan teknis, dibidang pengembangan
usaha mikro;
15. Menyiapkan bahan fasilitasi penguatan kelembagaan dan sumberdaya usaha
mikro;
16. Memfasilitasi kerjasama kemitraan usaha mikro;
7
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
17. Menyiapkan bahan pengolahan data dan informasi pengembangan usaha mikro;
18. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;
1.1.5. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan,
rumah tangga, perlengkapan, surat – menyurat, dokumentasi dan kearsipan direktorat.
Uraian tugas:
1. Menyusun rencana kegiatan subbagian tata usaha;
2. Menyiapkan data, informasi, bahan penyusunan program dan anggaran
direktorat;
3. Menyiapkan bahan dan melakukan penatausahaan kepegawaian, keuangan,
rumah tangga, dan perlengkapan direktorat;
4. Melakukan penatausahaan surat menyurat dan kearsipan, meliputi penerimaan,
pencatatan surat masuk/keluar dan pendistribusiannya;
5. Melakukan penatausahaan barang milik negara dan pengurusan rumah tangga
direktorat meliputi pengaturan dan perawatan serta menyiapkan bahan dan
menyusun rencana kebutuhan perlengkapan rumah tangga direktorat;
6. Menyiapkan bahan analisis beban kerja di lingkungan direktorat;
7. Menyiapkan bahan laporan keuangan (SAK), aset inventarisasi, dan sarana dan
prasarana (SABMN);
8. Menyiapkan bahan laporan capaian kinerja direktorat (LAKIP;
Kinerjaku.kkp.go.id; kp3k.kkp.go.id/simanja07)
9. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan sosialisasi direktorat;
10. Menyiapkan bahan publikasi dan pameran direktorat;
11. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
12. Menyelenggarakan rapat rutin direktorat;
13. Menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan bulanan kegiatan direktorat
14. Mengkoordinasikan pelaksanaan reformasi birokrasi
15. Menyusun dokumen dan usulan teknis pengajuan jabatan fungsional Pengelola
Ekosistem Laut dan Pesisir
8
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
1.2. KEGIATAN STRATEGIS
Pada tahun anggaran 2014, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha mempunyai tugas untuk menjalankan beberapa kegiatan strategis/
prioritas utama adalah Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) dengan
target menuju swasembada garam nasional. Dalam kegiatan ini terdapat beberapa sasaran
strategis yang diharapkan tercapai, yaitu:
1. Target produksi garam sebesar 2,5 juta ton dengan kualitas garam kelas 1 sebesar
40%.
2. Jumlah luasan lahan garam: 296.976 hektar.
3. Peningkatan rerata pendapatan petambak garam menjadi Rp 2.000.000,- perbulan
pada masa produksi garam
4. Kelompok PUGAR: 3.500 kelompok (akumulasi tahun-tahun sebelumnya).
5. Tenaga kerja baru yang terbentuk sebanyak 8.000 orang.
Dalam pencapaian target diatas terdapat beberapa kendala/hambatan, yaitu:. Cuaca
yang kadang tidak menentu dan banyaknya hari hujan; kesediaan masyarakat untuk
menerima/mengimplementasikan teknologi baru, permodalan, dan infrastruktur.
Selain kegiatan strategis utama di atas, Direktorat PMPPU juga mempunyai kegiatan
strategis lainnya, yaitu:
1. Fasilitasi peningkatan jumlah pelaku usaha mikro dan sarana usaha mikro,
2. Fasilitasi lembaga sosial-budaya yang ada di masyarakat pesisir,
3. Fasilitasi koperasi dan lembaga keuangan mikro masyarakat pesisir.
Untuk ketiga sasaran tersebut, hambatan/kendala utama adalah masalah
pendanaan, ketepatan sasaran dan lokasi penerima, serta fasilitasi (pendampingan) dari
pemerintah.
9
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. TUJUAN DAN STRATEGI
Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan, telah
ditetapkan visi dan misinya, yaitu “Pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaya
saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat”.
Pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia hendaknya diarahkan untuk
mewujudkan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang bersih, indah, produktif dan
bermanfaat untuk memenuhi berbagai kebutuhan masa kini dan bagi generasi mendatang.
Untuk itu diperlukan upaya dan kemampuan dalam pemahaman karakteristik ekosistem
pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, kesadaran dalam pemeliharaan, serta pemanfaatan
sumber daya kelautan dan perikanan secara bijaksana dan berkelanjutan (sustainable
development). Mencermati peluang, tantangan dan potensi yang dimiliki kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil tersebut, serta mengacu pada Visi dan Misi Kementerian Kelautan dan
Perikanan, maka dirumuskan Visi Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil, yaitu: “Sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil tertata, aman, bersih,
produktif, berkelanjutan dan mensejahterakan” dan Misi KP3K, yaitu: “Meningkatnya
penataan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan, pesisir, dan pulau-pulau kecil secara
berkelanjutan dan mensejahterakan masyarakat “
Berdasarkan visi Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil di
atas, maka Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha
mempunyai misi: Mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat pesisir melalui
pengembangan usaha mikro, peningkatan akses permodalan, penguasaan dan pemanfaatan
IPTEK, serta peningkatan peran serta masyarakat”.
Untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha tersebut di atas, ada beberapa strategi dan
merupakan sebagai pencapaian output yang akan ditempuh, yaitu sebagai berikut:
Strategi 1 : Pengembangan Sarana dan Prasarana serta layanan usaha
Strategi 2: Pengembangan Kelompok usaha Masyarakat Pesisir dan terfasilitasinya
permodalan
10
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Strategi 3 : Fasilitasi dan Pengembangan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil di
kab/Kota melalui PNPM Mandiri-KP/PUGaR.
Strategi 4 : Pengembangan dan peningkatan kapasitas sosial budaya dan teknologi tepat
guna msyarakat pesisir
Strategi 5 : Fasilitasi Peraturan perundangan dan NSPK bidang Pemberdayaan
masyarakat pesisir.
2.2. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT
Misi tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, yaitu: meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pesisir dan meningkatkan kemandirian masyarakat pesisir.
Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha selama
RPJM II (2010–2014) telah melakukan beberapa kali review terhadap Rencana Strategis.
Hal ini dilakukan sebagai langkah perbaikan dan penyesuaian terhadap perkembangan yang
terjadi.
Adapun perjalanan Rencana Stategis Dit. PMPPU 2010–2014 dari awal penyusunan
sampai sekarang disampaikan sebagai berikut:
2.2.1. Rencana Strategis Dit. PMPPU 2010–2014 awal (sebelum direview)
Tabel 1. Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha sebelum Review
PROGRAM
SASARAN
INDIKATOR
Target
2010 2011 2012 2013 2014
Pemberdayaan
Masyarakat
Pesisir dan
Pengembangan
Usaha
Meningkatnya
keberdayaan dan
kemandirian 2
juta usaha skala
mikro di seluruh
kawasan
minapolitan
pesisir dan
Jumlah pelaku
usaha mikro di
kawasan pesisir dan
pulau – pulau kecil
yang bankable
- Pengembangan
sarana usaha mikro
LKM
100 unit 100 unit 100 unit 100 unit 100 unit
11
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
beroperasinya
sarana usaha
mikro di 300
kabupaten/kota
pesisir
Dana
pemberdayaan
masyarakat
Desa/PNPM
120
kab/kota
120 kab/
kota
120 kab/
kota
120 kab/
kota
120 kab/
kota
- Tenaga
Pendamping
480
orang
480
orang
480
orang
480
orang
480 orang
- Kelompok Usaha
Mikro
800.000
usaha
mikro
800.000
usaha
mikro
800.000
usaha
mikro
800.000
usaha
mikro
800.000
usaha
mikro
2.2.2. Rencana Strategis Dit. PMPPU 2010–2014 setelah review I (awal tahun 2011)
Tabel 2. Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha 2010–2014 hasil Review I
Kegiatan
SASARAN
INDIKATOR
Target
2010 2011 2012 2013 2014
Pemberdaya
an
Masyarakat
Pesisir dan
Pengemban
gan Usaha
Meningkatnya
keberdayaan dan
kemandirian pelaku
usaha skala mikro,
beroperasinya sarana
usaha mikro dan
pencapaian produksi
garam di kawasan
pesisir dan pulau -
pulau kecil
Jumlah pelaku usaha
mikro yang mandiri di
kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil
(kelompok)
3380 5.690 8460 11,740 14,980
Jumlah sarana usaha
mikro yang beroperasi
di kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil (unit)
25 68 110 150 190
Jumlah produksi garam
yang dihasilkan (ton)
- 220.000 380.000 540,000 700,000
12
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
2.2.3. Rencana Strategis Dit. PMPPU 2010–2014 setelah review II (awal tahun 2012)
Tabel 3. Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha 2010 – 2014 hasil Review II
2.2.4. Rencana Strategis Dit. PMPPU 2010–2014 setelah review III (TAHUN 2014)
Tabel 4. Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha 2010 – 2014 hasil Review III
Kegiatan SASARAN INDIKATOR Target
2010 2011 2012 2013 2014
Pemberdaya
an
Masyarakat
Pesisir dan
Pengemban
gan Usaha
Meningkatnya
keberdayaan dan
kemandirian pelaku
usaha skala mikro,
beroperasinya sarana
usaha mikro dan
pencapaian produksi
garam di kawasan
pesisir dan pulau -
pulau kecil
Jumlah pelaku usaha mikro
yang mandiri di kawasan
pesisir dan pulau” kecil
- kelompok - orang
3380 -
5.690 -
6.027 4.108
7.097 5.608
11.140 7.108
Jumlah sarana usaha mikro
yang beroperasi di kawasan
pesisir dan PPK (unit)
25 68 110 150 190
Jumlah unit pengolah garam
yang terbangun di kawasan
usaha garam rakyat (unit)
- 4 14 54 94
Jumlah produksi garam yang
dihasilkan (ton)
- 220.000 1.320.000 1.845.000 3.300.000
Kegiatan SASARAN INDIKATOR Target
2010 2011 2012 2013 2014
Pemberdaya
an
Masyarakat
Pesisir dan
Pengemban
gan Usaha
Meningkatnya
keberdayaan dan
kemandirian pelaku
usaha skala mikro,
beroperasinya sarana
usaha mikro dan
pencapaian produksi
garam di kawasan
pesisir dan pulau -
pulau kecil
Jumlah pelaku usaha mikro
yang mandiri di kawasan
pesisir dan pulau” kecil
- kelompok - orang
3380 -
5.690 -
6.027 4.108
7.097 5.608
3.340 7.760
Jumlah sarana usaha mikro
yang beroperasi di kawasan
pesisir dan PPK (unit)
25 68 110 150 115
Jumlah unit pengolah garam
yang terbangun di kawasan
usaha garam rakyat (unit)
- 4 14 54 -
Jumlah produksi garam yang
dihasilkan (ton)
- 220.000 1.320.000 1.845.000 2.500.000
13
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Namun seiring dengan adanya perubahan terhadap sistem penilaian kinerja pada
Target dan Indikator kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, menyebabkan terjadiya
perubahan Renstra pada Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan
Usaha. Sehingga dengan adanya perubahan tersebut, maka Sasaran Strategis dan Indikator
Kinerja Utama Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha
pada tahun 2014 menjadi:
Tabel 5: Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha pada tahun 2014
SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET
TAHUN 2014
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan
perikanan
1. Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat per KK/bulan (per musim)
Rp. 2.500.000
2. Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7,00
CUSTOMER PERSPECTIVE
2. Meningkatnya ketersediaan
produk Kelautan dan Perikanan yang bernilai tambah
3. Jumlah produksi garam rakyat (Jt
Ton)
2,5
3. Meningkatnya kemandirian
masyarakat KP3K
4. Jumlah pelaku usaha mikro yang
mandiri di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (kelompok/orang)
3.340 klp /
7.760 org
5. Jumlah sarana usaha mikro yang
beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)
115
6. Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam
rakyat/PUGAR (kelompok)
3,500
4. Meluasnya kesiapan masyarakat untuk usaha dan kesempatan
kerja di bidang KP
7. Jumlah tenaga kerja di bidang pergaraman pada PUGAR (orang)
8.000
8. Jumlah wirausaha baru di pesisir (orang)
50
9. Jumlah unit LKM Grameen yang terfasilitasi pendiriannya
6
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
5. Tersedianya kebutuhan inovasi
teknologi hasil litbang untuk modernisasi sistem produksi garam
10. Jumlah rekomendasi inovasi teknologi
yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam
3
6. Tersedianya kebijakan di bidang PMPPU
11. Jumlah kebijakan publik bidang PMPPU
5
14
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET
TAHUN 2014
7. Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan,
dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu
12. Persentase jumlah produksi garam rakyat kualitas produksi (KP1)
dibandingkan total produksi (%)
40 : 60
13. Jumlah koperasi pesisir yang terfasilitasi akses permodalannya
10
14. Jumlah unit usaha baru yang terfasilitasi pengembangan usahanya
24
8. Meningkatnya pemanfaatan ekonomi wilayah laut, pesisir,
dan pulau-pulau kecil secara terpadu dan berkelanjutan
15. Luasan tambak garam yang dikelola (Ha)
26.975
16. Persentase luas lahan yang menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan PUGAR (%)
30
9. Terfasilitasinya lembaga masyarakat KP3K dalam
mendukung upaya kemandirian berbasis sosial budaya
17. Jumlah lembaga sosial budaya yang melakukan pemberdayaan masyarakat
pesisir
30
LEARN & GROWTH PERSPECTIVE
10. Tersedianya SDM Dit. PMPPU yang kompeten dan profesional
18 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III dan IV Dit. PMPPU (%)
50
11. Tersedianya informasi di Dit.
PMPPU yang valid, handal dan mudah diakses
19 Service Level Agreement Dit. PMPPU (%)
75
12. Terwujudnya good governance &
clean government di Dit. PMPPU
20. Jumlah rekomendasi aparat pengawas internal dan eksternal (APIEP) yang
ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi Dit. PMPPU (%)
100
21. Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja
Dit. PMPPU
Nilai AKIP A
22. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Dit.
PMPPU
7.5
23. Nilai Penerapan RB Dit. PMPPU 75
13. Terkelolanya anggaran Dit. PMPPU secara optimal
24. Persentase penyerapan DIPA Dit. PMPPU (%)
>95
Di antara target tersebut diatas terdapat target yang merupakan nilai akumulasi dari
tahun 2010, yaitu IKU nomor 4, 5, 6, 7, dan 15. Sementara IKU lainnya merupakan
target/capaian baru pada tahun berjalan.
Adapun penjelasan terkait rencana pencapaian target jumlah kelompok, orang dan
unit disampaikan sebagai berikut:
15
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Tabel 6 : Rincian Target Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Mandiri di Kawasan Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil (kelompok)
Kegiatan/Jumlah orang
Target dalam Renstra
Tahun sebelumnya Tahun 2013 Tahun 2014
PNPM (th.2010) - - -
PUGAR 3.373 3.500
Kelompok LKM Grameen 100 943 6
LKM PEMP 100 36
Kelompok Pengelola SPDN 40 46 l
p
85
Kelompok Pengembangan Usaha 12
Kedai Pesisir 40 10
IFAD 207 108
Regenerasi Nelayan 15 13
Implementasi TTG 5 5 klp
Perempuan Pesisir 12 20 17
Jumlah kelompok 3.645 3.140 klp
Total target sampai tahun 2014 3.340 kelompok 7.760 orang
Tabel 7: Rincian Target Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Mandiri di Kawasan Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil (Orang)
Orang/Kegiatan Target dalam Renstra
Tahun sebelumnya Tahun 2013 2014
SPDN 48 85
Kedai Pesisir 10
Perempuan Pesisir 17
Nasabah LKM Grameen 500 orang 4.548 1000
Regenerasi nelayan 95 orang 64
TTG 52 orang 26
Total target sampai 2013 5.608 orang
16
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Tabel 8: Rincian Sarana Usaha Mikro yang Beroperasi di Kawasan Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil (Unit)
Perbedaan target capaian pelaku usaha dan sarana usaha karena disesuaikan dengan
prioritas kegiatan, perkiraan kemampuan mencapai target, dan anggaran yang tersedia.
Target produksi garam tiap tahun dilakukan penghitungan secara non akumulatif,
artinya target tiap tahun dihitung secara mandiri (tersendiri). Untuk target produksi garam
tahun 2014 adalah 2,5 juta ton, sedangkan realisasi hingga Desember 2014 telah tercapai
sebanyak 2.502.891 ton. Sehingga terjadi surplus produksi yakni sebesar 0,1 % dari target
yang ditentukan.
Pemberdayaan merupakan usaha – usaha sadar yang bersifat terencana, sistematik,
dan berkesinambungan untuk membangun kemandirian social, ekonomi, dan politik
masyarakat nelayan dengan mengelola potensi sumberdaya yang mereka miliki untuk
mencapai kesejahteraan social yang bersifat berkelanjutan (Kusnadi, 2009).
Menyimak definisi diatas, maka pemberdayaan tidak bisa dilakukan secara instan.
Pemberdayaan membutuhkan usaha yang terencana dan berkesinambungan, yang
umumnya dilakukan selama 2 sampai 3 tahun. Oleh sebab itu, Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha merasa perlu untuk mendefinisikan indikator
kinerja di tiap tahun pelaksanaan kegiatan untuk mencapai kemandirian kelompok.
Unit/Kegiatan Target dalam Renstra (kelompok/unit)
Tahun sebelumnya Tahun 2013 2014
LKM Grameen 10 10
LKM LEPP-M3 94 47
SPDN 46 48 75
Kedai Pesisir 10
Jumlah 156 58 85
17
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja menggambarkan kinerja yang dicapai selama tahun 2014
melalui pengukuran kinerja yang digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
dalam pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan sasaran, target dan realisasi yang
hendak dicapai. Berdasarkan indikator kinerja dan target sasaran yang telah ditetapkan
dalam Renstra (dan Renstra Revisi) Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha tahun 2010-2014.
Pengukuran capaian kinerja Direktorat PMPPU tahun 2014 dilakukan dengan cara
membandingkan antara target (rencana) dan realisasi indikator kinerja utama (key perfomance
indicator, disingkat KPI) pada masing-masing perspektif. Pencatatan dan pengukuran kinerja
dilakukan dengan bantuan perangkat lunak berbasis balanced scorecard dari Kementerian
Kelautan Perikanan, yaitu pada http://kinerjaku.kkp.go.id.
3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
3.1.1. CAPAIAN KINERJA PER INDIKATOR KINERJA (IKU)
SS.1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan
Pelaksanaan suatu kinerja akan nilai baik atau buruk jika dilakukan pengukuran
terhadap kinerja yang telah dikerjakan. Pengukuran kinerja dilakukan bertujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari kinerja yang telah dilakukan terhadap perencanaan
yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Realisasi: Semakin tinggi realisasi menunjukkan capaian yang semakin baik % capaian = Realisasi x 100%
Rencana
IKU No. 1 Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat perbulan (per musim)
Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat dihitung berdasarkan jumlah
pendapatan petambak garam per Kepala Keluarga selama musim panen dibagi lama bulan
produksi. Atau dengan dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:
= ((A x C) + (B x D)) – E
F x G
Keterangan : A = jumlah produksi garam KP1
18
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
B = Jumlah produksi garam KP2
C = Harga garam KP1 D = Harga garam KP2
E = Total biaya produksi F = Jumlah bulan dalam masa produksi
G = Jumlah petambak garam
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
Target rerata pendapatan petambak garam pada tahun 2014 adalah sebesar
Rp 2.000.000, namun setelah melakukan perhitungan hingga akhir tahun 2014 ternyata
rerata pendapatan petambak garam dapat melampaui target, yaitu mencapai
Rp. 2.866.226,00 (tabel 10).
Tabel 10. Data Pendapatan Petambak Garam Tahun 2014
No Kabupaten/
Kota Produksi
(ton) Harga
/kg Jumlah
Petambak
Rerata Penjualan
/Orang (Rp)
Biaya Produksi*)
Penghasilan bersih
Bulan /Musim
Pendapatan Bersih per
bulan
1 2 3 4 5=(28*3)/4 6 7=5-6 16 17 =
(15:16)
1 Aceh Utara 2.970,00 3.250 267 36.151.685 13.063.873 23.087.813 8,0 2.885.977
2 Aceh Timur 661,17 3.250 247 8.699.605 3.292.096 5.407.509 3,0 1.802.503
3 Aceh Besar 442,48 4.000 262 6.755.420 2.560.519 4.194.901 3,0 1.398.300
4 Pidie 4.020,25 2.650 235 45.334.734 23.514.971 21.819.763 8,0 2.727.470
5 Cirebon 314.480,00 500 7.897 19.911.359 6.360.000 13.551.359 4,0 3.387.840
6 Indramayu 311.187,40 500 3.820 40.731.335 17.808.000 22.923.335 4,0 5.730.834
7 Karawang 3.735,78 400 217 6.886.230 1.504.958 5.381.272 3,0 1.793.757
8 Brebes 25.461,30 400 766 13.295.716 6.100.000 7.195.716 3,5 2.055.919
9 Jepara 72.871,70 339 582 42.445.887 15.984.000 26.461.887 5,0 5.292.377
10 Demak 105.587,00 440 1.339 34.696.251 10.656.000 24.040.251 5,0 4.808.050
11 Rembang 141.943,13 465 4.210 15.677.804 6.660.000 9.017.804 4,0 2.254.451
12 Pati 287.997,00 500 6.781 21.235.585 11.140.000 10.095.585 4,0 2.523.896
13 Tuban 24.952,38 500 396 31.505.530 8.360.878 23.144.652 5,0 4.628.930
14 Lamongan 32.810,00 350 295 38.927.119 11.805.000 27.122.119 5,0 5.424.424
15 Pasuruan 16.086,95 350 221 25.477.070 10.451.098 15.025.972 4,0 3.756.493
16 Gresik 8.664,75 425 97 37.964.111 11.805.000 26.159.111 5,0 5.231.822
17 Probolinggo 25.148,82 488 538 22.811.566 8.360.878 14.450.688 4,0 3.612.672
18 Kota Surabaya 156.220,76 375 824 71.095.613 29.890.141 41.205.472 5,0 8.241.094
19 Pamekasan 89.282,50 413 3.027 12.181.590 5.698.500 6.483.090 4,0 1.620.772
20 Sampang 256.540,00 287 3.013 24.436.435 7.552.000 16.884.435 4,0 4.221.109
21 Sumenep 292.051,54 396 9.313 12.418.384 5.698.500 6.719.884 4,0 1.679.971
19
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
22 Kota Pasuruan 10.760,00 550 121 48.909.091 27.172.855 21.736.236 4,5 4.830.275
23 Bangkalan 8.641,61 475 223 18.407.017 7.838.324 10.568.693 4,0 2.642.173
24 Karangasem 1.430,51 3.250 338 13.754.942 5.225.549 8.529.393 4,0 2.132.348
25 Buleleng 6.243,60 708 200 22.102.344 7.315.769 14.786.575 4,5 3.285.906
26 Bima 156.339,40 250 3.064 12.756.152 6.270.659 6.485.493 4,0 1.621.373
27 Sumbawa 4.559,00 780 228 15.596.579 5.434.571 10.162.008 4,0 2.540.502
28 Kota Bima 3.016,40 315 298 3.188.477 836.088 2.352.389 3,0 784.130
29 Lombok Timur 22.881,10 1.025 1.237 18.959.683 4.242.000 14.717.683 4,0 3.679.421
30 Lombok Barat 9.313,23 1.750 608 26.806.172 7.070.000 19.736.172 8,0 2.467.021
31 Lombok Tengah
2.101,44 830 196 8.898.955 4.242.000 4.656.955 4,0 1.164.239
32 Nagekeo 1.865,73 900 775 2.166.654 877.892 1.288.762 1,5 859.175
33 Ende 720,40 1.000 333 2.163.363 877.892 1.285.471 1,5 856.981
34 Timur Tengah Utara
260,45 875 358 636.575 212.000 424.575 1,0 424.575
35 Kupang 3.146,45 500 172 9.146.657 5.225.549 3.921.108 2,0 1.960.554
36 Alor 261,10 3.000 170 4.607.647 1.060.000 3.547.647 2,0 1.773.824
37 Sumba Timur 622,38 650 604 669.780 212.000 457.780 1,0 457.780
38 Manggarai 329,20 450 115 1.288.174 424.000 864.174 1,0 864.174
39 Kota Palu 1.123,58 1.000 160 7.022.375 3.396.607 3.625.768 3,0 1.208.589
40 Jeneponto 24.547,95 400 2.988 3.286.205 965.900 2.320.305 4,0 580.076
41 Pangkep 54.893,99 600 1.218 27.041.374 1.993.000 25.048.374 4,0 6.262.094
42 Takalar 15.957,05 300 159 30.107.642 5.826.000 24.281.642 4,0 6.070.410
43 Selayar 762,00 1.000 95 8.021.053 1.207.375 6.813.678 4,0 1.703.419
Total 2.502.891 58.007 2.866.226
Dasar penghitungan Biaya Produksi:
1). Kajian konsultan tahun 2013 "Analisa Peningkatan Pendapatan Petambak";
2). Analisa Kelayakan Usaha Garam Rakyat (Dr. Makhfud Effendy)
3). Analisa Kelayakan Usaha Garam Rakyat (TC, TI dan NPV, Dit. PMPPU)
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir;
Capaian IKU pendapatan petambak garam tahun 2014 ini lebih besar dari
pendapatan rerata pada tahun 2013 yang sebesar Rp 2.856.060. Adapun untuk lebih
jelasnya, perubahan peningkatan rerata pendapatan petambak garam di 42 kabupaten/kota
penerima PUGAR dapat dilihat pada Tabel 11.
Hasil perhitungan pendapatan rata-rata petambak garam secara nasional diperoleh
sebesar Rp. 2.866.226.00 per bulan selama musim panen. Dari nilai rerata nasional, terdapat
peningkatan pendapatan petambak garam, walaupun ada beberapa daerah yang mengalami
20
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
penurunan bila dibandingkan pendapatan sebelumnya. Tingkat pendapatan sangat
dipengaruhi oleh lamanya masa produksi dan harga jual garam. Pada tahun 2014 lama masa
produksi garam lebih baik dibanding pada tahun 2013. Pada tahun 2013 karena adanya
anomali cuaca, maka lama masa produksi rata-rata produksi PUGAR di 42 kabupaten/kota
adalah selama 1,5 bulan. Sementara pada tahun 2014 lebih lama, yaitu rerata 2,5 bulan
efektif (dikurangi hari hujan pada masa/bulan produksi).
Tipisnya selisih rerata pendapatan petambak garam, karena dibeberapa lokasi, seperti
di NTT, masa produksinya sangat lambat, seperti di Ende dan Nagekeo yang praktis hanya
satu bulan. Beberapa daerah juga mengalami penurunan pendapatan, seperti di Pidie,
Cirebon, Brebes, Rembang, Pati, Kota Surabaya, dan Sampang.
Tabel 11. Data Perbandingan Rerata Pendapatan Petambak Garam
No Kabupaten/Kota
Pendapatan
Rerata (Rp)
2012 2013 2014
1 Aceh Utara 1.189.800 1.834.928 2.885.977
2 Aceh Timur 1.493.000 794.354 1.802.503
3 Aceh Besar 375.374 1.398.300
4 Pidie 6.376.328 2.727.470
5 Cirebon 5.250.000 4.793.582 3.387.840
6 Indramayu 3.896.250 1.388.861 5.730.834
7 Karawang 783.388 1.793.757
8 Brebes 2.788.790 2.652.956 2.055.919
9 Jepara 2.275.000 2.925.012 5.292.377
10 Demak 2.500.000 3.786.050 4.808.050
11 Rembang 3.327.294 2.254.451
12 Pati 650.000 7.573.387 2.523.896
13 Tuban 2.566.000 3.290.059 4.628.930
14 Lamongan 3.900.000 3.019.475 5.424.424
15 Pasuruan 4.791.978 3.756.493
16 Kota Pasuruan 3.132.229 5.231.822
17 Gresik 850.000 3.810.957 3.612.672
18 Probolinggo 2.200.000 2.899.548 8.241.094
19 Kota Surabaya 9.952.844 1.620.772
20 Pamekasan 3.810.957 4.221.109
21
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
21 Sampang 3.310.625 6.700.365 1.679.971
22 Sumenep 4.194.248 4.830.275
23 Bangkalan 7.512.100 1.801.202 2.642.173
24 Karangasem 1.299.089 2.132.348
25 Buleleng 1.307.250 3.285.906
26 Bima 11.000.000 3.359.302 1.621.373
27 Sumbawa 7.760.000 166.603 2.540.502
28 Kota Bima 600.000 974.803 784.130
29 Lombok Timur 975.000 4.165.366 3.679.421
30 Lombok Barat 7.520.379 2.467.021
31 Lombok Tengah 979.619 1.164.239
32 Nagekeo 204.970 859.175
33 Ende 721.529 856.981
34 TTU 750.000 820.074 424.575
35 Kupang 2.079.348 1.960.554
36 Alor 650.000,00 656.914 1.773.824
37 Sumba Timur 700.000,00 1.100.535 457.780
38 Manggarai 237.045,00 99.670 864.174
39 Kota Palu 450.000,00 9.393.780 1.208.589
40 Jeneponto 1.900.000,00 1.079.709 580.076
41 Pangkep 600.000,00 1.263.577 6.262.094
42 Takalar 550.000,00 591.755 6.070.410
43 Selayar 1.703.419
Pendapatan Rerata 2.330.530 2.856.060 2.866.226
Sumber: Tim Pokja PUGAR Dit PMPPU
Sementara harga jual dipengaruhi oleh kualitas garam dan suplai garam pada saat
yang bersamaan. Jika tabel data harga garam disandingkan dengan data kualitas garam,
maka terlihat daerah-daerah (Aceh, Karangasem, dan Lombok Barat) yang kualitas
garamnya tinggi mempunyai harga yang tinggi pula.
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
22
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Dari renstra yang ada, maka jumlah rerata pendapatan yang ada sudah melebihi
dari target, capaian ini telah melewati target. Keberhasilan ini karena penerima BLM
PUGAR apat mengoptimalkan bantuan dana dan bimbingan yang didapatkan.
4. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian
pernyataan kinerja.
Faktor cuaca adalah faktor terpenting dalam produksi garam, karena cuaca
menentukan lama masa penjemuran (evaporasi) air laut/tambak garam. Perkiraan mulainya
musim kering sangat penting, selain untuk meminimalisir kerugian akibat adanya hujan
dadaan selama masa penjemuran, perkiraan ini juga dibutuhkan untuk merencanaan
penyaluran BLM. Jika BLM telat dicairkan, maka dana yang dikucurkan bisa mubazir
Tenaga pendamping sudah mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang cukup,
serta sudah mengenal wilayah kerjanya karena merupakan TPD tahun sebelumnya
merupakan salah satu kunci keberhasilan capaian program PUGAR. Rasio tenaga
pendamping terhadap jumlah kelompok saat ini sebesar 1:3 dengan rincian jumlah tenaga
pendamping sebanyak 129 orang dan jumlah kelompok sebanyak 3521 kelompok, jumlah
TPD belumlah memadai dari rasio ideal 1:10. Penganggaran penyediaan TPD dari anggaran
APBD dianggap perlu dilakukan dalam rangka mendukung proses penetapan kelompok
seperti Kabupaten Pati.
Beberapa faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian target antara lain
terbentuk Bung KUGAR untuk menyatukan kelompok penerima yang memiliki lahan
dalam satu luasan hamparan sehingga pemanfaatan BLM untuk kebutuhan sarpras tambak
menjadi efisien dan ketepatan waktu penyaluran BLM. Hal ini berdampak pada penerimaan
pendapatan penerima BLM.
5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;
Dari realisasi anggaran PUGAR yang hanya mencapai 92,23% untuk anggaran TP
di daerah-daerah dan 90,43% di pusat, maka kegiatan PUGAR ini bisa dikatakan sangat
efisien. Walaupun masih ada dana sisa namun sudah melewati target capaian. Tentu saja
jika realisasi anggaran bisa dimaksimalkan, maka hasil yang didapat bisa dan asangat
mungkin akan lebih baik.
23
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Sedangkan dalam hal efisiensi sumber daya alam dan manusia pelakunya, maka
hassil ini sudah maksimal, karena keberhasilan realisasi IKU inisangat bergantung pada
kondisi cuaca yang pada tahun ini agak kurang bersahabat.
6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja.
Dalam menunjang keberhasilan pencapaian target IKU ini ada beberapa hal, yaitu:
1. Ketepatan waktu pencairan BLM, jika BLM telat dicairkan maka akan berdampak
pada dimulainya proses produksi yang cukup singkat dan dipengaruhi cuaca yang
kadang tidak bisa diprediksi
2. Pendampingan oleh pemerintah, dalam hal ini KKP dan DKP setempat, serta tnaga
pendamping di lapangan.
3. Pemilihan kelompok petambak sasaran; cukup sering penerima BLM dalam kegiatan
pemerintah adalah bukan sasaran yang sebenarnya (bukan petambak garam atau
masyarakat yang serius berniat memproduksi garam).
IKU No. 2 Pertumbuhan PDB perikanan (%)
Indikator pertumbuhan PDB Perikanan merupakan Total pendapatan sektor
perikanan yang diterima oleh faktor – faktor produksi sektor perikanan dalam kegiatan
proses produksi perikanan di suatu negara selama satu periode (satu tahun). Nilai PDB
Perikanan ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dimana penghitungannya didapat
dari rumus :
PDB = C + G + I + (E-I)
Dimana:
C : Pengeluaran rumah tangga perikanan(C)
G : Pengeluaran pemerintah di bidang perikanan(G)
I : Pengeluaran investasi di bidang perikanan(I)
E-I : + (ekspor perikanan – impor perikanan)
Capaian IKU ini tidak dihitung langsung oleh Direktorat PMPPU, tetapi merupakan
IKU gabungan eselon I lingkup KKP. Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai
peningkatan PDB Perikanan sebesar 6,9%.
24
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
SS.2 Meningkatkan ketersediaan produk kelautan dan Perikanan yang bernilai tambah
IKU No. 3: Jumlah produksi garam rakyat (ton)
Jumlah produksi garam rakyat dihitung dengan melakukan penjumlahan total
produksi garam yang dihasilkan oleh kelompok usaha garam rakyat selama masa panen.
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
Hasil penetapan target kinerja tahun 2014 pada awalnya produksi garam rakyat diharapkan
mencapai 3,3 juta ton. Kemudian direvisi menjadi 2,5 juta ton. Revisi ini dilakukan karena
adanya perkiraan musim kering yang cepat dan penurunan nilai total anggaran kegiatan
PUGAR, yaitu dibatalkannya rencana bantuan Geomembran yang diharapkan dapat
meningkatkan mutu dan produksi garam.
Tabel 12. Jumlah Produksi dan Luas Lahan Produksi Tahun 2014
No
Kab/Kota Target
Produksi
Potensi
Lahan
(Ha)
Produktifitas
Luas Lahan
(Ha) Data Validasi
(ton) Produktifitas
(Ton/Ha)
1 Aceh Utara 806,92 177 15,55 2970,000 191
2 Aceh Timur 374,81 33,13 27,79 661,17 23,79
3 Aceh Besar 1.283,45 430 68 442,48 6,51
4 Pidie 2.090,18 2 28 4.020,25 142,06
5 Cirebon 391.379,79 4.000,00 3.858,000 314480,00 81,51
6 Indramayu 285.926,53 3.664,30 2.714,46 31.1187,40 114,64
7 Karawang 13.403,57 670 172 3.735,78 21,73
8 Brebes 60.912,04 703 308 2.5461,3000 82,72
9 Jepara 66.238,88 1.168,66 732,51 72.871,70 99,48
10 Demak 77.961,92 1.834,67 1.172,94 10.5587,00 90,02
11 Rembang 165.454,72 1998,30 1.543,22 141.943,13 91,98
12 Pati 273.812,46 3382,80 2.828,90 287.997,00 101,81
13 Tuban 21.643,58 393,35 267,16 24.952,38 093
14 Lamongan 32.795,48 372 372 32.810,00 88,32
15 Pasuruan 18.598,21 803,54 272,77 16.086,95 58,98
16 Gresik 9.418,80 000 112,04 8.664,75 77,34
17 Probolinggo 32.666,20 750 382,24 25.148,82 65,79
18 Kota Surabaya 95.455,39 1.470,25 1.470,25 156.220,76 106,25
25
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
19 Pamekasan 170.206,61 2.096,50 1.000,00 8.9282,50 89,28
20 Sampang 281.935,16 4.200,00 3.208,2000 256.540,10 79,96
21 Sumenep 208.866,99 982 2386,000 292.051,54 122
22 Kota Pasuruan 13.420,93 150 127 10.760,00 84,72
23 Bangkalan 6.696,99 743 160 8.641,62 54,08
24 Karangasem 1.226,10 10,42 10,42 1.430,51 137,29
25 Buleleng 3.587,11 276 173,91 6.243,60 036
26 Bima 135.059,33 4.068,00 1.733,00 156.339,00 90,21
27 Sumbawa 7.153,56 3500,000 355 4.559,00 12,84
28 Kota Bima 4.687,11 55 40 3.016,40 75,41
29 Lombok Timur 12.972,29 1.383,13 244 22.881,10 93,66
30 Lombok Barat 10.350,00 354,19 132 9.313,23 70,72
31 Lombok Tengah 3.950,49 369 58,04 2.101,44 36,21
32 Nagekeo 3.363,59 2.443,00 96 1.865,73 19,41
33 Ende 918,51 1.120,00 28 720 25,73
34 TTU 4.265,78 1.097,00 44 260,45 5,99
35 Kupang 1.271,94 7.300,000 53,78 3.146,45 58,51
36 Alor 124,98 35 17 261 15,36
37 Sumba Timur 837,57 1.111,00 70 622,38 8,89
38 Manggarai 727 - 15,32 329 21,49
39 Kota Palu 1.417,50 - 18 1.123,58 62,42
40 Jeneponto 48.948,32 979 810 24.547,95 30,31
41 Pangkep 19.819,46 672 580 54.893,99 94,64
42 Takalar 10.353,96 388,36 181,19 15.957,05 88,07
43 Selayar 1.155,06 22 12 762 064
Total 2.503.539,36 55.207,31 27.897,59 2.502.891,19 89,72
Sumber: Tim Pokja PUGAR Dit PMPP
Produksi garam ini sangat bergantung pada kondisi cuaca di masing-masing lokasi
Kabupaten/kota. Sebelum triwulan III, capaian produksi garam dpada kegiatan PUGAR
cukup rendah, yaitu belum mencapai 1 juta ton. Namun berkat adanya pergeseran musim
kering menjadi lebih lama daan lambat, maka produksi garam dapat digenjot produksinya.
Sehingga pada akhir tahun 2014 produksi gram oleh kelompok PUGAR dapat melebihi
target yaitu sebesar 2,503 juta ton. Untuk lebih jelasnya, jumlah produksi garam di masing-
masing kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel 11 di atas.
26
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir atau dengan renstra jangka menengah;
Tabel di bawah berikut ini menggambarkan target dan realisasi mulai tahun 2011
hingga tahun 2014, dapat dilihat bahwa dari tahun 2011 selalu terjadi kenaikan target, dan
pencapaian produksi garam selalu dapat memenuhi target tersebut. Seiring dengan
berjalannya program PUGAR, keberhasian PUGAR dapat dilihat dari capaian produksi
pada awal pelaksanaan PUGAR tahun 2011 dengan produksi sebesar 823.958 Ton dari
target sebesar 349.200 ton. Capaian produksi PUGAR tahun 2012 adalah sebesar
2.020.109,70 ton dari yang ditargetkan 1.320.000 ton. Total produksi tahun 2012 total
produksi sebesar 2.473.716. ton yang terdiri dari produksi garam rakyat dari bantuan
PUGAR sebesar 2.020.109 ton, Non PUGAR sebesar 453.606 ton dan PT. Garam sebesar
385.000 ton.
Tabel 13. Jumlah Target dan Realisasi Produksi Garam 2010-2014
Jumlah produksi garam rakyat (jt ton)
Target 2011
Realisasi 2011
Target 2012
Realisasi 2012
Target 2013
Realisasi Akhir
2013
Target 2014
Realisasi Akhir
2014
0,3492 0,856356 1,326 2,020 0,545 1,041 2,5 2,503
Dengan produksi PUGAR 2012 tersebut, peningkatan produktivitas yang tadinya
rata-rata hanya menghasilkan sekitar 60 ton per hektar menjadi 80-100 ton per hektar.
Estimasi kebutuhan garam konsumsi nasional sebesar 1.440.000 ton/tahun telah terlampaui,
bahkan terjadi surplus garam konsumsi tahun 2012 sebesar 1.538.616 ton. Dengan demikian,
melalui dukungan PUGAR, Indonesia telah berhasil memenuhi terget swasembada garam
konsumsi dimana PUGAR telah menyumbang produksi sebesar 2 juta ton. Dengan
keberhasilan ini, Pemerintah pada tahun 2012, telah menyatakan bahwa bangsa ini telah
mencapai Swasembada Garam Konsumsi, dan Impor Garam Konsumsi dinyatakan distop.
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
27
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Berdasarkan renstra yang ada, maka jumlah produksi garam pada tahun 2014 ini,
maka dapat dikatakan program ini sudah berhasil meningkatkan produksi garam nasional
dengan angka yang signifikan (lebih dari 700%). Keberhasilan ini karena kelompok sasaran
berhasil mengoptimalkan bantuan, baik dana dan bimbingan yang didapatkan. Capaian ini
pun akan lebih baik lagi, jika harga garam bisa ditingkatkan. Harga yang baik akan lebih
mendorong petambak lainnya untuk memproduksi garam.
Swasembada garam konsumsi nasional yang berhasil dicapai di tahun 2012,
merupakan suatu tolak ukur upaya keberhasilan dengan peningkatan produksi garam
konsumsi dari 60 Ton sampai 100 Ton/Ha, dan menyerap tenaga kerja serta pelaku usaha
sesuai dengan target Program.
Sayangnya karena pengaruh alam, pada tahun 2013 dan 2014 swasembada terebut
tidak tercapai. Usaha perluasan lahan produksi pun tidak terlalu banyak peningkatannya.
Hal tersebut terjadi karena rendahnya harga jual garamsehingga minat petambak untuk
memproduksi garam tidak terjadi. Walau demikian jika mengacu pada renstra, dimana pada
awalnya target produksi garam di tahun 2014 adalah sebesar 1.850 juta ton dapat terlampaui.
4. Analisa penyebab keberhasilan atau penurunan produk garam, serta alternative
soluasi yang telah dilakukan;
Cuaca adalah faktor untama yang mempengaruhi besar tidaknya produksi garam
rakyat, mengingat sebagian besar daerah-daerah penghasil garam bergantung pada musim
kemarau sebagai musim produksi garam, apabila dalam setaun, musim kemarau pende,
seperti tahun 2013, maka produksi garama\ akan menurun.
Produksi garam rakyat pada tahun 2013 PUGAR hanya menghasilkan produksi
garam sebesar 1.041.472, 55 ton, hal ini disebabkan adanya anomali cuaca dimana masa
produksi hanya berlangsung 1 – 1,5 bulan. Kenyataan tersebut membuktikan bahwa kondisi
pergaraman kita memang masih sangat tergantung pada cuaca sehingga kondisi inilah yang
harus menjadi perhatian untuk mengupayakan peningkatan produktivitas dengan teknologi
produksi tepat guna dan diterima oleh petambak. Untuk menghadapi kondisi ini
diperkenalkanlah kepada masyarakat teknologi geomembran, TUF, dan geofilter.
Teknologi-teknologi tersebut dapat meningkatkan produksi garam.
28
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Penyebab keberhasilan pencapaian di indikator kinerja ini adalah koordinasi yang
baik antara pusat, dinas kelautan dan perikanan kabupaten, serta pihak –pihak lain yaitu
Kementerian Perindustrian, BMKG, Kementerian PU, dan Bakosurtanal .
Kementerian Perindustrian berperan dalam membantu menjaga pemberian ijin
suplai impor garam. Kementerian PU berkontribusi dalam membangun jalan produksi dan
saluran air di pertambakan. BMKG sangat membantu dalam memberikan data prakiranan
cuaca dan musim bagi petaambak garam. Sedangkan Bakosurtanal berkontribusi dalam
memberikan peta lahan yang berpotensi untuk dibuat tambak garam.
Semua kelompok sasaran adalah rekomendasi dari dinas KP kabupaten/kota,
sehingga penunujukan dan pembinaan kelompok sasaran tidak lepas dari peran dinas
kabupaten yang besar. Jika Dinas KP kabupaten/kota salah mengidentifikasi kelompok
sasaran, maka capaian produksi akan terganggu. Saat ini banyak pihak yang mengusulkan
dan mengaku sebagai pihak yang layak menerima bantuan dari PUGAR.
5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;
Dari realisasi anggaran PUGAR yang hanya mencapai 92,23% untuk anggaran TP
di daerah-daerah dan 90,43% di pusat, maka kegiatan PUGAR ini bisa dikatakan cukup
efisien. Walaupun masih ada dana sisa namun sudah melewati target capaian. Tentu saja
jika realisasi anggaran bisa dimaksimalkan, maka hasil yang didapat bisa dan sangat
mungkin akan lebih baik.
Sedangkan dalam hal efisiensi sumber daya alam dan manusia pelakunya, maka
hasil ini sudah maksimal, karena keberhasilan realisasi IKU ini sangat bergantung pada
kondisi cuaca yang pada tahun ini agak kurang bersahabat.
6. Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan kinerja.
Program yang sangat erat dengan capaian produksi garam adalah PUGAR,
merupakan salah satu Program Prioritas Pembangunan Nasional (PNPM) yang
dilaksanakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan cq Ditjen Kelautan, Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil sebagai Prioritas Nasional ke-4 difokuskan pada peningkatan
kesempatan kerja dan kesejahteraan bagi petambak garam. Terdapat 4 (empat) isu strategis
yang menjadi dasar dalam pelaksanaan PUGAR yaitu; (1) isu kelembagaan yang
menyebabkan rendahnya kuantitas dan kualitas garam rakyat; (2) isu permodalan yang
29
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
menyebabkan para petambak garam terutama dalam kategori kecil dan penggarap menjadi
terjerat pada bakul, tengkulak dan juragan; (3) isu regulasi yang menyebabkan lemahnya
keberpihakan dan proteksi pemerintah pada sektor garam rakyat, sehingga usaha garam
rakyat menjadi tidak prospektif dan marketable; dan (4) isu tata niaga garam rakyat yang
sangat liberalistik dengan tidak adanya penetapan standar kualitas dan harga dasar garam
rakyat, sehingga terjadi deviasi harga yang sangat tinggi di tingkat produsen petambak garam
dan pelaku pasar, serta terjadinya penguasaan kartel perdagangan garam di tingkat local.
SS.3 Meningkatnya Kemandirian Masyarakat KP3K
Indikator pada SS.3 ini ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
Meningkatnya Kemandirian Masyarakat KP3K yang terdiri atas tiga indikator kinerja.
Capaian kinerja SS.3 tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 14. Indikator Kinerja SS.3
IKU No. 4: Jumlah pelaku usaha mikro yang mandiri di kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2014 terhadap satuan kelompok adalah
3.340 kelompok usaha dan 7.760 orang yang mandiri di kawasan pesisir pulau–pulau kecil.
Penetapan target kinerja dihitung selama tahun anggaran berjalan dan kumulatif dari tahun
No
IKU
Indikator Kinerja Target Realisasi
Akhir
%
Capaian
4 Jumlah pelaku usaha mikro yang mandiri di kawasan pesisir dan pulau-
pulau kecil (kelompok/orang)
3.340
3.542
106,05
7.760
8.903
114,73
5 Jumlah sarana usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil (unit)
85 128 150,60
6 Jumlah kelompok yang menerima
pemberdayaan usaha garam
rakyat/PUGAR (kelompok)
3500 5.796 165,60
30
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
sebelumnya. Hal ini dikarenakan pada tahun 2014 terjadi perubahan berupa pemotongan
jumlah anggaran yang berimplikasi pada revisi penetapan indikator kinerja yang harus sesuai
dengan target Balanced Score Card (BSC). Target pelaksanaan kegiatan sebelum tahun 2014
diperoleh dari penjumlahan kelompok dari kegiatan regenerasi nelayan, kelompok teknologi
tepat guna (TTG), kelompok IFAD, kelompok pengelola SDPN, kelompok Pengembangan
Usaha, kelompok pengelola kedai pesisir, kelompok Grameen pesisir, kelompok koperasi
LEPP-M3, kelompok dari LPDB dan Non LPDB, kelompok PNPM Mandiri (tahun 2010),
kelompok usaha garam rakyat (tahun 2011 dan 2012), dan kelompok perempuan pesisir
yakni sebanyak 3.140 kelompok. Sementara pada tahun 2014 sesuai dengan Manual IKU,
maka pelaku usaha hanya dihitung dari 5 komponen saja, yaitu: SPDN, Kedai Pesisir,
Perempuan Pesisir, LKM pesisir dan Regenerasi Nelayan.
Pada perkembangannya, akibat revisi anggaran berupa penghematan, maka kegiatan
regernerasi nelayan tidak dilanjutkan, walaupun telah melalui lebih dari 50% kegiatan.
Akibta dari penghentian tahapan akhir kegiatan, maka sasaran regenerasi nelayan tidak bisa
dicapai.
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini:
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2014 terhadap satuan orang adalah 7.760
orang pelaku usaha yang mandiri di kawasan pesisir pulau–pulau kecil. Dari hasil
pelaksanaan kegiatan diperoleh capaian jumlah orang/nasabah sampai saat ini sebanyak
8.903 orang, atau meningkat sebanyak 3.295 (tahun 2013 sebanyak 3.140 orang). Jumlah
penambahan itu dihitung dari yang dihitung dari penjumlahan nasabah kelompok LKM
2.500 orang, anggota perempuan pesisir 240 orang, SPDN 425 orang dan Kedai Pesisir 130
orang. Capaian realisasi target pelaku usaha ini adalah 153,11% dari target yang telah
ditetapkan.
Tabel 15. Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Beroperasi di Kawasan Pesisir 2014
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
Jumlah usaha mikro yang mandiri di kawasan
pesisir dan pulau-pulau kecil
3.340 kelompok/
7.760 orang
3.542 kelompok/
8.903 orang
199 %
115 %
1. SPDN 85 kelompok
425 orang
85 kelompok/
425 orang
31
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
2. Kedai Pesisir 10 kelompok
30 orang
43 kelompok/
130 orang
3. Perempuan Pesisir 17 kelompok
170 orang
24 kelompok
240 orang
4. PNPM Mandiri 2000 kelompok
5. LKM 100 kelompok
250 orang
250 kelompok
2500 orang
Sementara hasil penetapan target kinerja pada tahun 2014 terhadap satuan
kelompok/unit adalah 3.542 atau kelompook usaha yang mandiri di kawasan pesisir pulau–
pulau kecil, atau bertambah 402 (tahun 2013 sebanyak 3.140 kelompok/unit). Penambahan
tersebut mencapai 201% dari target tahun 2014. Hasil tersebut meningkat Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dari Tabel berikut:
Dari table 15 di atas, jika target tersebut diakumulasikan, target jumlah pelaku usaha
mikro yang beroperasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil telah tercapai. Bahkan telah
melebihi dari target yang ditetapkan, yakni sebesar 198,63% untuk jumlah kelompok dan
100,08% untuk jumlah anggota. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat pesisir sangat
antusias terhadap program-program yang diadakan oleh pemerintah pusat, salah satunya
terlihat dari jumlah nasabah dari koperasi LEPP-M3 dan Grameen Bank yang cukup tinggi,
serta SPDN yang sangat dibutuhkan nelayan. Sementara kelompok penerima PNPM
mandiri tidak ada penambahan, karena tidak ada lagi program kegiatannya.
Apabila dibandingkan dengan persentase capaian IKU ini dengan tahun sebelumnya,
maka memang mengalami penurunan. Pada tahun 2013, capaian pelaku usaha adalah 268%
untuk jumlah kelompok dan 592% untuk jumlah anggota/orang. Penurunan persentase
capaian ini terjadi karena beberapa hal, yaitu:
1. Pemangkasan anggaran pada lewat tengah tahun, yang mengakibatkan tidak
tuntasnya tahapan kegiatan yang berimplikasi pada capaian target.
2. Pembangunan SPDN yang sesuai standar Pertamina dan persyaratan lainnya serta
bernilai ekonomis bagi pengelolanya telah mendekati titik jenuh, sehingga
penambahan unit baru menjadi lebih lambat.
32
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
3. Kelompok/koperasi LKM yang belum mandiri pada awal 2014, adalah
kelompok/koperasi LKM yang mempuyai kemampuan dasar manajerial dan
sumberdaya lainnya lebih sedikit dibanding keadaan pada tahun 2013. Rendahnya
kemampuan dasar tersebut berdampak pada kemudahan untuk memfasilitasinya
menjadi kelompok yang mandiri.
Capaian target pada tahun ini ditolong dengan fasilitasi kegiatan yang berasal dari
Proyek CCDP-IFAD. Pada tahun ini kegiatan pada proyek ini masih dalam tahap awal,
sehingga belum bisa mencapai hasil yang maksimal. Diharapkan pada tahun 2015, capaian
dari jumlah pelaku usaha akan meningkat tajam.
2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir:
Tabel 16. Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Beroperasi di Kawasan Pesisir 2014
No Indikator Kinerja Target
2012
Realisasi
Akhir
2012
Target
2013
Realisasi
Akhir
2013
Target
2014
Realisasi
Akhir
2014
1 Jumlah pelaku usaha mikro yang mandiri di
kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
(kelompok/orang)
3.140 / 5.608
3.140 / 5.610
3.340 / 7.760
3.542/ 8.903
Terjadi perbedaan antara target sebelum tahun 2013 dengan tahun sebelumnya,
karena sebelum tahun 2013 belum menganut system BSC seperti yang tercantum dalam tabel
16 dan 17.
Tabel 17. Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Beroperasi di Kawasan Pesisir 2014
Target
Realisasi
2010
Jumlah kelompok
usaha mikro yang mandiri serta
jumlah usaha mikro dikawasan pesisir
dan pulau-pulau
kecil
800.000 usaha,
120 unit
18.276 usaha
207 unit
33
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Target
Realisasi
2010
2011
5.680 Kelompok 6.892 Kelompok
68 Unit 45 Unit
2012
6.027 kelompok 6.473 kelompok 107%
110 unit 71 Unit 65%
1.320.000 ton 2.020.109 ton 153%
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
Pelaku usaha mikro menurut Renstra adalah akumulasi dari kegiatan Direktorat
PMPPU sejak tahun 2011. Renstra telah direvisi beberapa kali, dengan nilai akhir pada
tahun 2014 adalah 37.530 orang. Jumlah ini adalah penjumlahan dari kegiatan PUGAR dan
kegiatan Dit PMPPU lainnya. Pada tahun 2014, jika menurut BSC yang diaplikasikan sejak
tahun 2013, maka jumlah pelaku usaha hanya menghitung dari Usaha Kedai Pesisir dan
SPDN.
Sementara jika dari Renstra maka dihitung dari semua kegiatan Dit PMPPU
(regenerasi nelayan, LKM, Grameen Bank, Perempuan pesisir, P3MP, dan anggota koperasi
pesisir) termasuk PUGAR. Dari perhitungan tyersebut, maka jumlah pelaku usaha yang
tercapai di tahun 2014 (akumulasi) adalah sebanyak 82.786 orang yang terdiri dari:
1. Sebanyak 8.903 pelaku usaha menurut BSC (IKU 4 Tapja 204);
2. Tenaga kerja baru PUGAR 15.876; dan
3. Penerima BLM PUGAR 58.007 orang.
Realisasi dari IKU tersebut, jika dibandingkan dengan target Renstra Dit. PMPPU
tahun 2010–2014, maka capaian yang didapatkan adalah sudah melebihi target. Dengan
tercapainya target maka beberapa indikator, seperti peningkatan pendapatan/kesejahteraan
dan masyarakat yang mandiri dapat diraih.
34
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
4. Analisis penyebab keberhasilan dan kegagalan atau peningkatan kinerja serta
alternatif solusi yang telah dilakukan:
Penyebab keberhasilan pencapaian di indikator kinerja ini adalah koordinasi yang
baik antara pusat, dinas kelautan dan perikanan kabupaten, serta pihak –pihak lain yaitu:
PT Pertamina, PT AKR Corporindo, Bank Indonesia, LPDB, Kementerian/Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Kementerian Sosial, Kementerian/Dinas Koperasi dan UMKM,
serta Perbankan (BRI, Bank Mandiri, Bukopin, dan Bank Pembangunan Daerah). Semua
kelompok sasaran adalah rekomendasi dari dinas kabupaten, sehingga pembinaan tidak
lepas dari peran dinas kabupaten yang besar. Pihak di luar lingkup kelautan dan perikanan
juga berperan dalam memberikan pelatihan, informasi, maupun bantuan pendanaan.
Beberapa faktor yang berperan dalam pencapaian target jumlah pelaku usaha pada
tahun ini adalah:
1. Pembinaan dan pemberian dana bantuan berupa BLM, atau pinjaman lunak seperti
grameen/KUR, berandil besar dalam pembinaan kelompok mikro mandiri.
2. Kesungguhan kelompok sasaran dalam menjalankan usahanya untuk mencapai hal yang
maksimal, seperti dalam hal pengurusan pembangunan dan perijinan SPDN, tanpa
usaha keras dan berkelanjutan, akan susah untuk berhasil dikarenakan banyaknya proses
persyaratan dan perijinan yang diperlukan
3. Kemudahan proses perijinan (untuk kasus pembangunan SPDN), karena jika
diberlakukan normal, maka akan sulit dilengkapi, seperti banyaknya lokasi strategis
untuk pembangunan SPDN tidak memiliki surat kepemilikan tanah yang sah. Akibatnya
calon pengelola tidak bisa mengurus IMB, Ijin lingkungan, dan ijin lainnya.
5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;
Dari realisasi anggaran PUGAR yang hanya mencapai 92,23% untuk anggaran TP
di daerah-daerah dan 90,43% di pusat, maka kegiatan PUGAR ini bisa dikatakan cukup
efisien. Walaupun masih ada dana sisa namun sudah melewati target capaian. Tentu saja
jika realisasi anggaran bisa dimaksimalkan, maka hasil yang didapat bisa dan sangat
mungkin akan lebih baik.
35
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Sedangkan dalam hal efisiensi sumber daya alam dan manusia pelakunya, maka
hasil ini sudah maksimal, karena keberhasilan realisasi IKU ini sangat bergantung pada
kondisi cuaca yang pada tahun ini agak kurang bersahabat.
6. Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan kinerja.
Target dalam capaian IKU ini adalah merupakan salah satu Program Prioritas
Pembangunan Nasional (PNPM) yang dilaksanakan oleh Kementerian Kelautan dan
Perikanan cq Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagai Prioritas Nasional ke-
4 difokuskan pada peningkatan kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat. Terdapat
4 (empat) isu strategis dan program/kegiatan penting dalam pelaksanaan kegiatan untuk
mencapai target IKU, yaitu;
a) Meningkatkan & menyempurnakan kualitas kebijakan bantuan & perlindungan
sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat miskin.
b) Menyempurnakan & meningkatkan efektivitas pelaksanaan PNPM Mandiri KP
dan Program IFAD
c) Meningkatkan sinkronisasi kebijakan & program PK, serta harmonisasi antar
pelaku & para pihak agar efektif dalam menurunkan kemiskinan
IKU No. 5: Jumlah sarana usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan
pulau – pulau kecil.
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini:
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2014 terhadap satuan unit sarana usaha
mikro adalah 85 unit sarana usaha mikro yang beroperasi. Dari hasil pelaksanaan kegiatan
diperoleh capaian jumlah unit yang beroperasi di tahun 2014 untuk Koperasi LEPP-M3
yakni sebanyak 128 unit, dan untuk usaha SPDN sebanyak 46 unit sehingga total capaian
sarana usaha mikro yang beroperasi selama tahun 2013 sebanyak 140 unit atau meningkat
sebesar 164% dari target yang ditetapkan.
Tabel 18. Jumlah Sarana Usaha Mikro yang beroperasi
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
Jumlah sarana mikro yang mandiri di
kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
85 unit 128 unit 150
36
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
1. SPDN 75 unit/kelompok 85 unit 113
2. Kedai Pesisir 10 unit/kelompok 43 430
2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir:
Capaian IKU pada tahun ini tidak dapat dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, karena mempunyai target (BSC) yang berbeda. Kedai Pesisir tidak ditargetkan
pada tahun sebelumnya, karena tidak dianggarkan. Sedangkan pada tahun 2014 ditargetkan
karena ada dana pembangunannya yang berasala dari Proyek CCDP IFAD.
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan Renstra tidak dapat dijelaskan
secara spesifik, karena dalam Renstra tidak disebutkan jumlah target untuk Kedai Pesisir.
Sedangkan target SPDN juga adalah target terbangunnya SPDN, bukan SPDN yang
mandiri.
4. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja
alternative soluasi yang telah dilakukan;
Beberapa faktor penting dalam pencapaian target jumlah sarana usaha mikro yang
mandiri pada tahun ini adalah:
1. Pembinaan dan fasilitasi pendirian SPDN
2. Bantuan pemberian dana (Kedai Pesisir) dari dana IFAD.
3. Kesungguhan kelompok sasaran dalam menjalankan usahanya untuk mencapai hal
yang maksimal, seperti dalam hal pengurusan pembangunan dan perijinan SPDN,
tanpa usaha keras dan berkelanjutan, akan susah untuk berhasil dikarenakan
banyaknya proses persyaratan dan perijinan yang diperlukan
4. Kemudahan proses perijinan (untuk kasus pembangunan SPDN), karena jika
diberlakukan normal, maka akan sulit dilengkapi, seperti banyaknya lokasi strategis
untuk pembangunan SPDN tidak memiliki surat kepemilikan tanah yang sah.
37
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Akibatnya calon pengelola tidak bisa mengurus IMB, Ijin lingkungan, dan ijin
lainnya.
5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;
Terdapat beberapa hal penting s dalam pencapaian target IKU ini penggunaan
sumber daya yang ada dapat efisien, yaitu;
1. Anggaran pemerintah yang digunakan dalam pencapaian target ini cukup kecil
(terutama SPDN yang rerata adalah dana swasta) jika dibandingkan dengan biaya
pembangunan-pendirian secara keseluruhan. Sebagian besar pendanaan untuk
mewujudkan sarana usaha yang mandiri adalah dari masyarakat/kelompok.
2. Setiap pembangunan sarana usaha ini akan dapat melayani kebutuhan banyak
orang disekitar. Sebagai contoh, satu unit SPDN dapat memenuhi kebutuhan
sampai 500 perahu/kapal yang diawaki lebih dari 3-30 orang.
3. Dalam realisasinya, sumber daya alam yang digunakan atau terkena imbasnya
cukup kecil dan tidak terlalu merusak. Cukuip sepadan jika dinilai dari manfaat
yang adadari pendiriannya
6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja.
Dalam pelaksanaan kegiatannya, beberapa hal yang berpengaruh dalam pencapaian
target tersebut adalah:
1. Menyempurnakan & meningkatkan efektivitas pelaksanaan kegiatan
2. Pemilihan lokasi dan penerima sasaran kegiatan
3. Fasilitasi yang terus menerus dan intensif baik dari pusat maupun instansi daerah
4. Meningkatkan harmonisasi antar pelaku & para pihak agar efektif dalam
pelaksanaannya.
IKU No. 6 Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam rakyat/
PUGAR (kelompok)
38
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
Hasil penetapan target kinerja pada terhadap jumlah kelompok yang menerima
bantuan pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) tahun 2014 secara akumulasi dari
tahun 2011 adalah sebesar 3.500 kelompok. Nilai tersebut dicapai dengan target pada tahun
2014 ini terdapat tambahan kelompok PUGAR sebanyak 898 kelompok. Dari hasil
pelaksanaan kegiatan selama tahun 2014, didapat bahwa jumlah kelompok yang menerima
bantuan PUGAR sebanyak 2.268. Realisasi tersebut terdiri atas kelompok baru sebanyak
483 kelompok dan kelompok lama (telah menerima bantuan tahun sebelumya) sebanyak
1.785 kelompok. Jika diakumulasikan, maka jumlah kelompok penerima bantuan PUGAR
sejk tahun 2011 adalah 4.011 kelompok. Jumlah ini mencapai 114,60% dari target yang
ditetapkan (3.500 kelompok).
Tabel 19. Jumlah Kelompok PUGAR Tahun 2014
NO KABUPATEN/
KOTA
Target Tahun 2014 REALISASI S,D 31 DESEMBER 2014
Kelompok Penerima BLM BLM
Jumlah
kelompok
BLM
(Rp,)
Jumlah Jumlah
Tersalurkan
(Rp,)
% dari
Target KUGA
R
% dari
Target Petambak
1 Aceh Utara 12 240.000.000 31 258 267 240.000.000 100,00
2 Aceh Timur 12 240.000.000 19 158 178 240.000.000 100,00
3 Aceh Besar 23 452.500.000 27 119 205 452.500.000 100,00
4 Pidie 33 650.000.000 28 86 159 650.000.000 100,00
5 Cirebon 48
2.400.000.000
687 1431 6.252 2.400.000.000 100,00
6 Indramayu 40 2.000.000.000 58 145 572 2.000.000.000 100,00
7 Karawang 10 500.000.000 31 310 217 496.000.000 99,20
8 Brebes 17 842.500.000 17 101 119 842.500.000 100,00
9 Jepara 16 805.000.000 63 391 541 805.000.000 100,00
10 Demak 16 782.500.000 16 102 144 782.500.000 100,00
11 Rembang 40
2.000.000.000
56 140 505 2.000.000.000 100,00
12 Pati 36
1.800.000.000
38 106 321 1.800.000.000 100,00
13 Tuban 4 200.000.000 7 175 66 200.000.000 100,00
14 Lamongan 13 627.500.000 38 303 295 627.500.000 100,00
15 Pasuruan 5 252.500.000 6 119 42 252.500.000 100,00
16 Gresik 5 240.000.000 6 125 45 240.000.000 100,00
39
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
NO KABUPATEN/
KOTA
Target Tahun 2014 REALISASI S,D 31 DESEMBER 2014
Kelompok Penerima BLM BLM
Jumlah
kelompok
BLM
(Rp,)
Jumlah Jumlah
Tersalurkan
(Rp,)
% dari
Target KUGA
R
% dari
Target Petambak
17 Probolinggo 15 755.000.000 20 132 182 377.500.000 50,00
18 Kota Surabaya 13 642.500.000 14 109 108 618.044.000 96,19
19 Pamekasan 40 2.000.000.000 95 238 809 2.000.000.000 100,00
20 Sampang 40 2.000.000.000 88 220 388 2.000.000.000 100,00
21 Sumenep 60 3.000.000.000 136 227 1.252 3.000.000.000 100,00
22 Kota Pasuruan 4 200.000.000 10 250 100 200.000.000 100,00
23 Bangkalan 8 387.500.000 11 142 85 387.500.000 100,00
24 Karangasem 25 500.000.000 38 152 338 500.000.000 100,00
25 Buleleng 15 300.000.000 6 40 193 300.000.000 100,00
26 Bima 46 2.300.000.000 142 309 1.175 2.300.000.000 100,00
27 Sumbawa 7 350.000.000 23 329 228 350.000.000 100,00
28 Kota Bima 6 300.000.000 17 283 121 299.800.000 99,93
29 Lombok Timur 12 600.000.000 36 300 263 600.000.000 100,00
30 Lombok Barat 30 600.000.000 33 110 310 600.000.000 100,00
31 Lombok Tengah 12 600.000.000 20 167 169 430.000.000 71,67
32 Nagekeo 25 500.000.000 15 60 162 210.000.000 42,00
33 Ende 7 327.500.000 28 427 267 327.500.000 100,00
34 TTU 20 400.000.000 15 75 106 400.000.000 100,00
35 Kupang 7 327.500.000 22 336 162 327.500.000 100,00
36 Alor 10 200.000.000 17 170 170 200.000.000 100,00
37 Sumba Timur 17 340.000.000 17 100 147 340.000.000 100,00
38 Manggarai 15 300.000.000 16 107 115 300.000.000 100,00
39 Kota Palu 10 200.000.000 16 160 160 200.000.000 100,00
40 Jeneponto 46 2.300.000.000 115 250 749 2.300.000.000 100,00
41 Pangkep 40 2.000.000.000 72 180 2.000.000.000 100,00
42 Takalar 30 1.500.000.000 107 357 1.020 1.500.000.000 100,00
43 Selayar 12 230.000.000 11 96 95 230.000.100 100,00
Total 898 37.192.500.000 2.268 252 18.802 36.326.344.100 97,67
Sumber: Tim Pokja PUGAR Dit PMPPU
2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir:
Tabel 20. Keragaan PUGAR 2011-2014
40
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
N
o
Rincian 2011 2012 2013 2014
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
1 Jumlah
kab/ kota
40 40 40 40 42 42 43 43
2 Jumlah
kelompok
750 1.728 3.035 3.473 3.347 3.521 3.500* 5.796
3 Jumlah
BLM
(Rp. 000)
72.000.000 69.021.870 84.736.300 84.952.400 54.592.400 54.394.803 37.192.500 36.326.344
3 Jumlah
petambak
14.400 16.399 29.746 32.610 22.422 31.432 6.286 18.802
4 Luas
lahan
produksi
(Ha)
4.365 10.972,73 16.569 20.870 22.043 24.207 26.975 27.897
5 Produksi
garam
(Ton)
349.200 856.356 1.326.017 2.020.109 1.845.000 1.041.472
**
2.500.000
***
2.502.891
*Alokasi dana BLM turun secara signifikan
**Anomali cuaca dengan masa produksi rata-rata 1,5 bulan (BMKG, 2013).
*** Asumsi cuaca normal dengan masa produksi rata-rata 5-6 bulan.
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGaR) pada pelaksanaannya
dikoordinasikan melalui Sekretariat PNPM Mandiri-KP. Ditjen KP3K mendapatkan
tanggung jawab untuk Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat dengan fokus kepada
Petambak Garam.
Komponen Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) sesuai dengan Renstra
pada dasarnya mengacu pada komponen program PNPM Mandiri yang meliputi;
1. Penyusunan Rencana Rinci Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) di
Tingkat Desa;
2. Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat (BLM);
3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Petambak
Garam Rakyat;
4. Fasilitasi Kemitraan dalam Usaha Garam Rakyat
Dari capaian realiasi target jumlah kelompok penerima dana PUGAR, maka jika
disandingkan dengan target jangka menengah yang telah disusun dapat disimpulkan telah
melampaui ekspektasi yang ada. Pada renstra, jumlah akumulasi penerima BLM PUGAR
adalah 3.500 kelompok atau sekira 24.500 sampai 35.000 orang. Sementara realisasi yang
tercapai adalah sebanyak 5.796 kelompok atau 58.007 orang.
41
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
4. Analisis penyebab keberhasilan dan kegagalan atau peningkatan kinerja serta
alternatif solusi yang telah dilakukan:
Penyebab keberhasilan pencapaian di indikator kinerja ini adalah koordinasi yang
baik antara pusat, dinas kelautan dan perikanan kabupaten, serta pihak –pihak lain yaitu
Kementerian Perindustrian, BMKG, Kementerian PU, dan Bakosurtanal .
Kementerian Perindustrian berperan dalam membantu menjaga pemberian ijin
suplai impor garam. Kementerian PU berkontribusi dalam membangun jalan produksi dan
saluran air di pertambakan. BMKG sangat membantu dalam memberikan data prakiraaan
cuaca dan musim bagi petaambak garam. Sedangkan Bakosurtanal berkontribusi dalam
memberikan peta lahan yang berpotensi untuk dibuat tambak garam.
Semua kelompok sasaran adalah rekomendasi dari dinas KP kabupaten/kota,
sehingga penunujukan dan pembinaan kelompok sasaran tidak lepas dari peran dinas
kabupaten yang besar. Jika Dinas KP kabupaten/kota salah mengidentifikasi kelompok
sasaran, maka capaian produksi akan terganggu. Saat ini banyak pihak yang mengusulkan
dan mengaku sebagai pihak yang layak menerima bantuan dari PUGAR.
5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;
Dari realisasi anggaran PUGAR yang hanya mencapai 92,23% untuk anggaran TP
di daerah-daerah dan 90,43% di pusat, maka kegiatan PUGAR ini bisa dikatakan cukup
efisien dalam merealisasikan target jumlah penerima bantuan. Walaupun masih ada dana
sisa namun sudah melewati target capaian. Tentu saja jika realisasi anggaran bisa
dimaksimalkan, maka hasil yang didapat bisa dan sangat mungkin akan lebih baik.
Sedangkan dalam hal efisiensi sumber daya alam dan manusia pelakunya, maka
hasil ini sudah maksimal, karena keberhasilan realisasi IKU ini sangat bergantung pada
kondisi cuaca yang pada tahun ini agak kurang bersahabat.
6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja:
Beberapa faktor yang berperan dalam pencapaian target jumlah penerima BLM
PUGAR pada tahun ini adalah:
42
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
1. Identifikasi dan verifikasi petambak dan kelompok sasaran yang tepat dan tidaak
terlalu banyak intervensi pihak luar
2. Pembinaan dan pemberian dana bantuan berupa BLM.
3. Kesungguhan kelompok sasaran dalam menjalankan usahanya untuk mencapai hal
yang maksimal.
SS.4: Meluasnya kesiapan masyarakat untuk usaha dan kesempatan kerja di
bidang Kelautan dan Perikanan
IKU No. 7: Jumlah tenaga kerja baru di bidang pergaraman pada PUGAR (orang)
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
Sementara jumlah tenaga kerja baru (orang) di bidang pergaraman pada PUGAR
tahun 2014 ditargetkan sebanyak 8.000 orang. Jumlah ini menurun dari target awal sebesar
14.244 orang. Pada tahun 2014 ini, jumlah tenaga kerja baru bidang pergaram tersebut
dihitung tidak lagi 8-10 orang, namun 7 orang perkelompok PUGAR. Tenaga kerja baru
tersebut terdiri dari kuli tambak produksi. kuli angkut. dan pengepul. Sehingga capaian IKU
ini adalah sebesar 2.268 x 7 = 15.876 orang. Sehingga capaian IKU ini adalah sebesar
198,45% dari target.
2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir;
IKU ini baru mulai ditetapkan pada tahun 2013. Hasil penetapan target kinerja pada
tahun 2013 terhadap tenaga kerja baru di bidang pergaraman adalah 16.400 orang, Namun,
hingga tahun anggaran berjalan ternyata jumlah tenaga kerja di bidang pergaraman
mengalami peningkatan yang cukup signifikan yakni sebesar 32.447 orang, dimana setiap
kelompok PUGAR terdiri dari 8-10 orang. Nilai tahun 2013 lebih besar dari tahun 2014, hal
ini karena ada revisi metode penghitungan. Jika pada tahun 2013, babis data adalah seluruh
kelompok penerima BLM dari tahun 2011, sedangkan pada tahun 2014 basis
perhitungannya adalah penerima BLM pada tahun 2014 saja serta asumsi setiap kelompok
43
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
PUGAR hanya mempekerjakan 7 orang. Penurunan nilai asumsi tenaga kerja baru ini
karena semakin modernnya parasaraana yang ada, sehingga membutuhkan tneaga kerja
yang lebih sedikit.
3. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja.
Faktor cuaca adalah faktor terpenting dalam produksi garam, karena cuaca
menentukan lama masa penjemuran (evaporasi) air laut/tambak garam. Perkiraan mulainya
musim kering sangat penting, selain untuk meminimalisir kerugian akibat adanya hujan
dadaan selama masa penjemuran, perkiraan ini juga dibutuhkan untuk merencanaan
penyaluran BLM. Jika BLM telat dicairkan, maka dana yang dikucurkan bisa mubazir
Tenaga pendamping sudah mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang cukup,
serta sudah mengenal wilayah kerjanya karena merupakan TPD tahun sebelumnya
merupakan salah satu kunci keberhasilan capaian program PUGAR. Rasio tenaga
pendamping terhadap jumlah kelompok saat ini sebesar 1: 3 dengan rincian jumlah tenaga
pendamping sebanyak 129 orang dan jumlah kelompok sebanyak 3521 kelompok, jumlah
TPD belumlah memadai dari rasio ideal 1 : 10. Penganggaran penyediaan TPD dari
anggaran APBD dianggap perlu dilakukan dalam rangka mendukung proses penetapan
kelompok seperti Kabupaten Pati.
Beberapa faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian target antara lain
terbentuk BungKUGAR untuk menyatukan kelompok penerima yang memiliki lahan dalam
satu luasan hamparan sehingga pemanfaatan BLM untuk kebutuhan sarpras tambak
menjadi efisien dan ketepatan waktu penyaluran BLM.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
Dalam pelaksanaan Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR),
dampak ikutan yang diharapkan dari pemberian dana BLM adalah adanya tambahan tenaga
kerja baru yang direkrut karena ada program ini. Tenaga yang diharapakan adalah
pendukung produksi dan distribusi garam dari lokasi ke pemasar.
Melalui komponen Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) sesuai dengan
Renstra maka dampak dari target ini merupakan hasil nyata dari peningkatan kapasitas
44
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Sumber Daya Manusia (SDM) Petambak Garam Rakyat dan Kemitraan dalam Usaha
Garam Rakyat.
Seperti dijelaskan pada awal, dalam renstra awal, IKU ini tidak dimasukan dalam
target, dan baru ditetapkan pada tahun ini, yang pada kenyataannya berhasil melampaui
target.
4. Analisis penyebab keberhasilan dan kegagalan atau peningkatan kinerja serta
alternatif solusi yang telah dilakukan:
Penyebab keberhasilan pencapaian di indikator kinerja ini adalah koordinasi yang
baik antara pusat, dinas kelautan dan perikanan kabupaten, serta pihak –pihak lain yaitu
Kementerian Perindustrian, BMKG, Kementerian PU, dan Bakosurtanal . Kementerian
Perindustrian pun berperan dalam membantu menjaga pemberian ijin suplai impor garam.
Kementerian PU berkontribusi dalam membangun jalan produksi dan saluran air di
pertambakan. Sementara BMKG sangat membantu dalam memberikan data prakiraaan
cuaca dan musim bagi petaambak garam. Sedangkan Bakosurtanal berkontribusi dalam
memberikan peta lahan yang berpotensi untuk dibuat tambak garam.
5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;
Dari realisasi anggaran PUGAR yang hanya mencapai 92,23% untuk anggaran TP
di daerah-daerah dan 90,43% di pusat, maka kegiatan PUGAR ini bisa dikatakan sangat
efisien dalam merealisasikan target jumlah penerima bantuan, karena selain memberikan
bantuan yang dapat meningktkan pendapatan penerima bantuan, juga bisa memberikan
damapak ikutan berupa tenaga kerja baru . Walaupun masih ada dana sisa namun sudah
melewati target capaian. Tentu saja jika realisasi anggaran bisa dimaksimalkan, maka hasil
yang didapat bisa dan sangat mungkin akan lebih baik.
Sedangkan dalam hal efisiensi sumber daya, maka hasil ini sudah maksimal, karena
keberhasilan realisasi IKU ini sangat bergantung pada kondisi cuaca yang pada tahun ini
agak kurang bersahabat. Sementara untuk efisiensi sumber daya manusia masih dapat
ditingkatkan lagi, jika petambak lebih serius untuk mengusahakan produksi garam dengan
sistim ulir filtrasi.
45
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja:
Beberapa faktor yang berperan dalam pencapaian target jumlah tenaga kerja baru
bidang pergaraman pada tahun ini adalah:
1. Identifikasi dan verifikasi petambak dan kelompok sasaran yang tepat
2. Pembinaan dan pemberian dana bantuan berupa BLM.
3. Kesungguhan kelompok sasaran dalam menjalankan usahanya untuk mencapai hal yang
maksimal.
IKU NO. 8: Jumlah Wirausaha Baru di Pesisir (orang)
Julah wirausaha baru dihitung dari penambahan anggota Koperasi Grameen dan
KUR. Pada tahun 2013 untuk wirausaha baru di pesisir sebanyak berhasil mencapai 132
orang, atau meningkat sebanyak 264% dari target yang telah ditetapkan (50 orang).
Sementara pada tahun 2014 pada awalnya ditargetkan sebanyak 100 orang, namun karena
adanya penghematan anggaran, maka target capaiakn diturunkan 50% menjadi 50 orang.
Pada akhir tahun anggaran capaian wirausaha pesisir ternyata dapat menyentuh angka 350
atau mencapai 700% dari target revisi.
Keberhasilan capaian ini terjadi karena beberapa hal, seperti semakin meningkatnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam berwirausaha; dan dukungan pemerintah
dalam memfasilitasi kebutuhan permodalan, baik melalui LKM, Grameen Bank, KUR,
LDPB, maupun dana CSR/PKBL.
IKU No. 9: Jumlah unit LKM Grameen yang terfasilitasi pendiriannya
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini:
Pada tahun 2014 target yang ditetapkan adalah 10 unit kemudian direvisi karena
adanya penghematan anggaran menjadi 6 unit. Memalui fasilitasi, pembinaan, monitoring,
evaluasi dan pendampingan sepanjang tahun, jumlah LKM grameen yang bisa terfasilitasi
pendiriannya sebanyak 10 unit atau mencapai 167%.
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2014 terhadap unit LKM Grameen adalah
Penetapan target kinerja dihitung selama tahun anggaran berjalan. Pengurangan target
46
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
capaian dikarenakan pada tahun 2014 terjadi perubahan berupa pemotongan jumlah
anggaran yang berimplikasi pada revisi penetapan indikator kinerja yang harus sesuai
dengan target Balanced Score Card (BSC).
2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir:
Jumlah unit LKM Grameen yang terfasilitasi pendiriannya pada tahun 2013
ditetapkan sebanyak 10 unit yang dapat terealisasi capaiannya sebesar 100% sesuai dengan
target. Sementara target sebelum tahun 2013, tidak ditetapkan karena penghitungannya
masuk dalam target LKM secara umum.
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa jumlah LKM Grameen tidak ditetapkan
targetnya pada Renstra awal. Setelah Renstra direvisi beberapa kali, target jumlah LKM
Grameen masuk pada tahun 2013. Sejak tahun lalu capaian realisasinya selalu melewati
target.
4. Analisis penyebab keberhasilan dan kegagalan atau peningkatan kinerja serta
alternatif solusi yang telah dilakukan:
Penyebab keberhasilan pencapaian di indikator kinerja ini adalah koordinasi yang
baik antara Direktorat PMPPU, Dinas KP kabupaten/kota lokasi sasaran, serta pihak –
pihak lain yaitu: Bank Indonesia (selaku pembuat regulasi dan pengawas lembaga keuangan),
LPDB (pihak yang dapat memberikan pinjaman modal usaha), Kementerian/Dinas
Koperasi dan UMKM (instansi yang berwenang membina semua lembaga keuangan/usaha
mikro dan kecil), Perbankan (BRI, Bank Mandiri, Bukopin, dan Bank Pembangunan Daerah
yang memberikan fasilitas kredit lunak , serta BPR Pesisir (yang ikut pula menyediakan dana
pinjaman/kredit)). Semua kelompok sasaran adalah rekomendasi dari Dinas Kelautan dan
Perikanan setempat.Sehingga pembinaan tidak lepas dari peran dinas tersebut. Pihak di luar
47
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
lingkup kelautan dan perikanan juga berperan dalam memberikan pelatihan, informasi,
maupun bantuan pendanaan.
5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;
Dari realisasi anggaran Pengembangan Dan Pembinaan LKM Grameen yang
hanya mencapai 99,84%, maka kegiatan pengembangan LKM Grameen dapat dikatakan
cukup efisien karena realisasi capaian target yang lebih dari 100%. Selisih dana sisa yang
hanya 0,16% terjadi karena selisih harga barang/jasa yang dibelanjakan..
Sedangkan dalam hal efisiensi sumber daya manusia pelakunya, maka hasil ini
sudah maksimal, karena walaupun dana dalam kegiatan ini, yaitu sebesar
Rp 1.035.300.000,00 tidak termasuk dana bantuan. Anggaran sebesar itu digunakan untuk
workshop, pelatihan, pendampingan, dan moenv kegiatan.
6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja:
Beberapa faktor yang berperan dalam pencapaian target jumlah LKM Grameen
yang terfasilitasi pada tahun ini adalah:
1. Pembinaan dan pemberian bantuan pendampingan baik dari pemerintah maupun
lembaga keuangan lainnya
2. Program KUR dan kredit lunak lainnya
3. Kesungguhan kelompok sasaran dalam menjalankan usahanya untuk mencapai hal
yang maksimal
4. Program bantuan tunai di lokasi sasaran dapat menurunkan tingkat keberhasilan,
karena masyarakat akan lebih memilih bantuan hibah dibandingkan mengambil
pinjaman/kredit ke lembaga grameen bank
SS.5: Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil litbang untuk modernisasi
sistem produksi garam
IKU No. 10: Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk
modernisasi sistem produksi garam
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
48
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Capaian target IKU No. 10 pada tahun 2014, yaitu jumlah rekomendasi inovasi teknologi
yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam, yang berjumlah 3 rekomendasi,
dapat tercapai 100%. Rekomendasi tersebut adalah:
1. Teknologi Ulir Filter untuk peningkatan produksi garam;
2. Penerapan Biofilter untuk peningkatan mutu garam dan diversifikasi usaha
budidaya artemia; serta
3. Penggunaan Geomembran/Geo Isolator untuk peningkatan kualitas garam.
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir;
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk jumlah rekomendasi inovasi
teknologi yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam adalah 3 buah
rekomendasi, namun selama tahun 2013 hanya 2 rekomendasi yang berhasil diterapkan di
lokasi garam, hal ini dikarenakan cuaca yang kurang mendukung untuk pemanfaatan
teknologi yang direkomendasikan. Sehingga banyak petambak yang tidak berani
menggunakaan teknologi yang telah direkomendasikan untuk peningkatan produksi garam
di lokasi tambaknya, dan tetap memilih menggunakan teknologi yang masih tradisional.
Sehingga capaian target ini pada.tahun 2014 lebih baik dari tahun sebelumnya.
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
IKU ini merupakan IKU yang tidak ditetapkan dalam Renstra sebelum taun 2013.
Sehingga perbandingan kinerja dengan Renstra jangka menengah menjadi tidak terlalu
penting, karena ini adalah target tambahan pada tahun-tahun akhir Renstra.
Walaupun IKU ini tidak tercantum pada Renstra awal, munculnya IKU ini sangat
penting, karena keberhasilan aplikasi dari rekomendasi ini akan berdampak cukup signifikan
bagi pencapaian target-target lainnya, terutama pada jumlah produksi garam, kualitas garam
yang diproduksi, peningkatan pendapatan petambak garam, penambahan jumlah tenaga
kerja baru, serta tumbuhnya unit-unit usaha mikro baru di lokasi produksi garam.
4. Analisa penyebab keberhasilan rekomendasi teknologi baru pada bidang pergaraman,
serta alternative soluasi yang telah dilakukan;
49
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Cuaca adalah faktor utama yang mempengaruhi besar tidaknya produksi garam
rakyat, mengingat sebagian besar daerah-daerah penghasil garam bergantung pada musim
kemarau sebagai musim produksi garam, apabila dalam setaun, musim kemarau pende,
seperti tahun 2013, maka produksi garamaakan menurun.
Selain itu, ketersediaan dana dan kesiapan petambak dalam mengaplikasikan
teknologi baru juga sangat penting dalam keberhasilan pencapaian di indikator kinerja.
Koordinasi yang baik antara pusat, dinas kelautan dan perikanan kabupaten, serta pihak –
pihak lain yaitu Kementerian Perindustrian, BMKG, Kementerian PU, dan Bakosurtanal .
Kementerian Perindustrian berperan dalam membantu menjaga pemberian ijin
suplai impor garam. Jika suplai garam impor besar maka minta petambak untuk
memproduksi dan mengaplikasikan teknologi baru akan menurun. Hal tersebut karena
suplai sangat berdampak pada harga jual garam. Kementerian PU berkontribusi dalam
membangun jalan produksi dan saluran air di pertambakan. BMKG sangat membantu
dalam memberikan data prakiraan cuaca dan musim bagi petambak garam. Sedangkan
Bakosurtanal berkontribusi dalam memberikan peta lahan yang berpotensi untuk dibuat
tambak garam.
5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;
Untuk IKU ini, analisis penggunaan sumberdaya sukar dijabarkan, karena beberapa
hal, yaitu:
1. Penggunaan dana untuk kegiatan ini lintas bagian (Subdit Akses Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi dan Pokja PUGAR), serta linta mata anggara kegiatan. Sebagai
contoh pemberian rekomendasi disampaikan dalam Lokakarya nasional PUGAR,
Sosialisasi Nasional PUGAR, Buku Pedoman Teknis Produksi Garam.
Pendampingan Produksi Garam Terpadu, dan Operasional PUGAR.
2. Kegiatan ini dilaksanakan oleh lintas bidang juga, yaitu Pokja PUGAR, Subdit Akses
Iptek, dan Tim PUGAR Dinas Kelautan dan Perikanan lokasi sasaran.
3. Walaupun dilakukan lintas bidang, namun kegiatan ini lebih bersifat pelengkap.
Dana yang digunakan secara khusus tidak terlalu besar.
50
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
6. Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan kinerja.
Program yang sangat erat dengan pelaksanaan kegiatan PUGAR, merupakan salah
satu Program Prioritas Pembangunan Nasional (PNPM) sebagai Prioritas Nasional ke-4
yang difokuskan pada peningkatan kesempatan kerja dan kesejahteraan bagi petambak
garam. Isu strategis yang berkaitan dengan IKU ini adalah:
1. Isu regulasi yang menyebabkan lemahnya keberpihakan dan proteksi pemerintah
pada sektor garam rakyat, sehingga usaha garam rakyat menjadi tidak prospektif dan
marketable; dan
2. Isu tata niaga garam rakyat yang sangat liberalistik d.engan tidak adanya penetapan
standar kualitas dan harga dasar garam rakyat, sehingga terjadi deviasi harga yang
sangat tinggi di tingkat produsen petambak garam dan pelaku pasar, serta terjadinya
penguasaan kartel perdagangan garam di tingkat lokal.
Kedua isu di atas sangat berpengaruh dalam minat petambak memproduksi garam
baik dari segi produksi maupun berkualitas garam.
SS.6: Tersedianya Kebijakan Publik di bidang PMPPU
IKU No. 11: Jumlah kebijakan publik bidang PMPPU
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
Hasil penetapan target kinerja untuk jumlah kebijakan publik bidang PMPPU apada
tahun 2014 sebanyak 5 buah. Pada akhir tahun anggaran tercapai 100%. Kebijakan Publik
tersebut yaitu: (1) Peraturan Menteri Pemberdayaan Masyarakat Adat dan Kearifan Lokal
(2) Pedoman Teknis Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat, (3) Pedoman Teknis proyek
Pembangunan Masyarakat Pesisir (CCDP-IFAD), Pedoman Teknis Penyaluran BLM
CCDP_IFAD dan (5) Pedoman Teknis Implementasi Teknologi Ulir Filltrasi, Isolator dan
Pembangunan Gudang.
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir;
Jumlah kuantitas capaian IKU ini lebih rendah dari tahun 2013 sebanyak 6 buah
kebijakan publik, namun secara persentase realisasi sama yaitu 100%.
51
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan targte jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
IKU ini adalah kegiatan penunjang kegiatan dan capaian kinerja Direktorat
PMPPU yang tidak masuk dalam Renstra.Hasil dari tercapainya IKU ini adalah peratuan
dan panduan dalam melaksanakan tugas dan fungsi pokok dan tambahan yang dibebeankan
pada Direktorat PMPPU.
4. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja
alternative soluasi yang telah dilakukan;
Beberapa hal yang berpengaruh dalam keberhasilan atau kegagalan pencapaian
IKU ini adalah:
1. Pemahaman dari pelaksana tentang pentingnya peraturan aatau pedoman teknis
dalam pelaksanaan kegiatan yang siudah direncanakan dan dianggarkan
2. Pelaksanaan kegiatan yang kadang sulit untuk mengikuti aturan/panduan yang
ada, sehingga pelaksana tidak acuh terhadap pentingnya aaturan dan pedoman
dimaksud
3. Keerbatasan pengetahuan teknis pelaksanan kegiatan dalam menyusun
aturan/pedoman
Solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan memberikan pemahaman akan
pentingnya peraturan/panduan pelaksanaan kegiatan.
5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;
Dengan capaian IKU sebesar 100% maka anggaran yang ada cukup efektif,
walaupun masih belum efisien 100%. Dengan dana yang ada sebetulnya bisa lebih banyak
kebijakan publik yang bisa disusun baik draf maupun yang sudah dilegalkan.
6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja.
Program atau kegiatan yang menunjang pencapaian IKU ini adalah: Program
Legislasi Nasional (Prolegnas); Analisa kelembagaan/instansi oleh KPK, Penyusunan
Peraturan Menteri dan peraturan Direktorat jenderal.
52
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
SS.7: Terselenggaranya modernisasi sistem produksi, pengolahan, dan pemasaran produk
kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu
IKU No. 12: Persentase jumlah produksi garam rakyat kualitas produksi (KP1)
dibandingkan dengan total produksi (%)
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
Hasil penetapan target kinerja IKU ini pada tahun 2014 untuk persentase jumlah
produksi garam rakyat kualitas produksi (KP1) dibanding total produksi adalah 40% : 60%.
Sedangkan pada pelaksanaannya hingga akhir tahun 2014 hanya tercapai sebesar 31,04% :
68,96%.
Tabel 21. Capaian Produksi KP1 dan Luas Lahan dengan Inovasi Teknologi
No Kab/Kota
Produksi
Persentase
KP1 Luas Lahan
(Ha)
Luas Lahan yang
Menggunakan
Teknologi
(Ha)
Data Validasi (ton)
TOTAL KP 1
1 Aceh Utara 15,55 Teknologi
Perebusan 2.970,00 2.970,00
100,00%
2 Aceh Timur 27,79 Teknologi
Perebusan 661,17 661,17
100,00%
3 Aceh Besar 68,00 Teknologi
Perebusan 442,48 442,48
100,00%
4 Pidie 28,30 Teknologi
Perebusan 4.020,25 4.020,25
100,00%
5 Cirebon 3.858,00 2.231,11 314.480,00 56.606,40 18,00%
6 Indramayu 2.714,46 459,90 311.187,40 90.244,35 29,00%
7 Karawang 171,90 171,90 3.735,78 523,01 14,00%
8 Brebes 307,80 110,55 25.461,30 4.583,03 18,00%
9 Jepara 732,51 618,09 72.871,70 11.659,47 16,00%
10 Demak 1.172,94 606,71 105.587,00 67.047,00 63,50%
11 Rembang 1.543,22 463,06 141.943,13 48.260,66 34,00%
12 Pati 2.828,90 363,30 287.997,00 66.239,31 23,00%
13 Tuban 267,16 39,32 24.952,38 3.538,76 14,18%
14 Lamongan 371,50 281,90 32.810,00 9.710,00 29,59%
15 Pasuruan 272,77 53,80 16.086,95 2.622,17 16,30%
16 Gresik 112,04 45,00 8.664,75 1.559,66 18,00%
53
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
17 Probolinggo 382,24 65,56 25.148,82 5.281,25 21,00%
18 Kota Surabaya 1.470,25 298,58 156.220,76 65.612,72 42,00%
19 Pamekasan 1.000,00 524,18 89.282,50 35.726,60 40,02%
20 Sampang 3.208,20 669,89 256.540,10 59.004,22 23,00%
21 Sumenep 2.386,00 782,39 292.051,54 149.395,54 51,15%
22 Kota Pasuruan 127,00 25,20 10.760,00 5.057,20 47,00%
23 Bangkalan 159,80 35,90 8.641,62 1.356,73 15,70%
24 Karangasem 10,42 10,42 1.430,51 1.430,51 100,00%
25 Buleleng 173,91 33,49 6.243,60 2.872,06 46,00%
26 Bima 1.733,00 243,18 156.339,00 37.521,36 24,00%
27 Sumbawa 355,00 Belum
memanfaatkan 4.559,00
Belum
menerapkan
teknologi
28 Kota Bima 40,00 27,80 3.016,40 476,59 15,80%
29 Lombok Timur 244,30 225,76 22.881,10 4.324,53 18,90%
30 Lombok Barat 131,70 52,30 9.313,23 8.413,65 90,34%
31 Lombok Tengah 58,04 55,36 2.101,44 210,14 10,00%
32 Nagekeo 96,10 15,00 1.865,73 186,57 10,00%
33 Ende 28,00 Belum
memanfaatkan 720,40
Belum
menerapkan
teknologi
34 Timur Tengah
Utara 43,50 7,50 260,45 44,25
16,99%
35 Kupang 53,78 35,00 3.146,45 345,30 10,97%
36 Alor 17,00 17,00 261,10 15,30 5,86%
37 Sumba Timur 70,00 28,00 622,38 131,49 21,13%
38 Manggarai 15,32 15,32 329,20 16,46 5,00%
39 Kota Palu 18,00 Belum
memanfaatkan 1.123,58
Belum
menerapkan
teknologi
40 Jeneponto 810,00 97,90 24.547,95 2.454,80 10,00%
41 Pangkep 580,00 32,00 54.893,99 21.957,60 40,00%
42 Takalar 181,19 53,50 15.957,05 4.308,40 27,00%
43 Selayar 12,00 12,00 762,00 36,58 4,80%
Total 27.897,59 8.807,88 2.502.891,19 776.867,56 31,04%
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir;
54
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk persentase jumlah produksi
garam rakyat kualitas produksi (KP1) dibanding total produksi adalah 30%:70%. Sedangkan
pada pelaksanaannya hingga akhir tahun 2013 telah tercapai sebesar 32%:68%.
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
IKU ini adalah IKU capaian kinerja Direktorat PMPPU yang tidak masuk dalam
Renstra, dana baru ditargetkan pada tahun 2013. Berdasarkan target, maka IKU ini tidak
mencapai reaalisasi capaian yang diinginkan. Dari target 40 % kualitas garam KP1 baru
tercapai 31,04 % atau 77,60% dari target.
4. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja
alternative soluasi yang telah dilakukan;
Beberapa penyebab kegagalan mencapai target produksi KP1 adalah:
1. Perbedaan harga KP1 dan KP2 yang tidak signifikan, sementara untuk
memproduksi KP1, petambak garam perlu lebih banyak waktu (hari) penjemuran
(evaporasi) dan perlakuan yang memerlukan tenaga dan biaya lebih.
2. Penurunan nilai anggaran yang berdampak pada besaran BLM yang diterima
masyarakat. Penurunan BLM ini berdampak pada biaya yang dibutuhkan petambak
untuk menerapkan teknologi yang dapat meningkatkan produksi garam
3. Musim kering yang singkat menyebabkan petambak berupaya memproduksi garam
sebesar mungkin mengejar waktu yang tersedia, serta riskannya menunggu lebih
lama untuk menjemur air tua karena takut hujan.
5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;
Dengan capaian IKU sebesar 77,6% maka anggaran yang ada belum cukup efisien.
Pembengkakan jumlah penerima sasaran BLM yang menyebabkan jumlah nilai bantuan ke
setiap penerima menjadi kecil. Akibat dari hal tersebut adalah penerima bantuan tidak
mempunyai cukup dana untuk mengaplikasikan teknologi yang dapat memproduksi garam
dengan kualitas yang diharapakan (KP1). Selain hal itu, fluktuasi harga garam yang belum
55
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
memggembirakan dan dapat memotofasi petambak garam untuk memproduksi garam
dengan kualitas KP1.
6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja.
Program atau kegiatan yang menunjang pencapaian IKU ini adalah: Perbaikan
saluran tambak oleh Kementerian PU, penetapan jumlah impor garam, penetapan harga jual
garam,
IKU No. 13: Jumlah koperasi pesisir yang terfasilitasi akses permodalannya
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2014 untuk jumlah koperasi pesisir yang
terfasilitasi akses permodalannya pada awalnya adalah 15 unit, namun karena adanya
pemotongan/penghematan anggaran direvisi menjadi 10 unit. Pada pelaksanaannya hingga
akhir tahun 2014 telah tercapai 17 unit koperasi yang telah terfasilitasi permodalannya, atau
170% dari target.
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir;
Hasil ini memang lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 36 atau 360%
dari target. Hal ini terjadi karena pada tahun sebelumnya kesiapan sumber daya manusia
dan keuangan koperasi yang difasilitasi lebih baik dari tahun 2014.
Tabel 22. Perkembangan LKM Pesisir (Akumulasi)
Keterangan
2011 2012 2013 2014
LKM (BPR/KSP/Swamitra) 73 74 99 100
LKM Pesisir Baru 8 18 28 38
56
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
Dari target Renstra, jumlah akumulasi LKM adalah 43 unit sampai 2014, sementara
dari hasil realisasi capaian sudah mencapai angka 138 pada akhir 2014. Nilai tersebut berarti
mencapai 321% dari target. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa LKM Grameen
2011 2012 2013 2014
Debitur (Orang) 325 3,215 5,435 6,915
LKM Pesisir Baru unit(akumulatif)
8 18 28 38
Jumlah Kredit disalurkan(Rp.000)
276,040,000 4,859,418,0007,748,005,75010,428,037,000
325
3,215
5,435
6,915
8 18 28 38 -
2,000,000,000
4,000,000,000
6,000,000,000
8,000,000,000
10,000,000,000
12,000,000,000
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
Kre
dit
Dis
alu
rkan
(R
p)
Deb
itu
r /
Un
it
INISIASI LKM PESISIR BARU (GRAMEEN PESISIR)
1 2 3 4
Debitur (Orang) 26,832 28,824 36,086 43,841
LKM (BPR/KSP/Swamitra Mina)(akumulatif)
73 74 99 100
Jumlah Kredit disalurkan(Rp.000)
114,956,804,38169,809,539,79186,705,347,91211,580,369,62
26,832 28,824
36,086
43,841
73 74 99 100 -
50,000,000,000
100,000,000,000
150,000,000,000
200,000,000,000
250,000,000,000
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
50,000
Kre
dit
yan
g D
isal
urk
an (
Rp
)
Deb
itu
r /
Un
it L
KM
Fasilitasi Permodalan LKM Pesisir (BPR/KSP/Swamitra Mina) Tahun 2010 - 2014
57
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
lebih stabil peningkatannya dibandingkan dengan LKM yang berbentuk BPR , KSP ataupun
Swamitra.
4. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja
alternative soluasi yang telah dilakukan;
Beberapa penyebab keberhasilan mencapai target IKU ini adalah:
1. Dukungan bantuan dana baik dari kredit (KUR) maupun BLM dari pemerintah
2. Kesadaran masyarakat akan manfaat LKM sebagai sumber pendanaan yang legal
dan lebih ringan bunganya
3. Bantuan pihak-pihak lain, seperti Bank Indonesia, Perbankan, lembaga penjamin
kredit daan lainnya
5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;
Dana yang digunakan untuk mencapai target IKU ini adalah dari kegiatan
Pengembangan dan pembinaan LKM Grameen Pesissir sebesar Rp 1.035.000.300,00 dan
Revitalisasi Koperasi dan LKM pesisir sebesar Rp 141.100.000,00 deengan realisasi anggara
masing-masing sebesar 99,84% dan 99,96%.
Berdasarkan angka tersebut terlihat bahwa dana yang digunakan bisa efisien dalam
mencapai target kinerja
6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja.
Program atau kegiatan yang menunjang pencapaian IKU ini adalah: Program KUR,
PKBL/CSR Perbankan, bimbingan-pendampingan LKM oleh lembaga-lembaga terkait,
seperti Bank Indonesia, Kementerian Koperasi dan UMKM, serta pihak lainnya. Program
yang dijalankan LPDN dan BLU juga turut andil dalam pencapaian target IKU ini
58
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
IKU No. 14: Jumlah unit usaha baru yang terfasilitasi pengembangan usahanya
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
Pada tahun 2014 target awal jumlah unit usaha baru yang terfasilitasi pengembangan
usahanya adalah 24 unit. Pada pelaksanaannya hingga akhir tahun 2014 telah terbentuk 24
unit usaha baru yang terfasilitasi pengembangan usahanya. Kedua puluh empat unit ini
adalah unit usaha yang dikembangkan oleh Proyek Pembangunan Masyaraat pesisir
(CCDP_IFAD) di 12 lokasi sasaran proyek (masing-masing 2 unit). S
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir;
IKU ini adalah IKU baru yng dibuat targetnya pada tahun 2014.
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan Renstra tidak dapat dijelaskan
secara spesifik, karena dalam Renstra tidak disebutkan jumlah target untuk IKU ini. Pada
tahun berikutnya (2015) bentuk unit usaha baru yang dibangun bisa saja berubah, sesuai
dengan usulan masyarakat yang mendapat bantuan.
4. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja
alternative soluasi yang telah dilakukan;
Faktor utama penyebab kegagalan pencapaian target jumlah sarana usaha mikro
yang mandiri pada tahun ini adalah karena pada saat pengumuman penawaran pelelangan
pembangunan sarana usaha ini hanya ada 18 lokasi yang idaftarkan oleh peserta lelang.
Kemungkinan rendahnya peserta lelang adalah karena lokasi yang terpencil, sehingga
cukup memberatkan bagi rekanan untuk membangun.
5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;
Dari capaian IKU, maka penggunaan sumber daya, terutaa keuangan tidak berhasil
atau tidak efisien
59
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja.
Dalam pelaksanaan kegiatannya, beberapa hal yang berpengaruh dalam pencapaian
target tersebut adalah:
1. Lokasi sasaran kegiatan
2. Nilai Anggaran kegiatan
3. Jika proses lelang bisa lebih awal, maka kemungkinan untuk melakukan lelang
ulang bisa dilakukan.
SS.8: Meningkatnya pemanfaatan ekonomi wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau
kecil secara terpadu dan berkelanjutan
IKU No. 15: Luasan tambak garam yang dikelola (Ha)
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk luasan tambak garam yang
dikelola adalah sebesar 22.043 hektar. Sedangkan pada pelaksanaannya hingga akhir tahun
2013 telah terbentuk sebanyak 24.207,83 hektar tambak dari 42 kabupaten/Kota penerima
bantuan PUGAR.
IKU No. 16: Persentase luas lahan yang menggunakan inovasi teknologi dibanding total
lahan PUGAR
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
Dari target luas lahan tambak garam yang menggunakan inovasi teknolgi produksi
garam sebesar 30% pada tahun ini dapat terlampaui dan mencapai, yaitu mencapai 31,57%.
Jumlah ini akan lebih baik lagi jika harga jual garam lebih tinggi lagi.
2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir atau dengan renstra jangka menengah;
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk persentase luas lahan yang
menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan PUGAR adalah 20%, namun selama
60
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
tahun 2013 hanya 0,2 % luas lahan yang menggunakan inovasi teknologi, hal ini
dikarenakan cuaca yang tidak mendukung untuk pemanfaatan teknologi yang
direkomendasikan. Sehingga banyak petambak yang tidak berani menggunakaan teknologi
yang telah direkomendasikan untuk peningkatan produksi garam di lokasi tambaknya, dan
tetap memilih menggunakan teknologi yang masih tradisional.
.
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
Iku ini adalah IKU yang baru ada sejak tahun 2013, dan tidak terdapat dalam
Renstra awal. Jika disandingkan dengan Renstra, maka keberhasilan pencapaian IKU ini
akan menunjang IKU produksi garam dan peningkatan pendapatan petambak garam
4. Analisa penyebab keberhasilan atau penurunan produk garam, serta alternative
soluasi yang telah dilakukan;
Cuaca adalah faktor untama yang mempengaruhi besar tidaknya produksi garam
rakyat, sekaligus faktor pemacu minat petambak untukberani mengaplikasikan inovasi
teknologi produksi garam.
Penyebab keberhasilan pencapaian di indikator kinerja ini adalah koordinasi yang
baik antara pusat, dinas kelautan dan perikanan kabupaten, serta pihak –pihak lain yaitu
Kementerian Perindustrian, BMKG, Kementerian PU, dan Bakosurtanal .
Harga jual juga adalah pemicu utama dari penerapan inovasi teknologi
5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;
Dari realisasi anggaran PUGAR yang hanya mencapai 92,23% untuk anggaran TP
di daerah-daerah dan 90,43% di pusat, maka pencapaian IKU ini yang melebihi 100% target
adalah cukup efisien. Tentu saja jika realisasi anggarandan pendampingan bisa
dimaksimalkan, maka hasil yang didapat bisa dan sangat mungkin akan lebih baik.
Sedangkan dalam hal efisiensi sumber daya alam dan manusia pelakunya, maka
hasil ini sudah maksimal, karena keberhasilan realisasi IKU ini sangat bergantung pada
kondisi cuaca yang pada tahun ini agak kurang bersahabat.
61
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
6. Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan kinerja.
Program yang sangat erat dengan capaian IKU ini adalah:
(1) isu kelembagaan yang menyebabkan rendahnya kuantitas dan kualitas garam rakyat;
(2) isu permodalan yang menyebabkan para petambak garam terutama dalam kategori
kecil dan penggarap menjadi terjerat pada bakul, tengkulak dan juragan;
(3) isu regulasi yang menyebabkan lemahnya keberpihakan dan proteksi pemerintah
pada sektor garam rakyat, sehingga usaha garam rakyat menjadi tidak prospektif dan
marketable; dan
(4) isu tata niaga garam rakyat yang sangat liberalistik dengan tidak adanya penetapan
standar kualitas dan harga dasar garam rakyat, sehingga terjadi deviasi harga yang
sangat tinggi di tingkat produsen petambak garam dan pelaku pasar, serta terjadinya
penguasaan kartel perdagangan garam di tingkat local.
IKU NO. 17: Jumlah lembaga sosial budaya yang melakukan pemberdayaan masyarakat
pesisir
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2014 untuk jumlah lembaga sosial budaya
yang melakukan pemberdayaan masyarakat pesisir adalah 30 buah. Lembaga sosial budaya
yang menjadi target adalah Pusat Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat Pesisir
(P3MP). Pada pelaksanaannya hingga akhir tahun 2014 lembaga yang telah melakukan
pemberdayaan sebanyak 30, atau sesuai dengan target yang ditetapkan.
Tabel 23. Daftar lembaga Sosial (P3MP)
No PROVINSI KAB/KOTA
1 BANTEN P3MP Lebak
2 JAWA BARAT
P3MP Tasikmalaya
3 P3MP Bekasi
4 JAWA TENGAH P3MP Kendal
5 DIY P3MP Kulonprogo
6 JAWA TIMUR P3MP Trenggalek
7 BALI
P3MP Badung
8 P3MP Gianyar
62
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
9 NTB P3MP Lombok Timur
10 BENGKULU P3MP Kota Bengkulu
11
SULAWESI
TENGGARA P3MP Wakatobi
12 SUMATERA BARAT P3MP Pasaman Barat
13 JAWA TENGAH P3MP Batang
14 BALI P3MP Buleleng
15 MALUKU UTARA P3MP Kab. Kep. Tidore
16 KALSEL P3MP Kab. Barito Kuala
17 BATAM P3MP Kota Batam
18 PAPUA P3MP Kab. Merauke
20 MALUKU UTARA P3MP Kota Ternate
21 SULAWESI SELATAN P3MP Kota Makassar
22 NTB P3MP Lombok Barat
23 NTT P3MP Kota Kupang
24 KALIMANTAN BARAT P3MP Kubu Raya
25 SULAWESI UTARA P3MP Kota Bitung
26 GORONTALO P3MP Gorontalo Utara
27 SULAWESI SELATAN P3MP Kota Pare pare
28 MALUKU P3MP Maluku Tenggara
29 MALUKU P3MP Kota Ambon
30 PAPUA P3MP Yapen
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu
dan beberapa tahun terakhir;
Pada tahun lalu capaian IKU ini sama persis dengan tahun 2014, yaitu sebesar 100%
dari target 30 unit P3MP. Sementara pada tahun-tahun sebelumnya tidak ada capaian
maupun target yang dibuat. Berdasarkan relaisasi tersebut, dapat dinyatakan bahwa capaian
IKU ini stabil.
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
Kegiatan/pembentukan P3MP tidak dimasukkan dalam Renstra direktorat PMPPU
tahun 2010-2014. Hal ini terjadi karena lebih memfokuskan pada kegiatan perempuan pesisir
dan masyarakat adat.
63
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
4. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja
alternative soluasi yang telah dilakukan;
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan/kegagalan pencapaian di indikator
kinerja ini adalah:
1. Koordinasi yang baik antara Direktorat PMPPU, Dinas KP kabupaten/kota lokasi sasaran,
serta pihak –pihak lain seperti Kementerian Sosial, Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional, Dinas Koperasi dan UMKM, Perbankan.
2. Kesungguhan penerima sasaran kegiatan
3. Anggaran kegiatan yang cukup
4. Bimbingan/pelatihan dan bimbingan kegiatan
5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;
Dari realisasi anggaran Penguatan dan pengembangan P3MP yang ada di Subdit
Sosial Budaya Masyarakat yang hanya mencapai 85,82%, realisasi capaian target sebesar
100% dapat dianggap sangat efisien. Sebagian anggaran yang tersedia tidak semuanya bisa
dibelanjakan karena adanya penghematan anggaran dan larangan penggunaan paket
meeting di hotel. Akibat larangan kegiatan di hotel tersebut, terdapat kegiatan pembahasan
yang tidak bisa dilaksanakan
Untuk IKU ini efisiensi dari sumber daya manusia pelakunya, lebih berperan
daripada anggaran keuangan. Kesungguhan pelaku penerima sasaran lebih utama
dibaningkan hal lainnya.
6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja:
Beberapa faktor yang berperan dalam pencapaian target jumlah P3MP yang
terfasilitasi pada tahun ini adalah:
1. Pembinaan dan pemberian bantuan pendampingan baik dari pemerintah selaku
pelaksana kegiatan, maupun lembaga (sosial) lainnya
2. Program pemberdayaan keluarga dan perempuan baik dari Kementerian Sosial
maupun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
64
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
3.1.2. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA TAHUN 2014
Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, diperoleh data capaian kinerja Direktorat
PMPPU di tingkat korporat tahun 2014 sebesar 129,50%, yang berasal dari capaian kinerja
masing-masing perspektif sebagai berikut:
a. Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder) dengan bobot 25% capaian kinerja
148,60% = 37,15%
b. Perspektif Masyarakat KP (Costumer) dengan bobot 15% capaian kinerja 201,48% =
30,22%,
c. Perspektif Internal (Internal Process) dengan bobot 30%, capaian kinerja 103,91% =
31,17%,
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth) dengan bobot 30
% capaian kinerja 100% = 30%.
Secara rinci, capaian masing-masing sasaran strategis dan indikator kinerja utama
Ditjen KP3K Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 23. Data Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
dan Pengembangan Usaha Tahun 2014
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Capaian
STAKEHOLDER PERSPECTIVE 148,60%
1 Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat perKK/bulan (per musim) (Rupiah)
2.000.000 3.972.661 198,63%
2 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7 6,9 98,57%
CUSTOMER PERSPECTIVE
201,48%
3 Jumlah produksi garam rakyat (Jt Ton) 2,5 2,502 100,08%
4
Jumlah pelaku usaha mikro yang mandiri di
kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (kelompok/orang)
3.340 3.542 106,05%
7.760 8.903 114,73%
5 Jumlah sarana usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)
115 128 111,30%
6
Jumlah kelompok yang menerima
pemberdayaan usaha garam rakyat/PUGAR (kelompok)
3.500 4.011 116,60%
65
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
7 Jumlah tenaga kerja (baru) di bidang
pergaraman pada PUGAR (orang) 8.000 15.876 198,45%
8 Jumlah wirausaha di pesisir (orang) 50 350 700,00%
9 Jumlah unit LKM Grameen yang terfasilitasi
pendiriannya 6 10 166,67%
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 103,91%
10
Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang
diimplementasikan untuk modernisasi sistem produksi garam
3 3 100,00%
11 Jumlah kebijakan publik bidang PMPPU 5 5 100,00%
12 Persentase jumlah produksi garam rakyat Kualitas Produksi (KP1) dibandingkan total produksi (%)
40 : 60 31,04 : 68,96 77,60%
13 Jumlah koperasi pesisir yang terfasilitasi akses permodalannya (unit)
10 17 170,00%
14 Jumlah unit usaha baru yang terfasilitasi
pengembangan usahanya (unit) 24 18 75,00%
15 Luasan tambak garam yang dikelola (Ha) 26.975 27.897,59 103,42%
16
Persentase luas lahan yang menggunakan
inovasi teknologi dibanding total lahan pugar (%)
30 31,57 105,23%
17
Jumlah lembaga sosial budaya yang
melakukan pemberdayaan masyarakat pesisir (lembaga)
30 30 100,00%
LEARN & GROWTH PERSPECTIVE 100%
18 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III
dan IV Dit. PMPPU (%) 60 60 100
19 Service Level Agreement Dit. PMPPU (%) 70 70 100
20.
Jumlah rekomendasi aparat pengawas internal dan eksternal (APIEP) yang
ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi Dit. PMPPU (%)
100 100 100
21. Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja Dit. PMPPU
Nilai AKIP A Nilai AKIP A 100
22. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Dit. PMPPU 7,5 7,5 100
23. Nilai Penerapan RB Dit. PMPPU 75 75 100
24. Persentase penyerapan DIPA Dit. PMPPU (%)
>95 >92,04 96,88
66
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Berdasarkan data capaian indikator kinerja (IKU) tahun 2014 seperti tabel berikut,
terlihat bahwa 3 (tiga) indikator kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha masih belum mencapai target yang diharapkan, yaitu pada indikator
No 2, 12 dan 14. Sementara indikator yang lain telah memenuhi target, bahkan melampaui
dari target yang ditetapkan.
Secara ringkas pencapaian indikator kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat
Pesisir dan Pengembangan Usaha tahun 2013, disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 24. Data Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
dan Pengembangan Usaha Tahun 2013
SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET
TAHUN 2013
REALISASI %
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
1
Meningkatnya
kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan
1. Rata-rata pendapatan
petambak garam rakyat per KK/bulan (per musim)
Rp.1,800,000 Rp.
2.856.053,70
159
2. Pertumbuhan PDB
Perikanan (%)
7 - -
CUSTOMER PERSPECTIVE
2
Meningkatnya ketersediaan produk
Kelautan dan Perikanan yang bernilai tambah
3. Jumlah produksi garam rakyat (Jt Ton)
0,545 1.041.472,55 191,1
3 Meningkatnya
kemandirian masyarakat
KP3K
4. Jumlah pelaku usaha mikro
yang mandiri di kawasan
pesisir dan pulau-pulau kecil
(kelompok/orang)
3.140 klp /
5.608 orang
8.424 klp/
34.905 orang
268 /
622
5. Jumlah sarana usaha mikro
yang beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)
85 140 164,7
6. Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan
usaha garam rakyat/PUGAR (kelompok)
3.347 3.521 105,2
4 Meluasnya kesiapan masyarakat untuk usaha
dan kesempatan kerja di bidang KP
7. Jumlah tenaga kerja di bidang pergaraman pada
PUGAR (orang)
16.400 35.210 214,7
8. Jumlah wirausaha baru di pesisir (orang)
50 132 264
9. Jumlah unit LKM Grameen yang terfasilitasi
pendiriannya
10 10 100
67
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET
TAHUN 2013
REALISASI %
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
5 Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil
litbang untuk modernisasi sistem produksi garam
10. Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang dibutuhkan
untuk modernisasi sistem produksi garam
3 2 66,7 %
6 Tersedianya kebijakan di bidang PMPPU
11. Jumlah kebijakan publik bidang PMPPU
4 8 200
7 Terselenggaranya
modernisasi sistem produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk
KP yang optimal dan bermutu
12. Persentase jumlah produksi
garam rakyat kualitas produksi (KP1) dibandingkan total produksi (%)
30 : 70 32 : 68 106,67
13. Jumlah koperasi pesisir yang terfasilitasi akses
permodalannya
10 36 360
14. Jumlah unit usaha baru yang
terfasilitasi pengembangan usahanya
12 12 100
8 Meningkatnya
pemanfaatan ekonomi wilayah laut, pesisir, dan
pulau-pulau kecil secara terpadu dan berkelanjutan
15. Luasan tambak garam yang
dikelola (Ha)
22.043 24.207,83 109,8
16. Persentase luas lahan yang
menggunakan inovasi teknologi dibanding total
lahan PUGAR (%)
20 0,2 1
9 Terfasilitasinya lembaga masyarakat KP3K dalam
mendukung upaya kemandirian berbasis
sosial budaya
17. Jumlah lembaga sosial budaya yang melakukan
pemberdayaan masyarakat pesisir
30 30 100
LEARN & GROWTH PERSPECTIVE
10 Tersedianya SDM Dit.
PMPPU yang kompeten dan profesional
18 Indeks Kesenjangan
Kompetensi Eselon III dan IV Dit. PMPPU (%)
60 60 100
11
Tersedianya informasi di
Dit. PMPPU yang valid, handal dan mudah
diakses
19 Service Level Agreement Dit.
PMPPU (%)
70 70 100
12 Terwujudnya good
governance & clean
government di Dit.
PMPPU
20. Jumlah rekomendasi aparat
pengawas internal dan eksternal (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding
total rekomendasi Dit. PMPPU (%)
100 100 100
21. Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja Dit.
PMPPU
Nilai AKIP A Nilai AKIP A 100
68
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET
TAHUN 2013
REALISASI %
22. Nilai Inisiatif Anti Korupsi
Dit. PMPPU
7,5 7,5 100
23. Nilai Penerapan RB Dit.
PMPPU
75 75 100
13 Terkelolanya anggaran Dit. PMPPU secara
optimal
24. Persentase penyerapan DIPA Dit. PMPPU (%)
>95 >92,04 96,88
3.2 REALISASI ANGGARAN.
Anggaran total yang dikelola langsung oleh Direktorat Pemberdayaan Masyarakat
Pesisir dan Pengembangan Usaha pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 14.154.685.000,-.
Pada akhir tahun 2014 dana yang terserap sebesar Rp. 11.450.976.384,00 atau 80,90% dari
pagu anggaran terakhir, dengan sisa dana yang tidak terserap sebanyak Rp 2.703.708.616,00
(19,10%). Sementara realisasi dari capaian target fisik adalah 87,92%.
Tabel 25. Realisasi Anggaran Satker Direktorat PMPPU
No Judul Kegiatan
Pagu
Anggaran Realisasi Anggaran
Realisasi
fisik Keterangan
(Rp) (Rp) (%) (%)
1 Subdit Akses
Permodalan 2.605.000.000 2.423.707.148 92,94 94,87
Penghematan perjalanan LN
2 Subdit Sosial Budaya
Masyarakat 1.740.400.000 1.549.101.900 89,01 96,25 Penghematan fullboard
3 Subdit Akses Iptek 1.647.469.000 1.087.647.550 93,15 95,61 Self blocking
4
Subdit
Pengembangan
Usaha
2.653.380.000 1.597.848.970 60,22 72,20 JFPR belum bisa
dilaksanakan
5 PUGAR 2.603.900.000 2.354.615.702 90,43 88,45 Penghematan fullboard
dan publikasi
6 Tata Usaha 2.684.536.000 2.219.091.264 82,66 85,35 Penghematan paket meeting dan self blocking
7 Pengadaan Alat Pengolah Data
220.000.000 218.964.250 99,53 100,00
14.154.685.000 11.450.976.880 84,90 87,92
Sedangkan anggaran total yang masuk dalam IKU/Tapja Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, baik yang dikelola oleh staf Direktorat
69
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, untuk Program PUGAR,
Proyek pembangunan Masyarakat Pesisir (CCDP-IFAD) yang merupakan Staker tersendiri,
maupun dalam bentuk Tugas Perbantuan (TP) PUGAR, dan Dekonsentrasi adalah
sebanyak Rp 184.598.152.000,-. Sementara realisasi dari anggaran tersebut adalah Rp
167.224.804.270,- atau 90,59%.
Sementara Pagu dan Realisasi Total Anggaran yang dipergunakan untuk mencapai
target kegiatan di lingkup Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan
Usaha pada tahun 2014 adalah seperti tabel berikut ini:
Tabel 26. Uraian Satker dan Anggaran Lingkup Kegiatan Direktorat PMPPU
NO URAIAN PAGU REALISASI CAPAIAN
1 SATKER DIT. PMPPU 14.154.685.000 11.450.976.384 80,90
2 TP PUGAR 65.000.000.000 61.248.919.000 94,23%
3 PMO CCDP IFAD 21.547.825.000 14.997.629.870 69,60%
4 PIU CCDP IFAD 70.632.175.000 66.235.350.708 93,78%
PAGU TOTAL 184.987.500.000 171.155.555.478
92,52%
Tabel 27. Uraian Kegiatan dan Anggaran Lingkup Direktorat PMPPU 2014
NO KEGIATAN/INDIKATOR KINERJA PAGU REALISASI %
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha, meliputi: 184.987.500.000 171.155.555.478 92,52
1 TP PUGAR, Subdit SBM, Subdit AI (IKU1, IKU 3, IKU 8, IKU 13, IKU 14, IKU 21,
IKU 22, IKU 23)
70.991.769.000 66.230.044.952 93,29
IKU 1. Rata-rata pendapatan petambak
garam per KK/bulan (permusim)
IKU 3. Jumlah produksi garam rakyat
IKU 8. Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam rakyat/PUGAR (kelompok)
IKU 13. Jumlah tenaga kerja (baru) di bidang pergaraman (orang) pada
PUGAR
IKU 14. Jumlah rekomendasi inovasi
teknologi yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam
IKU 21. Persentase jumlah produksi garam
rakyat Kualitas Produksi (KP1)
dibandingkan total produksi
IKU 22. Luasan tambak garam yang dikelola
70
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
NO KEGIATAN/INDIKATOR KINERJA PAGU REALISASI %
IKU 23. Persentase luas lahan yang
menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan pugar
2 Subdit AP, Subdit PU, CCDP IFAD, (IKU
6, IKU 7) 97.433.380.000 82.830.829.548
85,01
IKU 6. Jumlah pelaku usaha mikro yang
mandiri di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
IKU 7. Jumlah sarana usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)
Jumlah pagu tahun 2014 sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya (tabel dibawah),
namun realisasi anggarannya lebih baik (tahun 2014 mencapai 92,52%; tahun 2013
mencapai 90,59%). Apabila ditinjau dari target dan realisasi anggaran pada berdasarkan
indikator kinerja Tahun 2013, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 28. Indikator Kinerja dan Capaian 2013
NO KEGIATAN/INDIKATOR KINERJA PAGU REALISASI %
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha, meliputi:
184.598.152.000 167.224.804.270 90,59
1 TP PUGAR, Subdit SBM, Subdit AI (IKU1, IKU 3, IKU 8, IKU 13, IKU 14, IKU 21, IKU
22, IKU 23)
95.517.500.000
92.657.103.470 97,0054
IKU 1. Rata-rata pendapatan petambak
garam per KK/bulan (permusim)
IKU 3. Jumlah produksi garam rakyat
IKU 8. Jumlah kelompok yang menerima
pemberdayaan usaha garam rakyat/PUGAR (kelompok)
IKU 13. Jumlah tenaga kerja (baru) di bidang pergaraman (orang) pada PUGAR
IKU 14. Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam
IKU 21. Persentase jumlah produksi garam rakyat Kualitas Produksi (KP1)
dibandingkan total produksi
IKU 22. Luasan tambak garam yang dikelola
IKU 23. Persentase luas lahan yang
menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan pugar
2 Subdit AP, Subdit PU, CCDP IFAD, Dekon (IKU 6, IKU 7)
89.080.652.000 74.995.664.040 84,188
71
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
NO KEGIATAN/INDIKATOR KINERJA PAGU REALISASI %
IKU 6. Jumlah pelaku usaha mikro yang
mandiri di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
IKU 7. Jumlah sarana usaha mikro yang
beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)
Penggabungan beberapa indikator pada 2 bagian seperti tabel di atas, dilakukan
karena pada kegiatan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan
Usaha tidak dapat dipisah-pisahkan. Masing-masing IKU pada SubDirektorat ataupun
proyek/kegiatan lainnya saling berkaitan. Masing-masing Sub Direktorat/kegiaan di atas
mempunayi tujuan yang hampir sama, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
target/sasaran, namun dalam bentuk jenis kegiatan yang berbeda.
72
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
BAB IV. PENUTUP
Demikian laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dari direktorat
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha ini kami sampaikan. Penyebab
tidak tercapainya realisasi anggaran disebabkan antara lain:
1. Lambatnya proses penerbitan revisi DIPA, sehingga pekerjaan menumpuk di akhir tahun;
2. Pengelola Proyek IFAD terutama di daerah masih belum memahami benar baik teknis
pelaksanaan proyek sesuai Pednis yang ada, maupun karena belum mengerti benar tentang
pencairan dan pelaporan keuangan;
3. Rencana penghematan (self blocking) karena rencana pengalihan anggaran untuk kegiatan
prioritas. Rencana kini tidak jadi dilakukan, namun pelaksanaan sudah sangat mepet di akhir
tahun anggaran.
4. Pembatalan kegiatan rapat diluar kantor (fullboard meeting), karena adanyasurat edaran dari
MenPAN-RB mengenai larangan rapat di hotel
Seiring dengan pelaksanaan yang sudah melalui tahun kedua, diharapkan para
pengelola Proyek CCDP-IFAD baik di pusat maupun daerah dapat lebih cakap dalam
merealisasikan rencana kegiatan, sehingga realisasi pekerjaan dan keuangan dapat lebih
maksimal. Untuk kegiatan yang dilaksanakan dan disupervisi oleh Satker Direktorat PMPPU,
baik di pusat, kegiatan Tugas Pembantuan dan dekonsentrasi, capaian LAKIP tahun 2014
diharapkan dapat menjadi pembelajaran pada pelaksanaan tahun-tahun mendatang.
Semoga laporan ini dapat dijadikan referensi pelaksanaan kegiatan tahun 2014 dan
sebagai acuan untuk mewujudkan kinerja yang lebih baik di tahun mendatang.
73
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
74
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
LAMPIRAN
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014
DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DAN
PEMBERDAYAAN USAHA
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Riyanto Basuki
Jabatan : Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha
Selanjutnya disebut pihak pertama
Nama : Sudirman Saad
Jabatan : Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selanjutnya disebut pihak kedua
Pihak pertama pada tahun 2014 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama.
Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Pihak Kedua,
Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil
Sudirman Saad
Jakarta, Januari 2014
Pihak Pertama,
Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
dan Pengembangan Usaha
Riyanto Basuki
75
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
PENETAPAN KINERJA
Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha u
Tahun Anggaran : 2014
SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET
TAHUN 2013
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
14. Meningkatnya kesejahteraan
masyarakat kelautan dan perikanan
1. Rata-rata pendapatan petambak garam
rakyat per KK/bulan (per musim)
Rp. 2.000.000
2. Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7,00
CUSTOMER PERSPECTIVE
15. Meningkatnya ketersediaan
produk Kelautan dan Perikanan yang bernilai tambah
3. Jumlah produksi garam rakyat (Jt Ton)
2,5
16. Meningkatnya kemandirian
masyarakat KP3K
4. Jumlah pelaku usaha mikro yang
mandiri di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (kelompok/orang)
3.340/7.760
5. Jumlah sarana usaha mikro yang
beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)
85
6. Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam
rakyat/PUGAR (kelompok)
3.500
17. Meluasnya kesiapan masyarakat untuk usaha dan kesempatan
kerja di bidang KP
7. Jumlah tenaga kerja di bidang pergaraman pada PUGAR (orang)
8.000
8. Jumlah wirausaha baru di pesisir (orang) 50
9. Jumlah unit LKM Grameen yang
terfasilitasi pendiriannya
6
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
18. Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil litbang untuk modernisasi sistem produksi
garam
10. Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam
3
19. Tersedianya kebijakan di bidang
PMPPU
11. Jumlah kebijakan publik bidang PMPPU 5
20. Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan,
12. Persentase jumlah produksi garam rakyat kualitas produksi (KP1) dibandingkan
total produksi (%)
40 : 60
76
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET
TAHUN 2013
dan pemasaran produk KP yang
optimal dan bermutu
13. Jumlah koperasi pesisir yang terfasilitasi
akses permodalannya
10
14. Jumlah unit usaha baru yang terfasilitasi
pengembangan usahanya
24
21. Meningkatnya pemanfaatan ekonomi wilayah laut, pesisir,
dan pulau-pulau kecil secara terpadu dan berkelanjutan
15. Luasan tambak garam yang dikelola (Ha) 26.975
16. Persentase luas lahan yang
menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan PUGAR (%)
30
22. Terfasilitasinya lembaga
masyarakat KP3K dalam mendukung upaya kemandirian berbasis sosial budaya
17. Jumlah lembaga sosial budaya yang
melakukan pemberdayaan masyarakat pesisir
30
LEARN & GROWTH PERSPECTIVE
23. Tersedianya SDM Dit. PMPPU yang kompeten dan profesional
18 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III dan IV Dit. PMPPU (%)
50
24. Tersedianya informasi di Dit. PMPPU yang valid, handal dan
mudah diakses
19 Service Level Agreement Dit. PMPPU (%)
75
25. Terwujudnya good governance &
clean government di Dit. PMPPU
20. Jumlah rekomendasi aparat pengawas internal dan eksternal (APIEP) yang
ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi Dit. PMPPU (%)
100
21. Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja Dit. PMPPU
Nilai AKIP A
22. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Dit. PMPPU 7.5
23. Nilai Penerapan RB Dit. PMPPU 75
26. Terkelolanya anggaran Dit. PMPPU secara optimal
24. Persentase penyerapan DIPA Dit. PMPPU (%)
>95
Jumlah Anggaran : Rp 184.598.152.000,-
Kegiatan : Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha
Direktur Jenderal Kelautan,
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Jakarta, November 2014
Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
dan Pengembangan Usaha
77
LAPORAN AKUNTABILITAS DIREKTORAT
PMPPU TAHUN 2014
Sudirman Saad Riyanto Basuki