BAB I PENDAHULUAN - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1188/2/BAB I.pdf · ... dan...

6
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan kehidupan (living fluid) yang mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi dalam enam bulan kehidupannya seperti karbohidrat, air, lemak, protein, elektrolit, mineral serta imunoglobulin (Pollard, 2015). Begitu pentingnya ASI bagi bayi sehingga United Nation Childrens Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan sebaiknya anak hanya diberi air susu ibu (ASI) selama enam bulan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada pasal 6 menyebutkan “Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya”. Seluruh kebutuhan bayi yang baru lahir akan terpenuhi oleh ASI, karena ASI mengandung komponen zat gizi yang berkualitas tinggi dan berguna untuk kecerdasan, pertumbuhan dan perkembangan anak. ASI memiliki kelebihan yang sangat banyak sehingga dianjurkan untuk diberikan kepada bayi selama enam bulan secara eksklusif (Istiany dan Rusilanti, 2013). ASI mengandung bakteri probiotik yang mengatur fungsi kekebalan tubuh dan meningkatkan resistensi terhadap bakteri patogen pada usus. Bakteri probiotik yang banyak dikenal termasuk kelompok bakteri asam laktat (BAL) dan termasuk mikroorganisme yang aman dan dapat membantu kesehatan (Syukur dkk., 2013). Pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada bayi 0-6 bulan belum maksimal. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan pada pekan ASI tahun 2013 1 http://repository.unimus.ac.id

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1188/2/BAB I.pdf · ... dan...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan kehidupan (living fluid) yang

mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi dalam enam bulan

kehidupannya seperti karbohidrat, air, lemak, protein, elektrolit, mineral serta

imunoglobulin (Pollard, 2015). Begitu pentingnya ASI bagi bayi sehingga United

Nation Childrens Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO)

merekomendasikan sebaiknya anak hanya diberi air susu ibu (ASI) selama enam

bulan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang

Pemberian ASI Eksklusif pada pasal 6 menyebutkan “Setiap ibu yang melahirkan

harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya”.

Seluruh kebutuhan bayi yang baru lahir akan terpenuhi oleh ASI, karena ASI

mengandung komponen zat gizi yang berkualitas tinggi dan berguna untuk

kecerdasan, pertumbuhan dan perkembangan anak. ASI memiliki kelebihan yang

sangat banyak sehingga dianjurkan untuk diberikan kepada bayi selama enam

bulan secara eksklusif (Istiany dan Rusilanti, 2013). ASI mengandung bakteri

probiotik yang mengatur fungsi kekebalan tubuh dan meningkatkan resistensi

terhadap bakteri patogen pada usus. Bakteri probiotik yang banyak dikenal

termasuk kelompok bakteri asam laktat (BAL) dan termasuk mikroorganisme

yang aman dan dapat membantu kesehatan (Syukur dkk., 2013).

Pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada bayi 0-6 bulan belum maksimal.

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan pada pekan ASI tahun 2013

1

http://repository.unimus.ac.id

2

cakupan ASI eksklusif di Indonesia mengalami penurunan dari tahun 2010 yang

pencapaian awal 61,3% menjadi 30,2 %. Berbagai upaya terus dilakukan oleh

pemerintah maupun pihak swasta dan juga masyarakat peduli ASI, karena hasil

cakupan ASI eksklusif belum mencapai target secara nasional yaitu sebanyak 80%

(Survei Demografi Kesehatan Indonesia, 2012; Kemenkes RI, 2013). Salah satu

faktor resiko terjadinya kegagalan pemberian ASI adalah ibu yang bekerja.

Beberapa faktor yang memengaruhi kendala tersebut diantaranya adalah kondisi

sosial ekonomi yang mengharuskan ibu untuk bekerja, jarak lokasi kerja dengan

rumah, kondisi fisik ibu, bahkan dikarenakan cuti pegawai terbatas maksimal 3

bulan, sehingga pelaksanaan program ASI eksklusif tidak dapat dilaksanakan

dengan baik (Hikmawati, 2008).

Faktor-faktor yang menjadi penghambat bagi ibu yang bekerja dalam

pemberian ASI bukanlah suatu alasan yang tepat untuk tidak memberikan ASI.

Hal ini dikarenakan dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui,

perlengkapan memerah ASI dan dukungan lingkungan kerja seorang ibu yang

bekerja tetap memberikan ASI secara eksklusif karena menyusui sebenarnya

adalah proses alamiah bagi setiap ibu yang seharusnya diberikan kepada anaknya.

Seorang ibu yang mengetahui akan pentingnya ASI eksklusif akan menyimpan

ASI yang telah diperah untuk digunakan selama ibu meninggalkan bayinya

(Gibney et al, 2008 dalam Indrayani, 2016).

Penyimpanan ASI untuk jangka waktu tertentu tidak dapat dihindari, dimana

terjadi peningkatan jumlah ibu yang kembali bekerja segera setelah melahirkan.

Menurut Indrayani (2016), ketakutan terbesar yang menghalangi prospek Bank

http://repository.unimus.ac.id

3

ASI untuk jangka waktu yang cukup lama adalah kemungkinan kontaminasi

bakteri dan pertumbuhan bakteri patogen dari ASI yang disimpan, sehingga

membuat ASI tidak aman untuk dikonsumsi. Selain itu, penurunan pH ASI selama

penyimpanan mungkin menunjukkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan dan

kebanyakan terjadinya kontaminasi pada ASI yang disimpan dan kemungkinan

terjadi pada ibu yang tidak mengikuti metode yang sesuai dan dianjurkan.

Proses penyimpanan ASI perah di dalam freezer merupakan salah satu cara

dari proses pengawetan bahan makanan dengan cara pendinginan dan pembekuan.

Proses ini merupakan salah satu teknologi pengawetan pangan yang didasarkan

pada pengambilan panas dari bahan pangan sehingga daya simpan produk menjadi

lebih panjang (Estiasih dan Ahmadi, 2011). Kondisi penyimpanan ASI yang

diberikan kepada bayi terkadang kurang optimal. Kondisi penyimpanan yang

optimal diperlukan karena ASI merupakan produk/bahan pangan dari manusia

yang dalam hal ini dikategorikan sebagai hewan mamalia. Bahan pangan nabati

relatif lebih tahan lama waktu simpannya daripada hewani. Hal ini berarti ASI

sebagai produk hewani mamalia relatif pendek waktu simpannya sehingga untuk

penyimpanan ASI perlu kondisi yang optimal dan metode yang paling sesuai dari

berbagai macam metode penyimpanan yang ada (Iqbal, 2010).

ASI mengandung laktosa yang tinggi sehingga menjadi media yang disukai

oleh bakteri salah satunya bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat adalah

kelompok bakteri yang mampu memfermentasikan laktosa menjadi asam laktat.

Efek bakterisidal dari asam laktat berkaitan dengan penurunan pH ASI menjadi 3-

4,5 sehingga pertumbuhan bakteri lain termasuk bakteri pembusuk akan

http://repository.unimus.ac.id

4

terhambat, pada umumnya mikroorganisme dapat tumbuh pada pH 6-8. Penelitian

Aminah (2012) menunjukkan bahwa keasaman pada ASI yang telah disimpan

selama lima hari dengan suhu -5ºC mengalami perubahan. Perubahan keasaman

ini dapat disebabkan oleh bakteri yang terdapat pada ASI selama penyimpanan.

Bakteri tersebut mampu memecah laktosa menjadi asam laktat, sehingga kondisi

tersebut menyebabkan penurunan keasaman ASI pada hari kelima. Penelitian juga

pernah dilakukan oleh Siahaya, (2017) yang menunjukkan bahwa perlakuan lama

waktu penyimpanan beku memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar

protein, pH, jumlah total bakteri ASI yang disimpan selama dua belas hari pada

freezer. Juga terdapat pengaruh penyimpanan pada almari pendingin (suhu 2-8ºC)

terhadap penurunan kadar laktosa dalam ASI (Arifin, dkk., 2009).

Berdasarkan latar belakang dan beberapa hasil penelitian diatas, maka peneliti

tertarik melakukan penelitian terhadap total bakteri asam laktat pada air susu ibu

(ASI) yang di simpan pada freezer selama 2, 4, dan 6 hari.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumusan permasalahan penelitian

yaitu Berapakah total bakteri Asam Laktat pada air susu ibu yang disimpan pada

freezer selama 2, 4, dan 6 hari.

1.3. Tujuan penelitian

1) Mengetahui total bakteri asam laktat pada air susu ibu yang disimpan

pada freezer selama 2, 4, dan 6 hari.

2) Menganalisis perbedaan total bakteri asam laktat pada air susu ibu yang

disimpan pada freezer selama 2, 4, dan 6 hari.

http://repository.unimus.ac.id

5

1.4. Manfaat penelitian

1.4.1. Ilmu pengetahuan

Menambah ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan khususnya dalam

bidang mikrobiologi.

1.4.2. Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat terkhusus kepada kaum ibu

tentang kualitas air susu ibu yang disimpan pada freezer.

http://repository.unimus.ac.id

6

1.5. Originalitas penelitianTabel 1 Originalitas penelitian

No. Nama Judul Hasil1. Siti Aminah dan

Joko Teguh Isworo(2012)

Pengaruh Penyimpanan PadaSuhu Rendah Terhadap UmurSimpan Dan Total Bakteri AirSusu Ibu (ASI)

Umur simpan Air Susu Ibu(ASI) pada suhu rendahberdasarkan parameter warna,aroma, konsistensi dankeasaman adalah 4 hari dantidak ada pengaruh lamapenyimpanan pada suhurendah terhadap total bakteripada Air Susu Ibu (ASI).

2. GriennastyClawdya Siahaya(2017)

Pengaruh Lama PenyimpananAir Susu Ibu (ASI) pada Suhu-15 C Terhadap Kualitas ASI

Perlakuan lama waktupenyimpanan bekumemberikan pengaruh yangnyata terhadap kadar protein,Ph, dan jumlah total bakteriASI yang disimpan selama 12hari pada suhu -15 C.

3. Sri Sinto Dewi danHerlisa Anggraini(2012)

Viabilitas Bakteri AsamLaktat Asal Asi Terhadap pHAsam Lambung dan GaramEmpedu

Terdiri dari 6 isolat bakteriasam laktat yang termasukdalam genus lactobacillusyang memiliki ketahananterhadap pH rendah dan garamempedu. Isolat yangberpotensi untukdikembangkan sebagaiprobiotik sistem kekebalanadalah lactobacillus isolat A.1dan A.2

4. Lilis Nuraida, SitiWinarti, Hana, danEndangPrangdimurti(2011)

Evaluasi In Vitro TerhadapKemampuan Isolat BakteriAsam Laktat Asal Air SusuIbu Untuk MengasimilasiKolesterol DanMendekonjugasi GaramEmpedu

Pediococcus Pentosaceusmerupakan isolat bakteri asamlaktat asal ASI yang palingpotensial untuk digunakanpada pengembangan produkprobiotik dengan sifatfungsional spesifik untukmenurunkan kolesterol denganmekanisme asimilasi dandekonyugasi garam empedu.

Perbedaan penelitian terletak pada lama penyimpanan ASI dan jenis

pemeriksaan kualitas ASI. Jenis penelitian yang akan dilakukan yakni menghitung

total bakteri asam laktat pada air susu ibu yang disimpan pada freezer selama 2, 4,

dan 6 hari.

http://repository.unimus.ac.id