BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG - e …e-journal.uajy.ac.id/5241/2/1MTA01929.pdf · I.1 LATAR...
-
Upload
nguyendang -
Category
Documents
-
view
235 -
download
1
Transcript of BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG - e …e-journal.uajy.ac.id/5241/2/1MTA01929.pdf · I.1 LATAR...
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
I.1.1 Koridor Jalan DI.Panjaitan Dan Jalan Ali Maksum Yogyakarta Sebagai
Salah Satu Inti Pelestarian Citra Yogyakarta
Jalan DI. Panjaitan dan Jalan Ali Maksum Yogyakarta menuju Panggung
Krapyak, merupakan jalan yang dilalui oleh garis sumbu filosofis Yogyakarta
dengan jarak berkisar 2 kilometer. Jalan yang dilalui oleh garis filosofis ini
memiliki nilai historis sebagai peninggalan budaya luhur sehingga dilindungi
oleh Undang – Undang PERDA Yogyakarta dan diharapkan mampu
membentuk Citra Kawasan Cagar Budaya1-Panggung krapyak sebagai
Kawasan Warisan Budaya dan Citra Keistimewaan Yogyakarta.
Pada sebuah ringkasan hasil studi yang terbaru (Prasetya, 2008)
mendeskripsikan tentang kawasan Panggung Krapyak yang dikenal sebagai
kampung santri karena adanya pondok pesantren dan kehidupan religiusnya
yang masih terpelihara. Sektor pendukung pariwisata di koridor ini cukup
berkembang khususnya dibidang jasa seperti cafe, guest house, dan toko/art
gallery, restoran, warung makan, jasa percetakan dan lainnya. Panggung
Krapyak berada pada poros imajiner kota Yogyakarta yang menghubungkan
Gunung Merapi, Tugu Jogja, Kraton Yogya, Panggung Krapyak, dan Laut
Selatan. Apabila dirunut dari Selatan (Pantai Selatan)
1 Citra Kawasan Cagar Budaya adalah Warisan Budaya menjadi elemen penting penguat identitas kawasan. (Penjelasan PERDA Yogyakarta Nomor 6, 2012, hal. Pasal 12, Ayat 1)
I.1 LATAR BELAKANGG
I.1.1 Koridor Jalalan DI.Panjaitan Dan Jalan Ali Maksum m Yogyakarta Sebagai
Salah Satuu Inti Pelestarriai n Citrtra a YoYogygyakakara tata
Jalan DDI.I Panjajaititan dan Jalan Ali Maksum YoYogyg akararta menuju u Panggung
Krapyayak,k, mmerupakakaan jalan yang dilalui oleh garis ssumumbu ffililososofofis Yogyayakarta
deengnganan jarakak berkisar 2 kilometer. Jalan yang dilalui oleheh gararisis ffililosofis ini
mememiliikki nilai historis sebagai peninggalan budaya luhur sehininggga a ddililindndungigi
oleh Undang – Undang PERDA Yogyakarta dan diharappkan mamampu
memmbentuk Citra Kawasan Cagar Budaya1-Panggung krapyyak sebaagagai
Kawwasan Warisan Budaya dan Citra Keistimewaan Yogyakarta.
Pada sesebubu hah ringkg asann hasil sstutuddi yyang g tet rbrbararu u (Prasetya, 200008)8)
mendeskripsikan tentang kawasan n PPanggung Krapyak yang dikenal sesebabagagai
kakampunungg sasantntriri kkararenenaa adadananyay pondok pepesasantntrerenn dadann kekehihidudupapan rereliligigiususnnya
yayangng masih ttererpepelilihaarara. SeSektor ppenendudukungng pparariwisisatataa did koridoror iinini cukup
berkembbang khususnya dibidanng jasa seperti cafe, guest hhouse, dan toko/art
gallery, restoran, warung mmakan, jasa percetakan dan lainnya. Panggung
Krapyak berada pada poros immajiner kkota Yogyakarta yang menghubungkan
Gunung Merapi, Tugu Jogja, KKrratoon Yogya, Panggung Krapyak, dan Laut
2
Bab I . Pendahuluan
menuju ke Utara (Gn.Merapi) berarti kelahiran seorang anak menuju
kedewasaan. Utara ke selatan berarti jalan kehidupan manusia setelah dewasa
menuju sang Khalik . Kawasan ini dimaknai sebagai sebagai buah rahim ibu /
perempuan, ditandai dengan adanya Kampung Mijen yang artinya sebagai
benih atau bibit seorang anak (Lampiran PERDA Yogyakarta Nomor 6 Tentang
Pelestarian Warisan Budaya dan Cagar Budaya, 2012).
I.1.2 Penataan Ruang Koridor Jalan DI. Panjaitan dan Jalan Ali Maksum
Yogyakarta dalam Aturan Perundang-Undangan
Koridor Jalan DI. Panjaitan dan Jalan Ali Maksum Yogyakarta sebagai
jalan yang dilalui oleh jalur sumbu filosofi merupakan salah satu koridor jalan
yang menjadi bagian dari warisan budaya berbentuk bentang garis lurus antara
Tugu , Kraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak (PERDA Yogyakarta Nomor 6,
Tahun 2012, hal. Pasal 61). Koridor ini dilindungi oleh peraturan undang-undang
sebagai bagian dari cagar budaya khas daerah yakni kawasan Panggung
Krapyak, tujuannya adalah agar kawasan tersebut tetap terjaga kelestariannya
melalui batasan aturan resmi pemerintah yang dituangkan dalam wujud
Peraturan Daerah Yogyakarta serta Rancangan Peraturan Daerah – Rencana
Tata Ruang Wilayah Yogyakarta.
Kawasan Panggung Krapyak merupakan salah satu dari 13 lokasi inti
pelestarian Citra Kota baik bangunan, rumah, taman, jalan maupun ornamen
yang memiliki kekhususan kawasan kota dengan spesifik sebagai yakni Sumbu
Krapyak Kraton Tugu (Jalan DI. Panjaitan, Trikora, Ahmad Yani, Malioboro,
menuju sang Khalik . Kawwasasan ini dimakaknanai sebagai sebagai buah rahim ibu /
perempuan, ditananddai dengan adanya Kampung MiMijejen yang artinya sebagai
benih atauau bibit seorang aannak k (L( amampipiraran PEP RDA Yogyakartata Nomor 6 Tentang
Peleststarian Warisan BuBudadayaya dan Cagar Budaya, 20112)2).
II.1.2 PePenanatataaan RRuuang Koridor Jalan DI. Panjaitan ddana Jalalanan AAlil Makaksum
Yogygyakakartaa ddalam Aturan Perundang-Undangan
KKoridor Jalan DI. Panjaitan dan Jalan Ali Maksum Yogyaakarttaa sesebab gai
jalann yang dilalui oleh jalur sumbu filosofi merupakan salah satu kkoridor jalalann
yanng menjadi bagian dari warisan budaya berbentuk bentang garis lurus anantarara
TuTugugu , Kraton YoYogygyakakarartata, dad n Panggungng KKrarapypyakak (P(PERDA Yogyakakarta Nomoorr 6,6,
Tahun 2012, hal. Pasal 61). Koridor r ini i i didilindungi oleh peraturan undang-undndanang
seebabagag i bagian dari cagar budaya khas daerah yakni kawasanan PPanangggguung
KrK apyakk, tt jujuannnnyaya aaddalah aggarar kkawawasasaan tersebubutt tetetatapp tte jrjaga keleeststaariaiannya
meelalalului baatatasasan aturan resmimi pemerrinintah yang ditituauangngkan dadalalam wujud
Peraturan Daerah Yogyakartaa serta Ranncangan Peraturan Daerah – Rencana –
Tata Ruang Wilayah Yogyakarrta.
Kawasan Panggung Krapyakk mmerupakan salah satu dari 13 lokasi inti
3
Bab I . Pendahuluan
Mangkubumi) sebagai jalur kota yang menyiratkan citra filosofis dan
peninggalan budaya (Rancangan PERDA RTRW Kota Yogyakarta Th.2010-2029,
Tentang Penetapan Citra Kota, Pasal 73).
Pengaturan Inti pelestarian Citra Kota meliputi beberapa hal antara lain
Sumbu Krapyak – Kraton – Tugu (jalan DI Panjaitan, Trikora, Jend. Ahmad
Yani, Malioboro,Mangkubumi), tidak boleh diubah geometri dan pandangan
bebas dikiri kanan jalan, melalui pembentukan ruang jalan dengan
perbandingan antara lebar jalan dengan tinggi bangunan pembatas sebesar 2 : 1
atau tidak melebihi garis imajiner sudut 45 derajat dari sumbu jalan ke arah
samping. Suasana jalur dibentuk dengan pengaturan tata hijau sebagai
pengarah dan pembentuk suasana, estetika dengan tanaman yang
mencerminkan tata hijau lingkungan Keraton (Rancangan PERDA RTRW Kota
Yogyakarta Th.2010-2029, Tentang Penetapan Citra Kota, Pasal 75).
I.2 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
I.2.1 Pengaruh Sektor Ekonomi Terhadap Kualitas Fisik Bangunan dan
Lingkungan
Penetapan peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Yogyakarta Tahun 2010 – 2029 diharapkan mampu mendukung pelestarian
penataan bangunan dan lingkungan di sepanjang koridor jalan DI Panjaitan dan
jalan Ali Maksum sebagai salah satu jalur yang mendukung pembentukan citra
kota Yogyakarta. Namun, pada situasi yang riil, ditemukan beberapa kondisi
fisik yang cukup kontras dan berbeda dengan arahan yang ada dalam undang-
undang perda DIY ataupun rancangan perda RTRW. Koridor jalan DI
Tentang Penetapan Citra Kota, PaPasasall 73).
Pengaturan Inntiti pelestarian Citra Kota melipuutiti beberapa hal antara lain
Sumbu Krrapapyak – Kraton– –– Tuggu u (j(jalan DDI I Panjaitan, Tririkok ra, Jend. Ahmad –
Yanii, Malioboro,MaMangngkkubumim ),) tidid kak bbololeheh ddiuiubabah h geometri ddanan pandangan
bbebas didikikiriri kanan jjalalan, melalui pembmbenentukan ruruanang g jalan dengan
peerbrbanandidingn ann aantara lebar jalan dengan tinggi bangunann ppembabattass sesebesar 22 : 1
atatauau tidakak melebihi garis imajiner sudut 45 derajat dari summbu jjalalanan ke araah
sasampining. Suasana jalur dibentuk dengan pengaturan tata hhijauu ssebebagaii
penggarah dan pembentuk suasana, estetika dengan tanaaman n yangng
menncerminkan tata hijau lingkungan Keraton (Rancangan PERDA RTRW KKotta
YoYogygyakarta Th.2010-2029, Tentang Penetapan Citra Kota, Pasal 75).
I.I 22 LATAR BELAKANG PERMASASALAHAN
I.I.2.2.11 PePengngar huh SSekektotorr EkEkononomomi i Terhhadadapap KKuaualilitatass FiFi isikk BBanangugunanann ddan
LiLingngkukungnganan
Penetapan peraturan daerrahah tentangng Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Yogyakarta Tahun 2010 – 22029 diharaapkan mampu mendukung pelestarian –
penataan bangunan dan lingkungngan di ssepanjang koridor jalan DI Panjaitan dan
jalan Ali Maksum sebagai salah saatuu jalur yang mendukung pembentukan citra
4
Bab I . Pendahuluan
Panjaitan dan jalan Ali Maksum hingga Panggung Krapyak berkembang cukup
pesat khususnya pada sektor ekonomi. Secara fisik terlihat dengan jelas
perubahan tampilan dan fungsi bangunan yang semula adalah hunian rumah
tinggal bertambah fungsi menjadi rumah tinggal dan rumah usaha. Selain itu
ditemui pula penggunaan badan jalan untuk parkir kendaraan, sebagai
konsekuensi terhadap usaha perdagangan yang kian berkembang, pemanfaatan
lahan pejalan kaki (trotoar) sebagai lahan usaha (sektor non-formal). Sektor
ekonomi berkembang pesat dan mendominasi koridor ini.
Gambar I.1 Ragam Jenis Usaha dan Pemanfaatan Lahan Pejalan Kaki di Jl.DI.Panjaitan – Jl.Ali Maksum Yogyakarta
Sumber : Peneliti , Januari 2013
Aktivitas di koridor jalan ini semakin beragam karena dilengkapi dengan
berbagai fasilitas umum yang cukup lengkap bagi masyarakat, seperti fasilitas
pendidikan (formal dan non-formal) fasilitas kesehatan, bank, rumah ibadah,
kantor dan pelayanan pemerintahan / kantor kecamatan.
perubahan tampilan dan ffunungsi bangunanan yyang semula adalah hunian rumah
tinggal bertambaahh fungsi menjadi rumah tinggal ddanan rumah usaha. Selain itu
ditemui ppula penggunaan baadadann jajalalan n unu tuk parkir kkenendaraan, sebagai
konsnsekuensi terhadadapap uusas ha perdagangan yanngg kikianan bberkembang, pep manfaatan
llahan pepejajalalan n kaki ((trtrootoar) sebagai lahan usahaha ((sektoror nnonon-f- ormal)). Sektor
ekkononomomii berkkembang pesat dan mendominasi koridor inii.
Gambar I.1 Ragam Jenis UUsaha dan PPemanfaatan Lahan Pejalan Kaki di Jl.DI.Panjaiitan – Jl.Ali MMaksum Yogyakarta –
Sumbber : Peneliti i , Januari 2013
Aktivitas di koridor jalan inini semamakin beragam karena dilengkapi dengan
berbagai fasilitas umum yang cukkupup lengkap bagi masyarakat, seperti fasilitas
5
Bab I . Pendahuluan
I.2.2 Kualitas Fisik Bangunan dan Lingkungan Sebagai Representasi
Citra dan Makna Sumbu Filosofi Kota Yogyakarta
Pada awalnya bangunan – bangunan yang berada di koridor sumbu jalan
DI.Panjaitan – Ali Maksum – Panggung Krapyak berfungsi tunggal sebagai
rumah tinggal, namun seiring dengan perkembangan waktu dan kebutuhan
masing – masing penduduk, maka hampir sebagian besar penduduk di koridor
jalan ini beralih ke sektor ekonomi formal dan non formal.
Gambar I.2 Rumah Tinggal dan Usaha di Jl.DI.Panjaitan – Jl.Ali Maksum Yogyakarta Sumber : Peneliti , Januari 2013
Perkembangan ini berdampak pada perubahan fasade –fasade bangunan yang
diikuti oleh penambahan fungsi dari bangunan tersebut sebagai tempat usaha.
Usaha non formal di koridor ini cukup mendominasi, maka tidak sedikit
ditemui rumah tinggal yang berfungsi ganda yakni sebagai tempat tinggal dan
tempat usaha..........................................................................................................
Pada awalnya bangunnanan – bangunan n yayang berada di koridor sumbu jalan –
DI.Panjaitan – AAlili Maksum– – Panggung Krapyak k beberfungsi tunggal sebagai –
rumah tingnggal, namun seiriinng ddenengagan n pep rkrkembangan wakaktut dan kebutuhan
masising – masing pependndududuk, maka hampir sebebagagiaian n bbesar pendudukuk di koridor –
jjalan innii beberaralilih ke ssekekttor ekonomi formal dan nonon formaal.l
GaGambmbar I.2 RRumumah Tinggal dan UUsaha di JlJl.DI.Panjaitan – JJll.AlAli Maksumum YYogyakarta –Sumberer : Penellititi , Januari 2013
Perkembangan ini berdampak k pada peruubahan fasade –fasade bangunan yang
diikuti oleh penambahan fungsi ddari bbangunan tersebut sebagai tempat usaha.
Usaha non formal di koridor ini cukup mendominasi, maka tidak sedikit
Gam
bar I
.3 K
ondi
si F
isik
Kor
idor
dan
Ban
guna
n ya
ng a
da d
i jal
an D
I Pan
jaita
n da
n ja
lan
Ali
Mak
sum
Yog
yaka
rta
Sum
ber:
Sdri
Sept
iKur
niaw
ati
NST
Janu
ari2
013
7
Bab I . Pendahuluan
Berikut ini adalah kondisi penataan bangunan di koridor jalan DI Panjaitan
dan Ali Maksum Yogyakarta yang digambarkan secara terpisah menjadi 3
segmen yang terbagi berdasarkan perbedaan ciri fisik yang muncul dari masing
– masing segmen.
Gambar I.4 Penggal Jalan I Sumber : Peneliti, Januari 2013
Bangunan di penggal 1 ini adalah bagian utara di Jl.DI Panjaitan yang
kurang lebih jaraknya ½ kilometer dan dipenuhi oleh bangunan-bangunan
usaha yang beberapa diantaranya masih memanfaatkan bentukan asli rumah
tinggal.
segmen yang terbagi berdasasararkkan perbeddaaaann ciri fisik yang muncul dari masing
– masing segmen.n.
GaGambmbar I.4 PPennggggalal JJ lalan II Sumber :: PPeneneleliti, Januari 2013
BBangug nan didi ppenenggggalal 11 iinin adalah h babagigianan uutatara ddii JlJl D.DI PaPanjnjaiaitatan n yyang
kukurarangng llebebihih jjararakaknynyaa ½½ kik lomeeteterr dan n didipenunuhihi ooleleh h babangngununanan-b-banangunan
usaha yang beberapa diantarannya masisih h memanfaatkan bentukan asli rumah
tinggal.
8
Bab I . Pendahuluan
Gambar I.5 Bangunan dan Lingkungan di Penggal ISumber : Penulis, Januari 2013
Berbeda dengan penggal I, pada penggal II bangunan mulai baru dengan jenis
yang minimalis dan lebih nampak sebagai bangunan usaha.
Gambar I.6 Penggal Jalan II Sumber : Peneliti, Januari 2013
Bangunan di penggal 2 masih di Jl.DI Panjaitan yang berjarak sekitar ½
kilometer lebih sebelum batas wilayah Kabupaten Bantul. Penggal jalan ini
dipenuhi oleh bangunan-bangunan usaha dengan penataan bangunan yang
GaGambar I.5 BaBangngunan ddan LLiningkgkunu gan di Pennggggala ISumber : Penulis, Januari 2020131
BeBerbrbeda a ddengan penggal I, pada penggal II bangunan mulai bbaru dedengngan jennisi
yayang mminimalis dan lebih nampak sebagai bangunan usaha.
Gambmbar I.6 Peenggal Jalan IISumberr : Peneleliti, Januari 2013
9
Bab I . Pendahuluan
beragam baik dari ketinggian, luas atau lebar kapling serta gaya fasade yang
berbeda.
Gambar I.7 Bangunan di Penggal IISumber : Peneliti, Januari 2013
Penggal III setiap bangunan hampir seluruhnya adalah bangunan usaha
non formal yang jenis bangunannya awalnya adalah sebagai rumah tinggal
yang berkembang menjadi rumah usaha.
Gambar I.8 Penggal Jalan IIISumber : Peneliti, Januari 2013
Gambar I.7 Bangunan di Penggal IISumber : Peneliti, Januari 2013
Penggal III setiap bangunan hampir seluruhnya adalah banggunanan usahaha
nonn formal yang jenis bangunannya awalnya adalah sebagai rummah tinnggaal
yayangng berkembang meenjnjadadii rumah usaha.
10
Bab I . Pendahuluan
Bangunan di penggal III ini berada di dua jalan yakni DI Panjaitan dan Ali
Maksum yang berarti berada di dua teritori yakni wilayah Yogyakarta dan
Bantul. Jarak penggal jalan ini berkisar hampir 1 Kilometer dengan jenis
bangunan yang memiliki fungsi ganda sebagai rumah tinggal dan rumah
usaha.
Gambar I.9 Bangunan di Penggal IIISumber : Peneliti, Januari 2013
Aktivitas perekonomian yang berlangsung di sepanjang jalan DI.Panjaitan
dan jalan Ali Maksum memberi dampak nyata terhadap kualitas ruang – ruang
publik yang ada, seperti trotar, area pejalan kaki dan lahan terbuka hijau.
Gambar I.10 Kondisi Pemanfaatan Ruang Publik di Penggal ISumber : Peneliti, Januari 2013
Bantul. Jarak penggal jalalann iini berkisarar hhampir 1 Kilometer dengan jenis
bangunan yang g mmemiliki fungsi ganda sebagai ruumam h tinggal dan rumah
usaha.
Gambar I.9 Bangunan di Penggal IIISumber : Peneliti, Januari 2013
Aktivittasas ppererekekononomomiaan yayang berlaangngsuungng ddii sesepapanjnjanang g jalan DI.Panjaaititanan
dan jalan Ali Maksum memberi damampak nyata terhadap kualitas ruang –– rruauanng –
pupublb ikk yyanangg adadaa, sesepepertrtii trtrototarar,, area pejalanan kkakakii dadann lalahahann teterbrbukuka hihijajau.u.
11
Bab I . Pendahuluan
Setiap aktivitas yang berada di ruang luar bangunan sangat erat kaitannya
dengan fasilitas dan elemen-elemen pendukungnya. Menurut (Shirvani, 1985,
hal. 28) setiap ruang publik perlu adanya elemen pendukung seperti tanaman
hijau atau pepohonan sebagai peneduh, kursi, pencahayaan/lampu, kios, jam,
dan elemen pendukung lain yang dapat memberikan kemungkinan rasa nyaman
bagi penggunanya. Ruang publik yang dalam hal ini adalah trotoar di penggal
I masih tersedia bagi pejalan kaki dan dilengkapi dengan beberapa elemen
pendukung. Sementara pada penggal II, pada kiri dan kanan jalan mulai
terlihat berbeda, salah satu sisi jalan tidak memiliki ruang terbuka publik
karena jarak bangunan yang memakan badan jalan.
Gambar I.11 Kondisi Pemanfaatan Ruang Publik di Penggal IISumber : Peneliti, Januari 2013
Berlanjut ke Penggal III yang hampir setiap area publik dipadati oleh fasilitas
tambahan yang dibawa oleh masing-masing pemilik rumah yang adalah
pemilik usaha. Masing –masing pemilik usaha memanfaatkan ruang publik
sebagai pendukung usaha, sehingga di penggal III, sebagian besar area publik
dipadati oleh ragam usaha perdagangan. Selain itu, penggal III di bagian jalan
Ali Maksum tidak memiliki ruang bagi pejalan kaki, dan bangunan rumah
hal. 28) setiap ruang publilikk perlu adanyaya eelel men pendukung seperti tanaman
hijau atau pepohhoonan sebagai peneduh, kursi, pencacahhayaan/lampu, kios, jam,
dan elemenen pendukung lain yay ngng ddappatat mmemmbeb rikan kemunggkik nan rasa nyaman
bagigi penggunanyaa. RuRuanang publik yang dalam m hahal inini i adalah trotoaar r di penggal
II masih h tetersrsededia bagagii pejalan kaki dan dilengkgkapapi dengnganan bbeberapa elemen
pendndukukunu g. SSementara pada penggal II, pada kiri dann kanann jajalalan mumulai
teterlrlihihat bberbeda, salah satu sisi jalan tidak memiliki ruangg terbubukaka publiik k
kakarenana jarak bangunan yang memakan badan jalan.
Gaambmbar I.11 Kondisi i PeP manfaaaatan Ruang Publblikik di Pengnggagall IISumbbeer : Penelilitit , Januari 2013
Berlanjut ke Penggal III yangg hampir setetiap area publik dipadati oleh fasilitas
tambahan yang dibawa oleh masingg-masing pemilik rumah yang adalah
pemilik usaha. Masing –masing ppeemilik usaha memanfaatkan ruang publik
12
Bab I . Pendahuluan
tinggal berada dekat dengan badan jalan. Sehingga kerap kali pejalan kaki
berjalan bersamaan dengan kendaraan umum di jalan yang sama.
Beberapa jenis bangunan di penggal III
masih mempertahankan bentuk rumah
asli yang berada langsung berhadapan
dengan badan jalan. Kondisi ini memberi
warna beragam pada penggal III karena
jenis bangunan baik dari fungsi, ukuran
dan jaraknya juga beragam dan berbeda
satu dengan yang lain. Setiap bangunan
baik fasade yang meliputi warna , tekstur,
kondisi maupun fungsinya tentu dapat
merepresentasikan karakter dari sebuah
wilayah (Garnham, 1985, hal. 49). Hal ini
tentu berlaku pula dengan sebuah koridor
yang memiliki nilai historis.
Gambar I.12 Kondisi Pemanfaatan Ruang Publik di Penggal III
Sumber : Peneliti, Januari 2013
Berbagai aspek baik dari sisi pariwisata, sosial, ekonomi, dan budaya
menjadi hal yang perlu disoroti secara arsitektural, guna mampu
menyelaraskan dan memperkuat informasi historis dari sebuah jalan bersejarah.
Beberapa penemuan lapangan di atas menjadi dasar penelitian terhadap
kualitas koridor bersejarah di kawasan Panggung Krapyak, yakni koridor Jalan
DI Panjaitan dan Jalan Ali Maksum , Yogyakarta. Tujuannya adalah untuk
mendalami lebih lagi tentang pengaruh makna sumbu filosofi terhadap kualitas
Beberapaa jjenis bangunan di penggal III
masih mempertaahahankan bentuk rumah
asaslii yyanang g berada langssunu g berhadapan
dedenggan badanan jjalan.. Kondisi inini i memberi
warna beragam m pada a pepengnggal III kak rena
jenis bangunan baik dad ri ffunungsgsi, ukuurar n
dan jaraknya juga beragaam dadan beberbr edaa
satu dengan yang lain. Setiiap babangngunu an
baik fasade yang meliputi warrna , tekstturr,
kondisi maupun fungsinya ttentuu dapaat
memereprp esesenentatasisikakan n kakarakter dari sebubuahah
wilayah (Garnham, 1985, hal. 49). HaHal l inini
tenttu u beberlrlakakuu pupulala ddenengagann sebuuahah kkooriidor
yangg mmememililikiki ninilalaii hihistoris.
GaG mbbarr II 1.122 KoKo dndiisii PePemamanfnfaaa tan RuRuanangg PuPublblikik ddi i PePenggaall IIIIII
SuS mber : PePenenelilitti, JaJanunuararii 202 13
Berbbagai aspek baik dari sisi parariwi isata, sosial, ekonomi, dan budaya
menjadi hal yang perlu disoroti seecara arsitektural, guna mampu
menyelaraskan dan memperkuatat informmasi historis dari sebuah jalan bersejarah.
Beberapa penemuan lapangan ddi atas menjadi dasar penelitian terhadap
13
Bab I . Pendahuluan
fisik penataan bangunan di koridor koridor Jalan DI Panjaitan dan Jalan Ali
Maksum , Yogyakarta yang didukung dengan studi pustaka , peraturan daerah
dan studi lapangan.
Fisik lingkungan yang baik akan membentuk pemetaan kognisi (cognitive
mapping) yang baik dan berkesan bagi manusia (Hariyono, 2010, hal. 60).
Menurut Spreiregen (1965, hal.77) penataan bangunan dalam ruang kota akan
nampak esensinya apabila memperhatikan kualitas proporsi dari setiap
bangunan yang terbangun, baik dari dinding maupun lantainya serta kondisi
kehidupan di antar bangunan yang satu dengan yang lain. Seyogyanya,
penataan ruang fisik kota, yang dalam pembahasan ini adalah sebuah koridor
harus mampu memperlihatkan kualitas estetika yang baik melalui elemen-
elemen fisik, penataan bangunan dan lingkungan yang selaras dengan
karakteristik kota tersebut.
Bangunan memiliki arti penting dalam membentuk sebuah jaringan
struktur jalan dan area publik. Bangunan memang dapat berkembang lebih
besar atau bahkan lebih kecil untuk bentuk dan tampaknya sesuai dengan
keinginan pemiliknya (Carmona dkk. 2003- dalam Mirsa, 2011, hal. 49),
namun perkembangan tersebut membawa dampak terhadap kondisi ruang-
ruang terbuka untuk penghijauan, pejalan kaki dan lahan usaha sebagai
lingkungan fisik serta lingkungan non-fisik yang berhubungan dengan
kehidupan sosial, budaya dan aktivitas masyarakat. Seiring dengan berjalannya
waktu, akan terjadi perkembangan kebutuhan aktivitas dalam masyarakat yang
berdampak pada perkembangan sebuah bangunan. Tidak jarang juga akan
dan studi lapangan.
Fisik lingkgkungan yang baik akan membentuk pemetetaaa n kognisi (cognitive
mappinng)g) yang bab ik ddan bererkekesaan baagigi mmannususia (Hariyono, 2010, hal. 60).
MeMenurut Spprer iregenen ((1965, hal.l.7777)) pepenanataan bangugunan n dadalam ruang g kota akan
namppakak eeses nsinnyya apabila memperhatikan kualilitatas prropopororsis dari setiap
baangngununan yyang terbangun, baik dari dinding maupun lantntaia nyyaa seserrta konddisi
kekehih duppan di antar bangunan yang satu dengan yang lain. SSeyeyogogyay nya,a,
penaattaan ruang fisik kota, yang dalam pembahasan ini adalah seebuahah kkoro idor
haruus mampu memperlihatkan kualitas estetika yang baik melaalui elememenn-
elemmen fisik, penataan bangunan dan lingkungan yang selaaras ddengann
karakteristik k kokotata tterersesebubut.t.
Bangunan memiliki arti penting dalam membentuk sebuah jjarariningagan
sttruruktkturur jjalalanan ddanan aarea a pupublblikik.. BaB ngngununanan mmememanang g dadapapatt beberkrkemembabangng llebih
bebesaarr atatauau bbahkakann lebih kecicil untuk bebentuk dan ttamampaaknknyaya ssesesuaaii dengan
keinginan pemiliknya (Carmmoona dkk. 2003- dalam Mirsa, 2011, hal. 49),
namun perkembangan tersebubut membawawa dampak terhadap kondisi ruang-
ruang terbuka untuk penghijaauau n, ppejalan kaki dan lahan usaha sebagai
lingkungan fisik serta lingkungagan non-fisik yang berhubungan dengan
14
Bab I . Pendahuluan
terjadi titik jenuh dan kemudian akan terjadi proses perubahan luasan kapling
dan bangunan, bisa berupa penambahan, pengurangan atau terbentuknya
bangunan dan kapling baru. (Cozen dlm Carmona dkk, 2003 (Mirsa, 2011,
hal. 50). Hal ini sering dijumpai pada lokasi yang sudah tidak efektif lagi
dengan kegiatan yang diwadahinya sehingga akan terjadi perubahan sesuai
dengan kebutuhan dan perilaku penggunanya. Atau apabila lebih ekstrim lagi
adalah pergantian bangunan lama menjadi bangunan baru yang menampung
aktivitas berbeda. (Mirsa, 2011, hal. 51)
I.3 RUMUSAN PERMASALAHAN
Sebagai salah satu Inti Pelestarian Citra Kota Yogyakarta, bagaimana
wujud kualitas fisik penataan bangunan yang ada di koridor Jl.DI.Panjaitan dan
Ali Maksum saat ini ?
I.4 TUJUAN DAN SASARAN PENELITIAN
I.4.1 Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi di Koridor jalan DI. Panjaitan
dan jalan Ali Maksum saat ini, kemudian membandingkannya dengan arahan yang
sudah tertuang pada aturan perundang-undangan tentang pengolahan tata ruang
bangunan dan wilayah historis kota Yogyakarta serta memberi masukan atau
saran bermanfaat sebagai dasar perbaikan bagi penataan bangunan dan lingkungan
sebuah koridor yang menjadi salah satu inti pelestarian citra kota Yogyakarta.
bangunan dan kapling barruu. ((CCozen dllmm CaC rmona dkk, 2003 (Mirsa, 2011,
hal. 50). Hal innii sering dijumpai pada lokasi yangg sudah tidak efektif lagi
dengan kkeegiatan yang diwadadahahinnyaa ssehehiningggga akan terjadidi pperubahan sesuai
dengngan kebutuhann ddaan perilaku penggunanya. AAtatau u apabila lebih h ekstrim lagi
adalah pperergagantn ian babanngunan lama menjadi bangngununan bbararu u yayang mennama pung
akktitivivitatass berbbeeda. (Mirsa, 2011, hal. 51)
I..33 RURUMUUSAN PERMASALAHAN
Sebagai salah satu Inti Pelestarian Citra Kota Yogyakartaa,, bagagaiaimam nana
wujud d kualitas fisik penataan bangunan yang ada di koridor Jl.DI.Paanjaitann dann
Allii MaMaksum saat ini ?
I.I 44 TUT JUAN DAN SASARAN PENELITIAN
I.I.4.4.11 TuTujujuanan PPenenelelititiaiann
MeMengngidideentififikakasi dan menengevaluasi kkondisi dii KKoro iddoror jjalalanan DDI.. PPanjaitan
dan jalan Ali Maksum saat ini, keemudian memembandingkannya dengan arahan yang
sudah tertuang pada aturan peruundang-unddangan tentang pengolahan tata ruang
bangunan dan wilayah historis kokota Yoogyakarta serta memberi masukan atau
saran bermanfaat sebagai dasar perbaikikan bagi penataan bangunan dan lingkungan
15
Bab I . Pendahuluan
I.4.2 Sasaran Penelitian
a. Melakukan peninjauan tentang Peraturan Daerah mengenai Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta Tahun 2010-2029 yang
mengatur pelestarian citra Yogyakarta pada inti wilayah bersejarah
yang salah satunya adalah koridor jalan DI.Panjaitan dan jalan Ali
Maksum Yogyakarta.
b. Mengidentifikasi kesesuaian ataupun ketidaksesuaian antara aturan
perundang-undangan dengan kondisi lingkungan dan masyarakat di
koridor jalan DI.Panjaitan dan jalan Ali Maksum Yogyakarta dan
faktor apa saja yang melandasi ketidaksesuaian tersebut.
c. Mengevaluasi penataan bangunan dan lingkungan di koridor jalan
DI.Panjaitan dan jalan Ali Maksum Yogyakarta melalui studi
identifikasi, studi pustaka, tinjauan lapangan, serta peninjauan data
PERDA terkait daerah yang menjadi salah satu inti pelestarian citra
kota Yogyakarta
I.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN
a. Hal-hal yang menjadi konsetrasi dalam penelitian ini adalah pengamatan
secara visual tentang tata bangunan dan lingkungan pada koridor
Jl.DI.Panjaitan dan Ali Maksum Yogyakarta dan melibatkan koresponden
sebagai salah satu sumber informasi dalam mendukung kelengkapan data.
b. Penelitian ini bersifat deskriptif dan evaluasi dokumen-dokumen
pemerintah seperti PERDA Yogyakarta Nomor 6 tahun 2012, Peraturan
Tata Ruang Wililayay hah Kota YoYogygyakarta Tahun 2010-2029 yang
mengaturur pelestarian citra Yogyakarta padada inti wilayah bersejarah
yayang salah satunyaa adad lalah h kokoriridodor r jalan DI.Panjaaititan dan jalan Ali
Maksum YYogogyayakarta.
b. MeMengngidentiififikakasi kesesuaian ataupun keketidakssesesuauaiaian n antaraa aturan
peruunndang-undangan dengan kondisi lingkunganan dan mmasasyayarakaat t di
kkoridor jalan DI.Panjaitan dan jalan Ali Maksum Yogygyakakaarta danan
faktor apa saja yang melandasi ketidaksesuaian tersebut.
c. Mengevaluasi penataan bangunan dan lingkungan di kkoridor jallanan
DI.Panjaitan dan jalan Ali Maksum Yogyakarta meelalui studdi
identifikaasisi, ststududii pupustaka, tinjauauann lalapapangngan, serta penininjnjauan ddatataa
PERDA terkait daerahh yyanang g menjadi salah satu inti pelestarian n cicitrtra
kota Yogyakarta
I.5 RURUANA G LIINGNGKUP PENELILITIAN
a. Hal-hal yang menjadi koonsetrasi daalam penelitian ini adalah pengamatan
secara visual tentang tatata bangugunan dan lingkungan pada koridor
Jl.DI.Panjaitan dan Ali Maksksum YYogyakarta dan melibatkan koresponden
sebagai salah satu sumber informr asi dalam mendukung kelengkapan data
16
Bab I . Pendahuluan
Walikota Nomor 25 tahun 2013 dan rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta tahun 2010-2029 sebagai
pembanding dengan kondisi riil di lapangan, serta mencari faktor-faktor
yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan kondisi di koridor
Jl.DI.Panjaitan dan Ali Maksum Yogyakarta.
c. Penelitian ini akan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang sudah
terjadwal sebagai berikut :
I.6 METODE PENELITIAN
Penulisan ini secara umum akan membahas tentang batasan aturan
perundang-undangan yang tertuang dalam PERMEN PU Nomor
06/PRT/M/200 tanggal 16 Maret 2007 , PERDA RTRW Kota Yogyakarta
tahun 2010-2029 dan beberapa aturan lainnya tentang penataan ruang historis
di jalan DI Panjaitan dan jalan Ali Maksum. Kemudian melihat kondisi yang
ada saat ini di jalan DI Panjaitan dan jalan Ali Maksum dan
pembanding dengan kokondndisi riil di i lalapapangan, serta mencari faktor-faktor
yang memililikiki pengaruh terhadap perkembaangngan kondisi di koridor
Jl.DI.I.PPanjaitan dan Ali MaMaksksumum YoYogygyakakarta.
c. PPenelitian inini aakakan dilaksanakan sesuauai i dedenngan waktu yyang sudah
terjjadadwawal l sebagagaii bberikut :
I.6 METODE PENELITIAN
Penulisan ini secara ummum akann membahas tentang batasan aturan
perundang-undangan yang tet rtuanng dalam PERMEN PU Nomor
06/PRT/M/200 tanggal 16 Maret t 22007 , PERDA RTRW Kota Yogyakarta
17
Bab I . Pendahuluan
menghubungkannya dengan aturan-aturan yang ada. Sifatnya adalah sebagai
evaluasi dokumen-dokumen seperti RTRW Kota Yogyakarta, PERDA
Yogyakarta Nomor 6 tahun 2012 , RAPERDAIS Yogyakarta dan Peraturan
Mentri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/200 tanggal 16 Maret 2007
tentang kejelasan pendefinisian komponen penataan konsep identitas
lingkungan, sekaligus mengetahui apa yang melandasi ketidaksesuaian antara
kondisi di lapangan dengan peraturan pemerintah.
Proses evaluasi ini akan dilakukan melalui proses penelitian dengan
metode visual survey , yakni mengumpulkan data lapangan dengan proses
mapping koridor jalan DI Panjaitan dan jalan Ali Maksum tentang tata
bangunan terkait fungsi serta titik vegetasi sebagai salah satu unsur penting
dalam koridor sumbu filosofis. Data-data diperoleh dengan mendatangi lokasi
kemudian melakukan sketching langsung sebagai data sementara, dibantu
dengan photographic recording dan videotaping. Selain itu dalam proses ini
akan dilakukan proses wawancara yang bersifat non-formal kepada beberapa
masyarakat setempat. Selanjutnya merangkum data – data peraturan pada
PERMEN PU Nomor 06/PRT/M/200 tanggal 16 Maret 2007 , PERDA RTRW
Kota Yogyakarta tahun 2010-2029 yang membahas mengenai tata ruang kota
sebagai jalur kota yang menyiratkan citra filosofis dan peninggalan budaya
yang salah satu jalur tersebut adalah jalan DI Panjaitan dan jalan Ali Maksum.
Yogyakarta Nomor 6 tahunun 22012 , RAAPEPERDR AIS Yogyakarta dan Peraturan
Mentri Pekerjaanan Umum Nomor 06/PRT/M/2000 tat nggal 16 Maret 2007
tentang kekejelasan pendeffininissiaian n kokompm ononen penataan kok nsep identitas
linggkkungan, sekalaligigusu mmengetahui apa yang mmelelanandad si ketidaksesusuaian antara
kkondisi i didi llapapaangan dedengan peraturan pemerintahh.
PProrosses evevaluasi ini akan dilakukan melalui prossese pennelelititiaian n dengngan
mem totode vvisual survey , yakni mengumpulkan data lapangaan n dengnganan prosees
mam pppiing koridor jalan DI Panjaitan dan jalan Ali Maksum m tentntanangg tata
bangngunan terkait fungsi serta titik vegetasi sebagai salah satu unnsur pentiningg
dalaam koridor sumbu filosofis. Data-data diperoleh dengan mendaatangi llookassi
kekemmudian melakukukanan sksketetchc ing langsungng ssebebagagaiai data sementtararaa, dibanantutu
dengan photographic recording dadan n vivideotaping. Selain itu dalam proseses iinni
akakanan dilakukan proses wawancara yang bersifat non-formal keppadadaa bebebeberarapa
mmasyar kak tat s tetemempapatt. Selanjnjututnynya a memerrangkum m dadatata – dd tata peratuuraran n pada –
PEERMRMEN PU U NoNomor 06/PRTT/M/M/200 tananggal 16 Marett 202007 , PERERDDA RTRW
Kota Yogyakarta tahun 2010--2029 yangg membahas mengenai tata ruang kota
sebagai jalur kota yang menyyiratkan cicitra filosofis dan peninggalan budaya
yang salah satu jalur tersebut adaalah jjalan DI Panjaitan dan jalan Ali Maksum.
UA
NSA
SAR
AN
KE
BU
TU
HA
N
DA
TA
KA
TE
GO
RI
ME
TO
DA
,
WA
KT
U
PEN
EL
ITIA
N
SUM
BE
R D
AT
AB
EN
TU
K D
AT
AA
NA
L
fikas
i da
n
si k
ondi
si
jala
n D
I.
dan
jala
n
m s
aat
ini,
gkan
nya
han
yang
ang
pada
erun
dang
-
tent
ang
tata
ruan
g
dan
toris
kot
a
serta
an
tau
sara
n
bagi
bang
unan
ingk
unga
n
idor
yan
g
alah
sa
tu
rian
citra
karta
.
Mel
akuk
an
peni
njau
an
tent
ang
Pera
tura
n D
aera
h m
enge
nai
Ren
cana
Tata
Rua
ng W
ilaya
h K
ota
Yog
yaka
rta
Tahu
n 20
10-2
029
yang
m
enga
tur
pele
star
ian
citra
Yog
yaka
rta p
ada
inti
wila
yah
bers
ejar
ah y
ang
sala
h sa
tuny
a
adal
ah k
orid
or j
alan
DI.P
anja
itan
dan
jala
n A
li M
aksu
m Y
ogya
karta
.
Ket
entu
an te
ntan
g
tata
ban
guna
n kh
usus
di d
aera
h si
tus c
agar
buda
ya y
ang
seca
ra
resm
i tel
ah d
i rili
s
oleh
pem
erin
tah
Kua
litat
if ,
Des
krip
tif
Flas
hdis
k,
Cam
era
Den
gan
wak
tu 3
min
ggu
-PER
DA
RTR
W K
ota
Yog
yaka
rta ta
hun
2010
-202
9
-PER
DA
ISTI
MEW
A Y
ogya
karta
No.
1
Th.2
013
- Per
atur
an W
alik
ota
Yog
yaka
rta N
o.25
Th.2
013
- RTR
W B
antu
l-Sew
on T
h.20
07
Dok
umen
Sof
t File
tent
ang
Dok
umen
Pas
al
UU
dan
Pet
a
Ana
lisis
bag
ian –
b
atau
pas
al, y
ang
me
pene
litia
n, d
an y
an
tent
ang
kaw
asan
si
Men
gide
ntifi
kasi
ke
sesu
aian
da
n
ketid
akse
suai
an
anta
ra
atur
an
peru
ndan
g -un
dang
an
deng
an
kond
isi
lingk
unga
n da
n m
asya
raka
t di
kor
idor
jala
n D
I.Pan
jaita
n da
n ja
lan
Ali
Mak
sum
Yog
yaka
rta d
an f
akto
r ap
a
saja
ya
ng
mel
anda
si
ketid
akse
suai
an
ters
ebut
.
Pem
etaa
n la
pang
an,
tipol
ogi b
angu
nan
dan
lingk
unga
n di
korid
or y
ang
dipe
role
h da
ri ko
ndis
i
real
Visu
al S
urve
y,
Map
ping
,
Sket
chin
g,
Phot
ogra
phic
Reco
rd, d
an
Vide
otap
ing
Cam
era,
Ske
tch
Boo
k, V
ideo
Cam
era,
Ala
t
Tulis
Wak
tu y
ang
dipe
rluka
n 3
Min
ggu
Lang
sung
dar
i Lap
anga
n (d
ata
real
)G
amba
r dan
Vid
eo,
gam
bar s
kets
a, d
an
data
-dat
a ju
mla
h da
n
jeni
s ban
guna
n ya
ng
dida
ta se
cara
lang
sung
di la
pang
an (d
ata
real
)
Men
gola
h da
ta d
en
mem
etak
an k
emba
dala
m p
eta
(pem
eta
Men
geva
luas
i pen
ataa
n ba
ngun
an d
an
lingk
unga
n di
kor
idor
jala
n
DI.P
anja
itan
dan
jala
n A
li M
aksu
m
Yog
yaka
rta m
elal
ui st
udi i
dent
ifika
si,
stud
i pus
taka
, tin
jaua
n la
pang
an, s
erta
peni
njau
an d
ata
PER
DA
terk
ait d
aera
h
yang
men
jadi
sala
h sa
tu in
ti pe
lest
aria
n
citra
kot
a Y
ogya
karta
-Dat
a pe
ratu
ran
dan
data
ola
han
dari
hasi
l
surv
eyla
pang
an y
ang
akan
dib
andi
ngka
n
-Dat
a pu
stak
a te
rkai
t
stud
i tat
a ba
ngun
an
yang
aka
n di
guna
kan
seba
gai p
endu
kung
eval
uasi
Des
krip
tif
Lapt
op d
an A
lat
Tulis
(seb
agai
bant
uan
man
ual)
Wak
tu y
ang
dipe
rluka
n 3
Min
ggu
Has
il ol
ahan
surv
ey d
an p
usta
ka y
akni
:
1.H
ariy
ono
Paul
us, P
eren
cana
an D
an
Pem
bang
unan
Kot
a D
an P
erub
ahan
Pard
igm
a
2. J
on L
ang ,
Cre
atin
g A
rchi
tect
ural
Theo
ry
3. R
inal
di M
irsa
, Ele
men
Tat
a R
uang
Kot
a
4. L
. Edh
i Pra
sety
a, P
roce
edin
g
(ISB
N)-
2008
, Kon
serv
asi K
awas
an
Pang
gung
Kra
pyak
Yog
yaka
rta M
elal
ui
Pend
ekat
an U
rban
Lin
kage
Pem
etaa
n, t
abel
perb
andi
ngan
seba
gai
bent
uk d
ari e
vala
si.
Ana
lisis
ben
tuk
ban
lingk
unga
n se
cara
r
dan
mem
band
ingk
a
pera
tura
n at
au a
rah
kem
udia
n ak
an d
ib
pust
aka -
pust
aka
ter
bang
unan
dan
ling
k
Sum
ber :
Dat
a Pe
nulis
, 201
4
g na ta
ur ti ya n
Ket
entu
an te
ntan
g
tata
ban
guna
n kh
usus
di d
aera
h si
tus c
agar
buda
ya y
ang
secaca
ra
resm
i tel
ah d
idi ri
lis
oleh
pemm
eerin
tah
Kua
litat
ifif ,
De
Des
kskrip
tif
Flas
hdis
k,
Cam
era
Den
gan
wak
tu 3
mi
mngng
guu
-PER
DA
RTR
W K
ota
Yog
yaka
rta ta
h
202010
-202
9
-PER
DR
DA
A
ISTI
MEW
A Y
ogya
karta
No
Th.2
013
-Per
atur
an W
alik
okota
Yog
yaka
rtaN
o.2
ThTh2.2
0103
-RTR
WBB
anantutu
l-Sew
on T
hTh.2
007
an n si orr li paa nn
PPem
etaa
nlla
paanan
gan,,
tipol
ogigi
bang
unaann
dan
lilingnkuk
ngann
di
koririd
odor ry
ang
dipe
role
h daa
ri ko
ndis
i
reeal
Visu
al S
urve
y,
Map
ping
,
Sket
chin
g,
Phot
ogra
phic
Reco
rd, d
an
Vide
otap
ing
Cam
era,
Ske
tch
Boo
k, V
ideo
Cam
era,
Ala
t
Tulis
Wak
tu y
ang
dipe
rluka
n 3
Min
ggu
Lang
sung
dar
ii Lap
angga
nan((d
adta
realal
)
h n
-DDat
a pe
ratu
ran
dan
dadatata
ola
han
dari
hasi
l
susurvv
eyeylala
papng
an y
ang
akkanan
ddibib
anandid
ngkka
nn
-Daat
atappu
suta
ka te
rkkai
tit
stud
i taat
atabba
nangugu
nanann
yang
aka
n dii
gunana
kakan
seba
gai p
endu
kung
eval
uasi
Des
krip
tif
Laptpt
opopdda
n A
lat
Tulis
(seb
agai
bant
uan
man
unualal
))
Wak
tu y
ang
didipe
rluka
nn 3
Min
ggu
Ha
Has
isill o
lolahah
ananssu
rvey
dan
pus
taka
yayaknn
i
1.H
ariy
ono
Paul
us, P
eren
canna
aaann
Da
Dn
Pem
bang
unan
Kot
a D
anPPee
rubba
hahann
PaPardrd
igigm
am
a
22.JJo
nonLL
ang,
CCre
atin
g A
rcrchihi
tetecct
ural
Thheoeo
ryry
3. R
inal
diMM
irirsasa
, ElElem
en T
ata
Rua
ng
Kot
a
4. L
. Edh
i Pra
sety
a, P
roce
edin
g
(ISB
N)-
2008
, Kon
serv
asi K
awas
an
Pang
gung
Kra
pyak
Yog
yaka
rta M
elal
u
Pend
ekat
an U
rban
Lin
kage
19
Bab I . Pendahuluan
Alat bantu yang digunakan untuk melakukan visual survey adalah dengan
menggunakan instrumen seperti kamera dan video untuk menangkap gambar
dan rekaman video pada jangka waktu yang telah ditentukan. Selanjutnya
untuk wawancara akan menggunakan alat tulis manual serta perekam
sederhana menggunakan telepon genggam.
Hasil akhir dari penelitian ini adalah dengan membuat perbandingan pada
tiap-tiap poin peraturan pemerintah dan disandingkan dengan kondisi real di
lapangan kemudian memberikan alasan dari setiap ketidaksesuaian yang ada.
Cara ini akan membantu proses penarikan kesimpulan sampai sejauh mana
peraturan pemerintah tentang tata ruang wilayah historis dapat diaplikasikan
pada masyarakat setempat, serta aspek apa yang paling berpengaruh saat ini.
I.7 KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian pada lokasi ini sebelumnya sudah pernah dilakukan pada tahun
2007, hanya saja konsentrasi dari penelitian ini lebih ditekankan pada Kawasan
Panggung Krapyak untuk dikonservasi. Data penelitian tentang Kawasan
Panggung Krapyak yakni :
1. Re-emphasize Urban Linkage Continuity As An Effort For
Conservating Panggung Krapyak Yogyakarta. Tahun 2007
presentasikan pada Seminar Internasional-Univ.Sumatera Utara (USU)
Peneliti : L.Edhi Prasetya. ST. MT (Dosen Un.Pancasila, Jakarta
Selatan)
dan rekaman video padaa jjanangka waktu yayang telah ditentukan. Selanjutnya
untuk wawancararaa akan menggunakan alat tuliiss manual serta perekam
sederhana a menggunakan teleeppon n geg ngnggagam.m
HHasil akhir ddarari pepennelitian ini adalah ded ngnganan mmeembuat perbandndingan pada
tiap-tiap p popoinn peratururaan pemerintah dan disanddiningkgkan ddenengagan n kondisii real di l
lapapangnganan kemmudian memberikan alasan dari setiap ketiidadaksesuauaiaian n yay ng aada.
CaCarara inii akan membantu proses penarikan kesimpulan sammpap i sesejajauhu manna
pep ratuuran pemerintah tentang tata ruang wilayah historis dapatt diaplplikikasasikan
padaa masyarakat setempat, serta aspek apa yang paling berpengaruhh saat ini.
I.7 KEEASLIAN PENELITIAN
Penelitian papadada llokokasasii inini sebelumnyaya ssududahah pperernah dilakukan n ppada tahhunun
2007, hanya saja konsentrasi darii pepenenellitian ini lebih ditekankan pada Kawwasasanan
PaPangnggug ng Krapyak untuk dikonservasi. Data penelitian tentangng KKawawasasan
PaPanggung KKrapyyakak yyakakni :
1.1 Re-empmphahasize Urban Linkagege Continuity AsAs An EfEffort For
Conservating Pangggung Krapapyak Yogyakarta. Tahun 2007
presentasikan pada Semminar Interrnasional-Univ.Sumatera Utara (USU)
Peneliti : L.Edhi Prassetyaa. ST. MT (Dosen Un.Pancasila, Jakarta
Selatan)
20
Bab I . Pendahuluan
2. Konservasi Kawasan Panggung Krapyak Yogyakarta Melalui
Pendekatan Urban Linkage. Tahun 2008. Dijadikan sebagai Prosiding
(ISBN) di Universitas Merdeka , Malang.
Peneliti : L. Edhi Prasetya. ST. MT (Dosen Un.Pancasila, Jakarta
Selatan)
Penelitian tersebut di atas memiliki kesamaan lokasi, namun skala
penelitian dan fokus penelitiannya berbeda. Selain itu penelitian terhadap
kawasan Panggung Krapyak terkait dengan sumbu imajiner juga telah
dilakukan pada tahun 2011 yang dijadikan sebagai bahan tesis yang berjudul :
3. Kajian Pengaruh Filosofi Sumbu Imajiner Dan Penataan Kawasan Di
Yogyakarta, Studi Kasus Kawasan Panggung Krapyak - Tugu
Penulis : Suprihana
Tesis : Program Studi Magister Teknik Arsitektur Program Pasca
Sarjana Univ.Atma Jaya Yogyakarta
I.8 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I Pendahuluan, membahas tentang Latar Belakang Penelitian, Latar
Belakang Permasalahan, Ruang Lingkup Permasalahan, Tujuan dan Sasaran
Penelitian, Ruang Lingkup Pembahasan, Metodologi Penelitian, dan Kaslian
Penelitian.
BAB II Tinjauan Teori membahas tentang referensi pustaka terkait penataan
bangunan pada sebuah perkotaan yang ideal.
BAB III Metode Penelitian menjelaskan mengenai proses penelitian,
pembahasan hingga penarikkan kesimpulan.
(ISBN) di Universiitatass MMerdeka , MaMalal ng.
Peneliti : L. Edhi Prasetya. ST. MT (DDososene Un.Pancasila, Jakarta
Seelalatan)
PPenelitian teerrsebebutut di atas memilikkii kekesasamamaan lokasi, nnama un skala
penelitiianan ddanan fokusus penelitiannya berbeda. SeSelal in itutu ppenenele itian teterhadap
kawawasasan n Paannggung Krapyak terkait dengan sumbu imajjininerer jjugu a tetelah
didilalakkukaann pada tahun 2011 yang dijadikan sebagai bahan tesiss yyang g beberjrjudul :
3.. Kajian Pengaruh Filosofi Sumbu Imajiner Dan Penataann Kawawasasanan Dii
Yogyakarta, Studi Kasus Kawasan Panggung Krapyak - Tuggu
Penulis : Suprihana
Tesis :: PrProgograram m Studi Magiststerer TTekekninikk Arsitektur Prorogrgram Pasascaca
Sarjana Univ.Atma Jaya YYogogyayakkarta
I.I.88 SISISTS EMATIKA PENULISAN
BAB B II PPe dndahahululuauann, membmbahahasas ttenentatang Lattarar BBelel kakang PPenelititianan, LLatar
BeBelalakak ngg Perermmasalahan, Ruangng Lingkkuup Permasalahahann, Tujjuan n dadan Sasaran
Penelitian, Ruang Lingkup PPembahasann, Metodologi Penelitian, dan Kaslian
Penelitian.
BAB II Tinjauan Teori membabahas ttentang referensi pustaka terkait penataan
bangunan pada sebuah perkotaan yana g ideal
21
Bab I . Pendahuluan
BAB IV Kajian Data dan Analisis Tinjauan mengenai peraturan – peraturan
yang membahas tentang Jalan DI.Panjaitan dan Jalan Ali Maksum Yogyakarta
yakni RTWR Yogyakarta tahun 2010-2029, PERDA Yogyakarta Nomor 6
tahun 2012 mengenai Penetapan Citra Kota, Peraturan Mentri Pekerjaan
Umum Nomor 06/PRT/M/200 tanggal 16 Maret 2007 tentang Kejelasan
Pendefini Komponen Penataan Konsep Identitas Lingkungan, RTRW Bantul
tahun 2007, Rancangan Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013
tentang Tata Ruang dan peraturan pendukung lainnya.
BAB V Pembahasan yakni analisis tentang kondisi perkembangan Jalan
DI.Panjaitan dan Jalan Ali Maksum Yogyakarta yang disesuaikan dengan
peraturan-peraturan yang telah dibahas pada Bab IV.
BAB VI Kesimpulan dan Saran , yakni membahas secara singkat tentang
hasil dari pembahasan dan temuan-temuan yang didapat setelah melakukan
analisis serta memberikan masukkan saran .
yakni RTWR Yogyakarta a tatahhun 2010 2-202029, PERDA Yogyakarta Nomor 6
tahun 2012 menenggenai Penetapan Citra Kota, Peraraturan Mentri Pekerjaan
Umum NNoomor 06/PRT/M//202 0 0 tat ngnggagall 166 Maret 2007 tetentang Kejelasan
Pendndefini Kompononenn PPenataan Konsep Ided ntntititasas LLiingkungan, RRTRT W Bantul
tahun 20200707, RaR ncanngagan Peraturan Daerah Istimimewewa Yoogygyakakara ta tahhunun 2013
tentntanang g TTata RRuang dan peraturan pendukung lainnya.
BABABB V V Pembahasan yakni analisis tentang kondisi perkekembanangagan Jalaan
DID .Paanjaitan dan Jalan Ali Maksum Yogyakarta yang disesuuaia kaan n dedenngan
peraaturan-peraturan yang telah dibahas pada Bab IV.
BAAB VI Kesimpulan dan Saran , yakni membahas secara singgkat teenntangg
hahasisill dari pembahahasasann dadann temuan-temuauann yayangng ddidapat setelahh mmelakukkanan
analisis serta memberikan masukkkakan n ssaran .